Full Denture

11

description

gig tiruan penuh

Transcript of Full Denture

Page 1: Full Denture
Page 2: Full Denture

Full denture (complete denture) atau gigi tiruan lengkap menurut Soelarko dan Herman (1980), adalah suatu gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi pada lengkung rahang sehingga dikenal dengan istilah upper full denture yaitu gigi tiruan penuh rahang atas serta lower full denture yaitu gigi tiruan penuh rahang bawah. Indikasi pembuatan gigi tiruan lengkap adalah : a. Individu yang seluruh giginya telah tanggal atau dicabut. b. Individu yang masih punya beberapa gigi yang harus dicabut karena kesehatan

atau kerusakan gigi yang masih ada tidak mungkin diperbaiki.c. Bila dibuatkan GTS gigi yang masih ada akan mengganggu keberhasilannya.d. Kondisi umum dan kondisi mulut sehat.e. Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosa yang akan diperoleh.

Indikasi dan Kontra indikasi umum              Menurut Prayitno (1991) terdapat beberapa indikasi dan kontraindikasi dalam       

perawatan gigi tiruan jembatan yaitu :1.    Usia penderita : 20 s/d 50 tahun   Kontra indikasi untuk usia dibawah 20 tahun karena:

-          Foramen apikal yang masih terbuka dan bisa fraktur-          Saluran akar masih lebar sehingga preparasi terbatas-          Proses pertumbuhan masih aktif dapat dilihat pertumbuhan gigi dengan rontgen-          Dapat menghambat pertumbuhan tulang

                     Kontraindikasi untuk usia diatas 50 tahun karena:-          Sudah terjadi resesi gingiva dan terlihat servikal gigi-          Terjadi perubahan jaringan pendukung & resobsi tulang alveolar secara fisiologis-          Kelainan jaringan yang bersifat patologis

2.    Sikap Penderita & kondisi psikologisYang terpenting dalam menentuan dibuat tidaknya suatu jembatan pada seorang penderita adalah sikapnya terhadap pearwatan gigi serta motivasinya. Watak pasien terbagi dalam tahap-tahap psikologis saat anamnesa yaitu:

-   Klas 1 : filosofi (pasien kooperatif) -   Klas 2 : Pasien banyak bicara dan ingin tahu (exciting)-   Klas 3 : Histerical-   Klas 4 : Indeferen (acuh tak acuh, pada pasien ini harus banyak komunikasi)

3.    Kondisi keuangan, pendidikan & pekerjaan]   Keuangan dapat juga menjadi pertimbangan. Pada umumnya gigi tiruan lepasan lebih murah

dibanding jembatan, tingkat pendidikan, wawasan dan intelektualitas berpengaruh dalam merencanakan suatu perawatan.

4.    Penyakit sistemikPada penderita dengan epilepsi sebaiknya direncanakan pembuatan jembatan daripada gigi tiruan lepasan, sebab kemungkinan dapat terjadi fraktur pada gigi tiruan lepasan tersebut, dan kemungkinan dapat tertelan, bila penyakit sedang kambuh. Penyakit sistemik lainnya seperti penyakit jantung.

5.      Kondisi PeriondisiumHarus dipastikan melalui hasil foto rontgen tidak ada kelainan

Indikasi khusus:1. Gigi penyangga:-          Vital & non vital dengan perawatan saluran akar

Page 3: Full Denture

-          Jaringan periodontal sehat-          Bone support baik-          Bentuk akar yang panjang-          Posisi dan inklinasi yang baik dalam lengkung rahang-          Bentuk dan besar anatomis gigi normal-          Mahkota gigi punya jaringan email dan dentin yang sehat2. Gigi antagonis:-          Oklusi normal3. Gigi tetangga :-          Tidak mengalami rotasi, migrasi, miring

