Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

21
Gejala dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan Agusdianto Bello Chrisdarmanta A.Putra 102012222 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 e-mail: [email protected] Pendahuluan Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan bawaan yang sering ditemukan, yaitu 10% dari seluruh kelainan bawaan dan sebagai penyebab utama kematian pada masa neonatus. Perkembangan di bidang diagnostik, tatalaksana medikamentosa dan tehnik intervensi non bedah maupun bedah jantung dalam 40 tahun terakhir memberikan harapan hidup sangat besar pada neonatus dengan PJB yang kritis. Bahkan dengan perkembangan ekokardiografi fetal, telah dapat dideteksi defek anatomi jantung, disritmia serta disfungsi miokard pada masa janin. Di bidang pencegahan terhadap timbulnya gangguan organogenesis jantung pada masa janin, sampai saat ini masih belum memuaskan, walaupun sudah dapat diidentifikasi adanya multifaktor yang saling berinteraksi yaitu faktor genetik dan lingkungan. Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan penyebab utama terjadinya kematian tersering dari seluruh jenis kelainan jantung bawaan. kebanyakan meninggal karena gagal jantung dalam usia kurang dari satu tahun. Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan (PJB) adalah sekumpulan malformasi struktur 1

description

pjb

Transcript of Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

Page 1: Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

Gejala dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

Agusdianto Bello Chrisdarmanta A.Putra

102012222

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

e-mail: [email protected]

Pendahuluan

Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan bawaan yang sering ditemukan, yaitu 10%

dari seluruh kelainan bawaan dan sebagai penyebab utama kematian pada masa neonatus.

Perkembangan di bidang diagnostik, tatalaksana medikamentosa dan tehnik intervensi non bedah

maupun bedah jantung dalam 40 tahun terakhir memberikan harapan hidup sangat besar pada

neonatus dengan PJB yang kritis.

Bahkan dengan perkembangan ekokardiografi fetal, telah dapat dideteksi defek anatomi

jantung, disritmia serta disfungsi miokard pada masa janin. Di bidang pencegahan terhadap

timbulnya gangguan organogenesis jantung pada masa janin, sampai saat ini masih belum

memuaskan, walaupun sudah dapat diidentifikasi adanya multifaktor yang saling berinteraksi

yaitu faktor genetik dan lingkungan.

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan penyebab utama terjadinya kematian

tersering dari seluruh jenis kelainan jantung bawaan. kebanyakan meninggal  karena gagal

jantung dalam usia kurang dari satu tahun. Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung

bawaan (PJB) adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang

telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan sendiri ada yang asianotis dan yang sianotis.

Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai penyakit jantung bawaan yang dimana

bayi tidak mengalami biru saat lahir atau asianosis yang tipe VSD (Ventricular Septal Defect).

VSD adalah penyakit jantung bawaan (PJB) dimana terdapat lubang pada sekat pemisah antara

bilik kiri dan bilik kanan jantung (Ventricular Septal). Banyak faktor predisposisi yang

melatarbelangi penyakit jantung bawaan atau kongenital.

Anamnesis

Sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut, yang pertama dilakukan adalah anamnesis.

Dimana pemeriksaan ini dilakukan agar dapat mengetahui riwayat penyakit pasien yang dahulu

1

Page 2: Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

maupun yang sekarang, serta dapat mengetahui apakah ada riwayat penunjang lainnya seperti

riwayat keluarga.1

Identitas pasien

Menanyakan keluhan utama pasien datang ?

Riwayat penyakit sekarang

Ada atau tidaknya sianosis, distres pernapasan (pernapsan cepat, pernafasan cuping

hidung dan retrasi dada) atau prematuritas?

Apakah anak sering menangis? Bagaimana tampaknya apakah ada perubahan seperti

“warna tua”?

Apakah anak susah menyusui?

Apakah anak sering cepat lelah?

Apakah anak sering batuk, pilek?

Apa batuknya disertai demam?

Bagaimana dengan perkembangan tubuh anak? Apakah terjadi gagal tumbuh?

Riwayat penyakit dahulu

Apakah ini anak pertama, atau jika ini adalah anak kedua yang mengalami VSD,

bagaimana dengan keadaan anak pertama, apakah menderita hal yang sama atau tidak?

Riwayat kehamilan

Riwayat ibu yang sakit dan komplikasi seperti diabetes kehamilan atau terpajan obat dan bahan

kimia mungkin berguna, terutama jika agen infeksi atau bahan kimia diketahui merupakan

teratogen.

Riwayat penyakit keluarga

Apakah dikeluarga ada yang memiliki keluhan yang sama?

Saat mengandung, apakah ibu rajin mengkonsumsi vitamin B?

Saat mengandung anak apakah ibu pernah terkena sakit rubella?

Apakah ibu pernah mengkonsumsi obat-obatan saat hamil?

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan tanda vital adalah pemeriksaan umum yang dilakukan oleh dokter untuk menilai

kondisi pasien samada baik atau buruk. Pemeriksaan yang dilakukan ialah memeriksa

tekanan darah, nadi, frekuensi nafas dan suhu tubuh pasien.

2

Page 3: Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

Pemeriksaan tumbuh kembang anak (Antropometri) juga dapat dilakukan. Pengukuran

seperti berat badan, tinggi badan dapat dilakukan.

Pemeriksaan fisik jantung meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Selain itu kita juga

dapat melakukan pemeriksaan derajat murmur, irama jantung yang regular atau irreguler, dan

letak katup jantung.

- Inspeksi

Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain bentuk dada, apakah normal atau

mengalami kelainan. Tampak tidaknya ictus cordis. Kasus pada umumnya akan terdapat

pertumbuhan badan mengalami hambatan, biasanya pucat dan banyak kringat bercucuran. Gejala

yang menonjol ialah nafas pendek dan retraksi sela intercosta dan regio epigastrium.

- Palpasi

Kita melakukan pengecekan apakah ictus cordis teraba atau tidak. Kemudian terletak pada

intercosta dan linea apa.

- Perkusi

Perkusi batas jantung. Sulit dilakukan pada bayi dan anak kecil.

- Auskultasi:

Kita melakukan pemeriksaan dengan mendengar bunyi jantung fisiologis dan bunyi jantung

patologis.

Derajat murmur:

- Grade 1/6: murmur sangat lemah, seringkali hanya terdeteksi melalui pemeriksaan penunjang

(misalnya echocardiografi)

- Grade 2/6: murmur terdengar lemah, hanya terdengar oleh ahli

- Grade 3/6: murmur terdengar jelas dengan stetoskop, thrill (-)

- Grade 4/6: murmur terdengar kuat dengan stetoskop, thrill (+)

- Grade 5/6: murmur terdengar jelas dengan stetoskop yang tidak menempel pada dinding

thoraks

- Grade 6/6: murmur terdengar jelas tanpa stetoskop

Letak katup jantung:

- Mitral : apex cordis = ICS 4 linea midclavicularis kiri

3

Page 4: Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

- Trikuspid : ICS 4 linea parasternalis kiri

- Pulmonal : ICS 2 linea parasternalis kiri

- Aorta : ICS 2 linea parasternalis kanan

Pemeriksaan Penunjang

Rontgen dada

Pemeriksaan foto dada pasien dengan DSV kecil biasanya memperlihatkan bentuk

dan ukuran jantung yang normal dengan vaskularisasi paru normal atau hanya sedikit

meningkat. Pada defek sedang, tampak kardiomegali sedang dengan konus pulmonalis

yang menonjol, peningkatan vaskularisasi paru, serta pembesaran pembuluh darah di

sekitar hilus. Pada defek besar tampak kelainan yang lebih berat, dan pada defek besar

dengan hipertensi pulmonal atau sindrom Eisenmenger gambaran vaskularisasi paru

meningkat di daerah hilus namun berkurang di perifer.2

Bila VSD besar dengan shunt dari kiri ke kanan yang besar, gambarannya:

1. Hipertrofi biventricular

2. Hipertrofi atrium kiri

3. Pembesaran batang arteri ulmonalis

4. Corakan pulmonal bertambah

Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal, arteri pulmonalis akan membesar, tetapi

corakan pulmonal bagian tepi kurang menonjol. 2

EKG

Penilaian EKG pada bayi dan anak pada penyakit apa pun harus dilakukan dengan

hati-hati karena nilai normal sangat bergantung pada umur pasien. Pada bayi dan anak

dengan defek kecil gambaran EKG sama sekali normal atau sedikit terdapat peningkatan

aktivitas vertrikel kiri. Gambaran EKG pada neonatus dengan defek sedang dan besar

juga normal, namun pada bayi yang lebih besar serta anak pada umumnya menunjukkan

kelainan.

EKG berguna untuk mengevaluasi volume overload ventricular dan hipertrofi

pada VSD sedang dan besar. EKG pada VSD menunjukan adanya gambaran hiopertrofi

ventrikel kiri tipe volume, yaitu R meninggi di V5, dan V6, S memanjang di V1 V2, dan

Q yang dalam di V5 atau V6, T yang runcing dan simetris. Hipertrofi ventrikel kiri

4

Page 5: Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

disertai nhipertrofi atrium kanan, atau hipertrofi biventricular dengan hipertrofi atrium

kiri. Pada VSD besar dengan hiopertnsi pulmonal permanen, gambaran EKG

menunjukkan hipertrofi ventrikel kanan murni.2

Ekokardiogram

Pemeriksaan ekokardiografi, yang pada saat ini hanya dapat dilakukan di tempat-

tempat tertentu dengan tenaga ahli yang masih sangat terbatas, perlu untuk menentukan

letak serta ukuran defek septum ventrikel di samping untuk menentukan kelainan

penyerta.

Etiologi

Lebih dari 90% kasus penyakit jantung bawaan penyebabnya adalah multi faktor. Faktor

yang mempengaruhi adalah :

a.  Faktor eksogen : obat-obatan, penyakit ibu (rubella, DM), ibu hamil dengan alkoholik.

b.  Faktor endogen : penyakit genetik, misal : down sindrom.

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada

beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit

jantung bawaan (PJB) yaitu :

1. Faktor prenatal (faktor eksogen)

-  Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela

-  Ibu alkoholisme

-  Umur ibu lebih dari 40 tahun

-  Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin

-  Ibu meminum obat-obatan penenang

2. Faktor genetic (faktor endogen)

-  Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB

-  Ayah/ibu menderita PJB

-  Kelainan kromosom misalnya sindrom down

-  Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25-30% dari seluruh kelainan

jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya

5

Page 6: Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama

dengan kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot.

Epidemiologi

Ventrikel septum defect merupakan kelainan jantung bawaan yang tersering dijumpai,

yaitu 30% dari seluruh kelainan jantung bawaan. Tergantung pada umur anak yang diperiksa dan

jenis pemeriksaan, angka berkisar 1-7 per 1000 kelahiran hidup diketahui sebagai insidens defek

sekat ventrikel. Defek septum ventrikel sering terjadi pada bayi prematur dan pada mereka yang

berat badan lahir rendah dengan laporan insidensi setinggi 7,06 per 1000 kelahiran prematur

hidup. Angka kejadian ini rendah pada dewasa karena defek septum ini dapat menutup secara

spontan pada 25-40% saat umur pasien 2 tahun, 90% pada saat umur 10 tahun.

Diagnosis

Ventrikel septum defect termasuk penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik. Penyakit

jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dilakukan

tindakan operasi, kebanyakan akan meninggal pada waktu bayi. Oleh karena itu, penyakit

jantung bawaan yang ditemukan pada orang yang sudah dewasa menunjukkan bahwa pasien

tersebut telah menjalani tindakan operasi pada usia muda. Itulah yang menyebabkan perbedaan

antara penyakit jantung bawaan pada anak dan pada dewasa.4 Penyakit jantung bawaan VSD

sendiri ada beberapa tipe berdasarkan ukurannya. Klasifikasi fisiologis untuk VSD terbagi

menjadi VSD kecil (<3 mm) dengan resistensi paru normal, VSD sedang (3-5 mm) dengan

resistensi paru bervariasi, VSD besar (>5 mm) dengan peningkatan resistensi paru ringan-

sedang, dan VSD besar dengan peningkatan resistensi paru tinggi.

