Fungisida Bagian pertama

download Fungisida Bagian pertama

of 57

description

you can read as a indonesian rider this content. it will bring you to some knowledment about pest

Transcript of Fungisida Bagian pertama

PowerPoint Presentation

Pestisida Pertanian (Bagian fungisida)Fakultas Pertanian Universitas Jember

BAGIAN FUNGISIDA Cakupan dan pengertian Fungisida Jenis Jenis Fungisida Mode of action Fungisida Fungisida Kontak dan Sistemik Terjadinya resistensi PatogenPENDAHULUANPest = hama , sida= caedo= pembunuhFungus : Jamur, Caedo : membunuhPengendalian vektor secara kimiaFAO 1986 & PP RI No. 7, 1973Campuran bahan kimia yang digunakan untuk mencegah, membasmi dan mengendalikakn hewan/tumbuhan pengganggu seperti binatang pengerat, termasuk serangga penyebar penyakit, dengan tujuan kesejahteraan manusiaPP RI No. 6, 1995Zat atau senyawa kimia, zat pengatur tubuh dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau virus yang digunakan untuk perlindungan US EPAZat atau campuran zat yang digunakan untuk mencegah, memusnahkan, menolak atau memusuhi hama dalam bentuk hewan, tanaman dan mikroorganisme pengganggu

SYARAT PESTISIDAMembunuh dgn cepat (efektif dan efisien)Tidak membahayakan binatang bertulang belakangMurah dan mudah diperoleh di pasaranMenguntungkan dalam pemakaian yg luasSusunan kimia stabil (mempunyai residual efek)SelektifTidak mudah terbakarMudah disiapkanTidak merusak barangBersihTidak mengeluarkan bau yang taidak menyenangkanKebanyakan dari fungisida digunakan untuk mengatasi penyakit daun dan bagian-bagian tanaman lainnya di atas tanah. mendesinfestasi dan melindungi benih atau umbi dari serangan patogen. Beberapa fungisida dapat digunakan untuk mendesinfestasi tanah atau tempat penyimpanan untuk melindungi luka, dan sebagainya.Pada waktu sekarang telah diketahui beberapa macam fungisida yang mempunyai sifat terapetik atau eradikatif dan beberapa diantaranya dapat diabsorpsi oleh bagian dari tanaman dari tanaman dan secara sistematik ditranslokasikan ke tempat lain.

Klasifikasi pestisida berdasarkan organisme sasaran - 1abiotikbiotikStruktur tanahKesuburan tanahKekurangan unsur haraPencemaran air, udaraGangguan pada tanamanHama (serangga, tungau, hewan menyusui, dan moluska)Penyakit (jamur, bakteri, virus dan nematoda)Gulma Bisa dikendalikan dengan pestisidaKlasifikasi pestisida berdasarkan organisme sasaran - 2Insektisida : mengendalikan hamaAkarisida : mengendalikan tungauMoluskisida : mengendalikan hama dari bangsa siput (moluska)Rodentisida : mengendalikan hewan pengerat / tikusNematisida : mengendalikan nematodeFungisida : mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur/fungiBakterisida : mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteriHerbisida : mengendalikan gulma Dsb.

KLASIFIKASI PESTISIDABerdasarkan organisme targetInsektisida : bunuh/kendali seranggaHerbisida: bunuh gulmaFungisida: bunuh jamur/cendawanAlgasida: bunuh algaAvisida: bunuh/kontrol pop burungAkarisida: bunuh tungau/kutu/pinjal/caplakBakterisida: bunuh bakteriLarvasida: bunuh larvaMolusksisida: bunuh siput

KLASIFIKASI PESTISIDABerdasarkan organisme target (lanjutan)Nematisida : bunuh cacingOvisida: bunuh telurPedukulisida: bunuh kutu/tumaPiscisida: bunuh ikanRodentisida: bunuh binatang pengeratPredisida: bunuh pemangsa/predatorTermisida: bunuh rayapMetisida: bunuh tengu/caplak (mites)Defoliant: bunuh parasit tanaman

KLASIFIKASI PESTISIDABerdasarkan organisme target (lanjutan)Repellent: penolak seranggaAttractant: penarik seranggaDessicant: penyerap airAnti transparant: pembalut daun agar tak kehilangan airPlant growth regulator: pengatur pertumbuhan tanamanDampak penggunaan pestisida pertanianDampak bagi keselamatan pengguna

KeracunanGangguan penyakit

Dampak bagi konsumen

Keracunan kronis yang tidak segera terasaKeracunan akut ketika mengkonsumsi produk yang mengandung residu pestisida

Dampak bagi kelestarian lingkungan

Lingkungan tercemarTerbunuhnya organisme non target (terbunuhnya musuh alami dari hama)Resistensi OPTResurjensi OPTMuncul hama baru

Dampak Sosial Ekonomi

Biaya produksi tinggiProses perdagangan terhambat karena residu pestisida tinggi

Penamaan PestisidaNama KimiaNama UmumNama DagangManganeseethylenebis (dithiocarbamate)ManebPilaram 80 WPRhonep 80 WPSarineb 90 WPPhycozan 90 WP3-(3,4-dichlorophenyl) 1,1-dimethylurea

DuronBimaron 80 WPGulmaron 500 EC0-(,4-bromo-2chlorophenyl 0-ethyl-s-propylphosporodhitioateProfenofosDeltracon ECProfile ECCuracon ECEndotoksin dari Bacillus thuringiensisBacillus thuringiensisBacilin WPThuricide HPBactospein ULVStruktur kimia dari bahan aktif pestisidaNama yang mudah diingat dan dimengertiCap/merk dagang FORMULASI PESTISIDAPencampuran bahan aktif (active inggrideinet) dengan bahan pembawa (inert carrier) = formulasi insektisidaBeberapa formulasi dpt digunakan langsung atau dicampur dg air/minyakFormulasi PestisidaBahan aktifBahan pembantuBahan pembawaBahan aktif merupakan senyawa kimia/bahan lain yang memiliki efek sbg pestisida.Bisa berbentuk padat, cair dan gasSolvent/bahan pelarut : alcohol, produk minyak bumiEmulsifier/bahan pembuat emulsiDiluent/bahan pembasah atau pengencerSynergist/bahan untuk meningkatkan efikasi pestisidaBahan perekat

Bahan pembawa digunakan untuk menurunkan konsentrasi produk pestisidaBisa berupa air, minyak, talk, dsb sesuai dengan cara penggunaanKode Formulasi PestisidaEmulsifiable Concentrate/ Emulsible Conentrate (EC) : sediaan berbentuk pekatan cair dengan kandungan bahan aktif tinggi, menggunakan solvent berbasis minyak, apabila dicampur air akan membentuk emulsi (butiran benda cair yg melayang dalam media cair lainnya)Soluble Liquid (SL) : pekatan cair jika dicampur air membentuk larutanWettable Powder (WP) : sediaan berbentuk tepung dengan bahan aktif tinggi jika dicampur air membentuk suspenseSoluble Powder (S atau SP) : formulasi berbentuk tepung bila dicampur air membentuk laturan homogeButiran (Granule, G) : sediaan siap pakai dengan bahan aktif rendahDsb.FORMULASI CAIREmulsiSolution (larutan)Konsentrasi tinggiKonsentrasi RendahSuspension (minyak)Flowable solids (aliran)Sering menyebabkan nozzletip (pipa semprot tersumbat)Perlu pengocokan terus menerus

FORMULASI CAIRAerosolNon irritant, tdk berbau tak sedap, tdk ada residu berbahaya, tdk mudah terbakar, tdk keracunan utk pemberian berulang, spektrum luas, mudah menyebar keseluruh ruangAturan aerosol meliputi:Formulasi, container: jenis, bentuk, isi, kecepatan semprotan, ukuran partikel aerosol yg dihasilkan, tdk mudah terbakar, tdk berpengaruh buruk thd barang lain, acceptable biological performance standardStandar formulasi (Standars Reference Aerosol) WHOFORMULASI CAIRLiquid Gases (gas yg dicairkan)Disemprotkan pada tekanan tertentuDijumpai pada fumigantDikemas dlm tabungDigunakan untuk:Disemprotkan di ruanganDisuntikkan ke dlm tanahDisemprotkan pada tumpukan, gudang dllFORMULASI KERINGBahan debu (dust)mengandung: Bahan aktif 1 10%Bahan pembawa (inert carrier)Granula (Granules)Partikel lebih besar dari debuBahan aktif 2 40%Wettable PowderSgt halus dan mudah larut dalam airBahan aktif 15 65%FORMULASI KERINGSoluable PowderBentuk kering, digunakan dengan melarutkan dlm airBahan aktif 50%Umpan (Baits)Bentuk dapat dicerna/dimakanBahan aktif 5%

FORMULASI PESTISIDATechnical GradeSolutionEmulsifiable Concentrate (E.C.)EmulsionSolventEmulsifierWater/SolventCatatan: Solvent: Bubuk-bubuk padatEmulsifier: = Surfactant : zat yg menurunkan tekanan permukaan air dan titik-titik minyak FORMULASI PESTISIDATechnical GradeDebu Racun Srg / Granulated InsecticideWettable (Dispersible) PowderSuspensiInert CarrierWetting AgentWaterCatatan: Inert Carrier: Bubuk-bubuk padat (talk, debu, tanah merah=clay, debu vulkanik)Wetting agent: Pencampur agar lapisan tipis & rata (spreading agent)KLASIFIKASI PESTISIDABerdasarkan komposisi kimiaInsektisida Anorganik Insektisida OrganikOrganik Alami (Botanical)Organik SintetisChlorinated Hydrocarbon Insecticide (CHI)Organophosporus Insecticide (OPI)CarbamatThyocyanateMinyak BumiPyretroid Sintetis

AnorganikOrganikAlamiSintetisChlorinated Hydrocarbon Insecticide (CHI)= organoklorinOrganophosporus Insecticide (OPI)= organofosfatCarbamatThiocyanateMinyak BumiNikotinPhyretrumDerisKampherSaba DdillaCryolitBelerangArsinikel (Sodium arsenit)Fluoride (Sodium Fluoride)DieldrinLindaneAldrinHeptaklorKlordanEndosulfanChlorobenzilateDilanDDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane)

ParathionDiazoninFenthionFenithrotionMalathionAbateTrichlorfonDichlorfosAsephateChlorpyrifosSevinPyrolanIsolandimethilanPropoxurBaygonCarbofuranCarbarylPirimicarbPhenithiazineLethaneLauryl thiocyanateThanite

KerosineSolarOliBensinParafinTir

Piretroid SintetisFenvolerateDeltamethrinCyphenothrinTetramethrinKlasifikasi kimiawi pestisidaFungisida BiologisFungisida multi-site InhibitorFungisida monosite inhibitor (Antibiotik)Fungisida Mono-site Inhibitor (Organik Sintetik)

DIGUNAKAN SENYAWA KIMIA UNTUK PENANGGULANGAN PENYAKIT Berbagai Macam Fungisida 1.Senyawa tembaga 2.Senyawa belerang 3. Senyawa merkuri 4. Quinone 5. Senyawa benzena 6. Senyawa heterosiklik 7. AntibiotikaPERKEMBANGAN FUNGISIDAGenerasi I : Fungisida an organik golongan logam berat (S dan Cu ) Generasi ll : Organik belerang dan clGenerasi lll : Generasi sistemik, Translokasi ke atas, ( apoplastik ) ex. OksatiinGenerasi lV : Sistemik ambimobil , apoplastik dan symplastik. Ex. Asilalanin Fungisida Cu ( tembaga ) :

Cu So4 + Ca( OH)2 = Bubur BurdeauxCuSo4 + NaCO3 = Bubur BurgundyCuSo4 + NH4CO3 = Bubur Chesunt

Terusi Bersifat asam, toksik pada banyak jamur namun juga bersifat Fitotoksik, maka perlu ditambah kapur ( basa ).Kelemahan : Korosi pada alat, Tidak dapat disimpan, Lubang nozle buntu, mengendap pada daun sehingga kurang disuka konsumen

