Gejala Klinis Cauda Equina
-
Upload
khamisah-ghazali -
Category
Documents
-
view
235 -
download
14
description
Transcript of Gejala Klinis Cauda Equina
GEJALA KLINIS
Gejala sindrom cauda equina meliputi:
Low back pain
Siatika unilateral atau bilateral
Hipoestesi atau anestesi saddle atau perineal
Gangguan buang air besar dan buang air kecil
Kelemahan motorik ekstremitas bawah dan defisit sensorik
Berkurang atau hilangnya refleks ekstremitas bawah
Low back pain dapat dibagi menjadi nyeri lokal dan radikular.
Nyeri lokal secara umum merupakan nyeri dalam akibat iritasi jaringan lunak dan
corpus vertebra.
Nyeri radikular secara umum adalah nyeri yang tajam dan seperti ditusuk-tusuk
akibat kompresi radiks dorsalis. Nyeri radikular berproyeksi dengan distribusi
sesuai dermatom.
Manifestasi buang air kecil pada sindrom cauda equina meliputi:
Retensi
Sulitnya memulai miksi
Berkurangnya sensasi urethra
Secara khas, manifestasi buang air kecil dimulai dengan retensi urin dan
kemudian diikuti oleh inkontinensia urin overflow.
Gangguan buang air besar dapat meliputi:
Inkontinensia
Konstipasi
Hilangnya tonus dan sensasi anus
ANAMNESIS
Pasien CES sering menunjukkan gejala-gejala yang tidak spesifik, dengan nyeri
punggung yang merupakan gejala yang paling menonjol. Bell et al menunjukkan bahwa
didapatkan akurasi diagnostik antara retensi urin, frekuensi urin, inkontinensia urin,
penurunan sensasi berkemih dan penurunan sensasi perineal dengan hasil MRI yang
menunjukkan adanya prolaps diskus. Anamnesis yang harus didapatkan dari pasien antara
lain:
• Nyeri punggung bawah. Nyeri ini mungkin memiliki beberapa karakteristik yang
mengesankan adanya hal yang berbeda dari strain lumbal pada umumnya. Pasien
mungkin melaporkan adanya trigger yang memperparah, seperti menolehkan kepala.
• Nyeri tungkai atau nyeri menjalar ke kaki yang bersifat akut atau kronik
• Kelemahan motorik ekstremitas bawah unilateral atau bilateral dan/atau abnormalitas
sensorik
• Disfungsi bowel dan bladder
Gejala awal biasanya adalah retensi urin yang diikuti dengan munculnya overflow
incontinence, dan kemudian bisa juga diikuti dengan keluhan inkontinensia alvi
Biasanya dihubungkan dengan anesthesia/hipestesia tipe sadel
• Gangguan ereksi dan ejakulasi
PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS
Pemeriksaan fisik dari cauda equina sindrom meliputi :
Inspeksi : mencari beberapa manifestasi eksternal dari nyeri, seperti : sikap tubuh
yang abnormal, pemeriksaan sikap tubuh dan gaya berjalan untuk mengetahui
kemungkinan dari defek dan adanya kelainan pada tulang belakang
Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan
Nyeri sering berlokasi di punggung bawah. Mungkin didapatkan nyeri tekan
setempat atau nyeri sewaktu diperkusi. Nyeri punggung bawah dapat dibagi
menjadi nyeri lokal dan radikular. Nyeri lokal biasanya nyeri yang dalam akibat
iritasi jaringan lunak dan korpus vertebra. Nyeri radikular umumnya bersifat
tajam, seperti tertusuk-tusuk akibat dari kompresi radiks saraf dorsal. Nyeri
radikular diproyeksikan dalam distribusi dermatomal.
Kekuatan tonus dan otot ekstremitas bawah
Kelemahan otot mungkin timbul pada otot-otot yang mendapatkan inervasi dari
radiks saraf yang terkena. Atrofi otot dapat terjadi pada CES kronik. Tonus sphincter ani
yang menurun atau hilang merupakan karakteristik CES. Adanya tanda babinski atau
tanda-tanda upper motor neuron lainnya menunjukkan diagnosis selain CES,
kemungkinan merupakan kompresi medula spinalis. Penurunan fungsi bladder dapat
dinilai secara empiris dengan kateterisasi urin.CES harus dipertimbangkan
kemungkinannya pada semua pasien yang memiliki keluhan nyeri punggung bawah
dengan inkontinensia bowel atau bladder. Disfungsi bladder biasanya merupakan akibat
dari kelemahan otot detrussor dan areflexic bladder; disfungsi ini awalnya menyebabkan
retensi urin yang kemudian diikuti dengan overflow incontinence pada stadium
selanjutnya. Pasien yang menderita nyeri punggung dan inkontinensia urin tetapi hasil
pemeriksaan neurologisnya normal seharusnya diukur volume residual postvoid-nya.
Volume residual postvoid yang lebih besar dari 100 mL menunjukkan adanya overflow
incontinence dan memerlukan evaluasi lebih lanjut; sedangkan volume kurang dari 100
mL menyingkirkan diagnosis CES.
Sensoris ekstremitas bawah
Abnormalitas refleks mungkin ada, berupa berkurangnya atau hilangnya refleks
fisiologis. Refleks yang meningkat merupakan tanda adanya keterlibatan medula spinalis
sehingga diagnosis CES bisa disingkirkan. Nyeri menjalar ke kaki (ischialgia) unilateral
atau bilateral merupakan karakteristik CES, diperburuk dengan manuver valsava.
Abnormalitas sensorik mungkin muncul di area perineal atau ekstremitas bawah.
Pemeriksaan raba ringan (light touch) pada area perineal seharusnya dilakukan. Area
yang mengalami anestesi mungkin menunjukkan adanya kerusakan kulit. Refleks anal,
yang ditimbulkan dengan mengusap kulit lateral anus, normalnya menyebabkan kontraksi
refleks sphincter ani eksterna.
Colok dubur
Pemeriksaan rektal seharusnya dilakukan untuk menilai tonus sphincter ani
dan sensibilitas jika ditemukan tanda atau gejala CES.
Nyeri dan defisit dengan keterlibatan akar saraf ditunjukkan dalam tabel berikut:
Akar saraf Nyeri Defisit sensorik Defisit motorik Defisit refleksL2 Paha bagian
anterior medial Paha bagian atas
Kelemahan slight quadricep; fleksi panggul; aduksi paha
Suprapatella yang sedikit menurun
L3 Paha anterior lateral
Paha bagian bawah
Kelemahan quadricep; ekstensi lutut; aduksi paha
Patella atau suprapatella
L4 Paha posterolateral; tibia anterior
Kaki bagian bawah sebelah medial
Ekstensi lutut dan pedis
Patella
L5 Dorsum pedis Dorsum pedis Dorsofleksi pedis dan ibu jari kaki
Harmstring
S1-2 Pedis bagian lateral
Pedis bagian lateral
Plantar fleksi pedis dan ibu jari kaki
Achilles
S3-5 Perineum Saddle Sfingter Bulbocavernosus; anus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis
dan untuk menentukan lokasi patologik dan penyakit yang mendasari. Pemeriksaan yang
dapat dilakukan dalam penelusuran diagnosis CES adalah:
Pemeriksaan laboratorium
Termasuk pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan kimia, kadar gula darah, sedimen,
sifilis dan lyme serologies. Pemeriksaan liquid cerebrospinal (LCS) harus dilakukan jika
ada indikasi, berdasarkan riwayat dan pemeriksaan fisik yang ditemukan. Human
leucocyt antigen (HLA)-B27 dapat diperiksa jika ankylosing spondilitis atau berbagai
spondyloarthropati seronegatif diyakinkan sebagai diagnosa banding.
Pemeriksaan urodinamik
Sangat berguna untuk menilai derajat dan sebab dari disfungsi sphingter, sebaiknya
pantau pemulihan dari fungsi kandung kemih yang disebabkan oleh operasi dekompresi.
Radiografi
Foto polos harus dilakukan untuk menemukan perubahan destruktif, penyempitan
ruang diskus atau hilangnya alignment spinal.
Myelografi Lumbal
Myelografi tidak lagi dilakuakan secara rutin karena tersedianya MRI. Myelografi
dipilih pada keadaan tertentu dimana MRI menjadi kontraindikasi (misalnya pasien
dengan pacemaker jantung). Obstruksi aliran kontras pada area kompresi membantu
untuk mengkonfirmasi level kondisi patologis yang dicurigai.
CT-scan dengan atau tanpa kontras
CT-scan sering lebih mudah didapatkan daripada myelografi lumbal. CT-scan
memberi detail tambahan tentang densitas dan integritas tulang yang membantu dalam
rencana terapi, khususnya pada kasus tulang belakang dan mana instrumen untuk
stabilisasi dibutuhkan setelah agen yang mengganggu dihilangkan dari regio cauda
equina. CT-scan yang dilakukan setelah myelografi dapat menunjukkan blok kontras
dan memperjelas kondisi patologis lebih baik dari yang ditunjukkan dengan CT-scan.
MRI
MRI adalah modalitas yang paling membantu untuk diagnosis kelainan medulla
spinalis dan umumnya menjadi tes yang dipilih untuk membantu dokter dalam
mendiagnosis sindrom cauda equina.
MRI memberikan gambaran jaringan lunak, termasuk struktur neuron dan keadaan
patologis yang terjadi. Ini kurang membantu dibanding dengan CT-scan dalam
mengevalusi arsitektur tulang dan stabilitas medulla spinalis.
Radionuclide scanning
Ini merupakan modalitas yang membantu saat berhadapan dengan osteomyelitis
dan infeksi tulang belakang pada kondisi sindrom cauda equina.
Positron emission tomography scan
Positron emission tomography (PET) dalam hubungannya dengan CT-scan
dikatakan sebagai modalitas yang berguna pada penderta sindrom cauda equina dan
keganasan pada tulang belakang.
Daftar Pustaka :
1. A. Gitelman et al., Cauda Equina Syndrome: A Comprehensive Review. Am J Orthop.
2008; 37(11):556-562.