GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA...

91
GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBIT PONOROGO JAWA TIMUR Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) Oleh: Astuti Puji Utami NIM: 109104000042 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

Transcript of GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA...

Page 1: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA PASIEN

DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

SAMBIT PONOROGO JAWA TIMUR

Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) pada

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)

Oleh:

Astuti Puji Utami

NIM: 109104000042

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1437 H/2016 M

Page 2: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...
Page 3: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Juni 2016

Astuti Puji Utami, NIM :109104000042

Gambaran Mekanisme Koping Stress pada Pasien Diabetes Mellitus di

Wilayah Kerja Puskesmas Sambit Ponorogo Jawa Timur.

ABSTRAK

Penyakit DM merupakan suatu penyakit kronis yang mempunyai dampak

negatif terhadap fisik maupun psikologis penderita. Dampak psikologis yang

terjadi seperti kecemasan, kemarahan, berduka, malu, rasa bersalah, hilang

harapan, stress, depresi, kesepian, dan tidak berdaya. Berdasarkan studi

pendahuluan penderita diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas Sambit

sering mengalami stress dengan pengobatan yang harus dilakukan, tidak nyaman

dengan penyakit yang diderita yang tidak kunjung sembuh dan kondisi keuangan

yang semakin berkurang.

Mekanisme koping adalah salah satu cara yang dilakukan untuk

beradaptasi terhadap stress. Mekanisme koping ini terdiri dari 2 macam yaitu

berfokus pada emosi dan berfokus pada masalah. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui ambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus di wilayah

kerja puskesmas Sambit Ponorogo Jawa Timur.

Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Teknik pengambilan

sampel dengan purposive sampling dengan jumlah sampel 33 responden. Data

didapatkan dengan menggunakan instrument ways of coping yang berjumlah 38

pernyataan. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus yang

memiliki mekanisme koping baik sebanyak 19 orang (57,6%), sedangkan yang

memiliki mekanisme koping buruk sebanyak 14 orang (42,4%). Secara umum

dapat disimpulkan bahwa penderita diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas

sambit memiliki mekanisme koping baik.

Hasil penelitian ini dapat dapat memberikan pengetahuan kepada perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita diabetes mellitus,

mengenai pentingnya memberikan pengetahuan tentang mekanisme koping stress

bagi penderita diabetes mellitus..

Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Stress, Mekanisme Koping

Page 4: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

iv

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

PROGRAM STUDY OF NURSING SCIENCE

Paper, Juni 2016

Astuti Puji Utami NIM: 109104000042

Coping Mechanisms of Diabetes Mellitus in the Working area of Puskesmas

Sambit Ponorogo, East Java

ABSTRACT

Diabetes Mellitus is a chronic disease that has a negative impact on the

physical and psychological. The psychological impact such as anxiety, anger,

grief, shame, guilt, despair, stress, depression, loneliness, and helplessness.

Coping mechanism is one of the ways to adapt to stress. This coping

mechanism consists of two kinds of focusing on emotions and focus on the

problem. This study aims to reveal the coping mechanisms of diabetes mellitus in

the working area of Puskesmas Sambit Ponorogo, East Java.

This study was a descriptive study. The sampling technique purposive

sampling with a sample of 33 respondents. Data obtained by using instrumental

ways of coping totaling 38 statement. Analysis of the data used are univariate

The results showed that people with diabetes who have good coping

mechanisms as many as 19 people (57.6%), while those with poor coping

mechanisms as many as 14 people (42.4%). In general it can be concluded that

people with diabetes in the region of sambit health centers have better coping

mechanisms.

The results of this study may be able to provide knowledge to nurses in

providing nursing care in patients with diabetes mellitus, the importance of

providing knowledge about stress coping mechanism for people with diabetes

mellitus.

Keywords: Diabetes, Stress, Coping Mechanisms

Page 5: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...
Page 6: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...
Page 7: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...
Page 8: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

viii

RIWAYAT HIDUP

Nama : Astuti Puji Utami

Tempat, Tgl. Lahir : Jakarta, 12 Februari 1989

Alamat : Jl. Ponorogo-Trenggalek RT/RW 001/003

Desa Sawoo Kec. Sawoo Ponorogo 63475

No. Telp/HP : 087880071434

e-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK PGRI Prayungan Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur

2. SDN Sawoo 3, Ponorogo, Jawa Timur

3. SMPN 1 Sawoo Ponorogo, Jawa Timur

4. MA Al-Mawaddah Coper, Jetis Ponorogo

Riwayat Organisasi :

1. PMR Madya SMPN 1 Sawoo

2. Bendahara OSIS SMPN 1 Sawoo

3. Pengurus OSWAH MA Al-Mawaddah

4. Anggota Koordinator Pramuka MA Al-Mawaddah

5. Anggota CSS MoRa

Page 9: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur yang sedalam-dalamnya

penyusun panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan nikmat dan

karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi

ini. Allahumma sholi ala sayidina Muhammad Shalawat dan salam tercurah

kepada Nabi Muhammad, SAW yang telah membawa ajaran Islam dan kita

nantikan syafa’atnya di hari kiamat.

Proposal skripsi ini berjudul “Gambaran Mekanisme Koping Stress bagi

Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Sambit Ponorogo Jawa

Timur”.

Proposal skripsi ini tentunya tidak akan selesai, tanpa bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M. Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan.

2. Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc selaku kepala program studi Ilmu

Keperawatan UIN

3. Jamaludin, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan masukan kepada penyusun.

4. Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat. Ph. D selaku dosen pembimbing II, yang telah

memberikan masukan dan bimbingan kepada penyusun.

5. Departemen Agama selaku pihak yang mendukung materi dalam membiayai

perkuliahan dan penelitian ini.

Page 10: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

x

6. Ayah dan Ibu yang telah memberikan kasih dan sayang serta dukungan

materi kepada penyusun

7. Ayah dan Ibu mertua yang juga telah memberikan kasi sayang serta

dukungan materi kepada penyusun

8. Suamiku tercinta Sayful Sony Bachtiar yang telah memberika dukungan

moril dan materil serta yang selalu mendampingi penyusun dalam

menyeleseikan skripsi ini

9. Adindaku tersayang Tsamrotul Habibah yang selalu memberikan keceriaan.

10. Sahabat-sabahat tercinta, Shelly, Anggi, Winda, Ezi, yang berjuang bersama-

sama dalam menyeleseikan skripsi

11. Semua teman-teman PSIK’09 khususnya Fighters yang telah memberikan

semangat dan keceriaan kepada penyusun selama perkuliahan sampai akhir

perjuangan skripsi ini.

Penyusun menyadari dalam pembuatan proposal skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dari berbagai pihak.

Semoga proposal skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan penyusun khususnya.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Ciputat, Juni 2016

Penyusun

Page 11: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... i

ABSTRAK ..................................................................................................... ii

ABSTRACT ................................................................................................... iii

SURAT PERSETUJUAN ............................................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7

A. Pengertian Diabetes Mellitus .................................................. 7

B. Klasifikasi ............................................................................... 8

C. Patofisiologi ............................................................................ 10

D. Faktor Resiko .......................................................................... 12

E. Gejala Klinis............................................................................ 13

F. Pemeriksaan Laboratorium ..................................................... 13

G. Komplikasi .............................................................................. 14

H. Penatalaksanaan ...................................................................... 16

I. Stress pada penderita Diabetes ............................................... 18

J. Mekanisme Koping ................................................................ 20

BAB III KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep .................................................................... 24

B. Definisi Operasional................................................................ 24

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian .................................................................... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 25

C. Populasi dan Sampel ............................................................... 25

D. Instrumen Penelitian................................................................ 27

E. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................. 28

F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data .................................... 29

G. Etika Penelitian ...................................................................... 30

H. Pengolahan Data...................................................................... 31

I. Analisa Data ............................................................................ 32

J. Penyajian Data ........................................................................ 32

Page 12: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

xii

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................... 33

B. Analisa Univariat .................................................................... 33

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................... 34

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 34

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan 35

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 36

5. Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita DM .. 36

6. Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita DM tentang

Control Diri ....................................................................... 37

7. Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita DM tentang

Membuat Jarak .................................................................. 38

8. Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita DM

tentangPenilaian Kembali Secara Positif .......................... 39

9. Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita DM tentang

Menerima Tanggung Jawab .............................................. 40

10. Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita DM tentang

Lari/ Penghindaran ............................................................ 41

11. Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita DM tentang

Konfrontasi ....................................................................... 42

12. Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita DM tentang

Mencari Dukungan Sosial ................................................. 43

13. Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita DM tentang

Mencari Pemecahan Masalah ............................................ 44

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan penelitian ........................................................... 46

B. Analisa Univariat .................................................................... 46

1. Gambaran Usia Responden ............................................... 46

2. Gambaran Jenis Kelamin Responden................................ 47

3. Gambaran Status Perkawinan Responden ......................... 48

4. Gambaran Tingkat Pendidikan Responden ...................... 49

5. Gambaran Mekanisme Koping Responden ....................... 50

6. Gambaran Mekanisme Koping Responden tentang Kontrol Diri

........................................................................................... 51

7. Gambaran Mekanisme Koping Responden tentang Membuat

Jarak .................................................................................. 51

8. Gambaran Mekanisme Koping Responden tentang Penilaian

Kembali Secara Positif ...................................................... 52

9. Gambaran Mekanisme Koping Responden tentang Menerima

Tanggung Jawab................................................................ 53

10. Gambaran Mekanisme Koping Responden tentang

lari/Penghindaran .............................................................. 53

11. Gambaran Mekanisme Koping Responden tentang Konfrontasi

........................................................................................... 54

12. Gambaran Mekanisme Koping Responden tentang Mencari

Dukungan Sosial ............................................................... 55

Page 13: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

xiii

13. Gambaran Mekanisme Koping Responden tentang mencari

Pemecahan Masalah .......................................................... 55

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................. 56

B. Saran ........................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

xiv

DAFTAR BAGAN

2.1 Patofisiologi

2.2 Kerangka Konsep

Page 15: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

xv

DAFTAR TABEL

2.1 Gerakan Latihan Senam Hamil Nilai Normal Kadar Gula Darah

5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia

5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Perkawinan

5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan

5.5 Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita Diabetes Mellitus

5.6 Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita Diabetes Mellitus

tentang Kontrol Diri

5.7 Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita Diabetes Mellitus

tentang Membuat Jarak

5.8 Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita Diabetes Mellitus

tentang Penilaian Kembali Secara Positif

5.9 Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita Diabetes Mellitus

tentang Menerima Tanggung Jawab

5.10 Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita Diabetes Mellitus

tentang Lari/ Penghindaran

5.11 Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita Diabetes Mellitus

tentang Konfrotasi

5.12 Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita Diabetes Mellitus

tentang Mencari Dukungan Sosial

5.13 Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Penderita Diabetes Mellitus

tentang Mencari Pemecahan Masalah

Page 16: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 Kuisioner Penelitian

Lampiran 3 Hasil penelitian SPSS

Page 17: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelainan metabolisme kronis

yang terjadi karena berbagai penyebab, ditandai oleh konsentrasi glukosa

darah melebihi normal, disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,

lemak dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi hormon insulin,

kelainan kerja insulin atau kedua-duanya (Depkes, 2005)

WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia

dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.

