183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Devinisi Bicara dan bahasa merupakan dua istilah yang berbeda, yang mana penggunaan istilah ini terkadang sering kali dipertukarkan.Bahasa mencakup setiap sarana komunikasi dengan menyimpulkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan maksud kepada orang lain, termasuk di dalamnya perbedaan bentuk komunikasi yang luas seperti : tulisan, bicara, bahasa, simbol, ekspresi muka, isyarat, pantomim, dan seni. Bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakkan artikulasi atau kata untuk menyampaikan maksud. Karena bicara merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif, maka penggunanya pun juga paling luas dan paling penting. 1 Masalah bicara dan bahasa sebenarnyaberbeda tetapi kedua masalah ini sering kali tumpan g tindih. 2 Gangguan bicara adalah gangguan yang berhubungan dengan intensitas dan penekanan bunyi dengan kesulitan menghasilkan bunyi yang spesifik untuk bicara atau gangguan dalam kualitas suara. Gangguan perkembangan ini berhubungan erat dengan umur, jenis kelamin, dan latar belakang budaya. 5 Gangguan bicara terdiri dari masalah artikulasi, masalah suara (resonance disorders),masalah kelancaran berbicara (fluency), dan afasia(kesulitan dalam menggunakan kata kata, biasanya akibat cedera otak).Masalah artikulasi mencakup kesulitan memproduksi suara atau mengucapkan kata yang salah. Masalah kelancaran bicara mencakup masalah gagap 1

description

GANGGUAN

Transcript of 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

Page 1: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Devinisi

Bicara dan bahasa merupakan dua istilah yang berbeda, yang mana penggunaan istilah

ini terkadang sering kali dipertukarkan.Bahasa mencakup setiap sarana komunikasi dengan

menyimpulkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan maksud kepada orang lain,

termasuk di dalamnya perbedaan bentuk komunikasi yang luas seperti : tulisan, bicara,

bahasa, simbol, ekspresi muka, isyarat, pantomim, dan seni.

Bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakkan artikulasi atau kata untuk

menyampaikan maksud. Karena bicara merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif,

maka penggunanya pun juga paling luas dan paling penting.1Masalah   bicara   dan bahasa  

sebenarnyaberbeda tetapi kedua masalah ini sering kali tumpang tindih.2

Gangguan bicara adalah gangguan yang berhubungan dengan intensitas dan

penekanan bunyi dengan kesulitan menghasilkan bunyi yang spesifik untuk bicara atau

gangguan dalam kualitas suara. Gangguan perkembangan ini berhubungan erat dengan

umur, jenis kelamin, dan latar belakang budaya.5

Gangguan bicara  terdiri   dari  masalah   artikulasi,  masalah   suara (resonance

disorders),masalah kelancaran  berbicara (fluency), dan afasia(kesulitan

dalam menggunakan katakata, biasanya akibat cedera otak).Masalah artikulasi mencakup

kesulitan memproduksi suara atau mengucapkan kata yang salah. Masalah kelancaran

bicara mencakup masalah gagap (stuttering) yang merupakan kondisi dimana kelancaran

bicara terganggu akibat abnormal stoppages, pengulangan (st-st-stuttering), atau suara

prolong (ssssstuttering). Sedangkan masalah resonansi mencakup masalah nada, volume,

atau kualitas suara anak.

Gangguan perkembangan artikulasi meliputi kegagalan mengucapkan satu huruf

sampaibeberapa huruf. Sering terjadi penghilangan atau penggantian bunyi huruf itu

sehinggamenimbulkan kesan bahwa bicaranya seperti anak kecil. Selain itu juga dapat

berupa gangguandalam nada, volume atau kualitas suara.

Afasia yaitu kehilangan kemampuan untuk membentuk katakata atau

kehilangankemampuan untuk menangkap arti katakata sehingga pembicaraan tidak dapat

berlangsung dengan baik. Anakanak dengan afasia didugamemiliki riwayat perkembangan

bahasa awal yang normal,dan onset terjadi setelah trauma kepala atau gangguan neurologis

lain   (sebagai   contohnyakejang),7,8,9

1

Page 2: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

Gagap adalah gangguan kelancaran atau abnormalitas dalam kecepatan atau irama

bicara.Terdapat pengulangan suara, suku kata atau kata, atau suatu bloking yang

spasmodik, biasaterjadi spasme tonik dari otototot bicara seperti lidah, bibir, dan laring dan

dipengaruhi oleh adanya riwayat gagap dalam keluarga.Selain itu, gagap juga dapat

disebabkan oleh tekanan dari orang tua agar anak bicara dengan jelas, gangguan

lateralisasi, rasa tidak aman, dan kepribadian anak.7,8,10

Dalam mengatasi masalah gangguan bicara diperlukan stimulasi, yaitu kegiatan

merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh danberkembang secara optimal.

Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap

kesempatan yang dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengasuh, maupun orangorang terdekat

dalam kehidupan  seharihari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan gangguan yang

menetap.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui patogenesis, diagnosis, deteksi dini, dan intervensi gangguan bicara

pada anak.

1.3 Batasan Masalah

Referat ini membahas tentang patogenesis, diagnosis, deteksi dini, dan intervensi

gangguan bicara pada anak.

1.4 Metode Penulisan

Metode yang dipakai adalah tinjauan kepustakaan dengan merujuk kepada berbagai

literatur.

1.5 Manfaat Penulisan

Referat ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi dan

pengetahuan tentang patogenesis, diagnosis, deteksi dini, dan intervensi gangguan bicara

pada anak.

2

Page 3: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

BAB IIRUANG LINGKUP

2.2 Epidemiologi

Perkembangan normal bicara dan bahasa dapat diprediksi dengan kemampuan anak

untuk mendengar, melihat, mengolah, dan mengingat.2 Gangguan bicara dan bahasa

merupakan gangguan perkembangan yang banyak ditemukan pada anak usia 3-16 tahun.

