GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

48
GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK PADA MAHASISWA FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PADA TAHUN 2013 Laporan Penelitian ini di tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: Tommy Wibowo NIM: 1110103000058 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Transcript of GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

Page 1: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM

URIN PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK PADA

MAHASISWA FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA PADA TAHUN 2013

Laporan Penelitian ini di tulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Tommy Wibowo

NIM: 1110103000058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

i

Page 3: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

ii

Page 4: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

iii

Page 5: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikumwarohmatullah Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT yang menguasai seluruh semesta alam ini,

yang telah mencurahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa

menyusun proposal penelitian ini tanpa ada halangan dan rintangan yang berarti.

Sholawat serta salam saya persembahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW,

yang telah membimbing kita dari zaman zahiliyah menuju zaman yang penuh

dengan ilmu pengetahun. Penulis menyadari, tanpa bimbingan dari berbagai pihak

maka penilitian ini tidak akan pernah terselesaikan. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr (hc). dr. M.K Tadjudin, SpAnd, dr. M. Djauhari Widjajakusumah,

DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, Dra. Farida Hamid, MA selaku Dekan dan

Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter atas bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan

di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

3. dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh, Ph.D dan dr. Hari Hendarto, Sp. PD, Ph.D

selaku dosen pembimbing penelitian yang selalu membimbing dan

mengarahkan dalam berjalannya penelitian ini.

4. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggungjawab modul Riset

yang tidak pernah lelah selalu mengingatkan penulis untuk segera

menyelesaikan penelitian.

5. Bu Endah Wulandari Ssi, M. Biomed dan Pak Kris sebagai dosen kami yang

turut membimbing berjalannya penelitian ini.

6. Kedua orang tua tercinta, yaitu Bpk Zainudin dan Ibu Romlah serta Mba

Nyimas Dewi Aminah, adek Azmi Azis Suganda & Filton Bayu Anggoro

yang selalu memberikan doa, semangat, dan suportnya kepada saya sehingga

Page 6: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

v

kesulitan dan masalah apapun dalam proses pembuatan proposal penelitian

ini bisa saya lalui.

7. Siti Halimah sebagai bagian dari hidup saya yang selalu memberikan

semangat, doa dan motivasi sehingga membuat saya selalu semangat dalam

menyelesaikan proposal penelitian ini.

8. Angger Aminda Noorcipta Johar sahabat yang selalu membimbing dan

memberi saran yang sangat bermanfaat dalam penyusunan laporan ini.

9. Mbak Ai serta team laboratorium yang selalu setia menemani dan sangat

membantu dalam proses pengujian di laboratorium.

10. Terimakasih banyak kepada teman- teman team riset (Rico Irawan, Nurlya

khanifa, Meliansari, dan Fifin Fitrian) dalam hal ini telah mensuport dan

memberikan masukan sehingga proses riset penelitian ini selesai.

11. Seluruh sejawat PSPD 2010 dan juga seluruh teman serta sahabat yang tentu

tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.

Demikian laporan penelitian ini penulis susun, semoga bermanfaat bagi kemajuan

ilmu pengetahuan. Dan semoga Allah SWT meridhoi dan berkenan

memasukkannya sebagai amal jariyah di Akhirat kelak. Amiin.

Ciputat, September 2013

Penulis

Page 7: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

vi

ABSTRAK

Tommy Wibowo. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran Kadar

Malondialdehid (MDA) Dalam Urin Perokok dan Bukan Perokok Pada

Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013.

Malondialdehid (MDA) merupakan produk akhir dari peroksidasi lipid yang

menggambarkan ketidakseimbangan antara radikal bebas dan kadar antioksidan

dalam membran sel tubuh, yang memicu terjadinya stres oksidatif. Kondisi ini

menyebabkan kerusakan pada DNA, sel dan jaringan tubuh. Tujuan dari

penelitian deskriptif analitik ini adalah mengetahui kadar MDA urin perokok dan

bukan perokok pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan

menggunakan rancangan cross sectional. Dengan menggunakan metode TBARs,

kadar MDA urin pada responden perokok dan bukan perokok diukur dengan

spektrofotometer, dan data dianalisa menggunakan uji mann_whitney. Hasil

penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dimana kadar

MDA urin pada perokok yang lebih tinggi dibandingkan bukan perokok dengan p-

value= 0,009

Kata kunci : Malondialdehid (MDA), Radikal bebas, Urin, Perokok.

ABSTRACT

Tommy Wibowo. Medical Education Study Program. Profile of

Malondialdehyde (MDA) level in Smoker and Non-Smoker’s Urine of

Student of FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.

Malondialdehyde (MDA) is an end product of lipid peroxide which shows the

imbalance between free radicals and antioxidants in cell membrane which causes

oxidative stress. This conditions provoke DNA, cells and tissue damages. The aim

of this descriptive analytical research was to know MDA levels in Smoker and

Non-Smoker’s Urine of Student of FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, which

used cross sectional design. By using TBARs methods, MDA levels in Smoker

and Non-Smoker’s urine were calculated by using spectrofotometer. The data

were analyzed using Mann_whitney. This research concluded the differences in

MDA levels in Smoker’s Urine which is higher than Non-Smoker’s Urine, and it

was statistically significant ( p-value = 0,009).

Keyword : Malondialdehyde ( MDA), Oxidative Stress, Urine, Free Radical

Page 8: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN ...................................................................... i

LEMBAR PEMBIMBING .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3. Hipotesis ...................................................................................................... 3

1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3

1.4.1. Tujuan Umum .............................................................................. 3

1.4.2. Tujuan Khusus ............................................................................. 3

1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3

BAB 2. LANDASAN TEORI ...................................................................................... 5

2.1. Tinjauan pustaka ......................................................................................... 5

2.1.1. Rokok ................................................................................................ 5

2.1.2. Faktor Penyebab atau pendorong perilaku merokok ......................... 6

2.1.3. Dampak dari perilaku merokok ......................................................... 7

2.1.4. Kandungan dan bahaya rokok ........................................................... 7

2.2. Radikal bebas .............................................................................................. 8

2.3. Malondialdehid (MDA) ............................................................................. 9

2.4. Antioksidan ................................................................................................. 11

2.5. Urin Pagi hari porsi tengah ......................................................................... 11

2.5.1. Cara pengambilan urin porsi tengah ................................................. 11

2.6. Metode pemeriksaan MDA ......................................................................... 12

2.6.1. TBARs ............................................................................................. 12

2.6.2. Spektrofotometer .............................................................................. 12

Page 9: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

viii

2.6.3. HPLC ( High Performance liqiud Chromatographt ) ....................... 12

2.7. Kerangka Teori............................................................................................ 13

2.8. Kerangka Konsep ........................................................................................ 14

2.9. Definisi Operasional.................................................................................... 15

BAB 3. METODE PENELITIAN ............................................................................... 16

3.1. Desain Penelitian ......................................................................................... 16

3.2.Waktu dan Tempat penelitian ...................................................................... 16

3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................... 16

3.4. Jumlah Sampel ............................................................................................ 16

3.5. Kriteria Sampel ........................................................................................... 17

3.5.1. kriteria inklusi ................................................................................... 17

3.5.2. kriteria eksklusi ................................................................................. 17

3.5.3. Alur Penelitian .................................................................................. 17

3.6. Managemen Data ........................................................................................ 18

3.6.1. Teknik pengumpulan data ................................................................ 18

a. Data Primer .................................................................................. 18

b. Data sekunder .............................................................................. 19

c. Identifikasi Variabel .................................................................... 19

3.6.2. Pengolahan data ............................................................................... 19

a. Analisis data ................................................................................. 19

b. Analisis Univariat ........................................................................ 19

