Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

63
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia dan di ketahui berkaitan erat dengan gangguan fisik, mental, dan kecerdasan. Pada dewasa ini diperkirakan terdapat sekitar 42 juta penduduk tinggal di daerah defisiensi yodium, dimana lebih dari 750.000 menderita kretin endemik, 10 juta menderita gondok dan 3,5 juta menderita GAKY lainnya (Depkes R.I, 2001).Mengingat dampak negatif dari GAKY berpengaruh langsung terhadap kualitas sumber daya manusia, khususnya kecerdasan dan produktivitas kerja, maka pemerintah menempuh dua macam upaya penanggulangan yaitu melalui upaya jangka pendek dan jangka panjang.Upaya jangka pendek dilakukan dengan pemberian kapsul minyak beryodium yang diprioritaskan pada semua penduduk pria usia 0 – 20 tahun dan wanita usia 0 – 35 tahun, termasuk wanita hamil dan menyusui 1

description

bab 1234

Transcript of Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGGangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia dan di ketahui berkaitan erat dengan gangguan fisik, mental, dan kecerdasan. Pada dewasa ini diperkirakan terdapat sekitar 42 juta penduduk tinggal di daerah defisiensi yodium, dimana lebih dari 750.000 menderita kretin endemik, 10 juta menderita gondok dan 3,5 juta menderita GAKY lainnya (Depkes R.I, 2001).Mengingat dampak negatif dari GAKY berpengaruh langsung terhadap kualitas sumber daya manusia, khususnya kecerdasan dan produktivitas kerja, maka pemerintah menempuh dua macam upaya penanggulangan yaitu melalui upaya jangka pendek dan jangka panjang.Upaya jangka pendek dilakukan dengan pemberian kapsul minyak beryodium yang diprioritaskan pada semua penduduk pria usia 0 20 tahun dan wanita usia 0 35 tahun, termasuk wanita hamil dan menyusui yang tinggal di daerah endemik berat dan sedang, baik menderita maupun tidak menderita gondok endemik. Sedangkan upaya jangka panjang dilakukan dengan penggunaan garam konsumsi beryodium bagi masyarakat dan iodisasi air minum.1Program pemerintah tersebut memberikan dampak positif terhadap kejadian gondok endemik. Hasil penelitian di Jawa Tengah tahun 1996 menunjukkan terjadinya penurunan angka prevalensi gondok endemik, yaitu dari 37,3 % menjadi 8,1 % (Depkes Jawa Tengah 1996). Namun demikian, disisi lain pengetahuan masyarakat tentang pentingnya garam beryodium ternyata masih rendah. Dikabupaten Banjar penggunaan garam beryodium masih rendah yaitu (47,62%), dengan hasil persentasi dari 19 Kecamatan terdapat 10 wilayah kerja puskesmas yang persentasi penggunaan garam beryodiumnya tidak ada atau 0,00% dan salah satu yang paling rendah adalah Kecamatan Karang Intan, yang mencakup 26 desa dan 4 desa yang tercatat dalam jumlah desa/kelurahan dengan garam yang kurang baik yaitu 0,00% ( Profil DinKes Banjar tahun 2009). Pemenuhan garam beryodium adalah untuk mensupport kebutuhan yodium bagi masyarakat, agar masyarakat mengingat gangguan akibat kekurangan yodium selain berpengaruh terhadap kejadian gondok endemik juga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan termasuk intelegensi dan tingkat kecerdasan. Kebutuhan yodium bisa didapat dari berbagai sumber makanan laut seperti ikan, kerang, rumput laut serta makanan produk pertanian pada wilayah pegunungan dimana makanan tersebut dihasilkan. Namun yang paling mudah dan bisa dimanfaatkan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan yodium, masyarakat dapat dengan memanfaatkan dan menggunakan garam beryodium.Data dinas kesehatan Kabupaten Banjar melalui pemantauan garam beryodium di masyarakat tingkat desa yang dilakukan oleh puskesmas Karang Intan di Sekolah Dasar Negeri 1 Karang Intan pada tanggal 09 Februari 2010, hasil yang di peroleh dari hasil uji garam beryodium cukup hanya ada 8 sampel, hasil uji garam beryodium kurang 4 sampel dan hasil uji yang tidak ada kandungan yodium pada garam terdapat 9 sampel dari jumlah keseluruhan sampel adalah 21.Padahal penggunaan garam beryodium pada masyarakat tidaklah sulit kerena bisa digunakan secara praktis pada setiap makanan, dengan menambahkan garam beryodium. Masyarakat masih belum memahami tentang garam beryodium, manfaat garam beryodium, cara penggunaan garam beryodium yang benar, penyimpanan dan keaslian garam beryodium. Dari hasil study pendahuluan yang di lakukan, 7 dari 10 orang ibu yang di jadikan sampel diberi kuesioner tentang garam beryodium dan hasil nya mereka tidak mengetahui apa yang di maksud garam beryodium, mereka hanya mengetahui garam beryodium adalah garam yang digunakan untuk memasak dan dicampur dalam masakan saja.Dari hal tersebut diatas ketidaktahuan masyarakat terhadap garam beryodium dapat mempengaruhi kandungan yodium pada setiap masakan yang digunakan dan akan berdampak pada gangguan akibat kekurangan yodium.Berdasarkan keadaan di atas peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI DESA KARANG INTAN TAHUN 2011 .

