Gizi Seimbang Bagi Anak Remaja

54
GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA & dEWASA Gizi seimbang bagi anak remaja dan dewasa PENGERTIAN GIZI SEIMBANG Periode adolensiadi tandai dengan pertumbuhan yang cepat baik tinggi badan maupun berat badan .pada periode ini kebutuhan zat gizi tinggi karna berhubungan dengan besar tubuh. Pertumbuhan yang cepat : a.anak perempuan:antara 10-12tahun b.anak laki antara 12-14 tahun permulaan tumbuh pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung individualnya.pertumbuhan yang cepat biasanya di iringi oleh pertumbuhan aktifitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula. Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai lebih dari 20 tahun maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah berhenti.ini berarti makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh,tetapi untuk mempertahankan keaadan gizi yang sudah di dapat atau membuat gizi lebih baik.oleh karena itukebutuhan akan unsur unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan,kecuali jika terjadi kelainan kelainan pasda tubuhnya seperti sakitdan seebagainya sehingga menggharuska dia mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya. Diantara faktor faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja dan dewasa: a.ekonomi b.pekerjaan

description

Ilmu Gizi

Transcript of Gizi Seimbang Bagi Anak Remaja

GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA &dEWASA

Gizi seimbang bagi anak remaja dan dewasa

PENGERTIAN GIZI SEIMBANG

Periode adolensiadi tandai dengan pertumbuhan yang cepat baik tinggi badan maupun berat badan .pada periode ini kebutuhan zat gizi tinggi karna berhubungan dengan besar tubuh.

Pertumbuhan yang cepat :

a.anak perempuan:antara 10-12tahun

b.anak laki antara 12-14 tahun

permulaan tumbuh pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung individualnya.pertumbuhan yang cepat biasanya di iringi oleh pertumbuhan aktifitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.

Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai lebih dari 20 tahun maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah berhenti.ini berarti makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh,tetapi untuk mempertahankan keaadan gizi yang sudah di dapat atau membuat gizi lebih baik.oleh karena itukebutuhan akan unsur unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan,kecuali jika terjadi kelainan kelainan pasda tubuhnya seperti sakitdan seebagainya sehingga menggharuska dia mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.

Diantara faktor faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja dan dewasa:a.ekonomi

b.pekerjaan

c.pendidikan

d.lingkungan

data terbaru dari kesehatan nasional dan survei pengujian ilmu gizi(NHNES) menyatakan bahwakonsumsi energi wanita dari umur 11-51 tahun berpariasi ,dari kalori rendah(sekitar 1359) sampai kalori tinggi (1958 kalori).

Seseorang hendaknya mengkonsumsi makanan dengan mempertimbangkan kadar lemak kurang dari 30% dan tinggi kalsium sekitar 800-1200mg per hari dan juga harus memperhatikan unsur sodium,cara pengolahan makanan danperlu membatasi makanan kaleng atau makanan dalam kotak.

Kebutuhan gizi seimbang

Bagi para remaja harus di dorong untuk memilih makanan yang sehat,karna makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.kekurangan konsumsi makanan,baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh tergangggu.

Diantara hal hal yang perlu di penuhi :

a. energikebutuhan energi di perlukan untuk kegiatan sehari hari maupun untuk prosen metabolisme tubuh.cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat di lihat dari berat badan seseorang.pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuhan energinya sekitar 50-60 kal per kg berat badan perhari. Dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal per kg berat badan perhari

b. proteinkebutuhan protein meningkat karna proses tumbuh kembang berlangsung cepat.jika asupan energi terbatas atau kurang,protein akan di pergunakan sebagai energi.

Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50g per hari ,13-15 tahun sekitar 57g per hari dan usia 16-18 tahun adalah 55g per hari.sumber protein terdapat dalam aging,jeroan, ikan,keju,kerang, dan uadang.sedangkan protein nabai terdapat pada kacang kacangan ,tempe dan tahu

c. lemaklemak dapat di peroleh dari daging berlemak , jeroan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan di simpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu di perlukan.asupan lemakyang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang di konsumsi tidak mencukupi,karna satu gram lemak menghasilkan 9 kalori.

d.vit dan mineralkebutuhan vitami dan mineral pada saad ini cukup meningkat.gol vit b yaitu vit b1(diamin),vit b2(riboflafin) sedangkan niasin di perlukan dalam metabolisme energi.zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam polat dan vit b12.vitamin di perlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh atau tulang. Selain itu agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik , maka kebutuhan vit a,c,dan e juga di perlukan.

e.fe(zat besi)kekurangan fe atau zat besi dapat menimbulkan kekurangan darah yang di kenal dengan kekurangan gizi bezi( AGB). Zat besi terkandung pada sayuran berwarna hijau,kacang kacangan ,hati,telur,dan daging.fe lebih baik di konsumsi bersanma vit c, karena akan mudah terabsorbsi pengaruh status gizi

Masalah yang sering di hadapi anak remaja:

a.sering jajan di rumah ( makanan rendah gizi )

b.terburu buru tidak sarapan sehingga menyebabkan hipoglekemi dan menyebabkan konsentrasi rendah.

c.aktifitas banyak sehingga menyebabkan makan tidak teratur.

d.perhatian terhadap bentuk badan membuat remaja diit dengan cara sendiri

TUJUAN DIIT PADA REMAJA:a. untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan mental yang optimal

b.memberikan nutrisi yang seimbang sesuai aktifitas dan kondisi Kesehatan

c.edukatif tentang gizi

TUJUAN DIIT PADA DEWASA:a.memberikan nutrisi yang seimbang untuk membantu mempertahankan kesehatan yang optimal

b.untuk memelihara kesehatan dan mengganti jaringan tubuh yang rusak

c.untuk bekerja

d.memperlambat/mencegah penyakit degeneratif

MASALAH GIZI PADA ANAK REMAJA ADALAH:a.gizi lebih

b.gizi kurang

c.anemi defisiensi fe

angka kecukupan gizi yang di anjurkan:pada pria:Gol umur( tahun)Energi(kal)Protein(Gr)Ca(mg)Fe(Mg)Vit. A(IU )Vit.B(Mg)Vit.C(Mg)

7-91900375001024000,820

10-121950467001034500,930

13-152100567001840000,930

16-192600586001540001,030

20-39253051500940001,030

40-59247051500940001,030

>60202051500940000,930

Wanita

10-12Energi

(kal)

1700Protein(Gr)49Ca

(mg)

700Fe(mg)12Vit A(IU)3450Vit B(mg)0,8Vit C(mg)30

13-151900567002435000.830

16-191950466002435000,830

20-391880405002835000,830

40-591740405001235000,730

>60150040500835000,630

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi

1. Pertumbuhan

a) Pertumbuhan di tandai dengan bertambahnya materi penyusun badan dan bagian bagiannya.fase ini di mulai dari dalam kandungan sampai usia remaja.kebutuhan nutrisi sangat penting untuk pertumbuhan tubuh agar terbentuk tulang,otot yang kuat ,cadangan lemak yang cukup untuk melindungi tubuh dan organ organnya.

b) Perkembangan motorik pada anak dan renaja merangsang anak dan remaja untuk mulai kritis dalam memilih makanan.

c) Dewasa nutrisi tidak untuk pertumbuhan ,hanya untuk bekerja dan mempertahankan kesehatan agar optimal.

1. Umur

a) Pada usia muda di perlukan untuk pertumbuhan.semakin tua kebutuhan energi dan nutrisi lainnya mulai berkurang.setelah usia 20 tahun proses metabolisme berangsur angsur turun secara teratur dan keutuhan nutrisi pun menurun.

b) Mulai umur 20 tahun kebutuhan nutrisi antar laki laki dan perempuan mulai di bedakan.

1. Jenis kegiatan dan ukuran tubuh

a) Semakin aktifitas fisik yang di lakukan maka kebutuhan energi dan nutrisi lainnya semakin banyak.

b) Pada usia anak dan remaja nutrisi di perlikan untuk beraktifitas pada dewasa untuk bekerja ,pada lansia untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan.

1. Keadaan atau fisiologis tubuh

a) Pada keadaan sakit seperti infeksi atau demam akan terjadi perubahan metabolisme pada saat ini di perlukan asupan protein tinggi dan nutrisi lainnya.

b) Pada kondisi hamil dan menyusui di perlukan peningkatan asupan nutrisibaik kualitas maupun kuantitasnya.

c) Pada kondisi haid di perlukan peningkatan asupan makanan sumber pembentukan sel darah merah antara lain protein ,fe,vitamin C,Vitamin b12,Asam folatuntuk hindari anamia

1. Lingkungan sosial ekonomi

2. Kebiasaan keluarga

Kebutuhan Gizi Remaja

by manjilala 25/06/2012 | 8:25 7 Posted in Gizi Remaja

Periode remaja merupakan salah satu tahapan kehidupan seseorang dimana pertumbuhan berat badan dan tinggi badan mengalami puncaknya. Untuk mendukung proses pertumbuhan yang cepat ini maka seorang remaja membutuhkan dukungan zat gizi yang cukup.

