Gambaran Asupan Karbohidrat dan Status Gizi Anak Usia 13...
Transcript of Gambaran Asupan Karbohidrat dan Status Gizi Anak Usia 13...
Gambaran Asupan Karbohidrat dan Status Gizi Anak
Usia 13-15 Tahun
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
Oleh
Fajr Muzzammil
NIM : 1112103000099
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Kata Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat dengan izin, rahmat dan karunia-Nya yang
begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini
dengan judul “Gambaran asupan karbohidrat dan status gizi anak usia 13-15
tahun”.
Shalawat dan salam tak lupa untuk selalu penulis panjatkan kepada Rasulullah
SAW yang telah membawa umat islam dari episode kegelapan menuju zaman
terang benderang seperti saat ini.
Selama proses penelitian ini dilaksanakan mulai dari tahapan persiapan hingga
pengolahan data, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, motivasi dan
pengarahan yang luar biasa dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan kata terimakasih, syukur, dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan saya kesempatan untuk
menempuh pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh dosen PSPD yang selalu
membimbing serta memberikan ilmu kepada saya selama saya menjalani masa
pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. dr. Yanti Susianti, Sp.A (K) dan dr. Achmad Luthfi, Sp.B, KBD selaku
Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 yang telah memberikan segalanya yang
peneliti butuhkan mulai dari motivasi yang luar biasa, perhatian yang
mendalam, waktu, pikiran, pengalaman, dan kesabaran dalam membimbing
saya hingga Alhamdulillah peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.
v
3. dr. Riva Auda, Sp.A M.Kes dan dr. Zulhafdy, Sp.M yang telah bersedia
memberikan masukan yang membangun dan perbaikan terhadap penelitian
saya selaku penguji dalam sidang akhir
4. dr. Nauval Sahab, Sp.U. Ph.D, FICS, FACS dan dr.Flori Ratna Sari, Ph.D
selaku penanggungj awab Modul Riset yang selalu mengingatkan dan
memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan penelitian.
5. Ayah saya dr. Ayat rahayu Sp.Rad. M. Kes dan ibu saya Dr. Elpawati, Ir. MP.
yang pastinya telah banyak memberikan motivasi, dukungan dan yang paling
berharga untuk saya adalah do’a yang tiada henti-hentinya sehingga
alhamdulillah saya mendapatkan banyak kemudahan dalam menyusun
penelitian ini.
6. Adik saya Sakinah M.R. yang telah bersedia menjadi tutor dan teman berbagi
keluh kesah selama proses penyusunan penelitian ini.
7. Ibu Pipit dan Bapak Ajib selaku pegawai administrasi FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam proses pembuatan surat
perizinan penelitian dan persetujuan komisi etik.
8. Teman-teman kelompok riset, Nuraisah Septiarini, Safira Indriakasia,
Muhammad Zikri dan Lulu Zakiah yang telah memberikan saya banyak nasihat
dan semangat ketika saya sering merasa jenuh dalam proses pembuatan
penelitian ini.
9. Teman-teman PSPD 2012.Terima kasih banyak atas kebersamaannya selama
ini.
Akhir kata, peneliti bersedia menerima saran dan kritik yang membangun untuk
penyempurnaan penulisan hasil penelitian ini.
Ciputat, 1 Oktober 2015
vi
Fajr Muzzammi
ABSTRAK
Fajr Muzzammil. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran asupan
karbohidrat dan status gizi anak usia 13-15 tahun di Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta tahun 2015.
Keadaan status gizi dan kemampuan dalam menerima pelajaran merupakan
gambaran apa yang dikonsumsi anak sekolah dasar dalam jangka waktu yang
lama, dapat berupa gizi kurang maupun gizi lebih. Peranan zat-zat gizi seperti
energi, protein, maupun zat gizi lainnya dalam metabolisme tubuh berperan dalam
proses berpikir atau proses penalaran serta daya kosentrasi dan sangat berkaitan
erat dengan efisiensi belajar. Perlu disadari keadaan ini sangat dipengaruhi oleh
perilaku makan anak sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran asupan karbohidrat dan status gizi anak 13-15 tahun di Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta tahun 2015. Pengumpulan data menggunakan food
frequency questionare (FFQ) dan gm-td150. Hasil penelitian ini menunjukkan
prevalensi status gizi normal berdasarkan persen BB/U, TB/U dan IMT/U yaitu
secara berurutan 38,9%, 92,6% dan 75,9%. Prevalensi asupan karbohidrat per hari
anak sekolah tergolong kurang yaitu 51,9%. Kesimpulan penelitian ini
menunjukkan gambaran status gizi yang baik dan gambaran asupan kabohidrat
yang kurang.
Kata Kunci : status gizi, asupan karbohidrat, anak usia 13-15 tahun.
ABSTRACT
Fajr Muzzammil, Medical Education Program, Prevanlence of carbohydrate
intake and nutritional status of children aged 13-15 years in Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta.
The state of nutritional status and the ability to receive lessons is a picture of
what is consumed by primary school children in the long term, can be
malnutrition and over nutrition. The role of nutrients such as energy, protein, and
other nutrients in the body's metabolism play a role in the thinking process or the
process of reasoning and concentration power and is very closely related to
learning efficiency. We need to realize this situation is strongly influenced by the
eating behavior of school children. This study aims to determine the prevalence of
carbohydrate intake and nutritional status of children 13-15 years in Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta in 2015. The data was collected using a food
frequency questionare (FFQ) and gm-td150. The results showed the prevalence of
normal nutritional status based on percent W/A, H/A and BMI/A are respectively
vii
38.9%, 92.6% and 75.9%. The prevalence of daily carbohydrate intake of school
children classified as less is 51.9%. Conclusion of this study shows that the
prevalance of nutritional status is good and prevalence of intake carbohidrat is
deficient.
Keywords: nutritional status, intake of carbohydrates, children aged 13-15 years.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………................. ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….......... iv
KATA PENGANTAR………………………………………….......................... v
ABSTRAK ………………………………………………………....................... vii
ABSTRACT………………………………………………………….................. vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xii
DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………….. xiii
BAB I……………………………………………………………………………. 1
PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan masalah ………………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan …………………………………………………………………….. 3
1.3.1 Tujuan Umum …………………………………………………….. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ……………………………………………………. 3
1.4 Manfaat ……………………………………………………………………... 3
1.4.1 Bagi Masyarakat ………………………………………………….. 3
1.4.2 Bagi Institusi ……………………………………………………… 3
1.4.3 Bagi Peneliti ……………………………………………………… 4
BAB II ………………………………………………………………………… 5
TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………… 5
2.1 Status Gizi …………………………………………………………………... 5
2.1.1 Pengertian status gizi ……………………………………………... 5
2.1.2 Cara penentuan status gizi ………………………………………... 5
2.1.3 Indikator Berat Badan menurut Umur (BB/U) …………………… 6
2.1.4 Indikator Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) …………………... 6
2.1.5 Indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB ) …………. 7
2.1.6 Indikator Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) ………….. 7
2.1.7 Klasifikasi Status Gizi ……………………………………………. 8
2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ……………………. 9
2.2 Metode penilaian Konsumsi Makanan ……………………………………… 10
2.2.1 Metode Food Recall 24 jam ……………………………………… 10
2.2.2 Metode Food Frequency Questionare …………………………….. 11
2.3 Asupan Karbohidrat ……………………………………………………….... 12
2.3.1 Karbohidrat ………………………………………………………. 12
2.3.2 Sumber Karbohidrat ………………………………………………. 13
2.3.3 Fungsi dan peranan karbohidrat ………………………………….. 14
2.4 Kerangka Teori ....………………………………………………………… 16
2.5 Kerangka Konsep …………………………………………………………… 17
ix
2.6 Defisini operasional ………………………………………………………… 18
BAB III …………………………………………………………………………. 20
METODE PENELITIAN ………………………………………………………. 20
