GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 20162. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 23 Maret 2016 yang dapat...

13
GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016 A. PENDAHULUAN Gerhana Matahari adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya. Pada tahun 2016 ini diprediksi terjadi lima kali gerhana, yaitu 1. Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016 yang dapat diamati dari Indonesia. 2. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 23 Maret 2016 yang dapat diamati dari Indonesia 3. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 18 Agustus 2016 yang dapat diamati dari Indonesia 4. Gerhana Matahari Cincin (GMC) 1 September 2016 yang dapat diamati dari Indonesia berupa Gerhana Matahari Sebagian 5. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 16-17 September 2016 yang dapat diamati dari Indonesia Salah satu tupoksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah adalah memberikan informasi dan pelayanan tanda waktu, termasuk di dalamnya adalah informasi Gerhana Bulan dan Matahari. Untuk itu BMKG menyampaikan informasi GMC 1 September 2016 sebagai berikut. B. GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016 Gambar 1. Peta lintasan Gerhana Matahari Cincin 1 September 2016 di dunia

Transcript of GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 20162. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 23 Maret 2016 yang dapat...

  • GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

    A. PENDAHULUAN

    Gerhana Matahari adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak

    semuanya sampai ke Bumi. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi

    Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.

    Pada tahun 2016 ini diprediksi terjadi lima kali gerhana, yaitu

    1. Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016 yang dapat diamati dari Indonesia.

    2. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 23 Maret 2016 yang dapat diamati dari Indonesia

    3. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 18 Agustus 2016 yang dapat diamati dari Indonesia

    4. Gerhana Matahari Cincin (GMC) 1 September 2016 yang dapat diamati dari Indonesia berupa

    Gerhana Matahari Sebagian

    5. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 16-17 September 2016 yang dapat diamati dari Indonesia

    Salah satu tupoksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah

    adalah memberikan informasi dan pelayanan tanda waktu, termasuk di dalamnya adalah informasi

    Gerhana Bulan dan Matahari. Untuk itu BMKG menyampaikan informasi GMC 1 September 2016 sebagai

    berikut.

    B. GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

    Gambar 1. Peta lintasan Gerhana Matahari Cincin 1 September 2016 di dunia

  • Pada Gambar 1 ditampilkan Peta Lintasan GMC 1 September 2016. Sebagaimana terlihat, jalur cincin

    GMC 1 September 2016, yang ditandai oleh dua garis merah yang berdekatan, dapat diamati di Samudra

    Atlantik, Afrika bagian tengah, Madagaskar, dan Samudra Hindia. Adapun di luar jalur cincin tersebut,

    yaitu di sebagian kecil Amerika Selatan, Samudra Atlantik, Afrika kecuali sedikit Afrika bagian Utara,

    Semenanjung Arabia bagian Barat Daya, Samudra Hindia, dan sebagian kecil Indonesia serta Australia.

    Peta lintasan GMC 1 September 2016 yang teramati dari Indonesia berupa Gerhana Matahari Sebagian,

    lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2. Sebagaimana terlihat pada Gambar 2 dan Tabel terlampir,

    gerhana ini akan teramati dari 124 kota dan kabupaten di 10 provinsi, yaitu Sumatera Barat bagian

    Selatan, Bengkulu, Sumatera Selatan bagian Tenggara, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa

    Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian Barat. GMC 1 September 2016 ini akan teramati dari

    lokasi-lokasi di atas pada saat Matahari akan terbenam.

    Gambar 2. Peta lintasan Gerhana Matahari Cincin 1 September 2016 di Indonesia

    Pada Gambar 3 ditampilkan ilustrasi proses GMC 1 September 2016 di daerah yang terlewati berupa

    Gerhana Matahari Sebagian. Gerhana dimulai saat Kontak Pertama terjadi, yaitu ketika piringan Bulan,

    yang ditampilkan berupa lingkaran putih dengan garis putus-putus, mulai menutupi piringan Matahari,

    yang ditampilkan berupa lingkaran berwarna kuning. Seiring berjalannya waktu, piringan Matahari yang

    tergerhanai akan semakin besar hingga hingga mencapai puncaknya yang disebut sebagai Puncak

    Gerhana.

    Gambar 3. Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin 1 September 2016 yang teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian.

    Puncak

    Gerhana Kontak

    Pertama

    Kontak

    Terakhir

  • Pada saat puncak gerhana tersebut, besaran piringan Matahari yang tergerhanai bergantung pada

    magnitudo gerhana, yaitu perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai oleh Bulan dan

    diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. Magnitudo GMC 1 September 2016

    terbesar yang teramati dari Indonesia adalah 0,066 yaitu di Kalianda, Lampung.

    Setelah itu, piringan Matahari yang tampak tergerhanai akan semakin kecil hingga akhirnya Bulan

    terakhir kali menutupi piringan Matahari, yaitu saat Kontak Terakhir. Lama waktu dari kontak pertama

    hingga kontak terakhir atau saat Matahari terbenam, jika Kontak Terakhirnya terjadi setelah Matahari

    Terbenam, disebut sebagai Durasi Gerhana dan lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya.

    Durasi gerhana terlama di Indonesia adalah di Kota Manna, Bengkulu, yaitu selama 34 menit 30,1 detik.

    Sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran, waktu-waktu kejadian gerhana di setiap lokasi akan berbeda-

    beda. Secara umum, kontak pertama GMC 1 September 2016 di Indonesia adalah di Pacitan yang terjadi

    pada pukul 17 : 26 : 00,9 WIB untuk selanjutnya menyebar ke daerah lainnya. Mengingat gerhana ini

    terjadi saat sore hari di Indonesia, semua lokasi di pulau Jawa dan Kalianda, Lampung hanya terlewati

    oleh kontak pertama saja untuk kemudian Mataharinya terbenam.

