Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

19
1 BAB V FUNGSI DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING A. Fungsi Bimbingan dan Konseling Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan memberikan dampak positif sebesar-besarnya terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan itu, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus pelayanan yang dimaksud. Misalnya, pelayanan kesehatan (yang diberikan oleh Puskesmas) berguna dan memberikan manfaat kepada yang berkepentingan untuk memperoleh informasi tentang kesehatan, pemeriksaan, dan pengobatan agar kesehatan yang bersangkutan terpelihara. Fungsi suatu pelayanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat, ataupun keuntungan dan dapat diberikan oleh pelayanan yang dimaksud. Suatu pelayanan dapat dikatakan tidak berfungsi apabila ia tidak memperlihatkan kegunaan ataupun tidak memberikan manfaat atau keuntungan tertentu. Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu banyak dan dapat dikelompokkan menadi empat fungsi pokok, yaitu ; 1. Fungsi Pemahaman Fungsi pemahaman, kegunaan, manfaat, atau keuntungan-keuntungan apakah yang dapat diberikan oleh layanan bimbingan dan konseling? jasa yang diberikan oleh pelayanan ini adalah berkenaan dengan pemahaman. Pemahaman tentang apa dan oleh siapa? pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan membantu klien, serta pemahaman tentang lingkungan klien.

Transcript of Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

Page 1: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

1

BAB V

FUNGSI DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai

pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan itu

berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan memberikan

dampak positif sebesar-besarnya terhadap kelangsungan perkembangan dan

kehidupan itu, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus

pelayanan yang dimaksud. Misalnya, pelayanan kesehatan (yang diberikan

oleh Puskesmas) berguna dan memberikan manfaat kepada yang

berkepentingan untuk memperoleh informasi tentang kesehatan, pemeriksaan,

dan pengobatan agar kesehatan yang bersangkutan terpelihara. Fungsi suatu

pelayanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat, ataupun

keuntungan dan dapat diberikan oleh pelayanan yang dimaksud. Suatu

pelayanan dapat dikatakan tidak berfungsi apabila ia tidak memperlihatkan

kegunaan ataupun tidak memberikan manfaat atau keuntungan tertentu.

Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat,

ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan

tersebut. Fungsi-fungsi itu banyak dan dapat dikelompokkan menadi empat

fungsi pokok, yaitu ;

1. Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman, kegunaan, manfaat, atau keuntungan-keuntungan

apakah yang dapat diberikan oleh layanan bimbingan dan konseling? jasa

yang diberikan oleh pelayanan ini adalah berkenaan dengan pemahaman.

Pemahaman tentang apa dan oleh siapa? pemahaman yang sangat perlu

dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman

tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh

pihak-pihak yang akan membantu klien, serta pemahaman tentang

lingkungan klien.

Page 2: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

2

a. Pemahaman tentang klien

Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian

bantuan terhadap klien. Sebelum seorang konselor atau pihak-pihak

lain dapat memberikan layanan tertentu kepada klien, maka mereka

perlu terlebih dahulu memahami individu yang akan dibantu itu.

Materi pemahaman itu lebih lanjut dapat dikelompokkan kedalam

berbagai data tentang :

1) Identitas individu (klien) : nama, jenis kelamin, tempat, Dan

tanggal lahir, orang tua, status dalam keluarga, Dan tempat tinggal,

2) pendidikan,

3) status perkawinan (bagi klien dewasa),

4) status sosial-ekonomi dan pekerjaan,

5) kemampuan dosen (intelegensi), bakat, minat, hobi,

6) kesehatan,

7) kecenderungan sikap dan kebiasaan,

8) cita-cita pendidikan dan pekerjaan,

9) keadaan lingkungan tempat tinggal,

10) kedudukan dan prestasi yang pernah dicapai,

11) kegiatan sosial kemasyarakatan,

Untuk individu-individu yang masih mengikuti jenjang pendidikan

tertentu perlu ditambahkan :

12) jurusan/program studi yang diikuti,

13) mata pelajaran yang diambil, nilai-nilai yang diperoleh dan prestasi

menonjol yang dicapai,

14) kegiatan ekstrakurikuler,

15) sikap dan kebiasaan belajar,

16) hubungan dengan teman sebaya.

