GEOGRAFI DIALEK BAHASA JAWA DI DESA GENENG KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN

23
GEOGRAFI DIALEK BAHASA JAWA DI DESA GENENG KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN Disusun Oleh : Kelompok 64 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS BAHASA DAN SENI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 1

description

GEOGRAFI DIALEK BAHASA JAWA DI DESA GENENG KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN

Transcript of GEOGRAFI DIALEK BAHASA JAWA DI DESA GENENG KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN

GEOGRAFI DIALEK BAHASA JAWA DI DESA GENENG KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN

Disusun Oleh : Kelompok 64

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYAFAKULTAS BAHASA DAN SENIPENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA2010

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul GEOGRAFI BAHASA JAWA DI DESA GENENG KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN ini dengan baik dan tepat waktu.Seperti pepatah mengatakan, Tak ada gading yang tak retak demikian pula dengan makalah ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu kepada para pembaca khususnya guru mata kuliah ini dimohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi bertambahnya wawasan kami di bidang ini.Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat waktu. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat.

Surabaya, Juni 2010

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...1KATA PENGANTAR .2DAFTAR ISI 3BAB 1 PENDAHULUAN ...4A. Latar Belakang Masalah ........4B. Rumusan Masalah ......5C. Tujuan Penelitian....5D. Manfaat Penelitian .5BAB II PEMBAHASAN ...6A. Proses Penelitian Dialek Bahasa Jawa di Desa Geneng,Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten ....6B. Ciri-Ciri Umum Dialek Bahasa Jawa di Desa Geneng, KecamatanPrambanan, Kabupaten Klaten . .7C. Ciri-Ciri Khusus Dialek Bahasa Jawa di Desa Geneng,Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten 12BAB III PENUTUPA. Kesimpulan 16B. Saran ..16

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAHBahasa sangat penting digunakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat lainnya. Anggota masyarakat biasanya terdiri atas berbagai status sosial dan latar belakang yang berbeda. Bahasa akan terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat pemakainya. Hal tersebut mengakibatkan bahasa yang ada di dunia ini memiliki variasi. Variasi-variasi bahasa tersebut akan memperlihatkan pola-pola tertentu yang disebabkan adanya pengaruh-pengaruh dari pola sosial ataupun yang disebabkan kedaerahan atau letak geografis. Klaten merupakan salah satu kota di propinsi Jawa Tengah yang memiliki satu keunikan, sehingga pantas untut dilakukan sebuah penelitian. Kota ini diapit oleh dua sentral kebudayaan, yaitu Surakarta dan Ngayogjakarta. Jika suatu daerah masyarakatnya adalah penutur dwibahasa, maka di daerah tersebut diperkirakan akan muncul dialek-dialek baru dari bahasa yang telah digunakan. Bahkan mungkin saja akan muncul bahasa baru yang merupakan penggabungan dari bahasa-bahasa tersebut. Sebagai contoh, seorang informan menyebut bahasa Jawa bagaimana dengan [pripUn], padahal biasanya adalah [piye]. Ada pula yang menyebut bahasa Jawa kamu dengan [jnan], padahal biasanya adalah [kowe]. Permasalahan di atas sangat menarik untuk dikembangkan menjadi sebuah penelitian. Untuk itulah, peneliti terpanggil untuk menyelenggarakan penelitian yang dituangkan ke dalam makalah yang berjudul Geografi Dialek Bahasa Jawa di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Dari penelitian ini kita akan mendapat gambaran tentang kekerabatan bahasa di desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, dan melihat penggunaannya oleh penutur dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian dari penelitian tersebut akan dipetakan bahasa-bahasa tersebut berdasarkan deskripsi perbedaannya yang meliputi unsur fonologis saja. B. RUMUSAN MASALAHDalam penelitian geografi dialek bahasa Jawa di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, terdapat beberapa masalah yang dirumuskan sebagai berikut.1. Bagaimana jalannya proses penelitian dialek bahasa Jawa di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten?2. Apa saja ciri-ciri umum dialek bahasa Jawa di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten?3. Apa saja ciri-ciri khusus dialek bahasa Jawa di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten?

C. TUJUAN PENELITIANAdapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.1. Untuk mengetahui jalannya proses penelitian dialek bahasa Jawa di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.2. Untuk mengetahui ciri-ciri umum dialek bahasa Jawa di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.3. Untuk mengetahui ciri-ciri khusus dialek bahasa Jawa di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.

D. MANFAAT PENELITIANAdapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut.1. Penelitian ini diharap dapat bermanfaat untuk mengetahui peta kebahasaan dan unsur bahasa yang dipakai di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, terutama peta unsur fonologis. 2. Penelitian ini diharap dapat menambah pembendaharaan penelitian dialektologi, serta sebagai upaya pelestarian dan pemertahanan bahasa daerah yang ada di Indonesia. 3. Penelitian ini diharap dapat bermanfaat untuk pemerintahan Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten dalam memperoleh peta kebahasaan setempat. BAB IIPEMBAHASAN

A. PROSES PENELITIAN DIALEK BAHASA JAWA DI DESA GENENG, KECAMATAN PRAMBANAN, KABUPATEN KLATENPenelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Surabaya kelas PB 2010 pada tanggal 25-27 Mei 2011. Lokasi penelitian tidak dilakukan di seluruh Desa Geneng, namun cukup di RT/RW 02/03 saja sebagai sampel. Mahasiswa PB 2010 yang berjumlah 45 anak itu dibagi menjadi 9 kelompok kecil, sehingga masing-masing kelompok berjumlah 5 anak. Kemudian, kelompok satu dengan kelompok lainnya digabung menjadi 3 kelompok besar untuk memudahkan penelitian.Kelompok besar A yang terdiri dari kelompok kecil 1, 2, dan 3 melakukan penelitian ke arah selatan desa. Lalu kelompok besar B yang terdiri dari kelompok kecil 4, 5, dan 6 melakukan penelitian ke arah utara desa. Sementara Kelompok besar C yang terdiri dari kelompok kecil 7, 8, dan 9 melakukan penelitian ke arah timur desa. Walaupun digabung, masing-masing kelompok kecil memiliki tugas dan tanggungjawab sendiri-sendiri yang tidak ada sangkut pautnya dengan kelompok besar.Tiap-tiap kelompok kecil bebas menanyai informan yang mereka suka. Setiap anggota dari kelompok kecil membawa daftar kuesioner kosa kata dasar dan kata budaya dasar yang wajib diisi berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan. Mahasiswa diperbolehkan mewawancarai lebih dari satu informan, sehingga bahasa yang diperoleh semakin beragam. Selesai dengan penelitiannya, masing-masing kelompok kecil berkumpul untuk mendiskusikan kembali hasil penelitian tersebut. Mereka membahas data dari informan yang tampak ragu-ragu atau berpikir terlalu lama dalam memberikan jawaban. Nah, demikianlah proses penelitian bahasa yang dilakukan oleh kelas PB 2010 di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten kemarin. B. CIRI-CIRI UMUM DIALEK BAHASA JAWA DI DESA GENENG, KECAMATAN PRAMBANAN, KABUPATEN KLATENDari data yang sudah berhasil dikumpulkan, kami mencoba mengklasifikasikannya menjadi data-data yang lebih sedikit jumlahnya, sehingga kami menemukan ciri-ciri umum dialek bahasa Jawa di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten berikut.1. Penambahan huruf m di depan kataOrang Jawa suka menambahi huruf m di depan sebuah kata. Dari daftar kuesioner tersebut, kami menemukan contohnya sebagai berikut. Kosa Kata Dasar Swadesh Balik: [mbalI] Bulan: [mbulan] Hapus: [mbusa] Kosa Kata Budaya Dasar Menurut BidangF. Peralatan dan Perlengkapan Balai-balai: [mbale]P. Gerak dan Kerja Buka: [mbuka] Hitung (dalam hati): [mbatIn] Letus (me): [mblds] Teriak: [mb]