    Puncak gerhana akan pertama kali teramati di Seai-Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada pukul

    17 : 52 : 18,5 WIB untuk selanjutnya menyebar ke lokasi lainnya di Sumatera. Setelah puncak gerhana ini,

    Matahari pun terbenam di semua kota di Lampung, serta di beberapa kota di Sumatera Selatan dan

    Bengkulu. Adapun proses gerhana berakhir ketika kontak terakhir terjadi. Hal ini akan teramati paling

    awal di Talang Ubi, Sumatera Selatan pada pukul 17 : 59 : 36,0 WIB dan paling akhir di Kepahiang,

    Bengkulu pada pukul 18 : 06 : 58,2 WIB.

    Secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. Untuk memprediksi

    keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut Siklus

    Saros tertentu. Gerhana-gerhana pada Siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun

    11 hari. Sebagai contoh, GMC 1 September 2016 adalah anggota ke 39 dari 71 anggota pada Siklus Saros

    ke 135. Gerhana sebelumnya yang berasosiasi dengan GMC 1 September 2016 ini adalah GMC yang

    terjadi pada 22 Agustus 1998. Adapun Gerhana sesudahnya yang berasosiasi dengan

    GMC 1 September 2016 tersebut adalah GMC yang terjadi pada 12 September 2034.

    Informasi Lanjut:

    Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG

    Gedung C Lantai 3

    Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10610

    Telepon : (021) 4246321 ext. 3309

    Situs : http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Tanda_Waktu/

    Email : [email protected]

    http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Tanda_Waktu/mailto:[email protected]

  • AZ. ALT. AZ. ALT. AZ. ALT.

    o ' o ' o o o o o o j m d

    1 Seai-Kep. Mentawai 100 12.00 BT 2 53.00 LS 17 : 42 : 39.6 278.6 8.6 17 : 52 : 18.5 278.4 6.2 18 : 2 : 5.9 278.3 3.8 18 : 20 : 47.4 0 : 19 : 26.4 0.010

    Keterangan:

    1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat.

    2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat.

    3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai).

    4. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum.

    5. Kontak Terakhir adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir).

    6. Terbenam Matahari adalah waktu saat Matahari terbenam (bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-teramati)

    7. Durasi Gerhana adalah lama waktu teramatinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Terakhir atau saat Matahari Terbenam.

    8. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi.

    9. Jika data waktu Puncak Gerhana atau Kontak Terakhir tidak ditampilkan pada suatu kota, berarti saat kontak tersebut terjadi, titik kontaknya sudah di bawah horizon.

    10. Jika data gerhana di suatu kota tidak ditampilkan, berarti kejadian gerhana tidak teramati dari kota tersebut.

    POSISI KOTA

    WIB WIBWIB

    DATA VISIBILITAS GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

    DI SUMATERA BARAT

    MAGNITUDO

    GERHANA

    DURASI

    GERHANABUJUR LINTANG WAKTU WAKTU WAKTU

    KONTAK PERTAMA PUNCAK GERHANA KONTAK TERAKHIR

    NAMA KOTANO

    WIB

    MATAHARI

    TERBENAM

  • AZ. ALT. AZ. ALT. AZ. ALT.

    o ' o ' o o o o o o j m d

    1 Bengkulu 102 15.00 BT 3 48.00 LS 17 : 38 : 7.0 278.6 7.5 17 : 53 : 30.1 278.3 3.7 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 12 : 4.5 0 : 30 : 36.2 0.027

    2 Muara Aman 102 11.00 BT 3 7.00 LS 17 : 45 : 8.6 278.4 6.0 17 : 53 : 3.2 278.3 4.0 18 : 1 : 9.6 278.2 2.0 18 : 12 : 43.6 0 : 16 : 1.1 0.007

    3 Arga Makmur 102 16.00 BT 3 26.00 LS 17 : 41 : 24.8 278.5 6.8 17 : 53 : 16.6 278.3 3.8 18 : 5 : 10.3 278.1 0.9 18 : 12 : 12.9 0 : 23 : 45.5 0.016

    4 Karang Tinggi 102 25.00 BT 3 44.00 LS 17 : 38 : 57.0 278.6 7.2 17 : 53 : 30.0 278.3 3.6 18 : 7 : 56.1 278.1 0.0 18 : 11 : 26.8 0 : 28 : 59.2 0.024

    5 Curup 102 31.00 BT 3 27.00 LS 17 : 41 : 46.4 278.5 6.4 17 : 53 : 20.9 278.3 3.6 18 : 4 : 58.1 278.1 0.7 18 : 11 : 12.3 0 : 23 : 11.7 0.015

    6 Kepahiang 102 34.00 BT 3 39.00 LS 17 : 39 : 56.5 278.6 6.8 17 : 53 : 29.1 278.3 3.5 18 : 6 : 58.2 278.1 0.1 18 : 10 : 53.6 0 : 27 : 1.6 0.021

    7 Tais 102 34.00 BT 4 4.00 LS 17 : 36 : 40.7 278.7 7.5 17 : 53 : 44.3 278.3 3.3 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 10 : 39.5 0 : 33 : 50.6 0.033

    8 Kota Manna 102 54.00 BT 4 28.00 LS 17 : 34 : 36.0 278.7 7.7 17 : 54 : 3.0 278.3 2.9 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 9 : 6.0 0 : 34 : 30.1 0.043

    9 Bintuhan 103 21.00 BT 4 48.00 LS 17 : 33 : 18.3 278.8 7.5 17 : 54 : 20.0 278.3 2.3 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 7 : 6.8 0 : 33 : 48.4 0.050

    Keterangan:

    1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat.