3.1 Desain Penelitian …………………………………………………………… 20
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………………… 20
3.2.1 Waktu penelitian ………………………………………………….. 20
3.2.2 Tempat penelitian …………………………………………………. 20
3.3 Sumber data …………………………………………………………………. 20
3.4 Populasi …………………………………………………………………….. 20
3.4.1 Populasi target ……………………………………………………. 20
3.4.2 Populasi terjangkau ………………………………………………. 20
3.5 Sampel dan cara pemilihan sampel …………………………………………. 20
3.6 Estimasi besar sample ………………………………………………………. 21
3.7 Kriteria inklusi dan ekslusi …………………………………………………. 21
3.5.1 Kriteria Inklusi …………………………………………………… 21
3.5.2 Kriteria Eksklusi ………………………………………………… 21
3.8 Cara Kerja …………………………………………………………………... 22
3.8.1 Pengumpulan Data ………………………………………………... 22
3.8.1.1 Data umum ……………………………………………... 22
3.8.1.2 Data antropometri ………………………………………. 22
3.8.1.3 Data wawancara konsumsi makanan …………………… 22
3.8.2 Pengolahan data …………………………………………………... 23
3.8.2.1 Pengolahan data antropometri ………………………….. 23
3.8.2.2 Pengolahan data wawancara konsumsi makanan ………. 23
3.8.2.3 Analisis statistik ……………………………………… 24
3.8.3 Penyajian data …………………………………………………… 24
3.8.4 Pelaporan data …………………………………………………… 24
3.9 Identifikasi variabel ………………………………………………………… 24
3.10 Etika penelitian …………………………………………………………… 25
BAB IV …...…………………………………………………………………… 26
HASIL DAN DISKUSI ………………………………………………………… 26
4.1 Sebaran karakteristik sosio demografik subyek ……………………………. 26
4.2 Status gizi …………………………………………………………………... 27
4.3 Asupan karbohidrat………………………………………………………….. 28
4.4 Keterbatasan penelitian …………………………………………………….. 29
BAB V …………………………………………………………………………. 31
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………… 31
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………… 31
5.2 Saran ……………………………………………………………………… 31
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 32
LAMPIRAN ……………………………………………………………………. 35
x
DAFTAR TABEL Tabel 1 Penentuan status gizi menurut kriteria Waterlow, WHO 2006, dan
CDC 2000 ……………………………………………………………………… 8
Tabel 2 Derajat kemanisan …………………………………………………… 13
Tabel 3 Bahan makanan sumber kabohidrat …………………………………… 13
Tabel 4 Sumber karbohidrat yang berasal dari hewani dan nabati ……………... 13
Tabel 5 Definisi operasional …………………………………………………… 18
Tabel 6 Sebaran karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin dan usia……... 26
Tabel 7 Sebaran status gizi subyek berdasarkan BB dan TB …………………… 26
Tabel 8 Sebaran subyek berdasarkan klasifikasi indikator status gizi ………….. 28
Tabel 9 Sebaran subyek berdasarkan tingkat asupan kabohidrat ………………. 28
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Konsep …………………………………………………… 16
Gambar 2 Kerangka Teori ……………………………………………………… 17
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat izin persetujuan penelitian …………………………………... 35
Lampiran 2 Formulir food frequency questionare ……………………………… 38
Lampiran 3 Riwayat hidup penulis ……………………………………………... 44
xiii
DAFTAR SINGKATAN
FFQ : Food Frequency Questionare
AKG : Angka Kebutuhan Gizi
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
IMT : Indeks Massa Tubuh
U : Umur
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
CO2 : Carbon Dioksida
H2O : Dihidrogen Oksida
SD : Sekolah Dasar
KEP : Kekurangan Energi dan Protein
MAN : Madrasah Aliyah Negeri
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Visi Indonesia sehat 2010 bertujuan untuk pembangunan kesehatan yang
pada dasarnya lebih meengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan tanpa mengabaikan pelayanan penyembuhan dan rehabilitasi.
Meningkatkan pemberdayaan sumber daya kesehatan dalam menentukan
kualitas hidup dan produktivitas kerja yang berakibat langsung maupun tidak
langsung dari kekurangan gizi.1
Hasil Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007, diketahui Prevalensi
Nasional anak usia sekolah (usia 6-14 tahun) yang status gizi kurus (laki-laki)
adalah 13,3%, sedangkan prevalensi nasional status gizi anak usia sekolah
kurus (perempuan) adalah 10,9%. Prevalensi Nasional Anak usia sekolah
gemuk laki-laki adalah 9,5%, sedangkan prevalensi nasional Anak Usia
Sekolah gemuk perempuan adalah 6,4%.2
Menurut penelitian Dangkua AI dkk,
rata-rata asupan karbohidrat siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan
Cendekia Gorontalo tergolong kurang dari yang dianjurkan dalam AKG yaitu
untuk usia 13-15 tahun yaitu laki-laki 340 gram dan perempuan 292 gram.3
Salah satu upaya kesehatan adalah perbaikan gizi terutama di usia sekolah
khususnya pada usia 7-12 tahun. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap
status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh
memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan
kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.4
Berbagai masalah kesehatan banyak dijumpai di kalangan anak sekolah di
antaranya adalah kurangnya pertumbuhan fisik secara optimal. Salah satu
faktor yang menentukan adalah faktor gizi. Asupan gizi anak-anak sekolah
dasar (SD) di beberapa wilayah Indonesia sangat memperihatinkan. Padahal,
asupan gizi yang baik setiap harinya dibutuhkan supaya anak-anak ini memiliki
pertumbuhan, kesehatan, dan kemampuan intelektual yang baik sehingga
menjadi generasi penerus bangsa yang unggul.5
2
Keadaan status gizi dan kemampuan dalam menerima pelajaran (indeks
prestasi) merupakan gambaran apa yang dikonsumsi anak sekolah dasar dalam
jangka waktu yang lama, dapat berupa gizi kurang maupun gizi lebih. Peranan
zat-zat gizi seperti energi, protein, maupun zat gizi lainnya khususnya zat besi,
dalam metabolisme tubuh berperan dalam proses berpikir atau proses penalaran
serta daya kosentrasi dan sangat berkaitan erat dengan efisiensi belajar. Perlu
disadari keadaan ini sangat dipengaruhi oleh perilaku makan anak sekolah
dasar khususnya kebiasaan tidak sarapan pagi.6
Faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah asupan
makan dan penyakit infeksi. Berbagai faktor yang melatarbelakangi kedua
faktor tersebut misalnya faktor ekonomi, keluarga, produktivitas, dan
pengetahuan tentang gizi anak tersebut.7
Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap harinya.
Walaupun tubuh tidak membutuhkan dalam jumlah yang khusus, kekurangan
karbohidrat yang sangat parah akan menimbulkan masalah. Diperlukan sekitar
2 gram karbohidrat per kg berat badan sehari untuk mencegah terjadinya
ketosis. Asupan karbohidrat yang adekuat, penting untuk mempertahankan
cadangan glikogen yang dibutuhkan pada aktifitas fisik jangka panjang.
Peningkatan glikogen otot dengan adanya proses penumpukan karbohidrat akan
menambah stamina 30-60 menit lebih lama.8
Berdasarkan uraian di atas, peneliti perlu mengetahui gambaran status gizi
anak sekolah usia 13-15 tahun dan asupan kabohidrat di Madrasah
Pembangunan, Ciputat tahun 2014. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
salah satu upaya dalam pencegahan dan penanganan masalah gizi.
1.2 Rumusan Masalah
Uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas memberikan dasar bagi
peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana status gizi anak sekolah usia 13-15 tahun di Madrasah
Pembangunan, Ciputat tahun 2015?
2. Bagaimana asupan kabohidrat dari makanan yang diperoleh anak sekolah
usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan, Ciputat tahun 2015?
3
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah:
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran status gizi dan asupan karbohidrat anak usia 13-15
tahun di Madrasah Pembangunan dan asupan kabohidrat.
1.3.2 Tujuan khusus penelitian
1. Mengetahui sebaran karakteristik anak sekolah usia 13-15 tahun
berdasarkan usia dan jenis kelamin di Madrasah Pembangunan, Ciputat
tahun 2015.
2. Mengetahui sebaran status gizi anak sekolah usia 13-15 tahun
berdasarkan indikator BB/U, TB/U dan IMT/U di Madrasah
Pembangunan, Ciputat tahun 2015.
3. Mengetahui sebaran asupan kabohidrat dari makanan pada anak
sekolah usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan, Ciputat tahun
2015.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1.4.1 Manfaat bagi masyarakat
1. Menghasilkan data mengenai status gizi dan asupan kabohidrat yang
membantu dalam memahami masalah gizi pada anak sekolah usia 13-
15 tahun.
