Format Laporan Praktikum Indrhy
-
Upload
astuti-genda-ali -
Category
Documents
-
view
267 -
download
0
description
Transcript of Format Laporan Praktikum Indrhy
DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN
Indri Dwi Salsabila, Astuti, Olivia Putri Utami, Sarimah, Sunarto Arif Sura
Pendidikan Biologi 2014
AbstrakTelah dilakukan pengukuran panjang, pengukuran massa, dan pengukuran waktu dan
suhu. Balok dan kelereng adalah alat yang diukur pada percobaan ini kecuali pada pengukuran waktu dan suhu. Pengukuran panjang untuk balok dengan mengukur panjang,lebar,dan tinggi benda tersebut dengan alat ukur mistar, jangka sorong,dan mikrometer sekrup sedangkan pada bola dengan hanya mengukur diameternya.Pengukuran dengan ketiga alat tersebut mempunyai cara yang berbeda dalam penggunaanya.Pengukuran massa dengan neraca Ohauss 2610g, neraca Ohauss 311g, neraca Ohauss 310g,pengukuran diawali dengan penentuan nilai skala. Pengukuuran massa sangat membutuhkan ketenangan dalam pelaksanaanya karena untuk menetapkan pada angka nol. Pengukuran pada waktu dan suhu dengan menggunakan alat-alat yang berbeda dari pengukuran sebelumnya yaitu seperti gelas ukur,pembakar Bunsen,thermometer,stopwatch dan kaki tiga telah diperoleh bahwa semakin tinggi suhu maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu. Dari ketiga pengukuran tersebut mempunyai tujuan untuk mengetahui menggunakan alat ukur dengan baik, mengetahui bahwa dalam pengukuran membutuhkan ketelitian dan semakin kecil hasil pengukuran maka semakin baik data yang akan diperoleh.
Kata kunci: pengukuran,angka penting,suhu,neraca,alat ukur .
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur dasar?
2. Bagaimana cara menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan
pengukuran berulang ?
3. Bagaimana cara melaporkan hasil pengukuran dengan berlandaskan pada
angka penting?
TUJUAN
1. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar
2. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran berulang
3. Mengerti angka berarti
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Arti Pengukuran
Pengukuran adalah bagian dari keterampilan Proses Sains yang merupakan
pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Para
ilmuwan mencari hubungan antara berbagai besaran fisika yang mereka teliti dan
ukur. Ilmuwan biasanya mencoba menyatakan hubungan tersebut secara
kuantitatif, dalam persamaan yang simbol-simbolnya mewakili besaran-besaran
yang terlibat. Untuk menentukan (atau meyakinkan) bentuk hubungan tersebut,
dibutuhkan pengukuran eksperimental yang teliti, walaupun pemikiran kreatif
juga memainkan perannya.
Ketepatan dan Ketelitian Pengukuran
Ketepatan (keakuratan). Pada pengukuran ini, harga rata-ratanya mendekati harga
yang sebenarnya (pengukuran berganda).
Ketelitian (kepresisian). Jika hasil-hasil pengukuran terpusat di suatu daerah
tertentu (harga tiap pengukuran tidak jauh beda).
Angka penting
1. Semua angka yang bukan nol
2. angka yang terletak diantara angka bukan nol
3. angka nol di sebelah kanan angka bukan nol
4. angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol
Pengukuran Langsung dan Tidak Langsung
Di tinjau dari cara pengukurannya, besaran-besaran fisika ada yang diukur secara
langsung dan ada (lebih banyak) yang diukur secara tidak langsung.
Pengukuran langsung adalah pengukuran sesuatu besaran yang tidak
bergantung pada pengukuran besaran-besaran lain.
Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran besaran fisika dengan cara
tidak langsung membandingkannya dengan besaran acuan, akan tetapi dengan
besaran-besaran lain.
