Format Pengkajian Keluarga berdasarkan teori Friedman.

download Format Pengkajian Keluarga berdasarkan teori Friedman.

of 39

description

Format pengkajian keperawatan keluarga berdasarkan teori "Friedman". Format ini tidak hanya berisikan hal apa saja yang dikaji, namun juga memperlihatkan contoh pengkajiannya.

Transcript of Format Pengkajian Keluarga berdasarkan teori Friedman.

68

BAB 3ANALISA KASUSKasusSeorang perempuan berumur 68 tahun tinggal bersama keluarganya, klien mengalami fraktur panggul 2 tahun yang lalu sehingga berjalan dengan pincang sambil berpegangan pada dinding sekitarnya. Hasil pengkajian perawat yang datang berkunjung ke rumah klien di dapatkan data kaki kiri atropi dan kontraktur, kaki kanan lebih panjang 5 cm dari kaki kiri, kekuatan otot klien adalah

55555555

55554344

Lingkungan rumah tampak berantakan dan gelap. Keluarga mengatakan klien beberapa kali jatuh saat berjalan, tapi tetap tidak mau diam, semua aktivitas ingin dilakukan secara mandiri.3.1. Pengkajian (Friedman)

I. Data Umum1. Nama Kepala Keluarga (KK): Bapak B2. Usia Kepala Keluarga

: 38 tahun

3. Alamat

: Jl. Sawoasri no. 4, RT 04/RW 01 Depok4. Pendidikan Kepala Keluarga: SMA5. Pekerjaan Kepala Keluarga: Karyawan Percetakan6. Komposisi Keluarga

No.NamaJenis KelaminHubungan dengan KKUsia PendidikanPekerjaan

1.Nenek NPerempuanIbu Mertua68 tahunSDIbu Rumah Tangga

2.Ibu KPerempuanIstri32 tahunSMAPedagang

3.Anak DLaki-lakiAnak10 tahunSDPelajat

Genogram:

7. Tipe KeluargaKeluarga besar (extended family). Suami Nenek N meninggal tiga tahun yang lalu akibat penyakit asma.8. Suku

Keluarga Bapak B berasal dari suku Betawi. Saat ini Nenek N menempati rumahnya bersama keluarga Bapak B. Ibu K sekaligus bertanggung jawab merawat Nenek N di rumah. Bapak B dan keluarga biasanya menggunakan bahasa betawi saat berkomunikasi dengan orang lain. Akan tetapi, Ibu K sendiri bisa berbahasa sunda karena banyak pembeli yang berbelanja di warungnya adalah orang sunda.

9. AgamaKepercayaan yang dianut keluarga Bapak B adalah Islam sehingga nilai-nilai yang diyakini dalam keluarga ini adalah nilai-nilai islam. Nenek N biasanya melaksanakan ibadah di rumah. Nenek N aktif mengikuti kegiatan keagamaan di kampungnya seperti acara pengajian sebelum mengalami fraktur panggul 2 tahun yang lalu karena sulit berjalan. Saat ini, Nenek N hanya mengikuti kegiatan keagamaan pada hari-hari besar keagamaan saja.

10. Status Sosial Ekonomi Keluarga.

Keluarga Bapak B merupakan salah satu keluarga dengan status ekonomi menengah ke bawah karena penghasilan suami hanya sebesar Rp. 1.500.000,00 sesuai standar UMR. Bapak B bekerja di perusahaan percetakan dan selalu pulang pada sore hari. Untuk menambah penghasilan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, Ibu K membuka warung dan menjual paket sembako serta menjadi penanggung jawab arisan di lingkungan tempat tinggalnya. Rumah yang keluarga tempati sekarang ini adalah rumah peninggalan suami Nenek N. Oleh karena itu, keluarga tidak ingin berpindah tempat tinggal karena ini dianggap bisa mengurangi biaya hidup keluarga dan bisa berfokus pada biaya pendidikan An. D.