    2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat.

    3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai).

    4. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum.

    5. Kontak Terakhir adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir).

    6. Terbenam Matahari adalah waktu saat Matahari terbenam (bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-teramati)

    7. Durasi Gerhana adalah lama waktu teramatinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Terakhir atau saat Matahari Terbenam.

    8. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi.

    9. Jika data waktu Puncak Gerhana atau Kontak Terakhir tidak ditampilkan pada suatu kota, berarti saat kontak tersebut terjadi, titik kontaknya sudah di bawah horizon.

    10. Jika data gerhana di suatu kota tidak ditampilkan, berarti kejadian gerhana tidak teramati dari kota tersebut.

    POSISI KOTA

    WIB WIBWIB

    DATA VISIBILITAS GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

    DI BENGKULU

    MAGNITUDO

    GERHANA

    DURASI

    GERHANABUJUR LINTANG WAKTU WAKTU WAKTU

    KONTAK PERTAMA PUNCAK GERHANA KONTAK TERAKHIR

    NO NAMA KOTA

    MATAHARI

    TERBENAM

    WIB

  • AZ. ALT. AZ. ALT. AZ. ALT.

    o ' o ' o o o o o o j m d

    1 Lubuklinggau 102 51.00 BT 3 17.00 LS 17 : 44 : 33.0 278.4 5.4 17 : 53 : 19.3 278.3 3.3 18 : 2 : 15.3 278.1 1.1 18 : 9 : 58.0 0 : 17 : 42.3 0.009

    2 Muara Beliti 103 2.00 BT 3 14.00 LS 17 : 45 : 48.2 278.4 5.0 17 : 53 : 19.9 278.2 3.1 18 : 1 : 3.8 278.1 1.2 18 : 9 : 15.7 0 : 15 : 15.6 0.007

    3 Tebing Tinggi 103 14.00 BT 3 35.00 LS 17 : 41 : 52.3 278.5 5.7 17 : 53 : 35.5 278.2 2.8 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 8 : 15.9 0 : 23 : 28.6 0.016

    4 Pagar Alam 103 15.00 BT 4 1.00 LS 17 : 38 : 7.9 278.6 6.5 17 : 53 : 51.4 278.3 2.6 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 7 : 57.2 0 : 29 : 49.3 0.028

    5 Lahat 103 32.00 BT 3 47.00 LS 17 : 40 : 31.2 278.5 5.7 17 : 53 : 46.5 278.2 2.4 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 6 : 57.1 0 : 26 : 25.9 0.020

    6 Muara Enim 103 46.00 BT 3 39.00 LS 17 : 42 : 14.4 278.4 5.1 17 : 53 : 44.3 278.2 2.2 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 6 : 5.6 0 : 23 : 2.6 0.015

    7 Talang Ubi 103 49.00 BT 3 16.00 LS 17 : 47 : 40.7 278.3 3.7 17 : 53 : 30.8 278.2 2.3 17 : 59 : 36.0 278.1 0.8 18 : 6 : 6.6 0 : 11 : 55.3 0.004

    8 Muaradua 104 4.00 BT 4 32.00 LS 17 : 35 : 48.2 278.6 6.2 17 : 54 : 18.7 278.2 1.7 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 4 : 23.8 0 : 28 : 35.6 0.040

    9 Baturaja 104 6.00 BT 4 5.00 LS 17 : 38 : 57.7 278.5 5.5 17 : 54 : 3.4 278.2 1.7 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 4 : 31.0 0 : 25 : 33.4 0.026

    10 Prabumulih 104 13.00 BT 3 26.00 LS 17 : 45 : 55.9 278.3 3.7 17 : 53 : 41.4 278.2 1.8 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 4 : 25.0 0 : 15 : 42.5 0.007

    11 Martapura 104 20.00 BT 4 19.00 LS 17 : 37 : 35.6 278.5 5.5 17 : 54 : 13.9 278.2 1.4 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 3 : 27.1 0 : 25 : 51.5 0.032

    12 Kayu Agung 104 49.00 BT 3 23.00 LS 17 : 48 : 40.7 278.2 2.5 17 : 53 : 45.5 278.1 1.2 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 2 : 2.7 0 : 10 : 25.3 0.003

    Keterangan:

    1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat.

    2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat.

    3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai).

    4. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum.

    5. Kontak Terakhir adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir).

    6. Terbenam Matahari adalah waktu saat Matahari terbenam (bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-teramati)

    7. Durasi Gerhana adalah lama waktu teramatinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Terakhir atau saat Matahari Terbenam.

    8. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi.

    9. Jika data waktu Puncak Gerhana atau Kontak Terakhir tidak ditampilkan pada suatu kota, berarti saat kontak tersebut terjadi, titik kontaknya sudah di bawah horizon.

