Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui...

268
GAMBARAN PENATALAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KASUS SYNDROM DISPEPSIA MELALUI PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA ( HERBAL) RIMPANG KUNYIT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAJENANG I KABUPATEN CILACAP TAHUN 2005 SKRIPSI Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana Pada Jurusan Ilmu Keperawatan STIK YPT Bina Putera Banjar EKO HARTONO NPM. 4102010032

description

keperawatan

Transcript of Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui...

Page 1: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

GAMBARAN PENATALAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA PADA KASUS SYNDROM DISPEPSIA MELALUI

PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA ( HERBAL) RIMPANG

KUNYIT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAJENANG I

KABUPATEN CILACAP TAHUN 2005

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana

Pada Jurusan Ilmu Keperawatan

STIK YPT Bina Putera Banjar

EKO HARTONO

NPM. 4102010032

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YPT BINA PUTERA

BANJAR

2005

Page 2: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tanaman obat keluarga ( herbal) adalah tumbuhan yang biasa ditanam,

diolah dan digunakan oleh keluarga sebagai obat, dan khasiatnya dalam

mengurangi/ mengobati keluhan penyakit telah diketahui lewat penelitian atau

secara turun temurun dari nenek moyang. Salah satu tanaman obat keluarga

yang sering digunakan untuk mengurangi keluhan penyakit saluran

pencernaan khususnya syndrom dispepsia adalah rimpang kunyit ( Thomas,

1989).

Rimpang kunyit berasal yang dari suku temu-temuan, rimpang kunyit

merupakan akar kunyit yang berbentuk bulat panjang dan membentuk cabang

akar berupa batang yang berada didalam tanah, terdiri dari rimpang induk dan

cabang rimpang, dimana khasiatnya dalam mengurangi/ mengobati keluhan

penyakit saluran pencernaan telah diketahui secara turun temurun dari nenek

moyang dan telah diketahui khasiatnya lewat penelitian ( Winarto, 2003).

Pentingnya pemanfaatan tanaman obat keluarga ditempat pelayanan

kesehatan formal ( Puskesmas) dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

termuat dalam SKN pada Bab VII. Yang mengungkapkan bahwa

“Pengembangan dan peningkatan tanaman obat keluarga ( obat tradisional)

ditujukan agar diperoleh tanaman obat keluarga yang bermutu tinggi, aman,

Page 3: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

memiliki khasiat yang nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan

secara luas, baik untuk pengobatan sendiri oleh masyarakat maupun

digunakan dalam pelayanan kesehatan formal”.

Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang

mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang

melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan

terpadu untuk masyarakat yang tinggal diwilayah kerja tertentu ( Muninjaya,

1999).

Puskesmas dalam mengembangkan misinya tidak akan lepas dari

masyarakat dan keluarga. Masyarakat menurut Linton adalah setiap kelompok

manusia yang telah lama hidup bekerjasama sehingga dapat

mengorganisasikan diri dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan

sosial dengan batas-batas tertentu. Sedangkan keluarga adalah unit terkecil

dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang

berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan

saling ketergantungan ( Depkes, 1988).

Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, harus mampu

menyelesaikan tugas-tugasnya dalam mengoptimalisasi fungsi-fungsi

keluarga. Adapun tugas keluarga menurut Freeman diantaranya mengenal

gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga, mengambil

keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat, memberikan perawatan

kepada anggota keluarga yang sakit yang tidak dapat membantu diri karena

Page 4: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

cacat atau usianya terlalu muda, mempertahankan suasana dirumah yang

menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota

keluarga, mempertahankan hubungan timbal balik antar keluarga dan

lembaga-lembaga kesehatan ( Bachtiar, 2005).

Perawat dalam mengoptimalkan tugas keluarga tersebut dapat

memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada, salah satunya yaitu tanaman

obat keluarga rimpang kuyit yang biasa digunakan keluarga dalam

memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang mengalami

gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia, pada penatalaksanaan asuhan

keperawatan keluarga ( penulis).

Menurut penelitian pada percobaan klinis efek rimpang kunyit pada

syndrom dispepsia dilakukan terhadap 10 pasien, obat diberikan secara oral

dalam bentuk kapsul dengan dosis 500 mg diminum empat kali sehari

setengah sampai satu jam sebelum makan dan sebelum tidur. Syndrom

dispepsia tersembuhkan pada 5 pasien dalam 4 minggu dan 5 pasien dalam 4-

12 minggu. Pada studi kasus lain setelah 12 minggu pengobatan pada sakit

perut akibat tukak lambung, 88% pasien memperlihatkan perbaikan dan satu

kasus tersembuhkan ( Lucie Widowati, 1999).

Menurut literature Kurkuminoid yang terkandung dalam rimpang

kunyit mempunyai khasiat sebagai anti oksidan sehingga mampu melindungi

sel-sel hati dari pengaruh zat-zat toksik, menurunkan kadar kolesterol total,

dan antibakteri terhadap Escherichia coli maupun Pseudomonas aeruginosa

Page 5: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

sehingga mampu mengurangi rasa nyeri pada gangguan sistem pencernaan.

Sedangkan minyak astirinya dapat meningkatkan nafsu makandan dapat

mengurangi penumpukan gas dalam lambung ( Djoko Hargono, 2002).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti diwilayah kerja

Puskesmas Majenang I, kebanyakan pasien yang menderita syndrom dispepsia

sebelum masuk kepelayanan kesehatan mereka biasa menggunakan ramuan

tanaman obat keluarga ( ramuan obat tradisional), dan salah satu tanaman obat

keluarga tersebut adalah rimpang kunyit.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien yang datang kesalah satu

Balai Pengobatan diwilayah kerja Puskesmas Majenang I pada bulan Januari,

dari empat pasien dengan kasus syndrom dispepsia yang biasa menggunakan

tanaman obat keluarga ( herbal) rimpang kunyit yang belum memahami aturan

minum, penyakit yang mereka derita bukan malah bertambah baik malah

semakin parah. Sedangkan menurut penelitian dan literature, tanaman obat

keluarga ( herbal) rimpang kunyit mampu mengurangi bahkan menyembuhkan

penyakit syndrom dispepsia.

Berdasarkan data Sistem Pelaporan Terpadu Puskesmas ( SPTP) yang

dikutip dari data profil Kabupaten Cilacap tahun 2003 angka kejadian

kesakitan di Kabupaten Cilacap yang diperoleh dari 35 Puskesmas diketahui

bahwa secara keseluruhan berjumlah 455.846 kasus, kasus gangguan sistem

pencernaan masuk dalam 10 besar angka kejadian kesakitan untuk tingkat

Kabupaten Cilacap, dengan prosentase 5,56 % ( 25.351 kasus).

Page 6: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Dari hasil pengamatan peneliti di Puskesmas dari sekian banyak kasus

gangguan sistem pencernaan, kebanyakan pasien datang dengan keluhan nyeri

ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa

yang bisa akut atau kronik, keluhan tersebut sesuai dengan pengertian

syndrom dispepsia menurut Djojoningrat ( 2001).

Data angka kejadian penyakit di Puskesmas Majenang I dari bulan

Oktober 2004 sampai Desember 2004, menunjukan bahwa pasien yang

mempunyai keluhan tersebut diatas masuk dalam 5 besar data penyakit

terbanyak, yang berjumlah 327 kasus atau 6,85 % dari 4772 kasus dan yang

paling banyak pada usia 15-44 tahun dengan jumlah 174 kasus.

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk memanfaatkan tanaman

obat keluarga ( herbal) rimpang kunyit dalam penatalaksanaan asuhan

keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia di wilayah kerja

Puskesmas Majenang I.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran

penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia

melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga ( herbal) rimpang kunyit di

wilayah kerja Puskesmas Majenang I”.

Page 7: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

C. Tujuan Penelitian

Melihat gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada

kasus syndrom dispepsia melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga ( herbal)

rimpang kunyit di wilayah kerja Puskesmas Majenang I.

D. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

a. Sebagai bahan pembelajaran dalam penatalaksanaan asuhan

keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia dan mampu

memanfaatkan sumberdaya keluarga yang ada yaitu tanaman obat

keluarga ( herbal) rimpang kunyit.

b. Meningkatkan sumberdaya peneliti dalam penatalaksanaan asuhan

keperawatan keluarga.

2. Profesi keperawatan

a. Menambah kekayaan ilmu keperawatan khususnya ilmu keperawatan

keluarga.

b. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perawat keluarga

dalam melakukan penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga agar

dapat memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada.

3. Institusi pendidikan

a. Sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang pengaruh

pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang kunyit dalam

Page 8: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom

dispepsia.

4. Institusi pelayanan kesehatan

a. Mendapatkan gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga

pada kasus syndrom dispepsia dengan memanfaatkan tanaman obat

keluarga rimpang kunyit di wilayah kerja Puskesmas Majenang I.

Page 9: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas)

Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan

terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan

pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan

kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang

tinggal diwilayah kerja tertentu ( Muninjaya, 1999).

Misi Puskesmas sebagai pusat pengembangan pelayanan

kesehatan masyarakat ( Centre for health development), dilakukan

melalui berbagai upaya diantaranya meluaskan jangkauan pelayanan

kesehatan, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, pengadaan

peralatan dan obat-obatan yang disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat, sistem rujukan, dan peningkatan peran serta

masyarakat ( Muninjaya, 1999).

Peningkatan peran serta masyarakat sebagai salah satu upaya

Puskesmas untuk mewujudkan misinya, dapat dilakukan dengan cara

memandirikan masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan.

Memandirikan masyarakat melalui perawatan kesehatan masyarakat

( perkesmas) dan memandirikan keluarga melalui penatalaksanaan

asuhan keperawatan keluarga. Sebab dalam asuhan keperawatan

Page 10: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

keluarga, keluarga dituntut mandiri melalui peningkatan

kemampuan pelaksanaan tugas-tugas kesehatan ( Penulis).

Berdasarkan misi tersebut Puskesmas bertanggungjawab

melaksanakan pelayanan kesehatan secara menyeluruh (

comprehensive health care service) yang meliputi aspek promotive,

preventive, curative dan rehabilitative, prioritas pelayanan puskesmas

diarahkan pada bentuk pelayanan kesehatan dasar ( basic health care

services) yaitu promotive dan preventive. Comprehensive health care

service meliputi 12 program pokok yaitu kesehatan ibu dan anak,

keluarga berencana, pemberantasan penyakit menular, peningkatan

gizi, kesehatan lingkungan, pengobatan, penyuluhan kesehatan

masyarakat, laboratorium, kesehatan sekolah, perawatan kesehatan

masyarakat ( Perkesmas), kesehatan jiwa dan kesehatan gigi

( Muninjaya, 1999).

Kegiatan program pokok Puskesmas dikembangkan

berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar yang

dianjurkan oleh WHO yaitu “basic seven”. Basic seven tersebut terdiri

dari MCHC ( Maternal and child health care), MC ( Medical care), ES

( environmental sanitation), HE ( Health Education), Simple

Laboratory, CDC ( Communicable Disease Control) dan simple statistic

( Muninjaya, 1999).

Page 11: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Perkesmas sebagai salah satu program pokok Puskesmas

memiliki tiga tujuan yaitu memberikan pelayanan perawatan secara

menyeluruh (comprehensive health care) kepada pasien/ keluarga

dirumahnya dengan mengikutsertakan seluruh anggota keluarga,

membantu keluarga/ masyarakat mengenal sedini mungkin masalah

kesehatan dan mengenal kebutuhan kesehatannya sendiri serta cara-

cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas

kemampuan mereka, dan menunjang program kesehatan lainnya

dalam usaha pencegahan penyakit, peningkatan dan pemulihan

kesehatan individu dan keluarganya ( Muninjaya, 1999).

Penulis dalam penelitian ini akan berusaha menerapkan ketiga

tujuan perkesmas tersebut dengan melakukan pelayanan perawatan

dirumah pasien, mengikutsertakan keluarga, membantu keluarga

mengenal kebutuhan kesehatannya sendiri, membantu keluarga

mengenal cara penangulangan masalah kesehatan yang disesuaikan

dengan batas-batas kemampuan mereka dan menunjang program

kesehatan lainnya dalam usaha pemulihan kesehatan individu melalui

penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom

dispepsia melalui pemanfaatan herbal rimpang kunyit diwilayah

kerja Puskesmas Majenang I.

Sekilas tentang Puskesmas Majenang I, Puskesmas Majenang

I berdiri tahun 1996 yang beralamat di Jl. Raya Cilopadang No. 49

Page 12: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Majenang , Cilacap, Jawa Tengah. Puskesmas Majenang I memiliki 4

Puskesmas pembantu dan 2 polindes dengan luas wilayah 7695,6 km²

yang terdiri dari 11 desa diantaranya desa Mulyasari, Padangsari,

Mulyadadi, Jenang, Sindangsari, Pahonjean, Cilopadang, Padang

Jaya, Bener, Ujung Barang dan Boja. Jumlah Kepala kelaurga

diwilayah Puskesmas Majenang I sebanyak 20.593 kepala keluarga

dengan penduduk 89.669 jiwa dan rata-rata jiwa per kepala

keluarga 4,35 jiwa dengan kepadatan penduduk 1165 penduduk/km².

2. Keluarga

a. Pengertian

Pendapat para ahli tentang pengertian keluarga yang

dikutip dari materi kuliah keperawatan keluarga ( Rahayu, 2004),

diantaranya:

1). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri

atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan

tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan

saling ketergantungan ( Depkes, 1988).

2). Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang

mempunyai hubungan darah baik sama atau tidak, terlibat

dalam kehidupan yang terus menerus, tinggal dalam suatu

Page 13: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban

antara satu orang dengan orang lainnya ( Johnson`s,1992).

3). Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang

mempunyai kebersamaan seperti pertalian darah atau ikatan

keluarga, emosional, memberikan asuhan/ perhatian, tujuan,

orientasi, kepentingan dan memberikan asuhan untuk

berkembang ( Bentler, 1989).

Kesimpulan penulis dari tiga pengertian keluarga diatas

adalah unit terkecil dari masyarakat yang tinggal bersama disuatu

tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling

ketergantungan, mempunyai ikatan emosional dan satu orang

dengan orang lainnya mempunyai kewajiban saling memberi

perhatian/ asuhan untuk berkembang.

b. Ciri-ciri keluarga

Ciri-ciri keluarga menurut Rahayu ( 2004) yaitu diikat

dalam suatu tali perkawinan, ada hubungan darah, ada ikatan

batin, ada tanggungjawab masing-masing anggotanya, ada

pengambil keputusan, ada kerjasama diantara anggota keluarga,

ada komunikasi interaksi antar anggota keluarga dan tinggal

dalam suatu rumah.

c. Tipe keluarga ( Rahayu, 2004)

1). Keluarga tradisional

Page 14: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

a). Nuclear family ( keluarga inti) adalah keluarga yang terdiri

dari ayah, ibu dan anak-anak.

b). The dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami,

istri dan tanpa anak yang hidup bersama dalam satu

rumah.

c). The childless family adalah keluarga tanpa anak karena

terlambat menikah.

d). Composite family adalah keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama.

e). Single parent family adalah keluarga duda/ janda.

f). Ekstended family ( keluarga besar).

g). Keluarga usila.

2). Keluarga non tradisional

a). Blended family adalah keluarga yang terbentuk oleh orang

tua yang membawa anak yang bukan dari hasil

perkawinan yang pertama tetapi dari hasil perkawinan

berikutnya.

b). The umarried teenage mother adalah keluarga yang terdiri

dari ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

c). The single adult living alone adalah keluarga yang terdiri

dari orang dewasa yang hidup sendiri.

Page 15: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

d). The stepparent family adalah keluarga dengan orang tua

tiri.

e). Commune family adalah beberapa pasangan keluarga yang

hidup bersama dalam suatu rumah, sumber dan fasilitas

yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan

melalui aktifitas kelompok.

f). The nonmarital heterosexual cohabiting family adalah

keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan

tanpa melalui pernikahan.

g). Gay and lesbian families adalah seseorang yang mempunyai

persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan

menikah.

h). Cohabitation family adalah dua orang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

d. Struktur keluarga ( Rahayu, 2004)

1). Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan

itu disusun melalui jalur garis ayah.

2). Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan

itu disusun melalui jalur garis ibu.

Page 16: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

3). Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah istri.

4). Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah suami.

e. Siklus keluarga ( Bachtiar, 2005)

Siklus keluarga menurut Duvall (1977) adalah sebagai

berikut:

1). Tahap I : Pasangan yang baru menikah

2). Tahap II : Dimulai dengan kelahiran anak pertama sampai

umur 30 bulan

3). Tahap III : Keluarga dengan anak pertama usia prasekolah

(30 bln – 6 tahun)

4). Tahap IV : Keluarga dengan anak pertama usia sekolah (6 -

13 tahun)

5). Tahap V : Keluarga dengan anak pertama usia remaja (13-

20 tahun).

6). Tahap VI : Keluarga dengan anak pertama usia dewasa

muda (anak pertama meninggalkan rumah untuk

membina keluarga baru sampai anak terakhir).

7). Tahap VII : Orang tua dengan usia pertengahan (mulai anak

terakhir meninggalkan rumah).

Page 17: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

8). Tahap VIII: Keluarga usia tua yaitu salah satu atau keduanya

pensiun, salah satu meninggal dan pada akhirnya

keduanya meninggal.

f. Tugas pekembangan keluarga ( Bachtiar, 2005)

1). Tahap I : Menciptakan/ membina hubungan yang harmonis

dan saling menguntungkan.

2). Tahap II : Adaptasi menjadi orang tua, memenuhi

kebutuhan-kebutuhan anak/ bayi.

3). Tahap III : Mengasuh anak, menyesuaikan/ menyediakan

kebutuhan-kebutuhan anak usia pra sekolah,

persiapan kelahiran anak berikutnya.

4). Tahap IV : Salah satu tugas orang tua pada tahap ini

sosialisasi anak dan mendorong anak mencapai

prestasi sekolah dan membina hubungan

perkawinan yang harmonis.

5). Tahap V : Menjaga keseimbangan tanggung jawab dari

kebebasan bagi remaja. Pada tahap ini sering

terjadi konflik antara orang tua dengan remaja.

6). Tahap VI : Melepaskan anak untuk membina perkawinan.

7). Tahap VII : Menjalin kembali hubungan perkawinan,

membina hubungan dengan generasi baru.

Page 18: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

8). Tahap VIII: Penyesuaian terhadap pensiun atau pasangan

meninggal dunia.

g. Tugas keluarga

Ada lima tugas keluarga menurut freeman agar dapat

dikatakan sanggup mengatasi dengan baik masalah-masalah

kesehatan diantaranya:

1) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.

2) Keluarga mampu mengambil keputusan dalam mengatasi

masalah kesehatan.

3) Keluarga mampu memberikan perawatan kepada anggota

keluarga yang sakit, cacat atau usianya terlalu muda.

4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang

menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian

anggota keluarga.

5) Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan dalam

menjaga kesehatannya.

Ada delapan tugas pokok keluarga agar dianggap sebagai

keluarga sejahtera, yaitu:

1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing-masing.

Page 19: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

4) Sosialisasi antar anggota keluarga.

5) Pegaturan jumlah anggota keluarga.

6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

7) Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih

luas.

8) Membangkitkan dorongan dan semangat anggota keluarga.

h. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga merupakan salah satu data yang akan

dikaji dalam penelitian ini, yaitu:

1) Fungsi keluarga menurut WHO adalah fungsi biologis, fungsi

psikologis, fungsi sosialisasi, fungsi ekonomi dan fungsi

pendidikan.

2) Fungsi keluarga dalam PP No. 21 tahun 1994 adalah Fungsi

keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi

melindungi, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi, fungsi

pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan.

3) Fungsi keluarga menurut Friedman ( 1998) adalah fungsi

afektif, fungsi sosial dan sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi

ekonomi dan fungsi perawatan keluarga.

Page 20: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

i. Masalah kesehatan keluarga

Tiga kelompok masalah kesehatan keluarga menurut

freeman:

1). Kondisi yang mengancam kesehatan ( health threats).

2). Kondisi sakit, tidak/ kurang sehat.

3). Kondisi krisis ( stress).

j. Klasifikasi keluarga sejahtera ( Bachtiar, 2005)

1). Keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang tidak memenuhi

syarat sebagai keluarga sejahtera I.

2). Keluarga sejahtera I

a) Makan dua kali sehari atau lebih.

b) Pakaian berbeda untuk dirumah, sekolah/ kerja,

bepergian.

c) Bagian terluas dari rumah, lantai bukan dari tanah.

d) Bila ada anggota keluarga ada yang sakit, berobat ke

sarana pelayanan kesehatan atau petugas kesehatan.

3). Keluarga sejahtera II

a) Minimal seminggu sekali menyajikan telur/ daging/ ikan/

lauk.

b) Seluruh anggota keluarga minimal memperoleh 1 stel

pakaian baru.

c) Luas lantai rumah minimal 8 m².

Page 21: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

d) Seluruh anggota keluarga yang berumur < 60 tahun dapat

membaca dan menulis latin.

e) Seluruh anak usia 6-12 tahun bersekolah.

f) Minimal satu anggota keluarga yang berumur 15 tahun

keatas mempunyai pekerjaan tetap.

g) Seluruh anggota keluarga sehat sehingga mampu

melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.

h) Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur

menurut agama yang dianutnya.

4). Keluarga sejahtera III

a) Anak hidup maksimal dua orang atau lebih, keluarga

termasuk golongan PUS, memakai kontrasepsi.

b) Mempunyai tabungan.

c) Makan bersama minimal satu kali sehari.

d) Ikut kegiatan masyarakat dimana berada.

e) Rekreasi bersama diluar rumah minimal 3 bulan sekali.

f) Menerima informasi dari radio, surat kabar/ majalah.

g) Mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai

dengan kondisi daerah setempat.

h) Ada upaya keluarga untuk meningkatkan pengetahuan

agama.

5). Keluarga sejahtera III plus

Page 22: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

a) Memenuhi syarat KS 1,2,3.

b) Secara teratur memberikan sumbangan materi untuk

kegiatan sosial atau kemasyarakatan.

c) Aktif menjadi pengurus yayasan atau institusi masyarakat

lainnya.

3. Asuhan keperawatan keluarga

Keperawatan keluarga adalah salah satu area spesialisasi

didalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target

pelayanan dan praktek keperawatan keluarga adalah pemberian

pelayanan/ asuhan keperawatan dengan menggunakan proses

keperawatan kepada keluarga dan anggota keluarga dalam situasi

sehat atau sakit ( Bachtiar, 2005).

Asuhan keperawatan keluarga adalah proses yang kompleks

dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama

dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga ( Bachtiar,

2005).

Wewenang dan perhatian utama perawat dalam melakukan

asuhan keperawatan keluarga yaitu mengembangkan kemampuan

keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga dengan

mengembangkan/ memperkuat kemampuan keluarga dalam

mengatasi masalah-masalah kesehatannya dan melaksanakan

pemeliharaan kesehatannya sendiri ( Bachtiar, 2005).

Page 23: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Hal ini sesuai dengan tugas pokok perawat menurut Kep.

MenPan No. 94 th. 2001 adalah memberikan pelayanan keperawatan

berupa asuhan keperawatan/ kesehatan individu, keluarga, kelompok,

masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan serta

pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian

dibidang keperawatan/ kesehatan.

Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga

melalui beberapa tahapan proses keperawatan, diantaranya:

a. Pengkajian keluarga

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat

mengambil secara terus menerus data dari keluarga atau anggota

keluarga yang dibinanya. Data yang diambil pada pengkajian

keluarga meliputi data demografi dan sosio kultural, data

lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stress dan strategi

koping yang digunakan keluarga dan perkembangan keluarga.

Sedangkan data yang diambil pada pengkajian individu sebagai

anggota keluarga meliputi pengkajian fisik, mental, emosi dan

spiritual.

Sumber data pada tahap pengkajian menggunakan metode

wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik

dari anggota keluarga yang sakit dan data sekunder.

Page 24: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Data yang diambil pada tahap pengkajian seperti pada

tabel berikut ini:

Tabel 2.1.Format pengkajian asuhan keperawatan keluarga

Puskesmas : … Kecamatan : … No. Register : … Tanggal : …Nama Kepala Keluarga : …………….. Alamat : ………………………

NoNama

AnggotaKeluarga

HubunganDengan

Kepala KeluargaL/P

Umur

Pendi-dikan

Peker-jaan

agamaKeadaan kesehatan

Ket

Genogram keluarga1. Tipe keluarga :2. Tahap perkembangan keluarga :3. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Biologis

KeluargaPsikologis Keluarga

Sosial Ekonomi Keluarga

Lingkungan Rumah

4. Keadaan kese-hatan

5. Kebersihan ke-luarga

6. Penyakit yang sering diderita

7. Penyakit kronis/ menular8. Kecacatan ang-

gota keluarga8. Kecacatan ang-

gota keluarga9. Pola makan10. Pola istirahat11. Reproduksi/ akseptor kb

12. Keadaan emosi

13. Koping keluarga

14. Kebiasa-an buruk

15. Reaksi16. Pola ko-

munkasi keluarga

17. Pengam-bilan ke-putusan

18. Peran informal

19. Hubungan deng-an orang lain

20. Kegiatan organi-sasi sosial

21. Kegiatan ekono-mi

26. Kebersihan dan kerapihan

27. Penerangan28. Ventilasi29. Jamban30. Sumber air minum31. Pemanfaatan

halaman32. Pembuangan air

kotor33. Pembuangan

sampah34. Sumber pencemaran

Spiritual Keluarga22. Ketaatan beriba-

dah23. Keyakinan ten-

tang kesehatan24. Nilai dan norma25. Adat yang mem-

pengaruhi kese-hatan Fungsi

KeluargaHarapan Keluarga

Pemeriksaan Fisik

Individu

Catatan Tambahan 35. Fungsi afektif36. Fungsi sosialisasi36. Fungsi perawatan

kesehatan

Page 25: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Analisa Data

Setelah mendapatkan data yang cukup bermakna, data tersebut

dikelompokan menjadi data obyektif dan subyektif sehingga

menghasilkan rumusan masalah kesehatan pada keluarga. Masalah

kesehatan ada yang bersifat aktual, resiko, dan wellness ( hanya perlu

peningkatan atau mempertahankan yang sudah baik).

Tabel 2.2Format analisa data

No. Data pada Keluarga Masalah Kesehatan/ Dx

Data Obyektif

Data Subjektif

Actual

Resiko

Wellness

Perumusan Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dalam penelitian

ini yaitu gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada

keluarga Tn. X ( Ny. Y) berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia.

b. Tahap Perencanaan

Page 26: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Perencanaan disusun dengan menetapkan tujuan,

identifikasi sumber daya keluarga dan menyeleksi intervensi

keperawatan, formatnya terdiri dari:

Tabel 2.3Format rencana asuhan keperawatan keluarga

Identitas keluarga : …

NoDiagnosa kepera-watan

Tujuan EvaluasiInter-vensiUmum Khusus Kriteria Standar

Mengurangi keluhan syndrom dispepsia

Memenuhi lima tugas keluarga dalam mengatasi kasus syndrom dispepsia

Peryataan hasil yang diharapkan

Pernyataan sesuai dengan teori yang berkaitan dengan tujuan khusus

c. Tahap Pelaksanaan Dan Evaluasi

Pelaksanaan merupakan aplikasi perencanaan yang telah

disusun dengan memobilisai sumber-sumber daya yang ada di

keluarga, masyarakat dan pemerintah. Evaluasi merupakan penilaian

terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Implementasi dan evaluasi

dirancang dalam satu format yang terdiri dari:

Tabel 2.4Implementasi Dan Catatan Perkembangan Keperawatan Keluarga

Identitas keluarga : …

WAKTU No. DK IMPLEMETASI EVALUASI

Page 27: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

S: Data subjektif

O: Data objektif

A: Analisa data

P : Perencanaan lanjutan

4. Syndrom dispepsia

a. Pengertian

Menurut Arif Mansjoer ( 2000) syndrom dispepsia merupakan

kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/ sakit

diperut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan.

Pengertian dispepsia terbagi dua yaitu dispepsia organic ( bila telah

diketahui kelainan organik sebagai penyebabnya) dan dispepsia

nonorganik atau dispepsia fungsional atau dispepsia nonulkus ( bila

tidak jelas penyebabnya).

Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual,

kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa.

( Dharmika Djojoningrat, 2001).

b. Etiologi

1). Gangguan pada lumen saluran cerna:

tukak peptik, tumor, gastritis.

Page 28: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

2). Obat-obatan: anti-inflamasi nonsteroid,

antibiotic, digitalis, teofilin.

3). Penyakit pada hati, pankreas dan

saluran empedu.

4). Penyakit sistemik: diabetes militus,

penyakit tiroid, penyakit jantung koroner.

5). Fungsional: dispepsia fungsional atau

dispepsia non-ulkus.

c. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis dibagi tiga yaitu:

1). Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus dengan gejala nyeri

epigsatrium terlokalisasi, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar,

nyeri episodic.

2). Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas, dengan gejala mudah

kenyang, perut cepat terasa penuh saat makan, mual, muntah,

upper abdominal bloating, rasa tak nyaman bertambah saat makan.

3). Dispepsia nonspesifik ( tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas).

Page 29: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Sedangkan pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu

tiga bulan.

d. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan radiology yaitu, OMD dengan kontras ganda,

serologi helicobacter pylory dan Endoskopi. Pemeriksaan yang dapat

dilakukan dengan endoskopi adalah CLO ( rapid urea test), patologi

anatomi, MO ( kultur mikroorganisme) jaringan, PCR ( polimerase

chain reaction).

5. Tanaman obat keluarga

Tanaman obat keluarga ( herbal) adalah segala macam tumbuhan

yang dapat digunakan dalam mengurangi/ mengobati keluhan penyakit

yang tumbuh disekitar kita dan biasa ditanam, diolah dan digunakan oleh

keluarga sebagai obat serta telah diketahui khasiatnya lewat penelitian atau

secara turun temurun dari nenek moyang.

Ada banyak sekali tanaman obat keluarga yang tumbuh subur di

Indonesia dan salah satunya yang berasal dari suku temu-temuan adalah

rimpang kunyit.

6. Rimpang kunyit

a. Pengertian

Rimpang kunyit adalah akar kunyit yang berbentuk bulat

panjang, membentuk cabang akar berupa batang yang berada

didalam tanah yang terdiri dari rimpang induk dan cabang

Page 30: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

rimpang/ tunas. Rimpang kunyit muda memiliki tebal rata-rata

1,61 cm sedangkan yang baik digunakan sebagai obat adalah

rimpang kunyit tua yang memiliki tebal rata-rata 4,06 cm dan

panjang 22,5 cm ( Winarto, 2003).

Rimpang kunyit tumbuh dari umbi utama yang berbentuk

bulat panjang, pendek, tebal, lurus, dan melengkung. Warna kulit

rimpang jingga kecoklatan atau berwarna terang agak kuning

sampai kuning kehitaman, dagingnya berwarna jingga

kekuningan dilengkapi dengan bau khas yang rasanya agak pahit

dan pedas ( Winarto, 2003).

b. Taksonomi Tumbuhan

Tanaman yang termasuk dalam suku temu-temuan

( Zingiberaceae) terdiri dari 45 genus dan kurang lebih 500

species, rimpang kunyit ( curcuma longa L.) merupakan salah satu

dari suku temu-temuan tersebut dan curcuma berasal dari bahasa

Arab (kurkum) yang berarti kuning. ( Wiranto, 2003).

Menurut Rukmana ( 1995), taksonomi tumbuhan kunyit

dikelompokan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae ( tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji)

Sub divisi : Angiospermae ( berbiji tertutup)

Kelas : Monocotyledonae ( berbiji berkeping satu)

Page 31: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Orde : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma domestica Valet

c. Kandungan rimpang kunyit

Tabel 2.5Kandungan zat kimia pada rimpang kunyit

Kandungan zat

(dari bobot kering)

KP Cimanggu

Bogor

(240 m dpl)

KP Manoko

Lembang

(1200 m dpl)

Kadar minyak astiri

(%)

Kadar pati (%)

Kadar serat(%)

Kadar abu(%)

Indeks bias

Bobot jenis

Warna minyak(%)

1,8100

55,0300

3,4400

6,4700

1,5030

0,9300

Kuning

1,4600

47,8100

2,8700

7,5200

1,5086

0,9465

Kuning

Rukmana (1995)

Komponen zat warna atau pigmen pada rimpang kunyit

yang utama adalah curcumin yakni sebanyak 2,5 – 6 % yang

memberi warna kuning pada kunyit dan memberi karakter

kepedasan yang lembut, zat warna lain yang terkandung yaitu

Page 32: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

monodesmetoksicurcumin dan biodesmetoksicurcumin

( Winarto,2003).

Besarnya kandungan kurkumin tiap kunyit berbeda,

menurut analisis spektrofotometer yaitu kunyit varietas alleppey

( 6,5 %), kunyit varietas modros ( 3.5%), Kunyit jawa ( 0,63 –

0,75%), selengkapnya kandungan kurkumin dan senyawa lain

yang tekandung dalam 100 gr rimpang kunyit seperti tabel

dibawah ini:

Tabel 2.6Kandungan zat kimia dalam rimpang kunyit

Per 100 gr bahan yang dapat dimakan

No Nama komponen Komposisi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Air

Kalori

Karbohidrat

Protein

Lemak

Serat

Abu

Kalsium

Fosfor

Besi

Vitamin A

11,4 g

1480 kal

64,9 g

7,8 g

9,9 g

6,7 g

6,0 g

0,182 g

0,268 g

41 g

-

Page 33: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

12

13

14

15

Vitamin B

Vitamin C

Minyak astiri

Kurkumin

5 mg

26 mg

3 %

3 %

Sumber : Farell ( 1990) serta natarajan dan Lewis ( 1980) dalam

sejati, N.I.P., 2002

d. Khasiat kunyit sebagai tanaman obat keluarga ( herbal)

Tabel 2.7Efek farmakologis zat aktif yang terkandung dalam rimpang

kunyit.