2. Memberi masukan dalam bidang pelayanan kesehatan mengenai status
gizi dan asupan kabohidrat anak sekolah usia 13-15 tahun.
3. Memberi gambaran bagi pihak di Madrasah Pembangunan, Ciputat
tahun 2014 dalam status gizi dan asupan kabohidrat anak sekolah usia
13-15 tahun
1.4.2 Manfaat bagi institusi pendidikan
1. Sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2. Mewujudkan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah sebagai
salah satu universitas riset.
3. Menjadikan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah sebagai 80 fakultas terbaik pada
4
tahun 2015 dengan melakukan publikasi penelitian dan penambahan
data penelitian.
4. Sarana dalam menjalin kerjasama antara staf pengajar, mahasiswa,
pimpinan fakultas, dan universitas.
1.4.3 Manfaat bagi peneliti
1. Sebagai pemenuhan tugas kuliah di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
2. Sebagai sarana pelatihan dan pembelajaran melakukan suatu
penelitian dalam bidang kesehatan.
3. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu gizi, ilmu kesehatan anak dan
ilmu kedokteran komunitas untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
masyarakat.
4. Meningkatkan kemampuan berpikir analitis dan sistematis dalam
mengidentifikasi masalah kesehatan di masyarakat.
5. Melatih kerjasama dalam tim peneliti.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Status Gizi
2.1.1 Pengertian status gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan refleksi dari apa
yang kita makan sehari-hari. Status gizi dikatakan baik bila pola makan
kita seimbang. Artinya, banyak dan jenis makanan yang kita makan harus
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai
akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang diukur dari
berat badan dan tinggi badan dengan perhitungan IMT.4,9
2.1.2 Cara Penentuan Status Gizi
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui empat cara yaitu :
1. Secara Klinis
Penilaian status gizi secara klinis sangat penting sebagai langkah
pertama untuk mengetahui keadaan gizi penduduk. Karena hasil penilaian
dapat memberikan gambaran masalah gizi yang nyata. Hal ini dapat dilihat
pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral.10
2. Secara Biokimia
Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan spesimen
yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urin,
tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Salah satu
ukuran yang sangat sederhana dan sering digunakan adalah pemeriksaan
haemoglobin sebagai indeks dari anemia.10
3. Secara Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status
gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat
perubahan struktur dari jaringan. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk
melihat tanda dan gejala kurang gizi. Pemeriksaan dengan memperhatikan
rambut, mata, lidah, tegangan otot, dan bagian tubuh lainnya.10
6
4. Secara antropometri
Secara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Penilaian
secara antropometri adalah suatu pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk
melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.10,11
a. Kelebihan antropometri
Kelebihan antropometri gizi antara lain relatif murah, cepat, dapat
dilakukan pada populasi yang besar, objektif, tidak menimbulkan rasa
sakit pada responden, dan dapat dikategorikan menjadi ringan, sedang,
atau berat.12
b. Kekurangan antropometri
Beberapa keterbatasan antropometri antara lain adalah membutuhkan
data referensi yang relevan. Dalam pengukuran antropometri bisa terjadi
beberapa kesalahan seperti kesalahan pada peralatan yang belum
dikalibrasi, kesalahan pada pengukur seperti kesalahan pengukuran,
pembacaan, pencatatan, tidak dapat memperoleh informasi karena
defisiensi zat gizi mikro, dan hanya mendapatkan data pertumbuhan,
obesitas, malnutrisi karena kurang energi dan protein.12
Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan
menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat
Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB).11
2.1.3 Indikator Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh
adalah berat badan. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-
perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi,
menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang
dikonsumsi.11
Dalam keadaan normal yaitu kesehatan baik dan
keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka
berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam
keadaan abnormal terdapat dua kemungkinan yaitu dapat berkembang
cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Indeks BB/U lebih
menggambarkan status gizi seseorang saat ini.13
7
2.1.4 Indikator Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
Antropometri yang menggambarkan pertumbuhan skeletal adalah
tinggi badan. Tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.
Bila dalam keadaan normal dan dalam jangka waktu yang pendek kurang
sensitif terhadap kekurangan zat gizi sehingga apabila terjadi defisiensi zat
gizi akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Kelebihan indeks TB/U
adalah baik untuk menilai status gizi masa lampau dan ukuran panjang
dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa, sedangkan kelemahan
indeks TB/U adalah pengukuran relatif lebih sulit dilakukan karena anak
harus berdiri tegak sehingga diperlukan dua orang untuk melakukannya
dan ketepatan umur sulit didapat.11
2.1.5 Indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB )
Berat badan mempunyai hubungan linear dengan tinggi badan.
Perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan
dengan kecepatan tertentu. Indikator yang baik untuk menilai status gizi
saat ini dan indeks ini tidak tergantung kepada umur.12
Kelebihan indeks
BB/TB yaitu tidak memerlukan data umur dan dapat membedakan
proporsi badan (gemuk, normal, dan kurus), sedangkan kelemahan indeks
BB/TB adalah membutuhkan dua macam alat ukur, pengukuran relatif
lebih lama, membutuhkan dua orang untuk melakukannya, sering terjadi
kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran terutama bila dilakukan
oleh kelompok non professional, dan tidak dapat memberikan gambaran
anak pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi badan menurut
umur karena faktor umur tidak diperhitungkan, serta sering mengalami
kesulitan dalam melakukan pengukuran panjang badan maupun tinggi
badan pada kelompok balita.11
2.1.6 Indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan (IMT/U )
Indeks massa tubuh (IMT) adalah berat badan dalam kilogram (kg)
dibagi tinggi dalam meter kuadrat (m2).
14 IMT merupakan indikator yang
paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi berat
badan lebih dan obes pada orang dewasa. IMT dapat memperkirakan
8
jumlah lemak tubuh yang dapat dinilai dengan menimbang di bawah air
dengan kemudian melakukan koreksi terhadap umur dan jenis kelamin.14
IMT juga dapat diterapkan untuk anak dan remaja, dengan cara
yang sama menghitung nilai IMT seperti pada orang dewasa, kemudian
nilai tersebut di-plot-kan ke grafik CDC IMT-berdasarkan umur.15
Dalam
grafik tersebut akan terlihat persentil IMT-berdasarkan umur si anak, dari
nilai persentil inilah dapat ditentukan apakah anak kurus, normal atau
obes.15
2.1.7 Klasifikasi Status Gizi
Dari hasil pengukuran berat badan, tinggi badan, dan umur yang
diolah menggunakan kurva CDC 2000 usia 2-20 tahun dapat diperoleh
data persen berat badan terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap
umur (TB/U), dan indeks masa tubuh terhadap umur (IMT/U) dan
diklasifikasikan sebagai berikut.16,17
Tabel. 1. Penentuan status gizi menurut kriteria Waterlow, WHO 2006,
dan CDC 2000.16,17,18
Status gizi BB/TB
(% median)
BB/TB WHO 2006 IMT CDC 2000
Obesitas >120 > +3 > P 95
Overweight >110 > +2 hingga +3 SD P 85 – P 95
Normal >90 +2 SD hingga -2 SD P 5 – P 85
Gizi kurang 70-90 < -2 SD hingga -3 SD < P 5
Gizi buruk <70 < -3 SD
Pada bayi baru lahir hingga umur 2 tahun, tinggi berat terhadap
panjang terlentang di tentukan berdasarkan BB/TB pada persentil 95
keatas berdasarkan kurva pertumbuhan CDC sesuai jenis kelamin. Pada
anak-anak dan remaja umur 2 sampai 19 tahun, obesitas ditentukan
berdasarkan IMT pada persentil 95 ke atas berdasarkan kurva
pertumbuhan IMT CDC sesuai jenis kelamin dan umur.19,20
Bila pada hasil pengukuran didapatkan, terdapat potensi gizi lebih
(>+1 SD ) atau BB/TB>110%, maka grafik IMT sesuai usia dan jenis
9
kelamin menurut Asuhan nutrisi Pediatrik digunakan untuk menentukan
adanya obesitas. Untuk anak <2 tahun, menggunakan grafik IMT WHO
2006 dengan kriteria overweight Z score > + 2, obesitas > +3, sedangkan
untuk anak usia 2-18 tahun menggunakan grafik IMT CDC 2000. Ambang
batas yang digunakan untuk overweight ialah diatas P85 hingga P95
sedangkan untuk obesitas ialah lebih dari P95 grafik CDC 2000.16,17
2.1.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Status gizi dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,
meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan,
pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan
pangan. Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan krisis (bencana alam,
perang, kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat
masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan
rumah tangga memperoleh makanan untuk semua anggotanya. Karenanya,
peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin
setiap anggota masyarakat untuk memproleh makanan yang cukup jumlah
dan mutunya, dalam konteks itu masalah gizi tidak lagi semata-mata
masalah kesehatan tapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan
masalah kesempatan kerja.21
Pada masa remaja kebiasaan makan buruk mulai berkembang.
