PENGARUH PENGGUNAAN DENTURE CLEANSER … · albicans menyebabkan penyakit sistemik progresif pada...

55
i PENGARUH PENGGUNAAN DENTURE CLEANSER TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS PADA BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi OLEH: SHELMA UTAMI J111 09 133 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN DENTURE CLEANSER … · albicans menyebabkan penyakit sistemik progresif pada...

i

PENGARUH PENGGUNAAN DENTURE CLEANSER TERHADAP

PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS PADA BASIS GIGITIRUAN

RESIN AKRILIK

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

OLEH:

SHELMA UTAMI

J111 09 133

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

ii

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

penggunaan denture cleanser terhadap pertumbuhan Candida albicans pada

basis gigitiruan akrilik”. Selain merupakan salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Kedokteran Gigi, skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti lainnya untuk menambah pengetahuan dalam bidang

prostodonsia.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menemukan kesulitan tetapi

berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya kepada drg. Eri Hendra Jubhari, M.Kes, Sp.Pros. selaku pembimbing

skripsi yang telah menyisikan waktu dan mengarahkan penulis dalam penyusunan

skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. drg. Bahruddin Thalib, M.Kes, Sp.Pros. selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.

2. Prof. Dr. drg. Muhammad Hendra Chandha, M.S, selaku Penasehat

Akademik atas bimbingan, perhatian, nasehat dan dukungan bagi penulis

selama perkuliahan.

iv

3. Drs. H. Muh. Stang selaku konsultan statistik yang telah banyak

membantu dalam penulisan karya tulis ini.

4. Pak Markus selaku laboran di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin yang telah banyak membantu selama

penelitian ini berlangsung.

5. Keluarga besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan, bantuan serta

pengalamannya yang sangat berharga bagi penulis.

6. Sahabat-sahabatku Fatma, Khya, Yurni, Irma, Novy, Ame, kak Ifa, kak

Rahmat, kak Anto yang telah banyak membantu dan memberi dukungan

penuh untuk menyelesaikan karya tulis ini.

7. Segenap keluarga besar Insisal 09, atas bantuan, semangat, kekompakan

dan rasa persaudaraan yang telah kalian tunjukkan.

8. Pengurus BEM FKG UNHAS, atas segala dukungan dan semangat yang

telah diberikan.

Secara khusus, disampaikan terima kasih yang tak pernah putus kepada

orang tua tercinta, Budiman dan Najmiah serta saudaraku tercinta Novya Budmi

Utama dan Fajar Hardimansya yang senantiasa mendoakan, memberikan

semangat dan spirit yang luar biasa kepada penulis.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah berperan dalam menyelesaikan

skripsi ini. Skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan ketidaksempurnaan

v

mengingat keterbatasan kemampuan penulis. Semoga hasil penelitian ini

bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Kedokteran Gigi ke depannya.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, Maret 2015

Penulis

vi

ABSTRAK

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh penggunaan denture cleanser terhadap

pertumbuhan Candida albicans pada basis akrilik gigitiruan. Bahan dan metode :

sebanyak 30 lempeng akrilik gigitiruan dengan ukuran 65mm x 10mm x 3mm

yang terbagi dalam 5 kelompok dan setiap kelompok dilakukan replikasi sebanyak

6. Kelompok 1 sampai kelompok 4 adalah kelompok perlakuan dimana dilakukan

perendaman dalam larutan denture cleanser dalam waktu 3, 5, 7, 10 hari dan

kelompok 6 adalah kelompok kontrol. Dilakukan perhitungan zona daya hambat

menggunakan jangka sorong. Hasil : tidak ada perbedaan yang bermakna antara

kelompok perlakuan pada lempeng akrilik setelah perendaman dalam akuades dan

perendaman dalam larutan tablet pembersih gigitiruan terhadap daya hambat

Candida albicans pada plat resin akrilik. Kesimpulan : denture cleanser dan air

memiliki keefektifan yang sama dalam menghambat pertumbuhan Candida

albicans.

Kata kunci : larutan pembersih gigi tiruan, Candida albicans

vii

ABSTRACT

Objective : this research purpose to knowing the effect of using denture cleanser

to the growth of Candida albicans at the denture acrylic plates. Material and

method : 30 denture acrylic plates 65mm x 10mm x 3mm which divided into five

groups and every groups have six replication. The first group until fourth group

are the experimental groups where they placed into the denture cleanser in 3, 5, 7,

and 10 days and sixth group is the control group. Then account the area using

caliper. Results : there are no significant difference between the experimental

group and the control group in obstruct the growth of Candida albicans in denture

acrylic plates. Conclusion : Denture cleanser and water have the same effective

in obstruct the growth of Candida albicans.

Key words : denture cleanser, Candida albicans.

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN DARI PERPUSTAKAAN ..................................... iii

KARTU KONTROL SKRIPSI ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

ABSTRAK…………………………………………………………………… vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

I.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

I.2 Rumusan Masalah......................................................................... 4

I.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

I.3.1 Tujuan umum ...................................................................... 4

I.3.2 Tujuan khusus ..................................................................... 4

I.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

I.5 Hipotesa Penelitian ....................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6

II.1 Candida albicans......................................................................... 6

II.1.1 Candida dan jamur yang serumpun .................................. 6

II.1.2 Morfologi dan identifikasi ................................................. 7

II.1.3 Gambaran klinik ................................................................ 7

II.2 Resin Akrilik ............................................................................... 8

II.2.1 Pengertian resin akrilik ..................................................... 8

II.2.2 Bahan dasar basis gigitiruan .............................................. 8

II.3 Pembersih Gigitiruan Tablet ....................................................... 9

II.3.1 Manfaat ............................................................................. 10

ix

II.3.2 Kelebihan dan kekurangan ................................................ 11

II.3.3 Keuntungan pembersih gigitiruan ..................................... 11

II.3.4 Komposisi ......................................................................... 12

II.3.5 Cara pemakaian ................................................................. 14

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP ....................... 15

III.1 Kerangka Teori .......................................................................... 15

III.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 16

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 17

IV.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 17

IV.2 Rancangan Penelitian................................................................. 17

IV.3 Lokasi Penelitian ....................................................................... 17

IV.4 Waktu Penelitian ........................................................................ 17

IV.5 Sampel ....................................................................................... 17

IV.6 Variabel Penelitian..................................................................... 18

IV.7 Devenisi Operasional Variabel .................................................. 18

IV.8 Alat dan Bahan .......................................................................... 19

IV.9 Data ............................................................................................ 21

IV.10 Alur Penelitian ......................................................................... 22

IV.11 Prosedur Kerja ......................................................................... 23

IV.11.1 Pembuatan sampel ......................................................... 23

IV.11.2 Persiapan sampel ........................................................... 24

IV.11.3 Prosedur penelitian ........................................................ 25

BAB V HASIL ................................................................................................. 27

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 37

BAB VII PENUTUP ........................................................................................ 40

VII.1 Simpulan ................................................................................... 40

VII.2 Saran ......................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1: Hasil uji daya hambat denture cleanser setelah 1 hari ................... 27

Gambar 5.2: Hasil uji daya hambat denture cleanser setelah 3 hari ................... 28

Gambar 5.3: Hasil uji daya hambat denture cleanser setelah 5 hari ................... 29

