Gizi Lebih, Tugas Gizi Kesmas
-
Upload
annisa-lenggogeni -
Category
Documents
-
view
28 -
download
4
description
Transcript of Gizi Lebih, Tugas Gizi Kesmas
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Masalah gizi yang terjadi di negara – negara maju dan
berkembang tidak saja masalah kekurangan zat – zat gizi esencial, tetapi juga
masalah gizi lebih yang manifestasinya berupa kelebihan berat badan. Hal ini
disebabkan tingkat ekonomi mayarakat mulai membaik sehingga mengakibatkan
konsumsi makanan terlalu berlebih baik dari segi kuantitas maupun kualitas.(1)
Sekarang ini ada kecenderungan masyarakat untuk memilih makanan yang tinggi
kalori dan lemak, tetapi rendah serat, misalnya beberapa makanan fast-food.(2)
Selain itu, dengan berkembangnya teknologi dan era globalisasi
semua menjadi serba elektrik dan serba praktis, menginginkan kemudahan efektif
dan efisien dalam melakukan aktivitas. Energi yang dikeluarkan diupayakan sekecil
– kecilnya, sebaliknya diharapkan tercapai produktivitas yang setinggi – tingginya.
Keadaan dan prinsip yang seperti itu menyebabkan energi yang masuk tubuh tidak
digunakan dan disimpan sebagai cadangan lemak dalam tubuh. Cadangan lemak
yang terlalu bertumpuk menyebabkan kelebihan berat badan bahkan menjadi
kegemukan. (1)
Kegemukan tidak saja mengganggu penampilan fisik seseorang,
terutama wanita yang menganggap kegemukan menjadikan badan tidak menarik
dan mengurangi kecantikan, tetapi juga akan mengganggu kesehatan. Seseorang
yang menderita kegemukan akan beresiko terserang penyakit jantung koroner, darah
tinggi, diabetes mellitus dan stroke. (2)
Kegemukan tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi balita
juga bisa mengalami kegemukan. Data antropometri anak balita (BB/U) yang
dikumpulkan melalui susenas dan dianalisis oleh Direktorat Bina Gizi Masyarakat
(BGM) Depkes dengan menggunakan kriteria + 2.0 SD sebagai ambang batas gizi
lebih atau kegemukan, menunjukkan bahwa dalam 10 tahun (1989 – 1999)
1
prevalensi gizi lebih meningkat dari 0.77 % hingga 4.48%. Tahun 1996/1997
prevalensi kegemukan pada laki – laki adalah sebesar 12.8 % dan pada perempuan
20.0 % dengan melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) pada orang
dewasa umur 19 – 65 tahun.(3)
II. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengertian dari gizi
lebih , mengetahui penyebab dan resiko gizi lebih dan mengetahui program
penanggulangan gizi lebih dan hubungannya dengan PUGS (Pedoman Umum Gizi
Seimbang).
III. Sitematika Penulisan
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
I. Latar Belakang
II. Tujuan Penulisan
III. Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan
I. Pengertian Gizi lebih
II. Penyebab dan Resiko Gizi Lebih
III. Upaya Penanggulangan gizi lebih dan hubungan dengan
PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang).
2
BAB IIPEMBAHASAN
I. Pengertian Gizi Lebih
Gizi lebih adalah terdapatnya timbunan lemak yang berlebihan
dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Timbunan lemak terjadi bila
jumlah lemak melebihi 3 % dari berat badan. Jumlah ini berbeda antara pria dan
wanita . Jumlah lemak yang normal adalah 12 – 20 % ddari berat badan padda pria
dewasa muda (18 – 30 tahun) dan 20 – 25 % dari berat badan pada wanita dewasa
muda (18 – 30 tahun). Proporsi ini akan meningkat sesuai dengan peningkatan
ummur. Pada pri dewasa tua (>30 tahun), jumlah lemak mencapai 27 % dari berat
badan sedangkan pada wanita dewasa tua (>30 tahun) jumlahnya mencapai 30% dari
berat badan. (2)
Kegemukan pada orang dewasa umur diatas 18 tahun dapat diukur salah
satunya dengan indeks massa tubuh (IMT). Indeks massa tubuh diketahui dengan
mengukur berat badan (BB) dalam kilogram dan tinggi badan (TB) dalam meter.
