Makalah GAKY

24
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mempertinggi dearajat kesehatan yang besar artinya bagi pegembangan dan pembinaan sumber dya manusia Indonesia (Depkes, 1992). Di dalam GBHN 1999 telah ditegaskan bahwa titik berat pembangunan bangsa Indonesia dalam masa Pembangunan jangka Panjang Tahap II adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja melalui upaya penngkatan status gizi masyarakat. Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menghambat peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia adalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Yodium merupakan unsur pokok dalam pembentukan hormon tiroid, maka adanya persediaan unsur ini yang cukup dan terus – menerus merupkan suatu keharusan. Yodium dalam makanan bersal dari makanan laut, susu, daging, telur, air minum, garam beryodium dan sebagainya. Factor kandungan yodium lahan setempat sangat penting, khususnya bagi daerah terpencil di mana penduduknya hanya makan makanan yang berasal dari produksi setempat yang lahannya rendah kandungan yodiumnya (Djokomoeljanto, 1987).

description

gizi

Transcript of Makalah GAKY

Page 1: Makalah GAKY

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mempertinggi

dearajat kesehatan yang besar artinya bagi pegembangan dan pembinaan sumber

dya manusia Indonesia (Depkes, 1992). Di dalam GBHN 1999 telah ditegaskan

bahwa titik berat pembangunan bangsa Indonesia dalam masa Pembangunan

jangka Panjang Tahap II adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja melalui upaya

penngkatan status gizi masyarakat.

Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menghambat

peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia adalah Gangguan Akibat

Kekurangan Yodium (GAKY). Yodium merupakan unsur pokok dalam

pembentukan hormon tiroid, maka adanya persediaan unsur ini yang cukup dan

terus – menerus merupkan suatu keharusan. Yodium dalam makanan bersal dari

makanan laut, susu, daging, telur, air minum, garam beryodium dan sebagainya.

Factor kandungan yodium lahan setempat sangat penting, khususnya bagi daerah

terpencil di mana penduduknya hanya makan makanan yang berasal dari produksi

setempat yang lahannya rendah kandungan yodiumnya (Djokomoeljanto, 1987).

Masalah GAKY adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan karena tubuh

menderita kekurangan yodium secara terus menerus dalam jangka waktu yang

lama dan mempunyai dampak negative terhadap manusia sejk masih dalam

kandungan, setelah lahir sampai dewasa. Faktor risiko yang ditimbulkan pada

wanita hamil terjadinya abortus, lahir mati, berat badan lahir rendah, sampai cacat

bawaan bagi yang akan dilahirkan (Djokomoeljanto, 1997). Sedangkan pada anak

dapat mengakibatkan terjadinya gondok, hipotiroid juvenile, gangguan fungsi

mental, gangguan pertumbuhan dan pada dewasa menyebabkan gondook dengan

segala aspeknya, hipotiroid, gangguan fungsi mental (Saidah, 2011).

Program Pemerintah dalam penanggulangan masalah GAKY di Indonesia

untuk kegiatan jangka pendek dengan distribusi kapsul yodium, sedang untuk

Page 2: Makalah GAKY

2

kegiatan jangka panjang dengan distribusi garam beryodium (Djunaidi, 2000 &

Depkes RI, 1997).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam makalah

ini adalah mengenai yodium dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium.

1.3. Tujuan

1.3.1.Tujuan Umum

Mengetahui zat gizi yodium dan masalah defisiensinya.

1.3.2.Tujuan Khusus

Mengetahui gambaran, faktor risiko, akibat dan penanggulangan mengenai

zat gizi yodium dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

1.4. Manfaat

1. Bagi mahasiswa dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan

wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh.

2. Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi tenaga

kesehatan untuk mengenal gangguan akibat kekurangan yodium.

3. Sebagai kontribusi bagi tenaga kesehatan dalam membahas dan

mengetahui gambaran klinis GAKY agar dapat mendiagnosis secara

tepat.