MENGAPA CU DAPAT DIPAKAI SEBAGAI FUNGISIDA Sebagai logam berat Punya daya oligodinamik, dan menyebabkan koagulasi protoplas patogenSebagai Kation CU , bereaksi dengan gugus SH dari asam amino dan ensim dari jamur. Akibatnya adalah :a. Denaturasi proteinb. Permeabilitas membran sel tergangguc. Pertumbuhan jamur terhambat

FUNGISIDA BELERANG ( S) Belerang ( S) + Kapur = Bubur kaliforniaDigunakan bukan karena lebih toksik, tetapi fitotoksiknya lebih rendah dari pada logam berat ( CU).Mekanisme kerja Sulfur, Berpengaruh pada transpot elektron sepanjang sitokrom dan kemudian direduksi menjadi Hidrogen sulfida (H2S). Ini yang toksik pada protein patogen Kekurangan : dapat merusakalat, dan bahaya ke mataFUNGISIDA ORGANIK ( ll)An organik dianggap kurang manjurFungisida organik memiliki beberapa kelebihan , yaitu :

Dosis efektifnya relatif rendahFitotoksiknya lebih rendahLebih aman terhadap lingkungan Senyawa Belerang (S)terbanyak adalah golongan Fungisida KarbamatTurunan Fungisida karbamat meliputi :

FerbamTiramZiramNabam ZinebManebMankozeb

Mekanisme karbamat : Gugus C=S ditiokarbamat oleh jamur diubah menjadi isotiosianat ( N=C=S), dan senyawa ini akan menginaktifasi gugus SH asam amaino pada jamur.

Senyawa Clor (cl)Dapat menghambat NH2 dan SH pada asam amina jamur.Beberapa keturunanya adalah :PCNBKlorotalonilKaptanFolfetKaptafolSifat dan Cara Kerja Sifat fungisida Berdasarkan Efek :Memiliki efek fungistatikMemiliki efek fungitoksikAntisporulan

Berdasarkan Cara Kerja :Fungisida non-sistemikFungisida sistemikFungisida sistemik lokalBerdasarkan Waktu Aplikasi :Fungisida preventif atau protektifFungisida KuratifFungisida EradikatifPenghambat SporulasiMACAM FUNGISIDA BERDSARKAN CARA KERJANYA Kontak, yaitu fungisida yang bekerja hanya pada tempat dimana terjadi kontak antara obyek sasaran dengan fungisida Sistemik, yaitu fungisida yang dapat masuk dalam tanaman, sehingga dapat membunuh patogen sasaran yang berada dalam inang.FUNGISIDA SISTEMIK ( lll)Dapat masuk dalam badan tumbuhan sehingga dapat membunuhpatogen walaupun tidak langsung bersentuhanGolongan Oksatiin : Hanya terangkut keatas lewat xilem Golongan Asilalanin : Dapat terangkut keatas dan kebawahGolongan Benzimidazol : Benomil, Karbendazim, tiabendazol, tiofanatGolongan Fosfat organik : Fasetil AlGolongan PirimidinGolongan Triazol Hampir semua fungisida sistemik berperan dalam menghambat satu atau beberapa langkah yang spesifik dalam metabolisme patogen. Akibatnya setelah dipakai beberapa tahun akan dapat muncul strain baru patogen. Fungisida memberikan tekanan seleksi sehingga patogen resistenMisalnya : Benomil akan dapat menghambat pembelahan inti, oksatin menghambat suksinat hidrogenase, yaitu ensim pada proses respirasi mitokondria.Fasetil Al dismping berfungsi untuk fungisida , juga dapat berfungsi meningkatkan ketahanan tanaman, melalui (1) Mengubah sel dinding inang, (2) Membatasi koensim esensial pada inang, (3) Merubah laju dan arah metabolisme ke pemben. Fitoaleksin.Fungisida Sistemik.... lanjutanKeuntungan pestisida sistemik : Diserap dalam jaringan melalui proses difusi, ditranlokasi secara ambimobil, dapat mecapai sasaran walau tidak terjadi kontak, memberikan efek perlindungan dan eradikasi, dan tidak muda tercuci dan Tidak mudah menguap.

Kelemahannya: Residu pada material pertanian, sepektrumnya sempit, dan memberikan tekanan seleksi akibat terlalu spesifik dalm mekanisme penghambatannya, sehingga mudah terjadi resistensi dengan membbentuk strain baru.

Mode of Action FungisidaPengintervensi Sintesis Asam NukleatPenghambat Mitosis dan Pembelahan SelPenghambat Respirasi SelPenghambat sintesis asam amino dan proteinPentransduksi sinyalPenghambat sintesis lipida dan membrane selPenghambat biosintesis sterolPengintervensi sintesis glukan dan dinding selPenghambat sintesis melaninPenginduksi pertahanan tanaman inang

Langkah-langkah menekan residu pestidaMenggunakan pestisida jika benar-benar diperlukanMenghindari penggunaan pestisida sistemik menjelang panenMelakukan pengendalian hama terpadu (PHT)Mentaati masa tunggu (holding period, preharvest interval, PHI)

Resistensi OPT terhadap Pestisida a. Resistensi serangga

b. Resistensi jamur (Cendawan) Faktor geneticFaktor biologi dan ekologi seranggaFaktor operasionalBerkurangnya permeabilitas membrane selMeningkatnya kemampuan cendawan mendetokfikasi fungisidaCendawan mengubah proses metabolism sebagai reaksi terhadap fungisidaCendawan memproduksi lebih banyak enzim yang dihambat oleh pestisidaExample : hawar daun Phytopthora infestan pada kentang terhadap fungisida fenilamid (Brent, 1995)

Mekanisme Resistensi patogen terhadap penggunaan fungisida sistemikMekanisme Genetik Mekanisme Biokimiawi

Mekanisme GenetikAdaptasi fenotipik : akibat penggunaan terus menerus, sub letal, tidak mantap dan muda peka kembali, tidak terlalu masalah dilapang.Ketahanan Ekstra kromosomal ( sitoplasmik) : pengaruh pada sistem mitokondria, sintesis protein, tranpot elektron, fosforilasi oksidatif.Ketahanan kromosomal :Pengaruh terhadap gen pada kromosomMekanisme BiokimiawiModifikasi terhadap site peka : Pengurangan terhadap afinitas pada site of action sebab perubahan susunan ribosomPemintasan jalur alternatif/ sirkumvensi ( By pass dari site yang terhalang)Pengurangan terhdap permeabilitas membran selDetoksifikasi ( Penawaran senyawa toksin )Pengurangan daya konversi : pengurangan daya patogen untuk mengubah menjadi toksik sehingga senyawa tidak toksikKompensasi : Peningkatan produksi ensim yang telah terhambat oleh fungisida.

RESISTENSI SILANG ( CROSS RESISTANCE)Ketahanan jamur terhadap senyawa yang mempunyai mode of action yang samaKarena perubahan genetikPenting untuk pertimbangan apabila mengganti fungisida lain atau mau mencampur fungisidaCARA MENANGGULANGI RESISTENSIPenggunaan fungisida secara tepatApabila terpaksa menggunakan sistemik maka perlu langkah :a. Tidak menggunakan yg berdaya sangat spesifikb. Tidak menggunakan satu jenis secara terus menerus c. Menggunakan yang memiliki of action berbeda secara selang selingd. Untuk membunuh strain baru : perlu aplikasi yang kontak

3. Pemantauan terhadap timbulnya strain yang tahan

Penggunaan pestisidaHubungan antara Pestisida Pertanian dan OPT Sasarannya

Kesesuaian antara pestisida dan sasaran biologiKepekaan sasaranb. Faktor teknik Penggunaan atau Teknik Aplikasi Pestisida

Waktu yang tepatTakaran aplikasiCara atau metode aplikasi

c. Syarat Keberhasilan Pengendalian

Pestisida tepat sasaran untuk OPTOPT sasaran masih peka terhadap pestisidaPestisida yang diaplikasin sesuai teknik yang benar

KAPAN FUNGISIDA DI GUNAKAN Terjadwal ? Ambang ekonomi ? Ambang Potensial ( Potensi terjadinya penyakit yang didasarkan pada segitiga penyakit ). Apabila kondisi mendukung, dapat dilakukan penyemprotan preventif, sebaliknya menunggu sampai terjadinya penyakit sering terlamabat. Mengapa?Cara Penanggulangan Penyakit dengan Fungisida 1.1. Penyemprotan dan penghembusan pada daunHingga sekarang fungisida yang dipergunakan untuk penyemprotan atau penghembusan pada daun biasanya ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi dan mematikan patogen yang telah mengadakan infeksi. Kebanyakan dari fungisida dan bakterisida sudah harus berada pada permukaan tanaman sebelum patogen datang menyerang sehingga dengan demikian dapat mencegah terjadinya infeksi. Dengan adanya fungisida tersebut, maka perkecambahan spora dapat dicegah atau sekaligus dapat dibunuhnya. Begitu pula bakterisida dapat menghalangi bakteri untuk memperbanyak diri atau membunuhnya1.2. Perlakuan benihBiji, umbi dan sebagainya biasanya diberi senyawa kimia untuk mencegah pembusukan sesudah ditanam. Pembusukan ini terjadi karena serangan patogen yang terbawa oleh benih atau yang berada dalam tanah di mana benih tersebut di tanam. Fungisida ini berupa tepung (WP), sebagai larutan yang encer atau pekat. Diusahakan agar senyawa tersebut dapat melekat pada permukaan benih sehingga dapat melindungi benih dari serangan patogen yang terdapat dalam benih. Jika benih tersebut ditanam, maka senyawa kimia akan terdifusi ke dalam tanah dan mendesinfestasi tanah sekeliling benih sehingga kecambahnya yang masih dalam keadaan rentan dapat terhindar dari serangan patogen.1.3. Perlakuan pada tanah

Untuk membebaskan tanah dari berbagai jasad renik termasuk jasad yang patogenik injeksi tanah sedalam 10-15 cm .fumigasi dengan fungisida yang mudah menguap sehingga diperlukan penutup tanah dari plastik. dilakukan beberapa hari atau beberapa minggu sebelum tanam zat imia yang banyak dipergunakan ialah chloropocrin, methylbromide, ethylene bromide (EDB), dichloropropene dichloropropane (D_D), Mylone, Nemagon, Vapam dan sebagainya.1.4. Perlakuan terhadap lukaBagian-bagian tanaman yang telah dipangkas atau dipotong perlu dilindungiterhadap kekeringan dan berbagai parasit luka. Zat kimia yang dipergunakan untuk menutup luka sebaiknya juga bersifat sebagai fungisida dan merangsang pembentukan kalus Mencegah penyakit pada hasil-hasil pertanian dalam penyimpananSenyawa kimia untuk keperluan ini selainnya harus melindungi hasil pertanian dari serangan patogen juga harus tidak bersifat merusak pada buah-buahan, sayur-sayuran dan sebagainya dan tidak pula merupakan racun bagi konsumen. Pada waktu sekarang telah diketemukan berbagai macam zat kimia untuk maksud tersebut.Perlakuan ini dilakukan segera sesudah panen atau sebelum disimpan dengan cara pencelupan ke dalam larutan zat kimia yang encer. Selain itu dapat pula diberikan sebagai gas SO2 atau dengan pemakaian kertas pembungkus atau kotak-kotak yang diimpregnasi dengan senyawa kimia tertentu.

Mendesinfestasi OPT dalam penyimpananUntuk mencegah adanya infeksi dari patogen yang berasal dari buah, sayuran dan sebagainya yang disimpan pada waktu sebelumnya, maka ruangan tersebut harus dibersihkan sebelumnya dari segala macam kotoran dan sisa-sisa tanaman dan kemudian dicuci dengan larutan fungisida antara lain larutan sulfat tembaga dan formaldehid. Untuk ruangan yang dapat ditutup rapat, maka seringkali digunakan senyawa kimia yang dapat menguap, seperti chloropicrin, gas formaldehid dan sebagainya.

Aspek Keselamatan dalam Penggunaan Pestisida