Rumus IMT yang digunakan BB dibagi (TB)2. Status gizi dikatakan gemuk bila
perhitungan IMT nilainya di atas 25,0 dan dikatakan gemuk tingkaat berat (obesitas)
bila nilai IMT di atas 27,0.
Pengertian lain dari gizi lebih adalah berlebihnya atau kelebihan energi di
dalam hidangan yang dikonsumsi, terhadap kebutuhan atau penggunaannya.
Kelebihan energi didalam tubuh diubah menjadi lemak dan ditimbun di tempat-
tempat tertentu. (5)
Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas yang dapat dibedakan
menjadi beberapa macam yang didasarkan pada letak timbunan lemak pada tubuh,
kondisi sel dan kegemukan menurut usia.
3
A. Berdasarkan letal timbunan lemak
Berdasarkan penyebaran lemak dalam tubuh, ada 2 tipe kegemukan:
1. Tipe buah apel (tipe android).
Penumpukan lemak bagian tubuh sebelah atas yaitu sekitar dada, pundak,
leher dan muka. Pada umumnya dialami oleh wanita yang sudah menopouse dan
pada pria. Lemak yang menumpuk pada tipe ini sebagian besar merupakan lemak
jenuh yang mengandung sel-sel lemak yang besar. Kegemukan pada tipe ini lebih
muda untuk menurunkan BB asal melaksanakan diet, olah raga dan disiplin.
2. Tipe buah pear (tipe ginoid).
Mempunyai timbunan lemak pada bagian bawah tubuh, yaitu sekitar
perut, pinggul, paha dan pantat. Tipe ini banyak diderita oleh wanita. Jenis
timbunan lemaknya adalah tidak jenuh. Tipe ini lebih sukar untuk menurunkan
berat badan.
B. Berdasarkan kondisi sel.
Kegemukan ini hanya dapat diketahui jika dianalisa secara medis. Ilmuan
Hirsch dan Knittle membagi kegemukan menjadi beberapa tipe:
1. Tipe hiperplastik
Seseorang mempunyai jumlah sel lebih banyak dibandingkan dengan kondisi
normal, tetapi ukuran selnya sama dengan ukuran sel normal. Biasanya terjadi
pada masa kanak-kanak.
2. Tipe hipertropik.
Mempunyai jumlah sel yang normal, tetapi ukurannya lebih besar dari ukuran sel
normal . biasanya terjadi setelah dewasa.
4
3. Tipe hiperplastik- hipertropik.
Mempunyai jumlah dan ukuran sel yang melebihi normal. Biasanya kegemukan
ini terjadi sejak masa kanak- kanak dan berlangsung terus hingga dewasa .
C. Kegemukan menurut usia.
Dibedakan menjadi beberapa bagian:
1. Masa bayi (infancy-onset obesity).
Disebabkan kurangnya pengetahuan ibu dalam memberi makan pada
bayinya. Oleh karena itu seorang ibu harus mengetahui waktu yang tepat
untuk memberi makan bayinya.
2. Kegemukan pada waktu kanak-kanak (childhood-onset obesity)
Disebabkan karena perilaku makan yang salah dan kurangnya anak
melakukan aktifitas fisik. Disisi lain menjamurnya iklan makanan pada media
elektronik dan media cetak membuat anak cendrung konsumtif.
3. Kegemukan saat dewasa (adult-onset obesity).
Terjadi menjelang usia 30 tahun. Hal ini disebabkan pada masa itu karir
seseorang mulai mantap sehingga sering terlibat dalam pertemuan-pertemuan
seperti; rapat, makan siang atau makan malam bersama dan pesta yang tak
luput dari soal makanan lezat. Disisi lain karena tanggung jawab terhadap
pekerjaan semakin tinggi, kebanyakan tidak mempunyai waktu untuk berolah
raga. (2)
5
II. Penyebab dan Resiko Kegemukan.
A. Penyebab Kegemukan.
Menurut para ahli, didasarkan pada hasil penelitian, obesitas dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Genetik.
