Gizi 2

78
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN GIZI BURUK TENTANG MAKANAN BERGIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Oleh : NENI KURNIAWATI NIM. 0502200064 DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI TAHUN 2008

Transcript of Gizi 2

Page 1: Gizi 2

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN GIZI BURUK TENTANG MAKANAN BERGIZI DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

NENI KURNIAWATI NIM. 0502200064

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI

TAHUN 2008

Page 2: Gizi 2

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN GIZI BURUK TENTANG MAKANAN BERGIZI DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

NENI KURNIAWATI NIM. 0502200064

KaryaTulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Pendidikan Ahli Madya Kebidanan

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI

TAHUN 2008

Page 3: Gizi 2

LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN GIZI BURUK TENTANG MAKANAN BERGIZI DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI

Oleh :

NENI KURNIAWATI NIM. 0502200064

Telah disetujui untuk diseminarkan

Pembimbing I : Suwoyo, S.Pd.S.Kep.Ners Tanggal : NIP. 140 319 299 Pembimbing II : Ira Titisari, S.Si.T Tanggal : NIP. 140 369 913

Page 4: Gizi 2

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN GIZI BURUK TENTANG MAKANAN BERGIZI DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI

Oleh :

NENI KURNIAWATI NIM. 0502200064

Telah Dipertahankan di depan Team Penguji

pada tanggal 11 Agustus 2008 Susunan Team Penguji

(Dwi Estuning Rahayu, S.Pd,S.Kep.Ners) NIP. 140 238 845 Penguji I

( ) Tanda Tangan

(Eny Sendra, S.Kep.Ners) NIP. 140 207 642 Penguji II

( ) Tanda Tangan

(Ribut Eko Wijanti, SP,SST,M.Kes) NIP. 140 254 174 Penguji III

( )

Tanda Tangan

Karya Tulis Ilmiah ini diterima sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Malang, tanggal Agustus 2008

Mengetahui Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Depkes Malang

Surachmindari, SST,M.Pd NIP. 140 114 079

Page 5: Gizi 2

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh sebutan Profesional Ahli

Madya Kebidanan di suatu Politeknik Kesehatan, dan sepanjang pengetahuan saya

juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh

orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan

dalam daftar pustaka.

Dan apabila terdapat karya maupun pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, selain dari daftar pustaka, saya bersedia menerima

sanksi dari institusi.

Kediri, April 2008

Neni Kurniawati NIM. 0502200064

Page 6: Gizi 2

ABSTRAK

Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Dengan Gizi Buruk Tentang Makanan Bergizi di Wilayah Kerja Puskesmas

Ngadiluwih Kabupaten Kediri Tahuan Penelitian : 2008 Peneliti : Neni Kurniawati Pembimbing I : Suwoyo, S.Pd.S.Kep.Ners Pembimbing II : Ira Titisari, S.SiT

Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan sehari-hari. Di Indonesia masalah gizi khususnya pada balita, menjadi masalah besar karena berkaitan erat dengan indikator kesehatan umum seperti tingginya angka kesakitan serta angka kematian bayi dan balita lebih jauh lagi. Pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi berperan nyata dalam resiko gizi buruk. Bentuk kepedulian pada gizi anak merupakan salah satu tanggung jawab dari keluarga dalam hal ini ibu rumah tangga.Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu Balita dengan Gizi Buruk Tentang Makanan Bergizi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan gizi. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh atau total sampling dengan sampelnya adalah seluruh ibu balita dengan gizi buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih.

Dari hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk adalah pengetahuan baik 39%, cukup 11%, kurang 50%. Diharapkan agar bidan lebih meningkatkan penyuluhan tentang makanan bergizi dengan metode yang lain tidak hanya ceramah dan tanya jawab saja tetapi dapat ditambahkan dengan demonstrasi atau dilengkapi dengan media-media seperti leaflet, poster dan sebagainya agar materi atau informasi atau materi yang diberikan lebih mengena dan mudah diingat oleh ibu.

Kata kunci : Pengetahuan, ibu balita dengan gizi buruk, makanan bergizi

Page 7: Gizi 2

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul : ”Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Dengan Gizi Buruk Tentang

Makanan Bergizi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri”.

Terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan

dari semua pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Hj. Temu Budiarti, S.Pd.M.Kes selaku Ketua Prodi Kebidanan Kediri

2. Bapak Koekoeh Hardjito, S.Kep.Ners.M.Kes selaku Koordinator Karya Tulis

Ilmiah.

3. Bapak Suwoyo, S.Pd.S.Kep.Ners, selaku pembimbing I yang telah

memberikan saran dan kritik

4. Ibu Ira Titisari, S.SiT, selaku pembimbing II yang telah memberikan saran dan

kritik.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini baik secara langsung maupun tidak langsung

6. Serta semua teman-teman angkatan 2005

Page 8: Gizi 2

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari kesempunaan, penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai

dengan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharap

adanya kritik dan saran yang membangun.

Semoga dengan tersusunnya proposal ini, sekiranya dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Kediri, Agustus 2008

Penulis

Page 9: Gizi 2

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul ................................................................................................. i

Halaman Persetujuan ....................................................................................... ii

Halaman Pengesahan ...................................................................................... iii

Pernyataan Keaslian ........................................................................................ iv

Abstrak ............................................................................................................ v

Kata Pengantar ................................................................................................ vi

Daftar Isi ......................................................................................................... viii

Daftar Gambar ................................................................................................. x

Daftar Tabel .................................................................................................... xi

Daftar Lampiran .............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan ............................................................... 6

2.2 Konsep Ibu .............................................................................. 10

2.3 Konsep Balita .......................................................................... 10

2.4 Gizi Buruk ............................................................................... 11

2.5 Makanan bergizi ...................................................................... 14

2.6 Gizi .......................................................................................... 14

Page 10: Gizi 2

2.7 Cara Menyusun Hidangan Sehat ............................................. 19

2.8 Kerangka Konsep .................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 22

3.2 Populasi, Sampel dan Sampling .............................................. 22

3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi .................................................. 23

3.4 Variabel Penelitian .................................................................. 24

3.5 Definisi Konsep ....................................................................... 24

3.6 Definisi Variabel ..................................................................... 25

3.7 Definisi Operasional ............................................................... 25

3.8 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 25

3.9 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 26

3.10 Teknik Analisa Data ................................................................ 26

3.11 Etika Penelitian ....................................................................... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ......................................................................................... 29

4.2 Pembahasan .............................................................................. 33

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................... 44

5.2 Saran .......................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: Gizi 2

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep .................................................................... 21

Gambar 4.1 Diagram pie menurut pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk ................................................................................ 29

Gambar 4.2 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk

tentang pengertian makanan bergizi ........................................ 30 Gambar 4.3 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk

tentang sumber-sumber makanan bergizi ................................ 30 Gambar 4.4 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk

tentang manfaat makanan bergizi ............................................ 31 Gambar 4.5 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk

tentang akibat kekurangan gizi ................................................ 32 Gambar 4.6 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk

tentang pengolahan makanan yang benar ................................ 32 Gambar 4.7 Diagram batang pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk

tentang tentang penyusunan hidangan sehat ............................ 37

Page 12: Gizi 2

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Defnisi Operasional .............................................................. 25

Page 13: Gizi 2

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 Informasi Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 4 Kisi-kisi Angket

Lampiran 5 Lembar Angket

Lampiran 6 Data Balita Gizi Buruk Kabupaten Kediri

Lampiran 7 Data Balita Gizi Buruk Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih

Lampiran 8 Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 9 Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Page 14: Gizi 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gizi (nutrient) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan

memelihara jaringan serta mengatur proses - proses kehidupan (Almatsier,

2005). Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan

rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan sehari-hari.

(Admin, 2008). Di Indonesia masalah gizi khususnya pada balita, menjadi

masalah besar karena berkaitan erat dengan indikator kesehatan umum

seperti tingginya angka kesakitan serta angka kematian bayi dan balita lebih

jauh lagi, kerawanan gizi dapat mengancam kualitas sumber daya manusia di

masa mendatang (Ypha, 2007). Hal ini tidak dapat dibiarkan begitu saja

karena anak mempengaruhi masa depan generasi Indonesia. Bagaimana kita

bisa bersaing dengan negara lain di era globalisasi dan pasar bebas yang

sudah berlangsung sekarang ini jika generasi penerus bangsa kita berkualitas

rendah karena gizi buruk (Gaw, 2006).

Gizi buruk tidak hanya dialami oleh kaum yang berstatus sosial rendah

saja, tetapi juga kaum orang mampu. Mereka mampu memberikan makanan

yang harganya mahal, tetapi anak mereka digolongkan gizi buruk. Karena

masyarakat sekarang lebih senang akan makanan yang instan, serba cepat

dan praktis. Makanan cepat saji atau jajanan yang praktis belum tentu bisa

Page 15: Gizi 2

mencukupi kebutuhan tubuh balita atau anak, mereka hanya berfikir yang

penting makan kenyang dan enak. Gizi buruk tidak hanya diakibatkan

kemiskinan saja, tetapi bisa juga diakibatkan kurangnya pengetahuan orang

tua akan makanan bergizi tinggi (Anasmcguire, 2008).

Pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi berperan nyata dalam

resiko gizi buruk (Yanti, 2007). Bentuk kepedulian pada gizi anak

merupakan salah satu tanggung jawab dari keluarga dalam hal ini ibu rumah

tangga dan secara tidak langsung merupakan tanggung jawab masyarakat.

Dalam masyarakat, kegiatan - kegiatan yang menyangkut perbaikan gizi

banyak melibatkan kaum ibu, maka ibu merupakan tokoh utama yang harus

peduli pada gizi anak. Tidak ada seorang ibupun yang menginginkan

anaknya kurang gizi atau tidak sehat. Namun, beberapa keterbatasan yang

ada pada ibu dan keluarga menyebabkan ibu tidak bisa mencapai

keinginannya dengan baik. Keterbatasan-perilaku ibu dapat berbentuk

kurangnya pengetahuan (Suprihatin G, 2003). Pengetahuan yang juga

berperan dalam kejadian gizi buruk yaitu pengetahuan ibu tentang ASI

eksklusif, menurut data survei Demografi dan kesehatan Indonesia hanya

terdapat 64% ibu mengerti tentang ASI eksklusif (Sinar Harapan, 2006).

Penyebab utama masalah gizi di Indonesia yaitu kemiskinan kemudian

penyebab keduanya yaitu balita sering sakit sedangkan penyebab lainnya

yaitu pola makan yang salah, kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi,

kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan dan kelainan struktur bawaan balita

(Yetty, 2005)

Page 16: Gizi 2

Dampak jangka pendek gizi buruk terhadap perkembangan anak adalah

anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan gangguan

perkembangan yang lain. Dampak jangka panjang adalah penurunan skor tes

IQ. Penurunan perkembangan kognitif, penurunan integrasi sensori,

gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan

tentu saja merosotnya prestasi akademi di sekolah (Yetty, 2005).

Menurut data Dinas Kesehatan RI pada tahun 2007 di Indonesia

terdapat 8% balita mengalami gizi buruk, di Jawa Timur 2.6% balita

mengalami gizi buruk,di kabupaten Kediri 0,8 % balita mengalami gizi

buruk, menurut data dari Puskesmas Ngadiluwih dari 2767 balita di

wilayahnya terdapat 19 balita mengalami gizi buruk atau sekitar 0,7%.

Dari uraian di atas, peneliti berminat untuk melakukan penelitian

tentang gambaran pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan

bergizi di wilayah kerja Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana pengetahuan

ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi di wilayah kerja

Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk

tentang makanan bergizi.

Page 17: Gizi 2

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk

tentang pengertian makanan bergizi.

1.3.2.2 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang

sumber – sumber makanan bergizi.

1.3.2.3 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang

manfaat makanan bergizi.

1.3.2.4 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang

akibat dari kekurangan gizi.

1.3.2.5 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang

bagaimana cara pengolahan makanan yang benar.

1.3.2.6 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang

penyusunan hidangan sehat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat melatih penyelesaian masalah dengan menggunakan

metode ilmiah sehingga dapat meningkatkan kemampuan analisis

terhadap masalah dan menentukan pemecahannya.

1.4.2 Bagi Lahan Penelitian

Dapat digunakan sebagai masukan guna menindak lanjuti hasil

penelitian guna meningkatkan status gizi balita.

Page 18: Gizi 2

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini berguna untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan ibu

balita gizi buruk tentang makanan bergizi.

Page 19: Gizi 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,

2003).

2.1.1 Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan, yaitu :

2.1.1.1 Tahu (know), tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2.1.1.2 Memahami (comprehention), kemampuan seseorang

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan

dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

2.1.1.3 Aplikasi (application), kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya).

2.1.1.4 Analisis (analysis), kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu obyek komponen-komponen, tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya

satu sama lain.

Page 20: Gizi 2

2.1.1.5 Sintesis (synthesis), kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

2.1.1.6 Evaluasi (evaluation), kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek

(Notoatmodjo, 2003).

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Nursalam

(2001) antara lain :

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu (Suwarno, 1992

dikutip oleh Nursalam dan Pariani, 2001). Pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang juga perilaku dan pola hidup terutama

dalam motivasi untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan.

Makin tinggi tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang harus

diperkenalkan.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk

menujang kehidupannya, dan kehidupan keluarganya (Thomas, 1996

dikutip oleh Nursalam dan Pariani, 2001). Pekerjaan bukanlah

Page 21: Gizi 2

sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari

nafkah yang membesarkan, berulang dan banyak tantangan (Erich,

1996 dikutip oleh Nursalam dan Pariani).

c) Umur

Usia adalah individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja,

dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan

lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi tingkat

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan

kematangan jiwanya (Nursalam dan Pariani, 2001).

d) Informasi

Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi

rasa cemas. Seseorang yang mendapat informasi akan mempertinggi

pengetahuan terhadap suatu hal (Nursalam dan Pariani, 2001).

2.1.3 Cara memperoleh pengetahuan

2.1.3.1 Cara Tradisional

1. Cara coba salah

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan

yang lain sampai masalah tersebut terpecahkan.

Page 22: Gizi 2

2. Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali

kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan

tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya

diwariskan turun temurun dan generasi berikutnya.

3. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi

pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa

pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan.

4. Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan berkembangnya kebudayaan umat

manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari

sini manusia telah mampu menggunakan penalaran dalam

memperoleh pengetahuan manusia telah menggunakan

jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

2.1.3.2 Cara Modern

Cara modern untuk memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah yang dikenal

dengan metode penelitian ilmiah. Untuk memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi

Page 23: Gizi 2

langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap

semua fakta. Sehubungan dengan obyek yang diamati

kemudian ditetapkan ciri atau unsur yang pasti ada pada satu

gejala, hal ini yang menjadi dasar pengambilan kesimpulan.

(Notoatmodjo, 2005)

2.1.4 Tingkatan Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan tidak hanya dapat diukur atau

dikategorikan pada persamaan, tetapi bila dinyatakan lebih besar

atau lebih kecil, misalnya :

O : jelek, 1 : cukup, 2 : baik, 3 : sangat baik.

Tetapi skor yang sering digunakan untuk mempermudah dalam

mengkategorikan jenjang/ peringkat dalam penelitian biasanya

dituliskan dalam prosentase yaitu :

- Pengetahuan baik : 76 – 100%

- Pengetahuan cukup : 56 – 75 %

- Pengetahuan kurang : < 56 %

(Nursalam, 2003)

2.2 Konsep Ibu

Ibu adalah perempuan yang telah melahirkan seseorang atau disebut

juga sebagai perempuan yang telah bersuami (Primapena, Team. 2000).

2.3 Konsep Balita

Page 24: Gizi 2

Balita adalah anak usia 1-5 tahun, pada masa ini merupakan masa

penting dalam tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 1998).

2.4 Gizi Buruk

2.4.1 Pengertian gizi buruk

Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya

kekurangan gizi menahun. Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi

yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP)

dalam makanan sehari hari (Admin, 2008)

2.4.2 Klasifikasi gizi

Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku

yang sering disebut reference. Buku antopometri yang sekarang

digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS dengan indeks berat

menurut umur, indeks tinggi badan menurut umur, berat badan

dibanding tinggi badan (Supariasa, 2002).

2.4.3 Faktor penyebab masalah gizi

UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro

sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi.

Dalam kerangka tersebut ditunjukkan bahwa masalah gizi buruk

dapat disebabkan oleh :

2.3.5.1 Penyebab Langsung

Makanan dan penyakit dapat secara langsung

menyebabkan gizi buruk. Timbulnya gizi buruk tidak hanya

Page 25: Gizi 2

dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga

penyakit. Anak yang mendapat cukup banyak makanan tetapi

sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi

buruk. Demikian pula dengan anak yang tidak memperoleh

cukup makanan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah

dan akan mudah terserang penyakit.

2.3.5.2 Penyebab tidak langsung

Ada tiga penyebab tidak langsung yang menyebabkan

masalah gizi yaitu :

1. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai.

Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi

kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam

jumlah maupun mutu gizinya.

2. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga

dan masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu,

perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh

dan berkembang dengan baik, baik fisik, mental dan

sosial.

3. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.

Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat

menjamin penyediaan air bersih dan sarana kesehatan

dasar (Posyandu) yang terjangkau oleh setiap keluarga

yang membutuhkan. (Supariasa, 2002)

Page 26: Gizi 2

2.4.4 Tanda-tanda gizi buruk

2.4.4.1 Pengukuran antropometri, apabila berat badan menurut umur

(BB/U) dibandingkan dengan tabel Z-score, apabila berada <-

3 SD positif gizi buruk kemudian dicocokkan dengan z-score

(TB/PB terhadap BB) apabila juga positif gizi buruk berarti

termasuk gizi buruk kronis apabila dengan TB/BB tidak

positif maka termasuk gizi buruk akut, apabila tidak ada alat

ukur TB dan PB bisa juga dilanjutkan dengan pengukuran

LILA bagian kiri balita, apabila LILAnya kurang dari 11,5 cm

maka balita tersebut gizi buruk akut.

2.4.4.2 Tanda klinis dibedakan menjadi 3 yaitu :

a. Marasmus dengan tanda-tanda :

- Anak sangat kurus

- Wajah seperti orang tua.

- Perut cekung

- Kulit keriput, jaringan lemak sangat sedikit

b. Kwashiorkor

Edema diseluruh tubuh, terutama pada wajah membulat

dan sembab, rambut kusam, mudah dicabut.

c. Gabungan marasmus dan kwashiorkor disebut marasmic

kwashiorkor pada KMS ada juga istilah BGM adalah

keadaan dimana letak berat badan balita berada dibawah

Page 27: Gizi 2

garis merah bada KMS Balita BGM belum tentu gizi

buruk tetapi kalau status gizi buruk balita pasti BGM.

(Abdur, 2008)

2.4.5 Penatalaksanaan Gizi Buruk

2.4.5.1 Rumah Tangga

- Ibu membawa anak untuk ditimbang di posyandu secara

teratur setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan

berat badannya.

- Ibu memberikan hanya ASI kepada bayi usia 0-4 bulan

- Ibu tetap memberikan ASI kepada anak sampai usia 2

tahun.

- Ibu memberikan MP-ASI sesuai usia dan kondisi

kesehatan anak sesuai anjuran pemberian makanan.

- Ibu segera memberitahukan pada petugas kesehatan/kader

bila balita mengalami sakit atau gangguan

pertumbuhan.

2.4.5.2 Posyandu

- Kader melakukan penimbangan balita setiap bulan di

posyandu serta mencatat hasil penimbangan pada KMS.

Page 28: Gizi 2

- Bagi balita dengan berat badan tidak naik (“T”)

diberikan penyuluhan gizi seimbang dan PMT

Penyuluhan.

- Kader memberikan PMT-Pemulihan bagi balita

dengan berat badan tidak naik 3 kali (“3T”) dan berat

badan di bawah garis merah (BGM).

- Kader merujuk balita ke puskesmas bila ditemukan

gizi buruk dan penyakit penyerta lain.

2.4.5.3 Pusat Pemulihan Gizi (PPG)

PPG merupakan suatu tempat pelayanan gizi kepada

masyarakat yang ada di desa dan dapat dikembangkan dari

posyandu. Pelayanan gizi di PPG difokuskan pada

pemberian makanan tambahan pemulihan bagi balita KEP.

Penanganan PPG dilakukan oleh kelompok orang tua balita

(5-9 balita) yang dibantu oleh kader untuk

menyelenggarakan PMT Pemulihan anak balita. Layanan

yang dapat diberikan adalah:

- Balita KEP berat/gizi buruk yang tidak menderita

penyakit penyerta lain dapat dilayani di PPG.

- Kader memberikan penyuluhan gizi/kesehatan serta

melakukan demonstrasi cara menyiapkan makanan

untuk anak KEP berat/gizi buruk.

Page 29: Gizi 2

- Kader menimbang berat badan anak setiap 2 minggu

sekali untuk memantau perubahan berat badan dan

mencatat keadaan kesehatannya.

- Apabila berat badan anak berada di pita warna kuning

atau di bawah garis merah (BGM) pada KMS, kader

memberikan PMT Pemulihan.

- Makanan tambahan diberikan dalam bentuk makanan

jadi dan diberikan setiap hari.

- Apabila berat badan anak berada di pita warna kuning

pada KMS teruskan pemberian PMT pemulihan sampai

90 hari.

- Apabila setelah 90 hari, berat badan anak belum

berada di pita warna hijau pada KMS kader merujuk

anak ke puskesmas untuk mencari kemungkinan

penyebab lain.

- Apabila berat badan anak berada di pita warna hijau

pada KMS, kader menganjurkan pada ibu untuk

mengikuti pelayanan di posyandu setiap bulan dan tetap

melaksanakan anjuran gizi dan kesehatan yang telah

diberikan.

2.4.5.4 Puskesmas

Page 30: Gizi 2

- Puskesmas menerima rujukan KEP Berat/gizi buruk dari

posyandu dalam wilayah kerjanya serta pasien pulang

dari rawat inap di rumah sakit.

- Menyeleksi kasus dengan cara menimbang ulang dan

dicek dengan Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS.

- Apabila ternyata berat badan anak berada di bawah garis

merah (BGM) dianjurkan kembali ke PPG/posyandu

untuk mendapatkan PMT pemulihan.

- Apabila anak dengan KEP berat/gizi buruk (BB < 60%

Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS) tanpa disertai

komplikasi, anak dapat dirawat jalan di puskesmas

sampai berat badan nya mulai naik 0,5 Kg selama 2

minggu dan mendapat PMT-P dari PPG.

- Apabila setelah 2 minggu berat badannya tidak naik,

lakukan pemeriksaan untuk evaluasi mengenai asupan

makanan dan kemungkinan penyakit penyerta, rujuk ke

rumah sakit untuk mencari penyebab lain.

- Anak KEP berat/gizi buruk dengan komplikasi serta ada

tanda-tanda kegawatdaruratan segera dirujuk ke rumah

sakit umum

- Tindakan yang dapat dilakukan di puskesmas pada anak

KEP berat/gizi buruk tanpa komplikasi

Page 31: Gizi 2

- Memberikan penyuluhan gizi dan konseling diet KEP

berat/ gizi buruk (dilakukan di pojok gizi buruk).

- Melakukan pemeriksaan fisik dan pengobatan minimal 1

kali per minggu.

- Melakukan evaluasi pertumbuhan berat badan balita gizi

buruk setiap dua minggu sekali.

- Melakukan peragaan cara menyiapkan makanan untuk

KEP berat/ gizi buruk.

- Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang

perkembangan berat badan dan kemajuan asupan

makanan (www.gizi.net).

2.5 Makanan Bergizi

Makanan bergizi adalah makanan yang memiliki kandungan nilai gizi

yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (Aldysya, 2007).

2.6 Gizi

2.6.1 Pengertian

Gizi (nutrient) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan

memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan

(Almatsier, 2005). Menurut Sediaoetama, 1997 (dalam Santoso,

2004), gizi atau makanan merupakan bahan dasar penyusunan bahan

makanan yang mempunyai fungsi sumber energi atau tenaga,

Page 32: Gizi 2

menyokong pertumbuhan badan, memelihara dan mengganti jaringan

tubuh, mengatur metabolisme dan berperan dalam mekanisme

pertahanan tubuh.

2.6.2 Zat gizi

Secara umum zat gizi kita kenal ialah : karbohidrat atau hidrat

arang, protein, atau zat putih telur, lemak vitamin-vitaimin dan

mineral. Ada kelompok ahli yang menambahkan air oksigen dengan

alasan ini belum diterima oleh semua ahli (Sediaoetama, 2000).

Penjelasan singkat kelima zat gizi tersebut adalah :

2.6.2.1 Karbohidrat atau hidrat arang

Merupakan nama kelompok zat-zat organik yang

mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda meski

terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan

fungsinya. Karbohidrat berasal dari sudut kimia dan

fungsinya. Karbohidrat berasal dari tanaman-tanaman dan

hanya sedikit yang termasuk bahan makanan hewani.

Fungsi karbohidrat terutama adalah sebagai sumber

utama energi yang murah. Karbohidrat yang berlebih akan

disimpan sebagai glikogen dalam otot dan hati, yang dapat

digunakan tubuh bila diperlukan banyak energi (Santoso,

2004).

2.6.2.2 Protein atau zat putih telur

Page 33: Gizi 2

Merupakan zat gizi yang sangat penting karena yang

paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan.

Fungsi fisiologi protein yaitu berhubungan dengan daya

dukungan bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan

(Santoso, 2004).

2.6.2.3 Lemak

Merupakan sekolompok ikatan organik yang terdiri atas

unsur-unsur C (Karbon), H (Hidrogen), dan O (Oksigen) yang

mempunyai sifat larut dalam pelarut tertentu.

Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi yaitu

cadangan dalam jaringan tubuh dan bantalan bagi organ

tertentu tubuh, sebagai sumber asam lemak polyunsaturated

fatty yaitu zat gizi yang esensial bagi kesehatan kulit dan

rambut, berfungsi sebagai pelarut vitamin A, D, E, K

(Santoso, 2004).

2.6.2.4 Vitamin

Merupakan unsur esensial untuk gizi normal, jenis

nutrisi ini merupakan zat organik dalam jumlah kecil yang

ditemukan dalam berbagai macam jumlah makanan.

Fungsi vitamin berlainan untuk berbagai vitamin, secara

umum berperan dalam berbagai macam tahap reaksi

metabolisme energi, pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh

Page 34: Gizi 2

sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim (Santoso,

2004).

2.6.2.5 Mineral

Merupakan zat gizi yang cukup penting bagi tubuh

manusia, sekitar 4% dari tubuh terdiri dari

mineral.berdasarkan analisis tubuh manusia, ada dua

kelompok besar mineral yaitu makro elemen dan mikro

elemen.

Mineral kelompok makro elemen berfungsi sebagai

bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai

bagian penting dari struktur sel jaringan. Fungsi mineral

kelompok mikro elemen diperlukan sebagian besar enzim

agar dapat berfungsi secara maksimal (Santoso, 2004).

2.6.2 Manfaat zat gizi

Penggolongan bahan makanan berdasarkan fungsi dari zat gizinya

menurut Sediaoetama, (2000) adalah :

2.6.2.1 Zat gizi penghasil energi, yaitu karbohidrat, lemak dan protein.

Zat gizi ini sebagian besar dihasilkan oleh bahan makanan

pokok. Zat tenaga dari makanan pokok digunakan untuk

pertumbuhan dan untuk beraktivitas.

Page 35: Gizi 2

2.6.2.2 Zat gizi pembangun sel, terutama diduduki oleh protein

sehingga bahan pangan lauk-pauk tergolong dalam bahan

makanan sumber zat pembangun berguna untuk perkembangan

.

2.6.2.3 Zat gizi pengatur, ke dalam kelompok ini termasuk vitamin dan

mineral. Zat pengatur diperlukan anak agar organ tubuh anak

berfungsi dengan baik.

2.6.3 Sumber - sumber zat gizi

2.6.3.1 Bahan makanan sumber karbohidrat : beras, jagung, kentang,

singkong,ubi, tepung terigu, mie, talas.

2.6.3.2 Bahan makanan sumber protein nabati : tempe, tahu, kacang

ijo, kacang kedelai, kacang merah, kacang tanah. Bahan

makanan sumber protein hewani : telur, ikan, ayam, daging,

hati, udang, lele, teri, susu.

2.6.3.3 Bahan makanan sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah

- buahan termasuk golongan bahan makanan sumber zat

pengatur, sumber zat pengatur terutama sayuran berwarna hijau

tua seperti daun singkong, daun kacang panjang, daun melinjo,

daun pepaya, kangkung, bayam, sawi hijau serta sayuran yang

berwarna kuning, jingga seperti wortel, tomat, labu kuning.

Demikian pula sayuran golongan kacang - kacangan seperti

kacang panjang, buncis, kecipir. Buah - buahan seperti :

Page 36: Gizi 2

pepaya, nanas, jambu air, mangga, nangka masak, pisang, jeruk,

jambu biji, rambutan, apel (Santoso, 2004).

2.6.3.4 Bahan makanan sumber lemak : minyak tumbuh - tumbuhan

(minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai,

jagung, dan sebagainya), mentega, margarin, dan lemak hewan

(lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain adalah kacang -

kacangan, biji - bijian, daging dan ayam gemuk, krim, susu,

keju, kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan lemak

atau minyak. Buah yang mengandung banyak lemak adalah

apokat (Almatsier, 2003).

2.6.4 Akibat Kekurangan Zat Gizi

2.6.4.1 Kekurangan makanan sumber zat tenaga (karbohidrat dan

lemak) akan mengganggu pertumbuhan anak.

2.6.4.2 Dampak jangka pendek kekurangan protein terhadap

perkembangan anak adalah penurunan kesadaran, mengalami

gangguan bicara dan gangguan perkembangan lainnya.

Dampak jangka panjang kekurangan protein adalah penurunan

kecerdasan, gangguan pemusatan perhatian, gangguan

penurunan rasa percaya diri.

2.6.4.3 Kekurangan zat pengatur (vitamin dan mineral) pada anak akan

mengakibatkan berbagai penyakit akibat defisiensi vitamin

misalnya sariawan, beri - beri, dll (Santoso, 2004).

2.6.5 Cara Mengolah Bahan Makanan

Page 37: Gizi 2

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengolah bahan makanan

yang baik agar zat gizi yang terkandung dalam makanan tidak hilang :

1. Beras hanya dicuci dua kali saja.

2. Daging dan ikan : masak sampai betul-betul matang, bila digoreng

tidak boleh sampai kering.

3. Sayuran : di cuci dahulu, baru dipotong-potong, masak sayuran

jangan terlalu lama (jangan sampai lunak dan berubah warna).

4. Buah-buahan : sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan segar agar

kandungan vitaminnya tidak hilang (Depkes RI, 2006).

2.7 Cara Menyusun Hidangan Sehat

2.7.1 Susunlah makanan sehari hari berdasarkan triguna makanan yaitu

yang mempunyai tiga guna yaitu sumber tenaga, sumber pembangun,

sumber pengatur.

2.7.2 Gunakan bahan makanan secara beraneka ragam, setiap hari dan

tersedia di daerah setempat.

2.7.3 Manfaatkan hasil pekarangan untuk meningkatkan gizi keluarga.

2.7.4 Pilih bahan makanan sesuai kemampuan daya beli dan disukai

keluarga.

2.7.5 Gunakan garam beryodium untuk memasak makanan bagi keluarga.

2.7.6 Kenalkan sedini mungkin makanan tradisional yang bergizi dan

disukai oleh anak (Depkes RI, 2006).

Page 38: Gizi 2

2.8 Kerangka Konsep

- Analisis - Sintesis - Evaluasi

Ibu Tradisional/non alamiah - Coba salah - Kekuasaan - Pengalaman pribadi Modern/ilmiah - Metodologi

penelitian

- Makanan - Penyakit

- Ketahanan pangan keluarga yang kurang

- Pola pengasuhan anak yang kurang memadai

- Pelayanan kesehatan lingkungan kurang memadai

Balita dengan gizi buruk

Pengetahuan : - Tahu - Memahami - Aplikasi

Pengetahuan ibu balita gizi buruk tentang: 1. Pengertian makanan bergizi 2. Jenis-jenis makanan bergizi 3. Manfaat makanan bergizi 4. Akibat kekurangan gizi 5. Cara pengolahan makanan yang benar 6. Penyusunan hidangan sehat

• Baik : 76 – 100% • Cukup : 56 – 75% • Kurang : < 56%

Keterangan : : Tidak diteliti : Diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Page 39: Gizi 2

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini yang digunakan adalah deskriptif yaitu untuk

mendeskripsikan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa ini. Deskripsi

peristiwa dilakukan secara sistematik dan lebih menekankan pada data

faktual dari pada penyimpulan. Fenomena ini disajikan secara apa adanya

tanpa manipulasi dan penelitian tidak mencoba menganalisis bagaimana dan

mengapa fenomena tersebut bisa terjadi. (Nursalam, 2001 : 83). Penelitian

ini menggambarkan pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang

makanan bergizi di wilayah kerja Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri.

3.2 Populasi Sampel Dan Sampling

3.2.1 Populasi

Setiap obyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

(Nursalam, 2003). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu

balita dengan gizi buruk yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Dalam penelitian ini populasinya

sebanyak 19 orang ibu balita dengan gizi buruk.

Page 40: Gizi 2

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. (Notoadmojo

S., 2003).

Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah semua ibu

balita dengan gizi buruk yang ada wilayah kerja Puskesmas

Ngadiluwih Kabupaten Kediri yaitu 19 ibu balita denga gizi buruk.

3.2.3 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2003). Pengambilan sampel

dalam penelitian menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel.

3.3 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi

3.3.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang akan diteliti :

3.3.1.1 Ibu balita dengan gizi buruk di wilayah kerja puskesmas

Ngadiluwih Kabupaten Kediri.

3.3.1.2 Ibu balita dengan gizi buruk yang bersedia menjadi

responden.

3.3.1.3 Ibu balita dengan gizi buruk yang bisa membaca dan

menulis.

Page 41: Gizi 2

3.3.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena perbagai

sebab :

3.3.2.1 Ibu balita dengan gizi buruk yang balitanya mengalami cacat

bawaan.

3.3.2.2 Ibu balita dengan gizi buruk yang pada saat penelitian tidak

ada di tempat.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh

anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

kelompok yang lain. (Notoadmojo S, 2003). Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang

makanan bergizi.

3.5 Definisi Konsep

Definisi variabel adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003). Pengetahuan ibu

balita gizi buruk tentang makanan bergizi adalah hasil tahu yang terjadi

setelah ibu yang mempunyai balita gizi buruk melakukan penginderaan

terhadap obyek tertentu, obyek disini yaitu yang berhubungan dengan

pengetahuan ibu tentang makanan bergizi.

Page 42: Gizi 2

3.6 Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor

Pengetahu-an ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi

Kemampuan ibu balita dengan gizi buruk dalam menjawab dengan benar pertanyaan tentang makanan bergizi

1. Pengertian makanan bergizi

2. Jenis-jenis makanan bergizi

3. Manfaat makanan bergizi

4. Akibat kekurangan gizi

5. Cara pengolahan makanan yang benar

6. Penyusunan hidangan sehat

Angket Ordinal

Pengetahuan - Baik (96-100%) - Cukup (56-75%) - Kurang (<56%)

3.7 Tempat Dan Waktu Penelitian

3.7.2 Tempat

Wilayah kerja Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri.

3.7.3 Waktu

Penelitian dilakukan pada tanggal 13 - 20 Juli 2008.

3.8 Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan dengan

menyebarkan angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah

setiap pertanyaan sudah disediakan alternatif jawabannya yang paling tepat.

Setelah semua angket selesai diisi dikumpulkan langsung oleh peneliti dan

selanjutnya data tersebut diperiksa kelengkapannya.

Page 43: Gizi 2

3.8.1 Memeriksa kembali apakah angket diisi dengan lengkap

3.8.2 Memberi kode pada jawaban responden

3.8.3 Memberi nilai pada jawaban responden

Skor dari angket

Benar = 1

Salah = 0

3.9 Alat Ukur Yang Digunakan

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan angket yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini

menggunakan angket tipe tertutup yaitu pertanyaan yang mengharapkan

jawaban singkat atau memilih salah satu alternative jawaban dari setiap

pertanyaan yang telah tersedia (Sugiyono, 2006)

3.10 Analisa Data

Pada penelitian ini teknik analisa data deskriptif kualitatif dengan

prosentase rumus :

P : %100xBA

Keterangan :

P : prosentase hasil

A : skor yang didapat

B : skor maksimal yang diharapkan (Arikunto, 1998)

Page 44: Gizi 2

Setelah itu diklasifkasikan dalam tingkat pengetahuan yaitu :

1. Pengetahuan Baik :76% - 100%.

2. Pengetahuan Cukup :56% - 75%.

3. Pengetahuan Kurang : <56%

(Nursalam, 2003)

3.11 Etika Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat surat izin dari

Kepala Program Studi Kebidanan Kediri dan permintaan izin kepada Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Kepala Puskesmas Ngadiluwih. Setelah

mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan mengadakan

pendekatan kepada klien untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden

dengan menekankan pada etika penelitian sebagai berikut :

3.11.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan Sebagai Responden)

Lembar ini diberikan kepada subyek yang akan diteliti, peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta

dampak yang terjadi selama atau sesudah pengumpulan data. Jika

menolak untuk diteliti maka tidak akan memaksa dan tetap akan

menghormati hak-haknya.

3.11.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, maka penulis tidak akan

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, tetapi cukup

memberikan kode pada masing-masing lembar.

Page 45: Gizi 2

3.11.3 Confindentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah disimpulkan dari subyek diolah

oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan

pada hasil penelitian.

Page 46: Gizi 2

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan

mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Dengan Gizi Buruk Tentang

Makanan Bergizi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri.

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 14 - 17 Juli 2008 di wilayah kerja

Puskesmas Ngadiluwih dengan jumlah sampel sebanyak 18 responden ibu balita

dengan gizi buruk.

Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan.

4.1 Hasil Penelitian

39%

11%

50%

BaikCukupKurang

4.1.1 Data Umum

Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi.

Gambar 4.1 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk

tentang makanan bergizi

Diagram 4.1 diatas menunjukkan pengetahuan ibu balita dengan

gizi buruk tentang makanan bergizi, dari 18 responden 7 responden

29

Page 47: Gizi 2

berpengetahuan baik, 2 responden berpengetahuan cukup dan 9

responden berpengetahuan kurang.

4.1.2 Data Khusus

72%

28%

BaikKurang

4.1.2.1 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang pengertian

makanan bergizi

Gambar 4.2 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang pengertian makanan bergizi

Diagram 4.2 di atas menunjukkan dari 18 responden, 13

responden berpengetahuan baik dan 5 responden

berpengetahuan kurang.

28%

11%

61%

BaikCukup Kurang

4.1.2.2 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang sumber-

sumber makanan bergizi

Gambar 4.3 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang sumber-sumber makanan bergizi

Page 48: Gizi 2

Diagram 4.3 di atas menunjukkan dari 18 responden

terdapat 11 responden berpengetahuan baik, 5 responden

berpengetahuan cukup dan 2 responden berpengetahuan

kurang.

4.1.2.3 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang manfaat

makanan bergizi

33%

67% BaikKurang

Gambar 4.4 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang manfaat makanan bergizi

Diagram 4.4 di atas menunjukkan dari 18 responden

terdapat 6 responden berpengetahuan baik dan 12 responden

berpengetahun kurang.

Page 49: Gizi 2

33%

67% CukupKurang

4.1.2.4 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang akibat dari

kekurangan gizi

Gambar 4.5 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang akibat kekurangan gizi

Diagram 4.5 di atas menunjukkan dari 18 responden, 16

responden berpengetahuan cukup dan 12 responden

berpengetahuan kurang.

33%

6%

61% Baik

Cukup

Kurang

4.1.2.5 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang cara

pengolahan makanan yang benar.

Gambar 4.6 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi

buruk tentang pengolahan makanan yang benar

Page 50: Gizi 2

Diagram 4.6 di atas menunjukkan dari 18 responden, 6

responden berpengetahuan baik, 1 responden berpengetahuan

cukup dan 11 responden berpengetahuan kurang.

4.1.2.6 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang penyusunan

hidangan sehat

0

20

40

60

80

100

Baik Cukup Kurang

Gambar 4.7 Diagram batang pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang tentang penyusunan hidangan sehat

Diagram 4.7 di atas menunjukkan dari 18 responden ibu

balita dengan gizi buruk semuanya berpengetahuan baik.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi

Dari diagram 4.1 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu balita

dengan gizi buruk tentang makanan bergizi di wilayah kerja Puskesmas

Ngadiluwih secara umum adalah kurang. Hal ini dibuktikan bahwa dari

18 responden didapatkan 7 responden (39%) berpengetahuan baik, 2

Page 51: Gizi 2

responden (11%) berpengetahuan cukup dan 9 responden (50%)

berpengetahuan kurang.

Hal ini mungkin dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan ibu

balita dengan gizi buruk yang ada diwilayah kerja Puskesmas

Ngadiluwih, diketahui bahwa dari 18 ibu balita dengan gizi buruk, 1

responden berpendidikan SD, 10 responden berpendidikan SMP, 7

responden berpendidikan SMA. Hal ini sesuai dengan pendapat

Nursalam (2001), bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin

banyak pula pengetahuan yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang

rendah menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai

yang baru diperkenalkan.

Menurut Suprihatin Guharja (2003), bentuk kepedulian pada gizi

anak merupakan salah satu tnggung jawab dari keluarga dalam hal ini

ibu rumah tangga dan secara tidak langsung merupakan tnggung jawab

masyarakat. Dalam masyarakat, kegiatan-kegiatan yang menyangkut

perbaikan gizi banyak melibatkan kaum ibu, maka ibu merupakan

tokoh utama yang harus perduli pada gizi anak. Di sini ibu harus

mampu menyediakan makanan yang tepat untuk balitanya, terutama

perlu diperhatikan kandungan gizinya agar pertumbuhan dan

perkembangan balita dapat berjalan dengan baik. Maka dari itu pola

asuhan gizi keluarga yaitu kemampuan keluarga untuk memberikan

makanan kepada bayi dan anak sangatlah penting khususnya pemberian

air susu ibu (ASI) eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI

Page 52: Gizi 2

harus lebih diperhatikan. Selain itu kesadaran ibu untuk rutin

menimbangkan bayinya di posyandu tiap bulan juga sangat penting

agar pertumbuhan dan perkembangan balita dapat dilihat sehingga

apabila ada penyimpangan dapat segera ditindak lanjuti.

Disini peran tenaga kesehatan dan juga kader sangat penting

untuk mengatasi masalah gizi buruk yang ada. Tenaga kesehatan

terutama bidan dapat memberikan informasi tentang gizi terutama

penerapannya, seperti PMT penyuluhan, tujuan PMT penyuluhan

adalah untuk peragaan (demo) mengenai cara-cara menyiapkan

makanan sehat bagi balita. Peragaan (demo) dihadapan para orang tua

dan dilakukan oleh petugas dibantu oleh kader, kemudian makanan dari

PMT penyuluhan tersebut dibagikan kepada semua balita yang hadir.

Menurut bagian gizi IRJ Dr. Soetomo (2008), salah satu contoh PMT

tersebut adalah modisco (modified disco). Modisco adalah minuman

bernilai gizi tinggi, mudah dicerna, kaya kalori dan protein. Sehingga

modisco ini sangat baik diberikan kepada balita gizi buruk untuk untuk

pemulihan status gizi balita selain pemberian makanan seimbang tiap

harinya. Selama ini penanganan yang sedang dilakukan untuk

pemulihan balita gizi buruk yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Ngadiluwih adalah pemberian PMT pemulihan berupa susu formula

(Entrasol) selama 90 hari kepada gizi buruk yang ada diwilayahnya.

Disini peranan ibu juga sangat penting yaitu dalam pemberian jumlah

Page 53: Gizi 2

susu kepada balita tiap harinya sesuai dengan anjuran agar status gizi

balitanya menjadi baik.

4.2.1.1 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang pengertian makanan

bergizi

Dari diagram 4.2 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu balita

dengan gizi buruk tentang pengertian makanan bergizi adalah baik. Hal

ini dibuktikan bahwa dari 18 responden, terdapat 13 responden (72%)

berpengetahuan baik dan 5 responden (28%) berpengetahuan kurang.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil tahu

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek

tertentu Hal ini mungkin dikarenakan ibu balita dengan gizi buruk di

wilayah kerja Puskesmas Ngadiluwih sering mendapatkan informasi

dan penyuluhan dari bidan ataupun kader tentang apa itu makanan

bergizi pada saat mengikuti kegiatan posyandu.Ini berarti bahwa ibu

juga dapat memperoleh informasi melalui majalah, koran, televisi dan

radio yang membahas tentang makanan bergizi.

Menurut Aldysya (2007), makanan bergizi adalah makanan yang

memiliki kandungan nilai gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

tubuh. Oleh karena itu selain mengerti apa itu makanan bergizi , ibu

juga diharapkan mampu memberikan makanan yang mengandung nilai

gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh balitanya, karena

ibu menjadi penentu dan pengatur konsumsi makanan yaitu terhadap

banyaknya masukan makanan pada balita. Karena pada usia ini anak

Page 54: Gizi 2

rawan terhadap keadaan kekurangan zat gizi, misalnya pada umur 12-

24 bulan bagi anak balita merupakan masa peralihan yaitu penyesuaian

dari makanan halus ke makanan dewasa serta masa yang paling kritis

karena adanya bahaya ketidakcukupan gizi dan penyakit infeksi.

Menurut Jellife (2004), pada masa di atas satu tahun anak memerlukan

makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya, sehingga

balita rentan terhadap anemia gizi.

4.2.1.2 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang sumber-sumber

makanan bergizi

Dari diagram 4.3 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu balita

dengan gizi buruk tentang sumber-sumber makanan bergizi adalah

baik. Hal ini dibuktikan bahwa dari 18 responden didapatkan 11

responden (61%) berpengetahuan baik, 5 responden (28%)

berpengetahuan cukup dan 2 responden (11%) berpengetahuan kurang.