3.6.3. Analisis Bivariat ............................................................................... 19

3.6.4. Penyajian Data ................................................................................. 20

3.6.5. Etika Penelitian ................................................................................ 20

Bab. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 21

4.1. Karakteristik Responden ............................................................................. 21

4.1.1. distribusi mahasiswa perokok berdasarkan usia .......................... 21

4.1.2. distribusi mahasiswa bukan perokok berdasarkan usia ................ 21

4.2. Perbandingan kadar MDA Perokok dan Bukan Perokok ............................ 22

4.2.1. kadar MDA Perokok .................................................................... 22

Page 10: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

ix

4.2.2. kadar MDA bukan Perokok ......................................................... 22

4.2.3. kadar MDA Perokok dan Bukan Perokok .................................... 23

4.3. Uji kemaknaan ............................................................................................ 23

4.3.1. uji Normalitas ............................................................................... 23

4.3.2. Hasil Uji statistik (Mann_whitney test) ........................................ 24

4.4. Pembahasan ................................................................................................. 25

4.5. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 25

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 27

LAMPIRAN 1 ........................................................................................................ 29

LAMPIRAN 2 ........................................................................................................ 33

LAMPIRAN 3 ........................................................................................................ 35

LAMPIRAN 4 ........................................................................................................ 38

Page 11: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Dedi Dwitagama (2007) setiap rokok yang dinyalakan

mengandung lebih dari 4000 bahan kimia dan bisa menyebabkan kematian. Bahan

kimia tersebut berupa bahan radioaktif (Polonium-201), bahan- bahan yang

digunakan dalam cat (Acetone), pencuci lantai (Ammonia), racun serangga (DDT)

dan gas beracun (Hydrogen Cyanide). Di antara 4000 bahan kimia tersebut, racun

yang sangat berbahaya adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Tar diduga bisa

memicu terjadinya kanker, nikotin memberikan efek penenang namun apabila

kecanduan akan beresiko terkena serangan penyakit jantung dan stroke,

sedangkan karbon monoksida adalah gas yang beracun yang biasa dikeluarkan

dari asap kendaraan yang menyebabkan pasokan oksigen untuk jantung berkurang

karena berikatan dengan hemoglobin darah. Data WHO 2003 menyebutkan bahwa

dari kurang lebih 1,1 miliar perokok aktif, 4 juta orang diantaranya meninggal per

tahun, disebabkan oleh rokok.1

Dan data dari WHO 2008 juga menyebutkan

bahwa dari 100 juta kematian di 20 negara, 5,4 juta orang meninggal setiap

tahunnya dan perkiraan pada tahun 2030 dimana akan bertambah menjadi 8 juta

orang meninggal setiap tahunnya.2

Radikal bebas adalah suatu atom yang memiliki satu atau lebih elektron

tidak berpasangan, sehingga bersifat labil dan sangat reaktif serta dapat

menyerang molekul di sekitarnya. Radikal bebas seperti radikal hidroksil (OH-),

radikal superoksida (O2-), radikal nitrit oksida (NO

-), dan radikal lemak peroksil

(ROO-) merupakan salah satu senyawa peroksidan yang umumnya berperan

dalam reaksi kerusakan tubuh. Sumber terbesar dari spesies radikal bebas adalah

reaksi reduksi oksidasi yang melibatkan O2. Pada umumnya radikal bebas bersifat

sebagai perantara yang dapat diubah menjadi substansi lain dengan cepat. Namun,

jika bereaksi dengan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) akan menghasilkan

peroksida lipid. Senyawa ini bersifat tidak stabil dan akan terurai menghasilkan

sejumlah senyawa, antara lain Malondialdehid (MDA). Reaksi tersebut terjadi

secara berantai dan terus-menerus sehingga menghasilkan radikal bebas yang

mengakibatkan peroksidasi lebih lanjut.3,4

Page 12: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

2

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jens Lykkesfeldt (2004)

melaporkan sementara bahwa perokok memiliki konsentrasi MDA plasma lebih

tinggi dibandingkan dengan bukan perokok. Namun, pada perokok juga

didapatkan memiliki asupan rendah sayur-sayuran dan buah-buahan serta

konsentrasi antioksidan plasma yang lebih rendah. Dari hasil penelitian tersebut

didapatkan hasil yang signifikan pada kadar MDA plasma perokok. Dari hasil

penelitian tersebut diambil kesimpulan bahwa rokok dan kadar plasma

antioksidan yang rendah mempengaruhi peningkatan peroksidasi lipid.2 Survei

terbaru menunjukan bahwa rokok adalah pemicu utama peningkatan MDA plasma

dan F2-isoprostanes, dua biomarker umum dari proses peroksdasi lipid (Blok et

al. 2002).5,6

Analisis MDA merupakan analisis radikal bebas secara tidak langsung dan

merupakan analisis yang memiliki kepekaan cukup tinggi dan mudah

diaplikasikan dalam menentukan jumlah radikal bebas yang terbentuk. Jumlah

radikal bebas yang berlebih mengakibatkan peningkatan proses peroksidasi lipid

sehingga MDA yang dihasilkan juga meningkat. Analisis radikal bebas secara

langsung sangat sulit dilakukan, karena senyawa radikal sangat tidak stabil,

bersifat elektrofil dan reaksinya pun berlangsung sangat cepat. Uji TBARs (

Thiobarbituric Acid Reactive Substance), merupakan salah satu uji yang paling

awal dan paling sering digunakan untuk mengukur proses peroksidasi lipid asam

lemak tidak jenuh. Uji TBARs dapat menilai stres oksidatif berdasarkan reaksi

asam tiobarbiturat dengan MDA. Setelah protein diendapkan kemudian

direaksikan dengan asam tiobarbiturat menghasilkan kromofor berwarna merah

muda yang di baca pada spektrofotometer dengan gelombang 532 nm.4,6,7

Penelitian ini menggunakan sampel urin karena darah hanya berisi

sejumlah MDA yang beredar dalam tubuh pada waktu tertentu. Sebaliknya,

jumlah MDA dalam urin dapat digunakan untuk menilai total output MDA.5,12

Alasan peneliti mengambil judul tentang Gambaran MDA Dalam Urin

Perokok dan Bukan Perokok Pada Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2013 karena belum ada penelitian yang menyebutkan tentang

gambaran MDA pada urin perokok dan bukan perokok dari kalangan Mahasiswa

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menjadi penting dilakukan

Komentar [a1]: Oleh siapa?

Komentar [a2]:

Page 13: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

3

karena berusaha menggambarkan kadar MDA pada mahasiswa kedokteran dan

ilmu kesehatan yang notabene mengerti dan memahami tentang radikal bebas,

rokok, dan dampaknya terhadap tubuh.

1.2. Rumusan Masalah

Ditinjau dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

Bagaimana gambaran kadar Malondialdehid (MDA) dalam urin perokok dan

bukan perokok pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.3. Hipotesis

Kadar Malondialdehid (MDA) dalam urin perokok lebih tinggi dibanding

urin bukan perokok

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran

MDA dalam urin perokok dan bukan perokok pada `mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tahun 2013.

1.4.2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Mengetahui gambaran kadar MDA dalam urin perokok dan bukan

perokok.

2. Mengetahui adakah perbedaan yang signifikan antara kadar MDA

dalam urin perokok dan bukan perokok.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menerapkan keilmuan yang telah dipelajari dan memanfaatkannya

dalam mengembangkan riset keilmuan kedokteran.

Meningkatkan pengetahuan tentang kadar Malondialdehid (MDA)

dalam urin perokok dan bukan perokok.