Masalah utama yang dijumpai adalah melewatkan waktu makan (terutama
sarapan), makan berlebih baik bersama teman mauupun sendiri, diet, dan
konsumsi makanan padat kalori namun bernutrisi rendah. Konsumsi gula
berlebih dari soda, minuman buah, kopi dan teh dapat menjadi penyebab
peningkatan besar berat badan berlebih dan karies serta menggeser asupan
nutrien lain yang dibutuhkan. Asupan kalsium yang tidak adekuat selama
masa remaja merupakan akibat predisposisi mengalami fraktur
osteoporosis di kemudian hari. Semakin banyak kasus osteopenia
dikarenakan kekurangan asupan kalsium dan vitamin di masa remaja.
Asupan besi yang tidak adekuat dapat menyebabkan anemia defisiensi besi
dan mudah lelah.22
2.2 Metode Penilaian Konsumsi Makanan
10
Salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi
perseorangan atau kelompok adalah survey konsumsi makanan. Penilaian
konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Tujuan penilaian
konsumsi makanan adalah untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran
tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat individu,
kelompok, dan rumah tangga serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
konsumsi makanan tersebut.11
Berdasarkan jenis data yang diperoleh maka pengukuran konsumsi
makanan terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Metode kualitatif yang diantaranya adalah frekuensi makan, dietary history,
metode telepon, dan pendaftaran makanan (food list).
2. Metode kuantitatif diantaranya adalah metode recall 24 jam, perkiraan
makanan, penimbangan makanan metode food account, metode inventaris
(inventory method), dan pencatatan (household food records). 11
Sedangkan metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu antara
lain11
:
1. Metode recall 24 jam.
2. Estimated food records.
3. Metode penimbangan makanan (food weighing).
4. Metode dietary history.
5. Metode frekuensi makanan (food frekuensi)
2.2.1 Metode Food Recall 24 Jam
Dalam metode ini, responden, ibu atau pengasuh (bila anak masih
kecil) diminta menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24
jam yang lalu (kemarin). Biasanya dimulai sejak dia bangun pagi kemarin
sampai dia istirahat tidur malam harinya, atau dapat juga dimulai dari
waktu saat dilakukan wawancara mundur ke belakang sampai 24 jam
penuh. Misalnya, petugas datang pada pukul 07.00 ke rumah responden,
maka konsumsi yang ditanyakan adalah mulai pukul 07.00 (saat itu) dan
mundur ke belakang sampai pukul 07.00, pagi hari sebelum-nya.
11
Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dengan
menggunakan kuesioner terstruktur.23
Untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi
makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat
ukuran rumah tangga (sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran
lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari. Apabila pengukuran hanya
dilakukan 1 kali maka data yang diperoleh kurang representatif untuk
menggambarkan kebiasaan makanan individu. Oleh karena itu, recall 24
jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam
tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih
optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang asupan harian
individu.23
2.2.2 Food Frequency Questionnaire (FFQ)
Food Frequency Questionnaire adalah metode untuk memperoleh
data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan
jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan, atau tahun.
Dengan food frequency dapat diperoleh gambaran pola konsumsi bahan
makanan secara kualitatif, tapi karena periode pengamatan lebih lama dan
dapat membedakan individu berdasarkan rangking tingkat konsumsi zat
gizi, maka cara ini paling sering digunakan dalam penelitian epidemiologi
gizi.11
Untuk memperoleh asupan gizi secara relatif atau mutlak,
kebanyakan FFQ sering dilengkapi dengan ukuran khas setiap porsi dan
jenis makanan. Karena itu FFQ tidak jarang ditulis sebagai riwayat pangan
semikuantitatif (semiquantitative food history). Asupan zat gizi secara
keseluruhan diperoleh dengan jalan menjumlahkan kandungan zat gizi
masing-masing pangan. Sebagian FFQ justru memasukkan pertanyaan
tentang bagaimana makanan biasanya diolah, penggunaan makanan
suplemen, serta makanan bermerek lain.24
12
2.3 Asupan Kabohidrat
2.3.1 Kabohidrat
Karbohidrat merupakan sumber utama bagi manusia. Rakyat
Indonesia mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar. Hal ini
dibuktikan dengan hasil perhitungan oleh Biro Pusat Statistik dalam
Neraca Bahan Makanan 1990 yang menyatakan bahwa di Indonesia energi
berasal dari karbohidrat merupakan 72% jumlah energi rata-rata sehari
yang dikonsumsi oleh penduduk. Sedangkan di negara-negara maju seperti
Amerika Serikat dan Eropa Barat, angka konsumsi karbohidrat lebih
rendah yaitu rata-rata 50%.4 Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan matahari
membentuk karbohidrat dari karbon dioksida (CO2) yang berasal dari
udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat dalam ilmu gizi dibagi dalam
dua golongan, yaitu:
a. Karbohidrat sederhana. Terdiri atas monosakarida, disakarida, gula
alkohol, dan oligosakarida.
b. Karbohidrat kompleks. Terdiri atas polisakarida dan serat.
Fungsi dari karbohidrat yaitu sebagai sumber energi, pemberi rasa
manis pada manusia, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, dan
membantu pengeluaran feses. Adapun sumber karbohidrat adalah padi-
padian, umbi-umbian, kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olahan
bahan-bahan ini seperti nasi, mie, bihun, roti, tepung, selai, sirup, dan
sebagainya.4
2.3.2 Sumber Karbohidrat
Sumbangan yang berasal dari karbohidrat pada berbagai makanan
dapat dilihat pada tabel. 2 dan 3. Sumber utama karbohidrat yang dapat
dicerna berasal dari nabati. Makanan yang berasal dari tanaman ini juga
merupakan satu-satunya sumber serat.
13
Tabel.2 Derajat kemanisan8
Sebagai standar glukosa = 100
Fruktosa 173
Sukrosa 100
Glukosa 74
Glalaktosa 32
Maltosa 32
Laktosa 16
Hutalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatra Utara.
Tabel. 3 Bahan makanan sumber kabohidrat8
Bahan makanan KH gr/100 bahan
Beras 76-80
Singkong 35
Gaplek 81
Ubi rambat 28
Jagung 64-74
Kentang 19
Gandum 77
Sagu 85
Hutalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatra Utara.
Tabel.4 sumber kabohidrat yang berasal dari hewani dan nabati8
Bahan pangan KH terutama dalam
bentuk
Persen energi berasal dari
KH
Hewani
Ikan - Dapat diabaikan
Kerang-kerangan
Tiram Glikogen 20-25
Kepiting
Udang Glikogen 2-4
14
Bahan pangan KH terutama dalam
bentuk
Persen energi berasal dari
KH
Daging - Dapat diabaikan
Hati (berbagai hewan) Glikogen 10
Susu
Sapi Laktosa 30-50
ASI Laktosa 50
Nabati
Biji-bijian Pati 65-90
Kentang Pati 80
Buah-buahan Glukosa, fruktosa,
sukrosa
80-95
Sayuran Sukrosa, amilum 60-90
Jamur Amilum 40-50
Hutalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatra Utara.
Makanan yang berasal dari hewan yang mengandung karbohidrat
dalam jumlah cukup banyak adalah susu, tiram, dan hati.8
2.3.3 Fungsi dan Peranan kabohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah:
1. Sebagai sumber energi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori)
bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat
diubah langsung menjadi energi untuk aktivitas tubuh dan sebagian
lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di otot. Ada beberapa
jaringan tubuh seperti sistem saraf dan eritrosit, hanya dapat
menggunakan energi yang berasal dari karbohidrat saja.8
2. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi.