Hal ini mungkin dikarenakan pada saat penyuluhan tentang

makanan bergizi digunakan alat peraga atau gambar tentang bahan

makanan bergizi, atau sering mendengar atau bahkan melihat dari

berbagai media, baik media cetak ataupun media elektronik. Sehingga

ibu mudah mengingat informasi yang telah didapatkannya. Selain

informasi langsung dari tenaga kesehatan ataupun kader, informasi

tentang sumber bahan makanan bergizi juga dapat diperoleh ibu dari

ibu-ibu yang lain.

Page 55: Gizi 2

Kebutuhan balita akan zat gizi perlu dipenuhi untuh proses

pertumbuhan dan perkembangan. Dalam hal ini peranan ibu sangat

penting yaitu untuk memberikan makanan yang tepat dengan

kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi balitanya. Tetapi

masalahnya sebagian besar dari balita gizi buruk adalah dari keluarga

miskin, hal ini dapat dilihat dari data Puskesmas Ngadiluwih yaitu dari

18 balita dengan gizi buruk, 12 diantaranya atau hampir 70% adalah

dari keluarga miskin sehingga hal ini juga berpengaruh terhadap

kemampuan mereka untuk penyediaan makanan bergizi yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan nutrisi balita meskipun mereka

mengetahui tentang apa saja sumber-sumber makanan bergizi.

Menurut Anasmcguire (2008), ibu rumah tangga yang kreatif

meskipun dari keluarga miskin, pada dasarnya dapat sedikit membantu

menghindari anak dari kondisi malnutrisi. Misalnya memberikan air

susu ibu (ASI) dalam waktu yang lebih lama. Memperluas

pengetahuan ibu-ibu terhadap sumber-sumber makanan yang bergizi

dan murah dari alam sekitar. Dari pengamatan yang peniliti lakukan,

sebagian besar kelurga balita gizi buruk kurang dapat memanfaatkan

lahan pekarangan yang ada disekitar rumahnya. Pekarangan rumah

perlu dimanfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi

keluarga, setiap jengkal lahan pekarangan dapat dimanfaatkan untuk

tanaman sayuran dan buah-buahan, kandang ternak, kolam ikan dan

Page 56: Gizi 2

lain-lain. Jika lahan sempit dapat dibuatkan anjang-anjang untuk

tanaman rambat atau tanaman dalam pot. Prinsipnya, kembali ke alam

karena hidup sehat dengan makanan bergizi tidak harus mahal.

4.2.1.3 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang manfaat makanan

bergizi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18 responden

didapatkan 6 responden (33%) berpengetahuan baik dan 12 responden

(67%) berpengetahuan kurang.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu balita

dengan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Ngadiluwih sebagian

besar adalah kurang. Hal ini mungkin disebabkan selama ini informasi

yang diperoleh ibu tentang manfaat makanan bergizi adalah secara

garis besarnya saja atau secara umum saja. Ini dapat dilihat dari

jawaban soal tentang manfaat makanan bergizi, yaitu pada soal no. 6

tentang zat gizi yang bermanfaat memberi kecukupan untuk

beraktifitas sebagian besar dari mereka memberikan jawaban yang

salah. Tetapi pada soal no. 7 yaitu tentang fungsi makanan bergizi bagi

tubuh balita sebagian besar dari mereka menjawab dengan benar yaitu

untuk proses pertumbuhan dan perkembangan.

Menurut Soedioetomo (2000), makanan bergizi bermanfaat bagi

tubuh untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Sehingga

pemberian makanan ini sangat diperhatikan kandungan gizinya agar

manfaat yang kita inginkan dapat terpenuhi. Anasmcguire (2008)

Page 57: Gizi 2

mengatakan bahwa fenomena yang ada dalam masyarakat sekarang ini

ibu memberikan makanan pada balitanya bertujuan supaya anak

kenyang saja tanpa memperhatikan kandungan gizi dari makanan yang

diberikan tersebut, sehingga asupan nutrisi yang dibutuhkan balita

kurang terpenuhi. Maka hal ini jika berlangsung dalam waktu yang

lama akan berakibat buruknya status gizi balita karena terganggunya

proses pertumbuhan dan perkembangan. Seperti telah dijelaskan pada

sub bab pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan

bergizi bahwa makanan bergizi tidak harus mahal, tempe atau tahu

goreng, sayur bayam dengan nasi diharapkan sudah bisa memberi

asupan gizi yang dibutuhkan tubuh, meski sesekali perlu diselingi

pemberian telur, ikan dan susu. Untuk menanggulangi masalah gizi

kurang dan gizi buruk baik bidan, kader dan tenaga kesehatan lainnya

seperti ahli gizi diharapkan lebih meningkatkan dan mendorong

dilakukannya gerakan pemberdayaan masyarakat lewat gerakan

keluarga sadar gizi (Kadarzi). Setiap keluarga terutama ibu didorong

untuk rutin memantau berat badan balitanya di Posyandu tiap

bulannya, memberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi 0-6

bulan, mengkonsumsi berbagai ragam makanan dan mengkonsumsi

suplementasi gizi sesuai anjuran.

4.2.1.4 Pengetahuan ibu balita dan gizi buruk tentang akibat kekurangan gizi

Dari diagram 4.5 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu balita

dengan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Ngadiluwih tentang

Page 58: Gizi 2

akibat kekurangan gizi adalah kurang. Hal ini dibuktikan bahwa dari

18 responden, didapatkan 6 responden (33%) berpengetahuan cukup

dan 12 responden (67%) berpengetahuan kurang.

Hal ini mungkin dikarenakan selama ini informasi tentang akibat

kekurangan gizi tidak disertai dengan gambar-gambar tentang akibat

kekurangan gizi, sehingga ibu sulit untuk mengingatnya. Dengan

gambar-gambar akan memudahkan seseorang untuk mengingat tentang

informasi yang telah diberikan. Menurut Notoatmodmodjo (2003), alat

peraga atau gambar sangatlah berguna, berdasarkan prinsip bahwa

pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap

melalui penca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk

menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula

pengertian / pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain alat

peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin

kepada suatu objek sehingga mempermudah pemahaman. Manfaat

lainnya yaitu semakin mereka tahu akibat dari kekurangan gizi maka

mereka akan takut dan akan semakin berusaha serta termotivasi untuk

memenuhi kebutuhan gizi balitanya. Mereka pasti tidak mau kalau

anaknya menjadi seperti apa yang telah ditunjukkan pada gambar

tentang akibat dari kekurangan gizi.

Menurut Yetti (2005), dari beberapa penelitian menjelaskan,

dampak jangka pendek gizi buruk terhadap anak-anak adalah anak

menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan gangguan

Page 59: Gizi 2

perkembangan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang adalah

penurunan kecerdasan, gangguan pemusatan perhatian dan gangguan

penurunan rasa percaya diri. Hal ini berarti akan mengakibatkan

jeleknya prestasi akademik anak di sekolah, sehingga kurang gizi atau

gizi buruk dapat menjadi penyebab kemiskinan karena rendahnya

sumber daya manusia dan juga menyebabkan hilangnya generasi

bangsa yang berkualitas. Tetapi yang ada di masyarakat sebagian besar

ibu balita dengan gizi buruk tidak mau anaknya disebut balita gizi

buruk, mereka mengatakan berat badan anaknya tidak sesuai dengan

standart karena memang keturunan ataupun karena bawaan dari lahir,

sehingga mereka tetap kurang memperhatikan asupan nutrisi balitanya.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman ibu, bidan sebagai tenaga kesehatan hendaknya lebih

meningkatkan informasi tentang akibat dari kekurangan gizi dan

pemyebab gizi kepada para ibu balita dengan gizi buruk. Karena kita

ketahui bahwa banyak sekali dampak yang diakibatkan oleh gizi

buruk.

4.2.1.5 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang cara pengolahan

makanan yang benar

Dari diagram 4.6 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu balita

dengan gizi buruk tentang cara pengolahan makanan yang benar secara

umum adalah kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18

responden, didapatkan 6 responden (33%) berpengetahuan baik, 1

Page 60: Gizi 2

responden (6%) cukup dan 11 responden (61%) berpengetahuan

kurang.

Hal ini mungkin dikarenakan informasi yang diperoleh ibu

selama ini hanya berupa ceramah dan tanya jawab saja tanpa disertai

dengan demonstrasi, sehingga materi yang diberikan sulit diingat.

Sesuai dengan pendapat Notoatmodmodjo (2003) bahwa alat peraga

sangatlah berguna, berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada

pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui penca indera.

Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka

semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian / pengetahuan yang

diperoleh. Dengan perkataan lain alat peraga ini dimaksudkan untuk

mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga

mempermudah pemahaman.

Rusiman (2008) mengatakan bahwa dalam pengolahan makanan

diperlukan usaha yang optimal agar apa yang diinginkan tercapai dan

apa yang tidak diinginkan ditekan sampai minimal. Untuk itulah

pentingnya pengetahuan akan pengaruh pengolahan terhadap nilai gizi

dan keamanan pangan. Walaupun demikian, hal yang lebih penting

adalah bagaimana seharusnya melakukan suatu pengolahan pangan

agar bahan pangan yang kita hasilkan bernilai gizi tinggi dan aman.

Selama ini cara pengolahan makanan ibu balita dengan gizi

buruk sebagian besar adalah salah, hal ini dapat dilihat dari jawaban

responden yang sebagian besar memberikan jawaban yang salah

Page 61: Gizi 2

tentang pengolahan makanan yang benar. Sebagai contoh cara

pengolahan daging/ikan yang benar sebagian besar responden

menjawab penggorengan daging yang benar adalah sampai kering.

Menurut Santoso (2004), panas untuk pengolahan makanan ini akan

akan mengubah sifat-sifat kimia makanan, sehingga bila makanan

dimasak terlalu lama akan mengubah sifat-sifat gizinya. Contoh yang

lain yaitu pada soal cara memasak sayuran yang benar untuk mencegah

hilangnya kandungan zat gizi pada sayuran sebagian besar dari

responden menjawab dipotong dahulu, dicuci kemudian baru dimasak,

padahal hal ini adalah salah. Menurut Santoso (2004), cara memasak

sayuran yang benar adalah sebaiknya pencucian dilakukan trelebih

dahulu sebelum dipotong-potong kemudian baru dicuci dengan air

bersih yang mengalir, setelah itu baru dimasak. Hal ini bertujuan agar

zat-zat gizi yang terkandung dan bersifat larut dalam air tidak terbuang

bersama air pencuci tersebut. Maka dari itu pemahaman yang benar

dalam pengolahan makanan sangat dibutuhkan oleh ibu-ibu agar

makanan yang disiapkan aman dikonsumsi dan tidak banyak berkurang

nilai gizinya.

4.2.1.6 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang penyusunan

hidangan sehat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18 responden

semuanya berpengetahuan baik. Hal ini mungkin dikarenakan di

tempat pelayanan kesehatan misalnya Polindes dan Puskesmas banyak

dipasang gambar-gambar tentang menu hidangan sehat dan juga

mungkin pengetahuan ibu tersebut diperoleh ibu dari membaca atau

Page 62: Gizi 2

mendengar dari orang lain. Sehingga ibu dapat dengan mudah untuk

mengingatnya karena seringnya melihat dan membaca tentang

bagaimana penyusunan hidangan sehat itu. Menurut Harry (2005),

informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang,

meskipun seseorang tersebut mempunyai pendidikan yang rendah

tetapi ia mendapat informasi dari berbagai media massa, maka hal itu

akan meningkatkan pengetahuan seseorang.

Menurut Santoso (2004), menu atau hidangan sehat itu sendiri

terdiri dari makanan pokok seperti nasi, jagung, singkong, sagu dan

lain sebagainya. Lauk pauk seperti ikan, telur, daging, tempe, tahu.

Kemudian sayur-sayuran seperti kangkung, bayam, sawi, wortel dan

lain sebagainya, serta buah buahan seperti pisang, papaya jeruk dan

lain sebagainya. Penggunaan bahan makanan diatas sebaiknya

digunakan secara beraneka ragam tiap harinya. Penganekaragaman

makanan yang diberikan ibu kepada balita tiap harinya sangat

diperlukan agar semua kebutuhan nutrisi balita dapat terpenuhi, karena

kebutuhan akan suatu zat gizi tidak akan terpenuhi hanya dari satu

jenis makanan saja. Tetapi masalahnya kebanyakan ibu balita

memberikan makanan kepada balitanya hanya makanan-makanan yang

disukai anaknya saja tanpa ada variasi menu tiap harinya sehingga

kebutuhan nutrisi balita kurang terpenuhi dan dapat berakibat

buruknya status gizi balita. Dalam hal ini bidan maupun kader dapat

memberikan informasi dan penyuluhan yang disertai dengan demo

bagaimana penyusunan serta pengolahan hidangan sehat, bahan

makanan yang akan diolah dapat dibawa ibu dari rumah dari hasil

Page 63: Gizi 2

kebun sendiri sehingga tidak perlu biaya yang mahal agar nantinya

nanti ibu dapat mempraktekkan dan menerapkannya dirumah.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam pengumpulan data, soal-soal yang digunakan dalam angket

kurang tepat sehingga mempengaruhi keakuratan hasil penelitian

Page 64: Gizi 2

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari data di atas hasil penelitian dan pembahasan pada bab

sebelumnya dari penelitian di wilayah kerja Puskesmas Ngadiluwih di

dapatkan hasil pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan

bergizi yaitu :

5.1.1 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi

sebagian besar (50%) adalah kurang.

5.1.1.1 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang pengertian

makanan bergizi sebagian besar (72%) adalah baik.

5.1.1.2 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang sumber-

sumber makanan bergizi sebagian besar (61%) adalah baik.

5.1.1.3 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang manfaat

makanan bergizi sebagian besar (67%) adalah kurang.

5.1.1.4 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang akibat

kekurangan gizi sebagian besar (67%) adalah kurang.

5.1.1.5 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang cara

pengolahan makanan yang benar sebagian besar (61%) adalah

kurang.

5.1.1.6 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang penyusunan

hidangan sehat semuanya (100%) adalah baik.

Page 65: Gizi 2

5.2 Saran

5.2.1 Lahan penelitian (Bidan)

5.2.1.1 Diharapkan agar bidan lebih meningkatkan penyuluhan tentang

makanan bergizi dengan metode yang lain tidak hanya ceramah

dan tanya jawab saja tetapi dapat ditambahkan dengan

demonstrasi atau dilengkapi dengan media-media seperti

leaflet, poster dan sebagainya agar materi atau informasi atau

materi yang diberikan lebih mengena dan mudah diingat oleh

ibu.

5.2.1.2 Diharapkan agar bidan lebih memotivasi ibu balita dengan gizi

buruk agar rajin memberikan PMT yang telah diberikan kepada

balitanya.

5.2.2 Institusi Penelitian

Bagi institusi dapat dijadikan sebagai masukan dan dapat

dilanjutkan untuk penelitian selanjutnya tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian gizi buruk.

Page 66: Gizi 2

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta. Bernand, William & Leopold, jules. 2007. Tes Analisa IQ dan Kepribadian Anda.

Bandung : Pioner Jaya Departemen kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan

Gizi Keluarga. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Primapena Team. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gita Media

Pers. Santoso, Sugeng dan Rianti, Anne Lies. 2004. Kesehatan Dan Gizi. Jakarta :

Rineka Cipta. Sediaoetama, Ade. 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi Jilid I.

Jakarta : Dian Rakyat. Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Supariasa, I.D.N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Abdur. 2008. Gizi Buruk.http://www.pamekasan on the web.co.id. Admin, 2008. Marasmus.http//www.library.usu.co.id Aldysya. 2007. Makanan Bergizi.http://aldysya.blog.friendster.com/my

blog/2007/03/html Anasmcguire. 2008.Tidak Semua Gizi Buruk Disebabkan Oleh Kelaparan.

http://www.kompas.com.

Page 67: Gizi 2

Bagian gizi IRJ Dr. Soetomo. 2008.Poli Gizi IRJ Dr Soetomo Ajarkan Modisco Untuk gizi Buruk. Kiat Sehat. com/index.php?pgnm=. artikel/00010001000010698_full.html&frame=1&panel=0001&cat=0001.-40k

Gaw. 2006. Selamatkan Balita, Selamatkan Bangsa.http://www.kompas.co.id Harry.2005. Gizi Keluarga. www.gizikeluarga.org?php=155 Rusiman. 2008. Pengaruh Pengolahan Lemak. www.rusiman.bpdas-pemalijratun.

net/indek.php?option=com.content&new=article&id=s:pengaruh-pengolahanlemak-39k

Suprihatin, Guhardja. 2003. Anak Keluarga Mapanpun Rawan Masalah Gizi.

http://www.media on-line.com. Yanti. 2007. Gizi Balita.http://www.gizi.co.id/html Yetty. 2005. Gizi Buruk Ancaman Generasi Yang Hilang.http://10.ppi.

jepang.org/cetak.php?id=113. Ypha. 2007. Gizi Tentukan Kualitas Hidup. http://www.media on-line.com. _______, 2006. 1,7 Juta Balita Alami Gizi Buruk. http://www.sinar

harapan.co.id./berita/0608/04/nas03.html. , 2008. Tata Laksana Gizi Buruk. www.p3gizi.litbang.depkes.go.id/

index.php?option=com_content&task=view&id=86&Itemid=54 – 18

Page 68: Gizi 2

Lampiran 1

INFORMASI PENELITIAN

Dengan ini saya :

N a m a : Neni Kurniawati

N I M : 0502200064

Institusi : Politeknik Kesehatan Malang

Jurusan Kebidanan Kediri Program Studi Kebidanan Kediri

Akan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu

Balita Dengan Gizi Buruk Tentang Makanan Bergizi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri.”

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengetahuan Ibu

Balita Dengan Gizi Buruk Tentang Makanan Bergizi.

Untuk keperluan di atas, kami mohon kesediaan responden untuk mengisi

angket yang kami sediakan. Demikian informasi penelitian ini kami buat, atas

partisipasi responden kami ucapkan terima kasih.

Kediri, 2008 Peneliti

Neni Kurniawati NIM. 0502200004

Page 69: Gizi 2

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Dengan ini saya menyatakan bersedia berperan serta dalam penelitian yang

dilakukan oleh saudari Neni Kurniawati dengan judul “Gambaran Pengatahuan

Ibu Balita dengan Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih

Kabupaten Kediri.” Oleh karena itu, saya bersedia mengisi angket.