B. RUMUSAN MASALAH1. Pernyataan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian adalah gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium di Desa Karang Intan.2. Pertanyaan MasalahBerdasarkan perihal pernyataan masalah di atas, maka masalah penelitian adalah sebagai berikut: Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium di Desa Karang Intan tahun 2011 .

C. TUJUAN PENELITIAN1. Tujuan UmumUntuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium di Desa Karang intan Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar.2. Tujuan Khususa. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium berdasarkan umur.b. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium berdasarkan pendidikan.c. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium berdasarkan pekerjaan.

D. MANFAAT PENELITIANBeberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :1. Bagi peneliti Melalui penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran terutama tentang gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium di Desa Karang Intan.2. Bagi profesi keperawatanDiharapkan menjadi bahan masukan bagi pengetahuan keilmuan dalam bidang keperawatan.3. Bagi institusi pendidikanDiharapkan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan serta dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa lain yang ingin meneliti hal yang sama.4. IbuDiharapkan ibu dapat mengerti tentang pentingnya pengetahuan terutama pengetahuan tentang penggunaan garam beryodium.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN1. Lingkup KeilmuanLingkup penelitian ini termasuk dalam bidang kebutuhan dasar manusia.2. Lingkup MasalahLingkup masalah dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium di Desa Karang Intan.3. Lingkup SasaranSasaran yang akan diteliti adalah ibu di Desa Karang Intan.4. Lingkup WaktuWaktu penelitian ini secara keseluruhan mulai dari pengajuan judul sampai dengan penyerahan laporan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yaitu dari bulan Desember 2010 sampai bulan juni 2011.5. Lingkup metodeJenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium di Desa Karang Intan. Instrumen yang di gunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner yang di berikan pada ibu di Desa Karang Intan.

F. Sistematika Penulisan1) Bab I Pendahuluan2) Bab II Tinjauan Pustaka3) Bab III Metode Penelitian4) Bab IV Hasil dan Pembahasan5) Bab V Kesimpulan dan Saran

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

I.Konsep PengetahuanA. Pengertian PengetahuanPengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau cognitive merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour)Hendra AW, 2008.Menurut Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003) bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan antara lain:a)Awarenes (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.b)Interest (merasa tertarik), dimana orang mulai tertarik pada stimulus.c)Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.d)Trial (mencoba), dimana orang telah mulai mencoba berperilaku baru. e)Adoption, subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti proses diatas yaitu didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. ( Notoatmodjo, 2003 )Menurut Lukman dalam Hendra AW (2008) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu.a. UmurSemakin tua umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu juga, mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.b. IntelegensiIntelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengeruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasi lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.c. LingkunganLingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang berpengaruh pada cara berpikir seseorang.d. Sosial budayaSosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubugannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.e. PendidikanPendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang yang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan maka semakin baik pula pengetahuannya.f. InformasiInformasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapat informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio, atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.g. PengalamanPengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengatahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

B. Tingkatan PengetahuanMenurut (Notoatmojo 2003.122) Domain cognitive atau pengetahuan terdiri atas 6 tingkatan, antara lain a. Tahu (know)Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk dalam tingkat ini adalah mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.b. Memahami (comprehension)Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.c. Aplikasi (application)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.d. Analisis (analysis)Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitan satu sama lainnya. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan ( membuat bagan ), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.e. Sintesis (synthesis)Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan,dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.f. Evaluasi (evaluation)Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau mengggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

II.Konsep Garam Beryodium 1. Pengertian Garam BeryodiumGaram beryodium adalah garam yang diperkaya dengan yodium yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membuat hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan (Depkes R.I, 2002).

2. Fungsi YodiumFungsi yodium sebagai bagian dari tiroksin dan senyawa lain yang disintesis oleh kelenjar tiroid. Tubuh mengandung sekitar 25 mg yodium, dimana pertiganya terdapat dalam semua jaringan tubuh. Pada ovari, otot, dan darah mengandung yodium yang relatif tinggi setelah tiroid (Suhardjo, 2005).

3. Sumber YodiumLaut merupakan sumber utama yodium, oleh karena itu makanan laut berupa ikan, udang dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber yodium yang baik. Bahwa daerah pantai air dan tanah juga mengandung yodium. Sementara itu kandungan yodium dalam produk pertanian tergantung pada jumlah yodium di dalam tanah pada wilayah dimana makanan tersebut dihasilkan. Kandungan yodium pada berbagai tanah sangat bervariasi sebagian diantaranya hanya mengandung sedikit yodium ( Beck, 1995 ). Salah satu makanan yang dipromosikan dan memang mengandung zat yodium yang sangat tinggi adalah rumput laut. Selama ini konsumsi rumput laut sangat terbatas dalam masyarakat Indonesia terutama di daerah pegunungan. Selain rumput laut juga diperkenalkan pisang dimana kandungan yodium pada pisang sangat sedikit namun bisa dibuat banyak cara didaur ulang (Beck, 1995). Penelitian yang telah dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti (2002), menyarankan untuk menambah kadar yodium dalam pisang dengan memberikan pupuk kadar yodium pada pisang tersebut. Caranya setelah rumput laut disortir, jenis rumput laut yang kurang baik untuk dikonsumsi manusia diberikan pada hewan ternak, kemudian kotoran tersebut digunakan sebagai pupuk untuk pohon pisang. Cara tersebut ternyata bisa menambah kadar yodium dalam buah pisang yang dihasilkan. Sumber yodium yang lain adalah kapsul minyak beryodium. Kapsul minyak beryodium adalah larutan yodium dalam minyak berbentuk kapsul lunak, mengandung 200 mg yodium (Depkes R.I, 1999).

4. Akibat Kekurangan Beryodium Kekurangan yodium dapat menimbulkan penyakit gondok (goiter), yang dapat menyebabkan pertumbuhan anak tidak normal yang disebut dengan kretin atau kerdil dan rendahnya kemampuan berpikir anak. Selain itu rendahnya konsumsi yodium berdampak langsung terhadap menurunnya kualitas kesehatan masyarakat yaitu menyebabkan kelahiran mati atau cacat bawaan pada bayi, anak dengan IQ rendah, serta mempercapat penurunan fungsi tubuh seperti cepat pikun, tuli atau buta sebelum usia tua.Pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, yang dapat disebabkan oleh rendahnya konsumsi yodium dari makanan, atau kurangnya kebutuhan konsumsi garam beryodium yang dianjurkan.

5. Akibat Kelebihan YodiumKonsumsi yodium yang berlebih bisa mengakibatkan hipertiroid yaitu kondisi suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah dalam jumlah yang berlebihan. Didalam garam beryodium terdapat unsur natrium, maka konsumsi garam beryodium pun harus dibatasi. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu timbulnya mudah lelah, karena hormon tiroidnya berlebih, merupakan faktor resiko terjadinya stroke. Gejala lain yang kerap terjadi, keringat berlebihan, pergerakan usus besar meningkat, gemetaran, kehilangan berat badan serta aliran darah menstruasi tidak teratur.

6. Kebutuhan Yodium Yang di Anjurkan garam beryodium yang dianjurkan setiap orang adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh setiap hari. Dalam kondisi tertentu dimana keringat keluar berlebihan dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium 2 sendok teh setiap hari. Bagi seorang penderita hipertensi (darah tinggi) atau yang harus mengurangi konsumsi garam, tetap mengkonsumsi garam beryodium tetapi dengan jumlah yang sedikit dan tetap dianjurkan mengkonsumsi makanan dari laut yang kaya akan yodium seperti ikan, udang, kerang dan ganggang laut (Depkes R.I, 1999).Kebutuhan yodium pada bayi atau balita berbeda dengan kebutuhan yodium pada orang tua. Menurut Widya Karya Pangan dan Gizi (1998) yang dikutip Almatsier (2001) kebutuhan yodium yang dianjurkan setiap harinya pada bayi adalah 50 70 mg, balita dan anak sekolah sebanyak 70 120 mg, remaja dan dewasa sebanyak 150 mg, ibu hamil sebanyak 175 mg, sedangkan pada ibu menyusui sebanyak 200 mg.

7. Cara Memilih Garam Beryodium dan Tidak Beryodium1) Cara pertama dengan menggunakan Iodina test, teteskan tiga tetes cairan uji yang banyak tersedia di puskesmas dan apotik.2) Gunakan tepung kanji yang di campur dengan garam lalu teteskan jeruk nipis, jika warna berubah menjdi keunguan, itu artinya mengandung yodium.3) Pilihlah garam yang dikemas dan berlabel Garam Beryodium, ada nomor MD atau SP, isi/berat kemasan, kandungan yodium 30-80 ppm, nama produsen.4) Pilihlah kemasan yang rapi dan tidak rusak.5) Pilihlah garam yang putih dan kering, tidak lembab atau basah.6) Beli sedikit dulu (kemasan kecil) untuk diuji di rumah, kalau perlu beberapa merk, untuk pegangan dalam pembelian selanjutnya.7) Hindari memilih garam bata/briket apalagi yang tidak dikemas, kecuali telah anda uji pada setiap bagian (luar dan dalam) dan hasilnya cukup.8) Apabila sudah dilakukan uji terhadap merk tertentu, pembelian selanjutnya tidak perlu lagi dilakukan uji.9) Pilihlah kemasan kecil agar penyimpanan di rumah tidak terlalu lama, untuk menghindari proses pelembaban akibat terbukanya kemasan. ( Tips menggunakan garam beryodium, tersedia di http://www.surabaya-ehealth.org/content/tips-menggunakan-garam-beryodium ) di akses tanggal 25 maret 2011

8. Cara penyimpanan garam Garam beryodium sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup tidak tembus pandang. Tujuannya untuk melindungi zat yodium agar tidak terpapar dengan matahari da hindari dari panas api. Kandungan yodiumnya bisa menguap jika terpapar dengan matahari. Juga perhatikan tempat garam sebaiknya tutup dengan rapat, jika membiarkan tutup terbuka, maka yodium bisa menguap, hindari tempat yang lembab atau basah, Gunakan sendok bersih dan kering untuk mengambil garam, tutup kembali yang rapat setelah penggunaan.

9. Cara Menggunakan garam beryodiumPerlu diketahui bahwa kandungan yodium pada garam akan berubah dan tidak bereaksi sebelum diserap oleh tubuh.Cara yang biasa dilakukan oleh para ibu ketika memasak makanan garam yang dibubuhkan kedalam makanan saat panas mendidih. Alasannya jika tidak begitu masakan kurang sedap. Namun cara yang sudah dilakukan oleh para ibu-ibu tersebut salah, karena zat yodium garam akan hilang ketika terkena panas mendidih tersebut.Sebaiknya masakan itu dibubuhi garam saat hangat-hangat kuku sehingga kandungan yodiumnya tetap utuh. Jika membubuhinya saat dingin, malah lebih baik tetapi kebanyakan masakan akan terasa kurang sedap. Dan jika di hidangkan, harus ditutup rapat agar tidak menguap.

III. Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Ibu :

Penggunaan Garam Beryodium- Baik- Cukup- Kurang

-Ekonomi-Sarana Kesehatan-Pendidikan-Jenis Kelamin

Keterangan :

: diteliti : tidak diteliti

Gambar 2.0 Bagan kerangka konsep penelitian

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Desain PenelitianMetode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan dalam proses penelitian ( Azziz Alimul Hidayat, 2007 ). Pada bab ini akan disajikan tentang rancangan penelitian, kerangka kerja penelitian, waktu dan tempat, populasi dan sampel, kerangka konsep, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, pengumpulan data, pengolahan dan analisa data. Desain penelitian pada hakekatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai suatu tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun bagi peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2003 ).Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriftif yaitu memberikan gambaran secara sistematis mengenai tingkat pengetahuan ibu tantang penggunaan garam beryodium di Desa Karang intan Kecamatan Karang intan Kabupaten Banjar.

B. Identifikasi Kerangka Kerja Penelitian

Studi Kepustakaan

InternetBukuData Puskesmas Karang IntanData Profil Desa Karang IntanProfil Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar

PopulasiMasyarakat desa Karang Intan

SampelIbu di desa Karang Intan

Proses pengumpulan datadengan lembar kuesioner

Pengolahan data

Analisa data

Penyajian data

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Kerja PenelitianC. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat PenelitianTempat penelitian ini dilaksanakan di Desa Karang Intan Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dimulai dengan pembuatan proposal sampai penyerahan hasil penelitian adalah, dari bulan Desember 2010 sampai dengan Juni 2011.D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. PopulasiPopulasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti. Variabel tersebut bisa orang, kejadian, perilaku atau sesuatu lain yang akan dilakukan penelitian (Nursalam, 2003).Populasi pada penelitian ini adalah Ibu di Desa Karang intan.2. SampelSampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk memenuhi / mewakili populasi (Nursalam, 2003).Sampel dalam penelitian ini adalah ibu dari anggota keluarga yang ada di Desa Karang Intan Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. a. Kriteria inklusi Ibu di Desa Karang Intan yang bersedia jadi responden/ibu di anggota keluarga.b.Kriteria eksklusiIbu di Desa Karang Intan tetapi tidak mau menjadi responden.Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Notoadmojo (2005), sebagai berikut .