Page 3: Makalah GAKY

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Yodium

Yodine ada di dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu sebanyak

kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg. Sekitar 75% dari yodium

ini ada di dalam kelenjar tiroid, dan merupakan komponen yang penting dalam

pembentukan hormone tiroid, tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Komponen-

komponen tersebut berperan dalam meregulasi banyak reaksi biokimia, terutama

sintesis protein dan aktivitas enzim. Di dalam darah yodium terdapat dalam

bentuk yodium bebas atau terikat-dengan-protein (protein-bound iodine/PBI)

(Almatsier, 2010).

Gambar 2.1. Struktur kimia Tiroksin dan Triiodotironin

2.1.1.Absorpsi, Metabolisme dan Ekskresi

Iodium mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Dalam bentuk organik di

dalam makanan hewani hanya separuh dari iodium yang dikonsumsi dapat

diabsorpsi. Kelenjar tiroid harus menangkap 60 mikrogram iodium sehari untuk

memelihara persediaan tiroksin yang cukup. Penangkapan iodide oleh kelenjar

tiroid dilakukan melalui transport aktif yaitu pompa iodium. Mekanisme ini diatur

oleh hormone yang merangsang tiroid (Thyroid-Stimulating Hormone/TSH) dan

hormon tirotrofin/TRH yang dikeluarkan oleh hipotalamus dan merangsang

Page 4: Makalah GAKY

4

pituitary untuk melepaskan TSH yang berperan dalam mengatur sekresi tiroid.

Hormon tiroksin kemudian dibawa darah ke sel-sel sasaran dan hati. Di dalam sel-

sel sasaran dan hati tiroksin dipecah dan bila diperlukan yodium kembali

digunakan (Almatsier, 2010).

Gambar 2.2. Metabolisme yodium di dalam kelenjar tiroid

Oleh karena afinitas yang tinggi dari protein plasma dengan hormon tiroid,

tiroksin dilepaskan ke dalam jaringan secara perlahan. Setengah dari tiroksin

dalam darah dilepaskan ke dalam jaringan setiap 6 hari, sementara triiodotirosin

setiap 1 hari. Onset dan durasi triiodotirosin lebih cepat dari tiroksin. Ekskresi

dilakukan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi. Kelebihan

yodium terutama dikeluarkan melalui urin, dan sedikit melalui feses yang berasal

dari cairan empedu (Almatsier, 2010).

2.1.2. Sumber Yodium

Iodium dapat diperoleh dari berbagai jenis pangan dan kandungannya

berbeda-beda tergantung asal jenis pangan tersebut dihasilkan. Kandungan iodium

pada buah dan sayur tergantung pada jenis tanah. Kandungan iodium pada

jaringan hewan serta produk susu tergantung pada kandungan iodium pada pakan

ternaknya. Pangan asal laut merupakan sumber iodium alamiah. Sumber lain

Page 5: Makalah GAKY

5

iodium adalah garam dan air yang difortifikasi. Hal yang sama juga dikemukakan

oleh bahwa makanan laut dan ganggang laut adalah sumber iodium yang paling

baik. Berikut menyebutkan rata-rata kandungan iodium dalam bahan makanan

antara lain : Ikan Tawar 30 µg; Ikan Laut 832 µg; Kerang 798 µg; Daging 50 µg;

Susu 47 µg; Telur 93 µg; Gandum 47 µg; Buah-buahan 18 µg; Kacang-kacangan

30 µg dan Sayuran 29 µg (Rayes dan Chan, 1988).

2.1.3. Fungsi Yodium

Menurut Almatsier (2010), fungsi iodium di dalam tubuh yaitu memaksimalkan kerja

kelenjar tiroid (kelenjar gondok) dalam pembentukan hormon tiroid. Hormon tiroid dibedakan

menjadi dua jenis yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Kedua hormon ini berfungsi sebagai

pengatur suhu tubuh, merangsang jaringan tubuh untuk memproduksi protein dan energi dari

oksigen dan makanan, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf. Fungsi utama

hormon-hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Hormon tiroid

mengontrol kecepatan tiap sel menggunakan oksigen. Yodium juga berperan dalam perubahan

karoten menjadi vitamin A dan sintesis kolesterol darah.