Sebelum mengisi angket, saya diberi hak untuk membaca petunjuk

pengisian angket dan bertanya apabila ada kesulitan dalam pengisian angket

tersebut.

Saya mengetahui bahwa peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas saya

dan menggunakan data yang diperoleh dari saya hanya untuk kepentingan

penelitian semata.

Demikian pernyataan ini saya buat secara sukarela dan tidak ada unsur

paksaan dari pihak manapun.

Kediri, 2008

Responden

Page 70: Gizi 2

Lampiran

Kode Responden : ………

A N G K E T Berilah tanda silang (x) sesuai dengan jawaban anda ! 1. Apakah yang dimaksud dengan makanan yang bergizi ?

a. Makanan yang diolah dengan benar dan tidak mengandung bahan pengawet

b. Makanan yang mengandung nilai gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

c. Makanan yang diolah dengan cara modern 2. Di bawah ini makanan yang mengadung karbohidrat adalah ….

a. Singkong dan kentang b. Ayam dan daging c. Susu dan telur

3. Di bawah ini makanan yang mengandung protein hewani adalah …. a. Telur dan ayam b. Susu dan mentega c. Teri dan tempe

4. Di bawah ini buah yang mengandung banyak lemak adalah …. a. Apokat b. Pisang c. Pepaya

5. Di bawah ini makanan yang mengandung vitamin dan mineral adalah… a. Bayam b. Talas c. Ubi

6. Zat gizi yang terkandung dalam makanan yang bermanfaat memberi kecukupan energi untuk beraktivitas, adalah…. a. Karbohidrat b. Vitamin c. Protein

7. Apa fungsi makanan bergizi bagi tubuh balita ? a. Untuk mencukupi kebutuhan anak b. Untuk proses pertumbuhan c. Untuk proses pertumbuhan dan perkembangan

8. Dampak jangka panjang yang ditimbulkan bila anak kekurangan protein adalah… a. Penurunan kecerdasan b. Anak kurus c. Anak tidak mau makan

Page 71: Gizi 2

9. Kekurangan sumber tenaga pada anak dapat menyebabkan …. a. Menganggu pertumbuhan b. Anak sangat aktif dalam beraktivitas c. Penurunan kreatifitas

10. Salah satu akibat kekurangan vitamin dan mineral adalah …. a. Sariawan dan beri - beri b. Pertumbuhan terhenti c. Kecerdasan menurun

11. Cara mengolah daging/ikan yang benar, yaitu: a. Digoreng setengah matang b. Digoreng sampai kering c. Digoreng tidak boleh sampai kering

12. Cara merebus sayuran yang benar, yaitu: a. Sayuran sampai berubah warna b. Sayuran sampai kelihatan matang c. Sayuran jangan direbus terlalu lama

13. Cara mencuci yang benar untuk mencegah hilangnya kandungan zat gizi dalam beras, yaitu: a. Dicuci berkali-kali sampai bersih b. Dicuci dengan air mengalir sampai air bilasan jernih c. Dicuci dua kali saja

14. Cara memasak sayuran yang benar untuk mencegah hilangnya kandungan zat gizi pada sayuran , yaitu: d. Dicuci-dipotong-dimasak e. Dipotong-dikupas-dimasak f. Dipotong-dicuci-dimasak

15. Hidangan/makanan sehat dan bergizi adalah … a. Yang mengandung makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah b. Yang terdiri dari, makanan pokok, buah, makanan ringan c. Yang terdiri dari makanan pokok dan makanan ringan

Page 72: Gizi 2

Lampiran 3

KISI-KISI ANGKET

Variabel Domain Variabel

Sub Variabel No. Soal

Jawaban Soal

Tahu (know) - Pengertian makanan bergizi 1 B - Sumber - sumber makanan

bergizi 2 3 4 5

A A A A

- Manfaat makanan bergizi 6 7

A C

Memahami

- Akibat kekurangan gizi 8 9 10

A A A

- Cara pengolahan makanan yang benar

11 12 13 14

C C C A

Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi

Menerapkan

- Penyusunan hidangan sehat 15 A

Page 73: Gizi 2

Lampiran 6

DATA BALITA GIZI BURUK KABUPATEN KEDIRI

JUMLAH BALITA NO PUSKESMAS GIZI BURUK 1 MOJO 11 2 NGADI 10 3 SEMEN 8 4 NGADILUWIH 19 5 WONOREJO 9 6 KRAS 15 7 PELAS 12 8 BLABAK 5 9 SAMBI 13 10 WATES 11 11 SIDOMULYO 15 12 NGANCAR 16 13 PLOSOKLATEN 17 14 PRANGGANG 14 15 GURAH 13 16 ADAN-ADAN 4 17 PUNCU 11 18 KEPUNG 13 19 KELING 8 20 KANDANGAN 5 21 BADAS 10 22 BENDO 9 23 SIDOREJO 6 24 PARE 4 25 KUNJANG 15 26 PUHJARAK 14 27 PURWOASRI 8 28 SUMBEREJO 10 29 PAPAR 7 30 PAGU 2 31 BANGSONGAN 5 32 GAMPENGREJO 15 33 NGASEM 2 34 GROGOL 11 35 TIRON 10 36 TAROKAN 5 JUMLAH 362

Page 74: Gizi 2

Lampiran 7

Data Balita Gizi Buruk Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih

Jenis No. N a m a U m u rKelamin

BB Gakin/Non Gakin

Nama Orang tua/ Alamat

1 Linda 36 bln P 10 Non Gakin Chusnul F./ Purwokerto 2 Wahyu 49 bln L 11 Gakin Sudamining/ Purwokerto 3 Puput Silvi 55 bln P 11.5 Non Gakin Samini/ Purwokerto 4 Sefia Dwi 30 bln P 9.1 Gakin Siti Wahidah/ Wulandari Banggle 5 Karen Larasati 35 bln P 9.5 Gakin Edi-Min/ Banggle 6 M. Ridwan 46 bln L 11 Gakin Kusen-Istiana/ Rifki Banggle 7 Radita 20 bln P 7.4 Non Gakin Naila/ Banggle 8 Eka Bela 25 bln P 8.6 Non Gakin Wanto-Nur/ Banggle 9 Fery Eko 24 bln L 8.5 Gakin Yeni/ Branggahan

10 Fergilia 36 bln P 8 Gakin Nur/ Branggahan

11 Cinta 23 bln P 8 Gakin Hari Seketi

12 Salvana 24 bln P 8.1 Gakin Pujiono/ Seketi

13 Destara E. 18 bln L 8 Gakin Elok/ Seketi

14 Dwi Wahyu 50 bln P 11 Gakin Sugeng/ Seketi

15 Romadon 22 bln L 8.2 Gakin Mujiono/ Seketi

16 Ajeng Nimas 33 bln P 9.6 Non Gakin Agus/ Tales

17 Laila 31 bln P 9 Non Gakin Sulastri/ Seketi

18 Yuni Ike 60 bln P 12.2 Gakin Suhartiny/ Seketi

Page 75: Gizi 2

Lampiran 8

Tabulasi Jawaban Responden

Kode No Soal dan Skor Prosentase Kriteria Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Skor (%)

1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 7 47 Kurang 2 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 8 53 Kurang 3 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 8 53 Kurang 4 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 12 80 Baik 5 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 12 80 Baik 6 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 12 80 Baik 7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 8 53 Kurang 8 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 7 33 Kurang 9 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 8 47 Kurang 10 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 7 53 Kurang 11 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 7 60 Cukup 12 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 87 Baik 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 13 80 Baik 14 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 8 53 Kurang 15 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 93 Baik 16 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7 53 Kurang 17 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 10 67 Cukup 18 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 13 87 Baik

Page 76: Gizi 2

Bulan No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1. Penyusunan (sosialisasi) KTI 2 Januari s/d 25 Februari

2. Pengajuan judul KTI 4

3. ACC Judul KTI oleh Pembimbing 8

4. Penyusunan Proposal KTI 31 Maret s/d 17 April

5. ACC Proposal KTI oleh Pembimbing 18

6. Pengumpulan Proposal KTI 18

7. Ujian Proposal KTI 22

8. Pengumuman Kelulusan Ujian Proposal KTI 31

9. Revisi Proposal KTI 31 April s/d 2 Mei

10. Pengumpulan Proposal KTI 2

11. Pengambilan Data Penelitian 14-17

12. Penyusunan Hasil Penelitian 20 Juli s/d 4 Agustus

13. Pengumpulan KTI 4

14. Pelaksanaan Ujian Sidang KTI 6 s/d 8

15. Revisi Hasil KTI 8 s/d 20

16. Yudisium 21

JADWAL PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

Lampiran 9

Page 77: Gizi 2

BERITA ACARA PERBAIKAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Neni Kurniawati NIM : 0502200064 Judul KTI : Gambaran Pengetahuan Ibu Balita dengan Gizi

Buruk Tentang Makanan Bergizi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih

Pembimbing I : Suwoyo, S.pd.S.Kep.Ners Pembimbing II : Ira Titisari, S.SiT Tanggal Ujian : 11 Agustus 2008 No Nama Dosen

Penguji Usulan Perbaikan Keterangan Tanda

Tangan

Page 78: Gizi 2

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Neni Kurniawati Judul KTI : Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Dengan Gizi Buruk Tentang

Makanan Bergizi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri

Pembimbing I : Suwoyo, S.Pd.S.Kep.Ners Pembimbing II : Ira Titisari, S.SiT

No Tanggal/ Jam Rekomendasi Tandatangan