No Nama zat aktif Efek farmakologis

1

2

3

4

5

6

Caffeic acid

L-a dan L-b

curcumae

Guanicol

Protochatechuic acid

Ukanon A,B,C, dan D

Zingiberene

Merangsang semangat, penyegar,

mengurangi rasa lelah, anti radang,

anti kejang, dan antioksidan.

Penyegar

Menurunkan kepekaan saraf peraba

dan menekan batuk

Merangsang daya tahan tubuh

Memerangsang daya tahan,

stamina, kekebalan tubuh.

Feramon ( Zat pengharum obat/

makanan)

Sumber : Karyasari, 2000

Page 34: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Kandungan kurkuminoid terdiri atas senyawa curcumin

dan keturunanya, yang mempunyai aktivitas biologis berspektrum

luas, diantaranya antibakteri, antioksidan, dan antihepatotoksik.

Curcumin diduga merupakan penyebab berkhasiatnya rimpang

kunyit sebagai obat-obatan ( Rukmana, 95).

Kunyit menahan sekresi getah lambung, sebagai anti

oksidan yaitu mampu melindungi kerusakan sel-sel, mampu

mengurangi rasa nyeri pada ganguan pencernaan, antibakteri

terhadap Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa, mampu

meningkatkan nafsu makan, mengurangi penumpukan gas dalam

lambung, dan melindungi sel-sel hati dari pengaruh zat-zat toksik.

( Hargono, 2002).

Menurut lucie ( 1999) sifat-sifat kunyit yang dapat

menyembuhkan luka pada saluran pencernaan sudah dilaporkan

sejak tahun 1953, selain itu minyak atsiri yang terdapat pada

kunyit mempunyai khasiat antiinflamasi yang sebanding dengan

hydrokortison asetat, dan khasiat Ekstrak air rimpang kunyit 40

mg/ kg BB sama dengan indomentasin 5 mg/ kg BB.

e. Penelitian rimpang kunyit

Menurut lucie ( 1999) pemberian ekstrak air atau ekstrak

etanol rimpang kunyit secara oral pada kelinci secara nyata

menurunkan sekresi asam lambung dan meningkatkan produksi

Page 35: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

mukus pada mukosa lambung. Jus kunyit dengan dosis 165 mg/ kg

BB dan bubuk kunyit dengan dosis 10 mg/ kg BB memperlihatkan

aktivitas antiulcer yang diakibatkan oleh pemberian dosis tinggi

HCL, aspirin, penilbutazon pada tikus.

Masih dalam artikel yang sama lucie mengemukakan

bahwa percobaan klinis efek rimpang kunyit pada syndrom

dispepsia dilakukan terhadap 10 pasien, obat diberikan secara

oral dalam bentuk kapsul dengan dosis 500 mg diminum empat

kali sehari setengah sampai satu jam sebelum makan dan sebelum

tidur, syndrom dispepsia sepenuhnya tersembuhkan pada 5 pasien

dalam jangka waktu 4 minggu dan 5 pasien lagi dalam jangka

waktu 4-12 minggu. Pada studi kasus lain setelah 12 minggu

pengobatan pada sakit perut akibat tukak lambung, 88% pasien

memperlihatkan perbaikan dan satu kasus tersembuhkan ( Lucie

Widowati, 1999).

f. Cara pemberian kunyit

Cara pengolahan kunyit menjadi serbuk kunyit yaitu cuci

kunyit, kupas dan iris tipis-tipis antara 0,75-0,85 mm lalu

keringkan hingga tebalnya 0,65 mm. Pengeringan secara

tradisional dengan cara dijemur dibawah sinar matahari dengan

ketebalan hamparan 2-5 cm dan penjemuran antara 3-8 hari,

dianjurkan menggunakan alas kain hitam kalau ada ( bisa

Page 36: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

menyerap sinar matahari) sehingga pengeringan lebih cepat.

Untuk menjadikannya menjadi serbuk dihancurkan dengan mesin

penghancur atau ditumbuk lalu disaring ( Winarto, 2003).

Hargono ( 2002) mengatakan dalam artikelnya dimajalah

intisari, serbuk rimpang kunyit 1,5 - 3 gr direbus dalam 150 ml air

selama 15 menit, setelah keluar uap disaring dan ditambah air

masak hingga volumenya 150 ml, dan untuk memperbaiki rasa

tambahkan 1 sendok makan gula pasir atau madu, diminum tiga

kali sehari 1/ 3 bagian ( 50 ml sebelum makan).

Bila digunakan dalam bentuk kapsul, 500 mg bubuk kunyit

per kapsul, diberikan secara oral empat kali sehari dengan dosis

10 mg/ kg BB, diminum setengah sampai satu jam sebelum makan

dan sebelum tidur ( Lucie Widowati, 1999)

B. Kerangka Konsep

Keterangan:

Masalah Kesehatan Keluarga:

Keluarga Dengan Kondisi Sakit/ Adanya Kasus Syndrom Dispepsia Pada Individu Sebagai Anggota Keluarga.

Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga

Sumber Daya Keluarga

( SDK) :

Tanaman Obat Keluarga Rimpang Kunyit

Sumber Daya Petugas

( SDP)

Masalah Teratasi

Seluruhnya

Masalah Teratasi Sebagian

Masalah Belum Teratasi

Page 37: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

: Diteliti

: Tidak diteliti

C. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga

pada kasus syndrom dispepsia dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga

rimpang kunyit di wilayah kerja Puskesmas Majenang I?

D. Definisi operasional

1. Penatalaksanaan

Adalah tindakan yang diberikan pada sesuatu dengan mengunakan

suatu teknik/ cara dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini yaitu

tindakan asuhan keperawatan keluarga yang diberikan kepada keluarga,

menggunakan format asuhan keperawatan keluarga yang terdiri dari

observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik dengan tujuan agar keluarga

mampu melaksanakan lima tugas keluarga dalam menangani masalah

kesehatannya yaitu masalah kesehatan keluarga aktual ( adanya anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia) melalui pemanfaatan sumber

daya keluarga yang ada ( tanaman obat keluarga rimpang kunyit).

2. Asuhan keperawatan keluarga

Adalah proses yang kompleks dengan menggunakan

pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan

individu sebagai anggota keluarga dalam menyelesaikan suatu

Page 38: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

masalah kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari

beberapa tahapan yaitu pengkajian perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

Diagnosa kepereawatan keluarga yang mungkin muncul pada

penelitiana ini adalah gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia

pada keluarga Tn. X ( Ny Y) berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom

dyspepsia. Intervensinya terfokus pada pemanfaatan tanaman obat

keluarga rimpang kunyit dan dievaluasi selama tujuh hari.

3. Syndrom dispepsia

Sindrom dispepsia merupakan kumpulan keluhan/ gejala klinis yang terdiri

dari salah satu atau lebih gejala rasa tidak enak/ sakit diperut bagian atas

yang menetap atau mengalami kekambuhan, nyeri ulu hati, mual,

kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa.

4. Tanaman obat keluarga ( herbal)

Tanaman obat keluarga ( herbal) adalah segala macam tumbuhan

yang dapat digunakan dalam mengurangi/ mengobati keluhan penyakit

yang tumbuh disekitar kita yang biasa ditanam, diolah dan digunakan oleh

keluarga sebagai obat serta telah diketahui khasiatnya lewat penelitian/

secara turun temurun dari nenek moyang. Salah satu tanaman obat

keluarga yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang kunyit.

5. Rimpang kunyit

Page 39: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Rimpang kunyit ( akar kunyit) berbentuk bulat panjang dan

membentuk cabang rimpang berupa batang yang berada didalam

tanah, yang menurut penelitian dan literature tanaman obat keluarga

ini mampu mengurangi bahkan menyembuhkan penyakit gastritis,

sindrom dyspepsia dan penyakit saluran pencernaan lainnya.

Rimpang kunyit yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rimpang kunyit jawa yang telah diolah dalam bentuk serbuk

dimasukan kedalam kapsul @ 500 mg diminum 4 X 1 kapsul sehari

setengah sampai satu jam sebelum makan dan sebelum tidur ( dengan

dosis 10 mg/ kg BB tiap kali minum).

Cara ukur : Observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik.

Alat ukur : Format asuhan keperawatan keluarga.

Skala : Ordinal

Hasil ukur :

1. Masalah teratasi seluruhnya jika keluarga mampu melaksanakan 4-5 tugas

keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia dan keluhan anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia

teratasi >70 %.

2. Masalah teratasi sebagian jika:

a. Keluarga mampu melaksanakan 4-5 tugas keluarga dalam merawat

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia tetapi keluhan

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia yang teratasi ≤ 70 %.

Page 40: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

b. Keluarga mampu melaksanakan 2-3 tugas keluarga dalam merawat

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia dan keluhan anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia yang teratasi 40-70 %.

c. Keluhan anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia teratasi

> 70 % tetapi keluarga hanya mampu melaksanakan ≤ 3 tugas keluarga

dalam merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.

3. Masalah teratasi sebagian jika keluarga mampu melaksanakan 0-1 tugas

keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia dan keluhan anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia

yang teratasi < 40 %.

Page 41: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi Penelitian

5.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

pendekatan studi kasus. Penelitian deskriptif adalah penelitian untuk

menggambarkan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002)

dengan maksud untuk mengetahui keadaan sesuatu mengenai keadaan apa

dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana sehingga bersifat

menjelaskan atau menerangkan tentang suatu hal (Arikunto, 1998).

Pendekatan yang dipilih adalah studi kasus yaitu meneliti suatu

permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal (satu orang

atau sekelompok orang) yang dianalisis secara mendalam baik dari segi

yang berhubungan dengan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang

mempengaruhi, kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus,

maupun reaksi kasus terhadap suatu perlakuan tertentu (Notoatmojo,

2002).

5.2 Variabel penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang kunyit di wilayah kerja Puskesmas Majenang I.

Page 42: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

5.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah bagian yang akan diteliti dapat berupa

manusia, benda, hewan, gejala dan peristiwa tertentu sebagai sumber data

yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi,

1995). Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah klien

yang didiagnosa syndrom dyspepsia berusia 15-44 tahun yang bersedia

mengkonsumsi rimpang kunyit sebagai obat keluarga.

Subjek penelitian yang diteliti berjumlah 4 orang pasien. Waktu

penelitian untuk setiap pasien adalah sampai keluhan berkurang dalam

jangka waktu 1 minggu.

5.4 Tahapan Penelitian

Tahap Persiapan/ Menyusun Proposal Penelitian

Tahap persiapan/menyusun proposal penelitian meliputi:

memilih lahan penelitian, melakukan pendekatan pada Puskesmas

yang akan dijadikan lahan penelitian, bekerjasama dengan Puskesmas

untuk studi pendahuluan, melakukan studi pendahuluan, menyusun

proposal penelitian, seminar proposal penelitian.

Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian meliputi: mendapatkan izin

penelitian, mendapatkan informed consent, melakukan pengumpulan

data, mengolah dan menganalisa data.

Tahap Akhir Penelitian

Page 43: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Tahap akhir penelitian: menyusun laporan penelitian meliputi: sidang,

memperbaiki dan memperbanyak hasil.

5.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian.

Penelitian dilaksanakan di diwilayah kerja Puskesmas

Majenang I, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai April 2005 dan berakhir

September 2005.

Jadwal Kegiatan Skripsi

Kegiatan Waktu Pelaksanaan PenelitianApr 2005

Mei 2005

Juni 2005

Juli 2005

Agust 2005

Sept 2005

Sept 2006

Konsultasi Proposal xxx xxx xxx

Seminar Proposal xxx

Perbaikan Proposal xxx

Pengumpulan Data xxx

Pengolahan Data xxx

Pembuatan Laporan xxx

Seminar Hasil xxx

Sidang Skripsi xxx

Page 44: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Populasi dan Sampel

5.6 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian

(Arikunto, 1997). Populasi dalam penelitian ini adalah

penderita sindrom dispepsia di di wilayah kerja Puskesmas

Majenang I.

Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan “sampling”

tertentu untuk bisa memenuhi/ mewakili populasi (Nursalam & Siti Pariani,

2001). Sampel dalam penelitian ini adalah purvosive sampling.

Kriteria sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah klien dengan sindrom

dyspepsia, pernah menggunakan tanaman obat keluarga, bersedia untuk

mengkonsumsi kunyit, kooperatif, di wilayah kerja Puskesmas Majenang I,

umur pasien yaitu 15-45 tahun, dan menurut Croty (1996) sampel dalam

penelitian studi kasus berjumlah 6-9 kasus.

Teknik Pengumpulan Data

Menurut Mulyana (2000), teknik pengumpulan data dalam studi kasus dapat

dilakukan melalui wawancara, pengamatan, hasil survey dan berbagai cara

Page 45: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

lain untuk menguraikan suatu kasus secara terperinci. Teknik pengumpulan

data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik observasi

partisipatif (pengamatan berperan serta).

Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi

melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2002). Pada

penelitian ini, peneliti ikut terlibat/berpartisipasi dalam setiap kegiatan

pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi penurunan keluhan pada

klien dengan kasus syndrom dispepsia yang diobservasi setiap hari melalui

kunjungan rumah kemudian melakukan pencatatan terhadap gejala-gajala

yang tampak pada objek penelitian sesuai dengan hasil observasi.

Wawancara dilakukan kepada klien melalui kunjungan rumah meliputi

riwayat penyakit syndrom dyspepsia/ pengkajian keperawatan keluarga.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman pengamatan

Asuhan Keperawatan keluarga pada klien yang mengalami gangguan saluran

pencernaan (syndrom dyspepsia).

Page 46: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Prosedur Pengumpulan Data

Adapun langkah-langkah prosedur pengumpulan data sebagai berikut :Prosedur pengumpulan data dimulai dengan memilih sampel sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan.

Peneliti memberikan informed consent kepada klien, apabila klien setuju maka

klien mengisi dan menandatangani format persetujuan tersebut.

Melakukan pengkajian melalui teknik observasi dan dokumentasi tentang

keluhan-keluhan klien terutama hal-hal yang berhubungan dengan

gangguan saluran pencernaan yaitu syndrom dyspepsia.

Menentukan diagnosa keperawatan sesuai dengan hasil pengkajian.

Menentukan rancangan intervensi keperawatan terfokus pada klien yang

menderita penyakit syndrom dyspepsia. Dilakukan sesuai dengan diagnosa

keperawatan yang didapat terutama yang berhubungan dengan

penatalaksanaan pada gangguan system pencernaan (syndrom dyspepsia).

Melakukan intervensi keperawatan keluarga dengan menitikberatkan pada

pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang kunyit.

Mengobservasi dan mencatat intervensi keperawatan yang dilakukan perawat

dengan menitikberatkan pada pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang

kunyit dalam mengurangi keluhan syndrom dyspepsia.

Mengevaluasi intervensi keperawatan yang telah dilakukan.

Page 47: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Analisa Data

Analisa data menurut Patton (1980:268, dikutip dari Moleong, 2000:103)

adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya kedalam suatu pola,

kategori, dan satuan uraian dasar.

Adapun analisa data dalam penelitian ini adalah:

1. Menelaah hasil asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispesia

tentang pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang kunyit dalam

mengurangi keluhan syndrom dispepsia.

2. Menganalisa gambaran berkurangnya keluhan yang telah didapat

berdasarkan teori yang ada.

Penyajian Data

Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk narasi dengan tidak

menyimpang dari data yang dikumpulkan dari hasil observasi.

Page 48: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jumlah keluarga yang diteliti pada penelitian tentang gambaran

penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia

dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga rimpang kunyit di wilayah kerja

Puskesmas Majenang I ini sebanyak empat keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia, diambil secara insidental pada bulan Agustus sampai September 2005.

Keempat keluarga dengan kasus syndrom dispepsia diobservasi selama 1 minggu

melalui kunjungan rumah dengan menggunakan metode asuhan keperawatan

keluarga dengan memanfatkan tanaman obat keluarga rimpang kunyit. Keempat

keluarga tersebut adalah sebagai berikut:

A. Kasus I

1. Pengkajian

a. Identitas Keluarga

1).Nama kepala keluarga : Tuan T

2).Alamat : Mulyasari RT 5 RW III Majenang

3).Tanggal pengkajian : 28 Agustus 2005

4).Puskesmas : Majenang I

5).Kecamatan : Majenang

6).No Reg : 10524

7).Diagnosa medis : Syndrom dispepsia

Page 49: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

b. Daftar anggota keluargaNo

Nama Anggota Keluarga

Hub. Dgn KK

L/P

UmurPendi-dikan

Peker-jaan

AgamaKead kes.

Ket

1 Tn. T KK L 40 th SD Buruh Islam Sehat2 Ny. K Istri P 36 th SD - Islam Sakit3 Riyadi Anak L 21 th SMP Buruh Islam Sehat4 Hidayat Anak L 19 th SD Buruh Islam Sehat5 Sendi P Anak L 14 th SMP - Islam Sehat6 Atun Anak P 5 th SD - Islam Sehat7 Wahyudin Anak L 3 th SD - Islam Sehat

c. Pemeriksaan Individu ( Ny. K dengan Kasus Syndrom Dispepsia)

1).Keluhan utama : Ny. K mengeluh perut terasa sakit, mual, kembung.

cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati

dan nyeri setelah makan.

2).Keadaan umum : Baik

3).Tanda Vital : Tensi 90/60 mmhg, nadi 68 x/ menit, suhu 36,2 OC,

pernafasan 20 x/ menit, BB 45 kg dan TB 145 cm.

4).Pencernaaan : Defekasi 1-2 kali sehari dengan konsistensi lembek

dan warna kuning kecokelatan, tidak terjadi

obstifasi dan tidak diare, kembung dan kelihatan

mual.

5).Mata : Konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik.

6).Kulit : Warna sawo matang, turgor baik, tidak terdapat

luka/ borok/ lecet, tidak ikterik, tidak pucat.

7).Genita Urinaria : Miksi 3 – 5 kali dan tidak ada kesukaran.

Page 50: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

d. Analisa Data

No Data pada keluarga Masalah kesehatan1 DO:

- Ada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K), dan obat dari Puskesmas yaitu antacid, B12, parasetamol.

- Pada pemeriksaan fisik Ny. K ditemukan nyeri pada perut bagian atas, kembung, kelihatan mual, keadaan umum baik, BB 45 Kg, TB 145 Cm, Tensi 90/60 mmhg, suhu 36,2 OC, nadi 68 x/ mnt, pernafasan 20 x/ menit.

Gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia.

DS :- Ny. K mengeluh perut terasa sakit, mual,

kembung, cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas.

e. Diagnosa Keperawatan

Gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada

keluarga Tn. T ( Ny. K) berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia.

Page 51: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

2. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Tabel 4.1 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. T

Identitas Keluarga: Tn. T

NoDiagnosa

KeperawatanTujuan Evaluasi

IntervensiUmum Khusus Kriteria Standar

1 Gangguan sis-tem pencerna-an syndrom dispepsia pa-da keluarga Tn. T (Ny. K) berhubungan dengan keti-dakmampuan keluarga da-lam merawat anggota ke-luarga dengan kasus syn-drom dispep-sia.

Setelah 7 x pertemuan gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny. K teratasi.

Setelah 2 x 45 menit pertemuan tatap muka dan intervensi keluarga mampu:1. Mengenal

ma-salah GSP syn-drom dispepsia pada Ny K dengan cara:

1.1 Menyebutkan pengertian syndrom dispepsia

Respon verbal

Syndrom dispepsia adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa.

1.1.1. Diskusikan dengan keluarga mengenai pengertian syndrom dispepsia

1.2 Menyebutkan penyebab syndrom dispepsia

Respon verbal

Minimal 3 dari 5 penyebab syndrom dispepsia1.Gangguan pada lumen

saluran cerna (gastritis/ maag)

2.Penyakit pada hati, pangkreas, dan saluran empedu.

3.Pola makan tidak teratur4.Obat-obatan.5.Makanan.

1.2.1.Diskusikan dengan keluarga mengenai penyebab syndrom dispepsia

1.2.2.Tanyakan kembali pada keluarga mengenai pengertian dan penyebab syndrom dispepsia

1.2.3.Berikan pujian pada keluarga

1.3 Menyebutkan jenis syndrom dispepsia dan tandanya

Respon verbal

Jenis syndrom dispepsia1. Akut yaitu kurang dari

tiga bulan2. Kronik lebih dari tiga

bulanGejala syndrom dispepsia: 1. Nyeri perut bagian atas2. Nyeri setelah makan

1.3.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai jenis syndrom dispepsia dan tandanya.

1.3.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali jenis

Page 52: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

3. Nyeri saat lapar4. Mudah kenyang5. Perut cepat terasa

penuh saat makan6. Mual7. Muntah8. Kembung9. Rasa tak nyaman

bertambah saat makan.

syndrom dispepsia dan tandanya

1.3.3 Berikan pujian pada keluarga

1.4 Mengidentifi-kasi adanya kembung dan sakit perut pada Ny. K

Respon verbal dan psiko-motor

Cara mengetahui adanya kembung dan sakit perut pada Ny. K:1. Tempelkan telapak

tangan kiri pada perut lalu ketuklah dengan ibu jari tangan kanan, jika terdengar suara plung-plung berarti kembung.

2. Tekanlah area perut secara perlahan dengan ujung jari tangan dan cari area yang terasa nyeri bila ditekan.

1.4.1 Jelaskan pada keluarga cara mengetahui kembung dan sakit perut pada Ny. K

1.4.2 Minta keluarga untuk menjelaskan kembali dan memperagakan cara mengetahui kembung dan sakit perut

1.4.3 Berikan pujian pada keluarga

2. Mengambil ke-putusan untuk merawat ang-gota keluarga dengan kasus GSP syndrom dispepsia ( Ny. K) dengan cara:

2.1 Menyebutkan akibat lanjut dari GSP syn-drom dispep-sia

Respon verbal

Minimal 2 dari 4 akibat lanjut 1. Bila ada infeksi

maka rasa sakit akan terus bertambah.

2. Metabolisme tubuh terganggu bila saluran pencernaan terganggu.

3. Tubuh akan bertambah lemah.

4. Biaya berobat mahal.

2.1.1 Diskusikan dengan keluarga mengenal akibat lanjut dari syndrom dispepsia.

2.1.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tentang aki-bat lanjut syndrom dispepsia.

2.1.3 Berikan pujian pada keluarga.

2.2 Memutuskan untuk mera-wat Ny. K ya-

Respon verbal

Keluarga memutuskan untuk merawat Ny K yang mengalami GSP syndrom

2.2.1 Tanyakan keinginan keluarga untuk mera-wat Ny. K

Page 53: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

ng mengalami GSP syndrom dispepsia

dispepsia 2.2.2 Berikan pujian pada keluarga.

3. Merawat ang-gota keluarga dengan masa-lah GSP syn-drom dispepsia dengan cara:

3.1Menyebutkan cara pence-gahan GSP syndrom dis-pepsia

Respon verbal

Minimal 2 dari 4 cara pencegahan1. Anjurkan pola makan

teratur2. Anjurkan perut selalu

terisi/ makan sediki-sedikit tapi sering.

3. Menjaga kebersihan lingkungan

4. Anjurkan jangan makan makanan yang merangsang peningkat-an asam lambung ( pedas, asam, kopi, dll).

3.1.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai cara pencegahan GSP syndrom dys-pepsia

3.1.2 Tanyakan kembali pada keluarga ten-tang cara pencegah-an GSP syndrom dispepsia

3.1.3 Berikan pujian pada keluarga

3.2 Menyebutkan cara merawat anggota ke-luarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K )

Respon verbal

Minimal 5 dari 7 cara merawat anggota keluarga dengan kasus GSP syndrom dispepsia: 1. Keluarga dapat

mengkaji sumber daya keluarganya yang dapat dimanfaatkan dalam menangani kasus syndrom dispepsia yaitu mengatasi GSP syndrom dispepsia terlebih dahulu dengan obat tradisional rimpang kunyit.

2. Mampu mengolah kunyit

3. Makan makanan yang tidak merangsang sakit pada saluran pencernaan

4. Makan sedikit-sedikit tapi sering.

5. Meningkatkan istirahat6. Melakukan kompres

hangat pada area perut yang sakit.

7. Melakukan teknik

3.2.1 Diskusikan cara merawat anggota keluarga dengan kasus GSP syndrom dispepsia

3.2.2 Minta keluarga menyebutkan kembali cara merawat anggota keluarga dengan kasus GSP syndrom dispepsia

3.2.3 Berikan pujian pada keluarga

Page 54: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

relaksasi pada waktu perut terasa sakit ( tarik nafas dari hidung dalam-dalam lalu hembuskan lewat mulut dan ulangi terus sampai terasa nyaman).

3.3 Mendemons-trasikan cara pembuatan ob-at tradisional.

Respon Psiko-motor

Cara pembuatan dan pe-ngolahan obat tradisional:

Serbuk rimpang kunyit 1,5 - 3 gr direbus dalam 150 ml air selama 15 menit, setelah keluar uap disaring dan ditambah air masak hingga volumenya 150 ml, dan untuk memperbaiki rasa tambahkan 1 sendok makan gula pasir atau madu, diminum tiga kali sehari 1/3 bagian ( 50 ml sebelum makan).

Bila digunakan dalam bentuk kapsul, 500 mg bubuk kunyit per kapsul, diminum empat kali sehari setengah sampai satu jam sebelum makan dan sebelum tidur.

Cara membuat bubuk kunyit, kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur dibawah matahari, hancurkan dengan ditumbuk/ diblender, lalu saring.

3.3.1 Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional dan memasukannya kedalam kapsul.

3.3.2 Motivasi keluarga untuk melakukan redemonstrasi pembuatan obat tradisionat

3.3.3 Berikan pujian pada keluarga.

3.4 Melakukan perawatan untuk mengatasi keluhan syndrom dispepsia pada Ny. K

Respon afektif

Keluarga melakukan perawatan pada Ny. K yaitu dengan:1.Mengatasi gangguan

saluran pencernaan syndrom dispepsia dengan obat tradisional rimpang kunyit dalam bentuk kapsul yang dibuat bersama.

2.Mampu memberi kapsul kunyit dengan dosis 4X1

3.4.1. Adakan kunjungan tidak terencana dan evaluasi cara keluarga untuk merawat Ny. K

3.4.2. Berikan pujian pada keluarga.

Page 55: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

kapsul satu jam sebelum makan dan sebelum tidur.

3.Memberi makan makanan yang tidak merangsang sakit pada saluran pencernaan

4.Menganjurkan makan sedikit-sedikit tapi sering.

5.Menganjurkan mening-katkan istirahat

6.Mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

7.Memotifasi untuk melakukan teknik relaksasi pada waktu perut terasa sakit

4. Memodifikasi lingkungan.

4.1 Menyebutkan ciri lingkung-an rumah yang sehat.

Respon verbal

Minimal 2 dari 4 ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat;1. Bersih dan rapih2. Ventilasi cukup3. Ada penerangan

dari sinar matahari4. Tidak lembab.

4.1.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat

4.1.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali mengenai ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat

4.1.3 Berikan pujian pada keluarga

4.2 Memodifikasi lingkungan menjadi sehat

Respon psiko-motor

Memodifikasi lingkungan 1. Membuka jendela

atau pintu rumah2. Menutup

makanan3. Membersihkan

tempat yang disukai lalat.

4.2.1 Berikan kesempatan pada keluarga untuk menilai kondisi rumahnya

4.2.2 Bersama-sama de-ngan keluarga mela-kukan modifikasi Iingkungan

4.2.3 Berikan pujian pada keluarga

5 Memanfaat-kan pelayanan kesehatan

5.1 Pergi ke Puskesmas/ dokter untuk mengatasi syndrom dispepsia pada Ny. K

Respon afektif

Jika dalam tiga hari Ny. K tidak mambaik maka keluarga akan membawa Ny. K pergi ke Puskesmas atau ke dokter

5.1.1 Anjurkan keluarga untuk membawa Ny. K ke Puskesmas atau ke dokter terdekat.

5.1.2 Berikan pujian pada keluarga

Page 56: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

3. Implementasi Dan Evaluasi

Tabel 4.2 Implementasi Dan Evaluasi Keluarga Tn. T

Identitas Keluarga : Tn. T

WaktuNo. DX

Implemetasi Evaluasi

28-8-0515.00 WIB

TUK 1

1.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai pengertian syndrom dispepsia.Syndrome dispepsia adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa.

Data Subjektif :1. Keluarga mampu menyebutkan pengertian dari

syndrom dispepsia adalah ”nyeri ulu hati, mual, kembung”

2. Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 penyebab dari syndrom dispepsia. Penyebabnya adalah maag, makan tidak teratur, makanan.

3. Keluarga tidak mampu menyebutkan jenis syndrom dispepsia tapi mampu menyebut-kan tanda syndrome dispepsia yaitu nyeri ulu hati, mual, kembung.

4. Keluarga mampu menjelaskan cara cara mengetahui adanya kembung.

Data Objektif :1. Keluarga mendemonstarsikan cara mengetahui

kembung.2. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung.3. Terdapat kontak mata.4. Sesekali keluarga terlihat menganguk-

anggukkan kepala.5. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa :Masalah belum teratasiPerencanaan :Lanjutkan Implementasi dengan modifikasi jika diperlukan.

1.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai penyebab syndrom dispepsia.Penyebab dari syndrom dispepsia:1. Gangguan pada lumen saluran cerna

( gastritis/ maag)2. Penyakit pada hati, pangkreas, dan

saluran empedu.3. Pola makan tidak teratur4. Obat-obatan.5. Makanan.

1.2.2 Menanyakan kembali pada keluarga mengenai pengertian dan penyebab syndrom dispepsia

1.2.3 Memberikan pujian pada keluarga1.3.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai

jenis syndrom dispepsia dan tandanya.Jenis syndrom dispepsia:1. Akut yaitu kurang dari tiga bulan2. Kronik lebih dari tiga bulanTanda dan gejalanya yaitu nyeri perut bagian atas, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, mudah kenyang, perut cepat terasa penuh saat makan, mual, muntah, kembung, rasa tak nyaman bertambah saat makan.

1.3.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali jenis syndrom dispepsia dan tandanya

1.3.3 Memberikan pujian pada keluarga1.4.1Menjelaskan pada keluarga cara mengetahui

adanya kembung dan sakit perut pada Ny. KCara mengetahui kembung dan area perut yang sakit yaitu:1. Tempelkan telapak

tangan kiri pada perut lalu ketuklah dengan ibu jari tangan kiri, jika terdengar suara plung-plung berarti kembung.

Page 57: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

2. Tekanlah area perut secara perlahan dan cari daerah yang terasa nyeri bila ditekan.

1.4.2Meminta keluarga untuk menjelaskan kembali dan memperagakan cara mengetahui adanya kembung dan area sakit perut pada Ny. K

1.4.3Memberikan pujian pada keluargaTUK

22.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenal

akibat lanjut dari syndrom dispepsia.Akibat lanjut dari syndrom dispepsia:1. Bila ada infeksi maka rasa sakit akan

terus bertambah. 2. Metabolisme tubuh terganggu bila

saluran pencernaan terganggu.3. Tubuh akan bertambah lemah.4. Biaya berobat mahal

2.1.2Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tentang akibat lanjut dari syndrom dispepsia.

2.1.3 Memberikan pujian pada keluarga

Data Subjektif : 1. Keluarga mampu menyebutkan 1 dari 4 akibat

lanjut dari syndrom dispepsia yaitu biaya berobat mahal

2. Keluarga menyatakan keinginan-nya untuk mengatasi syndrom dispepsia pada Ny. K

Data Objektif :1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung2. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa :Masalah belum teratasi.Perencanaan :Lanjutkan implementasi2.2.1 Menanyakan keinginan keluarga untuk

merawat Ny. K2.2.2 Memberikan pujian pada keluarga

TUK 3

3.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai cara pencegahan syndrom dispepsiaCara pencegahan syndrom dispepsia:1). Anjurkan pola makan teratur2). Anjurkan perut selalu terisi/ makan

sediki-sedikit tapi sering.3). Menjaga kebersihan ling-kungan 4). Anjurkan jangan makan makanan yang

merangsang ( pedas, asam, kopi, dll).3.1.2 Menanyakan keinginan keluarga untuk

merawat Ny. K3.1.3 Memberikan pujian pada keluarga

Data Subjektif :1. Keluarga menyebutkan 2 dari 4 cara

pencegahan syndrom dispepsia yaitu menganjurkan pola makan teratur dan menganjurkan perut selalu terisi.

2. Keluarga mampu menyebutkan 4 cara dari 7 cara merawat anggota keluarga dengan kasus syndrome dispepsia

3. Keluarga mampu menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit dan bisa memasukannya kedalam kapsul.

Data Obyektif:1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung.2. Terdapat kontak mata.3. Sesekali keluarga terlihat mengangguk-

anggukkan kepala4. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian

Analisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu menyebutkan cara mencegah dan merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia yaitu mengkaji sumber daya keluarganya yang dapat dimanfaatkan dalam menangani kasus syndrom dispepsia ( obat tradisional rimpang kunyit), makan makanan yang tidak merangsang sakit pada saluran

3.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsiaCara merawat anggota keluarga yang mengalami syndrom dispepsia yaitu:1. Keluarga dapat mengkaji sumber daya

keluarganya yang dapat dimanfaatkan dalam menangani kasus syndrom dispepsia yaitu mengatasi GSP syndrom dispepsia terlebih dahulu dengan obat tradisional rimpang kunyit.

2. Mampu mengolah kunyit3. Makan makanan yang tidak merangsang

sakit pada saluran pencernaan4. Makan sedikit-sedikit tapi sering.5. Meningkatkan istirahat

Page 58: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

6. Mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

7. Melakukan teknik relaksasi pada waktu perut terasa sakit ( tarik nafas dari hidung dalam-dalam lalu hembuskan lewat mulut dan ulangi terus sampai terasa nyaman).

3.2.2Meminta keluarga menyebut-kan kembali cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsia

3.2.3 Memberikan pujian pada keluarga

pencernaan, meningkatkan istirahat, mengkompres hangat pada area perut yang sakit.Perencanaa :Lanjutkan implementasi.

3.3.1 Menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit: kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur dibawah matahari, hancurkan dengan ditumbuk/ diblender, lalu saring.

3.3.2Mendemonstrasikan cara memasukan serbuk kunyit kedalam kapsul. Masukan serbuk kunyit yang telah kedalam kapsul ukuran 500 mg dengan membuka kapsul, masukan serbuk kunyit penuh atas bawah lalu tutup kembali.

3.3.3Memotivasi keluarga untuk melakukan redemonstrasi pembuatan obat tradisional.

3.3.4 Memberikan pujian pada keluarga.TUK

44.1.1Mendiskusikan dengan keluarga mengenai

ciri-ciri lingkungan rumah yang sehatCiri-ciri lingkungan rumah yang sehat;1. Bersih dan rapih2. Ventilasi cukup3. Ada penerangan dari sinar matahari4. Tidak lembab5. Menutup makanan.

4.1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali mengenai ciri-ciri Iingkungan rumah yang sehat

4.1.3 Memberikan pujian pada keluarga

Data Subjektif :1. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5

ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat yaitu bersih dan rapi, sinar matahari masuk ke dalam rumah, menutup makanan.dan tidak lembab.

2. Keluarga menilai kondisi rumahnya sudah baik dan termasuk rumah yang sehat.

Data Objektif;1. Rumah keluarga tampak bersih dan rapi,

jendela rumah terbuka, dan sinar masuk ke dalam rumah.

2. Keluarga memperhatikan maha-siswa saat diskusi berlangsung.

3. Terdapat kontak mata4. Keluarga tersenyum ssat diberi pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu memodifikasi lingkungan rumah menjadi sehat.Perencanaan :Lanjutkan implementasi

4.2.1 Memberikan kesempatan pada keluarga untuk menilai kondis rumahnya

4.2.2 Menganjurkan pada keluarga untuk mempertahankan kondisi rumahnya.

4.2.3 Memberikan pujian pada keluarga

TUK 5

5.6.1 Menganjurkan keluarga untuk membawa kembali Ny. K ke Puskesmas atau ke dokter terdekat jika dalam waktu 3 hari kondisinya tidak membaik.

5.6.2 Memberikan pujian atas keinginan keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Data Subjektif :Keluarga mengatakan akan membawa Ny K akan ke Puskesmas atau ke dokter jika dalam waktu 3 hari SDP syndrom dispepsia yang diderita tidak mengalarni perbaikan.Data Objektif :1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung2. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.

Page 59: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Analisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah menyatakan kesediaannya untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.Perencanaan :Lanjutkan implementasi

29-8-0515.00 WIB

1TUK.

1

1.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai pengertian syndrom dispepsia.Syndrom dispepsia adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa.

Data Subjektif :1. Keluarga mampu menyebutkan pengertian dari

syndrom dispepsia adalah ”nyeri ulu hati, mual, kembung”

2. Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 penyebab dari syndrom, dispepsia. Penyebabnya adalah maag, makan tidak teratur, makanan.

3. Keluarga mampu menyebutkan jenis syndrome dispepsia dan tandanya syndrome dispepsia nyeri ulu hati, mual, kembung.

4. Keluarga mampu menjelaskan cara cara mengetahui adanya kembung dan area sakit perut, yaitu ujung jari kiri diketuk oleh ujung jari kanan dan meraba dengan ujung jari untuk tahu yang sakit.

Data Objektif :1. Keluarga mendemonstarsikan cara mengetahui

kembung dan area sakit perut.2. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung.3. Terdapat kontak mata.4. Sesekali keluarga terlihat menganguk-

anggukkan kepala.5. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mengenal masalah syndrome dispepsia pada Ny KPerencanaan :Lanjutkan Implementasi dengan modifikasi jika diperlukan.

1.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai penyebab syndrom dispepsia. Penyebab dari Syndrom dispepsia:1. Gangguan pada lumen saluran cerna

( gastritis/ maag)2. Penyakit pada hati, pangkreas, dan

saluran empedu.3. Pola makan tidak teratur4. Obat-obatan.5. Makanan.

1.2.2 Menanyakan kembali pada keluarga mengenai pengertian dan penyebab syndrom dispepsia

1.2.3 Memberikan pujian pada keluarga1.3.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai

jenis syndrom dispepsia dan tandanya.Jenis syndrom dispepsia:1. Akut yaitu kurang dari tiga bulan2. Kronik lebih dari tiga bulanGejala nyeri perut bagian atas, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, mudah kenyang, perut cepat terasa penuh saat makan, mual, muntah, kembung, rasa tak nyaman bertambah saat makan.

1.3.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali jenis syndrom dispepsia dan tandanya

1.3.3 Memberikan pujian pada keluarga

Page 60: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

1.4.1 Menjelaskan pada keluarga cara mengetahui adanya kembung dan sakit perut pada Ny. KCara mengetahui kembung dan area perut yang sakit yaitu:1. Tempelkan telapak tangan kiri pada

perut lalu ketuklah dengan ibu jari tangan kiri, jika terdengar suara plung-plung berarti kembung.

2. Tekanlah area perut secara perlahan dan cari daerah yang terasa nyeri bila ditekan..

1.4.2 Meminta keluarga untuk menjelaskan kembali dan memperagakan cara mengetahui adanya kembung dan area sakit perut pada Ny. K

1.4.3 Memberikan pujian pada keluarga

TUK 2

Mendiskusikan dengan keluarga mengenal akibat lanjut dari syndrom dispepsia.Akibat lanjut dari syndrom dispepsia:1. Bila ada infeksi maka rasa sakit akan

terus bertambah. 2. Metabolisme tubuh terganggu bila

saluran pencernaan terganggu.3. Tubuh akan bertambah lemah.4. Biaya berobat mahal

Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tentang akibat lanjut dari syndrom dispepsia.

Memberikan pujian pada keluarga

Data Subjektif : 1. Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4 akibat

lanjut dari syndrom dispepsia, yaitu tubuh akan bertambah lemah dan biaya berobat mahal

2. Keluarga menyatakan keinginan-nya untuk mengatasi syndrom dispepsia pada Ny K

Data Objektif:1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung2. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa:Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.Perencanaan :Lanjutkan implementasi

Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat Ny. K

Memberikan pujian pada keluargaTUK

3Mendiskusikan dengan keluarga mengenai cara

pencegahan syndrom dispepsiaCara pencegahan syndrom dispepsia:1. Anjurkan pola makan teratur2. Anjurkan perut selalu terisi/ makan

sediki-sedikit tapi sering.3. Menjaga kebersihan ling-kungan 4. Anjurkan jangan makan makanan yang

merngsang (pedas, asam, kopi, dll).Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat

Ny. KMemberikan pujian pada keluarga

Data Subjektif :1. Keluarga menyebutkan 4 dari 4 cara

pencegahan syndrom dispepsia.2. Keluarga mampu menyebutkan 5 dari 7 cara

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.

Data Obyektif:1. Keluarga mendemonstrasikan cara membuat

obat tradisional dari rimpang kunyit.2. Keluarga memperhatikan maha-siswa saat

diskusi berlangsung.3. Terdapat kontak mata.4. Sesekali keluarga terlihat menganggu-

anggukkan kepala5. Keluarga tersenyum saat diberikan pujianAnalisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu menyebutkan cara mencegah dan me-rawat kasus syndrome dispepsia pada Ny. KPerencanaa :

3.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsiaCara merawat anggota keluarga yang mengalami syndrom dispepsia yaitu:1. Memanfaatkan obat tradisional rimpang

kunyit.2. Mampu mengolah kunyit

Page 61: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

3. Makan makanan yang tidak merangsang sakit pada saluran pencernaan

4. Makan sedikit-sedikit tapi sering.5. Meningkatkan istirahat6. Mengkompres hangat pada area perut

yang sakit.7. Melakukan teknik relaksasi pada waktu

perut terasa sakit.3.2.2 Meminta keluarga menyebut-kan kembali

cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsia

3.2.3 Memberikan pujian pada keluarga

Lanjutkan implementasi, untuk TUK 3 lakukan kunjungan tidak terencana dan supervisi untuk melihat bagaimana cara keluarga merawat Ny. K

3.3.1 Menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit: kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur dibawah matahari, hancurkan dengan ditumbuk/ diblender, lalu saring.

3.3.2 Mendemonstrasikan cara memasukan serbuk kunyit kedalam kapsul. Masukan serbuk kunyit yang telah kedalam kapsul ukuran 500 mg dengan membuka kapsul, masukan serbuk kunyit penuh atas bawah lalu tutup kembali.

3.3.3 Memotivasi keluarga untuk melakukan redemonstrasi pembuatan obat tradisional.

3.3.4 Memberikan pujian pada keluarga.31-8-0515.00 WIB

TUK 3

3.1.1 Mengadakan kunjungan tidak terencana, mengevaluasi cara keluarga untuk merawat Ny KCara merawat anggota keluarga yang mengalami syndrom dispepsia yaitu:1. Memanfaatkan obat tradisional rimpang

kunyit dalam bentuk kapsul2. Menganjurkan makan makanan yang

tidak merangsang sakit pada saluran pencernaan dan makan sedikit-sedikit tapi sering.

3. Meningkatkan istirahat4. Mengkompres hangat pada area perut

yang sakit.5. Melakukan teknik relaksasi pada waktu

perut terasa sakit.3.1.2 Memberikan pujian pada keluarga.

Data Subjektif :Keluarga mampu menyebutkan dan melaksanakan cara merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsiaData Obyektif:1. Keluarga tersenyum ketika dibei pujian.2. Berupa catatan perkembangan keluhan Ny. KAnalisa :Masalah teratasi, keluarga mampu menyebutkan dan melaksanakan cara merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsiaPerencanaa :Lanjutkan implementasi.

Tabel 4.3 Hasil observasi pada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia (Ny.K)

Hari ke

Obyek yang diamatiKeluhan

Intervensi keluargaKunyit

dikon-sumsiTanda Vital

Thera-py

MedisBelum teratasiTeratasi

sebagian/ berkurang

Sudah teratasi

1 ~ Perut terasa - - ~Memberikan obat 1 kapsul Tensi 90/60 Antacid

Page 62: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

sakit.~ Mual~ Kembung~ Cepat kenyang~ Tidak nafsu

makan~ Nyeri ulu hati~ Nyeri setelah

makan~ Nyeri saat lapar~ Rasa penuh

pada perut bagian atas.

tradisional rimpang kunyit

~Makan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan

~Makan sedikit-sedikit tapi sering

~Mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

mmhg, suhu 36, 2ºC, nadi 68 x/ menit, pernapasan 20 x/ menit

Vitamin B12, dan Paraset-amol

2 ~ Kembung

~ Cepat kenyang

~ Tidak nafsu makan

~ Nyeri saat lapar

~ Rasa penuh pada perut bagian atas.

~Perut terasa sakit

~Mual~Nyeri ulu

hati~Nyeri

setelah makan.

- ~Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

~Makan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan

~Makan sedikit-sedikit tapi sering

~Mengkompres hangat pada area perut yang sakit

~Meningkatkan istirahat.

5 kapsul Tensi 90/60 mmhg, suhu 36 ºC, nadi 70 x/ menit, pernapasan 20 x/ menit

3 - ~ Mual~ Cepat

kenyang~ Tidak

nafsu makan

~ Rasa penuh pada perut bagian atas

~ Perut terasa sakit.

~ Kembung~ Nyeri ulu

hati~ Nyeri

setelah makan

~ Nyeri saat lapar

~Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

~Makan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan

~Makan sedikit-sedikit tapi sering

~Mengkompres hangat pada area perut yang sakit

~Meningkatkan istirahat~Melakukan teknik

relaksasi

9 kapsul Tensi 100/60 mmhg, suhu 36 ºC, nadi 70 x/ menit,pernapasan 20 x/ menit

4 - - ~ Mual~ Cepat

kenyang~ Tidak

nafsu makan

~ Rasa penuh pada perut bagian atas

~Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

13 kapsul Tensi 100/60 mmhg, suhu 36,4ºC, nadi 78 x/ menit,pernapasan 20 x/ menit

5 - - - Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

17 kapsul - -

6 - - - Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

21 kapsul - -

7 Hasil evaluasi akhir dengan dilaksanakannya lima tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus ayndrom dispepsia ( Ny.K) oleh keluarga Tn. T diperoleh data sebagai berikut:1. Nafsu makan naik2. Sakit perut teratasi dan teras lebih nyaman

25 kapsul Tensi 110/80 mmhg, suhu 36,2ºC,

Page 63: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

3. Ny. K menyatakan tidur lebih nyenyak4. Ny. K mengatakan badanya lebih segar

nadi 78 x/ menit, pernapasan 20 x/ menit

4. Pembahasan Kasus I

Pengkajian awal pada Ny. K yang datang ke Puskesmas Majenang I

dengan kasus syndrom dispepsia mengatakan sudah terbisa menggunakan

tanaman obat keluarga rimpang kunyit dalam mengobati penyakitnya tetapi

keluhan yang dialami tidak berkurang malah bertambah parah, sedangkan

menurut literature yang ada rimpang kunyit mampu mengurangi keluhan

bahkan menyembuhkan penyakit syndrom dispepsia, yaitu menurut Hargono

( 2002) rimpang kunyit mempunyai khasiat sebagai anti oksidan, pengurang

rasa nyeri pada gangguan sistem pencernaan, peningkat nafsu makan dan dapat

mengurangi penumpukan gas dalam lambung. Hal ini dimungkinkan karena

keluarga Tn. T belum mampu merawat anggota keluarganya yang sakit ( Ny. K

dengan kasus syndrom dispepsia) dan pemanfaatan sumber daya keluarga yang

ada yaitu tanaman obat keluarga rimpang kunyit belum tepat. Dari pengkajian

awal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga

pada keluarga Tn. T dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K ).

Asuhan keperawatan yang akan dilakukan bersifat partisipatif yaitu

melibatkan seluruh anggota keluarga Tn. T dalam merawat anggota keluarga

dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K) dan perawatan ini terfokus pada

pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga

rimpang kunyit. Asuhan keperawatan dimulai sejak tanggal 28 Agustus 2005

melalui kunjungan rumah selama satu minggu dengan beberapa tahapan

Page 64: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

diantaranya pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal-hal yang

dikaji dalam pengkajian yaitu identitas keluarga, daftar anggota keluarga, data

umum dan pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan kasus syndrom dipepsia.

Pada pengkajian data umum keluarga, didapatkan tipe keluarga Tn T

adalah nuclear family ( keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu dan lima orang

anak yang tinggal dalam satu rumah dan tahap perkembangannya adalah pada

tahap anak pertama usia dewasa muda. Pada data umum dikaji juga keadaan

biologis keluarga, psikologis keluarga, sosial ekonomi keluarga, spiritual

keluarga, lingkungan rumah, fungsi dan harapan keluarga.

Hasil pengkajian keadaan biologis keluarga Tn. T yaitu kebersihan:

”frekuensi mandi sehari 2 kali, menggunakan sabun, kamar mandi milik

sendiri, biasa cuci tangan sebelum makan dan tidak biasa cuci kaki sebelum

tidur”, pola makan: ”makan sehari 3 kali, makanan pokok nasi, lauk kadang-

kadang, sayuran selalu ada, buah kadang-kadang, susu kadang-kadang, cara

menghidangkan makanan terbuka, tidak ada pantangan makan, air minum

dimasak dan kebiasaan masak sayuran dipotong baru dicuci”, pola istirahat:

”rata-rata tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 05.00, tidak tidur siang dan

tidak ada anggota keluarga yang sulit tidur kecuali Ny. K”, reproduksi: ”alat

kontrasepsi yang digunakan yaitu KB suntik dan tidak ada kelainan/ keluhan

yang dirasakan setelah menggunakannya”, tidak ada kecacatan dan tidak ada

penyakit kronik/ menular dalam keluarga Tn. T.

Page 65: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Pengkajian psikologis pada keluarga Tn. T menggambarkan kondisi

emosi dalam hubungan antar anggota keluarga untuk menghadapi masalah

terkesan baik, terdapat komunikasi/ interaksi antar anggota keluarga, strategi

koping keluarga baik ( keluarga mau menyelesaikan masalah kesehatan) dan

adanya musyawarah untuk mengambil keputusan.

Pada pengkajian ekonomi keluarga, keluarga tidak memiliki tabungan

kesehatan, penghasilan per bulan antara tiga ratus ribu sampai enam ratus ribu

rupiah dan keluarga Tn. T tergolong pada keluarga sejahtera II.

Pengkajian spiritual menggambarkan pandangan hidup keluarga

terhadap keadaan sehat baik, ”keluarga menganggap sehat itu mahal dan

berpendapat lebih baik mencegah dari pada mengobati”.

Hasil pengkajian lingkungan rumah didapatkan lingkungan rumah

terkesan bersih dan teratur, tempat BAB di sungai, pembuangan air kotor

keselokan, mempunyai tempat sampah, kondisi halaman berupa tanah tetapi

dibiarkan, tidak memiliki kandang ternak, tidak ada lalat/ nyamuk, ventilasi

cukup ( tinggi internit lebih dari 2,4 m dari lantai, banyak lobang angin/

jendela, luas jendela lebih dari 10 % dari luas lantai) tetapi dalam ruangan

terasa pengap dan penerangan kurang karena jendela jarang difungsikan.

Fungsi afektif/ gambaran diri anggota keluarga baik ditandai dengan

setiap anggota keluarga berperan sesuai fungsinya masing-masing, setiap

anggota keluarga merasa dimiliki dan memiliki dalam keluarga dan setiap

anggota keluarga saling mendukung dalam menghadapi masalah kesehatan.

Page 66: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Fungsi sosialisasi/ hubungan antar anggota keluarga maupun dengan

orang lain terkesan baik dan orang tua yang berperan sebagai pendidik dalam

keluarga untuk mengembangkan disiplin, norma, budaya dan perilaku.

Fungsi perawatan kesehatan, keluarga Tn. T belum mampu

melaksanakan fungsi perawatan kesehatan dengan baik dimana keluarga belum

mampu mengetahui masalah kesehatan yang ada, belum mampu mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah dan keluarga belum mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit ( Ny. K). Setelah keluarga mampu

melaksanakan fungsi perawatan kesehatan, keluarga berharap kasus syndrom

dispepsia pada Ny. K dapat teratasi.

Setelah mengkaji fungsi keluarga, penulis melakukan pemeriksaan fisik

pada individu dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K), hasilnya yaitu

keadaan umum baik, nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan

mual, BB 45 kg, TB 145 Cm, tensi 90/60 mmhg, suhu 36,2 OC, nadi 68 x/mnt,

pernafasan 20 x/ menit. Pada anamnesa keluarga, keluarga Tn. T mengatakan

sudah memeriksakan Ny. K ke Puskesmas, obat dari puskesmas ( antasid,

vitamin B12 dan parasetamol) sudah diminum secara teratur tetapi belum ada

perubahan pada penyakitnya dan keluhan Ny. K saat ini yaitu perut terasa sakit,

mual, kembung, cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah

makan, nyeri saat lapar, rasa penuh pada perut bagian atas.

Data yang telah dikaji pada keluarga Tn. T dianalisa dengan cara

dikelompokan menjadi data subyektif ( Ny. K mengeluh perut terasa sakit,

Page 67: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

mual, kembung, cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah

makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas) dan data

objektif ( ada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia dan pada

pemeriksaan fisik Ny. K ditemukan nyeri tekan pada perut bagian atas,

kembung, kelihatan mual, BB 45 Kg, TB 145 Cm, tensi 90/60 mmhg, suhu

36,2 OC, nadi 68 x/mnt dan pernafasan 20 x/ menit) lalu ditentukan masalah

kesehatannya ( gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia). Analisa

tersebut dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan dan diagnosa

keperwatannya adalah gangguan sistem pencernaan sindrom dispepsia pada

keluarga Tn. T ( Ny. K) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia. Setelah diagnosa

keperawatan keluarga sudah dirumuskan, penulis bersama keluarga menyusun

rencana keperawatan.

Rencana keperawatan keluarga mempunyai tujuan yaitu tujuan khusus

”setelah 2 x 45 menit pertemuan tatap muka dan intervensi keluarga mampu

merawat anggota keluarganya yang sakit” dan tujuan umum ”setelah 7 x

pertemuan gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny K

teratasi”. Dari tujuan itu penulis melakukan implementasi keperawatan pada

keluarga Tn. T walaupun terfokus pada pemanfaatan tanaman obat keluarga

rimpang kunyit tetapi tidak mengabaikan/ tetap melaksanakan implementasi

keperawatan keluarga lainnya.

Page 68: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Implementasi dilakukan melalui penyuluhan dengan cara diskusi,

peragaan dan komunikasi interaktif. Respon keluarga Tn. T selama penyuluhan

berlangsung kooperatif dan memiliki persepsi yang positif, dimana keluarga

memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung, terdapat kontak mata,

sesekali terlihat menganggukan kepala dan tersenyum saat diberikan pujian.

Sewaktu implementasi dan sesudah implementasi penulis melakukan evaluasi.

Evaluasi pada keluarga Tn. T bertujuan untuk melihat gambaran

kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan khusus dan tujuan umum yang

telah ditentukan pada perencanaan yang dilakukan melalui evaluasi formatif

dan evaluasi sumatif.

Gambaran pencapaian tujuan khusus ( keluarga Tn. T. mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit) digambarkan berdasarkan kemampuan

keluarga Tn. T dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan keluarga, yaitu:

a. Gambaran kemampuan keluarga Tn. T dalam mengenal masalah kesehatan

Hari pertama ( 28 Agustus 2005) keluarga belum mampu mengenal

masalah kesehatan dengan baik ditandai dengan pengertian syndrom

dispepsia yang mampu keluarga sebutkan yaitu “nyeri ulu hati, mual,

kembung”, penyebab syndrom dispepsia yang mampu keluarga sebutkan

yaitu “maag, makan tidak teratur, makanan”, keluarga tidak mampu

menyebutkan jenis syndrom dispepsia walaupun keluarga mampu

menyebutan tanda syndrom dispepsia yaitu “nyeri ulu hati, mual, kembung”

dan mampu menjelaskan cara cara mengetahui adanya kembung.

Page 69: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Pada hari kedua ( 29 Agustus 2005) keluarga Tn. T masih belum

mampu mengenal masalah kesehatan secara maksimal sesuai standar yang

telah ditetapkan ditandai dengan pengertian dan penyebab syndrom

dispepsia yang keluarga mampu sebutkan masih sama seperti hari pertama

tetapi pada hari kedua ini keluarga mampu menyebutkan jenis dan tanda

syndrom dispepsia serta mampu menjelaskan cara cara mengetahui adanya

kembung dan area sakit perut. Kekurangmampuan ini mungkin disebabkan

karena standar pengertian yang ditetapkan terlalu sulit untuk dimengerti

karena ketika peneliti menjelaskan kembali jika syndrom dispepsia adalah

sakit perut bagian atas yang belum diketahui penyebabnya ”menggunakan

bahasa jawa”, keluarga langsung paham dan bisa mengulanginya lagi ketika

peneliti mengevaluasi. Hasil evaluasi juga menujukan keluarga Tn. T lebih

cepat menguasai respon psikomotor daripada respon verbal, dimana respon

psikomotor dalam dua hari mampu dilakukan sesuai standar sedangkan

respon verbal belum.

b. Gambaran keluarga Tn. T dalam kemauan mengambil keputusan

untuk mengatasi masalah kesehatan

Pada hari pertama, keluarga Tn. T belum mampu mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah sesuai standar yang telah

ditetapkan karena keluarga hanya mampu menyebutkan 1 dari 4

akibat lanjut dari syndrom dispepsia ”biaya berobat mahal”, tetapi

keluarga Tn T menyatakan ingin mengatasi masalah kesehatan pada

Page 70: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K) dengan

menggunakan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit.

Pada hari kedua keluarga Tn. T sudah mampu mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan, dimana keluarga Tn. T mampu menyebutkan 2 dari 4

akibat lanjut dari syndrom dispepsia ” tubuh akan bertambah lemah

dan biaya berobat mahal” dan juga menyatakan ingin tetap

menggunakan rimpang kunyit untuk mengatasi masalah kesehatan

pada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia (Ny. K). Dari

hasil wawancara dan evaluasi, disimpulkan bahwa keluarga Tn. T

dapat menyebutkan akibat dari masalah kesehatan, mengerti sifat dan

luasnya masalah, masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga, dapat

membuat keputusan yang tepat tentang penanganan masalah, tidak

merasa menyerah terhadap masalah kesehatan yang dialami, merasa

takut akan akibat dari penyakitnya, tidak mempunyai sikap negatif

terhadap masalah, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada,

keluarga percaya terhadap tenaga kesehatan dan tidak mendapat

informasi yang salah mengenai tindakan dalam mengatasi masalah.

c. Gambaran kemampuan keluarga Tn. T dalam merawat anggota

keluarga dengan masalah kesehatan.

Page 71: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Gambaran kemampuan keluarga Tn. T dalam merawat anggota

keluarga dengan masalah kesehatan termasuk kemampuan

memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

dimasyarakat. Pad Pada hari pertama ( 28 Agustus 2005) keluarga Tn.

T sudah mampu merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan

tetapi belum optimal sesuai standar yang telah ditetapkan, yaitu

keluarga Tn. T hanya mampu menyebutkan 4 cara dari 7 cara

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrome dispepsia tetapi

keluarga Tn. T sudah mampu menyebutkan 2 dari 4 cara pencegahan

syndrom dispepsia “menganjurkan pola makan teratur dan

menganjurkan perut selalu terisi”, mampu menjelaskan cara

pembuatan dan penggunaan serbuk kunyit, mampu menyebutkan 4

dari 5 ciri lingkungan rumah sehat dan sudah terbiasa memanfaatkan

fasilitas kesehatan yang ada yaitu Puskesmas serta mengatakan akan

control bila dalam waktu 3 hari kasus syndrom dispepsia pada Ny. K

tidak membaik.

Pada hari kedua ( 29 Agustus 2005), keluarga Tn. T mampu

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K)

sesuai standar yang telah ditetapkan dimana keluarga Tn. T mampu

menyebutkan 4 dari 4 cara pencegahan syndrom dispepsia, mampu

menyebutkan 5 dari 7 cara merawat anggota keluarga dengan kasus

syndrom dispepsia dan mampu mendemonstrasikan cara membuat

Page 72: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

obat tradisional rimpang kunyit. Hasil pengamatan dan wawancara,

disimpulkan bahwa keluarga Tn. T mempunyai sumber daya dan

fasilitas yang diperlukan untuk perawatan, mampu mengambil dari

sumber daya keluarga yang ada untuk perawatan yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit, mampu melaksanakan perawatan pada

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia, mampu

memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan, mampu

mempelajari tentang bagaimana perawatan keluarga terhadap anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia sehingga keterampilan

keluarga mengenai perawatan yang diperlukan memadai, tidak

mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang diperlukan,

tidak ada konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri

dalam keluarga, mengetahui upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahaan penyakit, tidak merasa takut akan akibat dari tindakan,

sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan biasa memanfaatkan

fasilitas kesehatan dengan menggunakan kartu JPKM dan mau

memodifikasi lingkungan yang menguntungkan kesahatan walaupun

BAB masih dikolam tetapi keluarga mempunyai niat untuk membuat

WC.

Gambaran pencapaian tujuan umum ( setelah 7 x pertemuan

gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny K teratasi) yang

menggambarkan kemampuan keluarga Tn. T dalam merawat anggota

Page 73: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K) melalui

penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan memanfaatkan

tanaman obat keluarga rimpang kunyit, dipantau melalui observasi

selama 1 minggu yaitu:

a. Hari Pertama (28 Agustus 2005)

Pada hari pertama waktu pengkajian, keluarga Tn. T. mengatakan

sudah biasa menggunakan rimpang kunyit untuk mengatasi penyakit sistem

pencernaan tetapi biasanya penyakitnya tidak membaik, rimpang kunyit

yang digunakan diolah dengan cara diparut, diperas airnya lalu diminum

dengan dosis yang tidak diukur dan dikonsumsi secara tidak teratur.

Pada pukul 15.00 WIB peneliti bersama keluarga mengkaji

anggota keluarga Ny. K, Ny. K mengeluh sudah satu minggu perut

terasa sakit, mual, kembung, cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri

ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, rasa penuh pada perut

bagian atas. Hasil pemeriksaan fisiknya yaitu keadaan umum baik,

konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik, dan tanda vitalnya yaitu tensi

90/60 mmhg, suhu 36, 2ºC, nadi 68 x/ menit, pernapasan 20 x/ menit.

Keluarga Tn. T mengatakan Ny. K sudah berobat ke Puskesmas dua

hari yang lalu tetapi keluhannya belum berkurang dan obat dari

puskesmas sudah diminum sebanyak tujuh kali dan tinggal dua kali

minum. Dari Puskesmas Ny. K didiagnosa syndrom dispepsia dan

mendapatkan obat antasid, vitamin B12 dan parasetamol. Menurut

Page 74: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Manjoer (2000) syndrom dispepsia merupakan kumpulan gejala klinis

yang terdiri rasa tidak enak/ sakit perut bagian atas yang menetap atau

mengalami kekambuhan. Syndrom dispepsia merupakan kumpulan

gejala yang terdiri dari salah satu atau lebih gejala nyeri ulu hati, mual,

kembung, muntah, rasa kembung, cepat kenyang dan sendawa

( Djojodiningrat, 2001).

Manifestasi klinis syndrom dispepsia pada Ny. K termasuk pada

dispepsia dengan keluhan seperti ulkus dan dismotitlitas dengan gejala

nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, mual, cepat kenyang, rasa penuh

pada perut bagian atas dan termasuk jenis akut karena pembagian

akut/ kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan ( Mansjoer,

2000).

Etiologi penyakit yang diderita Ny. K belum diketahui secara

pasti ( dispepsia fungsional) dimana Ny. K tidak mengalami demam,

tidak ditemukan gejala diabetes militus, penyakit tiroid dan jantung

koroner, tidak mengkonsumsi antibiotik, digitalis, theophilin dan

antiinflamasi non steroid. Bisa diketahui etiologinya dengan pasti

apabila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut tetapi karena keterbatasan

penelitian, peneliti tidak melakukan penkajian lebih lanjut

kemungkinan penyebab lain seperti adanya tumor, gastritis

( peradangan lambung), pemeriksaan fungsi hati, fungsi pangkreas,

fungsi saluran empedu, fungsi jantung dan fungsi hormonal.

Page 75: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Setelah dilakukan diskusi dengan keluarga Tn. T, keluarga Tn.

