Friendly260110110040.docx
-
Upload
friendlyringo -
Category
Documents
-
view
106 -
download
5
Transcript of Friendly260110110040.docx
LAPORAN PRAKTIKUM Uji Esterifikasi, Reaksi Kristal Sublimasi dan Aseton - air dan Pemisahan Vaselin dari Zat Aktif
Data Pengamatan1 Esterifikasi
NO Perlakuan Hasil
1 1 ml etanol + asam salisilat Larut
+ 1 tetes H2SO4 Larut
Dipanaskan Bau khas gandapura
2 1 ml etanol + asam benzoat Larut
+ 1 tetes H2SO4 Larut
Dipanaskan di penangas air Bau pisang
2 Reaksi Kristal
NO Perlakuan Hasil
1 Sublimasi
Asam salisilat dimasukkan ke dalam tabung yang disimpan di atas pelat kaca (atas + bawah). Bagian atas pelat kaca di letakkan kapas yang telah dibasahi air
+ dipanaskan di atas kassa Terbentuk sublimasi pada pelat kaca atas
Diamati di mikroskop Terbentuk kristal salisilat
Perbesaran 160 X
2 Sulfa dilarutkan dalam aseton Larut
+ air di kaca arloji Terbentuk endapan
Diamati di mikroskop Terbentuk kristal
Perbesaran 160 X
3 Pemisahan Vaselin dari zat aktif
NO Perlakuan Hasil
1 Memisahkan vaselin kedalam beaker glass + air
Terbentuk 2 fase
Dipanaskan kemudian didinginkan Vaselin terdapat di dinding tabung
Reaksi
Pembahasan
Pada praktikum kali ini terdiri dari 3 percobaan yaitu reaksi esterifikasi,reaksi kristal
yang terdiri dari sublimasi dan aseton – air dan pemisahan vaselin dari zat aktif. Pada percobaan
kali ini dilakukan reaksi esterifikasi untuk mengidentifikasi golongan alkohol. Esterifikasi adalah
reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan
menggunakan katalis asam. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam.
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik (reversible).
Pada percobaan kali ini sampel yang digunakan adalah etanol (CH3CH2OH), asam
salisilat atau asam benzoat yang berasal dari golongan asam karboksilat, dan H2SO4. Fungsi
H2SO4 pada reaksi ini adalah sebagai katalis untuk mempercepat kecepatan reaksi karena reaksi
antara asam sulfat dengan air adalah reaksi eksoterm yang kuat. Air yang ditambahkan asam
sulfat pekat akan mampu mendidih, sehingga suhu reaksinya akan tinggi. Makin tinggi suhu
reaksi, maka semakin cepat reaksi yang akan terjadi. Hal ini dikarenakan pada saat suhu tinggi
menyebabkan molekul molekul memiliki tenaga lebih besar atau sama dengan tenaga aktivasi
sehingga mempercepat tumbukan antar molekul yang akan mempercepat reaksi. Selain itu, asam
sulfat pekat juga disebut pendehidrasi karena mampu mengikat air (higroskopis), maka untuk
reaksi esterifikasi setimbang yang menghasilkan air, asam sulfat pekat dapat menggeser arah
reaksi ke kanan (ke arah produk), sehingga produk yang dihasilkan menjadi lebih banyak.
Hal pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah menyiapkan 2 tabung reaksi untuk
tempat terjadinya reaksi esterifikasi. Masing masing tabung dimasukkan 1 ml etanol, setelah itu
pada tabung reaksi 1 di tambahkan asam salisilat dan pada tabung ke 2 ditambahkan 1 asam
benzoat. Kemudian ditambahkan H2SO4 ke dalam masing masing tabung reaksi melalui dinding
tabung reaksi, hal ini dilakukan untuk mencegah penguapan etanol akibat reaksi yang berjalan
terlalu cepat akibat penambahan H2SO4 secara langsung. Setelah ditambahkan H2SO4, tutup
mulut tabung dengan sumbat kapas, kemudian panaskan diatas penangas air. Prinsip pemanasan
air sama seperti fungsi H2SO4 yaitu menaikkan suhu agar mempercepat reaksi. Hasil yang
diperoleh pada reaksi esterifikasi ini adalah pada tabung 1 akan beraroma khas gandapura dan
pada tabung 2 akan beraroma khas pisang.