Nn =1+N(d)

N = Besar Populasin = Besar Sampeld = Tingkat Kepercayaan / KetepatanN = 178

Nn =1+N(d)d = 0,1

178 =1+178(0,1)

178 =1+178(0,01)

178 178 === 64 1+1,78 2,78

64,02 dibulatkan menjadi 64 orang

E. Variabel PenelitianVariabel pada penelitian ini adalah Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium di Desa Karang Intan.

F. Definisi Operasional PenelitianDefinisi Operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, dapat diukur artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain.(Nursalam, 2008).

Tabel 2.0 Definisi OperasionalVariabelDefinisi OperasionalParameterAlat UkurSkala PengukurHasil ukur

Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium

Adalah Kemampuan ibu untuk memahami tentang penggunaan garam beryodium.

Pengetahuan tentang garam beryodium Manfaat garam beryodium Sumber yodium Dampak garam beryodium Cara penggunaan garam beryodium Keaslian garam beryodiumKuesionerOrdinal Baik :27- 33 Cukup baik :20- 26

Kurang baik :13- 19

G. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian adalah suatu cara bagaimana data diperoleh dan alat ukur yang harus diperhatikan peneliti adalah validitas dan reliabilitas (Nursalam, 2003). Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner, diberikan dalam bentuk pertanyaan terstruktur sesuai dengan penelitian yang ingin dicapai. H. Metode Pengumpulan DataPengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003).Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.1. Data PrimerMerupakan data yang diperoleh langsung dari responden atau subjek penelitian dengan cara membagikan lembar kuesioner yang telah dirancang.2. Data SekunderData yang dikumpulkan sebagai data pelengkap yang mendukung dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data yang didapat dari data puskesmas Karang Intan, data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar dan Data profil Desa Karang Intan.

I. Pengolahan dan Analisis DataMenurut Aziz Alimul Hidayat(2007) dalam melakukan analisa, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh adalah.a. EditingEditing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.b. CodingCoding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.c. Entri dataData entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.d. Melakukan teknik analisa Dalam penelitian ini data yang telah dikumpulkan diolah dalam bentuk distribusi frekuensi, kemudian di interpretasikan untuk menggambarkan hasil yang diperoleh.Untuk data gambaran tingkat pengetahuan masyarakat desa Karang Intan tentang manfaat penggunaan garam beryodium yang menggunakan kuesioner dengan jumlah pertanyaan 10 item. Setiap jawaban diberi bobot nilai dengan ketentuan.a. Nilai 3 bila jawaban yab. Nilai 1 bila jawaban tidak.

Setelah diberi bobot nilai, selanjutnya dibuat kategori dari setiap instrumen untuk kualitas, jawaban dari responden berdasarkan nilai skor, kemudian ditetapkan klasifikasi (kriteria nilai) melalui perhitungan sederhana yaitu sebagai berikut.1. Menetapkan nilai tertinggi dan terendahJumlah pertanyaan x nilai jawaban tertinggi = nilai tertinggi12 x 3 = 36Jumlah pertanyaan x nilai jawaban terendah = nilai terendah12 x 1 = 122. Menentukan rangeNilai tertinggi - nilai terendah = range36 12 = 243. Range dibagi 3 kategori untuk menentukan interval dan klasifikasi nilai yang dibuat antara lain : baik, cukup baik dan kurang baik.Range = 24 : 3 = 8 Berdasarkan perhitungan tersebut diatas, klasifikasi nilainya adalah sebagai berikut :KlasifikasiKategori

28 36Baik

20 27Cukup baik

12 19Kurang baik

J. Etika PenelitianMasalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:1. Informed ConsentInformed consent adalah pemberian informasi kepada responden tentang maksud dan tujuan penelitian, serta manfaat penelitian yang akan dilakukan. Jika subjek bersedia untuk menjadi responden, maka dia menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Jika tidak bersedia, maka peneliti menghormati hak klien.2. Anomity (Tanpa nama)Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. (Aziz Alimul Hidayat, 2007).

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

Didalam Bab IV ini akan didahului penjelasan mengenai gambaran umum lokasi penelitian, kemudian diuraikan hasil penelitian dan pembahasan data tentang Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Garam Beryodium di Desa Karang Intan tahun 2011.

A. Gambaran Umum Lokasi PenelitianDesa Karang Intan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Karan Intan Kabupaten Banjar.Luas Wilayah : 359 haJumlah RT : 3 RTJumlah Penduduk : 837 jiwa1. Batas-batas kecamatana. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pasar lamab. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sei Landasc. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pandak Daund. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lihung2. Jumlah Sekolah a. TK : 1 Buahb. SD/Sederajat : 3 Buahc. SMP/Sederajat : 3 Buahd. SMA / Sederajat : - Buah3. Pendidikana. Belum sekolah: 115 Orangb. Tidak tamat SD: 3 Orangc. Tamat SD/sederajata: 269 Orangd. SLTP/sederajat: 177 orange. SLTA/sederajat: 176 orangf. D 1: 3 orangg. D 2: 4 orangh. D 3: 1 orangi. S 1: 20 orangj. S 2: -k. S 3: -4. Agama Penduduk di wilayah desa Karang Intan seluruhnya beragama islam (100%) dengan sarana peribadatan yaitu mesjid dan mushala.5. Sarana dan Prasarana Kesehatan Sarana kesehatan yang ada di Desa Karang Intan meliputi posyandu 1 unit, toko obat 1 unit, puskesmas 1 unit.

B. Hasil PenelitianHasil kuesioner penulis sajikan dalam bentuk tabel, untuk setiap tabel disertai dengan pembahasan, tabel-tabel penulis urutkan sebagai berikut:1. Karakteristik RespondenResponden dalam penelitian ini adalah ibu yang yang ada di Desa Karang Intan dengan jumlah sebanyak 64 responden.a. Umur RespondenHasil data yang diperoleh berdasarkan umur responden dapat dilihat pada tabel 4.1Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Tahun 2011

NoUmurJumlah RespondenPersentase

120-303453.13%

231-402640.63%

341-5046.25%

451-6000.00%

5>6000.00%

Jumlah64100.00%

Sumber : Data primer yang diolahDari tabel diatas menunjukkan responden terbanyak berusia 20-30 tahun sebanyak 34 responden (53,13%), Sedangkan yang paling sedikit berusia 41-50 sebanyak 4(6,25%).b.Tingkat Pendidikan RespondenHasil data yang diperoleh berdasarkan tingkat pendidikan reponden dapat dilihat pada tebel 4.2Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011

NoPendidikanJumlah RespondenPersentase

1Tidak Sekolah00.00%

2SD2539.06%

3SLTP2234.38%

4SLTA812.50%

5Perguruan Tinggi914.06%

Jumlah64100.00%

Sumber : Data primer yang diolahDari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden terbanyak berpendidikan SD sebanyak 25 responden (39,06%) dan yang paling sedikit adalah SLTA sebanyak 8 responden (12,50%).b. Pekerjaan RespondenHasil data yang diperoleh berdasarkan pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2011

NoPekerjaanJumlah RespondenPersentase

1Tidak Bekerja23.13%

2Swasta5382.81%

3PNS914.06%

4Pensiunan00.00%

Jumlah64100.00%

Sumber : data primer yang diolahDari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden terbanyak memiliki pekerjaan swasta sebanyak 53 responden (82,81%) dan yang paling sedikit tedak bekerja sebanyak 2 responden (3,13%).1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Garam BeryodiumHasil yang diperoleh mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Garam Beryodium di Desa Karang Intan Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.4Tabel 4.4 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Garam Beryodium di Desa karang Intan Tahun 2011

NoPengetahuanJumlah RespondenPersentase

1Baik1218.75%

2Cukup4570.31%

3Kurang710.94%

Jumlah64100.00%

Sumber : Data primer yang diolahDari data diatas menunjukkan bahwa jumlah responden dalam kategori baik sebanyak 12 responden (18,75%), kategori cukup 45 responden (70,31%) dan kategori kurang 7 responden (10,94%).2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Garam Beryodium berdasarkan umur di Desa karang Intan Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Ibu Berdasarkan Umur di Desa Karang Intan Tahun 2011

No

PengetahuanUmurJumlah

20-3031-4041-50 %

% % %

1Baik866.67433.3300.0012100

2Cukup2248.891942.2248.8945100

3Kurang457.14342.8600.007100

Jumlah3453.132640.6346.2564100

Sumber : Data primer yang diolahDari data diatas menunjukkan bahwa hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu tentang garam beryodium berdasarkan umur dikategori baik berjumlah 12 responden dengan umur ibu 20-30 tahun sebanyak 8 responden (66,67%), umur 31-40 sebanyak 4 responden (33,33%).Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium dikategori cukup sebanyak 45 responden dengan umur 20-30 sebanyak 22 responden (48,89%), umur 31-40 sebanyak 19 responden (42,22%), umur 41-50 sebanyak 4 responden (8,89%).Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium dikategori kurang sebanyak 7 responden (10,94%) dengan umur 20-31 sebanyak 4 responden (57,14%), umur 31-40 sebanyak 3 responden (42,86%).3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Garam Beryodium berdasarkan pendidikan di Desa karang Intan Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Tabulasi silang Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Garam Beryodoum Berdasarkan Pendidikan di Desa Karang Intan Tahun 2011