2.1.4. Angka Kecukupan Gizi Yodium

Kebutuhan yodium sehari sekitar 1-2 µg per kg berat badan. Widyakarya Pangan dan

Gizi (2004) menganjurkan AKG untuk yodium sebagai berikut:

1. Bayi 0-6 bulan : 90 µg

2. Balita 7 bulan – 5 tahun dan anak sekolah : 70-120 µg

3. Remaja 10-12 tahun : 120 µg

4. Dewasa : 150 µg

5. Ibu hamil : + 50 µg

6. Ibu menyusui : + 50 µg

Khusus bagi kelompok ibu hamil tambahan tersebut sebagian dapat

dipergunakan untuk keperluan aktivitas kelenjar tiroid dan sebagiannya lagi untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin khususnya perkembangan otak (Almatsier,

2010).

Page 6: Makalah GAKY

6

2.2. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

2.2.1. Definisi

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) menurut Depkes RI

(1996) adalah sekumpulan gejala atau kelainan yang ditimbulkan karena tubuh

menderita kekurangan iodium secara terus menerus dalam waktu yang lama yang

berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan manusia.

2.2.2. Sejarah

Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) berupa gondok atau

pembengkakan kelenjar tiroid di leher dan kretinisme (cebol) telah dikenal sejak

zaman budaya Cina dan Hindu, Yunani dan Roma. Di abad pertengahan, gambar-

gambar orang gondok kretin muncul dalam dunia seni lukis, antara lain lukisan

Madona di Italia menggambarkan wanita dengan gondok. Gondok waktu itu

dianggap normal. Baru pada abad ke 17 dan 18 dilakukan penelitian tentang

penyebab gondok dan kretin, dan pada abad ke 19 dimulai langkah konkret untuk

menanggulanginya. Pada abad ke 20 diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam

tentang cara pencegahan dan penanggulangannya.

2.2.3. Epidemiologi

Penduduk dunia yang mengalami resiko GAKY dilaporkan pada tahun

1999 sebesar 2,2 miliar orang yang tinggal di 130 negara, termasuk Indonesia,

740 juta orang di antaranya menderita gondok endemik. Di Indonesia 42 juta

orang tinggal di daerah yang lingkungannya kurang yodium. Dari hasil survei

pemetaan GAKI tahun 1998 pada anak sekolah, diperkirakan 53,8 juta penduduk

tinggal di daerah risiko GAKI dengan rincian 8,8 juta penduduk tinggal di daerah

endemik berat, 8,2 juta di daerah endemik sedang dan 36,8 juta di daerah endemik

ringan. Di beberapa provinsi seperti Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera

Barat, angka gondok bahkan mencapai 30%.

Pervalensi gondok anak sekolah di Kalimantan Selatan total goiter rate

(TGR) 1,85%, Kalimantan Tengah TGR 11,04% dan Kalimantan Timur TGR

Page 7: Makalah GAKY

7

3,14%. Di Jawa Tengah prevalensi gondok tahun 1996, TGR 4,5%, untuk wilayah

kabupaten/kotamadya prevalensi tertinggi di kabupaten Pati (17,4%), kemudian

Cilacap (16,6%), Temanggung (12,9%), Karanganyar (11,4%) dan Banjarnegara

(9,3%). Hasil survey GAKI pada tahun 2005 menunjukkan bahwa di Provinsi

Sumatera Utara hanya terdapat satu kabupaten sebagai daerah endemis berat

GAKI, yaitu Kabupaten Dairi (Nahampun dan Chatherina, 2010).