T mau merawat anggota keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia

( Ny. K), keluarga Tn. T juga mau menggunakan tanaman obat

keluarga rimpang kunyit dan memberikannya dengan dosis yang sesuai

dengan literatur yang ada yaitu 500 mg serbuk rimpang kunyit yang

telah diolah dimasukan kedalam kapsul diminum empat kali sehari,

satu jam sebelum makan dan satu jam sebelum tidur. Intervensi lain

yang di lakukan keluarga yaitu menganjurkan makan makanan yang

tidak merangsang saluran pencernaan, makan sedikit-sedikit tapi

sering dan mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

Keluarga Tn. T terlihat bersemangat untuk melakukan

perawatan terhadap anggota keluarganya yang mengalami gangguan

saluran pencernaan syndrom dispepsia ( Ny. K) dan respon Ny. K

positif dan kooperatif terhadap tindakan yang diberikan.

b. Hari Kedua ( 29 Agustus 2005)

Pada pukul 15.00 WIB keluarga Tn. T. mengatakan rimpang

kunyit yang sudah diminum sebanyak lima kapsul dan tetap

melakukan intervensi keperawatan keluarga pada Ny. K dengan kasus

syndrom dispepsia. Keluhan Ny. K sudah mulai berkurang yaitu rasa

sakit pada perut, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, mual tidak seperti

hari pertama. Sedangkan keluhan yang lainnya yaitu kembung, cepat

kenyang, tidak nafsu makan, nyeri saat lapar, rasa penuh pada perut

Page 76: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

bagian atas belum berkurang. Keluarga Tn. T juga mengatakan

istirahat Ny. K kurang dan intervensi selanjutnya ditambahkan dengan

menganjurkan Ny. K untuk meningkatkan istirahat dan menciptakan

suasana lingkungan yang nyaman. Obat dari puskesmas sudah habis,

keluarga Tn. T menyatakan penggunaan rimpang kunyit dicampur

dengan obat dari puskesmas tidak menimbulkan efek samping yang

tidak diinginkan, tetapi menurut keluarga rimpang kunyit lebih

nyaman dikonsumsi dalam bentuk dosis tunggal ( kapsul rimpang

kunyit saja). Tanda vital tidak terjadi perubahan sejak seperti hari

pertama kecuali suhu turun 0,2 ºC yaitu dari 36,2 ºC menjadi 36 ºC dan

denyut nadi naik 2 x/ menit yaitu dari 68 x/ menit menjadi 70 x/ menit.

c. Hari Ketiga (30 Agustus 2005)

Pada pukul 15.00 WIB keluarga Tn. T. mengatakan kapsul

rimpang kunyit yang sudah dikonsumsi sebanyak sembilan kapsul,

tetap melakukan intervensi keperawatan keluarga, Ny. K dianjurkan

untuk istirahat dan pekerjaan rutin Ny. K dibantu anggota keluarga

yang lain. Keluarga Tn. T juga mengatakan beberapa keluhan Ny. K

sudah tidak terasa lagi diantaranya ”kembung, rasa sakit pada perut,

nyeri ulu hati, nyeri setelah makan dan nyeri saat lapar”, sedangkan

mual, tidak nafsu makan, cepat kenyang dan rasa penuh pada perut

bagian atas belum teratasi tetapi keluhan tersebut sudah mulai

berkurang. Setelah diskusi dengan keluarga, peneliti mengajarkan

Page 77: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

keluarga teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri dan keluarga

terlihat paham dan menganjurkan Ny. K untuk melakukannya. Tanda

vital masih tetap seperti hari kedua kecuali tensi, baik sistol maupun

diastolnya ada kenaikan 10 mmhg ( 90/60 mmhg - 100/70 mmhg).

d. Hari Keempat (31 Agustus 2005)

Pada pukul 15.00 WIB, keluarga Tn. T. mengatakan keluhan

Ny. K sudah teratasi semua dan sudah tidak ada keluhan pada saluran

pencernaan lagi, BAB lancar dan tidak ada perubahan warna maupun

konsistensinya.

e. Hari Kelima dan keenam

Pada hari kelima dan keenam tidak dilakukan kunjungan

rumah karena keadaan Ny. K sudah membaik dan semua keluhannya

sudah teratasi tetapi pemberian tanaman obat keluarga rimpang kunyit

tetap dilanjutkan untuk melihat pengaruh lainnya.

f. Hari Ketujuh ( 3 September 2005)

Pada hari ketujuh peneliti menanyakan kepada keluarga:

”Apakah ada keluhan selama mengkonsumsi kapsul rimpang kunyit

pada hari kelima dan keenam?”, keluarga menyatakan: ”Tidak ada

keluhan apa-apa. malah nafsu makan Ny. K bertambah naik”.

Page 78: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Pada pukul 15.00 WIB, peneliti melakukan evaluasi akhir

setelah dilaksanakannya lima tugas keluarga dalam merawat anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K) oleh keluarga Tn. T.

Kapsul rimpang kunyit yang telah dikonsumsi sebanyak 25 kapsul dan

keluarga Tn. T mengatakan Ny. K nafsu makannya naik, tidurnya lebih

nyenyak, badannya terasa lebih segar, perutnya sudah tidak terasa

sakit, tidak kembung dan lebih nyaman. Hasil ini menunjukan

kesesuaian dengan literatur, yang menyatakan bahwa rimpang kunyit

mampu menahan sekresi getah lambung, mampu mengurangi rasa

nyeri pada gangguan saluran pencernaan, mampu meningkatkan nafsu

makan, mampu mengurangi penumpukan gas dalam lambung dan

mampu melindungi sel-sel hati dari pengaruh zat-zat toksik ( Hargono,

2002). Tanda vitalnya yaitu tensi 110/80 mmhg, suhu 36,2 ºC, nadi 78 x/

menit, pernapasan 20 x/ menit. Peruhaan tanda vital sejak hari

pertama perawatan yaitu tensi ada kenaikan 20 mmhg baik sistol

maupun diastolnya, suhu stabil antara 36 ºC-36,4 ºC, nadi ada kenaikan

10 x/ menit dan pernapasan tetap yaitu 20 x/ menit. Walaupun ada

kenaikan tensi dan nadi pada Ny. K, ini belum dapat disimpulkan

pengaruh dari rimpang kunyit karena banyak faktor lain yang

mungkin mempengaruhi dan dapat diteliti lebih lanjut.

5. Simpulan Sementara Kasus I

Page 79: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga

Tn. T dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K) melalui pemanfataan tanaman

obat keluarga rimpang kunyit menunjukan bahwa masalah teratasi seluruhnya

dimana keluarga Tn. T mampu melaksanakan 5 tugas keluarga dalam merawat

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K) dan keluhan

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia teratasi 100 %, jadi tujuan

khusus dan tujuan umum asuhan keperawatannya dapat tercapai.

Tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga tercapai seluruhnya

sesuai standar dan kriteria waktu yang telah ditentukan, hal ini dilihat

dari gambaran bahwa keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,

keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah dan

keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan

termasuk mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dan

memodifikai lingkungan yang menguntungkan kesehatan dan mampu

memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit untuk mengatasi masalah kesehatannya. Sesuai

hasil penelitian dan pengamatan peneliti kemampuan keluarga Tn. T

tersebut diatas dipengaruhi beberapa faktor yaitu tingkat pengetahuan

dan pengalaman keluarga, suasana/ keadaan lingkungan, sumber daya

keluarga, masalah kesehatan keluarga yang ada ( syndrom dispepsia),

terjangkaunya fasilitas kesehatan, dan kooperatifnya keluarga Tn. T.

Page 80: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Tujuan umum asuhan keperawatan keluarga tercapai seluruhnya

kurang dari kriteria waktu yang telah ditetapkan yaitu pada hari keempat

perawatan dimana kasus syndrom dispepsia pada Ny. K dapat teratasi

seluruhnya, dengan teratasinya kasus syndrom dispepsia pada Ny. K

tersebut berarti keluarga Tn. T dapat dikatakan mampu merawat anggota

keluarganya yang sakit melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga

rimpang kunyit. Sesuai hasil penelitian dan pengamatan peneliti

ketercapaian tujuan umum ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan, kooperatifnya

keluarga Tn. T dalam merawat anggota keluarganya dengan kasus

syndrom dispepsia ( Ny.K), kepatuhan Ny. K terhadap intervensi yang

anjurkan, pengobatan sebelumnya dari Puskesmas, tingkat keparahan

penyakit/ masih akutnya penyakit pada Ny. K, penggunaan rimpang

kunyit yang sesuai dengan dosis yang ada pada literatur, pola makan dan

nutrisi yang adekuat, respon positif Ny. K pada penggunaan rimpang

kunyit, dan faktor lingkungan.

B. Kasus II

1. Pengkajian

a. Identitas keluarga

1).Nama kepala keluarga : Tuan K

2).Alamat : Padangsari RT 2 RW VIII Majenang

Page 81: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

3).Tanggal pengkajian : 4 September 2005

4).Puskesmas : Majenang I

5).Kecamatan : Majenang

6).No Reg : 8019

7).Diagnosa medis : Syndrom dispepsia

b. Daftar anggota keluarga

No

Nama Anggota Keluarga

Hub. Dgn KK

L/P

UmurPendi-dikan

Pekerjaan AgamaKead kes.

Ket

1 Tn K KK L 55 th D II PNS Islam Sehat2 Ny U Istri P 45 th PGA PNS Islam Sakit3 Yeti N. Anak P 30 th D II Wiraswasta Islam Sehat4 Solehudin Menantu L 35 th SMA Wiraswasta Islam Sehat5 Anas M. Anak L 27 th S I Dosen Islam Sehat6 Rifky N. Cucu L 10 th SD Pelajar Islam Sehat

c. Pemeriksaan Individu ( Ny. U dengan Kasus Syndrom Dispepsia)

1).Keadaan utama : Ny. U mengeluh perut terasa sakit, mual, kembung,

lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati dan nyeri

setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada

perut bagian atas.

2).Keadaan umum : Baik

3).Tanda Vital : Tensi 130/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC,

pernafasan 20 x/ menit, BB 52 kg dan TB 158 cm.

4).Pencernaaan : Defekasi 1-2 kali sehari dengan konsistensi lembek

dan warna kuning kecokelatan, tidak terjadi obstifasi

dan tidak diare, kembung dan kelihatan mual.

5).Mata : Konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik.

Page 82: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

6).Kulit : Warna sawo matang, turgor baik, tidak terdapat luka/

borok/ lecet, tidak ikterik, tidak pucat.

7).Genita Urinaria : Miksi 3 – 5 kali dan tidak ada kesukaran.

d. Analisa Data

No Data pada keluarga Masalah kesehatan1 DO:

- Ada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. U), dan obat dari Puskesmas yaitu antacid, B12, parasetamol.

- Pada pemeriksaan fisik Ny. U ditemukan nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan mual, keadaan umum baik, tensi 130/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC, pernafasan 20 x/ menit, BB 52 kg dan TB 158 cm.

Gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia.

DS :- Ny. U mengeluh perut terasa sakit, mual,

kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati dan nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas.

e. Diagnosa Keperawatan

Gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada keluarga

Tn K ( Ny. U) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.

2. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Tabel 4.4 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. K

Identitas Keluarga : Tn. KN Diagnosa Tujuan Evaluasi INTERVENSI

Page 83: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

o Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar1 Gangguan sis-

tem pencerna-an syndrom dispepsia pa-da keluarga Tn. K (Ny. U) berhubungan dengan keti-dakmampuan keluarga da-lam merawat anggota ke-luarga dengan kasus syn-drom dis-pepsia.

Setelah 7 x pertemuan gangguan sistem pen-cernaan syndrom dispepsia pada Ny. U teratasi.

Setelah 2 x 45 menit pertemuan tatap muka dan intervensi, keluar-ga mampu:1.

salah GSP syn-drom dispepsia pada Ny. U dengan cara

1.1Menyebutkan pengertian syndrom dispepsia

Respon verbal

Syndrom dispepsia adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa.

1.1.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai pengertian syndrom dispepsia

1.2 Menyebutkan penyebab syndrom dispepsia

Respon verbal

Minimal 3 dari 5 penyebab dari syndrom dispepsia1.Gangguan pada lumen

saluran cerna (gastritis/ maag)

2.Penyakit pada hati, pangkreas, dan saluran empedu.

3.Pola makan tidak teratur4.Obat-obatan.5.Makanan.

1.2.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai penyebab syndrom dispepsia

1.2.2 Tanyakan kembali pada keluarga mengenai pengertian dan penyebab syndrom dispepsia

1.2.3 Berikan pujian pada keluarga

1.3 Menyebutkan jenis syndrom dispepsia dan tandanya

Respon verbal

Jenis syndrom dispepsia1. Akut yaitu kurang dari

tiga bulan2. Kronik lebih dari tiga

bulanGejala syndrom dispepsia ( salah satu/ lebih):1.Nyeri perut bagian atas2.Nyeri setelah makan3.Nyeri saat lapar4.Mudah kenyang5.Perut cepat terasa penuh

saat makan6.Mual7.Muntah8.Kembung9.Rasa tak nyaman

bertambah saat makan.

1.3.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai jenis syndrom dispepsia dan tandanya.

1.3.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali jenis syndrom dispepsia dan tandanya

1.3.3 Berikan pujian pada keluarga

1.4 Mengidentifikasi adanya kembung dan sakit perut pada Ny. U

Respon verbal dan psiko-motor

Cara mengetahui adanya kembung dan sakit perut pada Ny. U:1 Tempelkan telapak

tangan kiri pada perut lalu ketuklah dengan ibu

1.4.1 Jelaskan pada keluarga cara mengetahui kembung dan sakit perut pada Ny. U.

1.4.2Minta keluarga untuk

Page 84: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

jari tangan kanan, jika terdengar suara plung-plung berarti kembung.

2 Tekanlah area perut secara perlahan dengan ujung jari tangan dan cari area yang terasa nyeri bila ditekan.

menjelaskan kembali dan memperagakan cara menge-tahui kembung dan sakit perut

1.4.3Berikan pujian pada keluarga

2.Mengambil ke-putusan untuk merawat anggo-ta keluarga de-ngan kasus GSP syndrom dis-pepsia ( Ny. U) dengan cara:

2.1 Menyebutkan akibat lanjut dari GSP syn-drom dispep-sia

Respon verbal

Minimal 2 dari 4 akibat lanjut1.Bila ada infeksi maka

rasa sakit akan terus bertambah.

2.Metabolisme tubuh terganggu bila saluran pencernaan terganggu.

3.Tubuh akan bertambah lemah.

4.Biaya berobat mahal.

2.1.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai akibat lanjut dari syndrom dispepsia

2.1.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tentang akibat lanjut syn-drom dispepsia.

2.1.3 Berikan pujian pada keluarga

Memutuskan untuk merawat Ny. U yang mengalami GSP syndrom dispepsia.

Respon verbal

Keluarga memutuskan untuk merawat Ny. U yang mengalami gangguan saluran pencernaan syn-drom dispepsia

2.2.1 Tanyakan keinginan keluarga untuk mera-wat Ny. U

2.2.2 Berikan pujian pada keluarga.

3.Merawat ang-gota keluarga dengan masa-lah GSP syn-drom dispepsia dengan cara:

3.1 Menyebutkan cara pencegah-an GSP syn-drom dispepsia

Respon verbal

Minimal 2 dari 4 cara pencegahan1.Anjurkan pola makan

teratur2.Anjurkan perut selalu

terisi/ makan sediki-sedikit tapi sering.

3.Menjaga kebersihan lingkungan

4.Anjurkan jangan makan

3.1.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai cara pencegahan GSP syndrom dispepsia

3.1.2 Tanyakan kembali pada keluarga tentang cara pencegahan GSP syndrom dispepsia

Page 85: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

makanan yang merang-sang peningkatan asam lambung ( pedas, asam, kopi, dll).

3.1.3 Berikan pujian pada keluarga

3.2 Menyebutkan cara merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. U)

Respon verbal

Minimal 5 dari 7 cara merawat anggota keluarga dengan kasus GSP syndrom dispepsia: 1.Keluarga dapat mengkaji

sumber daya keluarganya yang dapat dimanfaatkan dalam menangani kasus syndrom dispepsia yaitu mengatasi GSP syndrom dispepsia terlebih dahulu dengan obat tradisional rimpang kunyit.

2.Mampu mengolah kunyit

3.Makan makanan yang tidak merangsang sakit pada saluran pencernaan

4.Makan sedikit-sedikit tapi sering.

5.Meningkatkan istirahat6.Kompres hangat pada

area perut yang sakit.7.Melakukan teknik

relaksasi pada waktu perut terasa sakit ( tarik nafas dari hidung dalam-dalam lalu hembuskan lewat mulut dan ulangi terus sampai terasa nyaman).

3.2.1 Diskusikan cara merawat anggota keluarga dengan kasus GSP syndrom dispepsia

3.2.2 Minta keluarga menyebutkan kembali cara merawat anggota keluarga dengan kasus GSP syndrom dispepsia

3.2.3 Berikan pujian pada keluarga

3.3 Mendemons-trasikan cara pembuatan obat tradisional rimpang kunyit

Respon Psiko-motor

Cara pembuatan dan pe-ngolahan obat tradisional:

Serbuk rimpang kunyit 1,5 - 3 gr direbus dalam 150 ml air selama 15 menit, setelah keluar uap disaring dan ditambah air masak hingga volumenya 150 ml, dan untuk memperbaiki rasa tambahkan 1 sendok makan gula pasir atau madu, diminum tiga kali sehari 1/3 bagian ( 50 ml

3.3.1 Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional dan memasukannya kedalam kapsul.

3.3.2 Motivasi keluarga untuk melakukan redemonstrasi pembuatan obat tradisional

3.3.3 Berikan pujian pada keluarga.

Page 86: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

sebelum makan). Bila digunakan dalam bentuk kapsul, 500 mg bubuk kunyit per kapsul, diminum empat kali sehari setengah sampai satu jam sebelum makan dan sebelum tidur.

Cara membuat bubuk kunyit, kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur dibawah matahari, hancurkan dengan ditumbuk/ diblender, lalu saring.

3.4 Melakukan perawatan untuk mengatasi keluhan syndrom dispepsia pada Ny. U

Respon afektif

Keluarga melakukan perawatan pada Ny. U yaitu dengan:1.Mengatasi gangguan

saluran pencernaan syndrom dispepsia dgn obat tradisional rimpang kunyit dalam bentuk kapsul yang dibuat bersama.

2.Mampu memberi kapsul kunyit dengan dosis 4 X 1 kapsul satu jam sebelum makan dan sebelum tidur.

3.Memberi makan makanan yang tidak merangsang sakit pada saluran pencernaan

4.Menganjurkan makan sedikit-sedikit tapi sering.

5.Menganjurkan meningkatkan istirahat

6.Mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

7.Memotifasi untuk melakukan teknik relaksasi pada waktu perut terasa sakit.

3.4.1 Adakan kunjungan tidak terencana dan evaluasi cara keluarga untuk merawat Ny. U.

3.4.2 Berikan pujian pada keluarga.

4.Memodifikasi lingkungan.

4.1 Menyebutkan ciri lingkung-an rumah yang sehat

Respon verbal

Minimal 2 dari 4 ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat;1. Bersih dan rapih

4.1.1Diskusikan dengan keluarga mengenai ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat

Page 87: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

2. Ventilasi cukup3. Ada penerangan dari

sinar matahari4. Tidak lembab.

4.1.2Motivasi untuk me-nyebutkan kembali ciri-ciri Iingkungan rumah yang sehat

4.1.3Berikan pujian pada keluarga

4.2 Memodifikasi lingkungan menjadi sehat

Respon psiko-motor

Memodifikasi lingkungan 1. Membuka jendela atau

pintu rumah2. Menutup makanan3. Membersihkan tempat

yang disukai lalat.

4.2.1Berikan kesempatan pada keluarga untuk menilai kondisi rumahnya

4.2.2Bersama-sama dengan keluarga melakukan modifi-kasi Iingkungan

4.2.3Berikan pujian pada keluarga

5. Memanfaatkan tempat pelayanan kesehatan 5.1 Pergi ke Pus-

kesmas/ dokter untuk meng-atasi kasus SD pada Ny. U

Respon afektif

Jika dalam tiga hari Ny. U tidak mambaik maka keluarga akan membawa Ny. U pergi ke Puskesmas/ dokter

5.1.1 Anjurkan keluarga untuk membawa Ny. U ke Puskesmas/ dokter terdekat.

5.1.2 Berikan pujian pada keluarga

3. Implementasi Dan Evaluasi

Tabel 4.5 Implementasi Dan Evaluasi Keluarga Tn. K

Identitas Keluarga : Tn. K

WaktuNo. DX

Implemetasi Evaluasi

4-9-0515.00 WIB

TUK.1

1.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai pengertian syndrom dispepsia.Syndrome dispepsia adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa.

Data Subjektif :1. Keluarga mampu menyebutkan pengertian dari

syndrom dispepsia adalah ”nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah”

2. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 penyebab dari syndrom dispepsia. Penyebabnya adalah maag, makan tidak teratur, makanan dan obat-obatan.

3. Keluarga mampu menyebutkan jenis syndrom dispepsia dan mampu menyebutkan tanda syndrom dispepsia yaitu nyeri ulu hati, mual, kembung dan muntah.

4. Keluarga mampu menjelaskan cara mengetahui adanya kembung dan mencari area yang sakit

Data Objektif :1 Keluarga mendemonstarsikan cara mengetahui

kembung.2 Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung.

1.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai penyebab syndrom dispepsia.Penyebab dari syndrom dispepsia:1). Gangguan pada lumen saluran cerna

( gastritis/ maag)2). Penyakit pada hati, pangkreas, dan saluran

empedu.3). Pola makan tidak teratur4). Obat-obatan.5). Makanan.

1.2.2 Menanyakan kembali pada keluarga mengenai pengertian dan penyebab syndrom dispepsia

1.2.3 Memberikan pujian pada keluarga

Page 88: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

3 Terdapat kontak mata.4 Sesekali keluarga terlihat menganguk-

anggukkan kepala.5 Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagianPerencanaan :Lanjutkan Implementasi dengan modifikasi jika diperlukan.

1.3.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai jenis syndrom dispepsia dan tandanya.Jenis syndrom dispepsia:1. Akut yaitu kurang dari tiga bulan2. Kronik lebih dari tiga bulanGejala nyeri perut bagian atas, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, mudah kenyang, perut cepat terasa penuh saat makan, mual, muntah, kembung, rasa tak nyaman bertambah saat makan.

1.3.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali jenis syndrom dispepsia dan tandanya

1.3.4 Memberikan pujian pada keluarga1.4.1 Menjelaskan pada keluarga cara mengetahui

adanya kembung dan sakit perut pada Ny. U.Cara mengetahui kembung dan area perut yang sakit yaitu:1. Tempelkan telapak tangan kiri pada perut

lalu ketuklah dengan ibu jari tangan kiri, jika terdengar suara plung-plung berarti kembung.

2. Tekanlah area perut secara perlahan dan cari daerah yang terasa nyeri bila ditekan.

1.4.2 Meminta keluarga untuk menjelaskan kembali dan memperagakan cara mengetahui adanya kembung dan area sakit perut pada Ny. U

1.4.3 Memberikan pujian pada keluargaTUK

22.1.1Mendiskusikan dengan keluarga mengenal

akibat lanjut dari syndrom dispepsia.Akibat lanjut dari syndrom dispepsia:1. Bila ada infeksi maka rasa sakit akan terus

bertambah. 2. Metabolisme tubuh terganggu bila saluran

pencernaan terganggu.3. Tubuh akan bertambah lemah.4. Biaya berobat mahal

2.1.2Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tentang akibat lanjut dari syndrom dispepsia.

2.1.3Memberikan pujian pada keluarga

Data Subjektif : 1 Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4 akibat

lanjut dari syndrom dispepsia yaitu tubuh akan bertambah lemah dan biaya berobat mahal

2 Keluarga menyatakan keinginan-nya untuk mengatasi syndrom dispepsia pada Ny. U

Data Objektif :Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung dan keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagian.Perencanaan :Lanjutkan implementasi

2.2.1 Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat Ny. U.

2.2.2 Memberikan pujian pada keluargaTUK

33.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai cara

pencegahan syndrom dispepsiaCara pencegahan syndrom dispepsia:1. Anjurkan pola makan teratur2. Anjurkan perut selalu terisi/ makan sediki-

sedikit tapi sering.3. Menjaga kebersihan ling-kungan 4. Anjurkan jangan makan makanan yang

merangsang ( pedas, asam, kopi, dll).

Data Subjektif :1 Keluarga menyebutkan 2 dari 4 cara

pencegahan syndrom dispepsia yaitu menganjurkan pola makan teratur dan menganjurkan perut selalu terisi.

2 Keluarga mampu menyebutkan 4 cara dari 7 cara merawat anggota keluarga dengan kasus syndrome dispepsia

3 Keluarga mampu menjelaskan cara

Page 89: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

3.1.2 Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat Ny. U.

3.1.3 Memberikan pujian pada keluarga

pembuatan serbuk kunyit dan bisa memasukannya kedalam kapsul.

Data Obyektif:1 Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung.2 Terdapat kontak mata.3 Sesekali keluarga terlihat mengangguk-

anggukkan kepala4 Keluarga tersenyum saat diberikan pujianAnalisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu menyebutkan cara mencegah dan merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia yaitu mengkaji sumber daya keluarganya yang dapat dimanfaatkan dalam menangani kasus syndrom dispepsia ( obat tradisional rimpang kunyit), makan makanan yang tidak merangsang sakit pada saluran pencernaan, meningkatkan istirahat, mengkompres hangat pada area perut yang sakit. Untuk TUK 3 lakukan kunjungan tidak terencana dan supervisi untuk melihat bagaimana cara keluarga merawat Ny. U.Perencanaa :Lanjutkan implementasi.

Mendiskusikan dengan keluarga cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsiaCara merawat anggota keluarga yang mengalami syndrom dispepsia yaitu:1. Keluarga dapat mengkaji sumber daya

keluarganya yang dapat dimanfaatkan dalam menangani kasus syndrom dispepsia yaitu mengatasi GSP syndrom dispepsia terlebih dahulu dengan obat tradisional rimpang kunyit.

2. Mampu mengolah kunyit3. Makan makanan yang tidak merangsang

sakit pada saluran pencernaan4. Makan sedikit-sedikit tapi sering.5. Meningkatkan istirahat6. Mengkompres hangat pada area perut yang

sakit.7. Melakukan teknik relaksasi pada waktu

perut terasa sakit (tarik nafas dari hidung dalam-dalam lalu hembuskan lewat mulut dan ulangi terus sampai terasa nyaman).

Meminta keluarga menyebut-kan kembali cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsia

Memberikan pujian pada keluarga3.3.1 Menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit:

kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur dibawah matahari, hancurkan dengan ditumbuk/ diblender, lalu saring.

3.3.2 Mendemonstrasikan cara memasukan serbuk kunyit kedalam kapsul. Masukan serbuk kunyit yang telah kedalam kapsul ukuran 500 mg dengan membuka kapsul, masukan serbuk kunyit penuh atas bawah lalu tutup kembali.

3.3.3 Memotivasi keluarga untuk melakukan redemonstrasi pembuatan obat tradisional.

3.3.4 Memberikan pujian pada keluarga..TUK

4Mendiskusikan dengan keluarga mengenai ciri-ciri

lingkungan rumah yang sehatCiri-ciri lingkungan rumah yang sehat;1. Bersih dan rapih2. Ventilasi cukup3. Ada penerangan dari sinar matahari4. Tidak lembab5. Menutup makanan.

Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali mengenai ciri-ciri Iingkungan rumah yang sehat

Memberikan pujian pada keluarga

Data Subjektif :Keluarga mampu menyebutkan 5 dari 5 ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat dan keluarga menilai kondisi rumahnya sudah baik dan termasuk rumah yang sehat.Data Objektif;1 Rumah keluarga tampak bersih dan rapi,

jendela rumah terbuka, dan sinar masuk ke dalam rumah.

2 Keluarga memperhatikan maha-siswa saat diskusi berlangsung.

Page 90: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

3 Terdapat kontak mata4 Keluarga tersenyum ssat diberi pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu memodifikasi lingkungan rumah menjadi sehat.Perencanaan :Lanjutkan implementasi

4.2.1 Memberikan kesempatan pada keluarga untuk menilai kondis rumahnya

4.2.2 Menganjurkan pada keluarga untuk memper-tahankan kondisi rumahnya.

4.2.3 Memberikan pujian pada keluarga

TUK 5

Menganjurkan keluarga untuk membawa kembali Ny. U ke Puskesmas atau ke dokter terdekat jika dalam waktu 3 hari kondisinya tidak membaik.

Memberikan pujian atas keinginan keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Data Subjektif :Keluarga mengatakan akan membawa Ny. U akan ke Puskesmas atau ke dokter jika dalam waktu 3 hari SDP syndrom dispepsia yang diderita tidak mengalarni perbaikan.Data Objektif :Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung dan keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah menyatakan kesediaannya untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.Perencanaan :Lanjutkan implementasi

6-9-0515.00 WIB

TUK 3

3.1.1 Mendiskusikan kembali dengan keluarga mengenai cara pencegahan syndrom dispepsia

3.1.2 Menanyakan kembali keinginan keluarga untuk merawat Ny. U.

3.1.3 Memberikan pujian pada keluarga

Data Subjektif :1 Keluarga menyebutkan 4 dari 4 cara

pencegahan syndrom dispepsia.2 Keluarga mampu menyebutkan 6 dari 7 cara

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.

Data Obyektif:1 Keluarga mendemonstrasikan cara membuat

obat tradisional dari rimpang kunyit.2 Keluarga memperhatikan maha-siswa saat

diskusi berlangsung.3 Terdapat kontak mata.4 Sesekali keluarga terlihat menganggu-

anggukkan kepala5 Keluarga tersenyum saat diberikan pujianAnalisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu menyebutkan cara mencegah dan merawat kasus syndrome dispepsia pada Ny. U.Perencanaa :Lanjutkan implementasi

3.2.1 Mendiskusikan kembali dengan keluarga cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsia

3.2.2 Meminta keluarga menyebutkan kembali cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsia

3.2.3 Memberikan pujian pada keluarga3.3.1 Memotivasi keluarga untuk melakukan

redemonstrasi pembuatan obat tradisional.3.3.2 Memberikan pujian pada keluarga.

3.1.1 Mengadakan kunjungan tidak terencana untuk mengevaluasi cara keluarga merawat Ny U

3.3.3 Memberikan pujian pada keluarga

Tabel 4.6 Hasil Observasi Pada Anggota Keluarga Tn. K dengan Kasus Syndrom Dispepsia ( Ny.

U)

Hari ke

Obyek yang diamatiKeluhan Intervensi keluarga Kunyit Tanda Thera-

Page 91: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

dikon-sumsi

Vitalpy

MedisBelum teratasi

Teratasi sebagian/ berkurang

Sudah teratasi

1 Perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, rasa penuh pada perut bagian atas.

- - ~ Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

~ Makan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan

~ Makan sedikit-sedikit tapi sering

~ Mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

1 kapsul

T: 130/80 mmhgS: 36, 3ºCN: 80 X/ menitR: 20 X/ menit

Antacid, Vitamin B12 dan Paraset-amol

2 Perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, rasa penuh pada perut bagian atas.

- - ~ Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

~ Makan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan

~ Makan sedikit-sedikit tapi sering

~ Mengkompres hangat pada area perut yang sakit

~ Meningkatkan istirahat~ Melakukan teknik

relaksasi

5 kapsul

T: 130/80 mmhgS: 36, 3ºCN: 80 X/ menitR: 20 X/ menit

Antacid,Vitamin B12 dan Paraset-amol

3 Perut terasa sakit, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, rasa penuh pada perut bagian atas.

Mual - ~ Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

~ Makan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan

~ Makan sedikit-sedikit tapi sering

~ Mengkompres hangat pada area perut yang sakit

~ Meningkatkan istirahat~ Melakukan teknik

relaksasi

9 kapsul

T: 120/80 mmhgS: 36 ºCN: 80 X/ menitR: 20 X/ menit

-

4 Perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, rasa penuh pada perut bagian atas.

- ~ Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

~ Makan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan

~ Makan sedikit-sedikit tapi sering

~ Mengkompres hangat pada area perut yang sakit

~ Meningkatkan istirahat~ Melakukan teknik

relaksasi

13 kapsul

T: 120/80 mmhgS: 36,4ºCN: 80 X/ menitR: 20 X/ menit

5 - Kembung, Perut terasa ~ Memberikan obat 17 T: -

Page 92: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

lemas, rasa penuh pada perut bagian atas., tidak nafsu makan

sakit, mual, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar

tradisional rimpang kunyit~ Makan makanan yang

tidak merangsang sistem pencernaan

~ Makan sedikit-sedikit tapi sering

~ Mengkompres hangat pada area perut yang sakit

~ Meningkatkan istirahat~ Melakukan teknik

relaksasi

kapsul 120/80 mmhgS: 36,4ºCN: 78 X/ menitR: 20 X/ menit

6 - - Kembung, Lemas Rasa penuh pada perut bagian atas, Tidak nafsu makan

~ Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

21 kapsul

T: 120/80 mmhgS: 36,2ºCN: 78 X/ menitR: 20 X/ menit

-

7Hasil evaluasi akhir dengan dilaksanakannya lima tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus ayndrom dispepsia (Ny.K) oleh keluarga Tn. K diperoleh data sebagai berikut:1. Nafsu makan naik2. Sakit perut teratasi dan teras lebih nyaman3. Ny. U menyatakan tidur lebih nyenyak4. Ny. U mengatakan badanya lebih segar.

25 kapsul

T: 110/80 mmhgS: 36,2ºCN: 78 X/ menitR: 20 X/ menit

4 Pembahasan Kasus II

Pengkajian awal pada Ny. U yang datang ke Puskesmas Majenang I

dengan kasus syndrom dispepsia, Ny. U mengatakan sudah terbisa

menggunakan tanaman obat keluarga rimpang kunyit dalam mengobati

penyakitnya tetapi keluhan yang dialami tidak berkurang, sedangkan menurut

literature yang ada rimpang kunyit mampu mengurangi keluhan bahkan

menyembuhkan penyakit syndrom dispepsia, yaitu menurut Hargono ( 2002)

rimpang kunyit mempunyai khasiat sebagai anti oksidan, pengurang rasa nyeri

pada gangguan sistem pencernaan, peningkat nafsu makan dan dapat

mengurangi penumpukan gas dalam lambung. Hal ini dimungkinkan karena

Page 93: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

keluarga Tn. K belum mampu merawat anggota keluarganya yang sakit ( Ny.

U) dan pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit belum tepat. Dari pengkajian awal tersebut peneliti

tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. K

dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. U ).

Asuhan keperawatan yang akan dilakukan bersifat partisipatif yaitu

melibatkan seluruh anggota keluarga Tn. K dalam merawat anggota keluarga

dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. U) dan perawatan ini terfokus pada

pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga

rimpang kunyit. Asuhan keperawatan dimulai sejak tanggal 4 September 2005

melalui kunjungan rumah selama satu minggu dengan beberapa tahapan

diantaranya pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal-hal yang

dikaji dalam pengkajian yaitu identitas keluarga, daftar anggota keluarga, data

umum dan pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan kasus syndrom dipepsia.

Pada pengkajian data umum keluarga, didapatkan tipe keluarga Tn T

adalah nuclear family ( keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu, dua orang

anak, satu menantu dan satu cucu yang tinggal bersama dalam satu rumah dan

tahap perkembangannya adalah pada tahap orang tua usia pertengahan. Pada

data umum dikaji juga keadaan biologis keluarga, psikologis keluarga, sosial

ekonomi keluarga, spiritual keluarga, lingkungan rumah, fungsi dan harapan

keluarga.

