GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7....

21

Transcript of GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7....

Page 1: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan
Page 2: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

GERIATRIC OPINION 2018

EDITORS :

dr. IGP Suka Aryana, SpPD-KGer, FINASIM

dr. Nyoman Astika, SpPD-KGer, FINASIM

Dr. dr. R.A. Tuty Kuswardhani, SpPD-KGer, MKes, FINASIM

UDAYANA UNIVERSITY PRESS

Page 3: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

i

KATA PENGANTAR

Peningkatan jumlah populasi lanjut usia akibat peningkatan usia harapan

hidup saling berkaitan sehingga diperlukan peningkatan pelayanan

kesehatan terhadap warga lanjut usia khususnya peningkatan pelayanan

kesehatan lanjut usia di rumah sakit yang berkualitas, merata dan

terjangkau serta dilakukan secara terpadu melalui pendekatan interdisiplin

oleh berbagai tenaga profesional yang bekerja dalam tim terpadu geriatri

mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79

Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit

dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk

meningkatan mutu pelayanan geriatri di Rumah Sakit dan mampu mencapai

target standar akreditasi rumah sakit secara tepat dan benar.

Buku Geriatric Opinion adalah buku yang disusun oleh Perhimpunan

Gerontologi Medik (PERGEMI) cabang Bali untuk dapat memberikan

informasi tambahan kepada para pemberi pelayanan kesehatan yang tertarik

dalam bidang geriatri agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

pada pasien geriatri.

Buku ini berisikan tentang berbagai penatalaksanaan terhadap berbagai

permasalahan penyakit, sindrom Geriatri, disabilitas dan handicap secara

interdisiplin, komprehensif, holistik, dan terpadu. Buku ini akan terus

diterbitkan setiap tahun dengan topik berbeda dan terbaru. Usulan topik

berikutnya dapat disampaikan melalui email [email protected].

Semoga buku ini bermanfaat buat kita semua. Salam Sehat Lansia

Indonesia...

Denpasar, 23 November 2018

Ketua Panitia

dr. IGP Suka Aryana SpPD-KGer, FINASIM

Page 4: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

ii

DAFTAR KONTRIBUTOR

dr. IGP Suka Aryana, SpPD-KGer, FINASIM

Staf Divisi Geriatri Departemen / KSM Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah Denpasar

dr. Nyoman Astika, SpPD-KGer, FINASIM Ketua Instalasi Geriatri Terpadu, Staf Divisi Geriatri Departemen / KSM Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah Denpasar

Dr. dr. R.A. Tuty Kuswardhani, SpPD-KGer, MKes, FINASIM Ketua Divisi Geriatri Departemen / KSM Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah Denpasar

dr. IB Putu Putrawan, SpPD, FINASIM Staf Divisi Geriatri Departemen / KSM Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah Denpasar

dr. Ni Ketut Rai Purnami, SpPD

Staf Divisi Geriatri Departemen / KSM Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah Denpasar

dr. Agustinus I Wayan Harimawan,MPH., SpGK

KSM Gizi Klinik RSUP Sanglah Denpasar

Page 5: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

KONTRIBUTOR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

LAW AND DIGNITY IN ELDERLY

Tuty Kuswardhani

1

AGING AND PHYSIOLOGICAL MIXIE CHANGE

Tuty Kuswardhani

13

MANAGEMENT PROBLEM OF URINE INCONTINENCE IN

ELDERLY

IB Putu Putrawan

24

ANTICOAGULANT ADMINISTRATION FOR PREVENT VTE

IN ELDERLY

Ni Ketut Rai Purnami

40

CURRENT MANAGEMENT OUT PRESSURE ULCER IN

ELDERLY

I Nyoman Astika

51

COMPREHENSIVE MANAGEMENT SARCOPENIA IN

ELDERLY

Tuty Kuswardhani

59

PROTEIN DIET FOR SARCOPENIA IN ELDERLY

Agustinus I Wayan Harimawan

71

Page 6: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

iv

GLUTAMIN SUPPLEMENTATION FOR SARCOPENIA IN

ELDERLY

IGP Suka Aryana

IMMUNOSENESCENCE AND RISK OF SEPTIC CONDITION

IN ELDERLY

Ni Ketut Rai Purnami

75

83

ANTI MICROBIAL CONSIDERATION FOR ELDERLY IN

SEPTIC CONDITION

IGP Suka Aryana

96

MANAGEMENT FALLS IN ELDERLY

I Nyoman Astika

103

SYNCOPE AND CONSEQUENCE PROBLEM IN ELDERLY

IB Putu Putrawan

113

Page 7: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Antara Kandung Kemih pada Lansia

dan Dewasa

26

Table 2. Penyebab Inkontinensia Urin Sementara

(DIAPPERS).

27

Tabel 3. Inkontinensia Urin berdasar penyebab dari traktus

urinarius bawah dan neurologis

29

Tabel 4. Obat-Obatan yang Dapat Menyebabkan atau

Berkontribusi Terhadap Inkontinensia Urin

36

Tabel 5. Faktor Resiko Luka Tekan 52

Tabel 6. Skala Norton 54

Tabel 7. Identifikasi Kondisi Malnutrisi 56

Tabel. 8. Kategori skrining sarkopenia menurut AWGS 2014 62

Table 9. Kuisioner SARC-F 63

Table 10. Kategori Sarkopenia Berdasarkan Penyebab 64

Table 11. Stadium Sarkopenia 64

Tabel 12. Karakteristik Obat Yang Paling Banyak Dipelajari

Untuk Pengobatan Sarkopenia8

67

Tabel 13. SOFA 92

Tabel 14. qSOFA 93

Table 15. Perubahan fisiologi dan farmakokinetik yang

berhubungan dengan penuaan5

99

Tabel 16. Beberapa efek samping antimicrobial yang sering

terjadi lanjut usia

100

Tabel 17. Faktor-faktor Terkait Penuaan dalam Jatuh. 104

Tabel 18. Evaluasi Pada Pasien Lanjut Usia Yang Jatuh7 107

Tabel 19. Terapi Jatuh Pada Lanjut Usia di Komunitas 109-110

Table 20. Etiologi dan faktor-faktor presipitasi sinkop 116

Tabel 21. Historical Clues For Diagnosis 123

Page 8: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Inkontinensia urin karena leher kandung kemih

dan uretra tidak menutup sempurna disertai dengan

kelemahan otot dasar pelvis9

1

Gambar 2. Ringkasan penatalaksanaan Inkontinensia Urin 31

Gambar 3. Target atau tempat kerja antikoagulan dalam

kaskade pembekuan darah

47

Gambar 4. Derajat Luka Tekan 55

Gambar 5. Algoritma Manajemen Luka Tekan 57

Gambar 6. Patogenesis Sarkopenia4 61

Gambar 7. Efek ACE-Inhibitor pada Muskuloskletal 69

Gambar 8. Mekanisme Sintesis Glutamin Terhadap Inflamasi 79

Gambar 9. Perubahan terkait penuaan pada sel efektor

imunitas innate

85

Gambar 10. Perubahan terkait penuaan pada sel efektor

sistem imun adaptif

87

Gambar 11. Penuaan pada sel somatic dan sel efektor

sistem imun, SAPS (senescence-associated secretory

phenotype)

89

Gambar 12. Interaksi antara faktor risiko dan etiologi jatuh. 105

Gambar 13. Alur Upaya Pencegahan Jatuh Pada Lanjut Usia 111

Gambar 14. Interaksi antara ssinkop, umur, frailty, dan

komorbiditas

122

Gambar 15. Pengkajian Komprehensif Pasien Geriatri

dengan Sinkop

126

Page 9: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

Geriatric Opinion 2018

1

PERLINDUNGAN HUKUM DAN DIGINITY

DALAM PELAYANAN KESEHATAN GERIATRI

RA Tuty Kuswardhani

Divisi Geriatri, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ RSUP Sanglah Denpasar

Pendahuluan

Kesehatan merupakan hak dasar bagi setiap manusia dan suatu hal yang

harus diperhatikan untuk mencapai kesejahteraan hidup. Meningkatnya derajat

kesehatan maka tingkat harapan hidup juga akan semakin meningkat,

meningkatnya harapan hidup maka tingkat kesejahteraan masyarakat juga

meningkat. Pada pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 hasil amandemen, mengatur

bahwa setiap orang atau masyarakat berhak hidup sejahtera, baik secara lahir

maupun batinnya, berhak mendapatkan tempat tinggal dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan tak terkecuali para lansia, lansia juga berhak mendapatkan

pelayanan kesehatan yang baik sehingga dapat hidup sehat dan berhak atas

kehidupan yang lebih sejahtera.

Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

Lansia. Lansia dibagi menjadi dua:1

1. Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia yang masih mampu

melakukan aktivitas pekerjaan dalam kata lain masih mampu

menghasilkan barang dan jasa.

2. Lanjut Usia Non Potensial adalah lanjut usia yang tidak bisa mencari

nafkah sehingga hidupnya tergantung pada orang lain.

Lanjut usia menurut Permenkes No.79 Tahun 2014 yaitu seseorang yang telah

mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.2

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian lansia digolongkan

menjadi 4, yaitu: Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia

(elderly) 60 -74 tahun, Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun, Lansia sangat tua

(very old) diatas 90 tahun.

Page 10: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

Geriatric Opinion 2018

2

Permasalahan Lanjut Usia

Permasalahan yang terjadi pada lansia sering ditimbulkan oleh faktor

kesehatan, ekonomi, sosial, psikis dan fisik. Penanganan masalah secara dini

akan membantu lansia dalam menangani masalahnya dan dapat beradaptasi

untuk kegiatan sehari-hari. Berikut permasalahan yang sering terjadi pada

lansia:

1. Masalah Ekonomi

Secara ekonomi, penduduk lanjut usia yang lebih dari 60 tahun sudah

tidak lagi produktif. Kemampuan kerja semakin menurun, sehingga

jumlah pendapatan pun semakin menurun atau bahkan hilang sama

sekali. Kondisi ini menyebabkan lansia sering dianggap sebagai beban

dari pada sebagai sumber daya.3

2. Secara aspek psikologis, penduduk lanjut usia merupakan suatu

kelompok sosial sendiri yang mesti menerima perhatian lebih dan

spesifik dari kondisi psikologis yang dimilikinya. Berbagai hasil

penelitian menunjukkan bahwa lansia sering berada pada titik frustasi

karena merasa tidak mampu melakukan kegiatan yang dulu sering

dilakukannya, hal ini membutuhkan penanganan yang serius dan hati-

hati dari lingkungan sekitarnya agar tidak menimbulkan masalah yang

berkepanjangan. 3

Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :4

a. Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual

pada lansia

b. Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta

diperkuat oleh tradisi dan budaya

c. Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam

kehidupannya

d. Pasangan hidup telah meninggal

3. Masalah Sosial

Lansia di Indonesia masih dipercayai sebagai sosok seseorang yang

memiliki pengetahuan tentang Agama dan norma-norma yang baik

yang terkadang menjadi sumber nasihat yang dibutuhkan oleh

masyatakat luas. Sehingga lansia perlu dihargai, dihormati, dan

dilibatkan dalam kegiatan kemasyarakatan, dan berinteraksi dengan

masyarakat lainnya. Pada titik ini seorang lansia bisa dijadikan acuan

Page 11: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

Geriatric Opinion 2018

3

atau tempat untuk bertanya, karena kemampuan berpikirnya yang lebih

jernih dan pengalaman yang lebih banyak diharapkan memberikan

advis bagi berbagai masalah yang ada. Namun, sebagian pihak

menganggap lansia itu hanyalah beban, karena lansia dianggap

hanya mampu bergantung pada orang lain.

Masalah sosial lain yang terjadi pada lansia yaitu gangguan fungsional

atau kecacatan yang terjadi pada lansia menyebabkan para lansia

merasa terasing atau diasingkan. Keterasingan menyebabkan lansia

merasa depesi dan berperilaku regresi seperti mudah menangis,

mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tak berguna serta

merengek-rengek dan menangis bila ketemu orang lain sehingga

perilakunya seperti anak kecil.5

4. Masalah Fisik

Sebagian besar lansia mengalami penurunan kemampuan fisik secara

signifikan. Lansia sering mengalami berbagai penyakit degeneratif

seperti Alzheimer, Parkinson, Atherosclerosis, Kanker, Diabetes, sakit

Jantung, Osteoarthritis, Osteoporosis, dan Reumatik. Selain itu

penyakit yang diderita lansia bersifat multipatologis yaitu jenis penyakit

yang diderita lebih dari satu jenis penyakit. 3

5. Masalah Psikis

Lansia mengalami berbagai disabilitas/kecacatan sehingga

memerlukan perawatan intensif jangka pendek maupun jangka panjang

(long term care). Bantuan orang lain/keluarga/care griver untuk

merawat lansia sangat dibutuhkan. Lansia juga memerlukan

perlindungan terutama untuk menjaga keamanan dari tindak kejahatan,

misalnya perampokan dan tindak kriminal lainnya. Selain itu sangat

diperlukan perlindungan lanjut usia dari bahaya bencana, termasuk

bencana alam yang cenderung terjadi. 3

Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada kehidupan lansia perlu

mendapatkan perhatian mengingat pertumbuhan penduduk lansia meningkat

setiap tahunnya. Pemberdayaan dan upaya apresiasi atau penghargaan sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki lansia merupakan salah satu langkah dalam

menangani lansia yang masih produktif. Sementara bagi lansia yang sudah

tidak berdaya dapat dilakukan upaya memberikan pelayanan kesehatan dan

perlindungan sosial agar mampu meningkatkan atau menjaga kesejahteraan

lansia.

Page 12: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

Geriatric Opinion 2018

4

Melihat permasalahan pada lansia di Indonesia seperti yang telah

dikemukakan diatas maka :6

1. Penderita harus ikut berpartisipasi dalam prosea pengambilan keutusan

dan pembuatan keputusan. Pada akhirnya pengambilan keputusan

harus bersifat sukarela.

2. Keputusan harus telah mendapat penjelasan cukup tentang tindakan

atau keputusan yang akan diambil secara lengkap dan jelas.

3. Keputuan yang diambil hanya dianggap sah bial penderita secara

mental dianggap kapabel.

Pemberian Peralatan Perpanjangn Hidup

Salah satu aspek etika yang penting dan tetpa controversial dalam pelayanan

geriatri adalah penggunaan perpanjangan hidup, antara lain ventilator dan

upaya perpanjangan hidup yang lai (resusitasi kardio-pulmoner dll). Pada

penderita dewasa muda hal ini sering klai tidak menjadi masalah, karena sering

diharapkan hidup penderita masihj akan berlangsung lama bila jiwanya bisa

ditolong. Pada usia lanjut apalagi kalau penyakitnya sudah meluas (advanced)

pemberian peralatan tersebut seringkali diperdebatkan justru merupakan

tindakan yang futile treatment.

Walaupun sering menimbulakan tanggapan emosional dari keluarga,

penghentian peralatan penpanjangan hidup (ventilator dsb) harus diberi

pertimbangan yang sama dengan pertimbangan apakah alat tersebut perlu

dipasang atau tidak. Pemasangan alat ini tidak dengan sendirintya

menghalangi untuk suatu saat menghentikannya bila dianggap tidak ada

gunannya lagi.

Perlindungan Hukum Lansia

Undang-undang terkait dengan kebijakan lansia di Indonesia saat ini meliputi :

1) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

2) UU No. 12 Tahun 1995 tentang Kemasyarakatan

3) UU No 10 tahun 1992, tentang perkembangan kependudukan dan

pembangunan keluarga sejahtera.

4) UU No.11 tahun 1992 tentang dana pensiun

5) UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan

6) KepPres No. 52 Tahun 2004 Tentang Komisi Nasional Lanjut Usia.

7) KepPres Nomor 93/M Tahun 2005 Tentang Keanggotaan Komisi

Nasional Lanjut Usia

Page 13: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

Geriatric Opinion 2018

5

8) PP No. 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan

Kesejahteraan Lanjut Usia.

Sesuai dengan undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia

menyatakan bahwa :

Pasal 1

1) Hak Asasi Manusia adalah seprearangkat hak yang melekat pada

hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tugas Yang Mha

Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi

dan dilindungi oleh negara hukun, Pemerintahan, dan setiap orang

demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2) Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila

tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak

asasi manusia.

Pasal 3

1) Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia

yang sama dan sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk

hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam semangat

persaudaraan.

2) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan

perlakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dalam

semangat di depan hukum.

3) Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan

kebebasan manusia, tanpa diskriminasi.

Perlindungan hukum sangat penting untuk diberikan kepada masayarakat

yang berada pada posisi yang lemah, baik secara ekonomis, maupun lemah

dari aspek yuridis.7 Menurut Satjipto Raharjo, perlindungan terhadap

kepentingan-kepentingan tertentu hanya dapat dilakukan dengan cara

membatasi kepentingan di lain pihak.8

Berkenaan dengan itu, hukum

dibutuhkan untuk mereka yang lemah dan belum kuat secara sosial, ekonomi,

politik untuk memperoleh keadilan sosial.

Lansia sebagai usia lanjut akan mulai mengalami kemunduran fisik,

psikologis, dan sosial. Pemberian fasilitas yang memudahkan aksesibilitas bagi

lansia khususnya di area publik merupakan langkah penting yang dapat

dilakukan dalam meningkatkan dan menjaga kesejahteraan lansia. Penyediaan

Page 14: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

Geriatric Opinion 2018

6

kemudahan akses harus diikuti dengan peraturan perundangan yang berlaku

sehingga akan memberikan perlindungan dan payung hukum yang jelas

terhadap kegiatan pemberdayaan dan perlindungan sosial bagi lansia.

Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang

Kesejahteraan Lansia bertujuan untuk memberikan perlindungan sosial dan

mensejahterakan para lansia khusunya lansia yang terlantar. Undang-undang

tersebut mengatur mengenai asas - asas peningkatan kesejahteraan lanjut usia

antara lain : 1

1. Keimanan, dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

2. Kekeluargaan,

3. Keseimbangan,

4. Keserasian, dan

5. Keselarasan dalam perikehidupan

Undang-undang tersebut bertujuan supaya lanjut usia tetap dapat

diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan dengan

memperhatikan fungsi kearifan, pengetahuan, keahlian, keterampilan,

pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya, serta terselenggaranya pemeliharaan

taraf kesejahteraannya.

Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004

tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia,

mengatur upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lansia potensial dan

tidak potensial.

Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia Potensial

meliputi :

a Pelayanan keagamaan dan mental spiritual;

b Pelayanan kesehatan;

c Pelayanan kesempatan kerja;

d Pelayanan pendidikan dan pelatihan;

e Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan

fasilitas, sarana, dan prasarana umum;

f Pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum;

g Bantuan sosial.

Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia Tidak Potensial

meliputi :

a Pelayanan keagamaan dan mental spiritual;

Page 15: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

Geriatric Opinion 2018

7

b Pelayanan kesehatan;

c Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan

fasilitas, sarana dan prasarana umum;

d Pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum;

e Perlindungan sosial.

Sesuai undang-undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 14

(1) mengatur tentang peranan pemerintah terhadap penyelenggaran tanggung

jawab pemerintah dalam merencanakan, mengatur, menyelenggarakan,

membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan

terjangkau oleh masyarakat termasuk bagi para lansia.

Pada tahun 2009 pemerintah mengeluarkan Undang- Undang Nomor 11

Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan memasukkan lansia dalam

salah satu bagiannya. Di mana negara memberikan perlindungan sosial bagi

seluruh warganya, tidak terkecuali bagi lansia. Upaya Pemerintah dalam

penanganan masalah Lanjut Usia sebagaimana diisyaratkan dalam Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2009, dilakukan melalui beberapa pilar, antara lain:

pelayanan dan rehabilitasi sosial, pemberdayaan dan perlindungan sosial.9

Secara konseptual perlindungan hukum terhadap lansia meliputi pengakuan

terhadap hak-hak lansia, serta perlindungan atas kepentingan dan kehendak

mereka tidak terjabarkan secara rinci karena berbagai ketentuan Undang-

Undang.10

Pada kasus tertentu seorang lanisa yang lemah dapat menjadi

tersangka tindak pidana. Meskipun tindakan-tindakan pidana yang melibatkan

lansia sebagai tersangka tersebut tidak dapat dibenarkan, namun membawa

lansia ke hadapan persidangan, akan menjadi beban bagi lansia dan melihat

fakta-fakta di lapangan yang tidak jarang menunjukkan terjadinya pelanggaran

terhadap hak-hak para tersangka, maka akan sangat lebih memprihatinkan lagi

jika pelanggaran-pelanggaran hak tersebut sampai terjadi pada tersangka

lansia yang tentunya jauh lebih sulit memberi pembelaan atas dirinya dibanding

tersangka-tersangka usia muda. Disisi lain aparat penegak hukum haruslah

mempertimbangkan betapa perlunya lansia diberi perlindungan hukum yang

mungkin lebih dari tersangka usia muda, dengan kembali mengingat

kekurangan-kekurangan serta kelemahan-kelemahan pada diri mereka.11

Model Perlindungan Hukum pada Lansia menurut The Johns Hopkins

University School of Advanced International Studies

Berdasarkan studi dari The Johns Hopkins University School of Advanced

International Studies, undang-undang perlindungan hukum dibuat bertujuan

Page 16: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

Geriatric Opinion 2018

8

untuk menggalakkan rasa hormat dan apresiasi bagi partisipasi dari para lansia

dalam komunitas. Undang-undang ini berusaha keras untuk memberdayakan,

mengikutsertakan, dan melindungi populasi yang disayangi ini pada setiap

komunitas. Lebih lanjut, mempertimbangkan status lansia yang seringkali

rentan, komunitas – secara perorangan maupun kolektif harus mengambil

tindakan untuk mendukung hak-hak dan kesejahteraan dari para lansia.

Undang-undang ini bertujuan untuk (1) melindungi hak-hak dan kepentingan

dari para lansia, dan (2) memberikan kepada para lansia dukungan yang

diperlukan untuk mempertahankan kualitas hidup dan martabat yang sesuai

dengan status mereka yang dihormati dalam komunitas. Komunitas harus

melindungi dan membantu kesehatan dan kondisi mental yang baik dari para

lansia, dan harus berkewajiban untuk mewakili dan memperluas hak-hak dan

kepentingan yang sah dari para lansia.

Berikut Bab dan pasal yang terdapat pada model perlindungan hukum pada

lansia menurut The Johns Hopkins University School of Advanced International

Studies12

yang dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan di Indonesia.

BAB 1. DEFINISI12

Pasal 1. Para Lansia

Para lansia akan mewakili mereka dengan usia yang ditentukan oleh hukum

lokal yang secara patut mengindikasikan tanta-ngan dan kebutuhan dari

mereka yang berusia dan berkondisi lanjut dan memberikan kepada mereka

hak-hak dan perlindungan yang terkandung dalam UU ini.

Pasal 2. Eksploitasi

Eksploitasi akan berarti perolehan finansial maupun keuntungan materi yang

lain yang tidak sah dari lansia untuk keuntungan individu itu sendiri.

Pasal 3. Pelecehan

Pelecehan akan berarti perlakuan yang tidak wajar baik fisik, mental maupun

materi terhadap lansia, termasuk tapi tidak terbatas pada pencabutan akan

makanan maupun obat-obatan, pemukulan, penyerangan secara lisan dan

isolasi.

Page 17: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

Geriatric Opinion 2018

9

Pasal 4. Pengabaian

Pengabaian akan berarti kelalaian atas perhatian, pengawasan, atau

penyediaan kebutuhan yang layak bagi lansia, sampai pada batas timbulnya

atau kemungkinan akan timbul hal yang bersifat merugikan.

Pasal 5. Keluarga

Keluarga akan berarti sekelompok orang yang terkoneksi ke seorang lansia

melalui pertalian darah, keturunan, atau menurut hukum, terutama sampai dua

atau tiga generasi.

Pasal 6. Pengurus Pihak Ketiga

Pengurus Pihak Ketiga akan berarti institusi maupun individu yang diberikan

wewenang untuk memberikan dukungan atau pelayanan langsung kepada

lansia, termasuk tapi tidak terbatas pada semua institusi maupun individu baik

publik maupun swasta dengan kewenangan sah untuk melakukan kontrol

terhadap lansia.

BAB 2. HAK-HAK

Pasal 7. Hak untuk Hidup Bermartabat

Para lansia memiliki hak yang melekat untuk hidup, bermartabat, dan

berintegritas dengan pribadi mereka, yang akan dilindungi oleh UU.

Pasal 8. Hak untuk Bebas dari Pelecehan, Pengabaian, dan Eksploitasi

Para lansia berhak untuk bebas dari pelecehan, pengabaian, dan eksploitasi.

Pasal 9. Hak untuk Bebas dari Diskriminasi

Para lansia berhak untuk bebas dari diskriminasi. Mereka harus diperlakukan

dengan baik secara setara, terlepas dari status kesehatan maupun kecacatan,

seperti halnya kelompok usia lainnya. Hak ini harus diterapkan terhadap semua

aspek kehidupan, termasuk, tapi tidak terbatas pada, pekerjaan, akses

terhadap pendidikan, akomodasi, dan fasilitas lainnya.

Pasal 10. Hak untuk Perawatan Kesehatan yang Layak

Para lansia berhak untuk memiliki standar kehidupan yang layak bagi

kesehatan dan kenyamanan diri mereka, termasuk akses bagi perawatan

kesehatan yang terjangkau. Perawatan kesehatan yang layak dan terjangkau

termasuk pengobatan, imunisasi dan perawatan medis seperti misalnya terapi

Page 18: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

Geriatric Opinion 2018

10

fisik, operasi, perawatan, check-up, dalam keadaan sakit, cacat, tanpa

pasangan, usia tua atau kurangnya mata pencaharian yang lain dalam situasi

yang diluar kontrol dari mereka.

Pasal 11. Hak atas Biaya Hidup

11.1. Para lansia berhak untuk mengakses kebutuhan dasar, termasuk tapi

tidak terbatas pada, nutrisi yang layak dan air minum yang diperlukan untuk

kesehatan dan kenyamanan mereka.

11.2. Para lansia berhak untuk mengakses fasilitas untuk hidup yang

mendasar, termasuk tapi tak terbatas pada, tempat tinggal, pakaian dan

sanitasi yang layak, sesuai dengan standar kemasyarakatan yang berlaku.

Pasal 12. Hak untuk Bantuan Materi

Para lansia berhak untuk memperoleh bantuan materi dari Negara. Bantuan

materi harus diberikan dalam bentuk dukungan yang berwujud yang diperlukan

untuk biaya hidup dari para lansia pada saat ketika seorang lansia tidak dapat

membantu dirinya sendiri atau bergantung pada dukungan dari keluarga

mereka, termasuk dana untuk mendukung biaya hidup dari seorang lansia,

makanan yang bernutrisi, pakaian, tempat tinggal, dan obat-obatan.

Pasal 13. Hak terhadap Properti

Para lansia berhak untuk memegang kendali atas, untuk terus membuat

keputusan mengenai, dan menjual properti, urusan keuangan maupun barang

pribadi sesuai dengan aturan hukum.

Pasal 14. Hak untuk Partisipasi dalam Masyarakat

14.1. Para lansia berhak untuk berpartisipasi dalam program pendidikan dan

pelatihan selain dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik.

14.2. Para lansia berhak atas akses khusus dalam kesehatan dan transportasi.

Pasal 15. Hak untuk Bekerja

15.1. Para lansia berhak untuk bekerja berdasarkan kemampuan mereka.

15.2. Para lansia berhak atas kompensasi dan kondisi pekerjaan yang adil yang

cocok dengan kebutuhan mereka.

Page 19: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

Geriatric Opinion 2018

11

BAB 3. KEWAJIBAN

Pasal 16. Kewajiban dari Pengurus Pihak Ketiga

Pengurus pihak ketiga akan berkewajiban untuk membantu seorang lansia

ketika diberikan wewenang oleh keluarga, Negara atau pihak lain yang

bertanggung-jawab untuk membantu lansia. Individu atau organisasi jasa

pelayanan yang berwenang harus memenuhi komitmen mereka kepada pasien

mereka dan memenuhi semua kewajiban dalam undang-undang ini dan

dibawah hukum lokal dan memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan dari

para lansia setiap saat.

