Geologi Regional Pare2

download Geologi Regional Pare2

of 7

description

geologi parepare

Transcript of Geologi Regional Pare2

BAB I

BAB II

GEOLOGI UMUM

II.1Geomorfologi Umum

Kenampakan bentang alam di daerah Pare-Pare merupakan daerah pantai serta pegunungan dan perbukitan dimana puncaknya sudah nampak meruncing dan sebagian lagi nampak membulat. Perbedaan itu disebabkan oleh karekteristik masing-masing batuannya, pengaruh struktur dan tingkat perkembangan erosi yang berlangsung dan akhirnya menghasilkan kenampakan bentang alam seperti yang nampak sekarang ini.

Berdasarkan kenampakan relief dan ketinggiannya, maka daerah penelitian dapat dibagi menjadi dua satuan morfologi yaitu :

1.Satuan Morfologi Berelief Sedang

2.Satuan Morfologi Berelief Rendah.

II.1.1Satuan Morfologi Berelief Sedang

Satuan ini berada di bagian selatan yang meliputi seperempat bagian dari daerah penelitian dengan ketinggian antara 100 meter sampai 375 meter yang berupa rangkaian perbukitan yang agak rapat dengan puncaknya relatif runcing yang terdiri dari Bukit Batu, Bukit Tolong dan Bukit Lakaliki. Batuan penyusun satuan ini adalah batuan yang relatif resisten terhadap pelapukan yakni satuan breksi vulkanik.

Bukit Batu terletak di sebelah Utara yang memanjang dari Utara ke Selatan dengan ketinggian puncak 126 meter, dimana kemiringan lereng di bagian Selatan antara 30o 60o dan di Utara kemiringan lereng antara 10o 25o. Perbukitan tersebut melandai ke Utara dan lereng sebelah Selatan merupakan tebing, maka perbukitan tersebut adalah puncak Questa.

Bukit Tolong terletak di sebelah Selatan Yang memanjang dari Timur Luat Barat Daya dengan ketinggian puncak 285 meter, kemiringan lereng di bagian Barat yaitu antara 15o 30o dan di bagian Timur antara 45o 80o ke arah Timur. Perbukitan tersebut melandai ke arah Barat dan lereng di sebelah Timur merupakan suatu tebing yang curam, maka perbukitan tersebut adalah suatu puncak Questa.

II.1.2Satuan Morfologi Berelief Rendah

Satuan ini meliputi tiga perempat dari daerah penelitian yang terletak sebagian diantara Bukit Tolong dan Bukit Lakaliki yakni mulai dari Kampung Mangimpuru di bagian Selatan sampai ke Utara Desa Lapede. Daerah ini merupakan perbukitan renggang dengan puncaknya sudah membulat. Terdapat dua puncak yang dikenal yaitu B. Lemabang (67 meter), dan B. Sikarangtuluwe (86 meter), dengan kemiringan 5o 10o.

Penyebaran lain dari satuan morfologi ini adalah terletak di bagian Barat yang dimulai dari Desa Baru 2 sampai Desa Banrong, dan sepanjang garis pantai dimana pada umumnya disusun oleh satuan Alluvial dan satuan Tufa. Di bagian Barat dari kota Pare-Pare dijumpai teluk Pare-Pare yang mempunyai kedalaman antara 5 70 meter.

II.2Stratigrafi Umum

Menurut RAB SUKAMTO (1982), dalam stratigrafi lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat, dimana sebagai batuan tertua adalah batuan Ultrabasa yang umurnya belum diketahui, sedangkan hasil penarikan radiometri pada batuan Sekis yakni 111 juta tahun atau Kapur Akhir. Batuan tua ini tertindih secara tidak selaras oleh formasi Balangbaru berupa endapan flysch dengan ketebalan lebih dari 2000 meter dan berumur Kapur Akhir. Batuan gunungapi Paleosen yang diendapkan pada lingkungan laut menindih tidak selaras endapan flysch. Sedangkan batuan gunung api tertindih tidak selaras oleh Formasi Mallawa dan berangsur beralih ke endapan karbonat dari Formasi Tonasa yang berumur Eosen Miosen Tengah secara menerus dengan ketebalan 3000 meter. Formasi Camba secara tidak selaras menindih Formasi Tonasa dengan ketebalan sekitar 5000 meter dan berumur Miosen Tengah Pliosen. Bagian atas Formasi Camba berhubungan menjemari dengan Formasi Walanae yang tebalnya sekitar 4500 meter dan berumur Miosen Akhir Pliosen Awal.

Formasi Walanae disusun oleh batuan Sedimen beumur Miosen Pliosen dan penyebarannya cukup luas, sedangkan di bagian Barat lebih banyak tersingkap batuan asal gunungapi dan batuan setempat dijumpai batuan Beku terobosan dan batuan Metamorf.Dan dibeberapa tempat telah mengalami gerakan-gerakan tektonik komplek. Hal ini dibuktikan dengan adanya banyak sesar dengan arah yang tidak beraturan, seperti yang terdapat di daerah Bantimala sebelah Timur Pangkajene.