2.2.4. Etiologi

Menurut Fadil (1996), penyebab timbulnya GAKI yaitu:

1. Kandungan yodium dalam konsumsi sehari-hari tidak cukup (intake

yang rendah). Asupan yodium dapat diperiksa dengan cara langsung

yaitu menganalisis makanan duplikat yang terdapat dalam makanan

seseorang, ataupun dengan cara tidak langsung seperti memeriksa

kadar yodium di dalam urin (Djokomoeljanto, 1987).

2. Meningkatnya kebutuhan hormon tiroid terutama dalam masa anak-

anak, pubertas, kehamilan dan menyusui.

3. Terdapatnya zat goitrogen di dalam air minum dan masakan sehari-

hari. Goitrogen adalah bahan yang mengganggu pembentukan

hormone tiroid, yang dapat menyebabkan pembesaran kelenjar

gondok, terdapat pada sayuran seperti kol, kacang tanah, ubi kayu,

lobak, jagung, buncis, bawang merah, bawang putih. Aktivitas bahan

goitrogenik pada prinsipnya bekerja pada tempat yang berlainan

dalam rantai proses pembentukan hormon tiroid yang terbagi atas dua

(Nahampun dan Chatherina, 2010):

a. Menghambat pengambilan yodium oleh kelenjar tiroid, golongan

ini termasuk kelompok perchlorate.

b. Menghalangi pembentukan ikatan organik antara yodium dan

tiroksin untuk menjadi hormone tiroid, golongan ini adalah

kelompok tiouracils imidazoles.

4. Kelainan genetik dari kelenjar gondok.

Page 8: Makalah GAKY

8

2.2.5. Diagnosa

Untuk menentukan apakah seseorang mengalami pembesaran kelenjar

gondok dapat dilakukan dengan palpasi. Kriteria tingkat pembesaran kelenjar

gondok dapat dilihat pada table di bawah ini:

Tabel 2.1. Tingkat Pembesaran Kelenjar GondokGrade (Tingkat) Hasil Palpasi

Normal (0) Tidak ada pembesaran kelenjar

IA Pembesaran kelenjar tidak nampak walaupun leher

pada posisi tengadah maksimum.

Pembesaran kelenjar teraba ketika palpasi

setidaknya sebesar phalang terakhir dari ibu jari

penderita.

IB Pembesaran kelenjar gondok terlihat jika leher

tengadah maksimum.

Pembesaran kelenjar teraba ketika palpasi.

II Pembesran kelenjar gondok terliht pada posisi

kepala normal dan terlihat dari jarak satu meter.

III Pembesaran kelenjar gondok tampak nyata dari

jarak 5-6 meter.

Sumber: Proyek Intensifikasi Penanggulangan GAKI IBRD-LOAN, 1998

Pemeriksaan status yodium dianjurkan untuk menilai angka kejadian

gondok yang telah dijelaskan di atas, pengukuran kadar yodium yang

diekskresikan ke dalam urin dan penetuan kadar TSH dalam darah berbagai

kelompok usia. Kriteria keparahan dan signifikansi GAKY dibagi sebagai berikut:

Table 2.2. Kriteria Keparahan dan Signifikansi Masalah Kesehatan GAKY

Keparahan

Gambaran

KlinisTotal Goitre

Rate (%)

Rata-rata

kadar urine

(µg/L)

Prioritas

KoreksiG H K

Derajat 0

(normal)

0 0 0 <5,0 ≤100 -

Derajat I + 0 0 5,0-19,9 50-99 Penting

Page 9: Makalah GAKY

9

(ringan)

Derajat II

(sedang)

++ + 0 20,0-29,9 20-49 Segera

Derajat III

(parah)

++ +++ ++ ≥30 <20 Kritis

Keterangan: G (Goitre), H (Hipotiroidisme), K (Kretin), 0 (tidak ada), + (ringan),

++ (sedang), +++ (sangat berat)

2.2.6. Dampak Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

Pada kekurangan yodium, konsentrasi hormon tiroid menurun dan hormon

perangsang tiroid/TSH meningkat agar kelenjar tiroid mampu menyerap lebih

banyak yodium. Bila kekurangan berlanjut, sel kelenjar tiroid membesar dalam

usaha meningkatkan pengambilan yodium oleh kelenjar tersebut. Bila pembesaran

ini menampak dinamakan gondok sederhana. Bila terdapat secara meluas di suatu

daerah disebut gondok endemik. Gondok dapat menampakkan diri dalam bentuk

gejala yang sangat luas, yaitu dalam bentuk kretinisme (cebol) di satu sisi dan

pembesaran kelenjar tiroid di sisi lain.

Ganong (1979) menyatakan bahwa kekurangan yodium dapat memberikan

efek pada sistem saraf janin dan bayi, dikarenakan hormon tiroid dapat

merangsang penggunaan oksigen dalam otak. Sedangkan efeknya pada

pembentukan kalori adalah pada sistem katabolisme protein yang menyebabkan

berat badan menurun dan kelemahan otot.

Gejala kekurangan yodium adalah malas dan lamban, kelenjar tiroid

membesar, pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan

janin, dan dalam keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang

permanen serta hambatan pertumbuhan yang disebut sebagai kretinisme. Seorang

anak yang menderita kretinisme mempunyai bentuk tubuh abnormal dan IQ

sekitar 20. Kekurangan yodium pada anak-anak menyebabkan kemampuan belajar

yang rendah. Pengurangan tingkat kecerdasan yang diakibatkan oleh GAKY dapat

diperinci sebagai berikut:

Page 10: Makalah GAKY

10

1. Setiap penderita gondok akan mengalami pengurangan IQ sebesar 5 poin

di bawah normal.

2. Setiap penderita kretin akan mengalami pengurangan IQ sebesar 5 poin di

bawah normal.

3. Setiap penderita GAKY lain yang bukan gondok maupun kretin akan

mengalami penurunan IQ sebesar 5 poin di bawah normal.

4. Setiap kelahiran bayi yang terdapat di daerah yang kurang yodium akan

mengalami pengurangan IQ sebesar 5 poin di bawah normal (Nahampun

dan Chatherina, 2010).

Dampak karena GAKY dapat dilihat pada tabel spektrum di bawah ini:

Tabel 2.3. Spektrum Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY):

Kelompok Rentan Dampak

Ibu Hamil Keguguran

Janin Lahir mati, meningkatkan kematian janin, kematian

bayi, kretin (keterbelakangan mental, tuli, mata

juling, lumpuh), kelainan fungsi psikomotor

Neonatus Gondok dan hipotiroid

Anak dan Remaja Gondok, gangguan pertumbuhan fisik dan mental,

hipotiroid juvenile

Dewasa Gondok, hipotiroid

Page 11: Makalah GAKY

11

Gambar 2.3. Dampak GAKY seperti Kretin dan Gondok

2.2.7. Penanggulangan

Penanggulangan GAKY di Indonesia dibagi atas strategi jangka panjang

dan jangka pendek. Strategi jangka panjang adalah penggunaan garam beryodium

dengan kadar 40 ppm, sedangkan strategi jangka pendek adalah dengan pemberian

injeksi lipiodol setiap 4 tahun sekali terutama pada daerah endemik berat dan

sedang. Kemudian diberikan juga kapsul lipiodol (Soeharyo dkk., 1996). Strategi

penanggulangan sesuai daerah produksi garam dan konsumsi garamnya:

Tabel 2.3. Strategi Penanggulangan GAKY

Sentra Produksi Garam Nonsentra Produksi

Garam

Konsumsi Garam

beryodium cukup

Kategori 1

Strategi:

Mempertahankan

produksi dan konsumsi

garam beryodium yang

memenuhi syarat.

Upaya:

Meneruskan

pengawasan di tingkat

produksi, distribusi,

dan konsumsi,

penegakan hukum,

peningkatan status

sosial ekonomi

pegaram, teknologi

iodisasi dan survailans.