Remaja yang memiliki asupan gizi yang cukup akan memiliki kondisi tubuh yang lebih sehat, menjalani aktifitas sehari-hari dengan baik apakah di rumah maupun di sekolah serta jarang mengalami sakit. Lalu bagaimana cara mengetahui kebutuhan gizi remaja?, berikut uraian siangkatnya.

KEBUTUHAN ENERGIEnergi sangat dibutuhkan oleh remaja untuk mendukung aktifitas sehari-hari serta dibutuhkan untuk proses matabolisme tubuh. Ada banyak cara yang bisa anda gunakan untuk menghitung kebutuhan gizi remaja, antara lain :

Cara pertama : Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Indonesia sudah memiliki table AKG yang terdiri atas kecukupan beberapa zat gizi bagi orang Indonesia mulai umur bayi sampai lansia. Berdasarkan table AKG, remaja memiliki kebutuhan energy sebesar :

Umur 10-12 tahun : 2050 kkal

Umur 13-15 tahun : 2400 kkal

Umur 16-18 tahun : 2600 kkal

Cara kedua : Menggunakan rumus berdasarkan berat badan

Salah satu cara untuk menghitung kecukupan energy remaja ialah dengan menggunakan rumus berikut :

Remaja putri Umur 10-12 tahun : 50-60 kkal/kg berat badan/hari

Umur 13-18 tahun : 40-50 kkal/kg berat badan/hari

Remaja putra Umur 10-12 tahun : 55-60 kkal/kg berat badan/hari

Umur 13-18 tahun : 45-55 kkal/kg berat badan/hari

KEBUTUHAN PROTEINProtein tidak hanya digunakan untuk proses pertumbuhan pada remaja, akan tetapi juga sebagai cadangan energy jika asupan energy terbatas atau kurang. Kecukupan protein pada remaja bisa diketahui dengan dua cara yaitu sebagai berikut :

Cara pertama : Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Umur 10-11 tahun : 50 gr

Umur 13-15 tahun : 60 gr

Umur 16-18 tahun : 65 gr

Cara kedua : Menggunakan pedoman berikut

Umur 10-12 tahun : 40 gr/hari (putra) | 50 gr/hari (putri)

Umur 13-15 tahun : 60 gr/hari (putra) | 57 gr/hari (putri)

Umur 16-18 tahun : 65 gr/hari (putra) | 50 gr/hari (putri)

KEBUTUHAN LEMAK DAN KARBOHIDRATKebutuhan lemak bagi remaja sebesar 25-30% dari kebutuhan kalori, sedangkan untuk karbohidrat sekitar 55-70% dari kebututhan kalori. Misalnya seorang remaja putri berusia 12 tahun. Jika ia memiliki kebutuhan energy sebesar 2050 kkal, dan anda mmeilih kebutuhan lemak sebesar 30% dan karbohidrat sebesar 55%, maka kebutuhan lemak dan karbohidrat sebagai berikut :

Kebutuhan lemak : (0.30 x 2050 kkal)/9 = 68.3 gr

Kebutuhan karbohidrat : (0.55 x 2050 kkal)/4 = 281.9 gr

KEBUTUHAN VITAMIN DAN MINERALRemaja membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup karena sangat berhubungan dengan proses pertumbuhan remaja serta kondisi pubertas yang dialami saat ini. Khusus untuk kebutuhan vitamin dan mineral, anda bisa menggunakan table AKG.

Nah saudarakau, sudah tau kebutuhan gizimu, ayo di hitung ya agar kamu bisa mengatur asupan makanan sehari-hari, tentunya agar kamu bisa tetap sehat dan menjalani aktifitas sehar-hari dengan baik.

Sumber :

Kuniasih, dedeh, dkk (2010) Sehat & bugar berkat gizi seimbang. Penerbit buku gramedia. Jakarta.

Setiawan, dkk dalam Soekirman, dkk (2004). Prosiding Angka Kecukupan Gizi dan Acuan Label Gizi, Widya Karya Nasioanl Pangan dan GiziVIII 2004, Jakarta.

Related Posts

Tips Makan Sehat di Hari Raya Puasa dikenal sebagai salah satu metode yang paling efektif untuk membersihkan tubuh dari toksin,

Makan Beraneka Ragam itu Penting Saudarakau, tahukah kamu, tidak ada satupun makanan di dunia ini yang memiliki kandungan gizi

manjilala

- See more at: http://manjilala.info/kebutuhan-gizi-remaja/#sthash.ab1tsAW6.dpuf

Fenomena pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal karena nutrisi dan pertumbuhan merupakan hubungan integral. Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada masa ini dapat berakibat terlambatnya pematangan seksual dan hambatan pertumbuhan linear. Pada masa ini pula nutrisi penting untuk mencegah terjadinya penyakit kronik yang terkait nutrisi pada masa dewasa kelak, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker dan osteoporosis.

Sebelum masa remaja, kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan tidak dibedakan, tetapi pada masa remaja terjadi perubahan biologik dan fisiologik tubuh yang spesifik sesuai gender (gender specific) sehingga kebutuhan nutrienpun menjadi berlainan. Sebagai contoh, remaja perempuan membutuhkan zat besi lebih banyak karena mengalami menstruasi setiap bulan.

Selain perubahan biologik dan fisiologik, remaja juga mengalami perubahan psikologik dan sosial. Terdapat variasi waktu dan lamanya berlangsung masa transisi dari anak menjadi manusia dewasa yang dipengaruhi oleh faktor sosio-kultural dan ekonomi. Selain itu, remaja bukanlah kelompok yang homogen walaupun berada dalam lingkungan sosio-kultural yang sama dengan variasi lebar dalam hal perkembangan, maturitas dan gaya hidup. Penelitian Blum (1991) pada remaja 15-18 tahun, didapatkan bahwa remaja lelaki lebih percaya diri, merasa lebih bahagia dan sehat serta lebih tidak rentan dibandingkan remaja perempuan yang cenderung merasa kurang puas akan keadaan tubuhnya, kepribadian serta kesehatannya.

Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah.

Kebutuhan nutrisiTingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan perubahan dan pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi badan), massa tubuh serta komposisi tubuh sebagai berikut:

Tinggi badan

Sekitar 15 20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa remaja.

Percepatan tumbuh anak lelaki terjadi lebih belakangan serta puncak ypercepatan lebih tinggi dibanding anak perempuan. Pertumbuhan linear dapat melambat atau terhambat bila kecukupan makanan / energi sangat kurang atau energy expenditure meningkat misal pada atlet.

Berat badan

Sekitar 25 50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada masa remaja.

Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat dipengaruhi yasupan makanan / energi dan energy expenditure.

Komposisi tubuh

Pada masa pra-pubertas proporsi jaringan lemak dan otot maupun massa ytubuh tanpa lemak (lean body mass) pada anak lelaki dan perempuan sama.

Anak lelaki yang sedang tumbuh pesat, penambahan jaringan otot lebih ybanyak daripada jaringan lemak secara proporsional, demikian pula massa tubuh tanpa lemak dibanding anak perempuan.

Jumlah jaringan lemak tubuh pada orang dewasa normal adalah 23% pada yperempuan dan 15% pada lelaki.

Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja dan pada yakhir dekade ke-dua kehidupan 90% massa tulang tercapai.

Terjadi kegagalan penambahan massa tulang pada perempuan dengan ypubertas terlambat sehingga kepadatan tulang lebih rendah pada masa dewasa. Nutrisi merupakan salah satu faktor lingkungan yang turut menentukan awitan pubertas.

Pemantauan pertumbuhan selama pubertas dapat menggunakan indeks TB/U, BB/TB dan IMT/U (indeks massa tubuh menurut umur). Rumus IMT = BB/TB.

Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal di bawah ini:

1. Mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif serta maturasi seksual.

2. Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.

3. Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan kanker.

4. Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.

Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat serta perkembangan dan maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hal yang mutlak dan hakiki. Defisiensi energi dan nutrien yang terjadi pada masa ini dapat berdampak negatif yang dapat melanjut sampai dewasa. Kebutuhan nutrisi remaja dibahas berikut ini:

EnergiKebutuhan energi remaja dipengaruhi oleh aktivitas, metabolisme basal dan peningkatan kebutuhan untuk menunjang percepatan tumbuh-kembang masa remaja. Metabolisme basal (MB) sangat berhubungan erat dengan jumlah massa tubuh tanpa lemak (lean body mass) sehingga MB pada lelaki lebih tinggi daripada perempuan yang komposisi tubuhnya mengandung lemak lebih banyak. Karena usia saat terjadinya percepatan tumbuh sangat bervariasi, maka perhitungan kebutuhan energi berdasarkan tinggi badan (TB) akan lebih sesuai.

Percepatan tumbuh pada remaja sangat rentan terhadap kekurangan energi dan nutrien sehingga kekurangan energi dan nutrien kronik pada masa ini dapat berakibat terjadinya keterlambatan pubertas dan atau hambatan pertumbuhan.