Page 94: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Hasil pengkajian keadaan biologis keluarga Tn. K yaitu kebersihan:

”frekuensi mandi sehari 2 kali, menggunakan sabun, kamar mandi milik

sendiri, biasa cuci tangan sebelum makan dan biasa cuci kaki sebelum tidur”,

pola makan: ”tidak ada pantangan makan, makan sehari 3 kali, makanan pokok

nasi, lauk kadang-kadang, sayuran selalu ada, buah kadang-kadang, susu

kadang-kadang, cara menghidangkan makanan tertutup, air minum dimasak

dan kebiasaan masak sayuran dipotong baru dicuci”, pola istirahat: ”rata-rata

tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 05.00, kadang-kadang tidur siang dan

tidak ada anggota keluarga yang sulit tidur kecuali Ny. U”, reproduksi:

”keluarga tidak menggunakan alat kontrasepsi”, tidak ada kecacatan dan tidak

ada penyakit kronik/ menular dalam keluarga Tn. K.

Pengkajian psikologis pada keluarga Tn. K menggambarkan kondisi

emosi dalam hubungan antar anggota keluarga untuk menghadapi masalah

terkesan baik, terdapat komunikasi/ interaksi antar anggota keluarga, strategi

koping keluarga baik ( keluarga mau menyelesaikan masalah kesehatan) dan

adanya musyawarah untuk mengambil keputusan.

Pada pengkajian ekonomi keluarga, keluarga memiliki tabungan

kesehatan, penghasilan per bulan lebih dari enam ratus ribu rupiah dan

keluarga Tn. K tergolong pada keluarga sejahtera III.

Pengkajian spiritual menggambarkan pandangan hidup keluarga

terhadap keadaan sehat baik, ”keluarga menganggap sehat itu mahal dan

berpendapat lebih baik mencegah dari pada mengobati”.

Page 95: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Hasil pengkajian lingkungan rumah didapatkan lingkungan rumah

terkesan bersih dan teratur, tempat BAB di WC, pembuangan air kotor

keselokan, mempunyai tempat sampah, kondisi halaman dimanfaatkan untuk

taman dan tanaman obat keluarga, tidak memiliki kandang ternak, tidak ada

lalat/ nyamuk, ventilasi cukup ( tinggi internit lebih dari 2,4 m dari lantai,

banyak lobang angin/ jendela, luas jendela lebih dari 10 % dari luas lantai),

tidak pengap, penerangan cukup baik dan jendela difungsikan.

Fungsi afektif/ gambaran diri anggota keluarga baik ditandai dengan

setiap anggota keluarga berperan sesuai fungsinya masing-masing, setiap

anggota keluarga merasa dimiliki dan memiliki dalam keluarga dan setiap

anggota keluarga saling mendukung dalam menghadapi masalah kesehatan.

Fungsi sosialisasi/ hubungan antar anggota keluarga maupun dengan

orang lain terkesan baik dan orang tua yang berperan sebagai pendidik dalam

keluarga untuk mengembangkan disiplin, norma, budaya dan perilaku.

Fungsi perawatan kesehatan, keluarga Tn. K belum mampu

melaksanakan fungsi perawatan kesehatan dengan baik dimana keluarga belum

mampu mengetahui masalah kesehatan yang ada, belum mampu mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah dan keluarga belum mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit ( Ny. U). Setelah keluarga mampu

melaksanakan fungsi perawatan kesehatan, keluarga berharap kasus syndrom

dispepsia pada Ny. U dapat teratasi.

Page 96: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Setelah mengkaji fungsi keluarga, penulis melakukan pemeriksaan fisik

pada individu dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. U), hasilnya yaitu

keadaan umum baik, nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan

mual, tensi 130/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC, pernafasan 20 x/

menit, BB 52 kg dan TB 158 cm. Pada anamnesa keluarga, keluarga Tn. K

mengatakan sudah memeriksakan Ny. U ke Puskesmas, obat dari puskesmas

( antasid, vitamin B12 dan parasetamol) sudah diminum secara teratur tetapi

belum ada perubahan pada penyakitnya dan keluhan Ny. U saat ini yaitu perut

terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati dan nyeri

setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas.

Data yang telah dikaji pada keluarga Tn. K dianalisa dengan cara

dikelompokan menjadi data subyektif ( Ny. U mengeluh perut terasa sakit,

mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati dan nyeri setelah

makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas) dan data

objektif ( ada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia dan pada

pemeriksaan fisik Ny. U ditemukan nyeri tekan pada perut bagian atas,

kembung, kelihatan mual, tensi 130/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC,

pernafasan 20 x/ menit, BB 52 kg dan TB 158 cm) lalu ditentukan masalah

kesehatannya ( gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia). Analisa

tersebut dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan dan diagnosa

keperwatannya adalah gangguan sistem pencernaan sindrom dispepsia pada

keluarga Tn. K ( Ny. U) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

Page 97: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia. Setelah diagnosa

keperawatan keluarga sudah dirumuskan, penulis bersama keluarga menyusun

rencana keperawatan.

Rencana keperawatan keluarga mempunyai tujuan yaitu tujuan khusus

”setelah 2 x 45 menit pertemuan tatap muka dan intervensi keluarga mampu

merawat anggota keluarganya yang sakit” dan tujuan umum ”setelah 7 x

pertemuan gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny K

teratasi”. Dari tujuan itu penulis melakukan implementasi keperawatan pada

keluarga Tn. K walaupun terfokus pada pemanfaatan tanaman obat keluarga

rimpang kunyit tetapi tidak mengabaikan/ tetap melaksanakan implementasi

keperawatan keluarga lainnya.

Implementasi dilakukan melalui penyuluhan dengan cara diskusi,

peragaan dan komunikasi interaktif. Respon keluarga Tn. K selama penyuluhan

berlangsung kooperatif dan memiliki persepsi yang positif, dimana keluarga

memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung, terdapat kontak mata,

sesekali terlihat menganggukan kepala dan tersenyum saat diberikan pujian.

Sewaktu implementasi dan sesudah implementasi penulis melakukan evaluasi.

Evaluasi asuhan keperawatan keluarga Tn. K dilakukan dengan dua

cara yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, bertujuan untuk melihat

gambaran kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan khusus dan tujuan

umum yang telah ditetapkan pada perencanaan.

Page 98: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Gambaran pencapaian tujuan khusus ( keluarga Tn. K mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit) digambarkan berdasarkan kemampuan

keluarga Tn. K dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatannya, yaitu:

a. Gambaran kemampuan keluarga Tn. K dalam mengenal

masalah kesehatan.

Pada hari pertama tanggal 4 September 2005, keluarga mampu

menyebutkan pengertian syndrom dispepsia “kumpulan gejala yang terdiri

dari nyeri ulu hati, mual, kembung dan muntah”, mampu menyebutkan

penyebab syndrom dispepsia ”maag, makan tidak teratur, makanan dan

obat-obatan”, mampu menyebutkan jenis syndrom dispepsia dan tandanya

”nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah”, mampu menjelaskan dan

mendemonstarsikan cara mengetahui adanya kembung serta keluarga

kooperatif pada waktu penyuluhan berlangsung. Jadi pada hari pertama

keluarga sudah dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab

dan faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan, serta memiliki persepsi

yang positif terhadap masalah.

Simpulan sementaranya yaitu keluarga Tn. K mampu mengenal

masalah kesehatan keluarga aktual syndrom dispepsia, kurang dari kriteria

waktu yang telah ditetapkan dan sesuai standar yang telah ditentukan pada

perencanaan.

b. Gambaran kemampuan keluarga Tn. K dalam mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah.

Page 99: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Pada hari pertama tanggal 4 September 2005, keluarga Tn. K

mampu menyebutkan 2 dari 4 akibat lanjut syndrom dispepsia dan

menyatakan keinginannya untuk mengatasi penyakit syndrom

dispepsia pada Ny. U.

Simpulan sementaranya yaitu keluarga mampu mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga aktual

syndrom dispepsia, kurang dari kriteria waktu yang telah ditetapkan

dan sesuai standar yang telah ditentukan pada perencanaan. Sesuai

hasil pengkajian dan evaluasi dapat disimpulkan, keluarga Tn. K sudah

mengerti sifat dan luasnya masalah, mampu menyebutkan akibat dari

masalah, mampu membuat keputusan yang tepat tentang penanganan

masalah, tidak merasa menyerah terhadap masalah kesehatan yang

dialami, merasa takut akan akibat dari penyakitnya, tidak mempunyai

sikap negatif terhadap masalah, mampu menjangkau fasilitas

kesehatan yang ada, percaya terhadap tenaga kesehatan, tidak

mendapat informasi yang salah mengenai tindakan dalam menangani

masalah dan masalah dirasakan oleh keluarga.

c. Gambaran kemampuan keluarga Tn. K dalam

merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan.

Pada hari pertama tanggal 4 September 2005, keluarga Tn. K sudah

mampu merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny.

U) termasuk didalamnya mampu memelihara lingkungan dan menggunakan

Page 100: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat, dilihat dari hasil evaluasi setelah

dilakukan implementasi yaitu keluarga Tn. K menyebutkan 2 dari 4 cara

pencegahan syndrom dispepsia ”menganjurkan pola makan teratur dan

menganjurkan perut selalu terisi”, mampu menyebutkan 4 cara dari 7 cara

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia, mampu

menjelaskan dan mendemontrasikan cara pembuatan serbuk kunyit dan bisa

memasukannya kedalam kapsul, mampu menyebutkan semua ciri-ciri

lingkungan rumah yang sehat, rumah keluarga tampak bersih dan rapi,

jendela rumah terbuka, sinar masuk ke dalam rumah dan keluarga Tn K

mengatakan akan membawa Ny. U ke puskesmas atau dokter, jika dalam

waktu 3 hari gangguan saluran pencernaan syndrom dispepsia tidak

mengalami perbaikan.

Pada saat kunjungan tidak terencana tanggal 6 September 2005

untuk melihat cara keluarga Tn. K melakukan perawatan pada Ny. U. Cara

keluarga Tn. K merawat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan

mengatakan akan terus merawat anggota keluarganya yang sakit. Hasil

evaluasi menunjukan keluarga Tn. K mampu menyebutkan 4 dari 4 cara

pencegahan syndrom dispepsia dan mampu menyebutkan 6 dari 7 cara

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.

Simpulan sementaranya yaitu keluarga Tn. K mampu melaksanakan

perawatan kurang dari kriteria waktu yang telah ditetapkan dan sesuai

standar yang telah ditentukan pada perencanaan, mampu mengambil dari

Page 101: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

sumber daya keluarga yang ada untuk perawatan yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit, mampu memodifikasi lingkungan yang

mendukung kesehatan, mempunyai sumber daya dan fasilitas yang

diperlukan untuk perawatan, mampu mempelajari tentang bagaimana

perawatan keluarga terhadap anggota keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia sehingga keterampilan keluarga mengenai perawatan yang

diperlukan memadai, tidak mempunyai pandangan negatif terhadap

perawatan yang diperlukan, tidak ada konflik individu dan perilaku

mementingkan diri sendiri dalam keluarga, dapat melihat keuntungan dalam

pemeliharaan lingkungan dimasa mendatang, mengetahui upaya

peningkatan kesehatan dan pencegahaan penyakit, tidak merasa takut akan

akibat dari tindakan, faham dan bisa memodifikasi lingkungan yang

menguntungkan kesahatan, sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan

mempunyai pandangan positif akan fasilitas kesehatan tersebut serta akan

control ke puskesmas/ dokter bila keluhan belum berkurang dalam waktu

tiga hari.

Gambaran pencapaian tujuan umum ( setelah 7 x pertemuan

gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny. U teratasi)

dipantau melalui catatan perkembangan anggota keluarga dengan kasus

syndrom dispepsia ( Ny. U), sebagai gambaran kemampuan keluarga

dalam merawat anggota keluarganya yang sakit melalui penatalaksanaan

asuhan keperawatan keluarga dengan memanfaatkan sumber daya

Page 102: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga rimpang kunyit.

Uraiannya sebagai berikut:

a. Hari pertama ( 4 September 2005)

Pada waktu pengkajian, keluarga Tn. K mengatakan sudah biasa

menggunakan rimpang kunyit untuk mengatasi penyakit sistem pencernaan

tetapi biasanya penyakitnya tidak membaik, rimpang kunyit yang digunakan

diolah dengan cara diparut, diperas airnya lalu diminum dengan dosis yang

tidak diukur dan dikonsumsi secara tidak teratur.

Pada hari pertama pukul 15.00 WIB peneliti bersama keluarga Tn. K

mengkaji anggota keluarga yang sakit ( Ny. U), didapatkan Ny. U mengeluh

sudah satu minggu perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu

makan, nyeri ulu hati dan nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa

penuh pada perut bagian atas. Hasil pemeriksaan fisiknya yaitu keadaan

umum baik, konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik, dan tanda vitalnya yaitu

tensi 130/80 mmhg, suhu 36, 3ºC, nadi 80 x/ menit, respirasi 20 x/ menit.

Ny. U Sudah berobat ke Puskesmas terdekat dua hari yang lalu, dari

Puskesmas didiagnosa syndrom dispepsia dan mendapatkan obat antasid,

vitamin B12 dan parasetamol. Obat yang sudah dikonsumsi sebanyak empat

kali minum dan tinggal lima kali minum, tetapi keluarga Tn. K mengatakan

keluhan Ny. U belum berkurang.

Page 103: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Menurut Manjoer ( 2000) syndrom dispepsia merupakan kumpulan

gejala klinis yang terdiri rasa tidak enak/ sakit perut bagian atas yang

menetap atau mengalami kekambuhan. Syndrom dispepsia merupakan

kumpulan gejala yang terdiri dari salah satu atau lebih gejala nyeri ulu hati,

mual, kembung, muntah, rasa kembung, cepat kenyang dan sendawa

(Djojodiningrat, 2001).

Manifestasi klinis syndrom dispepsia pada Ny. U termasuk pada

dispepsia dengan keluhan seperti ulkus dan dismotitlitas yaitu dengan

keluhan nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, mual, cepat kenyang, rasa

penuh pada perut bagian atas. Kasus syndrom dispepsia pada Ny. U

termasuk akut karena pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka

waktu tiga bulan ( Mansjoer, 2000).

Etiologi penyakit yang diderita Ny. U adalah dispepsia fungsional

karena etiologinya belum diketahui secara pasti, dimana Ny. U tidak

mengalami demam, tidak ditemukan gejala penyakit diabetes militus,

penyakit tiroid dan penyakit jantung koroner, serta tidak mengkonsumsi

antibiotic, digitalis, theophilin dan antiinflamasi non steroid. Sebenarnya

bisa diketahui etiologinya dengan pasti apabila dilakukan pemeriksaan lebih

lanjut. Karena keterbatasan penelitian, peneliti tidak melakukan

pemeriksaan dan pengkajian lebih lanjut seperti pemeriksaan fungsi hati,

fungsi pangkreas, fungsi saluran empedu, fungsi jantung dan fungsi

Page 104: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

hormonal serta tidak melakukan pengkajian kemungkinan penyebab lain

seperti adanya tumor dan gastritis ( peradangan lambung).

Setelah dilakukan diskusi dengan keluarga, keluarga mau merawat

anggota keluarganya yang sakit ( Ny. U) dengan menggunakan tanaman

obat keluarga rimpang kunyit, dosisnya sesuai dengan literatur yang ada

yaitu 500 mg serbuk rimpang kunyit yang dimasukkan kedalam kapsul,

diminum empat kali sehari satu jam sebelum makan dan satu jam sebelum

tidur. Intervensi lain yang di lakukan keluarga yaitu menganjurkan makan

makanan yang tidak merangsang saluran pencernaan, makan sedikit-sedikit

tapi sering dan mengkompres hangat pada area perut yang sakit. Respon

keluarga Tn. K. positif dan kooperatif terhadap tindakan yang diberikan,

dan keluarga terlihat bersemangat untuk melakukan perawatan.

b. Hari kedua ( 5 September 2005)

Pada pukul 15.00 WIB, keluarga Tn. K. mengatakan keluhan Ny. U

belum berkurang dengan mengkonsumsi lima kapsul rimpang kunyit dan

melakukan intervensi keperawatan keluarga. Tanda vital masih sama seperti

hari pertama yaitu tensi 130/80 mmhg, suhu 36,3 ºC, nadi 80 x/ menit dan

respirasi 20 x/ menit. Setelah diskusi dengan keluarga intervensi selanjutnya

ditambahkan dengan menganjurkan untuk meningkatkan istirahat dengan

memodifikasi lingkungan yang nyaman untuk istirahat dan melakukan

teknik relaksasi. Respon keluarga terhadap tindakan yang dilakukan positif

dan akan tetap melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit ( Ny.

Page 105: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

U) walaupun pada hari kedua keluhannya belum berkurang dan Ny. U.

mengatakan senang dengan adanya kerjasama dan perhatian keluarga dalam

perawatan penyakitnya. Obat dari puskesmas tinggal dua kali minum dan

keluarga menyatakan penggunaannya dicampur dengan rimpang kunyit

tidak efek samping, keluarga juga menyatakan mau kontrol ke puskesmas/

dokter apabila obat sudah habis tetapi keluhan Ny. U belum berkurang.

c. Hari ketiga ( 6 September 2005)

Pada pukul 15.00 WIB, keluarga Tn. K. mengatakan mual pada Ny.

U sudah berkurang dan Ny. U kelihatan lebih nyaman dan mulai dapat

beraktifitas sehari-hari dalam keluarga. Keluhan yang lainnya masih sering

terasa seperti perut terasa sakit, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri

ulu hati dan nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut

bagian atas. Kapsul rimpang kunyit yang sudah dikonsumsi sebanyak

sembilan kapsul dan obat dari puskesmas sudah habis, keluarga mengatakan

akan tetap merawat Ny. U dengan menggunakan rimpang kunyit tanpa obat

dari puskesmas karena Ny. U mengatakan lebih nyaman jika rimpang kunyit

saja yang dikonsumsi dan intervensi keluarga yang lain akan tetap terus

dilakukan. Tanda vitalnya yaitu tensi 120/80 mmhg, suhu 36 ºC, nadi 80 x/

menit, respirasi 20 x/ menit jadi ada perubahan dari sebelumnya yaitu

penurunan sistol 10 mmhg dan suhu 0,3ºC tetapi belum dapat disimpulkan

disebabkan mengkonsumsi rimpang kunyit karena banyak faktor lain yang

Page 106: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

mempengaruhi diantaranya Ny. U sudah bisa mandi dengan air dingin

secara teratur yang biasanya pakai air hangat, sudah bisa intirahat dengan

tenang bila malam dan lain -lain.

d. Hari keempat ( 7 September 2005)

Pada pukul 15.00 WIB, keluarga Tn. K. mengatakan semua keluhan

Ny. U sudah berkurang walaupun kadang-kadang masih terasa sakit tetapi

tidak seperti hari-hari sebelumnya. Keluarga menyatakan intervensi

keperawatan keluarga tetap dilakukan dan kapsul rimpang kunyit yang

dikonsumsi 13 kapsul, tanda vitalnya yaitu tensi 120/80 mmhg, suhu 36,4

ºC, nadi 80 x/ menit, respirasi 20 x/ menit, tidak ada perubahan yang

menyolok pada tanda vital hanya ada kenaikan suhu 0,4 ºC.

e. Hari kelima (8 September 2005)

Pada hari kelima pukul 15.00 WIB keluarga Tn. K menyatakan

keluhan perut terasa sakit, mual, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan sudah

tidak terasa lagi sejak mengkonsumsi 14 kapsul rimpang kunyit dan

dilakukan intervensi keluarga secara rutin. Rimpang kunyit yang sudah

dikonsumsi sebanyak 17 kapsul tetapi dari hasil pemeriksaan masih

didapatkan kembung walaupun sudah tidak seperti hari sebelumnya dan

keluarga mengatakan lemas, rasa penuh pada perut bagian atas sudah mulai

berkurang serta nafsu makan mulai naik. Tanda vitalnya yaitu tensi 120/80

mmhg, suhu 36,4 ºC, nadi 78 x/ menit, respirasi 20 x/ menit.

f. Hari keenam ( 9 September 2005)

Page 107: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Pada hari keenam pukul 15.00 WIB keluarga Tn K. menyatakan

semua keluhan Ny. U sudah tidak dirasakan lagi sejak 19 kapsul rimpang

kunyit dikonsumsi dan menyatakan akan tetap mengkonsumsi rimpang

kunyit sampai Ny. U benar-benar sembuh dan mengungkapkan perasaan

senangnya bisa merawat anggota keluarganya yang sakit dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada dikeluarganya dengan benar karena

biasanya mengkonsumsi rimpang kunyit tidak teratur dan dosisnya tidak

diukur tetapi dengan pengalaman ini membuat keluarga ingin mengetahui

lebih banyak tentang bagaimana cara perawatan penyakit secara mandiri

oleh keluarga sebelum kepelayanan kesehatan. Tanda vitalnya yaitu tensi

120/80 mmhg, suhu 36,2 ºC, nadi 78 x/ menit, respirasi 20 x/ menit.

g. Hari ketujuh ( 10 September 2005)

Pada evaluasi hari ketujuh akhir pukul 15.00 WIB setelah

dilaksanakannya lima tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga

dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny.U) oleh keluarga Tn. K diperoleh

hasil: keluarga mengatakan Ny. U nafsu makannya naik, tidur lebih

nyenyak, perut tidak terasa sakit, tidak kembung dan terasa lebih nyaman

serta badan Ny. U terasa lebih segar, hal ini sesuai dengan literatur yang

menyatakan bahwa kunyit mampu menahan sekresi getah lambung, sebagai

anti oksidan yaitu mampu melindungi kerusakan sel-sel, mampu

mengurangi rasa nyeri pada ganguan pencernaan, mampu meningkatkan

nafsu makan, mengurangi penumpukan gas dalam lambung, dan melindungi

Page 108: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

sel-sel hati dari pengaruh zat-zat toksik. ( Hargono, 2002). Kunyit yang

telah dikonsumsi sebanyak 25 kapsul dengan tanda vital tensi 110/80 mmhg,

suhu 36,2ºc, nadi 78 x/ menit, respirasi 20 x/ menit. Sejak hari pertama

perawatan sistol ada penurunan 20 mmhg, suhu stabil antara 36ºC-36,4ºC,

nadi stabil antara 78-80 x/ menit, dan respirasi tetap yaitu 20 x/ menit.

5. Simpulan Sementara Kasus II

Gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada

keluarga Tn. K dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. U) melalui

pemanfataan tanaman obat keluarga rimpang kunyit menunjukan bahwa

masalah teratasi seluruhnya dimana keluarga Tn. K mampu

melaksanakan 5 tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia ( Ny. U) dan keluhan anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia teratasi 100 %, jadi tujuan khusus dan tujuan

umum asuhan keperawatannya dapat tercapai.

Tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga Tn. K tercapai

seluruhnya kurang dari kriteria waktu yang telah ditentukan dan sesuai

standar yang telah ditetapkan, yaitu hari pertama keluarga sudah mampu

mengenal masalah kesehatan, mampu mengambil keputusan untuk

mengatasi masalah dan mampu merawat anggota keluarga dengan

masalah kesehatan. Sesuai hasil penelitian, kemampuan tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat pengetahuan keluarga,

Page 109: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

suasana lingkungan, masalah kesehatan keluarga yang ada,

terjangkaunya fasilitas kesehatan, dan kooperatifnya keluarga.

Tujuan umum tercapai seluruhnya kurang dari kriteria waktu

yang telah ditetapkan yaitu pada hari keenam perawatan kasus syndrom

dispepsia pada Ny. U dapat teratasi seluruhnya. Dengan teratasinya

masalah kesehatan keluarga tersebut disimpulkan bahwa keluarga Tn. K

mampu merawat anggota keluarganya yang sakit ( Ny. U) melalui

pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang kunyit. Sesuai hasil

penelitian, teratasinya keluhan Ny. U dipengaruhi beberapa faktor yaitu

faktor lingkungan, kemampuan keluarga Tn. K dalam melakukan

perawatan, kooperatifnya keluarga, kepatuhan Ny. U terhadap intervensi

yang dianjurkan, pengobatan sebelumnya dari Puskesmas, masih akutnya

penyakit pada Ny. U, penggunaan dosis rimpang kunyit yang sesuai

dengan literatur yang ada, pola makan dan nutrisi yang adekuat dan

respon Ny. U yang positif terhadap penggunaan rimpang kunyit.

C. Kasus III

1. Pengkajian

a. Identitas Keluarga

1).Nama kepala keluarga : Tuan L

2).Alamat : Mulyasari RT 2/III Majenang

3).Tanggal pengkajian : 5 September 2005

4).Puskesmas : Majenang I

Page 110: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

5).Kecamatan : Majenang

6).Diagnosa medis : Syndrom dispepsia

b. Daftar anggota keluarga

No

Nama Anggota Keluarga

Hub. Dgn KK

L/P UmurPendi-dikan

Pekerjaan AgamaKead kes.

Ket

1 Tn. L KK L 33 th DIII Wiraswasta Islam Sakit 2 Debi S. N. Istri P 28 th DI Wiraswasta Islam Sehat3 Dhia A. Anak P 3 th - - Islam Sehat

c. Pemeriksaan Individu ( Tn. L dengan Kasus

Syndrom Dispepsia)

1).Keadaan utama : Tn. L mengeluh sejak 1 bulan yang lalu perut

terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu

makan, nyeri ulu hati, nyeri saat lapar dan nyeri

setelah makan.

2).Keadaan umum : Baik

3).Tanda Vital : Tensi 90/60 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,6 OC, pernafasan 16 x/ menit, BB 77 kg dan TB 173

cm.

4).Pencernaaan : Defekasi 1-2 kali sehari dengan konsistensi

lembek dan warna kuning kecokelatan, tidak

terjadi obstifasi dan tidak diare, kembung dan

kelihatan mual.

5).Mata : Konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik.

6).Kulit : Warna sawo matang, turgor baik, tidak terdapat

luka/ borok/ lecet, tidak ikterik, tidak pucat.

7).Genita Urinaria : Miksi 3 – 5 kali dan tidak ada kesukaran.

Page 111: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

d. Analisa Data

No Data pada keluarga Masalah kesehatan1 DO:

- Ada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L).

- Pada pemeriksaan fisik Tn. L ditemukan nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan mual, keadaan umum baik, tensi 90/60 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,2 OC, pernafasan 16 x/ menit, BB 77 kg dan TB 173 cm.

Gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia.

DS :- Tn. L mengeluh sejak 1 bulan yang lalu perut

terasa sakit, mual, kembung. lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri saat lapar dan nyeri setelah makan.

e. Diagnosa Keperawatan

Gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada keluarga

Tn. L ( Tn. L) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.

2. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Tabel 4.7 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. L

Identitas Keluarga : Tn. L

NoDiagnosa

KeperawatanTujuan Evaluasi

IntervensiUmum Khusus Kriteria Standar

Page 112: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

1 Gangguan sis-tem pen-cernaan syn-drom dispep-sia pada ke-luarga Tn. L ( Tn. L) ber-hubungan de-ngan ketidak-mampuan ke-luarga dalam merawat ang-gota keluarga dengan kasus syndrom dis-pepsia.

Setelah 7 x pertemuan gangguan sis-tem pen-cernaan syndrom dispep-sia pada Tn. L teratasi.

Setelah 2 x 45 menit pertemuan tatap muka dan intervensi, keluar-ga mampu:1. Mengenal ma-

salah GSP syn-drom dispepsia pada Tn. L dengan cara

1.1 Menyebutkan pengertian syndrom dispepsia.

Respon verbal

Syndrom dispepsia adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa.

1.1.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai pengertian syndrom dispepsia.

1.2 Menyebutkan penyebab syndrom dispepsia.

Respon verbal

Minimal 3 dari 5 penyebab dari syndrom dispepsia.1. Gangguan pada lumen

saluran cerna ( gastritis/ maag).

2. Penyakit pada hati, pangkreas, dan saluran empedu.

3. Pola makan tidak teratur.

4. Obat-obatan.5. Makanan.

1.2.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai penyebab syndrom dispepsia.

1.2.2 Tanyakan kembali pada keluarga me-ngenai pengertian dan penyebab syn-drom dispepsia.

1.2.3 Berikan pujian pada keluarga.

1.3 Menyebutkan jenis syndrom dispepsia dan tandanya.

Respon verbal

Jenis syndrom dispepsia:1. Akut yaitu kurang dari

tiga bulan.2. Kronik lebih dari tiga

bulan.Gejala syndrom dispepsia:1 Nyeri perut bagian atas.2 Nyeri setelah makan.3 Nyeri saat lapar.4 Mudah kenyang.5 Perut cepat terasa

penuh saat makan.6 Mual.7 Muntah.8 Kembung.9 Rasa tak nyaman

bertambah saat makan.

1.3.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai jenis syndrom dispepsia dan tandanya.

1.3.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali jenis syndrom dispepsia dan tandanya.

1.3.3 Berikan pujian pada keluarga.

1.4 Mengidentifikasi adanya kembung dan sakit perut pada Tn. L.

Respon verbal dan psi-komotor.

Cara mengetahui adanya kembung dan sakit perut pada Tn. L:1 Tempelkan telapak

tangan kiri pada perut lalu ketuklah dengan ibu jari tangan kanan,

1.4.1 Jelaskan pada keluarga cara me-ngetahui kem-bung dan sakit perut pada Tn. L.

1.4.2 Minta keluarga untuk menjelaskan kemba-

Page 113: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

jika terdengar suara plung-plung berarti kembung.

2 Tekanlah area perut secara perlahan dengan ujung jari tangan dan cari area yang terasa nyeri bila ditekan.

li dan memperaga-kan cara menge-tahui kembung dan sakit perut.

1.4.3 Berikan pujian pada keluarga.

2. Mengambil ke-putusan untuk merawat anggo-ta keluarga de-ngan kasus gangguan salur-an pencernaan ( GSP) syndrom dispepsia Tn. L dengan cara:

2.3 Menyebutkan akibat lanjut dari GSP syn-drom dispep-sia.

Respon verbal

Minimal 2 dari 4 akibat lanjut.1. Bila ada infeksi maka

rasa sakit akan terus bertambah.

2. Metabolisme tubuh terganggu bila saluran pencernaan terganggu.

3. Tubuh akan bertam-bah lemah.

4. Biaya berobat mahal.

2.3.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai akibat lanjut dari syndrom dispepsia.

2.3.2 Motivasi keluarga utk menyebutkan kembali tentang aki-bat lanjut syndrom dispepsia.

2.3.3 Berikan pujian pada keluarga.

2.4 Memutuskan untuk mera-wat Tn. L yang menga-lami GSP syndrom dispepsia

Respon verbal

Keluarga memutuskan untuk merawat Ny K yang mengalami gangguan sa-luran pencernaan syndrom dispepsia.

2.2.1 Tanyakan keinginan keluarga untuk me-rawat Tn. L.

2.2.2 Berikan pujian pada keluarga.

3 Merawat ang-gota keluarga dengan masa-lah GSP syn-drom dispepsia, dengan cara:

3.2Menyebutkan cara pence-gahan GSP syndrom dis-pepsia

Respon verbal

Minimal 2 dari 4 cara pencegahan syndrom dispepsia:1. Anjurkan pola makan

teratur.2. Anjurkan perut selalu

terisi/ makan sediki-sedikit tapi sering.

3. Menjaga kebersihan

3.1.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai cara pencegahan GSP syndrom dis-pepsia.

3.1.2 Tanyakan kembali pada keluarga ten-tang cara pencegahan GSP syndrom dis-

Page 114: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

lingkungan.4. Anjurkan jangan

makan makanan yang merangsang pening-katan asam lambung ( pedas, asam, kopi, dll).

pepsia.3.1.3 Berikan pujian pada

keluarga.

3.2 Menyebutkan cara merawat anggota ke-luarga Tn. L dengan kasus syndrom dispepsia

Respon verbal

Minimal 5 dari 7 cara merawat anggota keluarga dengan kasus GSP syndrom dispepsia: 1.Keluarga dapat mengkaji

sumber daya keluarga-nya yang dapat diman-faatkan dalam menanga-ni kasus syndrom dis-pepsia yaitu mengatasi GSP syndrom dispepsia terlebih dahulu dengan obat tradisional rimpang kunyit.

2.Mampu mengolah ku-nyit.

3.Makan makanan yang tidak merangsang sakit pada saluran pencernaan

4.Makan sedikit-sedikit ta-pi sering.

5.Meningkatkan istirahat6.Kompres hangat pada

area perut yang sakit.7.Melakukan teknik

relaksasi pada waktu perut terasa sakit ( tarik nafas dari hidung dalam-dalam lalu hembuskan lewat mulut dan ulangi terus sampai terasa nyaman).

3.2.1 Diskusikan cara me-rawat anggota ke-luarga dengan kasus GSP syndrom dis-pepsia.

3.2.2 Minta keluarga me-nyebutkan kembali cara merawat ang-gota keluarga dengan kasus GSP syndrom dispepsia.

3.2.3 Berikan pujian pada keluarga.

3.3 Mendemons-trasikan cara pembuatan ob-at tradisional.

Respon Psiko-motor

Serbuk rimpang kunyit 1,5 - 3 gr direbus dalam 150 ml air selama 15 menit, setelah keluar uap disaring dan ditambah air masak hingga volumenya 150 ml, dan untuk memperbaiki rasa tambahkan 1 sendok makan gula pasir atau madu, diminum tiga kali sehari 1/3 bagian ( 50 ml

3.3.1 Demonstrasikan cara pembuatan obat tra-disional dan mema-sukannya kedalam kapsul.

3.3.2 Motivasi keluarga untuk melakukan re-demonstrasi pem-buatan obat tradi-sional.

3.3.3 Berikan pujian pada keluarga.

Page 115: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

sebelum makan).Bila digunakan

dalam bentuk kapsul, 500 mg bubuk kunyit per kapsul, diminum empat kali sehari setengah sampai satu jam sebelum makan dan sebelum tidur.