Ketidakpastian Pengukuran
Ketidakpastian Bersistem, kesalahan yang menyebabkan hasil yang diperoleh
menyimpang dari hasil sebenarnya. Sumber-sumbernya
1. kesalahan kalibrasi alat
2. kesalahan titik nol (KTN)
3. Kerusakan komponen alat
4. Gesekan
5. Kesalahan Paralaks
6. Kesalahan keadaan saat bekerja
Ketidakpastian rambang (acak), kesalahan yang bersumber dari gejala yang tidak
mungkin atau diatasi berupa perubahan yang berlangsung sangat cepat sehingga
pengontrolandan pengaturan diluar kemampuan. Sumber-sumbernya
1. Kesalahan menaksir bagian skala
2. Keadaan yang berfluktuasi
3. Gerak acak (brown)
4. Landasan yang bergetar
5. Bising (noise)
6. Radiasi latar belakang
Ketidakpastian pengukuran tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja keterbatasan
skala alat ukur dan keterbatasan kemampuan mengamati serta banyak sumber
kesalahan lain, mengakibatkan hasil pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian.
Untuk pengukuran tunggal diambil kebijaksanaan
∆ x=12
NST Alat
Nilai ∆ Xdilaporkan dengan cara yang sudah dibakukan seperti berikut
X=( x± ∆ x ) [ X ]
Ket X=¿ simbol besaran yang diukur
( x± ∆ x ) = hasil pengukuran besrta ketidakpastiannya
[ X ] = satuan besaran x (dalam satuan SI)
Pengukuran berulang (berganda)
Dengan mengadakan pengulangan, penegetahuan kita tentang nilai sebenarnya
(X0) menjadi semakin baik. Jika pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dengan
hasil x1,x2, dan x3 atau dua kali , maka { x } dan ∆ x dapat ditentukan sebagai
berikut. Nilai rata-rata pengukuran dilaporkan sebagai { x } sedangkan deviasi
(penyimpangan) terbesar atau deviasi rata-rata dilaporkan sebagai ∆ x. Deviasi
adalah selisih antara tiap hasil pengukuran nilai rata-ratanya. Jadi
X= x1+¿x2+¿x
3
3¿¿ dan,
Deviasi ∂1= |x1 x|, ∂2= |x2 x|, ∂3= |x3 x| . ∆ xadalah yang terbesar diantara
∂1 , ∂2 ,∂3.
Alat dan Bahan
1. Alat
Mistar
Jangka Sorong
Mikrometer sekrup
Stopwatch
Termometer
Balok kayu
Kelereng
Neraca Ohauss 310 gram
Neraca Ohauss 311 gram
Neraca Ohauss 2610 gram
Gelas Ukur
Kaki Tiga dan kasa
Bunsen Pembakar
2. Bahan
Air secukupnya
Korek
Bunsen Pembakar
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Panjang
2. Lebar
3. Tinggi
4. Diameter
Kegiatan 2
1. Massa
Kegiatan 3
1. Waktu
2. Suhu
DefinisiOperasionalVariabel
Kegiatan 1
1. Panjang adalah jarak terpanjang yang terdapat dibagian alas sebuah kubus dari
ujung ke ujung , dengan satuannya adalah mm
2. Lebar adalah jarak terpendek yang terdapat dibagian alas sebuah kubus dari
ujung ke ujung, dengan satuannya adalah mm
3. Tinggi adalah jarak yang diukur pada kubus dalam posisi vertikal, dengan
satuannya adalah mm
4. Diameter adalah jarak antara garis tepi bola dan garis tepi yang lain, dengan
satuannya adalah mm
Kegiatan 2
1. Massa adalah banyaknya materi yang terdapat dalam sebuah balok dan bola,
dengan satuannya adalah gram
Kegiatan 3
1. Waktu adalah lama waktu yang diperlukan temperature untuk bergerak
keatas,dengan satuannya adalah sekon
2. Suhu adalah kenaikan temperature yang diukur dengan waktu, dengan
satuannya adalah ℃
ProsedurKerja
Kegiatan 1 (pengukuran panjang)
1. Mengambil mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup serta menentukan
NSTnya.
2. Mengukur sebanyak 3 kali untuk panjang, lebar, dan tinggi balok berbentuk
kubus yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut.
Mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan dengan disertai
ketidakpastiannya.
3. Mengukur sebanyak 3 kali untuk diameter bola (ukur ditempat berbeda) yang
disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut. Mencatat hasil
pengukuran pada tabel hasil pengamatan disertai dengan ketidakpastiannya.
Kegiatan 2 (pengukuran massa)
1. Menentukan NST masing-masing neraca
2. Mengukur massa balok kubus dan bola sebanyak 3 kali secara berulang pada
neraca ohauss 2610 g. neraca Ohauss 311 g. neraca Ohauss 310 g.
3. Mencatat hasil pengukuran yang dilengkapi dengan ketidakpastian
pengukuran.
