GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN...

126

Transcript of GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN...

Page 1: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN

DIABETES MELITUS TENTANG MANAJEMEN DIET DI

PUSKESMAS MAMPANG

Skripsi diajukan sebagai tugas akhir strata-1 (S-1) pada Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :

QURRATU A’YUN

109104000020

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan
Page 3: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan
Page 4: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan
Page 5: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan
Page 6: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

i

Nama : QURRATU A’YUN

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 06 Juni 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jln. Mampang Prapatan XI Rt 007 Rw 04 No.52

Kecamatan : Mampang Prapatan, Kelurahan: Tegal Parang Jakarta Selatan 12790

Telp/ HP : -/ 0818 0812 1165

E-mail : [email protected]

1. MI AL-FALAH Duren Tiga (1996-2003)

2. MTS AL-KHAIRIYAH Jakarta Selatan (1993-2006)

3. SMA 28 Jakarta Selatan (2006-2009)

4. S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2009-2013)

RIWAYAT PENDIDIKAN

RIWAYAT ORGANISASI

Page 7: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

ii

1. BEM J Ilmu Keperawatan

2. BEM Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

3. ILMIKI

4. Relawan Lembaga Kemanusiaan ESQ

1. Seminar Kesehatan ‘Perangi Kanker Serviks’ tahun 2010

2. Medical Training Service ‘Basic Wound Closure Course’ tahun 2009

3. Seminar Cultural Approach in Holistic Nursing Care in Globalozation Era tahun 2009

4. Seminar Nasional Keperawatan Peduli Perawatan Luka “Let’s Improve the Nursing

Skill with Appropriate Wound Care” tahun 2009

5. Pelatihan Pertolongan Pertama Mahasiswa tahun 2011

6. Seminar “Cultural Approach in Holistic Care in Globalization Era” tahun 2009

7. Seminar umum“Hilangnya Ayat dalam Undang-undang Anti Rokok” tahun 2009

8. Seminar kesehatan “Perawatan Pasien Hipertensi dan Diabetes di Rumah” tahun 2010

9. Seminar Nasional “Homeopathy, A Brighter Alternative Treatment Method Bulids an

Indonesian Awareness of Natural Medication in The Future” tahun 2011

10. Seminar Nasional “Music Therapy: Melody for Heart and Brain Health” tahun 2012

11. Seminar Nasional “Uji Kompetensi Keperawatan” tahun 2012

12. Seminar Nasional “Uji Kompetensi Nasional Perawat: Meningkatkan Peran dan Mutu

Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global” tahun 2012

13. Emergency Nursing Seminar dan Workshop “Peran Perawat dalam Tatalaksana

Trauma Thoraks Berbasis Pasien Safety” tahun 2012

14. Seminar “Smoking Cessation for Better Generation without Tobacco” tahun 2010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

PELATIHAN DAN SEMINAR YANG DIIKUTI

Page 8: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

iii

JAKARTA

Skripsi, November 2013

Qurratu A’yun

Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Manajemen Diet DiPuskesmas Mampang

xv +85 hal, 14 tabel, 2 bagan, lampiran

ABSTRAK

Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit kronis yang merupakan suatu kelompokpenyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresiinsulin, kerja insulin atau karena keduanya. Kasus DM yang meningkat di Indonesia bahkandi Dunia menjadikan ketertarikan sendiri bagi peneliti untuk meneliti kasus DM. Penangananpasien DM tipe 2 dilakukan antara lain dengan diet. Keberhasilan diet pasien DMdipengaruhi oleh karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaandan lama menderita. Tingkat pengetahuan pasien tentang manajemen diet DM berdasarkanjenis makanan dan cara pengolahan, porsi makanan dan waktu konsumsi dan Tingkatpengetahuan pasien tentang manajemen diet DM berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan,pekerjaan dan lama menderita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuanpasien tentang manajemen diet DM berdasarkan yang telah disebutkan diatas, di PukesmasMampang Jakarta Selatan. Metode penelitian deskriptif dengan desain probability samplingdengan teknik simple random sampling. Jumlah sampel yang terlibat sebanyak 42 responden.Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan didapatkan selama 2 minggu. Hasil analisadengan univariat berdasarkan tingkat pengetahuan manajemen diet DM secara keseluruhandengan presentase 57,94% dengan kategorik sedang. Kesimpulan bahwa pengetahuan tentangmanajemen diet DM di Puskesmas tersebut belum optimal sehingga perlu dikembangkanedukasi manajemen diet yang berkelanjutan dalam pelayanan kesehatan. Saran untukpenelitian selanjutnya mengadakan penelitian berkelanjutan padda manajemen DM secarakeseluruhan.

Kata kunci: manajemen diet DM, diet DM, pengetahuan diabetesDaftar bacaan: 44 (2002-2012)

SCIENCE STUDY NURSING PROGRAM

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

Page 9: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

iv

ISLAMIC STATE UNIVERSITY ( UIN ) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduated Thesis , Novembre 2013

Qurratu A'yun

Knowledge level overview of Diabetes Mellitus Patients About Diet Management WorkArea Health Center At South Jakarta

xv + 85 pages, 14 tables, 2 sketch, appendixes

ABSTRACT

Diabetes mellitus is a chronic disease which is a group of metabolic diseases withcharacteristic hyperglycemia that occurs due to abnormal insulin secretion , insulin action orboth. DM cases increased in Indonesia, even in the World makes its own interest forresearchers to examine the cases of DM . The management of patients with type 2 diabetes ,among others by diet . The success of the diet DM patients affected by the characteristics ofthe respondents such as age , gender , education , employment and long-suffering . The levelof knowledge about dietary management of DM patients based on the type of food andprocessing methods , food serving and consumption of time and level of patient knowledgeabout dietary management of diabetes by age , gender , education , employment and long-suffering . The purpose of this study was to determine the level of knowledge about thepatient's diet DM based management mentioned above , Pukesmas Mampang in SouthJakarta . Descriptive research method with probability sampling design with simple randomsampling technique . The number of samples involved as many as 42 respondents . Collectingdata using a questionnaire and obtained over 2 weeks . The results of the univariate analysisbased on the level of knowledge management of diet DM as a whole with a percentage of57.94 % with moderate categorical . Conclusion that knowledge of diet DM management atthe health center is not optimal management education needs to be developed so that asustainable diet in health care . Suggestions for further research conduct ongoing researchPadda overall management of diabetes mellitus .

Key words: dietary management of diabetes, diabetes diet, diabetes knowledge

Reading list: 44 (2002-2012)

KATA PENGANTAR

Page 10: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

v

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala

rahmat, taufiq serta hidayat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

serta salam senantiasa terlimpahkan kepada suri tauladan Nabi Muhammad SAW, pembawa

cahaya kesejukan iman dan syari’ahNya yang universal bagi semua manusia dalam sgala

waktu dan tempat hingga akhir zaman. Atas nikmat-Nya dan karunia-Nya Yang Maha Besar

sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul Gambaran Tingkat

Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Tentang Manajemen Diet Di Wilayah Kerja

Puskesmas Mampang.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang peneliti

temukan namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya, dan kesungguhan

disertai dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung,

segala kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya yang pada akhirnya skripsi ini dapat

diselesaikan.

Oleh sebab itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan kali ini peneliti ingin

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan hamba kesempatan untuk terus belajar di bangku

kuliah.

2. Prof. Dr (Hc). dr. M.K. Tajudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad Gholib, MA, selaku

Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Waras Budi Utomo,S.Kep, MKM dan Ibu Eni Nuraini, S.Kep, Msc, selaku

Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 11: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

vi

4. Ibu Ernawati, S.Kep, M.Kep, Sp.KMB selaku dosen pembimbing akademik sekaligus

dosen pembimbing skripsi, dengan ketulusan hati saya mengucapkan banyak

terimakasih.

5. Ibu Maftuhah, M.Kep, P.hd, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktunya selama membimbing peneliti dan dengan ketulusan hati saya mengucapkan

banyak terimakasih.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf Pengajar, pada lingkungan Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UniversitasIslam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada

peneliti selama duduk pada bangku kuliah.

7. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan Fakultas yang telah

banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.

8. Koordinator pelayanan Puskesmas Mampang serta seluruh jajarannya yang telah

memberikan kesempatan kepada peneliti dalam mencari data-data sekaligus sebagai

bahan rujukan proposal skripsi.

9. Ucapan terimakasih peneliti haturkan secara khusus kepada Ibunda ku tersayang ’Hj.

Rosani’ dan Bapak ku terhormat ’(Alm) H.Ma’mun’ yang senantiasa memberikan

dukungan penuh berupa doa dan selalu mengiringi setiap langkahku dengan do’a tulus

ikhlas sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan pada jenjang perguruan

tinggi.

10. Kakak-kakakku Lutfi dan Hj. Fatrunnajah (Almh), adikku Achmad Rifqi El-fariz,

suamiku ‘Gamal Hambali’ serta keponakan-keponakanku M. ‘Izzat Alfayadh dan

Balqies Nadhira yang dengan pengorbanan serta perjuangan nya menjadikan kekuatan

untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 12: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

vii

11. Teman-teman terdekatku Eva Noviani, Sih Utami Sri Hartati, Walidatullaili

Mardliyah yang telah memberikan banyak masukan dalam pembuatan skripsi ini.

12. Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan ’09, yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan, semangat,

kenangan dan kebersamaan yang indah selama ini. Tetap semangat ya teman-teman

seperjuanganku. Semoga ikatan kekeluargaan kita terus kuat dengan silaturrahim yang

baik.

.

Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangunsehingga peneliti

dapat memperbaiki skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi inidapat bermanfaat

khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca yangmempergunakannya terutama

untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.

Jakarta, November 2013

Qurratu A’yun

Page 13: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN……..………………………………………........... iLEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………. iiLEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………………. ivRIWAYAT HIDUP ……………………………………………………… ………vABSTRAK ……………………………………………………………….. ………viiABSTRACT …………………………………………………………….... ………viiiKATA PENGANTAR………………………………………………..…………. ixDAFTAR ISI…………………………………………………………..………… xiiDAFTAR TABEL………………………………………………………… ………xivDAFTAR BAGAN………………………………………………………………. xvBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang………………………………………………………………… 1B. Rumusan Masalah……………………………………………………………... 6C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………… 6

1. Tujuan Umum………………………………...…..……………………. 62. Tujuan Khusus…………………………………….…………………… 6

D. Manfaat Hasil Penelitian……………………………………………………… 71. Bagi Pelayanan Kesehatan…………………………………………....... 72. Bagi Profesi keperawatan………………………..…………………...... 73. Bagi Masyarakat…………………………………………..…………… 74. Bagi peneliti…………………...……………...……………………....... 8

E. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………………….. 8BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Diabetes Melitus………………………………………………………………. 9

1. Pengertian................................................................................................. 92. Klasifikasi Diabetes.................................................................................. 123. Etiologi..................................................................................................... 144. Patofisiologi............................................................................................. 165. Manifestasi Klinik.................................................................................... 186. Pemeriksaan Laboratorium……………………………………............... 197. Manajemen Diabetes…………………………………………………… 218. Komplikasi............................................................................................... 27

B. Peranan Pengetahuan Bagi Penderita DM....................................……………. 32C. Pengetahuan……………………………………………………………........... 33

1. Pengertian……………………………………………………………… 332. Tingkat Pengetahuan…………………………………………………… 343. Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Pengetahuan……………… 354. Pengukuran Pengetahuan………………………………………………. 37

D. Penelitian Terkait……………………………………………………………… 37E. Kerangka Teori................................................................................................... 41BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONALA. Kerangka konsep ……………………………………………..……...……….. 42B. Definisi operasional ………………………………..………..………………... 44BAB IV METODE PENELITIANA. Rancangan Penelitian …………………………………...………..….……….. 47B. Lokasi Dan Waktu Penelitian …………………………...……......….............. 47C. Populasi, Sampel ……………..…………..…….………………..…………… 48

Page 14: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

ix

D. Instrumen Penelitian ……………..……………………………...…………… 50E. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen………..…………………..…............. 51F. Langkah-langkah Pengumpulan Data………………………………………… 53G. Pengolahan Data…………………………………..……………..……............ 54H. Analisis Statistik………………………………………..………...…………... 55I. Etika Penelitian………………………………..………………………………. 56

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Mampang……………………………………… 57

1. Sejarah Puskesmas Mampang………………………………………….. 57

2. Visi Misi Puskesmas Mampang………………………………………… 57

3. Program Puskesmas Mampang…………………………………………. 58

B. Uji Instrumen..................................................................................................... 581. Uji Validitas dan Reliabilitas................................................................. 58

C. Analisa Univariat……………………………………………………………… 61

1. Karakteristik Responden……………………………………………...... 61

2. Pengetahuan Manajemen Diet………………………………………..... 64

BAB VI PEMBAHASAN

A. Uji Instrumen…………………………………………………………………. 721. Uji validitas dan reabilitas………………………………………………… 72

B. Analisis Univariat…………………………………………………………….. 741. Karakteristik Responden…………………………………………………. 742. Gambaran tingkat pengetahuan pasien DM tentang manajemen diet DM 77

C. Keterbatasan Penelitian………………………………………………………. 82

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………………………………….. 83

B. Saran…………………………………………………………………………… 84

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...….............. 85LAMPIRAN

Page 15: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

x

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai

Patokan Penyaring dan Diagnosis DM (mg/dl) 19

Tabel 2.2 Klasifikasi BMI Menurut WHO (1998) 23

Tabel 2.3 Kriteria Pemantauan Pengendalian Diabetes Melitus 25

Tabel 2.4 Menu pengganti dari American Diabetic Association 39

Tabel 2.5 Pengganti kalori dari American Diabetic Association 40

Tabel 3.2 Definisi Operasional 44

Tabel 5.1 Validitas dan reabilitas data 59

Tablel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden

DM di Puskesmas Mampang 62

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan manajemen

diet DM di Puskesmas Mampang 64

Tabel 5.4 Gambaran rata-rata tingkat pengetahuan tentang diet DM

berdasarkan usia 66

Tabel 5.5 Gambaran rata-rata tingkat pengetahuan tentang diet DM

berdasarkan jenis kelamin 67

Tabel 5.6 Gambaran rata-rata tingkat pengetahuan tentang diet DM

berdasarkan tingkat pendidikan 68

Tabel 5.7 Gambaran rata-rata tingkat pengetahuan tentang diet DM

berdasarkan status pekerjaan 69

Tabel 5.8 Gambaran rata-rata tingkat pengetahuan tentang diet DM

berdasarkan lama menderita 70

Page 16: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

xi

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori 41

Bagan 3.1 Kerangka Konsep 42

Page 17: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

xii

Page 18: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang ditandai dengan

kegagalan keseimbangan glukosa sebagai akibat kekurangan insulin, baik

relatif maupun absolut (Underwood, 2002). Penyakit tersebut merupakan

salah satu penyakit bersifat kronis yang tidak dapat disembuhkan dan juga

dapat mengancam jiwa. DM menjadi penyakit yang sangat ditakutkan

masyarakat khususnya Indonesia. Hal ini disebabkan karena penyakit ini

menyerang penderitanya seumur hidup. Penyakit DM dapat dikendalikan

dengan diet yang baik dan benar. Penderita DM dapat hidup sehat dengan

mematuhi diet sebaik mungkin (Erik, 2005).

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa lebih

dari 346 juta orang di seluruh dunia menjadi penderita diabetes. Jumlah

tersebut dapat terjadi lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030. Hampir

80% dari kematian diabetes terjadi di negara berpenghasilan rendah dan

menengah. Pada tahun 2003 WHO memperkirakan 194 juta jiwa atau

5,1% dari 3,8 miliar penduduk dunia yang berusia 20-79 tahun menderita

DM dan pada 2025 akan meningkat menjadi 333 juta jiwa. Jumlah

penderita diabetes meningkat dari 153 juta pada tahun 1980 hingga 347

juta pada tahun 2008. Selanjutnya, menurut data statistik kematian di

dunia yang dinyatakan oleh WHO pada tahun 2008 terdapat 57 juta jiwa

kematian terjadi setiap tahunnya, 36 juta (63%) adalah akibat Penyakit

Tidak Menular (PTM), terutama penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker

Page 19: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

2

dan penyakit pernapasan kronis. Diabetes bertanggung jawab atas

kematian penduduk dunia sebesar 4% yaitu diperkirakan sekitar 3,2 juta

jiwa pertahun penduduk dunia meninggal akibat DM (WHO, 2008)

WHO telah memprediksikan bahwa di Indonesia akan ada

kenaikan dari 8,4 juta penderita diabetes pada tahun 2000, akan meningkat

menjadi sekitar 21,3 juta penderita diabetes pada tahun 2030. Hal ini akan

menjadikan Indonesia menduduki rangking ke 4 (empat) di dunia setelah

Amerika Serikat, China, dan India dalam prevalensi diabetes (Diabetes

Care, 2012). Berdasarkan hasil survei tahun 2003, prevelansi DM di

perkotaan mencapai 14,7 persen dan di pedesaan hanya 7,2 persen. Pada

daerah DKI Jakarta yang memiliki penduduk 9 juta jiwa terdapat sekitar

1,25 juta jiwa di antaranya, termasuk anak-anak dan remaja menderita

DM. Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2007, DM merupakan penyebab

kematian nomor enam (6) dari semua kelompok umur. Prevalensi DM di

Indonesia yang ada di perkotaan adalah sebanyak 5,7% dan sebanyak

73,7% pasien diabetes tidak terdiagnosa (Depkes, 2010).

Penanganan diet yang tidak baik mengakibatkan kadar gula darah

yang tidak terkontrol dengan baik pada penyakit DM sehingga

mengakibatkan timbulnya komplikasi dan penyakit serius lainnya,

diantaranya, jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan

sistem saraf. Sebanyak 50% klien diabetes mengalami kematian, atau

dapat pula bertahan hidup dengan komplikasi berupa kaki diabetes dengan

atau tanpa amputasi 14,8%, kebutaan 1-2%, ginjal diabetes 20% dengan

keharusan cuci darah serta gangguan syaraf tepi, dan impoten

Page 20: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

3

(Boedisantoso, 2007). Penderita diabetes yang telah positif mengalami

DM disarankan berkonsultasi dengan praktisi kesehatan mengenai diet

yang tepat dan mematuhi setiap anjuran yang diberikan dengan

kedisiplinan. Diet yang tepat merupakan salah satu cara yang efektif bagi

penderita DM mengontrol penyakitnya (Smeltzer dan Bare, 2001).

