Gastritis

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastritis atau yang umum dikenal dengan sebutan Maag adalah penyakit yang sering terjadi di masyarakat, namun begitu penyakit ini sering diremehkan dan disepelekan oleh penderitanya. Pada kenyataannya, penyakit gastritis tidak bisa diremehkan. Gastritis adalah penyakit pencernaan pada lambung yang dikarenakan oleh produksi asam lambung yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung. Penderitanya akan merasa perutnya perih dan mulas di daerah sekitar ulu hati. Jika hal ini dibiarkan dan diabaikan berlarut- larut maka akan memicu erosi mukosa lambung. Dalam beberapa kasus gastritis dapat menyebabkan bisul (ulkus) pada lambung dan peningkatan kanker perut. Kurang tahunya dan cara penanganan yang tepat merupakan salah satu penyebabnya.. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai klinik penyakit dalam pada umumnya. Masyarakat sering menganggap remeh panyakit gastritis, padahal ini akan semakin besar dan parah maka inflamasi pada lapisan mukosa akan tampak sembab, merah, dan mudah berdarah. 1

description

Gastritis

Transcript of Gastritis

BAB IPENDAHULUAN

0. Latar BelakangGastritis atau yang umum dikenal dengan sebutan Maag adalah penyakit yang sering terjadi di masyarakat, namun begitu penyakit ini sering diremehkan dan disepelekan oleh penderitanya. Pada kenyataannya, penyakit gastritis tidak bisa diremehkan. Gastritis adalah penyakit pencernaan pada lambung yang dikarenakan oleh produksi asam lambung yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung. Penderitanya akan merasa perutnya perih dan mulas di daerah sekitar ulu hati. Jika hal ini dibiarkan dan diabaikan berlarut-larut maka akan memicu erosi mukosa lambung. Dalam beberapa kasus gastritis dapat menyebabkan bisul (ulkus) pada lambung dan peningkatan kanker perut.Kurang tahunya dan cara penanganan yang tepat merupakan salah satu penyebabnya.. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai klinik penyakit dalam pada umumnya. Masyarakat sering menganggap remeh panyakit gastritis, padahal ini akan semakin besar dan parah maka inflamasi pada lapisan mukosa akan tampak sembab, merah, dan mudah berdarah. Penyakit gastritis sering terjadi pada remaja, orang-orang yang stres,karena stres dapat meningkatkan produksi asam lambung, pengkonsumsi alkohol dan obat-obatan anti inflamasi non steroid. Gejala yang timbul pada penyakit gastritis adalah rasa tidak enak pada perut, perut kembung, sakit kepala, mual, lidah berlapis. Penyakit gastritis sangat menganggu aktifitas sehari-hari, karena penderita akan merasa nyeri dan rasa sakit tidak enak pada perut. Selain dapat menyebabkan rasa tidak enak, juga menyebabkan peredaran saluran cerna atas, ulkus, anemia kerena gangguan absorbsi vitamin B12.

0. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :1. Apa definisi dari gastritis ?1. Apa etiologi dari gastritis ?1. Bagaimana patofisiologi dari gastritis ?1. Bagaimana manifestasi klinis dari gastritis ?1. Apa saja pemeriksaan diagnostik/penunjang untuk gastritis ?1. Bagaimana penatalaksanaan dari gastritis ?1. Bagaimana cara mencegah dan menangani gastritis ?1. Bagaimana manajemen asuhan keperawatan pada pasien gastritis ?

0. Tujuan Penulisan2. Tujuan UmumAgar para pembaca, mahasiswa keperawatan pada khususnya dapat mengetahui dan memahami tentang konsep dasar gastritis secara teoritis serta asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis.2. Tujuan KhususAdapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini bagi para pembaca dan mahasiswa keperawatan yaitu :1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari gastritis.1. Untuk mengetahui dan memahami etiologi gastritis.1. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi dari gastritis.1. Untuk mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari gastritis.1. Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostik/ penunjang gastritis.1. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan dari gastritis.1. Untuk mengetahui dan memahami cara mencegah dan menangani gastritis.1. Untuk mengetahui dan memahami manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis.

0. Manfaat PenulisanManfaat dari penulisan makalah ini yaitu bagi para pembaca selain dapat menambah wawasan, juga agar pembaca lebih mendalami tentang konsep dari angiofibroma nasofaring juvenilis Selain itu, bagi mahasiswa keperawatan khususnya, makalah ini dapat dijadikan bahan referensi dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai sehingga dapat hasil yang diharapkan dapat tercapai.

0. Metode PenulisanMetode penulisan yang dipakai dalam makalah ini adalah metode pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka baik berupa buku maupun informasi di internet yang berhubungan dengan judul makalah ini Gastritis.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi GastritisGastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung.Gastritis adalah segala radang mukosa lambung. Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut maupun kronis.Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di klinik. Gastritis ialah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster. Dalam kehidupan sehari-hari,sering kita dengar banyak orang mengeluh akan rasa tak enak perut bagian atas, misalnya rasa perut selalu penuh, mual-mual, perasaan panas pada perut, rasa pedih sebelum atau sesudah makan dan sebagainya.

2.2 Etiologi GastritisInfeksi kuman Helicobacter pylori merupakan kausa gastritis yang amat penting. Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter pylori pada orang dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi Helicobacter pylori lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa balita. Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman Helicobacter pylori yang dinilai dengan urea breath test pada pasien dispepsi dewasa, menunjukkan tendensi menurun. Di Negara maju, prevalensi infeksi kuman Helicobacter pylori pada anak sangat rendah. Di antara orang dewasa prevalensi infeksi kuman Helicobacter pylori lebih tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada di negara berkembang yakni sekitar 30%.Penggunaan antibiotika, terutama untuk infeksi paru dicurigai mempengaruhi penularan kuman dikomunitas karena antibiotika tersebut mampu mengeradikasi infeksi Helicobacter pylori, walaupun persentase keberhasilannya rendah. Pada awal infeksi kuman Helicabacter pylori mukosa lambung akan menunjukan respon inflamasi akut. Secara endoskopik sering tampak sebagai erosi dan tukak mulyipel antrum atau lesi hemorogik. Gastritis akut akibat helicobacter pilori sering diabaikan pasien sehingga penyakitnya berlanjut menjadi kronis.Terdapat beberapa jenis virus yang dapat meninfeksi mukosa lambung misalnya enteric rotavirus dan calicivirus. Kedua jenis virus itu dapat menimbulkan gastroentiritis, tapi secara histapotologi tidak sepesifik. Hanya cytomalogalovirus yang dapat eminimbulkan gambaran hostopatologi yang khas infeksi cytomegalo virus pada gaster biasanya merupakan bagian dari infeksi pada banyak orang lain, terutama pada organ muda.Jamur Candida species, Histoplasma capsulatum dan Mukonaceae dapat menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien immune compromised. Pasien yang sistem imunnya baik biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur, mukosa lambung bukan tempat yang mudah terkena infeksi parasit.Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :1. Gastritis AkutPenyebabnya adalah infeksi bakteri, virus, jamur, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung), makanan, bahan kimia misalnya lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.2. Gastritis KronikPenyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui, tetapi ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik yaitu :

1) Gastritis Infeksi(1) H. Pylori merupakan penyebab utama dari gastritis kronik.(2) Helicobacter heilmannii, mycobacteriosis, dan syphilis.(3) Infeksi parasit.(4) Infeksi virus.2) Gastritis Non-infeksi(1) Kondisi imunologi (autoimun).(2) Gastropati akibat kimia.(3) Gastropati uremik.(4) Gastritis granuloma non-infeksi kronik.

2.3 Patofisiologi Gastritis1. Gastritis AkutPengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis.Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer. Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan tersebut bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung.Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat menyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya terjadi difusi balik H+ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam berlebih menyebabkan edema lalu rusak.2. Gastritis KronisGastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung.H. Pyloritermasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung. Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut. Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak. Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteriH. Pyloritersebut dengan mengirimkan butir-butir leukosit, selT-killer, dan pelawan infeksi lainnya. Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksiH. Pyloritersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh.Polymorphmati dan mengeluarkan senyawa perusak radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagiH. Pylori.Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan).Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk.

2.4 Manifestasi Klinis Gastritis1. Gastritis Akut1) Anoreksia.2) Mual.3) Muntah.4) Nyeri epigastrum.5) Perdarahan saluran cerna pada Hematemasis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.2. Gastritis KronikGastritis kronik biasanya tidak atau sedikit menimbulkan gejala :1) Dapat timbul rasa tidak enak di abdomen.2) Nyeri ulu hati.3) Anoreksia.4) Mual dan muntah.5) Anemia.

2.5 Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Pada Gastritis1. Pemeriksaan darahTes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapatH. Pyloridalam darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.2. Uji napas ureaSuatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh ureaseH. Pyloridalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2). CO2cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.3. Pemeriksaan fecesTes ini memeriksa apakah terdapat bakteriH. Pyloridalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.4. Endoskopi saluran cerna bagian atasDengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.5. Rontgen saluran cerna bagian atasTes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.6. Analisis LambungTes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).7. Analisis StimulasiDapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal MAO (Maximum Acid Output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.

2.6 Penatalaksanaan Pada GastritisPengobatan gastritis meliputi :1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.3. Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain (Soeparman,1999)1. Gastritis akutFaktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet lambung, dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H, inhibitor pompa proton, antikolinergik, dan antacid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin. .(kapita selekta kedokteran jilid 1 edisi ke 3 FKUI hal:493).2. Gastritis kronikPada pusat-pusat pelayanan kesehatan dimana endoskopi tidak dapat dilakukan, penatalaksanaan diberikan seperti pada pasien dengan sindrom dispepsia, apalagi jika tes serology neagtif. Pertama-tama dilakukan adalah mengatasi dan menghindari penyebab pada gastritis akut, kemudian diberikan pengobatan empiris berupa antacid, antagonis H/inhibitor pompa proton dan obat-obat prokinetik. Jika endoskopi dapat dilakukan, dilakukan terapi eradikasi kecuali jika hasil CLO, kultur dan PA ketiganya negatif atau hasil serologi negatif. Terapi eradikasi juga diberikan pada seleksi khusus pasien yang menderita penyakit-penyakit lain.Terapi eradikasi diberikan selama 1-2 minggu dengan memperhatika efisiensi biaya. Regimen terapi dibagi 3, tripel, kuadrel, dan dual, namun yag biasa digunakan adalah tripel dan kuadrel. Jika terapi gagal , digunakan terapikuadrel. Pasien dianggap sembuh, hanya jika setelah 4minggu terapi selesai hasil pemeriksaan CLO dan PA negatif, selain itu terapi dianggap gagal. Secara lengkap regimen dan dosis terapi eradikasi. .(kapita selekta kedokteran jilid 1 edisi ke 3 FKUI hal:493-494).Pada gastritis, penatalaksanaanya dapat dilakukan dengan (medis dan non medis), yaitu sebagai berikut :1. Gastritis Akut1) Intruksikan pasien untuk menghindari alkohol.2) Bila pasien mampu makan melalui mulut, anjurkan diet mengandung gizi.3) Bila gejala menetap, cairan perlu diberi secara parenteral.4) Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran gastrofestinal.5) Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum.6) Untuk menetralisir alkhali gunakan jus lemon encer atau cuka encer.7) Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau perforasi.8) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.9) Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi polirus.2. Gastritis Kronik1) Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makan lunak diberikan sedikit tapi lebih sering.2) Mengurangi stress.3) H.pylori diatasi dengan antibiotik (seperti tetraciklin , amoxillin) dan gram bismuth (pepto-bismol).

2.7 Pencegahan GastritisAda berbagai cara untuk mengatasi agar tidak terkena penyakit gastritis dan untuk menyembuhkan gastritis agar tidak menjadi parah yaitu dengan banyak minum + 8 gelas/hari, istirahat cukup, kurangi kegiatan fisik, hindari makanan pedas dan panas dan hindari stres. Untuk pencegahan itu peran pelaksanaan kesehatan sangat pentingyaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua warga masyarakat tentang gastritis, baik cara mencegahnya maupun cara menanganinya. Peran keluarga dan lingkungan juga mendorong penurunan terjadinya gastritis, yaitu dengan cara hidup sehat.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS

3.1 Pengkajian3.1.1 Anamnesa meliputi :1. Nama : 2. Usia : 3. Jenis kelamin : 4. Jenis pekerjaan : 5. Alamat : 6. Suku/bangsa : 7. Agama : 8. Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.9. Riwayat sakit dan kesehatan1) Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah.2) Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.3) Riwayat penyakit dahulu: Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.3.1.2 Pemeriksaan fisik, yaituReview of system(ROS)Keadaan umum: tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di kwadran epigastrik.1. B1(breath) : takhipnea.2. B2 (blood):takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.3. B3 (brain): sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.4. B4 (bladder): oliguria, gangguan keseimbangan cairan.5. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap makanan pedas.6. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan3.1.3 Fokus Pengkajian1. Aktivitas / IstirahatGejala : kelemahan, kelelahan.Tanda : takikardia, takipnea/hiperventilasi (respons terhadap aktivitas).2. SirkulasiGejala : kelemahan, berkeringatTanda : 1) Hipotensi (termasuk postural).2) Takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia).3) Nadi perifer lemah.4) Pengisian kapiler lambat/perlahan (vasokonstriksi).5) Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah).6) Kelemahan kulit/membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respons psikologik).3. Integritas egoGejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak berdaya.Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.

4. EliminasiGejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan GE, misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi/karakteristik feses.Tanda : 1) Nyeri tekan abdomen, distensi.2) Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan.3) karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).4) Haluaran urine : menurun, pekat.5. Makanan / CairanGejala : 1) Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).2) Masalah menelan : cegukan.3) Nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntahTanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).6. NeurosensiGejala : rasa berdenyut, pusing/sakit kepala karena sinar, kelemahan.Tanda: tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur, disorientasi/bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).

7. Nyeri / KenyamananGejala : 1) Nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan/distres samar-samar setelah makan banyakdan hilang dengan makan (gastritis akut).2) Nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster).3) Nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal).4) Tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).5) Faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.Tanda : Wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit.8. KeamananGejala : Alergi terhadap obat/sensitif misal : ASATanda : Peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis/hipertensi portal).9. Penyuluhan/PembelajaranGejala : Adanya penggunaan obat resep/dijual bebas yang mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan (Doengoes, 1999, hal: 455).

3.2 Diagnosa Keperawatan1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung2. Risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan keluarnya cairan dari muntah yang berlebihan 3. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat sekunder akibat mual, muntah dan anoreksia.4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.5. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit.

3.3 Intervensi1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam.Kriteria Hasil :1) Nyeri klien berkurang atau hilang.2) Skala nyeri 0.3) Klien dapat relaks.4) Keadaan umum klien baik.Intervensi :1) Puasakan pasien di 6 jam pertama.Rasional : Mengurangi inflamasi pada mukosa lambung.2) Berikan makanan lunak sedikit demi sedikit dan berikan minuman hangat.Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan setelah puasa terlalu cepat.3) Atur posisi yang nyaman bagi klien.Rasional : Posisi yang tepat dan dirasa nyaman oleh klien dapat mengurangi resiko klien terhadap nyeri.4) Ajarkan teknik distraksi dan reklasasi.Rasional : Dapat membuat klien jadi lebih baik dan melupakan nyeri.

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik.Rasional : Analgetik dapat memblok reseptor nyeri pada susunan saraf pusat.

2. Risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan keluarnya cairan dari muntah yang berlebihan.Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam setelah diberikan asupan, nutrisi yang adekuat pasien terpenuhi.Kriteria hasil :1) Pasien dapat mempertahankan status asupan nutrisi yang adekuat. 2) Pernyatan motivasi yang kuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi nya.Intervensi :1) Kaji status nutrisi pasien, turgor kulit, berat badan dan derajat penurunan berat badan, integritas mukusa oral, kemampuan menelan, riwayat mual/muntah, dan diare.Rasional : Memvalidasi dan menetapkan derajat masalah untuk menetapkan pilihan intervensi yang tepat.2) Fasilitasi pasien memperoleh diet biasa yang disukai pasien(sesuai indikasi).Rasional : Memperhitungkan keinginan individu dapat memperbaiki intake nutrisi.3) Pantau intake dan autput,anjurkan untuk timbang berat badan secara periodik (seminggu sekali).Rasional : Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan.makanan dan cairan tidak diijinkan masuk per oral selama beberapa jam atau beberapa hari sampai gejala aku berkurang,bila makanan diberikan,ada gejala yang menunjukan berulangnya episode gastritis dievaluasi dan dilaporkan.4) Lakukan dan ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan, serta sebelum dan sesudah intervensi atau pemeriksaan per oralRasional : Menurunkan rasa tidak enak karena sisa makanan dan bau obat yang dapat meransang pusat muntah.5) Fasilitasi pasien memperoleh diet sesuai indikasi dan anjurkan menghindari paparan dari agen iritan.Rasional : Konsumsi minuman yang mengandung kafein hindari karena kafein adalah stimulan sitem saraf pusat yang dapat meningkatkan aktivitas lambung dan sekresi pepsin.konsumsi alkoho juga dihindari,demikian juga dengan rokok karena nikotin akan mengurangi sekresi bikarbonat pankreas sehingga akan memperlambat netralisasi asam lambung dalam dudenum. Nikotin juga meningkatkan stimulasi parasimpatis yang meningkatkan aktivitas otot didalam usus dan dapat menimbulkan mual dan muntah..6) Kolaborasi dengan ahli diet untuk menetapkan komposisi dan jenis diet yang tepat.Rasional : Merencanakan diet dengan kandungan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi dan kalori sehubungan dengan status hipermetabolik pasien.7) Kolaborasi untuk pemberian anti muntah.Rasional : Meningkatkan rasa nyaman pada gastrointestinal dan meningkatkan keinginan intake nutrisi dari cairan per oral.3. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat sekunder akibat mual, muntah dan anoreksia.Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhiKriteria hasil :1) Keadaan umum cukup2) Turgor kulit baik3) BB meningkat4) Kesulitan menelan berkurangIntervensi :1) Anjurkan pasien untuk makan sedikit demisedikit dengan porsi kecil namun sering.Rasional : Menjaga nutrisi tetap terpenuhi dan mencegah terjadinya mual dan muntah yang berlanjut.2) Berikan makanan yang lunak dan makanan yang di sukai pasien/di gemari.Rasional : Mempermudah pasien dalam mengunyah makanan.3) Lakukan oral higyne 2x sehari.Rasional : Kebersihan mulut akan merangsang nafsu makan pasien.4) Timbang BB pasien setiap hari dan pantau turgor kulit,mukosa bibir dllRasional : Mengetahui status nutrisi pasien.5) Kolaborasi dengan tim ahli gizi dalam pemberian menu.Rasional : Mempercepat pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan pemberian menu yang tepat sasaran.

4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.Tujuan :Klien dapat beraktivitas.Kriteria hasil :1) Klien dapat beraktivitas tanpa bantuan.2) Skala aktivitas 0-1Intervensi :1) Observasi sejauh mana klien dapat melakukan aktivitas.Rasional : Mengetahui aktivitas yang dapat dilakukan klien.2) Berikan lingkungan yang tenang.Rasional : Meningkatkan istirahat klien.3) Berikan bantuan dalam aktivitas.Rasional : Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila klien melakukan sesuatu sendiri.4) Jelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien.Rasional : supaya klien tahu pentingnya beraktifitas.5) Tingkatkan tirah baring atau duduk dan berikan obat sesuai dengan indikasi.Rasional : Tirah baring dapat meningkatkan stamina tubuh pasien sehinggga pasien dapat beraktivitas kembali.

5. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit.Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperwatan 1x24jam pasien Kriteria Hasil :1) Mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara terbuka.2) Melaporkan berkurangnya cemas dan takut.3) Mengungkapkan mengerti tentangpeoses penyakit.4) Mengemukakan menyadari terhadap apa yang diinginkannya yaitu menyesuaikan diri terhadap perubahan fisiknyaIntervensi :1) Awasi respon fisiologi misalnya: takipnea, palpitasi, pusing, sakit kepala, sensasi kesemutan.Rasional : Dapat menjadi indikator derajat takut yang dialami pasien, tetapi dapat juga berhubungan dengan kondisi fisik atau status syok.2) Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan umpan balik.Rasional : Membuat hubungan terapeutik.3) Berikan informasi yang akurat.Rasional : .Melibatkan pasien dalam rencana asuhan dan menurunkan ansietas yang tak perlu tentang ketidaktahuan.4) Berikan lingkungan yang tenang untuk istirahat.Rasional : Memindahkan pasien dari stresor luar, meningkatkan relaksasi, dapat meningkatkan keterampilan koping.5) Dorong orang terdekat untuk tinggal dengan pasien.Rasional : Membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi seorang diri.6) Tunjukan teknik relaksasi.Rasional : Belajar cara untuk rileks dapat membantu menurunkan takut dan ansietas

BAB IVPENUTUP 4.1 KesimpulanGastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktorfaktor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tandatanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya.

4.2 SaranDiharapkan dengan adanya pembuatan materi ini, pengetahuan kita tentang penyakit gastritis dapat bertambah sehingga kita dapat mengetahui tentang gejala serta cara penanganan atau pengobatan penyakit gastritis ini.

DAFTAR PUSTAKAHadi, Sujono.2002.Gastroenterologi; Ed 7.Bandung: Penerbit Alumni.Robbins.2007. Buku Ajar Patologi; Ed. 7, Vol.2. Jakarta: EGC.Sudoyono, Aru W dan Bambang Setiyohadi. 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna PublishingMuttaqin, Arif dan Kumala Sari.2011.Gangguan Gastrointestinal; Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: Salemba Medika.

23