Format Laporan Praktikum Indrhy

38
DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN Indri Dwi Salsabila, Astuti, Olivia Putri Utami, Sarimah, Sunarto Arif Sura Pendidikan Biologi 2014 Abstrak Telah dilakukan pengukuran panjang, pengukuran massa, dan pengukuran waktu dan suhu. Balok dan kelereng adalah alat yang diukur pada percobaan ini kecuali pada pengukuran waktu dan suhu. Pengukuran panjang untuk balok dengan mengukur panjang,lebar,dan tinggi benda tersebut dengan alat ukur mistar, jangka sorong,dan mikrometer sekrup sedangkan pada bola dengan hanya mengukur diameternya.Pengukuran dengan ketiga alat tersebut mempunyai cara yang berbeda dalam penggunaanya.Pengukuran massa dengan neraca Ohauss 2610g, neraca Ohauss 311g, neraca Ohauss 310g,pengukuran diawali dengan penentuan nilai skala. Pengukuuran massa sangat membutuhkan ketenangan dalam pelaksanaanya karena untuk menetapkan pada angka nol. Pengukuran pada waktu dan suhu dengan menggunakan alat-alat yang berbeda dari pengukuran sebelumnya yaitu seperti gelas ukur,pembakar Bunsen,thermometer,stopwatch dan kaki tiga telah diperoleh bahwa semakin tinggi suhu maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu. Dari ketiga pengukuran tersebut mempunyai tujuan untuk mengetahui menggunakan alat ukur dengan baik, mengetahui bahwa dalam pengukuran membutuhkan ketelitian dan semakin kecil hasil pengukuran maka semakin baik data yang akan diperoleh. Kata kunci: pengukuran,angka penting,suhu,neraca,alat ukur . RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur dasar? 2. Bagaimana cara menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan pengukuran berulang ?

description

laporan fisika

Transcript of Format Laporan Praktikum Indrhy

Page 1: Format Laporan Praktikum Indrhy

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

Indri Dwi Salsabila, Astuti, Olivia Putri Utami, Sarimah, Sunarto Arif Sura

Pendidikan Biologi 2014

AbstrakTelah dilakukan pengukuran panjang, pengukuran massa, dan pengukuran waktu dan

suhu. Balok dan kelereng adalah alat yang diukur pada percobaan ini kecuali pada pengukuran waktu dan suhu. Pengukuran panjang untuk balok dengan mengukur panjang,lebar,dan tinggi benda tersebut dengan alat ukur mistar, jangka sorong,dan mikrometer sekrup sedangkan pada bola dengan hanya mengukur diameternya.Pengukuran dengan ketiga alat tersebut mempunyai cara yang berbeda dalam penggunaanya.Pengukuran massa dengan neraca Ohauss 2610g, neraca Ohauss 311g, neraca Ohauss 310g,pengukuran diawali dengan penentuan nilai skala. Pengukuuran massa sangat membutuhkan ketenangan dalam pelaksanaanya karena untuk menetapkan pada angka nol. Pengukuran pada waktu dan suhu dengan menggunakan alat-alat yang berbeda dari pengukuran sebelumnya yaitu seperti gelas ukur,pembakar Bunsen,thermometer,stopwatch dan kaki tiga telah diperoleh bahwa semakin tinggi suhu maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu. Dari ketiga pengukuran tersebut mempunyai tujuan untuk mengetahui menggunakan alat ukur dengan baik, mengetahui bahwa dalam pengukuran membutuhkan ketelitian dan semakin kecil hasil pengukuran maka semakin baik data yang akan diperoleh.

Kata kunci: pengukuran,angka penting,suhu,neraca,alat ukur .

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur dasar?

2. Bagaimana cara menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan

pengukuran berulang ?

3. Bagaimana cara melaporkan hasil pengukuran dengan berlandaskan pada

angka penting?

TUJUAN

1. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar

2. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran berulang

3. Mengerti angka berarti

Page 2: Format Laporan Praktikum Indrhy

METODOLOGI EKSPERIMEN

Teori Singkat

Arti Pengukuran

Pengukuran adalah bagian dari keterampilan Proses Sains yang merupakan

pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Para

ilmuwan mencari hubungan antara berbagai besaran fisika yang mereka teliti dan

ukur. Ilmuwan biasanya mencoba menyatakan hubungan tersebut secara

kuantitatif, dalam persamaan yang simbol-simbolnya mewakili besaran-besaran

yang terlibat. Untuk menentukan (atau meyakinkan) bentuk hubungan tersebut,

dibutuhkan pengukuran eksperimental yang teliti, walaupun pemikiran kreatif

juga memainkan perannya.

Ketepatan dan Ketelitian Pengukuran

Ketepatan (keakuratan). Pada pengukuran ini, harga rata-ratanya mendekati harga

yang sebenarnya (pengukuran berganda).