International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2009, memprediksi

kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 7,0 juta pada tahun 2009

menjadi 12,0 juta pada tahun 2030 (PERKENI, 2011)

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2007

memperoleh proporsi penyebab kematian akibat diabetes melitus pada

kelompok usia 45-54 tahun, di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2

yaitu 14,7%, dan daerah pedesaan menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%

(Depkes, 2008)

Jawa timur sebagian wilayahnya berupa pedesaan, diperkirakan

memiliki jumlah penderita diabetes mellitus sebanyak 6%. Prevalensi ini

berada diatas prevalensi nasional penyakit Diabetes Mellitus yaitu sebanyak

1,1% (berdasarkan diagnosis kesehatan dan gejala) (Riskesdas, 2007)

Kurang lebih 5% hingga 10% penderita mengalami diabetes tipe I,

yaitu diabetes yang tergantung insulin. Pada diabetes jenis ini, sel-sel beta

Page 18: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

2

pankreas yang dalam keadaan normal menghasilkan insulin dihancurkan oleh

suatu proses autoimun. Diabetes tipe I diatandai oleh awitan mendadak yang

biasanya terjadi pada usia 30 tahun. Sedangkan 90%-95% penderita

mengalami diabetes tipe II, diabetes yang tidak tergantung insulin. Diabetes

tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (yang disebut

resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin. Diabetes

tipe II paling sering ditemukan pada individu yang berusia lebih dari 30 tahun

dan obesitas. (Brunner & suddart, 2002)

Faktor-faktor yang berperan dalam pengendalian gula darah pada

penderita diabetes mellitus diantaranya: usia, jenis kelamin, dan minum atau

injeksi obat diabetes (Laurentia Miharja, 2009). Sedangkan menurut Nadyah

Awad dkk ( 2013) faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian diabetes

mellitus adalah IMT > 23, hipertensi > 140/90, riwayat keluarga, umur > 40

tahun dan dislipidemia.

Penyakit DM merupakan suatu penyakit kronis yang mempunyai

dampak negatif terhadap fisik maupun psikologis penderita, gangguan fisik

yang terjadi seperti poliuria, polidipsia, polifagia, mengeluh lelah dan

mengantuk (Price & Wilson, 2006). Sedangkan dampak psikologis yang

terjadi seperti kecemasan, kemarahan, berduka, malu, rasa bersalah, hilang

harapan, depresi, kesepian, tidak berdaya (Brunner & Suddart, 2002)

Stress dua kali lebih mudah menyerang diabetes dibandingkan orang

yang tidak mengidap diabetes (Tandra 2009, h.123 dalam agung dkk, 2013).

Sumber stress yang dialami penderita diabetes dapat berupa fisik seperti luka

yang lama sembuh dan berupa stress mental seperti berkurangnya peran

Page 19: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

3

dalam rumah tangga, hilangnya pekerjaan, dan pendapatan yang menurun

(Soebroto, 2009)

Stress akan meningkatkan hormon dari kelenjar adrenal yaitu

adrenalin dan kortisol yang akan mempengaruhi kadar glukosa dan lemak.

Glukosa dan lemak akan dilepaskan tubuh untuk memberikan tambahan

energi. Keadaan ini akan memberikan dampak yang buruk terhadap penderita

diabetes karena terjadi peningkatan kadar gula dalam darah. (Smith, 2005

dalam agung dkk, 2013). Mekanisme koping adalah salah satu cara yang

dilakukan untuk beradaptasi terhadap stress. ( Saam & Wahyuni, 2012).

Menurut lazarus (1985) dalam Linda Jual Carpenito (2009)

mendefinisikan koping adalah perubahan kognitif dan upaya perilaku yang

terjadi secara konstan untuk memenuhi tuntutan eksternal dan/ atau internal

spsifik yang membebani atau melebihi sumber daya individu. Perilaku koping

ini menurut lazarus dan Folkman (1984) dalam Linda Jual carpenito (2009)

dibagi menjadi menjadi 2 yaitu berfokus pada masalah dan berfokus pada

emosi. Berfokus pada masalah merupakan suatu usaha untuk memperbaiki

situasi dengan mengubah sesuatu atau melakukan beberapa tindakan.

Sedangkan berfokus pada emosi merupakan pemikiran atau tindakan yang

meredakan distress emosional yang disebabkan oleh siatuasi tersebut.

Menurut Suwitra (2007) perbedaan strategi koping individu ini

dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan,

kesehatan fisik/energi, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan

sosial dan dukungan sosial serta materi.

Page 20: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

4

Berdasarkan hasil penelitian Samuel Hodge, PhD dkk yang berjudul

“Coping style, Well-being and Self Care Behaviors Among African American

With Type 2 Diabetes” menggambarkan bahwa mekanisme koping

merupakan faktor penting bagi penderita diabetes. Temuan ini juga

memberikan manfaat potensial dalam menekankan strategi kognitif dan

perilaku untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi kehidupan seseorang

dengan diabetes.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan kepada 5 orang

penderita diabetes mellitus di puskesmas sambit kabupaten ponorogo jawa

timur, setiap 1 bulan atau dua bulan sekali datang ke puskesmas untuk

berobat dan konsultasi penyakit yang dideritanya. Penderita diabetes tersebut

mengatakan sering mengalami stress dengan pengobatan yang harus

dilakukan, tidak nyaman dengan penyakit yang di derita yang tak kunjung

sembuh, kondisi keuangan yang semakin berkurang. Kondisi ini yang

menyebabkan kurang terkontrolnya kondisi kesehatan penderita diabetes.

Dampak dari kondisi tersebut adalah penderita diabetes jadi tidak patuh

terhadap diet, malas melakukan terapi baik obat maupun insulin, sehingga

mengakibatkan kadar gula darah tidak terkontrol.

Dari hasil uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan peneltian

tentang “Bagaimanakah gambaran mekanisme koping stress pada penderita

diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas sambit ponorogo jawa timur?”

Page 21: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakanng diatas, maka peneliti

menyimpulkan bahwa angka kejadian diabetes mellitus terus mengalami

peningkatan. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di

Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun

2030. Hasil Riskesdas (2007) memperoleh proporsi penyebab kematian akibat

diabetes melitus pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan

menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%, dan daerah pedesaan menduduki

ranking ke-6 yaitu 5,8% (depkes, 2008). Penyakit DM merupakan suatu

penyakit kronis yang mempunyai dampak negatif terhadap fisik maupun

psikologis penderita, dampak psikologis yang terjadi seperti kecemasan,

kemarahan, berduka, malu, rasa bersalah, hilang harapan, depresi, kesepian,

tidak berdaya (Brunner & Suddart, 2002)

Mekanisme koping adalah salah satu cara yang dilakukan untuk

beradaptasi terhadap stress. ( Saam & Wahyuni, 2012). Dari hasil uraian

tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan peneltian tentang “Bagaimanakah

gambaran mekanisme koping stress pada penderita diabetes mellitus di

wilayah kerja puskesmas sambit ponorogo jawa timur?”

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah gambaran mekanisme koping stress pasien diabetes

mellitus di wilayah kerja puskesmas Sambit Ponorogo Jawa Timur?

Page 22: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

6

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran mekanisme koping stress pada pasien

diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas Sambit Ponorogo Jawa

Timur.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui data dermografi pasien diabetes mellitus di wilayah

kerja puskesmas Sambit Ponorogo Jawa Timur.

b. Untuk mengetahui gambaran mekanisme koping stress yang dilakukan

pasien diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas Sambit Ponorogo

Jawa Timur.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi perawat

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan pada penderita diabetes mellitus,

mengenai pentingnya memberikan pengetahuan tentang mekanisme

koping stress bagi penderita diabetes mellitus. Selain itu perawat dapat

melatih mekanisme koping yang adaptif bagi penderita sehingga dapat

meningkatkan derajat kesehatan pederita.

2. Bagi puskesmas/ rumah sakit

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi rumah sakit dalam

memberikan pelayanan keperawatan khususnya bagi penderita diabetes

mellitus untuk melakukan pendidikan kesehatan mengenai mekanisme

koping terhadap stress.

Page 23: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

7

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi Progran Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang bertujuan untuk mengetahui

gambaran mekanisme koping stress pada pasien diabetes mellitus di wilayah

kerja puskesmas Sambit Ponorogo Jawa Timur. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Metode

pengambilan data dengan menyebarkan kuisioner kepada responden. Subjek

penelitian adalah penderita diabetes mellitus yang ada di wilayah kerja

puskesmas Sambit. Waktu penelitian berkisar dari bulan februari-maret 2016.

Page 24: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

8

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Mellitus

1. Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus menurut Brunner & Suddart (2002) merupakan

sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar

glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Pada diabetes, kemampuan

tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau pankreas dapat

menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan inilah yang

menyebabkan hiperglikemia.

Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis adalah suatu kumpulan

gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar gula

dalam darah akibat kekurangan insulin, baik absolute maupun relatif.

Absolut artinya pankreas sama sekali tidak bisa menghasilkan insulin

sehingga harus mendapatkan insulin dari luar (melalui suntikan) dan

relatif artinya pankreas masih bisa menghasilkan insulin yang kadarnya

berbeda pada setiap orang (PERKNI, 2002)

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu kelainan metabolisme kronis

yang terjadi karena berbagai penyebab, ditandai oleh konsentrasi glukosa

darah melebihi normal, disertai dengan gangguan metabolisme

karbohidrat, lemak dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi

hormon insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya (Depkes, 2005)

Page 25: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

9

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitus

adalah suatu penyakit yang ditandai oleh kenaikan glukosa dalam darah

yang disebabkan karena kelainan sekresi hormon insulin.

2. Klasifikasi

Klasifikasi diabetes berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan

terapinya menurut Brunner & Suddart (2002) adalah sebagai berikut :

1. Tipe I

Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM), 5-10% dari seluruh

penderita diabetes

Ciri-ciri klinik :

a. Awitan terjadi pada segala usia, tetapi biasanya usia muda (<30

tahun)

b. Biasanya bertubuh kurus pada saat diagnosis, dengan penurunan

berat badan baru saja terjadi

c. Etiologi mencakup faktor genetik, imunologi dan lingkungan

(misalnya virus)

d. Sering memiliki antibodi sel pulau langerhans

e. Sering memiliki antibodi terhadap insulin sekalipun belum pernah

mendapatkan terapi insulin

f. Sedikit atau tidak mempunyai insulin endogen

g. Memerlukan insulin untuk mempertahankan kelangsungan hidup

h. Cenderung memiliki ketosis jika tidak memiliki insulin

i. Komplikasi akut hiperglikemia : ketoasidosis diabetik

2. Tipe II

Page 26: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

10

Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM), 90%-95% dari

seluruh penyandang diabetes obese 80% dari tipe II; nonobese 20%

dari tipe II

Ciri-ciri klinik :

a. Awitan terjadi di segala usia, biasanya diatas 30 tahun

b. Biasanya bertubuh gemuk (obese) pada saat didiagnosis

c. Etiologi mencakup faktor obesitas, herediter atau lingkungan

d. Tidak ada antibodi sel pulau langerhans

e. Penurunan produksi insulin endogen atau peningkatan resistensi

insulin

f. Mayoritas penderita obesitas dapat mengendalikan glukosa

darahnya melalui penurunan berat badan.

g. Agens hipoglikemia oral dapat memperbaiki kadar glukosa darah

bila modifikasi diet dan latihan tidak berhasil

h. Mungkin memerlukan insulin dalam jangka waktu pendek atau

panjang untuk mencegah hiperglikemia

i. Ketosis jarang terjadi, kecuali bila keadaan stress atau menderita

infeksi

j. Komplikasi akut : sindrom hiperosmolar nonketotik

3. Diabetes mellitus yang berkaitan dengan keadaan atau sindrom lain.

Ciri-ciri klinik:

a. Disertai dengan keadaan yang diketahui atau dicurigai dapat

menyebabkan penyakit; pankreatitis, kelainan hormonal, obat-obat

Page 27: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

11

seperti glukokortikoid dan preparat yang mengandung estrogen

penyandang diabetes

b. Bergantung pada kemampuan pankreas untuk menghasilkan

insulin, pasien mungkin memerlukan terapi dengan obat oral atau

insulin.