Retensi dapat didefinisikan sebagai kekuatan menahan dari suatu gigi tiruan terhadap daya lepas pada saat gigi tiruan tersebut dalam keadaan diam. Pemeriksaan retensi dilakukan dengan memasangkan gigi tiruan kuat-kuat dalam mulut dan mencoba melepaskannya dengan gaya tegak lurus terhadap bidang oklusal. Bila gigi tiruan dapat bertahan terhadap gaya-gaya tersebut, berarti gigi tiruan mempunyai retensi yang cukup. Gaya-gaya fisik yang berhubungan dengan retensi GTL adalah : 1. Tekanan permukaan, meliputi gaya adhesi antara saliva dan gigi tiruan serta mukosa. 2. Gaya-gaya dalam cairan, meliputi tegangan permukaan saliva, gaya-gaya kohesi dalam cairan saliva, dan viskositas saliva, semua mempengaruhi retensi gigi tiruan dan berhubungan erat dengan ketepatan kontak basis terhadap jaringan 3. Tekanan atmosfer, yaitu tekanan atmosfer menahan gaya-gaya yang akan melepaskan gigi tiruan asalkan ada peripherial seal yang utuh.

Menurut Basker dkk (1996), kekuatan retentif memberikan kekuatan terhadap pengungkitan gigi tiruan dari mukosa pendukung dan bekerja melalui 3 permukaan gigi tiruan antara lain: a. Permukaan oklusal (occlusal surface) : bagian permukaan gigi tiruan yang berkontak atau hampir berkontak dengan permukaan yang sesuai pada gigi tiruan lawan atau gigi asli. b. Permukaan poles (polishing surface): bagian permukaan gigi tiruan yang terbentang dari tepi gigi tiruan ke permukaan oklusal, termasuk permukaan palatal. Bagian basis gigi tiruan inilah yang biasanya dipoles, termasuk permukaan bukal dan lingual gigi-geligi, dan permukaan ini berkontak dengan bibir, pipi, dan lidah. c. Permukaan cetakan (finishing surface): bagian permukaaan gigi tiruan yang konturnya ditentukan oleh cetakan. Bagian ini mencakup tepi gigi tiruan yang terbentang ke permukaan poles.

Macam gigi tiruan cekat :

1.       Mahkota tiruan (Artificial crown/Full crown)

Adalah restorasi yang menggantikan sebagian atau seluruh bagian jaringan mahkota gigi yang sudah rusak/hilang, dipasang secara pemanen dengan semen.

 

Berdasarkan banyaknya jaringan permukaan mahkota gigi atau jaringan mahkota gigi yang digantikan, maka dibedakan atas :

Page 4: Full Denture

1. Mahkota tiruan penuh (Full Veneer Crown)2. Mahkota tiruan sebagian (Partial Veneer Crown)3. Mahkota tiruan pasak (Dowel/Post and Core Crown)

 

2.       Gigi tiruan jembatan (Bridge work)

Adalah restorasi (gigi tiruan) yang menggantikan kehilangan 1 atau lebih gigi geligi asli, dilekatkan secara permanent dengan semen serta didukung sepenuhnya oleh satu atau lebih gigi atau akar gigi atau implant yang telah dipersiapkan.

 

Macam-macam gigi tiruan jembatan :

1.      Gigi tiruan jembatan konvensional

a.      Rigid Fixed Bridge

Gigi tiruan jembatan yang menggantikan kehilangan 1 atau lebih gigi yang berurutan, didukung oleh 1 atau lebih gigi penyangga pada masing-masing ujung diastema, dan dalam pemakaiannya tidak ada pergerakan individual dari gigi penyangga.

Indikasi :

-          Untuk kehilangan 1-4 gigi secara berurutan

-          Pada tekanan kunyah yang normal atau besar

-          Gigi penyangga yang pendek

-          Salah satu gigi penyangga goyang derajat 1 (tanpa kelainan periodontal atau paska terapi periodontal)

Keuntungan :

-          Indikasi terluas

-          Memiliki efek splinting terbaik

Syarat khusus :

-          Gigi penyangga baik posisi dan inklinasinya harus sejajar atau bila vital dapat dibuat sejajar tanpa membahayakan pulpa (misalnya salah satu gigi penyangga miring 15-200)

b.      Semi Rigid Fixed Bridge

Page 5: Full Denture

Fixed bridge yang menggantikan kehilangan 1 atau 2 gigi didukung oleh satu atau lebih gigi-gigi penyangga pada tiap ujung diastema dan memberikan pergerakan individual terbatas pada gigi penyangganya pada waktu berfungsi.

c.       Cantilever Bridge

Merupakan fixed bridge yang menggantikan kehilangan 1 gigi dan didukung oleh satu atau lebih gigi penyangga hanya pada satu sisi saja.

d.      Kombinasi Bridge

Bridge yang terdiri dari beberapa macam fixed bridge yang disatukan.

e.       Modifikasi Bridge

Merupakan fixed bridge yang dimodifikasi karena keadaan tertentu.