Diet yang dilakukan pada penderita DM bertujuan membantu

memperbaiki pola makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol

metabolik yang lebih baik. Untuk mendapatkan hasil diet yang baik dan

benar dibutuhkan manajemen diet yang tepat sehingga dapat memperbaiki

kondisi penderita DM serta dapat mengurangi dampak komplikasi yang

lebih parah dari DM. Manajemen diet juga dapat digunakan untuk

membantu penderita DM mendisiplinkan diri mereka mengelola penyakit

DM dengan baik dan benar sehingga dapat mencapai kehidupan yang

sehat tanpa komplikasi DM (Rusilanti, 2008).

Salah satu cara untuk melakukan diet yang tepat untuk mencegah

komplikasi tersebut adalah memberikan pengetahuan awal tentang upaya

pencegahan sekunder pada klien DM (PERKENI,2006). Pengetahuan

klien tentang DM dapat membantu mereka untuk menjalankan penanganan

diet diabetes seperti minum obat, olahraga teratur, diet makanan rendah

karbohidrat dan lemak serta harus rajin mengkonsumsi sayur dan buah

sehingga mereka mengerti tentang penyakitnya dan dapat mengubah

perilakunya (Waspandji, 2004).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk sikap seseorang. Pengetahuan yang tinggi tentang DM

Page 21: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

4

menimbulkan sikap yang positif (mendukung upaya pencegahan sekunder

DM) dan sikap yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada

sikap yang tidak didasari pengetahuan. Sedangkan jika pengetahuannya

rendah akan menimbulkan sikap yang negatif (menolak upaya pencegahan

sekunder DM). Keberhasilan pengelolaan DM tergantung dari

pengetahuan dan perubahan sikap yang diwujudkan dalam perilaku klien.

(Notoatmojo,2007 dan Bohner & Wanke, 2002).

Penelitian yang dilakukan oleh Manoel di Brazil (2007)

mengungkapkan bahwa 78,05 % klien DM memiliki pengetahuan yang

baik tentang penyakit DM, namun sikap klien negatif terhadap

penyakitnya. Hasil penelitian yang dilakukan di Yogyakarta menyatakan

bahwa pengetahuan yang dimiliki klien DM cukup baik dan mempunyai

sikap yang positif terhadap penyakitnya. Hasil dari penelitian ini

disimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan

dan sikap yang dimiliki klien DM.

Data awal yang didapatkan dari Puskesmas Mampang, pada tahun

2009 penderita DM terdapat 52 orang, tahun 2010 penderita DM

meningkat menjadi 78 orang, tahun 2011 penderita DM menjadi 96 orang,

dan data terakhir yang didapatkan pada Desember tahun 2012 penderita

DM meningkat menjadi 117 orang. Dari data yang didapatkan

menunjukkan peningkatan penderita DM per-tahun. Survei awal yang

dilakukan di Puskesmas Mampang terhadap 10 klien DM yang

mendapatkan pertanyaan mengenai diet mereka dengan hasil 3 klien

dengan pengetahuan yang dimiliki oleh mereka mengenai diet dengan

Page 22: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

5

sikap yang positif terhadap upaya pencegahan sekunder DM bahwa

mereka mengatakan tidak mengkonsumsi makanan manis dan mereka

lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur serta berolahraga minimal

seminggu sekali, 6 klien lainnya juga mempunyai pengetahuan mengenai

diet tetapi sikap yang ditimbulkan negatif dengan masih mengkonsumsi

makanan manis serta jarang sekali untuk melakukan olahraga. Dan 1 klien

mengatakan tidak ada diet khusus yang diterapkan selama ini dan hanya

datang ke Puskesmas jika ada keluhan yang berarti. Padahal klien

mengetahui bahwa setiap selasa pagi dibuka poli DM khusus penderita

DM (FK UI, 2009).

Dari beberapa data yang didapatkan mengindikasikan bahwa

prevalensi DM meningkat secara global. Pengetahuan mengenai

manajemen diet yang tepat belum cukup baik di kalangan masyarakat

khususnya di wilayah Puskesmas Mampang. Berdasarkan wawancara

dengan para pasien yang berkunjung ke Puskesmas. Mereka belum paham

mengenai diet makanan yang benar untuk penderita DM. Manajemen diet

yang tidak tepat menyebabkan keparahan bagi penyakit DM. Dengan

kondisi demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait DM

di daerah perkotaan yaitu DKI Jakarta khususnya di wilayah Puskesmas

Mampang, Jakarta Selatan. Dengan perbedaan penduduk diwilayah

perkotaan dengan maka akan mempengaruhi kedisiplinan manajemen diet

bagi penderita DM salah satunya yang bertempat tinggal di sekitar wilayah

Puskesmas Mampang, Jakarta Selatan.

Page 23: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas,

dengan ditemukan peningkatan penderita DM setiap tahunnya khususnya

di puskesmas Mampang, Jakarta Selatan dan kurang terpaparnya pasien

DM terhadap manajemen diet yang tepat, meskipun Puskesmas sudah rutin

melakukan pemaparan melalui PENKES diet DM setiap bulan, namun

belum pernah ditemui gambaran tingkat pengetahuan pasien DM tentang

manajemen diet DM, sehingga menjadikan peneliti tertarik untuk

mengetahui gambaran pengetahuan terhadap manajemen diet bagi pasien

diabetes melitus di puskesmas Mampang, Jakarta Selatan.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi bagaimana gambaran pengetahuan

tentang manajemen diet bagi penderita diabetes mellitus (DM).

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik demografi penderita DM

meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lama

menderita DM.

b. Mengidentifikasi pengetahuan penderita DM mengenai

manajemen diet DM berdasarkan jenis makanan dan cara

pengolahan, porsi makanan, waktu konsumsi.

c. Mengidentifikasi pengetahuan penderita DM mengenai

manajemen diet DM berdasarkan usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, dan lama menderita DM.

Page 24: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

7

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukan kepada Puskesmas Mampang mengenai gambaran

pengetahuan tentang manajemen diet bagi penderita diabetes

melitus di wilayah kerja puskesmas Mampang, Jakarta Selatan.

Penelitian ini juga diharapkan agar dapat menjadi bahan dasar

untuk pemberian PENKES mengenai manajemen diet Diabetes

Melitus (DM) untuk penderita Diabetes Melitus (DM).

2. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu

pengetahuan bagi profesi keperawatan dalam mengidentifikasi

gambaran pengetahuan tentang manajemen diet bagi penderita

diabetes melitus sehingga dapat memberikan promosi kesehatan

dan asuhan keperawatan yang tepat serta dapat menjadi acuan bagi

perawat untuk lebih memahami pentingnya melakukan manajemen

diet bagi penderita Diabetes Melitus (DM).

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi kepada

masyarakat khususnya penderita Diabetes Melitus (DM)

bagaimana pentingnya memiliki pengetahuan mengenai

manajemen diet Diabetes Melitus (DM). Penelitian ini juga

diharapkan dapat memotivasi penderita Diabetes Melitus (DM)

Page 25: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

8

untuk memulai perilaku hidup sehat dengan manajemen diet yang

tepat.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh peneliti sebagai peningkatan

ilmu pengetahuan mengenai gambaran pengetahuan tentang

manajemen diet bagi penderita diabetes melitus serta dapat menjadi

dasar untuk penelitian selanjutnya.

E. Ruang lingkup penelitian

Penelitian ini dimaksutkan untuk mengetahui gambaran

pengetahuan tentang manajemen diet bagi penderita diabetes

melitus. Penelitian kuantitatif dengan metode yang digunakan

adalah deskriptif, menggunakan teknik pengambilan sampel

probability sampling dengan teknik simple random sampling.

Populasi dalam penelitian ini adalah penderita DM di wilayah kerja

Puskesmas Mampang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu

angket atau kuesioner.

Page 26: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DIABETES MELITUS

1. Pengertian Diabetes

Diabetes berasal dari bahasa Yunani yaitu diabere yang

berarti (siphon) atau tabung untuk mengalirkan cairan dari suatu

tempat ke tempat yang lain. Sedangkan arti mellitus dalam bahasa

Latin adalah madu. Diabetes mellitus adalah penyakit dimana

seseorang mengeluarkan/mengalirkan sejumlah besar urin yang

manis (Erik, 2005).

Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika

pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak

dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan (WHO,

2007). Menurut Darwis Yullizar dalam bukunya yang berjudul

Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk Penyakit Diabetes

Melitus (2005), dijelaskan bahwa Diabetes Melitus adalah suatu

kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena berbagai

penyebab, ditandai oleh konsentrasi glukosa darah melebihi normal

disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan

protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi hormon insulin,

kelainan kerja insulin atau keduanya. Diabetes adalah gangguan

medis yang berpengaruh terhadap cara tubuh menggunakan

makanan untuk pertumbuhan dan energi.

Page 27: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

10

Ketika seseorang makan, karbohidrat (pati dan gula)

dipecah menjadi glukosa, gula sederhana yang merupakan salah

satu dari sumber utama bahan bakar untuk tubuh. Sebagai makanan

yang dicerna, glukosa akan diserap ke dalam aliran darah, yang

mengangkut ke seluruh tubuh. Otot dan sel-sel lemak merespon

sinyal dari hormon beredar dalam darah yang disebut insulin, yang

merupakan "kunci" yang membuka "pintu" dari sel-sel ini untuk

memungkinkan glukosa untuk masuk dan melakukan tugasnya.

Penumpukan glukosa dalam darah adalah ciri khas diabetes

(Metzger, 2006).

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan

heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah

atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersikulasi dalam

jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari

makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang

diproduksi pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam darah

dengan mengatur produksi dan penyimpanannya (Smeltzer, 2001).

Kadar gula darah puasa pada orang dewasa yang tidak

memiliki penyakit diabetes adalah < 100 mg/dl, sedangkan kadar

gula darah puasa bagi penderita diabetes adalah < 140 mg/dl. Pada

orang dewasa yang tidak memiliki penyakit diabetes kadar gula

darah akan meningkat setelah makan dan akan kembali normal

hingga 2 jam setelah makan kurang dari 120-140 mg/dl. Makanan

Page 28: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

11

yang dimakan mengandung karbohidrat maupun minuman yang

mengandung gula atau pemanis buatan (Smeltzer, 2001).

Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap

insulin dapat menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama

sekali produksi insulin. Keadaan ini menimbulkan hiperglikemia

yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti

diabetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemik hiperosmolar

nonketotik (HHNK). Hiperglikemia jangka panjang dapat ikut

menyebabkan komplikasi mikrovaskuler yang kronis (penyakit

ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit pada saraf).

Diabetes juga disertai dengan peningkatan insidens penyakit

makrovaskuler yang mencakup infark miokard, stroke dan penyakit

vaskuler perifer (Brunner & Suddarth, 2002).

Landasan diabetes berfokus pada aspek perawatan diri

meliputi keterlibatan mematuhi program diet yang telah

dianjurkan, olahraga secara teratur, kepatuhan minum obat,

pemantauan gula darah secara teratur serta mencegah komplikasi

yang dapat memperparah penderitanya. Pada kondisi tersebut

seseorang sangat membutuhkan pengetahuan yang mendalam

mengenai diabetes melalui pendidikan kesehatan yang

didapatkannya melalui tim medis dimana mereka melakukan

pemeriksaan kesehatan. Disamping itu penderita juga dapat

mencari informasi melalui media masa seperti internet, majalah,

koran, televisi, radio ataupun yang lainnya (Potter & Perry, 2006).

Page 29: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

12

2. Klasifikasi Diabetes

Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut American Diabetes

Association (2009) sesuai anjuran Perkumpulan Endokrinologi

Indonesia (PERKENI) adalah:

a. Diabetes Tipe 1: Insulin Dependent Diabetes Mellitus

(IDDM)

Diabetes Melitus tipe 1 atau yang dulu dikenal dengan

nama Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi

karena kerusakan sel β pankreas (reaksi autoimun). Bila

kerusakan sel beta telah mencapai 80--90% maka gejala

diabetes mulai muncul. Perusakan sel beta ini lebih cepat

terjadi pada anak-anak daripada dewasa. Sebagian besar

penderita diabetes tipe 1 mempunyai antibodi yang

menunjukkan adanya proses autoimun, dan sebagian kecil

tidak terjadi proses autoimun. Kondisi ini digolongkan sebagai

type 1 idiopathic. Sebagian besar (75%) kasus terjadi sebelum

usia 30 tahun, tetapi usia tidak termasuk kriteria untuk

klasifikasi.

b. Diabetes Tipe 2: Diabetes melitus tidak tergantung insulin

(Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus [NIDDM])

Diabetes Melitus tipe 2 merupakan 90% dari kasus

diabetes. Pada diabetes ini terjadi penurunan kemampuan

insulin bekerja di jaringan perifer atau penurunan sensitivitas

terhadap insulin (insulin resistance) dan disfungsi sel beta.

Page 30: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

13

Akibatnya, pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang

cukup untuk mengkompensasi insulin resistance. Kedua hal ini

menyebabkan terjadinya defisiensi insulin relatif. Gejala

minimal dan kegemukan sering berhubungan dengan kondisi

ini, yang umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Kadar insulin

bisa normal, rendah, maupun tinggi, sehingga penderita tidak

tergantung pada pemberian insulin.

c. Diabetes Melitus tipe lain

Diabetes Melitus dimana individu mengalami

hiperglikemia akibat kelainan spesifik (kelainan genetik fungsi

sel beta), endokrinopati (penyakit Cushing’s, akromegali),

penggunaan obat yang mengganggu fungsi sel beta (dilantin),

penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin (b-

adrenergik), dan infeksi atau sindroma genetik (Down’s,

Klinefelter’s).

d. Diabetes Melitus Gestasional (Gestasional Diabetes Mellitus

[GDM])

Diabetes Mellitus dan kehamilan (Gestational Diabetes

Mellitus - GDM) adalah kehamilan normal yang disertai

dengan peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal

mempertahankan euglycemia). Faktor risiko GDM antara lain

riwayat keluarga DM, kegemukan, dan glikosuria. GDM ini

meningkatkan morbiditas neonatus, misalnya hipoglikemia,

Page 31: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

14

ikterus, polisitemia, dan makrosomia. Hal ini terjadi karena

bayi dari ibu GDM mensekresi insulin lebih besar sehingga

merangsang pertumbuhan bayi dan makrosomia. Frekuensi

GDM kira-kira 3-5% dan para ibu tersebut meningkat

risikonya untuk menjadi DM di masa mendatang.

3. Etiologi Diabetes

a. Diabetes Tipe 1

Diabetes Tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel beta

pankreas. Kombinasi faktor genetik, imunologi, dan mungkin

pula lingkungan (misalnya, infeksi virus).

1) Faktor genetik, penderita diabetes mewarisi sutau

prediposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadi

diabetes tipe 1. Kecenderungan ini di temukan padam

individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human

Leucocyte Antigen), yang merupakan kumpulan gen yang

bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses

imun lainnya.

2) Faktor imunologi, adanya respon autoimun. Respon ini

merupakan respon abdormal dimana antibodi terarah pada

jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap

jaringan tersebut yang menganggapnya seolah-olah sebagai

jaringan asing.

Page 32: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

15

3) Faktor lingkungan, hasil riset menyatakan bahwa virus atau

toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang

menimbulkan dekstrusi sel beta.

(Potter & Perry, 2006 dan Syahrir, 2006).

b. Diabetes Tipe 2

Mekanisme yang tepatnya belum diketahui, namun faktor

genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses

terjadinya resistensi insulin. Selain itu ada pula faktor-faktor

resiko tertentu, di antaranya:

1) Usia (resistensi cenderung meningkat pada > 65 tahun)

2) Obesitas

3) Riwayat keluarga

4) Kelompok etnik/ ras

Faktor resiko secara umum terhadap DM, yaitu:

1) Kelompok usia dewasa tua (> 45 tahun)

2) Kegemukan {BB (kg) > 120% BB idaman atau IMT > 27

(kg/m2)}

3) Tekanan darah tinggi (> 140/90 mmHg)

4) Riwayat keluarga DM

5) Riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi > 4000 gram

6) Riwayat DM pada kehamilan

7) Dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan atau Trigliserida > 250

mg/dl)

Page 33: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

16

8) Pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT

(Glukosa Darah Puasa Terganggu)

(Potter & Perry, 2006).

4. Patofisiologi Diabetes

a. Diabetes Melitus Tipe 1

Pada diabetes tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk

menghasilkan insulin, sel-sel ß pankreas dihancurkan oleh

proses autoimun sehingga tidak mampu mempertahankan gula

darah dalam level normal. Glukosa yang dihasilkan dari

makananpun tidak dapat disimpan dalam hati dan tetap berada

dalam darah sehingga menimbulkan hiperglikemia

postprandial (sesudah makan) (Smeltzer, 2002 dan Syahrir,

2006).

Pada kondisi demikian maka ginjal tidak dapat menyerap

kembali semua glukosa yang tersaring keluar sehingga glukosa

keluar bersamaan urin disertai pengeluaran cairan dan

elektrolit berlebihan (dieresis osmotik) yang menyebabkan

peningkatan berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia).

Peningkatan selera makan (polifagia) juga terjadi akibat

menurunnya simpanan kalori (Smeltzer, 2002 dan Syahrir,

2006).

Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein

dan lemak yang dapat menimbulkan penurunan berat badan.

Lemak akan dipecah sehingga terjadi peningkatan produksi

Page 34: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

17

badan keton. Dengan demikian keseimbangan asam-basa akan

terganggu jika produksi badan keton berlebihan. Peristiwa

tersebut dapat mengakibatkan ketoasidosis diabetik dengan

tanda dan gejala berupa nyeri abdomen, mual, muntah,

hiperventilasi, napas berbau keton dan kondisi terparah akan

menyebabkan penurunan kesadaran, koma bahkan kematian

(Smeltzer, 2002 dan Syahrir, 2006).

b. Diabetes Melitus Tipe 2

Pada diabetik tipe 2 terjadi masalah utama yang berkaitan

dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi

insulin. Resisten insulin disertai dengan penurunan reaksi

intrasel untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh

jaringan. Usaha mengatasi resistensi insulin dan mencegah

terbentuknya glukosa dalam darah adalah dengan peningkatan

jumlah insulin yang disekresikan (Smeltzer, 2002 dan Syahrir,

2006).