VSD kecil : Biasanya tak ada gejala. Bising biasanya bukan pansistolik, tetapi bising akhir

sistolik tepat sebelum S2. Tindakan operatif biasanya tidak perlu, kadang-kadang menutup

spontan.

VSD sedang : Gejala tidak berat, berupa lekas lelah, batuk karena radang paru, atau gagal

jantung ringan. Bising pansistolik cukup keras. Tindakan operatif pada VSD sedang kalau tidak

6

Page 7: Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

ada gagal jantung dapat ditunggu sampai anak berusia 2-4 tahun dengan berat badan minimal 10

kg, sekarang operasi dapat dipertimbangkan pada umur yang lebih muda.

VSD besar : Sering dengan gagal jantung pada umur 1-3 bulan, sering dengan infeksiparu,

kenaikan berat badan lambat. Bising seperti pada VSD sedang. VSD besar dengan hipertensi

pulmonal yang belum menetap: dikerjakan operasi paliatif setelah  gagal  menangani gagal

jantungnya (operasi tidak langsung menutup defek, tetapi dengan operasi pengikatan batang a.

Pulmonalis = Pulmonary artery banding), setelah umur 4-6 tahun defek belum menutup,

dikerjakan koreksi total.

Gambar 2. Defek septum ventrikuler

Sementara itu, berdasarkan lokasi lubangnya, dibagi menjadi:3

1. VSD perimembran : Merupakan tipe yang tersering, menggambarkan defisiensi dari

membran septum langsung di bawah katup aorta.

2. VSD muskular : Terjadi dibagian manapun dari septum otot.

3. VSD subarterial : Sebagian besar dari batas defek dibentuk oleh terusan jaringan

ikat katup aorta dan pulmonal.

Besar dan arah shuny tergantung 2 hal, yaitu besar kecilnya defek dan tekanana pulmonal.

Adanya lubang pada septum interventrikuler memungkinkan terjadinya aliran dari ventrikel kiri

ke ventrikel kanan, sehingga aliran darah yang ke paru bertambah.

Patofisiologis

7

Page 8: Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

VSD ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir

langsung antar ventrikel biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm.

Kira - kira 20% dari defek ini pada anak adalah defek sederhana, banyak diantaranya menutup

secara spontan. Kira-kira 50 %-60% anak-anak menderita defek ini memiliki defek sedang dan

menunjukkan gejalanya pada masa kanak-kanak.5 Defek ini sering terjadi bersamaan dengan

defek jantung lain. Perubahan fisiologi yang terjadi sebagai berikut.

Pada penderita VSD terjadi  tekanan di bilik kiri jantung lebih tinggi dibanding bilik

kanan, maka darah bersih di bilik kiri yang semestinya beredar ke pembuluh utama aorta untuk

didistribusikan ke seluruh tubuh, sebagian akan mengalir ke bilik kanan melewati VSD. Pasien

tidak terlihat biru, karena memang tak ada darah kotor yang mengalir ke sirkulasi darah bersih.

Apabila aliran darah ke bilik kanan dan pembuluh darah paru melebihi jantung normal,

akibatnya, paru-paru seolah-olah kebanjiran dan pasien merasa sesak nafas, sulit minum, sering

infeksi saluran nafas/paru (BP = bronkopnemonia), berat badannya pun sulit naik. Kondisi ini

terjadi bila lubang VSD besar, dan umumnya harus dilakukan operasi. Kalau lubang VSD

kecil/sedang dan letaknya di area ventricular septum tertentu, memang bisa menutup atau

mengecil sendiri.6

Jika hal ini dibiarkan dapat menyebabkan arteri pulmonalis menjadi vasokonstriksi dan

dapat menyebabkan terjadinya hipertensi pulmonal yang dikarenakan meningkatnya volume

darah yang menuju paru-paru. Hal ini mengakibatkan tekanan di ventrikel kanan menjadi lebih

besar dari ventrikel kiri, dan akhirnya darah mengalir dari kanan ke kiri. Itulah yang

menyebabkan terjadinya sianosis dikarenakan darah kotor yang ada di ventrikel kanan

bercambur dengan darah bersih yang ada di ventrikel kiri yang juga merupakan darah yang

nantinya akan dialirkan ke seluruh tubuh.

Gambaran Klinis

Sepuluh persen dari bayi baru lahir dengan VSD yang besar akan menimbulkan gejala

klinis dini seperti takipnue (napas cepat), tidak kuat menyusu, gagal tumbuh, gagal jantung

kongestif,  dan infeksi saluran pernapasan berulang.

Diagnosis Banding

1. Patent Ductus Arteriosus (PDA)

8

Page 9: Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah duktus arteriosus yang tetap terbuka. Duktus

arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan

arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara

fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada

usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus

Arteriosus). Duktus arteriosus memungkinkan darah untuk tidak melewati paru-paru. Pada janin,

fungsi ini penting karena janin tidak menghirup udara sehingga darah janin tidak perlu beredar

melewati paru-paru agar mengandung banyak oksigen. Janin menerima oksigen dan zat makanan

dari plasenta (ari-ari). Tetapi pada saat lahir, ketika bayi mulai bernafas, duktus arteriosus akan

menutup karena darah harus mengalir ke paru-paru agar mengandung banyak oksigen. Pada 95%

bayi baru lahir, penutupan duktus terjadi dalam waktu 48-72 jam.7,8

Duktus arteriosus adalah suatu pembuluh darah yang dilapisi oleh otot dan memiliki

fungsi khusus. Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media)

yang tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk

lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin yang tebal dan

tersusun rapat (unfragmented). Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus sensitif terhadap

mediator vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2). Jika kadar oksigen di dalam darah

meningkat (biasanya terjadi segera setelah bayi lahir), otot ini akan mengkerut sehingga duktus

menutup. Pada saat duktus menutup, darah dari jantung bagian kanan hanya mengalir ke paru-

paru (seperti yang terjadi pada orang dewasa).9

Pada beberapa anak, duktus tidak menutup atau hanya menutup sebagian. Hal ini terjadi

karena tidak adanya sensor oksigen yang normal pada otot duktus atau karena kelemahan pada

otot duktus. Adapun faktor resiko terjadinya PDA adalah prematuritas dan sindroma gawat

pernafasan. PDA juga mungkin terjadi karena infeksi rubela pada trimester pertama kehamilan.9

9

Page 10: Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

Gambar 3. Patent ductus arteriosus

2. Defek septum atrium

Defek septum atrium atau atrial septum defect (ASD), kadang-kadang disebut juga

sebagai kebocoran jantung, adalah jenis penyakit jantung bawaan di mana terdapat celah

abnormal pada septum atrium. Akibatnya, sejumlah darah beroksigen dari atrium kiri mengalir

melalui celah di septum ke atrium kanan, sehingga bercampur dengan darah miskin oksigen dan

meningkatkan jumlah darah yang mengalir ke paru-paru. Peningkatan aliran darah ke paru-paru

ini menciptakan suara mendesis-desis, yang dikenal sebagai murmur atau bising jantung. Defek

sekat atrium (ASD) dapat terjadi pada setiap bagian sekat atrium (sekundum, primum atau sinus

venosus).9 Pada saat anamnesis terkadang kita mendapatkan mayoritas pasien yang asimtomatik

dengan pertumbuhan normal sesuai anak seusianya.

Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan kiri

melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus

venousus di dekat muara vena kavasuperior, foramen ovale terbuka pada umumnya menutup

spontan setelah kelahiran, defek septum sekundum yaitu kegagalan pembentukan septum

sekundum dan defek septum primum adalah kegagalan penutupan septum primum yang letaknya

dekat sekat antar bilik atau pada bantalan endokard. Macam-macam defek sekat ini harus ditutup

dengan tindakan bedah sebelum terjadinya pembalikan aliran darah melalui pintasan ini dari

kanan ke kiri sebagai tanda timbulnya sindrome Eisenmenger. Bila sudah terjadi pembalikan

aliran darah, maka pembedahan dikontraindikasikan.

10

Page 11: Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

Berdasarkan letak lubang, ASD dibagi dalam tiga tipe, yaitu Ostium secundum, Ostium

primum, Sinus venosus. Penyebab ASD belum dapat diketahui secara pasti, sama halnya dengan

VSD ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian

ASD seperti faktor endogen dan eksogen. Darah artenal dari atrium kiri dapat masuk ke atrium

kanan melalui defek sekat ini. Aliran ini tidak deras karena perbedaan tekanan pada atrium kiri

dan kanan tidak begitu besar (tekanan pada atrium kiri 6 mmHg sedang pada atrium kanan 5

mmHg) . Adanya aliran darah menyebabkan penambahan beban pada ventrikel kanan, arteri

pulmonalis, kapiler paru-paru dan atrium kiri. Dengan bertambahnya volume aliran darah pada

ventrikel kanan dan arteri pulmonalis. Maka tekanan pada alat–alat tersebut naik., dengan adanya

kenaikan tekanan, maka tahanan katup arteri pulmonalis naik. Akibat adanya perbedaan tekanan

ini, timbul suatu bising sistolik.9

Gambar 4. Defek septum atriumKomplikasi

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi:

1. Gagal jantung berulang: akan menunjukkan gejala dan tanda pembengkakan jantung (jantung

menjadi besar), sesak nafas karena edema paru (paru penuh cairan), bisa fatal berakhir kematian.

2. Radang paru-paru (pneumonia/bronkopneumonia) berulang: gejala dan tanda berupa batuk-

batuk dengan sesak nafas disertai panas tinggi.

3.  Gagal tumbuh: anak terhambat pertumbuhannya sehingga jauh lebih kecil dibanding anak

normal. Pada KMS akan nampak berat badannya tidak naik bahkan turun.

5. Endokarditis infektif, yaitu infeksi yang terjadi pada lapisan dalam jantung.

11

Page 12: Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

6. Hipertensi pulmonal: tekanan di dalam pembuluh nadi paru meningkat karena kelebihan

volume aliran darah ke paru-paru.

7. Anak yang semula tidak biru akan menjadi biru di daerah mulut dan ujung-ujung jarinya

akibat hipertensi paru yang hebat, disebut sebagai Eisenmengerisasi. Bila ini sudah terjadi

biasanya operasi koreksi sudah tidak bisa untuk dilakukan lagi.

Penatalaksanaan

Tatalaksana Penderita Rawat Jalan

Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan. Diperlukan

operasi untuk mencegah endokarditis infektif.

Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai umur 4-

5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila terjadi gagal jantung diobati

dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun

atau sampai berat badannya 12 kg.

Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada keadaan

menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya menggunakan digitalis. Bila ada

anemia diberi transfusi eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat

ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah

berumur 6 bulan.

Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen:operasi paliatif atau operasi koreksi

total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami arteriosklerosis. Bila defek

ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat sekali dan akhirnya akan mengalami

dekompensasi. Bila defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat

disalurkan ke ventrikel kiri melalui defek.

