genetika bakteri makalah
-
Upload
zolla-verbianti-suwita -
Category
Documents
-
view
29 -
download
1
description
Transcript of genetika bakteri makalah
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan atau konstansi dan
perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang membentuk karakter
organisme. Unit keturunan disebut gen yang merupakan suatu segmen DNA yang
nukleotidanya membawa informasi karakter biokimia atau fisiologis tertentu.
Pendekatan tradisional pada genetika telah mengidentifikasikan gen sebagai dasar
kontribusi karakter fenotip atau karakter dari keseluruhan stuktural dan fisiologis dari
suatu sel atau organisme, karakter fenotif seperti warna mata pada manusia atau
resistensi terhadap antibiotik pada bakteri, pada umumnya di amati pada tingkat
organisme. Dasar kimia untuk variasi dalam fenotif atau perubahan urutan DNA
dalam suatu gen atau dalam organisasi gen.
Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani
bangsa Austria, Gregor Mendel pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun
1860-an ia menyilangkan galur-galur kacang polong dan mempelajari akibat-
akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi perubahan-perubahan pada warna,bentuk,
ukuran, dan sifat-sifat lain dari kacang polong tersebut. Penelitian inilah ia
mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan. Hukum kebakaan berlaku umum
bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel berlaku manusia dan juga
organisme percobaan dahulu amat populer dalam genetika, yakni lalat buah
Drosophila. Namun sekarang, percobaan-percobaan ilmu kebakaan dengan
menggunakan bakteri Escherichia coli. Bakteri ini dipilih karena paling mudah
dipelajari pada taraf molekuler sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak
ahli genetika. Hal ini membantu perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad
renik yang di pelajari dalam bidang genetika mikroba meliputi bakteri, khamir,
kapang, dan virus.
1
Genetika mikroba tradisional terutama berdasarkan pada pengamatan atau
observasi perkembangan secara luas. Variasi fenotif telah diamati berdasar
kemampuan gen untuk tumbuh dibawah kondisi terseleksi, misalnya bakteri yang
mengandung satu gen yang resisten terhadap ampisilin dapat dibedakan dari bakteri
kekurangan gen selama pertumbuhannya dalam lingkungan yang mengandung
antibiotik sebagai suatu bahan penyeleksi. Catatan bahwa seleksi gen memerlukan
ekspresinya dibawah kondisi yang tepat dapat diamati pada tingkat fenotif. Genetika
bakteri mendasari perkembangan rekayasa genetika, suatu teknologi yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang kedokteran.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
Apa pengertian transkripsi
Apa saja tahapan- tahapan dalam transkripsi DNA
I.3 Tujuan Penulisan
Penulisan ini betujuan untuk mengetahui pengertian dari genetika bakteri dan
komponen apa sajakah yang menyusun genetika bakteri. Genetika merupakan
bagian yang sangat penting dalam kehidupan bakteri. Tanpa adanya faktor genetika
ini, kelanjutan spesies bakteri yang bersangkutan tentu sangat dipertanyakan. Oleh
karena pentingnya masalah ini, kelompok kami mencoba untuk membahas dan
mempresentasikannya pada presentasi kali ini.
Adapun terdapat beberapa tujuan dari pengambilan materi genetika bakteri
ini, antara lain adalah:
untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai faktor
genetika bakteri.
Penulis mendapat banyak pengetahuan tentang bagaimana genetika bakteri
dapat berpindah dari satu sel ke sel lainnya.
2
Penulis dapat mengetahui lebih dalam bagaimana suatu sel bakteri dapat
mengalami proses mutasi dan menjadi mutagen dalam kesehariannya.
Semua tujuan-tujuan ini diharapkan dapat tercapai setelah terwujudnya
laporan makalah ini. Selain itu, pengetahuan-pengetahuan yang penulis dapat dari
pembahasan materi ini bisa menjadi wawasan awal yang dapat penulis ambil dan
kembangkan menjadi pengetahuan yang lebih tinggi lagi berikutnya.
I.4 Manfaat penulisan
Penulisan ini memberikan beberapa manfaat. Aspek akademis memberikan
informasi ilmiah kepada masyarakat tentang pengertian dari genetika bakteri serta
komponen apa sajakah yang menyusun genetika bakteri. Mengetahui genetika dari
mikroorganisme serta kompoen penyusunnya maka dapat membuat mikoorganisme
yang mempunyai kualitas yang sama yang digunakan dalam industri dengan
memanfaatkan genetika dari mikroorganisme yang mempunyai sifat unggul.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Transkripsi
Transkripsi merupakan pembentukan/sintesis RNA dari salah satu rantai
DNA, sehingga terjadi proses pemindahan informasi genetik dari DNA ke RNA.
Fungsi ini disebut fungsi heterokatalis DNA karena DNA mampu mensintesis
senyawa lain yaitu RNA. Sebuah rantai DNA digunakan untuk mencetak rantai
tunggal mRNA dengan bantuan enzim polimerase. Enzim tersebut menempel pada
kodon permulaan, umumnya adalah kodon untuk asam amino metionin. Pertama-
tama, ikatan hidrogen di bagian DNA yang disalin terbuka. Akibatnya, dua utas DNA
berpisah. Salah satu polinukleotida berfungsi sebagai pencetak atau sense, yang
lain sebagai gen atau antisense. Misalnya pencetak memiliki urutan basa G-A-G-A-
C-T, dan yang berfungsi sebagai gen memiliki urutan basa komplemen C-T-C-T-G-
A. Karena pencetaknya G-A-G-A-C-T, maka RNA hasil cetakannya C-U-C-U-G-A.
Jadi, RNA C-U-C-U-G-A merupakan hasil kopian dari DNA C-T-C-T-G-A (gen), dan
merupakan komplemen dari pencetak. Transkripsi DNA akan menghasilkan mRNA
(messenger RNA). Pada organisme eukariot, mRNA yang dihasilkan itu tidak
langsung dapat berfungsi dalam sintesis polipeptida, sebab masih mengandung
segmen-segmen yang tidak berfungsi yang disebut intron. Sedangkan segmen-
segmen yang berfungsi untuk sintesis protein disebut ekson. Di dalam nukleus
terjadi pematangan/pemasakan mRNA yaitu dengan jalan melepaskan segmen-
segmen intron dan merangkaikan segmen-segmen ekson. Gabungan segmen-
segmen ekson membentuk satu rantai/utas mRNA yang mengandung sejumlah
kodon untuk penyusunan polipeptida. Rantai mRNA ini dikenal sebagai sistron.
DNA harus mampu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi individu organisme
sehingga dihasilkan suatu fenotipe tertentu. Fungsi ini dilaksanakan melalui
ekspresi gen, yang tahap pertamanya adalah proses transkripsi, yaitu perubahan
urutan basa molekul DNA menjadi urutan basa molekul RNA. Dengan perkataan
4
lain, transkripsi merupakan proses sintesis RNA menggunakan salah satu untai
molekul DNA sebagai cetakan (templat)nya.
Secara garis besar transkripsi berlangsung dalam empat tahap, yaitu pengenalan
promoter, inisiasi, elongasi, dan teminasi. Masing-masing tahap akan dijelaskan
secara singkat sebagai berikut.
Pengenalan promoter
Agar molekul DNA dapat digunakan sebagai cetakan dalam sintesis RNA, kedua
untainya harus dipisahkan satu sama lain di tempat-tempat terjadinya penambahan
basa pada RNA. Selanjutnya, begitu penambahan basa selesai dilakukan, kedua
untai DNA segera menyatu kembali. Pemisahan kedua untai DNA pertama kali
terjadi di suatu tempat tertentu, yang merupakan tempat pengikatan enzim RNA
polimerase di sisi 5’ (upstream) dari urutan basa penyandi (gen) yang akan
ditranskripsi. Tempat ini dinamakan promoter.
Inisiasi
Setelah mengalami pengikatan oleh promoter, RNA polimerase akan terikat pada
suatu tempat di dekat promoter, yang dinamakan tempat awal polimerisasi atau
tapak inisiasi (initiation site). Tempat ini sering dinyatakan sebagai posisi +1 untuk
gen yang akan ditranskripsi. Nukleosida trifosfat pertama akan diletakkan di tapak
inisiasi dan sintesis RNA pun segera dimulai.
Elongasi
5
Pengikatan enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya pada untai DNA
cetakan membentuk kompleks transkripsi. Selama sintesis RNA berlangsung
kompleks transkripsi akan bergeser di sepanjang molekul DNA cetakan sehingga
nukleotida demi nukleotida akan ditambahkan kepada untai RNA yang sedang
diperpanjang pada ujung 3’ nya. Jadi, elongasi atau polimerisasi RNA berlangsung
dari arah 5’ ke 3’, sementara RNA polimerasenya sendiri bergerak dari arah 3’ ke 5’
di sepanjang untai DNA cetakan.
Terminasi
Berakhirnya polimerisasi RNA ditandai oleh disosiasi kompleks transkripsi atau
terlepasnya enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya dari untai DNA
cetakan. Begitu pula halnya dengan molekul RNA hasil sintesis. Hal ini terjadi ketika
RNA polimerase mencapai urutan basa tertentu yang disebut dengan terminator.
Terminasi transkripsi dapat terjadi oleh dua macam sebab, yaitu terminasi yang
hanya bergantung kepada urutan basa cetakan (disebut terminasi diri) dan terminasi
yang memerlukan kehadiran suatu protein khusus (protein rho). Di antara keduanya
terminasi diri lebih umum dijumpai. Terminasi diri terjadi pada urutan basa palindrom
yang diikuti oleh beberapa adenin (A). Urutan palindrom adalah urutan yang sama
jika dibaca dari dua arah yang berlawanan. Oleh karena urutan palindom ini
biasanya diselingi oleh beberapa basa tertentu, maka molekul RNA yang dihasilkan
akan mempunyai ujung terminasi berbentuk batang dan kala (loop) seperti pada
Gambar 5.1.
6
Inisiasi transkripsi tidak harus menunggu selesainya transkripsi sebelumnya. Hal ini
karena begitu RNA polimerase telah melakukan pemanjangan 50 hingga 60
nukleotida, promoter dapat mengikat RNA polimerase yang lain. Pada gen-gen yang
ditranskripsi dengan cepat reinisiasi transkripsi dapat terjadi berulang-ulang
sehingga gen tersebut akan terselubungi oleh sejumlah molekul RNA dengan tingkat
penyelesaian yang berbeda-beda.
Transkripsi pada Prokariot
Telah dikatakan di atas bahwa transkripsi merupakan proses sintesis RNA yang
dikatalisis oleh enzim RNA polimerase. Berikut ini akan diuraikan sekilas enzim RNA
polimerase pada prokariot, khususnya pada bakteri E.coli, promoter s70, serta
proses transkripsi pada organisme tersebut.
Gambar 5.1 Terminasi sintesis RNA menghasilkan ujung berbentuk batang dan kala
RNA polimerase E. coli
Enzim RNA polimerase pada E. coli sekurang-kurangnya terdiri atas lima subunit,
yaitu alfa (a), beta (b), beta prima (b’), omega (w), dan sigma (s). Pada bentuk
lengkapnya, atau disebut sebagai holoenzim, terdapat dua subunit a dan satu
subunit untuk masing-masing subunit lainnya sehingga sering dituliskan dengan
a2bb’ws. Holoenzim RNA polimerase diperlukan untuk inisiasi transkripsi. Namun,
7
untuk elongasi transkripsi tidak diperlukan faktor s sehingga subunit ini dilepaskan
dari kompleks transkripsi begitu inisiasi selesai. Sisanya, yakni a2bb’w, merupakan
enzim inti (core enzyme) yang akan melanjutkan proses transkripsi.
Laju sintesis RNA oleh RNA polimerase E. coli dapat mencapai sekitar 40 nukleotida
per detik pada suhu 37°C. Untuk aktivitasnya enzim ini memerlukan kofaktor Mg2+.
Setiap berikatan dengan molekul DNA enzim RNA polimerase E. coli dapat
mencakup daerah sepanjang lebih kurang 60pb.
Meskipun kebanyakan RNA polimerase seperti halnya yang terdapat pada E. coli
mempunyai struktur multisubunit, hal itu bukanlah persyaratan yang mutlak. RNA
polimerase pada bakteriofag T3 dan T7, misalnya, merupakan rantai polipeptida
tunggal yang ukurannya jauh lebih kecil daripada RNA polimerase bakteri. Enzim
tersebut dapat menyintesis RNA dengan cepat, yaitu sebanyak 200 nukleotida per
detik pada suhu 37°C.
Subunit a
Dua subunit a yang identik terdapat pada RNA polimerase inti. Kedua-duanya
disandi oleh gen rpoA. Ketika bakteriofag T4 menginfeksi E.coli, subunit a akan
dimodifikasi melalui ribosilasi ADP suatu arginin. Hal ini berkaitan dengan
berkurangnya afinitas pengikatan promoter sehingga subunit a diduga kuat
memegang peranan dalam pengenalan promoter.
Subunit b
8
Seperti halnya subunit a, subunit b juga terdapat pada RNA polimerase inti. Subunit
ini diduga sebagai pusat katalitik RNA polimerase, yang dibuktikan melalui hasil
penelitian mengenai penghambatan transkripsi menggunakan antibiotik. Antibiotik
rifampisin merupakan inhibitor potensial bagi RNA polimerase yang menghalangi
inisiasi tetapi tidak mempengaruhi elongasi. Kelompok antibiotik ini tidak
menghambat polimerase eukariot sehingga sering digunakan untuk mengatasi
infeksi bakteri Gram positif dan tuberkulosis. Rifampisin telah dibuktikan berikatan
dengan subunit b, dan mutasi-mutasi yang menyebabkan resistensi terhadap
rifampisin telah dipetakan pada gen rpoB, yaitu gen yang menyandi subunit b.
Selanjutnya, kelompok antibiotik yang lain, yakni streptolidigin, ternyata
menghambat elongasi transkripsi, dan mutasi-mutasi yang menyebabkan resistesi
terhadap antibiotik ini juga dipetakan pada gen rpoB. Kedua hasil penelitian tersebut
mendukung pendapat bahwa subunit b diduga mempunyai dua domain yang
bertanggung jawab terhadap inisiasi dan elongasi transkripsi.
Subunit b’
Subunit b’ juga terdapat pada RNA polimerase inti. Subunit yang disandi oleh gen
rpoC ini mengikat dua ion Zn2+ yang diduga berpartisipasi dalam fungsi katalitik
polimerase. Suatu polianion, yakni heparin, terbukti mengikat subunit b’. Heparin
menghambat transkripsi secara in vitro dan juga berkompetisi dengan DNA dalam
pengikatan RNA polimerase. Hal ini mendukung pendapat bahwa subunit b’ diduga
bertanggung jawab terhadap pengikatan DNA cetakan.
Faktor s
9
Faktor s yang paling umum dijumpai pada E. coli adalah s70 (disebut demikian
karena mempunyai berat molekul 70 kDa). Pengikatan faktor s pada RNA
polimerase inti akan mengubah enzim tersebut menjadi holoenzim. Faktor s
memegang peranan yang penting dalam pengenalan promoter tetapi tidak
diperlukan untuk elongasi transkripsi. Kontribusi faktor s dalam pengenalan promoter
adalah melalui penurunan afinitas enzim inti terhadap tempat-tempat nonspesifik
pada molekul DNA hingga 104, disertai dengan peningkatan afinitas terhadap
promoter.
Banyak organisme prokariot, termasuk E. coli, mempunyai beberapa faktor s.
Semuanya terlibat dalam pengenalan kelompok-kelompok promoter tertentu. Faktor
s dilepaskan dari RNA polimerase inti ketika sintesis RNA mencapai panjang 8
hingga 9 nukleotida. Enzim inti tersebut kemudian akan bergerak di sepanjang
molekul DNA sambil menyintesis untai RNA. Sementara itu, faktor s dapat segera
bergabung dengan RNA polimerase inti lainnya dan melakukan inisiasi transkripsi
kembali. Jumlah faktor s di dalam sel lebih kurang hanya 30% dari jumlah RNA
polimerase inti sehingga hanya sepertiga di antara kompleks RNA polimerase yang
akan dijumpai dalam bentuk holoenzim pada suatu waktu tertentu.
Promoter s70 pada E. coli
Seperti telah dikatakan di atas, promoter merupakan tempat tertentu pada molekul
DNA yang mempunyai urutan basa spesifik untuk pengikatan RNA polimerase dan
inisiasi transkripsi. Promoter yang berbeda akan dikenali oleh faktor s RNA
polimerase yang berbeda pula. Meskipun demikian, faktor s yang paling umum
dijumpai pada E. coli adalah s70.
10
Promoter pertama kali dikarakterisasi melalui percobaan mutasi yang meningkatkan
atau menurunkan laju transkripsi gen-gen seperti halnya gen-gen struktural pada
operon lac. Mutagenesis promoter-promoter pada E. coli menunjukkan bahwa urutan
basa yang menentukan fungsi promoter tersebut hanyalah suatu urutan yang sangat
pendek.
Promoter s70 terdiri atas urutan basa sepanjang 40 hingga 60 pb. Daerah antara –
55 dan +20 telah diketahui merupakan daerah pengikatan RNA polimerase,
sedangkan daerah antara –20 dan +20 diketahui sangat terlindung dari aktivitas
nuklease oleh DNase I.. Hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut sangat
berkaitan dengan polimerase yang menghalangi akses nuklease menuju DNA.
Mutagenesis promoter memperlihatkan bahwa urutan hingga lebih kurang –40
mempunyai peranan yang penting bagi fungsi promoter. Selain itu, dua urutan
sepanjang 6 pb pada posisi sekitar –10 dan –35 terbukti sangat penting bagi fungsi
promoter pada E. coli.
Urutan –10
Urutan yang paling lestari (konservatif) pada promoter s70, atau sering dikatakan
sebagai urutan konsensus, adalah urutan sepanjang 6 pb yang dijumpai pada
promoter-promoter berbagai macam gen pada E. coli. Urutan ini terpusat di sekitar
posisi –10 jika dilihat dari tapak inisiasi transkripsi (Gambar 5.2), dan dinamakan
kotak Pribnow karena ditemukan oleh Pribnow pada tahun 1975. Urutan konsensus
pada kotak Pribnow adalah TATAAT. Kedua basa pertama (TA) dan T yang terakhir
merupakan basa-basa yang paling konservatif. Urutan heksamer ini dipisahkan
sejauh 5 hingga 8 pb dari tapak inisiasi, dan urutan penyela yang memisahkan
urutan -10 dengan tapak inisiasi tersebut tidaklah konservatif. Urutan –10
nampaknya merupakan urutan tempat terjadinya inisiasi pembukaan heliks oleh
RNA polimerase.
11
Gambar 5.2. Urutan konsensus pada promoter-promoter E. coli
Urutan -35
Pada Gambar 5.2 terlihat bahwa selain urutan -10, terdapat pula urutan heksamer
lain yang konservatif, yaitu urutan di sekitar posisi -35, yang terdiri atas TTGACA.
Urutan ini akan lebih konservatif lagi pada promoter-promoter yang efisien. Tiga
basa pertama (TTG) merupakan posisi yang paling konservatif. Pada kebanyakan
promoter urutan -35 dipisahkan sejauh 16 hingga 18 pb dari kotak Pribnow, dan
urutan penyelanya bukanlah urutan yang penting.
Tapak inisiasi transkripsi
Pada 90% di antara semua gen, tapak inisiasi transkripsi (posisi +1) berupa basa
purin, dan dalam hal ini G lebih umum dijumpai daripada A. Di samping itu, basa C
dan basa T sering kali mengapit tapak inisiasi sehingga terdapat urutan CGT atau
CAT (Gambar 5.2).
Efisiensi promoter
12
Urutan-urutan konsensus tersebut di atas khas dijumpai pada promoter-promoter
yang kuat. Akan tetapi, di antara promoter yang berbeda sebenarnya terdapat
variasi urutan yang cukup nyata, yang dapat mengakibatkan perbedaan efisiensi
transkripsi hingga 1.000 kali. Secara garis besar, fungsi daerah-daerah pada
promoter dapat dijelaskan sebagai berikut. Urutan -35 merupakan urutan
pengenalan yang akan meningkatkan pengenalan dan interaksi dengan faktor s
RNA polimerase, urutan -10 penting untuk inisiasi pembukaan heliks, dan urutan di
sekitar tapak inisiasi mempengaruhi inisiasi transkripsi.
Sementara itu, urutan 30 basa pertama yang akan ditranskripsi juga mempengaruhi
transkripsi. Urutan ini mengatur laju pelepasan promoter dari RNA polimerase, yang
memungkinkan reinisiasi transkripsi dapat dilakukan oleh kompleks polimerase
lainnya. Pada akhirnya hal ini akan berpengaruh terhadap laju transkripsi dan
kekuatan promoter.
Pentingnya pemisahan untai DNA pada reaksi inisiasi diperlihatkan oleh pengaruh
superkoiling negatif DNA cetakan yang pada umumnya akan memacu laju
transkripsi. Hal ini diduga karena struktur superkoil tersebut hanya memerlukan
sedikit energi untuk membuka heliks.
Beberapa urutan promoter tidak cukup mirip dengan urutan konsensus yang akan
ditranskripsi dengan kuat pada kondisi normal. Sebagai contoh, promoter lac (Plac),
yang memerlukan faktor aktivasi tambahan berupa protein reseptor cAMP atau
cAMP protein receptor (CPR) untuk mengikat suatu tempat pada DNA yang letaknya
berdekatan dengan urutan promoter tersebut agar pengikatan RNA polimerase dan
inisiasi transkripsi dapat ditingkatkan. Sejumlah promoter lainnya, misalnya untuk
gen-gen yang berhubungan dengan kejut panas, mempunyai urutan konsensus
tertentu yang hanya dapat dikenali oleh RNA polimerase dengan faktor s selain s70.
13
Tahapan transkripsi pada prokariot
Seperti proses transkripsi pada umumnya, transkripsi pada prokariot berlangsung
dalam empat tahap, yaitu pengikatan promoter, inisiasi, elongasi, dan teminasi. Di
bawah ini akan dijelaskan pula sekilas tentang pembukaan heliks, yang terjadi
antara tahap pengikatan promoter dan insiasi transkripsi.
Pengikatan promoter
Pada awalnya, RNA polimerase inti (a2bb’w) mempunyai afinitas nonspesifik
terhadap DNA. Keadaan ini dikenal sebagai pengikatan longgar, dan sifatnya cukup
stabil. Namun, begitu faktor s bergabung dengan enzim inti tersebut hingga
terbentuk holoenzim, terjadilah pengurangan afinitas nonspesifik terhadap DNA
hingga 20.000 kali. Sejalan dengan hal itu, faktor s juga meningkatkan pengikatan
holoenzim pada tempat pengikatan promoter yang tepat hingga 100 kali. Dengan
demikian, akan terjadi peningkatan spesifisitas holoenzim yang tajam dalam
mengenali promoter.
Pada genom E. coli holoenzim dapat mencari dan mengikat promoter dengan sangat
cepat. Bahkan, karena begitu cepatnya, maka proses ini tidak mungkin terjadi
melalui pengikatan dan pelepasan holoenzim dari DNA secara berulang-ulang.
Kemungkinan yang masuk akal hanyalah melalui pergeseran holoenzim di
sepanjang molekul DNA hingga mencapai urutan promoter. Pada promoter,
holoenzim mengenali urutan -35 dan -10. Kompleks awal antara holoenzim dan
promoter dikenal sebagai kompleks tertutup (closed complex).
14
Pembukaan heliks
Agar pita antisens dapat diakses untuk perpasangan basa antara DNA dan RNA
yang disintesis, untai ganda (heliks) DNA harus dibuka terlebih dahulu oleh enzim
RNA polimerase. Pada kebanyakan gen pembukaan heliks oleh RNA polimerase
akan dimudahkan oleh struktur superkoiling negatif DNA sehingga transkripsi dapat
ditingkatkan. Namun, tidak semua promoter dapat diaktivasi oleh superkoiling negatif
sehingga terisyaratkan bahwa perbedaan topologi DNA dapat mempengaruhi
transkripsi. Hal ini mungkin karena adanya perbedaan hubungan sterik pada urutan -
35 dan -10 di dalam heliks. Sebagai contoh, promoter untuk subunit enzim DNA
girase justru dihambat oleh superkoiling negatif. Seperti kita ketahui, DNA girase
adalah enzim yang bertanggung jawab untuk superkoiling negatif pada genom E.
coli (Bab IV) sehingga superkoiling negatif ini dapat bertindak sebagai umpan balik
yang menghambat ekspresi DNA girase.
Pembukaan awal heliks DNA akan menyebabkan pembentukan kompleks terbuka
(open complex) dengan RNA polimerase. Proses ini dikenal sebagai pengikatan
ketat.
Inisiasi
Berbeda dengan sintesis DNA (Bab IV), sintesis RNA dapat berlangsung tanpa
adanya molekul primer. Oleh karena hampir semua tapak inisiasi transkripsi berupa
basa G atau A, maka nukleosida trifosfat pertama yang digunakan untuk sintesis
RNA adalah GTP atau ATP.
15
Mula-mula RNA polimerase akan menggabungkan dua nukleotida pertama dan
membentuk ikatan fosfodiester di antara kedua nukleotida tersebut. Selanjutnya,
sembilan basa pertama ditambahkan tanpa disertai pergeseran RNA polimerase di
sepanjang molekul DNA. Pada akhir penambahan masing-masing basa ini akan
terdapat peluang yang nyata terjadinya aborsi untai RNA yang baru terbentuk itu.
Proses inisiasi abortif mempengaruhi laju transkripsi secara keseluruhan karena
proses tersebut memegang peranan utama dalam menentukan waktu yang
dibutuhkan oleh RNA polimerase untuk meninggalkan promoter dan memungkinkan
RNA polimerase lainnya menginisiasi putaran transkripsi berikutnya. Waktu
minimum untuk pengosongan promoter ini adalah 1 hingga 2 detik, suatu waktu
yang relatif lama bila dibandingkan dengan waktu untuk tahap-tahap transkripsi
lainnya.
Elongasi
Jika inisiasi berhasil, RNA polimerase melepaskan faktor s, dan bersama-sama
dengan DNA dan RNA nasen (RNA yang baru disintesis), akan membentuk
kompleks terner atau kompleks yang terdiri atas tiga komponen. Dengan adanya
kompleks terner ini RNA polimerase dapat berjalan di sepanjang molekul DNA.
Artinya, promoter akan ditinggalkannya untuk kemudian ditempati oleh holoenzim
RNA polimerase berikutnya sehingga terjadi reinisiasi transkripsi.
Bagian DNA yang mengalami pembukaan heliks, atau disebut dengan gelembung
transkripsi (transcription bubble), akan terlihat bergeser di sepanjang molekul DNA
sejalan dengan gerakan RNA polimerase. Panjang bagian DNA yang mengalami
pembukaan heliks tersebut relatif konstan, yakni sekitar 17 pb (Gambar 5.3),
sedangkan ujung 5’ molekul RNA yang disintesis akan membentuk heliks hibrid
16
dengan pita antisens DNA sepanjang lebih kurang 12 pb. Ukuran ini ternyata tidak
mencapai satu putaran heliks.
RNA polimerase E. coli bergerak dengan kecepatan rata-rata 40 nukleotida per
detik. Akan tetapi, angka ini dapat bervariasi sesuai dengan urutan lokal DNA
(urutan DNA yang telah dicapai oleh RNA polimerase). Tetap dipertahankannya
bagian DNA yang mengalami pembukaan heliks menunjukkan bahwa RNA
polimerase membuka heliks DNA di depan gelembung transkripsi dan menutup
heliks DNA di belakangnya. Dengan demikian, heliks hibrid RNA-DNA harus
berputar setiap kali terjadi penambahan nukleotida pada RNA nasen.
Terminasi
RNA polimerase tetap terikat pada DNA dan melangsungkan transkripsi hingga
mencapai urutan terminator (sinyal stop), yang pada umumnya berupa struktur
seperti tusuk konde (hairpin). Struktur yang terdiri atas batang dan kala (loop) ini
terjadi karena RNA hasil transkripsi mengalami komplementasi diri. Biasanya,
bagian batang sangat kaya dengan GC sehingga sangat stabil (GC mempunyai
ikatan rangkap tiga). Di sebelah downstream (3’) dari struktur tusuk kode sering kali
terdapat urutan yang terdiri atas empat U atau lebh seperti pada Gambar 5.1.
Nampaknya RNA polimerase akan segera berhenti begitu struktur tusuk konde RNA
disintesis. Bagian ujung RNA yang mengandung banyak U tersebut mempunyai
ikatan yang lemah dengan basa-basa A pada DNA cetakan sehingga molekul RNA
hasil sintesis akan dengan mudah terlepas dari kompleks transkripsi. Selanjutnya,
pita DNA cetakan yang sudah tidak berikatan atau membentuk hibrid dengan RNA
17
segera menempel kembali pada pita DNA komplemennya. RNA polimerase inti pun
akhirnya terlepas dari DNA.
Terminasi menggunakan protein rho
Telah disinggung di muka bahwa selain karena adanya struktur tusuk konde,
terminasi transkripsi dapat juga terjadi dengan bantuan suatu protein khusus yang
dinamakan protein rho (ρ). Rho merupakan protein heksamer yang akan
menghidrolisis ATP dengan adanya RNA untai tunggal. Protein ini nampak terikat
pada urutan sepanjang 72 basa pada RNA, yang diduga lebih disebabkan oleh
pengenalan suatu struktur spesifik daripada karena adanya urutan konsensus. Rho
bergerak di sepanjang RNA nasen menuju kompleks transkripsi. Pada kompleks
transkripsi ini rho memungkinkan RNA polimerase untuk berhenti pada sinyal
terminator tertentu. Sinyal-sinyal terminator ini, seperti halnya sinyal terminator yang
tidak bergantung kepada rho, lebih dikenali oleh RNA daripada oleh DNA
cetakannya. Adakalanya terminator tersebut juga berupa struktur tusuk konde tetapi
tidak dikuti oleh urutan poli U.
Gambar 5.3. Struktur skematik gelembung transkripsi selama elongasi
Transkripsi pada Eukariot
18
Mekanisme transkripsi pada eukariot pada dasarnya menyerupai mekanisme pada
prokariot. Namun, begitu banyaknya polipeptida yang berkaitan dengan mesin
transkripsi pada eukariot menjadikan mekanisme tersebut jauh lebih kompleks
daripada mekanisme pada prokariot.
Ada tiga macam kompleks RNA polimerase, yang masing-masing diperlukan untuk
transkripsi tipe-tipe gen eukariot yang berbeda. Perbedaan ketiga macam RNA
polimerase tersebut dapat diketahui melalui pemurnian menggunakan teknik
kromatografi dan elusi pada konsentrasi garam yang berbeda. Masing-masing RNA
polimerase mempunyai sensitivitas yang berbeda terhadap toksin jamur α-amanitin,
dan hal ini dapat digunakan untuk membedakan aktivitasnya satu sama lain.
RNA polimerase I (RNA Pol I) mentranskripsi sebagian besar gen rRNA. Enzim ini
terdapat di dalam nukleoli dan tidak sensitif terhadap α-amanitin.
RNA polimerase II (RNA Pol II) mentranskripsi semua gen penyandi protein dan
beberapa gen RNA nuklear kecil (snRNA). Enzim ini terdapat di dalam nukleoplasma
dan sangat sensitif terhadap α-amanitin.
RNA polimerase III (RNA Pol III) mentranskripsi gen-gen tRNA, 5S rRNA, U6 snRNA
dan beberapa RNA kecil lainnya. Enzim ini terdapat di dalam nukleoplasma dan
agak sensitif terhadap α-amanitin.
19
Di samping enzim-enzim nuklear tersebut, sel eukariot juga mempunyai RNA
polimerase lainnya di dalam mitokondria dan kloroplas.
Subunit-subunit RNA polimerase pada eukariot
Ketiga RNA polimerase pada eukariot merupakan enzim berukuran besar yang
terdiri atas 12 subunit atau lebih. Gen-gen yang menyandi dua subunit terbesar
mempunyai homologi satu sama lain. Sementara itu, ketiga RNA polimerase
eukariot membawa subunit-subunit yang mempunyai homologi dengan subunit-
subunit RNA polimerase inti pada E. coli (α2ββ’). Subunit terbesar RNA polimerase
eukariot menyerupai subunit β’, sedangkan subunit terbesar kedua menyerupai
subunit β, yang merupakan pusat katalitik RNA polimerase E.coli. Homologi struktur
ini ternyata berkaitan dengan homologi fungsional karena subunit terbesar kedua
pada RNA polimerase eukariot juga mengandung tapak aktif.
Dua subunit yang sama antara RNA Pol I dan RNA Pol III, serta satu subunit lainnya
yang khas pada RNA Pol II, memperlihatkan homologi dengan subunit α RNA
polimerase E. coli. Sekurang-kurangnya ada lima subunit lainnya yang lebih kecil,
yang memperlihatkan kesamaan di antara ketiga RNA polimerase eukariot. Masing-
masing RNA polimerase ini juga membawa empat hingga tujuh subunit tambahan
yang hanya dijumpai pada salah satu di antara ketiganya.
Aktivitas RNA polimerase eukariot
20
Seperti halnya RNA polimerase bakteri, masing-masing RNA polimerase eukariot
mengatalisis transkripsi dengan arah 5’ ke 3’ dan menyintesis RNA yang
komplementer dengan urutan DNA cetakan. Reaksi tersebut memerlukan prekursor
berupa ATP, GTP, CTP, UTP, dan tidak memerlukan primer untuk inisiasi
transkripsi. Namun tidak seperti pada bakteri, RNA polimerase eukariot yang
dimurnikan memerlukan adanya protein inisiasi tambahan sebelum enzim ini dapat
berikatan dengan promoter dan melakukan inisiasi transkripsi.
Gen-gen yang ditranskripsi oleh RNA Pol I
RNA Pol I bertanggung jawab dalam sintesis rRNA secara terus-menerus selama
interfase. Sel manusia mengandung lima rumpun (cluster) gen penyandi rRNA yang
terdiri atas sekitar 40 salinan dan terletak pada kromosom-kromosom yang berbeda.
Masing-masing gen rRNA menghasilkan transkrip 45S rRNA yang panjangnya lebih
kurang 13.000 nukleotida (nt). Transkrip ini akan terbagi menjadi sebuah 28S (5.000
nt), 18S (2.000 nt), dan 5,8S (160 nt) rRNA. Transkripsi salinan gen-gen rRNA
secara berkesinambungan diperlukan untuk mencukupi produksi rRNA yang
selanjutnya akan dikemas ke dalam ribosom.
Masing-masing rumpun gen rRNA dikenal sebagai daerah pengatur nukleolar
(nucleolar organizer region) karena nukleolus mengandung kala (loop) DNA
berukuran besar yang sesuai dengan rumpun-rumpun gen tersebut. Setelah sebuah
sel dihasilkan dari mitosis, sintesis rRNA akan dimulai kembali dan nukleoli yang
kecil akan muncul pada lokasi kromosomal yang ditempati oleh gen-gen rRNA.
Selama sintesis rRNA berlangsung aktif, transkrip pra-rRNA dikemas di sepanjang
gen-gen rRNA dan jika divisualisasikan menggunakan mikroskop elektron akan
nampak sebagai ’struktur pohon natal’. Di dalam struktur ini transkrip-transkrip RNA
dikemas dengan rapat di sepanjang molekul DNA dan masing-masing muncul tegak
lurus dari DNA. Transkrip yang pendek dapat dilihat pada bagian awal gen tersebut.
21
Transkrip akan makin bertambah panjang pada bagian-bagian berikutnya untuk
kemudian menghilang ketika mencapai ujung unit transkripsi.
Promoter-promoter gen pra-rRNA pada mamalia mempunyai suatu daerah kontrol
transkripsi bipartit, yang terdiri atas elemen inti atau core element dan elemen
kontrol hulu atau upstream control element (UCE), yang secara skema dapat dilihat
pada Gambar 5.5. Elemen inti meliputi tapak awal transkripsi dan terbentang dari
posisi -31 hingga +6, yang merupakan urutan esensial untuk transkripsi. Sementara
itu, UCE mempunyai panjang sekitar 50 hingga 80 pb yang dimulai dari posisi -100.
UCE bertanggung jawab untuk peningkatan transkripsi sekitar 10 hingga 100 kali
bila dibandingkan dengan laju transkripsi oleh elemen inti saja.
Gambar 5.5. Struktur promoter gen pra-rRNA pada mamalia
UCE akan berikatan dengan suatu protein spesifik pengikat DNA, yang disebut
dengan faktor pengikatan hulu atau upstream binding factor (UBF). Selain dengan
UCE, UBF juga berikatan dengan suatu urutan di sebelah hulu elemen inti. Kedua
urutan yang berikatan dengan UBF tersebut tidak mempunyai kesamaan yang
nyata. Sebuah molekul UBF diduga mengikat UCE, sedangkan sebuah molekul UBF
lainnya mengikat urutan yang kedua. Selanjutnya, kedua molekul UBF akan saling
berikatan melalui interaksi protein-protein sehingga terbentuk struktur kala (loop)
pada segmen DNA di antara kedua tempat pengikatan tersebut (Gambar 5.6).
22
Gambar 5.6. Model skematik inisiasi transkripsi rRNA
Selain UBF, terdapat faktor lain yang esensial untuk transkripsi RNA Pol I. Faktor ini
adalah faktor selektivitas atau selectivity factor (SL1), yang akan berikatan dengan
kompleks UBF-DNA dan kemudian menstabilkannya. SL1 berinteraksi dengan
bagian hilir elemen inti yang bebas. Pengikatan kompleks UBF-DNA oleh SL1
memungkinkan RNA Pol I untuk memasuki kompleks tersebut dan melakukan
inisiasi transkripsi.
Saat ini SL1 telah diketahui mengandung beberapa subunit, antara lain berupa suatu
protein yang dinamakan protein pengikat TATA atau TATA-binding protein (TBP).
TBP diperlukan untuk inisiasi ketiga RNA polimerase eukariot, dan nampaknya
merupakan faktor penting dalam transkripsi eukariot. Ketiga subunit SL1 lainnya
dikenal sebagai faktor-faktor yang berasosiasi dengan TBP atau TBP-associated
factors (TAFs), dan di antara subunit tersebut yang diperlukan untuk transkripsi RNA
Pol I dinamakan TAF1s.
Pada Acanthamoeba, suatu eukariot sederhana, terdapat elemen kontrol tunggal di
daerah promoter gen rRNA yang terletak sekitar 12 hingga 72 pb ke arah hulu dari
titik awal transkripsi. Tempat ini akan diikat oleh faktor TIF-1, yang homolog dengan
SL1. Dengan pengikatan ini RNA Pol I akan dapat melakukan inisiasi transkripsi.
Pada waktu RNA Pol I bergerak di sepanjang molekul DNA, faktor TIF-1 tetap terikat
pada tempat semula sehingga memungkinkan terjadinya inisiasi transkripsi oleh
RNA Pol I yang lain, dan beberapa putaran transkripsi dapat berlangsung. Oleh
karena itu, mekanisme ini dapat dilihat sebagai sistem kontrol transkripsi yang
sangat sederhana. Di sisi lain, untuk vertebrata nampaknya terdapat suatu UBF
23
tambahan yang bertanggung jawab atas pengikatan promoter oleh SL1 secara
spesifik.
Gen-gen yang ditranskripsi oleh RNA Pol III
RNA Pol III terdapat di dalam nukleoplasma dan sekurang-kurangnya terdiri atas 16
subunit yang berbeda. Enzim ini menyintesis prekursor tRNA, 5S rRNA, serta
berbagai snRNA dan RNA sitosolik.
Transkrip pertama yang dihasilkan dari gen-gen tRNA merupakan molekul prekursor
yang akan diproses menjadi RNA matang. Daerah kontrol transkripsi gen-gen tRNA
terletak di sebelah hilir tapak inisiasi transkripsi. Ada dua urutan yang sangat
konservatif di dalam gen tRNA, yaitu kotak A (5’- TGGCNNAGTGG – 3’) dan kotak B
(5’- GGTTCGANNCC – 3’). Kedua urutan ini juga menyandi urutan penting di dalam
tRNA sendiri, yang disebut dengan kala D (D-loop) dan kala TΨC. Hal ini berarti
bahwa urutan yang sangat konservatif di dalam tRNA juga merupakan urutan
promoter yang sangat konservatif.
Dua faktor pengikatan DNA yang kompleks telah diketahui memegang peranan
penting dalam inisiasi transkripsi tRNA oleh RNA Pol III (Gambar 5.7). TFIIIC
mengikat baik kotak A maupun kotak B di dalam promoter tRNA. Sementara itu,
TFIIIB mengikat daerah sejauh 50 pb ke arah hulu dari kotak A. TFIIIB terdiri atas
tiga subunit, yang salah satu di antaranya adalah TBP, suatu faktor inisiasi umum
yang diperlukan oleh ketiga RNA polimerase. Subunit yang kedua dan ketiga
24
masing-masing dinamakan BRF dan B’’. Faktor TFIIIB tidak memiliki spesifisitas
urutan sehingga tempat pengikatannya bergantung kepada posisi pengikatan TFIIIC
pada DNA. TFIIIB memungkinkan RNA Pol III untuk melakukan inisiasi transkripsi.
Begitu TFIIIB terikat, TFIIIC dapat dikeluarkan tanpa mempengaruhi transkripsi. Oleh
karena itu, TFIIIC dapat dilihat sebagai faktor perakitan untuk penempatan faktor
inisiasi TFIIIB.
Gambar 5.7. Inisiasi transkripsi pada promoter tRNA eukariot
RNA Pol III mentranskripsi gen 5S rRNA, yang merupakan satu-satunya subunit
rRNA yang ditranskripsi secara terpisah. Seperti halnya gen-gen rRNA lainnya yang
ditranskripsi oleh RNA Pol I, gen-gen 5S rRNA tersusun secara tandem (berurutan)
di dalam suatu rumpun gen. Pada manusia terdapat suatu rumpun yang berisi
sekitar 2.000 gen. Promoter gen 5S rRNA mengandung daerah kontrol internal yang
dinamakan kotak C. Letaknya sekitar 81 hingga 99 pb ke arah hilir dari tapak inisiasi
transkripsi. Selain itu, terdapat juga kotak A yang berada pada posisi sekitar +50
hingga +65.
Kotak C pada promoter 5S rRNA berperan sebagai tempat pengikatan protein
spesifik, yaitu TFIIIA (Gambar 5.8). TFIIIA bekerja sebagai faktor perakitan yang
memungkinkan TFIIIC berinteraksi dengan promoter 5S rRNA. Sementara itu, kotak
A akan menstabilkan pengikatan TFIIIC sehingga faktor ini berikatan dengan DNA
pada posisi yang relatif sama dengan posisi pengikatan pada promoter tRNA. Begitu
TFIIIC terikat pada DNA, TFIIIB dapat berinteraksi dengan kompleks pengikatan
tersebut dan memungkinkan RNA Pol III untuk melakukan inisiasi transkripsi.
25
Gambar 5.8. Inisiasi transkripsi pada promoter 5S rRNA eukariot
Banyak gen yang ditranskripsi oleh RNA Pol III bergantung kepada urutan hulu
untuk regulasi transkripsinya. Beberapa promoter seperti U6 snRNA dan gen-gen
RNA kecil dari virus Epstein-Barr hanya menggunakan urutan regulator yang
letaknya di sebelah hulu dari tapak inisiasi transkripsinya. Daerah penyandi U6
snRNA mempunyai sebuah kotak A yang khas. Akan tetapi, urutan ini tidak
diperlukan untuk transkripsi. Daerah hulu pada U6 snRNA mengandung urutan khas
promoter RNA Pol II, yang meliputi kotak TATA pada posisi -30 hingga -23.
Promoter ini juga memiliki beberapa urutan di daerah hulu sebagai tempat
pengikatan faktor transkripsi lainnya seperti pada kebanyakan gen U RNA yang
ditranskripsi oleh RNA Pol II. Hal ini mendukung pendapat bahwa faktor-faktor
transkripsi umum dapat mengatur gen-gen yang ditranskripsi baik oleh RNA Pol II
maupun oleh RNA Pol III.
Terminasi transkripsi oleh RNA Pol III nampaknya hanya memerlukan pengenalan
polimerase berupa urutan nukleotida sederhana. Urutan ini terdiri atas sekelompok
residu dA yang efisiensi terminasinya dipengaruhi oleh urutan di sekitarnya. Urutan
5’- GCAAAAGC – 3’ merupakan sinyal terminasi yang efisien untuk gen 5S rRNA
pada Xenopus borealis.
26
Gen-gen yang ditranskripsi oleh RNA Pol II
RNA Pol II terdapat di dalam nukleoplasma dan bertanggung jawab untuk transkripsi
semua gen penyandi protein dan beberapa gen snRNA. Pra-mRNA (transkrip
primer) yang baru disintesis harus mengalami prosesing melalui pembentukan
pelindung (cap) pada ujung 5’ RNA dan penambahan poli A pada ujung 3’ di
samping pembuangan intron dan penyatuan (splicing) ekson.
Banyak promoter eukariot mengandung suatu urutan konservatif yang dinamakan
kotak TATA. Letaknya sekitar 25 hingga 35 pb dari tapak inisiasi transkripsi, berisi
urutan konsensus sepanjang 7 pb, yaitu 5’- TATA(A/T)A(A/T) – 3’. Meskipun
demikian, saat ini diketahui bahwa protein yang mengikat kotak TATA, yakni TBP,
ternyata berikatan dengan urutan sepanjang 8 pb. Tambahan sepasang basa ini
letaknya di sebelah hilir dari kotak TATA dan identitasnya tidaklah penting. Kotak
TATA bekerja dengan cara yang sama dengan urutan -10 pada promoter E. coli
dalam menempatkan RNA Pol II agar diperoleh inisiasi transkripsi yang benar.
Meskipun urutan di antara kotak TATA dan tapak inisiasi transkripsi bukan
merupakan urutan yang penting, jarak antara kedua tempat tersebut ternyata
penting. Hampir 50% tapak inisiasi transkripsi berupa residu A.
Beberapa gen eukariot tidak mempunyai kotak TATA tetapi memiliki suatu elemen
insiator, yang terletak di sekitar tapak inisiasi transkripsi. Namun, beberapa promoter
tidak memiliki baik kotak TATA maupun elemen inisiator. Gen-gen semacam ini
biasanya ditranskripsi dengan lambat, dan inisiasi transkripsi dapat terjadi di tempat-
tempat yang berbeda sepanjang 200 pb. Gen-gen ini sering kali mengandung
daerah yang kaya GC sepanjang 20 hingga 50 pb pada posisi 100 hingga 200 pb
arah hulu dari tapak inisiasi transkripsi.
27
Aktivitas promoter basal yang rendah akan sangat ditingkatkan oleh adanya elemen-
elemen lain di sebelah hulu promoter. Elemen-elemen ini dijumpai pada kebanyakan
gen dengan tingkat ekspresi yang sangat bervariasi di antara jaringan yang berbeda.
Dua contoh yang umum adalah kotak SP1, yang terletak di sebelah hulu dari banyak
gen baik yang mempunyai maupun yang tidak mempunyai kotak TATA, dan kotak
CCAAT. Promoter dapat memiliki salah satu, keduanya, atau bahkan banyak salinan
urutan/kotak tersebut. Urutan yang pada umumnya terletak 100 hingga 200 pb arah
hulu dari promoter ini dinamakan elemen regulator hulu atau upstream regulatory
elements (UREs). UREs memegang peranan penting dalam menjamin
berlangsungnya transkripsi yang efisien.
Transkripsi kebanyakan promoter eukariot dapat dipacu oleh elemen kontrol yang
letaknya beribu-ribu pasang basa dari tapak inisiasi transkripsi. Hal ini pertama kali
ditemukan pada genom virus SV40. Suatu urutan sepanjang kira-kira 100 pb pada
DNA virus ini dapat dengan nyata meningkatkan transkripsi dari promoter basal.
Urutan pemacu (enhancer) ini mempunyai panjang 100 hingga 200 pb dan
mengandung banyak elemen yang menghasilkan aktivitas totalnya. Pemacu dapat
dijumpai pada sembarang sel atau hanya pada tipe sel tertentu.
Dengan makin banyaknya pemacu dan promoter yang ditemukan, terlihat bahwa
motif kedua elemen tersebut ternyata tumpang tindih, baik secara fisik maupun
fungsional. Dengan demikian, terdapat spektrum elemen regulator yang sinambung,
mulai dari elemen-elemen pemacu yang sangat panjang rentangnya hingga elemen-
elemen promoter yang pendek rentangnya.
Serangkaian faktor transkripsi basal yang kompleks telah diketahui berikatan dengan
promoter RNA Pol II dan bersama-sama melakukan inisiasi transkripsi. Urutan
pembentukan kompleks inisiasi transkripsi RNA Pol II dapat dilihat pada Gambar
5.9.
28
Gambar 5.9. Diagram pembentukan kompleks inisiasi transkripsi RNA Pol II
Pada promoter yang mengandung kotak TATA, TFIID merupakan faktor pertama
yang akan mengikat promoter tersebut. Faktor ini terdiri atas banyak molekul protein,
tetapi hanya salah satu di antaranya, yakni protein pengikat TATA atau TATA-
binding protein (TBP), yang akan berikatan dengan kotak TATA. Seperti pada RNA
Pol I, pada TFIID juga terdapat faktor-faktor yang berasosiasi dengan TBP atau
TBP-associated factors (TAFIIS). Pada sel-sel mamalia TBP nampaknya akan
berikatan dengan kotak TATA dan kemudian bergabung dengan sekurang-
kurangnya delapan TAFIIS untuk membentuk TFIID.
TBP dijumpai pada ketiga kompleks transkripsi eukariot (dalam SL1, TFIIIB, dan
TFIID), dan dapat dipastikan memegang peranan penting dalam inisiasi transkripsi.
TBP merupakan protein monomerik. Semua TBP eukariot mempunyai domain yang
terdiri atas 180 residu asam amino pada ujung C yang sangat konservatif, dan dapat
berfungsi sebagai molekul protein seutuhnya pada transkripsi in vivo. Oleh karena
itu, fungsi domain pada ujung N yang kurang konservatif belum sepenuhnya
diketahui. TBP mempunyai struktur fisik seperti pelana, yang akan mengikat lekukan
kecil molekul DNA pada kotak TATA dan menghasilkan sudut 45° di antara kedua
pasang basa pertama dan kedua pasang basa terakhir dari 8pb elemen TATA.
Mutasi TBP pada domain pengikatannya dengan kotak TATA tetap
mempertahankan fungsinya sebagai faktor transkripsi untuk RNA Pol I dan RNA Pol
III, tetapi menghalangi inisiasi transkripsi oleh RNA Pol II. Hal ini menunjukkan
bahwa RNA Pol I dan RNA Pol III menggunakan TBP untuk inisiasi transkripsi, tetapi
29
peranan TBP itu sendiri yang sesungguhnya pada kompleks transkripsi tersebut
masih belum jelas.
Faktor transkripsi berikutnya, TFIIA, akan mengikat TFIID dan meningkatkan
stabilitas pengikatan TFIID pada kotak TATA. TFIIA sekurang-kurangnya tersusun
dari tiga subunit. Pada studi transkripsi in vitro, yang dilakukan dengan memurnikan
TFIID, TFIIA ternyata menjadi tidak dibutuhkan lagi. Namun, pada sel-sel yang utuh
TFIIA nampaknya akan menghilangkan pengaruh faktor-faktor penghambat yang
berasosiasi dengan TFIID. Jadi, pengikatan TFIIA pada TFIID rupanya akan
mencegah masuknya faktor-faktor penghambat tersebut sehingga proses transkripsi
dapat berlanjut.
Begitu TFIID terikat dengan stabil pada DNA, faktor transkripsi lainnya, yakni TFIIB,
akan berikatan dengan TFIID. Faktor ini akan berperan sebagai perantara yang
memungkinkan masuknya RNA Pol II ke dalam kompleks inisiasi transkripsi
bersama dengan masuknya faktor berikutnya, TFIIF.
Setelah RNA Pol II terikat pada kompleks inisiasi transkripsi, tiga faktor lainnya,
masing-masing TFIIE, TFIIH, dan TFIIJ, segera berasosiasi dengan kompleks
tersebut. Ketiga faktor ini diperlukan untuk transkripsi in vitro dan penggabungannya
dengan kompleks tersebut terjadi melalui urutan tertentu. Di antara ketiga faktor
tersebut, TFIIH merupakan molekul protein terbesar yang sekurang-kurangnya terdiri
atas lima subunit. TFIIH mempunyai aktivitas kinase dan helikase. Aktivasi oleh
TFIIH akan menyebabkan fosforilasi domain ujung C atau carboxyl-terminal domain
(CTD) pada RNA Pol II sehingga terbentuk kompleks RNA Pol II yang siap untuk
diproses dan meninggalkan daerah promoter. Dengan demikian, TFIIH nampaknya
mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kontrol elongasi transkripsi.
Komponen-komponen TFIIH juga penting dalam mekanisme perbaikan DNA dan
dalam fosforilasi kompleks kinase yang mengatur daur sel.
30
Pada kebanyakan promoter RNA Pol II yang tidak memiliki kotak TATA terdapat
suatu elemen inisiator yang letaknya tumpang tindih dengan tapak inisiasi
transkripsi. Rupanya pada promoter semacam ini TBP dimasukkan ke promoter oleh
suatu protein pengikat DNA yang terikat pada elemen inisiator. TBP kemudian
memasukkan faktor-faktor transkripsi lainnya beserta RNA Pol II dengan cara seperti
pada promoter yang mempunyai kotak TATA.
Struktur faktor transkripsi pada eukariot
Faktor-faktor transkripsi pada eukariot mempunyai dua aktivitas yang berbeda, yaitu
pengikatan spesifik pada DNA dan aktivasi transkripsi. Masing-masing aktivitas ini
dilaksanakan oleh domain-domain protein yang terpisah, yaitu domain pengikatan
DNA dan domain aktivasi. Selain itu, banyak faktor transkripsi berupa homodimer
atau heterodimer, yang bersama-sama disatukan melalui domain dimerisasi.
Beberapa faktor transkripsi mempunyai domain pengikatan ligan yang
memungkinkan aktivitas faktor regulasi transkripsi melalui pengikatan suatu molekul
tambahan yang berukuran kecil. Reseptor hormon steroid merupakan salah satu
contoh protein yang mempunyai keempat macam domain tersebut.
Dari percobaan-percobaan yang dikenal sebagai percobaan pertukaran domain atau
domain swap experiments, diketahui bahwa domain pengikatan DNA dan domain
aktivasi faktor transkripsi Gal4 dan Gcn4 pada khamir terletak pada bagian protein
yang berbeda. Domain aktivasi akan bergabung dengan represor LexA pada bakteri,
menghasilkan protein hibrid yang mengaktivasi transkripsi dari promoter dengan
urutan operator lexA. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi aktivasi transkripsi pada
protein khamir terpisah dari aktivitas pengikatan DNAnya.
31
Ada tiga macam domain pengikatan DNA, yaitu domain helix turn helix, domain zinc
finger, dan domain basic. Domain helix turn helix mempunyai sebuah heliks
pengenalan yang akan berinteraksi dengan DNA (Gambar 5.10.a). Domain zinc
finger mempunyai dua buah kala. Pada domain zinc finger C2H2 masing-masing
kala berupa enam asam amino yang berujung pada dua residu sistein dan dua
residu histidin. Keempat residu asam amino ini berkoordinat pada suatu ion zinkum
(Gambar 5.10.b). Domain basic biasanya berasosiasi dengan salah satu dari dua
domain dimerisasi, yaitu leucine zipper atau helix-loop-helix (HLH), sehingga
masing-masing dikenal sebagai protein basic leucine zipper (bZIP) dan basic HLH.
Dimerisasi protein-protein ini akan membawa kedua domain basic, yang kemudian
dapat berinteraksi dengan DNA.
Domain dimerisasi, seperti telah disinggung di atas, dapat berupa protein leucine
zipper atau HLH. Leucine zipper mengandung sebuah residu leusin hidrofobik pada
setiap posisi ketujuh yang akan berikatan dengan ujung C domain basic. Leusin-
leusin pada domain leucine zipper tersusun dalam struktur α-heliks (Gambar 5.11).
Domain HLH mempunyai struktur yang menyerupai domain leucine zipper, kecuali
dalam hal adanya suatu kala rantai polipeptida yang memisahkan kedua α-heliks
protein monomeriknya. Seperti halnya leucine zipper, motif HLH sering kali dijumpai
berdekatan dengan domain basic yang memerlukan dimerisasi dalam pengikatan
DNA.
Domain aktivasi transkripsi dapat berupa domain aktivasi asam, domain kaya
glutamin, atau domain kaya prolin. Domain aktivasi asam mengandung banyak
sekali residu asam amino yang bersifat asam sehingga sering disebut juga dengan
’gumpalan asam’ atau ’gumpalan negatif’. Masih belum diketahui dengan pasti
gambaran struktur lainya yang diperlukan oleh domain ini agar dapat berfungsi
sebagai domain aktivasi transkripsi yang efisien. Domain kaya glutamin pertama kali
32
ditemukan pada faktor transkripsi SP1. Pada domain ini banyak sekali ditemukan
residu glutamin. Begitu juga, pada domain kaya prolin banyak sekali ditemukan
residu prolin.
Regulasi transkripsi dapat terjadi melalui interaksi tidak langsung dengan fungsi
suatu faktor transkripsi, antara lain dengan blokade tempat pengikatan faktor
transkripsi pada DNA (seperti pada kebanyakan represor prokariot), pembentukan
kompleks pengikatan non-DNA (misalnya protein inhibitor Id yang tidak mempunyai
domain pengikatan DNA akan menggangu interaksi protein HLH dengan DNA), dan
blokade domain aktivasi faktor transkripsi meskipun pengikatannya pada DNA tetap
berlangsung (misalnya Gal80 akan menutupi domain aktivasi faktor transkrispi Gal4
pada khamir). Di samping itu, penghambatan transkripsi dapat juga terjadi secara
langsung karena adanya domain tertentu pada represor. Sebagai contoh, suatu
domain reseptor hormon tiroid pada mamalia akan menekan transkripsi apabila tidak
ada hormon tiroid dan akan mengaktifkannya apabila terikat pada hormon tersebut.
Begitu pula, produk gen tumor Wilms berupa protein WT1 yang akan menekan
tumor, mempunyai domain represor spesifik yang banyak mengandung prolin.
33
BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
DNA adalah sebuah molekul panjang yang menyerupai tali, biasanya terdiri
dari dua utas, saling membelit membentuk heliks ganda (double helix). Setiap utas
terdiri dari nukleotida-nukleotida yang tergabung membentuk rantai polinukleotida.
Untuk memperbanyak dirinya, DNA melakukan suatu proses yang disebut
replikasi. Replikasi dapat dikatakan merupakan reaksi kimia yang memungkinkan
senyawa kimia dapat membentuk dirinya untuk menghasilkan senyawa baru yang
mirip dengan dirinya. Replikasi DNA mengikuti pola semi konservatif yang
sintesisnya dimulai dari titik ori dan arah pertumbuhannya ialah 5’ 3’
34
Perpindahan gen yang dilakuakan bakteri melalui tiga cara, yaitu : konjugasi,
transformasi, dan transduksi. Konjugasi merupakan proses perpindahan gen bakteri
melalui kontak antar selnya. Transformasi merupakan proses perpindahan gen
bakteri melalui sel bebas. Transduksi merupakan proses perpindahan gen dari suatu
bakteri ke bakteri lain dengan bantuan bakteriofage.
Mutagenesis merupakan suatu teknik untuk menciptakan mutasi yang
meliputi lima tahap/proses. Mutagen adalah bahan yang menyebabkan terjadinya
mutasi. Mutagen terbagi menjadi tiga : mutagen bahan kimia, mutagen bahan fisika,
dan mutagen bahan biologi.
DNA rekombinan adalah DNA yang telah mengalami proses rekombinasi atau
penyusunan kembali. Proses ini diawali oleh terpotongnya struktur DNA oleh enzim
restriksi endonuklease kemudian potongan DNA tersebut disisipkan pada DNA
resipien dan digabungkan kembali oleh enzim ligase. Struktur DNA yang baru ini
akan ikut bereplikasi apabila organism pembawanya berkembangbiak. Meskipun
banyak kontroversi teknologi baru ini, teknologi ini cukup mendatangkan manfaat
bagi kehidupan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Pelczar J. Michael, Jr. Dasar-dasar mikrobiologi. 1986. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Staff Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Mikrobiologi Kedokteran.
1993. Jakarta : Binarupa Aksara.
Anonim. http//:wikipedia.com/genetika bakteri/. 12 Maret 2010. Pk. 15.00.
Anonim. http//:google.com/genetika bakteri dan virus/. 12 Maret 2010. Pk. 16.30.
35
Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA, suatu
pengamatan yang melekat dasar bagi biologi molekuler. Penemuan selanjutnya dari
bakteri telah mengungkapkan adanya restriction enzymes (enzim restriksi) yang
memotong DNA pada tempat spesifik, menghasilkan fragmen potongan DNA.
Plasmida diidentifikasikan sebagai elemen genetika kecil yang mampu melakukan
replikasi diri pada bakteri dan ragi. Pengenalan dari sebuah fragmen potongan DNA
kedalam suatu plasmid memungkinkan fragmen di perbanyak (teramplifikasi).
Amplifikasi regio DNA spesifik dapat di capai oleh enzim bakteri menggunakan
polymerase chain reaction (PCR) atau metode amplifikasi nukleotida berdasar enzim
yang lain (misalnya amplifikasi berdasar transkripsi). DNA yang di masukkan
kedalam plasmid dapat di kontrol oleh promoter ekspresi pada bakteri yang
mengamati protein, di ekspresi pada tingkat tinggi.
36