Gambar 5.4: Hasil uji daya hambat denture cleanser setelah 7 hari ................... 30

Gambar 5.5: Hasil uji daya hambat denture cleanser setelah 10 hari ................. 31

Gambar 5.6: Hasil uji daya hambat denture cleanser setelah 1 hari ................... 32

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1: Pengukuran zona daya hambat Candida albicans dan rerata standar

deviasi pada plat resin akrilik yang direndam dalam tablet pembersih

gigitiruan dan akuades ........................................................................ 33

Tabel 5.2: Hasil uji Annova satu arah daya hambat Candida albicans pada plat

resin akrilik ......................................................................................... 36

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Hasil Analisis Data

2. Surat Izin Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Candida albicans merupakan anggota flora normal selaput

mukosa selaput pernapasan, saluran pencernaan, dan secara khusus

genitalia wanita. Ditempat-tempat ini, ragi dapat menjadi dominan dan

menyebabkan keadaan-keadaan patologik. Kadang-kadang Candida

albicans menyebabkan penyakit sistemik progresif pada penderita yang

lemah atau sistem imunnya tertekan, terutama jika imunitas berperantara

sel terganggu. Candida dapat berinvasi dalam aliran darah, tromboflebitis,

endokarditis, atau infeksi pada mata dan organ-organ lain bila dimasukkan

secara intravena (kateter, jarum, hiperalimentasi, penyalahgunaan

narkotika, dan sebagainya).1

Candida albicans meragikan glukosa dan maltosa, mengahasilkan

asam dan gas, asam dari sukrosa dan tidak bereaksi dengan laktosa.

Candida albicans lebih sering menyebabkan infeksi yang simtomatik

dibandingkan spesies Candida lainnya. Spesies Candida lain yang kadang-

kadang menyebabkan penyakit meliputi Candida parapsilosis, Candida

tropicalis, dan torulopsis glabrata.

Infeksi mulut (sariawan), terutama pada bayi, terjadi pada selaput

mukosa pipi dan tampak sebagai bercak-bercak putih yang sebagian besar

terdiri atas pseudomiselium dan epitel yang terkelupas, dan hanya terdapat

2

erosi minimal pada selaput. Pada orang dewasa yang menggunakan

gigitiruan lepasan, tampak erythematous pada jaringan dibawah gigitiruan,

biasa juga dihubungkan dengan angular cheilitis.2

Pertumbuhan Candida

di dalam mulut akan lebih subur bila disertai dengan penggunaan obat-

obatan kortikosteroid, antibiotik, pasien dengan kadar glukosa yang tinggi,

dan imunodefisiensi.1

Perawatan gigitiruan diperlukan untuk menjaga kesehatan umum,

terutama pada pasien usia lanjut yang tidak bisa menyikat gigitiruan

mereka. Selain masalah estetik, gigitiruan yang kurang bersih dapat

menyebabkan akumulasi biofilm dan infeksi oral seperti denture

stomatitis.3

Candida adalah organisme mikro jamur yang umumnya tidak

berbahaya dalam mulut manusia, namun pada orang dengan sistem imun

yang lemah, infeksi dapat terjadi. Candida selalu melekat pada gigitiruan

akrilik dengan bentuk biofilm. Untuk mencegah akumulasi Candida, maka

salah satu caranya adalah dengan menjaga kebersihan mulut dan

melepaskan gigitiruan saat tidur.4

Gigitiruan dapat dibersihkan dengan pembersih mekanik (sikat

gigi dan sabun cair) dan kimia (Polident, Corega Tabs, Fittydent,

Efferdent). Sebuah pembersih gigitiruan yang ideal harus memiliki sifat

bakterisida dan fungisida, mudah digunakan, kompatibel dengan semua

bahan gigitiruan. Penggunaan sehari-hari pembersih gigitiruan dapat

mempengaruhi sifat-sifat gigitiruan resin akrilik.5

3

Jumlah Candida pada gigitiruan dapat bervariasi antar individu,

karena dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti komposisi air liur, asupan

diet, tekstur permukaan dan porositas dari basis gigitiruan. Beberapa

desinfektan telah diusulkan untuk desinfeksi gigitiruan. Desinfektan yang

baik harus memenuhi sebagian besar persyaratan agen yang ideal, antara

lain tidak menyebabkan perubahan dalam struktur gigitiruan.6

Pemakaian gigitiruan dapat menyebabkan rongga mulut lebih

rentan terhadap karies dan penyakit periodontal, serta berpotensi

mengakibatkan perubahan-perubahan patologik dalam mulut. Gigitiruan

harus dijaga sebersih mungkin untuk, mencegah kehilangan gigi lebih

lanjut. Jika gigitiruan tidak dibersihkan, sisa makanan melengket pada

gigitiruan, terjadi perubahan warna, bau mulut tidak enak, dan dapat

terjadi denture stomatitis.7

Denture stomatitis adalah penyakit yang sering diderita oleh

pemakai gigitiruan lepasan. Prevalensi denture stomatitis adalah 35-

50%pasien pemakai gigitiruan penuh dan 10-70% pasien pemakai

gigitiruan lepasan sebagian. Banyak faktor penyebab atau predisposisi

denture stomatitis, termasuk faktor lokal, yaitu Candida albicans,

kebersihan gigitiruan yang kurang atau buruk serta faktor sistemik.8

Kebanyakan basis gigitiruan dibuat menggunakan resin poli

(metil metakrilat). Resin-resin tersebut terbentuk dengan menggabungkan

molekul-molekul metil metakrilat. Basis gigitiruan memperoleh dukungan

melalui kontak yang erat dengan jaringan mulut di bawahnya.9

4

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang bahwa Candida albicans mudah

melekat pada permukaan gigitiruan yang kurang bersih akibat cara

pembersihan yang kurang baik maka muncul masalah yaitu apakah

denture cleanser memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Candida

albicans yang terdapat pada basis akrilik gigitiruan.

I.3 Tujuan Penelitian

I.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan denture cleanser

terhadap pertumbuhan Candida albicans pada basis akrilik gigitiruan.

I.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui perubahan jumlah Candida albicans pada

lempeng akrilik yang telah direndam dalam larutan denture

cleanser selama 5 menit dalam 1 hari.

2. Untuk mengetahui perubahan jumlah Candida albicans pada

lempeng akrilik yang telah direndam dalam larutan denture

cleanser selama 3 hari masing-masing selama 5 menit.

3. Untuk mengetahui perubahan jumlah Candida albicans pada

lempeng akrilik yang telah direndam dalam larutan denture

cleanser selama 5 hari masing-masing selama 5 menit.

5

4. Untuk mengetahui perubahan jumlah Candida albicans pada

lempeng akrilik yang telah direndam dalam larutan denture

cleanser selama 7 hari masing-masing selama 5 menit.

5. Untuk mengetahui perubahan jumlah Candida albicans pada

lempeng akrilik yang telah direndam dalam larutan denture

cleanser selama 10 hari masing-masing selama 5 menit.

I.4 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan

gigitiruan untuk mencegah akumulasi Candida albicans dan pengaruh

denture cleanser terhadap pertumbuhan Candida albicans pada basis

akrilik gigitiruan.

