Bab II Koping Makalah

22
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Koping Koping adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengatur kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi yang menekan dengan kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan tersebut (Lazarus & Folkman, 1985). Koping menurut Lasaruz juga terdiri atas usaha kognitif dan prilaku dilakukan untuk mengatur kebutuhan eksternal dan internal tertentu yang membatasi sumber seseorang. Koping dapat berfokus pada emosi atau berfokus pada masalah (smeltzer & Bare, 2001). Koping merupakan upaya prilaku dan kognitif seseorang dalam menghadapi ancaman fisik dan psikososial (Stuart & Laraia, 2005). Berdasarkan ketiga definisi diatas maka yang dimaksudkan dengan koping adalah usaha kognitif dan prilaku seseorang sebagai proses untuk mengatur kesenjangan dalam menghadapi situasi yang menekan yang berupa ancaman fisik dan psikososial dengan kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan tersebut dapat berfokus pada emosi atau masalah. B. Mekanisme Koping 4

Transcript of Bab II Koping Makalah

Page 1: Bab II Koping Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Koping

Koping adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengatur

kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi yang menekan dengan kemampuan

mereka dalam memenuhi tuntutan tersebut (Lazarus & Folkman, 1985). Koping

menurut Lasaruz juga terdiri atas usaha kognitif dan prilaku dilakukan untuk

mengatur kebutuhan eksternal dan internal tertentu yang membatasi sumber

seseorang. Koping dapat berfokus pada emosi atau berfokus pada masalah

(smeltzer & Bare, 2001). Koping merupakan upaya prilaku dan kognitif seseorang

dalam menghadapi ancaman fisik dan psikososial (Stuart & Laraia, 2005).

Berdasarkan ketiga definisi diatas maka yang dimaksudkan dengan koping

adalah usaha kognitif dan prilaku seseorang sebagai proses untuk mengatur

kesenjangan dalam menghadapi situasi yang menekan yang berupa ancaman fisik

dan psikososial dengan kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan tersebut

dapat berfokus pada emosi atau masalah.

B. Mekanisme Koping

Mekanisme koping adalah suatu keadaan dimana seseorang harus bisa

menyesuaikan diri terhadap masalah yang dihadapinya (Stuart & Laraia, 2005).

Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan

masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang

mengancam (Keliat, 1999). Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya

dibagi menjadi dua (Stuart dan Sundeen, 1995) yaitu :

1. Mekanisme Koping Adaptif.

Mekanisme, koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar

dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain,

memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan

aktivitas konstruktif. Adaptif jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

4

Page 2: Bab II Koping Makalah

a. Masih mengontrol emosi pada dirinya.

b. Memiliki kewaspadaan yang tinggi, lebih perhatian pada masalah.

c. Memiliki persepsi yang luas

d. Dapat menerima dukungan dari oang lain

2. Mekanisme Koping Maladaptif.

Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah

pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cendrung menguasai lingkungan.

Kategorinya adalah makan berlebihan atau tidak makan, bekerja berlebihan,

menghindar. Maladaptif jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Tidak mampu berfikir apa-apa atau disorientasi

b. Tidak mampu menyelesaikan masalah

c. Prilakunya cenderung merusak

Sedangkan Stuart dan laraia (2005) menyebut penggolongan dua mekanisme

koping ini sebagai mekanisme koping positif dan mekanisme koping negatif.

C. Strategi Koping

Beradaptasi terhadap masalah memerlukan berbagai strategi, tergantung

keterampilan koping yang biasa digunakan dalam menghadapi situasi sulit.

Strategi koping adalah cara yang dilakukan untuk merubah lingkungan atau

situasi atau menyelesaikan masalah yang sedang dirasakan/dihadapi (Rasmun,

2004). Menurut National Safety Council (2005), strategi koping yang berhasil

mengatasi stres harus mempunyai 4 komponen yaitu :

1. Peningkatan kesadaran terhadap masalah : fokus objektif yang jelas dan

prespektif yang utuh terhadap situasi yang tengah berlangsung.

2. Pengolahan informasi: situasi pendekatan yang mengharuskan anda

mengalihkan persepsi sehingga ancaman dapat diredam. Pengelolaan

informasi juga meliputi pengumpulan informasi dan pengkajian semua

sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah.

5

Page 3: Bab II Koping Makalah

3. Pengubahan prilaku: tindakan yang dipilih secara sadar yang dilakukan

bersama sikap yang positif dapat meminimalkan atau menghilangkan

stressor.

4. Resolusi damai: suatu perasaan bahwa situasi telah berhasil diatasi.

Koping dapat dikaji melalui berbagai aspek yaitu fisilogis dan psikologis. Koping

yang efektif menghasilkan adaptasi sedangkan koping yang tidak efektif

berakhir dengan maladaptif (Kelliat,1999). Karakteristik mekanisme koping

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) adalah :

Menurut Stuart dan Laraia (2005), koping dapat dikaji melalui berbagai

aspek antara lain, fisiologis dan psikososial.

1. Reaksi fisiologis

Tanda dan gejala fisiologis merupakan manifestasi tubuh terhadap

stres dimana pupil melebar, keringat meningkat untuk mengontrol

peningkatan suhu tubuh, denyut nadi meningkat, kulit dingin, tekanan

darah meningkat, mulut kering, peristaltik menurun, pengeluaran urin

menurun, kewaspadaan mental meningkat terhadap ancaman yang serius,

ketegangan otot meningkat. Reaksi fisiologis merupakan indikasi klien

dalam keadaan stres. Manifestasi stress pada aspek fisik tergantung pada:

a. Persepsi/penerimaan individu pada stress

b. Keefektifan strategi koping

2. Reaksi psikososial:

a. Reaksi yang berorientasi pada ego (ego oriented reaction) yang sering

disebut sebagai mekanisme pertahanan mental. Reaksi ini berguna

untuk melindungi diri yang merupakan garis pertahanan jiwa pertama.

1) Denial (menyangkal), menghindarkan realitas ketidaksetujuan dengan

mengabaikan atau menolak untuk mengenalinya.

2) Projeksi, mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin

sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri

sendiri pada orang lain.

6

Page 4: Bab II Koping Makalah

3) Regresi, menghindarkan stres terhadap karakteristik perilaku dari

tahap perkembangan yang lebih awal.

4) Displacement (mengisar), mengalihkan emosi yang seharusnya

diarahkan pada orang atau benda tertentu ke benda atau orang yang

netral atau tidak membahayakan.

5) Mencari dukungan sosial, keluarga mencari dukungan atau bantuan

dari keluarga, tetangga, teman atau keluarga jauh.

6) Reframing, mengkaji ulang kejadian stres agar lebih dapat

menanganinya dan menerimanya

7) Mencari dukungan spiritual, mencari dan berusaha secara spiritual,

berdoa, menemui pemuka agama atau aktif pada pertemuan ibadah.

8) Menggerakkan keluarga untuk dapat menerima bantuan, keluarga

berusaha mencari sumber-sumber komunitas dan menerima bantuan

orang lain.

b. Reaksi berorientasi pada tugas (task oriented reaction)

Reaksi berorientasi pada tugas merupakan reaksi yang berorientasi

terhadap tindakan untuk memenuhi tuntutan dari situasi stres secara

realistis, dapat berupa konstruktif maupun destruktif, misalnya:

1) Perilaku menyerang (agresif), dimana reaksi yang ditampilkan oleh

individu dalam menghadapi masalah dapat konstruktif atau destruktif.

Tindakan konstruktif misalnya penyelesaian masalah dengan tekhnik

asertif, yaitu tindakan yang dilakukan secara terus-terang tentang

ketidaksukaan terhadap perlakuan yang tidak menyenangkan baginya,

sedangkan tindakan destruktif yaitu individu melakukan tindakan

penyerangan terhadap stressor dapat juga merugikan dirinya sendiri,

orang lain atau lingkungannya.

2) Perilaku menarik diri, dimana reaksi yang ditampilkan dapat berupa

reaksi fisik maupun psikologis. Reaksi fisik yaitu individu pergi atau

menghindari stressor, sedangkan reaksi psikologis berupa perilaku

7

Page 5: Bab II Koping Makalah

apatis, isolasi diri, tidak berminat, sering disertai rasa takut dan

berlebihan.