Kebutuhan tubuh akan energi merupakan prioritas pertama; bila
karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan energi
tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau
cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan
15
menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil energi. Dengan
demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka
keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari
lagi.8
3. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat
mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.8
4. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.8
5. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh.
Laktosa misalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa
merupakan merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.8
6. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna,
mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan,
memperlancar defekasi.8
16
2.4 Kerangka Teori
Keterangan:
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
Gambar 1 Kerangka teori
Status Gizi Status ekonomi keluarga dan
pekerjaan
Gaya hidup
Pengetahuan
Kultur budaya dan agama
Asupan karbohidrat
Geografi
17
2.5 Kerangka Konsep
Gambar 2 Kerangka konsep
lemak protein karbohidrat
Asupan kalori
Kemiskinan dan tidak ada
pekerjaan
Pemerataan pangan
Kebiasaan dan larangan makanan minuman
Pola makan 4 sehat 5
sempurna
ekonomi Kultur budaya dan agama
pengetahuan geografi
penyakit
Remaja
Kebiasaan makan buruk
Konsumsi gula berlebih
anoreksia
Status gizi
klinis biokimia biofisik antropometri
pengukuran
BB/U, TB/U, IMT/U, BB/TB
FFQ
18
2.6 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah yang memiliki batasan sebagai
berikut:
Tabel 5 Definisi operasional
no Variable Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur
1 Status gizi Status gizi adalah ukuran
kecukupan asupan gizi
seseorang yang diukur
berdasarkan persentil berat
badan terhadap umur
(BB/U), tinggi badan
terhadap umur (TB/U), dan
indeks masa tubuh
terhadap umur (IMT/U)
CDC 2000. Dan
waterlow
Obesitas >P95,
overweight P85-P95,
normal P5-P85, kurang
<P5.
Obesitas, >120%, Gizi
lebih, 110%-120%,
Gizi baik, 90-110%,
Gizi kurang, 70-90%,
Gizi buruk, <70%
2 Tinggi
badan
Tinggi badan merupakan
rata-rata hasil dua kali
pengukuran dari panjang
badan subyek yang diukur
dari puncak kepala sampai
mata kaki pada saat
dilakukan pengumpulan
data.
Pengukuran
tinggi badan
menggunakan
alat ukur gm-
td150
hasilnya dinyatakan
dalam centimeter (cm)
3 Berat
badan
Berat badan merupakan
rata-rata hasil dua kali
pengukuran dari massa
tubuh subyek yang
ditimbang saat
pengumpulan data.
Berat badan
diukur dengan
alat gm-td150
Hasilnya dinyatakan
dalam kilogram (kg)
4 Usia Usia merupakan selisih
dari tanggal pengambilan
kalkulator Anak-anak berusia 13-
15 tahun dan sedang
19
data primer dengan tanggal
lahir
menempuh pendidikan
formal di sekolah
5 Asupan Banyaknya kandungan
karbohidrat pada pangan
yang dikonsumsi
Angka
kecukupan gizi
(AKG)
50-60% dari total
kalori perhari25
20
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah potong lintang karena pada
penelitian proses pengambilan data hanya satu kali.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Pengambilan data dilaksanakan selama 4 hari pada tanggal 13-16
April 2015 pada saat jam pembelajaran di kelas berlangsung.
3.2.2 Tempat Penelitian
Pengambilan data dilakukan di Madrasah Pembangunan
Tsanawiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengolahan data dilakukan
di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Syarif
Hidayatullah, Jl. Kertamukti no. 05, Pisangan Ciputat 15419, Tangerang
Selatan.
3.3 Sumber Data
Data yang digunakan adalah data primer dari hasil pengukuran antropometri
dan wawancara konsumsi makanan dengan menggunakan metode Food
Frequency Questioner (FFQ) pada subyek.
3.4 Populasi
3.4.1 Populasi Target
Populasi target dari penelitian ini adalah anak sekolah usia 13 – 15 tahun.
3.4.2 Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah anak sekolah usia 13 – 15
tahun yang bersekolah di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat,
Tangerang Selatan.
3.5 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel
Cara pemilihan sampel dengan menggunakan metode random sampling yakni
secara acak dipilih anak yang berusia 13 – 15 tahun yang bersekolah di Madrasah
Pembangunan Tsanawiyah Ciputat, Tangerang Selatan pada tahun 2015 yang
memenuhi kriteria penelitian.
21
3.6 Estimasi Besar Sampel
Estimasi besar sampel ditentukan berdasarkan rumus deskriptif sebagai
berikut:
(Zα)2 x P Q
n = ____________________
d2
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang terdapat dalam rumus di atas
ditetapkan sebagai berikut:
n = besar sampel
P = proporsi subyek yang memiliki status gizi kurang bernilai 11,1%
Q = 1 – P
d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki bernilai 0,085
α = tingkat kemaknaan bernilai 0,05
Zα = telah ditetapkan bahwa α adalah 0,05 sehingga Zα bernilai 1,96
Apabila seluruh nilai-nilai di atas dimasukkan ke dalam rumus akan
diperoleh sebagai berikut:
(1,96)2 x 11,1 % x (1-11,1%)
n = ___________________________
(0,085)2
n = 52
3.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.7.1 Kriteria Inklusi
Kriteria subyek yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah:
1. Anak berusia 13 – 15 tahun laki - laki dan perempuan
2. Bersekolah di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat,
Tangerang Selatan tahun 2015
3. Bersedia mengikuti penelitian
4. Masuk sekolah pada saat penelitian berlangsung
3.7.2 Kriteria Eksklusi
Subyek yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini adalah:
22
1. Sedang menjalani ujian pada saat pengambilan data
2. Tidak mendapat izin dari orang tua
3. Sedang sakit berat walaupun masuk sekolah
3.8 Cara Kerja
3.8.1 Pengumpulan Data
3.8.1.1 Data Umum
Pengumpulan data umum didapatkan dari data yang dimiliki oleh
sekolah yaitu meliputi usia, jenis kelamin dan tingkatan kelas anak
sekolah usia 13 – 15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah
Ciputat, Tangerang Selatan tahun 2015. Data tersebut diperoleh saat
dilakukan wawancara FFQ dilakukan.
3.8.1.2 Data Antropometri
a. Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan dilakukan sebanyak dua kali dengan alat
gm-td150 yang ditempatkan di dinding yang rata. Data tinggi badan yang
dimasukkan adalah rata-rata dari hasil dua kali pengukuran. Anak
diminta melepas sepatu dan berdiri di atas alat. Punggung, pantat, dan
tumit menempel pada alat dengan kepala dan pandangan lurus kedepan.
Alat ditarik ke atas hingga menempel ubun-ubun anak. Membaca hasil
pengukuran pada alat.
b. Pengukuran Berat Badan
Pengukuran berat badan dilakukan sebanyak dua kali dengan alat
gm-td150. Data berat badan yang dimasukkan adalah rata-rata dari hasil
dua kali pengukuran. Anak diminta melepas sepatu, berdiri di atas
timbangan dan pandangan lurus ke depan. Anak naik ke atas timbangan
lalu membaca angka yang muncul pada alat untuk beberapa saat
kemudian turun dari tambangan lalu membaca angka yang muncul pada
alat.
3.8.1.3 Data Wawancara Konsumsi Makanan
Wawancara konsumsi makanan dilakukan dengan metode Food
Frequency Questioner (FFQ). Dari metode tersebut didapatkan data
mengenai pola dan jumlah asupan makanan selama periode harian,
23
mingguan, dan bulanan. Wawancara ini dibantu dengan food model
untuk memudahkan subyek memberikan gambaran mengenai besar
asupan makanannya. Wawancara berlangsung sekitar 20 – 40 menit
untuk setiap anak.
3.8.2 Pengolahan Data
3.8.2.1 Pengolahan Data Antropometri
Data yang didapatkan diolah dengan cara yang terpisah:
1. Penghitungan umur subyek
Data umum berupa jenis kelamin, tanggal lahir, dan tanggal
dilakukannya penelitian dihitung manual dengan kalkulator. Selisih dari
tanggal lahir dan tanggal penelitian akan didapatkan data usia subyek
dalam hitungan bulan.
