Format Laporan DENO OK

85
i LAPORAN SEMINAR KASUS PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN III ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. K DENGAN KASUS GASTRITIS DI RUANG SERUNI RS BHAYANGKARA JITRA BENGKULU TAHUN 2014 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Praktek Klinik Keperawatan III di RS Bhayangkara Jitra Bengkulu Disusun Oleh Deno Nopriadi Putra NIM : 2012016 i

description

jhjhjj

Transcript of Format Laporan DENO OK

44

LAPORAN SEMINAR KASUS PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN IIIASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. K DENGAN KASUS GASTRITIS DI RUANG SERUNI

RS BHAYANGKARA JITRA BENGKULUTAHUN 2014Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Praktek Klinik Keperawatan III di RS Bhayangkara Jitra BengkuluDisusun Oleh

Deno Nopriadi PutraNIM : 2012016AKADEMI KESEHATAN SAPTA BAKTI BENGKULU

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

2014

HALAMAN PERSETUJUANLAPORAN SEMINAR KASUS PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN IIIASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. K DENGAN KASUS GASTRITIS DI RUANG SERUNI

RS BHAYANGKARA JITRA BENGKULUTAHUN 2014OLEH

DENO NOPRIADI PUTRANIM : 2012016Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MenyelesaikanPraktek Klinik Keperawatan III di RS. Bhayangkara Jitra BengkuluPembimbingHJ. Anggia Budiarti, S.kepNIDN:2008020KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala kenimatan dan kasih saying-Nya kepada penulis, sehingga penulisan Laporan Kasus ini dapat berjalan dengan baik dan benar.

Laporan Kasus ini merupakan salah satu persyaratan menyelesaikan praktek klinik III di RS Bhayangkara Jitra Bengkulu dengan judul Asuhan keperawatan pada TN.K dengan gastritis di ruang Seruni RS Bhayangkara Jitra Bengkulu tahun 2014.

Dalam penulisan Laporan Kasus ini, penulis banyak mendapat bantuan baik moril maupun spiritual dan juga saran dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat bagi penulis, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih antara lain kepada yang terhormat:1. Hj. Djusmalinar. SKM, M.Kes, selaku direktur Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

2. Hj. Anggia Budiarti. S.Kep, selaku dosen pembimbing dalam pembuatan Seminar Kasus3. Seluruh dosen dan staf pengajar di Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

4. Seluruh staf perawat di ruangan Seruni RS Bhayangkara Jitra Bengkulu

5. Teman-teman seperjuangan di Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

6. Keluarga besar khususnya kedua orang tua penulis dan orang tercinta yang telah memberikan support, cinta dan doanya.

Semoga Laporan Kasus ini dapat memenuhi tujuan yang diharapkan, maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan Laporan Kasus ini. Akhirnya penulis berharap Laporan Kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca.Semoga Allah SWT, yang maha segala-galanya membalas budi baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Kasus ini. Akhir kata semoga Allah SWT selalu mengiri dan melindungi setiap langkah kita menuju kebenaran, Amin.

Bengkulu, 28 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.I

HALAMAN PENGESAHAN...Ii

KATA PENGANTAR..Iii

DAFTAR ISI.Iv

DAFTAR TABEL.V

DAFTAR GAMBARVi

DAFTAR SINGKATAN/ ISTILAH.Vii

DAFTAR LAMPIRAN.Viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..1

B. Rumusan Masalah ..

C. Tujuan Seminar Kasus.D. Manfaat Seminar Kasus.

E. Metode Penulisan Seminar Kasus

22

3

3

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Teori Gastritis.

B. Konsep Teori Asuhan Keperawatan.....

413

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan......

B. Diagnosa Keperawatan.

C. Intervensi Keperawatan...

D. Implementasi Keperawatan..

E. Evaluasi ...

2333

34

38

43

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan..

B. Diagnosa Keperawatan.

C. Intervensi Keperawatan...

D. Implementasi Keperawatan......

F. Evaluasi ...

4445

46

46

46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan....

