GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

43
GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA CINANGGELA, MEKARSARI, PAKUTANDANG DAN GUNUNGLEUTIK PERIODE JULI-AGUSTUS TAHUN 2018 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai syarat memenuhi ujian akhir pada Program Studi DIII Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung Oleh: FIRNA MELINDA NIM: CK1.15.091 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN BANDUNG 2018

Transcript of GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

Page 1: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI

DESA CINANGGELA, MEKARSARI, PAKUTANDANG

DAN GUNUNGLEUTIK PERIODE JULI-AGUSTUS

TAHUN 2018

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai syarat memenuhi ujian akhir

pada Program Studi DIII Kebidanan

STIKes Bhakti Kencana Bandung

Oleh:

FIRNA MELINDA

NIM: CK1.15.091

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

BANDUNG

2018

Page 2: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...
Page 3: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...
Page 4: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...
Page 5: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

ABSTRAK

Setelah persalinan terjadi involusi pada alat-alat kandungan sehingga

banyak ibu nifas khawatir gerakan akan menimbulkan dampak yang berbahaya.

Banyaknya paraji yang dekat dengan masyarakat sehingga banyak yang dipijat

oleh paraji. Dilakukan wawancara terhadap 5 paraji aktif, dari 15 ibu nifas

terdapat 9 orang yang dilakukan pengurutan oleh paraji.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran praktik pijat ibu

nifas oleh paraji di periode Juli-Agustus Tahun 2018.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tentang gambaran praktik

pijat paraji, khusus nya pada teknik praktik pijatnya, waktu praktik pijat dan alat

praktik pijat pada ibu nifas. Populasi yaitu semua paraji di Desa Cinanggela,

Mekarsari, Pakutandang dan Gunungleutik. Teknik sample adalah Total Sampling

yaitu 15 paraji.

Hasil penelitian menunjukan praktik pijat pada ibu nifas, pemjatan pada

kaki dengan gerakan effleurage, pressure dan vibration (53%), betis dengan

gerakan effleurage dan pressure (100%), paha dengan gerakan effleurage dan

pressure (93.3%), punggung gerakan effleurage, pressure dan tapotament (100%),

bahu dengan gerakan effleurage, pressure dan tapotament (46.6%), leher dengan

gerakan pressure (13.3%), tangan dengan gerakan effleurage, pressure dan

vibration (100%) dan wajah dengan gerakan effleurage dan friction (20%).

Saran bagi desa Cinanggela khususnya bidan untuk melatih paraji dengan

melakukan pijat yang sesuai dengan evidence bassed-nya.

Kata Kunci : Gambaran praktik pijat, paraji, ibu nifas

Daftar Pustaka : 23 sumber

Page 6: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

ABSTRACK

After the birth occurred involusi on the tools of the womb so that many

women childbirth was worried the movement will lead to a dangerous. The paraji

who is close to the public so that many who were massaged by paraji. to do

interviews with five paraji active, from 15 mom childbirth there are nine men by

ordering by paraji.

The research is to know the practice of massage mother childbirth in the

village Cinanggela, Mekarsari, Pakutandang dan Gunungleutik the Juni-Juli of

the year 2018.

The results showed the practice of massage on her childbirth, pemjatan on

foot with the effleurage, pressure and vibration (53 %), the calf with the effleurage

and pressure (100 %), thighs with the effleurage and pressure (93.3 %), the

movement effleurage, pressure and tapotament (100 %), shoulders with the

effleurage, pressure and tapotament (46.6 %), the neck with the pressure (13.3 %),

hand with the effleurage, pressure and vibration (100 %) and face with the

effleurage and friction (20 %).

Advice for the village Cinanggela, Mekarsari, Pakutandang dan

Gunungleutik especially midwives to train paraji by doing the massage in

accordance with the evidence bassed.

The key word: Description about paraji massage, paraji, mother childbirth

List of libraries: 23 sources (since 2009-2016)

Page 7: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, Sang Maha Pencipta dan Pengatur

Alam Semesta, berkat Ridho-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan

tugas akhir yang berjudul "Gambaran Praktik Pijat Ibu Nifas Oleh Paraji di Desa

Cinanggela, Mekarsari, Pakutandang dan Gunungleutik Periode Juli-Agustus

Tahun 2018".

Dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini, tidak sedikit kesulitan dan

hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan, bimbingan dan

semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh

karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih sedalam-

dalamnya kepada:

1. H. Mulyana, SH., M.Pd., M.HKes selaku ketua Yayasan Adhi Guna Kencana

Bandung.

2. Rd. Siti Jundiah, SKp., M.Kep selaku ketua STIKes Bhakti Kencana Bandung.

3. Dewi Nurlaela Sari, M.Keb selaku ketua prodi DIII Kebidanan STIKes Bhakti

Kencana Bandung.

4. Agustina, S.ST., M.Mkes sebagai pembimbing dalam penyusunan proposal

yang telah memberikan pengarahan dengan penuh kesabaran dan

senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing sehingga proposal ini

dapat terselesaikan.

5. Staf Dosen program Studi DIII Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung

yang senantiasa telah mendukung dan memotivasi.

Page 8: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

6. Agus Juhara dan Ida Hamidah yang mana adalah kedua orang tua saya yang

tiada hentinya mendoakan dan mendukung saya dalam bentuk apapun.

7. Randi Riza P, Riska Elsa P dan Neisya Ghina A yang mana adalah saudara

kandung saya yang senantiasa memberikan nasihat yang luar biasa.

8. Sahabat saya Alvien, Amilla, Nadzya, Rena, Rizka, Yunda, Nurul dan Yusi yang

membuat saya selalu semangat untuk terus belajar.

9. Teman-teman sejawat 2015 yang telah memberikan dorongan semangat dan

do’anya.

Dalam penyusunan Laporan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa

masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritikan dan

saran yang membangun akan penulis terima dengan baik. Semoga proposal

"Gambaran Praktik Pijat Ibu Nifas Oleh Paraji di Desa Cinanggela, Mekarsari,

Pakutandang dan Gunungleutik Periode Juli-Agustus Tahun 2018", ini

bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 31 Juli 2018

Penyusun

Page 9: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN PENULIS

ABSTRAK ....................................................................................... Iv

KATA PENGANTAR ........................................................................ Vi

DAFTAR ISI ....................................................................................... Vii

DAFTAR TABEL …............................................................................ X

DAFTAR BAGAN ............................................................................... Xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 7

1.3 Tujuan ........................................................................................ 7

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................... 8

1.4 Manfaat ..................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pijat

2.1.1 Definisi pijat ................................................................ 9

2.1.2 Manfaat pijat ................................................................ 10

Page 10: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

2.1.3 Waktu Pijat .................................................................. 12

2.1.4 Alat Pijat dan bahan ................................................... 13

2.1.5 Gerakan-gerakan Pijat ............................................... 14

2.1.6 Teknik Pijat ................................................................ 17

2.2 Masa Nifas

2.2.1 Definisi ........................................................................... 22

2.3.2 Tinjauan asuhan masa nifas .............................................. 23

2.3.3 Peran dan tanggung jawab bidan .................................... 24

2.3.4 Tahapan masa nifas ........................................................ 25

2.3.5 Perawatan pada masa nifas ............................................ 26

2.3.6 Kunjungan masa nifas ..................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain / Rancangan

Penelitian

..................................................... 30

3.2 Variabel ....................................................................................... 30

3.3 Populasi dan

sampel

..................................................................... 30

3.4 Kerangka Penelitian

Page 11: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

3.4.1 Kerangka pemikiran ......................................................... 32

3.4.2 Kerangka Konsep .............................................................. 34

3.4 Definisi Operasional .................................................................. 35

3.5 Tehnik Pengumpulan Data ......................................................... 36

3.8 Instrumen Penelitian ..................................................................... 36

3.9 Prosedur Penelitian ...................................................................... 38

3.10 Analisa Data ................................................................................. 40

3.11 Lokasi dan pelaksanaan penelitia .................................................. 41

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 42

4.1.1 Gambaran Teknik Pijat .............................................. 42

4.1.2 Gambaran Waktu Pijat .............................................. 44

4.1.3 Gambaran Alat Pijat ................................................ 45

4.2 Pembahasan ................................................................................ 44

4.2.1 Gambaran Teknik Pijat .................................................. 46

4.2.2 Gambaran Waktu Pijat .................................................. 57

4.2.3 Gambaran Alat Pijat .................................................. 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ................................................................................... 61

5.2 Saran …......................................................................................

.

62

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

Page 12: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

DAFTAR TABEL

3.1 Definisi Operasional …………………………………………… 35

3.2 Tabel Ujivaliditas ………………………………………….. 37

3.3 Tabel Reliabilitas ………………………………………….. 38

4.1 Gambaran Teknik Pijat ….………..……………………………… 42

4.2 Gambaran waktu pijat ….………………………………………. 44

4.3 Gambaran alat-alat pijat …….……………………………………. 45

Page 13: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

DAFTAR BAGAN

Bagan

Halaman

3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 34

Page 14: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Lembar Persetujuan Responden

LAMPIRAN 2. Lembar Observasi

LAMPIRAN 3. Lembar Matriks

LAMPIRAN 4. Lembar Konsul

LAMPIRAN 5. Dokumentasi

LAMPIRAN 6 Riwayat Hidup

Page 15: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hakikat pembangunan nasional yaitu untuk menciptakan

manusia Indonesia seutuhnya serta pembangunan seluruh masyarakat

Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila

dan Undang-undang Dasar 1945. Oleh karena itu, pembangunan di

bidang kesehatan harus dilaksanakan sebagai bagian integral dari

pembangunaan nasional, karena pada dasarnya pembangunan nasional

di bidang kesehatan berkaitan erat dengan peningkatan mutu sumber

daya manusia yang merupakan modal dasar dalam melaksanakan

pembangunan. (Saleha, 2013)

Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu

bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi.

Hal ini merupakan suatu fenomena yang mempunyai pengaruh besar

terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan. (Saleha, 2013)

Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia (2015) angka kematian

ibu di Indonesia masih mencapai 305 per 100.000 Kelahiran hidup

(KH). Hal ini belum mencapai target Millenium Development Goals

(MDGs) pada tahun 2015 yaitu 102 per 100.000 KH atau 1,02 per

1000 KH. Menurut WHO sebagian besar 80 % penyebab kematian

utama ibu terkait kehamilan, persalinan dan nifas (Direct Obstetric

Death) dan selebihnya 20 % tidak langsung (Direct Abstetric Death)

Page 16: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas

faktor-faktor reproduksi, kompleks obstetric, pelayanan kesehatan,

sosial budaya dan ekonomi. (Depkes, 2015)

Angka kematian ibu di Jawa Barat tahun 2014 sebesar 73 per

100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan proporsi AKI tahun

2015 yang ditargetkan maka AKI di provinsi Jawa Barat masih berada

dibawah target Nasional tahun 2015. (Dinkes, 2015)

Berdasarkan data penyebab terbesar kematian ibu, salah

satunya di faktori oleh kematian di masa nifas, masa nifas merupakan

hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu

di Indonesia. Setelah persalinan terjadi involusi pada hampir seluruh

organ tubuh wanita. Involusi ini sangat jelas terlihat pada alat-alat

kandungan sebagai akibat dari kehamilan, dinding perut menjadi

lembek dan lemes. Para ibu pasca melahirkan cenderung takut untuk

untuk melakukan banyak gerakkan. Ibu biasanya khawatir gerakkan-

gerakkan yang dilakukannya akan menimbulkan dampak yang tidak

diinginkan. Oleh karena itu banyak ibu nifas yang melakukan apa saja

agar tubuhnya sehat, bugar dan nyaman kembali, tanpa mengetahui

apakah berbahaya untuk dirinya atau tidak. (Marmi, 2011)

Pola kebiasaan manusia dipengaruhi oleh aspek sosial dan

budaya. Dalam era globalisasi ini dengan berbagai perubahan yang

begitu ekstrem dan semakin terbuka yang menjadikan yang pada masa

ini menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya.