Cara membuat bubuk kunyit, kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur dibawah matahari, hancur-kan dengan ditumbuk/ diblender, lalu saring.

3.4 Melakukan perawatan untuk mengatasi keluhan syndrom dispepsia pada Tn. L.

Respon afektif

Keluarga melakukan perawatan pada Tn. L yaitu dengan:1.Mengatasi gangguan

saluran pencernaan syndrom dispepsia dengan obat tradisional rimpang kunyit dalam bentuk kapsul yang dibuat bersama.

2.Mampu memberi kapsul kunyit dengan dosis 4 x 1 kapsul satu jam sebelum makan dan sebelum tidur.

3.Memberi makan makan-an yang tidak merang-sang sakit pada saluran pencernaan.

4.Menganjurkan makan sedikit-sedikit tapi sering.

5.Menganjurkan mening-katkan istirahat.

6.Mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

7.Memotifasi untuk mela-kukan teknik relaksasi pada waktu perut terasa sakit.

3.4.1 Adakan kunjungan tidak terencana dan evaluasi cara keluar-ga untuk merawat Tn. L

3.4.2 Berikan pujian pada keluarga.

4 Memodifikasi lingkungan.

4.2 Menyebutkan ciri lingkung-an rumah ya-

Respon verbal

Minimal 2 dari 4 ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat.

4.1.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai ciri-ciri lingkungan

Page 116: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

ng sehat. 1. Bersih dan rapih.2. Ventilasi cukup.3. Ada penerangan dari

sinar matahari.4. Tidak lembab.

rumah yang sehat.4.1.2 Motivasi keluarga

untuk menyebutkan kembali mengenai ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat.

4.1.3 Berikan pujian pada keluarga.

4.2 Memodifikasi lingkungan menjadi sehat

Respon psiko-motor

Memodifikasi lingkungan.1. Membuka jendela atau

pintu rumah.2. Menutup makanan.3. Membersihkan tempat

yang disukai lalat.

4.2.1 Berikan kesempatan pada keluarga untuk menilai kondisi rumahnya.

4.2.2 Bersama-sama deng-an keluarga melaku-kan modifikasi ling-kungan.

4.2.3 Berikan pujian pada keluarga.

5 Memanfaatkan pelayanan kesehatan.

5.1 Pergi ke Pus-kesmas atau ke dokter un-tuk mengatasi syndrom dis-pepsia pada Tn. L.

Respon afektif

Jika dalam tiga hari Tn. L tidak mambaik maka keluarga akan membawa Tn. L pergi ke Puskesmas atau ke dokter.

5.1.1 Anjurkan keluarga untuk membawa Tn. L ke Puskesmas atau ke dokter terdekat.

5.1.2 Berikan pujian pada keluarga.

3. Implementasi Dan Evaluasi

Tabel 4.8 Implementasi Dan Evaluasi Keluarga Tn. L

Identitas Keluarga : Tn. L

WaktuNo. DX

Implemetasi Evaluasi

5-9-0513.00WIB

TUK 1

1.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai pengertian syndrom dispepsia.Syndrome dispepsia adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa.

Data Subjektif :1. Keluarga mampu menyebutkan pengertian

dari syndrom dispepsia adalah ”kumpulan gejala dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah”.

2. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 penyebab dari syndrom dispepsia “maag, makan tidak teratur, makanan dan obat-obatan”.

3. Keluarga mampu menyebutkan jenis syndrom dispepsia dan mampu menyebutkan tanda syndrom dispepsia yaitu nyeri ulu hati, mual, kembung dan muntah.

4. Keluarga mampu menjelaskan cara mengetahui adanya kembung dan mencari

1.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai penyebab syndrom dispepsia.Penyebab dari syndrom dispepsia :1. Gangguan pada lumen saluran cerna.2. Penyakit pada hati, pangkreas, dan saluran

empedu.3. Pola makan tidak teratur.4. Obat-obatan.5. Makanan.

Page 117: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

1.2.2 Menanyakan kembali pada keluarga mengenai pengertian dan penyebab syndrom dispepsia.

1.2.3 Memberikan pujian pada keluarga.

area yang sakit.Data Objektif :1. Keluarga mendemonstarsikan cara

mengetahui kembung.2. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung.3. Terdapat kontak mata.4. Sesekali keluarga terlihat menganguk-

anggukkan kepala.5. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagian.Perencanaan :Lanjutkan Implementasi dengan modifikasi jika diperlukan.

1.3.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai jenis syndrom dispepsia dan gejalanya.Jenis syndrom dispepsia:1. Akut yaitu kurang dari tiga bulan.2. Kronik lebih dari tiga bulan.Gejalanya nyeri perut bagian atas, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, mudah kenyang, perut cepat terasa penuh saat makan, mual, muntah, kembung, rasa tak nyaman bertambah saat makan.

1.3.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali jenis syndrom dispepsia dan tandanya

1.3.3 Memberikan pujian pada keluarga.1.4.1 Menjelaskan pada keluarga cara mengetahui

adanya kembung dan sakit perut pada Tn. L.Cara mengetahui kembung dan area perut yang sakit yaitu:1. Tempelkan telapak tangan kiri pada perut

lalu ketuklah dengan ibu jari tangan kiri, jika terdengar suara plung-plung berarti kembung.

2. Tekanlah area perut secara perlahan dan cari daerah yang terasa nyeri bila ditekan.

1.4.2 Meminta keluarga untuk menjelaskan kembali dan memperagakan cara mengetahui adanya kembung dan area sakit perut pada Tn. L.

1.4.3 Memberikan pujian pada keluarga.TUK

22.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenal

akibat lanjut dari syndrom dispepsia.Akibat lanjut dari syndrom dispepsia:1. Bila ada infeksi maka rasa sakit akan terus

bertambah. 2. Metabolisme tubuh terganggu bila saluran

pencernaan terganggu.3. Tubuh akan bertambah lemah.4. Biaya berobat mahal.

2.1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tentang akibat lanjut dari syndrom dispepsia.

2.1.3 Memberikan pujian pada keluarga.

Data Subjektif : 1. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 4

akibat lanjut dari syndrom dispepsia yaitu tubuh akan bertambah lemah dan biaya berobat mahal.

2. Keluarga menyatakan keinginan-nya untuk mengatasi syndrom dispepsia pada Tn. L.

Data Objektif :Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung dan keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagian.Perencanaan :Lanjutkan implementasi.

2.2.1 Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat Tn. L.

2.2.2 Memberikan pujian pada keluarga.TUK

33.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai cara

pencegahan syndrom dispepsia.Cara pencegahan syndrom dispepsia:1. Anjurkan pola makan teratur.2. Anjurkan perut selalu terisi/ makan sediki-

sedikit tapi sering.

Data Subjektif :1. Keluarga menyebutkan 4 dari 4 cara

pencegahan syndrom dispepsia yaitu menganjurkan pola makan teratur dan menganjurkan perut selalu terisi.

2. Keluarga mampu menyebutkan 7 cara

Page 118: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

3. Menjaga kebersihan lingkungan 4. Anjurkan jangan makan makanan yang

merangsang ( pedas, asam, kopi, dll).3.1.2 Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat

Tn. L.3.1.3 Memberikan pujian pada keluarga.

dari 7 cara merawat anggota keluarga dengan kasus syndrome dispepsia.

3. Keluarga mampu menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit dan bisa memasukannya kedalam kapsul.

Data Obyektif:1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung.2. Terdapat kontak mata.3. Sesekali keluarga terlihat mengangguk-

anggukkan kepala.4. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu menyebutkan cara mencegah dan merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia yaitu mengkaji sumber daya keluarganya yang dapat dimanfaatkan dalam menangani kasus syndrom dispepsia ( obat tradisional rimpang kunyit), makan makanan yang tidak merangsang sakit pada saluran pencernaan, meningkatkan istirahat, mengkompres hangat pada area perut yang sakit.Perencanaa :Lanjutkan implementasi.

3.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsia.Cara merawat anggota keluarga yang mengalami syndrom dispepsia yaitu:1. Keluarga dapat mengkaji sumber daya

keluarganya yang dapat dimanfaatkan dalam menangani kasus syndrom dispepsia yaitu mengatasi GSP syndrom dispepsia terlebih dahulu dengan obat tradisional rimpang kunyit.

2. Mampu mengolah kunyit.3. Makan makanan yang tidak merangsang

sakit pada saluran pencernaan.4. Makan sedikit-sedikit tapi sering.5. Meningkatkan istirahat.6. Mengkompres hangat pada area perut yang

sakit.7. Melakukan teknik relaksasi pada waktu

perut terasa sakit ( tarik nafas dari hidung dalam-dalam lalu hembuskan lewat mulut dan ulangi terus sampai terasa nyaman).

3.2.2 Meminta keluarga menyebutkan kembali cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsia.

3.2.3 Memberikan pujian pada keluarga.3.3.1 Menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit:

kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur dibawah matahari, hancurkan dengan ditumbuk/ diblender, lalu saring.

3.3.2 Mendemonstrasikan cara memasukan serbuk kunyit kedalam kapsul. Masukan serbuk kunyit yang telah kedalam kapsul ukuran 500 mg dengan membuka kapsul, masukan serbuk kunyit penuh atas bawah lalu tutup kembali.

3.3.3 Memotivasi keluarga untuk melakukan redemonstrasi pembuatan obat tradisional.

3.3.4 Memberikan pujian pada keluarga.TUK

44.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai ciri-

ciri lingkungan rumah yang sehat.Ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat:1. Bersih dan rapih.2. Ventilasi cukup.3. Ada penerangan dari sinar matahari.4. Tidak lembab.5. Menutup makanan.

4.1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan

Data Subjektif :1. Keluarga mampu menyebutkan 5 dari 5 ciri-

ciri lingkungan rumah yang sehat.2. Keluarga menilai kondisi rumahnya sudah

baik dan termasuk rumah yang sehat.Data Objektif;1. Rumah keluarga tampak bersih dan rapi,

jendela rumah terbuka, dan sinar masuk ke dalam rumah.

Page 119: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

kembali mengenai ciri-ciri Iingkungan rumah yang sehat.

4.1.3 Memberikan pujian pada keluarga.

2. Keluarga memperhatikan maha-siswa saat diskusi berlangsung.

3. Terdapat kontak mata.4. Keluarga tersenyum ssat diberi pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu memodifikasi lingkungan rumah menjadi sehat.Perencanaan :Lanjutkan implementasi.

4.2.1 Memberikan kesempatan pada keluarga untuk menilai kondis rumahnya.

4.2.2 Menganjurkan pada keluarga untuk mempertahankan kondisi rumahnya.

4.2.3 Memberikan pujian pada keluarga.

TUK 5

4.1.1 Menganjurkan keluarga untuk membawa kembali Tn. L ke Puskesmas atau ke dokter terdekat jika dalam waktu 3 hari kondisinya tidak membaik.

4.1.2 Memberikan pujian atas keinginan keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Data Subjektif :Keluarga mengatakan akan membawa Tn. L akan ke Puskesmas atau ke dokter jika dalam waktu 3 hari SDP syndrom dispepsia yang diderita tidak mengalarni perbaikan.Data Objektif :Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung dan keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah menyatakan kesediaannya untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.Perencanaan :Lanjutkan implementasi.

7-9-0513.00 WIB

TUK 3

3.1.1 Mendiskusikan kembali dengan keluarga mengenai cara pencegahan syndrom dispepsia.

3.1.2 Menanyakan kembali keinginan keluarga untuk merawat Tn. L.

3.1.3 Memberikan pujian pada keluarga.

Data Subjektif :1. Keluarga menyebutkan 4 dari 4 cara

pencegahan syndrom dispepsia.2. Keluarga mampu menyebutkan 6 dari 7 cara

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.

Data Obyektif:1. Keluarga mendemonstrasikan cara

membuat obat tradisional dari rimpang kunyit.

2. Keluarga memperhatikan maha-siswa saat diskusi berlangsung.

3. Terdapat kontak mata.4. Sesekali keluarga terlihat

menganggu-anggukkan kepala.5. Keluarga tersenyum saat diberikan

pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu menyebutkan cara mencegah dan merawat kasus syndrome dispepsia pada Ny. U.Perencanaa :Lanjutkan implementasi.

3.2.1 Mendiskusikan kembali dengan keluarga cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsia.

3.2.2 Meminta keluarga menyebutkan kembali cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsia.

3.2.3 Memberikan pujian pada keluarga.3.3.1 Memotivasi keluarga untuk melakukan

redemonstrasi pembuatan obat tradisional.3.3.2 Memberikan pujian pada keluarga.

3.4.1 Mengadakan kunjungan tidak terencana untuk mengevaluasi cara keluarga merawat Ny. U.

3.4.2 Memberikan pujian pada keluarga.

Page 120: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Tabel 4.9 Hasil Observasi Pada Anggota Keluarga Tn. L dengan Kasus Syndrom Dispepsia ( Ny. L)

Hari ke

Obyek yang diamatiKeluhan

Intervensi keluargaKunyit dikon-sumsi

Tanda Vital

Ob-atBelum teratasi Teratasi

sebagian Sudah teratasi

1 ~ Perut terasa sakit.

~ Mual.

~ Kembung.

~ Lemas.

~ Tidak nafsu makan.

~ Nyeri ulu hati.

~ Nyeri setelah makan.

~ Nyeri saat lapar.

- - ~Memberikan obat tradisional rimpang kunyit.

~Makan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan.

~Makan sedikit-sedikit tapi sering.

~Mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

~Meningkatkan istirahat.~Melakukan teknik relaksasi.

1 kapsul

T: 90/60 mmhgS: 36, 6ºCN: 80 x/ menitR: 16 x/ menit

-

2 ~ Perut terasa sakit.

~ Mual.

~ Kembung.

~ Lemas.

~ Tidak nafsu makan.

~ Nyeri ulu hati.

~ N

- - ~Memberikan obat tradisional rimpang kunyit.

~Makan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan

~Makan sedikit-sedikit tapi sering

~Mengkompres hangat pada area perut yang sakit

~Meningkatkan istirahat~Melakukan teknik relaksasi

5 kapsul

T: 90/60 mmhgS: 36, 3ºCN: 80 x/ menitR: 20 x/ menit

-

Page 121: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

yeri setelah makan.

~ Nyeri saat lapar.

3 ~ Kembung.

~ Lemas.

~ Tidak nafsu makan.

~sakit.

~~

hati.~

setelah makan.

~saat lapar.

- ~Memberikan obat tradisional rimpang kunyit.

~Makan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan.

~Makan sedikit-sedikit tapi sering.

~Mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

~Meningkatkan istirahat.~Melakukan teknik relaksasi.

9 kapsul

T: 110/80 mmhgS: 36 ºCN: 78 x/ menitR: 18 x/ menit

-

4 ~nafsu makan.

~ Perut terasa sakit.

~ Mual.~ Kembung.~ Lemas.~ Nyeri ulu

hati.~ Nyeri setelah

makan.~ Nyeri saat

lapar.

~Memberikan obat tradisional rimpang kunyit.

~Makan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan.

~Makan sedikit-sedikit tapi sering.

~Mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

~Meningkatkan istirahat.~Melakukan teknik relaksasi.

13 kapsul

T: 100/80 mmhgS: 36 ºCN: 80 x/ menitR: 20 x/ menit

-

5 - - ~ Tidak nafsu makan.

~ Memberikan obat tradisional rimpang kunyit.

17 kapsul

T: 100/70 mmhgS: 36,2 ºCN: 80 x/ menitR: 20 x/ menit

-

6 - - - ~Memberikan obat tradisional rimpang kunyit.

21 kapsul

- -

7 Hasil evaluasi akhir dengan dilaksanakannya lima tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus ayndrom dispepsia (Ny.K) oleh keluarga Tn. L diperoleh data sebagai berikut:1. Nafsu makan naik.2. Sakit perut teratasi dan teras lebih nyaman.3. Tn. L menyatakan tidur lebih nyenyak.4. Tn. L mengatakan badanya lebih segar dan tidak lemas.

25 kapsul

T: 110/80 mmhgS: 36,2ºCN: 78 x/ menitR: 20 x/ menit

4. Pembahasan Kasus III

Pengkajian awal pada Tn. L, Tn. L mengatakan sudah terbisa

menggunakan tanaman obat keluarga rimpang kunyit didalam mengobati

penyakitnya tetapi keluhan yang dialami tidak berkurang, sedangkan menurut

literature yang ada rimpang kunyit mampu mengurangi keluhan bahkan

Page 122: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

menyembuhkan penyakit syndrom dispepsia, yaitu menurut Hargono ( 2002)

rimpang kunyit mempunyai khasiat sebagai anti oksidan, pengurang rasa nyeri

pada gangguan sistem pencernaan, peningkat nafsu makan dan dapat

mengurangi penumpukan gas dalam lambung. Hal ini dimungkinkan karena

keluarga Tn. L belum mampu merawat anggota keluarganya yang sakit ( Tn. L)

dan pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga

rimpang kunyit belum tepat. Dari pengkajian awal tersebut peneliti tertarik

untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. L dengan

kasus syndrom dispepsia ( Tn. L ).

Asuhan keperawatan yang akan dilakukan bersifat partisipatif yaitu

melibatkan seluruh anggota keluarga Tn. L dalam merawat anggota keluarga

dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L) dan perawatan ini terfokus pada

pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga

rimpang kunyit. Asuhan keperawatan dimulai sejak tanggal 5 September 2005

melalui kunjungan rumah selama satu minggu dengan beberapa tahapan

diantaranya pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal-hal yang

dikaji dalam pengkajian yaitu identitas keluarga, daftar anggota keluarga, data

umum dan pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan kasus syndrom dipepsia.

Pada pengkajian data umum keluarga, didapatkan tipe keluarga Tn T

adalah nuclear family ( keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu dan satu anak

angkat yang tinggal bersama dalam satu rumah dan tahap perkembangannya

adalah pada tahap anak angkat usia pra sekolah. Pada data umum dikaji juga

Page 123: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

keadaan biologis keluarga, psikologis keluarga, sosial ekonomi keluarga,

spiritual keluarga, lingkungan rumah, fungsi dan harapan keluarga.

Hasil pengkajian keadaan biologis keluarga Tn. L yaitu kebersihan:

”frekuensi mandi sehari 2 kali, menggunakan sabun, kamar mandi milik

sendiri, biasa cuci tangan sebelum makan dan biasa cuci kaki sebelum tidur”,

pola makan: ”tidak ada pantangan makan, makan sehari 3 kali, makanan pokok

nasi, lauk kadang-kadang, sayuran selalu ada, buah kadang-kadang, susu

kadang-kadang, cara menghidangkan makanan terbuka, air minum dimasak

dan kebiasaan masak sayuran dipotong baru dicuci”, pola istirahat: ”rata-rata

tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 05.00, tidur siang kadang- kadang dan

tidak ada anggota keluarga yang sulit tidur”, reproduksi: ”keluarga tidak

menggunakan alat kontrasepsi”, tidak ada kecacatan dan tidak ada penyakit

kronik/ menular dalam keluarga Tn. L.

Pengkajian psikologis pada keluarga Tn. L menggambarkan kondisi

emosi dalam hubungan antar anggota keluarga untuk menghadapi masalah

terkesan baik, terdapat komunikasi/ interaksi antar anggota keluarga, strategi

koping keluarga baik ( keluarga mau menyelesaikan masalah kesehatan) dan

adanya musyawarah untuk mengambil keputusan.

Pada pengkajian ekonomi keluarga, keluarga memiliki tabungan

kesehatan, penghasilan per bulan lebih dari enam ratus ribu rupiah dan

keluarga Tn. L tergolong pada keluarga sejahtera III.

Page 124: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Pengkajian spiritual menggambarkan pandangan hidup keluarga

terhadap keadaan sehat baik, ”keluarga menganggap sehat itu mahal dan

berpendapat lebih baik mencegah dari pada mengobati”.

Hasil pengkajian lingkungan rumah didapatkan lingkungan rumah

terkesan bersih dan teratur, tempat BAB di WC, pembuangan air kotor

keselokan, mempunyai tempat sampah, kondisi halaman dimanfaatkan untuk

taman dan tanaman obat keluarga, tidak memiliki kandang ternak, tidak ada

lalat/ nyamuk, ventilasi cukup ( tinggi internit lebih dari 2,4 m dari lantai,

banyak lobang angin/ jendela, luas jendela lebih dari 10 % dari luas lantai),

tidak pengap, penerangan cukup baik dan jendela difungsikan.

Fungsi afektif/ gambaran diri anggota keluarga baik ditandai dengan

setiap anggota keluarga berperan sesuai fungsinya masing-masing, setiap

anggota keluarga merasa dimiliki dan memiliki dalam keluarga dan setiap

anggota keluarga saling mendukung dalam menghadapi masalah kesehatan.

Fungsi sosialisasi/ hubungan antar anggota keluarga maupun dengan

orang lain terkesan baik dan orang tua yang berperan sebagai pendidik dalam

keluarga untuk mengembangkan disiplin, norma, budaya dan perilaku.

Fungsi perawatan kesehatan, keluarga Tn. L belum mampu

melaksanakan fungsi perawatan kesehatan dengan baik dimana keluarga belum

mampu mengetahui masalah kesehatan yang ada, belum mampu mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah dan keluarga belum mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit ( Tn. L). Setelah keluarga mampu

Page 125: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

melaksanakan fungsi perawatan kesehatan, keluarga berharap kasus syndrom

dispepsia pada Tn. L dapat teratasi.

Setelah mengkaji fungsi keluarga, penulis melakukan pemeriksaan fisik

pada individu dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L), hasilnya yaitu keadaan

umum baik, nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan mual, tensi

90/60 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,6 OC, pernafasan 16 x/ menit, BB 77 kg

dan TB 173 cm. Pada anamnesa keluarga, keluarga Tn. L mengatakan sudah

memeriksakan Tn. L ke tempat pelayanan kesehatan, obat sudah habis tetapi

belum ada perubahan pada penyakitnya dan keluhan Tn. L saat ini yaitu sejak 1

bulan yang lalu perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan,

nyeri ulu hati, nyeri saat lapar dan nyeri setelah makan.

Data yang telah dikaji pada keluarga Tn. L dianalisa dengan cara

dikelompokan menjadi data subyektif ( Tn. L mengeluh sejak 1 bulan yang lalu

perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati,

nyeri saat lapar dan nyeri setelah makan) dan data objektif ( ada anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia dan pada pemeriksaan fisik Tn. L

ditemukan nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan mual, tensi

90/60 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,6 OC, pernafasan 16 x/ menit, BB 77 kg

dan TB 173 cm) lalu ditentukan masalah kesehatannya ( gangguan sistem

pencernaan syndrom dispepsia). Analisa tersebut dirumuskan menjadi diagnosa

keperawatan dan diagnosa keperwatannya adalah gangguan sistem pencernaan

sindrom dispepsia pada keluarga Tn. L ( Tn. L) berhubungan dengan

Page 126: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus

syndrom dispepsia. Setelah diagnosa keperawatan keluarga sudah dirumuskan,

penulis bersama keluarga menyusun rencana keperawatan.

Rencana keperawatan keluarga mempunyai tujuan yaitu tujuan khusus

”setelah 2 x 45 menit pertemuan tatap muka dan intervensi keluarga mampu

merawat anggota keluarganya yang sakit” dan tujuan umum ”setelah 7 x

pertemuan gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny K

teratasi”. Dari tujuan itu penulis melakukan implementasi keperawatan pada

keluarga Tn. L walaupun terfokus pada pemanfaatan tanaman obat keluarga

rimpang kunyit tetapi tidak mengabaikan/ tetap melaksanakan implementasi

keperawatan keluarga lainnya.

Implementasi dilakukan melalui penyuluhan dengan cara diskusi,

peragaan dan komunikasi interaktif. Respon keluarga Tn. L selama penyuluhan

berlangsung kooperatif dan memiliki persepsi yang positif, dimana keluarga

memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung, terdapat kontak mata,

sesekali terlihat menganggukan kepala dan tersenyum saat diberikan pujian.

Sewaktu implementasi dan sesudah implementasi penulis melakukan evaluasi.

Evaluasi asuhan keperawatan keluarga Tn. L dilakukan dengan dua cara

yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, bertujuan untuk melihat gambaran

kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan khusus dan tujuan umum yang

telah ditetapkan pada perencanaan.

Page 127: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Gambaran pencapaian tujuan khusus ( keluarga Tn. L mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit) digambarkan berdasarkan kemampuan

keluarga Tn. L dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatannya, yaitu:

a. Gambaran kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

Pada hari pertama tanggal 5 September 2005, keluarga Tn. L

mampu menyebutkan pengertian syndrom dispepsia yaitu: “kumpulan

gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung dan muntah”, mampu

menyebutkan penyebab syndrom dispepsia “maag, makan tidak teratur,

makanan dan obat-obatan”, mampu menyebutkan jenis syndrom dispepsia

dan tandanya, mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan cara

mengetahui adanya kembung. Jadi pada hari pertama keluarga Tn. L sudah

mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan faktor

yang mempengaruhi masalah kesehatan serta memiliki persepsi yang positif

terhadap masalah.

Simpulan sementaranya yaitu keluarga Tn. L mampu mengenal

masalah kesehatan kurang dari kriteria waktu yang telah ditentukan dan

sesuai standar yang telah ditetapkan pada perencanaan. Hal ini mungkin

disebabkan karena daya tangkap dan tingkat pengetahuan keluarga cukup

baik, suasana lingkungan yang mendukung ( nyaman dan tenang) dan

kooperatifnya keluarga pada waktu penyuluhan.

Page 128: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

b. Gambaran kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk

mengatasi masalah

Pada hari pertama tanggal 5 September 2005 keluarga Tn. L

mampu menyebutkan 4 dari 4 akibat lanjut syndrome dispepsia dan

menyatakan keinginannya untuk mengatasi penyakit syndrome

dispepsia pada Tn. L.

Simpulan sementaranya yaitu keluarga Tn. L mampu

mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kurang dari kriteria

waktu yang telah ditentukan dan sesuai standar yang telah ditetapkan

pada perencanaan, mengerti sifat dan luasnya masalah, masalah

dirasakan oleh keluarga, mampu menyebutkan akibat dari masalah,

mampu membuat keputusan yang tepat tentang penanganan masalah,

tidak merasa menyerah terhadap masalah yang dialami, tidak

mempunyai sikap negatif terhadap masalah, dapat menjangkau

fasilitas kesehatan, percaya terhadap tenaga kesehatan dan tidak

mendapat informasi yang salah mengenai tindakan dalam menangani

masalah.

c. Gambaran kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

dengan masalah kesehatan.

Pada hari pertama tanggal 5 September 2005 keluarga Tn. L mampu

menyebutkan semua cara pencegahan syndrom dispepsia, mampu

menyebutkan semua cara merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom

Page 129: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

dispepsia, mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan cara pembuatan

serbuk kunyit dan bisa memasukannya kedalam kapsul, mampu

menyebutkan semua ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat, keluarga menilai

kondisi rumahnya sudah baik dan termasuk rumah yang sehat. Rumah

keluarga tampak bersih dan rapih, jendela rumah terbuka dan sinar masuk

ke dalam rumah. Keluarga Tn. L juga mengatakan akan membawa Tn. L ke

Puskesmas atau dokter jika dalam waktu tiga hari gangguan saluran

pencernaan syndrom dispepsia tidak mengalami perbaikan. Jadi pada hari

pertama keluarga Tn. L sudah mampu merawat anggota keluarganya yang

sakit ( Tn. L) termasuk mampu memelihara lingkungan yang mendukung

kesehatan dan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat.

Pada saat kunjungan tidak terencana tanggal 7 September 2005

untuk melihat cara keluarga melakukan perawatan terhadap anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L). Cara keluarga Tn. L

merawat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan keluarga Tn. L

masih mampu menyebutkan semua cara pencegahan syndrom dispepsia

serta mampu menyebutkan semua cara merawat anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia.

Simpulan sementaranya yaitu keluarga Tn. L mampu merawat

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L) kurang dari

kriteria waktu yang telah tentukan dan sesuai standar yang telah ditetapkan

pada perencanaan.

Page 130: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Hasil pengamatan dan evaluasi dapat disimpulkan bahwa keluarga

Tn. L mampu mengambil dari sumber daya keluarga yang ada untuk

perawatan yaitu tanaman obat keluarga rimpang kunyit, mampu

melaksanakan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mampu

memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan, mempunyai sumber

daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan, mampu mempelajari

tentang bagaimana perawatan keluarga terhadap anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia sehingga keterampilan keluarga mengenai

perawatan yang diperlukan memadai, tidak mempunyai pandangan negatif

terhadap perawatan yang diperlukan, tidak ada konflik individu dan perilaku

mementingkan diri sendiri dalam keluarga, dapat melihat keuntungan dalam

pemeliharaan lingkungan dimasa mendatang, mengetahui upaya

peningkatan kesehatan dan pencegahaan penyakit, sadar akan pentingnya

fasilitas kesehatan dan mempunyai pandangan positif akan fasilitas

kesehatan, tidak merasa takut akan akibat dari tindakan, faham dan bisa

memodifikasi lingkungan yang menguntungkan kesahatan dan keluarga

telah terbisa memanfaatkan fasilitas kesehatan serta akan control ke

puskesmas/ dokter bila keluhan belum berkurang dalam waktu tiga hari.

Gambaran pencapaian tujuan umum dipantau melalui catatan

perkembangan anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn.

L), yang menggambarkan kemampuan keluarga Tn. L merawat anggota

keluarganya yang sakit melalui penatalaksanaan asuhan keperawatan

Page 131: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

keluarga dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga rimpang kunyit,

sebagai berikut:

a. Hari pertama ( 5 September 2005).

Pada waktu pengkajian, keluarga Tn. L mengatakan sudah biasa

menggunakan tanaman obat keluarga rimpang kunyit untuk mengatasi

penyakit saluran pencernaannya, menurut keluarga Tn. L biasanya

penyakitnya tidak membaik dan rimpang kunyit yang digunakan diolah

dengan cara diparut, diperas airnya lalu diminum dengan dosis yang tidak

diukur dan dikonsumsi secara tidak teratur.

Pada pukul 13.00 WIB peneliti bersama keluarga mengkaji anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L), Tn L mengeluh sudah

satu bulan yang lalu perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu

makan, nyeri ulu hati, nyeri saat lapar dan nyeri setelah makan. Hasil

pemeriksaan fisiknya yaitu keadaan umum baik, konjungtiva tidak anemis,

tidak ikterik, tensi 90/60 mmhg, suhu 36,2ºC, nadi 77 x/ menit dan respirasi

16 x/ menit. Dari data Puskesmas dan keluhan tersebut, Tn. L mengalami

gangguan saluran pencernaan syndrom dispepsia.

Menurut Manjoer ( 2000) syndrom dispepsia merupakan kumpulan

gejala klinis yang terdiri rasa tidak enak/ sakit perut bagian atas yang

menetap atau mengalami kekambuhan. Syndrom dispepsia merupakan

kumpulan gejala yang terdiri dari salah satu atau lebih gejala nyeri ulu hati,

Page 132: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

mual, kembung, muntah, rasa kembung, cepat kenyang dan sendawa

( Djojodiningrat, 2001).

Manifestasi klinis kasus syndrom dispepsia pada Tn. L termasuk

dispepsia dengan keluhan seperti ulkus, yaitu dengan keluhan nyeri setelah

makan, nyeri saat lapar dan mual. Kasus syndrom dispepsia pada Tn. L

termasuk akut karena pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka

waktu tiga bulan ( Mansjoer, 2000).

Etiologi kasus syndrom dispepsia pada Tn. L belum diketahui secara

pasti ( dispepsia fungsional), sebenarnya bisa diketahui etiologinya dengan

pasti apabila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut tetapi karena keterbatasan

penelitian, peneliti tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti

pemeriksaan fungsi hati, fungsi pangkreas, fungsi saluran empedu, fungsi

jantung, fungsi hormonal dan kemungkinan penyebab lain seperti adanya

tumor dan gastritis.

Setelah dilakukan diskusi dengan keluarga Tn. L, keluarga Tn. L

mau merawat anggota keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L)

dengan memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit. Dosis yang digunakan sesuai dengan literatur yang

ada yaitu 500 mg serbuk rimpang kunyit, dimasukkan kedalam kapsul dan

diminum empat kali sehari, satu jam sebelum makan dan satu jam sebelum

tidur. Intervensi lain yang di lakukan keluarga Tn. L yaitu menganjurkan

makan makanan yang tidak merangsang saluran pencernaan, makan sedikit-

Page 133: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

sedikit tapi sering dan mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

Respon keluarga Tn. L. positif dan kooperatif terhadap tindakan yang

diberikan dan terlihat bersemangat untuk melakukan perawatan terhadap

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L).

b. Hari kedua ( 6 September 2005).

Pada pukul 13.00 WIB, tanda vital Tn L yaitu tensi 90/80 mmhg,

suhu 36,3 ºC, nadi 80 x/ menit dan respirasi 20 x/ menit. Keluarga Tn. L

mengatakan keluhan Tn. L belum berkurang dengan melalukan intervensi

keperawatan keluarga dan mengkonsumsi lima kapsul rimpang kunyit.