 

2.      Gigi tiruan jembatan ‘sophisticated’

1. Implant Bridge2. Adhesive Bridge (Maryland Bridge)

PROGNOSA

Prognosa baik karena tidak ada kelainan atau penyakit sistemik , dan penyakit alergi lainnya pada pasien, tidak ada kelainan periapikal, kelainan periodontal, pasien kooperatif dan komunikatif

RESESI GGVA

PENGOBATAN

Pengobatan diperlukan ketika gusi atau gigi tersebut sensitive atau ketika plak menumpuk dan sulit dihilangkan. Pengobatan meliputi prosedur okulasi, dimana jaringan lunak diangkat dari atap mulut atau dari jaringan donor dan daerah tersebut dijahit. Telah terbukti bahwa berbagai cara prosedur regenerasi jaringan periodontal berpotensi memperbaiki resesi gingiva melalui penambahan ukuran lebar dan tinggi gingiva lekat yang berkeratin, serta mencapai penutupan akar, baik secara sempurna maupun sebagian. Sebagian besar prosedur ini ini berupa teknik cangkok (graft) bedah plastik periodontal (mukogingival).20 Berbagai teknik bedah telah diperkenalkan untuk merawat resesi gingiva, termasuk cangkok jaringan ikat (connective tissue grafting/CTG); berbagai disain flep; ortodontik; dan guided tissue regeneration (GTR). 20 Tindakan bedah diikuti dengan perawatan periodontal konvensional seperti skeling dan penghalusan akar dikombinasi dengan prosedur perawatan kontrol plak di rumah yang memadai telah menunjukkan pengurangan keradangan. Selain itu

Page 6: Full Denture

berkurangnya warna kemerahan, perdarahan, dan eksudat disertai pengerutan gingiva, dapat meningkatkan estetika gingiva.4 Sementum yang terbuka menyerap endotoksin plak bakteri dan mengalami perubahan permukaan; dengan skeling dan penghalusan akar mampu mengurangi endotoksin.21

RESIDUAL RIDGE

Tetapi pada kerusakan kelas II dan III seringkali tidak puas dengan estetik gigi tiruan sebagian cekat, operasi preprostetik untuk memperbesar lingir harus dipertimbangkan dengan benar dan hati- hati.5 Walaupun lebar residual ridge dapat ditambah dengan graft jaringan keras, hal ini tidak diindikasikan kecuali daerah ini digunakan untuk penempatan implant. Pasien menolak untuk dilakukan prosedur bedah untuk memperbaiki bentuk lingir. Sebelum nya diberikan beberapa alternatif untuk mengatasi lingir yang sudah tipis/runcing dan pendek dengan pembuatan pola lilin pontik dahulu pada studi model dengan bentuk gigi sesuai dengan ruang yang ada dan bentuk gigi dengan penambahan warna gusi pada akhiran pontik.ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ALVEOPLASTISyringe (spoit)MalletKaca mulutRongeursKuretGunting jaringanHemostatScalpelPisau No. 15 (PENTING!!!!!!)Elevator 31Jarum disposableBone forcepsBone filePemegang jarumExcavatorPinsetSondeBenang silk 000Jarum jahitGunting benang.

2. Alveoloplasty Setelah Ekstraksi Dua atau Tiga Gigi Ketika dua atau tiga gigi pada maksila atau mandibula diekstraksi, prosedur yang dilakukan hampir sama dengan yang dilakukan pada proses ekstraksi satu gigi. Namun, lebih spesifik lagi, jika terdapat tulang irreguler yang lebih banyak, atau apabila alveolar ridge tinggi, sebagian mukosa diambil terlebih dahulu dengan insisi berebentuk wedge pada bagian mesial dan distal soket. Setelah itu, tulang di kontur kembali dengan menggunakan rongeur dan bur tipe akrilik, kemudian dijahit. Jika iregularitas tulang dapat diketahui dengan palapasi, kontur dapat dilakukan dengan menggunakan bone file saja, atau dikombinasikan dengan rongeur.