I.5 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh penggunaan denture cleanser terhadap

pertumbuhan Candida albicans pada basis akrilik gigitiruan.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Candida albicans

II.1.1 Candida dan jamur yang serumpun

Candida albicans adalah suatu jamur lonjong, bertunas

yang menghasilkan pseudomiselium, baik dalam biakan maupun

dalam jaringan dan eksudat. Jamur ini adalah anggota normal selaput

mukosa saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan organ genitalia

wanita. Di tempat-tempat ini, jamur dapat menjadi dominan dan

menyebabkan keadaan-keadaan patologik. Kadang-kadang Candida

menyebabkan penyakit sistem progresif pada penderita yang lemah

atau sistem imunnya tertekan, terutama jika imunitas berperantara sel

terganggu. Candida dapat melakukan invasi dalam aliran darah,

tromboflebitis, endokarditis, atau infeksi pada mata danorgan-organ

lain bila dimasukkan secara intravena (kateter, jarum,

hiperalimentasi, penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya).1

Candida albicans adalah jamur yang menyebabkan infeksi

oportunistik yang parah pada manusia. Kemajuan terbaru dalam

teknik biologi molekuler diterapkan untuk organisme (transformasi

sistem, gangguan gen) memungkinkan pengetahuan yang lebih baik

dari kedua dasar molekuler dan peran gen tertentu dalam

morfogenesis Candida.1,11

7

II.1.2 Morfilogi dan identifikasi

Pada sediaan apus eksudat, Candida tampak sebagai jamur

lonjong, bertunas, berukuran 2-3 x 4-6 µm, dan memanjang

menyerupai hifa (pseudohifa). Pada agar sabouraud yang dieramkan

pada suhu kamar, berbentuk koloni-koloni lunak berwarna coklat

yang mempunyai bau seperti jamur. Pertumbuhan dibawahnya terdiri

atas pseudomiselium. Candida albicans meragikan glukosa dan

maltosa, mengahasilkan asam dan gas, asam dari sukrosa, dan tidak

bereaksi dengan laktosa. Candida albicans menyebabkan infeksi

yang simtomatik daripada spesies candida lain. Spesies candida lain

yang kadang-kadang menyebabkan penyakit meliputi Candida

parapsilosis, Candida tropicalis, dan Candida glabrata.1,11

II.1.3 Gambaran klinik

Faktor-faktor predisposisi utama infeksi Candida albicans

adalah diabetes melitus, kelemahan menyeluruh, imunodefisiensi,

kateter intravena atau kateter air kemih yang terpasang terus-

menerus, penyalahgunaan narkotika intravena, pemberian

antimikroba (yang mengubah flora bakteri normal), dan

kortikosteroid.1

8

II.2 Resin Akrilik

II.2.1 Pengertian resin akrilik

Gigitiruan penuh dapat didefinisikan sebagai gigitiruan

lepasan yang menggantikan seluruh permukaan pengunyahan dan

struktur-struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang

atas dan rahang bawah. Gigitiruan tersebut terdiri dari gigi artifisial

yang diletakkan pada basis gigitiruan. Basis gigitiruan memperoleh

dukungan melalui kontak yang erat dengan jaringan mulut di

bawahnya.9

Sejak pertengahan tahun 1940-an, kebanyakan gigituan

dibuat menggunakan resin metil metakrilat. Resin tersebut

merupakan plastik lentur yang dibentuk dengan menggabungkan

molekul-molekul metil metakrilat.9

II.2.2 Bahan dasar basis gigitiruan

Bahan dasar basis gigitiruan yang sering dipakai adalah

resin akrilik polimetil metakrilat jenis heat cured. Resin akrilik

dipakai sebagai basis gigitiruan karena bahan ini memiliki sifat tidak

toksik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetik baik,

mudah dimanipulasi, reparasinya mudah dan perubahan dimensinya

kecil.12

Resin akrilik sampai saat ini masih merupakan pilihan

untuk pembuatan basis gigitiruan lepasan karena harganya relatif

murah, mudah direparasi, proses pembuatan gigitiruan mudah dan

9

menggunakan peralatan sederhana, warna stabil dan mudah dipoles.

Kekurangan resin akrilik adalah mudah patah. Patahnya basis

gigitiruan dengan kondisi rongga mulut dapat disebabkan oleh fitting

dari gigitiruan yang tidak sesuai dengan kondisi rongga mulut, tidak

adanya keseimbangan oklusi, fatique maupun jatuh.13

Empat faktor penting agar gigitiruan penuh dapat berfungsi

secara efisien adalah cukupnya dukungan, retensi, serta

keseimbangan otot dan oklusi. Faktor-faktor retensi gigitiruan seperti

adesi, kohesi, tegangan permukaan interfasial dan daya tarik menarik

kapiler terjadi oleh karena adanya saliva di dalam rongga mulut.14

Saliva juga berfungsi sebagai lubrikan dan bantalan antara

basis gigitiruan penuh dengan jaringan lunak. Saliva dengan

viskositas cair dalam jumlah yang banyak dapat membasahi

anatomis gigitiruan sehingga mempertinggi tegangan permukaan,

sedangkan saliva yang banyak dengan viskositas kental

menyebabkan gigitiruan mudah terlepas.14

II.3 Pembersih Gigitiruan Tablet

Menyikat gigitiruan dengan pasta gigi adalah metode paling umum

di lakukan, namun keuntungan sementara hanya menghilangkan plak pada

gigitiruan, juga rentan untuk mengikis permukaan basis gigitiruan.

Permukaan basis gigitiruan yang kasar akan menjadi sarang

berkembangnya plak.15

10

Pembersih gigitiruan tablet merupakan tablet yang dilarutkan ke

dalam air hangat untuk membuat larutan effervescent. Perendaman

gigitiruan di dalam larutan effervescent membantu membunuh kuman,

yang dapat menyebabkan bau, dan mengilangkan noda pada gigitiruan.16

II.3.1 Manfaat16

1. Kesehatan

- Menghilangkan sisa makanan dan plak yang berbentuk pada

gigitiruan karena dapat menyebabkan iritasi pada jaringan

mulut.

- Pada gigitiruan sebagian, menghilangkan sisa-sisa makanan

dan plak yang terdapat pada gingiva dan gigi alami sehingga

kesehatan rongga mulut terjaga.

2. Sosial dan psikologis

- Hilangnya plak dan kumpulan sisa makanan memberikan

penerimaan taktil gigitiruan yang lebih baik.

- Mengurangi timbulnya bau untuk mendapatkan penerimaan

sosial yang lebih baik.

- Menghilangkan stain pada gigitiruan.

11

II.3.2 Kelebihan dan kekurangan

- Kelebihan:

a. Aksi effervescent dapat mencapai bagian-bagian sempit yang

tidak dicapai dengan sikat gigi.

b. Aksi pembersih antibakteri dapat menghilangkan kuman

yang menyebabkan bau pada gigitiruan.

c. Menghilangkan stain dan sisa makanan pada gigitiruan.

d. Tidak menggores gigitiruan.

e. Mencegah kebiasaan parafungsi (misalnya, grinding pada

malam hari).

- Kekurangan:

Aksi pembersihan secara mekanik dari bahan kimia lebih kecil,

maka dari itu dianjurkan untuk disikat.

II.3.3 Keuntungan pembersih gigitiruan

1. Effervescent

Memberikan aksi pembersih kimia untuk menghilangkan

deposit pada gigitiruan.

