Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu

8
Fungsi Agama dan Kepercayaan Bagi Individu Pemahaman mengenai fungsi agama tidak dapat lepas dari tantangan-tantangan yang dihadapi manusia dan masyarakatnya. untuk mengatasi itu semua, manusia lari kepada agama, karena manusia percaya dengan keyakinan yang kuat bahwa agama memiliki kesnggupan yang definitive dalam menolong manusia. Dengan kata lain, manusia memberikan suatu fungsi tertentu kepada agama. Dibawah ini akan dikaji fungsi manakah yang diberikan agama kepada manusia (Hendropuspito, O.C, 2006. 38-56) 1. Fungsi edukatif Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada gama yang mencakup tugas mengajar dan tugas bimbingan. Lain dari instansi (institusi), agama dianggap sanggaup memberikan pengajaran, bahkanb dalam hal-hal yang sacral dan tidak dapat disalahkan. Agama menyampaikan ajarannya dengan perantara petugas-petugasnya baik di dalam upacara (perayaan) keagamaan, khotbah, renungan (meditasi), pendalaman rohani, dll. Maupun diluar perayaan. Untuk melaksanakan tugas itu ditunjuk sejumlah fungsionaris seperti: syaman, dukun. Kyai, pedanda, pendeta, imam, dan nabi. Mengenai yang disebut nabi ini dipercayai bahwa penunjukkannya dilakukan oleh tuhan sendiri. Kebenaran ajaran mereka yang harus diterima dan yang tk dapat keliru, , didasarkan atas kepercayaan peganut- penganutnya, bahwa mereka dapat berhubungan langsung dengan “yang gaib” dan “yang sacral” dan mendapat ilham khusus dari Nya.

description

 

Transcript of Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu

Fungsi Agama dan Kepercayaan Bagi Individu

Pemahaman mengenai fungsi agama tidak dapat lepas dari tantangan-tantangan

yang dihadapi manusia dan masyarakatnya. untuk mengatasi itu semua, manusia lari

kepada agama, karena manusia percaya dengan keyakinan yang kuat bahwa agama

memiliki kesnggupan yang definitive dalam menolong manusia. Dengan kata lain, manusia

memberikan suatu fungsi tertentu kepada agama. Dibawah ini akan dikaji fungsi manakah

yang diberikan agama kepada manusia (Hendropuspito, O.C, 2006. 38-56)

1. Fungsi edukatif

Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada gama yang mencakup tugas

mengajar dan tugas bimbingan. Lain dari instansi (institusi), agama dianggap sanggaup

memberikan pengajaran, bahkanb dalam hal-hal yang sacral dan tidak dapat disalahkan.

Agama menyampaikan ajarannya dengan perantara petugas-petugasnya baik di dalam

upacara (perayaan) keagamaan, khotbah, renungan (meditasi), pendalaman rohani, dll.

Maupun diluar perayaan. Untuk melaksanakan tugas itu ditunjuk sejumlah fungsionaris

seperti: syaman, dukun. Kyai, pedanda, pendeta, imam, dan nabi. Mengenai yang disebut

nabi ini dipercayai bahwa penunjukkannya dilakukan oleh tuhan sendiri. Kebenaran ajaran

mereka yang harus diterima dan yang tk dapat keliru, , didasarkan atas kepercayaan

peganut-penganutnya, bahwa mereka dapat berhubungan langsung dengan “yang gaib”

dan “yang sacral” dan mendapat ilham khusus dari Nya.

2. Fungsi penyelamatan

Tanpa atau dengan penelitian ilmiah, cukup berdasarkan pengalaman sehari-hari, dapat

dipastikan bahwa setiap manusia menginginkan keselamatannya baik dlam hidup ini

maupun kehidupan sesudah mati. Usaha untuk mencapai cita-cita tertinggi (yang tumbuh

dari naluri manusia sendiri) itu tidak boleh dipandang ringan begitu saja. Jaminan untuk

itu mereka temukan dalam agama. Terutama karena agama mengajarkan dan

memeberikan jaminan dangan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagian yang

“terkahir”. Yang pencapaian nya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena

kebahagiaan itu berada di luar batas kekuatan manusia (breaking points). Orang

berpendapat bahwa hanya manusia agama (homo religious) dapat mencapai titik itu, entah

itu masyarakat yang hidup dalam masyarakat primitive maupun masyarakat modern.

3. Fungsi pengawasan sosial (social control)

Pada umumnya manusia mempunyai keyakinan yang sama, bahwa kesejahteraan

kelompok sosial khususnya dalam masyarakat besar umumnya tidak dapat dipisah-

pisahkan dari kesetiaan kelompok atau masyarakat itu kepada kaidah-kaidah susila dan

hukum-hukum rasional yang telah ada pada kelompok atau masyarakat itu sendiri.

Disadari pula (terkecuali kaum anarkkis) bahwa penyelewengan terhadap norma-norma

susial dan peraturan yang berlaku mendatangkan dampak bagi kehidupan manusia. Di

sinilah agama berfungsi sebagai pengawasan terhadap kehidupan sosial masyarakat.

Karena di dalam agama terdapat aturan-aturan yang mengatur kehidupan individu dalam

masyarakat. Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi

kehidupan moral warga masyarakat.

4. Fungsi memupuk Persaudaraan.

Kesatuan persaudaraan berdasarkan kesatuan sosiologis ialah kesatuan manusia-manusia

yang didirikan atas unsur kesamaan.

Kesatuan persaudaraan berdasarkan ideologi yang sama, seperti liberalism,

komunisme, dan sosialisme.

Kesatuan persaudaraan berdasarkan sistem politik yang sama. Bangsa-bangsa

bergabung dalam sistem kenegaraan besar, seperti NATO, ASEAN dll.

Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena

dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja

melainkan seluruh pribadinya dilibatkan dalam satu intimitas yang terdalam

dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercayai bersama

5. Fungsi transformatif

Fungsi transformatif disini diartikan bahwa dengan adanya agama dapat mengubah bentuk

kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang

lebih bermanfaat.

Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh

fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup.

Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang

diuraikan di bawah:

Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.

Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia sentiasanya

memberi penerangan kepada dunia(secara keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di

dalam dunia. Penerangan dalam masalah ini sebenarnya sulit dicapai melalui indra

manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah.

Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahwa dunia adalah ciptaan Allah

s.w.t dan setiap manusia harus menaati Allah s.w.t.

Menjawab pelbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia

Sebagian pertanyaan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan pertanyaan yang

tidak terjawab oleh akal manusia sendiri.

Contohnya pertanyaan kehidupan setelah mati, tujuan hidup, soal nasib dan sebagainya.

Bagi kebanyakan manusia, pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik dan perlu untuk

menjawabnya. Maka, agama itulah fungsinya untuk menjawab soalan-soalan ini.

Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia

Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah karena

sistem agama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan yang sama, melainkan

tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.

Memainkan fungsi peranan sosial

Kebanyakan agama di dunia ini menyarankan kepada kebaikan. Dalam ajaran agama

sendiri sebenarnya telah menggariskan kode etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya.

Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi peranan sosial (ahza wildan. 2007)

Fungsi Agama dan Kepercayaan Secara Umum

Agama merupakan salah satu prinsip yang (harus) dimiliki oleh setiap manusia

untuk mempercayai Tuhan dalam kehidupan mereka. Tidak hanya itu, secara individu

agama bisa digunakan untuk menuntun kehidupan manusia dalam mengarungi

kehidupannya sehari-hari. Namun, kalau dilihat dari secara kelompok atau masyarakat,

bagaimana kita memahami agama tersebut dalam kehidupan masyarakat?.

Prof. Dr. H. Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama membantu kita memahami

beberapa fungsi agama dalam masyarakat, antara lain:

1. Fungsi Edukatif (Pendidikan). Ajaran agama secara yuridis (hukum) berfungsi

menyuruh/mengajak dan melarang yang harus dipatuhi agar pribagi penganutnya

menjadi baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik dan yang benar menurut

ajaran agama masing-masing.

2. Fungsi Penyelamat. Dimanapun manusia berada, dia selalu menginginkan dirinya

selamat. Keselamatan yang diberikan oleh agama meliputi kehidupan dunia dan

akhirat. Charles Kimball dalam bukunya Kala Agama Menjadi Bencana melontarkan

kritik tajam terhadap agama monoteisme (ajaran menganut Tuhan satu).

Menurutnya, sekarang ini agama tidak lagi berhak bertanya: Apakah umat di luat

agamaku diselamatkan atau tidak? Apalagi bertanya bagaimana mereka bisa

diselamatkan? Teologi (agama) harus meninggalkan perspektif (pandangan) sempit

tersebut. Teologi mesti terbuka bahwa Tuhan mempunyai rencana keselamatan

umat manusia yang menyeluruh. Rencana itu tidak pernah terbuka dan mungkin

agamaku tidak cukup menyelami secara sendirian. Bisa jadi agama-agama lain

mempunyai pengertian dan sumbangan untuk menyelami rencana keselamatan

Tuhan tersebut. Dari sinilah, dialog antar agama bisa dimulai dengan terbuka dan

jujur serta setara.

3. Fungsi Perdamaian. Melalui tuntunan agama seorang/sekelompok orang yang

bersalah atau berdosa mencapai kedamaian batin dan perdamaian dengan diri

sendiri, sesama, semesta dan Alloh. Tentu dia/mereka harus bertaubat dan

mengubah cara hidup.

4. Fungsi Kontrol Sosial. Ajaran agama membentuk penganutnya makin peka

terhadap masalah-masalah sosial seperti, kemaksiatan, kemiskinan, keadilan,

kesejahteraan dan kemanusiaan. Kepekaan ini juga mendorong untuk tidak bisa

berdiam diri menyaksikan kebatilan yang merasuki sistem kehidupan yang ada.

5. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas. Bila fungsi ini dibangun secara serius dan tulus,

maka persaudaraan yang kokoh akan berdiri tegak menjadi pilar "Civil Society"

(kehidupan masyarakat) yang memukau.

6. Fungsi Pembaharuan. Ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi

seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru. Dengan fungsi ini seharusnya

agama terus-menerus menjadi agen perubahan basis-basis nilai dan moral bagi

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

7. Fungsi Kreatif. Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi pembaharuan untuk

mengajak umat beragama bekerja produktif dan inovatif bukan hanya bagi diri

sendiri tetapi juga bagi orang lain.

8. Fungsi Sublimatif (bersifat perubahan emosi). Ajaran agama mensucikan segala

usaha manusia, bukan saja yang bersifat agamawi, melainkan juga bersifat duniawi.

Usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila

dilakukan atas niat yang tulus, karena untuk Alloh, itu adalah ibadah.