Kegiatan 3 (pengukuran waktu dan suhu)
1. Menyiapkan gelas ukur, bunsen pembakar lengkap dengan kaki tiga dan
lapisan asbesnya dan sebuah termometer.
2. Mengisi gelas ukur dengan air hingga ½ bagian dan meletakkan di atas kaki
tiga tanpa ada pembakar.
3. Mengukur temperaturnya sebagai temperatur mula-mula 33 (To).
4. Menyalakan bunsen pembakar dan menunggu beberapa saat hingga nyalanya
terlihat normal..
5. Meletakkan bunsen pembakar tadi tepat di bawah gelas ukur bersamaan
dengan menjalankan alat pengukur waktu.
6. Mencatat perubahan temperatur yang terbaca pada termometer tiap selang
waktu 1 menit sampai diperoleh 10.
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA
HASIL PENGAMATAN
1. Pengukuran Panjang
NST Mistar : BatasUkur
Jumlah Skala=1 cm
10=¿0,1 cm/skala = 1mm
NST Jangka Sorong :
NST Mikrometer Sekrup :
20 SN =39 SU
20 SN =39 (1 mm)
20 SN = 39 mm
SN = 1,95 mm
NST = 2 mm – 1,95 mm = 0,05 mm
NST SU = BatasUkur
Jumlah Skala=
5 mm10
= 0,5
mm
NST Skala Putar = BatasUkur
Jumlah Skala Putar
¿ 0,5 mm50
Tabel 1. Hasil pengukuran panjang
No
Benda yang
diukur
Besaran yang
diukur
Hasil Pengukuran (mm)
Mistar Jangka Sorong Mikrometer Sekrup
1.
Balok
Panjang
|17,0 ± 0,5| |16,10 ± 0,05| |16,910 ± 0,005|
|17,0 ± 0,5| |17,00 ± 0,05| |16,770 ± 0,005|
|17,0 ± 0,5| |17,10 ± 0,05| |16,270 ± 0,005|
Lebar
|14,0 ± 0,5| |15,50 ± 0,05| |15,960 ± 0,005|
|14,0 ± 0,5| |15,40 ± 0,05| |15,500 ± 0,005|
|14,0 ± 0,5| |15,50 ± 0,05| |15,520 ± 0,005|
Tinggi
|23,0 ± 0,5| |24,10 ± 0,05| |23,460 ± 0,005|
|23,0 ± 0,5| |23,15 ± 0,05| |23,530 ± 0,005|
|23,0 ± 0,5| |24,05 ± 0,05| |23,260 ± 0,005|
2.
Bola Diameter
|17,0 ± 0,5| |16,20 ± 0,05| |16,310 ± 0,005|
|17,0 ± 0,5| |16,30 ± 0,05| |16,020 ± 0,005|
|17,0 ± 0,5| |16,45 ± 0,05| |16,010 ± 0,005|
2. Pengukuran Massa
Neraca Ohauss 2610 gram
Nilai Skala lengan 1 : BatasUkur
Jumlah Skala=100 g
10=10 g
Nilai Skala lengan 2 : BatasUkur
Jumlah Skala=500 g
5=100 g
Nilai Skala lengan 3 : BatasUkur
Jumlah Skala=10 g
100=0,10 g
Massa beban gantung : -
Tabel 2. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 2610 gram
Benda Penunjuk
lengan 1
Penunjuk
lengan 2
Penunjuk
lengan 3
Beban
gantung
Massa benda (g)
Balok
Kubus
0
0
0
0
0
0
4,00
4,00
3,90
-
-
-
|4,00 ±0,05|
|4,00 ±0,05|
|3,90 ± 0,05|
Bola 0
0
0
0
0
0
5,60
5,65
5,55
-
-
-
|5,60 ± 0,05|
|5,65 ± 0,05|
|5,55 ± 0,05|
Neraca Ohauss 311 gram
Nilai Skala lengan 1 : BatasUkur
Jumlah Skala=200 g
2=100 g
Nilai Skala lengan 2 : BatasUkur
Jumlah Skala=100 g
10=10 g
Nilai Skala lengan 3 : BatasUkur
Jumlah Skala=10 g
10=1 g
Nilai Skala lengan 4 : BatasUkur
Jumlah Skala=1,0 g
100=0,01 g
Tabel 3. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 311 gram
Benda Penunjuk
lengan 1
Penunju
k lengan
2
Penunjuk
lengan 3
Penunju
k lengan
4
Massa benda (g)
Balok
Kubus
0
0
0
0
3,000
3,000
0,875
0,850
|3,875 ± 0,005|
|3,850 ± 0,005|
0 0 3,000 0,870 |3,870 ± 0,005|
Bola 0
0
0
0
0
0
5,000
5,000
5,000
0,550
0,500
0,530
|5,550± 0,005|
|5,500± 0,005|
|5,530± 0,005|
Neraca Ohauss 310 gram
Nilai Skala lengan 1 : BatasUkur
Jumlah Skala=200 g
2=100 g
Nilai Skala lengan 2 : BatasUkur
Jumlah Skala=100 g
10=10 g
Nilai Skala Putar : BatasUkur
Jumlah Skala=1 g
10=0,1 g
Jumlah Skala Nonius : 10 skala
NST Neraca Ohauss 310 gram : 1,9 SP = 10 SN
0,19 SP = SN
NST = NSP-NSTN= 0,2-0,19 = 0,01 g
Tabel 4. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 310 gram
BendaPenun.