ProteinKebutuhan protein pada remaja ditentukan oleh jumlah protein untuk rumatan masa tubuh tanpa lemak dan jumlah protein yang dibutuhkan untuk peningkatan massa tubuh tanpa lemak selama percepatan tumbuh. Kebutuhan protein tertinggi pada saat puncak percepatan tinggi terjadi (perempuan 11-14 tahun, lelaki 15-18 tahun) dan kekurangan asupan protein secara konsisten pada masa ini dapat berakibat pertumbuhan linear berkurang, keterlambatan maturasi seksual serta berkurangnya akumulasi massa tubuh tanpa lemak.

KarbohidratKarbohidrat merupakan sumber energi utama dalam makanan, selain juga sebagai sumber serat makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 50% atau lebih dari energi total serta tidak lebih dari 10-25% berasal dari karbohidrat sederhana seperti sukrosa atau fruktosa.

Di Amerika Serikat, konsumsi minuman ringan (soft drinks) memasok lebih dari 12% kalori yang berasal dari karbohidrat dan konsumsinya meningkat 3 kali lipat pada dua dekade terakhir ini. Penelitian Josep di Jakarta (2010) pada remaja siswa SMP didapatkan bahwa siswa yang mengonsumsi minuman bersoda 3-4 kali per minggu berisiko untuk terjadi gizi lebih.

LemakTubuh manusia memerlukan lemak dan asam lemak esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Pedoman makanan di berbagai negara termasuk Indonesia (gizi seimbang), menganjurkan konsumsi lemak tidak lebih dari 30% dari energi total dan tidak lebih dari 10% berasal dari lemak jenuh.

Sumber utama lemak dan lemak jenuh adalah susu, daging (berlemak), keju, mentega / margarin, dan makanan seperti cake, donat, kue sejenis dan es krim, dan lain-lain.

MineralKalsium (Ca). Kebutuhan kalsium pada masa remaja merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu kehidupan karena remaja mengalami pertumbuhan skeletal yang dramatis. Sekitar 45% dari puncak pembentukan massa tulang berlangsung pada masa remaja, sehingga kecukupan asupan kalsium menjadi sangat penting untuk kepadatan masa tulang serta mencegah risiko fraktur dan osteoporosis. Pada usia 17 tahun, remaja telah mencapai hampir 90% dari masa tulang dewasa, sehingga masa remaja merupakan peluang (window of opportunity) untuk perkembangan optimal tulang dan kesehatan masa depan.

Angka kecukupan asupan kalsium yang dianjurkan untuk kelompok remaja adalah 1.300 mg per hari. Susu merupakan sumber kalsium terbaik, disusul keju, es krim, yogurt. Kini banyak makanan dan minuman yang difortifikasi dengan kalsium yang setara dengan kandungan kalsium pada susu (300mg per saji). Terdapat pula kalsium dalam bentuk sediaan farmasi (dalam bentuk karbonat, sitrat, laktat atau fosfat) dengan absorpsi sekitar 25-35%. Preparat kalsium akan diabsorpsi lebih efisien bila dikonsumsi bersama makanan dengan dosis tidak lebih dari 500 mg.

Zat besi (Fe). Seperti halnya kalsium, kebutuhan zat besi pada remaja baik perempuan maupun lelaki meningkat sejalan dengan cepatnya pertumbuhan dan bertambahnya massa otot dan volume darah. Pada remaja perempuan kebutuhan lebih banyak dengan adanya menstruasi. Kebutuhan pada remaja lelaki 10-12 mg/hari dan perempuan 15 mg/hari. Besi dalam bentuk heme yangterdapat pada sumber hewani lebih mudah diserap dibanding besi non-heme yang terdapat pada biji-bijian atau sayuran.

Seng (Zn).Seng berperan sebagai metalo-enzyme pada proses metabolisme serta penting pada pembentukan protein dan ekspresi gen. Konsumsi seng yang adekuat penting untuk proses percepatan tumbuh dan maturasi seksual. Seperti halnya dengan kekurangan energi dan protein, kekurangan seng dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan dan kematangan seksual. Daging merah, kerang dan biji-bijian utuh merupakan sumber seng yang baik.

VitaminVitamin A. Selain penting untuk fungsi penglihatan, vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan, reproduksi dan fungsi imunologik. Kekurangan vitamin A awal ditandai dengan adanya buta senja. Sumber vitamin A utama : serealia siap saji, susu, wortel, margarin dan keju. Sumber - karoten sebagai pro-vitamin A yang sering dikonsumsi remaja berupa wortel, tomat, bayam dan sayuran hijau lain, ubi jalar merah dan susu.

Vitamin E. Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang penting pada remaja karena pesatnya pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi makanan yang mengandung vitamin E merupakan tantangan karena makanan sumber vitamin E umumnya mengandung lemak tinggi.

Vitamin C . Keterlibatannya dalam pembentukan kolagen dan jaringan ikat menyebabkan vitamin ini menjadi penting pada masa percepatan pertumbuhan dan perkembangan. Status vitamin C pada remaja perokok lebih rendah walaupun telah mengonsumsinya dalam jumlah cukup dikarenakan stres oksidatif sehingga mereka memerlukan tambahan vitamin C hingga 35 mg per hari.

Folat. Folat berperan pada sintesis DNA, RNA dan protein sehingga kebutuhan folat meningkat pada masa remaja. Kekurangan folat menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan kecukupan folat pada masa sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi kejadian spina bifida pada bayi.

Lain-lainSerat (fiber). Serat makanan penting untuk menjaga fungsi normal usus dan mungkin berperan dalam pencegahan penyakit kronik seperti kanker, penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus tipe-2. Asupan serat yang cukup juga diduga dapat menurunkan kadar kolesterol darah, menjaga kadar gula darah dan mengurangi risiko terjadinya obesitas. Kebutuhan serat per hari dapat dihitung dengan rumus : ( umur + 5 ) gram dengan batas atas sebesar ( umur + 10 ) gram.

Masalah nutrisi pada remajaMasalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah dan gaya hidup.

Laporan hasil beberapa penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kebanyakan remaja kekurangan vitamin dan mineral dalam makanannya antara lain folat, vitamin A dan E, Fe, Zn, Mg, kalsium dan serat. Hal ini lebih nyata pada perempuan dibanding lelaki, tetapi sebaliknya tentang asupan makanan yang berlebih (lemak total, lemak jenuh, kolesterol, garam dan gula) terjadi lebih banyak pada lelaki daripada perempuan.

Isu masalah nutrisi pada remaja1. Defisiensi besi, anemia defisiensi besi dan defisiensi mikronutrien lain.Anemia merupakan masalah nutrisi utama pada remaja dan umumnya pola makan salah sebagai penyebabnya di samping infeksi dan menstruasi. Prevalensi anemia pada remaja cukup tinggi. Sukarjo dkk di Jawa Timur (2001) mendapatkan prevalensi sebesar 25.8% pada remaja perempuan dan 12.1% pada remaja lelaki usia 12-15 tahun, sedangkan laporan Sunarno dan Untoro (2002) pada SKRT 1995 menunjukkan angka 45.8% dan 57.1% masing-masing pada anak sekolah lelaki dan perempuan usia 10-14 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan defisiensi besi dengan gangguan proses kognitif yang membaik setelah mendapat suplementasi zat besi.

2. Gizi kurang dan perawakan pendekPerawakan pendek pada remaja seringkali ditemukan pada populasi dengan kejadian malnutrisi tinggi, prevalensi berkisar antara 27 - 65% pada 11 studi oleh ICRW (International Centre for Research on Women). Gizi kurang kronik yang mengakibatkan perawakan pendek merupakan penyebab terjadinya hambatan pertumbuhan dan maturasi, memperbesar risiko obstetrik, dan berkurangnya kapasitas kerja.

3. ObesitasObesitas pada masa remaja cenderung menetap hingga dewasa dan makin lama obesitas berlangsung makin besar korelasinya dengan mortalitas dan morbiditas. Obesitas sentral (rasio lingkar pinggang dengan panggul) terbukti berkorelasi terbalik dengan profil lipid padal penelitian longitudinal Bogalusa. Obesitas juga menimbulkan masalah besar kesehatan dan sosial, dan pengobatan tidak saja memerlukan biaya tinggi tetapi seringkali juga tidak efektif. Karenanya pencegahan obesitas menjadi sangat penting dan remaja merupakan target utama.

4. Perilaku dan pola makan remaja.Pola makan remaja seringkali tidak menentu yang merupakan risiko terjadinya masalah nutrisi. Bila tidak ada masalah ekonomi ataupun keterbatasan pangan, maka faktor psiko-sosial merupakan penentu dalam memilih makanan. Gambaran khas pada remaja yaitu : pencarian identitas, upaya untuk ketidaktergantungan dan diterima lingkungannya, kepedulian akan penampilan, rentan terhadap masalah komersial dan tekanan dari teman sekelompok (peer group) serta kurang peduli akan masalah kesehatan, akan mendorong remaja kepada pola makan yang tidak menentu tersebut. Kebiasaan makan yang sering terlihat pada remaja antara lain ngemil (biasanya makanan padat kalori), melewatkan waktu makan terutama sarapan pagi, waktu makan tidak teratur, sering makan fast foods, jarang mengonsumsi sayur dan buah ataupun produk peternakan (dairy foods) serta diet yang salah pada remaja perempuan. Hal tersebut dapt mengakibatkan asupan makanan tidak sesuai kebutuhan dan gizi seimbang dengan akibatnya terjadi gizi kurang atau malahan sebaliknya asupan makanan berlebihan menjadi obesitas. Remaja perempuan cenderung pada asupan makanan yang kurang, terlebih bila terjadi kehamilan.Di negara berkembang, sering terjadi gangguan perilaku makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia terutama pada perempuan yang berkorelasi dengan body image yang negatif. Karenanya penting membangun body image dan self esteem yang positif pada remaja dalam upaya promosi kesehatan dan gizi serta pencegahan obesitas.

RingkasanFenomena pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal. Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada masa ini dapat berakibat terlambatnya pematangan seksual dan hambatan pertumbuhan linear.

Pada masa ini pula nutrisi penting untuk mencegah terjadinya penyakit kronik yang terkait nutrisi pada masa dewasa kelak, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker dan osteoporosis.

Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah dan gaya hidup.

Daftar Bacaan1. Stang J, Story M (eds) Guidelines for Adolescent Nutrition Service (2005) diunduh dari http://www.epi.umn.edu/let/pubs/adol_book.htm

2. Blum RW. Global trends in adolescent health. J Amer Med Assoc 1991;265:2711-9

3. Haider R. Adolescent Nutrition: A review of the Situation in Selected South-East Asian Countries. WHO 2006.

4. Story M, Stang J. Nutrition needs of adolescents. In: Stang J, Story M (eds) Guidelines for Adolescent Nutrition Service (2005) diunduh dari http://www.epi.umn.edu/let/pubs/adol_book.htm

5. Rome ES, Vazquez IM, Blazar NE. Adolescence: healthy and disordered eating. Dalam: Walker WA, Watkins JB, Duggan C, penyunting. Nutrition in pediatrics: basic science and applications. Edisi ke-3. London: Decker, 2003. h. 861-77

6. Kennedy E, Goldberg J. What are American children eating? Implication for public policy. Nutr Rev 1995;53(5):111-26

7. Harrington S. The Role of Sugar-Sweetened Beverage Consumption in Adolescent Obesity: A Review of the Literature. The Journal of School Nursing 2008;24(1):3-12

8. Josep R. Hubungan antara indeks massa tubuh dengan perilaku konsumsi minuman manis pada siswa SMP : Sebuah survei di salah satu SMP swasta di Jakarta. Tugas penelitian di Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Dept I.Kesehatan Anak, FKUI (2010)

9. Soekarjo DD, de Pee S, Bloem MW, et al. Socio-economic status and puberty are the main factors detemining anaemia in adolescent girls and boys in East-Java, Indonesia. Eur J Clin Nutr. 2001;55(11):932-9

10. Sunarno RW, Untoro R. Paper dipresentasikan di WHO Regional Meeting on Adolescent Nutrition ln Chandigarh, India, 16-17 September 2002.

11. Nelson M. Anaemia in adolescent girls: effects on cognitive function and activity. Proc Nutr Soc 1996;55:359-67

12. Kurz KM, Johnson-Welch C. The nutrition and lives of adolescents in developing countries: Findings from the nutrition of adolescent girls research program. ICRW , 1994. Dikutip dari Delisle H. Should adolescents be specifically targeted for nutrition in developing countries? To addresswhich problem and how? Diunduh dari http://www.idpas.org/pdf/1803ShouldAdolescentBeTargeted.pdf

13. Freedman DS, Dietz WH, Srinivasan SR, Berenson GS. The Relation of Overweight to Cardiovascular Risk Factors Among Children and Adolescents: The Bogalusa Heart Study Pediatrics 1999;103(6):1175-82

14. Delisle H. Should adolescents be specifically targeted for nutrition in developing countries? To addresswhich problem and how? Diunduh dari http://www.idpas.org/pdf/1803ShouldAdolescentBeTargeted.pdf

Penulis : Satgas Remaja IDAI

Sumber : Buku Bunga Rampai Keseharan Remaja

MAKALAH GIZI PADA REMAJA

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangMasa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.

Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri. Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan darah. Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi remaja.

Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR, penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah menunjukkan kelompok remaja mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau kurus. Prevalensi anemi berkisar antara 40%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kurus berkisar antara 30%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi masalah gizi tersebut membantu upaya penanggulangannya dan lebih terpengaruh dan terfokus.

B. Rumusan Masalah1. Apa saja masalah gizi pada remaja ?

2. Apa yang menyebabkan masalah gizi pada remaja bisa terjadi ?

3. Bagaimana pola makan dan kebutuhan energi pada masa remaja ?

4. Bagaimana cara mengatasi supaya masalah gizi pada remaja tidak terjadi ?

C. Tujuan Penulisan Makalah1. Mendeskripsikan tentang masalah gizi pada remaja.

2. Mendeskripsikan tentang penyebab masalah gizi pada remaja bisa terjadi.

3. Mendeskripsikan pola makan dan kebutuhan energi pada masa remaja.

4. Mendeskripsikan tentang cara mengatasi supaya masalah gizi pada remaja tidak terjadi.

D. Manfaat Penulisan Makalaha. Bagi Penulis

Membantu penulis mengetahui dan memahami secara mendalam tentang kebutuhan gizi remaja.

b. Bagi Remaja

Membantu remaja untuk mengetahui betapa pentingnya pemenuhan gizi dalam kehidupannya sehari-hari.

BAB IIPEMBAHASANA. Masalah Gizi pada Remaja1. Obesitas

Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, dengan demikian dapat membantu menurunkan berat badan, disamping itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanan/kue-kue.

2. Kurang energi kronis

Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit. Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.

3. Anemia

Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen. Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki. Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi. Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan maknan yang tinggi vitamin C membantu penyerapan zat besi.

B. Penyebab Masalah Gizi pada RemajaPada usia sekolah, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun mental, seperti bermain, belajar, berolah raga. Zat gizi akan membantu meningkatkan kesehatan tubuh anak, sehingga sistem pertahanan tubuhnya pun baik dan tidak mudah terserang penyakit. Umumnya orangtua kurang memperhatikan kegiatan makan anaknya lagi. Mereka beranggapan bahwa anak seusia ini sudah tahu kapan ia harus makan. Di samping itu, anak mulai banyak melakukan kegiatan di luar rumah, sehingga agak sulit mengawasi jenis makanan apa saja yang mereka makan.

Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi dibanding anak balita. Diperlukan tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat besi, sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali waktu makan, yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan selingan. Perlu ditekankan pentingnya sarapan supaya dapat berpikir dengan baik dan menghindari hipoglikemi. Bila jajan harus diperhatikan kebersihan makanan supaya tidak tertular penyakit tifoid, disentri, dan lain-lain. Anak remaja putri sudah mulai haid, sehingga diperlukan tambahan zat besi.

C. Pola Makan dan Kebutuhan Energi pada Masa Remaja Pola Makan Masa Remaja :

1) Pengalaman baru, kegembiraan di sekolah, rasa takut terlambat sekolah. Mengakibatkan anak sering menyimpang dari kebiasaan makannya.

2) Anak lebih aktif memilih makanan yang disukainya.

3) Anak yang memiliki aktifitas tinggi di luar rumah cenderung melupakan waktu makan.

4) Masa remaja merupakan masa adoloseence growth spurt ( butuh zat gizi yang relative tinggi ).

Kebutuhan Energi untuk Remaja :

1) Putra

Usia 16 tahun memerlukan energi 3.470 kkal

Usia 16-19 tahun menurun menjadi 2.900 kkal

2) Putri

Usia 12 tahun memerlukan energy 2.550 kkal

Usia 18 tahun menurun menjadi 2.200 kkal

3) Perhitungan sederhana untuk kebutuhan energi pada remaja

Wanita = BBI x 25 kal

Pria = BBI x 30 kal

BI = ( TB 100 ) 10% ( TB-100)

4) Penilaian status gizi untuk usia < 18 tahun

Status gizi = BB/BBI x 100 %

Untuk yang status gizinya kurang dari 90% yang status gizinya diantara 90%-100% berarti(berarti underweight, untuk normal, antara 100%-120% berarti overweight, dan yang lebih dari 120% berarti obesitas.

Perilaku Konsumsi Gizi yang Salah pada Remaja SekolahKetidak tahuan akan gizi yang benar pada usia remaja taupun sekolah, menyebabkan remaja tersebut sering berperilaku konsumsi gizi yang salah. berikut beberapa perilaku konsumsi gizi yang salah pada remaja/anak sekolah:

1. Tidak Mengonsumsi Menu Gizi Seimbang

Kebiasaan remaja dan anak yang susah makan, ini biasanya hanya gemar pada makanan seperti mie, padahal jelas mie goreng itu hanya mengandung karbohidrat dan lemak saja. tidak ada sumber protein, vitamin dan mineralnya.