2. Klasifikasi Waterlow dan CDC 2000
Data berupa berat badan dan tinggi badan dihitung menggunakan
rumus:
BB/TB/IMT subyek
Persenan BB/TB/IMT = _________________________
X 100%
BB/TB/IMT actual
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang terdapat dalam rumus
di atas ditetapkan sebagai berikut:
BB/TB/IMT subyek = nilai yang berasal dari pemeriksaan subyek
BB/TB/IMT actual = nilai normal pada presentil 50 kurva CDC 2000
Setelah semua data diolah selanjutnya data tersebut dimasukkan
ke dalam SPSS 23 untuk menentukan status gizi subyek. Status gizi
dikategorikan menjadi 5 jenis menurut klasifikasi waterlow untuk BB/U
dan TB/U16
: Gizi buruk: <70%, gizi kurang: 70-90%, gizi baik: 90-
110%, gizi lebih: 110-120%, obesitas: >120%. Untuk IMT/U dengan
klasifikasi CDC 200018
: underweight <P5, normal P5-P85, overweight
P85-P95, obesitas >P95.
3.8.2.2 Pengolahan Data Wawancara Konsumsi Makanan
Data yang didapatkan melalui Food Frequency Questioner (FFQ)
dimasukkan dan diolah menggunakan aplikasi Nutrisurvey yang akan
24
menghasilkan jumlah asupan kabohidrat dari makanan setiap harinya
pada subyek. Selanjutnya data asupan kabohidrat dihitung berdasarkan
perbandingannya terhadap total asupan kalori subjek dengan rumus:
4 X kabohidrat (gr)
Asupan kalori kabohidrat = _________________________
X 100%
Total asupan kalori
Tingkat asupan kalori kabohidrat yg cukup adalah 50-60% dari
total asupan kalori.
3.8.2.3 Analisis Statistik
Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan SPSS 23.0. Analisis
data meliputi:
a. Analisis univariat
Analisis univariat meliputi penghitungan proporsi variabel dalam
bentuk persentase dan uji normalitas. Proporsi jenis kelamin, usia,
asupan kabohidrat, dan status gizi disajikan dalam bentuk persentase. Uji
normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov test dilakukan untuk
sebaran BB dan TB berdasarkan jenis kelamin. Apabila p>0,05 maka
data memiliki distribusi normal sehingga dituliskan dalam bentuk mean
± SD. Apabila p<0,05 maka data memiliki distribusi tidak normal
sehingga dituliskan dalam bentuk median min-max hanya mencerminkan
nilai terkecil dan terbesar.
3.8.3 Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel dan disertai dengan penjelasan
deskriptif.
3.8.4 Pelaporan Data
Data yang telah diolah dilaporkan dalam bentuk makalah laporan
penelitian yang kemudian dipresentasikan di depan penguji skripsi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Hidayatulloh Jakarta.
3.9 Identifikasi Variabel
Variabel pertama : asupan kabohidrat
Variabel kedua : status gizi
25
3.10 Etika Penelitian
1. Penelitian ini telah mendapat izin etik dari pembimbing etik modul riset.
2. Responden sudah mendapat penjelasan singkat mengenai penelitian yang akan
dilakukan, setelah itu responden dimintai persetujuannya dari orang tua lewat
surat perizinan yang telah ditanda tangani orangtua untuk dilakukan
pengambilan data. Hasil dari pengambilan data akan dirahasiakan dan hanya
akan digunakan untuk tujuan penelitian. Responden berhak menolak
mengikuti penelitian ini.
26
BAB 4
HASIL DAN DISKUSI
4.1 Sebaran Karakteristik Sosio Demografik Subyek
Penelitian ini dilakukan dengan subyek penelitian sebanyak 54 anak yaitu
anak usia 13 – 15 tahun yang bersekolah di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah,
ciputat pada tahun 2015.
Tabel 6. Sebaran karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin dan usia (n = 54)
Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
19
35
35,2
64,8
Usia
13 tahun
14 tahun
36
18
66,7
33,3
Dari tabel di atas, dapat diketahui laki-laki 19 subyek (35,2%) dan
perempuan 35 subyek (64,8%). Rata-rata subyek berumur 13-14 tahun, umur
terbanyak adalah 14 tahun yaitu 36 orang (66,7%).
Tabel 7. Sebaran BB dan TB subyek
Jenis kelamin BB TB
Laki-laki 52,22 (35,395 - 69,045) 165,05 + 1,9
Perempuan 48,79 +1,9 153,34 + 1,33
Dari tabel di atas, diketahui sebaran BB laki-laki tidak normal sehingga
diperoleh nilai median 52,22 dengan interquartile range 33,65. Untuk TB laki-laki,
BB perempuan dan TB perempuan normal sehingga diperoleh nilai mean 165,05
(+1,9), 48,79 (+1,9), dan 153,34 (+1,33).
27
4.2 Status Gizi
Tabel 8. Sebaran subyek berdasarkan klasifikasi indikator status gizi (n = 54)
Klasifikasi indikator status gizi Jumlah (n) Persentase (%)
Status gizi berdasarkan BB/U
Obesitas, >120%
Gizi lebih, 110%-120%
Gizi baik, 90-110%
Gizi kurang, 70-90%
Gizi buruk, <70%
Status gizi berdasarkan TB/U
Tinggi, 110%-120%
Normal, 90-110%
Pendek, 70-90%
Status gizi berdasarkan IMT/U
Obesitas, >P95
Overweight, P85-P95
Normal, P5-P85
Underweight, <P5
13
8
21
11
1
3
50
1
7
5
41
1
24,1
14,
38,9
20,4
1,9
5,6
92,6
1,9
13
9,3
75,9
1,9
Dari tabel di atas, berdasarkan indikator status gizi menurut BB/U, 21 subyek
(38.9% dari total sampel) memiliki status gizi baik. Berdasarkan indikator status
gizi menurut TB/U, 50 subyek (92.6% dari total sampel) memiliki tinggi badan
normal. Berdasarkan indikator status gizi menurut IMT/U, 41 subyek (75,9% dari
total sampel) memiliki status gizi normal.
Pengambilan BB dan TB pasien menggunakan alat antropometri gm-td150.
Status gizi BB/U, TB/U, dan IMT/U menunjukan rata-rata status gizi subyek umur
13-14 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah pada tahun 2015 cukup baik.
Walaupun 13% dari IMT/U dan 24,1% dari BB/U mengalami obesitas. Hasil yang
sama ditunjukan dari penelitian Erpridawati DD, berdasarkan IMT/U, 87,2%
siswa/i SMP Karanganyar memiliki status gizi normal. Hasil yang sama juga
ditunjukan dari penelitian Miroslav Pysz, dkk, berdasarkan IMT/U anak-anak usia
sekolah di Poland umur 10-12 tahun memiliki status gizi normal 74,9% pada laki-
28
laki dan 81,2% pada perempuan. Pada underweight terdapat 4,2% dan 3,4%,
overweight 15,6% dan 10%, obesitas 5,3% dan 5,4%.26
4.3 Asupan Kabohidrat
Tabel 9. Sebaran subyek berdasarkan tingkat asupan kabohidrat (n = 54)
Tingkat asupan kabohidrat Jumlah (n) Persentase (%)
Lebih, >60% 10 18,5
Cukup, 50-60% 16 29,6
Kurang, <50% 28 51,9
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan asupan karbohidrat kurang (51,9%)
lebih banyak dibandingkan akumulasi asupan karbohidrat cukup dan asupan
karbohidrat lebih (48,1%).
Pada penelitian ini metode untuk mengukur rata-rata asupan kabohidrat
perhari subyek adalah dengan FFQ. Asupan karbohidrat yang cukup adalah 50-
60%25
total asupan kalori yang dianjurkan yaitu 2475 kkal27
, sehingga berkisar
1237,5-1485 kkal atau setara dengan 309,375-371,25 gram karbohidrat per hari.
Asupan karbohidrat yang dianjurkan oleh riskesdas 2013 adalah 340 gram per
hari.
Dari tabel 9 diatas, lebih dari 50% total sampel memiliki asupan
karbohidrat kurang. Penelitian dilakukan di Tsanawiyah Madrasah Pembangunan
yang termasuk sekolah swasta untuk pendapatan menengah keatas, sehingga kecil
kemungkinan bahwa rata-rata asupan karbohidrat siswa/i tersebut kurang. Namun
kesalahan saat pengumpulan data bisa menjadi faktor kesalahan presentasi data.