Beberapa VSD menutup secara spontan. Penting untuk diperhatikian bahwa tindakan pembedahan

merupakan prosedur yang rumit dan bahwa pengikatan arteri pulmonal mungkin dilakukan sebagai

prosedur paliatif untuk bayi yang beresiko tinggi terhadap pembedahan.6

Pencegahan

Kasus penyakit jantung bawaan penyebabnya adalah multi faktor. Penyebabnya dapat

berasal dari faktor eksogen dan faktor endogen. Kalau dilihat dari faktor endogen, penyebabnya

seperti penyakit genetik, misal : down sindrom, mungkin agak sulit dilakukan tindakan

12

Page 13: Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

pencegahan. Sedangkan dari faktor eksogen seperti obat-obatan, penyakit ibu (rubella, DM), ibu

hamil dengan alkoholik, penyakit VSD sebenarnya dapat kita cegah dengan menghindari

penggunaan obat-obatan yang berlebihan, ibu hamil menghindari konsumsi alkohol, dan lain-

lain.

Prognosis

Pada VSD kecil, prognosisnya baik karena dapat menutup sendiri. Bagi defek yang tidak

dapat menutup dengan sendiri, hasil yang baik didapatkan melalui tindakan bedah.

Pada VSD besar, komplikasi dapat terjadi jika tidak ditangani dengan baik. Sebagian anak

walaupun diberi pengobatan medis intensif tetap meninggal juga. Sebagian lagi lambat laun akan

berkembang menjadi sindrom Eisenmenger yang pada umur muda juga akan meninggal. Bila

tindakan bedah dilakukan pada waktu yang tepat, penderita dapat mengecap kehidupan yang

normal.

Kesimpulan

Defek septum ventrikel merupakan penyakit jantung bawaan nonsianotik yang sering

terjadi mencapai angka 30%. Kelainan jantung bawaan (kongenital) ini karena terbukanya

lubang pada septum interventrikuler yang menyebabkan adanya hubungan aliran darah antara

ventrikel kanan dan kiri. Penyebab pasti dari munculnya kelainan ini masih idiopatik. Faktor

etiologi yang berperan hingga kini adalah faktor endogen (genetik) dan eksogen (prenatal).

Proses patofisiologis yang terjadi dapat dijelaskan salah satunya melalui tekanan lebih tinggi

pada ventrikel kiri yang meningkatkan aliran darah kaya oksigen melalui defek tersebut ke

ventrikel kanan. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain rontgen dada, EKG,

Echocardigrphy dan katerisasi jantung. Proses penyembuhan bisa terjadi secara spontan, namun

tindakan operatif jarang diperlukan untuk tindakan paliatif.

Daftar Pustaka

1. Dany F, Jaya DP. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis. Jakarta: EGC; 2009.

2. Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deterding RR. Clinical findings of ventricular septal

defect. Current Pediatric Diagnosis & Treatment. 2007.h.556-58.

3. Kliegman RM, Stantin BF, Schor NF, Behrman RE. Ilmu kesehatan anak nelson. Jakarta:

EGC; 2011.1573-82.

13

Page 14: Gejala Dan Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

4. Muttaqin A. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler. Jakarta:

Penerbit Salemba Medika; 2009.h.186-92.

5. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2007.h.516-7.

6. Muscari ME. Panduan belajar keperawatan pediatri. Jakarta: EGC; 2005.h.317-8.

7. Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses  penyakit.

Edisi 6. Volume 1 dan 2. Jakarta: EGC; 2005

8. Sadler, T.W. Embriologi kedokteran langman Edisi 7. Jakarta : EGC; 2006

9. Guyton, Arthur C. Hall, John E. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC;

2007.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25847/4/Chapter%20II.pdf

http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/02/13/ventrikel-septal-defek-vsd/

http://cupdate1.blogspot.com/2014/04/askep-pjb-penyakit-jantung-bawaan.html

http://www.pjnhk.go.id/content/view/4027/35/

http://growupclinic.com/2012/12/16/penatalaksanaan-terkini-ventricular-septal-defect-vsd/

http://pisaudokter.blogspot.com/2011/02/patent-ductus-arteriosus-pda.html

http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/02/13/atrium-septal-defek-asd/

http://merawatindonesiaku.blogspot.com/2013/10/asuhan-keperawatan-ventricular-

septal.html tipe vsd

14