Menurut SARTONO dan ASTADIREDJA (1981), yang mengadakan penelitian tentang Geologi Kwarter Sulawesi Selatan, menyatakan bahwa Formasi Walanae yang tersusun atas Lempung dan selang-seling Batugamping Pasiran yang mengandung fosil Molluska dan Foraminifera kecil yang menunjukkan umur Miosen Akhir. Formasi Walanae tertindih tidak selaras oleh Formasi Berru yang terdiri dari Batupasir selang-seling lapisan Lempung dan Konglomerat di bagian atasnya.

Formasi Berru mengandung fosil Gastropoda, Pelecypoda dan Foraminifera kecil yang menunjukkan umur Pliosen Akhir. Sedangkan di beberapa tempat dijumpai Batugamping berwarna putih, kadang-kadang dijumpai struktur bioturbasi. Kandungan fosil yang dijumpai pada Batugamping ini yakni Foraminifera kecil yang menunjukkan umur Plestosen Bawah.

Di atas Batugamping terdapat satuan kerakal yang terdiri dari berbagai batuan seperti Rijang, Kuarsit, Batuan Malihan, Fosil Kayu, Oksida Besi dan sedikit Batuan Beku, dimana bentuk komponennya membulat. Satuan kerakal polemik (batuan yang mengandung banyak fragmen batuan lain dengan sifat fisik yang berbeda-beda ) bersifat tidak padu dan makin ke atas ukurannya semakin halus, dimana kerakal polemik ini diduga merupakan endapan fluvial yang mengalami penorehan sungai Walanae purba. Endapan Aluvium berupa Lempung, Pasir, Lanau dan Kerakal berasal dari batuan yang telah mengalami denudasi.

II.3Struktur Geologi Umum

Struktur geologi pada daerah penelitian berupa struktur sesar berupa sesar geser, yang didasarkan pada data serta kenampakan lapangan, penyebaran litologi yang tidak teratur dan adanya perubahan jurus dan kemiringan perlapisan batuan yang terlalu besar. Adapun struktur sesar yang dijumpai di lapangan dimulai dari yang tua sampai yang muda yaitu :

1.Sesar Tolong

2.Sesar Ujunglere

3.Sesar Bacukiki

4.Sesar Bojo

II.3.1Sesar Tolong

Sesar ini terdapat di daerah Bukit Tolong sebelah Timur, yang merupakan sesar geser berarah Baratdaya Timurlaut, dimana dijumpai cermin sesar atau slickenslide, yang ditemukan pada Kampung Mangimpuru. Umur dari sesar Tolong adalah setelah Pliosen Bawah.

II.3.2Sesar Ujunglero

Sesar ini terdapat di daerah Ujunglero sebelah Utara yang merupakan sesar geser berarah Baratdaya - Timurlaut, dimana penyebaran Batugamping yang tidak teratur dan keterdapatan tebing yang relatif lurus melalui zona sesar, serta adanya perubahan jurus dan kemiringan perlapisan batuan. Umur dari sesar Ujunglero adalah setelah Pliosen Atas.II.3.3Sesar Bacukiki

Sesar ini melalui desa Bacukiki yaitu berarah Timur Barat, dimana dijumpai adanya cermin sesar atau slickenslide, yang terdapat di desa Bacukiki. Umur dari sesar Bacukiki adalah setelah Plestosen.

II.3.4Sesar Bojo

Sesar ini melalui Sungai Bojo yang merupakan sesar geser berarah Timur Barat, dan dijumpai adanya cermin sesar atau slickenslide, yang ditemukan di tepi Sungai Bojo. Umur dari sesar Bojo adalah setelah Plestosen.

STRATIGRAFI REGIONAl

Staratigrafi reghioanal daearah penelitian termasuk dalam formasi Camba dimana Batuan sedimen laut berselingan dengan batuan gunung api ; batupasir tufaan bersilangan dengan tufa, batuoasir, batulanau batu lempung; bersisipan dengan napal, batugamping, konglomerat dan breksi gunung api, dan setempat dengan dengan batubara; berwarna aneka , putih, coklat, merah, kuning, kelabu muda sampai kehitaman; umumnya mengeras kuat dan sebagai kurang padat; berlapisan dengan tebal antara 4 cm dan 100 cm. Tufanya berbutir halus hingga lapili; tufa lempungan berwarna merah mengandung banyak mineral boitit; konglomerat dan breksinya terutama komponen andesit dan basal dengan ukuran antara 2 cm dan 40 cm;

Tmcv, anggota batuan Gunungapi bersisipan batuan sedimen laut; breksigungngapi, dan tufa berbutir halus hingga lapili; bersisipan batupasir tufaan, batupasir amping, batulempung mengandung sisa tumbuhan, batugamping dan napal. Batuanya bersusunan andesit dan basal;

Tmpv BATUAN GUNUNGAPI PAREPARE: Tufa berbutir halus sampai lapili, breksi dan konglomerat gunungapi, setempat dengan sisipan lava dan batupasir tufaan; terutama bersusunan trakit dan andesit trakit; beberapa lapisan tufa mengandung banyak biotit; umumnya memakas lemah dan sebagian repih; berwarna putih keabuan hingga kelabu; setempat terlihat lapaisan silang siur