Ketelitian (kepresisian). Jika hasil-hasil pengukuran terpusat di suatu daerah

tertentu (harga tiap pengukuran tidak jauh beda).

Angka penting

1. Semua angka yang bukan nol

2. angka yang terletak diantara angka bukan nol

3. angka nol di sebelah kanan angka bukan nol

4. angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol

Pengukuran Langsung dan Tidak Langsung

Di tinjau dari cara pengukurannya, besaran-besaran fisika ada yang diukur secara

langsung dan ada (lebih banyak) yang diukur secara tidak langsung.

Pengukuran langsung adalah pengukuran sesuatu besaran yang tidak

bergantung pada pengukuran besaran-besaran lain.

Page 3: Format Laporan Praktikum Indrhy

Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran besaran fisika dengan cara

tidak langsung membandingkannya dengan besaran acuan, akan tetapi dengan

besaran-besaran lain.

Ketidakpastian Pengukuran

Ketidakpastian Bersistem, kesalahan yang menyebabkan hasil yang diperoleh

menyimpang dari hasil sebenarnya. Sumber-sumbernya

1. kesalahan kalibrasi alat

2. kesalahan titik nol (KTN)

3. Kerusakan komponen alat

4. Gesekan

5. Kesalahan Paralaks

6. Kesalahan keadaan saat bekerja

Ketidakpastian rambang (acak), kesalahan yang bersumber dari gejala yang tidak

mungkin atau diatasi berupa perubahan yang berlangsung sangat cepat sehingga

pengontrolandan pengaturan diluar kemampuan. Sumber-sumbernya

1. Kesalahan menaksir bagian skala

2. Keadaan yang berfluktuasi

3. Gerak acak (brown)

4. Landasan yang bergetar

5. Bising (noise)

6. Radiasi latar belakang

Ketidakpastian pengukuran tunggal

Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja keterbatasan

skala alat ukur dan keterbatasan kemampuan mengamati serta banyak sumber

kesalahan lain, mengakibatkan hasil pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian.

Page 4: Format Laporan Praktikum Indrhy

Untuk pengukuran tunggal diambil kebijaksanaan

∆ x=12

NST Alat

Nilai ∆ Xdilaporkan dengan cara yang sudah dibakukan seperti berikut

X=( x± ∆ x ) [ X ]

Ket X=¿ simbol besaran yang diukur

( x± ∆ x ) = hasil pengukuran besrta ketidakpastiannya

[ X ] = satuan besaran x (dalam satuan SI)

Pengukuran berulang (berganda)

Dengan mengadakan pengulangan, penegetahuan kita tentang nilai sebenarnya

(X0) menjadi semakin baik. Jika pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dengan

hasil x1,x2, dan x3 atau dua kali , maka { x } dan ∆ x dapat ditentukan sebagai

berikut. Nilai rata-rata pengukuran dilaporkan sebagai { x } sedangkan deviasi

(penyimpangan) terbesar atau deviasi rata-rata dilaporkan sebagai ∆ x. Deviasi

adalah selisih antara tiap hasil pengukuran nilai rata-ratanya. Jadi

X= x1+¿x2+¿x

3

3¿¿ dan,

Deviasi ∂1= |x1 x|, ∂2= |x2 x|, ∂3= |x3 x| . ∆ xadalah yang terbesar diantara

∂1 , ∂2 ,∂3.

Alat dan Bahan

1. Alat

Mistar

Jangka Sorong

Mikrometer sekrup

Stopwatch

Termometer

Balok kayu

Kelereng

Page 5: Format Laporan Praktikum Indrhy

Neraca Ohauss 310 gram

Neraca Ohauss 311 gram

Neraca Ohauss 2610 gram

Gelas Ukur

Kaki Tiga dan kasa

Bunsen Pembakar

2. Bahan

Air secukupnya

Korek

Bunsen Pembakar

Identifikasi Variabel

Kegiatan 1

1. Panjang

2. Lebar

3. Tinggi

4. Diameter

Kegiatan 2

1. Massa

Kegiatan 3

1. Waktu

2. Suhu

DefinisiOperasionalVariabel

Kegiatan 1

1. Panjang adalah jarak terpanjang yang terdapat dibagian alas sebuah kubus dari

ujung ke ujung , dengan satuannya adalah mm

2. Lebar adalah jarak terpendek yang terdapat dibagian alas sebuah kubus dari

ujung ke ujung, dengan satuannya adalah mm

Page 6: Format Laporan Praktikum Indrhy

3. Tinggi adalah jarak yang diukur pada kubus dalam posisi vertikal, dengan

satuannya adalah mm

4. Diameter adalah jarak antara garis tepi bola dan garis tepi yang lain, dengan

satuannya adalah mm

Kegiatan 2

1. Massa adalah banyaknya materi yang terdapat dalam sebuah balok dan bola,

dengan satuannya adalah gram

Kegiatan 3

1. Waktu adalah lama waktu yang diperlukan temperature untuk bergerak

keatas,dengan satuannya adalah sekon

2. Suhu adalah kenaikan temperature yang diukur dengan waktu, dengan

satuannya adalah ℃

ProsedurKerja

Kegiatan 1 (pengukuran panjang)

1. Mengambil mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup serta menentukan

NSTnya.