lengan 1
Penun.
lengan 2
Penun.
skala
putar
Penun.
skala
Nonius
Massa benda (g)
Balok
Kubus0
0
0
0
0
0
3,90
4,00
3,90
5
7
7
|3,95 ± 0,01|
|4,07 ± 0,01|
|3,97 ± 0,01|
Bola 0
0
0
0
0
0
5,50
5,50
5,50
8
7
7
|5,58 ± 0,01|
|5,57 ± 0,01|
|5,57 ± 0,01|
3. Pengukuran Waktu dan Suhu
NST termometer : BatasUkur
Jumlah Skala=10℃
10=1℃
Temperatur mula-mula (To) : |33℃± 0,5|
NST Stopwatch : BatasUkur
Jumlah Skala=1 sekon
10=0,1 sekon
Tabel 5. Hasil pengukuran waktu dan suhu
No.
Waktu (s) Temperatur (℃¿
Perubahan Temperatur
(℃)
1. |60,0 ± 0,1| |35,0 ± 0,5| |2,0 ± 0,5|
2. |120,0 ± 0,1| |37,0 ± 0,5| |2,0 ± 0,5|
3. |180,0 ± 0,1| |40,0 ±0,5| |3,0 ± 0,5|
4. |240,0± 0,1| |43,0 ±0,5| |3,0 ± 0,5|
5. |300,0 ± 0,1| |46,0 ±0,5| |3,0 ± 0,5|
6. |360,0 ± 0,1| |49,0 ±0,5| |3,0 ± 0,5|
ANALISIS DATA
PENGUKURAN PANJANG
Balok
V = P × L × T
δv=|δvδp|∆P + |δv
δl |∆L + |δvδt |∆T
δv = |δ (p × l× t)δp |∆P + |δ (p × l× t)
δl |∆L + |δ (p × l× t)δt |∆T
∆ vv
=|l ×tv |∆P + | p× t
v |∆L + | p× lv |∆T
∆ vv
=| l ×tp ×l ×t|∆P + | p ×t
p× l× t|∆L + | p × lp× l× t|∆T
∆ vv
=|∆ Pp |+ |∆ L
l | + |∆ Tt |
∆ v=|∆ Pp |+ |∆ L
l | + |∆ Tt |v
Mistar1. Panjang
P=17,0 mm+17,0 mm+17,0mm
3 = 17,0 mm
δx =|Px−P|
δ1 =|17,0−17,0|mm= 0 mm
δx =|17,0−17,0|mm= 0 mm
δx =|17,0−17,0|mm= 0 mm
∆ P = δmax = 0,5 mm.
KR = ∆ PP
× 100%
KR = 0,5
17,0 × 100% = 2,9% ( 3 AB )
Pelaporan fisika : |P ± ∆ P| = |17,0 ± 0,5| mm
2. Lebar
L=14,0 mm+14,0 mm+14,0mm
3 = 14,0 mm
δx =|Lx−L|
δ1 =|14,0−14,0|mm= 0 mm
δx =|14,0−14,0|mm= 0 mm
δx =|14,0−14,0|mm= 0 mm
∆ L = δmax = 0,5 mm.