    10. Jika data gerhana di suatu kota tidak ditampilkan, berarti kejadian gerhana tidak teramati dari kota tersebut.

    WIB WIB

    NO NAMA KOTA

    MATAHARI

    TERBENAM

    WIB

    POSISI KOTA

    WIB

    DATA VISIBILITAS GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

    DI SUMATERA SELATAN

    KONTAK PERTAMA PUNCAK GERHANA KONTAK TERAKHIR DURASI

    GERHANA

    MAGNITUDO

    GERHANABUJUR LINTANG WAKTU WAKTU WAKTU

  • AZ. ALT. AZ. ALT. AZ. ALT.

    o ' o ' o o o o o o j m d

    1 Bandar Lampung 105 16.00 BT 5 26.00 LS 17 : 32 : 18.4 278.7 5.8 17 : 54 : 58.3 278.1 0.2 -- : -- : -- ---- ---- 17 : 59 : 5.4 0 : 26 : 47.0 0.061

    2 Krui 103 55.00 BT 5 11.00 LS 17 : 32 : 0.9 278.8 7.2 17 : 54 : 38.9 278.2 1.6 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 4 : 37.8 0 : 32 : 36.9 0.059

    3 Liwa 104 5.00 BT 5 3.00 LS 17 : 32 : 53.6 278.7 6.8 17 : 54 : 36.2 278.2 1.5 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 4 : 2.3 0 : 31 : 8.8 0.055

    4 Blambangan Umpu 104 32.00 BT 4 31.00 LS 17 : 36 : 31.8 278.5 5.6 17 : 54 : 22.6 278.2 1.2 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 2 : 32.4 0 : 26 : 0.6 0.037

    5 Kotaagung 104 36.00 BT 5 29.00 LS 17 : 31 : 20.8 278.8 6.6 17 : 54 : 54.8 278.2 0.8 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 1 : 43.7 0 : 30 : 22.9 0.065

    6 Kotabumi 104 52.00 BT 4 49.00 LS 17 : 35 : 7.3 278.6 5.6 17 : 54 : 35.4 278.1 0.8 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 1 : 2.3 0 : 25 : 55.0 0.044

    7 Gedong Tataan 105 4.00 BT 5 23.00 LS 17 : 32 : 20.1 278.7 6.0 17 : 54 : 55.3 278.1 0.4 -- : -- : -- ---- ---- 17 : 59 : 55.1 0 : 27 : 35.0 0.060

    8 Panaragan 105 5.00 BT 4 28.00 LS 17 : 37 : 35.2 278.5 4.8 17 : 54 : 25.5 278.1 0.6 -- : -- : -- ---- ---- 18 : 0 : 22.1 0 : 22 : 46.9 0.033

    9 Pringsewu 105 5.00 BT 5 21.00 LS 17 : 32 : 31.1 278.7 5.9 17 : 54 : 54.4 278.1 0.4 -- : -- : -- ---- ---- 17 : 59 : 52.2 0 : 27 : 21.2 0.059

    10 Gunungsugih 105 12.00 BT 4 58.00 LS 17 : 34 : 39.7 278.6 5.3 17 : 54 : 42.9 278.1 0.4 -- : -- : -- ---- ---- 17 : 59 : 37.2 0 : 24 : 57.5 0.047

    11 Menggala 105 14.00 BT 4 29.00 LS 17 : 37 : 40.3 278.5 4.6 17 : 54 : 27.2 278.1 0.5 -- : -- : -- ---- ---- 17 : 59 : 45.5 0 : 22 : 5.3 0.033

    12 Wiraga Mulya 105 18.00 BT 4 0.00 LS 17 : 41 : 33.0 278.3 3.7 17 : 54 : 11.3 278.1 0.5 -- : -- : -- ---- ---- 17 : 59 : 45.9 0 : 18 : 12.9 0.019

    13 Metro 105 19.00 BT 5 6.00 LS 17 : 34 : 3.8 278.6 5.3 17 : 54 : 48.1 278.1 0.2 -- : -- : -- ---- ---- 17 : 59 : 4.7 0 : 25 : 0.9 0.051

    14 Sukadana 105 32.00 BT 5 4.00 LS 17 : 34 : 29.2 278.6 5.0 17 : 54 : 48.5 278.1 0.0 -- : -- : -- ---- ---- 17 : 58 : 13.8 0 : 23 : 44.6 0.049

    15 Kalianda 105 32.00 BT 5 39.00 LS 17 : 31 : 33.3 278.7 5.6 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 57 : 54.1 0 : 26 : 20.8 0.066

    Keterangan:

    1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat.

    2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat.

    3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai).

    4. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum.

    5. Kontak Terakhir adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir).

    6. Terbenam Matahari adalah waktu saat Matahari terbenam (bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-teramati)

    7. Durasi Gerhana adalah lama waktu teramatinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Terakhir atau saat Matahari Terbenam.

    8. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi.

    9. Jika data waktu Puncak Gerhana atau Kontak Terakhir tidak ditampilkan pada suatu kota, berarti saat kontak tersebut terjadi, titik kontaknya sudah di bawah horizon.

    10. Jika data gerhana di suatu kota tidak ditampilkan, berarti kejadian gerhana tidak teramati dari kota tersebut.

    WIB WIB

    NO NAMA KOTA

    MATAHARI

    TERBENAM

    WIB

    POSISI KOTA

    WIB

    DATA VISIBILITAS GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

    DI LAMPUNG

    KONTAK PERTAMA PUNCAK GERHANA KONTAK TERAKHIR DURASI

    GERHANA

    MAGNITUDO

    GERHANABUJUR LINTANG WAKTU WAKTU WAKTU

  • AZ. ALT. AZ. ALT. AZ. ALT.

    o ' o ' o o o o o o j m d

    1 Serang 106 9.00 BT 6 7.00 LS 17 : 30 : 5.4 278.7 5.3 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 55 : 10.3 0 : 25 : 4.9 0.077

    2 Cilegon 106 2.00 BT 6 0.00 LS 17 : 30 : 28.8 278.7 5.4 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 55 : 42.3 0 : 25 : 13.5 0.074

    3 Rangkasbitung 106 5.00 BT 6 10.00 LS 17 : 29 : 49.2 278.7 5.5 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 55 : 24.6 0 : 25 : 35.4 0.079

    4 Pandeglang 106 6.00 BT 6 18.00 LS 17 : 29 : 17.2 278.7 5.5 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 55 : 16.1 0 : 25 : 58.8 0.083

    5 Ciruas 106 15.00 BT 6 6.00 LS 17 : 30 : 15.2 278.7 5.2 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 54 : 46.9 0 : 24 : 31.7 0.076

    6 Tigaraksa 106 30.00 BT 6 13.00 LS 17 : 29 : 59.3 278.7 5.0 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 53 : 42.9 0 : 23 : 43.6 0.079

    7 Tangerang 106 37.00 BT 6 11.00 LS 17 : 30 : 13.9 278.6 4.8 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 53 : 16.1 0 : 23 : 2.2 0.077

    8 Ciputat 106 41.00 BT 6 16.00 LS 17 : 29 : 56.5 278.7 4.8 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 52 : 57.2 0 : 23 : 0.7 0.080

    Keterangan:

    1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat.