Page 14: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

4

2. Bagi institusi

Memberikan kontribusi dalam pengembangan penelitian di

lingkungan UIN dan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Memberikan kontribusi kepada sivitas akademika UIN mengenai

aplikasi pemeriksaan Biokimia kedokteran dalam menghadapi

persoalan kesehatan di Masyarakat.

3.Bagi keilmuan

Memberikan informasi mengenai kadar MDA dalam urin perokok

dan bukan perokok

Menjadi referensi awal bagi peneliti dan praktisi medis yang

tertarik dalam bidang ilmu Biokimia Kedokteran

4.Bagi Sosial

Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya rokok bagi

kesehatan..

Menambah wawasan masyarakat tentang hubungan antara efek

merokok dengan resiko terjadinya gangguan kesehatan pada tubuh

manusia.

Page 15: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Rokok

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rokok adalah sebuah lintingan

kertas kretek yang berbahan baku dari tembakau yang telah diolah.15

Rokok

biasanya dihisap oleh konsumen dengan cara dibakar ujungnya, dibiarkan

membara dan dihisap dari ujung yang lain. Ada beberapa jenis rokok yang sering

digunakan para konsumen rokok.9

Menurut Sitepoe (1997), rokok diklasifikasikan berdasarkan bahan baku

dasar atau isi di bagi tiga jenis yaitu rokok putih, rokok kretek dan rokok

klembak. Rokok putih adalah rokok yang mempunyai bahan baku atau isinya

hanya daun tembakau yang diberi perasa untuk mendapatkan efek rasa dan aroma

tertentu. Rokok kretek adalah rokok yang mempunyai bahan baku atau isinya

berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi perasa untuk mendapatkan efek

rasa dan aroma cengkeh, sedangkan rokok klembak adalah rokok yang memiliki

bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang

diberi perasa untuk mendapatkan efek rasa dan aroma yang diinginkan

konsumen.9

Berdasarkan penggunaan filter, rokok dibagi menjadi dua jenis yakni

Rokok Filter (RF) dan Rokok Non Filter (RNF). Rokok Filter adalah rokok yang

pada bagian pangkalnya terdapat gabus. Sedangkan Rokok Non Filter adalah

rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.9

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, perokok aktif adalah orang yang

mendapatkan asap yang berasal dari rokok yang dihisap (mainstream). Sedangkan

perokok pasif adalah orang yang tidak merokok, namun terkena asap rokok dari

orang yang merokok aktif.15

Menurut Bustan (1997), jumlah rokok yang dihisap

dinyatakan dalam satuan batang, bungkus, ataupun pak per hari. Jenis perokok

dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu perokok ringan, sedang dan berat. Perokok

ringan merokok kurang dari 10 batang per hari, perokok sedang apabila

Page 16: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

6

menghisap 10-20 batang per hari, sedangkan perokok berat menghisap lebih dari

20 batang per hari.9

2.1.2. Faktor Penyebab atau Pendorong Perilaku Merokok

Perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu, artinya

perilaku merokok disebabkan oleh faktor dalam diri (seperti perilaku

memberontak dan suka mengambil resiko) dan faktor lingkungan (seperti orang

tua yang merokok dan teman sebaya yang merokok)9

Menurut Mu’tadin (dalam Nasution, 2007), faktor penyebab seorang

remaja merokok adalah pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya, faktor

kepribadian dan pengaruh iklan.9

a. Pengaruh orang tua.

Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai

sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk

terlibat dengan rokok/tembakau/obat-obatan dibandingkan dengan keluarga

yang permisif. Orang tua yang merokok bisa menjadi contoh yang paling kuat

bagi anak dalam memutuskan merokok.

b. Pengaruh teman.

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok

semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan

demikian sebaliknya. Fakta tersebut menunjukkan dua kemungkinan yang

terjadi, pertama remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya atau

bahkan teman- teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut

yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.

c. Faktor kepribadian.

Orang mencoba merokok adalah karena alasan ingin tahu atau ingin

melepaskan diri dari rasa sakit, membebaskan diri dari kebosanan.

d. Pengaruh iklan.

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran

bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja

seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan

tersebut.

Page 17: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

7

2.1.3. Dampak dari Perilaku Merokok

Ogden (2000) membagi dampak perilaku merokok menjadi 2, yaitu:1

1. Dampak positif.

Merokok menimbulkan dampak positif yang sangat sedikit bagi kesehatan.

Graham (dalam Ogden, 2000) menyatakan bahwa perokok menyebutkan

dengan merokok dapat menghasilkan mood positif dan dapat membantu

individu menghadapi keadaan- keadaan yang sulit.

2. Dampak negatif.

Merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang berpengaruh

bagi kesehatan. Merokok bukanlah suatu penyakit, namun dapat memicu

berbagai jenis penyakit, sehingga boleh di katakan merokok tidaklah

menyebabkan kematian, tetapi penyakit yang ditimbulkan dari perilaku

merokoklah yang bisa menyebabkan kematian. Berbagai jenis penyakit

yang bisa ditimbulkan oleh rokok antara lain: penyakit kardiovaskular,

neoplasma, saluran pernafasan, peningkatan tekanan darah, memperpendek

umur, penurunan fertilitas dan nafsu seksual, sakit maag, gondok,

gangguan pembuluh darah, penghambat pengeluaran air seni, ambliopia,

kulit menjadi keriput atau kering, serta polusi udara dalam ruangan

sehingga terjadi iritasi mata, hidung dan tenggorokan.1,2

2.1.4. Kandungan Asap dan Bahaya Rokok

Kandungan asap rokok terdiri dari lebih kurang 4000 bahan kimia beracun

antara lain tar, nikotin dan karbon monoksida. Ketiga zat tersebut merupakan

radikal bebas yang sangat berbahaya terhadap tubuh manusia. Setiap kali

menghirup rokok, baik sengaja maupun tidak sengaja berarti telah menghisap

4000 zat kimia beracun tersebut. Tar mengandung kurang lebih 43 zat kimia yang

diketahui merupakan penyebab karsinogenik. Nikotin seperti heroin, amfetamin

dan kokain merupakan bahan penenang bagi tubuh namun apabila tubuh

mengalami kecanduan atau kecenderungan terhadap nikotin tersebut akan

mengakibatkan serangan penyakit jantung. Karbon monoksida merupakan gas

beracun yang biasa keluar dari asap kendaraan yang sangat berbahaya terhadap

fungsi respirasi dan sirkulasi pembuluh darah dalam proses respirasi sel.9,1

Page 18: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

8

2.2. Radikal bebas

Salah satu penyebab kerusakan sel atau jaringan adalah meningkatnya

kadar radikal bebas, sebagai akibat dari suatu keadaan yang disebut stress

oksidatif. Radikal bebas merupakan produk antara yang terbentuk dalam berbagai

proses reaksi dan metabolisme sel, sistem biologik endogen dan eksogen.

Berbagai proses metabolisme dalam tubuh manusia dapat menghasilkan radikal

bebas yang berbahaya dan faktor lingkungan seperti polusi udara, merokok,

paparan zat kimia dan radiasi sinar ultra violet dapat menginisiasi pembentukan

radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom atau molekul yang

memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbit paling luar.

Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan radikal bebas secara

kimiawi sangat reaktif.3,14

Stres oksidatif didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana terdapatnya

ketidakseimbangan antara proses oksidasi oleh radikal bebas dan proses

penetralan oleh antioksidan dalam tubuh. Pada keadaan stress oksidatif terbentuk

Reactive Oxygen Species (ROS) yang terdiri dari radikal bebas oksigen (super

oksida) dan derivatnya (radikal hidroksil) yaitu O2-, OH

- dan H2O2. Sebagaimana

sifat radikal bebas, ROS bersifat aktif dan selalu mencari elektron lain agar dapat

berpasangan dan dapat menyebabkan kerusakan sel, disfungsi membran,

modifikasi protein, inaktifasi enzim dan pecahnya rantai DNA. Kerusakan

struktur intraseluler secara langsung mempengaruhi pengaturan metabolisme sel.