KR = ∆ LL
× 100%
KR = 0,5
14,0 × 100% = 3,5% ( 3 AB )
Pelaporan fisika : |L ± ∆ L| = |14,0 ± 0,5| mm
3. Tinggi
T=23,0 mm+23,0 mm+23,0 mm
3 = 23,0 mm
δx =|T x−T|
δ1 =|23,0−23,0|mm= 0 mm
δx =|23,0−23,0|mm= 0 mm
δx =|23,0−23,0|mm= 0 mm
∆ t = δmax = 0,5 mm.
KR = ∆ TT
× 100%
KR = 0,5
23,0 × 100% = 2,1% (3 AB)
PF : |T ± ∆ T| = |23,0 ± 0,5| mm
Vbalok = P × L × T
Vbalok = 17,0 mm × 14,0 mm× 23,0 mm
Vbalok = 5.474 mm3
∆ v=|∆ Pp |+ |∆ L
l | + |∆ Tt |v
∆ v=| 0,5 mm17,0 mm|+ | 0,5 mm
14,0 mm| + | 0,5 mm23,0 mm|5.474 mm3
∆ v=|0,029|+ |0,035| + |0,021|5.474 mm3
∆ v=|0,085|5.474 mm3
∆ v=¿ 465,29 mm3 0,5 cm3
v=¿ 5.474 mm3 5,5 cm3
KR = ∆ vv
× 100%
KR = 0,5 cm3
5,5 cm3 × 100% = 9 % ( 2 AB )
PF: |V ± ∆ V| =│5,5 ± 0,5│cm3
Jangka Sorong1. Panjang
P=16,10 mm+17,00 mm+17,10 mm
3 = 16,73 mm
δx =|Px−P|
δ1 =|16,10−16,73|mm= 0,63 mm
δx =|17,00−16,73|mm= 0,27 mm
δx =|17,10−16,73|mm= 0,37 mm
∆ P = δmax = 0,63 mm.
KR = ∆ PP
× 100%
KR = 0,63
16,73 × 100% = 3,7% ( 3 AB )
PF : |P ± ∆ P| = |16,7 ± 0,6| mm
2. Lebar
L=15,50 mm+15,40 mm+15,50 mm
3 = 15,47 mm
δx =|Lx−L|
δ1 =|15,50−15,47|mm= 0,03 mm
δx =|15,40−15,47|mm= 0,07 mm
δx =|15,50−15,47|mm= 0,03 mm
∆ L = δmax = 0,07 mm.
KR = ∆ LL
× 100%
KR = 0,07
15,47 × 100% = 0,4% ( 4 AB )
PF : |L ± ∆ L| = |15,47 ± 0,07| mm
3. Tinggi
T=24,10 mm+23,15 mm+24,05 mm
3 = 23,76 mm
δx =|T x−T|
δ1 =|24,10−23,76|mm= 0,34 mm
δx =|23,15−23,76|mm= 0,61 mm
δx =|24,05−23,76|mm= 0,29 mm
∆ t = δmax = 0,61 mm.
KR = ∆ TT
× 100%
KR = 0,61
23,76 × 100% = 2,5% (3AB )
PF : |T ± ∆ T| = |23,7 ± 0,6| mm
Vbalok = P × L × T
Vbalok = 16,7mm × 15,47mm× 23,7 mm
Vbalok = 6.122,87 mm3
∆ v=|∆ Pp |+ |∆ L
l | + |∆ Tt |v
∆ v=| 0,616,7|+ | 0,07
15,47| + | 0,623,7|6.122,87 mm3
∆ v=|0,035|+ |0,004| + |0,025|6.122,87 mm3
∆ v=|0,064|6.122,87 mm3
∆ v=¿ 391,86 mm3 0,4 cm3
v=¿ 6.122,87 mm3 6,1 cm3
KR = ∆ vv
× 100%
KR = 0,4 c m3
6,1 cm3 × 100% = 6,5 % ( 2 AB )
PF: |V ± ∆ V| =│6,1 ± 0,4│cm3
Mikrometer Sekrup
1. Panjang
P=16,910 mm+16,770 mm+16,270 mm
3 = 16,650 mm
δx =|Px−P|
δ1 =|16,910−16,650|mm= 0,260 mm
δx =|16,770−16,650|mm= 0,120 mm
δx =|16,270−16,650|mm= 0,380 mm
∆ P = δmax = 0,380 mm.
KR = ∆ PP
× 100%
KR = 0,380
16,650 × 100% = 2,2% ( 3 AB )
PF : |P ± ∆ P| = |16,6 ± 0,3| mm
2. Lebar
L=15,960 mm+15,500 mm+15,520 mm
3 = 15,660 mm
δx =|Lx−L|
δ1 =|15,960−15,660|mm= 0,300 mm
δx =|15,500−15,660|mm= 0,160 mm
δx =|15,520−15,660|mm= 0,140 mm
∆ L = δmax = 0,300 mm.
KR = ∆ LL
× 100%
KR = 0,300
15,660 × 100% = 1,9% ( 3 AB )
PF: |L ± ∆ L| = |15,6 ± 0,3| mm
3. Tinggi
T=23,460 mm+23,530 mm+23,260 mm
3 = 23,416 mm
δx =|T x−T|
δ1 =|23,460−23,416|mm= 0,044 mm
δx =|23,530−23,416|mm= 0,114 mm
δx =|23,260−23,416|mm= 0,156 mm
∆ t = δmax = 0,156 mm.
KR = ∆ TT
× 100%
KR = 0,156
23,416 × 100% = 0,6 % ( 3 AB )
PF : |T ± ∆ T| = |23,4 ±0,1| mm
Vbalok = P × L × T
Vbalok = 16,6mm × 15,6mm× 23,4mm
Vbalok = 6059,6 mm3
∆ v=|∆ Pp |+ |∆ L
l | + |∆ Tt |v
∆ v=| 0,316,6|+ | 0,3
15,6| + | 0,123,4|6059,6 mm3
∆ v=|0,018|+ |0,019| + |0,004|6059,6 mm3
∆ v=|0,041|6059,6 mm3
∆ v=¿ 248,4 mm3 0,24 cm3
v=¿ 6059,6 mm3 6,05 cm3
KR = ∆ vv
× 100%
KR = 0,26,0
× 100% = 3,9 % ( 3 AB )
PF : |V ± ∆ V| = |6,05 ± 0,24| mm
Bola
v=16
π d3
dv=|∂ v∂ d|dd
dv=|∂( 16
π d3)∂ d |dd
dv=12
π d2 dd
∆ v=|12
π d2 ∆ d|
∆ vv
=| 12
πd2∆ d
16
π d3 |∆ v=|3∆ d
d |vKR=∆ v
vx100%
1. Mistar
d=17,0 mm+17,0 mm+17,0 mm
3 = 17,0 mm
δx =|d−d|
δ1 =|17,0−17,0|mm= 0 mm
δx =|17,0−17,0|mm= 0 mm
δx =|17,0−17,0|mm= 0 mm
∆ d = δmax = 0,5 mm.
PF: |d± ∆ d| = |17,0 ± 0,5| mm
v=16
π d3
v=16(3,14)(17,0)3
= 2571,13 mm3
∆ v=|3∆ dd |v
∆ v=|3(0,5)mm17,0 mm |2571,13 mm3
∆ v=| 1,5 mm17,0 mm|x2571,13 mm3
∆ v=0,08 x 2.571,13 mm3
∆ v=205,69 mm3 0,20 cm3
v=2.571,13 mm3 2,57 cm3
KR=∆ vv
x100%
KR=0,20 cm3
2,57 cm3 x 100 % = 7,7 % ( 2AB)
PF=|v ± ∆ v| ¿|2,5 ± 0,2| cm3
2. Jangka Sorong
d=16,20 mm+16,30 mm+16,45 mm
3 = 16,31 mm
δx =|dx−d|
δ1 =|16,20−16,31|mm= 0,11 mm
δx =|16,30−16,31|mm= 0,01 mm
δx =|16,45−16,31|mm= 0,14 mm
∆ r = δmax = 0,14 mm.
PF : |d± ∆ d| = |16,31 ± 0,14| mm
v=16
π d3
v=16(3,14)(16,31)3
= 2.270,59 mm3
∆ v=|3∆ dd |v
∆ v=|3(0,14)mm16,31 mm |2.270,59 m m3
∆ v=| 0,42mm16,31 mm|x 2.270,59 mm3
∆ v=0,025 x 2.270,59 mm3
∆ v=56,76 mm3 0,05 cm3
v=2.270,59 mm3 2,27 cm3
KR=∆ vv
x100 %
KR=0,05 cm3
2,27 cm3 x 100 % = 2,2 % ( 3AB)
PF=|v ± ∆ v| ¿|2,27± 0,05| cm3
3. Mikrometer Sekrup
d=16,310 mm+16,020 mm+16,010 mm
3 = 16,174 mm
δx =|dx−d|
δ1 =|16,310−16,174|mm= 0,136 mm
δx =|16,020−16,174|mm= 0,154 mm
δx =|16,010−16,174|mm= 0,164 mm
∆ r = δmax = 0,164 mm.