    2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat.

    3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai).

    4. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum.

    5. Kontak Terakhir adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir).

    6. Terbenam Matahari adalah waktu saat Matahari terbenam (bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-teramati)

    7. Durasi Gerhana adalah lama waktu teramatinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Terakhir atau saat Matahari Terbenam.

    8. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi.

    9. Jika data waktu Puncak Gerhana atau Kontak Terakhir tidak ditampilkan pada suatu kota, berarti saat kontak tersebut terjadi, titik kontaknya sudah di bawah horizon.

    10. Jika data gerhana di suatu kota tidak ditampilkan, berarti kejadian gerhana tidak teramati dari kota tersebut.

    WIB WIB

    NO NAMA KOTA

    MATAHARI

    TERBENAM

    WIB

    POSISI KOTA

    WIB

    DATA VISIBILITAS GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

    DI BANTEN

    KONTAK PERTAMA PUNCAK GERHANA KONTAK TERAKHIR DURASI

    GERHANA

    MAGNITUDO

    GERHANABUJUR LINTANG WAKTU WAKTU WAKTU

  • AZ. ALT. AZ. ALT. AZ. ALT.

    o ' o ' o o o o o o j m d

    1 Jakarta Barat 106 47.00 BT 6 10.00 LS 17 : 30 : 26.9 278.6 4.6 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 52 : 36.6 0 : 22 : 9.8 0.076

    2 Jakarta Utara 106 52.00 BT 6 9.00 LS 17 : 30 : 35.5 278.6 4.5 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 52 : 17.2 0 : 21 : 41.7 0.075

    3 Jakarta Pusat 106 50.00 BT 6 11.00 LS 17 : 30 : 25.3 278.6 4.6 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 52 : 24.1 0 : 21 : 58.8 0.077

    4 Jakarta Selatan 106 47.00 BT 6 17.00 LS 17 : 29 : 57.6 278.6 4.7 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 52 : 32.7 0 : 22 : 35.1 0.080

    5 Jakarta Timur 106 54.00 BT 6 14.00 LS 17 : 30 : 16.1 278.6 4.5 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 52 : 6.4 0 : 21 : 50.3 0.078

    6 Kepulauan Seribu 106 37.00 BT 5 45.00 LS 17 : 32 : 8.8 278.6 4.4 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 53 : 30.7 0 : 21 : 22.0 0.065

    Keterangan:

    1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat.

    2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat.

    3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai).

    4. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum.

    5. Kontak Terakhir adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir).

    6. Terbenam Matahari adalah waktu saat Matahari terbenam (bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-teramati)

    7. Durasi Gerhana adalah lama waktu teramatinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Terakhir atau saat Matahari Terbenam.

    8. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi.

    9. Jika data waktu Puncak Gerhana atau Kontak Terakhir tidak ditampilkan pada suatu kota, berarti saat kontak tersebut terjadi, titik kontaknya sudah di bawah horizon.

    10. Jika data gerhana di suatu kota tidak ditampilkan, berarti kejadian gerhana tidak teramati dari kota tersebut.

    MATAHARI

    TERBENAM

    WIB

    POSISI KOTA

    WAKTU WAKTU

    WIB WIB WIB

    DATA VISIBILITAS GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

    DI DKI JAKARTA

    KONTAK PERTAMA PUNCAK GERHANA KONTAK TERAKHIR DURASI

    GERHANA

    MAGNITUDO

    GERHANABUJUR LINTANG WAKTUNO NAMA KOTA

  • AZ. ALT. AZ. ALT. AZ. ALT.

    o ' o ' o o o o o o j m d

    1 Bandung 107 35.00 BT 6 54.00 LS 17 : 28 : 12.0 278.6 4.3 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 48 : 59.8 0 : 20 : 47.8 0.095

    2 Pelabuhan Ratu 106 33.00 BT 6 58.00 LS 17 : 27 : 8.0 278.8 5.5 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 53 : 5.5 0 : 25 : 57.5 0.101

    3 Bogor 106 46.00 BT 6 35.00 LS 17 : 28 : 44.8 278.7 5.0 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 52 : 26.5 0 : 23 : 41.8 0.089

    4 Depok 106 48.00 BT 6 25.00 LS 17 : 29 : 25.9 278.7 4.8 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 52 : 24.2 0 : 22 : 58.2 0.084

    5 Cibinong 106 50.00 BT 6 30.00 LS 17 : 29 : 7.7 278.7 4.8 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 52 : 13.3 0 : 23 : 5.6 0.086

    6 Sukabumi 106 54.00 BT 6 55.00 LS 17 : 27 : 36.0 278.8 5.1 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 51 : 43.2 0 : 24 : 7.2 0.098

    7 Bekasi 106 59.00 BT 6 15.00 LS 17 : 30 : 16.2 278.6 4.4 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 51 : 45.8 0 : 21 : 29.6 0.078

