GERAKAN MENUJU 100 SMART CITY” - Depok

25
ARAHAN MENTERI DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA “GERAKAN MENUJU 100 SMART CITY”

Transcript of GERAKAN MENUJU 100 SMART CITY” - Depok

ARAHAN MENTERI DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

“GERAKAN MENUJU 100 SMART CITY”

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

2. Memajukan kesejahteraan umum. 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa. 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

TUJUAN NEGARA (ALINEA IV PEMBUKAAN UUD 1945)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Sesuai UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan: 1. Pelayanan publik 2. Pemberdayaan masyarakat 3. Peran masyarakat 4. Daya saing daerah

TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DASAR/ACUAN UU No 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

DIMENSI PERENCANAAN

TEKNOKRATIS

PENDEKATAN

POLITIS

BOTTOM UP- TOP DOWN

PARTISIPATIF

PENGATURAN

PELAYANAN

FUNGSI PEMERINTAH

PEMBANGUNAN

PEMBERDAYAAN

PRIMER SEKUNDER

Sumber: Van Poelje dalam Hamdi, 1999:52

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Minimnya Penggunaan Sistem Informasi Dan

Teknologi Dalam Penyusunan Perencanaan Pembangunan

Perencanaan Pembangunan belum Semuanya mengakomodir

Rencana Tata Ruang

Belum sepenuhnya melakukan analisis dalam

rangka Pembangunan Spasial, A-spasial dan

Finansial

ISU DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN

“PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI BERPOTENSI MENINGKATKAN

CAKUPAN PELAYANAN YANG TERINTEGRASI”

PERENCANAN PEMBANGUNAN

PERKOTAAN

1. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antara Pusat dan Daerah

2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

3. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan

4. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah untuk memperluas cakupan pelayanan publik

Penyusunan perencanaan pembangunan yang belum

melibatkan partisipasi masyarakat

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA URBANISASI

DI INDONESIA

Sumber: Indonesia Population Projection 2010 – 2035 (2013), BPS–Bappenas–UNFPA

Proyeksi laju urbanisasi pada tahun 2035 akan mencapai 66,6%. Pada tahun 2035, jumlah penduduk yang akan tinggal di perkotaan mencapai angka 203,56 juta jiwa berbanding 102,09 juta jiwa penduduk yang tinggal di pedesaan.

LAJU PERTUMBUHAN URBANISASI

PENYEBAB URBANISASI: 1. Pertumbuhan penduduk daerah perkotaan 2. Migrasi daerah perdesaan ke daerah perkotaan 3. Reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan

Saat ini lebih dari 55% penduduk Indonesia tinggal di kawasan perkotaan

dengan tingkat urbanisasi 2,3% per tahun

KEMACETAN LALU LINTAS

KEMISKINAN

PENURUNAN KUALITAS LINGKUNGAN

Pada tahun 2020, kemiskinan di perkotaan diproyeksikan melampaui kemiskinan di pedesaan terutama karena urbanisasi dan perluasan kota.

lebih dari 151 juta kendaraan bermotor yang terkonsentrasi di daerah perkotaan dan akan meningkat sebesar 10 % per tahun.

Setiap orang Indonesia menghasilkan 0.7 kg sampah per hari, sebesar 62 juta ton sampah dihasilkan setiap tahun.

PERMUKIMAN KUMUH

PENINGKATAN RISIKO BENCANA

KETIMPANGAN SOSIAL

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Sumber: Indonesia Population Projection 2010 – 2035 (2013), BPS–Bappenas–UNFPA

Perkembangan jumlah kota Megapolitan terus meningkat setiap tahun yang berakibat kepada penurunan jumlah kota besar,kecil dan sedang bahkan pengurangan kawasan pedesaan.

PERKEMBANGAN TIPOLOGI KAWASAN PERKOTAAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERBAGAI MODEL KERANGKA SMART CITY

SMART GOVERNANCE

SMART ECONOMY

SMART MOBILITY

SMART ENVIRONMENT

SMART PEOPLE

SMART LIVING

PEMERINTAH

KOLABORASI PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PEMBANGUNAN KOTA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KONSEP KOLABORASI

DAN KERJASAMA

sinergi

MASYARAKAT

Kerja Sama Daerah adalah usaha bersama antara daerah dan daerah lain, antara daerah dan pihak ketiga, dan/atau antara daerah dan lembaga atau

pemerintah daerah

KERJASAMA ANTARA DAERAH (dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan)

WAJIB SUKARELA

PENYEDIAAN LAYANAN PUBLIK YANG LEBIH EFISIEN APABILA

DIKELOLA BERSAMA

PP 28/2018 TENTANG KERJASAMA DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI YANG DILAKUKAN DALAM MENDUKUNG SMART CITY

STRATEGI 1: Mendorong pengembangan penerapan sistem informasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah baik dari sisi perencanaan maupun penganggaran

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

ARAH REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Sumber : PBB

Lanjutan Strategi 1

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN TERKAIT PERENCANAAN KOTA BERBASIS

SISTEM INFORMASI

Lanjutan Strategi 1

MATERI POKOK DALAM PERMENDAGRI TTG SIPD

Lanjutan Strategi 1

BLUEPRINT PENGEMBANGAN SIPD

Lanjutan Strategi 1

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Perpres 59/2017 ttg Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan

TPB diinternalisasikan ke dalam Dokrenda dgn

indikator dlm Permendagri 7/2018

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN UNTUK SMART CITY

STRATEGI 2: Penyusunan Perda Dokumen Rencana Pembangunan Daerah harus

terlebih dahulu menyusun dokumen KLHS Perencanaan Pembangunan Daerah.

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

18

UNSUR PENTING DALAM PENYUSUNAN DOKRENDA

STRATEGI 3: Mendorong perencanaan pembangunan kota agar dalam proses penyusunan dokumen rencana pembangunannya dilakukan analisis yang

komprehensif dan berbasis pada data dan informasi yang update dan akuntabel sebagaimana amanat Permendagri 86/2017.

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

RENCANA RINCI TATA RUANG KAB/KOTA MERUPAKAN DASAR PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG BANGUNAN/ MASTER PLAN KAWASAN BAGI ZONA YANG DITETAPKAN PRIORITAS PENANGANANNYA. (Pasal 41, PP No.15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang)

RENCANA TATA RUANG MERUPAKAN ACUAN BAGI PEMANFATAAN RUANG UNTUK SELURUH KEGIATAN YANG MEMERLUKAN RUANG MELALUI KEGIATAN PEMBANGUNAN SEKTORAL DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (Pasal 23, PP No.15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang)

MASTER PLAN DAN QUICK WIN SMART CITY

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

STRATEGI 4: Mendorong Pemerintah Kab/Kota untuk melakukan percepatan penyelesaian Perda RDTR dalam rangka mendukung pengembangan

Kota Cerdas berbasis tata ruang.

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

20

STATUS RTRW

34 PROVINSI

dan

481 KAB/KOTA

26 Kab/Kota

Sudah Perda

Belum Perda

MASA PK

26 PROVINSI

416 Kab/Kota

PILKADA

17 PROVINSI

115 Kab 39 Kota

Perda RTR Kawasan Strategis dan RDTR

2 RTR KSP

1 RTR KSK

51 RDTR

Kab/Kota

Terdapat kurang lebih sebanyak 1.838 RDTR yang harus disusun di seluruh Indonesia dan saat ini baru sebanyak 51 RDTR. Artinya masih terdapat 1.792 RDTR yang perlu disusun RDTRnya.

STATUS RTR DAERAH, MASA PK DAN PILKADA SERENTAK

Lanjutan Strategi 4

TAHAP I TAHAP II TAHAP III Kota Samarinda Kab. Mimika Kab. Jember Kab. Kendal Kab. Pemalang Kab. Gunung Kidul Kab. Klaten

Kota Tangerang Kab.Gresik Kab. Jepara Kab. Blora KOTA SURABAYA KAB. BANYUWANGI Kab. Padang Pariaman

Kota Tangsel Kab. Sleman Kab. Magelang Kab. Blitar Kab. Indramayu Kota Cilegon Kab. Tangerang