11. Aktivitas Rekreasi Keluarga.

Keluarga biasanya suka menonton TV di rumah untuk menghibur diri atau mengurangi kepenatan yang dialami oleh masing-masing keluarga. Keluarga juga kadang-kadang pergi ke tempat hiburan seperti mall untuk jalan-jalan bersama keluarga. Komunikasi keluarga selama ini berjalan cukup baik dan terbuka antar anggota keluarga. Selain itu, arisan keluarga dan perkumpulan keluarga juga menjadi ajang untuk mengurangi stress dalam keluarga.II. Riwayat dan Tahap Perkembangan KeluargaTahap Perkembangan Keluarga Saat Ini: Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan lansia. 1. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi:

Menurut Friedman (1998), tugas perkembangan yang ditempuh keluarga adalah:a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.Nenek N masih melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri walaupun Nenek N memimiliki keterbatasan dalam mobilisasi. Menurut keluarga, Nenek N beberapa kali jatuh saat berjalan karena kontraktur dan atropi pada kaki kirinya. Namun, keluarga tetap membiarkan Nenek N melakukan aktivitasnya seperti memasak, menyuci, dan menyapu sendiri karena Nenek N tidak mau hanya diam di rumah dan ingin melakukan semua aktivitas secara mandiri.b. Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun

Nenek N sudah tidak memiliki pengahasilan sejak berhenti bekerja sebagai buruh 10 tahun yang lalu. Nenek N hanya mendapatkan penghasilan dari kedua anaknya setiap bulan. Jika membutuhkan uang, Nenek N akan menjual ayam peliharaannya. Nenek N memiliki kartu Jamkesmas yang akan digunakan untuk meringankan biaya perawatan di pelayanan kesehatan.c. Mempertahankan hubungan perkawinan

Suami Nenek N sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Saat ini, Nenek N hanya fokus untuk membantu mengurusi keluarga Ibu K dan cucunya.

d. Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan

Nenek N sudah dapat melakukan penyesuaian diri setelah kehilangan suaminya. Nenek N menyibukkan diri dengan aktivitas rumah tangga sehingga tidak memikirkan lagi suaminya. Kedua anak Nenek N juga membantu Nenek N untuk tetap dapat beraktivitas seperti biasanya.e. Pemeliharaan ikatan keluarga antargenerasi

Hubungan Nenek N dengan keduanya masih terjalin dengan baik. Anak kedua Nenek N sering datang menjenguk ibunya walaupun anak keduanya tinggal di rumah yang terpisah. Keponakan-keponakan Nenek N juga sering berkunjung ke rumahnya karena rumah mereka tidak jauh dengan Nenek N. f. Meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut

Nenek N sering menceritakan masa lalunya. Nenek N mengatakan bahwa dirinya mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan pada usia lanjut yang terjadi pada dirinya termasuk dengan masalah gangguan mobilisasi yang dialaminya. 2. Riwayat Keluarga Inti.

Keluarga ini terbentuk saat Ibu K menikah dengan suaminya, yaitu Bapak B. Menurut Ibu K, pertemuan Ibu K dan Bapak B terjadi ketika keduanya bekerja di sebuah percetakan tempat mereka bekerja. Dari pernikahannya, Ibu K mendapatkan seorang anak laki-laki berumur 10 tahun yang bernama D. Dari awal pernikahan sampai sekarang keluarga bertempat tinggal dirumah ibu kandung dari istri, dan akan terus menetap disana. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa dengan demikian dapat mengurangi biaya hidup setiap bulannya. Selain itu, dengan tinggal bersama Nenek N, Ibu D tidak perlu khawatir dengan kondisi kesehatan ibunya. 3. Riwayat Keluarga Sebelumya (Pihak Suami dan Istri)Menururt Ibu K, riwayat keluarga dari Bapak B atau dari Ibu K sebelumnya tidak pernah ada penyakit yang serius. III. Lingkungan

1. Karakteristik Rumah.

Rumah Bapak B yang ditempati adalah rumah pribadi pada lahan berukuran 6 m x 20 m. Rumah ini terdiri dari beberapa ruangan, yaitu ruang tamu, ruang keluarga, tiga kamar tidur, toilet dan dapur. Lingkungan rumah tampak berantakan dan gelap. Sumber api yang digunakan sehari-hari berasal dari tabung gas. Sumber air yang digunakan berasal dari sumur. Jarak sumur dengan septikteng lebih dari 10 meter. Di depan rumah Bapak B terdapat jalan yang cukup ramai. Di kampung ini, antara rumah penduduk tidak memiliki jarak sehingga saling menempel. Denah Rumah:

Toilet

dapur

kamar

kamar

ruang keluarga halamankamar

ruang tamu

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas.Rumah keluarga Bapak B terletak di pemungkiman yang agak padat. Antara rumah penduduk tidak ada jarak dan menempel antara rumah. Warga biasanya menggunakan fasilitas kesehatan seperti puskesmas untuk berobat atau ke rumah sakit langganannya. Di pemungkiman ini terdapat lapangan yang biasanya digunakan untuk kegiatan warga seperti senam jantung sehat. 3. Mobilitas Geografis Keluarga.

Keluarga Bapak B memiliki dua motor. Kedua motor tersebut digunakan Bapak B untuk bekerja dan digunakan oleh Ibu K untuk membeli barang dagangan di pasar atau mengantar anaknya sekolah.4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat.Semua anggota keluarga berkumpul pada malam hari setelah Bapak B pulang bekerja dan An. D pulang bimbingan belajar tambahan. Selain itu, keluarga dengan keluarga yang lain biasanya berkumpul setiap hari akibat rumah antar keluarganya saling berdekatan. Karena Nenek N tinggal di rumah bersama Ibu K, rumah keluarga Ibu K lah yang paling sering disinggahi keluarga yang lain untuk berkumpul bersama. Interaksi keluarga dengan masyarakat juga cukup baik karena masing-masing menjalani perannya dengan baik di lingkungan sosial. Perkumpulan yang sering diikuti anggota keluarga adalah pengajian dan arisan kelompok ibu-ibu di sekitar rumah. 5. Sistem Pendukung Keluarga.

Anak kedua Nenek N tinggal di rumah terpisah dengan Nenek N namun tidak terlalu jauh dari Nenek N. Apabila memerlukan bantuan kesehatan, tetangga atau keluarga jauh yang tinggal di perkampungan tersebut juga akan senang hati akan membantu. Jarak fasilitas kesehatan terdekat, yaitu klinik dan rumah sakityang dibuka 24 jam. IV. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga.

Masing-masing anggota keluarga dapat dengan bebas berkomunikasi satu dengan yang lain, tanpa perlu menunggu waktu tertentu. Antar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, dalam menghadapi suatu permasalahan biasanya dilakukan semacam musyawarah kecil sebelum memutuskan suatu permasalahan. Komunikasi dilakukan dengan terbuka. Keluarga biasanya menggunakan bahasa betawi saat berkomunikasi didalam keluarga. Hal ini dikarenakan seluruh anggota keluarga berasal dari suku betawi asli. 2. Struktur Kekuatan Keluarga.

Pengambil keputusan dalam keluarga ini adalah Ibu K. Namun Ibu K juga sering terlebih dahulu menceritakan hal-hal yang perlu keputusan tersebut kepada Bapak B dan Bapak B biasanya akhirnya sepakat dengan keputusan yang diambil Ibu K. 3. Struktur Peran (Formal dan Informal)

a. Bapak B berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, dan pengambil keputusan.

b. Ibu K berperan sebagai pencari nafkah, pengambil keputusan, dan pengatur rumah tangga.4. Nilai atau Norma Keluarga.

Nilai dan norma budaya keluarga ini sesuai dengan nilai dari suku dan agama yang mereka anut. Selain itu sesuai juga dengan nilai dan norma masyarakat sekitarnya. Peraturan-peraturan yang terdapat dalam keluarga ini, diantaranya adalah adanya acara berkumpul bersama di malam hari dan adanya peraturan untuk anak terkait dengan jam keluar malam, yaitu jam sepuluh malam.V. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif.

