Download - Gon Si Rubah Kecil · petani, dan berbagai perbuatan jahil lainnya. Berikut ini adalah kejadian pada suatu musim gugur. Hujan terus menerus turun selama dua sampai tiga hari. Gon

Transcript

1

Gon Si Rubah Kecil

Naskah : Nankichi Niimi

Penterjemah : Juliarni Wibowo

1

Kisah ini d icer i takan oleh seorang kakek d i desaku, kakek Mohei , pada waktu

aku mas ih keci l . Pada zaman dahulu ka la , d i suatu daerah yang bernama

Nakayama, daerah yang t idak jauh dar i desa kami , terdapat sebuah is tana keci l

yang d id iami o leh seorang bangsawan bernama Nakayama.

Di suatu pegunungan yang t idak begitu jauh dar i Nakayama, t inggallah seekor

anak rubah keci l bernama Gon. Dia t inggal seorang dir i d i da lam sebuah lubang

d i daerah hutan lembab yang d i tumbuhi o leh tumbuhan paku lebat. Ba ik d i s iang

ataupun malam har i , Gon keluar menuju desa seki tarnya untuk berbuat jah i l .

2

Gon menggal i ub i dan membuangnya berserakan d i kebun, membakar polong

kanola yang sedang d i jemur, mencur i cabe yang d igantung di belakang rumah

petani, dan berbagai perbuatan jah i l la innya.

Ber ikut in i adalah kejadian pada suatu mus im gugur. Hujan terus menerus

turun se lama dua sampai t iga har i . Gon t idak dapat keluar , duduk berd iam d ir i d i

da lam lubang tempat t inggalnya.

Sete lah hujan reda, Gon merasa lega dan keluar dar i lubang tempat ti nggalnya.

Langit ter l ihat sangat cerah, tek. .tek. . tek. . tek. . tek. . terdengar nyaring suara

k icauan burung mozu.

Gon ber jalan mendekati pematang sungai desa. Di seki tarnya terdapat rumput

susuki . But i ran a i r hu jan yang menempel membuat mala inya berki lauan saat

terkena s inar matahar i . Ai r sungai yang b iasanya sediki t menjad i meluap

karena hujan yang turun selama tiga har i . Biasanya, rumput susuki dan kelompok

tumbuhan hagi yang terdapat di p ematang sungai tidak terbenam air , karena

hujan, tanaman tersebut rubuh, bertumpukan, dan terbenam lumpur. Gon pergi

ke arah hi l i r sungai melewati ja lan ber lumpur.

3

Pada saat Gon men gangkat wajahnya, d ia mel ihat seseorang di da lam sungai

sedang melakukan sesuatu. Agar tidak ketahuan, Gon mengendap -endap ke

daerah yang di tumbuhi rumput lebat. Dia mengint ip dar i daerah tersebut.

“Oh, bung Hyouju!” kata Gon. Hyouju mengangkat dan mel ipat ke a tas k imono

lusuhnya yang berwarna h i tam. Sambi l berada di da lam sungai dengan

kedalaman a i r sep inggang, d ia menangkap ikan dengan ja la har ik i r i ya i tu ja la

khusus yang dipasang mel intang d i da lam sungai . Hyouju memakai ikat kepala , d i

bagian samping wajahny a terdapat tah i la lat se lebar daun tumbuhan hagi .

T idak berselang lama, Hyouju , mengangkat ke luar dari da lam sungai bagian

ja la yang berbentuk sepert i kantung yang panjang. Di da lam k antung ja la

tersebut akar dan daun rumput, batang -batang kayu yang telah lapuk dan

la in - lain bercampur menjad i satu . Sesuatu berwarna putih , gemerlap bercahaya

juga ada di da lamnya. Sesuatu tersebut adalah belut dan ikan kisu yang besar .

Hyouju memasukkan se luruh is i kantung ja la ke da lam keranjang bambu.

Se lan jutnya, d ia mengikat mulut kantung ja la dan membenamkannya kembali ke

da lam sungai .

Hyouju membawa keranjang bambu ber is i ikan, ke luar dar i dalam sungai dan

meletakkannya di pematang. Kemudian d ia ber jalan menuju hulu sungai untuk

mencar i sesuatu.

4

Sete lah Hyouju pergi , Gon melompat keluar dar i da lam rumput dan mendekat i

keranjang bambu ber is i ikan. Kel ihatannya d ia ingin berbuat jah i l .