2. Kebiasaan Tidak Sarapan Pagi

Makan pagi mempunyai peranan penting bagi anak remaja yang khususnya sekolah/kuliah, yaitu untuk pemenuhan gizi di pagi hari dimana para remaja dan anak-anak tersebut mempunyai aktivitas yang sangat padat di sekolah. Apabila anak-anak terbiasa sarapan pagi, maka akan berpengaruh terhadap kecerdasan otak, terutama daya ingat sehingga dapat mendukung prestasi belajar anak/ remaja tersebut ke arah yang baik. Sarapan pagi merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi disekolah.

Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah karena semalaman tidak makan. Tanpa sarapan yang cukup, otak akan sulit berkonsentrasi di sekolah/di kampus.

3. Jajan tidak sehat di Sekolah/ di Kampus

Anak-anak remaja tidak dapat terlepas dari makanan jajanan di sekolah. hal ini merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas di sekolah yang tinggi. Biasanya para remaja sekolah ini menyukai makanan yang tinggi kalori yang bersumber dari lemak dan gula. padahal makanan tradisional sebetulnya kaya akan serat dan kalorinya tidak terlalu tinggi.

4. Kurang Mengonsumsi Buah dan Sayur

Anak-anak sekolah atau remaja umumnya susah apa bila disuruh mengonsumsi buah dan sayur. Padahal buah dan sayur merupakan sumber zat gizi vitamin, serat dan mineral. yang tentunya sangat baik untuk kesehatan dan kecerdasan remaja/anak tersebut.

5. Mengonsumsi Fast Food dan Junk Food

Para remaja-remaja biasanya sangat suka mengonsumsi fast food dan junk food karena mereka terpengaruh oleh iklan-iklan yang ada di televisi sehingga mereka beranggapan bahwa fast food dan junk food menunjukkan status sosial yang tinggi dan mengandung gizi yang baik. PADAHAL, itu tidak benar.. fast food tidak baik bagi kesehatan tubuh apabila di konsumsi dalam jumlah banyak, karena fast food dan junk food merupakan makanan tinggi lemak dan kolesterol. Bahkan di negara asalnya yaitu amerika ataupun Italia, makanan fast food dan Junk food ini di anggap sebagai makanan Sampah. Maka dari itu, mulailah konsumsi makanan tradisional yang kaya akan gizi tentunya.

6. Konsummsi Gula Berlebihan

Para remaja baik di sekolah maupun di kampus sering jajan yang serba manis-manis seperti es, gula-gula dan sebagainya. yang pada umumnya mengguna pemanis yangtidak aman untuk tubuh.

7. Konsumsi Natrium Berlebihan

Pada saat membeli jajanan juga biasanya para remaja suka membeli jajanan yang mengandung tinggi garam, seperti makanan ringan yang rasanya asin. Kelebihan Natrium, menyebabkan kadar natrium dalam darah meningkat. akibatnya, volume darah juga meningkat karaena kelebihan air disebabkan osmosis. peningkatan volume darah menyebabkan tekanan darah naik sehingga terjadi hipertensi.

8. Konsumsi Lemak Berlebihan

Para remaja lebih suka makanan jajan seperti bakso, mie ayam dan soto yang tinggi lemak ketimbang makan makanan yang di masak oleh orang tuanya di rumah. sehingga tubuh remaja tersebut tinggi akan lemak dan kolesterol.

9. Mengonsumsi Makanan Beresiko

Mengonsumsi makanan beresiko yaitu MSG berlebihan, kafein dan pengawet serta pewarna makanan yang berbahaya. untuk kesehatan dan berdampak untuk masa depannya.

Kebutuhan Gizi SeimbangPada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.

Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.

EnergiKebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.

ProteinKebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi.

Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.

LemakLemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.

Vitamin dan MineralKebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.

Fe / Zat BesiKekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.

D. Cara Mengatasi Supaya Masalah Gizi pada Remaja tidak terjadi.Perlu dilakukan kegiatan pendidikan, penyuluhan terutama tentang gaya hidup yang benar, meliputi , kebiasaan sarapan pagi, menghindari untuk merokok dan minum-minuman keras serta membiasakan hidup sehat agar terhindar dari berbagai penyakit infeksi.

Prinsip Gizi Pada Wanita Remaja Dan DewasaMasa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.

Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.

Growth Spurt :

Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun

Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.

Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.

Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan dia mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.

Pendidikan Gizi Pada Wanita Remaja Dan DewasaPendidikan gizi pada wanita remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun pesan dasar gizi seimbang yang diuraikan oleh Depkes adalah:

1. Makanlah aneka ragam makanan.

Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Makan makanan yang mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh baik kualitas maupun kuantitas. Jadi, mengonsumsi makanan yang beraneka ragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

2. Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.

Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng cukup kalori (energi) agar dapat hidup dan beraktivitas sehari-hari. Kelebihan konsumsi kalori akan ditimbun sebagai cadangan didalam tubuh yang berbentuk jaringan lemak.

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.

Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana. Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks berlangsung lebih lama daripada yang sederhana. Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi 50% saja dari kebutuhan energi sehingga tubuh dapat memenuhi sumber zat pembangun dan pengatur.

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai dari kecukupan energi.

Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan K) serta menambah lezatnya hidangan. Mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain.

5. Gunakan garam beryodium.

Kekurangan garam beryodium mengakibatkan penyakit gondok.

6. Makanlah makanan sumber zat besi.

Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi berakibat anamia gizi besi (AGB), terutama diderita oleh wanita hamil, wanita menyusui dan wanita usia subur.

7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya.

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mempunyai kelebihan yang meliputi 3 aspek baik aspek gizi, aspek kekebalan dan kejiwaan.

8. Biasakan makan pagi.

Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan produktivitas kerja.

9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.

Aman berarti bersih dan bebas kuman.

10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.

Dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.

11. Hindari minum minuman beralkohol.

Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK sehingga menimbukan rasa haus. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat lain.

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus layak dikonsumsi sehingga aman untuk kesehatan. Makanan yang aman yaitu bebas dari kuman dan bahan kimia dan halal.

13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

Gangguan Makanan Pada Remaja

Saat remaja terjadi perubahan fisiologis yang bisa mempengaruhi kebutuhan gizi termasuk untuk pertumbuhan yang cepat, biasanya pertumbuhan cepat lebih banyak terlihat pada remaja laki-laki. Namun remaja kadang memilih makanan yang tidak tepat sehingga mempengaruhi asupan gizi yang masuk ke tubuhnya.

Berikut ini beberapa masalah gizi yang banyak menyerang kaum remaja, seperti dikutip dari BBCHealth, Senin (16/1/2012) yaitu:

1. Kekurangan zat besi

Kondisi ini merupakan hal yang paling umum dijumpai. Pertumbuhan yang cepat ditambah dengan gaya hidup dan pilihan makanan yang buruk bisa mengakibatkan remaja mengalami anemia akibat kekurangan zat besi, terutama pada remaja putri ketika ia sudah mengalami menstruasi.

Sumber makanan utama yang mengandung zat besi adalah daging merah, sereal, buah kering, roti dan sayuran berdaun hijau. Sumber zat besi yang berasal dari non-daging membutuhkan asupan nutrisi lain untuk meningkatkan penyerapannya seperti makanan kaya vitamin C (jeruk, blackcurrant dan sayuran berdaun hijau), sedangkan zat tanin yang terkandung dalam teh bisa mengurangi penyerapan zat besi.

2. Kekurangan kalsium

Survei menemukan sekitar 25 persen remaja memiliki asupan kalsium lebih rendah dari yang direkomendasikan sehingga berdampak terhadap kesehatan tulangnya di masa depan, salah satunya adalah osteoporosis yang membuat tulang rapuh dan mudah patah.

Tulang akan terus tumbuh dan diperkuat sampai usia 30 tahun dan masa remaja adalah waktu yang sangat penting untuk perkembangan ini. Nutrisi yang diperlukan seperti vitamin D, kalsium dan fosfor.

Sumber kaya kalsium yang sebaiknya dikonsumsi adalah susu dan produk susu, misalnya segelas susu, 150 gram yogurt dan sepotong keju ukuran kecil. Jika tidak bisa mengonsumsi produk susu, maka konsumsilah susu kedelai yang sudah difortifikasi, atau jika takut dengan kandungan lemak pilihlah susu yang rendah lemak (low fat).

3. Kekurangan gizi akibat salah diet

Berbagai studi melaporkan kaum remaja terutama perempuan banyak yang tidak puas dengan berat badannya, sehingga melakukan diet dengan cara yang salah seperti melewatkan waktu makan, menghindari daging merah, tapi mengonsumsi makanan ringan dan bergula.

Hal ini bukanlah pilihan yang tepat dan sehat karena pada usia tersebut tubuh mengalami percepatan pertumbuhan yang menuntut adanya peningkatan nutrisi. Jika diet yang dilakukan salah maka tubuh akan mendapatkan nutrisi yang penting dalam jumlah kecil atau tidak sama sekali.

Sebaiknya konsumsilah makanan secara masuk akal, olahraga teratur, mengurangi makanan bergula dan banyak lemak untuk mengurangi kelebihan kalori sambil tetap mempertahankan nutrisi yang masuk. Selain itu masa-masa remaja merupakan waktu yang banyak menyebabkan perkembangan gangguan makan.