4. Diabetes gestasional

a. Awitan selama kehamilan, biasanya terjadi pada trimester kedua

atau ketiga

b. Disebabkan oleh hormon yang disekresikan plasenta dan

menghambat kerja insulin

c. Resiko terjadinya komplikasi perinatal diatas normal, khususnya

makrosomia (bayi yang secara abnormal berukuran besar)

d. Diatasi dengan diet dan insulin (jika diperlukan) untuk

mempertahakan secara ketat kadar glukosa darah nnormal

e. Terjadi pada sekitar 2%-5% dari seluruh kehamilan

f. Intoleransi glukosa terjadi untuk sementara waktu tetapi dapat

kambuh kembali

1. Pada kehamilan selanjutnya

2. 30%-40% akan mengalami diabetes yang nyata (biasanya tipe

II) dalam waktu 10 tahun (khusunya yang obesitas)

a. Faktor resiko mencakup : obesitas, usia diatas 30 tahun,

riwayat diabetes dalam keluarga, pernah melahirkan bayi

yang besar (lebih dari 4,5 kg)

Page 28: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

12

b. Pemeriksaan skrining (tes toleransi glukosa) harus

dilakukan pada semua wanita hamil dengan usia kehamilan

antara 24 hingga 28 minggu

3. Patofisiologi DM

a. Diabetes tipe 1

Terdapat ketidakmampuan menghasilkan insulin karena sel-sel

pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang

berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap

dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia posprandial (sesudah

makan)

Jika konsentrasi dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat

menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya

glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini

akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan,

keadaan ini disebut dieresis osmotic. Paisen mengalami peningkatan

dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi) (Brunner &

Suddart, 2001)

b. Diabetes tipe II

Terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin,

yaitu : resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya

insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel.

Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor khusus tersebut,

terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam

Page 29: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

13

sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan

reaksi intrasel, dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk

mestimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.

Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya

glukosa dalam darah harus terdapat peningkatan insulin yang

diekskresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini

terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan

dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat.

Namun, jika sel-sel tidak mampu mengimbangi peningkatan

kebutuhan akan insulin maka kadar glukosa akan meningkat dan

terjadi diabetes tipe II (Brunner & Suddart, 2001)

Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri

khas diabetes tipe II, namun terdapat jumlah insulin yang adekuat

untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton. Oleh

karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II.

Meskipun demikian, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat

menimbulkan masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom

hiperglikemik hiperosmoler nonketotik. Akibat intoleransi glukosa

yang berlangsung lambat dan progresif, maka awitan diabetes tipe II

dapat berjalan tanpa terdeteksi, gejalanya sering bersifat ringan dan

dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, infeksi

pada kulit yang tidak sembuh-sembuh, infeksi dan pandangan yang

kabur.

Page 30: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

14

4. Faktor Resiko

Faktor resiko diabetes mellitus umumnya dibagi menjadi 2 golongan

besar yaitu :

1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi

a. Umur

Semakin bertambahnya umur, maka resiko menderita diabetes

mellitus akan meningkat.

b. Jenis kelamin

Di Amerika Serikat penderita diabetes mellitus lebih banyak

terjadi pada perempuan dari pada laki-laki

c. Bangsa dan etnik

Berdasarkan penelitian terakhir di 10 negara menunjukkan bahwa

bangsa asia lebih beresiko terserang diabetes mellitus

dibandingkan bangsa barat

d. Faktor keturunan

Riwayat diabetes dalam keluarga terutama orang tua atau saudara

kandung memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini

dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita

diabetes

2. Faktor yang dapat dimodifikasi

a. Obesitas

Berdasarkan beberapa teori menyebutkan bahwa obesitas

merupakan faktor prediposisi terjadinya resistensi insulin.

b. Aktifitas fisik yang kurang

Page 31: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

15

Prevalensi diabetes mellitus mencapai 2-4 kali lipat terjadi pada

individu yang aktif

c. Stress

d. Pola makan

5. Gejala klinis

Menurut Mansjoer (2001) gambaran klinis pada penderita diabetes adalah

sebagai berikut:

a. Poliuri (sering kencing dalam jumlah banyak)

b. Polidipsi ( banyak minum)

c. Polifagi (rasa lapar yang semakin berat)

d. Lemas

e. Berat badan menurun

f. Kesemutan

g. Mata kabur

h. Impotensi pada pria

i. Gatal (pruritus pada vulva)

j. Mengantuk (somnolen) yang terjadi pada beberapa hari atau beberapa

minggu

6. Pemeriksaan Laboratorium

Menurut Depkes (2005) kegiatan pemeriksaan laboratorium dalam

perannya untuk mendukung pengelolaan DM dapat berfungsi sebagai

penyaring penyakit (screening), diagnostik dan pemantauan

pengendalian.

Page 32: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

16

Pemeriksaan penyaring yang khusus ditujukan untuk mengetahui

prevalensi DM pada penduduk secara massal (mass screening).

Pemeriksaan penyaring dilakukan dengan pemeriksaan glukosa

darah. Pemeriksaan glukosa dalam urin kurang sensitif dan relatif tidak

spesifik.

Konsentrasi glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan

penyaring DM

Tabel 2.1

Nilai normal kadar gula darah

Bukan DM

Belum pasti

DM

DM

Konsentrasi glukosa darah

sewaktu (mg/dL)

- Plasma vena

- Darah kapilar

< 110

< 90

110 – 199

90 – 199

≥ 200

≥ 200

Konsentrasi glukosa darah

puasa (mg/dL)

- Plasma vena

- Darah kapilar

< 110

< 90

110 – 125

90 – 109

≥ 126

≥ 110

Untuk kelompok dengan faktor resiko yang hasil pemeriksaan

penyaringnya negatif, pemeriksaan penyaring ulangan dilakukan

setiap tahun. Sedangkan bagi mereka yang berusia > 45 tahun tanpa

Page 33: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

17

faktor resiko lain, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3

tahun.

7. Komplikasi

Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menimbulkan

komplikasi akut dan kronis. Berikut ini akan diuraikan beberapa

komplikasi yang sering terjadi dan harus diwaspadai

1. Hipoglikemia

Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis penderita

merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam

(pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung

meningkat, sampai hilang kesadaran. Apabila tidak ditolong dapat

terjadi kerusakan otak dan akhirnya kematian.

2. Hiperglikemia

Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak

secara tiba-tiba. Keadaan ini dapat disebabkan oleh stress, infeksi, dan

konsumsi obat-obat tertentu. Hiperglikemia ditandai dengan poliuria,

polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah dan pandangan kabur.

3. Komplikasi makrovaskular

3 komplikasi makrovaskular yang umum berkembang pada penderita

diabetes adalah :

a. Penyakit jantung koroner (coronary hearth disease = CAD)

b. Penyakit pembuluh darah otak

c. Penyakit pembuluh darah perifer (peripheral vaskular disease =

PVD)

Page 34: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

18

4. Komplikasi mikrovaskular

Komplikasi mikrovaskular terutama terjadi pada penderita diabetes

tipe I. Hiperglikemia yang persisten dan pembentukan protein yang

terglikasi (termasuk HbA1c) menyebabkan dinding pembuluh darah

menjadi makin lemah dan rapuh dan terjadi penyumbatan pada

pembuluh-pembuluh darah kecil. Hal inilah yang mendorong

timbulnya komplikasi-komplikasi mikrovaskular, antara lain

retinopati, nefropati, dan neuropati.

8. Penatalaksanaan

Menurut Asmadi (2008) terdapat lima dasar penngobatan DM yang

dinamakan Pentalogi Terapi DM, yaitu :

a. Diet diabetes

Penentuan jumlah kalori diit diabetes mellitusPenentuan jumlah kalori

diit diabetes disesuaikan dengan status gizi penderita. Penentuan gizi

penderita dilaksanakan dengan menghitung presentage of relative body

weight (BBR = berat badan relatif) dengan rumus :

BBR = BB

TB−100 x 100% (BB ; kg, TB; cm)

1. Kurus ( underweight) : BBR < 90%

2. Normal (ideal) : BBR 90-110%

3. Gemuk (overweight) : BBR > 110%

4. Obesitas, apabila BBR > 120%: Obesitas ringan 120-130%

Obesitas sedang 130-140%

Obesitas berat 140-200%

Page 35: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

19

Obesitas morbid >200%

Dalam praktek, sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari

untuk penderita DM yang bekerja biasa adalah :

Kurus : BB X 40-60 kalori sehari

Normal : BB X 30 kalori sehari

Gemuk : BB X 20 kalori sehari

Obesitas : BB X 10-15 kalori sehari

b. Latihan fisik

Derajat kesehatan penderita DM akan semakin baik apabila

terdapat keseimbangan yang baik antara diit, latihan fisik teratur

setiap hari, dan kerja insulin. Latihan yang teratur merupakan

komponen yang penting dalam pengobatan DM.

Latihan teratur yang sudah digunakan untuk mengobati DM

dengan cara sebagai berikut:

1. Latihan fisik primer : penderita DM dianjurkan latihan teratur

setiap hari pada saat 11

2 jam sesudah makan, termasuk penderita

yang dirawat di rumah sakit.

2. Latihan fisik sekunder : untuk penderita DM dengan obesitas,

selain latihan ringan sesudah makan, juga dianjurkan latihaan

agaak berat setiap hari, pagi dan sore (dengan tujuan menurunkan

berat badan).

Page 36: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

20

c. Penyuluhan kesehatan masyarakat

DM melalui bermacam-macam Penyuluhan kesehatan masyarakat

merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita

cara ataupun media misalnya TV, kaset video, diskusi kelompok,

poster dll.

d. Obat hipoglikemi

Obat hipoglikemi yang mungkin berkhasiat bagi penderita diabetes

tipe II mencakup golongan sulfonilurea dan biguanid. Sulfonilurea

bekerja dengan merangsang langsung pankreas untuk mensekresikan

insulin. Sedangkan biguanid menimbulkan efek antidiabetik dengan

menfasilitasi kerja insulin pada tempat reseptor perifer. Oleh karena

itu, obat ini hanya dapat digunakan jika masih terdapat insulin.

e. Cangkok pankreas

B. Stress pada penderita diabetes

Taylor (1991) dalam abdul nasir dan abdul muhith (2011) merinci

beberapa karakteristik kejadian yang berpotensi dan dinilai dapat

menciptakan stressor

1. Kejadian negatif agaknya lebih banyak menimbulkan stress daripada

kejadian positif

2. Kejadian yang tidak terkontrol dan tidak terprediksi lebih membuat

stress daripada kejadian yang terkontrol dan terprediksi

3. Kejadian “ambigu” sering kali dipandang lebih mengakibatkan stress

daripada kejadian yang jelas.

Page 37: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

21

4. Manusia yang tugasnya melebihi kapasitas (overload) lebih mudah

mengalami stress daripada orang yang memiliki tugas lebih sedikit.

Pada penderita diabetes diagnosa penyakit yang secara tiba-tiba,

dan perubahan gaya hidup serta perubahan diet yang harus dilakukannya

bisa menimbulkan stress tersendiri bagi mereka. Agus widodo (2012)

mengambil kesimpulan dari suatu penelitiannya bahwa penderita diabetes

mellitus mudah mengalami stress dalam melaksanakan program diet.

Stress yang timbul dan lamanya stress ditentukan oleh berbagai kesulitan

yang dialami partisipan selama melaksanakan diet terutama berhubungan

dengan jumlah makanan yang harus diukur, pembatasan jenis makanan,

pola kebiasaan makan yang salah sebelum sakit serta lamanya menderita

diabetes. Sedangkan menurut Soebroto (2009) sumber stress pada

penderita diabetes diantaranya disebabkan oleh Sumber stress yang

dialami penderita diabetes dapat berupa fisik seperti luka yang lama

sembuh dan berupa stress mental seperti berkurangnya peran dalam rumah

tangga, hilangnya pekerjaan, dan pendapatan yang menurun (Soebroto,

2009)

Jika tubuh bertemu dengan stressor, tubuh tubuh akan mengaktifkan

respon saraf dan hormon untuk melaksanakan tindakan-tindakan

pertahanan untuk mengatasi keadaan darurat (akramawita kadir, sherwood

1996, Hole 1981).

Respon saraf utama terhadap rangsangan stress adalah pengaktifan

menyeluruh sistem saraf simpatis. Hipotalamus akan menolong untuk

Page 38: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

22

mempersiapkan tubuh untuk fight to fight akibat rangsangan stress. Hal ini

menyebbkan : (akramawita kadir, Guyton 2000, hole 1981)

a. Peningkatan tekanan arteri

b. Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot, bersamaan

dengan penurunan aliran darah ke organ-organ yang tidak diperlukan

untuk aktivitas motorik yang cepat.

c. Peningkatan kecepatan metabolisme sel di seluruh tubuh

d. Peningkatan konsentrasi glukosa darah

e. Peningkatan proses glikolisis di hati dan otot

f. Peningkatan kekuatan otot

g. Peningkatan aktivitas mental

h. Peningkatan kecepatan koagulasi darah.