Kota Makassar Kab. Semarang Kota Denpasar Kota Manado KOTA MEDAN KOTA DEPOK Kab. Tabalong

Kota Tomohon Kab. Sidoarjo Kota Pontianak Kota Pekalongan KAB. BANTUL Kota Magelang Kota Banda Aceh

KOTA BANDUNG Kab. Bojonegoro Kota Pekanbaru Kota Sibolga Kab. Pasuruan Kab Sragen KOTA TANJUNG PINANG

Kota Bogor KAB. BADUNG Kota Surakarta Kota Banjarmasin KAB. SUMENEP Kota Madiun Kota Kupang

Kota Cirebon Kab. Siak Kab. Sukoharjo Kota Banjarbaru Kab. Cirebon Kab. Wonosobo Kota Jayapura

KOTA BEKASI Kota Palembang Kota Padang Kab. Morowali Kab. Banjar

Kota Jambi Kab. Muara Enim Kab.Solok Kota Padang Panjang Kota Kediri

Kota Sukabumi Kota Musi Banyuasin Kab. Bogor Kota Mataram Kota Balikpapan

Kab. Lombok Timur Kab. Bandung Kota Probolinggo Kab. Sumbawa Kota Batu

Kab. Kutai Kartanegara Kab. Cimahi Kab. Luwu timur Kab. Kutai Timur Kabu Kebumen

Kab. Banyuwangi Kab. Tuban KOTA YOGYAKARTA Kab. Grobongan Kota Situbondo

Kab. Banyuasin Kab. Batang Kab. Lamongan Kab. Kulon Progo Kab Demak

Kab.Pelalawan Kab. Pati Kab. Deli Serdang Kota Binjai Kota Ambon

Kab. Boyolali Kab. Langkat KOTA BONTANG

“MENUJU 100 SMART CITY” Lanjutan Strategi 4

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PROGRES PENYUSUNAN & PENETAPAN RDTR SECARA NASIONAL

NO PROGRES RRTR DAN RDTR SELURUH INDONESIA

1 Sudah Perda RRTR dan RDTR 51

2 Belum Menyusun 219

3 Sudah/Sedang Menyusun 1238

4 Proses Rekom Gub 153 5 Proses Persub 142

6 Proses Pembahasan DPRD 19

7 Proses Evaluasi Gubernur 16

Total RRTR dan RDTR 1838

3%

12%

67%

8% 8%

1%

1%

Sudah Perda RRTRdan RDTR

Belum Menyusun

Sudah/SedangMenyusun

Proses Rekom Gub

Proses Persub

ProsesPembahasan DPRD

Proses EvaluasiGubernur

Sumber: Inventarsir Ditjen Bina Bangda, 2019.

1. Total RDTR yang harus disusun se-Indonesia sebanyak 1.838 RDTR. Saat ini baru terdapat 51 RDTR (3% dari Total RDTR yang harus disusun).

2. Perlu dialokasikan dalam APBD dan adanya dukungan program dan anggaran dalam APBN untuk percepatan penetapan Perda RDTR sebagai landasan instrumen pemberian perizinan investasi diseluruh wilayah Indonesia

• RDTR Muara Sijunjung • RDTR Kota Payakumbuh

RDTR Kota Medan

RDTR Perkotaan Sungai Liat

RDTR Perkotaan Sungai Liat

RDTR DKI Jakarta

RDTR Serang-Cipocok Jaya

1. RDTR Kota Bandung (8 BWP) 2. RDTR Kota Bekasi (5 BWP) 3. RDTR PZ Kota Tasikmalaya 4. RDTR PZ Perkotaan Singaparna

RDTR DKI Jakarta 1. RDTR Kota Yogyakarta 2. RDTR dan PZ BWP Sewon 3. RDTR dan PZ BWP Kasihan

15 RDTR: RDTR Wongsorejo; RDTR Banyuwangi & KSK Pelabuhan Ketapang; RDTR Kecamatan Kota Sumenep; RDTR Batuan, Rubaru, dan Manding; RDTR Kota Tulungagung; RDTR BWP Karangrejo – Ngantru; RDTR Bandungan,Pakl & Campurdarat; RDTR Kaw. Perkotaan Kepanjen ; RDTR Gedeg; RDTRK Malang Tengah; RDTRK Sub Pusat Malang Utara; RDTRK Sub Pusat Malang Barat; RDTR Sub Pusat Malang Tenggara; RDTR Sub Pusat Malang Timur; RDTR Sub Pusat Malang Timur Laut

RDTR dan PZ Kuta Selatan

RDTR Kota Bontang (3 kecamatan)

1. RDTR Kawasan Emas Garongkong 2. RDTR dan PZ Kawasan Perkotaan Masamba 3. RDTR dan PZ Kota Belopa 4. RDTR Panga 5. RDTR Kawasan Perkotaan Sinjai 6. RDTR Kaw. Perkotaan Watampone

RDTR Bagian Wilayah Perkotaan Poso; RDTR Tentena; RDTR Bagian Wilayah Perkotaan Parigi

RTR KSP Danau Limboto

1. RDTR Perkotaan Waibakul 2. RDTR Perkotaan Kalabahi 3. RDTR Perkotaan Waingapu 4. RDTR Perkotaan Mbay 5. RDTR Perkotaan Ende 6. RDTR Perkotaan Soe Parigi

RDTR Perkotaan Taliwang

RDTR Perkotaan Merauke

Lanjutan Strategi 4

“PENYUSUNAN RDTR DI 100 SMART CITY”

Perda No. 2 Tahun 2015 RDTR dan PZ Kota Medan Tahun

2015-2035

Perda Nomor 3 Tahun 2018 RDTR

Kota Tanjung Pinang dan Bukit Bestari Tahun 2018-2038

Perda Nomor 5 Tahun 2014 RDTR Kota

Yogyakarta Tahun 2014-2034

Perda Nomor 1 Tahun 2014 Tentang RDTR DKI Jakarta Tahun 2014-2034

Perda No. 7 Tahun 2018 RDTR dan PZ

Kecamatan Kuta Selatan

Perda No.1 Tahun 2016 RDTR Kota Bontang

Capaian 2018: 93,85 % Target 2019 : 27.500

Capaian 2018: 99,94 % Target 2019 : 17.500

DIHARAPKAN KAB/KOTA LAINNYA DAPAT SEGERA MENYUSUN RDTR

SEBAGAI ACUAN DALAM PENYUSUNAN MASTER PLAN SMART CITY SERTA

INSTRUMEN PERIZINAN PEMANFATAAN RUANG

Perda Nomor 10 Tahun 2015 RDTR Kota Bandung (8 BWP) Tahun

2015-2035

Perda Nomor 5 Tahun 2016 RDTR Kota Bekasi (5 BWP) Tahun 2016-

2036

Perda Nomor 4 Tahun 2018 tentang RDTR dan PZ Kota Depok Tahun 2018 -

2038

Perda Nomor 8 Tahun 2018 RDTR dan PZ BWP

Perkotaan Sewon

Perda No. 3 Tahun 2014 RDTR Kecamatan Kota

Sumenep

Perda No. 6 Tahun 2016 RDTR Banyuwangi dan KSK Pelabuhan Ketapang

Perda No. 8 Tahun 2018 RDTR dan PZ Kota Surabaya 13 KAB/KOTA (13%)

yg ditetapkan sebagai role model Menuju 100 smart city

Lanjutan Strategi 4

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENYUSUNAN DOKUMEN KLHS SESUAI PERMENDAGRI

NO.7 TAHUN 2018

PENGALOKASIAN APBD DALAM PERENCANAAN , PEMANFATAAN DAN PEMBINAAN PEMANFATAN

RUANG

STRATEGI YANG TEPAT DALAM MEWUJUDKAN

SMART CITY

ANALISIS YANG KOMPREHENSIF DAN

BERBASIS PADA DATA DAN INFORMASI YANG UPDATE

DAN AKUNTABEL

PENGEMBANGAN SMART CITY BERDASAR RENCANA

DETAIL TATA RUANG (RDTR) KABUPATEN/KOTA

1 3 5

2 4

PENUTUP

25 TERIMAKASIH