Diposkan oleh Alfa tibone di 09.09 GIZI pada Remaja

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Gizi Remaja ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi.

Adapun makalah ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari buku yang ada kaitannya dengan makalah yang kami buat. Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan dari pihak tertentu, oleh karena itu kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua kami, dosen pembimbing kami, dan teman-teman kami yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.

Semarang, 4 Oktober 2012

Penulis

BAB IPENDAHULUANI.I Latar BelakangRemaja adalah individu baik pria atau wanita yang berada pada masa/usia antara anak-anak dan dewasa. Remaja adalah kelompok orang yang berusia 10-19 tahun.

Masa remaja merupakan p eriode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.

Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri. Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan darah. Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi remaja.Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR, penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah menunjukkan kelompok remaja mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau kurus. Prevalensi anemi berkisar antara 40%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kurus berkisar antara 30%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi masalah gizi tersebut membantu upaya penanggulangannya dan lebih terpengaruh dan terfokus.

I.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari Remaja?2. Bagaimana karakteristik makan pada remaja?3. Alasan apa saja yang mendasari remaja?4. Bagaimana karakteristik makan pada remaja?5. Faktor apa saja yang memicu timbulnya masalah gizi pada remaja?6. Bagaimana cara mengatasi supaya masalah gizi pada remaja tidak terjadi ?

I.3 Tujuan Penulisan Masalah1.4 Manfaat Penulisan Makalaha. Bagi PenulisMembantu penulis mengetahui dan memahami secara mendalam tentang kebutuhan gizi remaja.

b. Bagi RemajaMembantu remaja untuk mengetahui betapa pentingnya pemenuhan gizi dalam kehidupannya sehari-hari.

BAB IIPEMBAHASANA. DefinisiRemaja adalah individu baik pria atau wanita yang berada pada masa/usia antara y anak-anak dan dewasa. Remaja adalah kelompok orang yang berusia 10-19 tahun. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi pada masa remaja akan di pengaruhi status kesehatan dan gizi remaja tersebut. Salah satu area penting dalam kesehatan remaja adalah kesehatan reproduksi remaja. Kesehatan reproduksi remaja (adolescent reproductive health) adalah upaya kesehatan reproduksi yang dibutuhkan oleh remaja. Salah satu unsur yang berperan dalam mewujudkan kesehatan reproduksi remaja adalah status gizi. Asupan zat-zat gizi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan remaja akan membantu remaja mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.

B. Karakteristik Perilaku Makan RemajaBerikut ini karakteristik perilaku makan yang dimiliki remaja

Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih

Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan penurunan berat badan secara drastic, bahkan sampai gangguan pola makan. Hal ini dikarenakan remaja memiliki body image (citra diri) yang mengacu pada idola mereka yang biasanya adalah para artis, pragawati, selebriti yang cenderung memiliki tubuh kurus, tinggi dan semampai

Kebiasaan ngemil yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin dan mineral) seperti makanan ringan, kerupuk, dan chips

Kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang komposisi gizinya tidak seimbang yaitu terlalu tinggi kandungan energinya, seperti pasta, fried chiken, dan biasaya juga disertai mengkonsumsi minuman bersoda yang berlebihan.

C. Kebutuhan Zat Gizi untuk RemajaBeberapa alasan yang mendasari masa remaja membutuhka banyak zat gizi adalah :

Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat

Mulai berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi

Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi di banding usia lainnya

Penentuan kebutuhan gizi remaja secara umum didasarkan pada angka kecukupan gizi yang dianjurkan diindonesia. Yaitu sebagai berikut :

Energy

Protein

Lemak

Vitamin

Mineral :

- kalsium

- Besi (Fe)

- Seng (Zn)

KEBUTUHAN ENERGIEnergi sangat dibutuhkan oleh remaja untuk mendukung aktifitas sehari-hari serta dibutuhkan untuk proses matabolisme tubuh.

Cara pertama : Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)Indonesia sudah memiliki table AKG yang terdiri atas kecukupan beberapa zat gizi bagi orang Indonesia mulai umur bayi sampai lansia.

Berdasarkan table AKG, remaja memiliki kebutuhan energy sebesar :

Umur 10-12 tahun : 2050 kkal

Umur 13-15 tahun : 2400 kkal

Umur 16-18 tahun : 2600 kkal

Cara kedua : Menggunakan rumus berdasarkan berat badanSalah satu cara untuk menghitung kecukupan energy remaja ialah dengan menggunakan rumus berikut :

Remaja putri

Umur 10-12 tahun : 50-60 kkal/kg berat badan/hari

Umur 13-18 tahun : 40-50 kkal/kg berat badan/hari

Remaja putra

Umur 10-12 tahun : 55-60 kkal/kg berat badan/hari

Umur 13-18 tahun : 45-55 kkal/kg berat badan/hari

KEBUTUHAN PROTEINProtein tidak hanya digunakan untuk proses pertumbuhan pada remaja, akan tetapi juga sebagai cadangan energy jika asupan energy terbatas atau kurang.

Kecukupan protein pada remaja bisa diketahui dengan dua cara yaitu sebagai berikut :

Cara pertama : Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) Umur 10-11 tahun : 50 gr

Umur 13-15 tahun : 60 gr

Umur 16-18 tahun : 65 gr

Cara kedua : Menggunakan pedoman berikut Umur 10-12 tahun : 40 gr/hari (putra) | 50 gr/hari (putri)

Umur 13-15 tahun : 60 gr/hari (putra) | 57 gr/hari (putri)

Umur 16-18 tahun : 65 gr/hari (putra) | 50 gr/hari (putri)

KEBUTUHAN LEMAK DAN KARBOHIDRAT Kebutuhan lemak bagi remaja sebesar 25-30% dari kebutuhan kalori, sedangkan untuk karbohidrat sekitar 55-70% dari kebututhan kalori. Misalnya seorang remaja putri berusia 12 tahun. Jika ia memiliki kebutuhan energy sebesar 2050 kkal, dan anda mmeilih kebutuhan lemak sebesar 30% dan karbohidrat sebesar 55%.

Maka kebutuhan lemak dan karbohidrat sebagai berikut :

Kebutuhan lemak : (0.30 x 2050 kkal)/9 = 68.3 gr

Kebutuhan karbohidrat : (0.55 x 2050 kkal)/4 = 281.9 gr

KEBUTUHAN VITAMIN DAN MINERAL Remaja membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup karena sangat berhubungan dengan proses pertumbuhan remaja serta kondisi pubertas yang dialami saat ini.

Pola Makan Remaja : Pengalaman baru, kegembiraan di sekolah, rasa takut terlambat sekolah. Mengakibatkan anak sering menyimpang dari kebiasaan makannya.

Anak lebih aktif memilih makanan yang disukainya.

Anak yang memiliki aktifitas tinggi di luar rumah cenderung melupakan waktu makan.

Masa remaja merupakan masa adoloseence growth spurt

D. Permasalahan Gizi pada RemajaPermasalahan gizi yang timbul pada masa remaja dipicu oleh beberapa factor, diantaranya :

Kebiasaan makan yang buruk

Pemahaman gizi yang salah

Kesukaan berlebihan terhadap makanan tertentu

Promosi yang berlebihan di media massa tentang produk makanan

Maraknya produk makanan impor

Beberapa masalah yang berkaitan dengan gizi yang ditemukan pada remaja antara lain adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari batas normal atau sebaliknya, memiliki IMT yang berlebih (obesitas), dan anemia serta yang berhubungan dengan gangguan perilaku berupa anoreksia nervosa dan bulminia.

Masalah gizi pada remaja :Obesitas

Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, dengan demikian dapat membantu menurunkan berat badan, disamping itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanan/kue-kue.

Kurang Energi Kronis

Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit. Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.

Anemia

Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen.Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki. Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi. Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan maknan yang tinggi vitamin C membantu penyerapan zat besi.

BAB IIIPENUTUP3.1 SimpulanBerdasarkan manfaat dan tujuan yang dibahas dalam beberapa bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja sangat bermanfaat bagi peningkatan otak ( intelegensi ), bagi tumbuh kembangnya dan juga sangat menunjang dalam aktivitasnya sehari-hari. Karena dengan pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja diharapkan nantinya kebutuhan dan kesehatan pada remaja bisa meningkat.

3.2 Saran1) Remaja sebaiknya tetap sadar akan kebutuhan gizi walupun mempunyai aktivitas yang padat.2) Sadar bahwa kesehatan itu mahal harganya, lebih baik menjegah daripada mengatasi.3) Dengan pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja diharapkan semakin banyak prestasi yang dihasilkan di Negara ini. Karena dengan remaja yang terpenuhi zat gizinya semakin aktif dan konsentrasi dia dalam belajar dan berkreasi.

