Giz Burk

13
PENDAHULUAN Gizi buruk adalah Keadaan kurang zat gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam waktu cukup lama yang ditandai dengan berat badan menurut umur (BB/U) yang berada pada < -3SD tabel baku WHO-NCHS dan < - 3 SD juga pada tabel Z-score. Gizi buruk secara klinis terdiri atas marasmus, kwasiorkor, dan marasmus-kwasiorkor. 1,2,3 Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik bagi seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan. Status gizi masyarakat dapat diketahui melalui penilaian konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun kualitatif. 3 Menurut Depkes (2002), status gizi merupakan tanda-tanda penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan pada kategori dan indikator yang digunakan dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut reference. Baku antropometri yang sering digunakan di Indonesia adalah World Health Organization – National Centre for Health Statistic (WHO-NCHS). Berdasarkan baku WHO - NCHS status gizi dibagi menjadi empat : Pertama, gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas. Kedua, Gizi baik untuk well 1

description

untad

Transcript of Giz Burk

Page 1: Giz Burk

PENDAHULUAN

Gizi buruk adalah Keadaan kurang zat gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya

konsumsi energi dan protein dalam waktu cukup lama yang ditandai dengan berat badan menurut

umur (BB/U) yang berada pada < -3SD tabel baku WHO-NCHS dan < - 3 SD juga pada tabel Z-

score. Gizi buruk secara klinis terdiri atas marasmus, kwasiorkor, dan marasmus-kwasiorkor.1,2,3

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat

gizi. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya

kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik bagi seseorang akan berkontribusi terhadap

kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan. Status gizi masyarakat

dapat diketahui melalui penilaian konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun

kualitatif.3

Menurut Depkes (2002), status gizi merupakan tanda-tanda penampilan seseorang akibat

keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang

dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan pada kategori dan indikator yang digunakan dalam

menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut reference. Baku

antropometri yang sering digunakan di Indonesia adalah World Health Organization – National

Centre for Health Statistic (WHO-NCHS). Berdasarkan baku WHO - NCHS status gizi dibagi

menjadi empat : Pertama, gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas.

Kedua, Gizi baik untuk well nourished. Ketiga, Gizi kurang untuk under weight yang mencakup

mild dan moderat, PCM (Protein Calori Malnutrition). Keempat, Gizi buruk untuk severe PCM,

termasuk marasmus, marasmik-kwasiorkor dan kwashiorkor.3

Kurang Energi Protein (KEP) diberi nama internasional Calori Protein Malnutrition (CPM)

dan kemudian diganti dengan Protein Energy Malnutrition (PEM). Kurang Energi Protein adalah

seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam

makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu. Manifestasi KEP dari diri

penderitanya ditentukan dengan mengukur status gizi anak atau orang yang menderita KEP.3

KEP pada balita sangat berbeda sifatnya dengan KEP orang dewasa. Pada balita, KEP dapat

menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi, kematian anak

dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Pada orang dewasa, KEP menurunkan

produktivitas kerja dan derajat kesehatan sehingga menyebabkan rentan terhadap penyakit.

1

Page 2: Giz Burk

Diperkirakan bahwa Indonesia kehilangan 220 juta IQ poin akibat kekurangan gizi dan

penurunan produktivitas diperkirakan antara 20% - 30%.3

Dalam pandangan ahli gizi KEP dibedakan gambaran penyakit kwashiorkor, marasmus dan

marasmus kwashiorkor. Kwashiorkor adalah penyakit KEP dengan kekurangan protein sebagai

penyebab dominan, marasmus adalah gambaran KEP dengan defisiensi energi yang kronis dan

marasmus kwashiorkor adalah kombinasi defisiensi kalori dan protein pada berbagai variasi.3

2

Page 3: Giz Burk

LAPORAN KASUS

Tanggal pemeriksaan : 20 Februari 2014

Nama : Anak Gb

Tanggal lahir : 21 09 2001 (12 tahun 6 bulan)

Anak ke : 2 dari 2 bersaudara

Alamat : Ds. Tambu

Nama ayah : Tn. Ka Nama ibu : Ny. Since

Umur : 52 tahun Umur : 43tahun

Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA

Pekerjaan : PNS Pekerjaan : Ibu Rt

Anamnesis:

Keluhan utama: Panas

Riwayat penyakit sekarang: Pasien masuk dengan keluhan panas sejak 4 hari yang lalu.

Panas dirasakan naik turun. kejang tidak ada, menggil tidak ada, menggigau tidak ada, nenek

pasien sempat memberikan parasetamol pada pasien namun panas hanya turun beberapa saat,

kemudian panas naik lagi. beringus tidak ada, batuk berlendir ada sejak 4 hari sebelum masuk

Rumah sakit, sesak napas tidak ditemukan. Buang Air Besar tidak lancar. Buang air kecil

normal.

Riwayat penyakit dahulu: anak pernah mengalami asfiksia beberapa saat setelah lahir dan

tiga hari berikutnya anak menderita penyakit kuning kurang lebih satu bulan. Umur tujuh bulan

pernah demam dan kejang dan satu bulan tidak sadar, sebulan berikutnya anak sudah

memperlihatkan gelaja-gejala yang tidak normal seperti tidak bisa duduk. Dan pernah

didiagnosis oleh dokter menderita Serebral palsi.

Riwayat penyakit keluarga: tidak ada yang menderita gejala yang sama.

Riwayat kebiasaan dan Lingkungan : Dirumah memilihara kucing dan anjing sebagai

binatang peliharaan.

3

Page 4: Giz Burk

Riwayat kelahiran: anak lahir cukup bulan spontan Letak Belakang Kepala di Puskesmas

Taeli di bantu oleh bidan, anak lahir tidak langsung menangis, ketuban hijau. BBL 2600 gram.

Riwayat maternal: rutin periksa kehamilan dengan bidan, ibu pasien pernah mengalami

panas sewaktu hamil, tidak ada riwayat hipertensi selama kehamilan.

Riwayat imunisasi : Sampai 9 bulan pasien masih mendapatkan imunisasi.

Berikut ini akan dibahas refleksi kasus mengenai gizi buruk pada anak.

4

Page 5: Giz Burk

KASUS

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Status Gizi : Gizi buruk (BB 14 kg)

Tanda Vital : - Denyut Nadi : 143 kali/menit - Suhu : 38.8 oC

- Pernapasan : 64 kali/menit

- Lingkar kepala : tidak dilakukan

Kulit : Sianosis tidak ada, ikterik tidak ada, turgor kembali cepat.

Kepala : Tampak ubun-ubun besar melebar, fontanela menonjol, anemic konjungtiva tidak ada,

sklera ikterik tidak ada, rhinorrea tidak ada, otorrhea tidak ditemukan.

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan pembengkakan kelenjar tiroid

Thoraks

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris bilateral

Palpasi : Iktus cordis teraba dibawah papila mamae, massa tidak

ada , krepitasi tidak ada.

Perkusi : Sonor kiri dan kanan

Auskultasi : Bronkovesikular paru kanan dan paru kiri, Rhonki tidak ada, Wheezing

tidak ada pada paru kanan dan paru kiri

BJ I/II murni regular

Abdomen

Inspeksi : Kesan cembung, massa tidak ada

Auskultasi : Peristaltik usus ada, kesan normal

Perkusi : Timpani

Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, hepatomegali tidak ada, splenomegali ada.

Anggota gerak

Ekstremitas Atas : Akral hangat, edema tidak ada

5

Page 6: Giz Burk

Ekstremitas Bawah : Akral hangat, edema tidak ada.

Tulang belakang : kitosis, Truncal twisting ( posisi batang tubuh yang terputar).

Otot-otot : Tonus otot menurun, atropi ditemukan,

Pemeriksaan Laboratorium

Hemoglobin : 8,6 g/dl

Leukosit : 9,0 109/l

Eritrosit : 4,24 1012/l

Hematokrit : 28,7 %

Platelet : 353

RESUME

Pasien perempuan umur 12 tahun 6 bulan masuk Rumah Sakit, rujukan dari PKM

Mabelopura atas indikasi Anemia. Masuk RS dengan keluhan utama panas sejak 4 hari sebelum

masuk Rumah Sakit. Panas dirasakan terus-menerus. Batuk berlendir ada sejak 4 hari. Pada

pemeriksaan fisik denyut nadi 143 kali/menit, suhu 38,8oC, pernapasan 64 kali/menit.

Diagnosis : Suspek Faringitis, anemia, gizi buruk dan serebral palsi.

Pentalaksanaan

IVFD RL 12 tetes/menit

Injeksi ceftriaxone 2 x 500 mg

OBH 3 x 1 sendok teh

Ranitidin 2 x 1 ampul

Paracetamol 3 x ½ tablet

Rencana V untuk tatalaksana gizi buruk

6

Page 7: Giz Burk

Follow Up :

Tgl 21/03/2014 : - KU : Sakit sedang

- Kesadaran : Composmentis

- Keluhan : panas, dan batuk berlendir.

- TTV : TD : 90/60 mmHg

Nadi : 98 x/mnt

Resp : 34 x/mnt

Suhu : 37,9°C

Diagnosis : Suspek Faringitis, anemia, gizi buruk dan serebral palsi.

Terapi : IVFD RL 12 tetes/menit

Injeksi ceftriaxone 2 x 500 mg

OBH 3 x 1 sendok teh

Paracetamol 3 x ½ tablet

Menganjurkan untuk kompres air hangat

Rencana V untuk tatalaksana gizi buruk

Tgl 22/03/2014 : - KU : Sakit sedang

- Kesadaran : Composmentis

- Keluhan : panas, batuk berlendir

- TTV : TD : 90/60 mmHg

Nadi : 110 x/mnt

Resp : 29 x/mnt

Suhu : 37,6°C

Diagnosis :Suspek faringitis, anemia, gizi buruk dan serebral palsi

7

Page 8: Giz Burk

Terapi : IVFD RL 12 tetes/menit

Injeksi ceftriaxone 2 x 500 mg

OBH 3 x 1 sendok teh

Paracetamol 3 x ½ tablet

Menganjurkan untuk kompres air hangat

Rencana V untuk tatalaksana gizi buruk

Tgl 23/03/2014 : - KU : Sakit sedang

- Kesadaran : Composmentis

- Keluhan : panas tidak ada, batuk berlendir tidak ada

- TTV : TD : 100/60 mmHg

Nadi : 110 x/mnt

Resp : 38 x/mnt

Suhu : 36,9°C

Diagnosis : anemia, gizi buruk dan serebral palsi

Terapi : IVFD RL 12 tetes/menit

Rencana V untuk tatalaksana gizi buruk

Tgl 24/03/2014 : - KU : Sakit sedang

- Kesadaran : Composmentis

- Keluhan : panas tidak ada, batuk berlendir tidak ada

- TTV : TD : 100/60 mmHg

Nadi : 110 x/mnt

Resp : 40 x/mnt

Suhu : 36,7°C

8

Page 9: Giz Burk

Diagnosis : anemia, gizi buruk dan serebral palsi

Terapi : IVFD RL 12 tetes/menit

Rencana V untuk tatalaksana gizi buruk

- Segera berikan 50 ml glukosa/larutan gula pasir 10 % oral

- Catat nadi

Jam 11.23 wita : Pasien pulang paksa.

9

Page 10: Giz Burk

DISKUSI

Palsi serebral merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok

gangguan untuk menggambarkan gerakan ,postur tubuh, dan tonus otot yang bersifat

nonprogresif , berbeda-beda, kronis, dan akibat cedera pada sistem saraf pusat selama awal masa

perkembangan. Waktu timbulnya cedera dapat sebelum, pada saat, atau segera setelah lahir.

Sementara istilah palsi serebral mengacu secara tersendiri pada deficit motorik, dapat juga

disertai gambaran seperti, serangan kejang, reterdasi mental, dan ketidakmampuan belajar.

10