Format Ronde Keperawatan
-
Upload
aldhie-pratama -
Category
Documents
-
view
296 -
download
38
description
Transcript of Format Ronde Keperawatan
managemen
RONDE KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN TB PARUDIRUANG PEAR BED 11 RS PARU KARANG TEMBOK, SURABAYATopik
: Perawatan klien dengan tb paruSasaran: Klien Tn. HWaktu
: 60 Menit (Pukul 10.00 11.00 wib)
Hari/tanggal: Selasa, 02 April 2013
1. Tujuan Ronde Keperawatan
a. Tujuan Umum :
Menyelesaikan masalah-masalah klien yang belum teratasi.
b. Tujuan Khusus :
1) Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.
2) Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer lain.
2. Sasaran
Klien Tn. H, Umur 66 tahun yang dirawat diruang Pear bed 11 RS Karang Tembok, Surabaya.
3. Materi
a. Teori Perawatan Tb Parub. Masalah-masalah Keperawatan yang muncul pada klien dengan Tb Paru.
4. Metode
Diskusi + Bed side teaching
5. Media
a. Sarana Diskusi : Buku, Pulpenb. Status / Dokumentasi Kperawatan Klienc. Materi yang disampaikan secara lisan.
6. Proses Ronde
NOTAHAPWAKTUPENANGGUNG JAWAB
1Pra Ronde: Menentukan kasus & topik
Menentukan Tim ronde
Informed Consent
Membuat Pra planning
Diskusi
Mencari Sumber Literatur30 Maret 2013(12.00 13.00 wib)
01 April 2013( 12.00 13.30 wib) Kepala Ruangan
Kepala Ruangan
PP
PP
PP
PP & Konselor
2Ronde :
Penyampaian Masalah
Diskusi02 April 2013(10.00 11.00 wib)Kelompok 2
3Post Ronde :
Evaluasi Pelaksanaan Ronde
Revisi & Perbaikan02 April 201311.00 11.45 wibPP & Konselor
7. Kriteria Evaluasi
Bagaimana Koordinasi persiapan dan pelaksanaan Ronde
Bagaimana peran PP saat Ronde
Bagaimana PA berperan dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
8. Pengorganisasian
Kepala Ruangan: Arisandi Perawat Primer: Ahmad farih Azmi Hilmi Assufi Perawat Associated : Malik Amrullah Santhia Romawathi9. Kepustakaan
Gillies (1989). Managemen Keperawatan suatu pendekatan Sistem. EGC. Jakarta
PPNI Propinsi Jawa Timur (2000). Materi Pelatihan Kepemimpinan dan Managemen Keperawatan. PPNI. Surabaya
Sobiston (1994). Buku Ajar Bedah.Buku 2. EGC.Jakarta Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: UI
Surabaya, April 2013 Kepala Ruangan
Perawat Primer
PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES INSAN UNGGUL SURABAYA
2013
SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
No.KTP/SIM/lainnya:
Alamat
:
Untuk
: Diri sendiri Isteri Suami
Anak
Orang Tua Lainnya
Nama Klien
:
Umur
Jenis Kelamin
:
Alamat
:
Ruangan
:
Rekam Medis No.:
Dengan ini menyatakan sesungguhnya telah :
Memberikan Persetujuan dan telah mendapatkan penjelasan yang sejelasnya tentang maksud dilakukan Ronde keperawatan dan tidak akan melakukan tuntutan/ gugatan dikemudian hari atas tindakan tersebut.
Demikianlah persetujuan ini diberikan agar dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surabaya, April 2013Perawat Yang Menerangkan
Nama Perawat
Nama Jelas
Saksi-saksi :
Tanda Tangan
1. .. 1.
2. .. 2..
KONSEP DASAR TEORI KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN TB PARU
A. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan olehMycobacterium tubeculosis.
B. Etiologi
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm.Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.C. Gambaran Klinik
1.Gejala respiratorik, meliputi:a. Batuk,
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.b. Batuk darah,
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.c. Sesak napas,
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.d. Nyeri dada,
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.2.Gejala sistemik, meliputi:a.DemamMerupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.b.Gejala sistemik lainGejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.Gejala klinis Haemoptoe:
Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan cara membedakan ciri-ciri sebagai berikut :1. Batuk daraha. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokanb. Darah berbuih bercampur udarac. Darah segar berwarna merah mudad. Darah bersifat alkalise. Anemia kadang-kadang terjadif. Benzidin test negative
2. Muntah daraha. Darah dimuntahkan dengan rasa mualb. Darah bercampur sisa makananc. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambungd. Darah bersifat asame. Anemia seriang terjadif. Benzidin test positif
3. Epistaksisa. Darah menetes dari hidungb. Batuk pelan kadang keluarc. Darah berwarna merah segarD. PenatalaksanaanPengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat Rifampisin/INH.Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagaiDirectly Observed Treatment Short Course (DOTS)yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam penanggulangan TB. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup. Pencatatan dan pelaporan yang baku.
E. Masalah-masalah Keperawatan yang muncul pada klien dengan TB Paru :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif2. Gangguan pertukaran gas3. Gangguan rsa nyaman (Nyeri)4. hipertermi5. Perubahan kebutuhan Nutrisi
6. Kurang pengetahuan
F. Persiapan Perawatan klien dan informed consent
G. Prosedur tindakan keperawatan yang dilakukan
1. Bersihan jalan NafasKaji fungsi pernapasan, ajarkan batuk efektif, berikan posisi semifowler, obs. ttv, kolaborasi pemberian obat agen mukolitik, broncodilator2. Gangguan pertukaran gasKaji dyspnea, bunyi pernapasan, ajarkan teknik nafas dalam, berikan oksigen sesuai indikasi, 3. Nyeri
HE,Kaji tentang konsep nyeri & penanganannya,istirahat,metode distraksi selama nyeri,relaksasi,stimulasi kutan,Kolaborasi pemberian analgesik
4. HipertermiHE, Kaji perkembangan suhu , beri kompres hangat, ,kolaborasi pemberian antipiretik5. Nutrisi
Menentukan kebutuhan kalori,protein dan vitamin,menimbang BB,pantau pemeriksaan Lab.kaji kemampuan klien u/memenuhi kebutuhan nutrisinya
6. Kurang pengetahuan
Memberikan informasi yang dapat dipahami,hindari pengertian yang salah,HE
H. Kepustakaan
Carpenito.Lynda Juall (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Ed.8.EGC. Jakarta Doenges.Marilynn. E (2000).Rencana asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan PendokumentasianPasien.Ed 3. EGC.JakartaRothrock.Jane C (2000).Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC. Jakarta.Sobiston (1994). Buku Ajar Bedah.Buku 2. EGC.Jakarta Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: UI