Page 17: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat

adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang

sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan

lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada dalam arti lain

masih banyaknya ibu dan anak yang haknya masih tidak dipenuhi

bahkan jauh dari kata terpenuhi khususnya di daerah-daerah terpencil.

(Giman et al., 2015)

Sadar atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan

budaya seperti kebiasaan dan ketidaktahuan ini, seringkali membawa

dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak.

Suku Jawa yang memiliki aneka perawatan selama masa postpartum

(nifas). Namun, tidak semua perawatan yang dilakukan oleh

masyarakat suku Jawa tersebut dapat diterima bila ditinjau dari aspek

medis karena ada dampak yang baik dan tidak baiknya bagi ibu nifas.

(Giman et al., 2015)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nur Aziz Setiadi dkk

dengan judul Pengetahuan dan Sikap terhadap perawatan tradisional

pasca persalinan, terdapat 9 responden ibu yang memiliki sikap kurang

dengan presentasi sebanyak 42,9%. Kemudian ibu yang memiliki sikap

dengan kategori baik sebesar 12 responden dengan presentasi 57,1%.

Masyarakat Jawa sangat percaya dengan mitos – mitos yang

dikembangkan oleh kaum pendahulunya. Mitos, theos dan logos tidak

dapat dipisahkan. Dasar tentang mitos, theos dan logos ditujukan agar

Page 18: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

tidak memiliki pengertian dan pengetahuan yang buta, yang akhirnya

membuat saling serupa pengertian serta berbeda prinsip dan persepsi.

Istilah logos (logika) sebagai cara, alat atau sarana untuk memahami,

memaparkan pengertian realita theos atau mitos agar dipahami dan

nyata secara riil dan obyektif. Sedangkan theos berbicara tentang

misteri keagungan Tuhan, dan mitos adalah rentetan kisah yang

dianggap oleh setengah golongan masyarakat sebagai kisah yang benar

dan merupakan kepercayaan. Tanpa pijakan logos maka theos dan

mitos akan terpatahkan oleh logika. Budaya luhur Jawa sebagai

contohnya yang masih bertahan hingga kini disebabkan keseimbangan

antara theos, mitos dan logos dengan filsafat – filsafat hidup yang

menjadi inspirasi masyarakatnya. (Rofi’i, 2013)

Ketegasan budaya Jawa bahwa manusia tidak akan bisa lepas

atas keberadaan ruang abstrak atau mental serta spirit didalam jiwa,

seperti impian, cita-cita, angan-angan, kehendak dan keinginan. Salah

satu budaya yang diturunkan turun temurun adalah kebiasaan pijat

setelah melahirkan. Pijat memiliki banyak manfaat walaupun juga

terdapat efek samping yang berbahaya. Dibeberapa tempat pijat

seringkali diaplikasikan oleh paraji pada ibu setelah bersalin yang

mana hal tersebut menjadikan paraji begitu terkenal dengan sentuhan

pijatnya. (Giman at al., 2015)

Pijat (body massage) merupakan salah satu upaya untuk

meningkat-kan kebugaran secara tradisional. Dan juga merupakan upaya

Page 19: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

untuk mengurangi rasa nyeri dan merupakan ajang pemulihan meliputi

upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Tindakan promotif

dan preventif yang diberikan adalah penjelasan, peningkatan peran suami,

kunjungan rumah, memenuhi kebutuhan dasar masa nifas khususnya

meningkatkan kebugaran fisik seperti ambulasi dini dan senam nifas.

Body massage dapat mengurangi kecemasan dan stres,

membuat otot-otot rileks, memperlancar sirkulasi, pencernaan dan

pengeluaran, serta mengurangi nyeri. Body massage adalah manipulasi

secara manual pada jaringan lunak tubuh dengan cara menekan,

menggosok, getaran/vibrasi dan menggunakan tangan, jari tangan

untuk perbaikan kesehatan.

Menurut penelitian yang dilakukan Erindra Budi dan kawan-

kawan dengan judul Pengaruh Body Massage terhadap Tingkat

Depresi Ibu Nifas di Bidan Praktek Mandiri Siyamtiningsih

Karanganyar, pada kelompok eksperimen dilaku-kan intervensi berupa

pemberian body massage selama 3 kali yakni pada nifas hari ke-7, hari

ke 14, dan hari ke-21. Lamanya pemberian body massage adalah 30

menit. Sementera itu kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak

diberikan intervensi apapun, hanya mendapat kunjungan dari petugas

kesehatan saat dilakukan pretest dan posttest. Hal ini menyebabkan

kelompok eksperimen mendapatkan dukungan yang lebih besar

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan uraian tersebut

yang menyebabkan perbedaan tingkat depresi pada kedua kelompok,

dimana kelompok eksperimen cenderung turun tingkat depresinya,

Page 20: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

sedangkan kelompok kontrol mengalami peningkatan tingkat depresi.

Pada kelompok posttest. 15 responden ibu nifas pada kelompok pretest

eksperimen sebesar 9,67 dan kelompok pretest kontrol sebesar 7,60.

Setelah dilakukan body massage ibu nifas pada kelompok eksperimen

diperoleh rerata tingkat depresi 15 responden ibu nifas pada kelompok

posttest eksperimen sebesar 5,33 dan pada kelompok posttest kontrol

sebesar 9,33.