C. Mekanisme koping

1. Pengertian

Roy menggunakan istilah mekanisme koping untuk menjelaskan

proses kontrol dari individu sebagai suatu sistem adaptasi (arif

muttaqin, 2007). Mekanisme koping adalah mekanisme yang

digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang diterima.

Apabila mekanisme koping berhasil, maka orang tersebut dapat

beradaptasi dengan perubahan yang terjadi (Nursalam, 2007).

2. Jenis-jenis mekanisme koping

Lazarus dan folkman (1984) menyatakan bahwa dalam

mengahadapi stressor terdapat dua jenis mekanisme koping, yaitu:

a. Koping berfokus pada emosi

Page 39: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

23

Koping ini digunakan untuk mengatur respon emosional

terhadap stres. Bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang

penuh dengan stressor, individu akan cenderung mengatur

emosinya. Koping berfokus pada emosi terbagi menjadi 5 strategi

koping yaitu kontrol diri, membuat jarak, penilaian kembali secara

positif, menerima tanggung jawab, dan lari atau penghindaran

b. Koping berfokus pada masalah

Koping ini dilakukan untuk mengurangi stressor yaitu

dengan mempelajari cara-cara atau ketrampilan-ketrampilan baru,

individu akan cenderung mengubah strategi ini, bila dirinya yakin

akan dapat mengubah situasi. koping berfokus pada masalah

terbagi menjadi tiga strategi koping yang berbeda yaitu konfrontasi,

mencari dukungan sosial, dan merencanakan pemecahan masalah

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme koping

1. Usia

Usia berhubungan dengan toleransi seseorang terhadap stress dan

jenis stressor yang paling mengganggu. Usia dewasa lebih mampu

mengontrol stress dibanding dengan usia anak-anak dan usia lanjut

(siswanto, 2007)

2. Jenis kelamin

Wanita biasanya mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap

stressor dibanding pria, secara biologis kelenturan tubuh wanita

akan mentoleransi terhadap stress menjadi baik dibanding pria

Page 40: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

24

(siswanto, 2007). Jenis kelamin sangat mempengaruhi dalam

berespon terhadap penyakit, stress, serta penggunaan koping dalam

menghadapi masalah diabetes mellitus.

3. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang mudah terkena stress

atau tidak. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka toleransi dan

pengotrolan terhadap stressor lebih baik (Siswanto, 2007)

4. Status perkawinan

Salah satu penyebab stress psikososial yaitu status perkawinan

dimana berbagai permasalahan perkawinan merupakan sumber

stress yang dialami seseorang, misalnya pertengkaran, perpisahan,

perceraian, kematian pasangan dan lain sebagainya. Stressor ini

dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam depresi dan kecemasan

(Yosep, 2007)

5. Kesehatan fisik

Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam

uasaha mengetasi stress individu dituntut untuk mngerahkan tenaga

yang cukup besar

6. Keyakinan atau pandangan positif

Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting,

seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang

mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan

(helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi koping

tipe: problem solving foused coping

Page 41: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

25

7. Keterampilan memecahkan masalah

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi,

menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan

untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian

mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil

yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana

tersebut dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

8. Keterampilan sosial

Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan

bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai

sosial yang berlaku di masyarakat

9. Dukungan sosial

Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi

dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua,

anggota keluarga lain, saudara, teman dan lingkungan masyarakat

sekitarnya.

10. Materi

Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang-barang

atau layanan yang biasanya dapat dibeli.

4. Menurut struart dan Sunden, rentang respon mekanisme koping dapat

digambarkan adaptif, kurang adaptif dan maladaptif.

Karakteristik mekanisme koping adalah sebagai berikut :

a. Adaptif jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Masih mampu mngontrol emosi pada dirinya

Page 42: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

26

2. Memiliki kewaspadaan yang tinggi, lebih perhatian pada

masalah

3. Memiliki persepsi yang luas

4. Dapat menerima dukungan dari orang lain

b. Kurang adaptif jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki perasaan yang takut terhadap apa yang terjadi pada

dirinya

2. Memiliki perasaan malu terhadap keadaan pada dirinya sendiri

3. Memiliki pemikiran yang tidak adekuat atau mispersepsi

c. Maladaptif jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Tidak mampu berfikir apa-apa atau disorientasi

2. Tidak mampu menyeleseikan masalah

3. Perilakunya cenderung merusak

Page 43: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

27

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen) yaitu mekanisme

koping.

Variabel Mekanisme koping merupakan suatu mekanisme yang

digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang diterima. Apabila

mekanisme koping berhasil, maka orang tersebut dapat beradaptasi dengan

perubahan yang terjadi (nursalam, 2007). Hal ini perlu diketahui dan

dilakukan oleh pasien sehingga dapat mengatasi masalah stress akibat

penyakit yang diderita. Dengan demikian kadar gula darah dapat terkontrol.

Kerangka konsep ini dapat digambarkan pada tebel berikut :

Kerangka konsep penelitian tentang gambaran mekanisme koping pada

penderita diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas Sambit.

Mekanisme koping :

1. Berfokus pada emosi

a. Kontrol diri

b. Membuat jarak

c. Penilaian kembali secara positif,

d. Menerima tanggung jawab,

e. Lari atau penghindaran

2. Berfokus pada masalah

a. Konfrontasi

b. Mencari dukungan social

c. Merencanakan pemecahan masalah

Page 44: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

28

B. Definisi operasional

NO Variabel Definisi operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Usia Usia responden pada saat

dilakukan pengambilan

data

Responden

diminta

mengisi

kuisioner

Kuisioner A Dewasa akhir = 36-45

tahun

Lansia Awal = 46-55

tahun

Lansia Akhir = 56-65

tahun

Manula = >65 tahun

Ordinal

2 Jenis Kelamin Petanda gender seseorang

Responden

diminta

mengisi

kuisioner

Kuisioner A Laki-laki

perempuan

Ordinal

3 Status

Perkawinan

Status perkawinan

responden pada saat

dilakukan pengambilan

data.

Responden

diminta

mengisi

kuisioner

Kuisioner A Kawin

Janda

Duda

Ordinal

4 Tingkat

Pendidikan

Jenjang pendidikan

responden yang sudah

ditempuh oleh rsponden

Responden

diminta

mengisi

kuisioner

Kuisioner A SD

SMP

SMA/SMK

D3/S1

Ordinal

5 Mekanisme

koping

Mekanisme yang digunakan

individu untuk menghadapi

perubahan yang diterima

Kuisioner Kuisioner ways of coping

scales

Kuisioner ini terdiri dari 38

Baik = jika total skor ≥

mean

Ordinal

Page 45: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

29

akibat penyakit diabetes

mellitus

pertanyaan dengan

menggunakan 4 pilihan

jawaban yaitu:

Pernyataan positif :

Hampir Tidak Pernah : 0

Kadang - kadang : 1

Cukup sering : 2

Sering : 3

Pernyataan negatif:

Hampir Tidak Pernah : 3

Kadang-kadang : 2

Cukup sering : 1

Sering : 0

Buruk = jika total skor

≤ mean

6 Kontrol Diri

Usaha individu untuk

menguasai diri dengan

mengontrol tindakan

Kuisioner

Kuisioner ways of coping

yang terdiri dari kuisioner

no: 4, 6, 18, 25, 38 dengan

menggunakan 4 pilihan

jawaban yaitu:

Pernyataan positif :

Hampir Tidak Pernah : 0

Kadang - kadang : 1

Cukup sering : 2

Sering : 3

Pernyataan negatif:

Hampir Tidak Pernah : 3

Baik = jika total skor ≥

mean

Buruk = jika total skor

≤ mean

Ordinal

Page 46: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

30

Kadang-kadang : 2

Cukup sering : 1

Sering : 0

7 Membuat Jarak Usaha individu untuk

menghindari atau

menyingkirkan masalah

dengan melakukan aktivitas

yang lain

Kuisioner Kuisioner ways of coping

yang terdiri dari kuisioner

no: 7, 23, 26 dengan

menggunakan 4 pilihan

jawaban yaitu:

Pernyataan positif :

Hampir Tidak Pernah : 0

Kadang - kadang : 1

Cukup sering : 2

Sering : 3

Pernyataan negatif:

Hampir Tidak Pernah : 3

Kadang-kadang : 2

Cukup sering : 1

Sering : 0

Baik = jika total skor ≥

mean

Buruk = jika total skor

≤ mean

Ordinal

8 Penilaian

Kembali Secara

Positif

Usaha individu untuk

mencari makna positif dari

permasalahan dengan

berokus pada

pengembangan diri,

biasanya bersifat religius

Kuisioner Kuisioner ways of coping

yang terdiri dari kuisioner

no: 11, 13, 19, 20, 34, 37

dengan menggunakan 4

pilihan jawaban yaitu:

Pernyataan positif :

Baik = jika total skor ≥

mean

Buruk = jika total skor

≤ mean

Ordinal

Page 47: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

31

Hampir Tidak Pernah : 0

Kadang - kadang : 1

Cukup sering : 2

Sering : 3

Pernyataan negatif:

Hampir Tidak Pernah : 3

Kadang-kadang : 2

Cukup sering : 1

Sering : 0

9 Menerima

tanggung jawab

Usaha untuk menyadari

tanggung jawab diri sendiri

dalam permasalahan yang

dihadapinya dan mencoba

menerimanya untuk menjadi

lebih baik

Kuisioner Kuisioner ways of coping

yang terdiri dari kuisioner

no: 15 dengan

menggunakan 4 pilihan

jawaban yaitu:

Pernyataan positif :

Hampir Tidak Pernah : 0

Kadang - kadang : 1

Cukup sering : 2

Sering : 3

Pernyataan negatif:

Hampir Tidak Pernah : 3

Kadang-kadang : 2

Cukup sering : 1

Sering : 0

Baik = jika total skor ≥

mean

Buruk = jika total skor

≤ mean

Ordinal

Page 48: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

32

10 Lari/

penghindaran

Usaha untuk mngatasi

situasi menekan dengan lari

dari situasi tersebut dan

menghindarinya dengan

beralih pada hal lain seperti

makan, minum, merokok

dan obat-obatan

Kuisioner Kuisioner ways of coping

yang terdiri dari kuisioner

no: 5, 8, 17, 22, 29, 32, 35,

36 dengan menggunakan 4

pilihan jawaban yaitu:

Pernyataan positif :

Hampir Tidak Pernah : 0

Kadang - kadang : 1

Cukup sering : 2

Sering : 3

Pernyataan negatif:

Hampir Tidak Pernah : 3

Kadang-kadang : 2

Cukup sering : 1

Sering : 0

Baik = jika total skor ≥

mean

Buruk = jika total skor

≤ mean

Ordinal

11 Konfrontasi Menggambarkan usaha-

usaha untuk mengubah

keadaan atau masalah secara

agresif

Kuisioner Kuisioner ways of coping

yang terdiri dari kuisioner

no: 2, 9, 28 dengan

menggunakan 4 pilihan

jawaban yaitu:

Pernyataan positif :

Hampir Tidak Pernah : 0

Kadang - kadang : 1

Cukup sering : 2

Sering : 3

Baik = jika total skor ≥

mean

Buruk = jika total skor

≤ mean

Ordinal

Page 49: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

33

Pernyataan negatif:

Hampir Tidak Pernah : 3

Kadang-kadang : 2

Cukup sering : 1

Sering : 0

12 Mencari

dukungan sosial

Usaha untuk mendapatkan

kenyamanan emosional dan

bantuan informasi dari

orang lain

Kuisioner Kuisioner ways of coping

yang terdiri dari kuisioner

no: 3, 10, 12, 16, 24, 27

dengan menggunakan 4

pilihan jawaban yaitu:

Pernyataan positif :

Hampir Tidak Pernah : 0

Kadang - kadang : 1

Cukup sering : 2

Sering : 3

Pernyataan negatif:

Hampir Tidak Pernah : 3

Kadang-kadang : 2

Cukup sering : 1

Sering : 0

Baik = jika total skor ≥

mean

Buruk = jika total skor

≤ mean

Ordinal

13 Mencari

pemecahan

masalah

Usaha untuk mengubah

keadaan yang dianggap

menekan dengan cara hati-

hati, bertahap dan analitis

Kuisioner Kuisioner ways of coping

yang terdiri dari kuisioner

no: 1, 14, 21, 30, 31, 33

dengan menggunakan 4

pilihan jawaban yaitu:

Baik = jika total skor ≥

mean

Buruk = jika total skor

≤ mean

Ordinal

Page 50: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

34

Pernyataan positif :

Hampir Tidak Pernah : 0

Kadang - kadang : 1

Cukup sering : 2

Sering : 3

Pernyataan negatif:

Hampir Tidak Pernah : 3

Kadang-kadang : 2

Cukup sering : 1

Sering : 0

Page 51: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

35

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

mengetahui gambaran mekanisme koping pada penderita diabetes mellitus

di wilayah kerja puskesmas Sambit.

B. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan februari-maret tahun 2016 di

wilayah kerja puskesmas Sambit. Alasan peneliti memilih puskesmas

Sambit adalah karena prevalensi penderita diabetes mellitus di wilayah

puskesmas ini cukup banyak dan lokasi dekat dengan tempat tinggal

peneliti sehingga peneliti ingin memeriksa dan memberikan manfaat bagi

lingkungan sekitarnya, birokrasi yang mudah serta selama ini belum

pernah dilakukan penelitian tentang gambaran mekanisme koping pada

penderita diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas Sambit.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(sugiyono dalam jonathan sarwono, 2010). Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh penderita diabetes mellitus di wilayah kerja

puskesmas Sambit.

2. Sampel

Page 52: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

36

Sampel merupakan sejumlah subjek yang dianggap mewakili

populasi (Nurbaeti, 2010). Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (sugiyono dalam

jonathan sarwono, 2010). Sampel adalah bagian dari populasi yang

diambil melalui cara-cara tertentu, yang juga memiliki karakteristik

tertentu, jelas dan lengkap serta dianggap mewakili populasi.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri

atau sifat-sifat yang sudah diketahui sebelumnya. Sampel dalam

penelitian ini adalah seluruh penderita diabetes mellitus yang ada di

wilayah kerja puskesmas Sambit dengan kriterian inklusi:

a. Penderita diabetes mellitus baik laki-laki maupun perempuan yang

berobat jalan di Puskesmas Sambit

b. Pasien yang bisa membaca dan menulis

c. Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

Sedangkan kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah :

a. Pasien DM yang mengalami gangguan jiwa

b. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden

c. Pasien yang tidak datang ketika penelitian dilakukan

Menurut Notoatmodjo (2005) untuk populasi kecil atau lebih kecil

dari 10.000 maka untuk menetapkan jumlah sampel menggunakan

formulasi sederhana yaitu:

Page 53: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

37

n = 𝑁

1 +𝑁 (𝑑2)

Keterangan :

n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan

Dalam penelitian ini besarnya populasi (N) adalah 36, maka jumlah

sampel yang diambil adalah :

n = 36

1+36 0,05 2

= 33,02 dibulatkan menjadi 33 orang

Dari perhitungan rumus diatas maka diperoleh besar sampel

minimal sebanyak 33 orang.

D. Instrumen penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian

berupa kuisioner tentang data dermografi dan ways of coping scales.

Kuesioner tentang data dermografi berisi tentang inisial responden, umur,

jenis kelamin, pendidikan terakhir, alamat. Sedangkan ways of coping

scales adalah instrumen yang dibuat oleh Folkman S et.al (1986).

Kuesioner ini pada mulanya terdiri dari 66 pertanyaan akan tetapi untuk

beberapa item yang tidak jelas dihapus sehingga menjadi 50 item. Tiap

sub variabel mekanisme koping pada kuisioner ini terdiri dari beberapa

pertanyaan yaitu: kontrol diri (14, 43, 10, 35, 54, 63, 64, ) dengan nilai α

= 70, membuat jarak (44, 13, 41, 21, 15, 12) dengan nilai α = 61,

penilaian kembali secara positif (23, 30, 36, 38, 60, 56, 20) dengan nilai

α = 79, menerima tanggung jawab (9, 29, 51, 25) dengan nilai α = 66, lari

Page 54: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

38

atau penghindaran (58, 11, 59, 33, 40, 50, 47, 16) dengan nilai α = 72,

konfrontasi ( 46, 7, 17, 28, 34, 6) dengan nilai α = 70, mencari dukungan

social (8, 31, 42, 45, 18, 22) dengan nilai α = 76, merencanakan

pemecahan masalah (49, 26, 1, 39, 48, 52) dengan nilai α = 68. Bentuk

original dari ways of coping scales ini berbahasa Inggris yang kemudian

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Alat ukur ini terdiri dari pernyataan yang digunakan untuk melihat

kecenderungan seseorang dalam menghadap stress.

Cara penilaian dalam kuisioner ini dengan menggunakan skala

likert dengan skor meliputi : Tidak pernah = 0, Jarang = 1, cukup sering

= 2, sering = 3 baik untuk strategi koping yang berpusat pada masalah

maupun strategi koping yang berpusat pada emosi. Skor didapat dengan

menjumlahkan seluruh nilai yang didapat dari setiap item.

Hasil penelitian ini digolongkan menjadi 2 kategori :

Baik : jika total skor ≥ mean

Buruk : jika total skor ≤ mean

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Uji validitas dan reliabilitas pada instrument ini dilakukan

di tiap cabang desa Puskesmas Sambit, dengan jumlah sampel 30.

Hal ini dilakukan di sekitar wilayah puskesmas Sambit dengan alasan

masih memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian.

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur

itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui

apakah kuisioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa

Page 55: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

39

yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara

skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuisioner

tersebut. Apabila kuisioner tersebut telah memiliki validitas konstruk,

berarti semua item (pertanyaan) yang ada dalam kuisioner itu

mengukur konsep yang kita ukur.

Uji validitas untuk instrument ini menggunakan pearson

product moment. Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat

hasil perhitungan t hitung. Apabila t > t tabel maka pernyataan

tersebut valid, sedangkan t < t tabel maka pernyataan tersebut tidak

valid. Nilai t tabel untuk sampel 30 dengan derajat kemaknaan 5%

adalah 0,361. Jika nilai t hitung lebih dari 0,361 maka pernyataan

tersebut valid. Hasil validitas kuisioner dari 50 pernataan ada 38

pernyataan yang valid, yaitu pernyataan no 1, 2, 4, 6, 7, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 17, 18, 20, 22, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35,

36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 45, 46, 47, 48, 49. Ada 12 pernyataan yang

tidak valid. Akhirnya 38 pernyataan yang valid itulah yang digunakan

dalam pengambilan data.

Uji reliabilitas instrument ini menggunakan bantuan

software computer dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.

Suatu instrument dikatakan reliable jika Alpha Cronbach > 0.60

(Hidayat, 2008). Uji reliabilitas pada instrument ways of coping ini

telah dilakukan, dan didapatkan nilai Alpha Cronbach 0.690. Hal ini

menunjukkan bahwa penyataan ini cukup reliabel.

Page 56: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

40

F. Langkah-langkah pengumpulan data

1. Setelah proposal disetujui oleh penguji, peneliti meminta surat

permohonan izin dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Mengajukan surat permohonan izin tersebut kepada Kepala Puskesmas

Sambit

3. Peneliti menyeleksi calon responden yang sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan sebelumnya.

4. Setalah mendapatkan calon responden, peneliti menanyakan kepada

calon responden bersedia atau tidak menjadi responden

5. Calon responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan

(informed consent) dan diminta untuk mengisi kuisioner dengan

memberikan waktu sekitar 20 menit.

6. Peneliti memberikan kesempatan bertanya jika dalam kuisioner

terdapat pertanyaan yang tidak dimengerti oleh responden

7. Peneliti mengumpulkan kembali kuesioner dan memeriksa jika ada

lembar kuesioner yang tidak lengkap atau pertanyaan yang tidak diisi

seluruhnya oleh responden. Jika yang tidak lengkap maka responden

diminta untuk melengkapi.

8. Setelah data terkumpul dari semua responden, maka dilakukan analisa

dan pengolahan data.

G. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Page 57: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

41

Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut Hidayat (2007) etika penelitian

keperawatan sangat penting karena penelitian keperawatan berhubungan

langsung dengan manusia, sehingga perlu memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

1. Informed consent

Informed consent merupakan lembar persetujuan yang diberikan

kepada responden yang akan diteliti agar subjek mengerti maksud dan

tujuan dari penelitian. Jika calon responden bersedia diteliti, maka

mereka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut.

Tapi jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati

hak-hak responden.

2. Tanpa nama (anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

nama responden dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan kepada

pihak yang terkait dengan peneliti.

H. Pengolahan data

Darmin (2003) menjelaskan bahwa pengolahan data/ menejemen

data terdiri dari serangkaian tahapan yang harus dilakukan agar data siap

untuk diuji statistik dan dilakukan analisis/ interpretasi. Adapun tahap-

tahap pengolahan data meliputi:

Page 58: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

42

1. Editing

Yaitu meneliti kembali apakah isian dalam lembar observasi langsung

dan kuisioner sudah lengkap dan diisi, editing dilakukan di tempat

pengumpulan data, sehingga jika ada kekurangan data dapat segera

dikonfirmasikan pada responden yang bersangkutan.

2. Coding

Yaitu mengklasifikasikan jawaban yang ada menurut macamnya.

Klasifikasi dilakukan dengan cara menandai masing-masing jawaban

dengan kode berupa angka. Untuk pertanyaan positif diberi skor 3

untuk jawaban selalu, 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan 1 untuk

jawaban tidak pernah. Sebaliknya untuk jawaban negatif diberi skor 1

untuk jawaban selalu, 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan 3 untuk

jawaban tidak pernah.

3. Entry data

Yaitu proses memasukkan data ke dalam katagori tertentu untuk

dilakukan analisis data dengan menggunakan bantuan komputer

program SPSS.

4. Tabullating

Yaitu langkah memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel-

tabel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

5. Cleaning

Yaitu mengecek kembali data yang sudah dientry apakah ada

kesalahan atau tidak, membuang data yang sudah diapkai. Pengolahan

data menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

Page 59: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

43

I. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat mempunyai tujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variable penelitian. Bentuk

analisa univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik

digunakan nilai mean, median, standar deviasi, nilai minimal dan

maksimal. Pada umumnya dalam analisa ini menghasilkan distribusi

frekuensi dan presentasi dari tiap variable. Analisa univariat pada

penelitian ini menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

responden yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

mekanisme koping penderita diabetes mellitus.

J. Penyajian Data

Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabulasi yang kemudian

dijabarkan dalam bentuk tulisan.

Page 60: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

44

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Profil Puskesmas Sambit

Puskesmas Sambit merupakan puskesmas yang terletak di Jl. A.

R. Hakim No. 11, Tamansari, Kec. Sambit, Kab Ponorogo, Jawa

Timur No. Telepon : 0352-311084. Keadaan umum wilayah

kecamatan Sambit terdiri dari 16 desa yaitu : Gajah, Wringinanom,

Ngadikusoman, Maguwan, Nglewan, Bedingin, Bancangan,

Campurrejo, Campursari, Bulu, Sambit, Besuki, Wilangan, Bangsalan,

Kemuning, Jrakah.

Luas Wilayah kecamatan Sambit adalah 59,83 km2, dengan

jumlah penduduk sekitar 35.569 jiwa. Secara umum wilayah

puskesmas Sambit merupakan dataran rendah, dengan kondisi daerah

bervariasi antara persawahan dan pekarangan. Masyarakat Sambit

masih mengandalkan dari kehidupan agraris (bertani atau berladang).