2. pH (kadar asam)

pH 6,8 mirip dengan air sehingga aman untuk merendam

semalaman dan tidak memiliki risiko chemical burn.

3. Bahan aktif

Memberikan rasa segar mint pada gigitiruan dan membantu

menghilangkan bau.

12

4. Aplikasi

Tidak boros dan tumpah (bentuk tablet). Cepat, mudah dibawa,

dan nyaman digunakan untuk pasien usia lanjut.

II.3.4 Komposisi

1. Surfactants (detergen):

- Sodium polyphosphate

Sodium polyphosphate digunakan sebagai pengatur

keasaman, stabilisasi dan pengental yang biasa digunakan

dalam detergen pembersih gigitiruan. Kandungan fosfat dari

sodium polyphosphate dapat menghilangkan plak pada

gigitiruan dan melarutkan noda gigitiruan.17

- Sodium lauryl sulfoacetate

Sodium lauryl sulfoacetate merupakan surfactants yang

dapat menghilangkan plak dan bakteri pada gigitiruan serta

meningkatkan kekuatan pembersihan tablet pembersih

gigitiruan.18

2. Effervescent

- Sodium bicarbonate

Sodium bicarbonate adalah bahan kimia berbentuk kristal

putih yang larut dalam air. Bahan ini banyak digunakan

dalam industri pembuatan pasta gigi dan pembersih

gigitiruan. Sodium bicarbonate merupakan agen effervescent

yang menghasilkan pembersihan kimia pada gigitiruan.19

13

- Citric acid

Senyawa citric acid atau asam sitrat merupakan bahan

pengawet yang baik dan alami. Zat ini juga dapat digunakan

sebagai zat pembersih dan antioksidan. Asam sitrat pada

tablet pembersih gigitiruan memberikan aksi pembersihan

kimia pada gigitiruan yang dapat menghilangkan deposit.20

3. Oxydizing agents

- Sodium perborate

Sodium perborat berfungsi sebagai sumber oksigen aktif

dalam detergen, pembersih gigitiruan dan formula pemutih

gigi. Senyawa ini digunakan sebagai agen untuk

menghilangkan noda dan memberikan aksi pemutih pada

gigitiruan. Sodium perborat memiliki sifat antiseptik dan

dapat bertindak sebagai desinfektan.21

- Potassium monopersulfate

Potassium monopersulfate digunakan sebagai agen

pengoksidasi. Kandungan klorin pada potassium

monopersulfate berfungsi untuk membersihkan gigitiruan

dari noda dan komponen organik.22

14

4. Mounth wash ingredient

- Peppermint oil

Peppermint oil dalam tablet pembersih gigitiruan

memberikan rasa segar mint pada gigitiruan dan membantu

menghilangkan bau.23

5. Dyes

- Food colourants (colour timer)

Merupakan senyawa tambahan yang memberikan perubahan

warna saat proses pembersihan telah selesai serta dapat

menghilangkan bau pada gigitiruan.24

II.3.5 Cara pemakaian16

- Bersihkan gigitiruan dengan sikat gigi terlebih dahulu.

- Tempatkan gigitiruan pada gelas atau denture bath.

- Berikan air hangat sampai menutupi seluruh permukaan

gigitiruan.

- Masukkan tablet ke dalam air.

- Rendam gigitiruan pada larutan effervescent selama 5 menit.

- Bilas gigitiruan dengan air mengalir.

15

BAB III

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

III.1 Kerangka Teori

Basis gigitiruan resin

akrilik

Candida albicans

Lama penggunaan

pH mulut

Hormon

Pemolesan yang

adekuat

Saliva

Metode pembersihan

Kebiasaan merokok

Penyakit sistemik

Jenis bahan gigitiruan

16

III.2 Kerangka Konsep

ultrasonik Kimia Mekanik

Rongga mulut:

- Saliva

- pH mulut

- Mikroorganisme

Gigitiruan

pembersih

Candida

guillermondy

Candida

parapsilosis

Candida

tropicalis

Candida

glabrata

Candida

albicans

17

BAB IV

METODE PENELITIAN

IV.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah eksperimen laboratorium.

IV.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah post tes only contrrol group.

IV.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin.

IV.4 Waktu Penelitian

Dilaksanakan pada tanggal 2-10 September 2014.

IV.5 Sampel

Metode sampling adalah simple random sampling dengan populasi

homogen, ditentukan dengan cara:26

Keterangan:

N = Jumlah sampel

q1 = proporsi dari subyek dalam group 1

q2 = proporsi dari subyek dalam group 2

S = standar deviasi dari variable outcome

Zα = 1,96 untuk α = 0,05 dan Zα = 1,645 untuk α = 0,10 (untuk dua arah)

Zβ = 0,48 untuk β = 0,20 dan Zβ = 1,282 untuk β = 0,10

E = effect size yang diharapkan

18

maka jumlah sampel yang diambil adalah 30 lempeng yang terbuat dari

bahan resin akrilik PMMA jenis heat cured. Jenis resin akrilik ini yang

paling sering digunakan dalam dunia kedokteran gigi.27

Dengan kriteria

sampel berukuran panjang = 65 mm, lebar = 10 mm, tebal = 3 mm, serta

permukaan halus, tidak porus, dan tidak ada perubahan bentuk.28

sampel

dibagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok masing-masing terdiri dari 5

sampel.

IV.6 Variabel Penelitian

1. Variabel pengaruh

Variabel pengaruh pada penelitian ini adalah pembersih gigitiruan.

2. Variabel terpengaruh

Variabel terpengaruh pada penelitian ini adalah pertumbuhan Candida

albicans.

3. Variabel kendali

Variabel kendali pada penelitian ini adalah lamanya perendaman

dalam larutan uji, volume dan konsentrasi larutan, pembuatan dan

pengukuran lempeng akrilik.

IV.7 Devenisi Operasional Variabel

a. Candida albicans

Candida albicans adalah jamur yang berbentuk tampak sebagai jamur

lonjong, bertunas, gram positif, berukuran 2-3 x 4-6 µm yang

dikembangbiakkan, jamur ini diperoleh dari usapan permukaan lesi

pada mukosa mulut. Pada agar sabouraud yang dieramkan pada suhu

19

kamar, berbentuk koloni-koloni lunak berwarna coklat yang

menyerupai bau seperti ragi.1

b. Denture cleanser

Denture cleanser adalah bahan pembersih gigitiruan yang berfungsi

untuk menghilangkan plak pada gigitiruan. Pada penelitian ini

digunakan pembersih gigitiruan sediaan tablet Polident.

c. Lempeng resin akrilik

Lempeng resin akrilik adalah salah satu bagian gigitiruan. Dalam

penelitian ini resin akrilik yang digunakan adalah heat cured. Ukuran:

panjang = 65 mm, lebar = 10 mm, dan tebal = 3 mm.28

IV.8 Alat dan Bahan

1. Alat

- Batang pengaduk

- Cawan petri

- Gelas ukur

- Erlenmeyer (Memmert, WINA)

- Inkubator (Memmert, WINA)

- Lampu spiritus

- Oven (Memmert, WINA)

- Autoklaf (Hirayama, Jepang)

- Tabung reaksi

- Alat pres

- Kuas

20

- Gelas porselen

- Mesin poles

- Kertas gosok

- Bur poles

- Pisau gips dan pisau malam

- Jangka sorong

2. Bahan :

- Pembersih gigitiruan tablet Polident (Fresh Active Denture

Cleanser)

- Akuades (Kimia Farma)

- Akrilik heat cured (Pillon Dental Material by S.S Limited)

- Vaselin (Kimia Farma)

- Separator resin akrilik Could Mould Seal (CMS, Detrey, Inggris)

- Isolat jamur Candida albicans yang diremajakan

- Media:

Glucose Nutrient Agar (Kimia Farma)

Nutrient broth (Kimia Farma)

Sabouraud dextrose agar (Kimia Farma)

21

IV.9 Data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data primer.

2. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SPSS for

Windows versi 18.00.

3. Analisis data

Data pertumbuhan Candida albicans yang diperoleh ditabulasi ke

bentuk tabel. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji

statistik Levene. Hasil penelitian kemudian dianalisis melakukan uji

statistik Anova satu arah untuk mengetahui pengaruh tablet pembersih

gigitiruan terhadap pertumbuhan Candida albicans pada lempeng

akrilik. Uji Anova satu arah dipakai untuk melihat perbedaan dari

beberapa varians (α = 0,05). Selanjutnya jika bermakna, maka

dilakukan uji beda lanjut (post hoc test) yaitu least significance

difference (LSD) untuk mengetahui lebih lanjut letak perbedaan

tersebut. Uji ini dipakai untuk melihat perbedaan dari masing-masing

kelompok perlakuan.

4. Penyajian data

Penyajian data dalam penelitian ini digunakan dalam bentuk tabel dan

grafik.

22

IV.10 Alur Penelitian

Pembuatan lempeng

Perendaman

lempeng

akrilik dalam

larutan denture

cleanser

selama 5 menit

dalam waktu 3

hari

Perendaman

lempeng

akrilik dalam

larutan denture

cleanser

selama 5 menit

dalam waktu 5

hari

Perendaman

lempeng

akrilik dalam

larutan denture

cleanser

selama 5 menit

dalam waktu 7

hari

Perendaman

lempeng

akrilik dalam

larutan denture

cleanser

selama 5 menit

dalam waktu

10 hari

Perendaman

lempeng

akrilik dalam

akuades

selama 24 jam

(kontrol)

Pengukuran zona

daya hambat

Candida albicans

Tabulasi dan analisis data

Simpulan

23

IV.11 Prosedur Kerja

IV.11.1 Pembuatan sampel

a. Menyiapkan model master dengan ukuran 65 x 10 x 3 mm.

b. Dilakukan pemendaman model master didalam kuvet

menggunakan gips lunak.

c. Gips lunak dicampur air lalu diaduk selama 30 detik kemudian

dimasukkan ke dalam kuvet dan dilakukan vibrasi. Setelah

bagian basis kuvet terisi penuh, plat dari bahan kuningan

ditanam dalam kuvet sebanyak 1 buah untuk setiap kuvet,

kemudian ditunggu hingga mengeras. Setelah permukaan gips

keras diolesi selapis tipis vaselin hingga merata menggunakan

kuas.

d. Kuven lawan diisi dengan gips lunak dan dilakukan

pengepresan dengan menggunakan alat pres.

e. Setelah gips lunak setting, kuvet bawah dan atas dipisahkan

dengan cara mengungkit permukaan kuvet dengan pisau gips.

Master model diambil dan permukaan gips dibersihkan dari

vaselin dengan air panas yang mengalir. Setelah kuvet dingin,

permukaan gips diulasi cold mould seal secara merata

menggunakan kuas dan ditunggu hingga kering.

f. Campurkan bubuk dan likuid resin akrilik. Pengadukan

dilakukan pada pot porselen hingga mencapai tahap dough.

Resin akrilik yangtelah dicampur dimasukkan kedalam kuvet

24

dan dilakukan pengepresan agar kelebihan adonan mengalir

keluar. Kuvet dibuka kembali dan kelebihannya dipotong

dengan pisau malam kemudian kuvet ditutup kembali, lalu

dilakukan pengepresan kembali.

g. Dilakukan proses curing secara konvensional, yaitu mulai suhu

kamar hingga 720C selama 2 jam dan dinaikkan sampai 100

0C

selama 2 jam, kemudian dibiarkan hingga dingin.

h. Setelah dingin, kuvet dibuka dan lempeng akrilik diambil.

Kelebihan akrilik dirapikan dan dihaluskan menggunakan

straing hand piece, bur polish dan kertas gosok.

i. Lempeng dicuci dengan air mengalir lalu disimpan dalam

wadah penyimpanan yang berisi akuades selama 2 x 24 jam

pada suhu kamar (30 ± 10C).

12

IV.11.2 Persiapan sampel

Sampel berjumlah 30, dibagi dalam 6 kelompok yang setiap

perlakuan terdiri dari 5 sampel:

1. Kelompok 1 adalah kelompok perlakuan yang direndam

dalam larutan denture cleanser selama 5 menit dengan sekali

perendaman dalam waktu 1 hari.

2. Kelompok 2 adalah kelompok perlakuan yang direndam

dalam larutan denture cleanser selama 5 menit dalam waktu

3 hari dengan sekali perendaman setiap harinya.

25

3. Kelompok 3 adalah kelompok perlakuan yang direndam

dalam larutan denture cleanser selama 5 menit dalam waktu

5 hari dengan sekali perendaman setiap harinya.

4. Kelompok 4 adalah kelompok perlakuan yang direndam

dalam larutan denture cleanser selama 5 menit dalam waktu

7 hari dengan sekali perendaman setiap harinya.

5. Kelompok 5 adalah kelompok perlakuan yang direndam

dalam larutan denture cleanser selama 5 menit dalam waktu

10 hari dengan sekali perendaman setiap harinya.

6. Kelompok 6 adalah kelompok kontrol yang direndam dalam

akuades selama 24 jam.

IV.11.3 Prosedur penelitian

Proses penelitian pertama-tama dilakukan dengan

menyiapkan bahan dan alat yang telah di sterilkan. Selanjutnya

menyiapkan medium sabouraud dextrose agar ke dalam cawan

petri, dan ditunggu hingga mengeras. Setelah itu Candida

albicans diletakkan ke dalam cawan dengan teknik penggoresan

menggunakan cotton buds. Setelah itu sebanyak 5 lempeng

direndam dalam larutan denture cleanser selama 5 menit, lalu

dimasukkan ke dalam medium yang telah ditumbuhi Candida,

dan 5 lempeng direndam dalam akuades selama 24 jam sebagai

kontrol dan dimasukkan ke dalam medium yang telah ditumbuhi

Candida (setiap lempeng masing-masing direndam menggunakan

26

tablet denture cleanser). Setelah 24 jam mulai dilakukan

pengukuran zona daya hambat menggunakan jangka sorong.

Pengukuran zona daya hambat selanjutnya dilakukan pada hari ke

3, 5, 7, dan 10.

27

BAB V

HASIL

Dari hasil pengamatan, pengukuran dan perhitungan yang dilakukan

mengenai pengaruh penggunaan denture cleanser terhadap pertumbuhan Candida

albicans pada plat resin akrilik yang dibagi dalam 6 kelompok yaitu perendaman

selama 5 menit masing-masing dalam kurung waktu 1 hari, 3 hari, 5 hari, 7 hari

dan 10 hari serta kelompok kontrol yang direndam dalam akuades.

Gambar 5.1 Hasil uji daya hambat denture cleanser

terhadap pertumbuhan Candida albicans pada kelompok I.

Pada pengamatan zona daya hambat denture cleanser terhadap

pertumbuhan Candida albicans setelah perendaman 5 menit dalam waktu 1 hari

28

sudah tampak zona inhibisi di sekitar lempeng akrilik pada semua replikasi.

(Gambar 5.1)

Gambar 5.2 Hasil uji daya hambat denture cleanser

terhadap pertumbuhan Candida albicans pada kelompok II.

Pada pengamatan zona daya hambat denture cleanser terhadap

pertumbuhan Candida albicans setelah perendaman 5 menit dalam waktu 3 hari

tampak zona inhibisi di sekitar lempeng akrilik pada semua replikasi walaupun

tidak seluas zona inhibisi pada kelompok I. (Gambar 5.2)

29

Gambar 5.3 Hasil uji daya hambat denture cleanser

terhadap pertumbuhan Candida albicans pada kelompok III.

Pada pengamatan zona daya hambat denture cleanser terhadap

pertumbuhan Candida albicans setelah perendaman 5 menit dalam waktu 5 hari

tampak zona inhibisi di sekitar lempeng akrilik pada semua replikasi walaupun

tidak seluas zona inhibisi pada kelompok I dan II. (Gambar 5.3)

30

Gambar 5.4 Hasil uji daya hambat denture cleanser

terhadap pertumbuhan Candida albicans pada kelompok IV.

Pada pengamatan zona daya hambat denture cleanser terhadap

pertumbuhan Candida albicans setelah perendaman 5 menit dalam waktu 7 hari

tampak zona inhibisi di sekitar lempeng akrilik pada semua replikasi, hampir

sama dengan hasil zona inhibisi pada kelompok III. (Gambar 5.4)

31

Gambar 5.5 Hasil uji daya hambat denture cleanser

terhadap pertumbuhan Candida albicans pada kelompok V.

Pada pengamatan zona daya hambat denture cleanser terhadap

pertumbuhan Candida albicans setelah perendaman 5 menit dalam waktu 10 hari

tampak zona inhibisi di sekitar lempeng akrilik pada semua replikasi sudah mulai

berkurang pada beberapa lempeng, namun adapula yang hampir sama dengan luas

zona inhibisi pada kelompok IV. (Gambar 5.5)

32

Gambar 5.6 Hasil uji daya hambat akuades terhadap

pertumbuhan Candida albicans pada kelompok VI (kontrol).

Pada pengamatan zona daya hambat kelompok kontrol terhadap

pertumbuhan Candida albicans setelah perendaman 24 jam tampak zona inhibisi

di sekitar lempeng akrilik pada semua replikasi walaupun tidak seluas zona

inhibisi pada kelompok perlakuan. (Gambar 5.6)

33

Tabel 5.1 Pengukuran zona daya hambat Candida albicans dan rerata standar

deviasi pada plat resin akrilik yang direndam dalam tablet pembersih

gigitiruan dan akuades.

Replikasi

Zona daya hambat Candida albicans (mm)

Kelompok

I II III IV V VI

1 19,5 16,8 15,5 15 15 11,2

2 18,5 15,5 13,8 13 13 11,6

3 17,6 23,6 24,6 24,4 22,4 11,2

4 21,6 15,4 13,8 13,6 12,4 11,4

5 15,2 12,05 10,6 10,4 10,2 11,2

Mean 18,4800 16,6700 15,6600 15,2800 14,6000 11,3200

SD 2,36157 4,25347 5,30264 5,36395 4,68402 0,17889

Sumber : Data primer

Kelompok I : perendaman lempeng akrilik dalam larutan denture cleanser

selama 5 menit dalam waktu 1 hari.

Kelompok II : perendaman lempeng akrilik dalam larutan denture cleanser

selama 5 menit dalam waktu 3 hari.

Kelompok III : perendaman lempeng akrilik dalam larutan denture cleanser

selama 5 menit dalam waktu 5 hari.

Kelompok IV : perendaman lempeng akrilik dalam larutan denture cleanser

selama 5 menit dalam waktu 7 hari.

Kelompok V : perendaman lempeng akrilik dalam larutan denture cleanser

selama 5 menit dalam waktu 10 hari.

Kelompok VI : perendaman lempeng akrilik dalam akuades selama 24 jam

(kontrol).

Tabel 5.1 menunjukkan hasil pengukuran zona daya hambat Candida

albicans pada 6 kelompok sampel. Kelompok sampel III replikasi ketiga, yaitu

yang direndam dalam tablet pembersih gigitiruan selama 5 menit dengan waktu

34

perendaman 5 hari dapat menghambat pertumbuhan Candiada albicans paling

besar dan kelompok sampel V replikasi kelima yaitu yang direndam dalam tablet

pembersih gigitiruan selama 5 menit dengan waktu perendaman 10 hari dapat

menghambat pertumbuhan Candida albicans paling kecil.

Dari zona daya hambat di atas, jika diurut yang mempunyai zona daya

hambat terbesar sampai yang terkecil adalah hasil kelompok perendaman 5 hari di

dalam larutan pembersih gigitiruan, kelompok perendaman 3 hari di dalam larutan

tablet pembersih gigitiruan, kelompok perendaman 1 hari di dalam larutan tablet

pembersih gigitiruan, kelompok perendaman 1 hari di dalam larutan akuades dan

kelompok perendaman 10 hari di dalam larutan tablet pembersih gigitiruan.

Pada tabel 5.1 menunjukkan nilai rerata dan standar deviasi hasil

pengukuran zona daya hambat Candida albicans pada plat resin akrilik yang

direndam dalam tablet pembersih gigitiruan dan akuades. Pada tabel ini,

kelompok I yang direndam dalam tablet pembersih gigitiruan selama 5 menit

dengan waktu perendaman 5 hari memiliki nilai rerata yang paling besar yaitu

18,4800±2,36157 sedangkan yang terkecil terdapat pada kelompok VI yaitu yang

direndam dalam tablet pembersih gigitiruan selama 5 menit dengan waktu

perendaman 10 hari dengan nilai rerata dan standar deviasi sebesar

11,3200±0,17889.

35

Gambar 5.1 Grafik rerata daya hambat Candida albicans

Pada gambar 5.1 menunjukkan grafik rerata daya hambat Candida

albicans pada lempeng akrilik yang direndam dalam larutan tablet pembersih

gigitiruan selama 1 hari, 3 hari, 5 hari, 7 hari, 10 hari serta perendaman dalam

akuades.

Nilai rerata dan standar deviasi hasil pengukuran zona daya hambat

Candida albicans pada plat resin akrilik, jika diurut yang mempunyai mean zona

daya hambat terbesar sampai yang terkecil adalah hasil kelompok perendaman 1

hari di dalam larutan tablet pembersih gigitiruan, kelompok perendaman 3 hari di

dalam larutan tablet pembersih gigitiruan, kelompok perendaman 5 hari di dalam

larutan tablet pembersih gigitiruan, kelompok perendaman 7 hari di dalam larutan

tablet pembersih gigitiruan, kelompok perendaman 10 hari di dalam larutan tablet

pembersih gigitiruan dan kelompok perendaman 1 hari di dalam larutan akuades.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

KelompokI

KelompokIII

KelompokIII

KelompokIV

KelompokVI

KelompokVI

Rerata daya hambatCandida Albicans

36

Selanjutnya, dilakukan uji Anova satu arah untuk mengetahui apakah ada

pengaruh larutan tablet pembersih gigitiruan terhadap daya hambat Candida

albicans pada plat resin akrilik dengan menggunakan α = 0,05.

Tabel 5.2 Hasil uji Anova satu arah daya hambat Candida albicans pada plat resin

akrilik.

Jk Db Mk Fhit P

Antar kelompok 142,212 5 28,442 1,664 0,182

Dalam kelompok 410,124 24 17,089

Total 552,336 29

Sumber : Data primer

Keterangan :

jk : jumlah kuadrat

db : derajat bebas

mk : median kuadrat

Fhit : nilai F hitung

p : probabilitas

Dari hasil uji Anova didapatkan nilai p = 0,182 (p>0,05) yang berarti tidak

ada perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan pada lempeng akrilik

setelah perendaman dalam akuades dan perendaman dalam larutan tablet

pembersih gigitiruan terhadap daya hambat Candida albicans pada plat resin

akrilik. Hal tersebut berarti tidak ada pengaruh jenis larutan pembersih gigitiruan

dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans. Dalam penelitian ini, larutan

pembersih gigitiruan (Polident) dan air memiliki keefektifan yang sama dalam

menghambat pertumbuhan Candida albicans.

37

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian yang telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Kedokteran UNHAS ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

larutan pembersih gigitiruan terhadap pertumbuhan Candida albicans pada

lempeng akrilik. dalam penelitian ini dilakukan perendaman di dalam larutan

tablet pembersih gigitiruan selama 5 menit dalam 1 hari, 3 hari, 5 hari, 7 hari, 10

hari dan perendaman 1 hari di dalam akuades sebagai kontrol yang dilakukan oleh

teknisi laboratorium pada tanggal 2-10 September 2014.

Pada penelitian ini dilakukan perendaman lempeng akrilik masing-masing

selama 5 menit pada siang hari sesuai prosedur penggunaan tablet pembersih

gigitiruan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa larutan pembersih gigitiruan

efektif dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans sejak perendaman

pertama selama 5 menit dalam 1 hari. Diperoleh bahwa kelompok I yang

direndam dalam tablet pembersih gigitiruan selama 5 menit dengan waktu

perendaman selama 5 hari memiliki nilai rerata yang paling besar yaitu

18,4800±2,36157 sedangkan yang terkecil terdapat pada kelompok VI yang

direndam dalam tablet pembersih gigitiruan selama 5 menit dengan waktu

perendaman selama 10 hari dengan nilai rerata dan standar deviasi sebesar

11,3200±0,17889 (tabel 5.2). Selisih perbedaan antara nilai terbesar dan terkecil

38

hanya berkisar 7,1600 mm, sehingga lama penggunaan tablet pembersih gigitiruan

tidak memiliki selisih yang besar.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin lama perendaman dalam

larutan pembersih gigitiruan maka semakin menurun efektivitas penghambatan

pertumbuhan Candida albicans. Larutan pembersih gigitiruan hanya efektif

menghambat pertumbuhan Candida albicans dalam waktu 48 jam. Hal ini

disebabkan karena kandungan citric acid yang terkandung dalam larutan

pembersih gigitiruan tidak mampu menghilangkan biofilm secara keseluruhan dan

tidak dapat mencegah rekolonisasi Candida albicans setelah 48 jam pemakaian.31

Nilai rerata dan standar deviasi hasil pengukuran zona daya hambat

Candida albicans pada plat resin akrilik tersebut, jika diurut yang mempunyai

mean zona daya hambat terbesar sampai yang terkecil adalah hasil kelompok

perendaman selama 1 hari di dalam larutan tablet pembersih gigitiruan, kelompok

perendaman selama 3 hari di dalam larutan tablet pembersih gigitiruan, kelompok

perendaman selama 5 hari di dalam larutan tablet pembersih gigitiruan, kelompok

perendaman selama 7 hari di dalam larutan tablet pembersih gigitiruan, kelompok

perendaman selama 10 hari di dalam larutan tablet pembersih gigitiruan dan

kelompok kontrol (grafik 5.1). Hasil ini menunjukkan bahwa efektivitas tablet

pembersih gigitiruan sudah mulai bekerja pada penggunaan pertama dan akan

berangsur-angsur menurun seiring penggunaannya setiap hari dalam menghambat

pertumbuhan Candida albicans.

Efektivitas tablet pembersih gigitiruan dalam menghambat pertumbuhan

Candida albicans tidak terlepas dari adanya kandungan bahan yang terkandung

39

dalam tablet pembersih gigitiruan itu seperti citric acid.17-19

Citric acid berperan

sebagai agen chemothrapeutic yang dapat menghancurkan biofilm melalui

mekanisme ion kalsium. Mekanisme ini menyebabkan citric acid merusak

calcium bridges dan kemudian merusak matrix biofilm sehingga terjadi aktivitas

antibiofilm.31

Dari hasil uji Anova didapatkan nilai p = 0,182 (p>0,05) yang berarti tidak

ada perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan pada lempeng akrilik

setelah perendaman dalam akuades (kontrol) dan perendaman dalam larutan tablet

pembersih gigitiruan terhadap daya hambat Candida albicans pada plat resin

akrilik. Hal ini mungkin disebabkan pH larutan tablet pembersih gigitiruan

sebesar 6,8 hampir sama dengan pH air, sehingga efektivitas penghambatan

pertumbuhan Candida albicans antara larutan air (akuades) dengan larutan tablet

pembersih gigitiruan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Larutan pembersih gigitiruan terdiri atas sodium polyphosphate, sodium

lauryl sulfoacetate, sodium bicarbonate, citric acid, sodium perborate, potassium

monopersulfate, peppermint oil, food colourants (colour timer).17-24

Efek

perendaman gigitiruan secara terus-menerus dalam larutan pembersih gigitiruan

dapat menyebabkan perubahan warna resin akrilik, menurunkan kekerasan dan

kekasaran permukaan basis gigitiruan.12,31

Penggunaan pembersih gigitiruan dalam bentuk tablet pada usia lanjut

sangat dianjurkan karena aplikasi yang cepat, mudah dibawa, nyaman digunakan,

tidak boros dan tidak mudah tumpah.16

40

BAB VII

PENUTUP

VII.1 Simpulan

Dari penelitian mengenai pengaruh penggunaan larutan pembersih

gigitiruan denture cleanser terhadap pertumbuhan Candida albicans, maka

disimpulkan bahwa:

1. Denture cleanser dan air memiliki keefektifan yang sama dalam

menghambat pertumbuhan Candida albicans.

2. Terjadi penurunan daya hambat Candida albicans setelah 3 hari (72

jam) pemakaian.

VII.2 Saran

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penggunaan denture

cleanser terhadap pertumbuhan jenis mikroorganisme lain yang terdapat

pada plat resin akrilik.