PF : |d± ∆ d| = |16,174 ± 0,164| mm
v=16
π d3
v=16(3,14)(16,174)3
= 2214, 27 mm3
∆ v=|3∆ dd |v
∆ v=|3(0,164)mm16,174mm |2.214 ,27m m3
∆ v=| 0,492 mm16,174 mm|x2.214 , 27 mm3
∆ v=0,030 x 2.214 , 27 mm3
∆ v=66,428 mm3 0,066 cm3
v=2.214 ,27 mm3 2,214 cm3
KR=∆ vv
x100 %
KR=0,066 cm3
2,214 cm3 x 100 % = 2,9 % ( 3AB)
PF=|v ± ∆ v| ¿|2,21± 0,06| cm3
PENGUKURAN MASSA
ρ=mv
= mv-1
δρ=| δρδm|∆m + |δρ
δv|∆v
δρ=|mv−1
m |∆m + |mv−1
v |∆v
δρ=|v−1|∆m + |mv−2|∆v
∆ ρρ
=| v−1
mv−1|∆m + |mv−2
mv−1|∆v
∆ ρρ
=|∆ mm | + |∆ v
v |
∆ ρ=|∆ mm | + |∆ v
v |ρ
Untuk balok :
v=5,5 cm3+6,1cm3+6,05 cm3
3 = 5,8 cm3
δx =|vx−v|
δ1 =|5,5−5,8|cm3= 0,3 cm3
δx =|6,1−5,8|cm3= 0,3cm3
δx =|6,05−5,8|cm3= 0,25 cm3
∆ v = δmax = 0,3 cm3
KR = ∆ vv
× 100%
KR = 0,35,8
× 100% = 5,1% ( 2 AB )
PF=|v ± ∆ v| ¿|5,8 ± 0,3| cm3
Untuk bola :
v=2,5 cm3+2,27 cm3+2,21cm3
3 = 2,32 cm3
δx =|vx−v|
δ1 =|2,5−2.32|cm3= 0,18cm3
δx =|2,27−2.32|cm3= 0,05 cm3
δx =|2,21−2.32|cm3= 0,11 cm3
∆ v = δmax = 0,18 cm3
KR = ∆ vv
× 100%
KR = 0,182.32
× 100% = 7,7% (2 AB)
PF=|v ± ∆ v| ¿|2.3 ± 0,1| cm3
Neraca Ohauss 2610 gram
Balok
m=4,00 g+4,00 g+3,90 g
3 = 3,96 g
δx =|m x−m|
δ1 =|4,00−3,96|g= 0,04 g
δx =|4,00−3,96|g= 0,04 g
δx =|3,90−3,96|g= 0,06 g
∆ m = δmax = 0,06 g.
KR = ∆ mm
× 100%
KR = 0,063,96
× 100% = 1,5 % ( 3 AB )
PF: |m ± ∆ m|g=|3,96± 0.06|g
Bola
m=5,60 g+5,65 g+5,55 g
3 = 5,60 g
δx =|m x−m|
δ1 =|5,60−5,60|g= 0 g
δx =|5,65−5,60|g= 0,05 g
δx =|5,55−5,60|g= 0,05 g
∆ m = δmax = 0,05 g.
KR = ∆ mm
× 100%
KR = 0,055,60
× 100% = 0,8% ( 3 AB )
PF: |m ± ∆ m|g=|5,60± 0.05|g
Neraca Ohauss 311 gram
Balok
m=3,875 g+3,850 g+3 ,870 g
3 = 3,865 g
δx =|m x−m|
δ1 =|3,875−3,865|g= 0,010 g
δx =|3,850−3,865|g= 0,015 g
δx =|3 , 870−3,865|g= 0,005 g
∆ m = δmax = 0,015 g.
KR = ∆ mm
× 100%
KR = 0,0153,865
× 100% = 0,3% (4 AB)
Pelaporan fisika : |m ± ∆ m| = |3,865 ± 0,015| g
Bola
m=5,550 g+5,500 g+5,530 g
3 = 5,526 g
δx =|m x−m|
δ1 =|5,550−5,526|g= 0,024 g
δx =|5,500−5,526|g= 0,026 g
δx =|5,530−5,526|g= 0,004 g
∆ m = δmax = 0,026 g.
KR = ∆ mm
× 100%
KR = 0,0265,526
× 100% = 0,47% ( 4 AB )
Pelaporan fisika : |m ± ∆ m| = |5,526 ± 0,026| g
Neraca Ohauss 310 gram
Balok
m=3,95 g+4,07 g+3,97 g
3 = 3,99 g
δx =|m x−m|
δ1 =|3,95−3,99|g= 0,04 g
δx =|4,07−3,99|g= 0,08 g
δx =|3,97−3,99|g= 0,02 g
∆ m = δmax = 0,08 g.
KR = ∆ mm
× 100%
KR = 0,083,99
× 100% = 2 % (3 AB)
Pelaporan fisika : |m ± ∆ m| = |3,99 ± 0,08| g
ρbalok=mv
ρbalok=(3,99 g)(5,8cm3)
ρbalok=¿ 0,68 g/cm3
∆ ρ=|∆ mm | + |∆ v
v |ρ
∆ ρ=|0,083,99| + |0,3
5,8| 0,68 g/cm3
∆ ρ=|0,020| + |0,051| 0,68 g/cm3
∆ ρ=¿ 0,04 g/cm3
KR = ∆ ρρ
× 100%
KR = 0,04 g/cm3
0,68 g/cm3 × 100% = 5,8 % (2 AB)
Pelaporan fisika : |ρ ± ∆ ρ| = |0,68 ± 0,04| g/cm3
Bola
m=5,58 g+5,57 g+5,57 g
3 = 5,57 g
δx =|m x−m|
δ1 =|5,58−5,57|g= 0,01 g
δx =|5,57−5,57|g= 0 g
δx =|5,57−5,57|g= 0 g
∆ m = δmax = 0,01 g.
KR = ∆ mm
× 100%
KR = 0,01 g5,57 g
× 100% = 0,1% ( 4 AB )
Pelaporan fisika : |m ± ∆ m| = |5,570± 0,010| g
ρbalok=mv
ρbalok=5,570 g
2,3 c m3
ρbalok=¿ 2,421 g/cm3
∆ ρ=|∆ mm | + |∆ v
v |ρ
∆ ρ=|0,010 g/cm3
5,570 g /cm3| + |0,1 cm3
2,3 cm3| 2,421 g/cm3
∆ ρ=|0,001| + |0,043| 2,421 g/cm3
∆ ρ=¿ 0,106 g/cm3
KR = ∆ ρρ
× 100%
KR = 0,106 g/cm3
2,421 g /cm3 × 100% = 4,3 % (3 AB)
Pelaporan fisika : |ρ ± ∆ ρ| = |2,42 ± 0,10| g/cm
PEMBAHASAN
Percobaan pengukuran yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui menggunakan
alat ukur dengan ketelitian yang tinggi. Pada percobaan pertama yaitu dengan
menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup dengan dua benda
yaitu balok kayu dan kelereng dengan NST yang berbeda akan menghasilkan data
yang berbeda pula namun tidak jauh beda, hal ini disebabkan karena tingkat ketelitian
suatu alat yang berbeda. Pecobaan kedua dengan menggunakan neraca Ohauss
2610, neraca Ohauss 311, neraca Ohauss 310 memerlukan ketenangan ketika
untuk menepatkan pada posisi nol sebelum dan sesudah diukur. percobaan ketiga
dengan menggunakan alat ukur suhu yaitu thermometer mengalami kenaikan suhu
yang tidak konstan, hal ini dapat terjadi karena adanya pengaruh dari nyala api
yang berubah-ubah.
SIMPULAN DAN DISKUSI
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran
yang dilakukan secara berulang pada benda dan alat ukur yang sama akan
memperoleh hasil yang berbeda ketika terjadi kesalahan ketelitian dan beberapa
kesalahan lainnya yang mempengaruhi apalagi ketika benda dan alat ukur yang
digunakan berbeda maka hasil yang diperoleh akan berbeda pula walaupun tidak
jauh perbedaannya.
DAFTAR RUJUKAN
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta : Erlangga.
Herman, 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar : Jurusan Fisika FMIPA UNM.