FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI...

61
FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI(Glycine max L.Merr)dengan METODE PENGUAPAN PELARUT AYU ASYHARI.G N111 09 002 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI...

Page 1: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI(Glycine max

L.Merr)dengan METODE PENGUAPAN PELARUT

AYU ASYHARI.G

N111 09 002

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2013

Page 2: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

FORMULASI MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)dengan METODE

PENGUAPAN PELARUT

AYU ASYHARI.G

N111 09 002

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2013

Page 3: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr) dengan METODE PENGUAPAN

PELARUT

SKRIPSI

untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana

AYU ASYHARI.G

N111 09 002

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2013

Page 4: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

iii

PERSETUJUAN FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK

KEDELAI (Glycine max L.Merr)dengan METODE PENGUAPAN PELARUT

AYU ASYHARI.G

N111 09 002

Disetujuioleh :

PembimbingUtama, PembimbingPertama, Dra.ErminaPakki.,M.Si,Apt Abdul Rahim.,S.Si,M.Si,Apt NIP. 19610606 198803 2 002 NIP. 1977111 200812 1 001

Pembimbing Kedua,

Dra.Hj.AisyahFatmawati.,M.Si,Apt

NIP. 19541117 198301 2 001

Page 5: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

iv

PENGESAHAN

FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)dengan METODE PENGUAPAN

PELARUT

Oleh : Ayu Asyhari.G

N111 09 002

Dipertahankan di hadapanPanitiaPengujiSkripsi FakultasFarmasiUniversitasHasanuddin

PadaTanggal 25 Juli 2013

PanitiaPengujiSkripsi

1. Prof. Dr. Hj. Asnah Marzuki, M.Si., Apt. :………………..

(Ketua)

2. Dr. Herlina Rante, S.Si., M.Si., Apt : ……………….

(Sekretaris)

3. Dra. ErminaPakki, M.Si., Apt : …………….....

(Ex. Officio)

4. Abdul Rahim, S.Si. M.Si., Apt : ……………….

(Ex Officio)

5. Dra. Hj. Aisyah Fatmawaty, M.Si., Apt : ……………….

(Ex Officio)

6. Dr. Hj. Sartini, M.Si., Apt : ......................

(Anggota)

Mengetahui : DekanFakultasFarmasi

UniversitasHasanuddin

Prof. Dr. Elly Wahyudin, DEA, Apt. NIP. 19560114 198601 2 001

Page 6: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

v

PERNYATAAN

Denganinisayamenyatakanbahwaskripsiiniadalahkaryasayasendiri,

tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya

juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalamn

askah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak

benar, maka skripsi dan gelar yang diperoleh, batal demi hukum.

Makassar, Juli 2013

Penyusun,

Ayu Asyhari.G

Page 7: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya

penulis mampu menyelesaikan penelitian dan skripsi ini sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Farmasi Universitas

Hasanuddin.

Rasa bangga, hormat, dan terima kasih dengan tulus penulis haturkan

kepada Ibu Dra. Ermina Pakki, M.Si., Apt. selaku pembimbing utama, Bapak

Abdul Rahim, S.Si., M.Si., Apt. selaku pembimbing pertama, dan Ibu

Dra.Hj.Aisyah Fartmawaty, M.Si., Apt yang dengan penuh kesabaran dan

pengertian memberikan petunjuk, bimbingan dan bantuan selama penelitian

dan penyusunan skripsi ini.

Terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada Ibu Dekan,

Wakil Dekan 1, Wakil Dekan 2, dan Wakil Dekan 3 Fakultas Farmasi, Bapak

dan Ibu Dosen Farmasi, seluruh staf dan karyawan Fakultas Farmasi,

terkhusus kepada Bapak Prof. Dr. H. Tadjuddin Naid, M.Sc., Apt.selaku

penasehat akademik atas segala perhatian dan nasehatnya selama

perkuliahan, Ibu Dra.Hj.Aliyah M.Si., Apt dan Ibu Dr.Hj.Sartini, M.Si., Apt.

yang selama ini bersedia menjadi tempat untuk berdiskusi terkait masalah

penelitian ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada laboran: Ibu Sumiati,

dan Kak Ismail yang telah memberikan begitu banyak bantuan dan masukan

selama penelitian ini.

Page 8: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

vii

Dengan sepenuh cinta, hormat, dan rasa bangga, penulis

menghaturkan terima kasih kepada :

Ayahanda Geri dan Ibunda Hadariah, yang telah mencurahkan

segenap perhatian dan kasih sayangnya, serta doa yang tak henti-hentinya

terucap untuk keberhasilan penulis. Juga untuk saudara-saudariku yang

telah membantu dan menjadi tempat berbagi.

Sahabat-sahabat terbaikku: Risqah, Ria, Wiwi, Nasriah, Ita, Luscap,

Ami, Dewi, Hasmi, Jummah, Nani, Ais, Amri, Suher, dan Satria, terima kasih

atas segala bantuan dan doanya selama ini, tanpa dukungan yang begitu

besar dari kalian, penulis tidak mungkin menyelesaikan penelitian ini.

Teman-teman angkatanku Ginkgoers serta teman-teman sefakultas

yang telah mendukung selama ini, tanpa bantuan dan semangat dari kalian,

penulis tidak mungkin sampai ke tahap ini. Buat seniorku Kak Mawan, Kak

Cici, Kak Eki, Kak Tuti, Kak Nana, dan Kak Iffah yang telah memberikan

begitu banyak saran, bantuan dan bimbingan selama kuliah dan penelitian.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, tanggapan, saran, maupun kritik sangat

diharapkan dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga karya kecil ini dapat

bermanfaat. Amin.

Makassar, Juli 2013

Penulis

Page 9: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

viii

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mikrokapsul ekstrak kedelai metode emulsifikasi penguapan pelarut menggunakan penyalut etil selulosa. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi mikrokapsul dari ekstrak kedelai serta mengetahui pengaruh konsentrasi penyalut terhadap karakteristik mikrokapsul ekstrak kedelai. Penyalut etil selulosa digunakan dengan tiga variasi yang berbeda, yakni 3, 4, dan 5%. Ekstrak kedelai yang diperoleh dari hasil maserasi dengan pelarut etil asetat diformulasi membentuk mikrokapsul dari masing-masing konsentrasi etil selulosa. Evaluasi karakteristiknya meliputi distribusi ukura partikel menggunakan mikroskop optik, morfologi mikrokapsul dengan menggunakan alat SEM (Scanning Electrone Microscope), serta pengukuran kadar ekstrak kedelai yang terjerap dalam penyalut etil selulosa. Hasil penelititan karakteristik morfologi dari mikrokapsul sferis dengan diameter rata-rata untuk formula I (3:1) 229 µm, formula II (4:1) 292 µm, formula III (5;1) 293 µm, dan kadar ekstrak kedelai yang terjerap dalam mikrokapsul untuk formula I (3:1) 0,84 bpj, formula II (4:1) 0,795 bpj, formula III (5:1) 0,791 bpj. Hasil yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi konsentrasi bahan penyalut yang digunakan diameter partikel dan tebal dinding mikrokapsul semakin besar, kadar ekstrak yang terjerap semakin sedikit.

Page 10: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

ix

ABSTRACT

A research concerning microencapsulation of soybean extract was prepared by emulsification-evaporation solvent system with ethyl cellulose as coating material had been done. The research was aimed at formulating and determinating the effect of concentration of ethyl cellulose as coating material on the characteristic of soybean extract microcapsules. Ethyl cellulose was used in three variaous consentration i.e., 3%, 4%, 5%. Soybean extract obtained from the maceration with ethyl acetat solvent, was formulated to form mikrocapsules of each concentration of ethyl cellulose. Evaluation of its characteristics including size distribution of particles using optical microscopy, morphology mikrocapsules by using a SEM (Scanning Electrone Microscope), and concentration of adsorbed soy extract in ethyl cellulose coating. Results showed morphological characteristics of spherical microcapsules with an average diameter of formula I (3:1) 229 µm, the formula II (4:1) 292 µm, the formula III (5:1) 293 µm, and soy extract concentration in the adsorbed microcapsules for formula I (3:1) 0.84 ppm, formula II (4:1) 0.795 ppm, formula III (5:1) 0.791 ppm. The result showed higher concentration of coating materials used, particle diameter ad the wall thickness of the microcapsules the adsorbed extract less concentration.

Page 11: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. . i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................... . viii

ABSTRACT ........................................................................................ . ix

DAFTAR ISI .. ..................................................................................... . x

DAFTAR TABEL .................................................................................. . xiii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. . xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... . xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ . 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... . 5

II.1 Uraian Umum Kedelai .................................................................... . 5

II.2 Uraian Umum Sediaan MIkrokapsul............................................... 7

II.2.1 Kelebihan dari Sistem Mikroenkapsulasi ..................................... 8

II.2.2 Kekurangan dari Sistem Mikroenkapsulasi ................................ 9 II.2.3 Tujuan Mikroenkapsulasi……….………………………................... 9

II.2.4 Mekanisme Pelepasan mikrokapsul ........................................... 10

II.2.5 Evaluasi Mikroenkapulasi ............................................................ 10

II.2.6 Komponen Mikrokapsul ............................................................... 11

II.2.7 Metode Pembuatan Mikroenkapsulasi ........................................ 14

Page 12: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

xi

II.3 Uraian Bahan ................................................................................. 20

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................. 22

III.1 Alat dan Bahan yang Digunakan ................................................... 22

III.2 Penyiapan Sampel ........................................................................ 22

III.2.1 Pengambilan Sampel ................................................................. 22

III.2.2 Pengolahan Sampel ................................................................... 22

III.2.3 Esktraksi Sampel ...................................................................... 23

III.3. Rancangan Formula Mikrokapsul ............................................... 23

III.3.1 Pembuatan Formula Mikrokapsul............................................... 24

III.4 Evaluasi Mikrokapsul .................................................................... 24

III.4.1 Bentuk dan Morfologi Mikrokapsul ............................................. 24

III.4.2 Distribusi Ukuran Partikel Mikrokapsul ...................................... 24

III.4.3 Uji Interfensi .............................................................................. 25

III.4.4 Pengukuran Kadar Isoflavon yang Terjerap .............................. 25

III.4.5 Pengukuran Ketebalan Dinding Mikrokapsul ............................ 25

III.4.6 Pengukuran Efisiensi Penjerapan Mikrokapsul ......................... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 27

IV.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 27

IV.1.1 Hasil Ekstraksi ........................................................................... 27

IV.1.2 Karakteristik Mikrokapsul ........................................................... 27

IV.2 Pembahasan ................................................................................ 29

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 34

Page 13: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

xii

V.1 Kesimpulan .................................................................................... 34

V.2 Saran ............................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 35

Page 14: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rancangan Formula Mikrokapsul ................................................ 23

2. Distribusi Ukuran Partikel Mikrokapsul ....................................... 43

3. Kadar Isoflavon Yang Terjerap dalam MIkrokapsul ..................... 45 4. Efisiensi Penjerapan oleh Mikrokapsul............. ........................... 45

Page 15: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Proses Mikroenkapsulasi ........................................................................... 8

2. Bentuk Morfologi Mikrokapsul ............................................................ 27;40

3. Distribusi Ukuran Partikel…….................................................................. 28

4. Mikrokapsul .............................................................................................. 40

5. Kurva Baku Standar Isoflavon Genistein .................................................. 44

Page 16: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skema Kerja Pengolahan Sampel ............................................... 38

2. Skema Kerja Pembuatan Mikrokapsul.............. ........................... 39

3. Data Hasil Pengamatan................................................................. 40

Page 17: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Kedelai (Glycine max L. Merr) adalah tanaman semusim yang

umumnya tumbuh di daerah dengan ketinggian 0-500 meter dari permukaan

laut (1). Biji kedelai merupakan sumber protein, oligosakarida, serat, mineral,

isoflavon, asam fenolat, saponin,dan asam fitat (2). Salah satu senyawa

bioaktif yang memiliki konsentrasi tinggi dalam kedelai adalah isoflavon.

Isoflavon merupakan senyawa polifenol yang berperan sebagai senyawa

antioksidan karena memiliki kemampuan dalam mencegah paparan radikal

bebas yang berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. Diantara kandungan

isoflavon yang paling tinggi yang memiliki efek antioksidan adalah genistein,

daidzin, dan glycitein (3,4).

Aktifitas antioksidan isoflavon dapat diketahui melalui konsentrasi dan

strukturnya, seperti kemampuan gugus gula dari isoflavon yang direduksi

membentuk senyawa aglikon memiliki aktifitas antioksidan kira-kira 50-100

kali. Jaehwan Lee (2004) menyatakan, kurang dari 2,1 % (0,15/mol dari

7,12/mol/g kedelai) isoflavon dalam kedelai dalam bentuk aglikon dapat

memperlihatkan aktifitas antioksidan (3).

Isoflavon adalah salah satu senyawa kimia yang termasuk dalam

senyawa metabolit sekunder yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan.

Senyawa-senyawa tersebut pada umumnya dalam keadaan terikat/konjugasi

Page 18: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

2

dengan senyawa gula atau senyawa kimia lainnya. Isoflavon terdapat dalam

2 bentuk , yaitu bentuk aglikon (bebas) dan bentuk konjugasi (terikat).

Isoflavon dapat bekerja lebih efektif jika terdapat dalam bentuk bebas.

Melalui proses hidrolisis senyawa gula dibebaskan dari bentuk glikosida

menjadi bentuk aglikon (bebas) (5,6). Pada sediaan mikrokapsul pelepasan

obat dari matrix polymer diaktifkan oleh hidrolisis yang diinduksi dari

degradasi ikatan polimer, serta laju penetrasinya dikontrol oleh degradasi

polimer (7).

Kedelai yang berfungsi sebagai antioksidan, berperan dalam

mencegah berbagai penyakit seperti kanker payudara, kanker prostat,

diabetes, menurunkan kadar kolesterol dalam darah, dan membantu

menjaga kadar hormon estrogen. Olehnya itu kedelai dimanfaatkan secara

optimal dengan dibuat produk-produk selain produk maknan. Produk yang

dapat dimanfaatkan misalnya adalah Food suplement dalam bentuk yang

praktis merupakan salah satu strategi untuk untuk menaikkan daya konsumsi

kedelai di masyarakat mengingat berubahnya pola gaya hidup masyarakat

yang cenderung mencari sesuatu yang mudah dan praktis. Strategi

pengolahan kedelai perlu untuk terus ditingkatkan, baik sebagai bahan

makanan maupun produk lain, misalnya dalam bentuk mikrokapsul (8,9).

Isoflavon dalam kedelai dan hasil olahan kedelai tanpa fermentasi

berbentuk glikosida. Bentuk glikosida tidak dapat diabsorpsi oleh tubuh dan

harus dihidrolisis sebelum dimetabolisme. Menurut Donkor dan Shah (2008)

Hidrolisis oleh bakteri penghasil β-glucosidase terjadi disepanjang saluran

Page 19: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

3

cerna. Mikroorganisme probiotik, semisal Lactobacillus dan Bifidobacterium

memiliki enzim β-glucosidase endogen yang berperan penting dalam

mengubah profil isoflavon selama fermentasi. Produk olahan kedelai

mempunyai jumlah isoflavon yang bervariasi, tergantung proses pengolahan.

Menurut Iowa State University Data base on the Isoflavone Content of Food

(2002), Sari kedelai (soymilk) memiliki jumlah isoflavon total yang cukup

besar, yaitu 9,56 mg/100 g. Meskipun demikian, sari kedelai berbentuk cair

penggunaan dan penyimpanannya tidak praktis. Bentuk cair tersebut juga

menyulitkan untuk modifikasi rasa dan aroma. Karena itu, sari kedelai

sebaiknya diformulasi dalam bentuk sediaan padat (10).

Selain untuk meningkatkan daya konsumsi dari konsumen, penyalutan

isolaflavon dalam bentuk mikrokapsul juga untuk menjaga kestabilannya.

Salah satu kekurangan dari isoflavon adalah ketidakstabilannya terhadap

cahaya, mudah teroksidasi, serta mudah mengalami perubahan kimia,

sehingga untuk menjaga kestabilan dari isoflavon agar dapat memberikan

efek yang maksimal maka isoflavon diformulasi dalam bentuk mikrokpasul

(11).

Mikroenkapsulasi adalah suatu proses di mana padatan, cairan atau

bahkan gas dapat tertutup dalam pembentukan partikel mikroskopis yang

dilapisi oleh lapisan tipis berupa film dari bahan polimer. Mikrokapsul

merupakan sistem pelepasan terkontrol untuk meningkatkan efektifitas zat

aktif dengan mekanisme kerja pada jaringan terget dalam jumlah optimal,

pada waktu yang ditentukan dengan efek toksisitas dan efek samping yang

Page 20: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

4

rendah. Selain itu juga keefektifannya dalam pembuatan berbagai sediaan

(12).

Metode emulsifikasi penguapan pelarut pada prinsipnya adalah

melarutkan polimer di dalam pelarut yang mudah menguap, kemudian obat

didispersikan atau dilarutkan dalam larutan polimer. Larutan polimer yang

mengandung obat diemulsikan di dalam fase pendispersi, dan biarkan

pelarut menguap kemudian mikrokapsul dikumpulkan dengan proses

pencucian, filtrasi, dan pengeringan (13).

Permasalahannya adalah bagaimana memformulasi sediaan

mikrokapsul dengan karakteristik fisik yang baik sehingga mampu menjaga

kestabilan dari isoflavon dari ekstrak kedelai (Glysine max L.Merr)

Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasi sediaan mikrokapsul

dari ekstrak kedelai (Glysine max L.Merr) dengan metode penguapan

pelarut, serta melakukan evaluasi fisik dari mikrokapsul.

Page 21: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Uraian umum Kedelai

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/diikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus : Glycine

Spesies : Glycine max L.Merr (14).

Kedelai atau Glycine seperti Glycine max (Kacang Kedelai)

merupakan tanaman dari suku Fabaceae. Tumbuhan ini mempunyai

peranan yang sangat penting dalam budaya Asia baik sebagai makanan,

minuman maupun sebagai obat. Khasiat sebagai obat disebabkan oleh

adanya senyawa bioaktif yang bermanfaat untuk menjaga dan

memperbaiki sistem fisiologis maupun untuk pencegahan penyakit.

Terutama pada bagian biji dari tumbuhan kedelai ini. Senyawa bioaktif

yang mempunyai sifat antioksidatif diperlukan untuk mempertahankan

Page 22: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

6

fungsi biologis ini. Kedelai mengandung senyawa-senyawa antioksidan

diantaranya adalah vitamin E, vitamin A, provitamin A, vitamin C dan

senyawa flavonoid golongan isoflavon, genistein dan daidzein. Penelitian

yang pernah dilakukan menyatakan bahwa pada biji kedelai diketahui

mengandung senyawa flavonoid golongan isoflavon. Isoflavon ini boleh

dibilang hanya terdapat pada kedelai saja. Isoflavon ini berfungsi

melakukan regulasi untuk menghambat pertumbuhan kanker seperti

kanker prostat pada kaum laki-laki dan kanker payudara pada kaum

wanita, selain berfungsi untuk mencegah kanker, biji kedelai juga

berfungsi untuk menurunkan resiko terkena penyakit jantung, diabetes,

ginjal dan osteoporosis (15,16).

Senyawa antioksidan alami pada tumbuhan polifenolik ini memiliki

multi fungsional dan dapat beraksi sebagai (a) pereduksi, (b) penangkap

radikal bebas, (c) pengkelat logam, (d) peredam terbentuknya singlet

oksigen (Pratt, 1992). Secara kimiawi, senyawa fenolik dapat

terdefinisikan sebagai kelompok senyawa kimia yang memiliki cincin

aromatik yang berikatan dengan kelompok hidroksil ( -OH ). Adanya

gugus hidroksil menyebabkan senyawa bersifat polar. Senyawa fenolik

terdistribusi luas dalam berjuta spesies tumbuh-tumbuhan dan sejauh ini

lebih dari 800 struktur senyawa fenolik telah diketahui. Senyawa fenolik

mampu meredam reaksi berantai radikal bebas dalam tubuh yang pada

akhirnya dapat menekan terjadinya penyakit kanker (15,16). Namun

senyawa ini sangat sensitif terhadap sinar matahari, kurang larut dalam

Page 23: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

7

air, dan mudah mengalami perubahan kimia seperti proses oksidasi dan

reduksi (17). Mengingat potensi senyawa isoflavon yang cukup besar

dalam kehidupan maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan

kestabilan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

memformulasinya dalam bentuk mikrokapsul.

II.2 Uraian Umum Sediaan Mikrokapsul

Mikroenkapsulasi adalah teknologi untuk menyalut atau melapisi

suatu zat inti dengn suatu lapisan dinding polimer sehingga menjadi

partikel-partikel kecil berukuran mikro. Dengan adanya lapisan dinding

polimer ini, zat inti akan terlindung dari pengaruh lingkungan luar. Bahan

inti dapat berupa padatan cairan atau gas. Mikrokapsul yang terbentuk

dapat berupa partikel tunggal atau bentuk agregat dan biasanya memiliki

rentang ukuran partikel antara 5-5000 µm. Ukuran tersebut bervariasi

tergantung metode dan ukuran partikel bahan inti yang digunakan (18,19).

Sebagai suatu sistem pelepasan obat secara terkontrol untuk mengatasi

beberapa masalah terapi konvensional dan meningkatkan efektifitas terapi

obat yang diberikan serta menjaga kestabilan obat dari pengaruh

lingkungan dan sistem pelepasan terkontrol atau ketersediaan bahan obat

yang dilapisi. Untuk mendapatkan efek terapi maksimal, dibutuhkan

adanya agen pembawa untuk membawa material obat menuju jaringan

target dalam jumlah yang optimal pada periode yang waktu yang

diinginkan dengan toksisitas dan efek samping yang minimal (12).

Page 24: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

8

Ada berbagai metode dalam membawa zat aktif ke jaringan target

dalam mode pelepasan terkontrol. Salah satu pendekatan menggunakan

mikrosfer sebagai pembawa untuk obat-obatan. Mikrosfer adalah bahan

yang memiliki aliran bebas khas terdiri dari protein atau sintetis polimer

yang biodegradable di alam dan idealnya memiliki ukuran partikel kurang

dari 200 µm. Keunikan mikroenkapsulasi adalah ukuran partikel yang

diselubungi lebih kecil dan juga penggunaan serta penyesuaian terhadap

berbagai dosis sediaan (12).

Gambar 1 : Proses Mikrokapsulasi (12)

II.2.1 Kelebihan dari sistem mikroenkapsulasi

Kelebihan formulasi dalam bentuk mikroenkapsulasi, diantaranya :

1. Teknik ini dapat digunakan untuk mengkonversi obat cair dalam bentuk

serbuk mengalir bebas.

2. Obat-obatan, yang tidak stabil terhadap oksigen, kelembaban atau

cahaya, dapat distabilkan dengan mikroenkapsulasi.

3. Inkompabilitas antara obat dapat dicegah dengan mikroenkapsulasi.

4. Obat yang mudah menguap misalnya metil salisilat dan minyak

peppermint dapat dicegah penguapannya dengan mikroenkapsulasi

Page 25: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

9

5. Banyak obat dibuat dalam bentuk mikrokapsul untuk mengurangi

toksisitas dan iritasi GI termasuk sulfat besi dan KCl.

6. Perubahan ditempat penyerapan juga dapat dicapai dengan

mikroenkapsulasi.

7. Bahan kimia beracun seperti insektisida dapat dibuat dalam bentuk

mikrokapsul untuk mengurangi kemungkinan timbulnya reaksi negatif

oleh orang yang sensitif terhadap zat kimia tersebut (12).

II.2.2 Kekurangan dari Sistem Mikroenkapsulasi

1. Adakalanya penyalutan bahan inti oleh polimer kurang sempurna atau

tidak merata sehingga akan mempengaruhi pelepasan zat inti dari

mikrokapsul

2. Dibutuhkan teknologi mikroenkapsulasi

3. Harus dilakukan pemilihan polimer penyalut dan pelarut yang sesuai

dengan bahan inti agar diperoleh hasil mikrokapsul yang baik (19).

II.2.3 Tujuan Mikroenkapsulasi

1. Mengubah bentuk cairan menjadi padatan

2. Melindungi inti dari pengaruh lingkungan

3. Memperbaiki aliran serbuk

4. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak

5. Menyatukan zat-zat yang tidak tersatukan secara fisika kimia

6. Menurunkan sifat iritasi inti terhadap saluran cerna

7. Mengatur pelepasan bahan inti

8. Memperbaiki stabilitas bahan inti (19).

Page 26: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

10

II.2.4 Mekanisme pelepasan obat dari mikrokapsul

Pelepasan obat dari mikrokapsul dapat melalui berbagai cara yaitu

melalui proses difusi melewati lapisan polimer, erosi dari lapisan polimer

atau melalui kombinasi dari erosi dan difusi. Umumnya obat yang dibuat

dengan cara ini lebih banyak dilepaskan melalui difusi membran. Cairan

dari saluran pencernaan berdifusi melalui membran ke dalam sel,

kemudian obat akan melalui difusi pasif dari larutan konsentrasi tinggi di

dalam sel kapsul melalui membran ke tempat konsentrasi rendah pada

cairan saluran pencernaan. Jadi kecepatan pelepasan obat ditentukan

oleh sifat difusi obat pada membran (12).

II.2.5 Evaluasi mikrokapsul

Pembuatan suatu produk obat khususnya mikrokapsul, tidak lepas

dari berbagai evaluasi untuk mengontrol kualitas produk dan mengetahui

layak tidaknya mikrokapsul yang diperoleh untuk digunakan dan

dipasarkan. Evaluasi yang dilakukan pada mikrokapsul meliputi

pemeriksaan morfologi mikrokapsul, pengukuran partikel, penentuan

kandungan zat inti serta efisiensi penjerapan obat oleh penyalut (19).

1. Pemeriksaan morfologi mikrokapsul

Pemeriksaan morfologi mikrokapsul dengan menggunakan

scanning electron microscopy untuk mengetahui sifat pelepasan obat,

karakteristik permukaan dan adanya pori-pori pada permukaan

mikrokapsul.

Page 27: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

11

2. Pengukuran partikel dievaluasi dengan menggunakan mikroskop

optik, untuk mengetahui diameter dari ukuran mikrokapsul.

3. Penentuan kandungan obat mikrokapsul dilakukan untuk mengetahui

banyaknya zat aktif yang dapat terkapsulasi dan efisiensi metode

yang digunakan. Mikrokapsul dapat mengandung bahan inti sampai

99% dihitung terhadap berat mikrokapsul. Metode yang digunakan

tergantung dari kelarutan bahan penyalut dan bahan inti. Jika bahan

inti dan bahan penyalut larut dalam pelarut bukan air, maka

penentuan kandungan mikrokapsul dilakukan dengan melarutkan

mikrokapsul dalam pelarut organik yang sesuai dan kadar obat

kemudian ditentukan dengan metode analitik yang sesuai. Jika hanya

bahan inti saja yang larut dalam air sedangkan bahan penyalutnya

tidak larut maka dapat dilakukan pelarutan mikrokapsul dalam air

dengan pengadukan yang cepat, sehingga inti akan terlarut atau

dapat pula dilakukan penggerusan mikrokapsul sehingga penyalut

pecah dan inti dapat terlarut dalam pelarut yang sesuai. Setelah itu

dilakukan penyaringan untuk menghilangkan fragmen polimer yang

tidak larut. Bahan inti selanjutnya ditentukan kadarnya dengan metode

analisis yang sesuai (19).

II.2.3 Komponen Mikrokapsul

1. Bahan Inti

Bahan inti, yang didefinisikan sebagai bahan spesifik yang akan

dilapisi, baik cair atau padat. Komposisi bahan inti dapat bervariasi,

Page 28: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

12

seperti bahan inti berupa cairan dapat didispersikan dan atau

dilarutkan. Bahan inti padat menjadi konstituen aktif, stabilisator,

pengisi, bahan tambahan, dan pelepasan tingkat akselerator.

Kemampuan untuk memvariasikan komposisi bahan inti menyediakan

fleksibilitas dan pemanfaatan ini memungkinkan pengembangan sifat

mikrokapsul yang diinginkan (12).

2. Bahan Penyalutan

Pemilihan bahan pelapis yang tepat menentukan hasil dari sifat fisik

dan kimia mikrokapsul/mikrosfer, dan sebaiknya diperhatikan pemilihan

polimer. Stabilisasi, volatilitas yang menurun, bentuk pelepasan, kondisi

lingkungan, dll harus dipertimbangkan. Polimer harus mampu membentuk

film yang kohesif dengan bahan inti. Kompatibel kimia, tidak bereaksi

dengan bahan inti dan memberikan sifat penyalut yang diinginkan seperti

kekuatan, fleksibilitas, impermeabilitas, sifat optik dan stabilitas. Umumnya

polimer hidrofilik, hidrofobik polimer atau kombinasi keduanya digunakan

untuk proses mikroenkapsulasi. Sejumlah bahan penyalut telah digunakan

dengan sukses, contoh gelatin, polivinil alkohol, etil selulosa, selulosa

asetat ftalat dan anhidrida maleat styrene. Ketebalan film dapat bervariasi

tergantung pada luas permukaan bahan dan karakteristik fisik lainnya.

Mikrokapsul dapat terdiri dari partikel tunggal atau kelompok partikel.

Setelah isolasi dari cairan pembawa dan pengeringan, material

membentuk partikel padat yang memiliki aliran bebas. Materi padat ini

Page 29: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

13

cocok untuk formulasi sebagai tablet dikompresi, kapsul gelatin keras,

suspensi, dan sediaan lainnya (12).

Potensi mikroenkapsulasi yakni melibatkan pemahaman dasar

tentang sifat-sifat umum mikrokapsul, seperti sifat dari bahan inti dan

material pelapis, stabilitas dan karakteristik pelepasan bahan inti dan

metode mikroenkapsulasi (12).

Untuk mendapatkan mikrokapsul yang ideal harus memiliki

Karakteristik bahan penyalut diantaranya (12) :

1. Dapat melindungi kestabilan bahan inti

2. Inert terhadap bahan aktif.

3. Pelepasan terkontrol dalam kondisi yang diinginkan.

4. Membentuk lapisan film yang, lentur, tidak berasa, stabil.

5. Tidak higroskopis, tidak memiliki viskositas tinggi, ekonomis.

6. Larut dalam media air atau pelarut.

Beberapa contoh bahan penyalut yang biasa digunakan dalam

formulasi mikrokapsul diantaranya (12) :

1. Resin Larut Air : Gelatin, Gum Arabic, Pati, polivinil,

Carboxymethylcellulose, Hydroxyethylcellulose, Metilselulosa,

arabinogalactan, Polivinil alkohol, asam poliakrilat.

2. Resin tidak tarut air : etilselulosa, Polyethylene, polymethacrylate,

Poliamida (Nylon), Poli (Etilen vinil asetat), selulosa nitrat, Silikon, Poli

lactideco glycolide.

Page 30: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

14

3. Lilin dan lipid : Carnauba, Spermaceti, Beeswax, Asam Stearat, Stearil

Alkohol, Stearates Gliseril.

4. Resin penyalut enterik : Selulosa Asetat Ftalat.

II.2.4 Metode Pembuatan Mikrokapsul

Pembuatan mikrokapsul dapat dilakukan dengan berbagai

metode, seperti :

1. Penguapan pelarut

Bahan penyalut dalam pelarut mudah menguap yang tidak

bercampur dengan larutan pembawa. Bahan inti akan dienkapsulasi atau

terdispersi di dalam larutan polimer penyalut. Campuran ini kemudian

ditambahkan ke fase cairan pembawa, disertai dengan pengadukan

sampai pelarutnya menguap dan terbentuk mikrokapsul (20).

2. Suspensi udara (Air-suspensi)

Mikroenkapsulasi dengan teknik suspensi udara terdiri dari

penyebaran bahan padat partikulat inti dalam aliran udara pendukung dan

penyemprotan bahan pelapis di udara pada partikel. Dalam ruang lapisan,

partikel tersuspensi diudara bergerak ke atas. Dalam wadah penyalutan,

larutan penyalut yang biasanya berupa polimer disemprotkan pada

partikel yang bergerak. Selama setiap melewati zona pelapis, bahan inti

menerima kenaikan bahan pelapis. Proses siklus ini diulang, mungkin

beberapa ratus kali selama pengolahan, tergantung pada tujuan dari

mikroenkapsulasi seperti ketebalan lapisan (12).

Page 31: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

15

3. Semprot Kering (Spray drying)

Mikroenkapsulasi menggunakan spray dyring paling banyak

digunakan dalam industri pangan karena biayanya relatif lebih rendah.

Proses ini fleksibel, dapat digunakan untuk variasi bahan dalam

mikroenkapsulasi karena peralatannya mudah diterapkan dalam

pengolahan bermacam bahan dan menghasilkan partikel-partikel yang

berkualitas baik dengan distribusi ukuran partikel yang konsisten.

Bahan makanan yang dikemas dengan cara ini meliputi lemak,

minyak, dan penyedap rasa. Pelapisnya dapat berupa karbohidrat, seperti

dekstrin, gula, pati, dan gum, atau protein, seperti gelatin dan protein

kedelai. Proses mikroenkapsulasi meliputi pembentukan emulsi atau

suspensi antara bahan aktif dan pelapis, dan pengkabutan emulsi ke

sirkulasi udara kering panas dalam ruang pengering menggunakan

atomizer ataupun nozzle. Kadar air dalam droplet emulsi diuapkan akibat

kontak dengan udara panas. Padatan yang tersisa dari bahan pelapis

menjebak bahan inti (12).

Spray drying berguna untuk bahan makanan yang sensitif terhadap

panas karena proses pengeringan berlangsung sangat cepat.

Bagaimanapun juga masih terdapat kehilangan bahan aktif yang memiliki

titik didih rendah. Sifat fisik dari mikrokapsul tergantung pada suhu udara

panas (sekitar 150 — 200 C), derajat dan keseragaman dalam

pengkabutan emulsi, kadar kepadatan dari emulsi (30 — 70%), dan suhu

emulsi. Keuntungan spray drying mencakup keanekaragaman dan

Page 32: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

16

ketersediaan mesin, kualitas mikrokapsul yang tetap baik, berbagai

ukuran partikel yang dapat diproduksi, dan kemampuan dispersibilitas

yang baik dalam media berair. Beberapa kerugian yang diperoleh di

antaranya kehilangan bahan aktif dengan titik didih rendah, adanya proses

oksidasi dalam senyawa penyedap rasa, dan keterbatasan pada pilihan

bahan dinding, dimana bahan dinding harus dapat larut pada air dengan

jumlah yang layak (12).

4. Spinning disk

Spinning disk merupakan modifikasi proses dari spray

cooling/chilling dengan menggunakan metode atomisasi. Prinsip dari

spray cooling/chilling mirip dengan spray drying, namun menggunakan

udara dingin dalam proses pengeringannya. Spinning disk melibatkan

pembentukan inti suatu suspensi di lapisan cairan dan suspensi ini

terletak di atas disk yang berputar dalam kondisi yang mengakibatkan

lapisan film jauh lebih tipis daripada ukuran partikel inti. Pemakaian proses

ini meningkat dengan cepat sejak tahun 2000 karena memberikan hasil

yang seimbang atau bahkan lebih baik daripada spray drying atau spray

cooling/chilling dengan biaya proses yang tidak berbeda (12).

5. Koaservasi (Coacervation)

Teknik coacervation merupakan pemisahan fase cair/cair secara

spontan yang terjadi ketika dua polimer yang bermuatan berlawanan

(misalnya protein dan polisakarida) dicampur dalam media berair

kemudian mengarah ke pemisahan menjadi dua fase. Fase yang lebih

Page 33: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

17

rendah disebut (kompleks) coacervate dan memiliki konsentrasi yang

tinggi dari kedua polimer. Fase atas disebut sebagai supernatan atau fase

kesetimbangan, yang merupakan larutan polimer encer. Coacervate

digunakan sebagai bahan makanan, misalnya pengganti lemak atau

memberi rasa yang mirip daging dan biomaterial, seperti lapisan tipis (film)

yang dapat dimakan. Metode ini sangat efisien dan menghasilkan

mikrokapsul dengan ukuran yang lebih bervariarif daripada teknik

mikroenkapsulasi yang lain (12).

Proses ini meliputi tiga tahap, pertama, mecampur tiga fase yang

saling tidak melarutkan (fase kontinyu atau air, bahan aktif yang akan

dimikroenkapsulasi dan bahan pelapis). Kedua, bahan pelapis membentuk

lapisan pada bahan inti. Hal ini dicapai dengan merubah pH, suhu atau

kekuatan ion yang menghasilkan pemisahan fase (coacervation) dari

pelapis dan sebaran inti yang terjebak. Terakhir, bahan pelapis memadat

karena adanya panas, crosslinking (hubungan silang) dan teknik

desolvasi. Mikrokapsul yang dihasilkan dari pemisahan fase encer

memiliki dinding yang larut air dan bahan aktif yang bersifat menjauhi air

(hidrofobik), seperti minyak sayur, penyedap rasa, dan vitamin yang larut

dalam minyak (12).

6. Enkapsulasi molekul

Enkapsulasi molekuler juga dikenal dengan nama pemasukan

kompleksasi. Proses ini menggunakan siklodekstrin (cyclodextrin) untuk

membuat kompleks dan imobilisasi molekul. Siklodekstrin digunakan

Page 34: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

18

untuk menstabilkan emulsi dan melindungi bahan makanan yang sensitif

dari cahaya, panas, dan oksigen. Siklodextrin dapat meningkatkan

kelarutan bahan yang bersifat hidrofobik, mengurangi penguapan dari

penyedap rasa pada makanan, dan menutupi rasa, aroma, atau warna

makanan yang tidak diinginkan (12).

Reaksi umum dalam enkapsulasi molekuler menggunakan prinsip

“host-guest”. Kemampuan siklodekstrin untuk membentuk pemasukan

kompleksasi dengan molekul tamu memiliki dua faktor kunci. Yang

pertama adalah tergantung pada ukuran relatif siklodekstrin dengan

ukuran molekul tamu atau kunci tertentu di dalam kelompok-kelompok

fungsional tamu. Jika ukuran tamu salah maka tidak akan sesuai untuk

masuk ke dalam rongga siklodekstrin. Faktor kritis kedua adalah

termodinamik interaksi antara berbagai komponen dari sistem

(siklodekstrin, pelarut). Diperlukan adanya daya dorong dari molekul tamu

ataupun daya tarik dari siklodekstrin yang menguntungkan. Dalam hal ini,

siklodekstrin memiliki sifat fungsional hidrofilik (mendekati air) pada bagian

bawah dan atas strukturnya yang seperti donat dan bersifat hidrofobik

(menjauhi air) pada bagian tengah karena terhubung dengan jembatan

glikosidik oksigen. Senyawa yang dapat membetuk kompleks dengan

siklodekstrin adalah senyawa yang bersifat hidrofobik atau memiliki bagian

yang hidrofobik. Bagian hidrofobik dari molekul tamu membentuk interaksi

yang stabil non-kovalen dengan bagian tengah siklodekstrin (12).

Page 35: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

19

6. Ekstruksi (Extrusion)

Adalah metode mikroenkapsulasi yang dapat dikategorikan sebagai

metode yang baru dan masih terus dikembangkan. Pada proses ekstrusi,

bahan inti didispresikan pada karbohidrat cair yang kemudian bahan inti

akan ditangkap dan dikeraskan oleh bahan penyalut selama kontak

terjadi. Metode ini pertama kali dilakukan oleh Schultz (1956) yang

mencoba mendispersikan minyak kulit jeruk pada dekstrosa cair dengan

sedikit ditambahkan maltodekstrin. Stabilitas bahan yang terenkapsulasi

dapat mencapai 6 bulan lamanya. Kelemahan metode ekstrusi antara lain

biaya operasinya yang mahal dan diperkirakan dua kali lipat dibandingkan

dengan metode spray drying (21).

7. Kokristalisasi

Merupakan metode yang menggunakan sukrosa sebagai bahan

penyalut, hal ini dapat merujuk penelitian mikroenkapsulasi oleoresin pala

(Chandrayani, 2002). Dalam kokristalisasi, enkapsulasi terjadi akibat

kristalisasi spontan dari sukrosa yang menghasilkan bentuk yang

mengelompok dengan jarak ukuran 3-300 μm yang diantaranya akan

tersalut bahan inti. Proses enkapsulasi ini lebih mudah namun pemilihan

bahan penyalut terbatas dan produk yang dihasilkan tidak seperti produk

enkapsulasi metode lainnya yang berbentuk kristal kecil dan halus (21).

Page 36: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

20

8. Gelasi ion

Metode ini melibatkan campuran dua fase aqueous yang akan

menghasilkan interaksi ionik antara muatan yang berada dari kedua fase.

Gelasi ion melibatkan bahan yang mengalami transisi dari cairan menjadi

gel tergantung pada kondisi interaksi ionik pada temperatur ruang (20).

II.3 Uraian Bahan

1. Etil Selulosa

Etil selulosa merupakan polimer yang tidak larut dalam air yang

secara luas telah digunakan dalam pembuatan bentuk sediaan sustained

release dari obat yang larut dalam air (22). Dikarenakan etil selulosa tidak

larut didalam air, sehingga dapat menghalangi lepasnya obat dari sediaan.

Kecepatan pelepasan obat dari matriks etil selulosa dapat dikendalikan

melalui proses difusi dan/atau proses erosi (23). Etil selulosa biasanya

dikombinasi dengan zat aditif yang larut dalam air untuk membuat lapisan

tipis dengan mengurangi sifat-sifat kelarutan dalam air. Polimer ini dapat

larut dalam bermacam-macam pelarut organik, tidak toksik, tidak

berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa, dan sangat stabil pada

keadaan sekelilingnya. Lapisan tipis etil selulosa yang tidak membentuk

plastik, rapuh dan perlu modifikasi untuk mendapatkan suatu formulasi

lapisan tipis. Umumnya bahan ini dipakai sebagai Aquacoat (24).

Merupakan penyalut untuk modifikasi pelepasan obat yang dapat

menutupi rasa yang tidak enak pada obat, menjaga kestabilan obat

misalnya terhadap bahan obat yang mudah teroksidasi. Etil selulosa

Page 37: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

21

memiliki viskositas yang baik sehingga dapat digunakan dalam

pembuatan mikroenkapsulasi obat, memiliki aliran yang bebas, tidak

berasa, merupakan serbuk putih, praktis tidak larut dalam gliserin,

propilenglikol dan air, larut dalam metanol, etil asetat, dan kloroform (16).

2. Tween 80

Tween 80 adalah nama dagang yang juga dikenal dengan nama

Polyoxyethylene Sorbitan Fatty Acid Ester memiliki karakter agak berbau,

sedikit rasa pahit, cairan minyak berwarna kuning, larut dalam air dan

etanol. Memiliki kestabilan terhadap elektrolit dan asam atau basa lemah,

mengalami saponifikasi jika bercampur dengan asam atau basa kuat.

Secara umum digunakan pada formulasi sediaan oral, kosmetik, makanan

(22).

3. Parafin Cair

Parafin cair adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari

minyak mineral sebagai zat pemantap dapat ditambahkan tokoferol atau

butilhidroksitoluen tidak lebih dari 10 bpj (23).

Parafin cair merupakan sediaan yang stabil, cairan kental, transparan,

tidak berflourosensi, tidak berwarna, hampir tidak berbau, dan hampir

tidak mempunyai rasa (22).

4. Aseton

Aseton merupakan senyawa yang mudah menguap, cairan

transparan Aseton biasanya digunakan dalam formulasi mikrosfer untuk

preparasi obat sustained release (22).

Page 38: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

22

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

III.1 Alat dan Bahan yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan adalah alat maserasi, blender, cawan

porselein, labu erlenmeyer (Pyrex®), gelas piala (Pyrex®), gelas ukur

(Pyrex®), HPLC (Shimadzu®), oven, pipet volume (Pyrex®), rotary evaporator,

SEM (Scanning Electron Mikroscope) (Vega-Tescan®), timbangan analitik

(Sartorius®).

Bahan-bahan yang digunakan adalah air suling, aluminium foil, aseton,

asetonitril, ekstrak kedelai, etil asetat, etil selulosa, heksan, metanol, parafin

cair, tween 80®.

III.2 Penyiapan Sampel

III.2.1 Pengambilan Sampel

Sampel biji kedelai (Glycine max L.Merr) diambil dari desa Balla,

kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang.

III.2.2 Pengolahan Sampel

Sampel biji kedelai yang masih segar dicuci bersih dengan air

mengalir, kemudian direndam dengan air panas selama 15 menit, kulit

dikeluarkan dan dikeringkan. Kemudian kedelai yang sudah kering

diserbukkan dengan menggunakan blender.

Page 39: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

23

III.2.3 Ekstraksi Sampel

Serbuk kedelai sebanyak 2 kg diekstraksi dengan metode maserasi

dengan menggunakan pelarut etil asetat sebanyak 2 liter dan dibiarkan

selama 3 hari, sambil sesekali diaduk untuk mempermudah keluarnya zat

aktif dari isi sel. Kemudian disaring untuk memisahkan antara ampas dan

hasil ekstraksinya (maserat). Ampas yang telah dipisahkan kemudian

diremasirasi dengan pelarut etil asetat dengan prosedur yang sama. Maserat

yang diperoleh dikumpulkan kemudian diuapkan pelarutnya dengan

menggunkan rotavapor, hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak yang belum

digunakan disimpan dalam eksikatus untuk menghindari petumbuhan

mikroba.

III.3 Rancangan Formula Mikrokapsul

Mikrokapsul diformulasi dalam 3 formula, eksrak kedelai, etil selulosa

(bahan penyalut) yang digunakan konsentrasi yang berbeda-beda, parafin

cair yang diemulsikan dengan tween 80® 2%, dan n-Heksan untuk mencuci

parafin yang masih melekat pada dinding mikrokapsul.

Tabel 1. Rancangan Formula

Bahan Formula

I II III

Ekstrak Kedelai (Glysine max L.Merr) 1 g 1 g 1 g

Etil Selulosa 3 g 4 g 5 g

Aseton 60 ml 60 ml 60 ml

Paraffin cair 120 ml 120 ml 120 ml

Tween 80® (2% dari 120 ml) 2,4 ml 2,4 ml 2,4 ml

n-heksan 60 ml 60 ml 60 ml

Page 40: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

24

III.3.1 Pembuatan Formula Mikrokapsul (25)

Etil Selulosa dilarutkan dengan sejumlah aseton dalam wadah gelas

piala. Ekstrak kedelai didispersikan ke dalam larutan Etil selulosa dan

diemulsikan dalam sejumlah parafin cair yang mengandung Tween 80® 2%.

Emulsi diaduk dengan homogeneser dengan kecepatan 4000 rpm pada

temperatur kamar. Mikrokapsul didekantasi dan dicuci dengan n-heksan

untuk menghilangkan parafin cair yang melekat. Setelah itu disaring dan

dikeringkan dalam oven pada suhu 400C selama 2 jam.

III.4 Evaluasi Mikrokapsul

III.4.1 Bentuk dan morfologi mikrokapsul

Ukuran mikrokapsul yang terbentuk dari suatu proses mikroenkapsulasi

dapat diamati dengan menggunakan alat mikroskop elektron (Scanning

Electron Microscope). Sampel mikrosfer ditempatkan pada sample holder

kemudian disalut dengan partikel emas menggunakan fine coater. Sampel

kemudian diperiksa dan dilihat morfologinya pada intensitas dan perbesaran

tertentu. Morfologi yang dapat diamati adalah karakteristik permukaan,

misalnya ada atau tidaknya pori-pori pada permukaan mikrokapsul (23,26).

III.4.2 Distribusi ukuran partikel

Mikrokapsul yang diamati diletakkan dibawah mikroskop sebanyak

300 partikel kemudian diukur ukuran partikelnya sesuai dengan pembacaan

pada skala (18).

Page 41: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

25

III.4.3 Uji Interfensi

Ekstrak awal kedelai dan mikrokapsul ektrak kedelai masing-masing

dilarutkan dalam pelarut metanol 70% konsentrasi 500 bpj, kemudian

masing-masing ditentukan waktu retensinya pada panjang gelombang

maksimum.

III.4.4 Pengukuran Kadar Isoflavon yang Terjerap dalam Mikrokapsul

Penentuan kandungan isoflavon dapat dilakukan dengan metode

analisis menggunakan alat HPLC. Sejumlah tertentu mikrokapsul ditimbang

kemudian digerus untuk menghancurkan dinding mikrokpasul, kemudian di

larutkan dengan metanol (70%) dan aquades (30%) diukur serapannya

dengan HPLC. Kandungan obat dihitung berdasarkan persamaan dari kurva

baku.

III.4.5 Pengukuran Ketebalan Dinding Mikrokpasul

Penentuan ketebalan dinding mikrokapsul dihitung berdasarkan berat

jenis dari ekstrak dan penyalut dan juga proporsi ekstrak dalam mikrokapsul

yang dihitung berdasarkan rumus berikut :

Keterangan :

r = rata-rata jari-jari mikrokapsul

P = Proporsi obat dalam mikrokapsul

d1 = densitas ekstrak

d2 = densitas bahan penyalut

Page 42: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

26

III.4.6 Pengukuran Efisiensi Penjerapan Mikrokapsul

Penentuan efisiensi penjerapan mikrokapsul dilakukan untuk

mengetahui banyaknya zat aktif yang terdapat dalam mikrokapsul serta

efisiensi metode yang digunakan. Mikrokapsul dapat mengandung bahan inti

hingga 99% dihitung terhadap berat mikrokapsul. diperoleh dari

perbandingan kadar senyawa yang terkandung dalam tiap gram ekstrak

dengan kadar senyawa yang terjerap dalam mikrokapsul. Penentuan

efisiensi penjerapan menggunakan metode analisis yang sesuai (20,26).

Page 43: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

27

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Penelitian

IV.1.1 Hasil Esktraksi

Serbuk biji kedelai yang diekstraksi sebanyak 2 kg dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etil asetat sebanyak 2 liter, selanjutnya di

rotavavor sehingga diperoleh ekstrak kental kedelai sebanyak 27,75 gram

dengan konsentrasi rendamen 2 %.

IV.1.2 Karakteristik Mikrokapsul

1. Hasil Pengamatan Bentuk Morfologi Mikrokapsul

Hasil identifkasi bentuk morfologi mikrokapsul menggunakan alat

SEM (Scanning Electron Microscope) menunjukkan bentuk mikrokapsul

yang sferis (Gambar 2). Namun terjadi clumping atau penggumpalan

pada beberapa mikrokapsul dan juga agregasi yang diakibatkan oleh

parafin yang masih tersisa pada dinding mikrokapsul. Hasil dapat dilihat

pada gambar 2.

C B

A

A

Page 44: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

28

Gambar 2. Hasil pengamatan morfologi mikrokapsul dengan menggunkan

alat SEM pada Formula I (A), Formula II (B), Formula III (C).

2. Distribusi Ukuran Partikel

Hasil pengukuran partikel mikrokapsul dengan konsentrasi

penyalut yang berbeda-beda pada mikroskop optik dengan

pembesaran 100 kali, ketiga formula memiliki diameter rata-rata yang

berbeda untuk formula I berada pada kisaran 229 µm, untuk formula II

berada pada kisaran 292 µm , formula III berada pada kisaran 293 µm,

dengan diameter rata-rata untuk ketiga formula masing-masing adalah

203,5 µm . Hasil dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Hasil pengukuran distribusi ukuran partikel mikrokapsul

dengan menggunkan alat mikroskop optik pada Formula I (A), Formula II

(B), Formula III (C).

3. Hasil Uji Interfensi

Hasil uji interfensi menunjukkan bahwa tidak terdapat adanya

interfensi antara ekstrak kedelai dengan penyalut etil selulosa. Hal ini

ditunjukkan dengan panjang gelombang maksimum yang sama antara

A

A

B

A

C

A

Page 45: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

29

isoflavon ekstrak awal kedelai dan isoflavon pada mikrokapsul ektrak

kedelai yaitu pada panjang gelombang 255 nm.

4. Penetapan Kadar Zat Isoflavon Genistein dalam Mikrokapsul

Hasil penentuan kandungan isoflavon yang diukur terhadap

isoflavon genistein menunjukkan bahwa untuk ektrak dalam tiap 500 bpj

diperoleh kadar , formula I dalam tiap 500 bpj mikrokapsul mengandung

0,84 bpj genistein, untuk formula II dalam tiap 500 bpj mikrokapsul

mengandung 0,795 bpj genistein, dan untuk formula III dalam tiap 500 bpj

mikrokapsul mengandung 0,791 bpj genistein. Data lengkap dapat di lihat

di tabel 3.

5. Pengukuran Tebal Dinding Mikrokapsul

Hasil pengukuran tebal dinding mikrokapsul yang dihitung

berdasarkan rumus diperoleh ukuran tebal dinding mikrokapsul untuk

formula I 51,497 µm, formula II 73,409 µm, formula III 78,49 µm.

6. Pengukuran Efisiensi Penjerapan Oleh Mikrokapsul

Hasil pengukuran efisiensi penjerapan mikrokapsul diperoleh

persentase penjerapan untuk formula I 26,33%, untuk formula II 24,92%,

untuk formula III 24,22%

IV.2 Pembahasan

Pada penelitian ini dilakukan pembuatan mikrokapsul ekstrak

kedelai dengan menggunakan metode emulsifikasi dengan prinsip

penguapan pelarut dan sebagai bahan penyalut dipilih etil selulosa,

Page 46: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

30

ekstrak kedelai yang didispersikan dalam larutan etil selulosa diemulsikan

ke dalam parafin cair hingga membentuk emulsi tipe A/M. Emulsi

kemudian dihomogenizer sampai pelarut aseton menguap seluruhnya.

Penelitian ini dilakukan dengan membuat 4 formula mikrokapsul,

namun pada penggunaan etil selulosa sebagai enkapsulan dengan

konsentrasi 2 gram, hasilnya terlihat bahwa mikrokapsul yang dibuat

terjadi agregasi karena masih adanya parafin yang ada pada dinding

mikrokpasul. Setelah mikrokapsul dikeringkan tampak parafin yang

meleleh dan membentuk menyerupai agar, setelah didekantasi berulang-

ulang hasil yang didapatkan tetap tidak terbentuk mikrokapsul yang baik.

Sehingga hanya formula I (perbandingan enkapsulan terhadap ekstrak

3:1), II (perbandingan enkapsulan terhadap ekstrak 3:1) dan III

(perbandingan enkapsulan terhadap ekstrak 3:1) yang dilanjutkan pada

tahap analisis berikutnya.

Tahap awal dilakukan penentuan distribusi ukuran partikel untuk

mentehui diameter partikel mikrokapsul yang terbentuk, dengan

menggunakan mikroskop optik dengan pembesaran 100 kali, diameter

mikrokapsul ditentukan berdasarkan pengukuran pada skala yang telah

dikalibrasi sebelumnya. Selanjutnya dilakukan analisis matematika untuk

menentukan interval kelas dari setiap diameter mikrokapsul yang

diperoleh. Dari hasil perhitungan didapatkan hasil untuk formula I diameter

rata-rata mikrokapsul berada pada kisaran 229 µm, untuk formula II

Page 47: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

31

berada pada kisaran 292 µm , formula III berada pada kisaran 293 µm,

dengan diameter rata-rata untuk ketiga formula masing-masing adalah

203,5 µm. Dari hasil ini diameter mikrokapsul berbanding lurus dengan

konsentrasi bahan enkapsulan yang digunakan, yakni semakin banyak etil

selulosa yang digunakan semakin besar pula diameter ukuran partikel dari

mikrokapsul yang dihasilkan (20). Semua mikrokapsul yang terbentuk

masuk dalam range ukuran mikrokapsul yakni 1-5000 µm.

Pada pembuatan mikrokapsul, hal yang juga berperan dalam

menentukan distribusi ukuran partikel adalah kecepatan pengadukan,

dimana pada pengadukan yang lambat akan membentuk mikrokapsul

yang besar, sebaliknya pada pengadukan yang cepat akan membentuk

mikrokapsul dengan ukuran yang sangat kecil dan tidak spheris. Dari itu

digunakan kecepatan pengadukan 4000 rpm untuk mendapatkan

mikrokapsul yang ideal (24).

Bentuk morfologi mikrokapsul diidentifikasi dengan menggunakan

alat Scanning Electron Microscope untuk mengidentifikasi bentuk

permukaan dari mikrokapsul serta melihat ada atau tidaknya pori-pori

yang terbentuk pada dinding mikrokapsul. Dari hasil yang diperoleh dapat

diketahui bentuk mikrokapsul yang terbentuk spheris, meskipun terdapat

beberapa mikrokapsul yang membentuk agregat karena masih adanya

sisa parafin pada dinding mikrokapsul.

Page 48: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

32

Hasil uji interferensi menunjukkan pada ketiga formula tidak

terdapat adanya interferensi antara ekstrak kedelai dengan bahan

tambahan lainnya. Uji interferensi bertujuan untuk mengetahui adanya

interaksi antara zat aktif dengan penyalut yang digunakan. Interferensi

yang terjadi dapat ditunjukkan dengan bergesernya panjang gelombang

maksimum, sehingga menyebabkan perubahan sifat-sifat dari zat aktif. Uji

interferensi dilakukan dengan membandingkan panjang gelombang

maksimum dari mikrokapsul dengan panjang gelombang maksimum dari

ekstrak yang dilarutkan pada larutan metanol 70% dan diukur dengan

menggunakan HPLC.

Dari hasil pengukuran yang dilakukan secara duplo diperoleh kadar

rata-rata untuk ektrak dalam 500 bpj mengandung isoflavon genistein

sebanyak 3,145 bpj, untuk formula I dalam 500 bpj mengandung sekitar

0,84 bpj, formula II dalam 500 bpj mengandung 0,795 bpj, formula III

dalam 500 bpj mengandung 0,791 bpj. Dari data yang diperoleh kadar

isoflavon yang terjerap semakin berkurang seiring dengan pertambahan

bahan enkapsulan yang digunakan (20).

Pada pengukuran jumalah zat isoflavon genistein yang terjerap

dalam mikrokapsul digunakan alat uji kuantitatif HPLC. Dari hasil

pengukuran diperoleh kadar isoflavon genistein yang diperoleh sedikit hal

ini dikarenakan kedelai yang diformulasi dalam bentuk mikrokapsul tidak

difermentasi sebelumnya sehingga kandungan isoflavon dalam bentuk

Page 49: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

33

aglikon hanya dalam jumlah yang sedikit, dan kemungkinan lebih banyak

dalam bentuk glikosida.

Pengukuran ketebalan dinding mikrokapsul dan efisiensi

penjerepan ekstrak oleh mikrokapsul dilakukan untuk mengetahui efisiensi

metode yang digunakan. Hasil yang diperoleh, yakni semakin besar

konsetrasi enkapsulan persentase ekstrak yang terjerap semakin kecil,

sedangkan ketebalan dinding mikrokapsul semakin besar.

Page 50: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

34

BAB V

Kesimpulan dan Saran

V.1 Kesimpulan

1. Semakin tinggi konsentrasi bahan penyalut diameter ukuran

partikelnya semakin besar dan kadar ekstrak yang terjerap semakin

kecil.

2. Mikrokapsul dari ekstrak kedelai dapat dibentuk sferis dengan etil

selulosa pada konsentrasi 3:1 , 4:1, dan 5:1

3. Semua formula menunjukkan kemampuan penjerapan zat aktif yang

masih rendah yakni hanya 0,84 bpj pada konsentrasi etil selulosa 3

gram, dikarenakan esktrak yang digunakan tidak difermentasi

sebelumnya sehingga kemungkinan isoflavon yang ada dalam ekstrak

adalah bentuk glikon, dan baku standar yang digunakan adalah

isoflavon genistein dalam bentuk aglikon.

V.2 Saran

1. Perlu dilakukan penggunaan bahan enkapsulan lain yang dapat

menjerap ekstrak kedelai secara optimal.

2. Perlu dilakukan optimasi formulasi mikrokapsul dengan menggunakan

metode lain

3. Perlu dilakukan pengukuran kadar senyawa glikon yang terkandung

dalam ekstrak kedelai serta efektiftasnya dalam mencegah penyakit

degeneratif.

Page 51: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

35

DAFTAR PUSTAKA

1. Sutrisno,Koswara.Teknologi Pengolahan Kedelai Menjadikan

Makanan Bermutu.Pustaka Sinar Harapan:Jakarta.1992

2. Anderson J.J.B. and S. C. Garner. The soybeans as a source of bioactive molecules. In the Schmidl, M. K. And T. P. Labuza, 2000. Essential of Functional Foods. Aspen Publisher, Inc. Gaithersburg, Maryland.2000

3. Lee,Jaehwan; Renita,Marjory; Fioritto,Ronald J; St.Martin,Steve K;

Schwartz,Steve J;and Vodovotz,Yael. Isoflavon Characterization and Antioxidant Activity of Ohio Soybeans.J.Agric.Food Chem.2004.

4. Mauricio A; Rostagno; Palma,Miguel; Barroso,Carmelo

G.Analytical,Nutritional and Chlinical Methods Short-term Stability of Isoflavones Extracts:Sample Conservation Aspects.

5. Retno,Tyas;Widyastuti,SriKayati;danSuarsana,Nyoman.Pengaruh Pemberian Isoflavon terhadap Peroksida Lipid pada Hati Tikus Normal.Denpasar:Indonesia Medicus Veterinus.2012.Hal : 483-491

6. Widyastuti,Sri Kayati dan Suarsana,Nyoman.2012.Pengaruh Pemberian Isoflavon terhadap Peroksidasi Lipid pada Hati Tikus Normal.Indonesia Medicus Veterinus.Hal:483-491

7. Swarbrick,James.Ensyclopedia Of Pharmaceutical Technology ed.3th.North Carolinia USA:Pharmaceutech Inc.2007.Hal:1099

8. Pra darma,Andita; Hardika,Ratih; Primasari,Dyani.Mengungkap Potensi Tersembunyi Kedelai (Glysine max L.Merr) sebagai Agen Kemopreventif yang Potensial.UGM:Yogyakarta.2008

9. Elkins,Rita M.H.Genistein Potent Soy Isoflavone.(diakses tanggal 9 Oktober 2012).

10. Warnida,Husnul; Rahman,Latifa; Djide,Natsir. Pengaruh Fermentasi Sari Kedelai dengan lactobacillus sp terhadap Kadar dan profil KLT Genistein serta Formulasinya dalam Granul Efervesen.Makassar : Universitas Hasanuddin

11. Handayani,Rini;sulistyo,Joko.Sintesis Senyawa Falvonoid-α-Glikosida secara Reaksi Transglikosilasi Enzimatik dan Aktivitasnya sebagai Antioksidan.Bogor:Biodiversitas.2008.Vol : 9; Nomor 1; Hal :1-4

Page 52: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

36

12. Agnihotri,Nitika; Mishra, Ravinesh; Goda,Chirag; and Arora,Manu.Microencapsulation – A Novel Approach in Drug Delivery.India:Indo Global Journal Of Pharmaceutial Science.2012

13. Hamdeni,Syukran.2011.Mikroenkapsulasi Karbamazepin dengan Panyalut Etil Selulosa Menggunakan Metoda Emulsifikasi Penguapan Pelarut.Padang:Universitas Andalas. [Diakses tanggal 25 Juni 2013]

14. Plantamor.http://www.plantamor.com/index.php?plant=629 [diakses tanggal 25 juni 2013]

15. Koswara, S.2006.Isoflavon Senyawa Multi Manfaat Dalam Kedelai.

www.ebookpangan.com [diakses 27 April 2012]

16. Asih, Asitih. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Isoflavon dari Kacang Kedelai.Bukit Jimbaran: Universitas Udayana.ISSN 1907-9850.2009 17. Astuty,Dwi.2001.Aktifitas Antimutagenesis Isoflavon Glikosida Hasil

Reaksi Transglikosilasi oleh Soklodekstrin Glukanotransferase (EC 2.4.1.19) dari Bacillus macerans.Bogor.Institut Pertanian Bogor

18. McHugh DJ. Production, Properties and Uses of Alginates. [serial on the internet]. 1987. Available from: www. Fao. Org

19. Istiyani,Khoirul.2008.Mikroenkapsulasi Insulin. FMIPA [diakses tanggal16 April 2013]

20. Cecilia,Christy.2011.Preparasi dan Karakterisasi Kitosan Suksinat sebagai Polimer Dalam Sediaan Mikrosfer Mukoadhesif.Depok:Universitas Indonesia

21. Desmawarni.2007.Pengaruh Komposisi Bahan Penyalut Dan Kondisi Spray DryingTerhadap Karakteristik Mikrokapsul Oleoresin Jahe. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

22. Rowe,Raymond C; Sheskey,Paul J; and Quinn,Marian E. Handbook of Pharmaceutical Excipient 16th.London: Pharmaceutical Press. Halaman 474 dan

549

23. Martin A, Swarbrick J, Cammarata A. Physical Pharmacy : Physical

Chemical Principles in the Pharmaceutical Sciences. Lea and

Febiger. Philadelphia. Halaman 495-503

Page 53: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

37

24. Lachman,Leon.1994.Teori dan Praktek Farmasi Industri.Edisi 3 jilid

2.Jakarta:UI press

25. Sutriyo;Djajadisastra,Joshita;Novitasari,Aldilla.2004.Mikroenkapsulasi Propanolol Hidroklorida Dengan Penyalut Etil Selulosa Menggunakan Metoda Penguapan Pelarut.Jakarta:Majalah Ilmu Kefarmasian. vol.1

26. Herlina.2012.Mikroenkapsulasi Tokotrienol Menggunakan Pragelatinisasi Pati Singkong Ftalat Sebagai Polimer Penyalut.Depok:UI

Page 54: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

38

LAMPIRAN I

Skema Kerja Pengolahan Sampel

- Diuapkan pelarutnya dengan

Rotavapor

- Dicuci dengan air mengalir

- Dipotong-potong kecil

Biji Kedelai

Ekstrak Etil Asetat Cair

- Dicuci dengan air mengalir

- Direndam dalam air mendidih selama 15

menit.

- Dibersihkan dari kulitnya

- Dikeringkan, kemudian diserbukkan

- Dimaserasi dengan pelarut etil asetat

Ekstrak Etil Asetat Kental

Page 55: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

39

LAMPIRAN II

Skema Pembuatan Mikrokapsul

Dimasukkan dalam gelas piala +parafin cair dan tween® (polisorbat) 80

Homogenkan dengan homogenizer, 4000 rpm,

Dekantasi, dicuci 2 kali dengan n-

heksan dan dikeringkan pada suhu 400C

selama 2 jam

Etil selulosa + aseton Ekstrak kedelai

Emulsi

Mikrokapsul

Page 56: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

40

Lampiran III

Data Hasil Peneitian

Gambar 4. Foto Mikrokapsul Esktrak Kedelai (Glycine max L.Merr) Formula I (A), Formula II (B), Formula II (C).

A

A

C

B

B

Page 57: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

41

Gambar 2.1 Hasil pengamatan morfologi dengan menggunakan alat SEM (Scanning Electrone Microscope) dengan Intensitas pegukuran yang digunakan : 5,0 KV pada Formula I dengan pembesaran 500 µm (A), pembesaran 200 µm (B), pembesaran 100 µm (C), pembesaran 50 µm (D).

C D

A

D C

B

Page 58: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

42

Gambar 2.2. Hasil pengamatan morfologi dengan menggunakan alat SEM (Scanning Electrone Microscope) dengan Intensitas pegukuran yang digunakan : 5,0 KV pada Formula II dengan pembesaran 200 µm (A), pembesaran 1 mm (B), pembesaran 100 µm (C), pembesaran 50 µm (D).

Gambar 2.3 Hasil pengamatan morfologi dengan menggunakan alat SEM (Scanning Electrone Microscope) dengan Intensitas pegukuran yang digunakan : 5,0 KV pada Formula III dengan pembesaran 1 mm (A), pembesaran 100 µm (B), pembesaran 200 µm (C), pembesaran 50 µm (D).

A

C D

B

Page 59: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

43

Tabel 2. Distribusi Ukuran Partikel Mikrokapsul Ektrak Kedelai

Formula I

Range Ukuran (μm)

Rata-Rata dari Range Ukuran(d)

(μm)

Jumlah Partikel Pada Tiap Range

Ukuran (n)

Nd

127 – 155 141 45 6.345

156 – 184 170 41 6.970

185 – 213 199 32 6.368

214 – 242 228 47 10.716

243 – 271 257 74 19.018

272 – 300 286 22 6.292

301 – 329 315 16 5.040

330 – 358 344 17 5.848

359 – 387 373 6 2.238

Jumlah 300 68.835

Formula II

Range Ukuran (μm)

Rata-Rata dari Range Ukuran(d)

(μm)

Jumlah Partikel Pada Tiap Range

Ukuran (n)

Nd

195 – 217 206 15 3.090

218 – 240 229 13 2.977

241 – 263 252 38 9.576

264 – 286 275 76 20.900

287 – 309 298 54 16.092

310 – 332 321 60 19.260

333 – 355 344 24 8.256

356 – 378 367 10 3.670

379 – 401 390 10 3.900

Jumlah 300 87.721

Page 60: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

44

Formula III

Range Ukuran (μm)

Rata-Rata dari Range Ukuran(d)

(μm)

Jumlah Partikel Pada Tiap Range

Ukuran (n)

Nd

176 – 205 190,5 11 2.095,5

206 – 235 220,5 52 11.466

236 – 265 250,5 46 11.523

266 – 295 280,5 75 21.037,5

296 – 325 310,5 46 14.283

326 – 355 340,5 20 6.810

356 – 385 370,5 8 2.964

386 – 415 400,5 12 4.806

416 – 445 430,5 30 12.915

Jumlah 300 87.900

Kurva Baku Standar Isoflavon Genistein

Page 61: FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · FORMULASI DAN EVALUASI FISIK MIKROKAPSUL DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max L.Merr)

45

Tabel 3. Kadar Isoflavon Genistein dalam Ekstrak dan dalam Tiap

Formula Mikrokapsul Ekstrak Kedelai

Formula Konsentrasi Kandungan Isoflavon Genistein

Ekstrak 500 bpj 500 bpj

3,255 bpj 3,129 bpj

Rata-rata 3,192 bpj

I 500 bpj 500 bpj

0,836 bpj 0,845 bpj

Rata-rata 0,84 bpj II 500 bpj

500 bpj 0,658 bpj 0,933 bpj

Rata-rata 0,795 bpj

III 500 bpj 500 bpj

0,873 bpj 0,709 bpj

Rata-rata 0,791 bpj

Tabel 4. Efisiensi Penjeparan oleh Mikrokapsul

A b % Penjerapan

Ekstrak Kedelai 3,192 bpj Formula I 0,836 bpj

0,845 bpj 26,19 26,47

Rata-rata 0,84 bpj 26,33

Formula II 0,658 bpj 0,933 bpj

20,61 29,23

Rata-rata 0,795 bpj 24,92

Formula III 0,873 bpj 0,709 bpj

26,22 22,21

Rata-rata 0,791 bpj 24,22

Keterangan : a = Kadar Isoflavon genistein dalam tiap gram ekstrak

b = Kadar Isoflavon genistein dalam tiap gram mikrokapsul

Rumus Perhitungan efisiensi penjerapan dalam mikrokapsul