Pada kasus diabetes tipe 2 toleransi glukosa terganggu

yang disebabkan sekresi insulin yang berlebihan, dan akan

mempertahankan kadar glukosa pada tingkat yang normal atau

sedikit meningkat. Jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi

peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan

meningkatkan dan terjadilah diabetes mellitus tipe 2 (Smeltzer,

2002 dan Syahrir, 2006).

Page 35: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

18

Pembeda diabetes tipe 2 dengan diabetes tipe 1 adalah

masih terdapatnya insulin dengan jumlah yang adekuat untuk

mencegah pemecahan lemak dan produksi bedan keton yang

menyertainya. Dengan demikian, ketoasidosis diabetik tidak

terjadi pada diabetes tipe 2. Namun, jika keadaan tersebut tidak

terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang

dinamakan sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar Non-Ketotik

(HHNK) (Smeltzer, 2002 dan Syahrir, 2006).

c. Diabetes Melitus Gestasional

Diabetes yang terjadi saat wanita mengalami kehamilan

yang diakibatkan oleh sekresi hormon-hormon plasenta.

Semua wanita hamil harus menjalani skrining pada usia

kehamilan 24 hingga 27 minggu untuk mendeteksi

kemungkinan diabetes (Smeltzer, 2002).

5. Manifestasi Diabetes

Manifestasi klinik yang ditimbulkan pada penderita diabetes

melitus antara lain:

a. Poliuria

Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui

membrane dalam sel menyebabkan hiperglikemia sehingga

serum plasma meningkat atau hiperosmolariti menyebabkan

cairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau cairan

intravaskuler, aliran darah ke ginjal meningkat sebagai akibat

Page 36: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

19

dari hiperosmolariti dan akibatnya akan terjadi diuresis osmotik

(poliuria).

b. Polidipsia

Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam

vaskuler menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga

efeknya adalah dehidrasi sel. Akibat dari dehidrasi sel mulut

menjadi kering dan sensor haus teraktivasi menyebabkan

seseorang haus terus dan ingin selalu minum (polidipsia).

c. Poliphagia

Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari

menurunnya kadar insulin maka produksi energi menurun,

penurunan energi akan menstimulasi rasa lapar. Maka reaksi

yang terjadi adalah seseorang akan lebih banyak makan

(poliphagia).

d. Penurunan berat badan

Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel

kekurangan cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme,

akibat dari itu maka sel akan menciut, sehingga seluruh jaringan

terutama otot mengalami atrofi dan penurunan secara otomatis.

e. Malaise atau kelemahan

(Brunner & Suddarth, 2002 dan Syahrir, 2006)

6. Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan uji diagnostik

Page 37: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

20

Pemeriksaan uji diagnostik dilakukan pada pasien dengan

keluhan/gejala klinis Diabetes Melitus yang khas, maka

diagnosis hanya dapat ditegakkan bila hasil pemeriksaan

glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl atau glukosa darah sewaktu ≥

200 mg/dl, serta didapatkan hasil yang serupa pada pemeriksaan

ulangan pada hari yang lain, yaitu dengan konsentrasi glukosa

darah puasa ≥ 126 mg/dl atau glukosa darah sewaktu ≥ 200

mg/dl, atau hasil pemeriksaan HbA1C ≥ 8% (Yullizar, 2005).

b. Pemeriksaan Penyaring

Pemeriksaan penyaring dilakukan dengan pemeriksaan glukosa

darah untuk kelompok yang tidak bergejala dengan faktor resiko

yang hasil pemeriksaan penyaring negatif, pemeriksaan

penyaring ulangan dilakukan setiap tahun. Sedangkan bagi

pasien yang berusia > 45 tahun tanpa faktor risiko lain,

pemeriksaan penyaring dilakukan tiga bulan (Yullizar, 2005).

Tabel 2.1

Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan

Penyaring dan Diagnosis DM (mg/dl)

Kadar Gula Lokasi BukanDM

Belum pastiDM

DM

Kadar glukosadarahsewaktu (mg/dl)

Plasma venaDarah kapiler

< 100<90

100-19990-199

≥200≥200

Kadar glukosadarahPuasa (mg/dl)

Plasma venaDarah kapiler

< 100<90

100-12590-99

≥126≥100

Sumber : Konsesus Pengelolaan DM Tipe-2 di Indonesia, PERKENI 2006

Page 38: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

21

7. Manajemen Diabetes

Untuk mengurangi dampak kerugian yang lebih besar dari

diabetes, maka diperlukan tindakan yang dapat membantu proses

menuju keadaan yang lebih stabil dari sebelumnya, yaitu dengan

penatalaksanaan yang tepat dan benar. Tujuan utama pencegahan

sekunder diabetes melitus atau penatalaksanaan diabetes melitus

adalah pengendalian kadar glukosa darah dengan harapan

timbulnya komplikasi dapat dicegah atau diperlambat (Waspadji,

2003). Menurut Brunner & Suddarth (2002), ada lima komponen

yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan diabetes meliputi

diet, latihan, pemantauan, terapi, dan pendidikan. Sedangkan

menurut Konsensus Nasional 1998 (PERKENI, 2006) terdapat

lima pilar utama dalam pengelolaan diabetes melitus, antara lain:

perencanaan makan, latihan jasmani, penyuluhan, pemantauan

glukosa darah dan obat berkhasiat hipoglikemik.

a. Perencanaan makan (Diet Diabetes)

Prinsip perencanan makan adalah melakukan pengaturan

pola makan yang didasarkan pada status gizi Diabetes Melitus

dan melakukan modifikasi diet dengan memperhatikan gaya

hidup, pola kebiasaan makan, status ekonomi dan lingkungan.

Diabetesi harus dapat melakukan perubahan pola makan secara

konsisten. Salah satu manfaat pengaturan makan adalah untuk

meningkatkan sensitifitas reseptor insulin sehingga akhirnya

dapat menurunkan kadar glukosa darah (Soebardi & Yunir

Page 39: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

22

dalam Sudoyo, 2006). Standar yang dianjurkan dengan

kecukupan gizi sebagai berikut :

1) Karbohidrat 60-70 %

Makanan yang mengandung karbohidrat antara lain nasi,

sereal, umbi, kacang-kacangan, jagung, kentang, berbagai

macam roti, dan sagu. Pengolahan yang dianjurkan dengan

cara direbus, dikukus, dipanggang atau disetup (Fox &

Kilvert, 2010).

2) Protein 10-15 %

Banyak jenis makanan yang kaya akan protein, seperti

telur, daging, unggas, ikan, produk susu, biji-bijian, dan

kacang-kacangan (Fox & Kilvert, 2010).

3) Lemak 20-25 %

Bagi penderita diabetes, jenis lemak yang sangat tepat

adalah monounsaturated fat yang banyak ditemukan di

minyak zaitun dan kanola. Lemak jenis itu diyakini dapat

mengurangi resistansi insulin dan memperlancar aliran

darah di arteri. Polyunsaturated fats dalam bentuk omega-

3 juga baik bagi penderita diabetes. Omega-3 didapatkan

pada berbagai jenis ikan, kerang, minyak kanola, atau

kacang kedelai (Fox & Kilvert, 2010).

4) Serat 20-30%

Serat didapatkan dari berbagai sumber makanan seperti

sayuran terutama sayuran berwarna hijau.

Page 40: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

23

Jumlah kalori diet DM berkisar 110-2500 kalori

disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut

dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan

berat badan ideal. Dalam penatalaksanaan diet DM mengacu

pada 3J yaitu : jenis makanan, jumlah makanan, jadwal

makanan. Porsi makan terdiri dari 3 kali makanan utama dan 3

kali makanan selingan dengan interval setiap 3 jam. Untuk

pemantauan status gizi, dipakai Body Mass Index (BMI) =

Indeks Massa Tubuh (IMT).

BMI = IMT = BB (kg)/ {TB (m)}2

Tabel 2.2

Klasifikasi BMI Menurut WHO (1998)

Kategori BMI (kg/m2) Resiko Comorbiditas

Underweight < 18.5 kg/m2 Rendah (tetapi resikoterhadap masalah-masalah

klinis lain meningkat)Batas Normal 18.5 - 24.9 kg/m2 Rata-rataOverweight: > 25Pre-obese 25.0 – 29.9 kg/m2 MeningkatObese I 30.0 - 34.9kg/m2 SedangObese II 35.0 - 39.9 kg/m2 BerbahayaObese III > 40.0 kg/m2 Sangat Berbahaya

Sumber: WHO 1998

b. Latihan jasmani

Latihan jasmani dianjurkan untuk dilakukan secara teratur

(3-5 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit, yang

sifatnya sesuai CRIPE (continous, rhythmical, interval,

progressive, endurancetraining). Latihan jasmani yang teratur

menyebabkan kontraksi otot meningkat dan resistensi insulin

Page 41: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

24

berkurang (Ilyasa dalam Soegondo, 2007). Pasien dengan

kadar glukosa darah >250 mg/dL, tidak dianjurkan untuk

latihan jasmani karena akan meningkatkan kadar glukosa darah

dan benda keton, (Soebardi & Yunir dalam Sudoyo,2006).

Olahraga ringan yang dapat dilakukan adalah berjalan kaki

selama 30 menit, sedangkan olahraga sedang yang dapat

dilakukan adalah berjalan cepat selama 20 menit dan olahraga

berat seperti jogging atau aerobic selama 15-20 menit.

c. Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan dengan tujuan meningkatkan

pengetahuan, megubah sikap, mengubah prilaku serta

meningkatkan kepatuhan, dan meningkatkan kualitas hidup.

Dengan hasil akhir yang ingin diperoleh adalah penderita

diabetes dapat melakukan pola hidup yang sehat serta dapat

mengontrol kadar gula darahnya. Sehingga dampak yang lebih

parah dari komplikasi dapat dicegah (FK UI, 2009).

d. Pemantauan pengendalian DM

Pemantauan dilakukan dengan hasil akhir yang digunakan

untuk menilai manfaat pengobatan dan sebagai pegangan

penyesuaian diet, latihan jasmani, dan obat-obatan untuk

mencapai kadar glukosa darah normal serta terhindar dari

keadaan hiperglikemia ataupun hipoglikemia. Secara umum

tujuan pengelolaan DM adalah sebagai berikut :

Page 42: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

25

1) Menghilangkan gejala

2) Menciptakan dan mempertahankan rasa sehat

3) Memperbaiki kualitas hidup

4) Mencegah komplikasi akut dan kronik

5) Mengurangi laju perkembangan komplikasi yang telah ada

6) Mengurangi kematian

7) Mengobati penyakit penyerta bila ada

Untuk mengetahui status penderita DM dapat dinilai

dengan parameter antara lain: perasaan sehat secara subjektif,

perubahan berat badan, kadar glukosa darah, kadar glukosa

urin, kadar keton darah, kadar keton urin, kadar hemoglobin

glikat dan kadar lipid darah (FK UI, 2009).

Tabel 2.3

Kriteria Pemantauan Pengendalian Diabetes Melitus

Pemeriksaan Baik Sedang BurukGlukosa darah puasa *(plasma vena , mg/dL)

80-109 110-125 ≥ 126

Glukosa darah 2 jam pp*(plasma vena , mg /dL)

80-144 145-179 ≥ 180

HbA1c < 6,5 6,5 – 8 > 8Kolesterol total (mg / dL)

< 200 200 – 239 ≥ 240

Kolesterol LDL (mg / dL)

< 100 100 – 129 ≥ 130

Kolesterol HDL (mg/ dL)

> 45

Trigliserida (mg/ dL ) > 150 150 – 199 ≥ 200IMT (kg / m2 ) 18,5 – 22,9 23 – 25 > 25Tekanan darah (mmHg) < 130/ 80 130/ 80 -

140/ 90> 140/ 90

Sumber: Yullizar Darwis, Pedoman Pemeriksaan Laboratoriumuntuk Penyakit Diabetes Melitus ; 2005 )

Page 43: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

26

e. Obat-obatan

1) Pengobatan dengan insulin

Indikasi terapi dengan insulin :

a) Semua orang dengan DM tipe 1

b) Orang dengan DM tipe 2 tertentu, bila jenis terapi lain

tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah atau

apabila mengalami stress fisiologis seperti pada

tindakan pembedahan

c) Orang dengan DM pada kehamilan membutuhkan

insulin bila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar

glukosa darah

d) Insulin digunakan pada diabetes ketoasidosis

e) Orang dengan DM yang mendapat nutrisi parenteral

atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk

memenuhi kebutuhan energy yang meningkat, secara

bertahap akan memerlukan insulin untuk

memepertahankan kadar glukosa darah mendekati

normal selama periode resistensi insulin atau ketika

terjadi peningkatan kebutuhan insulin (FK UI, 2009).

2) Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya, Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

dibagi menjadi 4 golongan :

Page 44: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

27

a) Pemicu sekresi insulin :

sulfonilurea (15-30 menit sebelum makan) dan glinid

(sebelum/sesaat makan)

b) Penambah sensitivitas terhadap insulin :

metformin (sebelum/sesaat/sesudah makan), tiazolidindion

(tidak bergantung pada jadwal makan)

c) Penghambat glukoneogenesis :

metformin (sebelum/sesaat/sesudah makan)

d) Penghambat absorpsi glukosa :

penghambat glukosidase alfa (bersamaan suapan pertama)

(FK UI, 2009).

8. Komplikasi Diabetes

Komplikasi dapat timbul jika kadar gula darah tidak

terkontrol dan tidakmenjalankan pola hidup yang sehat.

Komplikasi dapat terjadi pada penderita diabetes dengan

keluhan lebih dari 4 tahun (Syahrir, 2006).

a. Komplikasi akut Diabetes

1) Hipoglikemia

Hipoglikemik adalah kadar glukosa darah yang

abnormal rendah dimana kadar glukosa darah dibawah

50 hingga 60 mg/dL (2.7 – 3.3 mmol/L). Terjadi karena

pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan,

konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena

aktivitas yang berat.

Page 45: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

28

Penyebab hipoglikemia :

a) Makan kurang dari aturan yang ditentukan

b) Berat badan turun

c) Sesudah olahraga

d) Sesudah melahirkan

e) Sembuh dari sakit

f) Makan obat yang mempunyai sifat serupa (FK UI,

2009).

Tanda-tanda hipoglikemia :

a) Stadium parasimpatik : lapar, mual, tekanan darah

turun

b) Stadium gangguan otak ringan : lemah, lesu, sulit

bicara, kesulitan menghitung sederhana

c) Stadium simpatik : keringat dingin pada muka

terutama di hidung, bibir atau tangan, berdebar-

debar

d) Stadium gangguan otak berat : koma (tidak sadar)

dengan atau tanpa kejang (FK UI, 2009).

Pencegahan hipoglikemia untuk pasien yang

menggunakan insulin:

a) Sudahkah tepat dosis insulin

b) Jangan menyentuh terlalu dalam, ingat hanya

dibawah kulit, cubit kulit anda, suntik sejajar

bagian dasarnya

Page 46: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

29

c) Kurangi dosis insulin bila ada perubahan seperti

makan agak kurang, olahraga, sesudah operasi,

melahirkan (FK UI, 2009).

Pengobatan hipoglikemia :

a) Stadium permulaan (sadar)

Berikan gula murni kurang lebih 30 g (2 sendok

makan) atau sirup, permen dan makanan manis

lainnya.

Stop obat hipoglikemik sementara, periksa

glukosa darah sewaktu (FK UI, 2009).

b) Stadium lanjut (koma hipoglikemi)

Rujuk segera mungkin ke Rumah Sakit terdekat

untuk mendapatkan pertolongan dokter (FK UI,

2009).

b. Diabetes Ketoasidosis

Diabetes ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya

insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata.

Keadaan ini mengakibatkan gangguan pada metabolism

karbohidrat, protein, dan lemak. Penyebab utamanya

antara lain:

1) Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis

yang dikurangi

2) Keadaan sakit atau infeksi

Page 47: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

30

3) Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang

tidak terdiagnosis dan tidak diobati

Gejala yang timbul antara lain: poliuri, polidipsi,

penglihatan kabur, kelemahan penapasan kussmaul dan

sakit kepala. Pada penurunan volume intravascular

terjadi hipotensi ortostatik, denyut nadi lemah dan cepat.

Selain itu pada GI adalah anoreksia, mual, muntah, nyeri

abdomen.

Penanganan, diarahkan pada tiga masalah utama, yaitu:

1) Dehidrasi. Rehidrasi merupakan tindakan yang

penting untuk mempertahankan perfusi jaringan.

2) Kehilangan elektrolit. Masalah elektrolit yang

biasanya terjadi adalah kalium. Berikan 40 mEq

kalium/ jam (yang ditambahkan ke dalam cairan

infus) mungkin diperlukan selama beberapa jam.

3) Asidosis. Penambahan insulin untuk untuk

menurunkan akumulasi badan keton yang

merupakan pemecahan lemak.

(FK UI, 2009).

c. Komplikasi Jangka Panjang Diabetes

1) Penyakit Makrovaskular

a) Jantung koroner

b) Pembuluh darah kaki

c) Pembuluh darah otak

Page 48: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

31

2) Penyakit Mikrovaskular

a) Ginjal

b) Retina mata

3) Neuropati

a) Polineuropati sensorik :

Gejala yang ditemui adalah parestesia (perasaan

tertusuk-tusuk, kesemutan atau peningkatan

kepekaan) dan rasa terbakar (khususnya pada

malam hari), semakin parah maka kaki terasa baal

(mati rasa), penurunan fungsi proprioseptif dan

penurunan sensibilityas nyeri dan suhu.

b) Neuropati otonom :

Mengakibatkan disfungsi yang mengenai hampir

seluruh system organ tubuh. Kardiovaskular

(takikardia, hipotensi ortostatik, infark miokard),

GI (mual, muntah, kembung, pewrasaan cepat

kenyang, dan konstipasi atau diare), Urinarius

(retensi urin, penurunan kemampuan merasakan

kandung kemih yang penuh), Kelenjar Adrenal

(Hipoglycemic Unawareness), Neuropati

sudomotorik (tidak adanya atau berkurangnya

pengeluaran keringat), disfungsi seksual

(impotensi).

Page 49: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

32

4) Rentan infeksi

(FK UI, 2009).

B. PERANAN PENGETAHUAN BAGI PENDERITA

DIABETES MELITUS

Diabetes merupakan penyakit kronik yang membutuhkan

pengobatan seumur hidup serta dibutuhkan kedisiplinan dari sikap

positif penderitanya untuk menjalankan pola hidup sehat. Sikap

pofitif penderita diabetes dapat dibentuk berdasarkan tingkat

pengetahuan yang baik dari penderita diabetes. Pengetahuan klien

tentang DM dapat membantu mereka untuk menjalankan

penanganan diabetes seperti minum obat, olahraga teratur, diet

makanan rendah karbohidrat dan lemak serta harus rajin

mengkonsumsi sayur dan buah sehingga mereka mengerti tentang

penyakitnya dan dapat mengubah perilakunya (Waspadji, 2004).

Penyakit diabetes yang tidak diatasi akan menimbulkan

kompliksi yang dapat mengancam jiwa. Penderita diabetes yang

telah positif mengalami Diabetes Melitus sebaiknya berkonsultasi

dengan dokter dan mematuhi setiap anjuran dokter dengan penuh

disiplin. Selain itu penderita juga dapat melakukan perencanaan

diet sebagai salah satu cara yang efektif bagi penyakit Diabetes

Melitus. Penderita diabetes yang memiliki pengetahuan yang cukup

baik serta memiliki sikap positif akan mengurangi tingkat

komplikasi akut maupun kronik dari penyakit diabetes tersebut.

Oleh sebab itu, peranan pengetahuan terhadap tingkat keparahan

Page 50: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

33

penyakit diabetes sangat penting untuk mendisiplinkan penderita

diabetes agar tetap menjalankan pola hidup sehat dan terbebas dari

komplikasi penyakit diabetes yang dialaminya (Smeltzer dan Bare,

2001)

C. PENGETAHUAN

1. Pengertian

Menurut Kuntjoroningrat, (1997). Dikutip oleh

Nursalam dan Pariana (2000:133) semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang semakin mudah pula menerima

informasinya sehingga semakin banyak pengetahuan yang

dimiliki. Pengetahuan merupakan suatu hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

obyek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui

indera mata dan indera telinga (Notoatmodjo, 2003: 121).

Pengetahuan sendiri merupakan domain yang sangat

penting dalam terbentuknya suatu tindakan. Dengan demikian

terbentuknya perilaku terhadap seseorang karena adanya

pengetahuan yang ada pada dirinya terbentuknya suatu

perilaku baru, terutama yang ada pada orang dewasa dimulai

pada domain kognitif. Dalam arti klien diabetes terlebih dahulu

diberi stimulus yang berupa informasi tentang upaya

pencegahan sekunder sehingga menimbulkan pengetahuan

yang baru dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam

bentuk sikap klien diabetes terhadap informasi upaya

Page 51: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

34

pencegahan sekunder terhadap diabetes yang diketahuinya.

Akhirnya rangsangan yakni informasi upaya pencegahan

sekunder yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya,

tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa

tindakan atau sehubungan dengan stimulus atau informasi

upaya pencegahan sekunder. Dari pengalaman dan penelitian

terbukti bahwa perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan

lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoatmodjo : 2003 : 121).

2. Tingkat pengetahuan

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa

pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif.

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a. Know / Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari merupakan tingkatan pengetahuan yang paling

rendah.

b. Comprehension / Memahami

Memahami merupakan kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang akan diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Application / Aplikasi

Page 52: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

35

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

mneggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi ril.

d. Analisys / Analisa

Analisa suatu kemampuan dalam menjabarkan materi atau

objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam

struktur organisasi tersebut.

e. Sintesa

Sintesa menunjukan kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk

keseluruh yang baru. Dengan kata lain suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi yang sudah ada.

f. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu objek atau materi.

3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Pengetahuan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya

pengetahuan menurut Notoatmodjo, 2003 adalah sebagai

berikut :

a. Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin

mudah menerima informasi sehingga banyak pula

pengetahuan yang dimilik. Tingkatan pendidikan meliputi

SD, SMP, SMA, PerguruanTinggi.

Page 53: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

36

b. Usia

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup

umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Menurut Hurlock,

2003 pembagian usia berdasarkan tahapan dewasa terdiri

dari dewasa awal 20-40 tahun, dewasa madya 41-60 tahun

dan dewasa lanjut 61-75 tahun.

c. Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, pengalaman

pribadi ataupun dapat digunakan sebagi upaya memperoleh

pengetahuan.

d. Sumber informasi

Merupakan informasi tentang cara mencapai hidup sehat,

cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit

dan sebagainya. Dengan pengetahuan itu akan

menyebabkan seseorang berprilaku sesuai dengan yang

dimilikinya.

e. Penghasilan

Penghasilan yang rendah akan mempengaruhi kemampuan

keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi, pendidikan dan

kebutuhan lainnya.

Page 54: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

37

4. Pengukuran Pengetahuan

Dua cara pokok bagi manusia untuk mendapatkan

pengetahuan yang benar yaitu, mendasarkan diri kepada rasio

dan pengalaman. Cara pengukuran pengetahuan dalam

penelitian bisa menggunakan angket dan biasanya dituliskan

dalam prosentase. Tinggi = 76-100%; Sedang = 56-75%;

Rendah ≤55% (Nursalam, 2003 : 124). Hidayat (2007)

menjelaskan bahwa salah satu skala yang dapat digunakan

dalam mengukur pengetahuan adalah menggunakan skala

Guttman. Skala guttman terdiri dari benar-salah atau ya-tidak.

Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan skala Guttman

dengan pilihan jawaban benar dan salah dalam pengukuran

pengetahuan terhadap manajemen diet bagi penderita Diabetes

Melitus di wilayah kerja Puskesmas Mampang.

D. PENELITIAN TERKAIT

Penelitian yang terkait dilakukan oleh Antonio Manoel dkk

(2007), penelitian ini menggunakan metode cross-sectional

deskriptif di Universitas Brazil. Penelitian ini bertujuan untuk

mengeksplorasi pengetahuan dan sikap klien diabetes melitus.

Sampel terdiri dari 70 orang dewasa dengan diabetes mellitus. Data

dikumpulkan melalui versi Portugis Pengetahuan Diabetes

Questionnaire (DKN-A) dan Sikap Diabetes Questionnaire (ATT-

19). Hasil mengungkapkan bahwa 78,05% para responden

memiliki pengetahuan dan memahami penyakit diabetes dengan

Page 55: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

38

baik. Sedangkan sikap responden klien diabetes mellitus ini

menyatakan kesulitan dalam mengatasi penyakitnya terkait

manajemen DM. Peneliti menyimpulkan bahwa meskipun

responden memperoleh nilai yang baik terhadap pengetahuan, sikap

mereka tidak berubah dalam mengatasi penyakitnya (International

Journal of Diabetes in Developing Countries).

Penelitian terkait lainnya dilakukan oleh Yuni Thiodora

Gultom mengenai manajemen latihan pada penderita DM,

menggunakan metode penelitian deskriptif dengan desain cross

sectional dilakukan di RSAD Gatot Subroto. Pengumpulan data

melalui kuisioner selama 2 minggu. Hasil analisa dengan unvariat

berdasarkan tingkat pengetahuan didapatkan hasil pengetahuan

tentang manajemen latihan pada penderita DM sedang.

Page 56: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

39

Tabel 2.4

(Menu Pengganti Diet Dari American Diabetic Association, 2006)

Pengganti Konten Gizi Makanan SetaraKarbohidrat Pengganti

Satu Pati 15 gram karbohidrat3 gram protein

1gram (atau kurang) lemak

1 iris roti, bagel ¼, ¾ cangkir serealdingin, 1/3 cangkir nasi, pasta, atau

kacang kering dimasak, 3 ons kentangSatu Buah Pengganti 15 gram karbohidrat

60 kalori1 apel kecil, pisang, atau oranye, 1 media

peach, 1 cangkir berry segar, 4 ons justanpa gula

Satu susu bebas lemakatau rendah lemak

12 gram karbohidrat8 gram protein0-3 gram lemak

90 kalori

1 cangkir susu bebas lemak, ¼ cangkirplain bebas lemak atau rendah lemak-

yoghurt

Satu susu rendah lemak 12 gram karbohidrat8 gram protein5 gram lemak

120 kalori

1 cangkir 2% susu, secangkir susukedelai

Seluruh jenis susu 12 gram karbohidrat8 gram protein8 gram lemak

150 kalori

1 cangkir susu, ¾ cangkir yoghurt darisemua jenis susu

Jenis sayur 5 gram karbohidrat2 gram protein0 gram lemak

25 kalori

½ mangkok sayuran, 1 cangkir sayuranmentah atau salad hijau, ¼ cangkir jus

sayuran

karbohidrat lainnya 15 gram karbohidrat,dengan berbagai jumlah

protein, lemak, dan kalori

1 sendok makan jelly atau gula meja,dessert seperti ½ cangkir yogurt beku

Pengganti Daging Dan Daging BursaSangat rendah protein 7 gram protein

0-1 gram lemak0-2 15 kalori

1 ons daging unggas putih, tuna kalengandalam air, 2 putih telur, ¾ cangkir keju

cottage rendah lemak

Rendah protein(untuk dua kali

seminggu)

7 gram protein3 gram lemak

55 kalori

1 ons daging unggas gelap, daging sapitanpa lemak, babi, atau domba, keju

rendah lemak

protein rendah lemak(pilih sangat jarang)

7 gram protein5 gram lemak

75 kalori

1 ons daging sapi atau babi, 1 butir telur,1 ons keju mozzarella

protein tinggi lemak(meminta dokter Andaseberapa sering Anda-

bisa makan ini)

7 gram protein8 gram lemak

100 kalori

1 ons keju seluruh lemak, 1 ons iga, 1sendok makan selai kacang

Pengganti lemak

Lemak 5 grams lemak45 kalori

1 sendok teh minyak atau mentega, 1sendok makan salad atau krim keju, 1/8

alpukat

Page 57: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

40

Tabel 2.5

(Kalori Pengganti American diabetic association, 2006)

Jika anda adalah Jumlah kalori anda Jumlah yang dikonsumsiSeorang wanita kecil yang latihan hingga

menengah, wanita yang ingin menurunkan beratbadan atau wanita menengah yang tidak latihan

banyak

1,200 hingga 1,600 6 pati, 3 sayuran, 2 buah, 2porsi susu atau yogurt, 2porsi daging atau ikanhingga 3 lemak sehat

Seorang wanita besar yang ingin menurunkan beratbadan atau seorang pria kecil dengan berat badannormal atau pria berukuran sedang yang memimpi

hidup menetap atau menengah, untuk pria besaryang ingin menurunkan berat badan

1,600 hingga 2,000 8 pati, 4 sayuran, 3 buah, 2susu atau yogurt, 2 dagingatau ikan hingga 4 lemaksehat

Seorang pria menengah untuk pria besar yanglatihan banyak atau memiliki pekerjaan yang aktif

secara fisik seperti pekerjaan konstruksi atauseorang pria besar berat badan normal atau orang

besar berat nominal atau wanita besar yang latihanbanyak atau memiliki pekerjaan yang menuntut

fisik

2,000 hingga 2,400 11 pati, 4 sayuran, 3 buah,2milk atau yogurt, 2daging atau ikan hingga 5lemak sehat

Page 58: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

41

E. KERANGKA TEORI

Bagan 2.1: Kerangka teori

Berdasarkan Teori Stimulus Organisme, Hosland, et al (1953) dalam

Notoatmodjo, 2007 dan NIC & NOC

Stimulus

Pengetahuan

Manajemen Diet yangtepat

Diabetes Mellitus terkontroldan tidak terjadi komplikasi

Faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan

terhadap sikap:

- Pendidikan

- Usia

- Pengalaman

- Sumber informasi

- penghasilan

Faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan terhadap

perilaku:

- Pengalaman pribadi

- Pengaruh orang lain

yang dianggap penting

- Pengaruh kebudayaan

- Media massa

- Pengaruh faktor

emosional

Jenis makanan dan Cara pengolahan,

Porsi/sediaan, Waktu konsumsi

Page 59: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

42

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Skema 3.1

(Kerangka Konsep Penelitian)

Kerangka konsep merupakan kerangka penelitian yang

menggunakan model konseptual spesifik yang berbasis teori dan dasar

dari konseptual bagi masalah peneliti dan kerangka kerja yang

digabungkan kedalam pengetahuan teoritis yang relevan dan terkait

hasil (Burn & Grove, 2002). Kerangka konsep adalah rangkuman dari

kerangka teori yang dibuat dalam bentuk diagram yang

menghubungkan antara variabel yang diteliti dan variabel lain yang

terkait (Sastroasmoro & Ismael, 2010).

Dalam penelitian ini, yang ingin diketahui adalah pengetahuan

terhadap manajemen diet bagi penderita DM berdasarkan jenis

Karakteristik Individu :

1. Usia

2. Jenis kelamin

3. Pendidikan

4. Pekerjaan

5. Lama menderita

Pengetahuan tentang

manajemen diet :

1. Jenis makanan dan cara

pengolahan

2. Porsi/sediaan

3. Waktu konsumsi

Page 60: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

43

makanan dan cara pengolahan, porsi makanan dan waktu konsumsi.

Pengetahuan akan diklasifikasikan menjadi tingkat pengetahuan yang

rendah, sedang, dan tinggi terhadap manajemen diet DM secara

keseluruhan berdasarkan karakteristik responden serta berdasarkan

jenis makanan dan cara pengolahan, porsi makanan dan waktu

konsumsi. Berdasarkan pengetahuan tersebut, peneliti melihat

sejauhmana pengetahuan penderita DM mengetahui manajemen diet

yang tepat di wilayah kerja Puskesmas Mampang.

Page 61: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

44

B. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

Usia Umur responden dari sejak

lahir sampai dengan ulang

tahun terakhir

Menentukan karakter usia

responden sesuai pilihan

pada kuisioner

Kuisioner 1. 20-40 tahun

2. 41-60 tahun

3. 61-75 tahun

(Hurlock, 2003).

Ordinal

Jenis

kelamin

Merupakan pertanda

gender seseorang

Menentukan jenis kelamin

responden

Kuisioner 1. Laki-laki

2. Perempuan

Nominal

Pendidikan Jenjang pendidikan formal

yang telah diselesaikan

responden

Menentukan tingkat

pendidikan sesuai pilihan

yang tertera pada kuisioner

Kuisioner 1. SD

2. SMP

3. SMA

4. PT

Ordinal

Pekerjaan Pencaharian yang

dilakukan rutin sebagai

upaya memenuhi

kebutuhan diri dan

Menentukan rutinitas

pekerjaan sesuai pilihan

yang tertera pada kuisioner

Kuisioner 1. Tidak bekerja

2. Bekerja

Nominal

Page 62: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

44

keluarga

Lama

menderita

DM

Lama terdiagnosa DM tipe

2 yang dialami pasien

Mengidentifikasi lama

terjadinya DM yang dialami

responden dari awal keluhan

hingga saat menjadi

responden pada waktu

penelitian

Kuisioner 1. ≤ 4 tahun

2. > 4 tahun

(Syahrir, 2006).

Ordinal

Pengetahuan Pertanyaan penelitian yang

diajukan untuk melihat

kemampuan penderita DM

di wilayah kerja

Puskesmas Mampang

Untuk memahami

manajemen diet yang tepat

meliputi jenis makanan

dan cara pengolahan, porsi

Pengukuran tingkat/

Pengetahuan menggunakan

skala Gutman dan scoring.

Pertanyaan peneliti terdiri

dari pernyataan positif dan

negatif.

Responden menjawab

dengan jawaban benar

atau salah (Hidayat, 2007)

Kuisioner 1. Rendah

(<56%)

2. Sedang

(56%-75%)

3. Tinggi

(76%-100%)

(Gutman dalam

Hidayat, 2007).

Kategorik-

Numerik

Page 63: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

44

makan, waktu konsumsi. Pernyataan positif, pada

responden menjawab

benar diberi nilai 1, dan

jika salah diberi nilai 0

Pernyataan negatif, pada

responden menjawab

benar diberi nilai 0, dan

jika salah diberi nilai 1

Page 64: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

47

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif

dengan metode yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang berusaha menggambarkan kegiatan penelitian.

Penelitian deskriptif ini juga disebut penelitian pra-eksperimen karena

dalam penelitian ini dilakukan eksplorasi, menggambarkan, dengan

tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu

gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh dilapangan

(Sukardi, 2009).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan uji validitas di Puskesmas Mampang Jakarta

Selatan, penelitian ini dilakukan pada pasien DM yang datang berobat

ke Puskesmas. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena banyaknya

kasus diabetes yang terjadi di wilayah tersebut dan mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Puskesmas tersebut juga menyediakan

poli khusus DM yang dibuka setiap hari Selasa dan Kamis mulai

pukul 08.00-12.00 WIB. Namun pasien yang datang terkadang masih

sedikit karena mereka hanya datang jika terdapat keluhan yang berarti

bagi mereka atau sekedar ingin mencoba ke poli gizi. Penelitian telah

Page 65: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

48

dilakukan mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan September

2013.

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan di

teliti (Notoatmojo, 1993: 75). Populasi dalam penelitian ini

adalah penderita DM yang berada di sekitar wilayah kerja

Puskesmas Mampang Jakarta Selatan yang datang berobat ke

Puskesmas. Total penderita DM di Puskesmas Mampang

Jakarta Selatan pada bulan Desember tahun 2012 mencapai

117 orang dengan rata-rata usia 35 hingga 75 tahun.

b. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek

yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

(Notoatmojo, 1993 :75). Teknik pengambilan sampel

menggunakan probality sampling dengan teknik simple random

sampling yaitu pasien DM yang datang berobat diundi

namanya satu persatu untuk dijadikan sample penelitian.