Faktor genetik yang dimaksud adalah faktor keturunan yang berasal dari
orang tuanya. Seringkali dijumpai anak-anak yang gemuk dari keluarga yang salah
satu atau kedua orang tuanyagemuk juga. Pada saat ibu yang obesitas sedang hamil
maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara
otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan.(6)
Penelitian gizi di Amerika Serikat melaporkan bahwa anak-anak dari orang tua
dengan berat badan normal mempunyai peluang 10% menjadi gemuk. Bila salah satu
orang tua gemuk, peluang anak menjadi gemuk 40-50%. Bila ke-2 orang tuanya
gemuk, peluang anak 70-80% menjadi gemuk.(2)
2. Kerusakan pada salah satu bagian otak.
Perilaku makan seseorang dikendalikan oleh sistem pengontrol yang
terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus. Dua bagian hipotalamus
yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang
menggerakkan nafsu makan, dan hipotalamus Ventromedial (HVM) yang bertugas
merintangi nafsu makan. Dari hasil penelitian, bila HL rusak maka individu menolak
makan dan minum. Bila HVM rusak maka seseorang akan menjadi rakus dan
kegemukan.
3. Pola makan berlebihan.
Pola makan berlebihan cendrung dimiliki oleh orang yang kegemukan.
Orang yang kegemukan biasanya cendrung lebih responsif terhadap isyarat lapar
eksternal seperti rasa, bau makanan dan saatnya waktu makan. Mereka cendrung bila
6
merasa ingin makan, bukan makan pada saat lapar. Apabila tidak memiliki control
dan motivasi yang kuat untuk mengurangi BB akan sulit keluar dari kegemukan.
4. Kurang melakukan aktifitas fisik.
Aktifitas fisik akan membakar kalori dalam tubuh. Jika asupan kalori
kedalam tubuh berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktifitas fisik yang seimbang
akan menyebabkan tubuh mengalami kegemukan.(2)
5. Pengaruh Emosional.
Seseorang yang sedang mengalami stress tidak melakukan aktifitas fisik
yang mampu membakar energi, maka kelebihan energi tersebut akan disimpan
sebagai lemak. Proses ini akan menyebabkan glukosa darah menurun sehingga
menyebabkan rasa lapar pada orang yang sedang mengalami tekanan psikologis.
B. Resiko Kegemukan
1. Segi fisik.
Dalam pergaulan sehari-haari, orang yang menderita kegemukan akan
rendah diri karena merasa penampilannya kurang enak dipandang mata.
Penderita kegemukan akan mengalami gangguan dalam aktifitas keseharian
atau kurang lincah. Selain itu ada penderita kegemukan yang merasa kurang
percaya diri sehingga sering kali mengalami depresi atau tekanan, baik yang
datang dari dirinya maupun lingkungannya.
2. Penyakit degeneratif akibat kegemukan.
Tekanan darah tinggi.
Menurut penelitian, penderita kegemukan yang berusia 20-39
tahun mempunyai resiko 2 kali lipat teerserang hipertensi.
Penyakit jantung koroner.
Hasil penelitian menujukan bahwa dari 500 penderita kegemukan,
sekitar 88% mendapat resiko terserang penyakit jantung koroner.(2)
7
Diabetes Militus.
Penelitian di Jakarta tahun 1982, penyakit diabetes militus banyak
terdapat pada orang gemuk (6,7%), dibandingkan dengan orang
tidak gemuk (0,59%). (5)
Kanker.
Hasil penelitian terbaru menujukan laki-laki yang mengalami
obesitas akan beresaiko lebih tinggi mengalami kanker usus besar,
rektum dan kelenjer prostate, dan pada wanita ; obesitas mengalami
resiko terkena penyakit kanker payudara dan rahim.
Arthritis & Gout.
Orang yang menderita kegemukan mempunyai resiko tinggi
terhadap penyakit arthritis (radang sendi) . Gout merupakan salah
satu penyakit arthritis. Penyakit ini disebabkan meningkatnya kadar
asam urat dan terbentuknya kristal asam urat pada sendi.(2)
III. Upaya penanggulangan gizi lebih dan hubungannya dengan PUGS (Pedoman
Umum Gizi Seimbang).
Masalah gizi lebih muncul dipermukaan pada tahun-tahun terakhir PJP I,
yaitu awal tahun 1990-an. Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat
tertentu, terutama diperkotaanmenyebabkan perubahan dalam gaya hidup terutama
pada pola makan. Pola makan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi
serat kasar dan rendah lemak, berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat,
rendah serat kasar, dan tinggi lemak. Sehingga menggeser mutu makanan kearah
tidak seimbang.(3) Makanan yang tidak seimbang dapat mengakibatkan kegemukan,
daya tahan tubuh kurang, gangguan kesehatan kulit dan rambut, serta mempercepat
timbulnya penyakit degeneratif.
Untuk menganjurkan masyarakat mencapai pola makan yang baik dan
benar, perla dipandu dengan pedoman yang dapat memberikan arahan dalam
mengkonsumsi gizi seimbang yaitu buku Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).(7)
8
Kosep dasar gizi seimbang adalah dalam pemberian makanan harus memperhatikan
kemampuan tubuh seseorang mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktifitas,
dan kondisi lain seperti sakit, hamil, dan menyusui.
Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok
zat gizi (kartbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral) dalam jumlah cukup,
tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Disamping itu manusia memerlukan air
dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali tubuh.
Masukan gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi oleh 1 jenis bahan makanan,
melainkan harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan.
Upaya menanggulangi masalah gizi ganda yakni gizi kurang dan gizi lebih adalah
membiasakan mengkonsumsi hidangan sehari-hari dengan susunan zat gizi yang
seimbang. Untuk maksud tertsebut ada 13 pesan dasar gizi seimbang yang perlu
diikuti : (8)
1. Makanlah aneka ragam makanan.
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi. Makan
makanan yang beraneka ragam akan menutupi kekurangan atau kelengkapan zat gizi
tertentu. Makanan beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber
zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan seseorang.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan gizi.
Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup nmengandung energi agar
dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari. Kecukupan energi bagi seseorang ditandai
oleh berat badan yang normal. Konsumsi energi yang berlebihan dapat mengakibat
kan kenaikan berat badan.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Karbohidrat ada 2 kelompok yaitu karbohidrat kompleks (padi-padian, umbi-
umbian, tepung, sagu dan pisang) dan karbohidrat sederhana (gula).
9
Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks dalam tubuh berlangsung
lebih lama daripada karbohidrat sederhana, sehingga tidak segera merasa lapar.
Konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari jumlah kecukupan energi. Jika
berlebihan energi akan disimpan dalam jaringan tubuh dan apabila berlangsung lama
dapat mengakibatkan kegemukan.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.
Lemak dan mionyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk
meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K.
Konsumsi lemak dan minyak paling sedikit 10% dari kebutuhan energi. Sebaiknya
menggunakan lemak dan minyak nabati karena mudah dicerna oleh tubuh. Konsumsi
lemak dan minyak dalam makanan seharí-hari tidak lebih dari 25% dari kebutuhan
energi.
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 2 bagian makanan mengandung sumber
lemak nabati dan 1 bagian lagi mengandung sumber lemak hewani.
5. Gunakan garam beryodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai berumur 4 bulan.
8. Biasakan makan pagi
9. Minumlah air bersih, aman, dan cukup jumlahnya.
10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga teratur.
Kegiatan fisik dan olah raga yang tidak seimbang dengan energi yang
dikonsumsi dapat mengakibatkan berat badan lebih atau berat badan kurang.
Untuk mempertahankan berat badan normal, upayakan agar kegiatan fisik dan olah
raga selalu seimbang dengan masukan energi yang diperoleh dari makanan seharí-
hari.
10
11. Hindari minum minuman beralkohol.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas. (8)
Apabila anjuran PUGS diterapkan dalam kehidupan seharí-hari, maka
dapat dicegah kemungkinan menderita gizi lebih yang menyebabkan kegemukan ,
dan penyakit-penyakit yang menyertainya. Berdasarkan hal tersebut perlu dibuat
program – program yang mendukung penurunan prevalensi penderita gizi lebih.
Program yang tepat sangat menentukan keberhasilan dalam meningkatkan
pengetahuan ibu-ibu dan keluarga tentang gizi seimbang.
Program – program yang akan dilaksanakan antara lain adalah :
1. penyuluhan pesan gizi seimbang
beberapa cara penyampaian pesa gizi seimbang berdasarkan sasaran, metoda,
media dan tempat adalah sebagai berikut :
SASARAN METODE TEMPAT MEDIA
- ibu balita
- pengasuh
- Tetangga
- komunikasi
langsung
* perorangan
* Kelompok
- posyandu
- puskesmas
- rumah
- pengajian
- arisan
- booklet
- lembar balik
- model makanan
- komunikasi tidak
langsung
- temp
at – tempat
umum
- pusk
esmas
- polin
des
- rad
io
- po
ster
- bill
board
- spa
nduk dll
11
2. melaksanakan pemantauan secara berkala berat badan dan tinggi badan di
posyandu, sekolah dan rumah tangga.
3. melaksanakan olah raga secara berkala di tempat kerja, sekolah dan tempat –
tempat umum.
BAB III
KESIMPULAN
1. Masalah gizi yang terjadi di negara – negara maju dan berkembang tidak saja
masalah kekurangan zat – zat gizi esencial, tetapi juga masalah gizi lebih yang
manifestasinya berupa kelebihan berat badan
2. Gizi lebih adalah terdapatnya timbunan lemak yang berlebihan dari yang
diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Timbunan lemak terjadi bila jumlah
lemak melebihi 3 % dari berat badan
3. Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas yang dapat dibedakan menjadi
beberapa macam yang didasarkan pada letak timbunan lemak pada tubuh, kondisi
sel dan kegemukan menurut usia.
4. Obseitas dapat dipengaruhi oleh berbagai factor, yaitu genetik, kerusakan pada
salah satu bagian otak, pola makan berlebihan, kurang melakukan aktivitas fisik
dan pengaruh emosional.
5. Resiko penderita kegemukan antara lain adalah dari segi fisik (penampilan),
penyakit degeratif seperti tekanan darah tinggi, jantung koroner, diabetes
mellitas, kanker, dan artritis atau gout.
6. Upaya menanggulangi masalah gizi ganda yakni gizi kurang dan gizi lebih
adalah membiasakan mengkonsumsi hidangan sehaari-hari dengan susunan zat
gizi yang seimbang. Untuk maksud tertsebut ada 13 pesan dasar gizi seimbang
yang perlu diikuti .
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Emma S Wirakusumah, “ Cara Aman Dan Efektif Menurunkan Berat Badan”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994
2. Ir. Susi Purwati, Dkk, “ Perencanaan Menú Untuk Penderita Kegemukan “, Panebar Surabaya
3. Sunita Almatsier, “ Prinsip Dasar Ilmu Gizi”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003
4. Prof. Dr. Ahcmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc, “ Ilmu Gizi “, Dian Rakyat, Jakarta, 1996
5. Sihadi, “Ancaman Kesehatan Dibalik Kegemukan “, Majalah Kesehatan Nomor 158 Tahun 2000
6. Indra Purnomo, Amg,Spd, “Obesitas, Jangan Dianggap Remeh”, http//www. Gogle.com
7. “Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat Bagi Balita”, Departemen Kesehatan Dan Kesejahteraan Sosial RI, Ditjen Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta, 2000
8. “ Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang”, Ditjen Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta, 1996
13
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang yang telah
memberi rahmat dan hidayah serta petunjuk yang berlimpah sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “ Upaya Penaggulangan Gizi Lebih dan Hubungan
dengan PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang).
Dalam penyusunan makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung oleh kerana itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada semu pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Akhirnya kepada-Nya kita berserah diri dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalaam
Penullis
14
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan………………………………………………….. 1
I. Latar Belakang…………………………………………… 1
II. Tujuan Penulisan………………………………………… 2
III. Sistematika Penulisan…………………………………… 2
Bab II Pembahasan…………………………………………………
3
I. Pengertian Gizi lebih……………………………………. 3
II. Penyebab dan Resiko Gizi Lebih………………………... 6
III. Upaya Penanggulangan gizi lebih dan hubungan
dengan PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang)………. 8
Bab III Kesimpulan………………………………………………….. 12
Daftar Pustaka
15
TUGAS GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
TENTANG
UPAYA PENANGGULANGAN GIZI LEBIH DAN HUBUNGAN DENGAN PUGS
(PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG)
KELOMPOK IIIAnggota :
DEWI GUSRISUHAINI AIDA
WIDYA FEBRA LESTARI
16
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ANDALAS
2006
17