2. Mengukur sebanyak 3 kali untuk panjang, lebar, dan tinggi balok berbentuk

kubus yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut.

Mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan dengan disertai

ketidakpastiannya.

3. Mengukur sebanyak 3 kali untuk diameter bola (ukur ditempat berbeda) yang

disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut. Mencatat hasil

pengukuran pada tabel hasil pengamatan disertai dengan ketidakpastiannya.

Kegiatan 2 (pengukuran massa)

1. Menentukan NST masing-masing neraca

2. Mengukur massa balok kubus dan bola sebanyak 3 kali secara berulang pada

neraca ohauss 2610 g. neraca Ohauss 311 g. neraca Ohauss 310 g.

3. Mencatat hasil pengukuran yang dilengkapi dengan ketidakpastian

pengukuran.

Page 7: Format Laporan Praktikum Indrhy

Kegiatan 3 (pengukuran waktu dan suhu)

1. Menyiapkan gelas ukur, bunsen pembakar lengkap dengan kaki tiga dan

lapisan asbesnya dan sebuah termometer.

2. Mengisi gelas ukur dengan air hingga ½ bagian dan meletakkan di atas kaki

tiga tanpa ada pembakar.

3. Mengukur temperaturnya sebagai temperatur mula-mula 33 (To).

4. Menyalakan bunsen pembakar dan menunggu beberapa saat hingga nyalanya

terlihat normal..

5. Meletakkan bunsen pembakar tadi tepat di bawah gelas ukur bersamaan

dengan menjalankan alat pengukur waktu.

6. Mencatat perubahan temperatur yang terbaca pada termometer tiap selang

waktu 1 menit sampai diperoleh 10.

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA

HASIL PENGAMATAN

1. Pengukuran Panjang

NST Mistar : BatasUkur

Jumlah Skala=1 cm

10=¿0,1 cm/skala = 1mm

NST Jangka Sorong :

NST Mikrometer Sekrup :

20 SN =39 SU

20 SN =39 (1 mm)

20 SN = 39 mm

SN = 1,95 mm

NST = 2 mm – 1,95 mm = 0,05 mm

NST SU = BatasUkur

Jumlah Skala=

5 mm10

= 0,5

mm

NST Skala Putar = BatasUkur

Jumlah Skala Putar

¿ 0,5 mm50

Page 8: Format Laporan Praktikum Indrhy

Tabel 1. Hasil pengukuran panjang

No

Benda yang

diukur

Besaran yang

diukur

Hasil Pengukuran (mm)

Mistar Jangka Sorong Mikrometer Sekrup

1.

Balok

Panjang

|17,0 ± 0,5| |16,10 ± 0,05| |16,910 ± 0,005|

|17,0 ± 0,5| |17,00 ± 0,05| |16,770 ± 0,005|

|17,0 ± 0,5| |17,10 ± 0,05| |16,270 ± 0,005|

Lebar

|14,0 ± 0,5| |15,50 ± 0,05| |15,960 ± 0,005|

|14,0 ± 0,5| |15,40 ± 0,05| |15,500 ± 0,005|

|14,0 ± 0,5| |15,50 ± 0,05| |15,520 ± 0,005|

Tinggi

|23,0 ± 0,5| |24,10 ± 0,05| |23,460 ± 0,005|

|23,0 ± 0,5| |23,15 ± 0,05| |23,530 ± 0,005|

|23,0 ± 0,5| |24,05 ± 0,05| |23,260 ± 0,005|

2.

Bola Diameter

|17,0 ± 0,5| |16,20 ± 0,05| |16,310 ± 0,005|

|17,0 ± 0,5| |16,30 ± 0,05| |16,020 ± 0,005|

|17,0 ± 0,5| |16,45 ± 0,05| |16,010 ± 0,005|

2. Pengukuran Massa

Neraca Ohauss 2610 gram

Nilai Skala lengan 1 : BatasUkur

Jumlah Skala=100 g

10=10 g

Nilai Skala lengan 2 : BatasUkur

Jumlah Skala=500 g

5=100 g

Nilai Skala lengan 3 : BatasUkur

Jumlah Skala=10 g

100=0,10 g

Massa beban gantung : -

Page 9: Format Laporan Praktikum Indrhy

Tabel 2. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 2610 gram

Benda Penunjuk

lengan 1

Penunjuk

lengan 2

Penunjuk

lengan 3

Beban

gantung

Massa benda (g)