ROS dapat menyerang molekul- molekul pada membran sel dan jaringan, sebagai

contoh, disrupsi membran lisosom menyebabkan pelepasan enzim-enzim

hidrolitik lisosom yang selanjutnya menyebabkan kerusakan intraseluler dan

memperkuat kemampuan radikal bebas dalam menginduksi kerusakan sel.3,6,14

Radikal bebas oksigen yang terbentuk akan bekerja sebagai mediator

proses patofisiologis. Contoh proses patofisiologi yang memperlihatkan hubungan

meningkatnya radikal bebas dengan terjadinya kerusakan jaringan antara lain

iskemia dan proses inflamasi.6,13

Zat - zat yang dapat bereaksi dengan DNA, sangat potensial bersifat

karsinogenik. DNA yang terpapar sistem penghasil radikal bebas oksigen

misalnya radikal bebas hidroksil (OH-) reaktif yang dihasilkan dari kandungan

Page 19: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

9

rokok yang terbentuk dengan adanya ion- ion logam transisi, akan mengalami

pemecahan dan degenerasi rantai desoksiribose. Efek mutagenik radikal

superoksida yang terbentuk selama aktifasi sel-sel fagosit pada inflamasi jaringan

kronik dapat mendorong terjadinya sel kanker. Zat-zat kimia karsinogen dapat

mengalami aktivasi metabolik menjadi produk antara radikal bebas, bila terbentuk

dekat dengan DNA akan bereaksi dengan DNA tersebut dan terjadi aktivitas

karsinogenik.9,3,6

2.3. Malondialdehida (MDA)

Akibat serangan radikal bebas akan terbentuk produk oksidatif yang sering

digunakan sebagai marker untuk menilai stress oksidatif. Dengan mengukur kadar

marker di dalam tubuh dapat diketahui kondisi patologis yang terjadi pada tubuh

seseorang. Biomarker dapat ditemukan dalam darah, urin, dan cairan tubuh

lainnya. Beberapa marker petanda yang digunakan antara lain malondialdehid, 4-

hidroksenal akibat peroksidasi lipid, isoprostan akibat kerusakan asam arakidonat,

8-hidroksiguanin dan thiaminglikol akibat kerusakan DNA.6

Menurut Bird dan Draper (1984), MDA merupakan produk hasil

peroksidasi lipid dalam tubuh dan sebagai indeks akhir oksidatif dalam makanan.

Di dalam material biologi, MDA terdapat dalam bentuk bebas dan sebagai

kompleks dengan unsur pokok lainnya di dalam jaringan. MDA juga merupakan

produk yang dihasilkan oleh radikal bebas melalui reaksi ionisasi di dalam tubuh

dan sebagai produk samping biosintesis prostaglandin. Senyawa aldehida seperti

MDA diketahui bersifat toksik terhadap sel. Konsentrasi MDA dalam material

biologi digunakan secara luas sebagai indikator dari kerusakan oksidatif pada

lemak tak jenuh sekaligus merupakan indikator keberadaan radikal bebas.6,4,13

Tingginya kadar MDA dapat dipengaruhi banyak hal, antara lain tingginya

kadar peroksidasi lipid dimana MDA sebagai produk akhirnya. Selain itu

dipengaruhi juga oleh terjadinya dekomposisi asam amino, kompleks karbohidrat,

pentosa, heksosa, dan biosintesis prostaglandin. Akan tetapi, peroksidasi dari

asam lemak tiga atau banyak ikatan ganda khusus arakhidonik dipercaya sebagai

sumber utama. Analisa malondialdehida merupakan analisa radikal bebas secara

tidak langsung dan merupakan analisa yang cukup mudah untuk menentukan

Page 20: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

10

jumlah radikal bebas yang terbentuk. Analisa radikal bebas secara langsung

sangat sulit dilakukan, karena radikal bebas ini sangat tidak stabil. Reaksi ini

berlangsung sangat cepat sehingga pengukuranya sangat sulit bila dalam bentuk

senyawa radikal bebas.6,13

MDA merupakan salah satu produk final dari peroksidasi lipid. Senyawa

ini terbentuk akibat degradasi radikal bebas hidroksil (OH-) terhadap asam lemak

tak jenuh yang nantinya ditransformasi menjadi radikal yang sangat reaktif.

Proses terbentuknya MDA dapat dijelaskan sebagai berikut, radikal bebas

oksigen(O2) diproduksi melalui reaksi enzimatik dan non-enzimatik. Sel-sel

tubuh yang dapat membentuk radikal bebas oksigen dan H2O2 adalah

polimorfonuklir, monosit dan makrofag.3,6

Radikal bebas yang terbentuk akan bereaksi dengan SOD dan ion Cu+2

menjadi H2O2. H2O2 banyak diproduksi di mitokondria dan mikrosom serta

mempunyai kemampuan menembus membran sel. Sebagai sistem pertahanan

tubuh, H2O2 dapat diubah menjadi H2O dan O2 oleh enzim katalase. Hidrogen

peroksida ini merupakan oksidan yang kuat oleh karena dapat bereaksi dengan

berbagai senyawa. Selain itu, H2O2 oleh enzim glutation peroksidase diubah pula

menjadi H2O. Pada stress oksidatif, radikal bebas oksigen yang terbentuk tentu

berlebihan, begitu juga dengan H2O2, sehingga sistem proteksi tubuh seperti

enzim katalase dan glutation peroksidase tidak dapat lagi menetralkan semua

radikal bebas oksigen yang terbentuk.6

Selanjutnya jika H2O2 bereaksi dengan Fe+2

dan Cu+2

maka terbentuklah

radikal bebas hidroksil yang sangat reaktif. Membran sel terdiri dari banyak

komponen penting yaitu fosfolipid, glikolipid yang keduanya mengandung asam

lemak tak jenuh dan kolesterol. Asam lemak tak jenuh ini sangat peka terhadap

radikal bebas.6

Kemampuan radikal hidroksil ini akan membentuk reaksi berantai dengan

satu atom hidrogen dari membran sel dan terbentuk peroksida lipid. Kelanjutan

dari reaksi ini adalah terputusnya rantai asam lemah menjadi senyawa aldehid

yang memiliki daya perusak yang tinggi terhadap sel-sel tubuh antara lain

malondialdehid, 4-hidroksenal, etana dan pentana. Demikian pula dengan DNA

dan protein juga mengalami kerusakan yang sering kali cukup hebat. 2

Page 21: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

11

2.4. Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat spesies oksigen

reaktif/spesies nitrogen reaktif (ROS/RNS) dan juga radikal bebas, sehingga

antioksidan dapat mencegah penyakit-penyakit yang dihubungkan dengan radikal

bebas seperti karsinogenesis, kardiovaskular dan penuaan. Dengan kata lain,

antioksidan adalah senyawa yang dapat melawan dan menetralisir radikal bebas

dan memperbaiki kerusakan oksidatif pada molekul biologis. Adapun sumber-

sumber antioksidan berasal dari antioksidan alami dan antioksidan sintetik.