Diposkan oleh Roudlotul Badiah di 01.29 NUTRISI UNTUK REMAJA

A. Pengertian Beberapa ahli memberikan penjelasan mengenai pengertian nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya yang berupa energi. Selain itu energi juga dapat membangun dan memelihara jaringan dalam tubuh serta mengatur proses kehidupan. Nutrisi digunakan untuk makanan sebagai pembentuk energi, dimana setiap jaringan dalam tubuh bekerja dengan baik. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai suatu proses organism yang menggunakan objek utamanya yaitu makanan yang sering dikonsumsi dalam kondisi yang normal, dengan menggunakan proses degesti, absorsi serta metabolisme yang pada nantinya akan membuang beberapa zat yang memang tidak digunakan oleh tubuh.

B. Fungsi Nutrisi Bagi Tubuh Berdasarkan pengertian Nutrisi itu sendiri , zat ini memang menjadi asupan utama bagi tubuh seseorang dalam melakukan berbagai kegiatan sebagai pembentuk energi penting. Fungsi nutrisi itu sendiri juga beragam seperti sebagai proses pengambilan zat-zat makanan yang penting, sebagai subtansi organik yang dibutuhkan organisme untuk bergerak normal. Namun nutrisi sangat berbeda dari makanan yang kita makan tiap harinya, nutiri adalah apa yang terkandung dalam makanan tersebut. Nutrisi juga berperan aktif sebagai asupan makanan yang sehat bagi tubuh, tubuh setidaknya mengkonsumsi beberapa jenis makanan setiap harinya. Tidak lantas kita menyepelekan nutrisi, sebab tidak semua makanan memiliki nutrisi. C. Jenis-Jenis Nutrisi

Setelah mengetahui pengertian nutrisi, ada beberapa jenis nutrisi yang memang perlu untuk diserap oleh kita tiap harinya. Seperti karbohidrat, jenis nutrisi ini adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon,hydrogen serta oksigen. Jenis zat ini terdapat pada beras, jagung, gandum, umbi-umbian. Ada lemak sebagai jenis nutrisi yang juga diperlukan oleh tubuh kita, lemak berperan sebagai sumber energi yang dipadatkan. Ada protein yang merupakan konstituen pentinguntuk semua sel-sel dalam tubuh. Vitamin juga menjadi sarana nutrisi yang tak kalah penting untuk mengatur metabolisme dalam tubuh. Meniral serta air juga merupakan jenis nutrisi yang penting bagi tubuh.