NoPengetahuanPendidikanJumlah

TSSDSLTPSLTAPT

% % % % % %

1Baik0000.00333.33222.22444.449100

2Cukup002347.921429.17612.50510.4248100

3Kurang00228.57571.4300.0000.007100

Jumlah002539.062234.38812.50914.0664100

Sumber : Data primer yang diolahDari data diatas menunjukkan bahwa hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium berdasarkan pendidikan dikategorikan baik berjumlah 9 responden dengan pendidikan SLTP berjumlah 3 responden (33,33%), SLTA sebanyak 2 responden (22,22%) dan perguruan tinggi sebanyak 4 responden (44,44%). Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium dikategori cukup berjumlah 48 responden dengan pendidikan SD sebanyak 23 responden (47,92%)SLTP sebanyak 14 responden (29,17%), SLTA sebanyak 6 responden (12,50%), dan perguruan tinggi sebanyak 5 responden(10,42%). Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium kurang berjumlah 7 responden dengan pendidikan SD sebanyak 2 responden (28,57%), SLTP sebanyak 5 responden (71,43%).4. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pengguanaan Garam Beryodium Berdasarkan Pekerjaan di Desa Karang Intan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 tabulasi silang Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Garam Beryodium Berdasarkan Pekerjaan di Desa Karang Intan Tahun 2011

NoPengetahuanPekerjaanJumlah

TBSwastaPNSPensiun

% % % % %

1Baik001275.00425.0000.009100

2Cukup12.223986.67511.1100.0048100

3Kurang133.33266.6700.0000.007100

Jumlah23.135382.81914.0600.0064100

Sumber : Data primer yang diolahDari data diatas menunjukkan bahwa hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium berdasarkan pekerjaan dikategorikan baik berjumlah 16 responden. Swasta berjumlah 12 responden (75,00%), PNS sebanyak 4 responden (25,00%).Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium dikategori cukup berjumlah 45 responden.Tidak bekerja sebanyak 1 responden (2,22%)Swasta sebanyak 39 responden (86,67%), PNS sebanyak 5 responden(11,11%).Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium dikategori kurang berjumlah 3 responden. Tidak bekerja sebanyak 1 responden (33,33%), Swasta sebanyak 2 responden (66,67%).C. PembahasanPembahasan hasil penelitian ini akan disajikan dalam dua bagian yaitu pembahasan tentang hasil penelitian yang meliputi tentang jumlah karakteristik responden berdasarkan umur, tingkat pendidikan responden, status pekerjaan responden.

1. Pembahasan Penelitiana. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan garam Beryodium Berdasarkan Umur Dari data diatas menunjukkan bahwa hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu tentang garam beryodium berdasarkan umur dikategori baik berjumlah 12 responden dengan umur ibu 20-30 tahun sebanyak 8 responden (66,67%), umur 31-40 sebanyak 4 responden (33,33%).Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium dikategori cukup sebanyak 45 responden dengan umur 20-30 sebanyak 22 responden (48,89%), umur 31-40 sebanyak 19 responden (42,22%), umur 41-50 sebanyak 4 responden (8,89%).Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium dikategori kurang sebanyak 7 responden dengan umur 20-31 sebanyak 4 responden (57,14%), umur 31-40 sebanyak 3 responden (42,86%).Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium terbanyak mempunyai pengetahuan baik dan cukup. Pengetahuan yang baik dan cukup ini dipengaruhi oleh faktor umur, yaitu tingkat usia yang paling banyak 20-31, dengan tingkat usia ini menunjukan bahwa mereka mempunyai sifat ingin hal-hal yang baru dengan mencari informasi melalui media elektronik seperti internet, tv, radio.Penelitian ini menunjukkan kematangan umur seseorang dapat mempermudah menerima pengetahuan yang diperolehnya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang ( Hendra,2008).Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam & Siti Pariani 2000:134). tersedia di http://id.shvoong.com/humanities/ linguistics/ 2053284-konsep-tingkat-pengetahuan/#ixzz1SM5hxC6K di akses tanggal 17 juli 2011.Peran Seusia ini dapat menjadi informan atau inisiator dalam penyelesaian masalah, apabila ada kegiatan pelayanan program kesehatan dimasyarakat maka pada usia ini penting untuk dilibatkan.b. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan garam Beryodium Berdasarkan PendidikanDari data diatas menunjukkan bahwa hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium berdasarkan pendidikan dikategorikan baik berjumlah 9 responden dengan pendidikan SLTP berjumlah 3 responden (33,33%), SLTA sebanyak 2 responden (22,22%) dan perguruan tinggi sebanyak 4 responden (44,44%). Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium dikategori cukup berjumlah 48 responden dengan pendidikan SD sebanyak 23 responden (47,92%)SLTP sebanyak 14 responden (29,17%), SLTA sebanyak 6 responden (12,50%), dan perguruan tinggi sebanyak 5 responden(10,42%). Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium dikategori kurang berjumlah 7 responden dengan pendidikan SD sebanyak 2 responden (28,57%), SLTP sebanyak 5 responden (71,43%).Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium dengan pengetahuan baik terbanyak pada pendidikan perguruan tinggi, namun dengan pengetahuan cukup didapatkan terbanyak pada pendidikan SD, sedangkan dengan pengetahuan kurang didapatkan terbanyak pada pedidikan SLTP. Dari hasil penelitian tersebut diatas, dapat dilihat bahwa. tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan maka semakin baik pula pengetahuannya. Hal ini sejalan dengan teori Hendra AW (2008) bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Selain itu juga Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapat informasi yang baik dari berbagai media cetak dan elektronik misalnya TV, radio, atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap orang lain menuju ke arah suatu citacita tertentu (Suwono, 1992) jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula menerima pengetahuan yang dimilikinya (Nursalam & Pariani 2000:133) tersedia di http://id.shvoong.com/ humanities/ linguistics/ 2053284-konsep-tingkat-pengetahuan/#ixzz1SM5hxC6K diakses tanggal 17 juli 2011.c. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Garam Beryodium Berdasarkan Pekerjaan Dari data diatas menunjukkan bahwa hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium berdasarkan pekerjaan dikategorikan baik berjumlah 16 responden.Yaitu swasta berjumlah 12 responden (75,00%)dan sisanya PNS sebanyak 4 responden (25,00%).Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium pada kategori cukup berjumlah 45 responden yaitu tidak bekerja sebanyak 1 responden (2,22%), Swasta sebanyak 39 responden (86,67%)dan PNS sebanyak 5 responden(11,11%).Sedangkan pengetahun ibu tentang penggunaan garam beryodium di kategori kurang berjumlah 3 responden. Tidak bekerja sebanyak 1 responden (33,33%), Swasta sebanyak 2 responden (66,67%).Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium dengan kategori baik, cukup dan kurang terbanyak pada pekerjaan swasta. Hal ini dikarenakan bahwa ibu-ibu sebagian besar tidak mempunyai pekerjaan tetap sebagai PNS melainkan sebagai pekerja tidak mengikat yaitu swasta. Pekerjaan swasta yang di geluti ibu-ibu seperti berjualan di warung dan toko di depan rumahnya untuk menambah penghasilan.Pekerjaan adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Pekerjaan didefinisikan juga sebagai pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.( http: // cookeyzone. blogspot. com /2009/04/ pengertian-profesi-dan-pekerjaan.html)Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan dan kehidupan keluargannya (Nursalam & Pariani 2000:133)( http://id.shvoong.com /humanities/ linguistics/2053284-konsep-tingkat-pengetahuan/ # ixzz1SM5hxC6K) di akses tanggal 17 juli 2011.2. Keterbatasan PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian pertama oleh peneliti, berbagai keterbatasan adalah kesulitan referensi, wilayah yang luas dan waktu yang terbatas.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

D. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat Desa Karang Intan Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1. Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium berdasarkan umur dikategorikan baik berjumlah 12 responden terbanyak dengan umur ibu 20-30 tahun yaitu 8 responden (66,67%). Dikategorikan cukup sebanyak 45 responden terbanyak dengan umur 20-30 yaitu 22 responden (48,89%)dan dikategorikan kurang sebanyak 7 responden terbanyak dengan umur 20-31 sebanyak 4 responden (57,14%).2. Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium berdasarkan pendidikan dikategorikan baik berjumlah 9 responden terbanyak dengan pendidikan SLTP yaitu berjumlah 3 (33.33%), Dikategorikan cukup sebanyak 45 responden terbanyak dengan pendidikan SD yaitu 23 responden (47,92%)dan dikategorikan kurang sebanyak 7 responden terbanyak dengan pendidikan SD sebanyak 2 responden (28,57%).3. Pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium berdasarkan pekerjaan dikategorikan baik berjumlah 16 responden.yaitu swasta berjumlah 12 responden (75,00%). Dikategorikan cukup berjumlah 45 responden.yaitu tidak bekerja sebanyak 1 responden (2,22%)dan swasta sebanyak 39 responden (86,67%), PNS sebanyak 5 responden(11,11%) dan dikategorikan kurang berjumlah 3 responden. Yaitu tidak bekerja sebanyak 1 responden (33,33%)dan swasta sebanyak 2 responden (66,67%).

E. Sarana. Pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat dapat melibatkan usia 20-31( usia muda ) sebagai inisiator dan motivator atau informan kepada anggota masyarakat.b. Informasi kesehatan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat yaitu masyarakat yang pendidikan rendah dapat berupa penyuluhan yang sering dan praktis.c. Strategi pemberian informasi kesehatn dapat dengan mengelompokkan ibu-ibu sesuai dengan kesibukan sebagai pekerja swasta di masyara

38