Antioksidan alami adalah antioksidan yang berasal dari tumbuhan yang sering

dikonsumsi dan telah diisolasi. Antioksidan yang terdapat dalam tumbuhan

mempunyai kandungan vitamin C, vitamin E, polifenol, karoten, bioflavonoid,

katekin dan resveratrol. Sedangkan antioksidan sintetik adalah antioksidan yang

digunakan dalam bahan makanan sebagai penjaga mutu dan pencegahan dari

perubahan sifat kimia makanan akibat proses oksidasi yang terjadi, terutama pada

saat penyimpanan. misalnya adalah Butylated Hidroxyanisol (BHA), Butylated

Hidroxytoluene (BHT), dan lain-lain.6

2.5. Urin pagi hari porsi tengah

Urin porsi tengah adalah sampel urin yang diambil saat bangun dari tidur

pagi hari dengan cara membuang urin beberapa mililiter pertama dan terakhir

serta menampung urin yang keluar diantara dua waktu tersebut sampai mencukupi

volume yang ditentukan.

2.5.1. Cara pengambilan urin porsi tengah

a. siapkan wadah/ pot urin steril yang ditutupi oleh plastik alumunium

foil agar urin tidak terkena cahaya.

b. Responden menyiapakan sampel urinnya dengan cara membuang

beberapa mililiter urin yang keluar, kemudian menampung urin yang

kleuar berikutnya ke dalam wadah steril terisi sepertiga sampai

setengah dan membuang beberapa mililiter urin terakhir

Page 22: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

12

c. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan

bagian luar wadah. Tulis nama identitas penderita pada wadah

tersebut dan dikerjakan di laboratorium biokimia.16

2.6. Metode Pemeriksaan MDA

2.6.1. TBARs

Uji TBARs (Thiobarbituric Acid Reactive Substances), merupakan salah

satu uji yang paling sering digunakan untuk mengukur proses peroksidasi lipid

asam lemak tidak jenuh. Uji TBARs dapat menilai stress oksidatif berdasarkan

reaksi asam thiobarbiturat dengan senyawa radikal bebas (MDA), yang

menghasilkan kromogen berwarna merah muda yang dibaca di spektrofotometer

dengan panjang gelombang 532 nm. Tes TBA selain mengukur kadar MDA yang

terbentuk karena proses peroksidasi lipid juga mengukur produk aldehid lainnya

termasuk non-volatil yang terjadi akibat panas yang ditimbulkan pada saat

pengukuran kadar MDA plasma. Kadar MDA dapat di periksa baik di plasma,

jaringan maupun urin.6,12

2.6.2. Spektrofotometer.

Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitan

absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Pada setiap media akan

menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung senyawaan atau

warna yang terbentuk. Spektrofotometer juga digunakan sebagai alat untuk

mengetahui konsentrasi larutan dengan menggunakan prinsip spektrofotometer.

Spektrofotometer bekerja dengan rapi pada urin yang telah dilarutkan dengan

pelarut pembanding tertentu ditempatkan dalam sebuah kuvet (tempat sampel

urin), dan kemudian berkas sinar monokromatis dengan panjang gelombang 532

nm dilewatkan melalui kuvet tersebut. Lalu, cahaya ditangkap oleh sensor untuk

diukur intensitasnya.9

2.6.3. HPLC ( High Performance Liqiud Chromatography)

HPLC merupakan metode pengkuran MDA yang paling sensitif dan

spesifik. Sedangkan MDA bukan produk yang spesifik dari proses peroksidasi

Page 23: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

13

lipid sehingga pada pengukuran akan menimbulkan positif palsu yang berakibat

nilai duga positif yang rendah dan telah dilaporkan dapat meningkatkan

spesifisitas pada pemeriksaan kadar MDA plasma.6

2.7. Kerangka Teori

Sumber : John A. Ambrose, MD, FACC,Rajat S. Barua, MD, PHD. Journal of the

American College of Cardiology. The Pathophysiology of Cigarette Smoking

and Cardiovascular Disease. 2004.1

Perokok aktif Perokok pasif

Fase tar, Gas CO dan Nikotin

(radikal bebas eksogen)

Aktivasi radikal bebas endogen dan

aktivasi neutrofil, monosit dan sel T.

Komponen tersebut berdeposit di paru

MDA >> didalam plasma darah

Peningkatan lipid peroksidasi

Stress oksidatif ( O2-

, H2O2, ONOO-)

Penyaring didalam Glomerulus

MDA tersaring di dalam Glomerulus

MDA di ekskresikan bersamaan

dengan urin

Page 24: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

14

2.8. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, variabel yang digunakan adalah kadar MDA di urin

sebagai variabel dependen, sedangkan status perokok dan tidak perokok sebagai

variabel independen.

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Hubungan yang diteliti

: Hubungan yang tidak ditelit

Sumber : dimodifikasi dari : Leily Amalia, Ikeu Ekayanti. Level of Plasma

Malondialdehid (MDA) among Extension Students of Bogor Agriculture

University. 2007.

Radikal Eksogen

Radikal Endogen

- polutan: asap kendaraan,

asap pabrik, asap rokok, asap

rumah tangga dan sinar UV.

Perokok :

- Mahasiswa FKIK UIN Sayrif

Hidayatullah Jakarta

- Lama merokok : lebih dari 6 bulan

- Jumlah rokok : lebih dari 5 batang

per hari

Sakit, stress, mempunyai

riwayat penyakit,

olahraga berlebih, dll.

Bukan Perokok :

Mahasiswa FKIK

yang belum pernah

sama sekali

merokok

Radikal bebas dalam tubuh (OH-, ROO

-, NO

-)

dan apabila ROS > antioksidan endogen.

↑Peroksida lipid

Stres oksidatif

Kerusakan oksidatif sel

MDA ↑↑

MDA <<

Konsumsi

antioksidan ;

suplemen, sayur

dan buah,

multivitamin,ola

h raga rutin,

obesitas

Page 25: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

15

2.9. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Peng

ukur

Cara

Ukur

Hasil Ukur Skala

Ukur

1. Status

merokok

merupaka

n variabel

independe

nt

Kelompok

mahasiswa

FKIK UIN

yang

merokok

aktif

Peneli

ti

Dengan

menyebar

kan

kuisioner

kepada

mahasiswa

FKIK UIN

Perokok Ringan

yaitu perokok

yang merokok

lebih dari 5

batang /hari.

Perokok Sedang

yaitu perokok

yang merokok 10-

20 batang per

hari.

Perokok Berat

yaitu perokok

yang merokok >

20 batang /hari.

Kategori

k

2. Kadar

Malondial

dehid

merupaka

n variabel

dependent

Malondiald

ehid (MDA)

merupakan

produk

akhir dari

peroksidasi

lipid yang

merupakan

parameter

dari stress

oksidatif

Peneli

ti

Pengukura

n langsung

(spektrofot

ometer)

Spektrofotometer

dengan panjang

gelombang

Perhitungan kadar

MDA =

,

Numerik

Page 26: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional,

yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar Malondialdehid (MDA) dalam

urin perokok dan bukan perokok pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tahun 2013.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian.

Penelitian dengan judul Gambaran Kadar Malondialdehid (MDA) dalam

Urin Perokok dan Bukan Perokok dilaksanakan di laboratorium Biokimia dan

Patologi Klinik FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan April s/d

Agustus 2013.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Sedangkan sampel penelitian adalah mahasiswa perokok

dan bukan perokok yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta telah

menandatangani lembar persetujuan untuk mengikuti penelitian. Metode

pengambilan sampel pada penelitian ini adalah consecutive sampling.

3.4. Jumlah Sampel

Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 orang responden, terdiri

dari 15 mahasiswa perokok dan 15 mahasiswa bukan perokok, yang telah bersedia

menandatangani surat persetujuan menjadi responden penelitian. Besar sampel

yang diambil didapatkan dari kuisioner yang telah disebarkan kepada Mahasiswa

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 27: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

17

3.5. Kriteria Sampel

3.5.1. Kriteria Inklusi

Mahasiswa (laki- laki) FKIK UIN yang mempunyai kebiasaan merokok

lebih dari 5- 6 batang per hari.