Balok

Kubus

0

0

0

0

0

0

4,00

4,00

3,90

-

-

-

|4,00 ±0,05|

|4,00 ±0,05|

|3,90 ± 0,05|

Bola 0

0

0

0

0

0

5,60

5,65

5,55

-

-

-

|5,60 ± 0,05|

|5,65 ± 0,05|

|5,55 ± 0,05|

Neraca Ohauss 311 gram

Nilai Skala lengan 1 : BatasUkur

Jumlah Skala=200 g

2=100 g

Nilai Skala lengan 2 : BatasUkur

Jumlah Skala=100 g

10=10 g

Nilai Skala lengan 3 : BatasUkur

Jumlah Skala=10 g

10=1 g

Nilai Skala lengan 4 : BatasUkur

Jumlah Skala=1,0 g

100=0,01 g

Tabel 3. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 311 gram

Benda Penunjuk

lengan 1

Penunju

k lengan

2

Penunjuk

lengan 3

Penunju

k lengan

4

Massa benda (g)

Balok

Kubus

0

0

0

0

3,000

3,000

0,875

0,850

|3,875 ± 0,005|

|3,850 ± 0,005|

Page 10: Format Laporan Praktikum Indrhy

0 0 3,000 0,870 |3,870 ± 0,005|

Bola 0

0

0

0

0

0

5,000

5,000

5,000

0,550

0,500

0,530

|5,550± 0,005|

|5,500± 0,005|

|5,530± 0,005|

Neraca Ohauss 310 gram

Nilai Skala lengan 1 : BatasUkur

Jumlah Skala=200 g

2=100 g

Nilai Skala lengan 2 : BatasUkur

Jumlah Skala=100 g

10=10 g

Nilai Skala Putar : BatasUkur

Jumlah Skala=1 g

10=0,1 g

Jumlah Skala Nonius : 10 skala

NST Neraca Ohauss 310 gram : 1,9 SP = 10 SN

0,19 SP = SN

NST = NSP-NSTN= 0,2-0,19 = 0,01 g

Tabel 4. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 310 gram

BendaPenun.

lengan 1

Penun.

lengan 2

Penun.

skala

putar

Penun.

skala

Nonius

Massa benda (g)

Balok

Kubus0

0

0

0

0

0

3,90

4,00

3,90

5

7

7

|3,95 ± 0,01|

|4,07 ± 0,01|

|3,97 ± 0,01|

Bola 0

0

0

0

0

0

5,50

5,50

5,50

8

7

7

|5,58 ± 0,01|

|5,57 ± 0,01|

|5,57 ± 0,01|

Page 11: Format Laporan Praktikum Indrhy

3. Pengukuran Waktu dan Suhu

NST termometer : BatasUkur

Jumlah Skala=10℃

10=1℃

Temperatur mula-mula (To) : |33℃± 0,5|

NST Stopwatch : BatasUkur

Jumlah Skala=1 sekon

10=0,1 sekon

Tabel 5. Hasil pengukuran waktu dan suhu

No.

Waktu (s) Temperatur (℃¿

Perubahan Temperatur

(℃)

1. |60,0 ± 0,1| |35,0 ± 0,5| |2,0 ± 0,5|

2. |120,0 ± 0,1| |37,0 ± 0,5| |2,0 ± 0,5|

3. |180,0 ± 0,1| |40,0 ±0,5| |3,0 ± 0,5|

4. |240,0± 0,1| |43,0 ±0,5| |3,0 ± 0,5|

5. |300,0 ± 0,1| |46,0 ±0,5| |3,0 ± 0,5|

6. |360,0 ± 0,1| |49,0 ±0,5| |3,0 ± 0,5|

ANALISIS DATA

PENGUKURAN PANJANG

Balok

V = P × L × T

δv=|δvδp|∆P + |δv

δl |∆L + |δvδt |∆T

Page 12: Format Laporan Praktikum Indrhy

δv = |δ (p × l× t)δp |∆P + |δ (p × l× t)

δl |∆L + |δ (p × l× t)δt |∆T

∆ vv

=|l ×tv |∆P + | p× t

v |∆L + | p× lv |∆T

∆ vv

=| l ×tp ×l ×t|∆P + | p ×t

p× l× t|∆L + | p × lp× l× t|∆T

∆ vv

=|∆ Pp |+ |∆ L

l | + |∆ Tt |

∆ v=|∆ Pp |+ |∆ L

l | + |∆ Tt |v

Mistar1. Panjang

P=17,0 mm+17,0 mm+17,0mm

3 = 17,0 mm

δx =|Px−P|

δ1 =|17,0−17,0|mm= 0 mm

δx =|17,0−17,0|mm= 0 mm

δx =|17,0−17,0|mm= 0 mm

∆ P = δmax = 0,5 mm.