    8 Cianjur 107 8.00 BT 6 48.00 LS 17 : 28 : 13.2 278.7 4.7 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 50 : 51.2 0 : 22 : 38.0 0.094

    9 Cikarang 107 10.00 BT 6 16.00 LS 17 : 30 : 21.4 278.6 4.2 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 51 : 1.3 0 : 20 : 39.9 0.078

    10 Karawang 107 16.00 BT 6 18.00 LS 17 : 30 : 18.1 278.6 4.2 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 50 : 36.1 0 : 20 : 18.1 0.078

    11 Purwakarta 107 25.00 BT 6 33.00 LS 17 : 29 : 24.6 278.6 4.2 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 49 : 51.7 0 : 20 : 27.1 0.085

    12 Soreang 107 30.00 BT 7 1.00 LS 17 : 27 : 42.4 278.7 4.5 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 49 : 15.8 0 : 21 : 33.4 0.099

    13 Ngamprah 107 31.00 BT 6 52.00 LS 17 : 28 : 16.3 278.7 4.3 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 49 : 16.9 0 : 21 : 0.6 0.094

    14 Cimahi 107 32.00 BT 6 53.00 LS 17 : 28 : 13.4 278.7 4.3 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 49 : 12.4 0 : 20 : 59.0 0.095

    15 Subang 107 44.00 BT 6 33.00 LS 17 : 29 : 39.6 278.6 3.8 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 48 : 35.7 0 : 18 : 56.1 0.084

    16 Garut 107 54.00 BT 7 13.00 LS 17 : 27 : 17.4 278.7 4.1 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 47 : 33.0 0 : 20 : 15.7 0.103

    17 Sumedang 107 55.00 BT 6 50.00 LS 17 : 28 : 42.1 278.6 3.8 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 47 : 42.1 0 : 18 : 60.0 0.092

    18 Singaparna 108 6.00 BT 7 21.00 LS 17 : 26 : 58.0 278.7 4.0 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 46 : 40.5 0 : 19 : 42.5 0.106

    19 Tasikmalaya 108 12.00 BT 7 19.00 LS 17 : 27 : 9.2 278.6 3.9 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 46 : 17.7 0 : 19 : 8.5 0.105

    20 Majalengka 108 14.00 BT 6 50.00 LS 17 : 28 : 56.1 278.5 3.5 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 46 : 26.1 0 : 17 : 29.9 0.091

    21 Ciamis 108 18.00 BT 7 20.00 LS 17 : 27 : 9.9 278.6 3.8 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 45 : 53.1 0 : 18 : 43.2 0.105

    22 Indramayu 108 19.00 BT 6 19.00 LS 17 : 31 : 4.1 278.4 2.9 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 46 : 23.6 0 : 15 : 19.4 0.075

    23 Sumber 108 28.00 BT 6 44.00 LS 17 : 29 : 29.4 278.5 3.1 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 45 : 33.5 0 : 16 : 4.1 0.087

    24 Kuningan 108 28.00 BT 6 59.00 LS 17 : 28 : 32.4 278.5 3.3 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 45 : 25.0 0 : 16 : 52.6 0.094

    25 Banjar 108 29.00 BT 7 22.00 LS 17 : 27 : 10.5 278.6 3.6 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 45 : 8.0 0 : 17 : 57.4 0.105

    26 Parigi 108 30.00 BT 7 38.00 LS 17 : 26 : 16.9 278.6 3.7 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 44 : 54.9 0 : 18 : 38.0 0.113

    27 Cirebon 108 33.00 BT 6 41.00 LS 17 : 29 : 44.7 278.5 3.0 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 45 : 15.2 0 : 15 : 30.5 0.085

    Keterangan:

    1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat.

    2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat.

    3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai).

    4. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum.

    5. Kontak Terakhir adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir).

    6. Terbenam Matahari adalah waktu saat Matahari terbenam (bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-teramati)

    7. Durasi Gerhana adalah lama waktu teramatinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Terakhir atau saat Matahari Terbenam.

    8. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi.

    9. Jika data waktu Puncak Gerhana atau Kontak Terakhir tidak ditampilkan pada suatu kota, berarti saat kontak tersebut terjadi, titik kontaknya sudah di bawah horizon.

    10. Jika data gerhana di suatu kota tidak ditampilkan, berarti kejadian gerhana tidak teramati dari kota tersebut.

    MATAHARI

    TERBENAM

    WIB

    POSISI KOTA

    WAKTU WAKTU

    WIB WIB WIB

    DATA VISIBILITAS GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

    DI JAWA BARAT

    KONTAK PERTAMA PUNCAK GERHANA KONTAK TERAKHIR DURASI

    GERHANA

    MAGNITUDO

    GERHANABUJUR LINTANG WAKTUNO NAMA KOTA

  • AZ. ALT. AZ. ALT. AZ. ALT.

    o ' o ' o o o o o o j m d

    1 Semarang 110 25.00 BT 6 58.00 LS 17 : 29 : 51.7 278.2 1.1 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 37 : 37.6 0 : 7 : 45.8 0.087

    2 Cilacap 109 0.00 BT 7 43.00 LS 17 : 26 : 19.8 278.6 3.2 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 42 : 52.1 0 : 16 : 32.2 0.114

    3 Brebes 109 2.00 BT 6 51.00 LS 17 : 29 : 26.1 278.4 2.6 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 43 : 13.5 0 : 13 : 47.4 0.088

    4 Tegal 109 8.00 BT 6 52.00 LS 17 : 29 : 26.3 278.4 2.4 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 42 : 49.0 0 : 13 : 22.7 0.089