Mahasiswa (laki- laki) FKIK UIN yang tidak pernah merokok sama

sekali.

Telah menandatangani lembar persetujuan dan bersedia mengikuti

penelitian.

3.5.2. Kriteria Eksklusi

Mengalami infeksi virus, bakteri dan jamur.

Memiliki riwayat penyakit paru, jantung, hati, ginjal.

Sering mengkonsumsi makanan berlemak.

Mengkonsumsi suplemen vitamin rutin setiap hari.

Seorang atlit ( Berolahraga teratur, lebih 3x/minggu)

3.5.3. Alur Penelitian

Persiapan penelitian

Pengumpulan populasi

Penentuan sampel sesuai

kriteria

Informed concent

Bersedia

Pengambilan sampel urin

Tidak bersedia

Pengukuran kadar Malondialdehid

(MDA) dalam urin dengan

spektrofotometer

Pengolahan data

Pengelolaan SPSS

Kuisioner

Page 28: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

18

3.6. Managemen Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data kadar Malondialdehid (MDA) dalam urin yang di ukur dengan

menggunakan alat spektrofotometer.

Prosedur Analisis kadar MDA dalam Urin

Urin porsi tengah pagi hari 1 mL

Tambahkan Larutan TCA 10% dingin

sebanyak 1 mL

Sentrifugasi 5000 rpm

Mengendap

Mengambil supernatan

Menambahkan 0,75 mL TBA 0,67%

Memasukkan tabung dalam penangas air

mendidih selama 10 menit

Dinginkan

Membaca pada panjang gelombang 532 nm

Perhitungan kadar MDA = A/ε,

ε=153.000M-cm-1

Komentar [a3]: Font ukuran berapa

Page 29: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

19

a. Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini adalah data mahasiswa FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang masih aktif, yang diperoleh dari bagian

administrasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Identifikasi Variabel

Variabel independent: status merokok

Variabel dependent: kadar Malondialdehide(MDA).

3.6.2. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dilakukan proses editing, yaitu memeriksa data

hasil pengisian pencatatan oleh peneliti. Setelah proses editing selesai, tahap

selanjutnya adalah proses men-entry data ke perangkat komputer lalu dilakukan

coding yaitu mengkategorikan data serta dilakukan proses cleaning data untuk

membersihkan kesalahan data yang dimasukkan. Setelah data benar-benar bersih,

baru dilakukan analisis lebih lanjut terhadap data dengan menggunakan perangkat

lunak pengolah data. Berikut bagan yang menjelaskan proses pengolahan data:

3.6.3 Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan kadar MDA mahasiswa

perokok dan mahasiswa bukan perokok, dengan menyajikan data dalam bentuk

diagram pie dan tabel.

b. Analisis Bivariat

Analisis ini merupakan suatu analisis untuk melihat hubungan antara

variabel dependen dan independen dengan melakukan uji T (independent). Uji T

(independent) dilakukan untuk menganalisis variabel status merokok yang bersifat

kategorik dengan kadar malondialdehide yang bersifat numerik.

data Editing data Entry data ke

computer

Coding data Cleaning

data

Page 30: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

20

Melalui uji statistik T (independent) akan diperoleh nilai p, di mana dalam

penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua

variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p ≤ 0,05 yang berarti Ho

ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p >

0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

Menggunakan uji T (independent) karena kedua data (status perokok)

merupakan 2 kelompok yang berbeda.

3.6.4. Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Kemudian

diinterpretasikan secara deskriptif. Data disusun dalam bentuk laporan hasil

penelitian untuk selanjutnya dipresentasikan.

3.6.5. Etika Penelitian

Penelitian yang dilakukan sesuai prosedur kode etik penelitian dan telah

disetujui oleh komisi Etik FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Apabila

terdapat kesalahan ataupun mengutip dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti

lain, saya siap menerima sanksi sesuai yang ada dalam kode Etik Penelitian.

Page 31: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta bersedia

menjadi responden penelitian adalah sebanyak 30 mahasiswa, dengan

karakteristik sebagai berikut :

Diagram 4.1. Distribusi Mahasiswa Perokok Berdasarkan Usia

Diagram 4.2. Distribusi Mahasiswa Bukan Perokok Berdasarkan Usia

Pada penelitian ini, seluruh responden dikelompokkan menjadi 3

kelompok usia yaitu usia 18-19, usia 20, dan usia 21-22 tahun. Dari kelompok

usia tersebut, didapatkan hasil bahwa mahasiswa perokok yang berusia 18-19

tahun sejumlah 3 orang (20%), mahasiswa kelompok usia 20 tahun sejumlah 5

orang (33%), sedangkan kelompok usia 21-22 tahun sejumlah 7 orang

(47%).Sementara itu, pada mahasiswa bukan perokok didapatkan hasil yaitu pada

18-19 tahun 20%

20 tahun 33%

21-22 tahun 47%

18-19 tahun 33%

20 tahun 33%

21-22 tahun 33%

Page 32: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

22

kelompok usia 18-19 tahun, usia 20 tahun, serta kelompok usia 21-22 tahun,

masing-masing berjumlah 5 orang (33 %).

4.2. Perbandingan Kadar MDA Perokok dan Bukan Perokok

4.2.1. Kadar MDA Perokok

Pada penelitian ini, kadar MDA urin tertinggi yaitu 5,47 x 10-6

sedangkan

kadar MDA urin terendah yaitu 1,43 x 10-6

(grafik lampiran 6). Terdapat variasi

kadar MDA urin pada mahasiswa perokok, hal ini kemungkinan disebabkan oleh

adanya faktor perancu antara lain mengkonsumsi buah, sayur dan vitamin, serta

aktivitas olahraga yang dilakukan, meskipun tidak rutin.

4.2.2. Kadar MDA Bukan Perokok

Kadar MDA urin pada mahasiswa bukan perokok tertinggi adalah 4,51 x

10-6

, sedangkan kadar MDA urin terendah yaitu 0,11 x 10-6

(grafik lampiran 6).

Terdapat variasi kadar MDA urin pada mahasiswa bukan perokok, hal tersebut

kemungkinan disebabkan adanya faktor perancu, antara lain seringkali terpapar

asap rokok dan kendaraan bermotor, stres dan aktifitas berlebihan ataupun

mengkonsumsi makanan yang berlemak.

4.2.3. Kadar MDA Perokok dan Bukan Perokok

Pada penelitian ini didapatkan hasil kadar rata-rata MDA urin pada

mahasiswa perokok dan bukan perokok sebagai berikut :

Diagram 4.3. Kadar Rata-rata MDA Urin pada Mahasiswa Perokok dan

Bukan Perokok

0

1

2

3

4

5

Perokok Bukan Perokok

Kad

ar M

DA

uri

n (

x10-6

)

Responden

P= 0,009

09 P= 0,009

Page 33: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

23

Berdasarkan diagram 4.3. didapatkan hasil bahwa kadar rata-rata MDA

urin pada mahasiswa perokok adalah 2,61 x 10-6

, sedangkan kadar MDA urin

mahasiswa bukan perokok didapatkan rerata yaitu 1,26 x 10-6

, dengan demikian

kadar MDA urin perokok lebih tinggi dibandingkan MDA urin bukan perokok.

Perbedaan usia yang terlalu jauh dapat mempengaruhi kadar malondialdehid

(MDA), akibat adanya faktor-faktor perancu yang muncul dengan bertambahnya

usia seseorang. Dalam penelitian ini peneliti mengambil responden dengan usia

antara 18-22 tahun, sehingga meningkatkan validitas dari penelitian ini

sebagaimana yang telah tertera dalam grafik diatas.