Daftar tersebut dapat diperpanjang dan dirinci lebih jauh sampai

dengan “peristiwa-peristiwa khusus yang dialami’., perluasan,

spesifikasi atau rincian materi pemahaman itu dikembangkan sesuai

dengan tujuan pemahaman terhadap klien itu sendiri.

Page 3: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

3

Yang perlu memahami diri klien itu ? Pertama-tama adalah klien

itu sendiri. Hal ini sesuai dengan ciri kemandirian yang pertama, yaitu

“memahami diri sendiri dan lingkungan secara objektif”.

Membantu pihak-pihak yang berkepentingan dengan

perkembangan Dan kebahagiaan hidup klien tersebut. Pihak untuk lain

yang sangat berkepentingan dengan pemahaman terhadap klien adalah

konselor. Pemahaman konselor terhadap klien dipergunakan oleh

konselor baik untuk secara langsung membantu klien dalam pelayanan

bimbingan dan konseling lebih lanjut, maupun sebagai bahan acuan

utama dalam rangka kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam

membantu klien.

b. Pemahaman tentang masalah klien

Apabila pelayanan bimbingan dan konseling memasuki upaya

penanganan masalah klien, maka pemahaman terhadap masalah klien

merupakan suatu yang wajib adanya. Tanpa pemahaman terhadap

masalah, penanganan terhadap masalah itu tidak mungkin dilakukan.

Pemahaman terhadap masalah klien itu terutama menyangkut jenis

masalahnya, intensitasnya, sangkut pautnya, sebab-sebabnya, dan

kemungkinan berkembangnya.

Selain konselor, pihak-pihak lain yang amat berkepentingan

dengan pemahaman masalah klien adalah klien itu sendiri, orang tua

dan guru khususnya bagi siswa-siswa disekolah.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa pemahaman masalah oleh

individu (klien) sendiri merupakan modal dasar bagi pencegahan

masalah tersebut. Sejak awal prosesnya, pelayanan bimbingan Dan

konseling diharapkan mampu mengantarkan klien memahami masalah

yang dihadapinya. Apabila pemahaman masalah klien oleh klien

sendiri telah tercapai, agaknya pelayanan bimbingan dan konseling

telah berhasil menjalankan fungsi pemahaman yang baik.

Page 4: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

4

c. Pemahaman tentang lingkungan yang “ Lebih Luas”

Secara sempit lingkungan diartikan sebagai kondisi sekitar

individu yang sacara langsung mempengaruhi individu tersebut, seperti

keadaan rumah tempat tinggal, keadaan sosio ekonomi dan

sosioemosional keluarga, keadaan hubungan antar tetangga dan teman

sebaya, dan sebagainya. Keadaan lingkungan dalam arti sempit itu

pembahasannya telah diintegrasikan pada pembahasan mengenai

pemahaman tentang klien. Termasuk ke dalam lingkungan yang lebih

luas itu adalah berbagai informasi yang diperlukan oleh individu,

seperti informasi pendidikan dan jabatan bagi para siswa, informasi

promosi dan pendidikan lebih lanjut bagi para karyawan, dan lainnya.

Para siswa perlu memahami dengan baik lingkungan sekolah, yang

meliputi lingkungan fisik, berbagai hak dan tanggung jawab siswa

terhadap sekolah, disiplin yang harus dipatuhi oleh siswa, dan

sebagainya.

Disamping itu para siswa juga perlu diberi kesempatan untuk

memahami berbagai informasi yang berguna berkenaan dengan

sangkut paut pendidikan yang sedang dijalaninya sekarang dengan

pendidikan lanjutannya, dan dengan kemungkinan pekerjaan yang

dapat dikembangkannya kelak.

2. Fungsi Pencegahan

Bagi konsoler professional yang misi tugasnya dipenuhi dengan

perjuangan untuk menyingkirkan berbagai hambatan yang dapat

menghalangi perkembangan individu, upaya pencegahan tidak sekadar

merupakan ide yang bagus, tetapi adalah suatu keharusan yang bersifat etis

(Horner Dan McElhaney, 1993).

a. Pengertian Pencegahan

Dalam dunia kesehatan mental “pencegahan”didefinisikan sebagai

upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana

lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum

kesulitan atau kerugian itu benar-benar terjadi (Horner Dan

Page 5: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

5

McElhaney, 1993). Dalam definisi itu perhatian terhadap lingkungan

mendapat pemahaman utama. Lingkungan yang baik akan memberikan

pengaruh positif terhadap individu. Oleh karena itu, lingkungan harus

dipelihara Dan dikembangakan.

Berkenaan dengan upaya pencegahan, George Albee (dalam

Horner Dan McElhaney, 1993) mengemukakan rumus sebagai berikut:

KM =

Keterangan :

KM = Kondisi bermasalah

O = Faktor Organik

S = Stres

1 = Kemampuan memecahkan masalah

2 = Penilaian positif terhadap diri sendiri (self-esteem)

3 = Dukungan kelompok

Secara verbal rumusan tersebut mengungkapkan bahwa makin kuat

gabungan kondisi faktor organik dan stress akan meningkatkan kondisi

bermasalah pada diri individu, apabila faktor kemampuan

memecahkan masalah, self esteem, Dan dukungan kelompok konstan

(tetap). dan sebaliknya.

Aplikasi rumus terhadap upaya pencegahan adalah bahwa :

1) Mencegah adalah menghindari timbulnya atau meningkatnya

kondisi bermasalah pada diri klien;

2) Mencegah adalah mempunyai dan menurunkan faktor organik Dan

stress; serta

3) Mencegah adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,

penilaian positif terhadap diri sendiri, dan dukungan kelompok.

b. Upaya Pencegahan

Sejak lama telah timbul dua sikap yang berbeda terhadap upaya

pencegahan, khususnya dalam bidang kesehatan mental, yaitu sikap

skeptik dan optimistik (Hornet dan McElhaney, 1973). Sikap skeptik,

Page 6: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

6

meskipun menerima konsep pencegahan sebagai sesuatu yang bagus,

namun meragukan apakah upaya pencegahan memang dapat

dilakukan. Mereka yang bersikap skeptik itu menganggap bahwa

gangguan mental emosional itu tidak dapat dicegah. Mereka juga

menganggap bahwa upaya pencegahan itu tidak praktis. Sebaliknya,

golongan yang bersikap optimistik menganggap bahwa upaya

pencegahan itu sangat penting dan pelaksanaannya mesti diusahakan.

Mereka sangat menekankan pengaruh hubungan timbal balik antara

lingkungan dan organism (individu) terhadap individu yang

bersangkutan.

Kaum yang optimistik itu mengajukan bukti-bukti bahwa upaya

bahwa upaya pencegahan itu praktis dan efektif.

Upaya pencegahan yang perlu dilakukan oleh konselor adalah :

1) Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan

berdampak negatif terhadap individu yang bersangkutan.

2) Mendorong perbaikan kondisi diri pribadi klien.

3) Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan

Dan mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya.

4) Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan

memberikan resiko yang besar, dan melakukan sesuatu yang akan

memberikan manfaat.

5) Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang

bersangkutan

Upaya mendorong peningkatan kondisi pribadi klien dapat

diselenggarakan secara langsung terhadap individu/klien yang

bersangkutan. Self-esteem mengenali perasaan dan pengendalian diri

perasaannya sendiri termasuk satu unsur pribadi yang sangat perlu

dikembangkan.

Peningkatan kemampuan khusus individu diperlukan untuk

memperkuat perkembangan dan kehidupannya. Keterampilan

pemecahan masalah, keterampilan belajar dengan berbagai aspeknya,

keterampilan berkomunikasi Dan hubungan sosialnya, pengaturan

Page 7: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

7

pemasukan pengeluaran uang merupakan beberapa contoh kemampuan

yang perlu ditingkatkan pada individu.

Secara operasional konselor perlu menampilkan kegiatan dalam

rangka pelaksanaan fungsi pencegahan. Kegiatannya antara lain berupa

program-program nyata. Secara garis besar, program-program tersebut

dikembangkan, disusun dan diselenggarakan melalui tahap-tahap :

1) Identifikasi permasalahan yang mungkin timbul

2) Mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumber penyebab

timbulnya masalah-masalah

3) Mengidentifikasi pihak-pihak yang dapat membantu pencegahan

masalah tersebut

4) Menyusun rencana program pencegahan

5) Pelaksanaan dan monitoring

6) Evaluasi dan laporan

3. Fungsi Pengentasan

Orang yang mengalami masalah itu dianggap berada dalam suatu

keadaan yang tidak mengenakan sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan

dari bendanya yang tidak mengenakkan. Ia perlu dientas dari keadaan yang

tidak disukainya itu. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan

itu adalah upaya pegentasan melalui pelayanan bimbingan dan konseling.

Dalam hal itu, pelayanan bimbingan dan konseling menyelenggarakan

fungsi pengentasan.

Secara sederhana kesejajaran antara fungsi penyembuhan pelayanan

dokter dan fungsi pengentasan pelayanan konselor adalah sebagaimana

terlibat pada bagan berikut :

Page 8: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

8

Pelayanan dokter Pelayanan Konselor

Diagram 1

Kesejajaran pelayanan dokter dan konselor

Proses konseling merupakan proses terpadu sebagai wadah pengentasan

masalah.

a. Langkah-Langkah Pengentasan Masalah

Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara

perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Dengan demikian

penanganannya pun harus secara unik disesuaikan terhadap kondisi

masing-masing masalah itu. Untuk itu konselor perlu memiliki

ketersediaan berbagai bahan dan keterampilan untuk menangani

berbagai masalah yang beraneka ragam itu.

b. Pengentasan Masalah Berdasarkan Diagnosis

Pengertian diagnostik yang dipakai oleh Bordin itu lebih lanjut

dikenal sebagai “diagnostik pengklasifikasian”. Dalam upaya

diagnostik itu masalah-masalah diklasifikasi, dilihat sebab-sebabnya,

dan ditentukan cara pengentasannya.

Model diagnosis Bordin itu tampak cukup menarik. Sejalan dengan

diagnosis medis : ada masalah, dianalisis, dan diklasifikasi, ditetapkan

sebab-sebabnya, dan diberikan “resep” pengentasannya.

Mengklasifikasikan masalah seperti dilakukan Bordin itu dirasakan

Pasien

Masalah terentaskan

Aplikasi Obat

Pemeriksaan

Klien

Proses Konseling

Aplikasi hasil

konseling

Resep

Penyakit Sembuh

Page 9: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

9

sulit, karena unsur-unsur masalah yang satu sering saling terkait satu

sama lain, dan dengan lebih penting lagi setiap masalah.

Tabel 1

Klasifikasi Masalah, sebabnya, Dan Cara pengentasannya

Klasifikasi

Masalah

Sebab Cara pengentasan

Sikap tergantung

Kekurangan

informasi

Terjadi konflik

dalam diri sendiri

Klien belum belajar

untuk bertanggung

jawab dalam

pemecahan masalah

sendiri.

Pengalaman yang

dimiliki klien selama

ini tidak memadai

lagi untuk mengatasi

permasalahan yang

dihadapinya.

Dua atau lebih

perasaan dan

keinginan yang

berlainan arah

mendorong konflik

dalam diri klien.

Klien membantu klien

agar merasa sanggup

menghadapi masalah

dalam hidupnya sehari-

hari dan memperoleh

pengalaman langsung

untuk

memungkinkannya tidak

lagi tergantung pada

orang lain.

Konselor memberikan

informasi yang

diperlukan klien atau

langsung membawa

klien ke sumber

informasi yang

dimaksud.

Konselor membantu

klien untuk mengenali

dan menerima perasaan-

perasaan dan

keinginankeinginannya

yang berlainan arah itu

sehingga konflik itu

teratasi.

Page 10: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

10

Kecemasan dalam

memilih

Tidak ada masalah

Klien tidak mampu

menghadap dan

menerima suasana

berat (dalam

memilih) yang tak

terelakan.

Klien membutuhkan

dukungan terhadap

keputusan yang telah

diambilnya, atau

ingin mengecek

apakah ia bertindak

di jalur yang benar.

Konselor membantu

klien menyadari dan

menerima masalah yang

dihadapinya itu dan

selanjutnya membuat

suatu keputusan.

Konselor memberikan

dorongan dan dukungan

kepada klien.

Klien adalah unik. Pengklasifikasian masalah cenderung

menyamaratakan masalah klien yang satu dengan yang lainnya.