KR = ∆ PP

× 100%

KR = 0,5

17,0 × 100% = 2,9% ( 3 AB )

Pelaporan fisika : |P ± ∆ P| = |17,0 ± 0,5| mm

2. Lebar

L=14,0 mm+14,0 mm+14,0mm

3 = 14,0 mm

Page 13: Format Laporan Praktikum Indrhy

δx =|Lx−L|

δ1 =|14,0−14,0|mm= 0 mm

δx =|14,0−14,0|mm= 0 mm

δx =|14,0−14,0|mm= 0 mm

∆ L = δmax = 0,5 mm.

KR = ∆ LL

× 100%

KR = 0,5

14,0 × 100% = 3,5% ( 3 AB )

Pelaporan fisika : |L ± ∆ L| = |14,0 ± 0,5| mm

3. Tinggi

T=23,0 mm+23,0 mm+23,0 mm

3 = 23,0 mm

δx =|T x−T|

δ1 =|23,0−23,0|mm= 0 mm

δx =|23,0−23,0|mm= 0 mm

δx =|23,0−23,0|mm= 0 mm

∆ t = δmax = 0,5 mm.

KR = ∆ TT

× 100%

KR = 0,5

23,0 × 100% = 2,1% (3 AB)

PF : |T ± ∆ T| = |23,0 ± 0,5| mm

Page 14: Format Laporan Praktikum Indrhy

Vbalok = P × L × T

Vbalok = 17,0 mm × 14,0 mm× 23,0 mm

Vbalok = 5.474 mm3

∆ v=|∆ Pp |+ |∆ L

l | + |∆ Tt |v

∆ v=| 0,5 mm17,0 mm|+ | 0,5 mm

14,0 mm| + | 0,5 mm23,0 mm|5.474 mm3

∆ v=|0,029|+ |0,035| + |0,021|5.474 mm3

∆ v=|0,085|5.474 mm3

∆ v=¿ 465,29 mm3 0,5 cm3

v=¿ 5.474 mm3 5,5 cm3

KR = ∆ vv

× 100%

KR = 0,5 cm3

5,5 cm3 × 100% = 9 % ( 2 AB )

PF: |V ± ∆ V| =│5,5 ± 0,5│cm3

Jangka Sorong1. Panjang

P=16,10 mm+17,00 mm+17,10 mm

3 = 16,73 mm

δx =|Px−P|

δ1 =|16,10−16,73|mm= 0,63 mm

δx =|17,00−16,73|mm= 0,27 mm

δx =|17,10−16,73|mm= 0,37 mm

∆ P = δmax = 0,63 mm.

Page 15: Format Laporan Praktikum Indrhy

KR = ∆ PP

× 100%

KR = 0,63

16,73 × 100% = 3,7% ( 3 AB )

PF : |P ± ∆ P| = |16,7 ± 0,6| mm

2. Lebar

L=15,50 mm+15,40 mm+15,50 mm

3 = 15,47 mm

δx =|Lx−L|

δ1 =|15,50−15,47|mm= 0,03 mm

δx =|15,40−15,47|mm= 0,07 mm

δx =|15,50−15,47|mm= 0,03 mm

∆ L = δmax = 0,07 mm.

KR = ∆ LL

× 100%

KR = 0,07

15,47 × 100% = 0,4% ( 4 AB )

PF : |L ± ∆ L| = |15,47 ± 0,07| mm

3. Tinggi

T=24,10 mm+23,15 mm+24,05 mm

3 = 23,76 mm

δx =|T x−T|

δ1 =|24,10−23,76|mm= 0,34 mm

Page 16: Format Laporan Praktikum Indrhy

δx =|23,15−23,76|mm= 0,61 mm

δx =|24,05−23,76|mm= 0,29 mm

∆ t = δmax = 0,61 mm.

KR = ∆ TT

× 100%

KR = 0,61

23,76 × 100% = 2,5% (3AB )

PF : |T ± ∆ T| = |23,7 ± 0,6| mm

Vbalok = P × L × T

Vbalok = 16,7mm × 15,47mm× 23,7 mm

Vbalok = 6.122,87 mm3

∆ v=|∆ Pp |+ |∆ L

l | + |∆ Tt |v

∆ v=| 0,616,7|+ | 0,07

15,47| + | 0,623,7|6.122,87 mm3

∆ v=|0,035|+ |0,004| + |0,025|6.122,87 mm3

∆ v=|0,064|6.122,87 mm3

∆ v=¿ 391,86 mm3 0,4 cm3

v=¿ 6.122,87 mm3 6,1 cm3

KR = ∆ vv

× 100%

KR = 0,4 c m3

6,1 cm3 × 100% = 6,5 % ( 2 AB )

PF: |V ± ∆ V| =│6,1 ± 0,4│cm3

Mikrometer Sekrup

Page 17: Format Laporan Praktikum Indrhy

1. Panjang

P=16,910 mm+16,770 mm+16,270 mm

3 = 16,650 mm

δx =|Px−P|

δ1 =|16,910−16,650|mm= 0,260 mm

δx =|16,770−16,650|mm= 0,120 mm

δx =|16,270−16,650|mm= 0,380 mm

∆ P = δmax = 0,380 mm.

KR = ∆ PP

× 100%

KR = 0,380

16,650 × 100% = 2,2% ( 3 AB )

PF : |P ± ∆ P| = |16,6 ± 0,3| mm

2. Lebar

L=15,960 mm+15,500 mm+15,520 mm

3 = 15,660 mm

δx =|Lx−L|

δ1 =|15,960−15,660|mm= 0,300 mm

δx =|15,500−15,660|mm= 0,160 mm

δx =|15,520−15,660|mm= 0,140 mm

∆ L = δmax = 0,300 mm.

KR = ∆ LL

× 100%

KR = 0,300

15,660 × 100% = 1,9% ( 3 AB )

Page 18: Format Laporan Praktikum Indrhy

PF: |L ± ∆ L| = |15,6 ± 0,3| mm

3. Tinggi

T=23,460 mm+23,530 mm+23,260 mm

3 = 23,416 mm

δx =|T x−T|

δ1 =|23,460−23,416|mm= 0,044 mm

δx =|23,530−23,416|mm= 0,114 mm

δx =|23,260−23,416|mm= 0,156 mm

∆ t = δmax = 0,156 mm.

KR = ∆ TT

× 100%

KR = 0,156

23,416 × 100% = 0,6 % ( 3 AB )

PF : |T ± ∆ T| = |23,4 ±0,1| mm

Vbalok = P × L × T

Vbalok = 16,6mm × 15,6mm× 23,4mm

Vbalok = 6059,6 mm3

∆ v=|∆ Pp |+ |∆ L

l | + |∆ Tt |v

∆ v=| 0,316,6|+ | 0,3

15,6| + | 0,123,4|6059,6 mm3

∆ v=|0,018|+ |0,019| + |0,004|6059,6 mm3

∆ v=|0,041|6059,6 mm3

∆ v=¿ 248,4 mm3 0,24 cm3

v=¿ 6059,6 mm3 6,05 cm3

Page 19: Format Laporan Praktikum Indrhy

KR = ∆ vv

× 100%

KR = 0,26,0

× 100% = 3,9 % ( 3 AB )

PF : |V ± ∆ V| = |6,05 ± 0,24| mm

Bola

v=16

π d3

dv=|∂ v∂ d|dd

dv=|∂( 16

π d3)∂ d |dd

dv=12

π d2 dd

∆ v=|12

π d2 ∆ d|

∆ vv

=| 12

πd2∆ d

16

π d3 |∆ v=|3∆ d

d |vKR=∆ v

vx100%

Page 20: Format Laporan Praktikum Indrhy

1. Mistar

d=17,0 mm+17,0 mm+17,0 mm

3 = 17,0 mm

δx =|d−d|

δ1 =|17,0−17,0|mm= 0 mm

δx =|17,0−17,0|mm= 0 mm

δx =|17,0−17,0|mm= 0 mm

∆ d = δmax = 0,5 mm.

PF: |d± ∆ d| = |17,0 ± 0,5| mm

v=16

π d3

v=16(3,14)(17,0)3

= 2571,13 mm3

∆ v=|3∆ dd |v

∆ v=|3(0,5)mm17,0 mm |2571,13 mm3

∆ v=| 1,5 mm17,0 mm|x2571,13 mm3

∆ v=0,08 x 2.571,13 mm3

∆ v=205,69 mm3 0,20 cm3

v=2.571,13 mm3 2,57 cm3

KR=∆ vv

x100%

Page 21: Format Laporan Praktikum Indrhy

KR=0,20 cm3

2,57 cm3 x 100 % = 7,7 % ( 2AB)

PF=|v ± ∆ v| ¿|2,5 ± 0,2| cm3

2. Jangka Sorong

d=16,20 mm+16,30 mm+16,45 mm

3 = 16,31 mm

δx =|dx−d|

δ1 =|16,20−16,31|mm= 0,11 mm

δx =|16,30−16,31|mm= 0,01 mm

δx =|16,45−16,31|mm= 0,14 mm

∆ r = δmax = 0,14 mm.

PF : |d± ∆ d| = |16,31 ± 0,14| mm

v=16

π d3

v=16(3,14)(16,31)3

= 2.270,59 mm3

∆ v=|3∆ dd |v

∆ v=|3(0,14)mm16,31 mm |2.270,59 m m3

∆ v=| 0,42mm16,31 mm|x 2.270,59 mm3

∆ v=0,025 x 2.270,59 mm3

∆ v=56,76 mm3 0,05 cm3

Page 22: Format Laporan Praktikum Indrhy

v=2.270,59 mm3 2,27 cm3

KR=∆ vv

x100 %

KR=0,05 cm3

2,27 cm3 x 100 % = 2,2 % ( 3AB)

PF=|v ± ∆ v| ¿|2,27± 0,05| cm3

3. Mikrometer Sekrup

d=16,310 mm+16,020 mm+16,010 mm

3 = 16,174 mm

δx =|dx−d|

δ1 =|16,310−16,174|mm= 0,136 mm

δx =|16,020−16,174|mm= 0,154 mm

δx =|16,010−16,174|mm= 0,164 mm

∆ r = δmax = 0,164 mm.

PF : |d± ∆ d| = |16,174 ± 0,164| mm

v=16

π d3

v=16(3,14)(16,174)3

= 2214, 27 mm3

∆ v=|3∆ dd |v

∆ v=|3(0,164)mm16,174mm |2.214 ,27m m3

∆ v=| 0,492 mm16,174 mm|x2.214 , 27 mm3

Page 23: Format Laporan Praktikum Indrhy

∆ v=0,030 x 2.214 , 27 mm3

∆ v=66,428 mm3 0,066 cm3

v=2.214 ,27 mm3 2,214 cm3

KR=∆ vv

x100 %

KR=0,066 cm3

2,214 cm3 x 100 % = 2,9 % ( 3AB)

PF=|v ± ∆ v| ¿|2,21± 0,06| cm3

PENGUKURAN MASSA

ρ=mv

= mv-1

δρ=| δρδm|∆m + |δρ

δv|∆v

δρ=|mv−1

m |∆m + |mv−1

v |∆v

δρ=|v−1|∆m + |mv−2|∆v

∆ ρρ

=| v−1

mv−1|∆m + |mv−2

mv−1|∆v

∆ ρρ

=|∆ mm | + |∆ v

v |

∆ ρ=|∆ mm | + |∆ v

v |ρ

Untuk balok :

Page 24: Format Laporan Praktikum Indrhy

v=5,5 cm3+6,1cm3+6,05 cm3

3 = 5,8 cm3

δx =|vx−v|

δ1 =|5,5−5,8|cm3= 0,3 cm3

δx =|6,1−5,8|cm3= 0,3cm3

δx =|6,05−5,8|cm3= 0,25 cm3

∆ v = δmax = 0,3 cm3

KR = ∆ vv

× 100%

KR = 0,35,8

× 100% = 5,1% ( 2 AB )

PF=|v ± ∆ v| ¿|5,8 ± 0,3| cm3

Untuk bola :

v=2,5 cm3+2,27 cm3+2,21cm3

3 = 2,32 cm3

δx =|vx−v|

δ1 =|2,5−2.32|cm3= 0,18cm3

δx =|2,27−2.32|cm3= 0,05 cm3

δx =|2,21−2.32|cm3= 0,11 cm3

∆ v = δmax = 0,18 cm3

KR = ∆ vv

× 100%

KR = 0,182.32

× 100% = 7,7% (2 AB)

Page 25: Format Laporan Praktikum Indrhy

PF=|v ± ∆ v| ¿|2.3 ± 0,1| cm3

Neraca Ohauss 2610 gram

Balok

m=4,00 g+4,00 g+3,90 g

3 = 3,96 g

δx =|m x−m|

δ1 =|4,00−3,96|g= 0,04 g

δx =|4,00−3,96|g= 0,04 g

δx =|3,90−3,96|g= 0,06 g

∆ m = δmax = 0,06 g.

KR = ∆ mm

× 100%

KR = 0,063,96

× 100% = 1,5 % ( 3 AB )

PF: |m ± ∆ m|g=|3,96± 0.06|g

Bola

m=5,60 g+5,65 g+5,55 g

3 = 5,60 g

δx =|m x−m|

δ1 =|5,60−5,60|g= 0 g

δx =|5,65−5,60|g= 0,05 g

δx =|5,55−5,60|g= 0,05 g

∆ m = δmax = 0,05 g.

KR = ∆ mm

× 100%

Page 26: Format Laporan Praktikum Indrhy

KR = 0,055,60

× 100% = 0,8% ( 3 AB )

PF: |m ± ∆ m|g=|5,60± 0.05|g

Neraca Ohauss 311 gram

Balok

m=3,875 g+3,850 g+3 ,870 g

3 = 3,865 g

δx =|m x−m|

δ1 =|3,875−3,865|g= 0,010 g

δx =|3,850−3,865|g= 0,015 g

δx =|3 , 870−3,865|g= 0,005 g

∆ m = δmax = 0,015 g.

KR = ∆ mm

× 100%

KR = 0,0153,865

× 100% = 0,3% (4 AB)

Pelaporan fisika : |m ± ∆ m| = |3,865 ± 0,015| g

Bola

m=5,550 g+5,500 g+5,530 g

3 = 5,526 g

δx =|m x−m|

δ1 =|5,550−5,526|g= 0,024 g

δx =|5,500−5,526|g= 0,026 g

δx =|5,530−5,526|g= 0,004 g

∆ m = δmax = 0,026 g.

Page 27: Format Laporan Praktikum Indrhy

KR = ∆ mm

× 100%

KR = 0,0265,526

× 100% = 0,47% ( 4 AB )

Pelaporan fisika : |m ± ∆ m| = |5,526 ± 0,026| g

Neraca Ohauss 310 gram

Balok

m=3,95 g+4,07 g+3,97 g

3 = 3,99 g

δx =|m x−m|

δ1 =|3,95−3,99|g= 0,04 g

δx =|4,07−3,99|g= 0,08 g

δx =|3,97−3,99|g= 0,02 g

∆ m = δmax = 0,08 g.

KR = ∆ mm

× 100%

KR = 0,083,99

× 100% = 2 % (3 AB)

Pelaporan fisika : |m ± ∆ m| = |3,99 ± 0,08| g

ρbalok=mv

ρbalok=(3,99 g)(5,8cm3)

ρbalok=¿ 0,68 g/cm3

Page 28: Format Laporan Praktikum Indrhy

∆ ρ=|∆ mm | + |∆ v

v |ρ

∆ ρ=|0,083,99| + |0,3

5,8| 0,68 g/cm3

∆ ρ=|0,020| + |0,051| 0,68 g/cm3

∆ ρ=¿ 0,04 g/cm3

KR = ∆ ρρ

× 100%

KR = 0,04 g/cm3

0,68 g/cm3 × 100% = 5,8 % (2 AB)

Pelaporan fisika : |ρ ± ∆ ρ| = |0,68 ± 0,04| g/cm3

Bola

m=5,58 g+5,57 g+5,57 g

3 = 5,57 g

δx =|m x−m|

δ1 =|5,58−5,57|g= 0,01 g

δx =|5,57−5,57|g= 0 g

δx =|5,57−5,57|g= 0 g

∆ m = δmax = 0,01 g.

KR = ∆ mm

× 100%

KR = 0,01 g5,57 g

× 100% = 0,1% ( 4 AB )

Page 29: Format Laporan Praktikum Indrhy

Pelaporan fisika : |m ± ∆ m| = |5,570± 0,010| g

ρbalok=mv

ρbalok=5,570 g

2,3 c m3

ρbalok=¿ 2,421 g/cm3

∆ ρ=|∆ mm | + |∆ v

v |ρ

∆ ρ=|0,010 g/cm3

5,570 g /cm3| + |0,1 cm3

2,3 cm3| 2,421 g/cm3

∆ ρ=|0,001| + |0,043| 2,421 g/cm3

∆ ρ=¿ 0,106 g/cm3

KR = ∆ ρρ

× 100%

KR = 0,106 g/cm3

2,421 g /cm3 × 100% = 4,3 % (3 AB)

Pelaporan fisika : |ρ ± ∆ ρ| = |2,42 ± 0,10| g/cm

Page 30: Format Laporan Praktikum Indrhy

PEMBAHASAN

Percobaan pengukuran yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui menggunakan

alat ukur dengan ketelitian yang tinggi. Pada percobaan pertama yaitu dengan

menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup dengan dua benda

yaitu balok kayu dan kelereng dengan NST yang berbeda akan menghasilkan data

yang berbeda pula namun tidak jauh beda, hal ini disebabkan karena tingkat ketelitian

suatu alat yang berbeda. Pecobaan kedua dengan menggunakan neraca Ohauss

2610, neraca Ohauss 311, neraca Ohauss 310 memerlukan ketenangan ketika

untuk menepatkan pada posisi nol sebelum dan sesudah diukur. percobaan ketiga

dengan menggunakan alat ukur suhu yaitu thermometer mengalami kenaikan suhu

yang tidak konstan, hal ini dapat terjadi karena adanya pengaruh dari nyala api

yang berubah-ubah.

SIMPULAN DAN DISKUSI

Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran

yang dilakukan secara berulang pada benda dan alat ukur yang sama akan

memperoleh hasil yang berbeda ketika terjadi kesalahan ketelitian dan beberapa

kesalahan lainnya yang mempengaruhi apalagi ketika benda dan alat ukur yang

digunakan berbeda maka hasil yang diperoleh akan berbeda pula walaupun tidak

jauh perbedaannya.

Page 31: Format Laporan Praktikum Indrhy

DAFTAR RUJUKAN

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Herman, 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar : Jurusan Fisika FMIPA UNM.