B. Saran.

4848

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Nomor Judul TabelHalaman

Tabel 2.1Analisa data17

Tabel 2.2Intervensi keperawatan20

Table 3.1Aktivitas sehari-hari24

Table 3.2Hasil laboratorium28

Table 3.3Obat-obatan29

Table 3.4Analisa data31

Table 3.5Intervensi keperawatan34

Table 3.6Implementasi keperawatan38

Table 3.7Evaluasi keperawatan43

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul GambarHalaman

Gambar 2.1Anatomi system pencernaan4

Gambar 2.2Gambar lambung5

Gambar 2.3WOC gastritis

DAFTAR SINGKATAN/ ISTILAH

Depkes RI: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

MDGs: Millenium development goals

WHO: World health organisation

RS: Rumah sakit

OAINS: Obat anti imflamasi non steroid

HCL: Hidroklorida

N: Natrium

K: Kalium

TTV: Tanda-tanda Vital

TD: Tekanan darah

N: Nadi

P: Pernafasan

WOC: Way of cause

S: Suhu

MR: Medical Record

IV: Intravena

OMZ: Omeprazol

DO: Data Objektif

DS: Data ubjektif

IWL: Insensible water loss

RL : Ringe laktat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program unggulan Millenium Development Goals (MDGS) menjadi tema pokok pembangunan Nasional, khususnya dalam bidang kesehatan. Program MDGs mempunyai sasaran tertentu yang bertujuan untuk mempercepat laju pertumbuhan dan pencapaian pembangunan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya tersebut yaitu meningkatkan sumberdaya kesehatan dan mutu tenaga kesehatan dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dimaksud mencangkup upaya peningkatan kesehatan (Promotif), pencegahan dari penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (Rehabilitative) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, berkesinambungan, dan dilaksanakan bersama antar pemerintah dan masyarakat yang didukung oleh sumber daya kesehatan termasuk tenaga kesehatan (Depkes RI, 2011)

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan baik secara individu, keluarga, dan masyarakat maka seorang perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien secara bio, psiko, social dan spiritual. Asuhan keperawatan tersebut harus diaplikasikan kepada klien yang menderita berbagai macam penyakit termasuk penyakit saluran pencernaan khususnya gastritis.

Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang paling sering terjadi. Gaya hidup yang tidak sehat dengan mengkonsumsi makanan yang dapat merangsang peningkatan asam lambung dapat meningkatkan jumlah penderita gastritis. Gastritis adalah imflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit dengan tanda dan gejala nyeri tekan pada abdomen, sakit kepala, mual, muntah dan anoreksia, apabila nyeri tidak ditanggulangi akan mengakibatkan syok neurologik (Smeltzert, 2002).

Berdasarkan data dari badan penelitian kesehatan dunia WHO angka presentase kejadian gastritis di dunia pada tahun 2013 mencapai 1,8-2,1 juta jumlah penduduk dunia dan dari tahun ketahun sebelumnya selalu meningkat. Persentase angka kejadian gastritis di Indonesia 40, 85%. Salah satu wilayah di Indonesia yaitu Bengkulu, berdasarkan data dari RSUD M. Yunus Bengkulu bahwa pada tahun 2006 jumlah penderita gastritis yaitu sebanyak 473 orang, sedangkan 2007 berjumlah 510 orang, pada tahun 2008 tepatnya bulan januari-juli penderita gastritis berjumlah 240 orang diperkirakan mengalami peningkatan sampai akhir 2008, sedangkan pada tahun 2009 jumlah penderita gastritis sebanyak 182 orang, pada tahun 2010 sebanyak 246 orang dan pada tahun 2011 jumlah penderita gastritis berjumlah 395 orang. Pada tahun 2012 penyakit gastritis termasuk dalam 10 penyakit terbanyak di provinsi Bengkulu yakni pada urutan ke empat sebanyak 11.484 kasus (profile kesehatan Bengkulu tahun 2012).