1) Kriteria inklusi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

a) Memiliki riwayat penyakit DM hingga saat ini

b) Bersedia menjadi responden

c) Mampu berkomunikasi secara verbal

d) Kooperatif

Page 66: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

49

e) Datang berobat ke Puskesmas

Besarnya sampel menggunakan rumus uji beda dua proporsi

sebagai berikut:

Keterangan :

n : besar sampel

: derajat kemaknaan (95%) = 1,96

: kekuatan uji 90% Z = 1,28

: rata-rata proporsi pada populasi

: = (81,1 + 36,36) / 2 = 58,73

: proporsi pengetahuan kurang, perilaku buruk 81,1

% = 0,81

(Irma, 2010)

: proporsi pengetahuan baik, perilaku buruk 36,36

%= 0,37

(Irma, 2010)

Maka besar sampel yang dihasilkan adalah

n = 19 x 2 = 38 (berdasarkan uji beda dua proporsi maka hasil n

dikali 2 )

Berdasarkan rumus diatas, jumlah sampel dalam penelitian

tersebut sebesar 38 responden dan untuk mengantisipasi adanya

49

e) Datang berobat ke Puskesmas

Besarnya sampel menggunakan rumus uji beda dua proporsi

sebagai berikut:

Keterangan :

n : besar sampel

: derajat kemaknaan (95%) = 1,96

: kekuatan uji 90% Z = 1,28

: rata-rata proporsi pada populasi

: = (81,1 + 36,36) / 2 = 58,73

: proporsi pengetahuan kurang, perilaku buruk 81,1

% = 0,81

(Irma, 2010)

: proporsi pengetahuan baik, perilaku buruk 36,36

%= 0,37

(Irma, 2010)

Maka besar sampel yang dihasilkan adalah

n = 19 x 2 = 38 (berdasarkan uji beda dua proporsi maka hasil n

dikali 2 )

Berdasarkan rumus diatas, jumlah sampel dalam penelitian

tersebut sebesar 38 responden dan untuk mengantisipasi adanya

49

e) Datang berobat ke Puskesmas

Besarnya sampel menggunakan rumus uji beda dua proporsi

sebagai berikut:

Keterangan :

n : besar sampel

: derajat kemaknaan (95%) = 1,96

: kekuatan uji 90% Z = 1,28

: rata-rata proporsi pada populasi

: = (81,1 + 36,36) / 2 = 58,73

: proporsi pengetahuan kurang, perilaku buruk 81,1

% = 0,81

(Irma, 2010)

: proporsi pengetahuan baik, perilaku buruk 36,36

%= 0,37

(Irma, 2010)

Maka besar sampel yang dihasilkan adalah

n = 19 x 2 = 38 (berdasarkan uji beda dua proporsi maka hasil n

dikali 2 )

Berdasarkan rumus diatas, jumlah sampel dalam penelitian

tersebut sebesar 38 responden dan untuk mengantisipasi adanya

Page 67: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

50

sampel yang drop out maka jumlah sampel tersebut ditambah

10% menjadi 42 responden.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat ukur pengumpulan data agar

memperkuat hasil penelitian. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner yang mengacu pada pedoman NOC

(Nursing Outcome Classification) yang terdiri atas beberapa

pertanyaan yang harus dijawab responden dan dilakukan uji validitas

menggunakan faktor analisis.

Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan melalui

responden, peneliti menggunakan lembaran kuesioner yang disusun

secara terstruktur berdasarkan teori dan berisikan pertanyaan yang

harus dijawab responden. Instrumen ini terdiri dari dua bagian yaitu

data demografi meliputi inisial nama, umur, jenis kelamin,

pekerjaan, lamanya menderita. Bagian kedua kuesioner mengenai

pengetahuan klien berisi pertanyaan tentang manajemen diet diabetes

mellitus terkait jenis makanan dan cara pengolahan, porsi/sediaan,

waktu konsumsi. Pengukuran tingkat pengetahuan menggunakan

skala Gutman dan scoring. Pertanyaan peneliti terdiri dari pernyataan

positif dan negatif. Responden menjawab dengan jawaban benar atau

salah (Hidayat, 2007). Pernyataan positif, pada responden menjawab

benar diberi nilai 1, dan jika salah diberi nilai 0. Pernyataan negatif,

pada responden menjawab benar diberi nilai 0, dan jika salah diberi

Page 68: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

51

nilai 1. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori yaitu

rendah (<56%), sedang (56%-75%), dan tinggi (76%-100%)

(Gutman dalam Hidayat, 2007).

E. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Peneliti melakukan uji validitas dan reabilitas untuk

mendapatkan instrumen yang valid pada penelitian. Uji validitas

yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mampang Jakarta

Selatan kepada penderita DM dengan kriteria inklusi yang telah

dipaparkan pada bagian sample diatas. Uji validitas dilakukan pada

Agustus 2013, dan sampel yang diambil sebanyak 30 orang.

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam hal ini

digunakan beberapa item pertanyaan yang dapat secara tepat

mengungkapkan variabel yang diukur tersebut. Uji ini dilakukan

dengan menghitung korelasi antara masing masing skor item

pertanyaan dari tiap variable dengan total skor variable tersebut. Uji

validitas menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson.

Sesuatu instrumen dikatakan valid atau sahih apabila korelasi tiap

butiran memiliki nilai positif dan nilai t hitung > t table (0,374,alpha:

95%,n:30) (Hidayat, 2008)

Page 69: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

52

Reabilitas adalah indeks yang menunujukkan sejauhmana suatu

alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini

berarti menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran itu tetap

konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap

gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.

Pengukuran reabilitas menggunakan bantuan software computer

dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu variable dikatakan reliable

jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Hidayat, 2008).

ItemKuisioner r table r hitung Keterangan

Cronbach'sAlpha

P1 .817 Valid

P2 .770 Valid

P3 .270 Tidak valid

P4 .636 Valid

P5 .770 Valid

P6 0,374 .704 Valid 0,882

P7 .817 Valid

P8 .704 Valid

P9 .770 Valid

P10 -.111 Tidak valid

P11 .015 Tidak valid

P12 .738 Valid

P13 .704 Valid

P14 .197 Tidak valid

P15 .636 Valid

P16 .704 Valid

Page 70: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

53

Dari total item kuisioner yang diajukan, terdapat 4 item

yang tidak valid. Sehingga hanya ada 12 item yang valid dengan

nilai cronbach’s Alpha 0,882 (> 0,6) sehingga dianggap reliable dan

4 item yang tidak valid dieliminasi.

F. Langkah-langkah Pengumpulan Data

Pada awal penelitian peneliti membuat surat dibagian prodi yang

ditujukan kepada DINKES DKI Jakarta yang berada di daerah Tanah

Abang. Setelah surat izin pengambilan data ke DINKES selesai

dibuat peneliti mengantar surat tersebut ke DINKES beserta proposal

penelitian. Satu minggu kemudian pihak DINKES memberikan surat

tembusan ke walikota Jakarta Selatan. Setelah dua hari kemudian

pihak walikota mengeluarkan tugas izin penelitian yang dapat

langsung dibawa ke Puskesmas Mampang sebagai bukti izin

penelitian di Puskesmas Mampang. Peneliti membawakan surat

tersebut kemudian setelahnya peneliti turun lapangan selama dua

minggu untuk penelitian manajemen diet berdasarkan jenis makanan

dan cara pengolahan, porsi makanan dan cara konsumsi. Pada saat

turun lapangan peneliti mendata nama-nama pasien yang terdaftar

sebagai pasien tetap di Puskesmas. Kemudian membuat kocokan

nama berdasarkan nama-nama tersebut dan mengundinya hingga

keluar 42 nama pasien berdasarkan jumlah pasien yang dibutuhkan

dalam penelitian setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus

uji beda dua proporsi. Pada minggu pertama terkumpul sebanyak 20

Page 71: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

54

pasien yang dilakukan penelitian, karna peneliti hanya sendiri

melakukan penelitian hingga pasien yang berhasil ditemui belum

sepenuhnya. Pada minggu kedua peneliti melanjutkan penelitian

dengan mendatangi sisa nama-nama pasien yang minggu pertama

belum didatangi sebanyak 22 pasien sehingga pada minggu kedua

penelitian selesai dilakukan. Penelitian dilakukan dengan cara

meminta izin kepada pasien untuk dilakukan wawancara tentang

manajemen diet, setelah pasien menandatangani lembar persetujuan

pasien dilakukan wawancara berdasarkan pertanyaan yang telah

peneliti susun sebelumnya dan telah dilakukan uji validitas.

G. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data peneliti mengunakan langkah-

langkah pengolahan data menurut Hidayat (2007) diantaranya :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

atau formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan.

Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau

setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian

kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data

menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat

Page 72: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

55

juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk

memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari

suatu variabel.

3. Entry data

Entri data adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan kedalam master table atau data base komputer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa

dengan membuat table kontingensi.

4. Cleaning data

Merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah di

entry, apakah ada kesalahan atau tidak, sehingga data siap

dianalisa.

H. Analisis Statistik

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan distribusi

frekuensi dari gambaran pengetahuan terhadap manajemen diet

bagi penderita DM. hasil yang akan diperoleh adalah

karakteristik responden dan tingkat pengetahuan penderita DM

rendah (<56%), sedang (56%-75%) ataupun tinggi (76%-100%)

terhadap manajemen diet.

Page 73: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

56

I. Etika Penelitian

Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan

masalah yang sangat penting dalam penelitian mengingat peneliti

keperawatan akan berhubungan langsung dengan manusia, maka

segi etika peneliti harus diperhatikan karena manusia mempunyai

hak asasi dalam kegiatan penelitian (Hidayat, 2008).

Dalam melakukan penelitian menekankan masalah etika penelitian

yang meliputi :

1. Lembar persetujuan ( informed consent )

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada

responden yang akan diteliti yang memenuhi criteria sampel

dan disertai judul penelitian serta manfaat penelitian dengan

tujuan responden dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian.

2. Tanpa nama ( anonymity )

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak

akan mencantumkan nama responden pada lembar

pengumpulan data yang diisi responden, tetapi lembar tersebut

hanya diberi kode tertentu

3. Kerahasiaan ( confidentially )

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian.

Page 74: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

57

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Mampang

1. Sejarah Puskesmas Mampang

Puskesmas Mampang didirikan pada tahun 1977 dengan 3 kali

renovasi. Sebelumnya Puskesmas Mampang diberi nama Balai

Pengobatan yang didirikan pada tahun 1975. Tujuan didirikannya

Puskesmas Mampang adalah untuk meningkatkan perilaku masyarakat

yang mandiri untuk berprilaku hidup sehat. Puskesmas Mampang

berada di Jalan Kapten P. Tendean Nomor 5 Rt 03 Rw 03 Kelurahan

Mampang Prapatan Kecamatan Mampang Prapatan. Luas bangunan

600 M2 dan luas bangunan 1500 M2.

2. Visi Misi Puskesmas Mampang

Visi Misi Puskesmas Mampang antara lain sebagai berikut :

VISI

Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan “Menuju masyarakat

berbudaya sehat sekecamatan Mampang Prapatan.

MISI

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan

terpadu baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.

Page 75: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

58

b. Memperdayakan SDM yang profesional secara

berkesinambungan.

c. Mengembangkan kerjasama lintas program, lintas sektoral, dan

unit kesehatan lainnya.

3. Program Puskesmas Mampang

a. BP Umum

b. BP Gigi

c. BP Paru

d. KIA dan KB

e. Gizi

f. MTBS

g. HIV/AIDS

h. DM

i. Tumbuh Kembang

j. UGD/Layanan 24 Jam

k. Posyandu

B. Uji Instrumen

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Penelitian validitas data menggunakan teknik analisis faktor dan

reliabilitas data menggunakan nilai cronbach’s alpha. Hasil analisis

dan tabel keadekuatan sampel dapat dilihat pada tabel 5.1.

Page 76: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

59

Tabel 5.1

Validitas dan reliabilitas data

Item Variabel KMO/MSA

Faktor Reliabilitas

Jenismakanandan cara

pengolahan

Porsimakanan

Waktukonsumsi

AlfaCronbach’s

Mengkonsumsi air mineralminimal 2liter/harimerupakan hal yangdianjurkan bagi penderitadiabetes

0,548

.991 .048 -.089

.969

Jenis makanan yang tepatbagi penderita DM adalahkarbohidrat sederhana danprotein tinggi lemak

.991 .048 -.089

Pengolahan makanan yangbenar bukan dimaksudkanuntuk menghasilkan diet yangtepat sehingga kadar guladarah terkontrol

.991 .048 -.089

Diet yang direkomendasikanbagi penderita diabetes adalahmakanan dan minumanrendah gula

.680 .080 .343

Pengolahan makanan yangdianjurjan bagi penderitadiabetes adalah dengan caradirebus, dikukus, disetup,dipanggang dan dihindarkanuntuk cara digoreng

.680 .080 .343

Sprite, fanta, cocacolaminuman yang bolehdikonsumsi bagi penderitaDiabetes dengan porsi sangatsedikit dan jarang

.069 .972 -.021

1.000Nasi putih, cemilan kuemerupakan salah satu porsimakanan yang harusdihindarkan oleh penderitadiabetes

.069 .972 -.021

Page 77: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

60

Porsi makan penderita DMterdiri dari 3 kali makananutama dan 3 kali makananselingan dengan intervalmakan setiap 3 jam

.069 .972 -.021

Salah satu strategi yang dapatdilakukan untuk mengontrolgula darah adalah denganmengkonsumsi makanansehat dan bernutrisi denganporsi sesuai kebutuhan tubuh

.069 .972 -.021

Mengkonsumsi kentangrebus, dan umbi-umbianlainnya merupakan menupengganti yang dapatdisajikan pada waktumakanan utama

.176 -.135 .912

.754Pengaturan jadwal makanyang tepat merupakan solusiuntuk mengontrol kadar guladarah

.176 -.135 .912

Diet ketat dan berpuasamerupakan solusi yang tepatuntuk menjaga kestabilangula darah

-.532 .391 .655

Dari validitas data tersebut jumlah Item pertanyaan yang

diajukan pada penelitian ini adalah 16 item, namun setelah diuji

validitas ternyata hanya 12 item yang dikatakan valid dan terbentuk

menjadi 3 faktor, yaitu faktor jenis makanan dan cara pengolahan,

faktor porsi makanan, dan faktor waktu konsumsi. Terdapat 5 item

kuesioner yang masuk dalam faktor jenis makanan dan cara

pengolahan, 4 item yang masuk dalam faktor porsi makanan, dan 3

item yang masuk dalam faktor waktu konsumsi. Sedangkan 4 item

Page 78: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

61

yang tidak valid memiliki nilai Measures of Sampling Adequacy

(MSA) < 0,5 sehingga dianggap kurang valid.

Reliabilitas untuk faktor jenis makanan dan cara pengolahan

memiliki nilai Cronbach's Alpha sebesar 0.969, untuk faktor porsi

makanan sebesar 1,000, dan untuk faktor waktu konsumsi sebesar

0.754. Ketiga faktor memiliki nilai Cronbach's Alpha lebih dari 0.5

sehingga dapat dikatakan reliabilitis ketiga faktor tersebut adalah

reliabel. Sehingga dapat disimpulkan, dari 16 item kuesioner yang

valid dan reliabel adalah sebanyak 12 item.

12 item kuisioner yang valid diatas memiliki nilai Kaiser-

Meyer-Olkin (KMO) atau MSA sebesar 0,548 (KMO > 0,5), sehingga

seluruh item yang valid dan reliabel tersebut dapat digunakan untuk

dilakukan pengolahan data lebih lanjut.

C. Analisa Univariat

1. Karakteristik Responden

Analisa univariat bertujuan untuk memberikan gambaran

karakteristik tiap-tiap variabel yang diteliti yaitu usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, lama menderita DM.

Page 79: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

62

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden

Diabetes Mellitus di Puskesmas Mampang

Pada tabel 5.2, menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan

karakteristik responden, diperoleh gambaran yang berusia 20-40

tahun yaitu, 13 orang sebanyak (27%), yang berusia 41-60 tahun

yaitu, 20 orang sebanyak (49,5%), dan yang berusia 61-75 tahun

yaitu, 9 orang sebanyak (23,5%). Dari tabel tersebut sebagian besar

responden berusia rata-rata 41-60 tahun yaitu, 20 orang sebanyak

(49,5%).

Karakteristik FrekuensiN = 42

Presentasi(%)

USIA20-40 Tahun41-60 Tahun61-75 Tahun

13209

27%49,5%23,5%

JENIS KELAMINLaki-laki

Perempuan1329

27%73%

PENDIDIKANSD

SMPSMAPT

201192

49,5%25%

23,5%2%

PEKERJAANTidak bekerja

Bekerja1230

26%74%

LAMA MENDERITA≤4 Tahun>4 Tahun

1527

35%65%

Page 80: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

63

Gambaran hasil penelitian tentang jenis kelamin didapatkan hasil

yaitu, 12 orang sebanyak (27%) dengan jenis kelamin laki-laki dan

30 orang sebanyak (73%) dengan jenis kelamin perempuan. Dari

tabel tersebut sebagian besar responden dengan jenis kelamin

perempuan yaitu 30 orang sebanyak (73%) .

Gambaran hasil penelitian tentang pendidikan didapatkan hasil yaitu,

20 orang sebanyak (49,5%) berpendidikan SD, 11 orang sebanyak

(25%) berpendidikan SMP, 9 orang sebanyak (23,5%) berpendidikan

SMA, 2 orang sebanyak (2%) berpendidikan PT. Dari tabel tersebut

sebagian besar responden berpendidikan SD yaitu 20 orang sebanyak

(49,5%).

Gambaran hasil penelitian tentang pekerjaan didapatkan hasil yaitu,

30 orang sebanyak (74%) dengan status tidak bekerja dan 12 orang

sebanyak (26%) dengan status bekerja. Dari tabel tersebut sebagian

besar responden tidak bekerja yaitu 30 orang sebanyak (74%).

Gambaran hasil penelitian tentang lama menderita didapatkan hasil

yaitu, 15 orang sebanyak (35%) menderita dibawah 5 tahun dan 27

orang sebanyak (65%) menderita diatas 5 tahun. Dari tabel tersebut

sebagian besar responden mengalami diabetes semenjak diatas 5

tahun yaitu 27 orang sebanyak (65%).

Page 81: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

64

2. Pengetahuan Manajemen Diet

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Manajemen Diet

Diabetes Melitus di Puskesmas Mampang

SubVarian

TotalPertanyaan

Persentase(%)

TingkatPengetahuan

KategorikTingkat

Pengetahuan

Jenis dan carapengolahanmakanan

5 49,04 Rendah

PorsiMakanan

4 62,5Sedang

WaktuKonsumsi

3 66,67 Sedang

PengetahuanDiet secara

keseluruhan12 57,94 Sedang

Pada tabel 5.3, Hasil analisis didapatkan dari total 5 pertanyaan

tingkat pengetahuan dalam diet DM tipe 2 pada faktor jenis dan cara

pengolahan makanan adalah sebesar 49,04%, sehingga masuk dalam

kategori tingkat pengetahuan rendah. Pada faktor porsi makanan

adalah 62,5%, sehingga masuk dalam kategori sedang. Dan pada

faktor waktu konsumsi adalah sebesar 66,67%, sehingga masuk

dalam kategori sedang. Secara keseluruhan, berdasarkan hasil

analisis dari total 12 pertanyaan tingkat pengetahuan responden

adalah sebesar 57,94% sehingga berada dalam kategori sedang.

Page 82: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

65

Tabel 5.4

Gambaran Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Tentang Diet DMBerdasarkan Usia

Berdasarkan hasil uji statistik di tabel 5.4 diatas, dapat dilihat bahwa

tingkat pengetahuan pada faktor jenis makanan dan cara pengolahan

berdasarkan usia memiliki tingkat pengetahuan yaitu usia 20-40 tahun

sebanyak 13 orang sebesar 63,08% masuk dalam kategori sedang, usia

41-60 tahun sebanyak 20 orang sebesar 61% masuk dalam kategori

sedang dan usia 61-75 tahun sebanyak 9 orang sebesar 64,4% masuk

dalam kategori sedang.

Tingkat pengetahuan pada porsi makanan berdasarkan usia memiliki

tingkat pengetahuan yaitu usia 20-40 tahun sebanyak 13 orang sebesar

67,30% masuk dalam kategori sedang, usia 41-60 tahun sebanyak 20

Ntingkat

pengetahuan

KategoriTingkat

pengetahuanJenis

Makanan danCara

Pengolahan

20-40 13 63,08% Sedang41-60 20 61% Sedang61-75 9 64,4% Sedang

PorsiMakanan

20-40 13 67,30% Sedang41-60 20 66,25% Sedang61-75 9 47% Rendah

WaktuKonsumsi

20-40 13 66,67% Sedang41-60 20 70% Sedang61-75 9 59,27% Sedang

Page 83: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

66

orang sebesar 66,25% masuk dalam kategori sedang dan usia 61-75

tahun sebanyak 9 orang sebesar 47% masuk dalam kategori rendah.

Tingkat pengetahuan pada waktu konsumsi berdasarkan usia memiliki

tingkat pengetahuan yaitu usia 20-40 tahun sebanyak 13 orang sebesar

66,67% masuk dalam kategori sedang, usia 41-60 tahun sebanyak 20

orang sebesar 70% masuk dalam kategori sedang dan usia 61-75 tahun

sebanyak 9 orang sebesar 59,27% masuk dalam kategori sedang.

Tabel 5.5

Gambaran Rata-rata Tingkat Pengetahuan Tentang Diet DM BerdasarkanJenis Kelamin

Kelamin NTingkat

pengetahuan

Kategoritingkat

pengetahuanJenis Makanan danCara Pengolahan

Laki-laki 13 53,84% RendahPerempuan 29 66,21% Sedang

Porsi MakananLaki-laki 13 59,62% Sedang

Perempuan 29 63,79% Sedang

Waktu KonsumsiLaki-laki 13 69,23% Sedang

Perempuan 29 65,52% Sedang

Berdasarkan hasil uji statistik di tabel 5.5 diatas, dapat dilihat bahwa

tingkat pengetahuan pada faktor jenis makanan dan cara pengolahan

berdasarkan jenis kelamin memiliki tingkat pengetahuan yaitu jenis

kelamin laki-laki sebanyak 13 orang sebesar 53,84% masuk dalam

Page 84: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

67

kategori rendah, jenis kelamin perempuan sebanyak 29 orang sebesar

66,21% masuk dalam kategori sedang.

Tingkat pengetahuan pada faktor porsi makanan berdasarkan jenis

kelamin memiliki tingkat pengetahuan yaitu jenis kelamin laki-laki

sebanyak 13 orang sebesar 59,62% masuk dalam kategori sedang,

jenis kelamin perempuan sebanyak 29 orang sebesar 63,79% masuk

dalam kategori sedang.

Tingkat pengetahuan pada faktor waktu konsumsi berdasarkan jenis

kelamin memiliki tingkat pengetahuan yaitu jenis kelamin laki-laki

sebanyak 13 orang sebesar 69,23% masuk dalam kategori sedang,

jenis kelamin perempuan sebanyak 29 orang sebesar 65,52% masuk

dalam kategori sedang.

Tabel 5.6

Gambaran Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Tentang Diet DM Berdasarkan

Tingkat Pendidikan

NTingkat

pengetahuan

Kategoritingkat

pengetahuan

Jenis Makanan danCara Pengolahan

SD 20 57% SedangSMP 11 65,45% SedangSMA 9 71,11% SedangPT 2 60% Sedang

Porsi Makanan

SD 20 62,5% SedangSMP 11 63,64% SedangSMA 9 58,33% SedangPT 2 75% Sedang

Page 85: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

68

Waktu Konsumsi

SD 20 63,33% SedangSMP 11 63,64% SedangSMA 9 77,78% TinggiPT 2 66,67% Sedang

Berdasarkan hasil uji statistik di tabel 5.6 diatas, dapat dilihat bahwa

tingkat pengetahuan pada faktor jenis makanan dan cara pengolahan

berdasarkan tingkat pendidikan memiliki tingkat pengetahuan yaitu

SD sebanyak 20 orang sebesar 57% masuk dalam kategori sedang,

SMP sebanyak 11 orang sebesar 65,45% masuk dalam kategori

sedang, SMA sebanyak 9 orang sebesar 71,11% masuk dalam

kategori sedang, PT sebanyak 2 orang sebesar 60% masuk dalam

kategori sedang.

Tingkat pengetahuan pada faktor porsi makanan berdasarkan tingkat

pendidikan memiliki tingkat pengetahuan yaitu SD sebanyak 20

orang sebesar 62,5% masuk dalam kategori sedang, SMP sebanyak

11 orang sebesar 63,64% masuk dalam kategori sedang, SMA

sebanyak 9 orang sebesar 58,33% masuk dalam kategori sedang, PT

sebanyak 2 orang sebesar 75% masuk dalam kategori sedang.

Tingkat pengetahuan pada waktu konsumsi berdasarkan tingkat

pendidikan memiliki tingkat pengetahuan yaitu SD sebanyak 20

orang sebesar 63,33% masuk dalam kategori sedang, SMP sebanyak

11 orang sebesar 63,64% masuk dalam kategori sedang, SMA

Page 86: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

69

sebanyak 9 orang sebesar 77,78% masuk dalam kategori sedang, PT

sebanyak 2 orang sebesar 66,67% masuk dalam kategori sedang.

Tabel 5.7

Gambaran Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Tentang Diet DM

Berdasarkan Status Pekerjaan

Pekerjaan NTingkat

pengetahuan

Kategoritingkat

pengetahuanJenis Makanan

dan CaraPengolahan

TidakBekerja

1268,33% Sedang

Bekerja 30 60% Sedang

Porsi MakananTidak

Bekerja12

68,75% Sedang

Bekerja 30 60% Sedang

WaktuKonsumsi

TidakBekerja

1266,67% Sedang

Bekerja 30 66,67% Sedang

Berdasarkan hasil uji statistik di tabel 5.7 diatas, dapat dilihat bahwa

tingkat pengetahuan pada faktor jenis makanan dan cara pengolahan

berdasarkan status pekerjaan memiliki tingkat pengetahuan yaitu

tidak bekerja sebanyak 12 orang sebesar 68,334% masuk dalam

kategori sedang, bekerja sebanyak 30 orang sebesar 60% masuk

dalam kategori sedang.

Tingkat pengetahuan pada faktor porsi makanan berdasarkan status

pekerjaan memiliki tingkat pengetahuan yaitu tidak bekerja sebanyak

12 orang sebesar 68,75% masuk dalam kategori sedang, bekerja

sebanyak 30 orang sebesar 60% masuk dalam kategori sedang.

Page 87: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

70

Tingkat pengetahuan pada faktor jenis makanan dan cara pengolahan

berdasarkan status pekerjaan memiliki tingkat pengetahuan yaitu

tidak bekerja sebanyak 12 orang sebesar 66,67% masuk dalam

kategori sedang, bekerja sebanyak 30 orang sebesar 66,67% masuk

dalam kategori sedang.

Tabel 5.8

Gambaran Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Tentang Diet DM Berdasarkan

Lama Menderita

Menderita NTingkat

pengetahuan

Kategoritingkat

pengetahuanJenis Makanan

dan CaraPengolahan

≤4 tahun 15 53,34% Rendah

>4 tahun 2767,41% Sedang

Porsi Makanan≤4 tahun 15 63,33% Sedang>4 tahun 27 62,04% Sedang

WaktuKonsumsi

≤4 tahun 15 55,56% Rendah>4 tahun 27 72,84% Sedang

Berdasarkan hasil uji statistik di tabel 5.7 diatas, dapat dilihat bahwa

tingkat pengetahuan pada faktor jenis makanan dan cara pengolahan

berdasarkan lama menderita memiliki tingkat pengetahuan yaitu <4

tahun sebanyak 15 orang sebesar 53,34% masuk dalam kategori

rendah, >4 tahun sebanyak 27 orang sebesar 67,41% masuk dalam

kategori sedang.

Tingkat pengetahuan pada faktor porsi makanan berdasarkan lama

menderita memiliki tingkat pengetahuan yaitu <4 tahun sebanyak 15

Page 88: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

71

orang sebesar 63,33% masuk dalam kategori rendah, >4 tahun

sebanyak 27 orang sebesar 62,04% masuk dalam kategori sedang.

Tingkat pengetahuan pada faktor waktu konsumsi berdasarkan lama

menderita memiliki tingkat pengetahuan yaitu <4 tahun sebanyak 15

orang sebesar 55,56% masuk dalam kategori rendah, >4 tahun

sebanyak 27 orang sebesar 72,84% masuk dalam kategori sedang.

Page 89: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

72

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan pembahasan meliputi intrepretasi dan diskusi hasil

penelitian yang dijabarkan pada bab V atau hasil penelitian dengan merujuk pada

teori-teori dan penelitian yang telah ada sebelumnya yang mendukung dalam

penelitian ini. Pada bab ini juga akan dijelaskan tentang keterbatasan penelitian

dan tindak lanjut hasil penelitian keperawatan dalam meningkatkan asuhan

keperawatan kesehatan terutama dalam manajemen diet diabetes mellitus.

A. Uji Instrumen

1. Uji validitas dan reliabilitas

Uji instrumen penelitian digunakan untuk mengelompokkan

variabel-variabel dari kuesioner yang dianggap tidak saling

berhubungan kemudian dicari hubungannya dan dikelompokkan

sesuai dengan variabel-variabel yang saling berhubungan dan

berkumpul untuk membentuk faktor, uji instrument juga digunakan

untuk menentukan item dari kuesioner (variabel-variabel kuesioner)

yang cukup adekuat untuk digunakan dalam analisis lebih lanjut. Dari

16 item kuesioner yang diberikan kepada 42 responden, setelah diuji

menggunakan analisis faktor, terdapat 4 item yang memiliki MSA

(Measurament Sample Adequacy) kurang dari < 0,5, sehingga kurang

cukup adekuat untuk diikut sertakan dalam analisis statistik lebih

lanjut. Hal tersebut sesuai dengan prinsip pengolahan data analisis

faktor, dimana MSA < 0,5 berarti variabel tidak bisa diprediksi dan

tidak bisa dianalisis lebih lanjut (Santoso, 2010). Dalam uji statistik

Page 90: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

73

analisis faktor, jumlah sampel yang disarankan yaitu 5-10:1, dimana

setiap 1 variabel kuesioner diwakili oleh 5-10 orang responden, tetapi

pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan perbandingan 5:1. Hal

ini pula yang mempengaruhi 4 variabel memiliki MSA kurang dari

0,5.

Setelah terbentuk faktor-faktor, kemudian setiap faktor

dilakukan uji reliabilitas agar instrumen dapat dipercaya

kekonsistenannya bila dilakukan pengukuran berulang kali. Uji

tersebut yang digunakan untuk menentukan reliabilitas pada penelitian

ini adalah menggunakan uji Cronbach’s alpha. Suatu instrumen

dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach’s alpha > 0,6

(Gumilar, 2007).

Pada penelitian kali ini, setiap faktor yang terbentuk memiliki

nilai Cronbach’s alpha > 0,6, yaitu untuk faktor jenis makanan dan

cara pengolahan sebesar 0,969, faktor porsi makanan sebesar 1,000,

dan untuk faktor waktu konsumsi sebesar 0,754. Sehingga ketiga

faktor tersebut adalah reliabel, berarti dapat dipercaya

kekonsistenannya bila dilakukan pengukuran berulang kali.

Uji validitas menggunakan buku pedoman NOC (Nursing

Outcome Classification), didapatkan hasil 16 item pertanyaan.

Namun, pada penelitian didapatkan 12 item pertanyaan yang valid dan

4 item pertanyaan yang tidak valid, sehingga 4 item tersebut

dihilangkan karena tidak memenuhi syarat untuk dijadikan

pengukuran dalam penelitian.

Page 91: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

74

Secara keseluruhan, nilai KMO/ MSA yang didapatkan sebesar

0,548, sehingga dapat digunakan untuk dilakukan uji statistik lebih

lanjut.

B. Analisis Univariat

1. Karakteristik responden

Berdasarkan karakteristik usia, prevalensi DM sering terjadi

pada usia lebih dari 40 tahun. Menurut Golberg dan Coon (2006)

kenaikan gula darah dipengaruhi oleh faktor usia, semakin tinggi

meningkat usia semakin tinggi gangguan kadar gula darah. Faktor

tersebut dikarenakan usia lanjut mengalami gangguan toleransi

glukosa mencapai 50-92% (Medicastore, 2007; Rochman dalam

Sudoyo, 2006). Proses menua yang berlangsung setelah usia 30 tahun

mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia.

Perubahan dimulai dari tingkat sel, berlanjut pada tingkat jaringan dan

akhirnya pada tingkat organ yang dapat mempengaruhi fungsi

homeostasis. Komponen tubuh yang dapat mengalami perubahan

adalah sel beta pankreas yang menghasilkan hormon insulin, sel-sel

jaringan target yang menghasilkan glukosa, sistem saraf, dan hormon

lain yang mempengaruhi kadar glukosa. Pada hasil penelitian

menunjukkan karakterisktik usia responden antara 20-75 tahun dan

lebih banyak usia responden 41-60 tahun. Dengan demikian hasil dari

penelitian telah sesuai dengan teori yang terkait.

Page 92: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

75

Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin, diperoleh data bahwa

perempuan lebih besar jumlah prevalensi yang ada dibandingkan laki-

laki. Hasil ini didapatkan karena proporsi kunjungan pasien DM yang

berobat lebih banyak perempuan. Teori yang dikemukakan Brunner &

Suddart, 2002 mengatakan pasien wanita yang terkena DM lebih banyak

ditemukan dibanding pasien laki-laki. Hasil penelitian Creatore (2010)

juga mengatakan bahwa prevalensi DM lebih besar terjadi pada

perempuan dibandingkan laki-laki. Namun, keduanya tidak menjelaskan

alasan mengapa prevalensi perempuan lebih besar dari laki-laki. Menurut

hasil wawancara yang dilakukan di Puskesmas responden perempuan

lebih banyak mengatakan bahwa mereka memiliki stress terhadap tugas

dan perannya sebagai ibu rumah tangga atau pekerjaan lain yang mereka

lakukan sehingga dapat peneliti simpulkan tingkat stress pada perempuan

yang lebih tinggi daripada laki-laki membuat perempuan lebih mudah

terkena penyakit.

Berdasarkan pendidikan, diperoleh gambaran bahwa lebih

banyak pasien DM dengan pendidikan akhir SD. Notoadmodjo (2003)

mengatakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin

mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang

dimiliki. Hal tersebut dikarenakan pendidikan berkolerasi dengan

pengetahuan sehingga jika pendidikan yang ditempuh seseorang

mempengaruhi pengetahuannya mengenai sumber informasi yang

didapatkan. Hasil yang didapatkan dari penelitian bahwa pendidikan

akhir SD lebih tinggi sehingga tingkat pengetahuan yang diperoleh

cenderung sedang karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang mereka

Page 93: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

76

miliki dari bangku sekolah. Hasil wawancara pada dokter mengatakan

pada awal kunjungan mereka ke Puskesmas pengetahuan mereka

mengenai diet DM masih cukup rendah terlihat dari hasil wawancara

dokter kepada pasien dan hasil lab yang didapatkan, namun mereka

diberikan tambahan pengetahuan melalui poli gizi sehingga

meningkatkan pengetahuan mereka tentang manajemen diet. Poli gizi

dapat mereka kunjungi setelah pemeriksaan di poli DM.

Berdasarkan pekerjaan, diperoleh hasil penelitian bahwa

lebih besar responden yang bekerja. Earnest dan Hu (2008)

mengatakan bahwa setiap orang yang memiliki jam kerja tinggi

dengan jadwal yang tidak teratur menjadi faktor penting dalam

meningkatnya penyakit diabetes tipe 2. Earnest dan Hu juga

mengatakan lingkungan kerja yang padat mengakibatkan

terganggunya jadwal makan dan tidur sehingga mengakibatkan

kenaikan berat badan dan beresiko besar terkena DM. Jam kerja yang

tidak teratur mengganggu irama srikandi tubuh yang berperan dalam

mempertahankan metabolisme gula darah dan keseimbangan energi.

Responden yang diwawancara lebih banyak sebagai ibu rumah tangga

dan pekerja jalan seperti tukang ojek, penjaga warung, dll. Keletihan

mereka terhadap pekerjaan mereka membuat jadwal makan mereka

tidak teratur.

Hasil penelitian berdasarkan lamanya menderita DM

menunjukkan hasil bahwa kebanyakan responden menderita DM tipe

2 lebih dari 4 tahun. Waspadji (2009) menyatakan tingginya

Page 94: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

77

komplikasi kronik yang terjadi akibat lamanya pasien menderita DM

dengan kondisi hiperglikemia lebih dari 4 tahun. Teori tersebut seperti

membenarkan hasil penelitian bahwa lamanya responden menderita

DM mengakibatkan tingkat kejenuhan. Dari 10 responden mengatakan

mereka bosan untuk mengontrol diet makanan mereka karena lamanya

mereka menderita DM sehingga keadaan gula darah mereka

meningkat. Namun demikian kejenuhan responden dimanipulasi oleh

pihak Puskesmas dengan rutin memberikan edukasi manajemen diet

yang tepat dengan tujuan peningkatan pengetahuan dapat memberikan

sikap positif terhadap responden, sehingga dengan lama derita lebih

dari 4 tahun mereka tetap dapat menstabilkan kadar gula darah

mereka.

2. Gambaran tingkat pengetahuan pasien DM tentang manajemen diet

DM

Menurut Hosland, et al dalam Notoatmodjo (2007) terkait teori

stimulus organisme (SOR), Stimulus (rangsang) yang diberikan berupa

pengetahuan kepada responden dapat diterima atau ditolak. Apabila

stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak

efektif dalam mempengaruhi perilaku responden diabetes mellitus tipe II.

Apabila stimulus telah mendapatkan perhatian, pengertian, penerimaan

dan responden (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan

kepada proses berikutnya. Setelah itu responden mengolah stimulus

sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah

diterimanya. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan klien

dengan mempunyai pengetahuan terkait diabetes mellitus tetapi perilaku

Page 95: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

78

yang ditimbulkan tidak sesuai dengan pengetahuannya. Contohnya, dari

dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut

mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori stimulus organisme (SOR) yang dicetus oleh Hosland,

et al (1953) tersebut, mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya

apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari

stimulus semula. Stimulus yang melebihi stimulus semula ini berarti

stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam

meyakinkan organisme faktor reinforcement memegang peranan penting.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden

secara keseluruhan tentang diet DM sebesar 57,94% masuk dalam

kategori sedang. Pada ketiga faktor jenis dan cara pengolahan, faktor

porsi makanan, dan faktor waktu konsumsi tingkat pengetahuan lebih

tinggi didapatkan pada faktor waktu konsumsi. Saat peneliti

menanyakan pada 10 responden bagaimana mereka makan, mereka

mengatakan saat mereka lapar mereka hanya melihat jam kemudian

mereka makan tanpa melihat bagaimana jenis makanan serta

pengolahannya terlebih porsi makan yang mereka habiskan. Adapula

yang mengatakan saat jam makan mereka makan apa saja yang ada

dihadapan mereka saat itu. Mereka tidak lagi memikirkan nutrisi atau

kalori yang dibutuhkan bagi mereka, yang terpenting mereka makan

dan lapar mereka hilang.

Gambaran tingkat pengetahuan berdasarkan usia keseluruhan

masuk kedalam kategori sedang dan memiliki tingkat pengetahuan lebih

Page 96: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

79

tinggi pada usia 20-40 tahun. Pada faktor jenis makanan dan cara

pengolahan didapatkan usia 61-75 lebih tinggi tingkat pengetahuannya.

Hasil wawancara didapatkan pengalaman akan penyakit lebih lama

mereka dapatkan sehingga pengetahuan yang didapatkan lebih banyak

dari pada usia dibawahnya. Pada faktor porsi makanan usia 20-40 lebih

tinggi tingkat pengetahuannya. Hasil wawancara 10 responden

mengatakan mereka cenderung memikirkan penampilan mereka sehingga

mereka memilih makan dengan porsi sesuai dengan kebutuhan kalori

yang diperlukan. Pada faktor waktu konsumsi didapatkan usia 41-60

tahun lebih baik tingkat pengetahuannya. Hasil wawancara 10 responden

yang diwawancara mengatakan karena waktu luang mereka lebih banyak

dirumah sehingga tingkat kesibukan lebih rendah. Hal ini menyebabkan

waktu makan mereka lebih terjadwal. Namun, secara keseluruhan data

statistik belum ditemukan di Puskesmas. Hal ini disebabkan poli DM di

Puskesmas baru satu tahun dibentuk sehingga data yang didapatkan

belum dimasukkan dalam data statistik tahunan.

Gambaran tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin secara

keseluruhan masuk dalam kategori sedang dan memiliki tingkat

pengetahuan lebih tinggi pada jenis kelamin perempuan. Pada dua faktor

jenis makanan dan cara pengolahan dan porsi makanan didapatkan jenis

kelamin perempuan lebih tinggi. Dari hasil wawancara pada 10

responden memperlihatkan bahwa perempuan lebih memiliki tingkat

kedisiplinan yang lebih baik dibandingkan laki-laki. Pada perempuan

lebih memiliki selera masakan yang lebih baik untuk mengkreasikan

menu makanan setiap harinya. Pada faktor waktu konsumsi didapatkan

Page 97: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

80

laki-laki lebih tinggi tingkat pengetahuannya. Perempuan cenderung

melupakan waktu makan saat mereka sibuk beraktivitas. Namun, secara

keseluruhan data statistik belum ditemukan di Puskesmas. Hal ini

disebabkan poli DM di Puskesmas baru satu tahun dibentuk sehingga

data yang didapatkan belum dimasukkan dalam data statistik tahunan.

Gambaran pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan secara

keseluruhan masuk dalam kategori sedang dan memiliki tingkat

pengetahuan lebih tinggi pada tingkat pengetahuan SMA. Pada ketiga

faktor didapatkan pendidikan SMA lebih tinggi tingkat pengetahuannya.

Hal ini dikarenakan semakin tinggi pendidikan seseorang semakin luas

pengetahuan yang didapatkan. Dengan pendidikan yang tinggi maka

seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang

lain maupun dari media masa, sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang

akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai

yang baru diperkenalkan (Koentjaraningrat dalam Nursalam, 2003).

Namun, secara keseluruhan data statistik belum ditemukan di Puskesmas.

Hal ini disebabkan poli DM di Puskesmas baru satu tahun dibentuk

sehingga data yang didapatkan belum dimasukkan dalam data statistik

tahunan.

Gambaran pengetahuan berdasarkan status pekerjaan secara

keseluruhan masuk dalam kategori sedang dan memiliki tingkat

pengetahuan lebih tinggi pada status pekerjaan tidak bekerja. Pada ketiga

faktor didapatkan tingkat pengetahuan lebih tinggi pada responden yang

tidak bekerja. Hal ini dikarenakan pada seseorang yang tidak bekerja

memiliki waktu luang lebih banyak dibandingkan seseorang yang bekerja

Page 98: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

81

sehingga dapat mengelola penyakit lebih baik dibandingkan seseorang

yang bekerja. Seseorang yang bekerja cenderung kurang memiliki selera

nafsu makan yang baik karena merasa lelah dengan pekerjaan. Menurut

Earnest dan Hu (2008) mengatakan bahwa setiap orang yang memiliki

jam kerja tinggi dengan jadwal yang tidak teratur menjadi faktor

penting dalam meningkatnya penyakit diabetes tipe 2. Selain itu

lingkungan kerja yang padat sehingga terganggunya jadwal makan

dan tidur mengakibatkan kenaikan berat badan dan beresiko besar

terkena DM.secara keseluruhan tingkat pengetahuan lebih tinggi

didapatkan pada responden yang tidak bekerja.

Gambaran pengetahuan berdasarkan lama menderita secara

keseluruhan masuk dalam kategori sedang dan memiliki tingkat

pengetahuan lebih tinggi pada lama menderita >4 tahun. Pada dua faktor

didapatkan tingkat pengetahuan lebih baik responden yang menderita >4

tahun. Kebiasaan mengolah makanan membuat mereka disiplin untuk

memilih jenis makanan dan cara pengolahannya serta menghitung porsi

makan sesuai jumlah kalori yang mereka butuhkan. Pada faktor waktu

konsumsi didapatkan tingkat pengetahuan lebih baik pada responden

yang menderita ≤4 tahun. Pada 10 responden yang diwawancara

mengatakan mereka memiliki ketakutan yang sangat, sehingga mereka

lebih disiplin untuk menjadwalkan waktu makan mereka. Namun, secara

keseluruhan data statistik belum ditemukan di Puskesmas. Hal ini

disebabkan poli DM di Puskesmas baru satu tahun dibentuk sehingga

data yang didapatkan belum dimasukkan dalam data statistik tahunan.

Page 99: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

82

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam

pelaksanaan penelitian ini, keterbatasa penelitian tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Houthrone effect; subjek penelitian megetahui bahwa

dirinya sedang diteliti sehingga dapat mempengaruhi

jawaban responden.

2. Peneliti hanya menggunakan instrumen kuisioner dengan

wawancara kepada responden. Namun tidak melihat

pelaksanaan edukasi di Puskesmas tersebut untuk melihat

sejauhmana pengetahuan responden dalam memahami

manajemen diet berdasarkan dokter yang memberi

pendidikan kesehatan.

3. Keseluruhan jumlah responden dalam penelitian ini

kurang besar, menurut teori untuk menggunakan uji

statistik analisis faktor, digunakan perbandingan variabel

dan sampel adalah 10:1, dimana 1 variabel diwakili oleh

10 responden. Namun pada penelitian ini hanya

menggunakan 3:1. Sehingga pada saat uji analisis faktor

terdapat 4 variabel yang tidak valid dan sebaraan data

setiap faktor menjadi kurang baik.

Page 100: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

83

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik usia reponden rata-rata 41-60 tahun sebesar

(49,5%) dengan usia tertinggi 72 tahun dan yang terendah 35

tahun, jenis kelamin perempuan lebih banyak sebesar (73%),

tingkat pendidikan lebih banyak SD sebesar (49,5%), responden

lebih banyak yang bekerja sebesar (74%), lama menderita lebih

dari 4 tahun sebesar (65%).

2. Secara keseluruhan tingkat pengetahuan responden diabetes

mellitus tentang manajemen diet sebesar (57,94%) dan masuk

dalam kategori sedang. Tingkat pengetahuan responden diabetes

mellitus tentang manajemen diet berdasarkan faktor jenis

makanan dan cara pengolahan sebesar (49,04%) masuk dalam

kategori rendah, berdasarkan faktor porsi makanan sebesar

(62,5%) masuk dalam kategori sedang, berdasarkan faktor

waktu konsumsi sebesar (66,67%) masuk dalam kategori

sedang.

3. Gambaran tingkat pengetahuan responden tertinggi berdasarkan

karakteristik responden tentang manajemen diet yaitu : usia 30-

Page 101: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

84

49 tahun, jenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan SMA,

status pekerjaan tidak bekerja, dan lama menderita >4 tahun.

B. SARAN

1. Bagi pendidikan keperawatan

Lebih meningkatkan dan mengembangkan ilmu keperawatan

khususnya pada manajemen diet diabetes melitus karena sangat

mempengaruhi derajat kesehatan klien yang menderita sakit,

khususnya diabetes mellitus.

2. Bagi Puskesmas Mampang

Tenaga kesehatan di Puskesmas Mampang harus memberikan

informasi pengetahuan tentang manajemen diet diabetes melitus

secara holistik dan diharapkan memberikan stimulus yang lebih terkait

pengetahuan, agar dampak komplikasi dapat dikurangi dengan

perilaku dan sikap yang lebih baik dari klien yang telah memiliki

pengetahuan baik serta meningkatnya derajat kesehatan klien tersebut.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang manajemen diabetes

mellitus secara keseluruhan. Saat ini penelitian pengetahuan hanya

berfokus pada manajemen diet yang dilakukan melalui kuesioner,

lebih baik lagi jika pengetahuan diukur melalui observasi sehingga

tidak menyebabkan bias hasil. Serta dilihat dari karakteristik induvidu

dengan model sistem penyuluhan yang dilakukan kepada klien

diabetes mellitus karena sangat mempengaruhi hasil penelitian.

Page 102: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

85

DAFTAR PUSTAKA

ADA. (2012). Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care,

35(1). care.diabetesjournals.org

Alimul Hidayat Azis. A. (2007) Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Jakarta :

Salemba Medika.

Anonim, Profil Kesehatan. (2007). Jakarta : Depkes RI.

_______, IDF (International Diabetes Federation). Diabetes and Cardiovaskuler Disease.

http://www.idf.com. 2003 diunduh pada tanggal 1 September 2012

_______, Menu Diet Sehat. http://www.tropicanaslim.com. 2012 diunduh pada tanggal 12

Januari 2013

Ayu Bulan Febry. (2008). Sajian Sehat dan Lezat Untuk Penderita Diabetes. Jakarta :

DeMedia Pustaka.

Boedisantono, AR & Subekti, I. (2007). Komplikasi Akut Diabetes Mellitus, dalam

Soegondo, S. Dick. (2007). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.

Jakarta : FK-UI.

Brunner & Suddart. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Burns and Grove, S.K. (2001). The Practice of nursing research counduct, critique &

utilization 4th editon. USA :W.B. Saunders Company.

Corwin, J Elizabeth. (2001). Buku Saku Patofisiologi.Jakarta: EGC, hal: 538-546.

Darwis Yullizar,. Dr, Sp. Kj, MM dkk. (2005). Pedoman Pemeriksaan Laboratorium

untuk penyakit Diabetes Melitus. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Day, R. A. and A. L. Underwood. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Departemen Ilmu Kedokteran FKUI. (2009). Diagnostik Holistik Pada Pelayanan

Kesehatan Primer – Pendekatan Multi Aspek. Jakarta : Departemen IKK FKUI.

Depkes, RI. (2010). Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk Menunjang Pengelolaan

Diabetes Melitus di Indonesia, Pusat Laboratorium Kesehatan Depkes RI. Jakarta.

Fox & Kilvert. (2010). Bersahabat dengan Diabetes tipe 2. Jakarta : Penebar plus.

Frank, HU. (2008). Nutrisi & epidemiologi, Harvard School of Public Health, Boston.

Ganong, William F. (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. alih bahasa

Widjajakusumah, H.M. Djauhari, Edisi 20. Jakarta: EGC.

Goldberg IJ. (2006). Dyslipidemia: Causes and Consequenses, Clinical Review 124. The

Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism.

Page 103: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

86

Greenspan, John. (1998). Endokrinologi Dasar & Klinik. Ed/4. Jakarta: EGC, hal:

754-812.

Ilyas, E.I. (2007). Manfaat Latihan Jasmani bagi Penyandang Diabetes, dalam Soegondo, S,et

al, Penetalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Jakarta: FKUI.

Kariadi, Sri Hartini. (2009). Diabetes? Siapa Takut!! Panduan Lengkap Untuk Diabetisi,

Keluarganya dan Profesional Medis. Bandung : Qanita.

Metzger, M.D. (2006). American Diabetes Association, Exercise, In : Phycian’s Guide to

insuli Dependen (Tipe-I) Diabetes : Diagnosis and Treatment, Amerika Diabetes.

United states of America, 2006. Print.

Niven, Neil. (2002). Psikologi Kesehatan dan Pengantar untuk Perawat dan Profesional

Kesehatan Lain. Jakarta: EGC.

Notoatmojo, soekidjo. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,

Jilid 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

________. (2003). Konsep & Penerapam Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:

Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba Medika,

hal:16-21.

Potter, PA. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktek.

Ed/4, Vol.1. Jakarta: EGC.

PERKENI. (2006). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes mellitus Tipe 2 di

Indonesia. Jakarta : PB. PERKENI.

Rusilanti. (2008). Menu Sehat untuk Pengidap Diabetes Melitus. Kawan Pustaka, Jakarta.

Sastroasmoro, S. (2008). Pemilihan Subyek Penelitian. Dalam: Sastroasmoro, S., Ismael,

S., ed. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto, 313.

Sertiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Smeltzer, S.Bare,B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.

Ed.8. Vol 2. Jakarta: EGC.

Soewondo, P. (2002). Pemantauan Pengendalian Diabetes Melitus; dalam Penatalaksaan

Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: FKUI.

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Sukardi. (2009). Metodologi Penelitian Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta : Bumi

Aksara.

Sutedjo. (2010). 5 Strategi Penderita Diabetes Mellitus Berusia Panjang. Yogyakarta :

kanisius.

Page 104: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

87

Syahbudin, S. (2003). Pedoman Diet Diabetes Melitus. Dirjen Pelayanan Medik. Depkes RI

dan WHO. Kerjasama Pusat Diabetes Dan Lipid RSUPN Dr.Cipto?FKUI & Instalasi

Gizi RSUPN Dr.Cipto. Jakarta.

Suyono Slamet, SPPD-KEMD. Dr. Prof, dkk. (2002). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Subadri, S & Yunnir, E. (2006). Terapi Non Farmakologi pada Diabetes, dalam Sudoyo et al,

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, Edisi 4. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit

Dalam FKUI.

Topan Erik, dr. MHA. (2005). Penyakit Degeneratif. Jakarta : PT Elex Media

Komputindo.

Tandra, Hans. (2008). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. Jakarta

: PT Gramedia Pustaka Utama.

Utami, Prapti dkk. (2003). Tanaman Obat untuk Mengatasi Diabetes Melitus. Jakarta:

Agro Media Pustaka.

Waspandji, Sarwono. (2002). Indeks Glikemik Bahan Makanan. Dalam Pedoman

Diet Diabetes Melitus. Pusat Diabetes dan Lipid RSCM. Jakarta: FKUI.

Page 105: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

Judul penelitian

Peneliti

NPM

Pembimbing

Alamat

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Gambaran Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Tentang

Manajemen Diet Di Wilayah Kerja Puskesmas Mampang

Qurratu A'yun

1 09104000020

1. Emawati, S.Kp, M.Kep, Sp.I(MB

2. Maftuhah, M.Kep, P.hd

Program Studi Ilmu Keperawatan Uin Syarithidayatullah Jakarta

Setelah metnbaca dan memahami lembar persefujuan ini, saya mengerti bahwa penelitian ini

tidak berpengaruh negatif terhadap diri saya dan berguna untuk pengembangan keperawtan.

Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan dijamin kerahasiaannya dan akan

segera dimusnahkan setelah penelitian ini selesai. Dengan demikian saya menyatakan bahwa

saya bersedia menjadi responeden pada penelitiian ini.

Demikian pernyataan ini saya buat tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Saya berharap

partisipasi saya dalam penelitian ini dapat bermanfaat.

Jakarta, September 2013

Responden

Page 106: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

Kode Responden

INSTRUMEN PENELITI

Tanggal Pengambilan Data

Kuesioner A

Petunjuk Pengisian

: Data demografi responden

: Pilihlah jawaban sesuai yang anda rasakan

dengan memberi checklist (r/) pada kolomyang disediakan dan semua pertanyaan harus

dijawab dengan satu pilihan

tahun

( ) perempuan

o sMA ( ) Perguruan Tinggi

( ) Tidak bekerja

()>4tahun

1. Data demografi

l) Usia:2) Jenis kelamin :

( ) laki-laki3) Pendidikan:

osD osMP4) Pekerjaan :

( ) Bekerja

5) Telah menderita DM selama :

O <4 tahun

Page 107: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

8 Porsi makan penderita DM terdiri dari 3 kali makanan

utama dan 3 kali makanan selingan dengan interval

makan setiap 3 jam

9 Jenis makanan yang tepat bagi penderita DM adalah

karbohidrat sederhana dan protein tinggi lemak

10 Jumlah kalori bagi penderita DM sesuai dengan BB ideal

masing-masing individu dikali 30 kalori. Misalnya BB

ideal 54 K9,54 x 30 kalori : t.640 kalori

11 Mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung

tinggi gula akan meningkatkan kadar gula darah sehingga

akan menimbulkan komplikasi diabetes

12 Diet ketat dan berpuasa merupakan solusi yang tepat

untuk menjaga kestabilan gula darah

t3 Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk

mengontrol gula darah adalah dengan mengkonsumsi

makanan sehat dan bernutrisi

l4 Pemanis' buatan merupakan salah satu indikator

terjadinya kadar gula darah tinggi

15 Pcngaturan jadwal makan yang tepat merupakan solusi

untuk mengontrol kadar gula darah

t6 Sprite, fanta, cocacola minuman yang boleh dikonsumsi

bagi penderita Diabetes

Page 108: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

Kode Responden

Tanggal Pengambilan

Kuesioner B

Petunjuk Pengisian

Data

Manajemen Diet

Pilihlah jawaban sesuai yang anda rasakan

dengan memberi checklist (rl) pada kolomyang disediakan dan semua pertanyaan harus

dijawab dengan satu pilihan

No Pertanyaan Benar Salah

1 Diet yang direkomendasikan bagi penderita diabetes

adalah makanan dan minuman rendah gula

2 Diet yang dilakukan bagi penderita diabetes bukan

dimaksutkan untuk mengontrol kadar gula darah

penderita

3 Symp, kopi, teh ntanis, salah satu mitruman yang tidak

harus dihindarkan bagi penderita diabetes

4 Kentang. rebus, dan umbi-umbian lainnya merupakan

menu pengganti nasi bagi pederita diabetes

5 Mengkonsumsi air mineral minimal Zliter/hai merupakan

hal yang dianjurkan bagi penderita diabetes

6 Nasi putih, cemilan kue merupakan salah satu makanan

yarrg harus dihindarkan oleh penderita diabetes

7 1 Pengolahan makanan yang dianjurjan bagi penderita

diabetes adalah dengan cara direbus, dikukus, disefup,

dipanggang dan dihindarkan untuk cara digoreng

Page 109: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

Lampiran 2

Reliabiliiy Statistics

Cronbach's

Alpha N of ltems

.882 1t

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance il

Item Deleted

Corrected ltem-

Total Corelation

Ci'onbach's

Alpha if ltem

Deleted

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

11.57

1 1.60

11.33

11.57

1 1.60

11.37

11.57

11.37

11.60

11.50

11.40

11.83

11.37

11.40

11.57

11.37

12.530

12.593

14.851

13.082

12.593

13.757

12.530

13.757

12.593

15.638

15.283

14.282

13.757

14.800

13.082

13.757

.817

.770

.270

.636

.770

.704

.817

.704

.770

-.111

.01s

.238

.704

.197

.636

.704

.861

.864

.883

.870

.864

.870

.861

.870

.864

.90'l

.892

.89C

.870

.887

.870

.870

Page 110: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

Rel i abi lity Statistics Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if ltem Deleted

Conected

Item-Total

Conelation

Cronbach's

Alpha if ltem

Deleted

Mengkonsumsi air

mineral minimal

2literlhari merupakan

hal yang dianjurkan

bagi penderita

diabetes

Jenis makanan yang

tepat bagi penderita

DM adalah

karbohidrat sederhana

dan protein tinggi

lemak

Diet yang dilakukan

bagi penderita

diabetes bukan

dimaksutkan untuk

mengontrol kadar gula

darah penderita

Diet yang

direkomendasikan

bagi penderita

diabetes adalah

makanan dan

minuman rendah gula

Pengolahan makanan

yang dianjurjan bagi

penderita diabetes

adalah dengan cara

Cirebus, dikukus,

disetup, dipanggang

dan dihinoarkan untuk

cara digoreng

2. 73

2.73

2.73

2.70

2.70

3.1 68

3.1 68

3. 168

3.321

3.321

.943

.94

.95i

.95';

.95;

.96(

,96S

Scale Statistics

ean Variance

std.

Deviation

Nof

Items

40 5.007 2.23E E3.

Page 111: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

Reliability Statistics

Scal

Item-Total Statistics

Scale Mean

if ltem

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Conected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item

Deleted

Sprite, fanta, cocacola

mlnuman yang boleh

dikonsumsi bagi penderita

Diabetes Jerqr nqst\a-qa( teJi51, 'Jo- w.o5

Nasi putih, cernilan kue

merupakan salah satu

makanan yang harus

dihindarkan oleh penderita

diabetes

Porsi makan penderita DM

terdiri dari 3 kali makanan

utama dan 3 kali makanan

selingan dengan interval

makan setiap 3 jam

Salah satu strategi yang

dapat dilakukan untuk

mengontrol gula darah

adalah dengan

mengkonsumsi makanan

sehat dan bemutrisi

2.70

2.701

I

I

2.70:|

I

2.7

.838

83E

838

.838

1. 000

1.000

1. 000

1.000

1 .00c

1.00c

1 .00c

1.000

e Statistics

Variance

std.

Deviation N of ltems

) 1.490 1.221 4

Page 112: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

Cronbach's

Alpha N of ltems

.754

Item-Total Statistics

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance if

Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if ltem

Deleted

Kentang rebus, dan umbi-

umbian lainnya merupakan

menu pengganti nasi bagi

pederita diabetes

Pengaturan jadwal makan

yang tepat merupakan solusi

untuk mengontrol kadar gula

darah

Diet ketat dan berpuasa

merupakan solusi yang tepat

untuk menjaga kestabilan

gula darah

1.1

1.1

1.4C

.602

.602

.869

782

.782

.279

.435

.435

1.000

Scale Statistics

t4ean Variance

std.

Deviation

Nof

Items

1.8 1.385 1.177

KMO and Barilett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

Approx. Chi-Square

Bartlett's Test of Sphericity Df

.548

109.534

ob

.001

Page 113: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

Communalities

Mengkonsumsi air mineral

min imal 2liter lhari merupakan

hal yang dianjurkan bagi

penderita diabetes

Jenis makanan yang tepat bagi

penderita DM adalah

karbohidrat sederhana dan

protein tinggi lemak

Diet yang dilakukan bagi

penderita diabetes bukan

dimaksutkan untuk mengontrol

kadar gula darah penderita

Diet yang direkomendasikan

bagi penderita diabetes adalah

makanan dan minuman rendah

gula

Pengolahan makanan yang

dianjurjan bagi penderita

diabetes adalah dengan cara

d!rebus, dikukus, disetup,

dipanggang dan dihindarkan

untuk cara digoreng

Sprite, fanta, cocacola

minuman yang boleh

dikonsumsi bagi penderiia

Diabetes

Nasi putih, cemilan kue

merupakan salah satu

makanan yang harus

dihindarkan oleh penderita

diabetes

Porsi makan oenderita DM

terdiri dari 3 kali makanan

utama dan 3 kali makanan

selingan dengan inierval makan

setiap 3 jam

Salah satr strategi yang dapat

diiaku<an untu< mengontrol

gula darah aCaiah dengan

mengkonsur:rsi rnakalan sehat

dan bemutnsi

1.000

1.000

1.000

1.000

1.000

.457

1.000

Page 114: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

Kentang rebus, dan umbi-

umbian lainnya merupakan

menu pengganti nasi bagi

pederita diabetes

Pengaturan jadwal makan yang

tepat merupakan solusi untuk

mengontrol kadar gula darah

Diet ketat dan berpuasa

merupakan solusi yang tepat

untuk menjaga kestabilan gula

darah

1.000

1.000

.401

1.000 .310

Extraction Meihcd : Principal Compon ent Anal),sis.

a. When components are correlated, sums of squared loadings cannot be added to obtain a total variance.

Extraction Method: Principal Component Analysis.

'otal Variance

Compo

nent

lnitial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation

Sums of

Squared

Loadinos"

Total %ot

Variance

Cumulative % Totai %of

Variance

Cumulative Total

1

2

3

4

5

6

7

o

10

11

12

2.708

2.037

't.490

1.207

1.029

.775

.701

.584

.525

.393

.3'15

.729

22.569

16.979

12.467

10.061

8.575

6.462

5.841

4.865

4.372

3.274

2.628

1.905

22.569

39.548

52.C15

62.075

70.651

77.113

82.955

87.820

92.192

95.466

98.095

100.000

2.708

2.037

1.496

22.569

16.979

12.467

22.569

39.548

52.015

2.485

2.053

1.843

Page 115: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

Pengolahan makanan yang

dianjurjan bagi penderita

diabetes adalah dengan cara

direbus, dikukus, disetup,

dipanggang dan dihindarkan

untuk cara digoreng

Diet yang direkomenCasikan

bagi penderita diabetes adalah

makanan dan minuman rendah

gula

Kentang rebus, dan umbi-

umbian lainnya merupakan

menu pengganti nasi bagi

pederita diabetes

Mengkonsumsi air mineral

min imal 2liter lhari merupaka n

hal yang dianjurkan bagi

penderiia diabetes

Porsi makan penderita DM

terdiri dari 3 kali makanan

utama dan 3 kali makanan

selingan dengan interval makan

setiap 3 jam

Sprite, fanta, cocacola

minuman yang boleh

dikonsumsi bagi penderita

Diabetes

Diet ketat dan berpuasa

merupakan solusi yang tepat

untuk menjaga kestab'ilan gula

darah

Jenis makanan yang tepat bagi

penderita DM adalah

karbohidrat sederhana dan

protein tinggi lemak

t Matrixa

.493

.363

-.061

.353

-.489

.302

.137

.376

.093 -.780 .219

Page 116: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

Salah satu strategi yang dapat

dilakukan untuk mengontrol

gula darah adalah dengan

mengkonsumsi makanan sehat

dan bemutrisi

Pengaturan jadwal makan yang

tepat merupakan solusi untuk

mengontrol kadar gula darah

Diet yang dllakukan bagi

penderita diabetes bukan

dimaksutkan untuk mengontrol

kadar gula darah penderita

Nasi putih, cemilan kue

merupakan salah satu

makanan yang harus

dihindarkan oleh penderita

diabetes

-.032

.585

.740 -.075

-.210

.216

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 3 components extracted.

Pattern Matrixa

Mengkonsumsi air mlneral

rninimal 2liter/hari merupakan

hal yang dianjurkan bagi

penderita diabetes

Pengolahan makanan yang

dianjurjan bagi penderita

diabetes adalah dengan cara

direbus, dikukus, disetup,

dipanggang dan dihin0arkan

untuk cara digoreng

Sprite, fanta, cocacola

minuman yang boleh

dikonsumsi bagi penderita

Diabetes

Kentang rebus, Can umbi-

umbian lainnya merupakan

menu pengganti nasi bagi

pederita diabetes

.240

-.415

.108

-.030

-.313

Page 117: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

Diet ketat dan berpuasa

merupakan solusi yang tepat

untuk menjaga kestabilan gula

darah

Diet yang direkomendasikan

bagi penderita diabetes adalah

makanan dan minuman rendah

gula

Salah satu strategi yang dapat

dilakukan untuk mengontrol

gula darah adalah dengan

mengkonsumsi makanan sehat

dan bernutrisi

Pengaturan jadwal makan yang

tepat merupakan solusi untuk

rnengontrol kadar gula darah

Jenis makanan yang tepat bagi

penderita DM adalah

karbohicirat sederhana dan

protein tinggi lemak

Nasi putih, cemilan kue

merupakan salah satu

makanan yang harus

dihindarkan oleh penderita

diabetes

Diet yang ciilakukan bagi

penderita diabetes bukan

dimaksutkan untuk mengontrol

kadar gula darah. penderita

Porsi makan penderita DM

terdiri dari 3 kali makanan

utama dan 3 kali makanan

seiingan dengan interval makan

.500

.484

.212

.008

.125

-.068

.193

.674

-.442

.155

.393

-.014

.303

Extraciion Method: Principal Component Anaiysis.

Rotation Method: Promax with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 7 iterations.

Page 118: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

Pengolahan makanan yang

dianjurjan bagi penderita

diabetes adalah dengan cara

direbus, dikukus, disetup,

dipanggang dan dihindarkan

untuk cara digoreng

Mengkonsumsi air mineral

minimal 2liter lhari merupakan

hal yang dianjurkan bagi

penderita diabetes

Sprite, fanta, cocacola

minuman yang boleh

dikonsumsi bagi penderita

Diabetes

Kentang rebus, dan umbi-

umbian lainnya merupakan

menu pengganti nasi bagi

pederita diabetes

Diet yang direkomendasikan

bagi penderita diabetes adalah

makanan dan rninuman rendah

gula

Diet ketat dan berpuasa

merupakan solusi yang tepat

untuk menjaga kestabilan gula

darah

Jenis makanan yang tepat bagi

penderita DM adalah

karbohidrat sederhana dan

protein tinggi lemak

Salah satu strategi yang dapat

diiakukan untuk mengontrol

gula darah adalah dengan

mengkonsumsi makanan sehat

dan bemutrisi

Pengaturan jadwal makan yang

tepat merupakan solusi untuk

mengontrol kadar gula darah

Structure Matrix

.759

.661

.211

.080

.180 .142

-.112

Page 119: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

Nasi putih, cemilan kue

rnerupakan salah satu

rnakanan yang harus

dihindarkan oleh penderita

C:abetes

Diet yang dilakukan bagi

cenderita diabetes bukan

Cimaksutkan untuk mengontrol

kadar gula darah penderita

Porsi makan penderita DM

terdiri dari 3 kali makanan

utama dan 3 kali makanan

selingan dengan interval makan

.328

-.371

.155

.321

-.817

setiao 3 iam

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Promax with Kaiser Normalization.

nt Correlation Matri

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Pronrax with Kaiser Normalization.

c x

Comoonent 1 2 2

I

2

1.000

-.1 65

.062

-.1 65

1.C00

.152

.062

.152

1.000

Page 120: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

I TTL,\III I'....."..---.--'5

1i\m[EF[ l\ q _- -r-' I -L\l', Iil.*.iT r,: lSL l'-l \: ,,a"'* -_

--'n,

:\ i;.:5 H:I \': \ - - -- r..- '.-i.i l:-F$l-l_T {,1- iiII'_ }iTIFl_r\ I r_'n : ,*f- }:i::irT $

rii

Tenr'ousan :

Dekan FKIK

iem pat

Kepada Yth,1" Ita Yuanita, Mkep2, Maftuhah, Ph,D3, Ernar.lati, Sp,KMB

Pengu iSk;riosl

lss: :r-'a alkum lVr.Wb,:='.=^-= i-"ar ini kami mohon kesedian lbu untuk menjadi

:="=-. pen.rOanas pada skripsi terhadap mahasiswa:l,lama : QURRATUAYUN

N lN'l : 109104000020

Judul : Gambaran Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes l.'e:-.Tentang Manajemen Diet Di Wilayah Kerja Puskesmas 1,,'lar. -- 5

--!-aaac

P,abu, i3 i'"lo,emoer 20i3Pukul 08.30 - 10.00 WIB

Ruang Sidang 4.01 Program Studi llmu Keperawatan

Fakultas Kedokeran dan llmu Kesehatan

ar:. f_t-

Kami lampirkan 1 (satu) berkas skripsi.

Atas Perhatian dan kesedian lbu, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.A,n D

Ka.

lls

Page 121: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

KE \ tE \ TE RT.{\ .{G \}I.\L\I\_ERSIT{S ISLA}I \EGERI ( T-I.\ 1

S\.{RIF HID-{\ -{TLL L {H J-\I\_{RT.{FAKULTAS KEDOKTER{\ D {\ IL}IL KESETL{T.{\

Jl. Kertamukti \o. 5 Pisangan. Ciputat 15-112. Jakana

SURAT PERNYATAAN UJlAN SKRIPSIU n.0 1/F 10 / KM.01,.3 I 8l o1 zorz

Dekan Fakultas Kedokteran dan llmu Kesehatan Universitas lslam

Hidayatullah Jakarta dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa :

Negeri Sy,arif

Nama

=-S=-:-'::')-- ---*-: -

: Qurratu A'yun

: ir_ 91 i r lr_tr_){_}r,i:11

:: 19

' S:-: :-e ,=-=

=tt=-=

:eri 'a:r -.:-{ menempuh ujian SkripSi

^ lt--:3-ta: /JC<tober 2013: - l:.,a-

Tembusan :

Dekan FKIK

Page 122: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan

KEMENTERIAN AGAMAT.TNTVERSTTAS rSLAM NEGERT ( UrN )SYARTF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATA}{

JL Kefiamukri I\o. 5 Pivngan Ciputar 15{19Telp. : (62-21) 74716718 Far: (62-21i -+'.rrhjll'ehi:e : *r--*-k.tj* f-=u- t-;,ir;nt-r::r:

\omor : [-uol FIf]XillLCII " ; i7f :On:I qrqFiran : -IIal :FrrfuIiLfffr

fryw-:[ks&3i-

K€pada Ymg Terhrrn*-Kepala Dinas Keseha DKI JakntaJI. Kesehatan RayaNo. l0 P€tojo Setendi

J*ara Pusat

Assalamu'elaik,sr Wr. Sib.

Dalam rangka pmlelesaian urgas attir - perr-uranaa m,ahasiswadigmlr'krn peryusme Skipsi lang berjryiul -Gambaran pengetahuanLfrs,-aer-aed Memgmi Diabe*s Me{ift.ls Scrta Cala peooegahmnl.:a-

S€fo&ungtu,tt:tgno im hrri mobm diberrtan izin melaksamtan sndipeodahmlnrt G map :N@aN:L\(

Seme*rProgram Studi

FaL-ultas

aurelalul09t0{ffi820\TIIImu Keperun-mm

KedoLterm.Irn llmu Keseharam LTi SrzrifHidalzmllah Jakarra

Demftian atas perhatian rln'n barrnra;n sarr{ara kami ucamkm ffiimaka-sih-

S-mter r'rbfikrr T|-r- T[b.

Tembusan:Dekan FKIK

.M.Djauhari Widjajakusumah, AIF., pFK

Page 123: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan
Page 124: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan
Page 125: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan
Page 126: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25740/1/QURRATU... · S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... di Dunia menjadikan