Format Pengkajian Keluarga

download Format Pengkajian Keluarga

If you can't read please download the document

Transcript of Format Pengkajian Keluarga

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ANAK USIA SEKOLAH DENGAN MASALAH AUTISMEA. Identitas Umum 1. Identitas Kepala Keluarga Meliputi nama, umur, agama, suku, pendidikan pekerjaan, alamat. 2. Komposisi Keluarga No Nama L/P Hub. Kel Umur Pendidikan Imunisasi KB3. Genogram Dari genogram bisa diketahui apakah ada anggota keluarga yang juga mengalami autis. Beberapa teori terakhir mengatakan bahwa faktor genetika memegang peranan penting pada terjadinya autistik. Bayi kembar satu telur akan mengalami gangguan autistik yang mirip dengan saudara kembarnya. Juga ditemukan beberapa anak dalam satu keluarga atau dalam satu keluarga besar mengalami gangguan yang sama. 4. Tipe Keluarga a. Jenis tipe keluarga b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut 5. Suku Bangsa (etnis) a. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga b. Tampat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnisbersifat homogen) c. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya,rekreasi, pendidikan. d. Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana Adanya riwayat nutrisi yang buruk pada saat kehamilan dapat berhubungan dengan terhambatnya pertumbuhan sel otak yang dapat menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi.e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern f. Bahasa yang digunakan di rumah g. Penggunaan jasa-jas perawatan kesehatan keluarga dan praktisi (Autisme dapat terjadi pada semua kelompok ras, etnik, dan sosial manapun) 6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan a. Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik kayakinan beragama mereka b. Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau organisasi keagamaan c. Agama yang dianut oleh keluarga d. Kepercayaan-kapercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam kehidupan keluarga terutamadalam hal kesehatan 7. Status Sosial Ekonomi Keluarga 8. Aktivitas Rekreasi Keluarga B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi C. Riwayat kesehatan keluarga inti 1. Riwayat keluarga sebelumnya 2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga No Nama Umur BB Keadaan Kesehatan Imunisasi (BCG/Polio /DPT/HB/ Campak) 3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan Masalah kesehatan Tindakan yang telah dilakukanD. Pengkajian lingkungan 1. Karakteristik rumah a. Gambaran tipe tempat tinggal b. Denah rumah c. Gambaran kondisi rumah d. Dapur e. Kamar mandi f. Mengkaji pengaturan tidur di dalam rumah g. Mengkaji keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah h. Mengkaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah i. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah j. Pengaturan/penataan rumah 2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW 3. Mobilitas geografis keluarga 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat 5. Sistem pendukung keluarga E. Struktur keluarga 1. Pola komunikasi keluarga 2. Struktur kekuatan keluarga 3. Struktur peran 4. Nilai atau norma keluarga F. Fungsi keluarga 1. Fungsi afektif 2. Fungsi sosialisasi 3. Fungsi perawatan kesehatan 4. Fungsi reproduksi 5. Fungsi ekonomiG. Stress dan koping keluarga 1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang 2. Kemampuan keluarga berespoan terhadap situasi/stresor 3. Strategi koping yang digunakan H. Pemeriksaan fisik 1. Identitas Nama Umur Pendidikan Pekerjaan : : : : L/P2. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini 3. Riwayat Penyakit Sebelumnya Faktor genetik dan kelainan otak pada saat lahir dianggap sebagai penyebab utama autisme. Selain itu faktor yang diduga berhubungan dengan autisme antara lain adalah faktor infeksi dan metabolisme. Selain itu pengaruh virus seperti rubella, toxo, herpes; jamur; nutrisi yang buruk; perdarahan; keracunan makanan, dsb pada kehamilan dapat menghambat pertumbuhan sel otak yang dapat menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi. 4. Tanda-tanda vital 5. Sistem Cardio Vascular 6. Sistem Respirasi 7. Sistem Gastro Intestinal Dikaji apakah penderita autis mengalami gangguan pencernaan atau tidak karena dari hasil penelitian terungkap juga hubungan antara gangguan pencernaan dan gejala autistik. Ternyata lebih dari 60 % penyandang autistik ini mempunyai sistem pencernaan yang kurang sempurna. Makanan tersebut berupa susu sapi (casein) dan tepung terigu (gluten) yang tidak tercernadengan sempurna. Protein dari kedua makanan ini tidak semua berubah menjadi asam amino tapi juga menjadi peptida, suatu bentuk rantai pendek asam amino yang seharusnya dibuang lewat urine. Ternyata pada penyandang autistik, peptida ini diserap kembali oleh tubuh, masuk kedalam aliran darah, masuk ke otak dan dirubah oleh reseptor opioid menjadi morphin yaitu casomorphin dan gliadorphin, yang mempunyai efek merusak sel-sel otak dan membuat fungsi otak terganggu. Fungsi otak yang terkena biasanya adalah fungsi kognitif, reseptif, atensi dan perilaku. 8. Sistem Persyarafan Menurut Dr Melly Ch.Budiman, DSPA (Ketua Umum Yayasan Autisma Indonesia). Penyebab dari autisma adalah adanya gangguan atau penyimpangan perkembangan pada daerah-daerah tertentu di otak, seperti misalnya di otak kecil dan di pusat emosi. Perkembangan sel-sel otak yang tidak normal ini menyebabkan antara lain terganggunya keseimbangan hormon di otak. Dimana penyebab perkembangan yang tidak normal itu multifaktorial. Biasanya hal ini sudah terjadi semasa janin, namun bisa juga selama proses kelahiran yang sulit atau sesudah melahikan. 9. Sistem Musculoskeletal 10. Sistem Genetalia I. Harapan keluarga 1. Terhadap masalah kesehatannya 2. Terhadap petugas kesehatan yang adaTINJAUAN KASUS A. Identitas Umum 1. Identitas Kepala Keluarga Nama Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Alamat 2. Komposisi Keluarga No Nama 1 Tn.H 2 3 Ny.W An.A L/P Hub. Kel L Ayah P L Ibu Anak Umur Pendidikan 28 D3 26 5 SMK Imunisasi KB Lengkap Pil : Tn H : 28 Tahun : Budha : Jawa : D3 : Swasta : Jl. Bandungan Raya. No.93. Genogram4. Tipe Keluarga Termasuk dalam keluarga inti, yaitu terdiri dari ayah, ibu, dan satu anak. 5. Budaya o Suku bangsa o Bahasa : Jawa : campuran Jawa dan Indonesiao Kebiasaan budaya yang berhubungan dengan masalah kesehatan:keluarga Tn.H memelihara kucing dan anjing, dan menurut kepercayaan keluarga Tn. H, pada waktu hamil pantang makan ikan, daging dan telur. 6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan Agama yang dianut oleh keluarga Tn.H adalah agama budha, yang tidak memperbolehkan mengkonsumsi daging, terutama daging sapi. 7. Status Sosial Ekonomi Keluarga Tn.H bekerja sebagai mandor di TPA, dengan penghasilan kurang lebih 1 Juta Rupiah, dan Ny.W sebagai ibu rumah tangga yang tidak bekerja. 8. Aktivitas Rekreasi Keluarga Waktu luang keluarga Tn.H digunakan untuk menonton TV bersama, tapi anaknya asyik bermain sendiri. B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga Tn.H mempunyai satu orang anak yang berusia 5 tahun, maka keluarga Tn.H termasuk dalam tahap perkembangan dengan anak pra sekolah. 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Keluarga belum siap untuk menyekolahkan An. A karena keterbatasan yang dimiliki An. A. Seharusnya pada tahap ini An. A sudah mampu bersosialisasi dengan lingkungan dan keluarga. 3. Riwayat keluarga inti Keluarga Tn.H tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan, sejak An.A dinyatakan menderita Autis, keluarga cemas namun kendala pendanaan keluarga pasrah, sehingga keluarga lebih memilih membiarkan keadaan anaknya, selain itu keluarga Tn.H tidak ada yang menderita penyakit yang serupa, serta jarak rumah dengan pusat pelayanan kesehatan yang sulit dijangkau ( 20 km berupa pegunungan ).A CB DEC. Pengkajian Lingkungan 1. Karekteristik rumah U 3m3m 6m Keterangan: A B C D E : ruang tamu : kamar tidur : ruang tengah : dapur : WcStatus rumah Keluarga Tn.H adalah rumah milik sendiri, terbuat dari papan dengan 4 jendela, tipe rumah adalah tipe 6X6 m. Luas rumah 36m2, jumlah ruangan terdiri dari 4 ruangan di tambah 1 ruangan kamar mandi, pemanfaatan ruangan sangat maksimal dengan perabotan memenuhi ruangan. Keluarga menggunakan septic tank dengan jarak 8 m dari sumur, klien menggunakan sumber air pegunungan, kondisi air jernih, keadaan umum sanitasi rumah buruk. Sekitar rumah terlihat kotor. 2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Jarak tetangga kanan dan kiri 1 ,5 m, kehidupan antar tetangga harmonis, saling tolong menolong. 3. mobilitas geografis keluarga keluarga Tn. H tidak pernah berpindah tempat tinggal sejak menikah 6tahun yang lalu, jarak ke pusat kesehatan 20 km. 4. perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat saat hari libur kerja Tn. H menemani dan mengawasi anaknya bermain. Pada hari raya keluarga melaksanakan sembahyang bersama di wihara. 5. sistem pendukung keluarga secara fisik seluruh anggota keluarga sehat, hanya saja An. A mengalami gangguan perkembangan. Keluarga tidak memiliki fasilitas untuk ke sarana kesehatan. D. STRUKTUR KELUARGA 1. Pola komunikasi keluarga Cara berkomunikasi antar anggota keluarga adalah satu arah yaitu tanpa perantara, frekuensi dan kualitas berkomunikasi dalam keluarga hanya saat bertemu saja, tipe berkomunikasi langsung. 2. Struktur kekuatan keluarga Pengambilan keputusan dalam keluarga Tn.H melalui musyawarah, Tn.H sangat memanjakan anaknya, sehingga An.A tidak mandiri. 3. Strutur peran Masing-masing anggota keluarga memiliki peran, Tn.H berperan sebagai suami dan kepala keluarga yang bertanggung jawab untuk menafkahi keluarga, Ny.W sebagai ibu rumah tangga yang malaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing, sedangkan An.A berperan sebagai anak. 4. Nilai dan Norma keluarga Norma yang dianut oleh keluarga Tn.H adalah norma agama yang menghormati norma yang ada disekitarnya. Keluarga Tn.H mempercayai tidak boleh makan daging binatang. Nilai budaya yan dianut keluarga Tn.H adalah budaya Jawa Budha.E. Fungsi Keluarga 1. Fungsi Afektif Keluarga tidak merasa malu dengan kondisi anaknya, keluarga senantiasa membantu An.A untuk bersosialisasi dengan sebayanya dan anggota yang lain. 2. Fungsi Sosialisasi Interaksi antar anggota keluarga baik. Walaupun ada anggota keluarganya yang mengalami autisme, tetapi tetap menerapkan norma-norma budaya yang berlaku. 3. Fungsi perawatan kesehatan Keluarga Tn.H mengetahui An.A mengalami autisme, tetapi tidak mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan gejala dan bagaimana cara untuk merawatnya. 4. Fungsi reproduksi Tn.H baru mempunyai satu orang anak, dan berencana mempunyai empat orang anak, berhubung anak pertamanya ada kelainan, maka keluarga Tn.H memutuskan untuk menunda anak kedua dengan KB PIL. 5. Fungsi Ekonomi Kebutuhan sandang, pangan dan papan terpenuhi walaupun sederhana. F. Stress dan koping keluarga 1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang Keluarga tidak mempunyai masalah yang terlalu signifikan, hanya saja tidak mengetahui cara merawatnya, keluarga tidak mempunyai stressor jangka panjang, keluarga pernah memeriksakan kondisi An.A ke RS dan diketahui bahwa An.A mengalami autisme. Namun selanjutnya tidak pernah diperiksakan lagi, karena keterbatasan biaya dan pengetahuan. 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor dan strategi koping yang digunakan6. Sistem pendukung keluarga G. Struktur keluarga 5. Pola komunikasi keluarga 6. Struktur kekuatan keluarga 7. Struktur peran 8. Nilai atau norma keluarga H. Fungsi keluarga 6. Fungsi afektif 7. Fungsi sosialisasi 8. Fungsi perawatan kesehatan 9. Fungsi reproduksi 10. Fungsi ekonomiI. Stress dan koping keluarga 4. Stresor jangka pendek dan jangka panjang 5. Kemampuan keluarga berespoan terhadap situasi/stresor 6. Strategi koping yang digunakan J. Pemeriksaan fisik 11. Identitas Nama Umur : : L/PPendidikan Pekerjaan: :12. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini 13. Riwayat Penyakit Sebelumnya Faktor genetik dan kelainan otak pada saat lahir dianggap sebagai penyebab utama autisme. Selain itu faktor yang diduga berhubungan dengan autisme antara lain adalah faktor infeksi dan metabolisme. Selain itu pengaruh virus seperti rubella, toxo, herpes; jamur; nutrisi yang buruk; perdarahan; keracunan makanan, dsb pada kehamilan dapat menghambat pertumbuhan sel otak yang dapat menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi. 14. Tanda-tanda vital 15. Sistem Cardio Vascular 16. Sistem Respirasi 17. Sistem Gastro Intestinal Dikaji apakah penderita autis mengalami gangguan pencernaan atau tidak karena dari hasil penelitian terungkap juga hubungan antara gangguan pencernaan dan gejala autistik. Ternyata lebih dari 60 % penyandang autistik ini mempunyai sistem pencernaan yang kurang sempurna. Makanan tersebut berupa susu sapi (casein) dan tepung terigu (gluten) yang tidak tercerna dengan sempurna. Protein dari kedua makanan ini tidak semua berubah menjadi asam amino tapi juga menjadi peptida, suatu bentuk rantai pendek asam amino yang seharusnya dibuang lewat urine. Ternyata pada penyandang autistik, peptida ini diserap kembali oleh tubuh, masuk kedalam aliran darah, masuk ke otak dan dirubah oleh reseptor opioid menjadi morphin yaitu casomorphin dan gliadorphin, yang mempunyai efek merusak sel-sel otak dan membuat fungsi otak terganggu. Fungsi otak yang terkena biasanya adalah fungsi kognitif, reseptif, atensi dan perilaku. 18. Sistem Persyarafan Menurut Dr Melly Ch.Budiman, DSPA (Ketua Umum Yayasan Autisma Indonesia). Penyebab dari autisma adalah adanya gangguan ataupenyimpangan perkembangan pada daerah-daerah tertentu di otak, seperti misalnya di otak kecil dan di pusat emosi. Perkembangan sel-sel otak yang tidak normal ini menyebabkan antara lain terganggunya keseimbangan hormon di otak. Dimana penyebab perkembangan yang tidak normal itu multifaktorial. Biasanya hal ini sudah terjadi semasa janin, namun bisa juga selama proses kelahiran yang sulit atau sesudah melahikan. 19. Sistem Musculoskeletal 20. Sistem Genetalia K. Harapan keluarga 3. Terhadap masalah kesehatannya 4. Terhadap petugas kesehatan yang ada