Kategori 2

Strategi:

Mempertahankan

pasokan dan konsumsi

garam beryodium yang

memenuhi syarat.

Upaya:

Menjamin pasokan

garam beryodium dan

pengawasan mutu

garam di tingkat

distribusi dan

konsumsi secara

intensif serta

memperkuat

penegakan

perundangan garam

beryodium dan

Page 12: Makalah GAKY

12

survailans.

Konsumsi Garam

Beryodium Tidak

cukup

Kategori 3

Strategi:

Meningkatkan

produksi dan konsumsi

Garam beryodium

memenuhi syarat

Upaya:

Meningkatkan

konsumsi garam

beryodium melalui

promosi intensif,

penegakan norma

sosial dan hukum,

meneruskan

pengawasan di tingkat

produksi, distribusi,

dan konsumsi secara

intensif, peningkatan

status sosial ekonomi

pegaram dan teknologi

iodisasi serta

survailans.

Kategori 4

Strategi:

Meningkatkan pasokan

dan konsumsi garam

beryodium yang

memenuhi syarat.

Upaya:

Menjamin pemenuhan

pasokan garam

beryodium disertai

dengan promosi

intensif konsumsi

garam beryodium,

penegakan norma

sosial dan hukum,

pengawasan mutu

garam di tingkat

distribusi dan

konsumsi serta

survailans.

1. GAKY ringan: akan lenyap dengan sendirinya jika status ekonomi

penduduk ditingkatkan.

2. GAKY sedang: dapat dikontrol dengan garam beryodium (biasanya 20-40

mg/kg pada tingkat rumah tangga). Di samping itu minyak beryodium

diberi secara oral atau suntik yang dikoordinasi melalui puskesmas.

Page 13: Makalah GAKY

13

3. GAKY berat: minyak beryodium diberikan secara oral pada 3, 6, dan 12

bulan maupun suntuikan setiap 2 tahun sampai system garam beryodium

efektif, jika efek pada system saraf pusat dicegah dengan sempurna.

Minyak beryodium secara oral diberikan dalam bentuk kapsul dengan dosis

tinggi dan tiap kapsul berisi 200 mg yodium dalam larutan minyak. Kapsul

yodium diberikan kepada penduduk yang tinggal di daerah endemik sedang dan

berat (prevalensi ≤ 20%) setiap tahun sekali:

1. Pada laki-laki : 0-20 tahun

2. Pada perempuan : 0-30 tahun

3. Pada semua ibu hamil dan menyusui

Dosis pemberian kapsul yodium:

1. Bayi 0-1 tahun : ½ kapsul per tahun

2. Balita 1-5 tahun : 1 kapsul per tahun

3. Wanita 6-35 tahun : 2 kapsul per tahun

4. Pria 6-20 tahun : 2 kapsul per tahun

5. Wanita hamil dan menyusui : 2 kapsul per tahun

2.2.8. Pencegahan

Secara relatif, hanya makanan laut yang kaya akan yodium sekitar

100µg/100gr. Pencegahan dilaksanakan melalui pemberian garam beryodium.

Jika tidak tersedia maka diberikan kapsul yodium secara oral seperti yang sudah

dijelaskan atau suntikan ke dalam otot setiap 2 tahun.

Kegiatan pencegahan dan penanggulangan GAKY yang telah dilakukan

oleh pemerintah meliputi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang tertuju

pada 3 kelompok sasaran yaitu:

1. Para perencana, pengelola, dan pelaksana program.

2. Masyarakat di daerah gondok endemik.

3. Masyarakat di luar daerah gondok endemik.

Page 14: Makalah GAKY

14

BAB 3

KESIMPULAN

Yodium merupakan unsur pokok dalam pembentukan hormon tiroid, maka

adanya persediaan unsur ini yang cukup dan terus – menerus merupakan suatu

keharusan. Yodium dalam makanan bersal dari makanan laut, susu, daging, telur,

air minum, garam beryodium dan sebagainya. Gangguan Akibat Kekurangan

Yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala atau kelainan yang ditimbulkan

karena tubuh menderita kekurangan iodium secara terus menerus dalam waktu

yang lama yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan manusia.