4.3. Uji Kemaknaan

4.3.1. Uji normalitas

Sebelum melakukan uji statistik, harus dilakukan uji normalitas data

terlebih dahulu dengan menggunakan Test Of Normality. Pada tes normalitas, jika

jumlah sampel yang menjadi objek penelitian berjumlah kurang dari 50 (n< 50) ,

maka di anjurkan untuk menggunakan uji Shapiro – Wilk.17

Tabel 4.1. Gambaran Distribusi Normalitas Data kadar MDA Urin pada

Mahasiswa Perokok dan Bukan Perokok

No Variabel p-value Keterangan

1 MDA Perokok 0,001 Distribusi data tidak normal

2 MDA Bukan Perokok 0,003 Distribusi data tidak normal

Karena jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini kurang dari 50

sampel (n=30) , maka uji normalitas data penelitian menggunakan Test Of

Normality Shapiro - Wilk. Berdasarkan data dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa

kadar MDA urin pada mahasiswa perokok dan bukan perokok terdistribusi tidak

normal ( P < 0,05 ) oleh karena itu, digunakan uji statistik alternatif yaitu dengan

menggunakan uji mann_whitney.17

Page 34: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

24

4.3.2. Hasil Uji statistik

Dengan menggunakan uji mann-whitney maka akan diperoleh nilai p,

dimana penelitian ini tingkat kemaknaannya sebesar 0,05. Penelitian antara dua

variabel dikatakan bermakna jika mempunyai P ≤ 0,05 yang berarti H0 ditolak dan

Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna jika nilai p > 0,05 yang berarti H0

diterima dan Ha ditolak.

Tabel 4.2 Gambaran Deskriptif Kadar MDA Urin Perokok dan Bukan Perokok

Status perokok Mean SD p-value N

Kadar MDA

Perokok

2,6 x 10-6

1,8 x 10-6

0,009

15

Non-perokok 1,2 x 10-6

1,4 x 10-6

15

Berdasarkan tabel 4.2. didapatkan bahwa hasil uji analisis statistik

Mann_whitney menggunakan SPSS versi 16.0 for windows yang dilakukan oleh

peneliti pada kelompok perokok dan bukan perokok adalah p-value = 0,009, yang

berarti bahwa hasilnya bermakna. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang

signifikan pada kadar MDA urin perokok dan bukan perokok dengan

menggunakan uji Mann_whitney.

4.4. Pembahasan

Hasil uji analisis statistik dengan menggunakan uji Mann_whitney.

menunjukkan perbedaan yang bermakna pada kadar MDA urin mahasiswa

perokok dan bukan perokok, dimana p-value = 0,009.

Penelitian ini menggunakan alat spektrofotometer dengan reagen TBA,

karena TBARs pada tubuh manusia merupakan produk yang tidak spesifik,

sehingga dapat bereaksi dengan aldehid lain termasuk malondialdehid (MDA).

Metode HPLC dan spektrofotometer adalah salah satu metode yang dapat

memisahkan ikatan MDA-TBA dengan Kromogen yang dapat menjadi faktor

pengganggu, sehingga akan meningkatkan sensitifitas, spesifisitas, dan

reproducibility dari hasil metode tersebut6

Page 35: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

25

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jens

Lykkesfeldt, 2004, yang menyebutkan bahwa kadar MDA urin perokok dan bukan

perokok menunjukkan perbedaan yang signifikan, melalui analisis data

menggunakan One-Way ANOVA, dengan two-tailed p-value < 0,05. Penelitian

tersebut juga melaporkan rendahnya kadar antioksidan pada perokok meskipun

tidak bermakna secara statistik.2

4.5. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini menggunakan penelitian cross sectional yang hanya

menggambarkan variabel yang diteliti, baik independen maupun

dependen pada waktu yang sama sehingga tidak bisa melihat adanya

hubungan sebab akibat.

2. Penelitian dilakukan hanya pada mahasiswa FKIK UIN Syarif

Hidayatullah program studi Pendidikan Dokter, Farmasi, dan Kesehatan

Masyarakat dari angkatan 2010-2012, dan tidak dilakukan pada

mahasiswa program studi ilmu keperawatan dikarenakan sebagian besar

adalah Mahasiswi. Hal ini menyebabkan jumlah sampel menjadi terbatas.

3. Metode pemeriksaan MDA urin dengan spektrofotometer memberikan

hasil yang kurang akurat dibandingkan metode baku emas HPLC.

Page 36: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

26

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kadar rata-rata MDA urin pada mahasiswa perokok adalah 2,61 x 10-6

,

sedangkan kadar MDA urin mahasiswa bukan perokok didapatkan rerata

yaitu 1,26 x 10-6

, dengan demikian kadar MDA urin perokok lebih tinggi

dibandingkan MDA urin bukan perokok.

2. Karena uji normalitas shapiro-wilk menunjukan hasil p < 0,05 maka uji

statistik pada penelitian ini menggunakan uji Man-whitney, dan

didapatkan p = 0,009. Dengan demikian terdapat perbedaan yang

signifikan antara kadar rata-rata MDA urin pada mahasiswa perokok

dibandingkan mahasiswa bukan perokok

5.2. Saran

1. Pengukuran kadar MDA urin sebaiknya menggunakan kontrol standar, dan

dikonfirmasi dengan metode pemeriksaan lain yaitu HPLC.

2. Sebelum pengambilan sampel urin sebaiknya responden tidak makan dan

minum terlebih dahulu karena akan mempengaruhi kadar MDA urin.

3. Memperluas ruang lingkup penelitian dari jumlah sampel serta menambah

variabel penelitian misalnya kadar antioksidan endogen, agar lebih

tergambar permasalahan perilaku merokok

Page 37: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

27

Daftar Pustaka

1. Dedi Dwitagama (2007). Kandungan Rokok (Online),

http://dedidwitagamawordpres. Diakses tanggal 1 Februari 2011.

2. WHO (2008a). WHO report on the global tobacco epidemic, the

MPOWER package. Geneva, World Health Organization.

3. Halliwell, B dan Gutteridge, J.M.C. Free Radical in Biology and

Medicine, Oxford University Press,. New York. 2000.

4. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Ed 27. Jakarta:

EGC; P. 134, 639, 640. 2009

5. Jens Lykkesfeldt (2004). Plasma malondialdehyde is induced by smoking:

a study with balanced antioxidant profiles. 92, 203-206. The Authoris

2004.

6. Janero DR (1990) Malondialdehyde and thiobarbituric acid-reactivity as

diagnostic indexes of lipid-peroxidation and peroxidative tissue-injury.

Free Radic. Biol. Med. 9: 515-540. ACTA UNIVERSITATIS

UPSALIENSIS UPPSALA 2000.

7. Mihara M, Uchiyama M (1981) Evaluation of thiobarbituric acid (TBA)

value as an index of lipid-peroxidation in CCl4-intoxicated rat-liver.

Yakugaku Zasshi-J. Pharm. Soc. Jpn. 101: 221-226, 31: 605-611.

8. Journal of the American College of Cardiology Vol. 43, No. 10, 2004 by

the American College of Cardiology Foundation. The Pathophysiology of

Cigarette Smoking and Cardiovascular Disease. ISSN 0735-1097/04.

Published by Elsevier Inc. .2003.12.047.

Page 38: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

28

9. Anthom Wiyanto P. Hubungan Antara Kadar Malondialdehid dengan

Hematuria Mikroskopik Perokok Sehat. Semarang 1998.

10. Sandra Hermanto, M.Si. Mengenal Lebih Jauh Tekhnik Analisa

Kromatografi dan Spektroskopi. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2009.

11. John A. Ambrose, MD, FACC,Rajat S. Barua, MD, PHD. Journal of the

American College of Cardiology. The Pathophysiology of Cigarette

Smoking and Cardiovascular Disease. 2004.