3) Perilaku kompromi yaitu cara yang konstruktif yang digunakan oleh

individu dimana dalam menyelesaikan masalahnya individu tersebut

melakukan pendekatan negosiasi atau bermusyawarah.

Menurut Moos (1984) dalam Brunner dan Suddarth (2002),

menguraikan tujuh kategori keterampilan koping, yaitu: menyangkal, mencari

informasi, meminta dukungan emosional, pembelajaran merawat diri,

menetapkan tujuan terbatas yang konkret, mengulang hasil alternatif, dan

pencarian makna dalam suatu masalah. Individu dalam menghadapi berbagai

tahapan masalah, salah satu atau beberapa keahlian menghadapi masalah akan

menonjol. Berikut akan diuraikan secara rinci tentang strategi koping.

a. Menyangkal

Menyangkal merupakan penolakan untuk menerima atau

menghargai keseriusan penyakit. Pendekatan ini akan menyamarkan

gejala yang merupakan bukti suatu penyakit atau mengacuhkan beratnya

diagnosis. Menyangkal dapat membantu memelihara kesetimbangan

psikologis, namun dapat berbahaya bila mengarah pada perilaku,

menghindar seperti tidak menepati janji atau menolak menjalankan

pengobatan yang telah ditentukan.

Keceriaan yang tidak pada tempatnya dan tidak adanya perhatian

terhadap gejala menunjukan adanya penyangkalan. Jika ansietas, depresi,

dan kemarahan tidak terekspresikan pada situasi dimana seharusnya

terjadi, orang tersebut mungkin saja telah menggunakan penolakan atau

penyangkalan sebagai perlindungan diri atau perlindungan bagi orng lain.

Perlindungan bagi orang lain terjadi bahwa bila pasien tahu bahwa dirinya

sekarat namun merasa lebih baik bila keluarganya tidak mengetahui

kenyataan tersebut.

8

Page 6: Bab II Koping Makalah

Intervensi keperawatan dapat dimulai dengan mengkaji sejauh

mana penyangkalan itu berbahaya atau menguntungkan, karena

penyangkalan merupakan mekanisme pertahanan diri maka, akan sangat

baik jika perawat tidak menentangnya secara langsung, namun jangan pula

di dukung. Memperlihatkan kemauan untuk mendiskusikan masalah dapat

memberikan kesempatan untuk membicarakan penyangkalan itu sendiri.

Menggunakan pertanyaan eksplorasi yang tidak mengancam dapat

membantu pasien menerima realitas. Bila tahap ini sudah tercapai,

dukungan lebih lanjut diperlukan untuk membantu menerima reaksi

emosional yang terjadi saat pasien berhenti menyangkal dan menerima

kenyataan.

b. Mencari informasi

Keterampilan koping dalam mencari informasi mencakup:

1) Pengumpulan informasi yang berkaitan yang dapat menghilangkan

ansietas yang disebabkan oleh salah dan ketidakpastian.

2) Menggunakan sumber intelektual secara efektif.

Pasien dan keluarganya sering merasa terhibur oleh informasi

mengenai penyakit, pengobatannya dan perjalanan penyakit yang

diperkirakan terjadi. Kepedulian ini memberikan suatu kerangka untuk

menyusun rencana dan melakukan tindakan yang efektif. Mengetahui

bahwa orang lain dengan kondisi serupa yang telah berhasil diobati

memberikan suatu keberanian dan harapan. Miskonsepsi diluruskan

dan makna sebenarnya diungkapkan. Orang yang mendapatkan

informasi akan lebih mampu berpartisipasi dalam pengobatannya.

c. Meminta dukungan emosional

Kemampuan untuk mendapat dukungan emosional dari keluarga,

sahabat, dan pelayan kesehatan sementara memelihara rasa kemampuan

diri sangat penting. Penyakit sering mengakibatkan ketakutan dan ansietas

serta rasa terasing. Keterampilan koping yang bermakna adalah dapat

merai bantuan dari orang lain, sehingga akan memelihara harapan melalui

9

Page 7: Bab II Koping Makalah

dukungan. Apakah penyakit itu hanya mengakibatkan keterbatasan

sementara maupun menetap, orang harus memiliki rasa berkuasa atas

hidupnya. Dukungan dapat diperoleh dangan cara berbicara dengan orang

lain yang mengalami kondisi serupa. Kelompok pendukung sangat penting

untuk mendorong ekspresi perasaan, berbagai masalah praktis dan

meneruskan koping efektif secara bersama.

d. Pembelajaran merawat diri

Belajar merawat diri sendiri menunjukan kemampuan dan

efektifitas seseorang. Orang dapat belajar merawat diri sendiri bahkan

setelah terjadinya bencana penyakit dan cedera. Ketidakberdayaan akan

berkurang karena rasa bangga dalam pencapaian membantu memulihkan

atau memelihara harga diri. Anggota keluarga berperan penting dalam

merawat klien, sehingga mereka juga harus diikut sertakan dalam merawat

pasien dan di tunjukan bagaimana cara melakukan prosedur tertentu dalam

memberikan perawatan yang efektif.

e. Menetapkan tujuan terbatas yang konkret

Keseluruhan tugas beradaptasi terhadap penyakit serius tampak

membingungkan pada awalnya, namun tugas-tugas tersebut dapat

dikuasai. Membagi tugas-tugas tersebut menjadi tujuan yang lebih kecil

dan dapat ditangani akhirnya akan mengarah pada keberhasilan, dengan

cara ini motivasi tetap dijaga dan perasaan ketidakberdayaan dikurangi.

Klien akan mampu mengambil tindakan yang efektif dan bukannya cemas.

Prinsip belajar sangat penting untuk menyelesaikan tujuan jangka panjang.

f. Mengulang hasil alternatif

Keterampilan koping ini sering digunakan dalam kaitannya dengan

pencarian informasi. Koping tersebut membentu mengurangi ansietas

dengan cara mempersiapkan hari esok, dengan mengingat kembali

bagaimana pasien mampu mengatasi kesulitan masa lalu akan menguatkan

percaya diri. Bila terdapat beberapa piluhan modalitas pengobatan,

mendiskusikan alternatif merupakan bagian penting dari penentuan

10

Page 8: Bab II Koping Makalah

mandiri. Profesional kesehatan tidak selalu tahu mana yang terbaik.

Mereka dapat memberikan informasi didasarkan pada pengetahuan dan

pengalaman masa lalu, keputusan terakhir tetap ada ditangan klien dan

keluarganya. Keterampilan dalam mengulang alternatif sangat penting

bagi mereka yang kehilangan bagian tubuh atau fungsinya. Mereka harus

mengulang apa yang dilakukan dalam beragam situasi sosial. Kelompok

orang dengan kondisi serupa dapat dibantu dengan bermain peran tentang

situasi.

g. Menemukan makna dari suatu masalah atau penyakit

Suatu masalah merupakan pengalaman manusia. Kebanyakan

orang menganggap masalah atau penyakit serius merupakan titik balik

kehidupan mereka, baik spiritual maupun filosofis. Terkadang orang

menemukan kepuasan dalam kepercayaan mereka bahwa penderitaan

mereka mungkin mempunyai makana atau berguna bagi orang lain.

Mereka dapat berpartisipasi dalam proyek penelitian atau program

pelatihan untuk saat ini. Keluarga dapat berkumpul akibat adanya penyakit

meskipun menyakitkan dengan cara yang sangat berarti, dengan demikian

pasien merasa berharga seperti orang lain juga.

Banyak penderita penyakit serius yang sudah sembuh melaporkan

bahwa mereka mengalami perubahan dalam nilai-nilai dan prioritas,

perhatian yang lebih besar terhadap orang lain dan meningkatnya

apresiasiasi terhadap keindahan alam. Setelah sembuh dari penyakit

serius, banyak orang menemukan makna dalam membantu orang lain

melalui kelompok pendukung atau sebagai sukarelawan untuk organisasi

yang berhubungan denga kesehatan atau kelompok aksi politik. Selain

strategi koping di atas masih ada strategi koping yang di kemukakan oleh

bebrapa ahli yang lain. Menurut Lazarus & Folkman, (1984), dalam Rice

(2000) berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa individu

menggunakan koping untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan

11

Page 9: Bab II Koping Makalah

dalam berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-hari. Strategi koping yang

biasanya digunakan oleh individu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Koping berpusat pada masalah (problem focused coping), dimana

individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk

menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress.

2. Koping berpusat pada emosi (emotion focused coping), dimana

individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam

rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan

oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan.

D. Faktor yang Mempengaruhi Koping

Menurut Stuart dan Laraia (2005), cara individu menangani situasi yang

mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi

kesehatan fisik atau energi, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan

sosial dan dukungan sosial dan materi. Brunner & Suddarth (2001)

mengelompokkannya dalam dua kelompok besar yaitu faktor internal dan faktor

eksternal.

1. Faktor Internal

Yaitu karakter internal seseorang atau sumber daya individu dalam menangani

situasi yang mengandung tekanan, yang meliputi:

a. Kesehatan dan energi

Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha

mengatasi stres individu dituntut untuk dapat mengerahkan tenaga yang

cukup besar.

b. Sistem kepercayaan seseorang termasuk kepercayaan eksistensial (iman,

kepercayaan agama). Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang

sangat penting, seperti keyakinan akan nasib yang mengarahkan individu

pada penilaian ketidakberdayaan yang akan menurunkan kemampuan

strategi koping.

12

Page 10: Bab II Koping Makalah

c. Komitmen atau tujuan hidup (property motivasional).

d. Perasaan seseorang seperti harga diri, control dan kemahiran

e. Pengetahuan dan keterampilan memecahkan masalah

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi,

menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk

menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan

alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada

akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang

tepat.

f. Keterampilan sosial (kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan

orang lain).

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan

bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial

yang berlaku dimasyarakat.

2. Faktor eksternal

a. Dukungan sosial

Adalah sumber daya eksternal utama. Sifat dukungan social pada

penyelesaian masalah telah diteliti secara ekstensif dan telah terbukti

sebagai moderator stress kehidupan yang efektif.

b. Sumber Material

Adalah sumber eksternal yang meliputi barang dan jasa yang dapat dibeli.

Mengatasi keterbatasan masalah lingkungan akan lebih mudah bagi

individu yang mempunyai sumber financial yang memadai karena perasaan

ketidakberdayaan terhadap ancaman menjadi berkurang.

E. Peningkatan Koping

McCloskey & Bulechek (1992) dalam Brunner & Suddarth (2001)

menemukan “peningkatan koping“ sebagai intervensi keperawatan dan

mendefinisikannya dengan membantu pasien beradaptasi terhadap stressor yang

dirasakan, perubahan dan ancaman yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

13

Page 11: Bab II Koping Makalah

hidup dan peran. Peningkatan koping dapat digunakan oleh perawat untuk

memperbaiki koping seseorang termasuk penilaian terhadap sumber pribadinya

sendiri. Cara yang dipilih dalam peningkatan koping menggunakan sumber

internal dan sumber eksternal.

1. Sumber Internal

a. Gaya hidup peningkatan-kesehatan meliputi penilaian resiko kesehatan

adalah metode pengkajian yang dirancang untuk meningkatkan

kesehatan dengan cara memeriksa kebiasaan pribadi individu dan

menganjurkan perubahan bila ditemukan resiko kesehatan.

b. Latihan relaksasi

Tehnik relaksasi sebagai metode utama untuk menghilangkan stress.

Tehnik yang biasa digunakan adalah relaksasi otot, relaksasi dengan

imajinasi terbimbing dan respon relaksasi dari Benson. Respon

relaksasi Benson:

Langkah pertama; pilih satu frase atau kalimat yang mencerminkan

sistem keyakinan anda.

Langkah kedua; pilih posisi yang nyaman

Langkah ketiga; pejamkan mata anda

Langkah keempat; rilekskan otot-otot anda

Langkah kelima; rasakan napas anda, dan mulailah mengucapkan

kata-kata fokus yang anda pilih.

Langkah keenam; pertahankan sikap pasif

Langkah ketujuh; teruskan selama satu set periode waktu

Langkah kedelapan; lakukan tehnik ini dua kali sehari.

c. Memberikan informasi sensori dan Prosedural

dua bentuk intervensi keperawatan yang biasa diminta, yakni

informasi sensori dan informasi procedural ( seperti penyuluhan

perioperatif) bertujuan untuk memperbaiki kemampuan koping klien.

d. Pendidikan persiapan

Pendidikan persiapan meliputi memberikan materi tertentu seperti;

14

Page 12: Bab II Koping Makalah

pelajaran persiapan melahirkan bagi calon orang tua atau materi

kardiovaskuler bagi penderita penyakit jantung. Hal ini juga

mengurangi respon emosional sehingga pasien mampu berkonsentrasi

lebih efektif, dan keterampilan pemecahan masalahnya menjadi lebih

baik.

2. Sumber Internal yaitu dukungan social. Fungsinya untuk ;

a. Pemeliharaan identitas sosial yang positif

b. Pemberian dukungan emosi

c. Pemberian bantuan material dan pelayanan nyata

d. Akses ke informasi

e. Akses ke hubungan sosial dan peran sosial yang baru.

Meskipun perawat dapat memberikan dukungan tersebut, tetapi

harus diusahakan untuk mencari sistem dukungan sosial pasien sendiri

dan mendorong untuk menggunakannya. Orang yang hidup menyendiri

atau terasing, atau yang menutup diri, pada saat stress akan mempunyai

resiko tinggi mengalami kegagalan koping. Nasehat dari orang lain dapat

membantu menganalisa ancaman yang timbul dan mengembangangkan

strategi untuk menanganinya. Membentuk kelompok pendukung dan

terapi. Menjadi anggota kelompok dengan masalah atau tujuan yang

sama mempunyai efek pelepasan bagi orang yang akan meningkatkan

kebebasan ekspresi dan pertukaran gagasan.

Contoh peningkatan koping yang dapat dilakukan oleh perawat :

a) Hargai penyesuaian pasien terhadap perubahan citra tubuh sesuai

yang diperlukan.

b) Bantulah pasien dalam mengembangkan penilaian obyektif

tentang kejadian.

c) Berikan dorongan penerimaan keterbatasan orang lain.

d) Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang

konstruktif,dll.

15

Page 13: Bab II Koping Makalah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan

masalah,menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang

mengancam. Apabila mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan dapat

beradaptasi terhadap perubahan atau bebantersebut. Mekanisme koping terbentuk

melalui proses belajar dan mengingat, yang dimulai sejak awaltimbulnya stresor dan

saat mulai disadari dampak stresor tersebut. Kemampuan belajar ini tergantung pada

kondisi eksternal dan internal, sehingga yang berperan bukan hanya bagaimana

lingkunganmembentuk stresor tetapi juga kondisi temperamen individu, persepsi,

serta kognisi terhadap stresor tersebut.

B. Saran

Melalui makalah ini, penulis menyarankan pada pembaca agar dapat

mengaplikasikan mekanisme dan strategi koping secara tepat dalam masalah di

kehidupan sehari-hari. Aplikasi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, tentunya

harus dengan pemahaman konsep terlebih dahulu. Untuk itu, sebaiknya pembaca

dapat memahami konsep mekanisme koping dari berbagai sumber, salah satunya

makalah ini.

16

Page 14: Bab II Koping Makalah

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. (1999). Penatalaksanaan stres. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran:

EGC.

Lazarus, S.R. dan Folkman, S. (1985). Stress appraisal and coping. New York:

Publishing Company.

Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric nursing.

Sixth edition. St. Louis : Mosby Year Book.

Townsend, M.C. (1996). Psychiatric mental health nursing: concepts of care. Second

edition. Philadelphia: F.A. Davis Company.

Smeltzer, Suzanna C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah, Brunner &

Suddarth; Ed.8 Vol.1 (terjemahan). Jakarta; EGC.

17