41

DAFTAR PUSTAKA

1. Brook G, Butel J, Ornston LN, Jawets E, Melnick JL, Adelberg EA.

Mikrobiologi kedokteran (medical microbiology). Edisi 20. Alih bahasa:

Mudihardi E, Kurniawan. Jakarta : EGC; 2000. Hal. 627-9.

2. Terezhalmy GT, Huber MA. Oropharyngeal candidiasis : etiology,

epidemiology, clinical manifestation, and treatmen. Clin Den Res 2011. Hal.

1-6.

3. Gunadi HA, Margo A, Burhan LK, Suryatenggara F, Setiabudi I. Buku ajar

ilmu geligitiruan sebagian lepasan jilid I. Jakarta : Hipokrates; 1995.

4. Anti-candidal activity of denture cleanser against Candida. Available at:

http://www.iadr.convex.com/iadr/2011sandiego/preliminaryprogram/abstract_

144867.htm.com. Diunduh Maret 2013.

5. Hartono R, Kosaki A, Hidayat H, Morganelli JC. Estetik dan prostetik

mutakhir kedokteran gigi. Jakarta : EGC; 1994. Hal. 1.

6. Ural C, Sanal FA, Seda C. Effect of different denture cleanser on surface

roughness of denture base materials. Clin Dent Res 2011. Hal. 14-9.

7. Titjo OC, Lampus BS, Juliatri. Perilaku masyarakat pengguna gigitiruan

lepasan di Kelurahan Bahu. Hal. 1-8. Available at:

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/download/3226/2770.

Diunduh 15 Mei 2014.

8. Dwiatmoko S, Kristiana D. Pengaruh komuniksi kesehatan secara lisan dan

tulisan terhadap pengetahuan, sikap dan kebersihan gigitiruan para pemakai

gigitiruan lepasan. Dentika Dent J 2011;16;14-7.

9. Anusavice KJ. Philips: Buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi. Ahli bahasa:

Budiman JA, Purwoko S. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003. Hal.

197.

10. Molero G, Orejas RD, Garcia FN, Monteoliva L, Pla J, Gil C, dkk. Candida

albicans: genetics, dimorphism and patogenicity. Int Microbiol 1998; 1: 95-

106. Available at: http://www.ncbi.lnm.nih.gov/pubmed/10943347.com

Diunduh 28 Maret 2013.

11. Pisani MX, Silva CHL, Oliveira Paranhos HFO, Souza RF, Macedo AP. The

effect of experimental denture cleanser solution ricinuscommunison acrylic

42

resin properties. Mater Res 2010; 13(3): 369-73. Available at:

www.scielo.br/pdf/mr/v13n3/15. Diunduh 8 Desember 2011.

12. David, Munadziroh E. Perubahan warna lempeng resin akrilik yang direndam

dalam larutan desinfektan sodium hipoklorit dan klorhexidin. Maj Ked Gigi

2005; 38(1): 36. Available at: http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-1-

10.pdf. Diunduh 11 Desember 2012.

13. Nirwana I. Kekuatan transversa resin akrilik hybrid setelah penambahan glass

fiber dengan metode berbeda. Maj Ked Gigi 2005; 38(1): 16-9.

14. Dahar E. Penatalaksaan gigitiruan penuh rahang bawah dengan reservoir

(mandibular split denture) pada pasien xerostomia. Dentika Dent J 2008;

13(1): 57-62.

15. Yining W, Ma X, Min T, Hong G, Shao Y. Evaluation of denture cleanser

effectiveness in plaque removal. Available at:

http://www.docstoc.com/docs/101897669/Evaluation-of-Denture--in-Plaque-

Removal. Diunduh 27 November 2012.

16. Polident. Perawatan gigitiruan. Available at: www.gsk-

indonesia.com/0_repository/polident.pdf. Diunduh 11 Desember 2011.

17. Food science and technology. Pengaruh perendaman dengan berbagai

konsentrasi sodium polifosfat. 2003. Available at:

http://www.repository.ipb.ac.id/handle. Diunduh 15 Juni 2014.

18. Oral health tips. Use a quality denture cleaning solution for hygiene. 2012.

Available at: http://www.gplantchem.com/sodiumlaurylsulfocetate. Diunduh

15 Juni 2014.

19. Wikipedia. Sodium bicarbonate. 2012. Available at:

http://www.wikipedia.com/sodium bicarbonate. Diunduh 15 Juni 2014.

20. Wisegeek. What is citric acid. 2012. Available at:

http://www.wisegeek.com/what-is-citric-acid. Diunduh 15 Juni 2014.

21. Shangyuchen cherish world with oxygen chemistry. Sodium perborate

monohydrate tetrahydrate. 2012. Available at:

http://www.runyoutech.com/sodiumperborat-monohydrate-tetrahidrate.

Diunduh 15 Juni 2014.

43

22. Shangyuchen cherish world with oxygen chemistry. Potassium

monopersulfate. 2012. Available at: http://www.runyyoutech.com/potassium-

monopersulfate. Diunduh 15 Juni 2014.

23. Newsmax. Top 5 healt benefits of peppermint oil. 2012. Available at:

http://www.newsmax.com/fastfeatures/healt-benefits-of-peppermint. Diunduh

15 Juni 2014.

24. Pioneer thinking. Making natural dyes from plants. 2012. Available at:

http://www.pioneer thinking.com/crafts/natural-dyes. Diunduh 15 Juni 2014.

25. Sudjana. Metode statistika. Bandung: Tarsito; 2005. hal. 6.

26. Pasiga B. Metode praktis perhitungan besar sampel. Makassar: Bagian ilmu

kesehatan gigi masyarakat; 2007. Hal. 17.

27. Pribadi SB, Yogihartono M, Agustantina TH. Perubahan kekuatan impak resin

akrilik polimerisasi panas dalam perendaman larutan cuka apel. J Dentofasial

2010; 9: 13-4.

28. Gurbuz O, Unalan F, Dikbas I. Comparison of the transverse strength of six

acrylic denture resins. Oral Health 2010; 9(1):21-4. Available at:

www.oralhealt.ro/volumes/2010/volume-1/VI-10-5. Diunduh 6 April 2014.

29. Jubhari EH, Muskab. Perendaman dalam larutan pembersih peroksida alkali

menurunkan kekuatan transversa lempeng resin akrilik. Hal. 1-5. Available at:

http://www.repository.unhas.ac.id Diunduh 6 April 2014.

30. Kristina D. Kekuatan transversa akrilik self cured dan akrilik heat cured

direndam rebusan daun sirih sebagai bahan pembersih gigitiruan lepasan.

Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi 2007; 22: 121-3.

31. Foat F, Cavalcanti YW, Bertolini MDME, Pinto LDR, Silva WJDS, Cury

AADB. Efficacy of citric acid denture cleanser on the Candida albicans

biofilm formed on poly (methyl methacrylate): effects on residual biofilm and

recolonization process. Biomed Central Oral Health 2014; 14(77):1-7.

Available at: http://www.biomedcentral.com/1472-6831/14/77. Diunduh 3

Maret 2015.

32. Dahuja RK, Garg S, Bansal S, Dang RH. Effect of denture cleansers on

surface hardness of resilient denture linears at various time intervals- an in

vitro study. J Adv Prosthodont 2013; 5:270-7. Available at:

http://dx.doi.org/10.4047/jap.2013.5.3.270. Diunduh 3 Maret 2015.