12. Leily Amalia, Ikeu Ekayanti. Effectiveness of Various Antioxidant

Supplements on Reducing Oxidative Status (Level of Plasma

Malondialdehid (MDA) among Extension Students of Bogor Agriculture

University). 2007.

13. Wojciech W, Teresa W, Bozena P. F2-Isoprostones Biomarkers Of Lipid

Peroxidation: Their Utility In Evaluation Of Oxidative Stress Induced By

Toxic Agens. International Journal Of Occupational Medicine and

Environmental Helath, Vol 15, 19-27. 2002

14. Halliwell B. Reactive Oxygen Species in living systems: source,

biochemistry and 1.role in human disease.: P. 14S-21S. Am J Med 1991;

(sept 30).

15. Departemen pendidikan nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. ed. IV,.

Penerbit: PT Gramedia pustaka Jakarta, 2008.

16. Kuntaman. Pengambilan, Penyimpanan dan pengiriman Spesimen untuk

Pemeriksaan Mikrobiologi. Departemen Mikrobiologi FKUA. 2007.

17. Dahlan, Muhamad Sopiyudin. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan:

Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi dengab

Menggunakan SPSS. Ed. V. Jakrta: Salemba Medika. 2012.

Page 39: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

29

Lampiran 1

Kuesioner bagi Mahasiswa untuk pendataan

Nama :

Usia :

Program studi:

Jenis kelamin:

1. Apakah anda seorang perokok ? YA ⃝ TIDAK ⃝

Jika YA lanjut ke pertanyaan berikut :

2. Berapa lama anda merokok ?

– 10 tahun

-20 tahun

3. Kapan anda mulai merokok ?

4. Apakah jenis rokok yang anda hisap ?

5. Berapa batang anda merokok dalam 1 hari ?

-20 batang

6. Berapa sering anda mengkonsumsi sayur dan buah ?

-3 kali seminggu

7. Apakah anda mengkonsumsi multivitamin (Vitamin C atau E) ?

YA ⃝ TIDAK ⃝

Page 40: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

30

Jika, YA berapa kali dalam satu minggu ?

8. Berapa rutin anda berolahraga ?

-3 kali seminggu

9. Apakah saat ini anda menderita demam, batuk, pilek, diare, penyakit

infeksi lain atau perdarahan?

YA ⃝ TIDAK ⃝

10. Apakah anda memiliki riwayat penyakit jantung, paru, atau kencing manis

?

YA ⃝ TIDAK

Page 41: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

31

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Perkenalkan nama saya Tommy wibowo, saat ini saya sedang menjalani

pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya ingin memberitahukan kepada teman-

teman mahasiswa sekalian bahwa saya sedang melakukan penelitian dengan judul

“Gambaran Kadar malondialdehid (MDA) yang Perokok dan Bukan

Perokok Pada Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2013“. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbandingan

kadar malondialdehid (MDA) dalam Urin perokok dan bukan perokok di kalangan

mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya hanya akan mencatat identitas teman-teman (nama, umur, jenis

kelamin, prodi) dan akan merahasiakan identitas tersebut. Setelah itu saya akan

bertanya beberapa pertanyaan mengenai kebiasaan merokok teman-teman dengan

menggunakan kuesioner yang terlampir.

Demikian penjelasan dari saya. Atas partisipasi dan kesediaan waktu teman-teman

mahasiswa sekalian, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

(Tommy wibowo)

Page 42: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

32

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

( Inform Consent )

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Usia :

Prodi :

Jenis Kelamin :

Alamat :

No. Hp :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan

penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menandatangani dan menyatakan

bersedia berpartisipasi pada penelitian ini.

Peneliti Jakarta, / / 2013

Peserta penelitian

(Tommy wibowo) ( )

Page 43: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

33

Lampiran 2

Tabel. Karakteristik responden dan hasil penghitungan kadar malondialdehid

(MDA) dalam Urin

Perokok Usia Jenis

kelami

n

Hasil

spektrofotometer

Rumus Hasil kadar

MDA

1 22 tahun L 1,126 153000 7,36 x 10-6

2 21 tahun L 0.736 153000 4,80 x 10-6

3 21 tahun L 0,400 153000 2,61 x 10-6

4 21 tahun L 0,838 153000 5,47 x 10-6

5 22 tahun L 0,284 153000 1,85 x 10-6

6 20 tahun L 0,139 153000 0,90 x 10-6

7 20 tahun L 0,219 153000 1,43 x 10-6

8 20 tahun L 0,255 153000 1,66 x 10-6

9 19 tahun L 0,353 153000 2,30 x 10-6

10 20 tahun L 0,301 153000 1,96 x 10-6

11 20 tahun L 0,312 153000 2,03 x 10-6

12 21 tahun L 0,225 153000 1,47 x 10-6

13 21 tahun L 0,261 153000 1,70 x 10-6

14 18 tahun L 0,280 153000 1,83 x 10-6

15 18 tahun L 0,264 153000 1,72 x 10-6

Tidak

Perokok

Usia Jenis

kelamin Hasil

spektrofotometer

Rumus Hasil kadar

MDA

16 18 tahun L 0,730 153000 4,77 x 10-6

17 18 tahun L 1,033 153000 6,75 x 10-6

18 21 tahun L 0,175 153000 1,14 x 10-6

19 18 tahun L 0.864 153000 5,64 x 10-6

20 21 tahun L 0,691 153000 4,51 x 10-6

21 22 tahun L 0,454 153000 2,96 x 10-6

22 20 tahun L 0,315 153000 2,05 x 10-6

23 20 tahun L 0,29 153000 1,89 x 10-6

24 19 tahun L 0,964 153000 6,30 x 10-6

25 20 tahun L 1,105 153000 7,22 x 10-6

26 21 tahun L 0,28 153000 1,83 x 10-6

27 22 tahun L 0,216 153000 1,41 x 10-6

28 20 tahun L 0,624 153000 4,07 x 10-6

29 20 tahun L 0,964 153000 6,30 x 10-6

30 21 tahun L 0,281 153000 1,83 x 10-6

Page 44: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

34

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

kad

ar M

DA

Uri

n (

x 1

0-6

Responden

kadar MDA perokok

0

1

2

3

4

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Kad

ar M

DA

Uri

n (

x 1

0-6

)

Responden

kadar MDA bukan perokok

Page 45: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

35

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

Distribus normalitas data

Page 46: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

36

Histogramm

.001

.003

Page 47: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

37

.009

Page 48: GAMBARAN KADAR MALODIALDEHID (MDA) DALAM URIN …

38

Lampiran 4

Riwayat Penulis

Identitas:

Nama : Tommy Wibowo

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat, tanggal lahir :Air sugihan, 30 oktober 1991

Agama :Islam

Alamat :Desa Mulyo Asih Rt.002/Rw.003 Kec. Keluang Kab.

Musibanyuasin Prov. Sumatera selatan. 30754

e-mail :[email protected]

Riwayat Pendidikan :

1997-2003 :SD Negeri 1 Mulyo Asih kecamatan keluang

2003-2006 :Madrasah Tsanawiyah pondok pesantren

Qodratullah, Langkan KM35 Banyuasin III

2006-2009 :Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Qodratullah

Langkan KM35 Banyuasin III

2010-sekarang :Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas

Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Riwayat Organisasi :

2008-2009 :Bendahara Ikatan Santri Pondok Pesantren Qodratullah

(ISTIQO)

2011-2013 :wakil ketua ASSHOF MUBA

2010-2013 :Anggota BEMJPD dalam bidang kesenian dan olahraga

2010-2013 :Anggota USMR divisi Operasional.