Keluarga cukup rukun. Ibu K tampak sangat memperhatikan keseluruhan kondisi keluarga. Masing-masing anggota keluarga saling memperhatikan kebutuhan anggota yang lain. Nenek N tidak mau menyusahkan kedua anaknya untuk menjaga dan merawat dia di rumah sehingga Nenek N melakukan aktivitasnya sendiri walaupun kesulitan berjalan. 2. Fungsi Sosialisasi.

Fungsi sosialisasi dalam keluarga Bapak B berjalan dengan baik. Bapak B dan keluarga sering mengikuti kegiatan yang dibuat oleh RT setempat. Keluarga ini juga merupakan orang yang senang mengobrol dengan tetangga-tetangganya. Adik Ibu K sering datang berkunjung ke rumah Ibu K. Namun, Nenek N tidak terlalu sering melakukan aktivitas di luar rumah. Nenek N biasanya hanya mengobrol dengan tetangga di depan rumahnya.3. Fungsi Perawatan Keluarga.

Keluarga belum terlalu memahami masalah-masalah kesehatan pada lansia seperti gangguan mobilisasi. Menurut Ibu K, kondisi mobilisasi Nenek N merupakan hal yang umum terjadi pada lansia. Keluarga belum memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan. Keluarga tidak melakukan perawatan terhadap Nenek N yang kesulitan dalam melakukan mobilisasi. Keluarga juga belum pernah melakukan modifikasi lingkungan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan. Keluarga akan membawa Nenek N ke fasilitas pelayanan kesehatan atau dukun urut apabila Nenek N jatuh saat berjalan. Tingkat ekonomi dan transportasi yang dimiliki keluarga Kakek B mencukupi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.4. Fungsi Ekonomi.

Penghasilan keluarga berasal dari Bapak B yang bekerja di percetakan dan penghasilah Ibu K dari usaha tokonya. Keluarga tidak mempunyai dana khusus untuk kesehatan. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga menggunakan dana yang ada. Kedua anak Nenek N juga terkadang memberikan uang kepada Nenek N. Keluarga ini juga masih bisa menggunakan fasilitas kesehatan dengan Jamkesmas ataupun biaya pribadi. 5. Fungsi Reproduksi.

Nenek N memiliki dua anak dan satu orang cucu dari anak pertamanya. VI. Stres dan Koping Keluarga

1. Stressor yang Dimiliki.

Stressor yang dimiliki Nenek N adalah kondisinya kakinya yang membuat Nenek N kesulitan melakukan segala hal sendiri termasuk memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. Kaki kanan Nenek N yang lebih panjang 5 cm dan cara jalan yang pincang membuat Nenek N kadang merasa malu untuk keluar rumah.

2. Kemampuan Keluarga Berespons terhadap Situasi/Stresor.

Keluarga memiliki kemampuan yang baik untuk merespon berbagai masalah yang terjadi di rumahnya. Keluarga memiliki empati yang besar antara satu anggota keluarga dengan anggota keluarga lainnya. Menurut Keluarga, mereka sudah menasehati Nenek N untuk mengurangi aktivitasnya namun Nenek N tetap tidak mau hanya diam saja di rumah. Maka keluarga hanya membiarkan Nenek N melakukan aktivitas sesuai keinginannya.

3. Strategi Koping yang Digunakan.

Anak Nenek N merasa kondisi Nenek ini merupakan kondisi yang alami sehingga anak Nenek N membiarkan kondisi tersebut. Keluarga akan mengantarkan Nenek N berobat ke dokter atau ke dukun urut apabila Nenek N jatuh saat berjalan

4. Strategi Adaptasi Disfungsional: Tidak ditemukan adanya cara-cara penyelesaian masalah yang maladaptif.VII. Harapan Keluarga

Dengan hadirnya perawat, keluarga berharap dapat lebih tahu tentang kesehatan, dan anggota keluarganya bisa lebih sehat dengan berperilaku sehat.

3.2. Pemeriksaan Fisik

No.Pemeriksaan FisikNenek NBapak BIbu KAnak D

1. TTVTD: 135/90 mmHg

R: 15x/menit

N: 83x/menit

S: 37,5oCTD: 120/80 mmHg

R: 20x/menit

N: 87x/menit

S: 37oCTD: 90/70 mmHg

R: 16x/menit

N: 72x/menit

S: 37oCTD: 100/80 mmHg

R: 15x/menit

N: 87x/menit

S: 37oC

2.Kondisi Umum Kesadaran kompos mentis

Kondisi umum baik Kesadaran kompos mentis

Kondisi umum baik Kesadaran kompos mentis

Kondisi umum baik Kesadaran kompos mentis

Kondisi umum baik

3.Kepala Rambut sebagian putih

Mata konjungtiva tidak anemis, penglihatan sedikit rabun dekat

Hidung tidak ada sumbatan

Telinga bersih, pendengaran baik

Bibir sedikit kering

Mulut tidak ada kelainan

Lidah merah muda, permukaan berbintik

Gigi coklat Rambut hitam

Mata konjungtiva tidak anemis, penglihatan jelas

Hidung tidak ada sumbatan

Telinga bersih, pendengaran baik

Bibir lembab

Mulut tidak ada kelainan

Lidah merah muda, permukaan berbintik

Gigi bersih Rambut hitam

Mata konjungtiva tidak anemis, penglihatan jelas

Hidung tidak ada sumbatan

Telinga bersih, pendengaran baik

Bibir lembab

Mulut tidak ada kelainan

Lidah merah muda, permukaan berbintik

Gigi bersih Rambut hitam

Mata konjungtiva tidak anemis, penglihatan jelas

Hidung tidak ada sumbatan

Telinga bersih, pendengaran baik

Bibir lembab

Mulut tidak ada kelainan

Lidah merah muda, permukaan berbintik

Gigi bersih

4.Leher Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid

Teraba denyut vena jugularis

Tidak terlihat adanya peningkatan tekanan vena jugularis Tidak ada pembengkakan kelenjar

tyroid

Teraba denyut vena jugularis

Tidak terlihat adanya peningkatan tekanan vena jugularis Tidak ada pembengkakan kelenjar

tyroid

Teraba denyut vena jugularis

Tidak terlihat adanya peningkatan tekanan vena jugularis Tidak ada pembengkakan kelenjar

tyroid

Teraba denyut vena jugularis

Tidak terlihat adanya peningkatan tekanan vena jugularis

5.Dada Pergerakan dada terlihat simetris

Suara jantung S1 dan S2, murmur (-)

Suara napas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-) Pergerakan dada terlihat simetris

Suara jantung S1 dan S2, murmur (-)

Suara napas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-) Pergerakan dada terlihat simetris

Suara jantung S1 dan S2, murmur (-)

Suara napas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-) Pergerakan dada terlihat simetris

Suara jantung S1 dan S2, murmur (-)

Suara napas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)

6.Abdomen Perut terlihat bersih

Warna kulit kecoklatan Tidak ada pembesaran organ

Suara bising usus normal Perut terlihat bersih

Warna kulit kecoklatan Tidak ada pembesaran organ

Suara bising usus normal Perut terlihat bersih

Warna kulit kecoklatan Tidak ada pembesaran organ

Suara bising usus normal Perut terlihat bersih

Warna kulit kecoklatan Tidak ada pembesaran organ

Suara bising usus normal

7.GenitaliaNormalNormal Normal Normal

9.RektalTidak ada impaksi fekalTidak ada impaksi fekalTidak ada impaksi fekalTidak ada impaksi fekal

10.Ekstremitas Warna kulit kecoklatan

Tangan kanan dan kiri simetris.

Kaki kanan lebih panjang 5 cm dari kaki kiri

Tidak terdapat varises di kaki

Teraba arteri brakhialis.

Kulit sedikit kering

Kaki kiri atropi dan kontraktur

Kekuatan otot klien Warna kulit kecoklatan

Tangan kanan dan kiri simetris.

Kaki kanan dan kiri simetris

Tidak terdapat varises di kaki

Teraba arteri brakhialis.

Tidak terdapat edema

Kulit lembab dan elastis

Tidak menderita kelumpuhan (kekuatan otot baik) Warna kulit kecoklatan

Tangan kanan dan kiri simetris.

Kaki kanan dan kiri simetris

Tidak terdapat varises di kaki

Teraba arteri brakhialis.

Tidak terdapat edema

Kulit lembab dan elastis

Tidak menderita kelumpuhan (kekuatan otot baik) Warna kulit kecoklatan

Tangan kanan dan kiri simetris.

Kaki kanan dan kiri simetris

Tidak terdapat varises di kaki

Teraba arteri brakhialis.

Tidak terdapat edema

Kulit lembab dan elastis

Tidak menderita kelumpuhan (kekuatan otot baik)

55555555

55554344

3.3. Analisa DataNo.DataMasalah Keperawatan

1.DS: Nenek N mengatakan bahwa ingin melakukan seluruh aktivitas secara mandiri. Keluarga mengatakan klien beberapa kali jatuh saat berjalan.DO: Nenek N memiliki riwayat fraktur panggul 2 tahun yang lalu. Kaki kiri Nenek N mengalami atrofi dan kontrkatur. Kaki kanan lebih panjang 5 cm dari kaki kiri. Kekuatan otot ekstrimitas kiri bawah menurun. Ganggungan mobilitas fisik pada keluarga Bapak B, khususnya Nenek N.

2.DS: Keluarga mengatakan tidak melakukan modifikasi lingkungan atau perawatan khusus untuk Nenek N. Keluarga mengatakan klien beberapa kali jatuh saat berjalan.DO: Nenek N memiliki riwayat fraktur panggul 2 tahun yang lalu. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bapak B, khususnya Nenek N.

3.DS: Nenek N mengaku malu untuk beraktivitas di luar rumah karena Nenek N berjalan dengan pincang.DO: Nenek N hanya mengobrol dengan tetangga di depan rumahnya. Gangguan citra tubuh keluarga Bapak B, khususnya Nenek N.

4.DS: Keluarga mengatakan klien beberapa kali jatuh saat berjalan.

DO: Nenek N melakukan semua aktivitas ingin melakukan secara mandiri. Rumah Nenek N tampak gelap dan berantakan.Resiko jatuh pada keluarga Bapak B, khususnya Nenek N.

3.4. Skoring Masalah KeperawatanDiagnose keperawatan 1:

Ganggungan mobilitas fisik pada keluarga Bapak B, khususnya Nenek N (NANDA, 2012).

No. Kriteria BobotPebenaran

1.Sifat masalah

Skala: aktual3/3 x 1 = 1Nenek N berjalan dengan berpincang dambil berpegangan pada dinding.

2.Kemungkinan masalah dapat diubah: mudah2/2 x 2 = 2Nenek N masih memiliki anak-anak dan seorang cucu. Anak pertama sekarang tinggal bersama Nenek N di rumah Nenek N. Rumah Nenek N tidak jauh dari fasilitas kesehatan.

3.Potensial masalah untuk dicegah

Skala: tinggi3/3 x 1 =1Nenek N masih mau melakukan aktivitas secara mandiri.

4. Menonjolkan masalah

Skala: masalah berat, harus segera ditangani2/2 x 1 = 1Kondisi Nenek N saat ini berdampak negative terhadap kualitas hidupnya sehingga Nenek N tidak mampu melakukan aktivitas yang bermanfaat lagi.

Diagnose keperawatan 2:

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bapak B, khususnya Nenek N (NANDA, 2012).

No. Kriteria BobotPebenaran

1.Sifat masalah

Skala: aktual3/3 x 1 = 1Kaki kiri Nenek N mengalami atrofi dan kontraktur.

2.Kemungkinan masalah dapat diubah: mudah2/2 x 2 = 2Nenek N masih memiliki anak-anak dan seorang cucu. Anak pertama sekarang tinggal bersama Nenek N di rumah Nenek N. Rumah Nenek N tidak jauh dari fasilitas kesehatan.

3.Potensial masalah untuk dicegah

Skala: tinggi2/3 x 1 =2/3Kondisi Nenek N sudah berlangsung sejak 2 tahun yang lalu dan keluarga tidak melakukan perawatan.

4. Menonjolkan masalah Skala: ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani

1/2 x 1 = 1/2Menurut keluarga masalah belum perlu segera ditangani.

Diagnosa keperawatan 3:Gangguan citra tubuh keluarga Bapak B, khususnya Nenek N (NANDA, 2012).No. Kriteria BobotPebenaran

1.Sifat masalah

Skala: actual3/3 x 1 = 1Nenek N lebih sering berada di dalam rumah dari pada di luar rumah.

2.Kemungkinan masalah dapat diubah: sebagian1/2 x 2 = 1Anak yang tinggal bersama Nenek N di rumah hanya berada di rumah sibuk bekerja. Tingkat ekonomi Nenek N dan anak-anaknya cukup untuk melakukan perawatan.

3.Potensial masalah untuk dicegah

Skala: sedang1/3 x 1 =1/3Nenek N sudah 2 tahun jarang keluar rumah.

4. Menonjolkan masalah

Skala: Masalah tidak dirasakan.0/2 x 1 = 1Keluarga tidak melihat masalah tersebut

Diagnosa keperawatan 4:Resiko jatuh pada keluarga Bapak B, khususnya Nenek N.

No. Kriteria BobotPebenaran

1.Sifat masalah

Skala: resiko2/3 x 1 = 2/3Rumah keluarga Nenek N tampak gelap dan berantakan. Anak terakhir Nenek N menyadari hal ini namun tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan pemeliharaan rumah.

2.Kemungkinan masalah dapat diubah: sebagian1/2 x 2 = 1Anak yang tinggal bersama Nenek N di rumah hanya berada di rumah sibuk bekerja. Tingkat ekonomi Nenek N dan anak-anaknya cukup untuk melakukan perawatan.

3.Potensial masalah untuk dicegah

Skala: sedang2/3 x 1 =1/3Kondisi rumah Nenek N yang gelap dan tidak terawat belum dicoba untuk diatasi oleh keluarga di rumah Nenek N. Masalah ini berlangsung sudah lama.

4. Menonjolkan masalah

Skala: masalah berat, harus segera ditangani2/2 x 1 = 1Keluarga mengatakan klien beberapa kali jatuh saat berjalan.

3.5. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA BAPAK B KHUSUSNYA NENEK N DENGAN MASALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI

Diagnosa

Keperawatan Tujuan UmumTujuan KhususKriteria EvaluasiIntervensi

KriteriaStandar

Ganggungan mobilitas fisik pada keluarga Bapak B, khususnya Nenek NSetelah dilakukan pertemuan 3x30 menit, Nenek N melaporkan pengontrolan tingkat nyeri yang adekuat dan menunjukkan peningkatan kemampuan fungsional mobilisasi. Setelah dilakukan pertemuan 1x30 menit, keluarga:

1. Mampu mengenal masalah fraktur panggul dengan:

Menyebutkan pengertian.Respon verbalFrkatur panggul adalah terputusnya struktur truktur tulang panggul. a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian fraktur panggul.

b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar.

c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian fraktur panggul dengan menggunakan leaflet.

d. Berikan kesempatan keluarga bertanya tentang materi yang disampaikan.

e. Berikan penjelasan ulang tentang materi yang belum dimengerti.

f. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan.

g. Berikan reinforcement atas usaha keluarga.

Menyebutkan

penyebab timbulnya fraktur panggul.

Respon verbal

Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 3 penyebab fraktur panggul:

Osteoporosis Jatuh atau tubrukan yang kuat Kurang asupan kalsium dan vitamin Da. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai penyebab timbulnya fraktur panggul.

b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar.

c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai penyebab fraktur panggul dengan menggunakan leaflet.

d. Berikan kesempatan keluarga bertanya tentang materi yang disampaikan.

e. Berikan penjelasan ulang tentang materi yang belum dimengerti.

f. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan.g. Berikan reinforcement atas usaha keluarga.

Menyebutkan tanda dan gejala fraktur panggul.Respon verbal

Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4 tanda gejala fraktur panggul, yaitu:

Tidak mampu bergerak setelah jatuh

Nyeri hebat di pinggul atau paha

Kekakuan, memar, dan pembengkakan di daerah sekitar pinggul

Kaki di sisi pinggul yang terluka lebih pendek

a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai tanda dan gejala fraktur panggul.

b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai tanda dan gejala yang benar.

c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai tanda dan gejala fraktur panggul dengan menggunakan leaflet.

d. Berikan kesempatan keluarga bertanya tentang materi yang disampaikan.

e. Berikan penjelasan ulang tentang materi yang belum dimengerti.

f. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan.

g. Berikan reinforcement atas usaha keluarga.

Mengidentifikasi anggota keluarga yang terkena fraktur panggul.Respon verbal

Keluarga mengidentifikasi Nenek N menderita fraktur panggul berdasarkan tanda dan gejala.a. Tanyakan kepada keluarga apakah tanda dan gejala fraktur panggul dialami oleh anggota keluarga.

b. Berikan reinforcement positif atas apa yang dikemukakan keluarga.

2. Mampu mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan fraktur panggul, dengan:

Menyebutkan akibat fraktur panggul.Respon verbalKeluarga mampu menyebabkan 2 dari 4 akibat fraktur panggul:

Bekuan darah di kaki atau tulang Luka baring

Infeksi saluran urin

Pneumonia a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai akibat fraktur panggul.

b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai akibat yang benar.

c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai akibat fraktur panggul dengan menggunakan leaflet.

d. Berikan kesempatan keluarga bertanya tentang materi yang disampaikan.

e. Berikan penjelasan ulang tentang materi yang belum dimengerti.

f. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan.

g. Berikan reinforcement atas usaha keluarga.

Mengambil keputusan untuk mengatasi fraktur panggul.Respon verbal

Keluarga mengatakan akan mengatasi fraktur panggul.

a. Bantu keluarga untuk mengenal dan menyadari akan adanya masalah fraktur panggul dalam keluarga.

b. Bantu keluarga untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang sakit.

c. Berikan reinforcement atas keputusan yang telah diambil.

3. Mampu melakukan perawatan sederhana anggota keluarga dengan fraktur panggul, dengan:

Menyebutkan cara pencegahan fraktur panggul.Respon verbalKeluarga mampu menyebutkan minimal 3 dari 5 cara pencegahan fraktur panggul, yaitu:

Olahraga ringan yang teratur (misal jalan cepat atau jogging minimal 30 menit sebanyak 3 kali seminggu) Kurangi konsumsi kafein Tidak merokok dan meminum alkohol

Atur furniture di rumah agar tidak tersandung Pastikan lantai tidak licina. Dorong keluarga untuk menceritakan apa yang dilakukan saat fraktur panggul dirasakan dan bagaimana hasilnnya.

b. Diskusikan cara pencegahan fraktur panggul dengan menggunakan leaflet.

c. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan.

d. Berikan reinforcement atas usaha keluarga.

Menyebutkan perawatan anggota keluarga yang mengalamiRespon verbalKeluarga dapat menyebutkan 2 dari 3 cara perawatan fraktur panggul:

Kompres Latihan Range of Motion (ROM) Penggunaan alat bantu jalan (walker)a. Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan fraktur panggul.

b. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

c. Tanyakan kembali pada keluarga tentang cara perawatan fraktur panggul.

d. Berikan reinforcement positif pada keluarga.

Setelah dilakukan pertemuan kedua selama 1x30menit, anggota keluarga mampu melakukan:

Kompres DinginKompres Hangat

Latihan Range of Motion (ROM) PasifSetelah dilakukan pertemuan kedua selama 1x30menit, anggota keluarga mampu melakukan:

Penggunaan alat bantu jalan (walker)

Respon psikomotor

Respon psikomotor

Respon psikomotor

Respon psikomotorAnggota keluarga mampu melakukan kompres dingin untuk mengurangi nyeri akut atau pembengkakan akibat cidera tiba-tiba, yaitu:

Gunakan kantong berisi es batu/air es atau handuk yang dicelupkan ke dalam air dingin.

Kompres di dekat lokasi nyeri, disisi tubuh yang berlawanan tetapi berhubungan dengan lokasi nyeri, atau dilokasi yang terletak antara otak dan lokasi nyeri. Lakukan dalam waktu