FUNGSI DAN TUGAS BADAN PERTIMBANGAN …/Fungsi... · tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar...
Transcript of FUNGSI DAN TUGAS BADAN PERTIMBANGAN …/Fungsi... · tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar...
i
FUNGSI DAN TUGAS BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN
(BAPEK) SEBAGAI BANDING ADMINISTRASI
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Disusun dan Diajukan untuk
Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1
dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh :
ICHTIAR PRAMBUDI E 1107034
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Ichtiar Prambudi
NIM : E1107034
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul
FUNGSI DAN TUGAS BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN
(BAPEK) SEBAGAI BANDING ADMINISTRASI adalah betul-betul karya
sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi
tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari
terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya
peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.
Surakarta, Oktober 2011
yang membuat pernyataan,
Ichtiar Prambudi
NIM. E1107034
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Ichtiar Prambudi. E1107071. FUNGSI DAN TUGAS BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN (BAPEK) SEBAGAI BANDING ADMINISTRASI. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi dan tugas Badan Pertimbangan Kepegawaian sebagai banding administrasi dan proses banding administrasi di Badan Pertimbangan Kepegawaian.
Penelitian ini merupakan penelitian doktrinal yang bersifat preskriptif mengenai fungsi dan tugas Badan Pertimbangan Kepegawaian sebagai banding administrasi dan proses banding administrasi di Badan Pertimbangan Kepegawaian. Jenis bahan hukum yang dipergunakan meliputi bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik pengumpulan bahan hukum yang dipergunakan yaitu studi kepustakaan baik buku-buku, peraturan perundang-undangan, dan dokumen. Analisis bahan hukum menggunakan analisis bahan hukum deduktif yaitu menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan kongkret yang dihadapi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan simpulan, Badan Pertimbangan Kepegawaian sebagai Lembaga Banding Administrasi mempunyai fungsi, 1), fungsi Peradilan, 2), fungsi Pertimbangan dan 3), fungsi Pengawasan Administratif. Proses Banding Administrasi yang dilakukan Badan Pertimbangan Kepegawaian diajukan secara tertulis kepada BAPEK oleh PNS yang menerima Surat Keputusan pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri, dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS, paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal surat keputusan hukuman disiplin diterima, dengan melampirkan Surat Keputusan Pemberhentian, berita acara pemeriksaan, laporan hasil pemeriksaan dan tanggapan dari Pejabat Departemen/Instansi yang berwenang menghukum, bila dokumen Banding Administrasi sudah lengkap diadakan sidang di MENPAN yang dihadiri oleh anggota BAPEK, BAPEK memeriksa dan mengambil keputusan dalam waktu 180 (seratus delapan puluh) hari sejak diterimanya Banding Administrasi, Keputusan BAPEK dapat memperkuat, memperberat, memperingan, atau membatalkan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku wakil Pemerintah, Keputusan Bapek mengikat dan wajib dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait.
Kata Kunci: Banding Administrasi, Fungsi BAPEK, Tugas BAPEK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Ichtiar Prambudi. E1107071. THE FUNCTION AND DUTY COURT OF CIVIL SERVICE AS ADMINISTRATIVE APPEALED. Law of Faculty Sebelas Maret University.
The research is aim at knowing the function, duty, and its process of court of civil service as administrative appealed. It is a perspective doctrinal research of
processes as administrative appealed. The law subject used includes primary and secondary subject.
The technique of collecting data is documentary/referential study from handbooks referent, legal materials legislation, and document referent. Meanwhile, in analyzing the data uses deductive study by summarizing the conclusion from the problems, real problem faced.
The result of the research shows that court of civil service as administrative appealed has functions as: 1) functional justice; 2) functional consideration; and 3) functional supervision Administrative. administrative appealed process which is done by civil servants receiving decree stoping with no respected as his/her want, and it should be done at least 14 (fourteen) days at the date when the decree disciplinary punishment received by attaching decree stoping, investigation agenda, report of the investigation, and comment from authorized local Department officer. If the document has been completed, the court can be done. In addition, it should be attended by court of civil service members. court of civil service checks and takes the decision in 180 (one hundred and eighty) days at date when administrative appealed received court of civil service decisions may strengthen, incriminate, alleviate, and cancel the decision of Builder Official Affair Officer or Major as a government representative. court of civil service decision is bind and must be obeyed by all of related institution. Keywords: Administrative Appealed, duty of court of civil service, function of
court of civil service.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Sesungguhnya yang termasuk jihad besar ialah
berkata benar kepada penguasa yang zalim
(Rasulullah SAW)
Berkatalah benar, walaupun sakit
(Rasulullah SAW)
Berjuang sampai tujuan dan cita-cita tercapai
(Che Guevarra)
Lebih baik maju terbentur daripada mundur teratur
(Ichtiar Prambudi)
Kesuksesan berjarak satu langkah dari orang yang mau belajar dari kesalahan
berani mencoba dan tidak takut gagal
(Sheila on 7)
Bertarung melawan waktu yang tak pernah mau mengalah
(Buruh Laju)
Jika kita ingin melihat pelangi yang indah,
kita harus bersabar menanti turunnya hujan
(Promod Brata)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Penulis persembahkan sebagai wujud syukur, cinta, dan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa Pencipta Alam Semesta atas segala karunia, rahmat, dan nikmat yang
telah diberikan-Nya.
2. Orang tuaku tercinta Bapak Suhardjono soekowati dan ibu Suharsih atas segala doa, bimbingan,
nasehat, kehangatan cinta dan kasih sayang tiada surutnya, serta kerja keras yang tak ternilai
harganya demi mewujudkan cita-citaku menjadi seorang Sarjana Hukum.
3. Untuk Adikku Lilih Yudha Rini.
4. Untuk Wanita yang slalu menemaniku bertarung melawan waktu yang tak pernah mau mengalah
5. Seluruh keluarga besar Penulis terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
6. Sahabat-sahabatku tersayang.
7. Teman-teman Fakultas Hukum UNS angkatan 2007 Non Reguler.
8. Teman-teman Komunitas Vespa, onthel dan Photograpy Terima Kasih atas dukungan dan
Semangatnya.
9. Untuk semua Buruh Laju yang selalu berjuang siang dan malam agar kelurga mereka bahagia dan
hidup selayaknya.
10.Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
11.Almamaterku, Fakultas Hukum UNS, yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan dan
pengalaman untuk menghadapi kehidupan yang sesungguhnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayahNya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul FUNGSI DAN TUGAS BADAN PERTIMBANGAN
KEPEGAWAIAN SEBAGAI BANDING ADMINISTRASI ini tepat sesuai
waktu yang telah direncanakan. Penulisan hukum ini disusun untuk memenuhi
dan melengkapi syarat-syarat untuk memperoleh derajat Sarjana dalam Ilmu
Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta..
Tentunya selama penyusunan penulisan hukum ini, maupun selama
penulis menuntut ilmu di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, tidak
sedikit bantuan yang penulis terima baik berupa materiil maupun imateriil dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunianya serta senantiasa menjaga
dan melindungi penulis dalam setiap langkah dan mencari ridho-Nya.
2. Nabi Muhammad SAW junjungan dan suri tauladan yang baik untuk
penulisan dalam menjalani kehidupan.
3. Orang tua saya Bapak Suhardjono dan Ibu Suharsih yang menjadi sumber
inspirasi, kebanggaan dan pengabdian diri penulis. Terima kasih untuk
dan ridho yang menjadi kekuatan dan bekal dalam
menjalankan kehidupan ini, serta segenap pengertian, dukungan dan
kepercayaan yang telah engkau berikan.
4. Prof.Dr.Hartiwiningsih,S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Pius Triwahyudi, S.H., M.Si., selaku Ketua Bagian Hukum
Administrasi Negara.
6. Ibu Rahayu Subekti, S.H, M.Hum., selaku Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga yang dengan sabar memberikan
saran dan bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
7. Bapak Harjono, S.H., M.H., selaku Ketua Program Non Reguler Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Ibu Rahayu Subekti, S.H., M.Hum., selaku Pembimbing Akademik yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis selama masa studi.
9. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama
penulis menempuh studi.
10. Segenap Bapak dan Ibu Karyawan Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan pelayanan dalam bidang
akademik kepada penulis selama masa studi.
11. Buat teman-temanku kuliah Tama, Agus, Kowab, Endry, Ganyot, Budi
Aduk (dedi), Arif, candra (ponkrenk), Ambon, Hujang, Cholis (Bang
Napi), Ipin, Bagus, Fery, Bim-bim, Dewi, Rosi, Kiki terima kasih buat
semangat dan bantuannya selama ini.
12. Buat teman-
Mapud, Toko, Iwan, Huda, Deden, Alvin n
Cemonk, April, B-genk, D2 (dani n dika) terima kasih buat semangat dan
waktu untuk berbagi dengan kalian.
13. Buat Teman- teman Himpunan mahasiswa Islam (Hmi) Aldi, Yaser, Refi,
Didit, Ridho, Yedhi, Shinta, Gopal, Dayat, Wisnu, Mas Rahmat, Marthin,
Iswan, Dll Terima kasih Untuk semangat dan Bantuannya selama ini
Yakin Usaha Sampai (YAKUSA).
14. Buat Denok sahabat terbaik yang telah menemani Penulis 5 (lima) tahun di
kota solo dan sekitarnya, tak ada vespa yang tak retak.
15. Buat Teman- teman Komunitas Sebelas Maret Scooter (SMS) Londho,
Kang Solix, Panggih, Gancar, Rosyid, Doblek, Hamid, Toriq, Boim,
Penyu, Aji, Ole, Galih, terima kasih semangat dan bantuannya selama ini.
16. Buat teman- teman Komunitas Sepeda Ontel Lawas Solo (SOLO) dian,
dimas, wawan, ukiq, pak itonk, mas bangbank, mas cecep, gondrong, DLL
hidup seperti bersepeda, ketika kita mengayuh maka kita bergerak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
membantu penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini banyak memberikan manfaat dan
dapat berguna untuk melengkapi pengetahuan kita khususnya pengetahuan
hukum.
Surakarta, Oktober
Penulis,
Ichtiar Prambudi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
E. Metode Penelitian ...................................................................... 6
F. Sistematika Penelitian ................................................................ 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori .......................................................................... 12
1. Tinjauan Umum Tentang Hukum Administrasi Negara ...... 12
a. Pengertian Hukum Administrasi Negara ........................ 12
b. Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara................. 15
2. Tinjauan Umum Tentang Hukum Kepegawaian .................. 16
a. Pengertian Pegawai ........................................................ 16
b. Pengertian Pegawai Negeri Sipil ..................................... 19
c. Pengertian Hukum Kepegawaian .................................... 21
3. Tinjauan Umum Tentang Badan Pertimbangan
Kepegawaian ....................................................................... 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
4. Tinjauan Umum Tentang Banding Administrasi ................. 24
5. Tinjauan Umum Tentang Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Pertimbangan Kepegawaian ................................................ 27
B. Kerangka Pemikiran ................................................................... 30
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan ............................................................................. 32
1. Fungsi dan Tugas Badan Pertimbangan Kepegawaian
Sebagai Banding Administrasi ........................................... 33
a. Fungsi Badan Pertimbangan Kepegawaian .................... 33
b. Tugas Badan Pertimbangan Kepegawaian ..................... 39
2. Proses Banding Administrasi di Badan Pertimbangan
Kepegawaian ..................................................................... 44
BAB IV. PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 51
B. Saran ........................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran .......................................................... 30
Gambar 2. Skema Pola Penyelesaian Keberatan ke BAPEK ........................... 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB. I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan
nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya
pegawai negeri. Karena itu, dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
nasional yakni mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum,
berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi,
diperlukan pegawai negeri yang merupakan unsur aparatur negara yang
bertugas sebagai abdi masyarakat yang harus menyelenggarakan pelayanan
secara adil dan merata kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan, dan
ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Disamping itu dalam pelaksanaan desentralisasi kewenangan
pemerintahan kepada daerah, pegawai negeri berkewajiban untuk tetap
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan harus melaksanakan tugasnya
secara profesional dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas
pemerintahan dan pembangunan, serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi
dan nepotisme.
Berdasarkan Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dijelaskan pegawai negeri
berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam
penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.
Namun seiring dengan waktu tidak di pungkiri adanya kecenderungan
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri sipil, masih
banyaknya pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri sipil
tersebut salah satu penyebabnya adalah belum dipahaminya secara baik dan
mendalam ketentuan-ketentuan megenai Peraturan Disiplin Pegawai Negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sipil dan fakta juga menunjukkan bahwa masih terbatasnya himpunan
peraturan kepegawaian, khususnya yang berkaitan dengan banding
administrasi.
Untuk itu setiap Pegawai Negeri Sipil dituntut agar memahami dan
menghayati serta melaksanakan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
dengan sebaik-baiknya demi terciptanya aparatur negara yang bersih dan
berwibawa.
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang
mengatur mengenai kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak
ditaati atau larangan dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil. Peraturan disiplin
pegawai negeri sipil diatur dalam peraturan pemerintah Nomor 30 tahun 1980
yang diperbaharui dengan peraturan pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Dalam peraturan tersebut diatur
mengenai:
a. Kewajiban
b. Larangan
c. Hukuman disiplin
d. Pejabat yang berwenang menghukum
e. Penjatuhan hukuman disiplin
f. Keberatan atas hukuman disiplin
g. Berlakunya keputusan hukuman disiplin
Sejarah telah membuktikan bahwa Pegawai Negeri Sipil mempunyai
peranan yang amat penting dan menentukan karena Pegawai Negeri Sipil
adalah unsur aparatur negara yang bertugas memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan
tugas negara, pemerintah dan pembangunan sehingga diharapkan Pegawai
Negeri Sipil dapat menjadi contoh serta teladan dalam gerakan disiplin
nasional. (http://www.bkn.go.id,diakses pada 7 juni 2011 pukul 21.00 WIB )
Hukuman terhadap pelanggaran disiplin perlu ditegakkan /dijalankan
sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Akan tetapi hukuman yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
diberikan bersifat mendidik yang pada gilirannya bagi pegawai yang
sengaja melanggar atau tidak disiplin dapat menyadari atau sadar akan
kesalahan dan kelemahannya. Laksanakan tata tertib dengan konsekuen
apabila dalam suatu instansi / kantor telah dibuat tata tertib, maka tata tertib
tersebut hendaknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh sebagai
pedoman dalam melaksanakan kegiatan.
Pimpinan harus menjadi contoh atau teladan dalam melaksanakan
tata tertib, dalam usaha membina dan menegakkan disiplin para pegawai
untuk lebih mengefektifkan tata tertib yang telah ditetapkan perlu adanya
keteladanan dari setiap pimpinan. Sebab pimpinan adalah seorang yang
menjadi panutan dan sorotan dari para pegawai yang menjadi bawahannya.
Pernyataan ini relevan sekali dengan sifat seorang pemimpin yang
dipopulerkan dengan kata-kata Ing Ngarso Sung Tulodo, IngMadyo
Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani. Pengawasan aparatur negara
menuju kepada administrasi yang sempurna sangat tergantung pada
kualitas dan profesionalisme pegawai negeri itu sendiri. Undang Undang
No.43 tahun 1999 tentang Pokok Pokok Kepegawaian memberikan jaminan
kedudukan serta kepastian hukum bagi pegawai negeri untuk mengatur dan
menyusun aparatur yang bersih dan berwibawa.
Pembinaan dan penyempurnaan serta pendayagunaan aparatur
pemerintahan, baik kelembagaan maupun ketatalaksanaan dari segi
kepegawaian perlu terus ditingkatkan untuk mewujudkan pembangunan secara
menyeluruh. Hal tersebut juga telah digariskan dalam Garis-Garis
Besar Haluan Negara 1998 dalam Bab IV mengenai bidang Aparatur Negara
disebutkan antara lain, pembangunan aparatur pemerintah diarahkan pada
peningkatan kualitas, efisien dan efektif dalamseluruh jajaran administrasi
pemerintahan, termasuk peningkatan kedisiplinan pegawai negeri. Pegawai
Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dalam menjalankan roda
pemerintahan dituntut untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
abdi negara dan abdi masyarakat harus bisa menjunjung tinggi martabat dan
citra kepegawaian demi kepentingan masyarakat dan negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Kenyataan dilapangan masih banyak ditemukan pegawai negeri yang
kurang tahu dan kurang menyadari akan tugas dan fungsinya sehingga sering
kali timbul ketimpangan ketimpangan dalam menjalankan tugasnya dan tidak
jarangmembuat kecewa masyarakat. Dengan adanya berbagai macam
pelanggaran dan kedisiplinan pegawai tersebut.
Namun demikian diharapkan dengan adanya Lembaga yang
kehadirannya sebagai sarana perlindungan hukum bagi PNS dan sebagai
sarana pengawasan administrasif terhadap perilaku pejabat TUN, dalam
perkembangan administrasi negara kehadiran Badan Pertimbangan
Kepegawaian (BAPEK) dapat dijadikan sarana pengawasan sarana
administrasif (administrative control) terhadap perilaku badan / pejabat TUN
guna meluruskan tindakan aparatur pemerintah pada prosedur dan substansi
yang sebenarnya. BAPEK juga diharapkan sebagai sarana perlindungan bagi
kepentingan PNS, oleh karena dasar pengujian dalam menyelesaikan
keberatan PNS adalah dari segi penerapan hukum dan segi kemanfaatan
(Sekretariat Badan Pertimbangan Kepegawaian-2009).
Bertolak dari uraian tersebut di atas, peneliti berpikir dan tertarik untuk
mengadakan penelitiandalam rangka penulisan hukum dengan judul
GSI DAN TUGAS BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN
(BAPEK) SEBAGAI BANDING ADMINISTRASI
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas sebelumnya
maka penulis merumuskan permasalahan dengan tujuan mengetahui lebih
dalam pokok permasalahan yang akan di teliti, adapun perumusan masalah
hyang hendak di angkat dalam penelitian hukum adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana fungsi dan tugas Badan Pertimbangan Kepegawaian sebagai
banding administrasi?
2. Bagaimana proses banding administrasi di Badan Pertimbangan
Kepegawaian?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. TUJUAN PENELITIAN
Suatu kegiatan penelitian pastilah terdapat suatu tujuan yang hendak
dicapai oleh peneliti. Baik untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai sebagai
jawaban dari masalah yang dihadapi sehingga memberikan arah yang pasti
dalam melangkah sesuai dengan maksud penelitian. Adapun tujuan yang ingin
di capai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui fungsi dan tugas Badan Pertimbangan Kepegawaian
sebagai banding administrasi.
b. Untuk mengetahui proses banding administrasi di Badan Pertimbangan
Kepegawaian.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan dalam bidang hukum
kepegawaian serta menerapkannya sesuai ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama menempuh kuliah di fakultas hukum Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
b. Untuk memperoleh bahan hukum yang lebih lengkap sebagai bahan
penyusunan penulisan hukum sebagai syarat memperoleh gelar
kesarjanaan bidang ilmu hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
c. Untuk memperluas pengetahuan kemampuan serta wawasan penulis
dalam bidang yang mencakup Hukum Administrasi Negara.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan
manfaat dan kegunaan bagi semua pihak. Adapun manfaat yang didapat dari
penelitrian inin adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan serta pemikiran yang bermafaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dibidang hukum khususnya hukum kepegawaian terutama
tentang banding administarsi di Badan Pertimbangan Kepegawaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Untuk memberikan suatu tambahan informasi, referensi maupun
literatur yang berguna untuk penulisan hukum selanjutnya guna
pengembangan ilmu hukum.
2. Manfaat Praktis
a. Secara praktis peneliti berharap memberikan pengetahuan kepada
semua pihak terutama PNS, bahwa keberatan atas keputusan pejabat/
atasan dimana tempat PNS itu bekerja dapat diproses melaui BAPEK.
b. Memberikan wawasan bagi peneliti mengenai ruang lingkup yang
dibahas serta mengetahui seberapa besar menggunakan penalaran
dalam melakukan kegiatan penelitian.
E. METODE PENELITIAN
Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan
hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna
menjawab isu hukum yang dihadapi. Penelitian hukum dilakukan untuk
menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki,
2005:35).
Dua syarat utama yang harus dipenuhi sebelum mengadakan
penelitian dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan adalah peneliti
harus terlebih dahulu memahami konsep dasar ilmunya dan metodologi
penelitian disiplin ilmunya (Johnny Ibrahim, 2006:28). Didalam penelitian
hukum, konsep ilmu hukum dan metodologi yang digunakan di dalam
suatu penelitian memainkan peran yang sangat signifikan agar ilmu hukum
beserta temuan-temuannya tidak terjebak dalam kemiskinan relevansi dan
aktualitasnya (Johnny Ibrahim, 2006:28). Adapun metode penelitian yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Ditinjau dari sudut penelitian hukum itu sendiri, maka pada
penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian hukum normatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
atau penelitian hukum kepustakaan. Penelitian hukum normatif
memiliki definisi yang sama dengan penelitian doktrinal (doctrinal
research) yaitu penelitian berdasarkan bahan-bahan hukum (librabry
based) yang fokusnya pada membaca dan mempelajari bahan-bahan
hukum primer dan sekunder (Johnny Ibrahim, 2006: 44).
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian hukum ini tentunya sejalan dengan sifat ilmu
hukum itu sendiri. Ilmu hukum mempunyai sifat sebagai ilmu yang
preskriptif. Artinya sebagai ilmu yang besifat preskriptif, ilmu hukum
mempelajari tujuan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma
hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2005: 22).
Oleh sebab itu, dalam penelitian ini penulis akan memberikan
preskriptif mengenai fungsi dan tugas Badan Pertimbangan
Kepegawaian sebagai banding Administrasi.
3. Pendekatan Penelitian
Sehubungan dengan tipe penelitian yang digunakan yaitu
penelitian normatif, maka terdapat beberapa pendekatan penelitian
hukum antara lain pendekatan Undang-Undang (statue approach),
pendekatan kasus (case approach), pendekatan historis (historical
approach), pendekatan komparatif (comparative approach), dan
pendekatan konseptual (conseptual approach) (Peter Mahmud
Marzuki, 2005:93). Dari beberapa pendekatan tersebut, penelitian ini
menggunakan pendekatan Undang-Undang (statue approach) yakni
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian.
4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum
Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Dalam buku Penelitian Hukum karangan Peter Mahmud
Marzuki, mengatakan bahwa pada dasarnya penelitian hukum tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
mengenal adanya data. Sehingga yang yang digunakan adalah bahan
hukum, dalam hal ini adalah bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder.
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat
autoritatif, artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer
terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi, atau risalah
dalam pembuatan peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan
hakim (Peter Mahmud Marzuki, 2005:141). Bahan hukum primer
dalam penelitian ini Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor
24 Tahun 2011 tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder berupa publikasi tentang hukum
yang bukan merupakan merupakan dokumen-dokumen resmi
(Peter Mahmud Marzuki, 2005:141). Bahan hukum sekunder
sebagai pendukung dari data yang akan digunakan di dalam
penelitian ini yaitu buku-buku teks yang ditulis para ahli hukum,
jurnal hukum, artikel, internet, dan sumber lainnya yang memiliki
korelasi untuk mendukung penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi dokumen atau bahan pustaka. Peneliti
mengumpulkan data sekunder yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti untuk kemudian dikategorikan, dibaca, dikaji, selanjutnya
dipelajari, diklarifikasi dan dianalisis dari buku-buku, literatur, artikel,
karangan ilmiah, makalah, jurnal dan sebagainya yang berkaitan
dengan pokok permasalahan yang dikaji.
Prosedur pengumpulan bahan hukum yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan yaitu pengumpulan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dengan jalan membaca peraturan perundang-undangan, dokumen-
dokumen resmi maupun literatur-literatur yang erat kaitannya dengan
permasalahan yang dibahas. Dari data tersebut kemudian dianalisis dan
dirumuskan sebagai data penunjang di dalam penelitian ini. Bahwa
cara pengolahan bahan hukum dilakukan secara deduktif, yaitu
menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum
terhadap permasalahan kongkret yang dihadapi (Jonny Ibrahim,
2006:393).
6. Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum
Menurut Philipus M.Hadjon sebagaimana dikutip oleh Peter
Mahmud metode deduktif sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh
aristoteles penggunaan metode deduksi berpangkal dari pengajua
premis mayor (pernyataan bersifat umum). Kemudian diajukan Premis
minor (bersifat khusus). Dari kedua Premis tersebut ditarik suatu
kesimpulan atau conclusion (Peter Mahmud Marzuki, 2006;47).
Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah
hasil penelitian menjadi suatu laporan. Di dalam sebuah penelitian
hukum normatif, pengelolaan data hakekatnya merupakan kegiatan
untuk mengadakan sistematika terhadap bahan hukum tertulis.
Sistematika berarti membuat klasifikasi terhadap bahan hukum tertulis
tersebut untuk memudahkan pekerjaan analisis.
Tahap akhir adalah menarik kesimpulan dari sumber penelitian
yang diolah, sehingga pada akhirnya dapat diketahui fungsi dan tugas
Badan Pertimbangan Kepegawaian sebagai Banding Administrasi dan
Proses Banding Administrasi di Badan Pertimbangan Kepegawaian.
F. SISTEMATIKA PENULISAN HUKUM
Untuk lebih mempermudah dalam melakukan pembahasan,
penganalisaan, serta penjabaran isi dari penelitian ini, maka penulis
menyusun sistematika penulisan hukum ini sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang :
1. Latar Belakang Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
5. Metode Penelitian dan
6. Sistematika Penulisan Hukum.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
1. Kerangka teori
Yang berisi sub bab, antara lain Tinjauan umum tentang
Hukum Administrasi Negara yang meliputi : Ruang lingkup
Hukum Administrasi Negara. Tinjauan Umum Tentang
Hukum Kepegawaian yang meliputi : Pengertian Pegawai,
Pegawai Negeri Sipil, Pengertian Hukum Kepegawaian.
Tinjauan Umum Tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian,
Tinjauan Umum Tentang Banding Administrasi, Tinjauan
umum Tentang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Pertimbangan
Kepegawaian.
2. Kerangka pemikiran.
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Fungsi dan tugas Badan Pertimbangan Kepegawaian sebagai
Banding Administrasi
2. Proses Banding Administrasi di Badan Pertimbangan
Kepegawaian.
BAB IV : PENUTUP
a. Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Berisi sumber-sumber pustaka yang dikutip dalam penulisan
hukum baik langsung maupun tidak langsung.
LAMPIRAN
Berisi instrumen-instrumen penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka teori
1. Tinjauan Umum Tentang Hukum Administrasi Negara
a. Pengertian Hukum Administrasi Negara
Kata Administrasi berasal dari bahasa latin
yang berarti . Derivasinya antara lain menjadi
yang berarti besturing atau pemerintahan. Dalam
kamus besar bahansa Indonesia , Administrasi diartikan sebagai :
a. Usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta
penetapan cara- cara penyelenggaraan organisasi;
b. Usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
kebijaksanaan serta mencapai tujuan;
c. Kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan;
d. Kegiatan kantor dan tata usaha (Ridwan HR,2010:25).
Pada dasarnya definisi Hukum Administrasi Negara
sangat sulit untuk dapat memberikan suatu definisi yang dapat
diterima oleh semua pihak, mengingat Ilmu Hukum Administrasi
Negara sangat luas dan terus berkembang mengikuti arah
pengolahan/penyelenggaraan suatu Negara. Namun sebagai
pegangan dapat diberikan beberapa definisi sebagai berikut :
sebagai suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat
badan-badan yang tinggi maupun rendah apabila badan-
badan itu menggunakan wewenagnya yang telah diberikan
adalah keseluruhan aturan-aturan tentang cara bagaimana alat-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
alat pemerintahan dan badan-badan kenegaraan dan majelis-
seperangkat dari norma-norma yang menguji hubungan Hukum
Istimewa yang diadakan untuk memungkinkan para pejabat
Negara adalah himpunan peraturan-peraturan tertentu yang
menjadi sebab Negara berfungsi/ bereaksi dan peraturan-
peraturan itu mengatur hubungan-hubungan antara warga
Negara adalah keseluruhan aturan yang hendaknya
diperhatikan oleh para pendukung kekuasaan penguasa yang
adalah aturan-aturan yang menguasai tiap-tiap cabang kegiatan
adalah ketentuan-ketentuan mengenai campur tangan dan alat-
Negara adalah hukum yang berhubungan dengan
Administrasi Negara, hukum ini menentukan organisasi
kekuasaan dan tugas-tugas dari pejabat-pejabat
adalah keseluruhan aturan-aturan yang menguasai kegiataqn-
kegiatan alat-alat perlengkapan Negara yang bukan alat
perlengkapan perundang-undangan atau kekuasaan
kehakiman menentukan luas dan batas-batas kekuasaan alat-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
alat perlengkapan tersebut, baik terhadap warga masyarakat
maupun antara alat-alat perlengkapan itu sendiri, atau pula
keseluruhan aturan-aturan yang menegaskan dengan syarat-
syarat bagaimana badan-badan tata usaha negara/ administrasi
memperoleh hak-hak dan membebankan kewajiban-
kewajiban kepada para warga masyarakat dengan peraturan
alat-alat perlengkapannya guna kepentingan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan umum.
mengujihubungan hukum istimewa yang diadakan agar
memungkinkan para pejabat pemerintahan Negara melakukan
tugas mereka secara khusus. Jadi ada tiga ciri-ciri Hukum
Administarsi Negara :
a. Menguji hubungan hukum istimewa
b. Adanya para pejabat pemerintahan
c. Melaksanakan tugas-tugas istimewa.
Negara adalah hukum mengenai operasi dan pengendalian
dari kekuasaan-kekuasaan administrasi atau pengawasan
terhadap penguasa-penguasa administrasi.
adalah sebagai gabungan jabatan-jabatan yang dibentuk dan
disusun secara bertingkat yang diserahi tugas melakukan
sebagian dari pekerjaan pemerintaha dalam arti luas yang tidak
diserahkan pada badan-badan pembuat undang-undang dan
badan-badan kehakiman.
Dari pengertian-pengertian di atas jelaslah bahwa
bidang hukum administrasi Negara sangatlah luas, banyak segi
dan macam ragamnya. Pemerintah adalah pengurus dari pada
Negara, pengurus Negara adalah keseluruhan dari jabatan-
jabatan didalam suatu Negara yang mempunyai tugas dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
wewenang politik Negara dan pemerintahan. Apa yang
dijalankan oleh pemerintah adalah tugas Negara dan
merupakan tanggung jawab dari pada alat-alat pemerintahan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hukum Administarsi
Negara adalah Hukum mengenai Pemerintah/Eksekutif didalam
kedudukannya, tugas-tugasnya, fungsi dan wewenangnya sebagai
Administrator Negara.
b. Ruang lingkup Hukum Administrasi Negara
Meskipun secara umum dianut definisi negatif tentang
pemerintahan, yaitu sebagai suatu aktivitas di luar perundangan
dan peradilan, pada kenyataannya pemerintah juga melakukan
tindakan hukum dalam bidang legislasi misalnya, dalam hal
pembuatan undang- undang organik dan pembuatan berbagai
peraturan pelaksanaan lainnya, dan juga bertindak dalam bidang
penyelesaian perselisihan.
Oleh karena itu tidak mudah menentukan ruang lingkup
Hukum Administrasi Negara.
Prajudi Atmosudirjo membagi HAN dalam 2 bagian, yaitu
HAN heteronom dan HAN otonom. HAN heteronom yang
bersumber pada UUD,TAP MPR dan UU adalah hukum yang
mengaturb seluk beluk organisasi dan fungsi administrasi negara.
HAN otonom adalah hukum operasional yang diciptakan
pemerintah dan administrasi negara (Prajudi Atmosudirjo,2006-35)
C.J.N Versteden menyebutkan bahwa secara garis besar
hukum administrasi negara meliputi bidang pengaturan antara lain
a. Peraturan mengenai penegakan ketertiban dan keamanan
kesehatan dan kesopanan dengan menggunakan aturan tingkah
laku bagi warga negara yang ditegakkan dan ditentukan lebih
lanjut oleh pemerintah;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b. Peraturan yang ditunjukkan untuk memberikan jaminan sosial
bagi rakyat;
c. Peraturan-peraturan mengenai tata ruang yang ditetapkan
pemerintah;
d. Peraturan-peraturan yang berkaitan degan tugas- tugas
pemeliharaan dari pemerintah termasuk bantuan terhadap
aktivitas swasta dalam rangka pelayanan umum;
e. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemungutan pajak;
f. Peraturan-peraturan mengenai perlindungan hak dan
kepentingan warga negara terhadap pemerintah
g. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penegakkan hukum
administrasi,
h. Peraturan-peraturan mengenai pengawasan organ pemerintahan
yang lebih tinggi terhadap organ yang lebih rendah,
i. Peraturan-peraturan mengenai kedudukan hukum pegawai
pemerintahan.
2. Tinjauan Umum Tentang Hukum Kepegawaian
a. Pengertian Pegawai
Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia
senantiasa mempunyai kedudukan yang makin penting, meskipun
negara Indonesia menuju kepada masyarakat yang berorientasi kerja,
yang memandang kerja adalah sesuatu yang mulia, tidaklah berarti
mengabaikan manusia yang melaksanakan kerja tersebut.
Demikian juga halnya dalam suatu organisasi, unsur manusia
sangat menentukan sekali karena berjalan tidaknya suatu organisasi
kearah pencapaian tujuan yang ditentukan tergantung kepada
kemampuan manusia untuk menggerakkan organisasi tersebut ke arah
yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Manusia yang terlibat dalam organisasi ini disebut juga
pegawai. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan pendapat beberapa
ahli mengenai defenisi pegawai.
bahwa:
yarakat, yang
melakukan penghidupannya dengan bekerja dalam kesatuan organisasi,
merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah (mental
dan pikiran) yang senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi
salah satu modal pokok dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu (organisasi).
adalah orang- orang yang dikerjakan dalam suatu badan tertentu, baik
di lembaga- lembaga pemerintah maupun dalam badan-
(A.W. Widjaja,2006-113).
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa pegawai
merupakan modal pokok dalam suatu organisasi, baik itu organisasi
pemerintah maupun organisasi swasta. Dikatakan bahwa pegawai
merupakan modal pokok dalam suatu organisasi karena berhasil
tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung pada
pegawai yang memimpin dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada
dalam organisasi tersebut.
Pegawai yang telah memberikan tenaga maupun pikirannya
dalam melaksanakan tugas ataupun pekerjaan, baik itu organisasi
pemerintah maupun organisasi swasta akan mendapat imbalan sebagai
balas jasa atas pekerjaan yang telah dikerjakan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Musanef yang mengatakan
-orang yang melakukan pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dengan mendapat imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari
Selanjutnya Musanef memberikan definisi pegawai sebagai
pekerja a
oleh seorang manajer untuk bertindak sebagai pelaksana yang akan
menyelenggarakan pekerjaan sehingga menghasilkan karya-karya yang
diharapkan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang telah
di
Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
pegawai sebagai tenaga kerja atau yang menyelenggarakan pekerjaan
perlu digerakkan sehingga mereka mempunyai keterampilan dan
kemampuan dalam bekerja yang pada akhirnya akan dapat
menghasilkan karya-karya yang bermanfaat untuk tercapainya tujuan
organisasi. Karena tanpa kemampuan dan keterampilan pegawai
sebagai pelaksana pekerjaan maka alat-alat dalam organisasi tersebut
akan merupakan benda mati dan waktu yang dipergunakan akan
terbuang dengan percuma sehingga pekerjaan tidak efektif.
Dari beberapa defenisi pegawai yang telah dikemukakan para
ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah pegawai
mengandung pengertian sebagai berikut :
1. Menjadi anggota suatu usaha kerja sama (organisasi) dengan
maksud memperoleh balas jasa atau imbalan kompensasi atas
jasa yang telah diberikan.
2. Pegawai di dalam sistem kerja sama yang sifatnya pamrih.
3. Berkedudukan sebagai penerima kerja dan berhadapan dengan
pemberi kerja (majikan).
4. Kedudukan sebagai penerima kerja itu diperoleh setelah
melakukan proses penerimaan.
5. Akan mendapat saat pemberhentian (pemutusan hubungan kerja
antara pemberi kerja dengan penerima kerja).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Pengertian Pegawai Negeri Sipil
Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur Negara, guna
mencapai serta mewujudkan pembangunan nasional. Pencapaian
tujuan tersebut diperlukan sarana-sarana tertentu (Implementasi
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Dalam Menunjang Disiplin
Kerja, Fatimah, AL-ADALAH jurnal kajian hukum vol7, no.2,
desember2008)(http://www.google.co.id/search?q=ALADALAH+jurn
al+kajian+hukum+vol+7%2C+no.2%2C+desember+2008.+implemepe
raturan+displin+pegawai+negeri+sipil+dalam+menunjang+dislierja&h
l=id&ource=hp&gs_sm=s&gs_upl=14563l14563l0l15391l1l1ll0l0l0l0l
0ll0l0&oq=ALADALAH+jurnal+kajian+hukum+vol+2C+no2%2C+d
esember+2008.+implementasi+peraturan+disiplin+pegawai+negeri+si
pil+dalam+menunjang+disiplin+kerja&aq=f&aqi=&aql).
Pegawai negeri adalah unsur aparatur negara, abdi negara dan
abdi masyarakat yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada
Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah menyelenggarakan
tugas pemerintahan dan pembangunan.
In the period of communist regimes, the ins
the state. Work relations were the same as for any employee. The shift
to another political system, the democratic one, determined the
reconsideration the role and the place of public administration, and
implicit of civil servant in the framework of the state system.
(Terjemahan bebas: Pada periode rezim komunis, lembaga "PNS"
tidak ada, PNS yang hanya seorang karyawan sederhana dari negara.
Hubungan kerja adalah sama seperti untuk setiap karyawan.
Pergeseran ke sistem politik, yang demokratis, yang ditentukan
dipertimbangkan kembali peran dan tempat administrasi publik, dan
tersirat dari pegawai negeri sipil dalam kerangka sistem negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(Meritocratic Aspects Concerning Civil Servant Career -
Comparative Study in Central and Eastern European Countries, Ani I.
Matei, Florin Marius Popa NISPAcee Annual Conference, 2010, May,
12-14,
Warsaw,Poland)(http://www.google.co.id/search?hl=id&source=hp&
q=Central+and+Eastern+Europe+has+known+in+the+last+20+yea
rs+profound+changes&meta=&btnG=Penelusuran+Google&oq=Ce
ntral+and+Eastern+Europe+has+known+in+the+last+20+years+pr
ofound+changes&aq=f&aqi=&aql=&gs_sm=s&gs_upl=14563l1456
3l0l15391l1l1l0l0l0l0l0l0ll0l0).
Sehubungan dengan kedudukan Pegawai Negeri maka baginya
dibebankan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan dan sudah
tentu di samping kewajiban baginya juga diberikan apa-apa saja yang
menjadi hak yang didapat oleh seorang pegawai negeri.
Pada Pasal 4 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian setiap pegawai negeri wajib setia dan taat
kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintahan. Pada
umumnya yang dimaksud dengan kesetiaan dan ketaatan adalah suatu
tekad dan kesanggupan dari seorang pegawai negeri untuk
melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh
kesadaran dan tanggung jawab.
Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, abdi masyarakat
wajib setia dan taat kepada Pancasila, sebagai falsafah dan idiologi
negara, kepada UUD 1945, kepada Negara dan Pemerintahan.
Biasanya kesetiaan dan ketaatan akan timbul dari pengetahuan dan
pemahaman yang mendalam, oleh sebab itulah seorang Pegawai
Negeri Sipil wajib mempelajari dan memahami secara mendalam
tentang Pancasila, UUD 1945, Hukum Negara dan Politik
Pemerintahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Pasal 5 Undang-Undang No.8 Tahun 1974 (pasal ini tidak
diubah oleh UU No.43 Tahun 1999) Tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian disebutkan setiap pegawai negeri wajib mentaati segala
peraturan perundangan yang berlaku dan melaksanakan kedinasan
yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian kesadaran
dan tanggung jawab. Pegawai Negeri Sipil adalah pelaksana pearturan
perundang-undangan, sebab itu maka seorang Pegawai Negeri Sipil
wajib berusaha agar setiap peraturan perundang-undangan ditaati oleh
anggota masyarakat.
Sejalan dengan itu pegawai negeri sipil berkewajiban
memberikan contoh yang baik dalam mentaati dan melaksanakan
segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Di dalam
melaksankan peraturan perundang-undangan, pada umumnya kepada
pegawai negeri diberikan tugas kedinasan untuk melaksanakan dengan
baik. Pada pokoknya pemberian tugas kedinasan itu adalah merupakan
kepercayaan dari atasan yang berwenang dengan harapan bahwa tugas
itu nantinya akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Maka Pegawai
Negeri Sipil dituntut penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas kedinasan.
c. Pengertian Hukum Kepegawaian
Hukum kepegawaian adalah membahas perihal pegawai
negeri. Dalam hal ini pegawai negeri dibahas dan dikaji dari berbagai
aspek, yakni dari aspek kedudukan, aspek hak dan kewajiban, aspek
prosedur menjadi dan berakhirnya sebagai pegawai negeri, aspek
prosedur penyelesaian sengketa kepegawaian dan aspek yang lainnya.
Perlunya pengaturan terhadap pegawai negeri berkenaan
dengan pelaksanaan dari tugas negara yang dapat dibedakan menjadi
tiga bagian, yakni :
1. Tugas negara yang bersifat Essentiil, yaitu berupa tugas utama
dari negara yang meliputi tugas menjaga keamanan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
pertahanan rakyat terhadap tindakan, kekerasan kesewenangan
dari negara lain, serta menjaga ketertiban/keamanan dalam
negeri yang kesemuanya bersifat administrative atau protective.
2. Tugas negara yang bersifat Service, yaitu berupa tugas
pelayanan kepada masyarakat dalam berbagai bidang yang
meliputi penyediaan sarana/prasarana serta pembangunan badan-
badan publik. Misalnya pasar, jembatan, pelabuhan, sekolah,
rumah sakit, dll.
3. Tugas negara bersifat bussines, yaitu berupa tugas negara
dalam bidang pemberian proteksi-proteksi di bidang industri
serta menentukan harga mata uang.
Pada pelaksanaan tersebut di atas, pemerintah mengangkat
petugas Publik yang meliputi pegawai negeri, personal
angkatan/tentara, hakim,jaksa, pejabat negara serta petugas Publik
lainnya termasuk kepala desa, serta menyediakan barang-barang untuk
keperluan penyelenggaraan pemerintah, baik tingkat pusat maupun
di daerah termasuk dalam hal pembiayaannya (keuangan negara).
Pegawai Negeri sebagai salah satu dari petugas Publik
yang merupakan pula unsur dari aparatur negara mempunyai peran
sebagai pelaksana dari tugas-tugas negara baik di pusat maupun di
daerah. Untuk itu pengaturan dalam bentuk hukum tertulis dan
terlembaga terhadap pegawai negeri adalah suatu bentuk
perlindungan yang bertujuan agar tugas-tugas negara dapat terlaksana.
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
menyebutkan, bahwa pegawai negeri sebagai unsur aparatur negara
bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional,
jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara,
pemerintahan dan pembangunan. Bila melihat pada tujuan negara
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, maka tujuan
negara Indonesia tersebut dalam aplikasinya dilaksanakan oleh
pemerintah dan kelancaran pelaksanaan pemerintah tergantung dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pola kerja yang professional dari pegawai negeri, kejujuran dan
sifat adil pegawai negeri serta tergantung dari kesetiaan dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan serta perhatian
terhadap hak dan kewajiban pegawai negeri.
Kesetiaan dan ketaatan mengandung pengertian, bahwa
pegawai negeri berada sepenuhnya di bawah pimpinan pemerintah.
Hal ini perlu ditegaskan agar terdapat jaminan dalam kesatuan
dan pola kerja yang berada pada satu garis pimpinan. Di samping
itu dengan perhatian terhadap hak dan kewajiban pegawai negeri
diharapkan dapat memusatkan segala perhatian dan pikiran seta
mengarahkan segala daya dan tenaganya untuk menyelenggarakan
tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan
berhasil guna.
Maka perlu pengaturan terhadap pegawai negeri,
pengaturan yang dimaksud baik mengenai pengadaan, pembinaan,
hak dan kewajiban, organisasi dan manajemen maupun dalam hal
penyelesaian sengketa dalam bidang kepegawaian yaitu berupa
hukum kepegawaian.
3. Tinjauan Umum Tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian
Badan Pertimbangan Kepegawaian yang dibentuk dengan
Keputusan Presiden Nomor 71 tahun 1998 adalah suatu Badan yang
berkedudukan langsung dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Badan Pertimbangan Kepegawaian merupakan badan khusus
Adhoc yang bersidang sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan.
Badan Pertimbangan Kepegawaian ini terdiri dari Menteri yang
bertanggung jawab dalam bidang Pengawasan Pembangunan dan
Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) sebagai Ketua merangkap
Anggota, Kepala Badan Administrasi Negara selaku Sekretaris merangkap
Anggota, Mensesneg, Jaksa Agung, Kepala Badan Intelijen Negara,
Dirjend Hukum dan HAM, dan Ketua Pengurus Korpri. Untuk mendukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
kelancaran tugas Badan Pertimbangan Kepegawaian tersebut dibentuk
Sekretariat Badan Pertimbangan Kepegawaian.
Banding Administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian
hanya dibatasi terhadap hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri dan pemberhentian tidak dengan
hormat. Sedangkan untuk jenis hukuman lainnya kecuali hukuman ringan,
upaya Banding Administratif diajukan kepada atasan pejabat yang
berwenang menghukum.
Banding Administratif tersebut diajukan secara tertulis melalui
saluran hirarki. Setiap pejabat yang menerima surat Banding Administratif
tersebut, wajib menyampaikannya kepada atasan pejabat yang berwenang
menghukum atau Badan Pertimbangan Kepegawaian dalam jangka waktu
tiga hari sejak menerima surat tersebut. Namun untuk hukuman disiplin
yang dijatuhkan oleh Presiden tidak dapat diajukan Banding Administratif.
Atasan yang berwenang menghukum atau Badan Pertimbangan
Kepegawaian yang menerima surat Banding Administratif wajib
mengambil keputusan dalam jangka waktu satu bulan. Apabila dipandang
perlu, maka atasan pejabat yang berwenang menghukum dapat memanggil
dan mendengar keterangan pejabat yang berwenang menghukum yang
bersangkutan dan atau orang lain yang dianggap perlu. Atasan pejabat
yang berwenang menghukum atau Badan Pertimbangan Kepegawaian
dapat menguatkan atau merubah hukuman disiplin tersebut melalui surat
keputusan. Apabila PNS yang bersangkutan merasa tidak puas atas
keputusan tersebut dapat mengajukan gugatan kepada Peradilan Tata
Usaha Negara ( Wiyono, R.-2005).
4. Tinjauan Umum Tentang Banding Administrasi
That appeal systems will improve their cost benefit ratio if they
focus on error correction, in particular on errors that have a big effect on
outcome and that are easily detectable. Using the appeal system for law
making is not only a matter of freeing up resources, but also requires that
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
appeal courts organize their work in such a manner that it generates more
useful precedents (information that enables large numbers of future users
of the court system to save costs in their dispute). (Terjemahan bebas:
bahwa sistem banding akan meningkatkan rasio biaya manfaat mereka jika
mereka fokus pada koreksi kesalahan, khususnya pada kesalahan yang memiliki
dampak besar pada hasil dan yang mudah terdeteksi. Menggunakan sistem tarik
untuk membuat hukum tidak hanya masalah membebaskan sumber daya, tetapi
juga mensyaratkan bahwa pengadilan banding mengatur pekerjaan mereka
sedemikian rupa sehingga menghasilkan preseden lebih berguna (informasi yang
memungkinkan sejumlah besar pengguna masa depan sistem pengadilan untuk
menghemat biaya dalam perselisihan mereka). (Appeal Procedures:
Evaluation and Reform, Maurits Barendrecht, Korine Bolt, Machteld W.
De Hoon, November 2006 Tilburg Law & Economics Center Discussion
Paper No.2006-03)
(http://www.google.co.id/search?client=firefoxa&rls=org.mozilla%3AenU
S%3Aofficial&channel=s&hl=id&source=hp&q=Tilburg+Law+%26+Eco
nomics+Center+Discussion+Paper+No.+2006031+&meta=&btnG=Penelu
suran+Google).
Menurut Penjelasan Pasal 48 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 jo
Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
upaya administratif adalah merupakan prosedur yang ditentukan dalam
suatu peraturan perundang-undangan untuk menyelesaikan suatu sengketa
Tata Usaha Negara yang dilaksanakan di lingkungan pemerintah sendiri
(bukan oleh badan peradilan yang bebas), yang terdiri dari :
1. Prosedur keberatan;
2. Prosedur banding administratif;
Berdasarkan rumusan penjelasan pasal 48 tersebut maka upaya
administratif merupakan sarana perlindungan hukum bagi warga
masyarakat (orang perorangan/badan hukum perdata) yang terkena
Keputusan Tata Usaha Negara (Beschikking) yang merugikannya melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Badan/Pejabat Tata Usaha Negara dilingkungan pemerintah itu sendiri
sebelum diajukan ke badan peradilan.
Upaya administratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak
puas terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang
berwenang menghukum kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian PNS
yang mengajukan Banding Administratif maka gajinya tetap dibayarkan
sepanjang yang bersangkutan tetap melaksanakan tugas. Penentuan dapat
atau tidaknya PNS melak-sanakan tugas sebagaimana dimaksud, menjadi
kewenangan Pejabat Pembina Kepegawaian dengan mempertimbangkan
dampak terhadap lingkungan kerja. PNS yang tidak mengajukan Banding
Administratif maka gajinya dihentikan Terhitung mulai tanggal bulan
berikutnya sejak hari ke 15 (lima belas) keputusan hukuman disiplin
diterima.
Hukuman disiplin yang dapat diajukan banding administratif
adalah jenis hukuman disiplin berat, yang berupa:
1. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
PNS; dan
2. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
Banding administrasi yang dilakukan intsansi atasan adalah yang
secara hierarkis kedudukannya berada diatas instansi yang mengeluarkan
KTUN ( Internal Control), hal ini ditinjau dari segi struktur organisasi
pemerintah atau pejabat atasan dalam lingkungan departemen. Sedangkan
Instansi lain adalah instansi yang berada diluar organisasi (External
Control), misalnya dilakukan badan quasi yudisial dalam organisasi atau
diluar organisasi misalnya BAPEK (Philipus M Hadjon, et.all., -2008).
Pada Banding Administrasi dilakukan pemeriksaan ulang yaitu
penilaian secara lengkap baik dari segi penerapan hukum maupun dari segi
kebijaksanaan oleh instansi yang memutus. Dalam Banding Administrasi
bukanlah menitikberatkan pada ketidaksempurnaan segi formalitas tetapi
lebih mempersoalkan isi/materi yang bersangkutan Banding administratif :
1. Pasal 7 ayat (4) huruf d dan e yang dijatuhkan oleh PPK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2. Pasal 7 ayat (4) huruf d dan e yang dijatuhkan oleh Gubernur
Hukuman disiplin yang tidak dapat diajukan upaya administratif
adalah hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh:
1. Presiden, Pasal 7 ayat (4) huruf b, c, dan e
2. PPK, Pasal 7 ayat (2), ayat (3), ayat (4) huruf a, b, c
3. Gubernur, Pasal 7 ayat (4) huruf b dan c
4. Kepala Perwakilan RI di luar negeri, Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4)
huruf b dan c
5. Pejabat yang berwenang menghukum, Pasal 7 ayat (2) UU NO. 43 /
1999
(1) Sengketa kepegawaian diselesaikan melalui PeradilanTUN
(2) Sengketa Kepegawaian sebagai akibat pelanggaran terhadap
peraturan disiplin PNS diselesaikan melalui BAPEK.
Penjelasan : PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa
Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri
dan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dapat mengajukan
banding administrasi ke BAPEK.
5. Tinjauan Umum Tentang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian
Bahwa setelah dikeluarkannya peraturan pemerintah nomor 30
tahun 1980 yang diperbaharui dengan Peraturan pemerintah nomor 53
tahun 2010 tentang Peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka melalui
keputusan Presiden yang kemudian dirubah melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2011 di pandang perlu untuk membentuk Badan
Pertimbangan Kepegawaian, di mana Badan Pertimbangan kepegawaian
Ini berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Badan Pertimbangan Kepegawaian yang di atur dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 adalah suatu Badan
yang berkedudukan langsung dibawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.
Tugas pokok dari BAPEK adalah :
a. Memberikan Pertimbangan Kepada Presiden atas usul penjatuhan
hukuman disiplin berupa pemindahan dalam rangka penurunan
jabatan setingkat lebih rendah, pembebasan dari jabatan,
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri, dan
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS, bagi PNS yang
menduduki jabatan struktural eselon I dan Pejabat lain yang
pengangkatan dan pemberhentiannya oleh Presiden;
b. Memeriksa dan mengambil keputusan atas banding administratif
dari PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian
tidak dengan hormat sebagai PNS oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian dan/atau Gubernur selaku wakil Pemerintah.
Susunan organisasi BAPEK terdiri dari :
a. BAPEK terdiri atas:
1) Seorang ketua merangkap anggota;
2) Seorang sekretaris merangkap anggota; dan
3) 5 (lima) orang anggota.
b. Susunan keanggotaan BAPEK sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah sebagai berikut:
1) Menteri selaku ketua merangkap anggota;
2) Kepala Badan Kepegawaian Negara selaku sekretaris
merangkap anggota;
3) Sekretaris Kabinet merangkap anggota;
4) Kepala Badan Intelijen Negara selaku Anggota;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
5) Jaksa Agung muda yang membidangi urusan keperdataan
dan tata usaha negara, kejaksaan Agung selaku anggota;
6) Direktur Jenderal yang membidangi urusan peraturan
perundang-undangan, Kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintah dibidang hukum dan hak asasi manusia
selaku anggota; dan
7) Ketua dewan Pengurus Nasional Korps Pegawai Republik
Indonesia selaku anggota.
Dalam mengambil keputusan, BAPEK mempelajari dan
mempertimbangkan dengan seksama tentang :
a. Laporan dan berita acara pemeriksaan tentang pelanggaran
disiplin yang bersangkutan
b. Keberatan yang diajukan oleh PNS yang bersangkutan
c. Tanggapan yang diberikan oleh pejabat yang menjatuhkan
hukuman disiplin
d. Bahan-bahan lain yang bersangkutan
Apabila dipandang perlu, BAPEK dapat meminta bahan atau
keterangan tambahan dari PNS yang mengajukan keberatan, pejabat yang
menjatuhkan hukuman disiplin dan atau pejabat lain. BAPEK dalam
mengambil keputusan dilakukan secara musyawarah dan mufakat bulat.
Apabila kepu tusan secara musyawarah tidak tercapai, maka kepu tusan
diambil dengan suara terbanyak dalam sidang BAPEK yang dihadiri oleh
Ketua, Skretaris, dan sekurang-kurangnya seorang anggota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
HAN
FUNGSI
BADAN PERTIMBANGAN
KEPEGAWAIAN
TUGAS
BANDING ADMINISTRASI
Tinjauan Umum Tentang Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 20011 Tentang Badan
Pertimbangan Kepegawaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Keterangan :
Hukum Administrasi Negara mempunyai kekuasaan untuk mewajibkan
semua pihak mengimplementasikan prinsip pemerintahan yang baik pada
aktivitas administrasi negara sehari-hari, memberikan sanksi dan memberikan
kriteria-kriteria yang berkaitan dengan implementasi pemerintahan yang baik
bagi pejabat dan petugas administrasi negara. Pemerintahan yang baik di
dalam HAN sudah merupakan hak asasi masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang prima dari pemerintah. Didalam penyelenggaraan pemerintahan
yang baik, didalam nya terdapat unsur dimana PNS ditempatkan sebagai abdi atau
aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara,
pemerintahan, dan pembangunan. BAPEK muncul sebagai lembaga bandig
administrasi yang mempunyai fungsi sebagai peradilan, pertimbangan dan
pengawasan administratif,sehingga kecenderungan terjadinya pelaggaran disiplin
oleh PNS dapat ditekan, dengan adanya Tinjauan Umum Tentang Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 20011 Tentang Badan
Pertimbangan Kepegawaian. Dapat menyelesaikan sengketa kepegawain.
Sengketa kepegawaian terjadi karena akibat pelanggaran peraturan disiplin
pegawai negeri sipil diselesaikan melalui upaya banding administratif kepada
Badan Pertimbangan Kepegawaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB. III
PEMBAHASAN
Konflik di antara Pegawai Negeri Sipil yang di sebabkan oleh salah satu
PNS melakukan pelanggaran disiplin kerapkali diselesaikan dengan cara
pemberhentian (Termination) PNS yang bersangkutan. Penyelesaian dengan cara
pemberhentian ini menimbulkan kerugian atas hak- hak kepegawaian PNS yang
bersangkutan. Dalam hal ini timbul pertanyaan institusi mana yang mempunyai
wewenang menyelesaikan konflik atau sengketa kepegawaian.
Sengketa kepegawaian tentunya dapat di selesaikan melalui peradilan
kepegawaian sebagaimana ditentukan dalam pasal 35 undang- undang nomor 8
tahun 1974 tentang pokok- pokok kepegawaian. Dalam pasal 35 undang- undang
ini ditentukan:
untuk itu sebagai bagian dari peradilan Tata Usaha Negara yang dimaksud dalam Undang- undang nomor 14 tahun 1970 tentang ketentuan- ketentuan pokok
Peradilan kepegawaian adalah seretetan prosedur administratif yag
ditempuh oleh Pegawai negeri, apabia ia merasa tidak puas dan keberatan atas
sesuatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan berupa keputusan yang dilakukan
atasannya (pejabat yang berwenang), yang merugikan kepentingannya.
Sehubungan dengan pengertian tersebut, selama ini sengketa kepegawaian tidak
ditangani oleh suatu peradilan tertentu, namun diselesaikan melalui suatu proses
yang mirip dengan proses peradilan yang dilakukan oleh suatu tim atau oleh
seorang pejabat (peradilan semu).
Penjelasan undang- undang nomor 5 tahun 1986 memberi contoh sebagai
sekarang di sebut Badan Penyelesaian Sengketa Pajak, Badan Pertimbangan
Kepegawaian dan Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat.
Badan Pertimbangan Kepegawaian atau biasa disebut BAPEK merupakan
badan khusus Adhoc yang bersidang sekurang-kurangnya satu kali dalam satu
bulan. Badan Pertimbangan Kepegawaian ini terdiri dari Menteri yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
bertanggung jawab dalam bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan
Aparatur Negara (Menpan) sebagai Ketua merangkap Anggota, Kepala Badan
Kepegawaian Negara selaku Sekretaris merangkap Anggota, Mensesneg, Jaksa
Agung, Kepala Badan Intelijen Negara, Dirjend Hukum dan HAM, dan Ketua
Pengurus Korpri. Untuk mendukung kelancaran tugas Badan Pertimbangan
Kepegawaian tersebut dibentuk Sekretariat Badan Pertimbangan Kepegawaian.
Banding Administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian hanya
dibatasi terhadap hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak
atas permintaan sendiri dan pemberhentian tidak dengan hormat. Sedangkan untuk
jenis hukuman lainnya kecuali hukuman ringan, upaya Banding Administratif
diajukan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum.
Banding Administratif tersebut diajukan secara tertulis melalui saluran
hirarki. Setiap pejabat yang menerima surat Banding Administratif tersebut, wajib
menyampaikannya kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum atau
Badan Pertimbangan Kepegawaian dalam jangka waktu tiga hari sejak menerima
surat tersebut. Namun untuk hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Presiden
tidak dapat diajukan Banding Administratif.
1. Fungsi dan Tugas Badan Pertimbangan Kepegawaian
Sebagai Banding Administrasi
a. Fungsi Badan Pertimbangan Kepegawaian
Dalam Ensiklopedia Manajemen, Fungsi (function) antara lain di
artikan sebagai kegunaan pekerjaan atau jabatan yang dilaksanakan,
kegiatan suatu organ atau organisme, tindakan atau perilaku, tujuan atau
hasil akhir dari suatu organ atau kategori bagi aktivitas-
aktivitas.(komaruddin-2004,328).
Pada umumnya fungsi merupakan peran yang menggambarkan
jabatan dari tugas pokok suatu unit kerja atau perusahaan yang selanjutnya
diperjelas dengan langkah- langkah kegiatan. Sedangkan fungsi dalam
manajemen dirumuskan sebagai sesuatu yang harus dijalankan guna
memenuhi maksud dan tujuan orgsanisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Beranjak dari pengertian fungsi itu, maka fungsi BAPEK adalah
peran yang harus dilaksanakan dengan pedoman pada tugas pokok guna
memenuhi maksud dan tujuan BAPEK. Dengan ini BAPEK mempunyai
tiga fungsi yaitu fungsi peradilan, fungsi pertimbangan dan fungsi
pengawasan administratif.
a) Fungsi Peradilan
Sesuai dengan filosofi terbetuknya BAPEK yaitu memberikan
perlindungan kepada PNS dan melakukan pengawasan administratif
terhadap Departemen/Instansi, maka fungsi peradilan BAPEK
diarahkan untuk menciptakan dan menegakkan asas kerukunan dalam
hubungan antara pemerintah dengan PNS. Asas kerukunan tersebut
tercermin dalam cara pengambilan keputusan yaitu musyawarah dan
mufakat bulat yang harus mendapat perhatian utama dari BAPEK.
Kehadiran BAPEK dengan fungsi peradilannya ini hampir
serupa dengan badan/majelis yang melaksanakan upaya administratif
sebagai salah satu sarana upaya perlindungan hukum di negara lain,
antara lain di Inggris dengan Administrative Tribunals dan di Belanda
dengan Peradilan Administrasi Khusus. Dengan demikian berarti
bahwa BAPEK sebagai suatu Badan/Majelis yang melakukan fungsi
peradilan dalam upaya perlindungan hukum, merupakan hal yang
tidak asing dalam sistem peradilan administrasi yang sedang
berkembang.
Sedangkan dalam dunia industri United State of America
hierarchical models yakni peer,
quasi judicial dan modiefied hierarchical system. Peer system terdiri
dari seorang juri yang berwenang mengevaluasi dan menghukum
karyawan. Dalam quasi judicial, terdapat seorang arbitrator yag
independen atau penyidik pemerintah (ombudsman) bertugas
menyelesaikan/memutus suatu perselisihan antara karyawan dengan
manajer. Sedangkan dalam modiefied hierarchical system ini juga
dikenal dalam peraturan kepegawaian di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Kedudukan dan fungsi BAPEK dalam sistem Peradilan Tata
Usaha Negara di Indonesia sebagai sarana perlindungan hukum bagi
PNS akan semakin mendapat pengakuan apabila jaminan keadilan dan
kebenaran dapat diperoleh sebagaimana halnya pada peradilan TUN
murni. Hal ini sangat dimungkinkan sebagaimana dinyatakan syachran
basah dalam bukunya (1995-147) yaitu:
yang ditempuh lewat prosedur keberatan itu dilakukan penilaian lengkap, bagi dari segi penerapan hukum maupun dari segi kebijaksanaan oleh instansi yang memutus. Atau ada penilaian secara doelmatgheid dan rechtmatigheid atas keputusan administrasi
b) Fungsi Pertimbangan
BAPEK dibentuk untuk memberikan perlindungan kepada PNS
yang mengajukan keberatan atas putusan hukuman disiplin pemberhentian
karena dituduh telah melakukan pelanggaran disiplin yaitu setiap ucapan,
tulisan dan perbuatan yang melanggar peraturan disiplin PNS baik
dilakukan didalam maupun diluar jam kerja/kedinasan. Peraturan disiplin
PNS yang diatur dalam PP nomor 53 tahun 2010 tentang peraturan disiplin
pegawai negeri sipil memuat kewajiban, larangan, dan sanksi apabila
kewajiban tidak ditaati atau arangan dilanggar oleh PNS.
Menurut william B. Werther dan Keith Davis (2003-48), terdapat
dua tipe disiplin. Pertama, prepentive disciplne adalah suatu tindakan
yang diambil oleh manajemen untuk memberikan semangat/motivasi
kepada karyawan untuk mentaati aturan- aturan yang telah di tetapkan
sehingga pelanggaran disiplin dapat di cegah. Kedua, correctice discipline
adalah tindakan yang diambil sebagai akibat terjadinya pelanggaran.
Selanjutnya kewajiban PNS terdiri atas 26 butir dan larangan
sebanya 16 butir. Kewajiban dan larangan tersebut hampir mencakup
seluruh aspek kehidupan PNS berupa ucapan, tulisan, tingkah laku, sikap
atau tindakan PNS baik sebagai aparatur negara maupun sebagai anggota
masyarakat. Sedangkan sanksi/ hukuman disiplin terdiri atas 3 tingkat
yaitu hukuman disiplin ringan, hukuman disiplin sedang dan hukuman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
disiplin berat. Jenis hukuman disiplin terdapat 10 butir namun yang dapat
diajukan keberatan kepada BAPEK hanya dua jenis hukuman disiplin
berat yaitu pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS bagi PNS yang
menduduki jabatan struktural eselon I dan pejabat lain yang pengankatan
dan pemberhentiannya dilakukan oleh Presiden.
Jumlah jenis hukuman disiplin yag diatur dalam PP nomor 53
tahun 2010 cukup banyak bila dibandingkan dengan jenis sanksi yang
berlaku pada perusahaan industri di USA yang hanya lima jenis disebut
deng A Progresivve discipline system verbal reprimend by
supervisor (teguran lisan), written reprimend with a record in personnal
file (teguran tertulis), one-to three day suspension from work (penghentian
pembayaran gaji antara 1-3 hari), suspension for one week or longer
(penghentian pembayaran gaji untuk seminggu atau lebih), dan discharge
for cause (pemberhentian) (William B. Wether dan Keith Davis, 2003-98).
Dalam peraturan disiplin PNS tidak diatur mengenai karateristik
suatu pelanggaran disiplin dengan ancaman hukuman disiplin jenis
tertentu, sehingga sering kali dijumpai Pejabat TUN mengalami kesulitan
untuk menentukan hukuman disiplin (discipline punishment) yang akan
dikenakan terhadap PNS yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin.
Ada kalanya penjatuhan hukuman disiplin tidak melalui prosedur
pemeriksaan yang berlaku, atau hukuman disiplin yang dikenakan
terhadap seorang PNS tidak memenuhi asas keseimbangan dan asas
keadilan.
Fungsi pertimbangan BAPEK dapat dibagi menjadi dua yakni,
pertama, dalam hal keberatan PNS, BAPEK mempelajari dan
mempertimbangkan dengan seksama laporan dan berita acara pemeriksaan
tentang pelanggaran disiplin yang bersangkutan, keberatan yag diajukan
oleh PNS yang bersangkutan, tanggapan yang diberikan oleh pejabat yang
menjatuhkan hukuman disiplin, serta bahan- bahan lain yang
bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Kedua yaitu, memberikan pertimbangan kepada Presiden
mengenai usul penjatuhan hukuman disiplin pemberhentian bagi PNS
yang menduduki jabatan struktural eselon I dan pejabat lain yang
pengankatan dan pemberhentiannya oleh Presiden. Dibadingkan dengan
fungsi pertimbangan dalam hal keberatan PNS, memberikan pertimbangan
kepada Presiden itu jumlahnya relatif lebih sedikit, namun demikian perlu
dipertahankan guna mendukung tugas Presiden dalam penegakkan disiplin
PNS.
c) Fungsi Pengawasan Administrasi
Untuk menjamin kelancaran pelaksana tugas, BAPEK
melaksanakan fungsi pengawasan administratif tertinggi khususnya dalam
menyelesaikan keberatan atas putusan hukuman disiplin pemberhentian.
Demikian pula, dalam hal memberikan pertimbangan kepada Presiden
mengenai usul penjatuhan hukuman disiplin pemberhentian, BAPEK
memiliki fungsi pengawasan administratif kepada Departemen/Instansi
atau pejabat TUN yang terkait.
Pengawasan administratif (administrative control) ini bersifat
intern di Lingkungan lembaga eksekutif. Menurut Prajudi Atmosudirdjo
(1995-189), pengawasan administratif itu dapat berupa : pertama,
pengawasan disiplin (ambtenaarstucht); kedua, pemberian intruksi dan
perintah- perintah yang wajib dilaksanakan, ketiga, pengamatan oleh
atasan yang bertindak sebagai korektor bilamana ada pengaduan atau
administratif beroep (administrative appeal).
Penulis berpendapat, BAPEK melaksanakan fungsi pengawasan
administratif yang kedua dan yang ketiga sebagaimana telah dikemukakan
oleh Prajudi Atmosudirdjo itu.
Susunan anggota BAPEK yang terdiri dari berbagai unsur
instansional itu, dimaksudkan agar pengawasan administratif yang
dilakukannya benar-benar valid dan tidak terjadi pertimbangan yang berat
sebelah, demikian pula untuk menghindari kecenderungan keberpihakkan
kepada Departemen/Instansi yang bersangkutan. Dalam pengambilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
keputusan, para pejabat kerapkali berada dalam kondisi kontradiksi antara
pertimbangan pragmatis dan pertimbangan legalitas.
Para pejabat harus bisa menyeimbangkan antara preferensi pribadi,
kelancaran pelaksanaan tugas, serta peraturan yang berlaku dalam
lingkungan instansinya. Keputusan- keputusan yang dibuat diharapkan
merupakan kompromi antara preferensi individu dan preferensi umum
yang seluruhnya harus menggunakan landasan etika yang benar.
Dalam suatu pembuatan keputusan, seorang pejabat selain
mempunyai keleluasan (disretion) juga sekaligus menghadapi kendala atau
batasan (constraint). Keterbatasan kapasitas pembuat keputusan ini
disebabkan adanya keterbatasan kemampuan mental manusia (cognitive
limit on rationality) dalam mempersepsi dan memproses informasi yang
diperlukan dalam pembuatan keputusan. (Azhar Kasim,2005-97)
Fungsi pengawasan administratif BAPEK ini bila ditinjau dari segi
kontrol a
posteriori
keputusan. Pengawasan ini dititikberatkan pada tujuan yang bersifat
korektif dan memulihkan suatu tindakan yang keliru. Sedangkan bila
dilihat dari segi sifat pengawasan, maka pengawasan administratif
termasuk kontrol segi kemanfaatan yaitu kontrol teknis administratif intern
dalam lingkungan pemerintahan sendiri yang bersifat penilaian legalitas
(rechtmatigheidstoetsing) dan bahkan lebih menitikberatkan pada segi
penilaian kemanfaatan dari tindakan pembuat keputusan.
Berdasarkan yang tertuang didalam pasal 4 Keputusan Kepala
Badan Kepegawaian Negara selaku Sekretaris Badan Pertimbangan
Kepegawaian Nomor : 03/KEP/1999 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Badan Pertimbangan Kepegawaian Kepala Badan
Kepegawaian Negara Selaku Sekretaris Badan Pertimbangan
Kepegawaian, Sekretariat BAPEK menyelenggarakan fungsi :
a. Penerimaan semua surat keberatan atas hukuman disiplin berupa
pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Pegawai Negeri Sipil atau surat lain yang berhubungan dengan hal itu
dari Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan atau pejabat lain yang
berkepentingan;
b. Penerimaan usul pertimbagan penjatuhan hukuman disiplin yang
menjadi kewenangan Presiden;
c. Penyiapan risalah dan naskah pertimbangan BAPEK serta
menyampaikan kepada Presiden;
d. Penyiapan risalah dan naskah keputusan BAPEK serta mengirimkan
surat dan keputusan BAPEK;
e. Penyiapan sidang-sidang BAPEK;
f. Permintaan keterangan tambahan kepada Pegawai Negeri Sipil yang
mengajukan keberatan dan pihak yang terkait;
g. Penyeleggaraan administrasi BAPEK;
h. Pelaksanaan tugas lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya yang
diberikan oleh ketua BAPEK.
Ada kalanya suatu keputusan hukuman disiplin ditetapkan dalam
suasana ketidakpastian (uncertainty) misalnya dalam hal bukti- bukti atau
informasi yang dimiliki oleh Pejabat TUN kurang lengkap, mengngat tidak
adaya precident pelanggara disiplin yang kasusnya sama, keputusan
lainnya kadangkala diambil dalam suasana konflik (conflict) antara Pejabat
TUN dengan PNS yang dituduh melanggar disiplin. Keputusan yang
ditetapkan dalam keadaan konflik ini sering terjadi dalam penjatuhan
hukuman disiplin pemberhentian (johannes supranto1991-11).
b. Tugas Badan Pertimbangan Kepegawaian
Terselenggaranya tugas pemerintahan dan pembangunan didasarkan
pada hubungan kerja yang harmonis antara badan/pejabat TUN dengan
Pegawai Negeri Sipil. Ketidak harmonisan yang disebabkan oleh pelanggaran
disiplin PNS dapat diselesaikan melalui BAPEK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Badan Pertimbangan Kepegawaian yang kemudian disebut BAPEK di
bentuk berdasarkan keputusan Presiden nomor 67 tahun 1980 tanggal 11
desember 1980. Badan ini berkedudukan langsung di bawah Presiden dan
bertanggung jawab kepada Preiden. Keputusan Presiden ini merupakan tindak
lanjut dari ketentuan pasal 23 ayat (2) peraturan pemerintah nomor 30 tahun
1980 tentang peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Dari berbagai peraturan perundang- undangan yang berlaku tidak
terdapat ketentuan mengenai latar belakang atau filosofi terbentuknya
BAPEK, namun sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dapat dikatakan
bahwa BAPEK merupakan sarana untuk memperoleh perlindungan hukum
atas hak- hak PNS dan dalam perkembangan administrasi negara. Kedudukan
dan peranan BAPEK menjadi semakin penting yaitu melakukan pengawasan
administratif (administrative control) terhadap tindakan Badan/PejabatTUN,
sehingga tidak terjadi tindakan sewenang- wenang dari Pejabat TUN.
Tugas pokok dari BAPEK adalah :
a. Memeriksa dan mengambil keputusan mengenai keberatan yang
diajukan oleh PNS yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/b
kebawah, tentang hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 sepanjang
mengenai hukuman disiplin pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
PNS;
b. Memberikan pertimbangan kepada Presiden mengenai usul
penjatuhan hukuman disiplin pemberhentian dengan hormat tidak
atas permin taan sendiri dan pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS bagi PNS yang berpangkat Pembina Utama Muda
golongan ruang IV/c ke atas serta pembebasan dari jabatan bagi
Pejabat Eselon I yang diajukan oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan
Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, dan Pimpinan Lembaga Non
Departemen.
Susunan organisasi BAPEK terdiri dari :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
a. Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pendayagunaan
aparatur negara sebagai Ketua merangkap Anggota;
b. Menteri Sekretaris Nergara merangkap anggota;
c. Jaksa Agung sebagai anggota;
d. Kepala Badan Koordinasi Inteljen Negara sebagai anggota;
e. Direktur Jendral Hukum dan Perundang-undangan Departemen
Kehakiman dan HAM sebagai anggota;
f. Ketua Pengurus KORPRI Pusat sebagai anggota;
g. Kepala BKN sebagai Sekretaris merangkap anggota.
Dalam mengambil keputusan, BAPEK mempelajari dan
mempertimbangkan dengan seksama tentang :
a. Laporan dan berita acara pemeriksaan tentang pelanggaran disiplin
yang bersangkutan;
b. Keberatan yang diajukan oleh PNS yang bersangkutan;
c. Tanggapan yang diberikan oleh pejabat yang menjatuhkan
hukuman disiplin;
d. Bahan-bahan lain yang bersangkutan.
Ketentuan yang mengatur Badan Pertimbangan Kepegawaian telah
dirubah sebanyak tiga kali, pertama, Keputusan Presiden Nomor 67 tahun
1980 tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian, kedua, Keputusan Presiden
Nomor 71 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 67
Tahun 1980 tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian. Dan yang terakhir
atau ketiga, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011
Tentang Badan Pertimbagan Kepegawaian.
Di dalam Pasal 16 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2011 di sebutkan :
nomor 67 tahun 1980 tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 71 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 67 Tahun 1980 tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2011 Tentang Badan Pertimbagan Kepegawaian, Pasal 3 BAPEK
mempunyai Tugas:
a. Memberikan Pertimbangan Kepada Presiden atas usul penjatuhan
hukuman disiplin berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
setingkat lebih rendah, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri, dan pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai PNS, bagi PNS yang menduduki jabatan struktural
eselon I dan Pejabat lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya
oleh Presiden;
b. Memeriksa dan mengambil keputusan atas banding administratif dari
PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai PNS oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan/atau
Gubernur selaku wakil Pemerintah.
Susunan keanggotaan BAPEK yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Pasal 4 terdiri dari:
a. BAPEK terdiri atas:
1) Seorang ketua merangkap anggota;
2) Seorang sekretaris merangkap anggota; dan
3) 5 (lima) orang anggota.
b. Susunan keanggotaan BAPEK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah sebagai berikut:
1) Menteri selaku ketua merangkap anggota;
2) Kepala Badan Kepegawaian Negara selaku sekretaris
merangkap anggota;
3) Sekretaris Kabinet merangkap anggota;
4) Kepala Badan Intelijen Negara selaku Anggota;
5) Jaksa Agung muda yang membidangi urusan keperdataan dan
tata usaha negara, kejaksaan Agung selaku anggota;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
6) Direktur Jenderal yang membidangi urusan peraturan
perundang- undangan, Kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintah dibidang hukum dan hak asasi manusia
selaku anggota; dan
7) Ketua dewan Pengurus Nasional Korps Pegawai Republik
Indonesia selaku anggota.
BAPEK memiliki mekanisme kerja yang cukup memadai, Secara rinci
mekanisme tersebut dipaparkan sebagai berikut :
a. Tugas Ketua adalah :
1) Memimpin segala kegiatan Badan Pertimbangan Kepegawaian;
2) Memimpin sidang- sidag Badan Pertimbagan Kepegawaian;
3) Memberikan laporan secara berkala atau sewaktu- waktu
kepada Presiden sesuai dengan keperluan.
b. Tugas sekretaris adalah :
1) Membantu ketua dalam menjalankan tugasnya;
2) Menerima segala surat- surat keberatan atau surat- surat lain
yang berhubungan dengan itu dari Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan atau pejabat lain yang berkepentingan;
3) Menyiapakan sidang- sidang Badan Pertimbangan
Kepegawaian;
4) Mempersiapkan keputusan Badan Pertimbangan Kepegawaian;
5) Memimpin Sekretariat dan menyelesaikan segala urusan
administrasi Badan Pertimbagan Kepegawaian.
c. Tugas anggota adalah :
1) Menghadiri sidang- sidang Badan Pertimbangan Kepegawaian;
2) Memberikan Pertimbangan dan turut serta secara aktif
mengambil keputusan;
3) Melaksanakan kegiatan lain yang ditentukan oleh ketua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, pada BAPEK dibentuk sebuah
sekretariat yang dipimpin langsung oleh kepala BKN selaku sekretaris
BAPEK. Susunan organisasi sekretariat BAPEK ditetapkan dengan keputusan
Kepala BKN setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Menteri yang
bertanggung jawab dalam bidang Pengawasan dan pendayagunaan Aparatur
Negara.
2. Proses Banding Administrasi di Badan Pertimbangan Kepegawaian
Dari uraian penulis yang memaparkan fungsi dan tugas Badan
Pertimbangan Kepegawaian, dapat dilihat bahwa BAPEK memiliki tujuan
untuk melindungi PNS dari upaya mengambil hak- hak PNS yag dilakukan
pejabat TUN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, skretariat BAPEK
menyelenggarakan fungsi yang merupakan penjabaran yang merupakan tugas
pokok dan satu dengan yang lainnya saling berkaitan serta berguna untuk
menyelesaikan tugas tersebut.
Dalam rumusan masalah penelitian ini, penulis meneliti bagaimana
proses Bading Administrasi di Badan Pertimbangan Kepegawaian.
Berdasarkan Peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor 24 tahun 2011
tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian Pasal I ayat (6) berbunyi sebagai
berikut :
PNS yang tidak puas terhadap hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang
PP Nomor 24 Tahun 2001 tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian
juga mengatur beberapa pasal terkait Banding Administrasi.
Pasal 7
(1) PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai PNS oleh Pejabat Pembina Kpepegawaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
atau Gubernur selaku wakil Pemerintah dapat mengajukan Banding
Administrastif kepada BAPEK.
(2) Banding Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan secara tertulis kepada BAPEK dan tembusannya
disampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur
selaku wakil Pemerintah yang memuat alasan dan/atau bukti
sanggahan.
(3) Bading Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan paling lama 14 (empat belas) hari, terhiting sejak tanggal
surat keputusan hukuman disiplin diterima.
(4) Banding Administratif yang diajukan melebihi tenggang waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tidak dapat diterima.
Pasal 8
(1) Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku wakil
Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (2), wajib
memberikan tanggapan dan/atau bukti pelanggaran disiplin yang
disampaikan kepada BAPEK paling lama 21 (dua puluh satu) hari
kerja sejak taggal diterimanya tembusan Banding Administratif.
(2) Apabila Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku wakil
Pemerintah tidak memberikan tanggapan dalam waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), BAPEK mengambil keputusan terhadap
Banding Administratif berdasarkan bukti yang ada.
Pasal 9
(1) BAPEK wajib memeriksa dan mengambil keputusan dalam waktu
paling lama 180 (seratus delapan puluh) hari sejak diterimanya
Banding Administratif.
(2) BAPEK dalam mengambil keputusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan melalui sidang BAPEK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Pasal 10
(1) Sidang BAPEK sabagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2)
dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setiap bulan.
(2) Sidang BAPEK dinyatakan sah apabila dihadiri oleh ketua,
sekretaris, dan paling sedikit 3 (tiga) orang anggota.
Pasal 11
(1) BAPEK dalam mengambil keputusan dilakukan dengan
musyawarah untuk mufakat.
(2) Dalam hal musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak tercapai, keputusan diambil dengan suara terbanyak.
(3) Keputusan BAPEK dapat memperkuat, memperberat,
memperingan, atau membatalkan keputusan Pejabat Pembina
Kepegawaian atau Gubernur selaku wakil Pemerintah.
(4) Keputusan BAPEK ditandatangani oleh ketua dan sekretaris;
(5) Keputusan Bapek mengikat dan wajib dilaksanakan oleh semua
pihak yang terkait;
(6) Keputusan BAPEK disampaikan kepada PNS yang mengajukan
Banding Administratif, Pejabat Pembina Kepegawain atau
Gubernur selaku wakil Pemerintah, da Pejabat lain yang terkait.
Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, BAPEK berwenang meminta
keterangan tambahan dari PNS yang bersangkutan, Pejabat, atau pihak
lain yang dianggap perlu.
Melalui keputusan Menko Wasbangpan selaku ketua BAPEK Nomor
1/BAPEK/1998 tanggal 9 juli 1998, BAPEK memiliki mekanisme sidang,
selain mengatur secara garis besar mekanisme sidang, juga mengatur langkah-
langkah persiapan pengambilan keputusan. Secara rinci meknisme tersebut
dipaparkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
1. Prosedur Keberatan
Prosedur pengajuan keberatan PNS golongan ruang IV/a ke
bawah kepada BAPEK sebagai lembaga Banding Administrasi dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Keberatan diajukan ke BAPEK melaui saluran hirarki
(Departemen/Instansi), dalam waktu empat belas hari terhitung
mulai tanggal yang bersangkutan menerima surat keputusan
hukuman disiplin. Keberatan itu harus memuat alasan- alasan
bahwa hukuman disiplin yang dijatuhkan tidak atau kurang
setimpal, atau pelanggaran disiplin yang menjadi alasan bagi
hukuman disiplin itu tidak atau kurang benar.
b. Setiap Pejabat yag menerima surat keberatan dari PNS yang
dijatuhi hukuman disiplin, dalam tenggag waktu selambat-
lambatnya enam hari terhitung mulai tanggal ia menerima surat
keberatan, wajib meneruskannya kepada Pejabat yang
berwenang menghukum dilengkapi dengan bahan- bahan yang
diperlukan untuk pembuatan tanggapan.
c. Pejabat yang berwenang menghukum ( Menteri, Jaksa Agung,
Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Teringgi/Tinggi Negara
dan Pimpinan Lembaga Non Departemen dan Gubernur Kepala
Daerah tingkat I ) wajib memberikan tanggapan atas keberatan
PNS menyampaikannya kepada BAPEK disertai :
1) Salinan/ foto copy sah surat keputusan tentang penjatuhan
hukuman disiplin yang lengkap dengan konsideran dan
tanda terima/penerimaan surat keputusan oleh PNS yang
dijatuhi hukuman disiplin.
2) Keberatan yang diajukan oleh PNS.
3) Laporan dan berita acara pemeriksaan tentang pelanggaran
disiplin.
4) Usul penjatuhan hukuman disiplin yerhadap PNS yang
bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
5) Bahan- bahan lain yang berkaitan dengan hukuman disiplin
terhadap yang bersangkutan.
Tanggapan dari Pejabat yang berwenang menghukum harus
disampaikan kepada BAPEK selambat- lambatya tiga bulan
terhitung mulai tanggal diterimanya keberatan dari PNS
yang bersangkuta.
d. BAPEK wajib menyelesaikan dan mengambil keputusan atas
keberatan yang diajukan PNS, selambat- lambatnya enam bulan
setelah tanggapan beserta bahan- bahan yang berkaitan dengan
penjatuhan hukuman disiplin tersebut diterima. Apabila
tanggapan dan bahan- bahan yang diberikan oleh Pejabat yag
berwenang menghukum dalam keadaan tidak lengkap, BAPEK
dapat mengambil keputusan atas keberatan yang diajukan PNS
berdasarkan bahan- bahan yang ada dan atau keterangan dari
PNS yang bersangkutan.
Prosedur usul penjatuhan hukuman disiplin pemberhentian
PNS golongan ruang IV/b ke atas dan hukuman disiplin
pembebasan dari jabatan bagi Pejabat eselon I, kepada Presiden
adalah sebagai berikut :
a. Usul penjatuhan disiplin pemberhentian diajukan oleh Pimpinan
Departemen/Instansi kepada Presiden dan tembusan usul dikirim ke
BAPEK. Usul tersebut harus disertai dengan laporan da berita acara
pemeriksaan tentang pelanggaran disiplin yang bersangkutan serta
bahan- bahan lainnya.
b. Usul dari pimpinan Depatemen/Instansi yang diterima dalam
keadaan lengkap kemudian diproses dan disidangkan untuk
memperoleh pertimbangan BAPEK.
c. Pertimbangan BAPEK diteruskan ke Presiden untuk mendapatkan
keputusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2. Sidang BAPEK
Pemeriksaan dalam sidang BAPEK sebagaimana diatur
dalam keputusan MENKO WASBAGPAN selaku ketua BAPEK
Nomor 01/BAPEK/1998 tanggal 9 juli 1998, dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Sidang BAPEK dilaksanakan sekurang- kurangnya satu kali
dalam satu bulan.
b. Sidang BAPEK dinyatakan sah (qourum) apabila dihadiri oleh
ketua, sekretaris dan sekurang- kurangnya seorang anggota.
c. Dalam pengambilan keputusan, BAPEK wajib mempelajari
dan mempertimbangkan dengan seksama bahan- bahan yang
disampaikan baik oleh Departemen/Instansi maupun oleh PNS
yang mengajukan keberatan.
d. Apabila dipandang perlu BAPEK dapat meminta bahan atau
keterangan tambahan dari PNS yang mengajukan keberatan,
Pejabat yang menjatuhkan hukuman disiplin dan atau Pejabat
lain.
e. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dan
mufakat bulat. Apabila cara ini tidak dapat dicapai, maka
keputusan diambil dengan suara terbanyak. Bentuk keputusan
BAPEK berupa penguatan, perubahan (memperingan atau
memperberat) dan pembatalan.
f. Keputusan BAPEK adalah mengikat dan wajib dilaksanakan
oleh semua pihak yang bersangkutan. Keputusan ini
ditandatangani oleh ketua dan sekretaris. Kemudian keputusan
BAPEK disampaikan kepada PNSyang mengajukan keberatan
melalui pejabat yang menjatuhkan hukuman disiplin dan
pejabat lain yang dipandang perlu.
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa BAPEK dalam
memberikan perlindungan kepada PNS dengan cara memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
pengakuan terhadap hak untuk didengar. Hak untuk didengar
tercermin dalam proses pemeriksaan baik daam bentuk tertulis atau
korespodensi maupun lisan dihadapan pejabat yang ditunjuk.
Pola penyelesaian keberatan melalui BAPEK sebagai
lembaga banding administratifdapat dilihat dalam alur bagan di
bawah ini.
Gambar 1 : Pola Penyelesaian Keberatan ke BAPEK
Keterangan:
1. Pengajuan keberatan 2. Penyampaian berkas keberatan dan tanggapan 3. Permintaan kekelngkapan bahan 4. Penyampaian kelengkapan bahan 5. Pemeriksaan risalah dalam sidang BAPEK 6. Hasil sidang dibahas dalam sidang BAPEK 7. Pengiriman keputusan ke BAPEK 8. Gugatan ke PT TUN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB. IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian Penulis yang dikemukakan pada bab sebelumnya,
dari penelitian kepustakaan maupun hasil temuan mengenai bahan- bahan yang
terkait dalam penulisan ini, penulis menyimpulkan sebagaimana berikut ini :
1. Badan Pertimbangan Kepegawaian sebagai Lembaga Banding
Administrasi mempunyai fungsi, pertama, fungsi Peradilan, kedua, fungsi
Pertimbangan dan ketiga, fungsi Pengawasan Administratif. Badan
Pertimbangan Kepegawaian berkedudukan langsung di bawah Presiden
dan bertanggung jawab kepada Presiden, BAPEK mempunyai tugas yaitu
:pertama, Memberikan Pertimbangan Kepada Presiden atas usul
penjatuhan hukuman disiplin berupa pemindahan dalam rangka penurunan
jabatan setingkat lebih rendah, pembebasan dari jabatan, pemberhentian
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri, dan pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai PNS, bagi PNS yang menduduki jabatan struktural
eselon I dan Pejabat lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya oleh
Presiden, kedua, Memeriksa dan mengambil keputusan atas banding
administratif dari PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian dan/atau Gubernur selaku wakil Pemerintah.
2. Proses Banding Administrasi yang dilakukan Badan Pertimbangan
Kepegawaian diajukan secara tertulis kepada BAPEK oleh PNS yang
menerima Surat Keputusan pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri, dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS,
paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal surat keputusan
hukuman disiplin diterima, dengan melampirkan Surat Keputusan
Pemberhentian, berita acara pemeriksaan, laporan hasil pemeriksaan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
tanggapan dari Pejabat Departemen/Instansi yang berwenang menghukum,
bila dokumen Banding Administrasi sudah lengkap diadakan sidang di
MENPAN yang dihadiri oleh anggota BAPEK, BAPEK memeriksa dan
mengambil keputusan dalam waktu 180 (seratus delapan puluh) hari sejak
diterimanya Banding Administrasi, Keputusan BAPEK dapat memperkuat,
memperberat, memperingan, atau membatalkan keputusan Pejabat
Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku wakil Pemerintah, Keputusan
Bapek mengikat dan wajib dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait.
B. SARAN
1. Setiap Pegawai Negeri Sipil lebih memahami dan menghayati serta
melaksanakan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil dengan sebaik-
baiknya demi terciptanya aparatur Negara yang bersih dan berwibawa.
2. Adanya sosialisasi Badan Pertimbangan Kepegawaian sebagai lembaga
Banding Administrasi bahwa BAPEK memiliki tujuan untuk melindungi
PNS dari upaya mengambil hak- hak PNS yag dilakukan pejabat TUN.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user