Sebagai rambu-rambu yang dapat dipergunakan untuk

terselenggarakannya diagnosis pemahaman itu, di sini dicatatkan tiga

dimensi diagnosis, yaitu ;

1) Diagnosis mental/psikologis

2) Diagnosis sosio-emosional

3) Diagnosis instrumental

Diagnosis mental/psikologis mengarah kepada pemahaman tentang

kondisi mental/psikologis klien, seperti kemampuan-kemampuan

dasarnya, bakat dan kecenderungan minat-minatnya, keinginan dan

harapan-harapannya, temperamen, dan kematangan emosionalnya,

sikap dan kebiasaannya. Diagnosis sosio-emosional mengacu kepada

hubungan sosial klien dengan orang-orang yang amat besar

pengaruhnya terhadap klien. Seperti orang tua, guru, teman sebaya

(bagi siswa), suami/istri, mertua (bagi pasangan suami-istri), pejabat

yang menjadi atasan langsung (bagi karyawan), serta suasana

Page 11: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

11

hubungan antara klien dengan orang-orang penting itu dengan

lingkungan sosial pada umumnya. Sedangkan diagnosis instrumental

berkenaan dengan kondisi atau prasyarat yang diperlukan terlebih

dahulu sebelum individu mampu melakukan atau mencapai sesuatu.

Diagnosis instrumental ini meliputi aspek-aspek fisik klien, fisik

lingkungan, sarana kegiatan, prasyarat kemampuan untuk belajar, dan

pemahaman situasi.

c. Pengentasan Masalah Berdasarkan Teori Consoling

Sejumlah ahli telah mengantarkan berbagai teori konseling, antara

lain teori ego-counceling yang didasarkan pada tahap perkembangan

psikososial menurut Erickson, pendekatan transactional analysis

dengan tokohnyya Eric Berne, pendekatan konseling berdasarkan self-

theory dengan tokohnya Carl Rogers, gestalt counceling dengan

tokohnya Frita perl, pendekatan konseling yang bersifat behavioristik

yang didasarkan pada pemikiran tentang tingkah laku oleh B. F.

skinner, pendekatan rasional konseling dalam bentuk Reality therapy

dengan tokohnya William Glasser dan Rational Emotive Therapy

dengan tokohnya Albert Ellis.

Masing-masing teori konseling itu dilengkapi dengan teori tentang

kepribadian. Individu, perkembangan tingkah laku individu yang

dianggap sebagai masalah, tujuan konseling, serta proses dan teknik-

teknik khusus konseling. Tujuan teori tersebut tidak lain adalah

mengentaskan masalah yang diderita oleh klien dengan cara yang

paling cepat, cermat, dan tepat. Menurut uraian diatas jelaslah bahwa

fungsi pengentasan melalui pelayanan bimbingan dan konseling

perorangan saja, tetapi dapat pula dengan menggunakan bentuk-bentuk

layanan lainnya.

4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang

ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-

Page 12: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

12

hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini. Bukan itu saja.

lingkungan yang baik pun (lingkungan fisik, sosial, dan budaya) harus

dipelihara dan sebesar-sebarnya harus dimanfaatkan untuk kepentingan

individu dan orang lain. Jangan sampai rusak ataupun berkurang mutu dan

manfaatnya.

Apabila bicara tentang “pemeliharaan’, maka pemeliharaan yang baik

bukanlah sekadar mempertahankan agar hal-hal yang dimaksudkan tetap

utuh, tidak rusak dan tetap dalam keadaannya semula, melainkan juga

mengusahakan agar hal-hal tersebut bertambah baik, kalau dapat lebih

indah, lenih menyenangkan, memiliki nilai tambah daripada waktu-waktu

sebelumnya. Pemeliharaan yang demikian itu adalah pemeliharaan yang

membangun, pemeliharaan yang memperkembangkan. Oleh karena itu,

fungsi pemeliharaan dan fungsi pengembangan tidak dapat dipisahkan.

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan

pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan

program.

Fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam suatu kegiatan atau

program bimbingan dan konseling sebenarnya terkait langsung pada ketiga

fungsi yang lain (pemahaman, pencegahan, dan pengentasan). Dalam

menjalankan fungsi pemeliharaan dan pengembangan itu konselor sering

kali tidak dapat berjalan sendiri, melainkan perlu bekerja sama dengan

pihak-pihak lain.

Memperhatikan kaitan antara fungsi bimbingan dan konseling, fungsi

pemeliharaan, dan pengembangan tampaknya bersifat lebih umum dan

dapat terkait pada fungsi yang lain. Jika dikaji lebih jauh, dapatlah

dimengerti bahwa “pemeliharaan” dalam artinya yang luas dan

“perkembangan” pada dasarnya merupakan tujuan umum dari seluruh

upaya pelayanan pemuliaan manusia, khususnya bimbingan dan konseling.

B. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang

digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Dalam

Page 13: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

13

pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya

bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis

tentang hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam

konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi, dan proses

penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya

berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses

penanganan masalah, program pelayan, penyelenggaran pelayanan.

1. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Sasaran Pelayanan

Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu,

baik secara perorangan maupun kelompok. Individu-individu itu sangat

bervariasi. Secara lebih khusus lagi, yang menjadi sasaran pelayanan

umumnya adalah perkembangan dan perkehidupan individu, namun secara

lebih nyata dan langsung adalah sikap dan tingkah lakunya. Prinsip-prinsip

bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :

a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu, tanpa memandang

umur, jenis kelamin, suku, bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.

b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap dan tingkah laku

individu yang berbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang

kompleks dan unik.

c. Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai

dengan kebutuhan individu itu sendiri perlu dikenali dan dipahami

keunikan setiap individu dengan kekuatan, kelemahan, dan

permasalahannya.

d. Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks setiap individu

mengandung faktor-faktor yang secara potensial mengarah kepada

sikap dan pola-pola tingkah laku yang tidak seimbang.

e. Meskipun individu yang satu dan lainnya adalah serupa dalam

berbagai hal, perbedaan individu harus dipahami dan dipertimbangkan

dalam rangka upaya yang bertujuan memberikan bantuan atau

bimbingan kepada individu-individu tertentu, baik mereka itu anak-

anak, remaja, ataupun orang dewasa.

Page 14: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

14

2. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Masalah Individu

Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan

individu tidaklah selalu positif. Faktor-faktor yang pengaruhnya negative

akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan

perkembangan dan kehidupan individu yang akhirnya menimbulkan

masalah tertentu pada diri individu. Prinsip-prinsip yang berkenaan

dengan hal itu adalah :

a. Meskipun pelayanan bimbingan dan konseling menjangkau setiap

tahap dan bidang perkembangan dan kehidupan individu, namun

bidang bimbingan pada umumnya dibatasi hanya pada hal-hal yang

menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik individu.

b. Keadaan sosial, ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan

merupakan faktor salah satu pada diri individu dan hal itu semua

menuntut perhatian seksama.

3. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Program Pelayanan

Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling baik diselenggarakan

secara “incidental”, maupun terprogram. Pelayanan incidental diberikan

kepada klien-klien yang secara langsung kepada konselor untuk memita

bantuan. Konselor memang tidak menyediakan program khusus untuk

mereka. Pelayanan incidental itu merupakan pelayanan konselor yang

sedang menjalankan praktek pribadi.

Untuk warga lembaga tempat konselor bertugas, yaitu warga yang

pemberian pelayanan bimbingan dan konselingnya menjadi tanggung

jawab konselor sepenuhnya, konselor dituntut untuk menyusun program

pelayanan. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal itu adalah :

a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses

pendidikan dan pengembangan.

b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan

kondisi lembaga, kebutuhan individu, dan masyarakat.

c. Program pelayanan bimbingan dan konseling disusun dan

diselenggarakan secara berkesinambungan.

Page 15: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

15

d. Terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan

penilaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan

manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program

yang direncanakan dan pelaksanaannya.

4. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Pelaksanan Layanan

Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling dimulai dengan

pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan ini selanjutnya diwujudkan

melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam

bidangnya, yaitu konselor professional. Kerjasama dengan berbagai pihak,

baik didalam maupun diluar berbagai tempat ia bekerja perlu

dikembangkan secara optimal. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal

itu adalah :

a. Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap

individu.

b. Dalam proses konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan

oleh klien hendaklah atas kemauan klien sendiri.

c. Permasalahan khusus yang dialami klien harus ditangani oleh tenaga

ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan khusus tersebut.

d. Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan professional

e. Guru dan orang tua memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan

bimbingan dan konseling.

f. Guru dan konselor berada dalam satu kerangka upaya pelayanan.

g. Untuk mengelola pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan

sejauh mungkin memenuhi tuntutan individu, program pengukuran dan

penilaian terhadap individu hendaknya dilakukan dan himpunan data

yang memuat hasil pengukuran dan penilaian itu dikembangkan dan

dimanfaatkan dengan baik.

h. Organisasi program bimbingan hendaknya fleksibel, disesuaikan

dengan kebutuhan individu dengan lingkungannya.

i. Tanggung jawab pengelolaan program bimbingan dan konseling

hendaknya diletakkan di pundak seorang pemimpin program yang

Page 16: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

16

terlatih dan terdidik secara khusus dalam pendidikan bimbingan dan

konseling, bekerjasama dengan staf dan personal, lembaga di tempat ia

bertugas dan lembaga-lembaga lain yang dapat menunjang program

bimbingan dan konseling.

j. Penilaian periodik perlu dilakukan terhadap program yang sedang

berjalan.

5. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling, sekolah

merupakan lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Di sekolah

pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan

berkembang dengan amat baik mengingat sekolah merupakan lahan yang

secara potensial sangat subur, sekolah memiliki kondisi dasar yang justru

menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Crow dan Crow

(1960) mengemukakan perubahan materi kurikulum dan prosedur

pengajaran hendaklah memuat kaidah-kaidah bimbingan. Apabila kedua

hal itu memang terjadi, materi dan prosedur pengajaran berkaidah

bimbingan, dibarengi oleh kerjasama yang erat antara guru dan konselor,

dapat diyakini bahwa proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru

untuk murid itu akan sukses.

Belkin (1975) menegaskan enam prinsip untuk menegakkan dan

menumbuh kembangkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Pertama, konselor harus memulai kariernya sejak awal dengan program

kerja yang jelas, dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan

program tersebut.

Kedua, konselor harus selalu mempertahankan sikap professional tanpa

menggangu keharmonisan hubungan konselor dengan personal sekolah

lainnya dan siswa.

Ketiga, konselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya

sebagai konselor professional dan menerjemahkan peranannya itu dalam

kegiatan nyata.

Page 17: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

17

Keempat, konselor bertanggung jawab kepada semua siswa, baik siswa-

siswa yang gagal, yang menimbulkan gangguan, yang berkemungkinan

putus sekolah, dan yang mengalami permasalahan emosional.

Kelima, konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi

untuk membantu siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang

cukup parah, dan sisiwa-siswa yang menderita gangguan emosional.

Keenam, konselor harus mampu bekerjasama secara efektif dengan

kepala sekolah, memberikan perhatian dan peka terhadap kebutuhan,

harapan dan kecemasan-kecemasannya.

Page 18: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

18

Pilihlah

1. Salah satu fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau

manfaatnya adalah…

a. Fungsi Pertolongan

b. Fungsi Pelayanan

c. Fungsi Pengenalan

d. Fungsi Pemeliharaan

2. Pada fungsi pengentasan rambu-rambu yang dipergunakan bagi

terselenggaranya diagnosis penjumlahan berjumlah…

a. 2

b. 3

c. 4

d. 5

3. Berikut ini merupakan prinsip bimbingan dan konseling berkenaan dengan

sasaran pelayanan, kecuali…

a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu

b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap dan perilaku

c. Perbedaan individu harus dipahami dalam memberikan bantuan

d. Dalam memberikan bimbingan keunikan individu dapat diabaikan

4. Siapakah yang perlu memahami diri klien dalam pemberian bimbingan

untuk pertama kalinya?

a. Pemberi Bimbingan

b. Konselor

c. Klien itu sendiri

d. Orang tua

5. Dibawah ini yang merupakan prinsip bimbingan dan konseling di sekolah

adalah…

a. Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk

membantu siswa

b. Bimbingan konseling menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik

individu

c. Bimbingan konseling mencakup keadaan sosial, ekonomi, dan politik

Page 19: Fungsi Dan Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling

19

d. Program pelayanan diselenggarakan secara berkesinambungan

Kunci jawaban

1. D

2. B

3. D

4. C

5. A