Gon, mengeluarkan ikan dar i dalam keranjang bambu, melempar ikan satu per

satu ke hi l i r sungai jauh dar i daerah ber ja la . Terdengar bunyi ‘byur’ saat ikan

jatuh ke da lam sungai . Ikan - ikan se lan jutnya menghi lang ke da lam a ir sungai

yang keruh.

Belut mendapat g i l i ran terakhir . Tubuhnya besar dan l ic in seh ingga su l i t untuk

d i tangkap dengan tangan. Gon menjad i t idak sabar , d ia memasukkan kepalanya

ke da lam keranjang bambu dan kemudian melahap kepala belut . S i belut

mengeluarkan bunyi “kyut” dan mel i l i tkan tubuhn ya d i leher Gon. Dengan

t iba-t iba datanglah Hyouju sambi l berteriak marah,” Hei , rubah pencur i .” Gon

terkejut , melompat dan ber lari . Dia berusaha melepaskan tubuh belut , tetap i

belut tetap mel i l i t erat d i lehernya. Se lan jutnya Gon melompat ke samping dan

lar i terb ir i t -bi r i t .

Gon berada d i bawah pohon han t idak jauh dar i lubang tempat t inggalnya .

D ia menoleh ke belakang, rupanya Hyouju t idak mengikutinya.

Gon merasa lega. Selan jutnya, d ia menggigi t dan menghancurkan kepala belut .

Akh irnya tubuh belut dapat ter lepas dar i lehernya. Gon meletakkan tubuh belut

d i atas rumput.

5

2

Sepuluh har i te lah ber lalu se jak kejad ian di sungai . Pada saat Gon melewati

bagian belakang rumah seorang petan i bernama Yasuke, di bawah pohon ich i j iku ,

i s tr i Yasuke sedang mewarnai hi tam giginya . Se lan jutnya, pada saat d ia melewati

belakang rumah Shinbei , s i pandai bes i , d ia melihat i s tri Sh inbei sedang

menipiskan rambutnya. Gon berp iki r , “Hm, sepert inya sedang ter jad i sesuatu di

desa. Apa ya? Apakah ada fest iva l mus im gugur ? Ka lau ada fest iva l past i

terdengar suara pukulan tabuh taiko dan a lunan seru ling , se lan jutnya yang

pal ing utama past i d ipasang umbu l-umbul d i ku i l .”

Sambi l terus berp iki r tentang hal tersebut, secara t idak sadar Gon sudah

berada d i depan rumah Hyouju . Terdapat sumur berwarna merah di belakang

rumahnya. Di da lam rumah ke ci l yang hampir roboh tersebut banyak orang

berkumpul . Para wani ta yang memakai k imono bagus dengan sapu tangan

tergantung d i bagian p inggang menyalakan tungku ap i d i belakang rumah.

Mereka merebus sesuatu di da lam per iuk besar . “Oh, ada upacara

pemakaman,”p iki r Gon. “Kemungkinan ada anggota keluarga Hyouju yang

meninggal dunia .”

Sete lah tengah hari , Gon pergi ke pekuburan desa. Dia ber l indung d i ba l ik

enam patung J izou. Cuaca cerah sekal i . Jauh d i seberang sana, atap genteng

is tana tampak mengki lap terkena cahaya matahari . D i pekuburan, kumpulan

bunga higan yang sedang mekar ter l ihat sepert i hamparan ka in merah. Dar i arah

desa terdengar k lonteng…klonteng . . .k lonteng…bunyi lonceng sebagai isyarat

d imula inya kegiatan pemakaman.

Akh irnya, i r ing - i r ingan pengantar jenazah yang berpakaian kimono put ih

mula i je las ter l ihat . Suara orang berb icara juga mula i je las terdengar.

I r ing- i r ingan pengantar jenazah memasuki pekuburan. Di jalan yang d i lewati o leh

6

i r ing- i r ingan tersebut , bunga Higan rusak ter in jak.

Gon ber j in j i t untuk melihatnya. Hyouju memakai pakaian kamishimo berwarna

put ih dan meletakkan papan n isan . Har i in i d ia terl ihat lesu padahal

sehari -har inya wajahnya merah sepert i warna ku li t ub i ja lar .

“Rupanya yang meninggal dunia adalah ibunya Hyouju ,” gumam Gon. Sambi l

memikirkan hal i tu Gon menarik kepalanya ke bawah.

Pada malam i tu , Gon terus berp iki r d i da lam lubang tempat t inggalnya .

“ Ibu Hyouju pa st i berkata ingin makan belut pada saat terbar ing saki t d i tempat

t idur . Oleh karena i tu Hyouju memasang ja la d i sungai . Tetapi aku te lah berbuat

jah i l dengan mencur i belutnya. Hyouju menjadi t idak bisa memberi makan belut

kepada ibunya , dan kemudian ibunya meninggal dunia . Kemungkinan sete lah

berkata ingin mak an belut…. ingin makan belut , ibunya meninggal dunia . Aduh

sedihnya, seandainya aku t idak berbuat jah i l pada saat i tu .”

7

3

Hyouju sedang menggi l ing gandum d i dekat sumur merah. Se lama in i

d ia h idup miskin bersama ibunya, karena ibunya te lah meninggal dunia ,

Hyouju menjad i seorang d iri . “Ooh, Hyouju hidup sendiri seperti

dir iku ,”gumam Gon dari belakang gudang.

Gon pergi meninggalkan gudang, saat ia ber ja lan , d ia mendengar suara

penjual ikan sarden. “ Ika n sarden….murah dan mas ih segar !”

Gon berlar i ke arah datangnya suara tersebut. Se lan jutnya, i s tri Yasuke

keluar dar i p intu belakang dan berkata, ”Pak, aku mau bel i ikanmu !”

Penjual ikan memarkir gerobak d i tep i ja lan . Selan jutnya d ia mengambi l

ikan sarden yang mengki lap dengan kedua tanga nnya dan masuk ke dalam

rumah Yasuke. Pada saat i tu , Gon mengambi l kesempatan untuk mencur i

5-6 ekor ikan dar i dalam keranjang. Dia menuju ke rumah Hyouju dan

melemparkan ikan sarden tersebut ke da lam rumah melalu i p intu belakang.

Se lan jutnya Gon pulang ke lubang tempat t inggalnya. Di tengah perja lanan,

d i atas bukit , dia menoleh ke belakang dan mel ihat Hyouju mas ih

menggi l ing padi d i dekat sumur. Hyouju ter l ihat keci l dar i ke jauhan.

Gon berp iki r d ia te lah berbuat satu kebaikan kepada Hyouju untuk

menutupi kesalahannya karena mencur i belut .

8

Keesokan har inya, Gon pergi ke gunung untuk memungut kastanye. Dengan

kedua tangan penuh dengan kastanye, Gon menuju ke rumah Hyouju . Dia

mengint ip dar i p intu belakang rumah dan me lihat Hyouju sedang makan s iang.

Hyouju memegang mangkok s ambi l mela mun. Ada yang aneh dengan wajah

Hyouju , terdapat luka gores di p ip inya. “Ada apa ya dengan Hyouju?”p iki r Gon.

Saat Gon memikirkan luka Hyouju, terdengar Hyouju mengeluhkan sesuatu,

“S iapa ya yang meletakkan ikan sa rden di rumahku?, akibatnya aku d ik i ra

pencuri dan aku d ipukul oleh penjual ikan sarden.”

Gon merasa bersa lah. “Kasihan sekal i Hyouju , d ipukul o leh penjual sarden

sampai mendapat luka gores sepert i i tu .”

Sambil terus berp iki r tentang luka Hyouju , Gon ber ja lan ke arah gudang,

meletakkan kastanye di p intu gudang , kemudian pergi .

Keesokan har inya dan hari -har i selan jutnya , d ia kembali mengumpulkan

kastanye dan meletakkannya d i rumah Hyouju . Kemudian pada hari selan jutnya,

se la in kastanye, Gon juga meletakkan 2-3 buah jamur Matsutake.

9

4

Pada suatu malam bulan purnama, Gon keluar untuk ja lan - ja lan . Dia melewati

ja lan d i bawah is tana tuan Nakayama. Belum begitu jauh ber jalan , dar i arah ja lan

sempit , ter l ihat bayangan orang. Suara orang berb icara terdengar o leh Gon.

Kr i i i ik… kr i i ik… kr i i i ik… terdengar je las suara jangkr ik.

Gon bersembunyi dan terus memperhatikan dari pinggir jalan . Suara orang yang

berb icara lambat laun terdengar je las . Mereka adalah Hyouju dan Kasuke, petan i

d i desa.

“Begin i . .Kasuke !” seru Hyouju .

“Ada apa?”

“Aku mengalami kejad ian yang aneh akh ir -akhir ini .”

“Oh ya! , ke jadian apa?”

“Sejak kematian ibuku, aku t idak tahu s iapa yang set iap hari memberiku

kastanye dan jamur Matsutake.”

”Hmm, s iapa ya?”

”Begitu lah, a ku t idak tahu s iapa orangnya dan kapan dia meletakkannya.”

Gon terus mengikut i mereka dar i belakang.

”Yang Benar?”

“Benar! , ka lau t idak percaya, datanglah ke rumahku besok. Akan kutunjukkan

kastanye i tu padamu.”

“ Hee , ada juga hal aneh sepert i in i ya .”

Se lan jutnya, mereka terus ber ja lan tanpa berb icara apapun.

Kasuke terkadang melihat ke belakang. Gon menjad i takut, d ia mengeci lkan

tubuhnya dan berd iam d iri . Kasuke t idak menyadar i keberadaan Gon dan terus

ber ja lan .

10

Akh irnya, mereka t iba di rumah Kich ibe dan segera masuk ke da lamnya.

Tok…tok…tok. . , terdeng ar bunyi banta lan kayu yang dipukul pada saat berdoa.

Cahaya keluar dar i bagian jendela yang d i tutupi dengan kertas . Bayangan orang

berkepala gundul yang sedang berakt iv i tas juga ter l ihat .

“Ooh, ada acara berdo ’a mengingat a jaran sang Budha!” kata Gon sambi l duduk

jongkok d i samping sumur. T idak lama kemudian , t iga orang la innya datang

berkunjung ke rumah Kichibe. Terdengar suara orang membaca ki tab a jaran

Budha dari da lam rumah.

11

5

Gon duduk jongkok di samping sumur sampai acara berdoa se lesai . Hyouju dan

Kasuke pulang ke rumah bersama -sama. Karena ingin mencur i dengar percakapan

mereka, Gon ber ja lan d i belakang. Dia melangkah pelan -pelan mengikut i

bayangan Hyouju .

Ket ika mereka tiba d i depan is tana, Kasu ke mula i berb icara.

“ Tentang cer i tamu tadi , kemungkinan i tu adalah perbuatan Tuhan.”

“Yang benar!” Hyouju terkejut sambi l menatap wajah Kasu ke.

“Aku merasa perbuatan i tu bukanlah perbuatan manus ia tetap i perbuatan Tuhan.

Karena kamu menjad i seorang d iri , Tuhan kas ihan melihatmu dan Dia

memberikan berbagai makanan kepadamu.”

“Apa iya?”

“Past i lah! , o leh karena i tu kamu harus berter imakas ih set iap har i kepada Tuhan.”

“Baiklah.”

“Kasuke, kamu sungguh menyebalkan! Akulah yang membawakan kastanye

dan jamur Matsutake, mengapa kamu menyuruh Hyouju berterima kas ih kepada

Tuhan , bukan kepadaku. Huuh , aku merasa d irugikan .”

12

6

Keesokan harinya, Gon membawa kastanye dan bern iat pergi ke rumah Hyouju .

Rupanya Hyouju sedang berada d i da lam gudang sedang menganyam ta l i . Gon

mengendap masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang.

Pada saat i tu , Hyouju mengangkat wajahnya. “Oh, rubah i tu masuk ke da lam

rumahku, bukannya i tu Gon si rubah jah i l yang mencur i belutku. Perbuatan jah i l

apa lagi yang akan d ia lakukan !”

“Uuuh, ba iklah .”

Hyouju berd iri , d ia pergi mengambi l senapan dar i da lam lumbung, kemudian

mengis i senapan tersebut dengan bubuk mes iu .

Se lan jut Hyouju ber ja lan per lahan, pada saat Gon keluar dar i p intu rumahnya,

doooor, d ia menembaknya. Gon, jatuh terku lai . Hyouju berlar i mendekat. Dia

mel ihat ke da lam rumah dan menemukan seonggok kastanye t ergeletak d i dekat

p intu .

“Oh,”seru Hyouju sambi l mel ihat ke arah Gon.

13

“Gon, rupanya kamu yang se la lu membawakan kastanye untukku.”

Gon menganguk dengan mata terpejam.

Hyouju menjatuhkan senapannya. Asap berwarna biru masih ter l ihat ke luar dar i

mulut senapan.