D. Kebutuhan nutrisi pada masa remajaTingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan perubahan dan pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi badan), massa tubuh serta komposisi tubuh sebagai berikut: Tinggi badanSekitar 15 20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa remaja.Percepatan tumbuh anak lelaki terjadi lebih belakangan serta puncak ypercepatan lebih tinggi dibanding anak perempuan. Pertumbuhan linear dapat melambat atau terhambat bila kecukupan makanan / energi sangat kurang atau energy expenditure meningkat misal pada atlet. Berat badanSekitar 25 50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada masa remaja.Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat dipengaruhi yasupan makanan / energi dan energy expenditure. Komposisi tubuhPada masa pra-pubertas proporsi jaringan lemak dan otot maupun massa ytubuh tanpa lemak (lean body mass) pada anak lelaki dan perempuan sama.Anak lelaki yang sedang tumbuh pesat, penambahan jaringan otot lebih ybanyak daripada jaringan lemak secara proporsional, demikian pula massa tubuh tanpa lemak dibanding anak perempuan.Jumlah jaringan lemak tubuh pada orang dewasa normal adalah 23% pada yperempuan dan 15% pada lelaki.Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja dan pada yakhir dekade ke-dua kehidupan 90% massa tulang tercapai.Terjadi kegagalan penambahan massa tulang pada perempuan dengan ypubertas terlambat sehingga kepadatan tulang lebih rendah pada masa dewasa. Nutrisi merupakan salah satu faktor lingkungan yang turut menentukan awitan pubertas.Pemantauan pertumbuhan selama pubertas dapat menggunakan indeks TB/U, BB/TB dan IMT/U (indeks massa tubuh menurut umur). Rumus IMT = BB/TB.E. Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal di bawah ini: Mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif serta maturasi seksual. Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan kanker. Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat serta perkembangan dan maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hal yang mutlak dan hakiki.F. Defisiensi energi dan nutrien yang terjadi pada masa ini dapat berdampak negatif yang dapat melanjut sampai dewasa. Kebutuhan nutrisi remaja dibahas berikut ini: EnergiKebutuhan energi remaja dipengaruhi oleh aktivitas, metabolisme basal dan peningkatan kebutuhan untuk menunjang percepatan tumbuh-kembang masa remaja. Metabolisme basal (MB) sangat berhubungan erat dengan jumlah massa tubuh tanpa lemak (lean body mass) sehingga MB pada lelaki lebih tinggi daripada perempuan yang komposisi tubuhnya mengandung lemak lebih banyak. Karena usia saat terjadinya percepatan tumbuh sangat bervariasi, maka perhitungan kebutuhan energi berdasarkan tinggi badan (TB) akan lebih sesuai.Percepatan tumbuh pada remaja sangat rentan terhadap kekurangan energi dan nutrien sehingga kekurangan energi dan nutrien kronik pada masa ini dapat berakibat terjadinya keterlambatan pubertas dan atau hambatan pertumbuhan. ProteinKebutuhan protein pada remaja ditentukan oleh jumlah protein untuk rumatan masa tubuh tanpa lemak dan jumlah protein yang dibutuhkan untuk peningkatan massa tubuh tanpa lemak selama percepatan tumbuh. Kebutuhan protein tertinggi pada saat puncak percepatan tinggi terjadi (perempuan 11-14 tahun, lelaki 15-18 tahun) dan kekurangan asupan protein secara konsisten pada masa ini dapat berakibat pertumbuhan linear berkurang, keterlambatan maturasi seksual serta berkurangnya akumulasi massa tubuh tanpa lemak. KarbohidratKarbohidrat merupakan sumber energi utama dalam makanan, selain juga sebagai sumber serat makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 50% atau lebih dari energi total serta tidak lebih dari 10-25% berasal dari karbohidrat sederhana seperti sukrosa atau fruktosa.Di Amerika Serikat, konsumsi minuman ringan (soft drinks) memasok lebih dari 12% kalori yang berasal dari karbohidrat dan konsumsinya meningkat 3 kali lipat pada dua dekade terakhir ini. Penelitian Josep di Jakarta (2010) pada remaja siswa SMP didapatkan bahwa siswa yang mengonsumsi minuman bersoda 3-4 kali per minggu berisiko untuk terjadi gizi lebih. LemakTubuh manusia memerlukan lemak dan asam lemak esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Pedoman makanan di berbagai negara termasuk Indonesia (gizi seimbang), menganjurkan konsumsi lemak tidak lebih dari 30% dari energi total dan tidak lebih dari 10% berasal dari lemak jenuh.Sumber utama lemak dan lemak jenuh adalah susu, daging (berlemak), keju, mentega / margarin, dan makanan seperti cake, donat, kue sejenis dan es krim, dan lain-lain. MineralKalsium (Ca). Kebutuhan kalsium pada masa remaja merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu kehidupan karena remaja mengalami pertumbuhan skeletal yang dramatis. Sekitar 45% dari puncak pembentukan massa tulang berlangsung pada masa remaja, sehingga kecukupan asupan kalsium menjadi sangat penting untuk kepadatan masa tulang serta mencegah risiko fraktur dan osteoporosis. Pada usia 17 tahun, remaja telah mencapai hampir 90% dari masa tulang dewasa, sehingga masa remaja merupakan peluang (window of opportunity) untuk perkembangan optimal tulang dan kesehatan masa depan.Angka kecukupan asupan kalsium yang dianjurkan untuk kelompok remaja adalah 1.300 mg per hari. Susu merupakan sumber kalsium terbaik, disusul keju, es krim, yogurt. Kini banyak makanan dan minuman yang difortifikasi dengan kalsium yang setara dengan kandungan kalsium pada susu (300mg per saji). Terdapat pula kalsium dalam bentuk sediaan farmasi (dalam bentuk karbonat, sitrat, laktat atau fosfat) dengan absorpsi sekitar 25-35%. Preparat kalsium akan diabsorpsi lebih efisien bila dikonsumsi bersama makanan dengan dosis tidak lebih dari 500 mg.Zat besi (Fe). Seperti halnya kalsium, kebutuhan zat besi pada remaja baik perempuan maupun lelaki meningkat sejalan dengan cepatnya pertumbuhan dan bertambahnya massa otot dan volume darah. Pada remaja perempuan kebutuhan lebih banyak dengan adanya menstruasi. Kebutuhan pada remaja lelaki 10-12 mg/hari dan perempuan 15 mg/hari. Besi dalam bentuk heme yangterdapat pada sumber hewani lebih mudah diserap dibanding besi non-heme yang terdapat pada biji-bijian atau sayuran.Seng (Zn).Seng berperan sebagai metalo-enzyme pada proses metabolisme serta penting pada pembentukan protein dan ekspresi gen. Konsumsi seng yang adekuat penting untuk proses percepatan tumbuh dan maturasi seksual. Seperti halnya dengan kekurangan energi dan protein, kekurangan seng dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan dan kematangan seksual. Daging merah, kerang dan biji-bijian utuh merupakan sumber seng yang baik. VitaminVitamin A. Selain penting untuk fungsi penglihatan, vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan, reproduksi dan fungsi imunologik. Kekurangan vitamin A awal ditandai dengan adanya buta senja. Sumber vitamin A utama : serealia siap saji, susu, wortel, margarin dan keju. Sumber - karoten sebagai pro-vitamin A yang sering dikonsumsi remaja berupa wortel, tomat, bayam dan sayuran hijau lain, ubi jalar merah dan susu.Vitamin E. Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang penting pada remaja karena pesatnya pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi makanan yang mengandung vitamin E merupakan tantangan karena makanan sumber vitamin E umumnya mengandung lemak tinggi.Vitamin C . Keterlibatannya dalam pembentukan kolagen dan jaringan ikat menyebabkan vitamin ini menjadi penting pada masa percepatan pertumbuhan dan perkembangan. Status vitamin C pada remaja perokok lebih rendah walaupun telah mengonsumsinya dalam jumlah cukup dikarenakan stres oksidatif sehingga mereka memerlukan tambahan vitamin C hingga 35 mg per hari.Folat. Folat berperan pada sintesis DNA, RNA dan protein sehingga kebutuhan folat meningkat pada masa remaja. Kekurangan folat menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan kecukupan folat pada masa sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi kejadian spina bifida pada bayi. Lain-lainSerat (fiber). Serat makanan penting untuk menjaga fungsi normal usus dan mungkin berperan dalam pencegahan penyakit kronik seperti kanker, penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus tipe-2. Asupan serat yang cukup juga diduga dapat menurunkan kadar kolesterol darah, menjaga kadar gula darah dan mengurangi risiko terjadinya obesitas. Kebutuhan serat per hari dapat dihitung dengan rumus : ( umur + 5 ) gram dengan batas atas sebesar ( umur + 10 ) gram.G. Masalah nutrisi pada remajaMasalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah dan gaya hidup.Laporan hasil beberapa penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kebanyakan remaja kekurangan vitamin dan mineral dalam makanannya antara lain folat, vitamin A dan E, Fe, Zn, Mg, kalsium dan serat. Hal ini lebih nyata pada perempuan dibanding lelaki, tetapi sebaliknya tentang asupan makanan yang berlebih (lemak total, lemak jenuh, kolesterol, garam dan gula) terjadi lebih banyak pada lelaki daripada perempuan.H. Isu masalah nutrisi pada remaja Defisiensi besi, anemia defisiensi besi dan defisiensi mikronutrien lain.Anemia merupakan masalah nutrisi utama pada remaja dan umumnya pola makan salah sebagai penyebabnya di samping infeksi dan menstruasi. Prevalensi anemia pada remaja cukup tinggi. Sukarjo dkk di Jawa Timur (2001) mendapatkan prevalensi sebesar 25.8% pada remaja perempuan dan 12.1% pada remaja lelaki usia 12-15 tahun, sedangkan laporan Sunarno dan Untoro (2002) pada SKRT 1995 menunjukkan angka 45.8% dan 57.1% masing-masing pada anak sekolah lelaki dan perempuan usia 10-14 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan defisiensi besi dengan gangguan proses kognitif yang membaik setelah mendapat suplementasi zat besi. Gizi kurang dan perawakan pendekPerawakan pendek pada remaja seringkali ditemukan pada populasi dengan kejadian malnutrisi tinggi, prevalensi berkisar antara 27 - 65% pada 11 studi oleh ICRW (International Centre for Research on Women). Gizi kurang kronik yang mengakibatkan perawakan pendek merupakan penyebab terjadinya hambatan pertumbuhan dan maturasi, memperbesar risiko obstetrik, dan berkurangnya kapasitas kerja. ObesitasObesitas pada masa remaja cenderung menetap hingga dewasa dan makin lama obesitas berlangsung makin besar korelasinya dengan mortalitas dan morbiditas. Obesitas sentral (rasio lingkar pinggang dengan panggul) terbukti berkorelasi terbalik dengan profil lipid padal penelitian longitudinal Bogalusa. Obesitas juga menimbulkan masalah besar kesehatan dan sosial, dan pengobatan tidak saja memerlukan biaya tinggi tetapi seringkali juga tidak efektif. Karenanya pencegahan obesitas menjadi sangat penting dan remaja merupakan target utama. Perilaku dan pola makan remaja.Pola makan remaja seringkali tidak menentu yang merupakan risiko terjadinya masalah nutrisi. Bila tidak ada masalah ekonomi ataupun keterbatasan pangan, maka faktor psiko-sosial merupakan penentu dalam memilih makanan. Gambaran khas pada remaja yaitu : pencarian identitas, upaya untuk ketidaktergantungan dan diterima lingkungannya, kepedulian akan penampilan, rentan terhadap masalah komersial dan tekanan dari teman sekelompok (peer group) serta kurang peduli akan masalah kesehatan, akan mendorong remaja kepada pola makan yang tidak menentu tersebut. Kebiasaan makan yang sering terlihat pada remaja antara lain ngemil (biasanya makanan padat kalori), melewatkan waktu makan terutama sarapan pagi, waktu makan tidak teratur, sering makan fast foods, jarang mengonsumsi sayur dan buah ataupun produk peternakan (dairy foods) serta diet yang salah pada remaja perempuan. Hal tersebut dapt mengakibatkan asupan makanan tidak sesuai kebutuhan dan gizi seimbang dengan akibatnya terjadi gizi kurang atau malahan sebaliknya asupan makanan berlebihan menjadi obesitas. Remaja perempuan cenderung pada asupan makanan yang kurang, terlebih bila terjadi kehamilan.Di negara berkembang, sering terjadi gangguan perilaku makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia terutama pada perempuan yang berkorelasi dengan body image yang negatif. Karenanya penting membangun body image dan self esteem yang positif pada remaja dalam upaya promosi kesehatan dan gizi serta pencegahan obesitas.I. KesimpulanFenomena pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal. Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada masa ini dapat berakibat terlambatnya pematangan seksual dan hambatan pertumbuhan linear.Pada masa ini pula nutrisi penting untuk mencegah terjadinya penyakit kronik yang terkait nutrisi pada masa dewasa kelak, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker dan osteoporosis.Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah dan gaya hidup.J. Daftar Pustaka Stang J, Story M (eds) Guidelines for Adolescent Nutrition Service (2005) diunduh dari http://www.epi.umn.edu/let/pubs/adol_book.htm Blum RW. Global trends in adolescent health. J Amer Med Assoc 1991;265:2711-9 Haider R. Adolescent Nutrition: A review of the Situation in Selected South-East Asian Countries. WHO 2006. Story M, Stang J. Nutrition needs of adolescents. In: Stang J, Story M (eds) Guidelines for Adolescent Nutrition Service (2005) diunduh dari http://www.epi.umn.edu/let/pubs/adol_book.htm Rome ES, Vazquez IM, Blazar NE. Adolescence: healthy and disordered eating. Dalam: Walker WA, Watkins JB, Duggan C, penyunting. Nutrition in pediatrics: basic science and applications. Edisi ke-3. London: Decker, 2003. h. 861-77 Kennedy E, Goldberg J. What are American children eating? Implication for public policy. Nutr Rev 1995;53(5):111-26 Harrington S. The Role of Sugar-Sweetened Beverage Consumption in Adolescent Obesity: A Review of the Literature. The Journal of School Nursing 2008;24(1):3-12 Josep R. Hubungan antara indeks massa tubuh dengan perilaku konsumsi minuman manis pada siswa SMP : Sebuah survei di salah satu SMP swasta di Jakarta. Tugas penelitian di Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Dept I.Kesehatan Anak, FKUI (2010) Soekarjo DD, de Pee S, Bloem MW, et al. Socio-economic status and puberty are the main factors detemining anaemia in adolescent girls and boys in East-Java, Indonesia. Eur J Clin Nutr. 2001;55(11):932-9 Sunarno RW, Untoro R. Paper dipresentasikan di WHO Regional Meeting on Adolescent Nutrition ln Chandigarh, India, 16-17 September 2002. Nelson M. Anaemia in adolescent girls: effects on cognitive function and activity. Proc Nutr Soc 1996;55:359-67 Kurz KM, Johnson-Welch C. The nutrition and lives of adolescents in developing countries: Findings from the nutrition of adolescent girls research program. ICRW , 1994. Dikutip dari Delisle H. Should adolescents be specifically targeted for nutrition in developing countries? To addresswhich problem and how? Diunduh dari http://www.idpas.org/pdf/1803ShouldAdolescentBeTargeted.pdf Freedman DS, Dietz WH, Srinivasan SR, Berenson GS. The Relation of Overweight to Cardiovascular Risk Factors Among Children and Adolescents: The Bogalusa Heart Study Pediatrics 1999;103(6):1175-82 Delisle H. Should adolescents be specifically targeted for nutrition in developing countries? To addresswhich problem and how? Diunduh dari http://www.idpas.org/pdf/1803ShouldAdolescentBeTargeted.pdfDiposkan oleh yayan ardiansah di 07.50 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest