Fraktur femur dextra bagian proksimal

19
Fraktur femur dextra bagian proksimal Meryn 10-2011-133 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl.Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 PENDAHULUAN Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya dise babkan oleh trauma. Trauma yang menyebabkan patah tulang dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan, atau trauma tidak langsung misalnya jatuh bertumpu pada tangan. Dalam skenario di perkirakan wanita berusia 60 tahun ini mengalami fraktur langsung. Paisen terpleset sehingga jatuh menyamping ke kiri dan pangkal paha kanannya membentur lantai. Fraktur pada skenario ini juga dikarenakan faktor usia pasien yang sudah lanjut, dan berpengaruh pada kepadatan tulangnya. Biasanya wanita diatas 50 tahun yang sudah menopause, reabsorbsi tulang oleh osteoklast tidak sebanding dengan pembentukan tulang baru oleh osteoblast maka hal ini menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Atau bisa juga pasien memang sudah menderita osteoporosis, maka ketika terpleset tulangnya lebih mudah fraktur. Fraktur femur dextra bagian proksimal 1

description

Fraktur femur dextra bagian proksimal

Transcript of Fraktur femur dextra bagian proksimal

Page 1: Fraktur  femur dextra bagian proksimal

Fraktur femur dextra bagian proksimal

Meryn

10-2011-133

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl.Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510

PENDAHULUAN

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya dise

babkan oleh trauma. Trauma yang menyebabkan patah tulang dapat berupa trauma langsung,

misalnya benturan, atau trauma tidak langsung misalnya jatuh bertumpu pada tangan. Dalam

skenario di perkirakan wanita berusia 60 tahun ini mengalami fraktur langsung. Paisen

terpleset sehingga jatuh menyamping ke kiri dan pangkal paha kanannya membentur lantai.

Fraktur pada skenario ini juga dikarenakan faktor usia pasien yang sudah lanjut, dan

berpengaruh pada kepadatan tulangnya. Biasanya wanita diatas 50 tahun yang sudah

menopause, reabsorbsi tulang oleh osteoklast tidak sebanding dengan pembentukan tulang

baru oleh osteoblast maka hal ini menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Atau

bisa juga pasien memang sudah menderita osteoporosis, maka ketika terpleset tulangnya lebih

mudah fraktur.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai struktur tulang femur dan apa saja otot-otot yang

berperan untuk pergerakan femur tersebut, karna dijelaskan dalam skenario bahwa pasien

tidak dapat bangun untuk berdiri atau berjalan. Juga akan dibahas mengenai fraktur femur,

karna nampak bahwa kaki kanan pasien memendek dan terdapat oedem.

Fraktur femur dextra bagian proksimal 1

Page 2: Fraktur  femur dextra bagian proksimal

ANAMNESIS

Pada anamnesis, hal-hal yang perlu diketahui adalah :

- Identitas pasien. Bertujuan untuk mengenal pasien, biasa yang perlu ditanyakan adalah

nama, alamat, umur (penting karna batas usia akan mempengaruhi dalam proses

tindakan pembedahan), pekerjaan, dan alamat.

Pada skenario : wanita, 60 tahun.

- Keluhan utama. Keluhan yang menyebabkan pasien datang berobat ke dokter, biasanya

terdapat keluhan penyerta yang disebabkan oleh keluhan utama tersebut.

Pada skenario, KU : fraktur tertutup femur kanan bagian 1/3 proksimal, yang

disebabkan benturan ketika terpeleset.

- Riwayat penyakit sekarang. Bagaimana nyeri pada daerah fraktur tersebut, terdapat

oedem, kondisi fisik pasca terpleset tidak dapat berdiri ataupun berjalan.

- Riwayat penyakit dahulu. Ada atau tidak nya penyakit-penyakit tertentu yang diderita

untuk mencegah terjadinya kesalahan penanganan atau pemberian obat.

- Riwayat penyakit keluarga.

PEMERIKSAAN FISIK

Tanda-tanda vital : tekanan darah, denyut nadi, frekuensi napas, dan suhu.

1. Look

Memeriksa apakah terjadi pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang

abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas. Pada skenario juga

ditulis bahwa ada edema pada panggul kanan, kaki kanan memendek dan berada pada

posisi eksternal rotasi.

Jangan lupa untuk memeriksa bagian lain secara sistematik dari kepala, muka, leher

sampai perut.

2. Feel

Memeriksa apakah ada nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian lain

secara sistematik. Pada skenario didapati nyeri tekan yang sangat pada saat dipalpasi.

Fraktur femur dextra bagian proksimal 2

Page 3: Fraktur  femur dextra bagian proksimal

3. Move

Memeriksa apakah bagian yang mengalami fraktur dapat bergerak secara aktif, maupun

pasif. Memeriksa seberapa jauh gangguang fungsi nya, gerakan apa yang tidak mampu

dilakukan, serta range of motion nya.

Pada skenario, pasien kaki kanan pasien tidak dapat digunakan untuk berdiri maupun

berjalan pasca terpleset.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiologi : melakukan rontgen untuk lokasi fraktur yaitu rontgen kaki kanan pasien.

Melakukan rontgen pada posisi anteroposterior dan lateral atau obliq untuk melihat

jelas.

WORKING DIAGNOSIS

Fraktur tertutup femur dextra bagian 1/3 proximal.

Fraktur disebabkan karna trauma langsung yaitu benturan yang didapat karna jatuh

terpeleset.

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

Fraktur collum femur

Fraktur caput femur

Fraktur femur dextra bagian proksimal 3

Page 4: Fraktur  femur dextra bagian proksimal

ETIOLOGI

Tulang femur merupakan tulang yang terbesar dan terkuat dalam tubuh manusia. Tulang ini

menghubungkan pinggul dan lutut. 1,2

Tulang femur terdiri dari bagian kepala dan leher dan dua condylus pada bagian distal. Kepala

tulang paha akan membentuk sendi pada pinggul. Bagian proksimal lainnya yaitu trochanter

major dan minor merupakan tempat pelekatan otot. 1,2

Otot-otot paha anterior1,2 :

M. Psoas Mayor

Fungsi utama : bersama mengflexikan paha pada Articulatio Coxae dan

menstabilkannya.

M. tensor fasciae latae

Fungsi utama : abduksi, endorotasi dan flexi paha membantu extensi lutut,

menetapkan batang paha.

M. Sartorius

Fungsi utama : flexi, abduksi dan eksorotasi, paha pada Articulatio Coxae : flexi

tungkai bawah pada Articulatio Genu

M. Vostus Intermedius

Fungsi utama : extensi tungkai bawah pada Articulatio Genu M. rectus femoris juga

menstabilkan Articulatip coxae dan membantu M. iliopsoas memflexikan paha

Otot-otot paha medial1,2 :

M. pectinatus

Fungsi utama : aduksi dan flexi paha, membantu rotasi medial paha

M. adductor

Fungsi utama : aduksi paha

M. adduktor brevis

Fungsi utama : aduksi paha dan sedikit banyak flexi paha.

M. adductor magnus

Fungsi utama : aduksi paha, flexi paha, extensi.

M. gracilis

Fungsi utama : aduksi paha, flexi tungkai bawah, membantu endorotasi tungkai

bawah.

Fraktur pada regio femur sering disebabkan oleh beberapa faktor :

Fraktur femur dextra bagian proksimal 4

Page 5: Fraktur  femur dextra bagian proksimal

- Osteoporosis

- Kecelakaan lalulintas

- Jatuh dari tempat yang tidak terlau tinggi (seperti terpeleset dikamar mandi)

- Jatuh dari tempat yang tinggi

- Trauma langsung/tidak langsung

- Tekanan yang hebat pada femur

EPIDEMOLOGI

Penampilan fraktur dapat sangat bervariasi, tetapi untuk alasan yang praktis dibagi menjadi

beberapa kelompok yaitu3,4 :

1. Berdasarkan keadaan luka :

a. Fraktur tertutup

Apabila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar,

disebut juga fraktur bersih karena kulit masih utuh

b. Fraktur terbuka

Apabila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena

ada perlukaan kulit

2. Berdasarkan garis patahan

a. Fraktur komplit

Apabila garis patahan melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua

korteks tulang

b. Fraktur inkomplit

Apabila garis patahan tidak melalui seluruh penampang tulang, seperti:

Hair line fraktur

Buckle atau tonus fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan

kompresi tulang spongiosa di bawahnya

Green stick fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks

lainnya yang terjadi pada tulang panjang

3. Berdasarkan arah garis patahan

a. Fraktur transversal

Yaitu fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat tauma

angulasi atau langsung

b. Fraktur oblique

Fraktur femur dextra bagian proksimal 5

Page 6: Fraktur  femur dextra bagian proksimal

Yaitu fraktur yang arah garis patahannya membentuk sudut terhadap sumbu

tulang dan merupakan akibat trauma angulasi

c. Fraktur spiral

Yaitu fraktur yanng arah garis patahannya berbentuk spiral yang disebabkan

trauma rotasi

d. Fraktur kompresi

Yaitu fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang

ke arah permukaan lain

e. Fraktur avulsi

Yaitu fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada

insersinya pada tulang

4. Berdasarkan jumlah garis patahan

a. Fraktur komunitif

Yaitu fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan

b. Fraktur segmental

Yaitu fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan

c. Fraktur multipel

Yaitu fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang

sama

5. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang

a. Fraktur undisplaced (tidak bergeser)

Garis patah lengkap tetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum masih

utuh

b. Fraktur displaced (bergeser)

Terjadi pergeseran fragmen tulang yang juga disebut lokasi fragmen, terbagi

atas:

Dislokasi ad longitudinam cum contraction (pergeseran searah sumbu

dan overlapping)

Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut)

Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauh)

PATOFISIOLOGIS

Fraktur femur dextra bagian proksimal 6

Page 7: Fraktur  femur dextra bagian proksimal

Fraktur paling sering disebabkan oleh trauma. Hantaman yang keras akibat kecelakaan yang

mengenai tulang akan mengakibatkan tulang menjadi patah dan fragmen tulang tidak

beraturan atau terjadi discontinuitas di tulang tersebut.3

Pada fraktur tibia dan fibula lebih sering terjadi dibanding fraktur batang tulang panjang

lainnya karena periost yan melapisi tibia agak tipis, terutama pada daerah depan yang hanya

dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah.3

MANIFESTASI KLINIS

Terjadi syok hebat dan pada fraktur tertutup, dan fat emboli sering ditemukan. Kaki berotasi

keluar, memendek dan deformitas. Paha membengkak dan memar. Patah pada daerah ini

menimbulkan pendarahan yang cukup banyak. Penderita biasanya tidak hanya nyeri bahkan

tidak bisa bangun. Hal ini terjadi karna ketidakstabilan fraktur.4

KOMPLIKASI3,4

1. Syok, dapat terjadi pendarahan meskipun fraktur bersifat tertutup.

2. Fat emboli, sering didapatkan pada penderita muda dengan fraktur femur. Pelru

dilakukan pemeriksaan gas darah.

3. Trauma pembuluh darah besar, tulang bisa menembus jaringan lunak dan merusak A.

Femoralis.

4. Trauma saraf, trauma pada pembuluh darah akibat tusukan fragmen dapat disertai

kerusakan saraf yang dapat bervariasi.

5. Infeksi, dapat terjadi pada fraktur terbuka akibat kontaminasi dari luka, tetapi infeksi

dapat terjadi setelah tindakan operasi.

PENATALAKSANAAN

Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan

terhadap jalan napas (airway), proses pernapasan (breathing) dan sirkulasi (circulation),

apakah terjadi syok atau tidak. Pemasangan bidai dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan

mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak serta memudahkan

proses pembuatan foto.4

Prinsip terapi fraktur3 :

Fraktur femur dextra bagian proksimal 7

Page 8: Fraktur  femur dextra bagian proksimal

Ada empat konsep dasar yang harus dipertimbangkan pada waktu menangani fraktur yaitu:

1. Rekognisi atau pengenalan

Rekognisi yaitu pengenalan mengenai dignosis pada tempat kejadian kecelakaan dan

kemudian di rumah sakit. Riwayat kecelakaan, parah tidaknya, jenis kekuatan yang

berperanan dan deskripsi tentang kejadian tersebut oleh klien sendiri, menentukan

kemungkinan tulang yang patah, yang dialami dan kebutuhan pemeriksaan spesifik

untuk fraktur.

2. Reduksi; pemilihan keselarasan anatomi bagi tulang fraktur

- Reposisi.

- Fraktura tertutup pada tulang panjang seringkali ditangani dengan reduksi

tertutup. Untuk mengurangi rasa sakit selama tindakan ini klien dapat diberi

narkotika intravena, obat penenang (sedatif a0 atau anastesia blok saraf lokal).

Pada waktu merencanakan perawatan klien perlu dinilai; keadaan sosial,

kemungkinan dukungan dari keluarga, kemungkinan pengaruh cedera pada

kehidupan klien pada beberapa bulan yang akan datang dan harapan dari klien

sendiri. Perlu diberikan penjelasan tentang adnya kemungkinan reduksi tidak

berhasil, akibat fraktur yang dapat terjadi, periode serta sifat ketidakmampuan

klien.

- Traksi kontinu; dengan plester felt melekat di atas kulit atau dengan memasang

pin trafersa melalui tulang, distal terhadap fraktur.

- Reduksi terbuka bedah, biasanya disertai sejumlah bentuk fiksasi interna dengan

plat pin, batang atau sekrup.

3. Imobilisasi atau retensi reduksi

Bila reduksi telah tercapai, maka diperlukan imobilisasi tempat fraktur sampai timbul

penyembuhan yang mencukupi. Berbagai teknik digunakan untuk imobilisasi, yang

tergantung pada fraktur:

- Fraktur yang memerlukan reduksi bedah terbuka biasanya diimobilisasi dengan

perangkat keras interna, imobilisasi eksternal normalnya tidak diperlukan.

- Fraktur ekstremits dapat diimobilisasi dengan gibs, gibs fiberglas atau dengan

brace yang tersedia secara komersial

Semua pasien fraktur perlu diperiksa untuk menilaian neurology dan vascular.

Adanya nyeri, pucat, prestesia, dan hilangnya denyut nadi pada ekstremitas distal

merupakan tanda disfungsi neurovaskuler.

Fraktur femur dextra bagian proksimal 8

Page 9: Fraktur  femur dextra bagian proksimal

Bila traksi digunakan untuk reduksi, maka traksi juga bertindak sebagai

imobilisasi dengan ekstrimitas disokong di atas ranjang atau di atas bidai sampai

reduksi tercapai. Kemudian traksi dilanjutkan sampai ada penyembuhan yang

mencukupi, sehingga pasien dapat dipindahkan memakai gibs atau brace.

Sedapat mungkin pembidaian (splinting) harus dilakukan dalam posisi fungsional

sendi yang bersangkutan.

4. Pemulihan fungsi (restorasi) atau rehabilitasi

Sesudah periode imobilisasi pada bagian manapun selalu akan terjadi kelemahan otot

dan kekakuan sendi. Hal ini dapat diatasi dengan aktivitas secara progresif, dan ini

dimudahkan dengan fisioterapi atau dengan melakukan kerja sesuai dengan fungsi

sendi tersebut. Adanya penyambungan yang awal dari fragmen-fragmen sudah cukup

menjadi indikasi untuk melepas bidai atau traksi, akan tetapi penyambungan yang

sempurna (konsolidasi) seringkali berlangsung dalam waktu yang lama. Bila

konsolidasi sudah terjadi barulah klien diijinkan untuk menahan beban atau

menggunakan anggota badan tersebut secara bebas.

Tahap Penyembuhan Fraktur3,4 :

1. Stadium pembentukan hematom :

Hematom terbentuk dari darah yang mengalir yang berasal dari pembuluh darah yang

robek.

Hematom dibungkus jaringan lunak sekitar (peristeum & otot).

Terjadi sekitar 1 – 2 x 24 jam.

2. Stadium proliferasi sel/implamasi :

Sel-sel berproliferasi dari lapisan dalam periosteum, sekitar lokasi fraktur.

Sel-sel ini menjadi precusor osteoblast.

Sel-sel ini aktif tumbuh ke arah fragmen tulang.

Prolifferasi juga terjadi di jaringan sumsum tulang.

Terjadi setelah hari ke 2 kecelakaan terjadi.

3. Stadium pembentukan kallus :

Osteoblast membentuk tulang lunak (kallus).

Kallus memberikan rigiditas pada fraktur.

Fraktur femur dextra bagian proksimal 9

Page 10: Fraktur  femur dextra bagian proksimal

Jika terlihat massa kallus pada X-ray berarti fraktur telah menyatu.

Terjadi setelah 6 – 10 hari setelah kecelakaan terjadi.

4. Stadium konsolidasi :

Kallus mengeras dan terjadi proses konsolidasi. Fraktur teraba telah menyatu.

Secara bertahap menjadi tulang mature.

Terjadi pada minggu ke 3 – 10 setelah kecelakaan.

5. Stadium remodeling :

Lapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada lokasi eks fraktur.

Tulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklast.

Pada anak-anak remodeling dapat sempurna, dewasa masih ada tanda penebalan tulang.

Faktor Yang Menghambat Penyambungan Union :

1. Luas fraktur.

2. Reposisi yang tidak memadai.

3. Imobilisasi yang tidak memadai ditinjau dari segi waktu maupun luas imobilisasi.

4. Sepsis atau tindakan pembedahan.

Faktor Yang Mencegah Terjadinya Penyambungan Union :

1. Interposisi jaringan lunak seperti otot di antara ujung-ujung fraktur.

2. Imobilisasi yang tidak memadai.

3. Traksi yang berlebihan (distraksi), sehingga mencegah peyambungan oleh callus.

4. Infeksi.

Traksi4

Merupakan metode penyembuhan fraktur yang bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang

patah dalam jangka waktu sesingkat mungkin.

Metode Pemasangan Traksi :

1. Traksi Manual

Dilakukan dengan menarik bagian tubuh. Tujuannya adalah untuk perbaikan dislokasi,

mengurangi fraktur, dan dilakukan pada keadaan emergency

2. Traksi Mekanik

Ada dua macam, yaitu :

a. Traksi Kulit

Fraktur femur dextra bagian proksimal 10

Page 11: Fraktur  femur dextra bagian proksimal

Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot.

Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg. Untuk anak-anak waktu

beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak

diteruskan dengan pemasangan gips.

b. Traksi Skeletal

Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced

traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal

atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.

Kegunaan Pemasangan Traksi :

Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya :

Mengurangi nyeri akibat spasme otot

Memperbaiki dan mencegah deformitas

Immobilisasi

Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).

Mengencangkan pada perlekatannya.

Macam - Macam Traksi

1. Traksi Panggul

Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat

puncak iliaka.

2. Traksi Ekstension (Buck’s Extention)

Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki.

Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk

mengurangi spasme otot.

3. Traksi Cervikal

Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme. Traksi ini

biasa dipasang dengan halter kepala.

4. Traksi Russell’s

Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan

untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa

Fraktur femur dextra bagian proksimal 11

Page 12: Fraktur  femur dextra bagian proksimal

digunakan. Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki

dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.

5. Traksi khusus untuk anak-anak

Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman

pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas splint, sedang

tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai 2

minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu

otot-otot paha dapat dilatih secara aktif.

Terapi Farmakologi5

Penanganan fraktur batang femur tertutup ditangani dengan cara :

Pemberian analgesik dan anti inflamasi non steroid (AINS)

Dipakai untuk menghilangkan rasa nyeri dan mencegah proses terjadinya inflamasi

pada pasien. Contoh obat jenis analgesik dan anti inflamasi non steroid diantaranya

ibuprofen, salisilat, salisilamid, diflunisial dan para aminofenol (parasetamol).

Terapi non farmakologi

Prinsip-Prinsip Pengobatan Fraktur :

a. Jangan membuat keadaan lebih jelek

Beberapa fraktur terjadi akibat trauma disebabkan oleh pengobatan yang diberikan disebut

iatrogenik

b. Pengobatan berdasarkan diagnosis dan prognosis yang akurat

Perlu ditetapkan apakah fraktur tersebut merupakan jenis fraktur tertutup atau terbuka

c. Seleksi pengobatan untuk tujuan khusus

Menghilangkan nyeri : terjadi karena adanya trauma pada jaringan lunak dan akan

bertambah nyeri bila ada pergeseran

Memperoleh posisi yang lebih baik dari fragmen

Mengusahakan terjadinya penyambungan tulang

d. Bersifat realistik dan praktis

Menyesuaikan pengobatan sesuai dengan penderita (umur, jenis fraktur, komplikasi).

PENCEGAHAN FRAKTUR

Dapat diberikan kalsium serta vitamin D untuk mencegah adanya fraktur yang

disebabkan oleh kelainan metabolisme tubuh.

Fraktur femur dextra bagian proksimal 12

Page 13: Fraktur  femur dextra bagian proksimal

Berhati-hati dalam melakukan segala aktifitas agar tidak terjadi kecelakaan.

PROGNOSIS

Karena pasien langsung berobat ke dokter dan jangka waktu kecelakaan tidak terlalu panjang,

dengan penatalaksanaan yang baik dan tepat prognosis nya baik.

KESIMPULAN

Seorang wanita berusia 60 tahun mengalami fraktur tertutup pada femur sebelah kanan nya di

bagian 1/3 proksimalnya. Hipotesis kelompok diterima. Fraktur ini harus ditangani dengan

cepat dan tepat agar pasien bisa cepat sembuh dan dapat beraktifitas kembali.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. EGC : Jakarta.

2. Moore, Keith L.2002. Anatomi Klinis Dasar. Hipokrates : Jakarta.

3. Sjamsuhidajat R, Jong W. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II. EGC : Jakarta.

4. Rasjad, Chairuddin. 2009. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Yarsif Watampoe : Jakarta.

5. Gan Gunawan, Sulistia. 2007 . Farmakologi dan Terapi. FKUI : Jakarta.

Fraktur femur dextra bagian proksimal 13