2. Menyingkat atau Menambahi KataMasyarakat Jawa biasanya menyingkat atau menambahi kata agar mantap dan enak didengar. Dari daftar kuesioner tersebut, saya menemukan contohnya sebagai berikut. Kosa Kata Dasar Swadesh Di dalam: [nI njro] Di mana: [nI ndi][nI] merupakan kependekan dari Di sini: [nI kene][n] Di situ: [nI kono] Kosa Kata Budaya Dasar Menurut Bidang Kedelapan: [pI wlu] Kedua: [pI loro][pI] merupakan kependekan Keduabelas: [pI rolas]dari [kapI] Keduapuluhsatu: [pI slikUr] [nm] merupakan kependekan Keenam: [pI nm]dari [nm]

3. Beberapa Kata Memiliki Kesamaan dengan Bahasa IndonesiaSetelah kami mengidentifikasi satu persatu, ternyata ada beberapa kata tertentu yang memiliki kesamaan dengan bahasa Indonesia. Dari daftar kuesioner tersebut, kami menemukan contohnya sebagai berikut. Kosa Kata Dasar Swadesh 17

Buah : [buwah] Gosok : [gs] Ibu : [ibu] Kuku : [kuku] Lurus : [lurus] Mati : [mati] Nyanyi : [ai] Panas : [panas] Punggung : [pugU] Tali : [tali] Tangan : [taan] Tipis : [tipis] Tongkat : [tokat] Kosa Kata Budaya Dasar Menurut BidangA. Bagian Tubuh Gusi : [gusi] Ompong : [mp] Pinggang : [piga] Pinggul: [pigUl] Pipi : [pipi] Ubun-ubun : [ubUn-ubUn] Urat : [urat]B. C. Kata Ganti, Sapaan, dan Acuan Kita : [kit]D. Sistem Kekerabatan Besan : [besan]E. Kehidupan Desa dan Masyarakat Juru tulis : [juru tulIs] Penghulu : [phulu] Tahlilan : [tahlilan]F. G. Rumah dan Bagian-Bagiannya Gudang : [guda] Kamar : [kamar]H. I. Peralatan dan Perlengkapan Alu : [alu] Bantal : [bantal] Garu : [garu] Gelas : [glas] Layar : [layar] Parang : [para] Sampan : [sampan] Wadah : [wadah] Wajan : [wajan]J. K. Makanan dan Minuman Gado-gado : [gado-gado] Kacang : [kaca] Ketupat : [ktupat] Lalab : [lalab] Lemper : [lmpr] Madu : [madu]L. M. Tanaman Halaman dan Pepohonan Jambu mente : [jambu mente] Labu : [labu] Pandan : [pandan] Paria (pare) : [pare] Rambutan : [rambutan] Sawi : [sawi] Tebu : [tbu] Turi : [turi] Waru : [waru]J. K. Musim, Keadaan Alam, Benda Alam, dan Arah Jurang : [jura] Kayu : [kayu]L. M. Penyakit dan Pengobatan Bisu : [bisu] Nanah : [nanah] Obat : [obat] Panu : [panu]N. O. Perangai, Kata Sifat, dan Warna Biru : [biru] Kaku : [kaku] Salah : [salah] Sopan : [sopan]N.

O. Pakaian dan Perhiasan Kapas : [kapas] Sepatu : [spatu] Singlet : [silt]P. Q. Permainan Layangan : [layaan] Panahan : [panahan]

4. Dua Kata Memiliki Bahasa yang SamaSetelah kami mengidentifikasi satu persatu, ternyata ada beberapa kata tertentu yang memiliki bahasa yang sama. Dari daftar kuesioner tersebut, kami menemukan contohnya sebagai berikut. Kosa Kata Dasar Swadesh Istilah untuk menyebut dan dan dengan adalah sama-sama [karo]. Istilah untuk menyebut hantam dan lempar adalah sama-sama [antm]. Istilah untuk menyebut engkau dan mereka adalah sama-sama [kowe]. Istilah untuk menyebut suami dan istri adalah sama-sama [bojo]. Kosa Kata Budaya Dasar Menurut Bidang Istilah untuk menyebut bagian kuku yang putih dan kuku adalah sama-sama [kuku]. Istilah untuk menyebut jari, jari manis, jari tengah, dan telunjuk adalah sama-sama [driji]. Istilah untuk menyebut kami (berdua) dan kami (bertiga) adalah sama-sama [awae dhewe]. Istilah untuk menyebut panggilan untuk gadis kecil dan panggilan untuk gadis remaja adalah sama-sama [gndho]. Istilah untuk menyebut panggilan untuk anak laki kecil dan panggilan untuk lelaki remaja adalah sama-sama [tole]. Istilah untuk menyebut abang/kakak dari istri, abang/kakak dari suami, adik dari suami, dan adik laki-laki ayah/ibu adalah sama-sama [palI]. Istilah untuk menyebut adik dari istri dan adik perempuan ayah/ibu adalah sama-sama [bulI]. Istilah untuk menyebut abangnya ayah/ibu dan kakaknya ayah/ibu adalah sama-sama [padhe]. Istilah untuk menyebut anak abang/kakak dan anak adik adalah sama-sama [ponaan]. Istilah untuk menyebut anak dari abang/kakaknya ayah/ibu dan anak dari adiknya ayah/ibu adalah sama-sama [na dhulUr]. Istilah untuk menyebut istri/suami dari abang/kakak dan istri/suami dari adik adalah sama-sama [ipe]. Istilah untuk menyebut mati dan meninggal adalah sama-sama [mati]. Istilah untuk menyebut datang ke tempat kenduri dan kenduri adalah sama-sama [kndorn]. Istilah untuk menyebut kue dan makanan adalah sama-sama paanan]. Istilah untuk menyebut alang-alang dan rumput adalah sama-sama [sukt]. Istilah untuk menyebut bambu dan pering (bambu pering) adalah sama-sama [pri]. Istilah untuk menyebut ayam betina tanggung dan ayam jantan tanggung adalah sama-sama [dr]. Istilah untuk menyebut kura-kura (bulus) dan penyu adalah sama-sama [bulUs]. Istilah untuk menyebut babi rusa dan rusa adalah sama-sama [kida]. Istilah untuk menyebut fajar dan pagi adalah sama-sama [esu]. Istilah untuk menyebut berkunang-kunang dan pusing adalah sama-sama [mumt]. Istilah untuk menyebut cerdas dan pintar adalah sama-sama [pintr]. Istilah untuk menyebut peramah dan ramah adalah sama-sama [sumh]. Istilah untuk menyebut hari sekitar pukul 12 siang dan tengah hari adalah sama-sama [bdhUg]. Istilah untuk menyebut sembuh dan sehat adalah sama-sama [waras]. Istilah untuk menyebut takut (pada benturan fisik) dan takut (pada suasana) adalah sama-sama [wdi]. Istilah untuk menyebut igau (meng) dan lindur (me) (tidur berjalan) adalah sama-sama [lindUr]. Istilah untuk menyebut lotot (me) dan picingkan mata adalah sama-sama [mlr]. Istilah untuk menyebut demam dan demam panas adalah sama-sama [panas].

C. CIRI-CIRI KHUSUS DIALEK BAHASA JAWA DI DESA GENENG, KECAMATAN PRAMBANAN, KABUPATEN KLATENDalam strukturnya, Bahasa Jawa terbagi menjadi tiga tingkat yaitu Bahasa Ngoko (bahasa jawa tingkat dasar), Bahasa Krama Madya (bahasa jawa yang lebih halus atau tingkatnya lebih tinggi dan lebih sopan daripada bahasa ngoko), dan Bahasa Krama Inggil (bahasa jawa yang tingkatnya paling halus, paling tinggi dan lebih sopan jika dibandingkan dengan kedua bahasa yang sebelumnya).1. Bahasa NgokoBahasa ngoko merupakan salah satu ragam tingkatan bahasa yang berada di daerah Jawa. Bahasa ngoko merupakan salah satu bagian dari Bahasa Jawa, yang merupakan bahasa jawa dengan tingkat yang paling rendah. Biasanya ragam ini digunakan oleh seseorang jika sedang berbicara atau berdialog dengan teman sebaya ataupun dengan orang yang usianya lebih muda dari dirinya. Sebagai contoh, yaitu percakapan antara orang dewasa dengan seorang anak remaja. Orang dewasa tersebut bisa menggunakan bahasa ngoko, karena itu sah sah saja dan tidak pula ada aturan yang membelenggunya, lagipula usia orang dewasa tersebut dengan seorang anak remaja tadi sangatlah jauh berbeda. Akan tetapi beda halnya dengan seorang anak remaja tadi, jika menggunakan bahasa ngoko maka akan dianggap sebagai anak yang tak tahu sopan santun. Maka dari itu, seorang anak tersebut menggunakan bahasa krama ataupun krama inggil ketika berkata. Contoh: Lho, kowe mau wes mangan to? (Lho, kamu tadi sudah makan?) 2. Bahasa Krama MadyaBahasa krama madya juga merupakan salah satu ragam tingkatan bahasa yang berada di daerah Jawa. Akan tetapi tingkatannya lebih tinggi jika dibandingkan dengan bahasa ngoko. Sesuai dengan namanya yaitu madya yang dalam bahasa jawa berarti tengah, jadi bahasa krama madya merupakan krama tingkat kedua atau tingkat tengah.Bahasa krama madya pengucapannya terkesan lebih halus atau tingkatnya lebih tinggi dan lebih sopan daripada bahasa ngoko. Bahasa krama madya biasanya digunakan pada percakapan antar teman sebaya ataupun orang yang usianya sedikit lebih tua jika dibandingkan dengan usia kita. Bahasa tingkat ini digunakan untuk memberikan kesan berbicara dengan sopan terhadap lawan bicara kita. Contoh:Lho, sampean sampun nedo? (Lho, kamu sudah makan?)3. Bahasa Krama InggilBahasa krama inggil juga merupakan salah satu ragam tingkatan bahasa yang berada di daerah Jawa. Akan tetapi tingkatannya adalah yang paling tinggi jika dibandingkan dengan tingkatan bahasa yang lainnya seperti bahasa ngoko dan bahasa krama madya. Sesuai dengan namanya yaitu inggil yang dalam bahasa jawa berarti atas atau tinggi, jadi bahasa krama inggil merupakan krama tingkat ketiga atau tingkat tertinggi.Bahasa krama inggil pengucapannya lebih halus atau tingkatnya lebih tinggi dan lebih sopan daripada bahasa ngoko dan bahasa krama madya. Bahasa krama inggil biasanya digunakan pada percakapan antara seorang pemuda dengan orang yang usianya lebih tua jika dibandingkan dengan seorang pemuda tadi. Bahasa tingkat ini juga digunakan apabila terdapat pertemuan yang sifatnya resmi di suatu desa, sehingga kita dituntut untuk berbicara sesopan mungkin. Contoh:Panjenengan dalem sampun dahar? (Kamu sudah makan?)Dari data yang berhasil dikumpulkan, kami menemukan contohnya sebagai berikut. Kosa Kata Dasar Swadesh Anak: [putr]Krama Alus[putr]

Krama Lugu/Ngoko Alus[ana]

Ngoko Lugu[ana]

Bagaimana: [pripUn]Krama Alus[pripUn]

Krama Lugu/Ngoko Alus[pripUn]

Ngoko Lugu[piye]

Kami, kita: [dalm]Krama Alus[dalm]

Krama Lugu/Ngoko Alus[dalm]

Ngoko Lugu[awa?e dhewe]

Kamu: [jnan]Krama Alus[jnan]

Krama Lugu/Ngoko Alus[sampeyan]

Ngoko Lugu[kowe]

Kosa Kata Budaya Dasar Menurut Bidang Pergi: [kesah]Krama Alus[tinda], [jkar]

Krama Lugu/Ngoko Alus[kesah]

Ngoko Lugu[lu]

Kepodang: [pksi kpoda]Krama Alus[pksi kpoda]

Krama Lugu/Ngoko Alus[manU kpoda]

Ngoko Lugu[manU kpoda]

Kesturi (sejenis tikus berbau) : [pksi kutila]Krama Alus[pksi kutila]

Krama Lugu/Ngoko Alus[manU kutila]

Ngoko Lugu[manU kutila]

Dinihari: [ndalu]Krama Alus[ndalu]

Krama Lugu/Ngoko Alus[ndalu]

Ngoko Lugu[bi]

Hari: [dintn]Krama Alus[dintn]

Krama Lugu/Ngoko Alus[din]

Ngoko Lugu[din]

Hari sekitar pukul 10 malam : [antawIs jam sds ndalu]Krama Alus[antawIs jam sds ndalu]

Krama Lugu/Ngoko Alus[antawIs jam sds ndalu]

Ngoko Lugu[skitar jam s bi]

Hari sekitar pukul 8 malam : [antawIs jam wlu ndalu]Krama Alus[antawIs jam wlu ndalu]

Krama Lugu/Ngoko Alus[antawIs jam wlu ndalu]

Ngoko Lugu[skitar jam wlu bi]

Sedang: [tasIh]Krama Alus[tasIh]

Krama Lugu/Ngoko Alus[se]

Ngoko Lugu[se]

Empat belas: [skawan wlas]Krama Alus[skawan wlas]

Krama Lugu/Ngoko Alus[skawan wlas]

Ngoko Lugu[pat blas]

Empat puluh: [skawan nds]Krama Alus[skawan nds]

Krama Lugu/Ngoko Alus[skawan nds]

Ngoko Lugu[pata puloh]

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULANSetelah dilakukan suatu penelitian yang di lakukan di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, kita dapat mengetahui bahwa dialek bahasa Jawa yang di gunakan penduduk setempat berbeda dengan dialek bahasa Jawa di daerah lain. Ternyata, bahasa Jawa yang digunakan penduduk Klaten memiliki ciri- ciri umum sebagai berikut : penambahan huruf m di depan kata, menyingkat atau menambahi kata, memiliki kesamaan dalam bahasa Indonesia, dan dua kata memiliki bahasa yang sama.Selain memiliki ciri-ciri umum, bahasa Jawa yang digunakan penduduk Klaten juga memiliki ciri- ciri khusus. Dari penelitian ini dapat di ketahui bahwa bahasa Jawa memiliki tiga tingkat struktur yang berbeda yaitu Bahasa Ngoko (bahasa jawa tingkat dasar), Bahasa Krama Madya (bahasa jawa yang lebih halus atau tingkatnya lebih tinggi dan lebih sopan daripada bahasa ngoko), dan Bahasa Krama Inggil (bahasa jawa yang tingkatnya paling halus, paling tinggi dan lebih sopan jika dibandingkan dengan kedua bahasa yang sebelumnya).B. SARAN1.Sebagai generasi penerus, kita harus bisa menggunakan bahasa jawa yang merupakan warisan budaya.2.Kebahasaan dan unsur bahasa yang dipakai di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, merupakan bahasa yang sangat unik dan patut kita pelajari.3.Mahasiswa harus dapat mengetahui pembendaharaan dialektologi, serta sebagai upaya pelestarian dan pemertahanan bahasa daerah yang ada di Indonesia mereka harus melakukan sebuah penelitian secara langsung.