Setelah dilakukan uji esterifikasi dilakukan uji Kristal yang terdiri dari uji aseton – air
dan sublimasi asam salisilat. Pada uji aseton – air dilakukan dengan menggunakan sampel
sulfadiazin. Percobaan ini dilakukan untuk melihat bentuk kristal sulfadiazine. Pertama tama
sulfadiazine di letakkan diatas kaca objek, setelah itu ditambahkan aseton hingga larut. Pada
percobaan ini digunakan aseton untuk melarutkan sulfadiazine. Namun aseton mudah menguap
sehingga sampel yang sudah dilarutkan aseton perlu ditambah air agar sampel dapat diamati di
mikroskop. Hasil yang didapat adalah terbentuknya sulfadiazid yang tidak larut dalam air.
Setelah itu kaca objek di amati di mikroskop dengan perbesaran 160 X, dan hasil yang didapat
adalah Kristal sulfadiazid yang berbentuk Kristal yang menyebar. Kristal yang menyebar ini
disebabkan karena sulfadiazine merupakan senyawa organik dan aseton juga merupakan
senyawwa anorganik. Apabila senyawa anorganik ditambahkan dengan senyawa organik maka
sifatnya akan mengalami perbedaan dan tidak mengalami kecocokan sehingga kristalnya akan
menyebar.
Percobaan selanjutnya adalah sublimasi asam salisilat, percobaan ini sama seperti
percobaan aseton –air yaitu untuk mengetahui bentuk Kristal dari asam salisilat. . Sublimasi
adalah keadaan dimana suatu padatan diuapkan tanpa melalui peleburan dan uapnya hanya
diembunkan dengan cara mendinginkannya, sehingga langsung kembali ke bentuk padat.
Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan memasukkan asam salisilat yang akan di uji ke
dalam cincin sublimasi kecil yang kemudian diletakkan diatas kaca objek. Asam salisilat
diletakkan di cincin sublimasi kecil agar panas hanya mengalir di cincin sublimasi saja.
Kemudian atasnya ditutup dengan kaca objek ditambah kapas basah untuk mendinginkan uap
sehingga dapat terbentuk Kristal. Setelah asam salisilat naik ke atas dan membentuk Kristal pada
kaca objek diatas maka proses sublimasi sudah selesai. Hasil yang didapat adalah terdapat
senyawa padat yang lebih murni dikarenakan tertinggalnya pengotor pada kaca objek alas.
Setelah itu melakukan pengamatan pada mikroskop dan hasil yang diperoleh adalah terbentuk
Kristal putih dan berbentuk seperti jarum. Percobaan ini lebih sulit karena di pengaruhi oleh
berbagai factor factor seperti tingginya cincin sublimasi, suhu pemanasan.
Percobaan selanjutnya adalah pemisahan vaselin dari zat aktif. Untuk menganalisa suatu
senyawa pada suatu sampel obat, sangat penting untuk bisa membedakan apakah zat tersebut
zak aktif atau zat tambahan. Salah satu zat tambahan yang sering digunakan untuk sediaan luar
seperti salep adalah vaselin, oleh karena itu percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara
pemisahan vaselin sebagai zat tambahan dari zat aktifnya. Langkah pertama yang dilakukan
adalah menggerus sampel di dalam mortir, setelah itu di masukkan ke dalam beaker glass.
Kemudian ditambahkan cera alba dan aquadest secukupnya. Kemudian beaker glass dipanaskan
hingga terbentuk menjadi 2 lapisan yaitu vaselin dan cera alba yang saling berikatan terdapat di
lapisan atas, hal ini dikarenakan cera alba dan vaselin merupakan fase minyak. Kemudian pada
lapisan bawah terdapat zat aktif dan air. Setelah itu didinginkan sehingga terbentuk menjadi
padatan. Kemudian lapisan atas di kerok untuk diamati fluorosensinya dimana vaselin album
akan berfluorosensi menjadi warna hijau.
Kesimpulan
1. Hasil reaksi dari etanol dan asam benzoat akan beraroma seperti pisang, sedangkan
hasil reaksi dari etanol dan asam salisilat beraroma seperti minyak gandapura
2. Reaksi kristal aseton-air dan cara sublimasi asam salisilat digunakan untuk menghasilkan senyawa yang lebih murni dan mengetahui bentuk kristal.
3. Proses pemisahan vaselin dari zat aktif dengan menggunakan cera alba akan
menghasilkan 2 lapisan yang tidak saling bercampur
Daftar Pustaka
Fessenden dan Fessenden.1986.Kimia Organik Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga