Freeport

13
Nama : Rika Ardhana Reswari NIM : F0313079 Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Makro kelas C Jurusan : S1 Akuntansi UNS PT Freeport Bagi Indonesia Kita sebagai warga Negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan nama PT. Freeport Indonesia (PTFI). PT. Freeport Indonesia sendiri adalah sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc sebuah perusahaan tambang Internasional yang berpusat di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. PT Freeport sendiri bertugas menambang, memproses, dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak yang nantinya akan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia. PT Freeport Indonesia berpusat di Kabupaten Mimika, Papua. Awal mula berdirinya PT Freeport yakni ketika Jean Jacques Dozy melakukan ekspedisi ke Papua dan menemukan Ertsberg (gunung bijih) yang kemudian dilanjutkan penelitiannya oleh Forbez Wilson dan Del Flint pada tahun 1960. Pada tahun 1963 pihak Freeport telah mengajukan rencana pembukaan tambang, namun ditangguhkan karena kebijakan Soekarno yang saat itu menjabat sebagai presiden. Pada masa orde baru pemerintahan Presiden Soeharto sedang menggalakkan pembangunan ekonomi dan Freeport melihat adanya peluang untuk

description

Pandangan pribadi mengenai keberadaan PT. Freeport di Indonesia disertai data dari berbagai sumber

Transcript of Freeport

Page 1: Freeport

Nama Rika Ardhana Reswari

NIM F0313079

Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro kelas C

Jurusan S1 Akuntansi UNS

PT Freeport Bagi Indonesia

Kita sebagai warga Negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan nama PT

Freeport Indonesia (PTFI) PT Freeport Indonesia sendiri adalah sebuah perusahaan afiliasi

dari Freeport-McMoRan Copper amp Gold Inc sebuah perusahaan tambang Internasional yang

berpusat di Phoenix Arizona Amerika Serikat PT Freeport sendiri bertugas menambang

memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga emas dan

perak yang nantinya akan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia PT Freeport

Indonesia berpusat di Kabupaten Mimika Papua

Awal mula berdirinya PT Freeport yakni ketika Jean Jacques Dozy melakukan

ekspedisi ke Papua dan menemukan Ertsberg (gunung bijih) yang kemudian dilanjutkan

penelitiannya oleh Forbez Wilson dan Del Flint pada tahun 1960 Pada tahun 1963 pihak

Freeport telah mengajukan rencana pembukaan tambang namun ditangguhkan karena

kebijakan Soekarno yang saat itu menjabat sebagai presiden Pada masa orde baru

pemerintahan Presiden Soeharto sedang menggalakkan pembangunan ekonomi dan Freeport

melihat adanya peluang untuk meneruskan kembali proyek Ertsberg Setelah melalui

negosiasi dengan pemerintah Indonesia maka pada tahun 1967 Presiden Soeharto membuat

Kontrak Karya I (KK-1) dengan PT Freeport Indonesia yang berlaku 30 tahun sejak

beroperasi tahun 1973 Adanya pembuatan Kontrak Karya tersebut perlu ditanyakan

keabsahannya mengingat pada saat itu Papua masih menjadi daerah sengketa internasional

dan berada pada kekuasaan PBB dari tahun 1963 sampai 1969

PT Freeport memiliki luas wilayah eksplorasi seluas 10000 hektar pada KK-1 dan

202950 hektar pada KK-2 Sehingga total luas wilayah eksplorasi PT Freeport adalah seluas

212950 hektar PT Freeport menerapkan dua teknik penambangan yakni open-pit atau

tambang terbuka yang menggunakan truk pengangkut dan sekop listrik besar di area tambang

Grasberg serta teknik ambrukan atau block-caving pada tambang bawah tanah Deep Ore Zone

(DOZ)

Selama PT Freeport berdiri sedikit sekali keuntungan yang diberikan PT Freeport

baik dari royalti pajak maupun dividen Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies

Marwan Batubara mengatakan potensi kerugian negara dari kontrak karya pertambangan

dengan PT Freeport diperkirakan mencapai Rp 10000 triliun Diduga PT Freeport selama ini

hanya membayar royalti sebesar 1 yang seharusnya dibayarkan sebesar 375 Selain itu

ada dugaan pajak yang dibayarkan kepada pemerintah terlalu kecil dibandingkan dengan

keuntungan yang diperoleh perusahaan tambang Amerika itu Menurut saya hal itu bisa

terjadi karena pajak dihitung dari besarnya laba yang diperoleh setelah dikurangi besarnya

biaya operasional Bisa saja PT Freeport memanipulasi besarnya biaya operasional untuk

memperkecil besarnya laba sehingga pajak yang dibayarkan juga kecil

Menurut Chandra Tirta Wijaya Anggota Komisi VII DPR sejak tahun 1996

pemerintah Indonesia hanya menerima 479 juta dolar AS sedangkan Freeport menerima 15

miliar dolar AS Kemudian di tahun 2005 pemerintah hanya menerima 11 miliar dolar AS

Sedangkan pendapatan Freeport (sebelum pajak) sudah mencapai 41 miliar dolar AS

Chandra menjelaskan PT Freeport sejauh ini hanya memberikan royalti bagi pemerintah

senilai 1 untuk emas dan 15 sd 35 untuk tembaga Royalti ini jelas jauh lebih rendah

dari negara lain yang biasanya memberlakukan 6 untuk tembaga dan 5 untuk emas dan

perak

Banyak pihak yang mendesak pemerintah untuk melakukan renegosiasi kontrak karya

terhadap PT Freeport namun setiap munculnya wacana tersebut juga diikuti adanya

kerusuhan-kerusuhan yang terjadi antara warga pribumi dengan pihak PT Freeport Salah satu

contoh kerusuhan yang terjadi yaitu kerusuhan yang terjadi pada 10 Oktober 2011 di

Terminal Gorong-gorong yang merupakan akses utama menuju lokasi PT Freeport Dimana

buruh yang menuntut peningkatan kesejahteraan bentrok dengan aparat keamanan yang

menyebabkan seorang buruh meninggal dunia Namun setelah kejadian tersebut PT Freeport

tidak kunjung memberikan tanggapan dan justru membiarkan kerusuhan terus berlangsung

dan tetap melaksanakan kegiatan operasional seperti biasanya Dan anehnya kasus yang

dibiarkan berlarut-larut tersebut lama kelamaan akan hilang dengan sendirinya tanpa adanya

penanganan konflik yang jelas dari PT Freeport

Saya rasa terdapat keterkaitan antara renegosiasi kontrak karya dengan kerusuhan

yang terjadi sebagai upaya pengalihan perhatian karena pola tersebut sering kali berulang

seperti yang terjadi beberapa tahun sebelumnya Namun sekali lagi pemerintah tidak dapat

berbuat apa-apa karena tidak terdapat bukti jelas yang secara langsung menyatakan bahwa

kerusuhan yang terjadi merupakan bagian dari rencana PT Freeport

Pada tahun 2012 PT Freeport Indonesia mempekerjakan lebih dari 11700 karyawan

langsung dan lebih dari 12400 karyawan kontraktor Dari jumlah seluruh karyawan tersebut

terdiri dari 6975 karyawan nasional 2805 karyawan Papua serta 22 karyawan Asing

Karyawan Papua yang memegang fungsi strategis manajemen di PT Freeport yakni sebanyak

5 orang sebagai Vice President dan 36 orang dalam Jajaran Manajerial

Kesejahteraan buruh PT Freeport terutama buruh rendahan pribumi kurang

diperhatikan terbukti dengan adanya tuntutan dari para buruh dengan aksi mogok kerja dan

demo-demo yang sering kali terjadi Namun tampaknya PT Freeport lebih memilih untuk

membayar jasa keamanan dari aparat penegak keamanan dibandingkan membayar tuntutan

kesejahteraan yang dilayangkan oleh buruh PT Freeport itu sendiri Ironisnya pihak

keamanan tersebut adalah para anggota TNI dan Polri yang digaji tinggi oleh PT Freeport

Sebanyak 635 orang aparat TNI dan Polri ditugaskan untuk melakukan pengamanan

obyek vital PT Freeport Indonesia Berdasarkan surat Kepolisian Negara Republik Indonesia

daerah Papua No B918IV2011 tanggal 19 April 2011 aparat keamanan tersebut terdiri dari

50 anggota Polda Papua 69 Polres Mimika 35 anggota Brimob Den A Jayapura 141 anggota

Brimob Den B Timika 180 anggota Brimob Mabes Polri dan 160 anggota TNI PT Freeport

Indonesia membayar jasa keamanan tersebut sebesar Rp 125000000 per orang yang

langsung diberikan oleh manajemen PT Freeport Indonesia kepada aparat Tampaknya aparat

penegak hukum pun lebih memilih untuk melindungi orang yang membayarnya daripada

melindungi rakyatnya sendiri yang jelas-jelas mendapat ketidakadilan

Menurut statistik pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin di Papua berjumlah

760350 orang dari jumlah penduduk 2056500 Selain itu adanya kasus kelaparan yang

menyebabkan meninggalnya hampir 100 orang di Yahukimo semakin memperjelas adanya

kesenjangan sosial antara pekerja asing di PT Freeport dengan penduduk pribumi

Kerusakan lingkungan juga menjadi dampak eksplorasi yang dilakukan oleh PT

Freeport Indonesia Selama PT Freeport Indonesia beroperasi Indonesia telah kehilangan

lebih dari 200000 hektar hutan Sebenarnya PT Freeport telah melakukan upaya reklamasi

dan revegetasi terhadap lahan yang rusak namun menurut data dari PT Freeport sendiri lahan

seluas 601 hektar telah berhasil direvegetasi dari total jumlah kerusakan 200000 hektar

Dimana hal ini semakin menunjukkan lebih banyak kerusakan yang ditimbulkan daripada

pemulihannya

Hal ini belum ditambah dengan pencemaran lingkungan oleh PT Freeport Indonesia

akibat pembuangan tailing (limbah tambang) ke lembah Cartenz lembah Wanagon dan

sungai Ajkwa Sungai Ajkwa akhirnya mengalami pendangkalan di beberapa titik yang

semula 50 meter kini tinggal 5 meter saja akibat pengendapan pasir sisa tambang

Pendangkalan ini apabila tidak segera diatasi dapat menyebabkan banjir dan erosi delta sungai

yang menyebabkan tanah menjadi tidak subur Bahkan pada tahun 2001 tailing tersebut telah

mencapai laut Arafuru dan gradasi pencemaran laut yang ditunjukkan mencapai 10 km dari

garis pantai

Akibat pencemaran-pencemaran dan juga kerusakan hutan yang terjadi secara tidak

langsung akan mengurangi tingkat keanekaragaman hayati yang berada pada wilayah tersebut

Apabila kondisi ini dibiarkan terus menerus maka akan terjadi kepunahan pada spesies

tertentu yang akan mengganggu keseimbangan ekosistem yang sudah ada Selain itu

pencemaran yang terjadi juga dapat mengganggu kehidupan masyarakat sekitar yang

menggantungkan hidup pada sungai Apabila mereka mengkonsumsi limbah tambang

berbahaya yang terdapat disungai maka dapat menimbulkan berbagai penyakit dan pada janin

dapat menyebabkan kelainan (cacat)

Keselamatan kerja dan keamanan tambang juga merupakan salah satu aspek yang

harus diperhatikan oleh PT Freeport PT Freeport mengklaim bahwa mereka telah

menetapkan sasaran-sasaran keselamatan khusus dalam setiap operasi serta komponen-

komponen terukur dari segala sasaran kesehatan dan keselamatan kerja menjadi bagian dari

peninjauan ulang kinerja tahunan operasi di akhir tahun Namun Pada 14 Mei 2013 lalu

tambang PT Freeport mengalami longsor Persisnya di terowongan Big Gossan Longsor ini

menyebabkan 28 pekerja tambang tewas tertimbun Sementara 10 orang lainnya berhasil

diselamatkan Atap ruang kelas yang terbuat dari seng tidak kuat menahan reruntuhan batu

yang menimpa sehingga menngubur hidup-hidup para karyawan yang sedang melakukan

pelatihan keamanan dan keselamatan kerja Ironis

Selama 47 tahun PT Freeport berdiri di Indonesia sejak tahun 1967 hingga sekarang

mereka telah 2 kali menandatangani Kontrak Karya dengan pemerintah Indonesia yakni

Kontrak Karya I pada 7 April 1967 dan perpanjangan dengan Kontrak Karya II yang

ditandatangani pada tanggal 30 Desember 1991 untuk jangka waktu 30 tahun hingga 2021

Diperkirakan hingga sekarang Freeport telah mengeruk 724700000 ons emas murni

dan 7300000 pon tembaga dari gunung Ertsberg dan Garsberg Diperkirakan masih terdapat

cadangan emas sebesar 143000000 ons dan tembaga 18000000 pon hingga berakhirnya KK

tahun 2041 Setiap hari Freeport mengeruk 700000 ton material yang menghasilkan 225000

ons bijih emas Sedangkan volume emas diperkirakan sebesar 2500000000 ons Sedangkan

berapa banyaknya perak yang diambil Freeport hingga sekarang belum tercatat Sampai saat

ini produksi ketiga jenis barang tambang di Indonesia didominasi oleh Freeport Produksi

tembaga Freeport meningkat sangat tinggi misalnya pada tahun 1991 sebesar 50 dan tahun

1995 sebesar 42 Hal ini dapat terpenuhi karena semakin besarnya wilayah eksploitasi yang

diberikan pemerintah Saat ini produksi tembaga Indonesia 100 dihasilkan oleh PT

Freeport

Secara garis besar wilayah penambangan PT Freeport selama ini dapat dibagi menjadi

2 periode yaitu periode Ertsberg (1967-1988) dan periode Grasberg (1988- sekarang) Potensi

bijih logam yang dikelola Freeport awalnya hanya 32 juta ton sedangkan sampai tahun 1995

naik menjadi hampir 2 miliar ton atau meningkat lebih dari 58 kali lipat Data tahun 2005

mengungkap potensi Grasberg sekitar 2822 juta ton metrik bijih

Saat ini PT Freeport telah mengajukan permohonan perpanjangan kontrak selama 20

tahun mendatang yang akan berakhir pada tahun 2041 dengan total investasi 16 miliar dolar

Amerika Namun pemerintah membantah adanya perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan prospek renegosiasi kontrak karya

dengan Freeport masih berjalan karena permohonan perpanjangan kontrak baru bisa

dilakukan minimal 2 tahun sebelum masa kontrak berakhir Apabila PT Freeport ingin

melakukan perpanjangan Kontrak Karya seharusnya pemerintah dengan tegas mengharuskan

PT Freeport untuk mematuhi peraturan yang berlaku serta poin-poin renegosiasi seperti

standar-standar keselamatan kerja kesejahteraan buruh AMDAL pengolahan limbah

membangun smelting didalam negeri dan tidak lagi berusaha memperkecil besarnya

pembayaran royalti pajak maupun dividen dari yang seharusnya dibayarkan

Kementerian ESDM sesuai amanat UU Minerba menegaskan bahwa pada akhir tahun

2013 akan mengeluarkan PP yang menyatakan UU No 4 Tahun 2009 sejak tanggal 12 Januari

2014 akan diberlakukan yaitu Pertama ekspor mineral ore atau konsentrat mineral dilarang

Kedua ekspor hasil tambang hanya diizinkan setelah diolah dengan smelter di Indonesia

Hal tersebut mendapat reaksi keras dari para pengusaha tambang Indonesia Termasuk

penguasa tambang raksasa di Indonesia yaitu PT Freeport dan Newmount Freeport

menyuarakan tuntutan supaya aturan ekspor UU Minerba tidak diterapkan penuh bagi

mereka Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik Soetjipto enggan mengubah sikapnya

mengenai kewajiban membangun smelter Lantaran merasa sudah memiliki niat baik

membangun instalasi pemurnian dengan mitra swasta yang beroperasi 2017 maka perusahaan

tambang terbesar Indonesia itu minta keringanan Direktur Utama Newmont Martiono

Hadianto ikut bersuara keras Dia ingin pemerintah memikirkan bahwa pihaknya masih

mencari mitra untuk membangun smelter atau mau memurnikan tembaga dan emas yang

mereka ekstraksi

Dengan adanya UU Minerba No 4 Tahun 2009 kedua perusahaan tersebut kehilangan

kesempatan mengolah mineral ore atau konsentrat mineral yang langsung diangkut dari

Indonesia di mana didalamnya selain tembaga juga emas dan diduga bahan mineral penting

lainnya misalnya uranium yang selama ini luput dari pengawasan pemerintah karena

pemurnian dilakukan diluar negeri Selain itu biaya untuk membangun smelter sangat besar

demikian juga dengan biaya operasionalnya karena memerlukan listrik dalam jumlah yang

banyak

Menteri Perdagangan M Lutfi menuturkan pembicaraan diantara dirinya MS Hidayat

Jero Wacik dan Chatib Basri belum memutuskan regulasi ekspor yang baru setelah

pelarangan ekspor dan diterbitkannya PMK No6 tahun 2014 Sementara itu dia

menambahkan belum ada satupun yang memenuhi komitmen pembangunan smelter Dan atas

dasar ini lanjut Lutfi bea keluar ekspor yang diatur dalam PMK No6 Tahun 2014 wajib

dikenakan

Pengamat energi Kurtubi menilai pengusaha pertambangan yang tergabung dalam

Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo) berupaya menghindari kewajiban

hilirisasi dengan mengajukan uji materi atas pasal 102 dan 103 Undang-undang No4 tahun

2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) ke Mahkamah Konstitusi (MK)

Menurutnya jika pengusaha tambang memiliki itikad baik untuk membangun pabrik

pemurnian bijih mineral (smelter) hal tersebut tidak akan merugikan Sebaliknya

pembangunan smelter justru menguntungkan pengusaha tambang

Pemerintah sebaiknya harus ekstra hati-hati dalam mengambil keputusan mengenai

perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport mengingat kerugian yang timbul karena kegiatan

tambang yang dilakukan PT Freeport lebih banyak daripada manfaat yang diperoleh bangsa

Indonesia PT Freeport yang melakukan eksplorasi tambang besar besaran di tanah Papua

juga secara tidak langsung telah menjajah bangsa Indonesia terlihat dengan adanya

kesenjangan yang mencolok antara penduduk pribumi diluar area PT Freeport yang masih

terbelakang padahal segala bentuk kemajuan telah digunakan oleh PT Freeport Hal tersebut

sangat memprihatinkan mengingat betapa kayanya tanah Papua yang memiliki tambang

mineral yang begitu besar namun mereka sendiri justru tidak dapat menikmati hasil yang

layak dan sebanding dari apa yang diperoleh PT Freeport Dan saya tidak mengerti apa

sebenarnya yang sedang terjadi di negeri ini

Mungkin pemerintah merasa takut apabila tidak memberikan ijin perpanjangan

kontrak terhadap PT Freeport karena seperti yang diketahui bahwa PT Freeport adalah milik

Amerika yang mempunyai sumbangsih besar terhadap keuangan negara tersebut Jadi

kemungkinan apabila ijin kontraknya tidak diperpanjang bisa saja pemerintah Amerika

melakukan embargo terhadap ekspor Indonesia spionase atau melakukan kecurangan-

kecurangan lain untuk melemahkan perekonomian Indonesia Namun Indonesia adalah negara

yang kaya dengan sumber daya alam yang melimpah Kita dapat hidup tanpa Amerika dengan

melakukan kerjasama dengan negara lain dan mengolah sendiri sumber daya alam yang ada

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Daftar pustaka

httpptficoidid

httpmerdekacom

httpkompascom

httpwwwintilijencoid

httpnationalnewsvivacoid

httpwwwtheglobal-reviewcom

httpidwikipediaorgwikiFreeport_Indonesia

httpwwwsetkabgoid

Page 2: Freeport

Grasberg serta teknik ambrukan atau block-caving pada tambang bawah tanah Deep Ore Zone

(DOZ)

Selama PT Freeport berdiri sedikit sekali keuntungan yang diberikan PT Freeport

baik dari royalti pajak maupun dividen Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies

Marwan Batubara mengatakan potensi kerugian negara dari kontrak karya pertambangan

dengan PT Freeport diperkirakan mencapai Rp 10000 triliun Diduga PT Freeport selama ini

hanya membayar royalti sebesar 1 yang seharusnya dibayarkan sebesar 375 Selain itu

ada dugaan pajak yang dibayarkan kepada pemerintah terlalu kecil dibandingkan dengan

keuntungan yang diperoleh perusahaan tambang Amerika itu Menurut saya hal itu bisa

terjadi karena pajak dihitung dari besarnya laba yang diperoleh setelah dikurangi besarnya

biaya operasional Bisa saja PT Freeport memanipulasi besarnya biaya operasional untuk

memperkecil besarnya laba sehingga pajak yang dibayarkan juga kecil

Menurut Chandra Tirta Wijaya Anggota Komisi VII DPR sejak tahun 1996

pemerintah Indonesia hanya menerima 479 juta dolar AS sedangkan Freeport menerima 15

miliar dolar AS Kemudian di tahun 2005 pemerintah hanya menerima 11 miliar dolar AS

Sedangkan pendapatan Freeport (sebelum pajak) sudah mencapai 41 miliar dolar AS

Chandra menjelaskan PT Freeport sejauh ini hanya memberikan royalti bagi pemerintah

senilai 1 untuk emas dan 15 sd 35 untuk tembaga Royalti ini jelas jauh lebih rendah

dari negara lain yang biasanya memberlakukan 6 untuk tembaga dan 5 untuk emas dan

perak

Banyak pihak yang mendesak pemerintah untuk melakukan renegosiasi kontrak karya

terhadap PT Freeport namun setiap munculnya wacana tersebut juga diikuti adanya

kerusuhan-kerusuhan yang terjadi antara warga pribumi dengan pihak PT Freeport Salah satu

contoh kerusuhan yang terjadi yaitu kerusuhan yang terjadi pada 10 Oktober 2011 di

Terminal Gorong-gorong yang merupakan akses utama menuju lokasi PT Freeport Dimana

buruh yang menuntut peningkatan kesejahteraan bentrok dengan aparat keamanan yang

menyebabkan seorang buruh meninggal dunia Namun setelah kejadian tersebut PT Freeport

tidak kunjung memberikan tanggapan dan justru membiarkan kerusuhan terus berlangsung

dan tetap melaksanakan kegiatan operasional seperti biasanya Dan anehnya kasus yang

dibiarkan berlarut-larut tersebut lama kelamaan akan hilang dengan sendirinya tanpa adanya

penanganan konflik yang jelas dari PT Freeport

Saya rasa terdapat keterkaitan antara renegosiasi kontrak karya dengan kerusuhan

yang terjadi sebagai upaya pengalihan perhatian karena pola tersebut sering kali berulang

seperti yang terjadi beberapa tahun sebelumnya Namun sekali lagi pemerintah tidak dapat

berbuat apa-apa karena tidak terdapat bukti jelas yang secara langsung menyatakan bahwa

kerusuhan yang terjadi merupakan bagian dari rencana PT Freeport

Pada tahun 2012 PT Freeport Indonesia mempekerjakan lebih dari 11700 karyawan

langsung dan lebih dari 12400 karyawan kontraktor Dari jumlah seluruh karyawan tersebut

terdiri dari 6975 karyawan nasional 2805 karyawan Papua serta 22 karyawan Asing

Karyawan Papua yang memegang fungsi strategis manajemen di PT Freeport yakni sebanyak

5 orang sebagai Vice President dan 36 orang dalam Jajaran Manajerial

Kesejahteraan buruh PT Freeport terutama buruh rendahan pribumi kurang

diperhatikan terbukti dengan adanya tuntutan dari para buruh dengan aksi mogok kerja dan

demo-demo yang sering kali terjadi Namun tampaknya PT Freeport lebih memilih untuk

membayar jasa keamanan dari aparat penegak keamanan dibandingkan membayar tuntutan

kesejahteraan yang dilayangkan oleh buruh PT Freeport itu sendiri Ironisnya pihak

keamanan tersebut adalah para anggota TNI dan Polri yang digaji tinggi oleh PT Freeport

Sebanyak 635 orang aparat TNI dan Polri ditugaskan untuk melakukan pengamanan

obyek vital PT Freeport Indonesia Berdasarkan surat Kepolisian Negara Republik Indonesia

daerah Papua No B918IV2011 tanggal 19 April 2011 aparat keamanan tersebut terdiri dari

50 anggota Polda Papua 69 Polres Mimika 35 anggota Brimob Den A Jayapura 141 anggota

Brimob Den B Timika 180 anggota Brimob Mabes Polri dan 160 anggota TNI PT Freeport

Indonesia membayar jasa keamanan tersebut sebesar Rp 125000000 per orang yang

langsung diberikan oleh manajemen PT Freeport Indonesia kepada aparat Tampaknya aparat

penegak hukum pun lebih memilih untuk melindungi orang yang membayarnya daripada

melindungi rakyatnya sendiri yang jelas-jelas mendapat ketidakadilan

Menurut statistik pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin di Papua berjumlah

760350 orang dari jumlah penduduk 2056500 Selain itu adanya kasus kelaparan yang

menyebabkan meninggalnya hampir 100 orang di Yahukimo semakin memperjelas adanya

kesenjangan sosial antara pekerja asing di PT Freeport dengan penduduk pribumi

Kerusakan lingkungan juga menjadi dampak eksplorasi yang dilakukan oleh PT

Freeport Indonesia Selama PT Freeport Indonesia beroperasi Indonesia telah kehilangan

lebih dari 200000 hektar hutan Sebenarnya PT Freeport telah melakukan upaya reklamasi

dan revegetasi terhadap lahan yang rusak namun menurut data dari PT Freeport sendiri lahan

seluas 601 hektar telah berhasil direvegetasi dari total jumlah kerusakan 200000 hektar

Dimana hal ini semakin menunjukkan lebih banyak kerusakan yang ditimbulkan daripada

pemulihannya

Hal ini belum ditambah dengan pencemaran lingkungan oleh PT Freeport Indonesia

akibat pembuangan tailing (limbah tambang) ke lembah Cartenz lembah Wanagon dan

sungai Ajkwa Sungai Ajkwa akhirnya mengalami pendangkalan di beberapa titik yang

semula 50 meter kini tinggal 5 meter saja akibat pengendapan pasir sisa tambang

Pendangkalan ini apabila tidak segera diatasi dapat menyebabkan banjir dan erosi delta sungai

yang menyebabkan tanah menjadi tidak subur Bahkan pada tahun 2001 tailing tersebut telah

mencapai laut Arafuru dan gradasi pencemaran laut yang ditunjukkan mencapai 10 km dari

garis pantai

Akibat pencemaran-pencemaran dan juga kerusakan hutan yang terjadi secara tidak

langsung akan mengurangi tingkat keanekaragaman hayati yang berada pada wilayah tersebut

Apabila kondisi ini dibiarkan terus menerus maka akan terjadi kepunahan pada spesies

tertentu yang akan mengganggu keseimbangan ekosistem yang sudah ada Selain itu

pencemaran yang terjadi juga dapat mengganggu kehidupan masyarakat sekitar yang

menggantungkan hidup pada sungai Apabila mereka mengkonsumsi limbah tambang

berbahaya yang terdapat disungai maka dapat menimbulkan berbagai penyakit dan pada janin

dapat menyebabkan kelainan (cacat)

Keselamatan kerja dan keamanan tambang juga merupakan salah satu aspek yang

harus diperhatikan oleh PT Freeport PT Freeport mengklaim bahwa mereka telah

menetapkan sasaran-sasaran keselamatan khusus dalam setiap operasi serta komponen-

komponen terukur dari segala sasaran kesehatan dan keselamatan kerja menjadi bagian dari

peninjauan ulang kinerja tahunan operasi di akhir tahun Namun Pada 14 Mei 2013 lalu

tambang PT Freeport mengalami longsor Persisnya di terowongan Big Gossan Longsor ini

menyebabkan 28 pekerja tambang tewas tertimbun Sementara 10 orang lainnya berhasil

diselamatkan Atap ruang kelas yang terbuat dari seng tidak kuat menahan reruntuhan batu

yang menimpa sehingga menngubur hidup-hidup para karyawan yang sedang melakukan

pelatihan keamanan dan keselamatan kerja Ironis

Selama 47 tahun PT Freeport berdiri di Indonesia sejak tahun 1967 hingga sekarang

mereka telah 2 kali menandatangani Kontrak Karya dengan pemerintah Indonesia yakni

Kontrak Karya I pada 7 April 1967 dan perpanjangan dengan Kontrak Karya II yang

ditandatangani pada tanggal 30 Desember 1991 untuk jangka waktu 30 tahun hingga 2021

Diperkirakan hingga sekarang Freeport telah mengeruk 724700000 ons emas murni

dan 7300000 pon tembaga dari gunung Ertsberg dan Garsberg Diperkirakan masih terdapat

cadangan emas sebesar 143000000 ons dan tembaga 18000000 pon hingga berakhirnya KK

tahun 2041 Setiap hari Freeport mengeruk 700000 ton material yang menghasilkan 225000

ons bijih emas Sedangkan volume emas diperkirakan sebesar 2500000000 ons Sedangkan

berapa banyaknya perak yang diambil Freeport hingga sekarang belum tercatat Sampai saat

ini produksi ketiga jenis barang tambang di Indonesia didominasi oleh Freeport Produksi

tembaga Freeport meningkat sangat tinggi misalnya pada tahun 1991 sebesar 50 dan tahun

1995 sebesar 42 Hal ini dapat terpenuhi karena semakin besarnya wilayah eksploitasi yang

diberikan pemerintah Saat ini produksi tembaga Indonesia 100 dihasilkan oleh PT

Freeport

Secara garis besar wilayah penambangan PT Freeport selama ini dapat dibagi menjadi

2 periode yaitu periode Ertsberg (1967-1988) dan periode Grasberg (1988- sekarang) Potensi

bijih logam yang dikelola Freeport awalnya hanya 32 juta ton sedangkan sampai tahun 1995

naik menjadi hampir 2 miliar ton atau meningkat lebih dari 58 kali lipat Data tahun 2005

mengungkap potensi Grasberg sekitar 2822 juta ton metrik bijih

Saat ini PT Freeport telah mengajukan permohonan perpanjangan kontrak selama 20

tahun mendatang yang akan berakhir pada tahun 2041 dengan total investasi 16 miliar dolar

Amerika Namun pemerintah membantah adanya perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan prospek renegosiasi kontrak karya

dengan Freeport masih berjalan karena permohonan perpanjangan kontrak baru bisa

dilakukan minimal 2 tahun sebelum masa kontrak berakhir Apabila PT Freeport ingin

melakukan perpanjangan Kontrak Karya seharusnya pemerintah dengan tegas mengharuskan

PT Freeport untuk mematuhi peraturan yang berlaku serta poin-poin renegosiasi seperti

standar-standar keselamatan kerja kesejahteraan buruh AMDAL pengolahan limbah

membangun smelting didalam negeri dan tidak lagi berusaha memperkecil besarnya

pembayaran royalti pajak maupun dividen dari yang seharusnya dibayarkan

Kementerian ESDM sesuai amanat UU Minerba menegaskan bahwa pada akhir tahun

2013 akan mengeluarkan PP yang menyatakan UU No 4 Tahun 2009 sejak tanggal 12 Januari

2014 akan diberlakukan yaitu Pertama ekspor mineral ore atau konsentrat mineral dilarang

Kedua ekspor hasil tambang hanya diizinkan setelah diolah dengan smelter di Indonesia

Hal tersebut mendapat reaksi keras dari para pengusaha tambang Indonesia Termasuk

penguasa tambang raksasa di Indonesia yaitu PT Freeport dan Newmount Freeport

menyuarakan tuntutan supaya aturan ekspor UU Minerba tidak diterapkan penuh bagi

mereka Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik Soetjipto enggan mengubah sikapnya

mengenai kewajiban membangun smelter Lantaran merasa sudah memiliki niat baik

membangun instalasi pemurnian dengan mitra swasta yang beroperasi 2017 maka perusahaan

tambang terbesar Indonesia itu minta keringanan Direktur Utama Newmont Martiono

Hadianto ikut bersuara keras Dia ingin pemerintah memikirkan bahwa pihaknya masih

mencari mitra untuk membangun smelter atau mau memurnikan tembaga dan emas yang

mereka ekstraksi

Dengan adanya UU Minerba No 4 Tahun 2009 kedua perusahaan tersebut kehilangan

kesempatan mengolah mineral ore atau konsentrat mineral yang langsung diangkut dari

Indonesia di mana didalamnya selain tembaga juga emas dan diduga bahan mineral penting

lainnya misalnya uranium yang selama ini luput dari pengawasan pemerintah karena

pemurnian dilakukan diluar negeri Selain itu biaya untuk membangun smelter sangat besar

demikian juga dengan biaya operasionalnya karena memerlukan listrik dalam jumlah yang

banyak

Menteri Perdagangan M Lutfi menuturkan pembicaraan diantara dirinya MS Hidayat

Jero Wacik dan Chatib Basri belum memutuskan regulasi ekspor yang baru setelah

pelarangan ekspor dan diterbitkannya PMK No6 tahun 2014 Sementara itu dia

menambahkan belum ada satupun yang memenuhi komitmen pembangunan smelter Dan atas

dasar ini lanjut Lutfi bea keluar ekspor yang diatur dalam PMK No6 Tahun 2014 wajib

dikenakan

Pengamat energi Kurtubi menilai pengusaha pertambangan yang tergabung dalam

Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo) berupaya menghindari kewajiban

hilirisasi dengan mengajukan uji materi atas pasal 102 dan 103 Undang-undang No4 tahun

2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) ke Mahkamah Konstitusi (MK)

Menurutnya jika pengusaha tambang memiliki itikad baik untuk membangun pabrik

pemurnian bijih mineral (smelter) hal tersebut tidak akan merugikan Sebaliknya

pembangunan smelter justru menguntungkan pengusaha tambang

Pemerintah sebaiknya harus ekstra hati-hati dalam mengambil keputusan mengenai

perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport mengingat kerugian yang timbul karena kegiatan

tambang yang dilakukan PT Freeport lebih banyak daripada manfaat yang diperoleh bangsa

Indonesia PT Freeport yang melakukan eksplorasi tambang besar besaran di tanah Papua

juga secara tidak langsung telah menjajah bangsa Indonesia terlihat dengan adanya

kesenjangan yang mencolok antara penduduk pribumi diluar area PT Freeport yang masih

terbelakang padahal segala bentuk kemajuan telah digunakan oleh PT Freeport Hal tersebut

sangat memprihatinkan mengingat betapa kayanya tanah Papua yang memiliki tambang

mineral yang begitu besar namun mereka sendiri justru tidak dapat menikmati hasil yang

layak dan sebanding dari apa yang diperoleh PT Freeport Dan saya tidak mengerti apa

sebenarnya yang sedang terjadi di negeri ini

Mungkin pemerintah merasa takut apabila tidak memberikan ijin perpanjangan

kontrak terhadap PT Freeport karena seperti yang diketahui bahwa PT Freeport adalah milik

Amerika yang mempunyai sumbangsih besar terhadap keuangan negara tersebut Jadi

kemungkinan apabila ijin kontraknya tidak diperpanjang bisa saja pemerintah Amerika

melakukan embargo terhadap ekspor Indonesia spionase atau melakukan kecurangan-

kecurangan lain untuk melemahkan perekonomian Indonesia Namun Indonesia adalah negara

yang kaya dengan sumber daya alam yang melimpah Kita dapat hidup tanpa Amerika dengan

melakukan kerjasama dengan negara lain dan mengolah sendiri sumber daya alam yang ada

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Daftar pustaka

httpptficoidid

httpmerdekacom

httpkompascom

httpwwwintilijencoid

httpnationalnewsvivacoid

httpwwwtheglobal-reviewcom

httpidwikipediaorgwikiFreeport_Indonesia

httpwwwsetkabgoid

Page 3: Freeport

Banyak pihak yang mendesak pemerintah untuk melakukan renegosiasi kontrak karya

terhadap PT Freeport namun setiap munculnya wacana tersebut juga diikuti adanya

kerusuhan-kerusuhan yang terjadi antara warga pribumi dengan pihak PT Freeport Salah satu

contoh kerusuhan yang terjadi yaitu kerusuhan yang terjadi pada 10 Oktober 2011 di

Terminal Gorong-gorong yang merupakan akses utama menuju lokasi PT Freeport Dimana

buruh yang menuntut peningkatan kesejahteraan bentrok dengan aparat keamanan yang

menyebabkan seorang buruh meninggal dunia Namun setelah kejadian tersebut PT Freeport

tidak kunjung memberikan tanggapan dan justru membiarkan kerusuhan terus berlangsung

dan tetap melaksanakan kegiatan operasional seperti biasanya Dan anehnya kasus yang

dibiarkan berlarut-larut tersebut lama kelamaan akan hilang dengan sendirinya tanpa adanya

penanganan konflik yang jelas dari PT Freeport

Saya rasa terdapat keterkaitan antara renegosiasi kontrak karya dengan kerusuhan

yang terjadi sebagai upaya pengalihan perhatian karena pola tersebut sering kali berulang

seperti yang terjadi beberapa tahun sebelumnya Namun sekali lagi pemerintah tidak dapat

berbuat apa-apa karena tidak terdapat bukti jelas yang secara langsung menyatakan bahwa

kerusuhan yang terjadi merupakan bagian dari rencana PT Freeport

Pada tahun 2012 PT Freeport Indonesia mempekerjakan lebih dari 11700 karyawan

langsung dan lebih dari 12400 karyawan kontraktor Dari jumlah seluruh karyawan tersebut

terdiri dari 6975 karyawan nasional 2805 karyawan Papua serta 22 karyawan Asing

Karyawan Papua yang memegang fungsi strategis manajemen di PT Freeport yakni sebanyak

5 orang sebagai Vice President dan 36 orang dalam Jajaran Manajerial

Kesejahteraan buruh PT Freeport terutama buruh rendahan pribumi kurang

diperhatikan terbukti dengan adanya tuntutan dari para buruh dengan aksi mogok kerja dan

demo-demo yang sering kali terjadi Namun tampaknya PT Freeport lebih memilih untuk

membayar jasa keamanan dari aparat penegak keamanan dibandingkan membayar tuntutan

kesejahteraan yang dilayangkan oleh buruh PT Freeport itu sendiri Ironisnya pihak

keamanan tersebut adalah para anggota TNI dan Polri yang digaji tinggi oleh PT Freeport

Sebanyak 635 orang aparat TNI dan Polri ditugaskan untuk melakukan pengamanan

obyek vital PT Freeport Indonesia Berdasarkan surat Kepolisian Negara Republik Indonesia

daerah Papua No B918IV2011 tanggal 19 April 2011 aparat keamanan tersebut terdiri dari

50 anggota Polda Papua 69 Polres Mimika 35 anggota Brimob Den A Jayapura 141 anggota

Brimob Den B Timika 180 anggota Brimob Mabes Polri dan 160 anggota TNI PT Freeport

Indonesia membayar jasa keamanan tersebut sebesar Rp 125000000 per orang yang

langsung diberikan oleh manajemen PT Freeport Indonesia kepada aparat Tampaknya aparat

penegak hukum pun lebih memilih untuk melindungi orang yang membayarnya daripada

melindungi rakyatnya sendiri yang jelas-jelas mendapat ketidakadilan

Menurut statistik pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin di Papua berjumlah

760350 orang dari jumlah penduduk 2056500 Selain itu adanya kasus kelaparan yang

menyebabkan meninggalnya hampir 100 orang di Yahukimo semakin memperjelas adanya

kesenjangan sosial antara pekerja asing di PT Freeport dengan penduduk pribumi

Kerusakan lingkungan juga menjadi dampak eksplorasi yang dilakukan oleh PT

Freeport Indonesia Selama PT Freeport Indonesia beroperasi Indonesia telah kehilangan

lebih dari 200000 hektar hutan Sebenarnya PT Freeport telah melakukan upaya reklamasi

dan revegetasi terhadap lahan yang rusak namun menurut data dari PT Freeport sendiri lahan

seluas 601 hektar telah berhasil direvegetasi dari total jumlah kerusakan 200000 hektar

Dimana hal ini semakin menunjukkan lebih banyak kerusakan yang ditimbulkan daripada

pemulihannya

Hal ini belum ditambah dengan pencemaran lingkungan oleh PT Freeport Indonesia

akibat pembuangan tailing (limbah tambang) ke lembah Cartenz lembah Wanagon dan

sungai Ajkwa Sungai Ajkwa akhirnya mengalami pendangkalan di beberapa titik yang

semula 50 meter kini tinggal 5 meter saja akibat pengendapan pasir sisa tambang

Pendangkalan ini apabila tidak segera diatasi dapat menyebabkan banjir dan erosi delta sungai

yang menyebabkan tanah menjadi tidak subur Bahkan pada tahun 2001 tailing tersebut telah

mencapai laut Arafuru dan gradasi pencemaran laut yang ditunjukkan mencapai 10 km dari

garis pantai

Akibat pencemaran-pencemaran dan juga kerusakan hutan yang terjadi secara tidak

langsung akan mengurangi tingkat keanekaragaman hayati yang berada pada wilayah tersebut

Apabila kondisi ini dibiarkan terus menerus maka akan terjadi kepunahan pada spesies

tertentu yang akan mengganggu keseimbangan ekosistem yang sudah ada Selain itu

pencemaran yang terjadi juga dapat mengganggu kehidupan masyarakat sekitar yang

menggantungkan hidup pada sungai Apabila mereka mengkonsumsi limbah tambang

berbahaya yang terdapat disungai maka dapat menimbulkan berbagai penyakit dan pada janin

dapat menyebabkan kelainan (cacat)

Keselamatan kerja dan keamanan tambang juga merupakan salah satu aspek yang

harus diperhatikan oleh PT Freeport PT Freeport mengklaim bahwa mereka telah

menetapkan sasaran-sasaran keselamatan khusus dalam setiap operasi serta komponen-

komponen terukur dari segala sasaran kesehatan dan keselamatan kerja menjadi bagian dari

peninjauan ulang kinerja tahunan operasi di akhir tahun Namun Pada 14 Mei 2013 lalu

tambang PT Freeport mengalami longsor Persisnya di terowongan Big Gossan Longsor ini

menyebabkan 28 pekerja tambang tewas tertimbun Sementara 10 orang lainnya berhasil

diselamatkan Atap ruang kelas yang terbuat dari seng tidak kuat menahan reruntuhan batu

yang menimpa sehingga menngubur hidup-hidup para karyawan yang sedang melakukan

pelatihan keamanan dan keselamatan kerja Ironis

Selama 47 tahun PT Freeport berdiri di Indonesia sejak tahun 1967 hingga sekarang

mereka telah 2 kali menandatangani Kontrak Karya dengan pemerintah Indonesia yakni

Kontrak Karya I pada 7 April 1967 dan perpanjangan dengan Kontrak Karya II yang

ditandatangani pada tanggal 30 Desember 1991 untuk jangka waktu 30 tahun hingga 2021

Diperkirakan hingga sekarang Freeport telah mengeruk 724700000 ons emas murni

dan 7300000 pon tembaga dari gunung Ertsberg dan Garsberg Diperkirakan masih terdapat

cadangan emas sebesar 143000000 ons dan tembaga 18000000 pon hingga berakhirnya KK

tahun 2041 Setiap hari Freeport mengeruk 700000 ton material yang menghasilkan 225000

ons bijih emas Sedangkan volume emas diperkirakan sebesar 2500000000 ons Sedangkan

berapa banyaknya perak yang diambil Freeport hingga sekarang belum tercatat Sampai saat

ini produksi ketiga jenis barang tambang di Indonesia didominasi oleh Freeport Produksi

tembaga Freeport meningkat sangat tinggi misalnya pada tahun 1991 sebesar 50 dan tahun

1995 sebesar 42 Hal ini dapat terpenuhi karena semakin besarnya wilayah eksploitasi yang

diberikan pemerintah Saat ini produksi tembaga Indonesia 100 dihasilkan oleh PT

Freeport

Secara garis besar wilayah penambangan PT Freeport selama ini dapat dibagi menjadi

2 periode yaitu periode Ertsberg (1967-1988) dan periode Grasberg (1988- sekarang) Potensi

bijih logam yang dikelola Freeport awalnya hanya 32 juta ton sedangkan sampai tahun 1995

naik menjadi hampir 2 miliar ton atau meningkat lebih dari 58 kali lipat Data tahun 2005

mengungkap potensi Grasberg sekitar 2822 juta ton metrik bijih

Saat ini PT Freeport telah mengajukan permohonan perpanjangan kontrak selama 20

tahun mendatang yang akan berakhir pada tahun 2041 dengan total investasi 16 miliar dolar

Amerika Namun pemerintah membantah adanya perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan prospek renegosiasi kontrak karya

dengan Freeport masih berjalan karena permohonan perpanjangan kontrak baru bisa

dilakukan minimal 2 tahun sebelum masa kontrak berakhir Apabila PT Freeport ingin

melakukan perpanjangan Kontrak Karya seharusnya pemerintah dengan tegas mengharuskan

PT Freeport untuk mematuhi peraturan yang berlaku serta poin-poin renegosiasi seperti

standar-standar keselamatan kerja kesejahteraan buruh AMDAL pengolahan limbah

membangun smelting didalam negeri dan tidak lagi berusaha memperkecil besarnya

pembayaran royalti pajak maupun dividen dari yang seharusnya dibayarkan

Kementerian ESDM sesuai amanat UU Minerba menegaskan bahwa pada akhir tahun

2013 akan mengeluarkan PP yang menyatakan UU No 4 Tahun 2009 sejak tanggal 12 Januari

2014 akan diberlakukan yaitu Pertama ekspor mineral ore atau konsentrat mineral dilarang

Kedua ekspor hasil tambang hanya diizinkan setelah diolah dengan smelter di Indonesia

Hal tersebut mendapat reaksi keras dari para pengusaha tambang Indonesia Termasuk

penguasa tambang raksasa di Indonesia yaitu PT Freeport dan Newmount Freeport

menyuarakan tuntutan supaya aturan ekspor UU Minerba tidak diterapkan penuh bagi

mereka Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik Soetjipto enggan mengubah sikapnya

mengenai kewajiban membangun smelter Lantaran merasa sudah memiliki niat baik

membangun instalasi pemurnian dengan mitra swasta yang beroperasi 2017 maka perusahaan

tambang terbesar Indonesia itu minta keringanan Direktur Utama Newmont Martiono

Hadianto ikut bersuara keras Dia ingin pemerintah memikirkan bahwa pihaknya masih

mencari mitra untuk membangun smelter atau mau memurnikan tembaga dan emas yang

mereka ekstraksi

Dengan adanya UU Minerba No 4 Tahun 2009 kedua perusahaan tersebut kehilangan

kesempatan mengolah mineral ore atau konsentrat mineral yang langsung diangkut dari

Indonesia di mana didalamnya selain tembaga juga emas dan diduga bahan mineral penting

lainnya misalnya uranium yang selama ini luput dari pengawasan pemerintah karena

pemurnian dilakukan diluar negeri Selain itu biaya untuk membangun smelter sangat besar

demikian juga dengan biaya operasionalnya karena memerlukan listrik dalam jumlah yang

banyak

Menteri Perdagangan M Lutfi menuturkan pembicaraan diantara dirinya MS Hidayat

Jero Wacik dan Chatib Basri belum memutuskan regulasi ekspor yang baru setelah

pelarangan ekspor dan diterbitkannya PMK No6 tahun 2014 Sementara itu dia

menambahkan belum ada satupun yang memenuhi komitmen pembangunan smelter Dan atas

dasar ini lanjut Lutfi bea keluar ekspor yang diatur dalam PMK No6 Tahun 2014 wajib

dikenakan

Pengamat energi Kurtubi menilai pengusaha pertambangan yang tergabung dalam

Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo) berupaya menghindari kewajiban

hilirisasi dengan mengajukan uji materi atas pasal 102 dan 103 Undang-undang No4 tahun

2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) ke Mahkamah Konstitusi (MK)

Menurutnya jika pengusaha tambang memiliki itikad baik untuk membangun pabrik

pemurnian bijih mineral (smelter) hal tersebut tidak akan merugikan Sebaliknya

pembangunan smelter justru menguntungkan pengusaha tambang

Pemerintah sebaiknya harus ekstra hati-hati dalam mengambil keputusan mengenai

perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport mengingat kerugian yang timbul karena kegiatan

tambang yang dilakukan PT Freeport lebih banyak daripada manfaat yang diperoleh bangsa

Indonesia PT Freeport yang melakukan eksplorasi tambang besar besaran di tanah Papua

juga secara tidak langsung telah menjajah bangsa Indonesia terlihat dengan adanya

kesenjangan yang mencolok antara penduduk pribumi diluar area PT Freeport yang masih

terbelakang padahal segala bentuk kemajuan telah digunakan oleh PT Freeport Hal tersebut

sangat memprihatinkan mengingat betapa kayanya tanah Papua yang memiliki tambang

mineral yang begitu besar namun mereka sendiri justru tidak dapat menikmati hasil yang

layak dan sebanding dari apa yang diperoleh PT Freeport Dan saya tidak mengerti apa

sebenarnya yang sedang terjadi di negeri ini

Mungkin pemerintah merasa takut apabila tidak memberikan ijin perpanjangan

kontrak terhadap PT Freeport karena seperti yang diketahui bahwa PT Freeport adalah milik

Amerika yang mempunyai sumbangsih besar terhadap keuangan negara tersebut Jadi

kemungkinan apabila ijin kontraknya tidak diperpanjang bisa saja pemerintah Amerika

melakukan embargo terhadap ekspor Indonesia spionase atau melakukan kecurangan-

kecurangan lain untuk melemahkan perekonomian Indonesia Namun Indonesia adalah negara

yang kaya dengan sumber daya alam yang melimpah Kita dapat hidup tanpa Amerika dengan

melakukan kerjasama dengan negara lain dan mengolah sendiri sumber daya alam yang ada

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Daftar pustaka

httpptficoidid

httpmerdekacom

httpkompascom

httpwwwintilijencoid

httpnationalnewsvivacoid

httpwwwtheglobal-reviewcom

httpidwikipediaorgwikiFreeport_Indonesia

httpwwwsetkabgoid

Page 4: Freeport

Brimob Den B Timika 180 anggota Brimob Mabes Polri dan 160 anggota TNI PT Freeport

Indonesia membayar jasa keamanan tersebut sebesar Rp 125000000 per orang yang

langsung diberikan oleh manajemen PT Freeport Indonesia kepada aparat Tampaknya aparat

penegak hukum pun lebih memilih untuk melindungi orang yang membayarnya daripada

melindungi rakyatnya sendiri yang jelas-jelas mendapat ketidakadilan

Menurut statistik pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin di Papua berjumlah

760350 orang dari jumlah penduduk 2056500 Selain itu adanya kasus kelaparan yang

menyebabkan meninggalnya hampir 100 orang di Yahukimo semakin memperjelas adanya

kesenjangan sosial antara pekerja asing di PT Freeport dengan penduduk pribumi

Kerusakan lingkungan juga menjadi dampak eksplorasi yang dilakukan oleh PT

Freeport Indonesia Selama PT Freeport Indonesia beroperasi Indonesia telah kehilangan

lebih dari 200000 hektar hutan Sebenarnya PT Freeport telah melakukan upaya reklamasi

dan revegetasi terhadap lahan yang rusak namun menurut data dari PT Freeport sendiri lahan

seluas 601 hektar telah berhasil direvegetasi dari total jumlah kerusakan 200000 hektar

Dimana hal ini semakin menunjukkan lebih banyak kerusakan yang ditimbulkan daripada

pemulihannya

Hal ini belum ditambah dengan pencemaran lingkungan oleh PT Freeport Indonesia

akibat pembuangan tailing (limbah tambang) ke lembah Cartenz lembah Wanagon dan

sungai Ajkwa Sungai Ajkwa akhirnya mengalami pendangkalan di beberapa titik yang

semula 50 meter kini tinggal 5 meter saja akibat pengendapan pasir sisa tambang

Pendangkalan ini apabila tidak segera diatasi dapat menyebabkan banjir dan erosi delta sungai

yang menyebabkan tanah menjadi tidak subur Bahkan pada tahun 2001 tailing tersebut telah

mencapai laut Arafuru dan gradasi pencemaran laut yang ditunjukkan mencapai 10 km dari

garis pantai

Akibat pencemaran-pencemaran dan juga kerusakan hutan yang terjadi secara tidak

langsung akan mengurangi tingkat keanekaragaman hayati yang berada pada wilayah tersebut

Apabila kondisi ini dibiarkan terus menerus maka akan terjadi kepunahan pada spesies

tertentu yang akan mengganggu keseimbangan ekosistem yang sudah ada Selain itu

pencemaran yang terjadi juga dapat mengganggu kehidupan masyarakat sekitar yang

menggantungkan hidup pada sungai Apabila mereka mengkonsumsi limbah tambang

berbahaya yang terdapat disungai maka dapat menimbulkan berbagai penyakit dan pada janin

dapat menyebabkan kelainan (cacat)

Keselamatan kerja dan keamanan tambang juga merupakan salah satu aspek yang

harus diperhatikan oleh PT Freeport PT Freeport mengklaim bahwa mereka telah

menetapkan sasaran-sasaran keselamatan khusus dalam setiap operasi serta komponen-

komponen terukur dari segala sasaran kesehatan dan keselamatan kerja menjadi bagian dari

peninjauan ulang kinerja tahunan operasi di akhir tahun Namun Pada 14 Mei 2013 lalu

tambang PT Freeport mengalami longsor Persisnya di terowongan Big Gossan Longsor ini

menyebabkan 28 pekerja tambang tewas tertimbun Sementara 10 orang lainnya berhasil

diselamatkan Atap ruang kelas yang terbuat dari seng tidak kuat menahan reruntuhan batu

yang menimpa sehingga menngubur hidup-hidup para karyawan yang sedang melakukan

pelatihan keamanan dan keselamatan kerja Ironis

Selama 47 tahun PT Freeport berdiri di Indonesia sejak tahun 1967 hingga sekarang

mereka telah 2 kali menandatangani Kontrak Karya dengan pemerintah Indonesia yakni

Kontrak Karya I pada 7 April 1967 dan perpanjangan dengan Kontrak Karya II yang

ditandatangani pada tanggal 30 Desember 1991 untuk jangka waktu 30 tahun hingga 2021

Diperkirakan hingga sekarang Freeport telah mengeruk 724700000 ons emas murni

dan 7300000 pon tembaga dari gunung Ertsberg dan Garsberg Diperkirakan masih terdapat

cadangan emas sebesar 143000000 ons dan tembaga 18000000 pon hingga berakhirnya KK

tahun 2041 Setiap hari Freeport mengeruk 700000 ton material yang menghasilkan 225000

ons bijih emas Sedangkan volume emas diperkirakan sebesar 2500000000 ons Sedangkan

berapa banyaknya perak yang diambil Freeport hingga sekarang belum tercatat Sampai saat

ini produksi ketiga jenis barang tambang di Indonesia didominasi oleh Freeport Produksi

tembaga Freeport meningkat sangat tinggi misalnya pada tahun 1991 sebesar 50 dan tahun

1995 sebesar 42 Hal ini dapat terpenuhi karena semakin besarnya wilayah eksploitasi yang

diberikan pemerintah Saat ini produksi tembaga Indonesia 100 dihasilkan oleh PT

Freeport

Secara garis besar wilayah penambangan PT Freeport selama ini dapat dibagi menjadi

2 periode yaitu periode Ertsberg (1967-1988) dan periode Grasberg (1988- sekarang) Potensi

bijih logam yang dikelola Freeport awalnya hanya 32 juta ton sedangkan sampai tahun 1995

naik menjadi hampir 2 miliar ton atau meningkat lebih dari 58 kali lipat Data tahun 2005

mengungkap potensi Grasberg sekitar 2822 juta ton metrik bijih

Saat ini PT Freeport telah mengajukan permohonan perpanjangan kontrak selama 20

tahun mendatang yang akan berakhir pada tahun 2041 dengan total investasi 16 miliar dolar

Amerika Namun pemerintah membantah adanya perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan prospek renegosiasi kontrak karya

dengan Freeport masih berjalan karena permohonan perpanjangan kontrak baru bisa

dilakukan minimal 2 tahun sebelum masa kontrak berakhir Apabila PT Freeport ingin

melakukan perpanjangan Kontrak Karya seharusnya pemerintah dengan tegas mengharuskan

PT Freeport untuk mematuhi peraturan yang berlaku serta poin-poin renegosiasi seperti

standar-standar keselamatan kerja kesejahteraan buruh AMDAL pengolahan limbah

membangun smelting didalam negeri dan tidak lagi berusaha memperkecil besarnya

pembayaran royalti pajak maupun dividen dari yang seharusnya dibayarkan

Kementerian ESDM sesuai amanat UU Minerba menegaskan bahwa pada akhir tahun

2013 akan mengeluarkan PP yang menyatakan UU No 4 Tahun 2009 sejak tanggal 12 Januari

2014 akan diberlakukan yaitu Pertama ekspor mineral ore atau konsentrat mineral dilarang

Kedua ekspor hasil tambang hanya diizinkan setelah diolah dengan smelter di Indonesia

Hal tersebut mendapat reaksi keras dari para pengusaha tambang Indonesia Termasuk

penguasa tambang raksasa di Indonesia yaitu PT Freeport dan Newmount Freeport

menyuarakan tuntutan supaya aturan ekspor UU Minerba tidak diterapkan penuh bagi

mereka Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik Soetjipto enggan mengubah sikapnya

mengenai kewajiban membangun smelter Lantaran merasa sudah memiliki niat baik

membangun instalasi pemurnian dengan mitra swasta yang beroperasi 2017 maka perusahaan

tambang terbesar Indonesia itu minta keringanan Direktur Utama Newmont Martiono

Hadianto ikut bersuara keras Dia ingin pemerintah memikirkan bahwa pihaknya masih

mencari mitra untuk membangun smelter atau mau memurnikan tembaga dan emas yang

mereka ekstraksi

Dengan adanya UU Minerba No 4 Tahun 2009 kedua perusahaan tersebut kehilangan

kesempatan mengolah mineral ore atau konsentrat mineral yang langsung diangkut dari

Indonesia di mana didalamnya selain tembaga juga emas dan diduga bahan mineral penting

lainnya misalnya uranium yang selama ini luput dari pengawasan pemerintah karena

pemurnian dilakukan diluar negeri Selain itu biaya untuk membangun smelter sangat besar

demikian juga dengan biaya operasionalnya karena memerlukan listrik dalam jumlah yang

banyak

Menteri Perdagangan M Lutfi menuturkan pembicaraan diantara dirinya MS Hidayat

Jero Wacik dan Chatib Basri belum memutuskan regulasi ekspor yang baru setelah

pelarangan ekspor dan diterbitkannya PMK No6 tahun 2014 Sementara itu dia

menambahkan belum ada satupun yang memenuhi komitmen pembangunan smelter Dan atas

dasar ini lanjut Lutfi bea keluar ekspor yang diatur dalam PMK No6 Tahun 2014 wajib

dikenakan

Pengamat energi Kurtubi menilai pengusaha pertambangan yang tergabung dalam

Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo) berupaya menghindari kewajiban

hilirisasi dengan mengajukan uji materi atas pasal 102 dan 103 Undang-undang No4 tahun

2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) ke Mahkamah Konstitusi (MK)

Menurutnya jika pengusaha tambang memiliki itikad baik untuk membangun pabrik

pemurnian bijih mineral (smelter) hal tersebut tidak akan merugikan Sebaliknya

pembangunan smelter justru menguntungkan pengusaha tambang

Pemerintah sebaiknya harus ekstra hati-hati dalam mengambil keputusan mengenai

perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport mengingat kerugian yang timbul karena kegiatan

tambang yang dilakukan PT Freeport lebih banyak daripada manfaat yang diperoleh bangsa

Indonesia PT Freeport yang melakukan eksplorasi tambang besar besaran di tanah Papua

juga secara tidak langsung telah menjajah bangsa Indonesia terlihat dengan adanya

kesenjangan yang mencolok antara penduduk pribumi diluar area PT Freeport yang masih

terbelakang padahal segala bentuk kemajuan telah digunakan oleh PT Freeport Hal tersebut

sangat memprihatinkan mengingat betapa kayanya tanah Papua yang memiliki tambang

mineral yang begitu besar namun mereka sendiri justru tidak dapat menikmati hasil yang

layak dan sebanding dari apa yang diperoleh PT Freeport Dan saya tidak mengerti apa

sebenarnya yang sedang terjadi di negeri ini

Mungkin pemerintah merasa takut apabila tidak memberikan ijin perpanjangan

kontrak terhadap PT Freeport karena seperti yang diketahui bahwa PT Freeport adalah milik

Amerika yang mempunyai sumbangsih besar terhadap keuangan negara tersebut Jadi

kemungkinan apabila ijin kontraknya tidak diperpanjang bisa saja pemerintah Amerika

melakukan embargo terhadap ekspor Indonesia spionase atau melakukan kecurangan-

kecurangan lain untuk melemahkan perekonomian Indonesia Namun Indonesia adalah negara

yang kaya dengan sumber daya alam yang melimpah Kita dapat hidup tanpa Amerika dengan

melakukan kerjasama dengan negara lain dan mengolah sendiri sumber daya alam yang ada

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Daftar pustaka

httpptficoidid

httpmerdekacom

httpkompascom

httpwwwintilijencoid

httpnationalnewsvivacoid

httpwwwtheglobal-reviewcom

httpidwikipediaorgwikiFreeport_Indonesia

httpwwwsetkabgoid

Page 5: Freeport

berbahaya yang terdapat disungai maka dapat menimbulkan berbagai penyakit dan pada janin

dapat menyebabkan kelainan (cacat)

Keselamatan kerja dan keamanan tambang juga merupakan salah satu aspek yang

harus diperhatikan oleh PT Freeport PT Freeport mengklaim bahwa mereka telah

menetapkan sasaran-sasaran keselamatan khusus dalam setiap operasi serta komponen-

komponen terukur dari segala sasaran kesehatan dan keselamatan kerja menjadi bagian dari

peninjauan ulang kinerja tahunan operasi di akhir tahun Namun Pada 14 Mei 2013 lalu

tambang PT Freeport mengalami longsor Persisnya di terowongan Big Gossan Longsor ini

menyebabkan 28 pekerja tambang tewas tertimbun Sementara 10 orang lainnya berhasil

diselamatkan Atap ruang kelas yang terbuat dari seng tidak kuat menahan reruntuhan batu

yang menimpa sehingga menngubur hidup-hidup para karyawan yang sedang melakukan

pelatihan keamanan dan keselamatan kerja Ironis

Selama 47 tahun PT Freeport berdiri di Indonesia sejak tahun 1967 hingga sekarang

mereka telah 2 kali menandatangani Kontrak Karya dengan pemerintah Indonesia yakni

Kontrak Karya I pada 7 April 1967 dan perpanjangan dengan Kontrak Karya II yang

ditandatangani pada tanggal 30 Desember 1991 untuk jangka waktu 30 tahun hingga 2021

Diperkirakan hingga sekarang Freeport telah mengeruk 724700000 ons emas murni

dan 7300000 pon tembaga dari gunung Ertsberg dan Garsberg Diperkirakan masih terdapat

cadangan emas sebesar 143000000 ons dan tembaga 18000000 pon hingga berakhirnya KK

tahun 2041 Setiap hari Freeport mengeruk 700000 ton material yang menghasilkan 225000

ons bijih emas Sedangkan volume emas diperkirakan sebesar 2500000000 ons Sedangkan

berapa banyaknya perak yang diambil Freeport hingga sekarang belum tercatat Sampai saat

ini produksi ketiga jenis barang tambang di Indonesia didominasi oleh Freeport Produksi

tembaga Freeport meningkat sangat tinggi misalnya pada tahun 1991 sebesar 50 dan tahun

1995 sebesar 42 Hal ini dapat terpenuhi karena semakin besarnya wilayah eksploitasi yang

diberikan pemerintah Saat ini produksi tembaga Indonesia 100 dihasilkan oleh PT

Freeport

Secara garis besar wilayah penambangan PT Freeport selama ini dapat dibagi menjadi

2 periode yaitu periode Ertsberg (1967-1988) dan periode Grasberg (1988- sekarang) Potensi

bijih logam yang dikelola Freeport awalnya hanya 32 juta ton sedangkan sampai tahun 1995

naik menjadi hampir 2 miliar ton atau meningkat lebih dari 58 kali lipat Data tahun 2005

mengungkap potensi Grasberg sekitar 2822 juta ton metrik bijih

Saat ini PT Freeport telah mengajukan permohonan perpanjangan kontrak selama 20

tahun mendatang yang akan berakhir pada tahun 2041 dengan total investasi 16 miliar dolar

Amerika Namun pemerintah membantah adanya perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan prospek renegosiasi kontrak karya

dengan Freeport masih berjalan karena permohonan perpanjangan kontrak baru bisa

dilakukan minimal 2 tahun sebelum masa kontrak berakhir Apabila PT Freeport ingin

melakukan perpanjangan Kontrak Karya seharusnya pemerintah dengan tegas mengharuskan

PT Freeport untuk mematuhi peraturan yang berlaku serta poin-poin renegosiasi seperti

standar-standar keselamatan kerja kesejahteraan buruh AMDAL pengolahan limbah

membangun smelting didalam negeri dan tidak lagi berusaha memperkecil besarnya

pembayaran royalti pajak maupun dividen dari yang seharusnya dibayarkan

Kementerian ESDM sesuai amanat UU Minerba menegaskan bahwa pada akhir tahun

2013 akan mengeluarkan PP yang menyatakan UU No 4 Tahun 2009 sejak tanggal 12 Januari

2014 akan diberlakukan yaitu Pertama ekspor mineral ore atau konsentrat mineral dilarang

Kedua ekspor hasil tambang hanya diizinkan setelah diolah dengan smelter di Indonesia

Hal tersebut mendapat reaksi keras dari para pengusaha tambang Indonesia Termasuk

penguasa tambang raksasa di Indonesia yaitu PT Freeport dan Newmount Freeport

menyuarakan tuntutan supaya aturan ekspor UU Minerba tidak diterapkan penuh bagi

mereka Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik Soetjipto enggan mengubah sikapnya

mengenai kewajiban membangun smelter Lantaran merasa sudah memiliki niat baik

membangun instalasi pemurnian dengan mitra swasta yang beroperasi 2017 maka perusahaan

tambang terbesar Indonesia itu minta keringanan Direktur Utama Newmont Martiono

Hadianto ikut bersuara keras Dia ingin pemerintah memikirkan bahwa pihaknya masih

mencari mitra untuk membangun smelter atau mau memurnikan tembaga dan emas yang

mereka ekstraksi

Dengan adanya UU Minerba No 4 Tahun 2009 kedua perusahaan tersebut kehilangan

kesempatan mengolah mineral ore atau konsentrat mineral yang langsung diangkut dari

Indonesia di mana didalamnya selain tembaga juga emas dan diduga bahan mineral penting

lainnya misalnya uranium yang selama ini luput dari pengawasan pemerintah karena

pemurnian dilakukan diluar negeri Selain itu biaya untuk membangun smelter sangat besar

demikian juga dengan biaya operasionalnya karena memerlukan listrik dalam jumlah yang

banyak

Menteri Perdagangan M Lutfi menuturkan pembicaraan diantara dirinya MS Hidayat

Jero Wacik dan Chatib Basri belum memutuskan regulasi ekspor yang baru setelah

pelarangan ekspor dan diterbitkannya PMK No6 tahun 2014 Sementara itu dia

menambahkan belum ada satupun yang memenuhi komitmen pembangunan smelter Dan atas

dasar ini lanjut Lutfi bea keluar ekspor yang diatur dalam PMK No6 Tahun 2014 wajib

dikenakan

Pengamat energi Kurtubi menilai pengusaha pertambangan yang tergabung dalam

Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo) berupaya menghindari kewajiban

hilirisasi dengan mengajukan uji materi atas pasal 102 dan 103 Undang-undang No4 tahun

2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) ke Mahkamah Konstitusi (MK)

Menurutnya jika pengusaha tambang memiliki itikad baik untuk membangun pabrik

pemurnian bijih mineral (smelter) hal tersebut tidak akan merugikan Sebaliknya

pembangunan smelter justru menguntungkan pengusaha tambang

Pemerintah sebaiknya harus ekstra hati-hati dalam mengambil keputusan mengenai

perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport mengingat kerugian yang timbul karena kegiatan

tambang yang dilakukan PT Freeport lebih banyak daripada manfaat yang diperoleh bangsa

Indonesia PT Freeport yang melakukan eksplorasi tambang besar besaran di tanah Papua

juga secara tidak langsung telah menjajah bangsa Indonesia terlihat dengan adanya

kesenjangan yang mencolok antara penduduk pribumi diluar area PT Freeport yang masih

terbelakang padahal segala bentuk kemajuan telah digunakan oleh PT Freeport Hal tersebut

sangat memprihatinkan mengingat betapa kayanya tanah Papua yang memiliki tambang

mineral yang begitu besar namun mereka sendiri justru tidak dapat menikmati hasil yang

layak dan sebanding dari apa yang diperoleh PT Freeport Dan saya tidak mengerti apa

sebenarnya yang sedang terjadi di negeri ini

Mungkin pemerintah merasa takut apabila tidak memberikan ijin perpanjangan

kontrak terhadap PT Freeport karena seperti yang diketahui bahwa PT Freeport adalah milik

Amerika yang mempunyai sumbangsih besar terhadap keuangan negara tersebut Jadi

kemungkinan apabila ijin kontraknya tidak diperpanjang bisa saja pemerintah Amerika

melakukan embargo terhadap ekspor Indonesia spionase atau melakukan kecurangan-

kecurangan lain untuk melemahkan perekonomian Indonesia Namun Indonesia adalah negara

yang kaya dengan sumber daya alam yang melimpah Kita dapat hidup tanpa Amerika dengan

melakukan kerjasama dengan negara lain dan mengolah sendiri sumber daya alam yang ada

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Daftar pustaka

httpptficoidid

httpmerdekacom

httpkompascom

httpwwwintilijencoid

httpnationalnewsvivacoid

httpwwwtheglobal-reviewcom

httpidwikipediaorgwikiFreeport_Indonesia

httpwwwsetkabgoid

Page 6: Freeport

naik menjadi hampir 2 miliar ton atau meningkat lebih dari 58 kali lipat Data tahun 2005

mengungkap potensi Grasberg sekitar 2822 juta ton metrik bijih

Saat ini PT Freeport telah mengajukan permohonan perpanjangan kontrak selama 20

tahun mendatang yang akan berakhir pada tahun 2041 dengan total investasi 16 miliar dolar

Amerika Namun pemerintah membantah adanya perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan prospek renegosiasi kontrak karya

dengan Freeport masih berjalan karena permohonan perpanjangan kontrak baru bisa

dilakukan minimal 2 tahun sebelum masa kontrak berakhir Apabila PT Freeport ingin

melakukan perpanjangan Kontrak Karya seharusnya pemerintah dengan tegas mengharuskan

PT Freeport untuk mematuhi peraturan yang berlaku serta poin-poin renegosiasi seperti

standar-standar keselamatan kerja kesejahteraan buruh AMDAL pengolahan limbah

membangun smelting didalam negeri dan tidak lagi berusaha memperkecil besarnya

pembayaran royalti pajak maupun dividen dari yang seharusnya dibayarkan

Kementerian ESDM sesuai amanat UU Minerba menegaskan bahwa pada akhir tahun

2013 akan mengeluarkan PP yang menyatakan UU No 4 Tahun 2009 sejak tanggal 12 Januari

2014 akan diberlakukan yaitu Pertama ekspor mineral ore atau konsentrat mineral dilarang

Kedua ekspor hasil tambang hanya diizinkan setelah diolah dengan smelter di Indonesia

Hal tersebut mendapat reaksi keras dari para pengusaha tambang Indonesia Termasuk

penguasa tambang raksasa di Indonesia yaitu PT Freeport dan Newmount Freeport

menyuarakan tuntutan supaya aturan ekspor UU Minerba tidak diterapkan penuh bagi

mereka Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik Soetjipto enggan mengubah sikapnya

mengenai kewajiban membangun smelter Lantaran merasa sudah memiliki niat baik

membangun instalasi pemurnian dengan mitra swasta yang beroperasi 2017 maka perusahaan

tambang terbesar Indonesia itu minta keringanan Direktur Utama Newmont Martiono

Hadianto ikut bersuara keras Dia ingin pemerintah memikirkan bahwa pihaknya masih

mencari mitra untuk membangun smelter atau mau memurnikan tembaga dan emas yang

mereka ekstraksi

Dengan adanya UU Minerba No 4 Tahun 2009 kedua perusahaan tersebut kehilangan

kesempatan mengolah mineral ore atau konsentrat mineral yang langsung diangkut dari

Indonesia di mana didalamnya selain tembaga juga emas dan diduga bahan mineral penting

lainnya misalnya uranium yang selama ini luput dari pengawasan pemerintah karena

pemurnian dilakukan diluar negeri Selain itu biaya untuk membangun smelter sangat besar

demikian juga dengan biaya operasionalnya karena memerlukan listrik dalam jumlah yang

banyak

Menteri Perdagangan M Lutfi menuturkan pembicaraan diantara dirinya MS Hidayat

Jero Wacik dan Chatib Basri belum memutuskan regulasi ekspor yang baru setelah

pelarangan ekspor dan diterbitkannya PMK No6 tahun 2014 Sementara itu dia

menambahkan belum ada satupun yang memenuhi komitmen pembangunan smelter Dan atas

dasar ini lanjut Lutfi bea keluar ekspor yang diatur dalam PMK No6 Tahun 2014 wajib

dikenakan

Pengamat energi Kurtubi menilai pengusaha pertambangan yang tergabung dalam

Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo) berupaya menghindari kewajiban

hilirisasi dengan mengajukan uji materi atas pasal 102 dan 103 Undang-undang No4 tahun

2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) ke Mahkamah Konstitusi (MK)

Menurutnya jika pengusaha tambang memiliki itikad baik untuk membangun pabrik

pemurnian bijih mineral (smelter) hal tersebut tidak akan merugikan Sebaliknya

pembangunan smelter justru menguntungkan pengusaha tambang

Pemerintah sebaiknya harus ekstra hati-hati dalam mengambil keputusan mengenai

perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport mengingat kerugian yang timbul karena kegiatan

tambang yang dilakukan PT Freeport lebih banyak daripada manfaat yang diperoleh bangsa

Indonesia PT Freeport yang melakukan eksplorasi tambang besar besaran di tanah Papua

juga secara tidak langsung telah menjajah bangsa Indonesia terlihat dengan adanya

kesenjangan yang mencolok antara penduduk pribumi diluar area PT Freeport yang masih

terbelakang padahal segala bentuk kemajuan telah digunakan oleh PT Freeport Hal tersebut

sangat memprihatinkan mengingat betapa kayanya tanah Papua yang memiliki tambang

mineral yang begitu besar namun mereka sendiri justru tidak dapat menikmati hasil yang

layak dan sebanding dari apa yang diperoleh PT Freeport Dan saya tidak mengerti apa

sebenarnya yang sedang terjadi di negeri ini

Mungkin pemerintah merasa takut apabila tidak memberikan ijin perpanjangan

kontrak terhadap PT Freeport karena seperti yang diketahui bahwa PT Freeport adalah milik

Amerika yang mempunyai sumbangsih besar terhadap keuangan negara tersebut Jadi

kemungkinan apabila ijin kontraknya tidak diperpanjang bisa saja pemerintah Amerika

melakukan embargo terhadap ekspor Indonesia spionase atau melakukan kecurangan-

kecurangan lain untuk melemahkan perekonomian Indonesia Namun Indonesia adalah negara

yang kaya dengan sumber daya alam yang melimpah Kita dapat hidup tanpa Amerika dengan

melakukan kerjasama dengan negara lain dan mengolah sendiri sumber daya alam yang ada

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Daftar pustaka

httpptficoidid

httpmerdekacom

httpkompascom

httpwwwintilijencoid

httpnationalnewsvivacoid

httpwwwtheglobal-reviewcom

httpidwikipediaorgwikiFreeport_Indonesia

httpwwwsetkabgoid

Page 7: Freeport

2014 akan diberlakukan yaitu Pertama ekspor mineral ore atau konsentrat mineral dilarang

Kedua ekspor hasil tambang hanya diizinkan setelah diolah dengan smelter di Indonesia

Hal tersebut mendapat reaksi keras dari para pengusaha tambang Indonesia Termasuk

penguasa tambang raksasa di Indonesia yaitu PT Freeport dan Newmount Freeport

menyuarakan tuntutan supaya aturan ekspor UU Minerba tidak diterapkan penuh bagi

mereka Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik Soetjipto enggan mengubah sikapnya

mengenai kewajiban membangun smelter Lantaran merasa sudah memiliki niat baik

membangun instalasi pemurnian dengan mitra swasta yang beroperasi 2017 maka perusahaan

tambang terbesar Indonesia itu minta keringanan Direktur Utama Newmont Martiono

Hadianto ikut bersuara keras Dia ingin pemerintah memikirkan bahwa pihaknya masih

mencari mitra untuk membangun smelter atau mau memurnikan tembaga dan emas yang

mereka ekstraksi

Dengan adanya UU Minerba No 4 Tahun 2009 kedua perusahaan tersebut kehilangan

kesempatan mengolah mineral ore atau konsentrat mineral yang langsung diangkut dari

Indonesia di mana didalamnya selain tembaga juga emas dan diduga bahan mineral penting

lainnya misalnya uranium yang selama ini luput dari pengawasan pemerintah karena

pemurnian dilakukan diluar negeri Selain itu biaya untuk membangun smelter sangat besar

demikian juga dengan biaya operasionalnya karena memerlukan listrik dalam jumlah yang

banyak

Menteri Perdagangan M Lutfi menuturkan pembicaraan diantara dirinya MS Hidayat

Jero Wacik dan Chatib Basri belum memutuskan regulasi ekspor yang baru setelah

pelarangan ekspor dan diterbitkannya PMK No6 tahun 2014 Sementara itu dia

menambahkan belum ada satupun yang memenuhi komitmen pembangunan smelter Dan atas

dasar ini lanjut Lutfi bea keluar ekspor yang diatur dalam PMK No6 Tahun 2014 wajib

dikenakan

Pengamat energi Kurtubi menilai pengusaha pertambangan yang tergabung dalam

Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo) berupaya menghindari kewajiban

hilirisasi dengan mengajukan uji materi atas pasal 102 dan 103 Undang-undang No4 tahun

2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) ke Mahkamah Konstitusi (MK)

Menurutnya jika pengusaha tambang memiliki itikad baik untuk membangun pabrik

pemurnian bijih mineral (smelter) hal tersebut tidak akan merugikan Sebaliknya

pembangunan smelter justru menguntungkan pengusaha tambang

Pemerintah sebaiknya harus ekstra hati-hati dalam mengambil keputusan mengenai

perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport mengingat kerugian yang timbul karena kegiatan

tambang yang dilakukan PT Freeport lebih banyak daripada manfaat yang diperoleh bangsa

Indonesia PT Freeport yang melakukan eksplorasi tambang besar besaran di tanah Papua

juga secara tidak langsung telah menjajah bangsa Indonesia terlihat dengan adanya

kesenjangan yang mencolok antara penduduk pribumi diluar area PT Freeport yang masih

terbelakang padahal segala bentuk kemajuan telah digunakan oleh PT Freeport Hal tersebut

sangat memprihatinkan mengingat betapa kayanya tanah Papua yang memiliki tambang

mineral yang begitu besar namun mereka sendiri justru tidak dapat menikmati hasil yang

layak dan sebanding dari apa yang diperoleh PT Freeport Dan saya tidak mengerti apa

sebenarnya yang sedang terjadi di negeri ini

Mungkin pemerintah merasa takut apabila tidak memberikan ijin perpanjangan

kontrak terhadap PT Freeport karena seperti yang diketahui bahwa PT Freeport adalah milik

Amerika yang mempunyai sumbangsih besar terhadap keuangan negara tersebut Jadi

kemungkinan apabila ijin kontraknya tidak diperpanjang bisa saja pemerintah Amerika

melakukan embargo terhadap ekspor Indonesia spionase atau melakukan kecurangan-

kecurangan lain untuk melemahkan perekonomian Indonesia Namun Indonesia adalah negara

yang kaya dengan sumber daya alam yang melimpah Kita dapat hidup tanpa Amerika dengan

melakukan kerjasama dengan negara lain dan mengolah sendiri sumber daya alam yang ada

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Daftar pustaka

httpptficoidid

httpmerdekacom

httpkompascom

httpwwwintilijencoid

httpnationalnewsvivacoid

httpwwwtheglobal-reviewcom

httpidwikipediaorgwikiFreeport_Indonesia

httpwwwsetkabgoid

Page 8: Freeport

pemurnian bijih mineral (smelter) hal tersebut tidak akan merugikan Sebaliknya

pembangunan smelter justru menguntungkan pengusaha tambang

Pemerintah sebaiknya harus ekstra hati-hati dalam mengambil keputusan mengenai

perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport mengingat kerugian yang timbul karena kegiatan

tambang yang dilakukan PT Freeport lebih banyak daripada manfaat yang diperoleh bangsa

Indonesia PT Freeport yang melakukan eksplorasi tambang besar besaran di tanah Papua

juga secara tidak langsung telah menjajah bangsa Indonesia terlihat dengan adanya

kesenjangan yang mencolok antara penduduk pribumi diluar area PT Freeport yang masih

terbelakang padahal segala bentuk kemajuan telah digunakan oleh PT Freeport Hal tersebut

sangat memprihatinkan mengingat betapa kayanya tanah Papua yang memiliki tambang

mineral yang begitu besar namun mereka sendiri justru tidak dapat menikmati hasil yang

layak dan sebanding dari apa yang diperoleh PT Freeport Dan saya tidak mengerti apa

sebenarnya yang sedang terjadi di negeri ini

Mungkin pemerintah merasa takut apabila tidak memberikan ijin perpanjangan

kontrak terhadap PT Freeport karena seperti yang diketahui bahwa PT Freeport adalah milik

Amerika yang mempunyai sumbangsih besar terhadap keuangan negara tersebut Jadi

kemungkinan apabila ijin kontraknya tidak diperpanjang bisa saja pemerintah Amerika

melakukan embargo terhadap ekspor Indonesia spionase atau melakukan kecurangan-

kecurangan lain untuk melemahkan perekonomian Indonesia Namun Indonesia adalah negara

yang kaya dengan sumber daya alam yang melimpah Kita dapat hidup tanpa Amerika dengan

melakukan kerjasama dengan negara lain dan mengolah sendiri sumber daya alam yang ada

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Daftar pustaka

httpptficoidid

httpmerdekacom

httpkompascom

httpwwwintilijencoid

httpnationalnewsvivacoid

httpwwwtheglobal-reviewcom

httpidwikipediaorgwikiFreeport_Indonesia

httpwwwsetkabgoid

Page 9: Freeport

httpidwikipediaorgwikiFreeport_Indonesia

httpwwwsetkabgoid