Prevalensi dari gangguan ini berkisar antara 1-32% yang dipengaruhi oleh umur saat

ditemukan dan metode diagnosis yang digunakan.5

Gangguan bicara dan bahasa dialami oleh 8% anak usia prasekolah. Gangguan

keterlambatan bicara terjadi sebanyak 20% pada anak umur 2 tahun dan 19% pada anak

umur 5 tahun. Gagap terjadi 4-5% pada usia 3-5 tahun dan 1% pada usia remaja. Laki-laki

memiliki gangguan bicara dan bahasa hampir dua kali lebih banyak daripada wanita.2

2.3 Fisiologi bicara

Terdapat dua aspek dalam proses terjadinya bicara, yaitu aspek sensorik(input

bahasa) dan motorik(output bahasa). Aspek sensorik meliputi pendengaran, penglihatan,

dan rasa raba yang berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat, dan dirasa.

Aspek motorik melibatkan vokalisasi dan pengaturannya.11

Otak memiliki tiga pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat bersifat

reseptif yang mengurus penangkapan bahasa lisan dantulisan serta, satu pusatlainnya

bersifat ekspresif yang menguruspelaksanaan bahasa lisan dan tulisan.Ketiganya berada di

hemisfer dominan dari otak atau system susunan saraf pusat. Kedua

pusatbahasa reseptif tersebut adalah area 41 dan 42 disebut area Wernicke, merupakan

pusat persepsi auditoroleksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu

yang berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). Area 39 Broadman adalah pusat persepsi

visuoleksik yangmengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang bersangkutan

dengan bahasa tulis.Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresif. Ketiga pusat

tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi.4,11

Saat mendengar pembicaraan maka getaran udara yang ditimbulkan akan masuk

melalui lubang telinga luar kemudian menimbulkan getaran pada membrane timpani. Dari

sini rangsangan diteruskan oleh ketiga tulang kecil dalam telinga tengah ke telinga bagian

3

Page 4: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

dalam. Di telinga bagian dalam terdapat reseptor sensoris untuk pendengaran yang disebut

koklea. Saat gelombang suara mencapai koklea maka impuls ini diteruskan oleh saraf VIII

ke area pendengaran primer di otak diteruskan ke area Wernicke.Kemudian jawaban

diformulasikan dan disalurkan dalam bentuk artikulasi, diteruskan ke area motorik di otak

yang mengontrol gerakan bicara.Selanjutnya proses bicara dihasilkan oleh vibrasi dari pita

suara yang dibantu oleh aliran udara dari paruparu sedangkan

bunyi dibentukoleh gerakan bibir, lidah dan palatum (langitlangit). Jadi untuk proses

bicara diperlukan koordinasi system saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran

sangat penting.2,3,11

Untuk dapat mengucapkan katakata sebaikbaiknya, sehingga bahasa yang didengar

dapat ditangkap dengan jelas dan setiap suku kata dapat terdengar secara terinci, maka,

mulut, lidah, bibir, palatum mole dan pita suara, serta otototot pernafasan harus melakukan

gerakan sempurna.Bila ada salah satu gerakan tersebut diatas terganggu, timbullah cara

berbahasa yang kurang jelas ada katakata yang seolaholah ”ditelan”

terutama pada akhir kalimat.12

2.4 Tahap perkembangan bicara

Tahap perkembangan bicara dan bahasa pada anak normal tampak pada table berikut:4

Umur

(bulan)

Bahasa reseptif

(bahasa pasif)

Bahasa ekspresif

(bahasa aktif)

1 Kegiatan anak terhenti

akibat suara

Vokalisasi yang masih

sembarang, terutama huruf

hidup

2 Tampak mendengarkan

ucapan pembicara, dapat

tersenyum pada

pembicaraan

Tanda-tanda vokal yang

menunjukkan perasaan

senang, senyum sosial

3 Melihat kearah pembicara Tersenyum sebagai jawaban

terhadap pembicara

4 Memberi tanggapan yang

berbeda terhadap suara

bernada marah/senang

Jawaban vokal terhadap

rangsang sosial

4

Page 5: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

5 Bereaksi terhadap panggilan

namanya

Mulai meniru suara

6 Mulai mengenal kata-kata

”da da, papa, mama”

Protes vokal, berteriak

kerana kegirangan

7 Bereaksi terhadap kata-kata

naik, kemari, dada

Mulai menggunakan suara

mirip kata-kata kacau

8 Menghentikan aktifitas bila

namanya dipanggil

Menirukan rangkaian suara

9 Menghentikan kegiatan bila

dilarang

Menirukan rangkaian suara

10 Secra tepat menirukan

variasi suara tinggi

Kata-kata pertama mulai

muncul

11 Reaksi terhadap pertanyaan

sederhana dengan melihat

atau menoleh

Kata-kata kacau mulai

dapat dimengerti dengan

baik

12 Reaksi dengan melakukan

gerakan terhadap berbagai

pertanyaan verbal

Mengungkapkan kesadaran

tentang obyek yang telah

akrab dan menyebu

namanya

15 Mengetahui dan mengenali

nama-nama bagian tubuh

Kata-kata yang benar

terdengar diantara kata-kata

yang kacau, sering dengan

disertai gerakan tubuhnya

18 Dapat mengetahui dan

mengenali gambar-gambar

obyek yang sudah akrab

denganya jika obyek

tersebut disebut namanya

Lebih banyak menggunakan

kata-kata daripada gerakan

untuk mengungkapkan

keingingannya.

21 Akan mengikuti petunjuk

yang berurutan (ambil

topimu dan letakkan di atas

meja)

Mulai mengkombinasikan

kata-kata (mobil papa,

mama berdiri)

24 Mengetahui lebih banyak Menyebut nama sendiri

5

Page 6: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

kalimat yang lebih rumit

Perkembangan bicara normal melalui beberapa tahapan perkembangan bicara yaitu

coding, babbling, echolalia, jargon, kata dan kombinasi kata dan pembentukan kalimat,

seperti yang tercantum dalam tabel berikut20:

Tabel perkembangan bicara normal

Pendengaran dan Pengertian Bicara

4-8 bulan:

mata bergerak ke arah suara

respons terhadap suara

perhatian terhadap mainan yang

mengeluarkan suara

pengertian terhadap musik

Babbling dengan berbagai huruf awal ”b”,

”p”p, ”m”

suara kegembiraan atau sedih

suara saat sendiri atau bermain

7 bulan – 1 tahun:

mengerti permainan ”ciluk-ba”

menoleh dan melihat ke arah suara

mendengarkan saat orang berbicara

mengerti beberapa kata: sepatu, gelas

respon terhadap permintaan sederhana

seperti ke sini, mau lagi

Babbling dengan kata panjang dan pendek

seperti ”tata”, ”bibibi”

menggunakan kata atau suara untuk

mendapat perhatian

mengucapkan 1-2 kata

1-2 tahun:

menunjuk anggota tubuh

mengikuti perintah dan permintaan yang

mudah

mendengar cerita sederhana, lagu dan

irama

menunjuk gambar sesuai dengan namanya

kata-kata bertambah tiap bulan

menggunakan 1-2 kata tanya

mengucapkan dua kata bersamaan

mengucapkan 10 kata saat usia 19 bulan

2-3 tahun:

mengerti perbedaan dengan artinya

mengikuti 2 tahap perintah: ambil buku itu

dan letakkan di meja

mempunyai kata untuk semua benda

berbicara dengan 2-3 kata dalam kalimat

2. 5 Etiologi dan Patogenesis Gangguan Bicara pada Anak

6

Page 7: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

Penyebab kelainan bicara bermacam – macam yang melibatkan berbagai faktor

yang dapat saling mempengaruhi, antara lain kemampuan lingkungan, pendengaran,

kognitif, fungsi saraf, emosi psikologis dan lain sebagainya.4

Menurut Aram DM( dalam Soetjiningsih ), mengatakan bahwa gangguan bicara

pada anak dapat disebabkan oleh kelainan berikut ini,4 :

1. Lingkungan sosial anak

Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan bicara pada anak.

2. Sistem masukan dan input

Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan bicara. Anak

dengan gangguan pendengaran seperti otitis kronis dengan penurunan daya pendengaran

akan mengalami keterlambatan kemampuan menerima ataupun mengungkapkan bahasa.

Gangguan bicara juga terjadi pada tuli neurosensorial ( infeksi intra uterin ), tuli konduksi

akibat malformasi telinga luar, tuli persepsi / afasia sensorik ( terjadi kegagalan integrasi

arti bicara yang didengar ).

3. Sistem pusat bicara dan bahasa

Gangguan komunikasi biasanya merupakan bagian dari retardasi mental, misalnya

pada sindoma down.

4. Sistem produksi

Sistem produksi suara seperti laring, faring, hidung, struktur mulut, dan mekanisme

neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk berbicara, bunyi laring,

pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara lewat laring, faring, dan

rongga mulut.

Beberapa penyebab gangguan bicara pada anak :

I. Keterlambatan bicara fungsional

Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering dialami

oleh sebagian anak. Keterlambatan bicara fungsional sering juga diistilahkan

keterlambatan maturasi atau keterambatan maturitas ( maturity delay ) dari proses saraf

pusat yang dibutuhkan untuk memproduksi kemampuan bicara pada anak. Biasanya hal ini

merupakan keterambatan bicara yang ringan dan prognosis baik.4

II. Retardasi mental

Berbeda dengan anak gangguan bicara atau emosional, anak dengan retadasi mental

terbelakang secara menyeluruh. Mereka tertinggal dalam perkembangan sosio-emosional,

7

Page 8: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

intelektual dan persepsi motorik, demikian juga dalam bicara. Semakin berat derajat

retardasi, makin berat juga keterlambatan bicara. Anak dengan retardasi berat mungkin

tidak dapat berbicara sama sekali.3

Patogenesis terjadinya hambatan bicara pada anak dengan retardasi mental

dihubungkan dengan adanya disfungsi otak. Disfungsi otak terjadi akibat adanya

ketidaknormalan yang luas dari struktur otak, neurotransmiter atau mielinisasi.4

III. Gangguan Pendengaran

Pendengaran normal pada tahun pertama kehidupan, memegang peranan penting

dalam perkembangan bicara dan bahasa. Gangguan pendengaran pada awal perkembangan

dapat menyebabkan keterlambatan bicara yang berat. Oleh karenanya, pemeriksaan fungsi

pendengaran pada keterlambatan bicara, memegang peranan sangat penting.22

Gangguan pendengaran dapat berupa tipe konduktif dan sensorineural. Gangguan

pendengaran tipe konduktif dapat disebabkan oleh otitis media dengan efusi. Adapun

gangguan pendengaran sensorineural dapat disebabkan oleh infeksi intra uterin, kern

icterus, meningitis bakterial, atau hipoksia. Gangguan pendengaran sebagai penyebab

keterlambatan bicara makin bertambah, tersering penyebab gangguan pendengaran adalah

kongenital.22

IV. Faktor Emosional

Faktor emosional memegang peranan penting dalam perkembangan bicara anak.

Anak yang memiliki ibu yang tertekan dan gangguan serius dalam keluarga berefek serius

terhadap gangguan bicara pada anak, misalnya gagap. Gagap merupakan suatu gangguan

dalam arus ritme bicara atau artikuasi kata – kata dimana terdapat pengulangan suara, suku

kata atau kata, atau suatu bloking yang spasmodik. Sering disertai kontraksi otot – otot

muka, tics, dan bunyi tambahan sebagai usaha anak untuk memperbaiki bicaranya atau

akibat tekanan emosi. Walaupun demikian maka sering dapat bernyanyi atau mengucapkan

sajak tanpa kesukaran.4,10

V. Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah suatu kelainan gerakan dan sikap badan yang tidak progresif,

oleh karena suatu kerusakan atau gangguan pada sel – sel motorik pada susunan saraf pusat

yang sedang tumbuh atau belum selesai pertumbuhannya. Pada cerebral palsy gangguan

bicara disebabkan karena kerusakan yang tidak hanya terjadi pada korteks cerebelaris,

tetapi dapat juga mengenai ganglia basalis, pontina dan pada pusat – pusat subkortikal

midbrain atau serebellum hal ini bisa menyebabkan gangguan bicara berupa disfonia,

disritmia, disartria, disfasia dan bentuk campuran.4

8

Page 9: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

2.6 Deteksi Dini Gangguan Bicara Pada Anak

Deteksi dini merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara

komprehensifuntuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta

mengenal faktor resiko padaanak usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui

penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi,

penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masaproses

tumbuh kembang. Upayatersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak,

dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal. Penilaian

pertumbuhan dan perkembangan meliputi dua hal pokok, yaitu penilaian pertumbuhan fisik

dan penilaian perkembangan. Masing-masing penilaian tersebut mempunyai parameter dan

