Gerontology Dan Geriatri Di Indonesia
-
Upload
dexel-putra-simbolon -
Category
Documents
-
view
20 -
download
14
description
Transcript of Gerontology Dan Geriatri Di Indonesia
Gerontology dan Geriatri di Indonesia
Dr. Setyoko, SpPD
Pendahuluan • Geriatri: dr. Ignas Leo Vascher, Amerika, 1909. Geros
berarti lanjut usia, iatrea : merawat.• Pelopor geriatri : dr. Marjorie Warren, Inggris 1935.
Melakukan pelayanan penyembuhanterpadu terhadap pasien lanjut usia, termasuk latihan jasmani dan rohani dengan hasil yang lebih baik.
• Ilmu penyakit dalam makin berkembang dengan pendalaman sub-sub bagian.
• Geriatri: total patient care/ pendekatan holistik, lingkungan,sosek, gaya hidup.
• Indonesia : Prof. R Budi Darmodjo, 1974.• Populasi lanjut usia indonesia meningkat 4x lipat pada
tahun 1990-2025.
Tujuan gerontologi / geriatri di Indonesia
• Mengadakan upaya dan tindakan-tindakan sehingga orang-orang lanjut usia selama mungkin dalam keadaan sehat, baik fisik, mental maupun sosial sehingga masih berguna bagi masyarakat, setidak-tidaknya sedikit mungkin merupakan beban bagi masyarakat Indonesia.
Keadaan sosial ekonomi lanjut usia
• Keadaan sosial ekonomi lanjut usia masih merupakan masalah tersendiri.
• Lanjut usia Indonesia umumnya masih banyak tergantung pada orang lain, terutama keluarganya.
• Tingkat sosek lanjut usia tahun 1991:
- hidup serba pas-pasan 78,3%
- hidup berlebih 14,1%
- hidup dalam kekurangan 7,6%
- hidup memanfaatkan tabungan sebelumnya 1,4%
Kinerja dan kehidupan lanjut usia
• Kelebihan lanjut usia dalam hal kinerja adalah; lebih berpengalaman, lebih dapat dipercaya, lebih teliti dan jarang mangkir.
• Penugasan lanjut usia dapat diperpanjang berdasar:
a. Kesehatan jasmani dan rohani masih baik.
b. Motivasi yang positif untuk terus bekerja.
c. Prestasi/ konduite kerja sebelumnya sangat baik.
d. Memiliki keahlian/ kemahiran yang langka.
e. Bila sulit mencari pengganti dan peraturan
memungkinkan.
Para lanjut usia umumnya masih sering terlibat dalam pengambilan keputusan dalam keluarga. Tugas lain yang masih sering dilakukan antara lain :
• Mengasuh cucu 54,4%• Membantu memasak 58,6%• Bersih-bersih rumah 59,3%• Mencuci piring 53,1%• Menjahit 18,3%
Adapun alasan keluarga untuk menerima/ merumat lanjut usia di rumah: Tanggung jawab keluarga 86,1%, tanggung jawab masyarakat 10,4% dan karena sanggup melakukan 3,5%.
Status psikososial lanjut usia :
• Pelupa 50,3• Kesepian 20,4• Sulit tidur 21,3• Depresi 4,2• Sepenuhnya tergantung 2,1• Masih ingin bekerja 58,8• Masih aktif di rumah 75,1• Masih kerja cari uang 14,0• Masih ikut organisasi sosial 36,5• Melihat TV 49,2• Mendengarkan radio 75,6
Masalah pensiun; menimbulkan rasa kehilangan:
• Finansial. Umumnya pendapatan seorang pensiunan akan berkurang. Hal ini tidak berpengaruh bila seorang sudah sangat kaya.
• Status. Seorang dengan pangkat/ posisi yang tinggi dengan segala fasilitas yang didapat.
• Teman/kenalan. Bila sebelumnya komunikasi tidak baik, hubungan sosial seseorang akan berkurang/ hilang.
• Kegiatan/pekerjaan yang biasanya dilakukan sehari-hari. Seseorang akan kehilangan rutinitas yang selama ini dilakukan.
Penting untuk melakukan MMP.
Stereotipe psikologik lanjut usia.Biasanya sifat stereotipe lanjut usia ini sesuai dengan pembawaan pada waktu muda.
• Tipe konstruktif. Rang ini mempunyai integritas yang baik, dapat menikmati hidupnya, mempunyai toleransi yang tinggi, humoris, fleksibel, dan tahu diri. Biasanya sifat ini dibawa sejak muda. Mereka dapat menerima fakta-fakta proses menua, mengalami masa pensiun dengan tenang, juga dalam menghadapi masa akhir.
• Tipe dependent (tergantung). Lanjut usia ini masih dapat diterima di tengah masyarakat, tapi selalu pasif, tak berambisi, masih tahu diri, tak mempunyai nisiatif ndan bertindak tidak praktis. Biasanya orang seperti ini dikuasai istrinya. Ia senang mengalami pensiun, biasanya banyak makan dan minum, tidak suka bekerja dan senang berlibur.
• Tipe defensif. Orang ini biasanya dulu mempunyai pekerjaan/jabatan yang tidak stabil, bersifat selalu menolak bantuan,seringkali tidak dapat mengontrol emosi,berpegang teguh pada kebiasaan, bersifat kompulsif aktif. Anehnya mereka takut menghadapi menjadi tua, dan tidak menyukai masa pensiun.
• Tipe bermusuhan. Mereka menganggap orang lain yang menyebabkan kegagalannya, selalu mengeluh, bersifat agresif,curiga. Biasanya pekerjaannya waktu dulu tidak stabil. Menjadi tua dianggap tidak ada hal-hal yang baik, takut mati, iri hati pada yang lebih muda, senang mengadu untung pada pekerjaan-pekerjaan aktif untuk menghindari masa yang sulit/buruk.
• Tipe membenci/menyalahkan diri sendiri. Orang ini bersikap kritis terhadap dan menyalahkan diri sendiri, tak mempunyai ambisi, mengalami penurunan sosio-ekonomi. Biasanya mempunyai perkawinan yang tidak bahagia, mempunyai sedikit kesenangan, merasa menjadi korban dari keadaan, namun menerima pada fakta proses menua, tidak iri pada yang muda, merasa sudah cukup dengan yang ada, mereka menganggap kematian merupakan suatu pembebasan dari penderitaan. Golongan ini mempunyai angka bunuh diri yang lebih tinggi.
Problem penanganan lanjut usia
• Peranan dan kewajiban pemerintah• Peranan badan sosial swasta• Macam pelayanan untuk para lanjut usia di Indonesia
Terimakasih