B. Analisa Univariat

Analisa Univariat menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

responden yang meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat

pendidikan, gambaran mekanisme koping stress.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Page 61: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

45

Berdasarkan statistik responden didapatkan responden sebanyak

33 responden sesuai dengan sampel yang telah direncanakan, yang

terdiri dari usia pada masa dewasa akhir sampai manula.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia

(n=33)

Usia N %

36 – 45 6 17,1

46 – 55 12 36,4

56 – 65 13 39,4

>65 2 6,1

Total 33 100

Hasil distribusi frekuensi penderita diabetes berdasarkan usia

didapatkan bahwa usia 36 – 45 tahun sebanyak 6 orang ( 17,1 %), usia

46 – 55 tahun sebanyak 16 orang ( 45,7 %), usia 56 – 65 tahun

sebanyak 13 orang (39,4%) dan usia >65 tahun sebanyak 2 orang

(6,1%)

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan statistic responden didapatkan responden sebanyak

33 orang laki-laki dan perempuan.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

(n=33)

Usia N %

Laki-laki 14 42,4

Perempuan 19 57,5

Total 33 100

Page 62: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

46

Hasil distribusi frekuensi penderita diabetes mellitus

berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa laki-laki sebanyak 14

orang (42,4%) dan perempuan sebanyak 19 orang (57,5%)

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Berdasarkan statistik responden didapatkan responden

sebanyak 33 orang dengan status perkawinan sebagai berikut : kawin,

janda, dan duda.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Perkawinan

(n=33)

Status Perkawinan N %

Kawin 18 54,5

Janda 9 27,3

Duda 6 18,2

Total 33 100

Hasil distribusi frekuensi penderita diabetes mellitus

berdasarkan status perkawinan yaitu : kawin sebanyak 18 orang

(54,5%), Janda sebanyak 9 orang (27,3%) dan duda sebanyak 6 orang

(18,2%).

4. Karakteristik Responden Bersdasarkan Tingkat Pendidikan.

Berdasarkan statistik responden didapatkan responden

sebanyak 33 orang dengan tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, D3/S1.

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan

(n=33)

Tingkat Pendidikan N %

SD 4 12,1

Page 63: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

47

SMP 15 45,5

SMA/SMK 8 24,2

D3/S1 6 18,2

Total 33 100

Hasil distribusi frekuensi penderita diabetes mellitus

berdasarkan tingkat pendidikan yaitu responden dengan tingkat

pendidikan SD sebanyak 4 orang (12,1%), SMP sebanyak 15 orang

(45,5%), SMA/SMK sebanyak 8 orang (24,2%), dan dengan tingkat

penddikan D3/S1 sebanyak 6 orang (18,2%).

5. Distribusi frekuensi mekanisme koping penderita diabetes mellitus

Pada penelitian ini, gambaran mekanisme koping penderita

diabetes mellitus dihitung berdasarkan skor yang dijawab oleh

responden sebanyak 38 pertanyaan, kemuadian dikategorikan menjadi

baik dan buruk. Adapun kriterianya:

a. Mekanisme koping baik jika memiliki skor ≥ mean

b. Mekanisme koping buruk jika memiliki skor ≤ mean

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi gambaran mekanisme koping penderita

diabetes mellitus (n=33)

Gambaran mekanisme

koping penderita diabetes

mellitus

N % Skor

Max

Skor

Min Mean SD

Baik 19 57,6 93 56 82,33 8.60

Buruk 14 42,4

Total 33 100

Hasil analisis yang didapat penderita diabetes mellitus yang

memiliki mekanisme koping baik sebanyak 19 orang (57,6%),

Page 64: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

48

sedangkan yang memiliki mekanisme koping buruk sebanyak 14

orang (42,4%). Penderita diabetes mellitus yang memiliki mekanisme

koping baik lebih banyak daripada penderita diabetes yang memiliki

mekanisme koping buruk.

6. Distribusi frekuensi mekanisme koping penderita diabetes mellitus

tentang kontrol diri

Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus

tentang kontrol diri terdiri dari 5 pernyataan yaitu pernyataan no 4, 6,

18, 25, dan 38 yang dikategorikan menjadi baik dan buruk. Adapun

kriterianya:

a. Kontrol diri baik jika memiliki skor ≥ mean

b. Kontrol diri buruk jika memiliki skor ≤ mean

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi gambaran mekanisme koping penderita diabetes

mellitus tentang kontrol diri (n=33)

Gambaran mekanisme

koping penderita

diabetes mellitus

tentang kontrol diri

N % Skor

Max

Skor

Min Mean SD

Baik 17 51,5 13 5 10,42 1,92

Buruk 16 48,5

Total 33 100

Hasil analisis yang didapat bahwa penderita diabetes mellitus

yang memiliki kontrol diri baik sebanyak 17 orang (51,5%) dan yang

memiliki mekanisme kontrol diri buruk sebanyak 16 orang (48,5%).

7. Distribusi frekuensi mekanisme koping penderita diabetes mellitus

tentang membuat jarak.

Page 65: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

49

Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus

tentang membuat jarak terdiri dari 3 pernyataan yaitu pernyataan no 7,

23 dan 26 yang dikategorikan menjadi baik dan buruk. Adapun

kriterianya:

a. Membuat jarak baik jika memiliki skor ≥ mean

b. Membuat jarak buruk jika memiliki skor skor ≤ mean

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi gambaran mekanisme koping penderita

diabetes mellitus tentang membuat jarak (n=33)

Gambaran mekanisme

koping penderita

diabetes mellitus

tentang membuat jarak

N % Skor

Max

Skor

Min Mean SD

Baik 16 48.5 8 3 6,24 1,17

Buruk 17 51.5

Total 33 100

Hasil analisis menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang melakukan mekanisme koping membuat jarak baik sebanyak 16

orang (48.5%) dan yang melakukan mekanisme koping membuat

jarak buruk sebanyak 17 orang (51.5%).

8. Distribusi frekuensi mekanisme koping penderita diabetes mellitus

tentang penilaian kembali secara positif.

Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus

tentang penilaian kembali secara positif terdiri dari 6 pernyataan yaitu

pernyataan no 11, 13, 19, 20, 34 dan 37 yang dikategorikan menjadi

baik dan buruk. Adapun kriterianya:

a. Membuat penialaian kembali secara positif baik jika memiliki skor ≥

mean

Page 66: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

50

b. Membuat penilaian kembali secara positif cukup jika memiliki skor

≤ mean

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi gambaran mekanisme koping penderita

diabetes mellitus tentang penialaian kembali secara positif (n=33)

Gambaran mekanisme

koping penderita

diabetes mellitus

tentang penialaian

kembali secara positif

N % Skor

Max

Skor

Min Mean SD

Baik 21 63,6 17 7 12,94 1,90

Buruk 12 36,4

Total 33 100

Hasil analisis menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang melakukan mekanisme koping penialaian kembali secara positif

baik sebanyak 21 orang (63,6%) dan yang melakukan mekanisme

koping penilaian kembali secara positif buruk sebanyak 12 orang

(36,4%).

9. Distribusi frekuensi penderita diabetes mellitus tentang menerima

tanggung jawab

Gambarang mekanisme koping penderita diabetes mellitus

tentang menerima tanggung jawab terdiri dari 1 pernyataan yaitu

pernyataan no 15 yang dikategorikan menjadi baik dan buruk. Adapun

kriterianya:

a. Menerima tanggung jawab baik jika memiliki skor ≥ mean

b. Menerima tanggung jawab cukup jika memiliki skor ≤ mean

Page 67: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

51

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi gambaran mekanisme koping penderita

diabetes mellitus tentang menerima tanggung jawab (n=33)

Gambaran mekanisme

koping penderita

diabetes mellitus

tentang menerima

tanggung jawab

N % Skor

Max

Skor

Min Mean SD

Baik 26 78,8 3 0 1,94 0,93

Buruk 7 21,2

Total 33 100

Hasil analisis menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang melakukan mekanisme koping menerima tanggung jawab baik

sebanyak 26 orang (78,8%) dan yang melakukan mekanisme koping

menerima tanggung jawab buruk sebanyak 7 orang (21,2%).

10. Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus tentang lari/

penghindaran

Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus

tentang lari/ penghindaran terdiri dari 8 pernyataan yaitu pernyataan no

5, 8, 17, 22, 29, 32, 35 dan 36 yang dikategorikan menjadi baik dan

buruk. Adapun kriterianya:

a. Menerima lari/ penghindaran baik jika memiliki skor ≥ mean

b. Menerima lari/ penghindaran buruk jika memiliki skor ≤ mean

Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi gambaran mekanisme koping penderita

diabetes mellitus tentang lari/ penghindaran (n=33)

Gambaran mekanisme

koping penderita

diabetes mellitus tentang

lari/ penghindaran

N % Skor

Max

Skor

Min Mean SD

Page 68: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

52

Baik 21 63.6 23

15 18,90 2.14

Buruk 12

36.4

Total 33 100

Hasil analisis menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang melakukan mekanisme koping lari/ penghindaran baik sebanyak

21 orang (63.6%), yang melakukan mekanisme koping lari/

penghindaran buruk sebanyak 12 orang (36.4%).

11. Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus tentang

konfrontasi.

Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus

tentang konfrontasi terdiri dari 3 pernyataan yaitu pernyataan no 2, 9

dan 28 yang dikategorikan menjadi baik dan buruk. Adapun kriterianya

adalah:

a. Konfrontasi baik jika memiliki skor ≥ mean

b. Konfrontasi buruk jika memiliki skor ≤ mean

Tabel 5.11

Distribusi Frekuensi gambaran mekanisme koping penderita

diabetes mellitus tentang konfrontasi (n=33)

Gambaran mekanisme

koping penderita

diabetes mellitus

tentang konfrontasi

N % Skor

Max

Skor

Min Mean SD

Baik 17 51.5 9 5 6,60 1,11

Buruk 16 48.5

Total 33 100

Hasil analisis menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang melakukan mekanisme koping konfrontasi baik sebanyak 17

Page 69: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

53

orang (51.5%) dan yang melakukan konfrontasi buruk sebanyak 16

orang (48.5%).

12. Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus tentang

mencari dukungan sosial.

Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus

tentang mencari dukungan soasial terdiri dari 6 pernyataan yaitu

pernyataan no 3, 10, 12, 16, 24, dan 27 yang dikategorikan menjadi

baik dan buruk. Adapun kriterianya:

a. Mencari dukungan sosial baik jika memiliki skor ≥ mean

b. Mencari dukungan sosial cukup jika memiliki skor ≤ mean

Tabel 5.12

Distribusi Frekuensi gambaran mekanisme koping penderita

diabetes mellitus tentang mencari dukungan sosial (n=33)

Gambaran mekanisme

koping penderita

diabetes mellitus

tentang mencari

dukungan sosial

N % Skor

Max

Skor

Min Mean SD

Baik 14 42,4 17 10 13,06 1,59

Buruk 19 57,6

Total 33 100

Hasil analisis menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang mencari dukungan sosial baik sebanyak 14 orang (42,4%), yang

mencari dukungan sosial buruk sebanyak 19 orang (57,6%). Pada

gambaran mekanisme koping tentang mencari dukungan sosial ini

penderita diabetes mellitus yang melakukan dengan baik lebih sedikit

daripada yang melakukan dengan buruk.

Page 70: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

54

13. Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus tentang

mencari pemecahan masalah

Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus yang

mencari pemecahan masalah terdiri dari 6 pernyataan yaitu pernyataan

no 1, 14, 21, 30, 31 dan 33 yang dikategorikan menjadi baik dan buruk.

Adapun kriterianya adalah:

a. Mencari pemecahan masalah baik jika memiliki skor ≥ mean

b. Mencari pemecahan masalah cukup jika memiliki skor ≤ mean

Tabel 5.13

Distribusi Frekuensi gambaran mekanisme koping penderita

diabetes mellitus tentang mencari pemecahan masalah (n=33)

Gambaran mekanisme

koping penderita

diabetes mellitus

tentang mencari

pemecahan masalah

N % Skor

Max

Skor

Min Mean SD

Baik 15 45,5 16 5 12,09 2,33

Buruk 18 54,5

Total 33 100

Hasil analisis menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang mancari pemecahan masalah baik sebanyak 15 orang (45,5%) dan

yang mencari pemecahan masalah buruk sebanyak 18 orang (54,5%).

Dalam hal ini penderita diabetes mellitus yang mencari pemecahan

masalah buruk lebih banyak daripada yang mencari pemecahan

masalah dengan baik.

