Gangguan Bahasa Dan Bicara

5
Gangguan Bahasa dan Bicara Gangguan dalam perkembangan bahasa dan bicara selain menyebabkan hambatan dalam bidang akademik juga akan menyebabkan hambatan dalam hubungan social. Keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa pada anak dapat didefinisikan sebagai “keterlambatan dalam perkembangan bicara dan atau berbahasa dibandingkan dengan control yang sesuai menurut usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, dan kecerdasan”, atau perbedaan antara kemampuan potensi anak untuk berbicara dan kinerja yang benar-benar diamati. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik diperlukan dua aspek yaitu aspek pertama aspek sensorik (input bahasa) yang melibatkan telinga dan mata dan kedua adalah aspek motorik (output bahasa) yang melibatkan vokalisasi dan pengaturannya. Otak memiliki tiga pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat bersifat reseptif mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya bersifat ekspresif yang mengurus pelaksanaan bahasa lisan dan tulisan. Ketiganya berada di heisfer dominant dari otak atau system susunan saraf pusat. Kedua pusat bahasa reseptif tersebut adalah area 41 dan 42 yang disebut sebagai “area Wernicke”. Area ini merupakan pusat persepsi auditoro- leksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan atau verbal. Area 39 Broadman adalah pusat persepsi visuo-leksik yang mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang berhubungan dengan bahasa tulis. Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresif. Ketiga pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi. Maturasi 8-24 bulan, sedangkan maturasi perkembangan bicara ekspresif terjadi di area Broca pada usia 12-24 bulan. Secara umum perkembangan bahasa pada anak dibagi menjadi lima tahaoan sebagai berikut: 1. Vokalisasi Reflektif Saat baru lahir, bayi menangis secara reflek. Bayi belum mampu merespon secara berbeda terhadap berbagai rangsangan yang berbeda. 2. babbling

Transcript of Gangguan Bahasa Dan Bicara

Page 1: Gangguan Bahasa Dan Bicara

Gangguan Bahasa dan Bicara

Gangguan dalam perkembangan bahasa dan bicara selain menyebabkan hambatan dalam bidang akademik juga akan menyebabkan hambatan dalam hubungan social. Keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa pada anak dapat didefinisikan sebagai “keterlambatan dalam perkembangan bicara dan atau berbahasa dibandingkan dengan control yang sesuai menurut usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, dan kecerdasan”, atau perbedaan antara kemampuan potensi anak untuk berbicara dan kinerja yang benar-benar diamati.

Untuk dapat berkomunikasi dengan baik diperlukan dua aspek yaitu aspek pertama aspek sensorik (input bahasa) yang melibatkan telinga dan mata dan kedua adalah aspek motorik (output bahasa) yang melibatkan vokalisasi dan pengaturannya. Otak memiliki tiga pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat bersifat reseptif mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya bersifat ekspresif yang mengurus pelaksanaan bahasa lisan dan tulisan. Ketiganya berada di heisfer dominant dari otak atau system susunan saraf pusat. Kedua pusat bahasa reseptif tersebut adalah area 41 dan 42 yang disebut sebagai “area Wernicke”. Area ini merupakan pusat persepsi auditoro-leksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan atau verbal. Area 39 Broadman adalah pusat persepsi visuo-leksik yang mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang berhubungan dengan bahasa tulis. Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresif. Ketiga pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi. Maturasi 8-24 bulan, sedangkan maturasi perkembangan bicara ekspresif terjadi di area Broca pada usia 12-24 bulan.

Secara umum perkembangan bahasa pada anak dibagi menjadi lima tahaoan sebagai berikut:

1. Vokalisasi ReflektifSaat baru lahir, bayi menangis secara reflek. Bayi belum mampu merespon secara berbeda terhadap berbagai rangsangan yang berbeda.

2. babblingpada usia 4-9 bulan, saat bayi merasa lapar atau tidak nyaman dia akan mengeluarkan suara. Tidak seperti sebelumnya, suara yang dikeluarkan dapat dibedakan sesuai keinginan atau perasaan bayi.

3. LallingDimulai pada usia 6 bulan. Pada tahap ini bayi mulai mengucapkan kata dengan pengulangan suku kata seperti ”ma.. ma.., ba.. ba..”

4. EchoalliaTahap ini terjadi saat berusia 9-10 bulan. Ia mulai meniru suara yang didengarkannya dari lingkungan sekitar.

5. True-SpeechRata-rata anak benar-benar mulai berbicara saat berumur 12-13 bulan meskipun pengucapannya tidak sempurna seperti orang dewasa.

Para ahli terapi wicara membagi gangguan bicara menjadi lima macam. Gangguan bicara tersebut adalah:

1. Gangguan Kefasihan Berbicara

Page 2: Gangguan Bahasa Dan Bicara

Terganggunya aliran bicara oleh hambatan yang abnormal termasuk dalam gangguan kefasihan bicara antara lain kegagapan dan bicara cadel.

2. gangguan Suaramasalah pitch, volume, atau kualitas suara yang mengalihkan pehatian pendengar dari apa yang dikatakannya. Jenis gangguan ini dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan bagi anak ketika berbicara.

3. Keterlambatan BicaraKelainan ini ditandai dengan perkembangan bahasa yang terlambat pada anak.

4. AfasiaYaitu hilangnya sebagian atau seluruh kemampuan untuk berbicara atau memahami bahasa.

Penyebab gangguan bicara sendiri diakibatkan oleh berbagai hal, berikut merupakan penyebab gangguan bicara yang sering ditemukan:

1. Retardasi MentalPenyebab paling sering keterlambatan bicara adalah retardasi mental, yang jumlahnya diperkirakan melebihi 50% dari jumlah keseluruhan kasus. Anak dengan retardasi mental biasanya disertai dengan keterlambatan bahasa global, pemahaman pendengaran, dan motorik. Penyebab retardasi mental yang telah diketahui adalah cacat genetik, infeksi intrauterin, insufisiensi plasenta, obat yang dikonsumsi ibu saat hamil, hipotiroidisme, keracunan, meningitis, atau ensefalitis, dan kelainan metabolisme.

2. gangguan Pendengaranpendengaran yang intak dalam beberapa tahun pertama kehidupan sangat mempengaruhi perkembangan bahasa dan bicara. Gangguan pendengaran yang terjadi pada tahap awal perkembangan dapat menyebabkan keterlambatan bicara yang serius.

3. Keterlambatan MaturasiKeterlambatan maturasi banyak menyebabkan keterlambatan bicara (late talkers). Dalam kondisi ini, penundaan terjadi dalam pematangan proses saraf sentral yang diperlukan untuk menghasilkan bicara. Prognosis anak dengan keterlambatan bahasa ini sangat baik. Biasanya mereka akan memiliki perkembangan bicara yang normal pada usia masuk sekolah.

4. Gangguan Bahasa EkspresifAnak dengan gangguana bahasa ekspesif (afasia perkembangan ekspresif) gagal untuk mencapai perkembangan bicara sesuai umurnya. Anak dengan kelainan ini memiliki kecerdasan normal, hubungan emosional yang baik, dan ketrampilan artikulasi normal. Defisit utama terjadi karena disfungsi otak yang menyebabkan ketidakmampuan untuk menterjemahkan bahasa perseptif yang telah ada menjadi bahasa ekspresif, sehingga tidak muncul bicara.

5. BilingualLingkungan rumah dengan penggunaan dua bahasa atau lebih dpaat menyebabkan terlambatnya adak untuk memahami kedua bahasa tersebut.

6. Gangguan PsikososialKekurangan fisik, misalnya kemiskinan, masalah perumahan, dan malnutrisi serta deprivasi sosial, misalnya stimulasi linguistik yang tidak memadai, ketidakhadiran orang tua, stres emosional, dan penelantaran anak memiliki efek buruk pada perkembangan bicara anak.

Page 3: Gangguan Bahasa Dan Bicara

7. AutismeAdalah gangguan perkembangan berbasis neurologis dengan onset sebelum anak mencapai usia 36 bulan. Autisme ditandai oleh keterlambatan perkembangan bahasa dan perkembangan bahasa yang menyimpang, kegagalan mengembangkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, perilaku ritualistik, dan kompulsif termasuk aktivitas motorik stereotip yang berulang.

8. Bisu ElektifAdalah suatu kondisi dimana anak-anak tidak berbicara karena mereka tidak mau. Biasanya anak-anak dengan bisu elektif akan berbicara ketika mereka sendiri, dengan teman-teman mereka dan kadang orang tua mereka, tetapi mereka tidak mau berbicara di sekolah, dalam situasi umum atau dengan orang yang belum dikenlanya.

9. Palsi SerebralKeterlambatan bicara paling sering pada anak dengan palsi serebral tipe ayhetoid. Gangguan bicara terjadi karena adanya kehilangan pendengaran, inkoordinasi atau gangguan kelenturan otot-otot lidah, retardasi mental, atau cacat pada kortek serebral.

Diagnosis keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa hampir sama dengan gangguan perkembangan lainnya, yaitu membedakannya dari variasi perkembangan yang normal. Diawali dengan anamnesis yang menyeluruh, dengan perhatian khusus terutama terhadap riwayat perkembangan bahasa. Selain itu dilakukan pemeriksaan fisik dan uji skrining. Deteksi dini keterlambatan bicara dapat dilakukan dengan beberapa alat skrining. Early Language Milestone Scale – 2 adalah alat sederhana yang dapat diguankan untuk menilai perkembangan bahasa pada anak yang lebih muda dari tiga tahun. Penilaiannya dapat dilakukan dengan anamnesis kepada orang tua atau sesekali melakukan pemeriksaan langsung terhadap anak. Berikut ini Early Language Milestone Scale – 2

Page 4: Gangguan Bahasa Dan Bicara

Terpai sebaiknya dimulai saat diagnosis ditegakkan. Dalam prakteknya, diagnosis sering didapatkan terlambat karena adanya variasi perkembangan normal atau orang tua baru mengeluhkan gangguan ini kepada dokter saat mencurigai adanya kelainan pada anaknya, sehingga para dokter lebih sering dihadapkan pada aspek kuratif dan rehabilitatif dibandingkan preventif. Tata laksana dini terhadap gangguan ini akan membantu anak-anak dan orang tua untuk menghindari atau memperkecil kelainan di masa sekolah.

Lestari ED dan Riza M. 2012. Pediatric Clinical Practice dalam Simposium Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan II Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Moewardi. Surakarta:UNS Press