Keluarga Tn. L mengatakan akan tetap melakukan perawatan pada anggota

keluarga yang sakit walaupun pada hari kedua keluhannya belum berkurang

dan Tn. L mengatakan senang dengan adanya kerjasama keluarga dalam

perawatan penyakitnya. Keluarga kooperatif ketika peneliti menganjurkan

untuk kontrol ke puskesmas apabila sudah tiga hari perawatan, keluhan

tidak berkurang.

c. Hari ketiga ( 7 September 2005).

Pada pukul 13.00 WIB, tanda vital Tn L yaitu tensi 110/80 mmhg,

suhu 36 ºC, nadi 78 x/ menit dan pernapasan18 x/ menit. Jadi ada kenaikan

sistol dan diastol 20 mmhg, penurunan suhu 0,3 ºC, penurunan nadi dan

respirasi 2 x/ menit. Intervensi keluarga yang dilakukan masih sama seperti

hari pertama perawatan dan kapsul rimpang kunyit yang sudah dikonsumsi

sebanyak 9 kapsul. Keluarga Tn. L mengatakan keluhan Tn. L mulai

Page 134: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

berkurang diantaranya perut sakit, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar,

nyeri ulu hati dan mual, tetapi keluarga mengatakan Tn. L masih kembung,

lemas dan tidak nafsu makan. Keluarga Tn. L mengatakan akan tetap terus

melakukan perawatan dan keluarga optimis dengan intervensi yang

dilakukan akan bisa mengurangi keluhan penyakit Tn. L.

d. Hari keempat ( 8 september 2005)

Pada pukul 13.00 WIB, tanda vital Tn L yaitu tensi 100/80 mmhg,

suhu 36 ºC, nadi 80 x/ menit dan pernapasan 20 x/ menit. Kapsul rimpang

kunyit yang sudah dikonsumsi sebanyak 13 kapsul, keluarga mengatakan

semua keluhan sudah teratasi kecuali nafsu makan belum naik tetapi ada

perbaikan karena tidak mual. Peneliti menganjurkan kepada keluarga untuk

menyajikan makanan yang menarik selera makan dan disukai oleh Tn. L

sebatas tidak bertentangan dengan penyakitnya seperti pedas, kecut, dll.

Respon keluarga positif dan keluarga mengatakan mau melaksanakan

anjuran peneliti serta akan tetap melanjutkan intervensi yang telah

direncanakan sebelumnya.

e. Hari kelima ( 9 september 2005).

Pada pukul 13.00 WIB, tanda vital Tn L yaitu tensi 100/70 mmhg,

suhu 36,2 ºC, nadi 80 x/ menit dan pernapasan 20 x/ menit. Kapsul rimpang

kunyit yang sudah dikonsumsi sebanyak 17 kapsul, keluarga mengatakan

semua keluhan sudah teratasi dan nafsu makan sudah naik. Pada hari

Page 135: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

keenam tidak dievaluasi karena keluhan Tn. L sudah teratasi semua dan Tn.

L sudah kelihatan lebih nyaman dan segar.

f. Hari ketujuh ( 11 September 2005).

Pada pukul 15.00 WIB, peneliti melakukan evaluasi akhir setelah

dilaksanakannya lima tugas keluarga oleh keluarga Tn. L dalam merawat

anggota keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L), diperoleh

hasil: Kunyit yang telah dikonsumsi sebanyak 25 kapsul, tanda vital Tn. L

yaitu tensi 110/80 mmhg, suhu 36,2ºc, nadi 78 x/ menit, respirasi 20 x/

menit. Jadi perubahan tanda vital sejak hari pertama perawatan yaitu sistol

dan diastol naik 20 mmhg, respirasi naik 4 x/ menit, suhu stabil antara

36ºC-36,6ºC dan nadi stabil antara 78-80 x/ menit. Keluarga mengatakan

semua keluhan yang dirasakan oleh Tn. L sudah tidak terasa lagi dan nafsu

makan Tn. L naik. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa

kunyit mampu menahan sekresi getah lambung, mampu mengurangi rasa

nyeri pada gangguan saluran pencernaan, mengurangi penumpukan gas

dalam lambung dan mampu meningkatkan nafsu makan ( Hargono, 2002).

5. Simpulan Sementara Kasus III

Gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada

keluarga Tn. L dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L) melalui

pemanfataan tanaman obat keluarga rimpang kunyit menunjukkan

bahwa masalah teratasi seluruhnya dimana keluarga Tn. L mampu

melaksanakan 5 tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan

Page 136: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

kasus syndrom dispepsia ( Tn. L) dan keluhan anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia teratasi 100 %, jadi tujuan khusus dan tujuan

umum asuhan keperawatannya dapat tercapai.

Tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga Tn. L tercapai

seluruhnya sesuai standar dan kurang dari kriteria waktu yang telah

ditentukan, yaitu dalam waktu 1 x 45 menit tatap muka keluarga Tn. L

mampu mengenal masalah kesehatan, mampu mengambil keputusan

untuk mengatasi masalah dan mampu merawat anggota keluarga dengan

masalah kesehatan. Sesuai hasil penelitian dan pengamatan peneliti

kemampuan keluarga Tn. L tersebut diatas dipengaruhi beberapa faktor

yaitu tingkat pendidikan keluarga, suasana/ keadaan lingkungan, sumber

daya keluarga, masalah kesehatan keluarga yang ada ( syndrom

dispepsia), terjangkaunya fasilitas kesehatan, dan kooperatifnya keluarga

Tn. L.

Tujuan umum tercapai seluruhnya kurang dari kriteria waktu

yang telah ditetapkan yaitu masalah kesehatan keluarga Tn. L dapat

teratasi seluruhnya pada hari kelima perawatan, dengan teratasinya

masalah tersebut berarti keluarga Tn. L dapat dikatakan mampu

merawat anggota keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L)

melalui pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit. Sesuai hasil penelitian dan pengamatan peneliti

ketercapaian tujuan umum ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

Page 137: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

kemampuan dan kooperatifnya keluarga Tn. L dalam melakukan

perawatan, kepatuhan Tn. L terhadap intervensi yang anjurkan, masih

akutnya penyakit Tn. L, dosis rimpang kunyit yang digunakan sesuai

dengan literatur yang ada, pola makan dan nutrisi yang adekuat, respon

klien pada penggunaan rimpang kunyit, dan faktor lingkungan.

D. Kasus IV

1. Pengkajian

a. Identitas Keluarga

1).Nama kepala keluarga : Tuan A

2).Alamat : Mulyasari RT 3/ III Majenang

3).Tanggal pengkajian : 12 September 2005

4).Puskesmas : Majenang I

5).Kecamatan : Majenang

6).Diagnosa medis : Syndrom dispepsia

b. Daftar anggota keluarga

No

Nama Anggota Keluarga

Hub. Dgn KK

L/P

UmurPendi-dikan

Pekerjaan AgamaKead kes.

Ket

1 Tn A KK L 40 th SD Buruh Islam Sehat2 Ny C Istri P 30 th SD Buruh Islam Sakit3 Hasan P. Anak P 10 th SD Pelajar Islam Sehat4 Indra S Anak L 3 th Islam Sehat

c. Pemeriksaan individu ( Ny. C dengan kasus syndrom dispepsia).

Page 138: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

1).Keadaan utama : Ny. C mengeluh sejak tiga hari yang lalu perut terasa

sakit, mual, kembung. cepat kenyang, tidak nafsu

makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri

saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas.

2).Keadaan umum : Baik.

3).Tanda Vital : Tensi 120/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC,

pernafasan 20 x/ menit, BB 50 kg dan TB 155 cm.

4).Pencernaaan : Defekasi 1-2 kali sehari dengan konsistensi lembek

dan warna kuning kecokelatan, tidak terjadi obstifasi

dan tidak diare, kembung dan kelihatan mual.

5).Mata : Konjungtiva tidak anemis, tidak iktesik.

6).Kulit : Warna sawo matang, turgor baik, tidak terdapat luka/

borok/ lecet, tidak ikterik, tidak pucat.

7).Genita Urinaria : Miksi 3 – 5 kali dan tidak ada kesukaran.

d. Analisa Data

No Data pada keluarga Masalah kesehatan1 DO:

- Ada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. C).

- Pada pemeriksaan fisik Ny. C ditemukan nyeri tekan ada perut bagian atas, kembung, kelihatan mual, keadaan umum baik, tensi 120/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3

Gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia.

Page 139: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

OC, pernafasan 20 x/ menit, BB 50 kg dan TB 155 cm.

DS :- Ny. C mengeluh sejak tiga hari yang lalu

perut terasa sakit, mual, kembung. cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas.

e. Diagnosa Keperawatan

Gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada keluarga

Tn. A ( Ny. C) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.

2. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Tabel 4.10 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. A

Identitas Keluarga : Tn. ANo

Diagnosa keperawatan

Tujuan EvaluasiIntervensi

Umum Khusus Kriteria StandarGangguan sis-tem pencerna-an syndrom dispepsia pa-da keluarga Tn. A ( Ny. C) berhubu-ngan dengan ketidakmam-puan keluarga dalam mera-wat anggota keluarga de-ngan kasus syndrom dis-pepsia.

Setelah 7 x pertemuan gangguan sistem pen-cernaan syndrom dispepsia pada Ny. C teratasi.

Setelah 2 x 45 menit pertemuan tatap muka dan intervensi keluarga mampu:

1. Mengenal mas-alah GSP syn-drom dispepsia pada Ny. C dengan cara

1.1 Menyebutkan pengertian syndrom dispepsia

Respon verbal

Syndrom dispepsia adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa.

1.1.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai pengertian syndrom dispepsia.

1.2 Menyebutkan penyebab syn-drom dispep-sia.

Respon verbal

Minimal 3 dari 5 penyebab dari syndrom dispepsia1. Gangguan pada lumen

saluran cerna

1.2.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai penyebab syndrom dispepsia.

Page 140: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

( gastritis/ maag).2. Penyakit pada hati,

pangkreas, dan saluran empedu.

3. Pola makan tidak teratur.

4. Obat-obatan.5. Makanan.

1.2.2 Tanyakan kembali pada keluarga me-ngenai pengertian dan penyebab syn-drom dispepsia.

1.2.3 Berikan pujian pada keluarga.

1.3 Menyebutkan jenis syndrom dispepsia dan tandanya

Respon verbal

Jenis syndrom dispepsia:1. Akut yaitu kurang dari

tiga bulan.2. Kronik lebih dari tiga

bulan.Gejala syndrom dispepsia ( salah satu/ lebih gejala dibawah ini): 1. Nyeri perut bagian atas2. Nyeri setelah makan.3. Nyeri saat lapar.4. Mudah kenyang.5. Perut cepat terasa

penuh saat makan.6. Mual.7. Muntah.8. Kembung.9. Rasa tak nyaman

bertambah saat makan.

1.3.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai jenis syndrom dis-pepsia dan tandanya.

1.3.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali jenis syn-drom dispepsia dan tandanya.

1.3.3 Berikan pujian pada keluarga.

1.4 Mengidentifikasi adanya kembung dan sakit perut pada Ny. C.

Respon verbal dan psiko-motor

Cara mengetahui adanya kembung dan sakit perut pada Ny. C:1. Tempelkan telapak

tangan kiri pada perut lalu ketuklah dengan ibu jari tangan kanan, jika terdengar suara plung-plung berarti kembung.

2. Tekanlah area perut secara perlahan dengan ujung jari tangan dan cari area yang terasa nyeri bila ditekan.

1.4.1 Jelaskan pada keluar-ga cara mengetahui kembung dan sakit perut pada Ny. C.

1.4.2 Minta keluarga untuk menjelaskan kembali dan memperagakan cara mengetahui kembung dan sakit perut.

1.4.3 Berikan pujian pada keluarga.

2. Mengambil ke-putusan untuk merawat ang-gota keluarga dengan kasus gangguan salur-an pencernaan ( GSP) syndrom

Page 141: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

dispepsia Ny. C dengan cara:

2.1 Menyebutkan akibat lanjut dari GSP syn-drom dispep-sia

Respon verbal

Minimal 2 dari 4 akibat lanjut dari syndrome dispepsia:1. Bila ada infeksi maka

rasa sakit akan terus bertambah.

2. Metabolisme tubuh terganggu bila saluran pencernaan terganggu.

3. Tubuh akan bertambah lemah.

4. Biaya berobat mahal.

2.1.1 Diskusikan dengan keluarga mengenal akibat lanjut dari syndrom dispepsia.

2.1.2 Motivasi keluarga utk menyebutkan kembali tentang akibat lanjut syn-drom dispepsia.

2.1.3 Berikan pujian pada keluarga

2.2 Memutuskan untuk mera-wat Ny. C yang meng-alami GSP syndrom dis-pepsia

Respon verbal

Keluarga memutuskan untuk merawat Ny. C yang mengalami gangguan saluran pencernaan syndrom dispepsia.

2.2.1 Tanyakan keinginan keluarga untuk mera-wat Ny. C.

2.2.2 Berikan pujian pada keluarga.

3Merawat ang-gota keluarga dengan masa-lah GSP syn-drom dispepsia, dengan cara:

3.1 Menyebutkan cara pencega-han GSP syndrom dis-pepsia

Respon verbal

Minimal 2 dari 4 cara pen-cegahan syndrom dis-pepsia:1.Anjurkan pola makan

teratur2.Anjurkan perut selalu

terisi/ makan sediki-sedikit tapi sering.

3.Menjaga kebersihan lingkungan

4.Anjurkan jangan makan makanan yang merangsang peningkatan asam lambung ( pedas, asam, kopi, dll).

3.1.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai cara pencegahan GSP syndrom dispepsia.

3.1.2 Tanyakan kembali pada keluarga tentang cara pencegahan GSP syndrom dispepsia.

3.1.3 Berikan pujian pada keluarga.

3.2 Menyebutkan cara merawat anggota kel-uarga Ny. C dengan kasus syndrom dispepsia.

Respon verbal

Minimal 5 dari 7 cara merawat anggota keluarga dengan kasus GSP syndrom dispepsia: 1.Keluarga dapat mengkaji

sumber daya keluarga-nya yang dapat diman-faatkan dalam mena-ngani kasus syndrom dispepsia yaitu menga-

3.2.1 Diskusikan cara merawat anggota keluarga dengan kasus GSP syndrom dispepsia

3.2.2 Minta keluarga menyebutkan kembali cara merawat anggota keluarga dengan

Page 142: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

tasi GSP syndrom dis-pepsia terlebih dahulu dengan obat tradisional rimpang kunyit.

2.Mampu mengolah kunyit

3.Makan makanan yang tidak merangsang sakit pada saluran pencernaan

4.Makan sedikit-sedikit ta-pi sering.

5.Meningkatkan istirahat6.Kompres hangat pada

area perut yang sakit.7.Melakukan teknik relak-

sasi pada waktu perut terasa sakit ( tarik nafas dari hidung dalam-dalam lalu hembuskan lewat mulut dan ulangi terus sampai terasa nyaman).

kasus GSP syndrom dispepsia

3.2.3 Berikan pujian pada keluarga

3.3 Mendemons-trasikan cara pembuatan obat tradisional.

Respon Psiko-motor

Serbuk rimpang kunyit 1,5 - 3 gr direbus dalam 150 ml air selama 15 menit, setelah keluar uap disaring dan ditambah air masak hingga

3.3.1 Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional dan memasukannya kedalam kapsul.

volumenya 150 ml, dan untuk memperbaiki rasa tambahkan 1 sendok makan gula pasir atau madu, diminum tiga kali sehari 1/3 bagian ( 50 ml sebelum makan).

Bila digunakan dalam bentuk kapsul, 500 mg bubuk kunyit per kapsul, diminum empat kali sehari setengah sampai satu jam sebelum makan dan sebelum tidur.

Cara membuat bubuk kunyit, kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur dibawah matahari, hancurkan dengan ditumbuk/ diblender, lalu saring.

3.3.2 Motivasi keluarga untuk melakukan redemonstrasi pembuatan obat tradisionat

3.3.3 Berikan pujian pada keluarga.

Page 143: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

3.4 Melakukan perawatan untuk mengatasi keluhan syndrom dispepsia pada Ny. C

Respon afektif

Keluarga melakukan perawatan pada Ny. C yaitu dengan:1.Mengatasi gangguan

saluran pencernaan syndrom dispepsia dgn obat tradisional rimpang kunyit dalam bentuk kapsul yang dibuat bersama.

2.Mampu memberi kapsul kunyit dengan dosis 4 x 1 kapsul satu jam sebelum makan dan sebelum tidur.

3.Memberi makan makanan yang tidak merangsang sakit pada saluran pencernaan

4.Menganjurkan makan sedikit-sedikit tapi sering.

5.Menganjurkan meningkatkan isti-rahat

6.Mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

7.Memotifasi untuk melakukan teknik relaksasi pada waktu perut terasa sakit

3.4.1 Adakan kunjungan tidak terencana dan evaluasi cara keluarga untuk merawat Ny. C

3.4.2 Berikan pujian pada keluarga.

4. Memodifikasi lingkungan.

4.1 Menyebutkan ciri lingkungan rumah ya-ng sehat

Respon verbal

Minimal 2 dari 4 ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat;1. Bersih dan rapih2. Ventilasi cukup3. Ada penerangan dari

sinar matahari4. Tidak lembab.

4.1.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat

4.1.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali menge-nai ciri-ciri Iingkungan rumah yang sehat

4.1.3 Berikan pujian pada keluarga

4.2 Memodifikasi lingkungan menjadi sehat

Respon psiko-motor

Memodifikasi lingkungan 1. Membuka jendela atau

pintu rumah2. Menutup makanan3. Membersihkan tempat

yang disukai lalat.

4.2.1 Berikan kesempatan pada keluarga untuk menilai kondisi rumahnya

4.2.2 Bersama-sama dengan keluarga melakukan modifi-kasi Iingkungan

Page 144: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

4.2.3 Berikan pujian pada keluarga

5 Memanfaatkan Pelayanan kesehatan

5.1Pergi ke Pus-kesmas atau dokter untuk mengatasi syndrom dis-pepsia pada Ny. C

Respon afektif

Jika dalam tiga hari Ny. C tidak mambaik maka keluarga akan membawa Ny. C pergi ke Puskesmas atau ke dokter

5.1.1 Anjurkan keluarga untuk membawa Ny. C ke Puskesmas atau ke dokter terdekat.

5.1.2 Berikan pujian pada keluarga

3. Implementasi Dan Evaluasi

Tabel 4.11 Implementasi Dan Evaluasi Keluarga Tn. A

Identitas Keluarga : Tn. AWAKT

UNo. DK

IMPLEMETASI EVALUASI

12-9-0515.00 WIB

TUK.1

1.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai pengertian syndrom dispepsia.Syndrome dispepsia adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa.

Data Subjektif :1. Keluarga mampu menyebutkan pengertian

dari syndrom dispepsia adalah ”nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah”

2. Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 5 penyebab dari syndrom dispepsia. Penyebabnya adalah maag, makan tidak teratur.

3. Keluarga tidak mampu menyebutkan jenis syndrom dispepsia tapi mampu menyebut-kan tanda syndrome dispepsia yaitu nyeri ulu hati, mual, kembung.

4. Keluarga mampu menjelaskan cara cara mengetahui adanya kembung.

Data Objektif :1. Keluarga mendemonstarsikan cara

mengetahui kembung.2. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung.3. Terdapat kontak mata.4. Sesekali keluarga terlihat menganguk-

anggukkan kepala.5. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa :Masalah belum teratasiPerencanaan :Lanjutkan Implementasi dengan modifikasi jika diperlukan.

1.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai penyebab syndrom dispepsia.Penyebab dari syndrom dispepsia:1. Gangguan pada lumen saluran cerna

( gastritis/ maag)2. Penyakit pada hati, pangkreas, dan saluran

empedu.3. Pola makan tidak teratur4. Obat-obatan.5. Makanan.

1.2.2 Menanyakan kembali pada keluarga mengenai pengertian dan penyebab syndrom dispepsia

1.2.3 Memberikan pujian pada keluarga1.3.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai jenis

syndrom dispepsia dan tandanya.Jenis syndrom dispepsia:1. Akut yaitu kurang dari tiga bulan2. Kronik lebih dari tiga bulanGejala nyeri perut bagian atas, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, mudah kenyang, perut cepat terasa penuh saat makan, mual, muntah, kembung, rasa tak nyaman bertambah saat makan.

1.3.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan

Page 145: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

kembali jenis syndrom dispepsia dan tandanya1.3.3 Memberikan pujian pada keluarga1.4.1 Menjelaskan pada keluarga cara mengetahui

adanya kembung dan sakit perut pada Ny. C.Cara mengetahui kembung dan area perut yang sakit yaitu:1. Tempelkan telapak tangan kiri pada perut

lalu ketuklah dengan ibu jari tangan kiri, jika terdengar suara plung-plung berarti kembung.

2. Tekanlah area perut secara perlahan dan cari daerah yang terasa nyeri bila ditekan.

1.4.2 Meminta keluarga untuk menjelaskan kembali dan memperagakan cara mengetahui adanya kembung dan area sakit perut pada Ny. C.

1.4.3 Memberikan pujian pada keluarga.TUK

22.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenal

akibat lanjut dari syndrom dispepsia.Akibat lanjut dari syndrom dispepsia:1. Bila ada infeksi maka rasa sakit akan terus

bertambah. 2. Metabolisme tubuh terganggu bila saluran

pencernaan terganggu.3. Tubuh akan bertambah lemah.4. Biaya berobat mahal

2.1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tentang akibat lanjut dari syndrom dispepsia.

2.1.3 Memberikan pujian pada keluarga

Data Subjektif : 1. Keluarga mampu menyebutkan 1 dari 4

akibat lanjut dari syndrom dispepsia yaitu biaya berobat mahal

2. Keluarga menyatakan keinginannya untuk mengatasi syndrom dispepsia pada Ny. C

Data Objektif :1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung2. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa :Masalah belum teratasi.Perencanaan :Lanjutkan implementasi2.2.1 Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat

Ny. C2.2.2 Memberikan pujian pada keluarga

TUK 3

3.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai cara pencegahan syndrom dispepsia

Cara pencegahan syndrom dispepsia:1. Anjurkan pola makan teratur2. Anjurkan perut selalu terisi/ makan sediki-

sedikit tapi sering.3. Menjaga kebersihan ling-kungan 4. Anjurkan jangan makan makanan yang

merangsang ( pedas, asam, kopi, dll).3.1.2 Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat

Ny. C3.1.3 Memberikan pujian pada keluarga

Data Subjektif :1. Keluarga menyebutkan 2 dari 4 cara

pencegahan syndrom dispepsia yaitu menganjurkan pola makan teratur dan menganjurkan perut selalu terisi.

2. Keluarga mampu menyebutkan 4 cara dari 7 cara merawat anggota keluarga dengan kasus syndrome dispepsia

3. Keluarga mampu menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit dan bisa memasukannya kedalam kapsul.

Data Obyektif:1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saa

diskusi berlangsung.2. Terdapat kontak mata.3. Sesekali keluarga terlihat mengangguk-

anggukkan kepala4. Keluarga tersenyum saat diberikan pujianAnalisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu

3.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsiaCara merawat anggota keluarga yang mengalami syndrom dispepsia yaitu:1. Keluarga dapat mengkaji sumber daya

keluarganya yang dapat dimanfaatkan dalam menangani kasus syndrom dispepsia yaitu

Page 146: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

mengatasi GSP syndrom dispepsia terlebih dahulu dengan obat tradisional rimpang kunyit.

2. Mampu mengolah kunyit3. Makan makanan yang tidak merangsang

sakit pada saluran pencernaan4. Makan sedikit-sedikit tapi sering.5. Meningkatkan istirahat6. Mengkompres hangat pada area perut yang

sakit.7. Melakukan teknik relaksasi pada waktu

perut terasa sakit (tarik nafas dari hidung dalam-dalam lalu hembuskan lewat mulut dan ulangi terus sampai terasa nyaman).

3.2.2 Meminta keluarga menyebutkan kembali cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsia

3.2.3 Memberikan pujian pada keluarga

menyebutkan cara mencegah dan merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia yaitu mengkaji sumber daya keluarganya yang dapat dimanfaatkan dalam menangani kasus syndrom dispepsia ( obat tradisional rimpang kunyit), makan makanan yang tidak merangsang sakit pada saluran pencernaan, meningkatkan istirahat, mengkompres hangat pada area perut yang sakit.Perencanaa :Lanjutkan implementasi.

3.3.1 Menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit: kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur dibawah matahari, hancurkan dengan ditumbuk/ diblender, lalu saring.

3.3.2 Mendemonstrasikan cara memasukan serbuk kunyit kedalam kapsul. Masukan serbuk kunyit yang telah kedalam kapsul ukuran 500 mg dengan membuka kapsul, masukan serbuk kunyit penuh atas bawah lalu tutup kembali.

3.4.1 Memotivasi keluarga untuk melakukan redemonstrasi pembuatan obat tradisional.

3.4.2 Memberikan pujian pada keluarga.TUK

44.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai ciri-

ciri lingkungan rumah yang sehatCiri-ciri lingkungan rumah yang sehat;1. Bersih dan rapih2. Ventilasi cukup3. Ada penerangan dari sinar matahari4. Tidak lembab5. Menutup makanan

4.1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali mengenai ciri-ciri Iingkungan rumah yang sehat

4.1.3 Memberikan pujian pada keluarga.

Data Subjektif :1. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 ciri-

ciri lingkungan rumah yang sehat yaitu bersih dan rapi, sinar matahari masuk ke dalam rumah, menutup makanan.dan tidak lembab.

2. Keluarga menilai kondisi rumahnya sudah baik dan termasuk rumah yang sehat.

Data Objektif;1. Rumah keluarga tampak bersih dan rapi,

jendela rumah terbuka, dan sinar masuk ke dalam rumah.

2. Keluarga memperhatikan maha-siswa saat diskusi berlangsung.

3. Terdapat kontak mata4. Keluarga tersenyum saat diberi pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu memodifikasi lingkungan rumah menjadi sehat.Perencanaan :Lanjutkan implementasi

4.2.1 Memberikan kesempatan pada keluarga untuk menilai kondis rumahnya

4.2.2 Menganjurkan pada keluarga untuk mempertahankan kondisi rumahnya.

4.2.3 Memberikan pujian pada keluarga

Page 147: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

TUK 5

5.1.1 Menganjurkan keluarga untuk membawa kembali Ny. C ke Puskesmas atau ke dokter terdekat jika dalam waktu 3 hari kondisinya tidak membaik.

5.1.2 Memberikan pujian atas keinginan keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Data Subjektif :Keluarga mengatakan akan membawa Ny. C akan ke Puskesmas atau ke dokter jika dalam waktu 3 hari gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia yang diderita tidak mengalarni perbaikan.Data Objektif :1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung2. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah menyatakan kesediaannya untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.Perencanaan :Lanjutkan implementasi

13/ 9/ 200515.00 WIB

TUK1

1.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai pengertian syndrom dispepsia.Syndrome dispepsia adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa.

Data Subjektif :1. Keluarga mampu menyebutkan pengertian

syndrom dispepsia.2. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5

penyebab dari syndrom, dispepsia. Penyebabnya adalah maag, makan tidak teratur, makanan dan obat-obatan.

3. Keluarga mampu menyebutkan jenis syndrome dispepsia dan tanda syndrome dispepsia.

4. Keluarga mampu menjelaskan cara cara mengetahui adanya kembung dan area sakit perut, yaitu ujung jari kiri diketuk oleh ujung jari kanan dan meraba dengan ujung jari untuk tahu yang sakit.

Data Objektif :1. Keluarga mendemonstarsikan cara

mengetahui kembung dan area sakit perut.2. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung.3. Terdapat kontak mata.4. Sesekali keluarga terlihat menganguk-

anggukkan kepala.5. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah meng-enal masalah syndrome dispepsia pada Ny. CPerencanaan :Lanjutkan Implementasi dengan modifikasi jika diperlukan.

1.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai penyebab syndrom dispepsia.Penyebab dari syndrom dispepsia :1. Gangguan pada lumen saluran cerna

(gastritis/ maag)2. Penyakit pada hati, pangkreas, dan saluran

empedu.3. Pola makan tidak teratur4. Obat-obatan.5. Makanan.

1.2.2 Menanyakan kembali pada keluarga mengenai pengertian dan penyebab syndrom dispepsia

1.2.3 Memberikan pujian pada keluarga1.3.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai jenis

syndrom dispepsia dan tandanya.Jenis syndrom dispepsia:1. Akut yaitu kurang dari tiga bulan2. Kronik lebih dari tiga bulanGejala nyeri perut bagian atas, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, mudah kenyang, perut cepat terasa penuh saat makan, mual, muntah, kembung, rasa tak nyaman bertambah saat makan.

1.3.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali jenis syndrom dispepsia dan tandanya

1.3.3 Memberikan pujian pada keluarga1.4.1 Menjelaskan pada keluarga cara mengetahui

adanya kembung dan sakit perut pada Ny. C.Cara mengetahui kembung dan area peru yang sakit yaitu:

Page 148: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

1. Tempelkan telapak tangan kiri pada perut lalu ketuklah dengan ibu jari tangan kiri, jika terdengar suara plung-plung berarti kembung.

2. Tekanlah area perut secara perlahan dan cari daerah yang terasa nyeri bila ditekan.

1.4.2 Meminta keluarga untuk menjelaskan kembali dan memperagakan cara mengetahui adanya kembung dan area sakit perut pada Ny. C

1.4.3 Memberikan pujian pada keluarga.

TUK 2

2.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenal akibat lanjut dari syndrom dispepsia.Akibat lanjut dari syndrom dispepsia:1. Bila ada infeksi maka rasa sakit akan terus

bertambah. 2. Metabolisme tubuh terganggu bila saluran

pencernaan terganggu.3. Tubuh akan bertambah lemah.4. Biaya berobat mahal

2.1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tentang akibat lanjut dari syndrom dispepsia.

2.1.3 Memberikan pujian pada keluarga

Data Subjektif : 1. Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4

akibat lanjut dari syndrom dispepsia, yaitu tubuh akan bertambah lemah dan biaya berobat mahal

2. Keluarga menyatakan keinginan-nya untuk mengatasi syndrom dispepsia pada Ny. C

Data Objektif:1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat

diskusi berlangsung2. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.Analisa:Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.Perencanaan :Lanjutkan implementasi

2.2.1 Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat Ny C.

2.2.2 Memberikan pujian pada keluarga

TUK 3

3.1.1.Mendiskusikan dengan keluarga mengenai cara pencegahan syndrom dispepsiaCara pencegahan syndrom dispepsia:1. Anjurkan pola makan teratur2. Anjurkan perut selalu terisi/ makan sediki-

sedikit tapi sering.3. Menjaga kebersihan ling-kungan 4. Anjurkan jangan makan makanan yang

merngsang (pedas, asam, kopi, dll).3.1.2.Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat

Ny. C3.1.3. Memberikan pujian pada keluarga

Data Subjektif :1. Keluarga menyebutkan 4 dari 4 cara

pencegahan syndrom dispepsia.2. Keluarga mampu menyebutkan 5 dari 7 cara

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.

Data Obyektif:1. Keluarga mendemonstrasikan cara membuat

obat tradisional dari rimpang kunyit.2. Keluarga memperhatikan maha-siswa saat

diskusi berlangsung.3. Terdapat kontak mata.4. Sesekali keluarga terlihat menganggu-

anggukkan kepala5. Keluarga tersenyum saat diberikan pujianAnalisa :Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu menyebutkan cara mencegah dan merawat kasus syndrome dispepsia pada Ny. CPerencanaa :Lanjutkan implementasi, untuk TUK 3 lakukan kunjungan tidak terencana dan supervisi untuk melihat bagaimana cara keluarga merawat Ny. C

3.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga cara merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsiaCara merawat anggota keluarga yang mengalami syndrom dispepsia yaitu:1. Memanfaatkan obat tradisional rimpang

kunyit.2. Mampu mengolah kunyit3. Makan makanan yang tidak merangsang

sakit pada saluran pencernaan4. Makan sedikit-sedikit tapi sering.

Page 149: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

5. Meningkatkan istirahat6. Mengkompres hangat pada area perut yang

sakit.7. Melakukan teknik relaksasi pada waktu

perut terasa sakit.3.2.2 Meminta keluarga menyebut-kan kembali cara

merawat anggota keluarga dengan masalah syndrom dispepsia

3.2.3 Memberikan pujian pada keluarga3.3.1 Menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit:

kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur dibawah matahari, hancurkan dengan ditumbuk/ diblender, lalu saring.

3.3.2 Mendemonstrasikan cara memasukan serbuk kunyit kedalam kapsul. Masukan serbuk kunyit yang telah kedalam kapsul ukuran 500 mg dengan membuka kapsul, masukan serbuk kunyit penuh atas bawah lalu tutup kembali.

3.3.3 Memotivasi keluarga untuk melakukan redemonstrasi pembuatan obat tradisional.

3.3.4 Memberikan pujian pada keluarga.15-9-0515.00 WIB

TUK 3

3.1.1 Mengadakan kunjungan tidak terencana, me-ngevaluasi cara keluarga untuk merawat Ny. CCara merawat anggota keluarga yang mengalami syndrom dispepsia yaitu:1. Memanfaatkan obat tradisional rimpang

kunyit dalam bentuk kapsul2. Menganjurkan makan makanan yang tidak

merangsang sakit pada saluran pencernaan dan makan sedikit-sedikit tapi sering.

3. Meningkatkan istirahat4. Mengkompres hangat pada area perut yang

sakit.5. Melakukan teknik relaksasi pada waktu

perut terasa sakit.3.1.2 Memberikan pujian pada keluarga.