Page 71: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

55

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan ini terdapat beberapa keterbatasan

yang dimiliki diantaranya :

1. Pengumpulan data dengan kuesioner memungkinkan responden

menjawab pertanyaan dengan tidak jujur atau tidak dimengerti

dengan maksud pertanyaan sehingga hasilnya kurang mewakili.

2. Adanya kemungkinan bias dalam pengisian jawaban dikarenakan

kemampuan daya ingat yang berbeda-beda.

B. Analisis Univariat

1. Gambaran usia responden

Hasil analisis menunjukan bahwa penderita diabetes mellitus yang

berada di wilayah kerja puskesmas Sambit paling banyak berada pada

rentang usia 56-65 tahun yaitu sebanyak 13 orang, 12 orang berada

pada rentang usia 46-55 tahun, 6 orang usia 36-45 tahun dan paling

sedikit berada pada usia > 65 tahun.

Hasil penelitian R. M Suryadi Tjekyan (2010) tentang “Angka

kejadian dan faktor resiko kejadian diabetes mellitus type 2 di 78 RT

kotamadya Palembang tahun 2010” didapatkan hasil bahwa penderita

terbanyak pada kelompok usia 45-49 tahun. Terbanyak kedua berada

pada usia 50-54 tahun, ketiga pada kelompok usia 55-59 tahun.

Rentang usia penderita diabetes mellitus pada penelitian ini

berbeda dengan hasil penelitian R. M Suryadi Tjekyan (2010). Namun

Page 72: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

56

perbedaan gambaran rentang usia penderita DM ini tidak terlalu

signifikan. Jumlah penderita diabetes mellitus type 2 pada penelitian

ini terdapat pada usia 56-65 tahun dan terbanyak kedua pada usia 45-

56 tahun sedangkan pada penelitian R. M Suryadi Tjekyan (2010) usia

penderita DM type 2 terbanyak terdapat pada usia 45-49 tahun

sedangkan terbanyak kedua terdapat pada usia 50-54 tahun.

Usia/umur merupakan faktor resiko yang tidak dapat duibah,

dengan semakin bertambahnya umur kemampuan jaringan untuk

mengambil glukosa darah semakin menurun, paling banyak terdapat

pada orang yang berumur diatas 40 tahun (Budiyanto dalam Suraoka

2012).

2. Gambaran jenis kelamin responden

Hasil analisis menunjukan bahwa penderita diabetes mellitus type

2 yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14 orang, sedangkan yang

berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 orang.

Berdasarkan penelitian I Gusti Made Geria Jelantik dan Hj. Erna

Haryati tentang “hubungan faktor risiko umur, jenis kelamin,

kegemukan dan hipertensi dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di

wilayah kerja puskesmas mataram” diadapatkan hasil bahwa

perempuan memiliki resiko menderita penyakit diabetes mellitus type

2 daripada laki-laki. Dari hasil penelitian diketahui pada kelompok

kasus sebagian besar mempunyai jenis kelamin perempuan yaitu

sebanyak 32 orang (64,0 %) dan laki-laki sebanyak 18 oarang (36,0

%), sedangkan pada kelompok kontrol juga sebagian besar terdapat

Page 73: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

57

pada jenis kelamin perempuan sebanyak 28 orang (56,0 %) dan pada

jenis kelamin laki– laki terdapat sebanyak 22 orang .

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa penderita diabetes

mellitus type 2 berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada

laki-laki. Hal ini disebabkan karena secara fisik wanita memiliki

peluang peningkatan indeks massa tubuh yang lebih besar dari pada

laki-laki. Selain itu Sindroma siklus bulanan (premenstrual syndrom),

pasca-menopause yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi

mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut sehingga wanita

berisiko menderita diabetes tipe 2 (Irawan, 2010 dalam Trisnawati,

2013).

3. Gambaran tingkat pendidikan responden

Hasil analisis menunjukan bahwa penderita diabetes mellitus

dengan status kawin sebanyak 18 orang, dengan status janda sebanyak

9 orang dan status duda sebanyak 6 orang.

Hasil penelitian Laurentia Mihardja (2009), mengenai “ Faktor

yang berhubungan dengan pengendalian gula darah pada penderita

diabetes mellitus di perkotaan Indonesia” menunjukkan bahwa

penderita dabetes mellitus type 2 yang memliki status kawin lebih

banyak daripada yang tidak kawin, cerai hidup, cerai mati dan status

tidak jelas.

Hal ini sesuai dengan penelitian ini bahwa penderita diabetes

mellitus type 2 yang memiliki pasangan lebih banyak daripada janda

maupun duda. Seseorang yang sudah menikah, sering mengalami

Page 74: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

58

berbagai permasalahan yang memicu terjadinya stress. Berdasarkan

penelitian Septian Adi Nugroho (2010) menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara tingkat stres dengan kadar gula darah pada pasien

diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas sukoharjo I kabupaten

sukoharjo.

4. Gambaran tingkat pendidikan responden

Hasil analisis menunjukan bahwa penderita diabetes mellitus type

2 yang berpendidikan SMP paling banyak yaitu 45,5%, pendidikan

SMA sebanyak 24,2%, kemudian terbanyak ketiga berpendidikan

D3/S1 sebanyak 18,2 % dan yang paling sedikit berpendidikan SD

sebanyak 12,1%.

Hasil penelitian R. M Suryadi Tjekyan (2010) tentang “Angka

kejadian dan faktor resiko kejadian diabetes mellitus type 2 di 78 RT

kotamadya Palembang tahun 2010” menunjukkan bahwa penderita

diabetes mellitus type 2 dengan tingkat pendidikan SMU

palingbanyak, kemudian terbanyak kedua dengan tingkat pendidkan

S1.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian ini bahwa penderita diabetes

mellitus dengan tingkat pendidikan SMP memiliki jumlah paling

banyak kemudian dengan tingkat pendidikan SMU. Hal ini juga tidak

sesuai dengan apa ang dikatakan oleh Siswanto (2007) yang

menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka toleransi

dan pengontrolan terhadap stressor lebih baik.

Page 75: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

59

5. Gambaran mekanisme koping resonden

Hasil analisis uji statistik menunjukan bahwa penderita diabetes

mellitus yang memiliki mekanisme koping baik sebanyak 19 orang

sedangkan yang memiliki mekanisme koping buruk sebanyak 14

orang.

Dalam penelitian Devi Hijratur Rohmah, Abu Bakar dan Erna Dwi

Wahyuni (2012) tentang” Mekanisme Koping pada Penderita Diabetes

Mellitus di poli penyakit dalam RSUD DR Soegiri lamongan”

menyatakan bahwa penderita diabetes mellitus memiliki mekanisme

koping yang bagus dimana Emotional focused coping yang dilakukan

antara lain control diri, menerima tanggung jawab, dan mengambil

makna positif, sedangkan problem focused coping yang dilakukan

partisipan antara lain dukungan sosial dan pemecahan masalah.

Hal ini sesuai dengan penelitian ini bahwa dari 33 responden ada

19 orang yang memiliki mekanisme koping baik dan 14 orang

memiliki mekanisme koping buruk, hal ini berarti penderita diabetes

mellitus yang memiliki mekanisme koping baik lebih banyak daripada

yang memiliki mekanisme koping buruk. Dimana mekanisme koping

yang dialakukan dengan baik antara lain control diri, membuat jarak,

penilaian kembali secara positif, menerima tanggung jawab,

konfrontasi dan merencanakan pemecahan masalah. Hal ini dibuktikan

dengan jumlah penderita yang melakukannya dengan baik lebih

banyak daripada yang melakukannya dengan buruk. Sedangkan lari/

Page 76: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

60

penghindaran dan mencari dukungan sosial lebih banyak yang

melakukannya dengan buruk daripada yang melakukanya dengan baik.

6. Gambaran mekanisme koping reponden tentang kontrol diri.

Kontrol diri merupakan usaha individu untuk menguasai diri

dengan mengontrol tindakan sampai ada kesempatan. Individu akan

cenderung mengontrol perilaku untuk mengubah kondisi atau situasi

yang tidak mennyenangkan

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang memiliki kontrol diri baik sebanyak 17 orang sedangkan yang

memiliki kontrol diri buruk sebanyak 16 orang. Tidak terdapat selisih

yang terlalu banyak antara yang melakukan kontrol diri baik dan

buruk.

Menurut penelitian yang dilakukan Rose et all., dalam Kusuma

Dewi (2011) dimana motivasi dan keinginan untuk berpartisipasi

dalam terapi merupakan fondasi penting dalam melakukan managemen

diri yang baik dan menghasilkan kadar gula darah yang optimal karena

kualitas hidup para individu dengan diabetes dipengaruhi oleh

pengaturan kadar gula darah. Seorang penderita diabetes mellitus type

2 yang memiliki kontrol diri yang baik dalam berbagai pengaturan

diet, pengobatan maupun dalam hal aktivitas akan lebih terkontrol

kadar gula darah.

7. Gambaran mekanisme koping responden tentang membuat jarak

Membuat jarak adalah usaha individu untuk menghindari atau

menyingkirkan masalah dengan melakukan aktivitas yang lain.

Page 77: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

61

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang melakukan membuat jarak baik sebanyak 26 orang sedangkan

yang melakukan membuat jarak buruk sebanyak 7 orang.

Berdasarkan penelitian Destriana Nurcahyani (2007) menunjukkan

bahwa Individu yang mencari kesibukan lain dapat mengurangi pikiran

yang kacau sehingga terhindar dari rasa kecewa terhadap diri sendiri.

Dengan demikian gula darah akan lebih dapat terkontrol.

8. Gambaran mekanisme koping responden tentang penilaian kembali

secara positif.

Penialaian kembali secara positif merupakan Usaha mencari makna

positif dari permasalahan dengan berfokus pada pengembangan diri,

biasanya bersipat religius.

Pada saat mengalami stres, individu akan mencari dukungan dari

keyakinan agamanya, dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat

menerima keadaan sakit yang dialami penderita khususnya jika

penyakit tersebut membutuhkan proses penyembuhan yang lama

dengan hasil yang belum pasti.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang melakukan penilaian kembali secara positif dengan baik

sebanyak 21 orang sedangkan yang melakukan penialian kembali

secara positif dengan buruk sebanyak 7 orang.

Menurut Mcsherry (2006) bahwa kebutuhan religius merupakan

syarat yang utama dalam diri individu, jika seorang individu mampu

Page 78: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

62

mengidentifikasi dan memenuhi persyaratan, maka dapat bermakna

dalam kehidupan serta harapan dalam hidup juga tidak terancam.

9. Gambaran mekanisme koping tentang menerima tanggung jawab

Menerima tanggung jawab adalah Usaha untuk menyadari

tanggung jawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya dan

mencoba menerimanya untuk menjadi lebih baik

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang menerima tanggung jawab dengan baik sebanyak 26 orang

sedangkan yang menerima tanggung jawab dengan buruk sebanyak 7

orang.

Koping penderita diabetes dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah penerimaan penderita terhadap penyakitnya,

pengalaman keluarga terhadap perawatan anggota dengan penyakit

diabetes, dan persepsi penderita terhadap penatalaksanaan penyakitnya

(Malacara, et al., 2011). Hal ini termasuk dalam perilaku tanggung

jawab penderita terhadap penyakitnya. Dalam hal ini diantara

tanggungjawab ang dilakukan penderita adalah menadari bahwa

dirinyalah yang menyebabkan terjadinya penyakit yang diderita.

10. Gambaran mekanisme koping tentang lari/ penghindaran

Lari / penghindaran merupakan usaha untuk mengatasi situasi

menekan dengan lari dari situasi tersebut dan menghindarinya dengan

beralih pada hal lain seperti makan, minum, merokok dan obat-obatan.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang melakukan penghindaran dengan baik sebanyak 15 orang

Page 79: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

63

sedangkan yang melakukan penghindaran dengan buruk sebanyak 7

orang.

Hal ini hamper sama dengan mekanisme koping membuat jarak,

dimana seseorang yang mengalihkan perhatian dengan makan, minum,

merokok mungkin dapat mengurangi pikiran kacau dan rasa kecewa

terhadap diri sendiri (Destriana Nurcahyani, 2007).