Pengumpulan data FFQ sangat bergantung pada daya ingat responden,
kemampuan responden memperkirakan porsi atau berat makanan dan minuman
yang di konsumsi, tingkat motivasi responden dan kegigihan pewawancara.28
Berbeda dengan penelitian Aziz S dan Hosain K. asupan karbohidrat anak
umur 6-16 tahun di Pakistan cukup tinggi29
(range: 60-74%). Metode yang
digunakan adalah potong lintang dengan pengumpulan data menggunakan food
recall 24 jam. Semua anak-anak golongan kelas sosio ekonomi di beberapa area
Pakistan sering mengkonsumsi makanan dan jajanan dengan jumlah karbohidrat
yang tinggi serta rendah protein. Banyaknya asupan karbohidrat tidak hanya
29
bergantung oleh kelas sosioekonomi saja tapi juga bergantung oleh sebaran menu
makanan di wilayah tersebut.29
Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap
piramida makanan bisa menjadi faktor penyebab lain.30
Food recall 24 jam yang digunakan sebagai gold standard yang memiliki
kelebihan tidak membebani responden, dengan respon yang cukup tinggi selain itu
memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga
dapat dihitung intake zat gizi sehari sehingga validitas dari metode ini juga tinggi
untuk menggambarkan actual intake zat gizi dibandingkan dengan metode lain.28
Walaupun metode yang saya gunakan menggunakan FFQ namun beberapa
penelitian menunjukan FFQ sama baiknya dengan food recall (FR) 24 jam, seperti
hasil penelitian yang dilakukan oleh Razif M, dkk (2011) di Malaysia, yang
mendapatkan bahwa dalam menilai asupan energy, lemak, protein, karbohidrat,
vit.A, vit.C, dan vit.E, dengan menggunakan metode SQ-FFQ dan metode FR 24
Jam memiliki korelasi yang kuat.31
Ini menunjukkan bahwa SQ-FFQ dapat
menghasilkan hasil yang sebanding dengan FR 24 jam, hal ini membuktikan
bahwa SQ-FFQ sama baiknya digunakan untuk menilai asupan zat gizi makro.28
4.4 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini besar sampel yang digunakan menggunakan presisi 8,5%.
Peneliti tidak menggunakan presisi 5% yang membuat besar sampel lebih
bermakna. Hal ini dikarenakan kesalahan awal peneliti dalam penentuan presisi,
yang mana presisi awal adalah 10% sehingga sampel lebih kecil, berkisar 38
sampel. Dalam pelaksanaan pengambilan data, sampel dilebihkan menjadi 56
sampel dengan harapan dapat memperbesar kebermaknaan sampel. Namun setelah
dilakukan revisi ternyata presisi tidak boleh melebihi 5% sehingga jumlah sampel
berkisar 151 sampel. Karena keterbatasan waktu maka disimpulkan tidak
dilakukan pengambilan data ulang dan besar sampel tetap menjadi 56 dengan
presisi diganti menjadi 8,5%.
Setiap subyek sebelum dilakukan wawancara diminta tanda tangan orang tua
lewat surat perizinan melakukan penelitian dan diberikan waktu 1 hari untuk
meminta izin ke orang tua. Besoknya peneliti mengambil surat izin yang sudah
terkumpul di ruang guru BP, namun subyek yang mengumpulkan hanya 20 orang
30
dari 300 anak. Karena pertimbangan waktu maka pada hari itu juga dipilih secara
acak 7 subyek dari setiap kelas yang berjumlah 8 kelas, ditambah dengan subyek
yang telah mengumpulkan surat izin maka terkumpul 56 subyek. 2 orang subyek
ternyata masuk kriteria eklusi karena berumur 12 tahun sehingga hanya 54 subyek
yang diolah datanya.
Data asupan karbohidrat diambil dengan metode food frequency questionare
(FFQ). Subyek ditanya frekuensi asupan makanan tertentu dalam beberapa hari,
minggu dan bulan terakhir. Untuk menyamakan persepsi takaran makanan dengan
peneliti maka digunakan food model. Penggunaan food model yang kami miliki
memliki kekurangan yaitu kurangnya keberagaman model makanan yang sesuai
dengan food frequency questionare. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan
pendapat ahli gizi agar takaran yang disarankan lebih mendekati dari takaran yang
sebenarnya.
Status gizi ditentukan berdasarkan persen BB/U, TB/U, IMT/U dan BB/TB.
Tapi penggunaan BB/TB digunakan untuk anak yang baru lahir sampai umur 2
tahun. Sedangkan IMT/U digunakan untuk anak umur 2 tahun sampai 19 tahun,
sehingga persen status gizi BB/TB tidak digunakan.16,17,19,20
31
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat ditarik simpulan bahwa:
1. Rata-rata subyek berumur 13 tahun. Subyek perempuan lebih banyak dari
pada subyek laki-laki.
2. Prevalensi status gizi normal berdasarkan persen BB/U, TB/U, dan IMT/U
yaitu 38,9%, 92,6% dan 75,9%.
3. Prevalensi asupan karbohidrat per hari anak sekolah tergolong kurang yaitu
51,9%.
4. Prevalensi obesitas berdasarkan BB/U dan IMT/U yaitu 24,1% dan 13%
5.2 Saran
1. Perlunya dilakukan edukasi kepada orang tua anak dan anak tentang pola
makan yang sehat dan seimbang, pentingnya mengontrol asupan makanan
hingga tidak berlebihan, pentingnya berolahraga, pentingnya asupan
kabohidrat yang seimbang, terutama di pagi hari saat aktivitas belajar di
sekolah baru dimulai.
2. Perlunya peran sekolah untuk memantau dan memberikan pengajaran
mengenai pola dan asupan makanan sehat.
3. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara asupan
kabohidrat terhadap status gizi.
4. Perlunya pengambilan data asupan karbohidrat dengan metode food recall 24
jam untuk melihat perbedaan hasil FFQ asupan karbohidrat.
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Hamurwono GB. Public Private Mix dalam Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
Kepala Direktorat Pelayanan Medik Dasar Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Depkes; 2001.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar.
Republik Indonesia: Departemen Kesehatan; 2007.
3. Dangkua AI, M. Djunaidi MD, Fatimah ST. Gambaran Asupan, Status
Gizi dan Tingkat Kepuasan Siswa Man Insan Cendikia Gorontalo.
Universitas Hasanudin.
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/11049. (accessed august
2015).
4. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Cramedia Pustaka Utama;.
2001.
5. Santoso S, et al. Kesehatan dan Gizi. 2nd
edition. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya; 2004.
6. Karyadi DM. Kecukupan Gizi yag Dianjurkan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama; 1996.
7. Suhardjo. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara; 1996.
8. Halomoan H. Karbohidrat. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatra Utara. http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-
halomoan.pdf. (accessed sept 2015).
9. Departemen Kesehatan. Glosarium Data dan Informasi Kesehatan.
http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Glosarium%202006.pdf.
(accessed sep 2015).
10. Supariasa, Bachyar B, Ibnu F. Penilaian Status Gizi. 1st edition. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC; 2001.
11. Supariasa, Bachyar B, Ibnu F. Penilaian Status Gizi. 2nd
edition. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC; 2002.
12. Jelliffe DB, Jelliffe EFP. Community Nutritional Assesment with Special
Reference to Less Technically Developed Countries. Oxford: Oxford
Universitas Press; 1989
13. Gibson, RS. Principles of Nutritional Assessment. 2nd
edition. New York:
33
Oxford University Press; 1995.
14. Sugondo. Obesitas. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Volume 3. 4th
edition. Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam: FK UI; 2006.
15. Center for Disease Control. Healthy weight Assesing BMI.
http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/index.html cdc 2011.
(accessed sept 2015).
16. Merritt RJ, Suskind RM. Nutritional survey of hospitalized pediatric
patients. Am J Clin Nutr. 1979;32:1320-5.
17. World Health Organization. World Health Organizations (WHO) growth
standards. http://www.who.int/childgrowth/standards/. (accessed sept
2015).
18. Division of Nutrition, Physical Activity, and Obesity, National Center for
Chronic Disease Prevention and Health Promotion. About child and teen
BMI.
http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/childrens_bmi/about_chi
ldrens_bmi.html. (Accessed sept 2015).