Data Subjektif :Keluarga mampu menyebutkan dan melaksanakan cara merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsiaData Obyektif:1. Keluarga tersenyum ketika diberi pujian.2. Berupa catatan perkembangan keluhan Ny.

C.Analisa :Masalah teratasi, keluarga mampu menyebutkan dan melaksanakan cara merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsiaPerencanaa :Lanjutkan implementasi.

Tabel 4.12 Hasil observasi pada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia (Ny.C)

Hari ke

Obyek yang diamatiKeluhan

Intervensi keluargaKunyit dikon-sumsi

Tanda Vital

Thera-py

MedisBelum teratasiTeratasi sebagian

Sudah teratasi

1 ~ Perut terasa sakit.

~ Mual

~ Kembung

~ C

- - ~ Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

~ Makan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan

~ Makan sedikit-sedikit tapi sering

1 kapsul

T: 120/80 mmhgS: 36,3ºCN: 80 x/ menitR: 20 x/

-

Page 150: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

epat kenyang~ T

idak nafsu makan

~ Nyeri ulu hati

~ Nyeri setelah makan

~ Nyeri saat lapar

~ Rasa penuh pada perut bagian atas.

~ Mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

menit

2 ~ Cepat kenyang

~ Kembung

~ Tidak nafsu makan

~ Rasa penuh pada perut bagian atas.

~sakit, mual

~hati

~makan

~lapar

- ~ Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

~ Makan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan

~ Makan sedikit-sedikit tapi sering

~ Mengkompres hangat pada area perut yang sakit

5 kapsul

T: 120/80 mmhgS: 36,5 ºCN: 74 x/ menitR: 20 x/ menit

3 - ~ Cepat kenyang

~ Kembung

~ Tidak nafsu makan

~ Rasa penuh pada perut bagian atas.

~ Perut terasa sakit.

~ Mual~ Nyeri

ulu hati~ Nyeri

sete-lah makan

~ Nyeri saat lapar

~ Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

~ Makan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan

~ Makan sedikit-sedikit tapi sering

~ Mengkompres hangat pada area perut yang sakit

~ Meningkatkan istirahat~ Melakukan teknik

relaksasi

9 kapsul

T: 110/70 mmhgS: 36,6 ºCN: 78 x/ menitR: 20 x/ menit

4 - - ~ Cepat kenyang

~ Kembung

~ Tidak nafsu makan

~ Rasa penuh pada perut bagian atas.

~ Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

13 kapsul

T: 100/60 mmhgS: 36,4ºCN: 78 x/ menitR: 20 x/ menit

5 - - - ~ Memberikan obat tradisional rimpang kunyit

17 kapsul

- -

6 - - - ~ Memberikan obat 21 - -

Page 151: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

tradisional rimpang kunyit kapsul7

Hasil evaluasi akhir dengan dilaksanakannya lima tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus ayndrom dispepsia ( Ny.C) oleh keluarga Tn. A diperoleh data sebagai berikut:1. Nafsu makan naik2. Sakit perut teratasi dan teras lebih nyaman3. Ny. C menyatakan tidur lebih nyenyak4. Ny. C mengatakan badanya lebih segar

25 kapsul

T: 120/80 mmhgS: 36,4ºCN: 78 x/ menitR: 20 x/ menit

4. Pembahasan Kasus IV

Pengkajian awal sebelum dilakukan asuhan keperawatan keluarga

tanggal 11 September 2005 pada Ny. C yang mengalami gangguan saluran

pencernaan syndrom dispepsia, Ny. C mengatakan sudah terbisa mengunakan

tanaman obat keluarga rimpang kunyit didalam mengobati penyakitnya tetapi

biasanya keluhan yang dialami tidak berkurang, sedangkan menurut literatur

rimpang kunyit mampu mengurangi bahkan menyembuhkan penyakit syndrom

dispepsia, yaitu menurut Hargono ( 2002) rimpang kunyit mempunyai khasiat

sebagai anti oksidan, pengurang rasa nyeri pada gangguan sistem pencernaan,

peningkat nafsu makan dan dapat mengurangi penumpukan gas pada lambung.

Hal ini dimungkinkan karena keluarga Tn. A belum mampu merawat anggota

keluarganya yang sakit ( Ny. C) dan pemanfaatan sumber daya keluarga yang

ada yaitu tanaman obat keluarga rimpang kunyit belum tepat. Dari pengkajian

awal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga

pada keluarga Tn. A dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. C ).

Asuhan keperawatan yang akan dilakukan bersifat partisipatif yaitu

melibatkan seluruh anggota keluarga Tn. A dalam merawat anggota keluarga

dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. C) dan perawatan ini terfokus pada

Page 152: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga

rimpang kunyit. Asuhan keperawatan dimulai sejak tanggal 12 September 2005

melalui kunjungan rumah selama satu minggu dengan beberapa tahapan

diantaranya pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal-hal yang

dikaji dalam pengkajian yaitu identitas keluarga, daftar anggota keluarga, data

umum dan pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan kasus syndrom dipepsia.

Pada pengkajian data umum keluarga, didapatkan tipe keluarga Tn. A

adalah nuclear family ( keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu dan dua orang

anak yang tinggal dalam satu rumah dan tahap perkembangannya adalah pada

tahap anak pertama usia sekolah. Pada data umum dikaji juga keadaan biologis

keluarga, psikologis keluarga, sosial ekonomi keluarga, spiritual keluarga,

lingkungan rumah, fungsi dan harapan keluarga.

Hasil pengkajian keadaan biologis keluarga Tn. A yaitu kebersihan:

”frekuensi mandi sehari 2 kali, menggunakan sabun, kamar mandi milik

sendiri, biasa cuci tangan sebelum makan dan tidak biasa cuci kaki sebelum

tidur”, pola makan: ”tidak ada pantangan makan, makan sehari 3 kali, makanan

pokok nasi, lauk kadang-kadang, sayuran selalu ada, buah kadang-kadang,

susu kadang-kadang, cara menghidangkan makanan terbuka, air minum

dimasak dan kebiasaan masak sayuran dipotong baru dicuci”, pola istirahat:

”rata-rata tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 05.00, tidak tidur siang dan

tidak ada anggota keluarga yang sulit tidur kecuali Ny. C”, reproduksi: ”alat

kontrasepsi yang digunakan yaitu KB suntik dan tidak ada kelainan/ keluhan

Page 153: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

yang dirasakan setelah menggunakannya”, tidak ada kecacatan dan tidak ada

penyakit kronik/ menular dalam keluarga Tn. A.

Pengkajian psikologis pada keluarga Tn. A menggambarkan kondisi

emosi dalam hubungan antar anggota keluarga untuk menghadapi masalah

terkesan baik, terdapat komunikasi/ interaksi antar anggota keluarga, strategi

koping keluarga baik ( keluarga mau menyelesaikan masalah kesehatan) dan

adanya musyawarah untuk mengambil keputusan.

Pada pengkajian ekonomi keluarga, keluarga tidak memiliki tabungan

kesehatan, penghasilan per bulan antara tiga ratus ribu sampai enam ratus ribu

rupiah dan keluarga Tn. A tergolong pada keluarga sejahtera II.

Pengkajian spiritual menggambarkan pandangan hidup keluarga

terhadap keadaan sehat baik, ”keluarga menganggap sehat itu mahal dan

berpendapat lebih baik mencegah dari pada mengobati”.

Hasil pengkajian lingkungan rumah didapatkan lingkungan rumah

terkesan bersih dan teratur, tempat BAB di sungai, pembuangan air kotor

keselokan, mempunyai tempat sampah, kondisi halaman berupa tanah tetapi

dibiarkan, tidak memiliki kandang ternak, tidak ada lalat/ nyamuk, ventilasi

cukup ( tinggi internit lebih dari 2,4 m dari lantai, banyak lobang angin/

jendela, luas jendela lebih dari 10 % dari luas lantai) tetapi dalam ruangan

terasa pengap dan penerangan kurang karena jendela jarang difungsikan.

Fungsi afektif/ gambaran diri anggota keluarga baik ditandai dengan

setiap anggota keluarga berperan sesuai fungsinya masing-masing, setiap

Page 154: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

anggota keluarga merasa dimiliki dan memiliki dalam keluarga dan setiap

anggota keluarga saling mendukung dalam menghadapi masalah kesehatan.

Fungsi sosialisasi/ hubungan antar anggota keluarga maupun dengan

orang lain terkesan baik dan orang tua yang berperan sebagai pendidik dalam

keluarga untuk mengembangkan disiplin, norma, budaya dan perilaku.

Fungsi perawatan kesehatan, keluarga Tn. A belum mampu

melaksanakan fungsi perawatan kesehatan dengan baik dimana keluarga belum

mampu mengetahui masalah kesehatan yang ada, belum mampu mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah dan keluarga belum mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit ( Ny. C). Setelah keluarga mampu

melaksanakan fungsi perawatan kesehatan, keluarga berharap kasus syndrom

dispepsia pada Ny. C dapat teratasi.

Setelah mengkaji fungsi keluarga, penulis melakukan pemeriksaan fisik

pada individu dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. C), hasilnya yaitu

keadaan umum baik, nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan

mual, tensi 120/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC, pernafasan 20 x/

menit, BB 50 kg dan TB 155 cm. Pada anamnesa keluarga, keluarga Tn. A

mengatakan sudah memeriksakan Ny. C ke tempat pelayanan kesehatan, obat

sudah habis tetapi belum ada perubahan pada penyakitnya dan keluhan Ny. C

saat ini yaitu sejak tiga hari yang lalu perut terasa sakit, mual, kembung. cepat

kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat

lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas.

Page 155: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Data yang telah dikaji pada keluarga Tn. A dianalisa dengan cara

dikelompokan menjadi data subyektif ( Ny. C mengeluh sejak tiga hari yang

lalu perut terasa sakit, mual, kembung. cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri

ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian

atas) dan data objektif ( ada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia

dan pada pemeriksaan fisik Ny. C ditemukan nyeri tekan pada perut bagian

atas, kembung, kelihatan mual, tensi 120/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3

OC, pernafasan 20 x/ menit, BB 50 kg dan TB 155 cm) lalu ditentukan masalah

kesehatannya ( gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia). Analisa

tersebut dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan dan diagnosa

keperwatannya adalah gangguan sistem pencernaan sindrom dispepsia pada

keluarga Tn. A ( Ny. C) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia. Setelah diagnosa

keperawatan keluarga sudah dirumuskan, penulis bersama keluarga menyusun

rencana keperawatan.

Rencana keperawatan keluarga mempunyai tujuan yaitu tujuan khusus

”setelah 2 x 45 menit pertemuan tatap muka dan intervensi keluarga mampu

merawat anggota keluarganya yang sakit” dan tujuan umum ”setelah 7 x

pertemuan gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny. C

teratasi”. Dari tujuan itu penulis melakukan implementasi keperawatan pada

keluarga Tn. A walaupun terfokus pada pemanfaatan tanaman obat keluarga

Page 156: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

rimpang kunyit tetapi tidak mengabaikan/ tetap melaksanakan implementasi

keperawatan keluarga lainnya.

Implementasi dilakukan melalui penyuluhan dengan cara diskusi,

peragaan dan komunikasi interaktif. Respon keluarga Tn. A selama penyuluhan

berlangsung kooperatif dan memiliki persepsi yang positif, dimana keluarga

memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung, terdapat kontak mata,

sesekali terlihat menganggukan kepala dan tersenyum saat diberikan pujian.

Sewaktu implementasi dan sesudah implementasi penulis melakukan evaluasi.

Evaluasi asuhan keperawatan keluarga Tn. A dilakukan dengan dua

cara yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, bertujuan untuk melihat

gambaran kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan khusus dan tujuan

umum yang telah ditetapkan pada perencanaan.

Gambaran pencapaian tujuan khusus ( keluarga Tn. A mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit) digambarkan berdasarkan kemampuan

keluarga Tn. A dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatannya, yaitu:

a. Gambaran kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

Pada hari pertama tanggal 12 September 2005, keluarga Tn. A belum

mampu mengenal masalah kesehatan dengan baik sesuai dengan standar

pada respon verbal yaitu ditandai dengan pengertian syndrom dispepsia

yang mampu keluarga Tn. A sebutkan hanya “nyeri ulu hati, mual,

kembung, muntah”, penyebabnya hanya ”maag, makan tidak teratur”,

tandanya hanya ”nyeri ulu hati, mual, kembung” dan tidak mampu

Page 157: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

menyebutkan jenis syndrom dispepsia. Sedangkan pada respon psikomotor

keluarga Tn. A mampu melakukannya sesuai standar yaitu keluarga Tn. A

mampu menjelaskan cara-cara mengetahui adanya kembung.

Pada hari kedua tanggal 13 September 2005, keluarga Tn. A mampu

mengenal masalah kesehatan sesuai dengan standar yang telah ditentukan

pada perencanaan, yaitu keluarga Tn. A mampu menyebutkan pengertian

syndrom dispepsia, keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 penyebab

syndrom dispepsia yaitu ”maag, makan tidak teratur, makanan dan

makanan”, keluarga mampu menyebutkan jenis syndrom dispepsia dan

tandanya serta keluarga mampu menjelaskan cara-cara mengetahui adanya

kembung dan area perut sakit.

Dari hasil evaluasi dan wawancara dapat disimpulkan keluarga lebih

cepat melaksanakan respon psikomotor daripada respon verbal ( respon

psikomotor dalam satu hari mampu dilakukan sesuai standar), keluarga

memiliki persepsi yang positif terhadap masalah dan keluarga dapat

menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta faktor-faktor

yang mempengaruhi masalah kesehatan tersebut.

b. Gambaran kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk

mengatasi masalah.

Hari pertama tanggal 12 September 2005, keluarga mampu

menyebutkan 1 dari 4 akibat lanjut dari syndrom dispepsia yaitu biaya

Page 158: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

berobat mahal dan keluarga menyatakan keinginannya untuk

mengatasi syndrom dispepsia pada Ny. C.

Hari kedua tanggal 13 September 2005, keluarga mampu

menyebutkan 2 dari 4 akibat lanjut dari syndrom dispepsia, yaitu

tubuh akan bertambah lemah dan biaya berobat mahal dan keluarga

juga menyatakan keinginannya untuk mengatasi syndrom dispepsia

pada Ny. C

Sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan peneliti dapat

disimpulan bahwa keluarga Tn. A mampu mengambil keputusan untuk

mengatasi masalah sesuai dengan standar dan kriteria waktu yang

telah ditetapkan ( 2 X 45 Menit) yaitu keluarga mengerti sifat dan

luasnya masalah, masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga, keluarga

dapat mengungkapkan/ menyebutkan akibat dari masalah kesehatan

tersebut, keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang

penanganan masalah kesehatan tersebut, keluarga tidak merasa

menyerah terhadap masalah kesehatan yang dialami, keluarga merasa

takut akan akibat dari penyakitnya, keluarga tidak mempunyai sikap

negatif terhadap masalah kesehatan, keluarga dapat menjangkau

fasilitas kesehatan yang ada, keluarga percaya terhadap tenaga

kesehatan, keluarga tidak mendapat informasi yang salah terhadap

tindakan dalam menangani masalah.

Page 159: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

c. Gambaran kemampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

masalah kesehatan ( kasus syndrom dispepsia).

Gambaran kemampuan keluarga Tn. A merawat anggota

keluarga dengan kasus syndrome dispepsia ( Ny. C) termasuk

didalamnya kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan

sumber/ fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat.

Pada hari pertama tanggal 12 September 2005, keluarga Tn. A

sudah mampu memelihara lingkungan, mampu menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada dan mampu merawat merawat anggota keluarga

dengan masalah kesehatan tetapi belum optimal sesuai standar yang

telah ditetapkan pada perencanaan, yaitu keluarga hanya mampu

menyebutkan 4 cara dari 7 cara merawat anggota keluarga dengan

kasus syndrome dispepsia tetapi keluarga mampu menyebutkan 2 dari

4 cara pencegahan syndrom dispepsia “menganjurkan pola makan

teratur dan menganjurkan perut selalu terisi”, keluarga mampu

menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit dan bisa memasukannya

kedalam kapsul, keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 ciri-ciri

lingkungan rumah yang sehat “bersih dan rapi, sinar matahari masuk

ke dalam rumah, menutup makanan.dan tidak lembab”, rumah

keluarga tampak bersih dan rapi, jendela rumah terbuka, dan sinar

masuk ke dalam rumah dan keluarga mengatakan akan membawa Ny

C kontrol ke puskesmas/ dokter jika dalam waktu 3 hari gangguan

Page 160: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

sistem pencernaan syndrom dispepsia yang dideritanya tidak

mengalami perbaikan. Selama penyuluhan berlangsung respon

keluarga positif dan kooperatif yang ditandai keluarga memperhatikan

mahasiswa saat diskusi berlangsung, terdapat kontak mata, sesekali

keluarga terlihat mengangguk-anggukkan kepala dan keluarga

tersenyum saat diberikan pujian.

Pada hari kedua tanggal 13 September 2005, keluarga Tn. A

mampu merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang

ditandai dengan keluarga mampu menyebutkan 4 dari 4 cara

pencegahan syndrom dispepsia, mampu menyebutkan 5 dari 7 cara

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia dan

keluarga mampu mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional

dari rimpang kunyit dengan baik.

Pada saat kunjungan tidak terencana untuk melihat cara keluarga Tn.

A melakukan perawatan pada anggota keluarga dengan kasus symdrom

dispepsia ( Ny. C) tanggal 7 September 2005, keluarga mampu

menyebutkan semua cara pencegahan syndrom dispepsia, keluarga mampu

menyebutkan semua cara merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia, hasil pengamatan peneliti menunjukan cara perawatan yang

dilakukan keluarga Tn. A sesuai dengan rencana dan standar yang telah

ditetapkan sebelumnya dan hasil evaluasi kasus syndrom dispepsia pada Ny.

C menunjukan keluhannya sudah mulai berkurang/ penyakitnya membaik

Page 161: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

serta keluarga Tn. A mengatakan akan terus merawat anggota keluarganya

yang sakit.

Dari hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan

keluarga Tn. A mampu melaksanakan perawatan pada anggota

keluarganya yang sakit, mampu mengambil dari sumber daya keluarga

dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit, mampu memodifikasi lingkungan yang

mendukung kesehatan, mempunyai sumber daya dan fasilitas yang

diperlukan untuk perawatan, mampu mempelajari tentang bagaimana

perawatan keluarga terhadap anggota keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia sehingga keterampilan keluarga mengenai perawatan yang

diperlukan memadai, tidak mempunyai pandangan negatif terhadap

perawatan yang diperlukan, tidak ada konflik individu dan perilaku

mementingkan diri sendiri dalam keluarga, dapat melihat keuntungan

dalam pemeliharaan lingkungan dimasa mendatang, mengetahui upaya

peningkatan kesehatan dan pencegahaan penyakit, sadar akan

pentingnya fasilitas kesehatan dan mempunyai pandangan positif akan

fasilitas kesehatan, tidak merasa takut akan akibat dari tindakan,

mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan dan mampu memodifikasi

lingkungan yang menguntungkan kesahatan.

Gambaran pencapaian tujuan umum ( setelah 7 x pertemuan

gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny C teratasi)

Page 162: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

dipantau melalui observasi terhadap anggota keluarga dengan kasus

syndrom dispepsia ( Ny C) yang menggambarankan kemampuan keluarga

Tn. A merawat anggota keluarganya yang sakit, melalui penatalaksanaan

asuhan keperawatan keluarga dengan memanfaatkan tanaman obat

keluarga rimpang kunyit, sebagai berikut:

a. Hari pertama ( 12 September 2005)

Pada waktu pengkajian keluarga Tn. A megatakan sudah biasa

menggunakan tanaman obat keluarga rimpang kunyit untuk mengatasi

gangguan saluran pencernaan tetapi biasanya keluhan penyakitnya tidak

berkurang dan rimpang kunuyit yang digunakan diolah dengan cara diparut,

diperas airnya lalu diminum dengan dosis yang tidak diukur dan dikonsumsi

secara tidak teratur.

Pada pukul 15.00 WIB peneliti bersama keluarga mengkaji anggota

keluarga Ny. C, didapatkan Ny. C mengeluh sejak tiga hari yang lalu perut

terasa sakit, mual, kembung. cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu

hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian

atas. Hasil pemeriksaan fisiknya yaitu keadaan umum baik, konjungtiva

tidak anemis, tidak ikterik, dan tanda vitalnya yaitu tensi 120/80 mmhg,

suhu 36, 3ºC, nadi 80 x/ menit dan respirasi 20 x/ menit. Dari data salah satu

Balai Pengobatan Puskesmas Majenang I dan keluhan tersebut, Ny. C

mengalami gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia.

Page 163: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Menurut Manjoer ( 2000) syndrom dispepsia merupakan kumpulan

gejala klinis yang terdiri rasa tidak enak/ sakit perut bagian atas yang

menetap atau mengalami kekambuhan. Syndrom dispepsia merupakan

kumpulan gejala yang terdiri dari salah satu atau lebih gejala nyeri ulu hati,

mual, kembung, muntah, rasa kembung, cepat kenyang dan sendawa

( Djojodiningrat, 2001).

Manifestasi klinis syndrom dispepsia pada Ny. C termasuk pada

dispepsia dengan keluhan seperti ulkus yaitu dengan keluhan nyeri

setelah makan, nyeri saat lapar, mual, cepat kenyang, rasa penuh pada

perut bagian atas. Kasus syndrom dispepsia pada Ny. C termasuk akut

karena pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu

tiga bulan ( Mansjoer, 2000).

Etiologi kasus syndrom dispepsia pada Ny. C belum diketahui secara

pasti ( dispepsia fungsional) karena Ny. C tidak mengalami demam, tidak

ditemukan gejala diabetes militus, penyakit tiroid dan jantung koroner, tidak

mengkonsumsi antibiotic, digitalis, theophilin dan antiinflamasi non steroid.

Sebenarnya bisa diketahui etiologinya dengan pasti apabila dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut tetapi karena keterbatasan penelitian, peneliti tidak

melakukan pemeriksaan lebih lanjut kemungkinan penyebab lain seperti

adanya tumor, gastritis ( peradangan lambung), pemeriksaan fungsi hati,

fungsi pangkreas, fungsi saluran empedu, fungsi jantung dan fungsi

hormonal.

Page 164: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Setelah dilakukan diskusi dengan keluarga Tn. A, keluarga Tn. A

mau merawat anggota keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn.

C) dengan memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman

obat keluarga rimpang kunyit. Dosis yang digunakan sesuai dengan literatur

yang ada yaitu 500 mg serbuk rimpang kunyit, dimasukkan kedalam kapsul

dan diminum empat kali sehari, satu jam sebelum makan dan satu jam

sebelum tidur. Intervensi lain yang di lakukan keluarga Tn. A yaitu

menganjurkan makan makanan yang tidak merangsang saluran pencernaan,

makan sedikit-sedikit tapi sering dan mengkompres hangat pada area perut

yang sakit. Respon keluarga Tn. A. positif dan kooperatif terhadap tindakan

yang diberikan dan terlihat bersemangat untuk melakukan perawatan

terhadap anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. A).

b. Hari Kedua ( 13 September 2005)

Pada pukul 15.00 WIB, keluarga Tn. A. mengatakan keluhan

Ny. C dengan mengkonsumsi lima kapsul rimpang kunyit dan

melakukan intervensi keperawatan keluarga sudah mulai berkurang

yaitu rasa sakit pada perut bagian atas, nyeri ulu hati, nyeri setelah

makan, nyeri saat lapar dan mual tidak seperti hari pertama tetapi

kembung, cepat kenyang, tidak nafsu makan, rasa penuh pada perut

bagian atas belum berkurang. Setelah diskusi dengan keluarga istirahat

klien kurang dan intervensi selanjutnya ditambahkan dengan

menganjurkan untuk meningkatkan istirahat dan melakukan teknik

Page 165: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

relaksasi. Tanda vitalnya stabil yaitu tensi 120/80 mmhg, suhu 36,5ºC,

nadi 74 x/ menit dan respirasi 20 x/ menit, jadi hanya ada kenaikan

suhu 0,2 ºC dan penurunan nadi 6 x/ menit.

c. Hari Ketiga ( 14 September 2005)

Pada pukul 15.00 WIB keluarga Tn. A. mengatakan Ny. C

dianjurkan untuk lebih banyak istirahat dari pekerjaan rutin dan

melakukan teknik relaksasi ketika Ny. C perutnya sakit, kapsul

rimpang kunyit yang dikonsumsi sembilan kapsul dan tanda vital Ny.

C yaitu tensi 110/70 mmhg, suhu 36,6 ºC, nadi 78 x/ menit dan respirasi

20 x/ menit, jadi sejak hari kedua tensi ( sistol dan diastol) turun 10

mmhg, suhu naik 0,1 ºC, nadi naik 4 x/ menit, dan pernapasan tetap.

Dengan menambahkan intervensi meningkatkan istirahat dan

melakukan teknik relaksasi, keluhan Ny. C sudah mulai teratasi

dimana beberapa keluhan yaitu rasa sakit pada perut, nyeri ulu hati,

nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan mual sudah tidak terasa lagi,

serta nafsu makan mulai naik. Sedangkan cepat kenyang, rasa penuh

pada perut bagian atas dan kembung masih terasa tetapi keluarga

mengatakan sudah mulai berkurang/ tidak seperti sebelumnya.

d. Hari Keempat ( 15 September 2005)

Page 166: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Pada pukul 15.00 WIB keluarga Tn. A mengatakan keluhan Ny.

C sudah teratasi semua dan sudah tidak ada keluhan pada saluran

pencernaan lagi, BAB lancar dan tidak ada perubahan warna maupun

konsistensinya.

e. Hari Kelima dan Keenam

Pada hari kelima dan keenam tidak dilakukan kunjungan

rumah karena keadaan Ny. C membaik dan semua keluhan sudah

teratasi tetapi pemberian kapsul tanaman obat keluarga rimpang

kunyit tetap dilanjutkan untuk melihat pengaruh lainnya.

f. Hari Ketujuh ( 18 September 2005)

Kunyit yang telah dikonsumsi sebanyak 25 kapsul dan tanda

vital Ny. C yaitu tensi 120/80 mmhg, suhu 36,4 ºC, nadi 78 x/ menit,

respirasi 20 x/ menit. Perubahan tanda vital Ny. C selama perawatan

yaitu suhu stabil antara 36,3 ºC - 36,6 ºC, nadi stabil antara 74 x/ menit

- 80 x/ menit, respirasi tetap yaitu 20x/ menit, dan tensi ada penurunan

10 mmhg pada hari ketiga ( 110/80 mmhg), penurunan 10 mmhg pada

hari keempat ( 100/70 mmhg) dan pada hari ketujuh naik lagi jadi

120/80 mmhg atau sama dengan hari pertama perawatan, hal ini

dimungkinkan karena pada waktu hari ketiga dan kempat aktifitas Ny.

C di kurangi.

Pada pukul 15.00 WIB dilakukan evaluasi akhir setelah

keluarga Tn. A melaksanakan lima tugas keluarga dalam merawat

Page 167: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. C) dan

hasilnya yaitu keluarga Tn. A mengatakan Ny. C nafsu makannya naik,

tidurnya lebih nyenyak, perut Ny. C terasa lebih nyaman dan badan

Ny. C terlihat lebih segar. Hal ini sesuai dengan literatur yang

menyatakan bahwa kunyit mampu menahan sekresi getah lambung,

mampu mengurangi rasa nyeri pada ganguan pencernaan, mampu

meningkatkan nafsu makan dan mengurangi penumpukan gas dalam

lambung ( Hargono, 2002).

Respon keluarga Tn. A pada evaluasi akhir sangat kooperatif

dan menyatakan senang telah mampu merawat anggota keluarganya

yang sakit dengan memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada

yaitu tanaman obat keluarga rimpang kunyit.

5. Simpulan sementara kasus IV

Gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada

keluarga Tn. A dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. C) melalui

pemanfataan tanaman obat keluarga rimpang kunyit menunjukan bahwa

masalah teratasi seluruhnya dimana keluarga Tn. A mampu

melaksanakan 5 tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia ( Ny. C) dan keluhan anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia teratasi 100 %, jadi tujuan khusus dan tujuan

umum asuhan keperawatannya dapat tercapai.

Page 168: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

Tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga tercapai seluruhnya

sesuai standar dan kriteria waktu yang telah ditentukan, yaitu keluarga

mampu mengenal masalah kesehatan, mampu mengambil keputusan

untuk mengatasi masalah dan mampu merawat anggota keluarga dengan

masalah kesehatan. Sesuai hasil penelitian dan pengamatan peneliti,

kemampuan tersebut dipengaruhi beberapa faktor yaitu suasana

lingkungan, sumber daya keluarga, masalah kesehatan yang ada,

terjangkaunya fasilitas kesehatan dan keluarga yang kooperatif.

Tujuan umum asuhan keperawatan keluarga tercapai seluruhnya

kurang dari kriteria waktu yang telah ditetapkan yaitu pada hari keempat

perawatan kasus syndrom dispepsia pada Ny. C dapat teratasi seluruhnya.

Dengan teratasinya masalah kesehatan tersebut, berarti keluarga Tn. A

mampu merawat anggota keluarganya yang sakit ( Ny. C) melalui

pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang kunyit. Sesuai hasil

penelitian dan pengamatan peneliti, ketercapaian ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu kemampuan keluarga dalam melakukan

perawatan, kooperatifnya keluarga Tn. A dalam merawat anggota

keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia (Ny. C), kepatuhan Ny. C

terhadap intervensi yang anjurkan, tingkat keparahan penyakit/ masih

akutnya penyakit pada Ny. C, penggunaan rimpang kunyit dengan dosis

sesuai literatur yang ada, pola makan dan nutrisi yang adekuat, respon

Page 169: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

klien yang positif terhadap penggunaan rimpang kunyit dan faktor

lingkungan.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Page 170: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

A. Simpulan

Hasil penelitian dari empat kasus tentang “Gambaran penatalaksanaan

asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia dengan

memanfaatkan tanaman obat keluarga rimpang kunyit di wilayah kerja

Puskesmas Majenang I Kabupaten Cilacap tahun 2005” dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Semua keluarga mampu melaksanakan lima keluarga dalam merawat

anggota keluarganya dengan masalah kesehatan syndrome dispepsia.

2. Pelaksanaan lima tugas keluarga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan/

pengetahuan dan pengalaman keluarga, suasana/ keadaan lingkungan,

sumber daya keluarga, masalah kesehatan keluarga yang ada,

terjangkaunya fasilitas kesehatan dan kooperatifnya keluarga.

3. Semua keluarga mampu mengatasi masalah kesehatan syndrom dispepsia

dengan melaksanaan lima tugas keluarga sesuai dengan tingkat

kemampuannya dan salah satunya dengan memanfaatkan sumber daya

keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga rimpang kunyit.

4. Diperoleh gambaran bahwa pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

dengan memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit mampu mengatasi masalah kesehatan keluarga

aktual syndrom dispepsia.

5. Asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia dengan

memanfaatkan tanaman obat rimpang kunyit sesuai dosis yang ada di

Page 171: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

leteratur, yaitu 4 kali 500 mg bubuk kunyit dalam bentuk kapsul diminum

1 jam sebelum tidur dapat mengurangi keluhan syndrom dispepsia kurang

dari 1 minggu dan dapat meningkatkan nafsu makan.

6. Upaya mengurangi keluhan syndrom dispepsia dengan memanfaatkan

tanaman obat keluarga rimpang kunyit dikombinasikan dengan pemberian

antasid, parasetamol dan Vitamin B12 dan tanpa kombinasi dapat

menurunkan keluhan pada kasus syndrom dispepsia meskipun dipengaruhi

oleh pola makan, nutrisi yang adekuat, respon klien pada penggunaan

rimpang kunyit, tingkat keparahan penyakit, faktor lingkungan,

kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan, kooperatifnya keluarga

dalam merawat anggota keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia,

kepatuhan anggota keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia terhadap

intervensi yang anjurkan, dan penggunaan rimpang kunyit sesuai dosis

yang ada pada literatur.

B. Saran

Supaya keluarga mampu mandiri dalam merawat anggota keluarganya

yang sakit dan mampu memanfaatkan sumber daya keluarga dengan tepat,

hendaknya diadakan program kesehatan keluarga melalui penyuluhan atau

pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus tertentu/ setiap kasus.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat ditindaklanjuti melalui penelitian

lebih lanjut dengan metode eksperimental untuk melihat:

Page 172: Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Syndrom Dispepsia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga ( Herbal) Rimpang Kunyit

1. Pengaruh tingkat pengetahuan/ pendidikan keluarga terhadap efektifitas

penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom

dispepsia.

2. Pengaruh tingkat pengetahuan/ pendidikan keluarga terhadap efektifitas

penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus tertentu

( contoh: TBC, malaria, kusta, dan lain-lain)

3. Pengaruh pemanfaatan obat keluarga rimpang kunyit terhadap penurunan

keluhan syndrom dispepsia.

4. Pengaruh pemanfaatan obat keluarga rimpang kunyit terhadap efektifitas

asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia.

5. Pengaruh pemanfaatan obat keluarga lain ( Contoh: daun alpukat,

mengkudu, kencur, lidah buaya, dll) terhadap efektifitas asuhan

keperawatan keluarga pada kasus tertentu ( disesuaikan dengan

manfaatnya).

6. Penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan memanfaatkan

tanaman obat keluarga/ tanaman obat keluarga selain kunyit pada kasus

yang sesuai.