11. Gambaran mekanisme koping tentang konfrontasi

Konfrontasi adalah menggambarkan usaha-usaha untuk mengubah

keadaan atau masalah secara agresif.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang melakukan konfrontasi dengan baik sebanyak 23 orang

sedangkan yang melakukan konfrontasi dengan buruk sebanyak 10

orang.

Berdasarkan penelitian Herwina (2000) tentang mekanisme koping

yang digunakan pasien luka diabetes mellitus di rumah sakit sadikin

bandung pada tahun 2000 menunjukkan bahwa pasien yang

menggunakan koping yang berpusat pada masalah sebanyak 26,83%

yaitu konfrontasi dan perencanaan pemecahan masalah sedangkan

yang berpusat pada emosi 19,51%.

Hal ini sesuai dengan penelitian ini bahwa penderita diabetes

mellitus yang melakukan konfrontasi/ menggunakan koping

konfrontasi dengan baik lebih banyak daripada yang menggunakan

konfrontasi buruk.

Page 80: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

64

12. Gambaran mekanisme koping tentang mencari dukungan sosial

Mencari dukungan social adalah Usaha untuk mendapat

kenyamanan emosional dan bantuan informasi dari orang lain.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang mencari dukungan sosial dengan baik sebanyak 14 orang

sedangkan yang mencari dukungan sosial dengan buruk sebanyak 19

orang.

Kemampuan sosial dan dukungan sosial merupakan bagian dari

koping berorientasi pada situasi yang merupakan kemampuan untuk

berkomunikasi dan bertingkah laku sesuai dengan norma-norma yang

berlaku dimasyarakat yang meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan

informasi dan emosional yang diberikan kepada individu dari

dukungan orang tua, keluarga, teman dan lingkungan masyarakat

sekitarnya(Lazarus, dan Folman, 1984)

13. Gambaran mekanisme koping tentang mencari pemecahan masalah

Mencari pemecahan masalah adalah usaha untuk mengubah

keadaan yang dianggap menekan dengan cara hati-hati, bertahap dan

analitis.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

yang mencari pemecahan masalah dengan baik sebanyak 15 orang

sedangkan yang mencari pemecahan masalah dengan buruk sebanyak

18 orang.

Pada individu yang optimis, akan lebih berfokus pada pemecahan

masalah dalam menghadapi stres, berfokus pada strategi koping yang

Page 81: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

65

adaptif, invidivu tidak menyalahkan diri sendiri, tidak lari dari masalah

dan tidak berfokus pada hal-hal yang negatif (Wrosch & Scheier,

2003)

Page 82: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

66

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Gambaran penderita diabetes mellitus type 2 di wilayah kerja

Puskesmas Sambit berada pada rentang usia 46-65 tahun

2. Gambaran penderita diabetes mellitus type 2 di wilayah kerja

Puskesmas Sambit lebih banyak perempuan daripada laki-laki

3. Gambaran penderita diabetes mellitus type 2 di wilayah kerja

Puskesmas Sambit yang berstatus kawin lebih banyak daripada yang

berstatus janda/duda

4. Gambaran penderita diabetes mellitus type 2 di wilayah kerja

Puskesmas Sambit yang berpendidikan rendah lebih banyak daripada

yang berpendidikan tinggi

5. Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus type 2 di

wilayah kerja Puskesmas Sambit lebih banyak yang memiliki

mekanisme koping baik daripada yang memiliki mekanisme koping

buruk.

6. Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus type2 di

wilayah kerja Puskesmas Sambit yang dilakukan dengan baik

diantaranya adalah kontrol diri, membuat jarak, penilaian kembali

Page 83: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

67

secara positif, menerima tanggung jawab, lari/ penghindaran,

konfrontasi

7. Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus type2 di

wilayah kerja Puskesmas Sambityang dilakukan dengan buruk

diantaranya menerima dukungan sosial dan menerima pemecahan

masalah.

B Saran

1. Bagi Peskesmas Sambit

a. Meningkatkan kegiatan konseling yang diberikan kepada penderita

diabetes mellitus type 2 maupun keluarga mengenai pentingnya

mekanisme koping stress bagi penderita diabetes mellitus.

b. Meningkatkan peran petugas kesehatan dalam melatih mekanisme

koping yang adaptif bagi penderita diabetes mellitus type 2

sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan penderita

c. Meningkatkan peran petugas kesehatan dalam memotivasi

pelaksanaan mekanisme koping adaptif bagi penderita diabetes

mellitus.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa gambaran mekanisme

koping yang dilakukan penderita diabetes mellitus dengan baik

diantaranya kontrol diri, membuat jarak, penilaian kembali secara

positif, menerima tanggung jawab, konfrontasi sedangkan yang

dilakukan dengan buruk lari/ penghindaran, menerima dukungan

sosial, dan menerima pemecahan masalah. Penelitian ini merupakan

Page 84: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

68

penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur kuisioner. Bagi

peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian secara kualitatif

sehingga dapat diketahui gambaran mekanisme koping stress pada

pasien DM secara mendalam.

3. Bagi Instansi pendidikan keperawatan dan ilmu keperawatan

a. Menambah bahan literatur mengenai manfaat dari pelaksanaan

pemberian konseling tentang mekanisme koping bagi penderita

diabetes mellitus.

Page 85: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak menular: Solusi Pencegahan

dari Aspek Perilaku dan Lingkungan. Jakarta: elex media komputindo

Asmadi. 2008. Teknik Proseddural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi

kebutusan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

brooker, Chris. 2009. ensiklopedia keperawatan. Jakarta: EGC

Brunner dan Suddarth.2001. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Volume

3.Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC

Budiarto, eko. 2004. Metodologi penelitian kedokteran : sebuah pengantar. Jakarta

: EGC

Carpenito, linda jual. 2009. Diagnosis keperawatan: aplikasi pada praktik klinis.

Jakarta : EGC

Corwin, J Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Ed 3. Jakarta: EGC

Destriana Nurcahyani dan Hj. Ratna Syifa’a Rachmahanan Hubungan Afek Positif

Dengan Kontrol Diri Dalam Menjalankan Diet Pada Penderita Diabetes

Meillitus Tipe II. Naskah publikasi. Universitas islam Indonesia.

Yogyakarta. 2007

Elfiky, ibrahim. 2010. Terapi Komunikasi Efektif dengan metode Neuro-

Linguistik Programming. Jakarta : penerbit hikmah

Gunarsa, singgih D. 2007. Konseling dan psikoterapi. Jakarta : gunung mulia

Hartini, sri. 2009. Diabetes? Siapa takut!! Panduan lengkap untuk diabetisi,

keluarganya, dan profesional medis. Mizan pustaka: Bandung

Hincliff, sue. 1997. Kamus Keperawatan. Edisi 17. Alih bahasa dr. Andry

Hartono. Jakarta : EGC

Hodge, Samuel. 2009. Coping Style, Well-Being and Self Care Behaviors Among

Africam American With Type 2 Diabetes. Author manuscript. Texas

Litbang Depkes RI (2008). Riskesdas 2007. Diakses pada tanggal 5 mei 2013

tersedia dari URL : www.litbang.depkes.go.id

Mihardja, Laurentia. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Pengendalian Gula Darah pada penderita Diabetes Mellitus di Perkotaan

Page 86: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

di Indonesia. Artikel Penelitian. Jakarta: Badan Penelitian dan

pengembangan Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Mustamir. 2007.. Rahasia energi ibadah untuk penyembuhan Yogyakarta :

Penerbit lingkaran

Muttaqin, arif. Proses dan dokumentasi keperawatan : konsep dan praktik. Jakarta

: salemba medika

Nasir, abdul dan abdul muhith. 2010. Dasar –Dasar Keperawatan Jiwa :

Pengantar dan Teori. Jakarta : salemba medika

Nugroho agung dkk. Hubungan dukungan keluarga terhadap koping diabetes di

puskesmas kedungwuni II kabupaten pekalongan. 2013. Diakses 10 mei

2014

Nugroho, Septian Adi (2010) Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Kadar

Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukoharjo I Kabupaten Sukoharjo.

Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan:

pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Edisi 2.

Jakarta : salemba medika

Nursalan & ninuk dian kurniawati.2007. Asuhan keperawatan pada pasien

terinveksi HIV/AIDS. Jakarta: salemba medika..

Ostell, A. Coping Problem Solving and Stress: A Form Work Intervention

Strategic. British Journal of Medical Psichology, 64, 1991hal 11-24

Price S.A Wilson L.M. 2006. Patofisiologi Klinis dan Proses-Proses Penyakit.

EGC. Jakarta

Qurratuaeni. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terkendalinya

Kadar Gula Darah pada Pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum

Pusat (rspp) Fatmawati Jakarta. Skripsi. Jakarta : Program Studi Ilmu

Keperawatan

Rohmah, Dewi hijatur Dkk. 2011. Gambaran Mekanisme Koping pada Penderita

Diabetes Mellitus tipe 2 di RS dr Soegiri Lamongan. Artikel Penelitian.

Surabaya: Universitas Airlangga

Saam Z, Wahyuni S. 2012. Psikologi keperawatan. PT raja grafindo persada.

Jakarta

Page 87: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

Sarwono, jonathan. 2010. Pintar menulis karangan ilmiah : kunci sukses dalam

menulis ilmiah. Yogyakarta : andi offset

Slamet, S & markam, S. 2003. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta : universitas

Indonesia

Soebroto, Ihsan. 2009. Hidup bahagia dengan diabetes mellitus. Diglosia printika.

Jogjakarta

Supratiknya. 2010. Tinjauan psikologis komunikasi antar pribadi. Yogyakarta:

penerbit kanisius

surbakti, EB. 2010. Gangguan kebahagiaan anda dan solusinya. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo

Suwitra, K. (2007). Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I edisi IV.Jakarta: Pusat

Penerbitan Depertemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Suwitra, K. (2007). Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I edisi IV.Jakarta: Pusat

Penerbitan Depertemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Tobing, ade dkk. 2008. Care Your Self: diabetes mellitus. Jakarta

Page 88: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

DESCRIPTIVES VARIABLES=Umur

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX SEMEAN.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Umur 33 35 78 55.97 1.765 10.141

Valid N (listwise) 33

DESCRIPTIVES VARIABLES=Mekanisme Koping

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX SEMEAN.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Mekanisme Koping 33 56 93 82.33 1.498 8.605

Valid N (listwise) 33

DESCRIPTIVES VARIABLES=Kontrol Diri

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX SEMEAN.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Kontrol Diri 33 5 13 10.42 .334 1.921

Valid N (listwise) 33

Page 89: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

DESCRIPTIVES VARIABLES=Membuat Jarak

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX SEMEAN.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Membuat Jarak 33 4 9 6.30 .215 1.237

Valid N (listwise) 33

DESCRIPTIVES VARIABLES=Penilaian Kembali Secara Positif

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX SEMEAN

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Penilaian Kembali

Secara Positif 33 7 17 12.94 .331 1.903

Valid N (listwise) 33

DESCRIPTIVES VARIABLES=Menerima Tanggung Jawab

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX SEMEAN

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Menerima

Tanggung Jawab 33 0 3 1.94 .162 .933

Valid N (listwise) 33

DESCRIPTIVES VARIABLES=Lari/Penghindaran

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX SEMEAN

Page 90: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Lari/ Penghindaran 33 12 23 18.09 .508 2.919

Valid N (listwise) 33

DESCRIPTIVES VARIABLES=Konfrontasi

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX SEMEAN

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Konfrontasi 33 5 9 6.94 .194 1.116

Valid N (listwise) 33

DESCRIPTIVES VARIABLES=Mencari Dukungan Sosial

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX SEMEAN

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Mencari Dukungan

Sosial 33 10 17 13.61 .278 1.600

Valid N (listwise) 33

Page 91: GAMBARAN MEKANISME KOPING STRESS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32412/1/Astuti... · dalam memberikan asuhan ke. perawatan pada penderita diabetes ...

DESCRIPTIVES VARIABLES=Merencanakan Pemecahan Masalah

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX SEMEAN

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Merencanakan

pemecaan Masalah 33 5 16 12.09 .407 2.337

Valid N (listwise) 33