Pasal 17. Kewajiban dari Keluarga

17.1. Keluarga dari seorang lansia harus berkewajiban untuk menjaga

kesehatan dan kondisi mental yang baik dari lansia tersebut dan, secara umum,

untuk memberikan bantuan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar

mereka.

17.2. Keluarga harus berkewajiban untuk memenuhi tanggung-jawabnya sesuai

pasal 17.1, kecuali keluarga kekurangan sarana untuk melakukannya.

Pasal 18. Kewajiban dari Negara

18.1. Negara harus berkewajiban untuk melindungi kesehatan dan kondisi

mental yang baik dari lansia ketika keluarga kekurangan sarana yang memadai

untuk me-lakukannya.

Dilihat dari beragam pasal untuk populasi lanjut usia pada negara tersebut

maka sebaiknya negara ini lebih memperhatikan dan mengupayakan adanya

undang-undang terkait kesehatan, kesejahteraan, kesehetan biologis,

psikologis dan sosial serta kesejahteraan populasi lansia di Indonesia.

KESIMPULAN

Secara konseptual perlindungan hukum terhadap lansia meliputi pengakuan

terhadap hak-hak lansia, serta perlindungan atas kepentingan dan kehendak

mereka yang belum terjabarkan secara rinci di dalam berbagai ketentuan

Undang-Undang. Melihat masih minimnya undang-undang dan perlindungan

hukum pada lansia pada berbagai aspek di Indonesia maka sebagai saran

sebaiknya dibuatkan undang-undang tentang lansia dan perlindungan

Page 20: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

Geriatric Opinion 2018

12

hukumnya melalui wakil rakyat yang meliputi melindungi hak-hak dan

kepentingan dari para lansia, dan memberikan kepada para lansia dukungan

yang diperlukan untuk mempertahankan kualitas hidup dan martabat yang

sesuai dengan status mereka yang dihormati dalam komunitas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia

2. Permenkes No.79 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Geriatri di Rumah Sakit

3. Saputro, Sulistyo., Rustama, Ade., Sudarsana.,Kusnandar.,Istiqomah,

Nurul.,Khoiriyah, Siti.,Tantri, Diana., Arif Karyanta, Nugraha. 2015.

Analisis Kebjakan Pemberdayaan dan perlindungan Sosial Lanjut Usia.

Jakarta: Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan

Perlindungan Sosial

4. Kartinah & Sudaryanto, Agus. 2008. Masalah Psikososial pada Lanjut

Usia. Berita Ilmu Keperawata. Berita Ilmu Keperawatan. Vol. I. No.1.,

Juni 2008 93-96

5. Darmojo, Boedhi, dan Martono, Hadi. Buku Ajar Geriatri (Ilmu

Kesehatan Usia Lanjut), Edisi 2. 2000. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

6. SKM, Hardiwinoto, Stiabudi, Tony. Pandaun Gerontologi, Tinjauan Dari

Berbagai Aspek. 2005. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

7. H. Salim dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum pada

Penelitian Tesis dan Disertasi (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2013), 259.

8. Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2014),

54.

9. Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial

10. Gosal, Marcelia Oktavia dan Prianto, Yuwono. 2017. Perlindungan

Hukum Terhadap Lanjut Usia yang Mengalami Kekerasan Psikologis

dan Finansial. Era Hukum 2(2) pp. 294-314

11. Tibbiyani, Baiq. 2016. Perlindungan Hukum Terhadap Tersangka

Lansia Dalam Proses Penyidikan di Polres Bantul. Skripsi. Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

12. The Johns Hopkins University School of Advanced International

Studies. 2012. The Protection Of The Elderly Model Law.

Page 21: GERIATRIC OPINION 2018erepo.unud.ac.id/id/eprint/23852/1/10b41d6e1ccfbb832b6f... · 2020. 7. 21. · dan SNARS ed 1. Rumah Sakit perlu melakukan persiapan-persiapan untuk meningkatan

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)