alat ukur tersendiri.13,14 Deteksi dini terhadap gangguan bicara merupakan bagian dari

deteksi dini mengenai penilaian penyimpangan perkembangan.15

Deteksi yang sedini mungkin terhadap gangguanbicara pada anak perludilakukan,

agar bisa sesegera mungkin memastikan penyebab terjadinya gangguan bicara tersebut dan

untuk menentukan langkah pengobatan selanjutnya yang tepat dan sesuai. Umumnya jika

gangguan bicara ini semakin dini terdeteksi, maka semakin baik kemungkinan pemulihan

gangguan tersebut.2,4 Deteksi dini keterlambatan bicara harus dilakukan oleh semua

individu. Kegiatan deteksi dini ini melibatkan orang tua, keluarga, bila memungkinkan

dokter kandungan yang merawat sejak kehamilan dan tentunya dokter anak yang merawat

anak tersebut.Kegiatan deteksi dini ini dapat juga dilakukan oleh kader kesehatan BKB

(Bina Keluarga Balita) terlatih, petugas tempat penitipan anak terlatih, petugas PAUD

(Pendidikan Anak Usia Dini) terlatih, kemudian di Puskesmas oleh dokter, bidan, maupun

perawat. Instrumen dan metode skrining yang bisa digunakan antara lain: KPSP

(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) menurut umur, Tes Daya Lihat, dan Tes Daya

Dengar15

Orang tua sebagai lini pertama yang biasanya mengetahui bila terjadi sesuatu yang

aneh dalam proses pertumbuhan dan perkembangan putra-putrinya sebelum akhirnya

memutuskan untuk berobat ke dokter, sebaiknya memperoleh sosialisasi mengenai metode

deteksi dini gangguan tumbuh kembang yang bisa mereka lakukan khususnya terhadap

gangguan bicara, sehingga penanganan terhadap kasus gangguan bicara ini bisa dilakukan

lebih awal. Pada dasarnya deteksi dini adalah kegiatan menggunakan seluruh kemampuan

dan panca indera orang tua untuk mengamati proses perkembangan putra-putrinya,

9

Page 10: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

sebaiknya orang tua juga mengetahui fase-fase normal yang seharusnya terjadi dalam

periode tumbuh kembang.15

Gangguan bicara yang diawali oleh gangguan perkembangan bahasa serta

pengucapan yang terdapat pada anak-anak usia pra sekolah dapat diamati melalui berbagai

tanda-tanda berikut2,4:

a. pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya terhadap

suara yang datang dari belakang atau samping

b. pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya sendiri

c. pada umur 15 bulan anak tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kata-kata-

kata jangan, da-da, dan sebagainya

d. pada usia 18 bulan tidak dapat menyebut 10 kata tunggal

e. pada usia 21 bulan tidak memberi reaksi terhadap perintah (misalnya duduk,

kemari, berdiri)

f. pada usia 24 bulan tidak bisa menyebut bagian-bagian tubuh

g. pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapa yang terdiri dari 2

buah kata

h. setelah 24 bulan hanya mempunyai perbendaharaan kata yang sangat sedikit/tidak

mempunyai kata-kata huruf z pada frase

i. pada usia 30 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh anggota keluarganya

j. pada usia 36 bulan belum dapat mempergunakan kalimat-kalimat sederhana

k. pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan menggunakan kalimat tanya yang

sederhana

l. pada usia 36 bulan ucapannya tidak dimengerti oleh orang di luar keluarganya

m. pada usia 3,5 tahun selalu gagal untuk menyebutkan kata akhir (ca untuk cat, ba

untuk ban, dan lain-lain)

n. setelah berusia 4 tahun tidak lancar berbicara/gagap

o. setelah usia 7 tahun masih ada kesalahan ucapan

p. pada usia berapa saja terdapat hipernasalitas atau hiponasalitas yang nyata atau

mempunyai suara yang monoton tanpa berhenti, sangat keras dan tidak dapat di

dengar serta terus menerus memperdengarkan suara yang serak.

Berbagai metode skrining yang lebih mutakhir dan global untuk deteksi dini

gangguan bicara juga dikembangkan dengan menggunakan alat bantu atau panduan skala

khusus, misalnya: menggunakan DDST (Denver Developmental Screening Test – II), Child

Development Inventory untuk menilai kemampuan motorik kasar dan motorik halus, Ages

10

Page 11: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

and Stages Questionnaire, Parent’s Evaluations of Developmental Status. Dan alat-alat

skrining yang lebih Spesifik dan khusus yaitu ELMS (Early Language Milestone Scale)

dan CLAMS (Clinical Linguistic and Milestone Scale) yang dipakai untuk menilai

kemampuan bahasa ekspresif, reseptif, dan visual untuk anak di bawah 3 tahun.20

USPSTF (US Preventive Task Force) merekomendasikan untuk dilakukan skrining

universal gangguan pendengaran pada bayi baru lahir pada kelompok yang berisiko tinggi

untuk menderita gangguan pendengaran kongenital bilateral permanen dengan kriteria:

1. bayi sempat dirawat di NICU selama lebih dari sama dengan 2 hari

2. riwayat keluarga atau keturunan dengan kelainan pendengaran sensorineural

3. abnormalitas kraniofasial

4. sindrom kongenital tertentu dan infeksi

program skrining yang direkomendasikan oleh USPSTF adalah dengan

menggunakan langkah pertama atau kedua dari sebuah protokol yang sah. 2 langkah

skrining yang lazim digunakan meliputi pemeriksaan OAE (Otoaccoustic Emission) dan

BERA, yang dilakukan pada bayi baru lahir bila gagal pada tes skrining pertama. Bayi

yang mendapatkan hasil tes skrining yang positif harus mendapatkan evaluasi audiologik

yang tepat. Semua bayi dengan risiko tinggi untuk mendapatkan gangguan pendengaran

harus melalui skrining pendengaran sebelum usia 1 bulan, sementara bayi yang gagal

skrining harus dievaluasi audiologik dan kesehatan sebelum usia 3 bulan.21

2.7 Diagnosis Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of

MentalDisorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe.2

1. Gangguan bahasa ekspresif

2. Gangguan bahasa reseptifekspresif

3. Gangguan phonological

4. Gagap

Pada gangguan bahasa ekspresif, secara klinis kita bisa menemukan gejala seperti

perbendaharaan kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami

kesulitandalam mengingat kata-kataatau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki

kesulitan dalampencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa

anak tetap relatif utuh.Gangguan menjadi jelas pada kira-kirausia 18 bulan, saat anak tidak

dapat mengucapkan katadengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan

11

Page 12: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

badannya untuk menyatakankeinginannya. Jika anak akhirnya bisa berbicara, defisit

bahasa menjadi jelas, terjadi kesalahanartikulasi seperti bunyi th, r, s, z, y. Riwayat

keluarga yang memiliki gangguan bahasa ekspresif jugaikut mendukung diagnosis.8,13

Pada gangguan bahasa campuran ekspresifreseptif,selain ditemukan gejala-gejala

gangguanbahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat.Ciri

klinis penting darigangguan tersebut adalah gangguan yang bermakna pada pemahaman

bahasa dan ekspresi bahasa.Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk

yang parah terlihat pada usia 2 tahun,bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau

lebih tua. Anak dengan gangguan bahasareseptif ekspresifcampuran memiliki gangguan

auditorik sensorik atau tidak mampu memprosessimbol visual seperti arti suatu

gambar.Mereka memiliki defisit dalam mengintegrasikan simbolauditorik maupun visual,

contohnya mengenali atribut dasar yang umum untuk mainan truk danmainan mobil

penumpang. Anak dengan gangguan bahasa campuran reseptifekspresifbiasanyatampak

tuli.9,13

Anakdengan kesulitan bebicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu

berhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi

suara.2

Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi

pengulangan atauperpanjangan suara, kata, atau suku kata dan sangat sering disertai

mengedipkanmata dan menggoyangkan kepala.2

Secara lebih spesifik lagi gangguan bicara motorik dibagi antara lain berupa:

disartria, verbal apraxia, gangguan fonologik, gangguan bicara yang disebabkan oleh

gangguan pendengaran, serta gagap. Untuk penegakan diagnosis gangguan bicara

didasarkan dari hasil pengumpulan dan analisis data-data yang diperoleh selama

anamnesis, pemeriksaan fisik, dan bila diperlukan dari pemeriksaan penunjang.2

2. 7. 1. Anamnesis

Anamnesis yang holistik meliputi keluhan utama yang jelas dan dapat langsung

mengarah pada kemungkinan diagnosis, riwayat penyakit dahulu (infeksi susunan saraf,

trauma kepala, kejang, obat-obatan), riwayat keturunan atau penyakit anggota keluarga

lainnya, riwayat kehamilan ibu (infeksi TORCH, penyakit ibu, obat-obatan), riwayat

perinatal (trauma perinatal, infeksi atau asfiksia, perdarahan intrakranial) dan persalinan

(adakah trauma perinatal, infeksi atau asfiksia saat hamil), psikososial, riwayat pengobatan.

Kemudian riwayat imunisasi, pertumbuhan dan perkembangan anak terutama motorik dan

12

Page 13: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

bicara, yaitu perkembangan bicara pada anak dikategorikan dalam kondisi bahaya, bila

ditemukan.22

a. 4–6 Bulan

Tidak menirukan suara yang dikeluarkan orang tuanya;

Pada usia 6 bulan belum tertawa atau berceloteh

Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

b. 8-10 Bulan

Usia 8 bulan tidak mengeluarkan suara yang menarik perhatian.

Usia 10 bulan, belum bereaksi ketika dipanggil namanya.

Usia 9-10bulan, tidak memperlihatkan emosi seperti tertawa atau menangis.

c. 12-15 Bulan

12 bulan, belum menunjukkan mimik.

12 bulan, belum mampu mengeluarkan suara, seperti “mama”,“dada”.

12 bulan, tidak menunjukkan usaha berkomunikasi bila membutuhkan sesuatu.

15 bulan, belum mampu memahami arti “tidak boleh” atau “daag”.

15 bulan, tidak memperlihatkan 6 mimik yang berbeda.

16 bulan, belum dapat mengucapkan 13kata.

d. 18-24Bulan

18 bulan, belum dapat mengucapkan 610kata.

18-20 bulan, tidak menunjukkan ke sesuatu yang menarik perhatian.

18-21 bulan, belum dapat mengikuti perintah sederhana.

24 bulan, belum mampu merangkai 2 kata menjadi kalimat.

24 bulan, tidak memahami fungsi alat rumah tangga seperti sikat gigi dantelepon.

24 bulan, belum dapat meniru tingkah laku atau katakataorang lain.

24 bulan, tidak mampu menunjukkan anggota tubuhnya bila ditanya.

e. 30-36Bulan

30 bulan, tidak dapat dipahami oleh anggota keluarga.

36 bulan, tidak menggunakan kalimat sederhana dan pertanyaan dan tidak dapat

dipahamioleh orang lain selain anggota keluarga.

f. 3-4Tahun

3 tahun, tidak mengucapkan kalimat, tidak mengerti perintah verbal dan tidak

memilikiminat bermain dengan sesamanya.

3,5 tahun, tidak dapat menyelesaikan kata seperti “ayah” diucapkan “aya”.

4 tahun, masih gagap dan tidak dimengerti secara lengkap.

13

Page 14: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

2. 7. 2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan

bahasadan bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar, otitis

media yangberulang, sindrom William (fasies Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung,

langkah yang tidakmantap), celah palatum, dan lain-lain.Gangguan oromotor dapat

diperiksa dengan menyuruh anakmenirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan

mengulang suku kata pa, ta, pata,pataka.4,5

Pada bayi diperhatikan respon pendengaranya dalam ingkah laku sehari-hari, tingkh

laku pre linguistik buruk, seperiti respon visual yang buruk dan gagal terhadap tes dasar

yang dilakukan harus diwaspadai sebagai tanda akan terjadinya gangguan bicara5

2. 7. 3. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan audiometri18

Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat kecil dan

untuk anak-anakyang ketajaman pendengarannya tampak terganggu. Ada 4 kategori

pengukuran dengan audiometri :

a. Audiometri tingkah laku, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan

dengan melihatrespon dari anak jika diberi stimulus bunyi. Mulai dapat

dilakukan pada bayi usia 4-7 bulan dimana kontrol neuromotor berupa

kemampuan mencari sumber bunyi sudah berkembang. Respon yang diberikan

dapat berupa menoleh kearah sumber bunyi atau mencari sumber bunyi.

Pemeriksaan dilakukan di ruangan yangtenang atau kedap suara dan

menggunakan mainan yang berfrekuensi tinggi. Penilaiandilakukan terhadap

respon yang diperlihatkan anak.

b. Audiometri bermain, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan sambil

bermain,misalnya anak diajarkan untuk meletakkan suatu objek pada tempat

tertentu bila dia mendengar bunyi. Dapat dilakukan pada usia 2-5 tahun bila

anak cukup kooperatif.

c. Audiometri bicara. Pada tes ini dipakai kata-katayang sudah disusun dalam

silabus dalamdaftar yang disebut : phonetically balance word LBT (PB List).

Anak diminta untukmengulangi kata-katayang didengar melalui kaset tape

recorder. Pada tes ini dilihat apakahanak dapat membedakan bunyi s, r, n, c, h,

ch. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan anak dalam

14

Page 15: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

pembicaraan sehari-haridan untuk menilai pemberian alat bantudengar (hearing

aid).

d. Audiometri objektif, biasanya memerlukan teknologi khusus.

2. BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry)

Merupakan pemeriksaan elektrofisiologik untuk menilai integritas sistem auditorik,

bersifat obyektif, tidak invasif. Dapat dilakukan pada bayi dan anak yang tidak kooperatif

yang sulit diperiksa dengan pemeriksaan konvensional.18

BERA merupakan cara pengukuran evoked potensial (aktivitas listrik yang

dihasilkan saraf VIII, pusat-pusatneural dan traktus di dalam batang otak)sebagai respon

terhadap stimulus auditorik. Stimulus bunyi yang digunakan berupa bunyi click atau

toneburst yang diberikan melalui headphone,insert probe, bone vibrator. 18

3. Timpanometri

Digunakan untuk menilai kondisi telinga tengah(mengukur kelenturan membrana

timpani dan sistem osikular). Gambaran timpanometri yang abnormal (adanya cairan atau

tekanan negative di telinga tengah) merupakan petunjuk adanya angguan pendengaran

konduktif.18

Melalui probe tone (sumbat liang telinga) yang dipasang pada liang telinga dapat

diketahui besarnya tekanan di liang telinga berdasarkan energi suara yang dipantulkan

kembali (ke arah luar) oleh gendang telinga. Pada bayi berusia di atas 7 bulan digunakan

probe tone frekuensi 226 Hz. Khusus untuk bayi di bawah usia 6 bulan tidak digunakan

probe tone 226 Hz karena akan terjadi resonansi pada liang telinga sehingga harus

digunakan probe tone frekuensi tinggi (668, 678 atau 1000 Hz).18

4. Otoacoustic Emission (OAE)

Merupakan pemeriksaan elektrofisiologik untuk menilai fungsi koklea yang

obyektif, otomatis, tidak invasif, mudah, tidak membutuhkan waktu lama dan praktis

sehingga sangat efisien untuk program skrining pendengaran bayi baru lahir (Universal

newborn Hearing Screening). Pemeriksaan tidak harus di ruang kedap suara, cukup di

ruangan yang tenang. Untuk memperoleh hasil yang optimal diperlukan pemilihan probe

(sumbat liang telinga) sesuai ukuran liang telinga.18

15

Page 16: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

2.8 Tatalaksana

Gangguan bicara biasanya pertama kali dikenal pasti oleh orang tua pasien atau

pengasuh anak.Jika dicurigai gangguan bicara perlu dilakukan tes pendengaran oleh ahli

bicara dan bahasa sebagai langkah pertama. Jika memang gangguan bicara disebabkan oleh

gangguan pendengaran, dapat dipasang alat bantu dengar.16

Diagnosis yang tepat terhadap gangguan bicara dan bahasa pada anak, sangat

berpengaruh terhadap perbaikan dan perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa.

Terapi sebaiknya dimulai saat diagnosis ditegakkan, namun hal ini menjadi sulit karena

diagnosis sering terlambat karena adanya variasi perkembangan normal atau orang tua baru

mengeluhkan gangguan ini kepada dokter saat mencurigai adanya kelainan pada anaknya,

sehingga para dokter lebih sering dihadapkan pada aspek kuratif dan rehabilitatif

dibandingkan preventif. Tatalaksana dini terhadap gangguan ini akan membantu anak-anak

dan orang tua untuk menghindari atau memperkecil kelainan dimasa sekolah.2,6,10

2.8.1 Terapi bicara

Terapi bicara melibatkan dokter ahli bicara bersama anak secara perorangan dalam

sebuah kelompok kecil atau secara langsung didalam sebuah kelas untuk mengatasi

gangguan tertentu. Terapi bicara menggunakan berbagai cara termasuk intervensi bahasa

dan terapi artikulasi. Seorang terapis mungkin menggunakan objek-objek, gambar, buku

atau peristiwa penting untuk merangsang perkembangan bicara. Terapis juga merupakan

contoh terhadap pengucapan yang benar dan menggunakan latihan mengulang sebutan

untuk membangun keterampilan berbicara dan berbahasa.6

2.8.2 Terapi artikulasi

Terapi artikulasi melibatkan ahli terapis sebagai model yang benar terhadap

pengucapan yang benar untuk anak, selama kegiatan bermain.Tingkatan permainan

tersebut adalah berdasarkan umur dan sesuai dengan kebutuhan anak.Terapi ini melibatkan

fisik anak tentang bagaimana membuat suara tertentu seperti “R”. Seorang terapis bicara

seharusnya menunjukkan bagaimana cara menggerakkan lidah untuk menghasilkan suara

tertentu.6

2.8.3 Terapi perilaku

16

Page 17: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

Terapi perilaku adalah terapi yang bertujuan untuk merubah atau menghilangkan

tingkah laku anak yang dianggap tidak layak. Terapi perilaku ini lebih dikenal dengan

nama ABA (Applied Behavior Analysis) yang dilakukan dengan metode Lovas, yang

dalam prakteknya menggunakan prinsip stimulus respons. Terapi ini disukai karena

terstruktur, terarah dan terukur. Yang ingin dipacu pada terapi ini adalah peningkatan

pemahaman dan kepatuhan akan aturan. Terapi ini diberikan pada anak autisme, gangguan

perkembangan pervasive, anak dengan ADD, anak dengan gangguan emosional, dan

sebagainya.22

2.8.4 Terapi sensori integrasi

Terapi sensori integrasi adalah suatu pendekatan untuk menilai dan melakukan

terapi pada anak-anak yang menunjukkan masalah perilaku atau kesulitan belajar.Dalam

terapi ini, anak dibimbing untuk melakukan berbagai aktivitas yang dapat memberikan

masukan berbagai informasi sensorik, yang penting adalah partisipasi aktif dari anak agar

timbul perubahan positif yang dapat memperbaiki struktur halus pada otak anak yang

masih mempunyai daya plastisitas yang baik. Dalam memberikan terapi, anak didukung

untuk memilih kegiatan yang disukainya dan terapis akan mengarahkan agar kegiatan yang

dilakukan dapat memberikan tantangan yang tepat. Dengan tantangan ini, maka perlahan-

lahan kemampuan anak akan bertambah. Diharapkan dengan ini fungsi otak yang lebih

kompleks, seperti berfikir secara emotif, kreatif, dan fleksibel serta pemahaman terhadap

konsep-konsep abstrak seperti berbahasa akan berkembang lebih baik. Terapi ini dirancang

untuk dapat memberikan rangsangan vestibuler, proprioseptif, taktil auditori, visual, dan

sebagainya sesuai dengan kebutuhan individual anak.22

2.8.5 Terapi okupasi

Terapi okupasi adalah penggunaan aktivitas yang bertujuan mengintervensi,

sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan dan fungsi perkembangan ke tingkat yang

lebih tinggi dari seseorang yang mengalami keterbatasan yang disebabkan penyakit fisik,

kondisi fungsional, gangguan kognitif, disfungsi psikososial, gangguan mental, disabilitas

perkembangan. Terapi okupasi bertujuan membuat individu mandiri dalam aktifitasnya

sehari-hari, memiliki produktifitas, dan pengisian waktu luang yang sesuai usia individu

tersebut. Terapi ini meliputi pengajaran keterampilan dalam aktivitas sehari-hari (makan,

minum, mandi, berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan), pengembangan

keterampilan motorik, keterampilan sensori integrasi, keterampilan bermain dan kapasitas

17

Page 18: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

kerja, maupun memanfaatkan waktu luang. Selain itu, terapi okupasi berperan dalam

menyediakan fasilitas untuk meningkatkan dan memperbaiki fungsi sensorimotor,

neuromuskular, emosional, kognitif, dan kinerja psikososial.22

2.8.6 Fisioterapi

Fisioterapi digunakan sebagai metode untuk membantu rehabilitasi terhadap anak-

anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang, seperti keterlambatan dalam gerak

motorik kasar (tengkurap, duduk, berdiri, dan berjalan) dan motorik halus (menggunakan

fungsi tangan).Metode yang digunakan adalah metode Bobath yaitu terapi yang

berdasarkan pada perkembangan normal saraf, sehingga disebut juga neurodevelopmental

treatment. Metode ini menggunakan sensori-motor dari indera (taktil perabaan,

penglihatan, pengecapan, dan penciuman), juga perkembangan neuropsikososial.22

2.8.7Stimulasi floor time

Floor time merupakan cara berinteraksi antara orang dewasa dengan anak dalam

suasana yang dapat membentuk emosi yang sehat, sosial, dan intelektual. Mengerti emosi

anak merupakan kunci yang efektif dalam memberikan pengajaran.Para profesional

(dokter, terapis, psikolog, pedagogik) membantu orang tua menganalisis, memberi umpan

balik, dan ide bagaimana orangtua melakukannya. Prinsip utama floor time adalah

memanfaatkan setiap kesempatan yang muncul untuk berinteraksi dengan cara yang

disesuaikan dengan tahap perkembangan emosi anak. Interaksi yang terjadi diharapkan

bermula dari inisiatif anak, pengasuh atau orang tua mengikuti anak dan memanfaatkan

emosi sebagai titik awal interaksi, diperluas dan dikembangkan menjadi lebih bermakna

dan timbal balik.22

Untuk membantu anak dalam mencapai terapi yang maksimal, selain dibutuhkan

berbagai macam terapi, orangtua juga berperan penting untuk terapi di rumah. Beberapa

hal yang dapat dilakukan orangtua di rumah adalah :22

1. Selalu berbicara dengan anak

2. Berikan dorongan pada anak untuk bertanya, memilih dan menjawab pertanyaan

dengan kemampuan bahasanya.

3. Dengarkan anak

4. Berikan dorongan untuk bermain. Diharapkan anak dapat bermain cukup lama

dengan orangtua

5. Ajarkan anak lagu baru yang dia sukai

18

Page 19: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

6. Rencanakan berjalan-jalan dengan anak

7. Bacakan cerita pada anak. Ajarkan mengucapkan kata atau ide

8. Setiap mengajarkan kata, tunjukkan benda objeknya

Pemilihan terapi yang tepat

Pemilihan terapi yang tepat tergantung dari tiap anak, sesuai etiologi dan

kebutuhannya. Anak dengan gangguan pendengaran, bisa menggunakan alat bantu dengar

atau implant koklea yang dikombinasikan dengan terapi bicara. Anak yang mempunyai

perilaku agresif sebaiknya diberikan lebih dahulu terapi perilaku atau sensori integrasi.Bila

anak telah mulai berinteraksi cukup baik barulah diberikan terapi bicara.Pemakaian

beberapa bahasa di rumah, sebaiknya diseragamkan lebih dulu.Keadaan ini diharapkan

dapat membantu anak untuk menguasai satu bahasa dahulu dengan baik.Karena terapi yang

diberikan bukan pengobatan, hasil terapi biasanya baru terlihat setelah anak menjalaninya

beberapa waktu.Perlu dilakukan evaluasi setiap 3-6 bulan untuk melihat hasil terapi yang

telah diberikan. Apakah perlu ditambah, dikurangi, atau diubah, disesuaikan dengan

keadaan dan kebutuhan anak saat itu.22

2.9 Prognosis

Prognosis gangguan bicara pada anak tergantung pada penyebabnya.Sebagian besar

anak memberikan respon baik terhadap tata laksana yang diberikan.Untuk gangguan yang

berhubungan dengan kelainan organik seperti pada tuli konduksi, perbaikan masalah

medisnya dapat menghasilkan perkembangan bahasa normal pada anak.Anak dengan

retardasi mental memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan anak yang

intelegensinya baik.Demikian juga dengan anak yang memiliki gangguan perkembangan

multiple, membutuhkan penanganan ekstra agar tidak meninggalkan kelainan sisa.