Penduduk dunia yang mengalami resiko GAKY dilaporkan pada tahun

1999 sebesar 2,2 miliar orang yang tinggal di 130 negara, termasuk Indonesia,

740 juta orang di antaranya menderita gondok endemik. Di Indonesia 42 juta

orang tinggal di daerah yang lingkungannya kurang yodium. Pada kekurangan

yodium, konsentrasi hormon tiroid menurun dan hormon perangsang tiroid/TSH

meningkat agar kelenjar tiroid mampu menyerap lebih banyak yodium. Bila

kekurangan berlanjut, sel kelenjar tiroid membesar dalam usaha meningkatkan

pengambilan yodium oleh kelenjar tersebut. Gondok dapat menampakkan diri

dalam bentuk gejala yang sangat luas, yaitu dalam bentuk kretinisme (cebol) di

satu sisi dan pembesaran kelenjar tiroid di sisi lain.

Penanggulangan GAKY di Indonesia dibagi atas strategi jangka panjang

dan jangka pendek. Strategi jangka panjang adalah penggunaan garam beryodium

dengan kadar 40 ppm, sedangkan strategi jangka pendek adalah dengan pemberian

injeksi lipiodol setiap 4 tahun sekali terutama pada daerah endemik berat dan

sedang. Kemudian diberikan juga kapsul lipiodol.

Page 15: Makalah GAKY

15

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Chan, M., Javalera, and A. Rayes. 1988. A Discriptive Study abouth The General

Preceptions and Behavior Related to Goiter of Females Fifteen Years old

and above in Three Barangays of Ternate, Govite, Philipina. College of

Public Health, University of Philippina. Manila.

Depkes RI, 1992. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992

Tentang Kesehatan. Jakarta.

Depkes RI, 1997. Strategi Mobilisasi sosial dalam Rangka Meningkatkan

Konsumsi Garam Beryodium di Masyarakat. Komite Nasional Garam

Tingkat Pusat, Dirjen PKM, Jakarta.

Depkes RI, 2001. Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) di

Indonesia. Kerja sama Depkes dan Kesejahteraan Sosial. Direktorat Gizi

Masyarakat Depkes RI.

Djokomoeljanto R, 1987. Kelenjar Tiroid: Embriologi, Anatomi dan Faalnya.

Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi kedua. Jakarta: FKUI.

Djokomoeljanto R, 1997. Peta Gondok dan Gangguan Akibat Kekurangan

Yodium di Jawa Tengah. Jurnal Vol. 32 No. 1, M Med Indonesia.

Fadil, 1996. Evaluasi Dampak Program Yodiolisasi pada Masyarakat Rawan

GAKY di Sumatera Barat. Temu Ilmiah & Simposium Nasional III

Penyakit Kelenjar Tiroid. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Semarang.

Ganong WF, 1979. Fisiologi Kedokteran ed. 9. Adji Dharma. Jakarta. EGC

Penerbit Buku Kedokteran.

ICCIDD, 1999. Indicators for Assessing IDD status. IDD Newsletter Vol. 15 No.

3.

Nahampun dan Chatherina E. 2010. Identifikasi Kualitas Garam Beriodium yang

Beredar di Pasar dan Warung di Kecamatan Berampu di Kabupaten Dairi

Tahun 2010. Universitas Sumatera Utara. Diakses dari:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/20838 (7 April 2013).

Page 16: Makalah GAKY

16

Saidah RD, 2001. Neonatal Hypothyroidism. Kumpulan Naskah Pertemuan

Ilmiah Nasional Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY). Semarang.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Soeharyo H dkk. 1996. Laporan Penelitian Survei Pemetaan Gaki di Jawa

Tengah. Kerja Sama Tim Peneliti GAKY FK Undip dengan Kanwil

Depkes Prop. Jateng Semarang.