    5 Slawi 109 8.00 BT 6 58.00 LS 17 : 29 : 3.5 278.4 2.5 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 42 : 45.6 0 : 13 : 42.1 0.091

    6 Purwokerto 109 14.00 BT 7 26.00 LS 17 : 27 : 26.3 278.5 2.8 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 42 : 5.7 0 : 14 : 39.5 0.105

    7 Pemalang 109 22.00 BT 6 52.00 LS 17 : 29 : 35.6 278.4 2.2 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 41 : 53.0 0 : 12 : 17.4 0.088

    8 Purbalingga 109 23.00 BT 7 23.00 LS 17 : 27 : 42.4 278.5 2.6 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 41 : 31.4 0 : 13 : 49.0 0.103

    9 Kajen 109 33.00 BT 7 1.00 LS 17 : 29 : 8.5 278.4 2.1 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 41 : 3.9 0 : 11 : 55.4 0.092

    10 Kebumen 109 38.00 BT 7 40.00 LS 17 : 26 : 53.3 278.5 2.5 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 40 : 21.8 0 : 13 : 28.5 0.110

    11 Pekalongan 109 39.00 BT 6 54.00 LS 17 : 29 : 38.9 278.3 1.9 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 40 : 43.8 0 : 11 : 4.9 0.088

    12 Banjarnegara 109 40.00 BT 7 24.00 LS 17 : 27 : 49.4 278.4 2.2 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 40 : 22.8 0 : 12 : 33.5 0.102

    13 Batang 109 46.00 BT 6 56.00 LS 17 : 29 : 35.7 278.3 1.8 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 40 : 14.7 0 : 10 : 39.0 0.088

    14 Wonosobo 109 54.00 BT 7 21.00 LS 17 : 28 : 8.4 278.4 1.9 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 39 : 28.6 0 : 11 : 20.1 0.100

    15 Purworejo 110 0.00 BT 7 43.00 LS 17 : 26 : 56.1 278.4 2.1 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 38 : 52.1 0 : 11 : 56.0 0.111

    16 Temanggung 110 10.00 BT 7 19.00 LS 17 : 28 : 25.0 278.3 1.6 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 38 : 25.7 0 : 10 : 0.7 0.098

    17 Kendal 110 12.00 BT 6 55.00 LS 17 : 29 : 55.6 278.3 1.3 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 38 : 31.3 0 : 8 : 35.7 0.087

    18 Magelang 110 12.00 BT 7 28.00 LS 17 : 27 : 54.3 278.3 1.7 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 38 : 12.6 0 : 10 : 18.3 0.103

    19 Mungkid 110 14.00 BT 7 33.00 LS 17 : 27 : 38.1 278.3 1.7 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 38 : 1.8 0 : 10 : 23.7 0.105

    20 Ungaran 110 25.00 BT 7 11.00 LS 17 : 29 : 2.8 278.3 1.2 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 37 : 30.2 0 : 8 : 27.4 0.094

    21 Salatiga 110 27.00 BT 7 18.00 LS 17 : 28 : 38.4 278.3 1.3 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 37 : 18.3 0 : 8 : 39.9 0.097

    22 Klaten 110 34.00 BT 7 41.00 LS 17 : 27 : 21.9 278.3 1.4 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 36 : 37.2 0 : 9 : 15.4 0.108

    23 Boyolali 110 36.00 BT 7 31.00 LS 17 : 27 : 57.3 278.3 1.3 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 36 : 34.9 0 : 8 : 37.6 0.103

    24 Demak 110 38.00 BT 6 53.00 LS 17 : 30 : 18.7 278.2 0.8 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 36 : 48.4 0 : 6 : 29.7 0.084

    25 Jepara 110 40.00 BT 6 37.00 LS 17 : 31 : 24.5 278.2 0.5 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 36 : 49.5 0 : 5 : 25.0 0.076

    26 Surakarta 110 49.00 BT 7 33.00 LS 17 : 27 : 57.4 278.3 1.1 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 35 : 41.8 0 : 7 : 44.4 0.103

    27 Kudus 110 50.00 BT 6 48.00 LS 17 : 30 : 45.5 278.2 0.5 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 36 : 3.3 0 : 5 : 17.8 0.081

    28 Sukoharjo 110 52.00 BT 7 44.00 LS 17 : 27 : 21.3 278.3 1.1 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 35 : 23.5 0 : 8 : 2.2 0.109

    29 Purwodadi 110 54.00 BT 7 6.00 LS 17 : 29 : 37.8 278.2 0.6 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 35 : 37.1 0 : 5 : 59.3 0.090

    30 Wonogiri 110 55.00 BT 7 49.00 LS 17 : 27 : 6.1 278.3 1.1 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 35 : 8.7 0 : 8 : 2.6 0.111

    31 Karanganyar 110 59.00 BT 7 37.00 LS 17 : 27 : 48.8 278.2 0.9 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 34 : 59.5 0 : 7 : 10.7 0.105

    32 Sragen 111 1.00 BT 7 25.00 LS 17 : 28 : 31.9 278.2 0.7 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 34 : 58.3 0 : 6 : 26.4 0.099

    33 Pati 111 2.00 BT 6 45.00 LS 17 : 31 : 4.4 278.1 0.2 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 35 : 17.0 0 : 4 : 12.5 0.079

    Keterangan:

    1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat.

    2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat.

    3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai).

    4. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum.

    5. Kontak Terakhir adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir).

    6. Terbenam Matahari adalah waktu saat Matahari terbenam (bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-teramati)

    7. Durasi Gerhana adalah lama waktu teramatinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Terakhir atau saat Matahari Terbenam.

    8. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi.

    9. Jika data waktu Puncak Gerhana atau Kontak Terakhir tidak ditampilkan pada suatu kota, berarti saat kontak tersebut terjadi, titik kontaknya sudah di bawah horizon.

    10. Jika data gerhana di suatu kota tidak ditampilkan, berarti kejadian gerhana tidak teramati dari kota tersebut.

    MATAHARI

    TERBENAM

    WIB

    POSISI KOTA

    WAKTU WAKTU

    WIB WIB WIB

    DATA VISIBILITAS GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

    DI JAWA TENGAH

    KONTAK PERTAMA PUNCAK GERHANA KONTAK TERAKHIR DURASI

    GERHANA

    MAGNITUDO

    GERHANABUJUR LINTANG WAKTUNO NAMA KOTA

  • AZ. ALT. AZ. ALT. AZ. ALT.

    o ' o ' o o o o o o j m d

    1 Yogyakarta 110 20.00 BT 7 46.00 LS 17 : 26 : 57.4 278.4 1.7 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 37 : 30.4 0 : 10 : 33.0 0.111

    2 Wates 110 15.00 BT 7 47.00 LS 17 : 26 : 51.3 278.4 1.9 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 37 : 49.8 0 : 10 : 58.5 0.112

    3 Sleman 110 20.00 BT 7 42.00 LS 17 : 27 : 10.8 278.4 1.7 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 37 : 32.7 0 : 10 : 21.9 0.109

    4 Bantul 110 20.00 BT 7 53.00 LS 17 : 26 : 34.3 278.4 1.8 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 37 : 26.4 0 : 10 : 52.2 0.115

    5 Wonosari 110 35.00 BT 7 58.00 LS 17 : 26 : 26.1 278.4 1.6 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 36 : 23.6 0 : 9 : 57.5 0.116

    Keterangan:

    1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat.

    2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat.

    3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai).

    4. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum.

    5. Kontak Terakhir adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir).

    6. Terbenam Matahari adalah waktu saat Matahari terbenam (bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-teramati)

    7. Durasi Gerhana adalah lama waktu teramatinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Terakhir atau saat Matahari Terbenam.

    8. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi.

    9. Jika data waktu Puncak Gerhana atau Kontak Terakhir tidak ditampilkan pada suatu kota, berarti saat kontak tersebut terjadi, titik kontaknya sudah di bawah horizon.

    10. Jika data gerhana di suatu kota tidak ditampilkan, berarti kejadian gerhana tidak teramati dari kota tersebut.

    MATAHARI

    TERBENAM

    WIB

    POSISI KOTA

    WAKTU WAKTU

    WIB WIB WIB

    DATA VISIBILITAS GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

    DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    KONTAK PERTAMA PUNCAK GERHANA KONTAK TERAKHIR DURASI

    GERHANA

    MAGNITUDO

    GERHANABUJUR LINTANG WAKTUNO NAMA KOTA

  • AZ. ALT. AZ. ALT. AZ. ALT.

    o ' o ' o o o o o o j m d

    1 Pacitan 111 7.00 BT 8 11.00 LS 17 : 26 : 0.9 278.3 1.2 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 34 : 8.2 0 : 8 : 7.3 0.121

    2 Magetan 111 19.00 BT 7 38.00 LS 17 : 27 : 55.6 278.2 0.6 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 33 : 38.9 0 : 5 : 43.3 0.104

    3 Ngawi 111 26.00 BT 7 24.00 LS 17 : 28 : 48.4 278.1 0.3 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 33 : 18.9 0 : 4 : 30.5 0.097

    4 Ponorogo 111 27.00 BT 7 51.00 LS 17 : 27 : 15.5 278.2 0.6 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 32 : 59.6 0 : 5 : 44.1 0.110

    5 Madiun 111 32.00 BT 7 39.00 LS 17 : 27 : 58.6 278.2 0.3 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 32 : 46.4 0 : 4 : 47.8 0.104

    6 Caruban 111 38.00 BT 7 33.00 LS 17 : 28 : 22.4 278.1 0.2 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 32 : 25.8 0 : 4 : 3.4 0.101

    7 Trenggalek 111 42.00 BT 8 3.00 LS 17 : 26 : 43.2 278.2 0.4 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 31 : 52.8 0 : 5 : 9.5 0.115

    8 Tulungagung 111 54.00 BT 8 2.00 LS 17 : 26 : 52.0 278.1 0.2 -- : -- : -- ---- ---- -- : -- : -- ---- ---- 17 : 31 : 5.3 0 : 4 : 13.4 0.114

    Keterangan:

    1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat.

    2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat.

    3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai).

    4. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum.

    5. Kontak Terakhir adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir).

    6. Terbenam Matahari adalah waktu saat Matahari terbenam (bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-teramati)

    7. Durasi Gerhana adalah lama waktu teramatinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Terakhir atau saat Matahari Terbenam.

    8. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi.

    9. Jika data waktu Puncak Gerhana atau Kontak Terakhir tidak ditampilkan pada suatu kota, berarti saat kontak tersebut terjadi, titik kontaknya sudah di bawah horizon.

    10. Jika data gerhana di suatu kota tidak ditampilkan, berarti kejadian gerhana tidak teramati dari kota tersebut.

    KONTAK TERAKHIR

    BUJUR LINTANG WAKTUNO NAMA KOTA

    DATA VISIBILITAS GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

    DI JAWA TIMUR

    MATAHARI

    TERBENAM

    WIB

    DURASI

    GERHANA

    MAGNITUDO

    GERHANA

    POSISI KOTA

    WAKTU WAKTU

    WIB WIB WIB

    KONTAK PERTAMA PUNCAK GERHANA