Menurut studi pendahuluan yang dilaksanakan tanggal 19-10-

2017, penulis melakukan wawancara dengan bidan desa yaitu bd. F di

Majalaya tentang masa nifas, ternyata masih banyaknya paraji yang

dekat dengan masyarakat sehingga masyarakat banyak yang lebih

memilih dipijat oleh paraji. Kemudian dilakukan wawancara dengan 3

paraji yang masih aktif, dari 15 ibu nifas yang ada, 7 diantaranya

dilakukan pengurutan oleh paraji. Pada tanggal 06-11-2017 dilakukan

studi banding di PKM Ciparay, didapatkan hasil studi pendahuluan

bahwa terdapat 2 paraji aktif yang melakukan pijat nifas, dari 15 ibu

nifas yang dilakukan pijat nifas terdapat 6 orang ibu nifas. Pada

tanggal 23-03-2018 dilakukan studi banding tempat penelitian di Pacet.

Dilakukan wawancara terhadap 5 paraji aktif, dari 15 ibu nifas terdapat

9 orang yang dilakukan pengurutan oleh paraji.

Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Gambaran Praktik Pijat Ibu Nifas Oleh Paraji

Page 21: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

di Desa Cinanggela, Mekarsari, Pakutandang dan Gunungleutik

periode Juli-Agustus Tahun 2018”

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan data dan uraian dalam latar belakang masalah, maka yang

menjadi rumusan permasalahan adalah “Gambaran Praktek Pijat Ibu

Nifas Oleh Paraji di Desa Cinanggela, Mekarsari, Pakutandang dan

Gunungleutik periode Juli-Agustus Tahun 2018”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujua Umum

Untuk mengetahui Gambaran Praktik Pijat Ibu Nifas Oleh Paraji

di Desa Cinanggela, Mekarsari, Pakutandang dan Gunungleutik

periode Juli-Agustus Tahun 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran teknik pijat nifas oleh paraji.

2. Untuk mengetahui gambaran waktu pijat nifas oleh paraji.

3. Untuk mengetahui gambaran alat pijat nifas.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Penelitian bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman yang nyata dan menambah wawasan

dalam penelitian mengenai praktik pijat ibu nifas yang

Page 22: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

dilakukan oleh paraji di Desa Cinanggela, Mekarsari,

Pakutandang dan Gunungleutik.

1.4.2 Manfaat Penelitian bagi Institusi Pendidikkan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi

sebagai dokumentasi, bahan pustaka, dan sebagai bahan

referensi yang berguna bagi para pembaca dan peneliti

selanjutnya

1.4.3 Manfaat Penelitian bagi Desa Cinanggela, Mekarsari,

Pakutandang dan Gunungleutik

Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi Desa Cinanggela,

Mekarsari, Pakutandang dan Gunungleutik yang bersangkutan

untuk mengetahui gambaran praktik pijat ibu nifas oleh paraji

di Desa Cinanggela, Mekarsari, Pakutandang dan Gunungleutik

periode Juli-Agustus tahun 2018.

Page 23: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pijat

2.1.1 Pengertian

Pijat adalah tindakan manipulasi otot-otot dan jaringan dari

tubuh dengan cara menekan, menggosok, getaran/vibrasi dan

menggunakan tangan, jari tangan atau alat-alat manual/elektrik untuk

memperbaiki kondisi kesehatan (Nurgiwiati, 2015).

Pijat telah lama diyakini bermanfaat bagi kesehatan, mulai dari

meredakan stres hingga mempercepat waktu pemulihan setelah sakit,

alergi, depresi, masalah pernapasan, insomnia, cedera saat olahraga

dan kelelahan kronis. Pijat merupakan terapi dengan pendekatan

holistik yang berfungsi menurunkan tekanan darah, denyut jantung,

memperbaiki pernafasan, meningkatkan aliran kelenjar limphe ke

dalam saluran pembuluh darah, membantu pengeluaran sisa

metabolisme, mengurangi kekakuan, menjadikan tubuh menjadi rileks,

meningkatkan tidur, meningkatkan pergerakkan sendi, mengurangi

nyeri secara alami dan memperbaiki kesehatan pada umumnya.

(Nurgiwiati, 2015)

Pijat adalah pengalaman yang menyenangkan karena hal

ini menolong tubuh dan pikiran untuk memproduksi endorphin yang

Page 24: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

merupakan penghilang rasa sakit alami bagi tubuh. (Satiyem et al,

2015)

2.1.2 Manfaat Pijat Nifas

Pijat merupakan cara yang umum dilakukan untuk mengurangi stres,

relaksasi, dan mengurangi rasa sakit. Pijat postpartum atau pijat pasca-

persalinan memiliki banyak manfaat antara lain:

1. Relaksasi dan mengurangi stres

Pijat mampu merelaksasi otot, melancarkan peredaran darah, dan

mengurangi hormon stres. Selain itu, pijat juga memiliki pengaruh

positif pada penderita depresi dan kecemasan.

2. Mengurangi rasa sakit

Persalinan biasanya meninggalkan rasa sakit bagi bunda. Hal ini

diperparah oleh rasa sakit akibat proses menyusui dan merawat

bayi seperti nyeri di bagian punggung, bahu, dan lengan. Pijat

merupakan cara yang baik untuk meredakan rasa sakit tersebut

tanpa menggunakan obat-obatan. Sakit yang lebih parah juga dapat

diatasi dengan pijat, namun biasanya mereda setelah beberapa sesi

pijat.

3. Menciptakan keseimbangan hormonal

Beberapa penelitian membuktikan bahwa pijat pasca-persalinan

bisa mengurangi hormon kortisol yang merupakan hormon stres.

Pijat juga mengurangi zat biokimia yang diasosiasikan dengan

depresi (dopamin dan serotonin) dan masalah kardiovaskuler

Page 25: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

(norepinefrin). Membantu pelepasan hormon endorfin di otak yang

merupakan pereda nyeri alami.

4. Mengurangi pembengkakan

Selama kehamilan, volume cairan dalam tubuh meningkat hingga

50% sehingga menyebabkan pembengkakan di beberapa bagian

tubuh. Setelah persalinan, keseimbangan cairan perlu dikembalikan,

salah satunya dengan pijat. Pijat mampu meningkatkan

pembuangan kelebihan cairan dan zat-zat sisa. Pembengkakan juga

bisa disebabkan oleh kondisi hormonal yang tidak seimbang. Pijat

terbukti mampu membantu regulasi hormon (lihat atas).

5. Meredakan sulit tidur.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pijat mampu

meningkatkan gelombang delta di otak, sehingga mempermudah

seseorang untuk tertidur. Selain itu, pijat mampu meredakan

keletihan dan membuat tubuh rileks sehingga tidur lebih nyenyak.

Tidur yang cukup sangatlah penting bagi bunda untuk

mempercepat pemulihan tubuh setelah persalinan.

6. Memperlancar ASI.

Pijat mampu membuat tubuh lebih rileks, memperlancar aliran

darah, dan memperlancar ASI. Pijat terbukti mampu meningkatkan

hormon prolaktin yang berperan penting dalam produksi air susu.

Pijat juga dapat membuat otot dada lebih rileks sehingga bahu

terbuka dan hal ini mendukung proses menyusui. Penelitian terbaru

Page 26: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

juga menunjukkan bahwa pijat di daerah payudara dapat

menghindarkan bunda dari nyeri payudara, mengurangi kandungan

sodium dalam ASI, dan memudahkan bayi untuk menghisap air

susu.

7. Mempercepat pemulihan operasi sesar, karena meningkatkan

sirkulasi dan merangsang proses penyembuhan organ dalam.

8. Bila pijat menggunakan minyak berbahan dasar almond dapat

membantu menyamarkan stretch marks.

9. Membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan aliran limfe

10. Mengurangi kram otot. (Nurgiwianti, 2015)

2.1.3 Waktu Pelaksanaan Pijat

Pijat pasca-persalinan dapat setelah persalinan ketika bunda sudah

merasa siap. Bila bunda masih merasakan nyeri pada perut atau

payudara, terapis yang berpengalaman akan mengarahkan bunda pada

posisi yang nyaman selama sesi pijat. Posisi berbaring pada sisi tubuh

adalah yang paling efektif untuk mengatasi masalah pada pundak,

pinggul, atau kaki. Pijat pada ibu nifas dilakukan dalam waktu 30.

Waktu pemijatan merupakan salah satu faktor yang membuat pijat

berhasil. Karena terlalu cepat dalam pemijatan akan mengakibatkan

ketidaknyamanan dan terlalu lama dapat mengakibatkan cidera.

(Kostania, 2015)

2.1.4 Alat dan Bahan

Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pemijatan antara lain:

Page 27: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

1. Alas yang empuk dan lembut.

Misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan kain lembut. Alas

ini sebaiknya dalam posisi datar. Alas yang empuk dan lembut

akan membantu ibu lebih merasa nyaman dan relaks.

2. Handuk, kain dan lap.

3. Minyak untuk memijat

Minyak digunakan sebagai pelumas (lubricant) bersifat melicinkan

permukaan kulit sehingga memudahkan dalam berbagai gerakan

urut dan membuat merasa nyaman. Tujuan pelumas ini adalah

merawat kulit agar tetap lembut dan sehat tanpa terpengaruh oleh

bekas gesekan pijat. Jadi, gunakan minyak ketika memijat untuk

menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak

dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun (olive oil),

minyak dara (virgin coconut oil), minyak telon (baby oil), minyak

kelapa (minyak klentik), minyak kelapa sawit, minyak jojoba dan

minyak kacang almond minyak biji bunga matahari, minyak biji

anggur bisa juga menggunakan losion. Hal ini karena sifatnya yang

lembut dan melembabkan. Dapat juga menambahkan beberapa

tetes minyak esensial ke dalam campuran minyak pijat. Anda harus

menggunakan minyak esensial yang murni (alami tanpa

pemrosesan), bukan minyak esensial kimiawi. Perhatikan bahwa

minyak esensial dapat masuk ke dalam aliran darah, sehingga Anda

perlu memilih jenisnya dengan bijak. Pilihlah minyak esensial yang

Page 28: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

relatif lembut, misalnya minyak lavendel atau minyak jeruk. (Budi

et al., 2016)

2.1.5 Gerakan-gerakan Pijat

a. Gerakan-gerakan pokok pijat menurut Satiyem et all (2015) :

1) Effleurage (mengusap)

Effleurage adalah gerakan urut mengusap yang dilakukan

secara berirama dan berturut-turut ke atas. Gerakan mengusap

yaitu gerakan ringan dan terus-menerus yang dilakukan dengan

ujung jari bagian bawah pada bagian wajah yang sempit,

seperti hidung dan dagu, dan dengan telapak tangan pada

bagian wajah yang lebar seperti dahi dan pipi. Effleurage

sering dipakai untuk muka, leher, kulit kepala,

punggung, dada, lengan, dan kaki. Effleurage memiliki

efek sedative yaitu menenangkan sehingga selalu digunakan

diawal dan akhir pengurutan. Khasiat gerakan urut ini :

a) Menghilangkan secara mekanis sel-sel epitel yang telah

mati.

b) Akibat pengusapan terhadap peredaran dan getah

bening adalah berikut :

(1) Mempercepat pengangkutan zat-zat sampah dan darah

yang mengandung karbondioksida, memperlancar

aliran limfe baru dan darah yang mengandung sari

makanan dan oksigen.

Page 29: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

(2) Pertukaran zat (metabolisme) di semua jaringan

meningkat dan pemberian makanan kepada kulit dari

tubuh lebih terjamin.

2) Friction (menggosok, menggesek)

Gerakan ini memberi tekanan pada kulit untuk memperlancar

sirkulasi darah, mengaktifkan kelenjar kulit, menghilangkan

kerut dan memperkuat otot kulit. Lakukan pijatan melingkar

ringan pada bagian yang dipijat. Khasiat gerakan friction yaitu

:

a) Berpengaruh terhadap penyembuhan bagian-bagian jaringan

yang sakit;

b) Merangsang produksi kelenjar lemak yang bermanfaat

untuk kulit kering;

c) Friction mempengaruhi peredaran darah dan aktivitas

kelenjar-kelenjar

dalam kulit.

3) Petrisage (memijit atau meremas)

Gerakan ini menggunakan ujung jari dan telapak tangan untuk

menjepit beberapa bagian kulit. Pijatan jenis ini perlu sedikit

tekanan (pressure) yang dilakukan secara ringan dan berirama.

Fulling adalah suatu bentuk petrisage yang banyak dipakai

untuk mengurut lengan. Dengan jari kedua tangan, lengan

dipegang dan satu gerakan memijat dilakukan pada otot.

Page 30: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

Khasiat gerakan petrisage:

a) Memperlancar aliran zat-zat dalam jaringan ke dalam

pembuluh- pembuluh darah dan getah bening;

b) Darah dan getah bening mengantarkan sari makanan ke

jaringan dan membawa sisa pertukaran zat dari jaringan ke

alat pembuangan. Jika aliran darah dan getah bening tidak

lancar, maka terjadilah pembendungan yang dapat dihindari

dengan cara pengurutan meremas.

4) Pressure (menekan)

Gerakan ini dilakukan dengan kedua ibu jari yang disatukan

atau menggunakan jari-jari tangan yang lain. Caranya adalah

melakukan penekanan pada titik saraf tertentu yang tegang

dengan menggunakan kekuatan jari tangan. Tekanan dilakukan

dengan kekuatan sedang sampai kuat. Gerakan ini berfungsi

untuk melepaskan titik saraf sehingga klien merasa lebih

tenang dan nyaman.

5) Tapotament (mengetuk)

Gerakan ini merupakan gerakan ketukan berturut-turut dan

cepat, yang dilakukan dengan seluruh tangan atau ujung jari.

Ketukan dilakukan untuk mengembalikan tonus otot-otot yang

kendur. Gerakan mencincang adalah gerakan menepuk yang

dilakukan dengan menggunakan bagian samping luar kedua

tangan, yang ditepukkan pada kulit secara berturut-turut dan

Page 31: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

bergantian untuk pengurutan punggung, bahu dan lengan.

Manfaat gerakan ini adalah menyegarkan otot-otot,

melancarkan peredaran darah dan getah bening pada tempat

yang diurut.

6) Vibration (menggetar)

Vibrasi adalah gerakan menggetar untuk merangsang atau

menenangkan urat saraf dan menghilangkan kerut pada wajah.

Pada pijatan ini gunakan ujung jari dan telapak tangan untuk

menggetarkan kulit secara bergantian. Manfaat dari gerakan ini

adalah untuk melemaskan jaringan- jaringan dan

menghilangkan ketegangan. (Satiyem et al., 2015)

2.1.6 Teknik Pijat

Berikut adalah teknik untuk pemijatan tubuh (body massage) yang

benar untuk ibu nifas:

1. Gunakan teknik pijat yang sederhana dan menyenangkan.

Pemijatan harus menggunakan telapak tangan dan terarah. Dimulai

dari arah belakang ke arah depan kemudian memutar dengan arah

yang benar. (Wikihow, 2018)

2. Mulailah dari bagian telapak kaki. Mulailah memijat telapak kaki

dengan menangkupkan kedua tangan Anda di sekeliling kaki

sambil menggunakan ibu jari Anda untuk memberikan tekanan.

Berikan perhatian khusus pada lekukan masing-masing telapak

kaki, karena banyak tekanan cenderung terkumpul di area ini.

Page 32: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

Tetapi, pijat juga tumit dan pangkal jari-jari kaki. Saat mencapai

jari-jari kaki, genggam masing-masingnya dan tarik dengan lembut

untuk membantu melepaskan ketegangan yang ada. (Budi et al.,

2016)

3. Setelah Anda selesai memijat telapak kaki, bergeraklah ke sisi

belakang tungkai. Urut masing-masing tungkai dengan gerakan

yang panjang dan relaks untuk memulainya, dari betis hingga ke

paha bagian atas. Berikan tekanan ringan dengan kedua tangan

Anda, sambil menarik kulitnya dengan lembut. Teknik ini dikenal

sebagai "effleurage", dan merupakan cara yang baik untuk

menyiapkan bagian tubuh untuk dipijat lebih lanjut. Selanjutnya,

tutupi tungkai yang belum dipijat dengan handuk, dan berfokuslah

pada memijat betis pada tungkai lainnya. Gunakan teknik ulenan

(seolah-olah Anda menguleni adonan roti) untuk melemaskan otot

betis. (Wikihow, 2018)

4. Bergeraklah naik ke paha dan ulangi teknik ulenan di area ini.

Kemudian, tekan kulit paha dengan pangkal telapak tangan Anda,

lalu gerakkan tangan dengan sangat perlahan di sepanjang paha.

Anda harus selalu bergerak ke arah jantung. Tutupi tungkai yang

telah selesai dipijat dengan handuk (untuk menjaganya tetap

hangat), dan ulangi pijatan pada tungkai yang lainnya. (Wikihow,

2018)

Page 33: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

5. Dibagian punggung mulailah dengan memijat punggung dari

punggung bawah ke punggung atas. Gunakan teknik effleurage

yang dijelaskan sebelumnya untuk memberikan urutan panjang

yang lembut dari puncak pantat hingga pangkal leher. (Budi et al.,

2016)

6. Letakkan masing-masing teapak tangan Anda pada masing-masing

sisi samping tulang belakang, dan bergeraklah ke atas, sambil

menjaga agar kedua telapak tangan tetap sejajar. Setelah mencapai

punggung atas, belokkan tangan melintang ke arah luar di

sepanjang bahu, seolah-olah Anda sedang menggambar sisi atas

bentuk jantung/hati.

7. Kembalilah ke punggung bawah dan gunakan teknik ulenan untuk

melemaskan otot-otot besar di samping tulang belakang. Area ini

cenderung menyimpan tumpukan ketegangan, maka Anda perlu

memberikan alokasi waktu yang cukup untuk mengerjakannya.

Berikutnya, gunakan teknik “tekan-lalu-lepas” untuk memijat

punggung ke arah atas. Teknik ini dapat dilakukan dengan

menekan ujung-ujung jari Anda dengan kuat pada punggung, lalu

melepaskannya dengan cepat. Saat tekanan dilepaskan, otak

pasangan/klien Anda akan melepaskan senyawa kimia yang

membuatnya merasa nikmat. (Wikihow, 2018)

8. Saat Anda mencapai area punggung atas, mintalah pasangan/klien

Anda menekuk sikunya, agar tulang belikatnya mengarah ke luar.

Page 34: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

Ini akan memberikan akses yang lebih leluasa bagi Anda untuk

mengerjakan otot-otot di sekeliling ujung tulang belikat, yang

cenderung menyimpan tumpukan ketegangan dan simpul otot.

(Budi et al., 2016)

9. Pijat area leher dan bahu. Setelah selesai memijat bahu, gunakan

teknik tekan-lalu-lepas untuk memijat di sepanjang leher, hingga

mencapai garis rambut. Ingatlah bahwa tangan Anda harus berada

di samping tulang belakang, bukan tepat di tulang belakang.

(Wikihow, 2018)

10. Tempatkan salah satu tangan Anda pada salah satu bahu, pada

posisi pijat yang klasik, lalu lakukan teknik ulenan dalam-dalam

pada otot-otot bahu. Gunakan jari-jari Anda untuk menggenggam,

tetapi jangan menekannya ke arah tulang selangka, karena ini

mungkin akan terasa sakit.

11. Kini, berputarlah hingga Anda berhadapan dengan bagian atas

kepala pasangan/klien, sehingga bahunya juga menghadap kepada

Anda. Kepalkan kedua tangan Anda, lalu gosokkan buku-buku jari

Anda dengan lembut namun kuat melintasi sisi atas bahu, untuk

melepaskan ketegangan yang ada. Kemudian, gunakan ibu jari

untuk melakukan teknik tekan-lalu-lepas di sepanjang sisi atas

bahu dan naik hingga ke pangkal leher.

12. Pijat area kedua tangan dan lengan. Setelah selesai memijat leher

dan bahu, bergeraklah ke arah lengan, dan pijatlah satu per satu

Page 35: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

lengan. Pegang pergelangan tangan pasangan/klien dengan tangan

kiri Anda, hingga seluruh lengannya terangkat dari permukaan

tempatnya berbaring. Lalu, gunakan tangan kanan Anda untuk

mengurut sepanjang punggung lengan bawah, otot trisep dan

melintasi bahu, kemudian berbalik ke sisi yang sebaliknya.

13. Letakkan lengan pasangan/klien Anda kembali ke permukaan

tempatnya berbaring, lalu gunakan ibu jari dan jari-jari Anda yang

lainnya dengan teknik ulenan yang lembut pada area lengan bawah

dan lengan atas.

14. Untuk memijat tangan, ambil tangan pasangan/klien dengan tangan

Anda, lalu pijat telapaknya dengan ibu jari Anda dengan gerakan

melingkar yang kecil. Selanjutnya, ambil setiap jari tangan

bergantian, dan urut perlahan di sepanjang buku-bukunya hingga

ke kuku. Tarik masing-masing jari dengan kuat, tetapi tidak terlalu

keras.

15. Akhiri pijatan dengan area kepala. Mintalah pasangan/klien Anda

berbalik agar Anda dapat memijat kepala dan wajahnya. Gunakan

ibu jari Anda untuk memijat lembut bagian atas kulit kepala. Untuk

menambah kenikmatannya, gunakan kuku Anda untuk

menggaruknya dengan pelan.

16. Lalu, pijat daun dan cuping kedua telinga dengan ibu jari dan jari

telunjuk Anda. Kemudian, gunakan ujung-ujung jari Anda untuk

mengurut perlahan di sepanjang permukaan tulang pipi dan dagu.

Page 36: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

17. Tempatkan tangan Anda di bawah kepala pasangan/klien, lalu

angkat kepalanya sedikit dari permukaan tempatnya berbaring.

Gunakan jari-jari Anda untuk menemukan letak rongga kecil

tempat titik pertemuan leher dengan dasar tulang tengkorak.

Berikan tekanan yang kuat dengan ujung-ujung jari Anda, lalu

lepaskan. Ulangi beberapa kali.

18. Tempatkan tangan Anda di bawah rahang dan tarik kepala ke atas

dengan lembut, untuk meregangkan otot leher. Lalu, tekan dengan

lembut bagian tengah dahi (di antara kedua alis) dengan ujung-

ujung jari Anda, dan lepaskan kembali. Ulangi hingga mencapai

waktu 30 detik. (Wikihow, 2018)

19. Selanjutnya, gunakan ujung-ujung jari untuk memijat kedua pelipis

dengan lembut, dengan gerakan melingkar yang lambat. Pelipis

merupakan salah satu titik yang penting untuk dipijat, maka

tekanan ini akan membantu melepaskan ketegangannya. (Budi et

al., 2016)

2.2 Masa nifas

2.2.1 Definisi

Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil.

Nifas (peurperium) berasal dari bahasa latin. Peurperium berasal dari

dua suku kata yakni peur dan parous. Peur berarti bayi dan parous

Page 37: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

berarti melahirkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa peurperium

merupakan masa setelah melahirkan. (Asih and Risneni, 2016)

Masa nifas (peurperium) adalah masa yang dimulai setelah

plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan semula sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-

kira 6 minggu. (Sulistyawati, 2009)

2.2.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas

a. Memulihkan kesehatan klien

a) Menyediakan nutrisi sesuai kebutuhan.

b) Mengatasi anemia.

c) Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan

sterilisasi.

d) Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot

(senam nifas) untuk memperlancar peredaran darah.

b. Mempertahankan kesehatan fisik dan psikologis.

c. Mencegah infeksi dan komplikasi.

d. Memperlancar pembentukan dan pemberian Air Susu Ibu (ASI).

e. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai

masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga

bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

optimal.

f. Memberikan pendidikan kesehatan dan memastikan pemahaman

serta kepentingan tentang perawatan kesehatan diri, nurisi, KB,

Page 38: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

cara da manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan

bayi sehat pada ibu dan keluarganya melalui KIE.

g. Memberikan pelayanan Keluarga Berencana. (Asih and Risneni,

2016)

2.2.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan

masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60%

kematian ibu termasuk kehamilan terjadi setelah persalinan dan

50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam. Oleh karena itu,

peran dan tanggung jawab bidan untuk memberikan asuhan

kebidanan ibu nifas dengan pemantauan mencegah beberapa

kematian ini. (Dewi and Sunarsih, 2011)

Adapun peran bidan antara lain sebagai berikut:

a. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas

sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangu ketegangan fisik

dan psikologis selama masa nifas.

b. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.

c. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan menigkatkan rasa

nyaman.

d. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan

ibu dan anak dan mampu nelakukan kegiatan administrasi.

e. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

f. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara

Page 39: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi

yang baik, serta mempraktekkan keberhasilan yang aman.

g. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,

menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya

untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi

dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.

h. Memberikan asuhan secara profesional. (Walyani and Purwoastuti,

2015)

2.2.4 Tahapan Masa Nifas

Masa nifas terbagi menjadi tiga periode (Kemenkes RI, 2015), yaitu:

a. Periode pasca salin segera (immediate postpartu) 0-24 jam

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada

masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan

karena atonia. Oleh sebab itu, tenaga kesehatan harus dengan

teratur melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran

lochea, tekanan darah dan suhu.

b. Periode pasca salin awal (early post partum) 24 jam - 1 minggu

Pada periode ini tenaga kesehatan memastikan involusi uteri

dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau

busuk, tidak ada demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan

cairan, serta ibu dapat menyusui bayinya dengan baik.

c. Periode pasca salin lanjut (late post partum) 1 minggu – 6

minggu

Page 40: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

Pada periode ini tenaga kesehatan tetap melakukan perawatan dan

pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB. (Asih and Risneni,

2016)

2.2.5 Perawatan Pada Masa Nifas

a. Early Ambulation

Setelah pengawasan perdarahan post partum ibu boleh miring ke

kiri dan kanan untuk mencegah terjadinya trombosis dan

tromboemboli. Keuntungan early ambulation (mobilisasi dini)

adalah ibu merasa lebih sehat dan lebih kuat, fungsi usus dan

kandung kencing lebih baik, memungkinkan kita mengajak ibu

melaksanakan peran pada anaknya seperti lebih sering menyusui,

memandikan, mengganti pakaian, dan perawatan lainnya.

b. Diet

Diet adalah pengaturan makan. Salah satu keuntungan bagi ibu

menyusui adalah lebih mudah dan cepat kembali ke berat badan

ideal. Ibu yang menyusui ASI eksklusif membutuhkan tambahan

kalori kurang lebih 700 kkal per hari untuk memproduksi sekitar

780 ml ASI. Ketika ibu hanya mengkonsumsi jumlah kalori

minimal maka ibu butuh asupan multivitamin dan suplemen

tambahan. Saat menyusui ibu butuh dua porsi makanan tambahan

atau snack diantara 3 kali jam makan besar.

c. Miksi dan defeksi

Page 41: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri. Kadang-

kadang wanita sulit kencing karena pada persalinan kandung

kemih mengalami tekanan oleh kepala janin. Juga oleh karena

adanya oedem kandungan kemih penuh dengan urine maka wanita

sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi, sebab hal ini dapat

mengundang terjadinya infeksi.

Buang air besar harus sudah terjadi dalam 3-4 hari post partum.

Bila terjadi obstipasi dan timbul buang air besar yang keras, dapat

kita lakukan pemberian obat pencahar (laxantia) peroral atau

parenteral, atau dilakukan klisma bila masih belum berakhir.

Karena jika tidak, feses dapat tertimbun di rektum dan

menimbulkan demam.

d. Perawatan payudara

Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil. Supaya

puting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk

menyusui bayinya. (Asih and Risneni, 2016)

2.2.6 Kunjungan Masa Nifas

KF nifas atau kunjungan pada masa nifas dilakukan minimal sebanyak

3 kali dengan ketentuan waktu :

a. Kunjungan nifas pertama (KF I) dimulai pada 6 jam sampai

dengan 3 hari setelah persalinan.

1. Mengkaji tentang involusi uterus dan memastikan proses

involusi berjalan dengan baik

Page 42: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan

3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri.

4. Pemberian ASI awal termasuk memotivasi pemberian ASI

eksklusif, teknik menyusui, perawatan payudara dan puting

susu.

5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

6. Memberikan penjelasan pada ibu tentang pentingnya ikatan

batin antara ibu dan bayi, termasuk didalamnya sentuhan fisik,

komunikasi dan rangsangan

7. Memberikan penyuluhan mengenai tanda bahaya masa nifas

b. Kunjungan nifas kedua dalam waktu hari ke-4 sampai dengan hari

ke-28 setelah persalinan.

1. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada

perdarahan abnormal.

2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan

abnormal.

3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan

istirahat.

4. Memberikan konseling tentang perawatan bayi

Page 43: GAMBARAN PRAKTIK PIJAT IBU NIFAS OLEH PARAJI DI DESA ...

c. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu hari ke-29 sampai dengan

hari ke-42 setelah persalinan.

1. Asuhan yang diberikan sama dengan kunjungan kedua

2. Memberikan konseling tentang KB secara dini. (Dewi et al.,

2015)