19. Ogden CL, Flegal KM. Changes in terminology for childhood
overweight and obesity. Natl Health Stat Rep. 2010;25:1-5.
20. Kuczmarski RJ, Ogden CL, Guo SS, et al. 2000 CDC growth charts for
the United States: methods and development. Vital Health Stat 11.
2002;246:1-190.
21. Bachyar, et al. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kedokteran EGC; 2002.
22. Marcdante, Karen J, et al. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Essensial. Ed. 6.
Singapore: Elseviers; 2014.
23. Diva S, Maria R. Assessing Food Consumption (Selected Issues in Data
Collection and Analysis). Division of Nutritional Sciences, Community
Nutrition Program, College of Human Ecology, Comell University. 1997.
24. Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Kedokteran EGC; 2004.
25. Samour PQ. Pediatric Nutrition. 4th
edition. Canada: Jones and Bartlett
Learning; 2013.
26. Mirosław P, Rocz PZH, et al. Relationship between the intake of energy
34
and basic nutrients and the BMI values in group of children aged 10-12.
Roczniki Panstwowego Zakladu Higieny. 2014;65(4):345-352.
27. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar.
Republik Indonesia: Departemen Kesehatan; 2013.
28. Makuituin F, Jafar N, Nadjamuddin U. Studi validasi semi-quantitatif food
frequency questionare (SQ-FFQ) dengan food recall 24 jam pada asupan
zat gizi makro remaja di SMA Islam Athira Makasar. Jurnal MKMI.
Makasar: UNHAS; 2013.
29. Aziz S, Hosain K. Carbohydrate (CHO), protein and fat intake of healthy
Pakistani school children in a 24 hour period. J Pac Med Assoc. 64 (11):
p. 1255-59. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25831641. (accessed
sept 2015).
30. Stettler N, Bhatia J, Parish A, Stallings VA. Feeding Healthy infants,
children, and Adolescents. Nutrition. In: Kleigman RM, Stanton BF, Geme
JWS, Schor NF and Behrman RE (editors). Nelson Textbook of Pediatrics.
19th ed. United States: Elsevier; 2011;160-70.
31. Razif Moh. Mal J Nutr. Semi-quantitatif food frequency questionare for
Assesment of Energy, total fat fatty acids and Vitamin A, C and E intake
among malaysia women. Makasar: UNHAS:17 (1): 1-18.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6047/JURNAL
%20MKMI%20Fatma.%20M.pdf?sequence=1. (accessed sept 2015).
35
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat izin persetujuan penelitian
Yth
Orangtua / Wali Murid Tsanawiyah
di tempat
Ciputat, 6 April 2015
Assalamualaikum wr.wb.
Dalam dunia pendidikan tinggi, penelitian sangat dibutuhkan untuk
menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baru. Penelitian juga menjadi salah satu
syarat untuk lulus dari sebuah universitas.
Kami sebagai mahasiswa/i pendidikan tinggi di UIN akan melakukan
penelitian tentang hubungan asupan makanan terhadap status gizi anak.
Atas dasar tersebut, kami mahasiswa dan mahasiswi Program Studi
Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama surat ini meminta
izin kepada orangtua/wali murid Madrasah Pembangunan Tsanawiyah untuk
mengambil data putra/i Bapak/Ibu sebagai bahan untuk penelitian kami. Adapun
data yang akan diambil berupa berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,
lingkar perut, status gizi, serta hasil wawancara tentang asupan makanan. Data
dari putra/i Bapak/Ibu tidak akan disebarluaskan ke publik dan nama putra/i
Bapak/Ibu akan dirahasiakan. Data tersebut hanya akan dipakai sebagai bahan
peneltian.
Demikian surat izin ini dibuat. Atas perizinan dan pengertiannya kami
ucapkan terimakasih.
Wass.wr.wb
Muhammad Zikri Safira Indriakasia Nuraisah Septiarini
1112103000050 1112103000058 1112103000059
Lulu Zakiah Fajr Muzzammil
1112103000069 1112103000099
36
(Lanjutan)
LEMBAR PERIZINAN PERSETUJUAN
Nama Orangtua : ........................................................................
Nama Murid : ........................................................................
Kelas : ........................................................................
Dengan ini menyetujui putra/i kami untuk diwawancarai dan diambil
datanya oleh mahasiswa/i Program Studi Pendidikan Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Data putra/i kami hanya dipakai sebagai bahan penelitian
dan nama putra/i kami tetap dirahasiakan.
Orangtua/Wali Murid Madrasah Pembangunan Tsanawiyah
............, .... April 2015
(__________________)
37
(Lanjutan)
BIODATA MURID MADRASAH
PEMBANGUNAN TSANAWIYAH
Nama : ..........................................................................
Umur : ..........................................................................
Alamat : ..........................................................................
No.telepon : ..........................................................................
No. HP : ..........................................................................
Kelas : ..........................................................................
Wali Kelas : ..........................................................................
No. Wali Kelas : ..........................................................................
Ekskul : ..........................................................................
Pembimbing Ekskul : ..........................................................................
No. Pembimbing Ekskul : ..........................................................................
Hari Ekskul : ..........................................................................
38
LAMPIRAN
Lampiran 2
Formulir food frequency questionnaire
FORMULIR FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE
Nama peneliti : Tanggal:
Nama Siswa :
Kelas :
Jenis Kelamin : L / P
Tanggal lahir : Usia:
ANTROPOMETRI
NNO PEMERIKSAAN
I II RATA-RATA
1 BERAT BADAN 2 TINGGI BADAN 3 LINGKAR LENGAN ATAS 4 IMT
Bahan Makanan
Frekuensi Jumlah Kete
rangan Harian Mingguan Bulanan jarang/tdk URT Gram
KARBOHIDRAT
Nasi
Mie
bihun
roti tawar
kentang
singkong
Ubi
Talas
jagung
ketan
tepung
39
PROTEIN HEWANI
daging sapi
daging ayam
daging kambing
Ikan segar
ikan asin
ikan kalengan
udang segar
hati sapi
hati ayam
hati kambing
Otak
telur ayam
telur bebek
telur puyuh
PROTEIN NABATI
tempe
Tehu
kacang tanah
kacang hijau
kacang kedelai
kacang merah
oncom
selai kacang
LEMAK
margarin
mentega
santan
minyak kelapa sawit
40
minyak kelapa
minyak jagung
minyak zaitun
lemak sapi
SUSU DAN PRODUKNYA
susu formula
Susu kental manis
susu pasteurisasi
Keju
es krim
yogurt
susu segar
Milo
dancow
SAYURAN
bayam
kangkung
buncis
kacang panjang
daun singkong
sawi hijau
sawi putih
caisin
touge
Kol
kembang kol
brokoli
labu siam
41
wortel
tomat
seledri
daun bawang
BUAH-BUAHAN
pisang
pepaya
jeruk
semangka
melon
Apel
mangga
Pir
jambu air
jambu biji
rambutan
Duku
nangka
kelengkeng
durian
anggur
manggis
buah naga
LAIN- LAIN
gula pasir
gula merah
madu
42
Selai
Teh
Kopi
Sirup
kecap
saus tomat
saus sambel
agar-agar
permen
biskuit
JAJANAN
cimol
nutrijel
makaroni goreng
nyam nyam
nasi goreng
kentang ulir
kwetiau
tistick keju
burger
roti manis
ayam sabana
ayam katsu
mie ayam
soto betawi
makaroni scotel
Sosis
bakso
Es
cincau
nougat
spaghetti
Oreo
somay
batagor
martabak telur
43
takoyaki
dimsum
bubur ayam
pizza sosis
pisang keju
kue bolu
sate donat
burger
baso malang
nasi bakar ayam
nasi bakar ati ampela
nasi bakar tongkol
soto lamongan
sate lontong
gado gado lontong
ketoprak
ketupat sayur
44
LAMPIRAN
Lampiran 3
Riwayat Hidup Penulis
Nama : Fajr Muzzammil
Tempat/Tanggal Lahir : Bengkulu, 11 Desember 1993
Riwayat Pendidikan :
1. SD IT IQRA Bengkulu
2. SDN Sekelo Bandung
3. SDN Buah Batu Baru Bandung
4. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarief Hidayatullah
Jakarta
5. SMA Lazuardi GIS Depok
6. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarief Hidayatullah Jakarta