Lingkungan yang beresiko tinggi dan usia terdeteksinya gejala turut memperburuk

prognosis.2,4

Beberapa anak yang mengalami keterlambatan berbahasa dini dapat mengalami

“periode sembuh ilusi” selama bertahun-tahun usia prasekolah, tetapi secara berturut-turut

memiliki kesulitan belajar untuk membaca selama tingkat sekolah dasar awal karena

adanya maslaah fonetik (yaitu kesulitan mengenali setiap bagian kata, misal suara atau

suku kata). Sebagian besar gagap sembuh pada akhir masa kanak-kanak, pada 1 %

populasi dengan masalah jangka panjang ke dalam tahun-tahun dewasa. Sayangnya

19

Page 20: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

terdapat data yang terbatas untuk membantu menyususn prognosis spesifik utnuk setiap

anak.17

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Bicara dan bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi dan beradaptasi dengan

lingkungan. Gangguan bicara pada anak akan menghambat interaksi dan

komunikasi anak terhadap lingkungan.

2. Gangguan bicara pada anak merupakan keluhan yang serig dijumpai pada praktek

sehari-hari. Deteksi dan intervensi dini terhadap gangguan ini akan memperbaiki

prognosis.

3. Gangguan bicara merupakan masalah yang terdiri dari artikulasi, suara, kelancaran

bicara, afasia, dan keterlambatan bicara yang dapat berhubungan dengan gangguan

pendengaran dan tanpa gangguan pendengaran.

4. Gangguan bicara dipengaruhi oleh lingkungan, hambatan pendengaran, ganguan

perfasif dan keterlambatan perkembangan.

20

Page 21: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

5. penatalaksanaan dan prognosis gangguan bicara pada anak berdasarkan pada

penyebabnya.

3.2 Saran

1. Perlu peningkatan pengetahuan bagi dokter dalam mendiagnosis dan menatalaksana

gangguan bicara pada anak sehingga dapat dilakukan deteksi dini dan intervensi

dini yang adekuat.

2. Perlu informasi kepada masyarakat mengenai gangguan bicara pada anak sehingga

dapat dideteksi secara dini dan anak dengan gangguan bicara dapat diterapi

sehingga prognosisnya lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Santrock WJ. Perkembangan Anak Jilid 1. Edisi ke11. Jakarta : Erlangga,

2005.h.252-80

2. Simms MD, Schum RL. Language development and communication disorder.

Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelson textbook of

paediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: Saunders, 2007. h.152-61.

3. Virginia W, Meredith G, Dalam : Adams, Boies highler. Gangguan bicara dan

bahasa. Buku ajar penyakit telinga, hidung, tenggorok.Edisi 6. Jakarta : EGC, 1997.

h 397-410

4. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta. EGC 1995. h.237-40

5. Busari JO, Weggelaar NM. How to Investigate and Manage the Child who is Slow

to Speak. BMJ 2004, 328 : 272-6

6. Levine A. David. Growth and development. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE,

Jenson HB, Marcdante JK. Nelson essentials of paediatrics. Edisi ke-5.

Philadelphia: Saunders, 2006. h.56-57.

7. Kaplan, Harold I. Gangguan Komunikasi. Dalam : I Made Wiguna, editor. Sinopsis

Psikiatri : Bina Rupa Aksara, 1997.h. 766-82

21

Page 22: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

8. Vade – Mecum, Pediatri, Edisi 13, Erlangga, EGC, 2003

9. Heidi M. Feildman Evaluation and Management of Speech and Language disorder

in Preschool Children. Pediatric in Review. 2005.h.131-42

10. Markum AH. Buku ajar ilmu kesehatan jilid 1. Jakarta. FKUI. 1991. h.56-69.

11. Guyton AC, Hall JE. Dalam : Irawati Setyawan, penyunting. Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC, 1997.h. 909- 19

12. Ngoerah I. Dasar dasar Ilmu Penyakit Saraf. Denpasar : Airlangga University Press,

1990

13. Chamidah, A Nur. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.

Diakses dari www. Journal_UMY.ac.id. Diunduh tanggal 04 November 2010

14. Tim Dirjen Pembinaan Kesmas. 1997. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang

Balita. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

15. Departemen Kesehatan RI, 2009, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, deteksi dan

intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak ditingkat Pelayanan Kesehatn Pasar.

16. Lissauer Tom, Clayden Graham. Developmental problems and tha child with

special needs. Illustrated textbook of paediatrics. Edisi ke-3. London,UK: Mosby,

2007. h.45-46.

17. Shankoff J. Language delay: late talking to communication disorders. Dalam:

Rudolph CD, Rudolph AM, Hostetter MK, Lister G, Siegel N, penyunting.

Rudolph’s pediatric. Edisi ke-21. mc Grawhill, 2003.h.505-12.

18. Suwento R, Zizakausky S, Hendrawan H. Gangguan Pendengaran Pada Bayi dan

Anak. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan

Leher. Edisi ke 6. Jakarta : FKUI, 2007.h.31-42

19. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

dalam : Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh

Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Sumatera Barat : Dinkes

Prov Press, 2007. h. 48

20. UKK Neurologi IDAI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta.

Diagnosis Banding Keterlambatan Bicara : Pendekatan etiologi pada praktik sehari

– hari dalam : A Journey to Child Neurodevelopment : Application in Daily

Practice. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010. h. 55

21. Busari JO, Weggelaar NM. How to Investigate and Manage the Child who is Slow

to Speak. BMJ 2004, 328 : 272-6

22

Page 23: 183409706 Gangguan Bicara Pada Anak Docx

22. US Preventive Services Task Force. Universal Screening for Hearing Loss in

Newborns, US Preventive Services Task Force Recommendation Statement.

Pediatrics 2008, vol 122. h. 143-4

23. Mangunatmadja, Irawan. Keterlambatan Bicara : Deteksi Dini dan Tatalaksana

dalam Unit Kerja Neurologi, Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan.Jakarta : IDAI

Jaya, 2003. h.7-14

23