Page 7: Full Denture

Pembedahan Alveolektomi pada Pasien Edentulous Pembedahan dilakukan pada puncak alveolar ridge. Dibuat envelope flap, tapi insisi dapat dibuat di sisi labial atau bukal untuk memberikan dasar yang luas untuk penutupan. Kontur tulang dicapai dengan bone file atau burs. Ridge dihaluskan agar menghindari serpihan tajam, palpasi digital diperlukan untuk mengetahui keseragaman punggungan. Setelah itu, daerah ini diirigasi dengan saline lalu flap dijahit.

TORUS PALATINUSMetode non bedah dilakukan dengan cara peredaan atau pembebasan tori dari tekanan dengan cara menempatkan selapis kertas timah (alumunium foil) di atas daerah torus pada model pada saat gigi tiruan diproses (relief of chamber). Cara yang lain adalah dengan mendesain plat akriliknya dengan melakukan pembebasan torus palatinus. Luasnya ruang pembebasan sesuai dengan luas penonjolan torus di palatum keras.PERAWATANBila tidak ada keluhan maka torus palatinus tidak memerlukan perawatan. Pembedahan pada toruspalitinus diperlukan apabila torus ini mengganggu dalam pembuatan protesa gigi tiruan. Prosedurpengambilannya adalah sebagai berikut :1. lakukan anastesi yaitu anastesi untuk nervus palatinus anterior dan nervus insisivum.2. lakukan insisi pada pertengahan palatal (langit2) dimulai 1 cm di depan garis vibrasi dandilanjutkan ke depan tepat dibelakang papaila insisiva.3. insisi serong bagian anterior membentuk huruf V.4. insisi V pada posterior untuk memperlebar jalan masuk (hati2 mengenai a. Palatina mayor).5. flap mukoperiosteal dibuka ke arah bukal (lateral).6. untuk memungkinkan retraksi dan jalan masuk yang aman, flap ini dijahit sementara padapuncak linggir residual.7. torus di bur dengan menggunakan bur fissure sampai kedalaman tertentu disertai dengan irigasilarutan salin steril, kemudian dibuat segmen2.8. segmen2 dikeluarkan dengan osteotom.9. penghalusan dengan bur bulat atau bur akrilik.10. irigasi/ inspeksi.11. jaringan lunak yang berlebihan dibuang.12. dilakukan penutupan flap dengan jahitan matras horizontal terputus.PERAWATAN PASCA BEDAH1. pasien kembali setelah 2 hari kontrol.2. luka dibersihkan.3. setelah 5 hari jahitan dibuka.

FRENULUM1.FRENEKTOMY

Page 8: Full Denture

¤ Frenektomy LabialFrenektomy labial superior paling sering menimbulkan masalahProsedur :1.Eksisi dengan incise elips di sekitarnya2.Setelah mukosa diambil, tali- tali fibrosa dibebaskan dari tempat perlekatan.3.Penempatan jahitan pertama paling penting karena menentukan kedalaman vestibuler.4.Jahitan melalui tiga lapisan : mukosa, periost, dan mukosa lagi.¤ Frenectomy LingualProsedur :a.Immobilisasi lidah dengan jahitan pada ujungnyab.Garis besar ditentukan dengan incise mucosal.c.Eksisi frenulum dengan gunting atau tang fiksasi jaringand.Eksisi lebih dekat kea rah lidah, bukan ke dasare.Penutupan dengan bahan absorbable (cat gut, dll) ---> PENTING!!!!!!!

TUBEROKSITAS MAKSILA2. REDUKSI TUBEROSITAS1.Terutama melibatkan eksisi jaringan lunak2.Diperlukan pemotongan tulang bila : hipertrofi ekstrim, celah antar lignir kurang m,emadai3.Reduksi melalui dua arah vertical dan horizontal4.Incisi elips dari distal tuberositas ke premolarEksisi pada bagian bukal dan palatinal serong dan bertemu pada supra periosteal (bentuk V)6.Flap dijahit untuk sementara untuk mendapatkan celah antar lingir.