Komplikasi dari penyakit gastritis ini apabila tidak ditanggulangi dengan baik akan berakibat buruk yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena dan dapat berakhir sebagai syok hemoragik serta tukak lambung, ulkus, ferporasi, dan anemia karena gangguan absorbs vitamin B12 (Mansjoer, 2003). Dari komplikasi tersebut dapat menimbulkan masalah keperawatan yang harus perawat selesaikan dengan asuhan keperawatan. Peran perawat dalam perawatan klien dengan gastritis sangat penting yaitu: melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa keperawatan, melakukan intervensi keperawatan, mengimplementasikan intervensi keperawatan yang telah ditentukan serta mengevaluasi ulang terhadap hasil implementasi yang telah dilakukan oleh perawat. Peran perawat yaitu melakukan asuhan keperawatan secara mandiri dan kolaborasi dapat dilakukan dengan memodifikasi diet klien, meningkatkan istirahat, mengurangi stress dan pemberian obat untuk mengurangi produksi asam lambung yang berlebih. Selain itu perawat berperan juga dalam melakukan pemberian edukasi mengenai penyakit yang diderita klien yaitu gastritis. Edukasi yang diberikan berupa penkes tentang gaya hidup sehat dan kebiasaan yang tidak sehat yang menjadi pencetus dari penyakit gastritis seperti makan yang tidak teratur dan terlalu banyak makan-makanan yang dapat meningkatkan produksi asam lambung seperti cabe, makanan yang banyak mengandung bumbu, dan makanan yang asam, serta konsumsi obat anti imflamasi yang berlebihan. Tindakan penkes harus dilakukan dan dianggap tindakan paling utama karena penyakit gastritis ini sangat berkaitan erat dengan pola kehidupan sehari-hari dimana orang-orang selalu menggap spele penyakit gastritis ini padahal apabila penyakit ini terus dibiarkan maka dapat menyebabkan masalah yang sangat berbahaya terhadap kesehatan sehingga dapat menimbulkan kematian karena gastritis sifatnya berkepanjangan atau kronis. Pola hidup yang tidak sehatlah yang dapat menyebabkan gastritis seperti makan tidak teratur, minum-minuman alcohol, mengkonsumsi obat anti imflamasi yang berlebih, dll (Smeltzer, 2002).Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat penyakit gastritis ini sebagai judul dalam seminar kasus dengan judul Asuhan Keperawatan pada pasien Tn.K dengan Gastritis di Ruang Seruni 1 RS Bhayangkara Jitra Bengkulu Tahun 2014.B. Tujuan Seminar Kasus1. Tujuan Umum

Memperoleh informasi dan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan gastritis di Ruang Seruni 1 RS Bhayangkara Jitra Bengkulu Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menjelaskan konsep teori gastritisb. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan kasus gastritisc. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan kasus gastritisd. Mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan gastritise. Mampu melakukan tindakan keperawatan / implementasi pada pasien dengan kasus gastritisf. Mampu melakukan evaluasi prose keperawatan pada pasien dengan kasus gastritisg. Mampu menganalisa kesenjangan maupun kesamaan antara teori dengan aplikasi asuhan keperawatan pada klien dengan kasus gastritish. Mampu menyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan kasus gastritisC. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah SakitHasil studi kasus ini dapat memberikan masukan bagi para tenaga kesehatan khususnya perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan pada pasien.

2. Institusi Pendidikan/Akademik

Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi lingkungan akademik khususnya prodi DIII Keperawatan tentang asuhan keperawatan pada kasus gastritis3. Penulis Selanjutnya

Informasi yang didapat dari penulis ini berguna sebagai bahan literatur atau referensi dalam melakukan studi kasus selanjutnya.

D. Metode Penulisan Metode penulisan laporan seminar kasus ini adalah Deskriptif dengan pendekatan studi kasus.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Teori Penyakit

1. Pengertian

Gastritis adalah kelainan klinik pada mukosa gaster yang menyebkan peningkatan asam lambung dan dapat diakibatkan oleh kerusakan mukosa lambung (Smeltzer, 2002). Gastritis adalah inflamasi pada lambung yang berupa gambaran klinis berupa dyspepsia (Mansjoer, 2001). Jadi dapat disimpulkan gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut maupun kronik difus atau lokal dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut, tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah.

2. Anatomi dan fisiologi system perkemihana. Anatomi system pencernaan Sistem pencernaan terdiri atas sebuah saluran panjang, disebut saluran alimentari atau saluran pencernaan, serta organ terkait termasuk hat, kandung empedu dan pankreas. Saluran pencernaan makanan berawal dari mulut dan berlanjut ke esophagus dan usus menju ke anus. Disepanjang perjalanannya, makanan di cerna dan zat gizi diserap sedangkan zat sisa dibuang (Winston, 2004).

Gambar 2.1 sistem pencernaan

Lambung terletak di bagian kiri atas abdomen tepat dibawah diafragma. Dalam keadaan kosong, lambung berbentuk tabung berbentuk hurup J dan bila penuh berbentuk seperti alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung satu sampai dua liter. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus, corpus dan antrum pylorus. Pada sebelah kanan atas lambung terdapat cekungan kurvatura mayor. Sfingter pada kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan. Sfingter kedua (sfingter esophagus bawah) mengalirkan makanan masuk ke lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esophagus kembali. Disaat sfingter pylorus relaksasi, makanan masuk ke dalam duodenum, dan ketika berkontraksi sfingter ini mencegah terjadinya aliran balik isi usus halus ke dalam lambung (Mutaqqin, 2011).

Gambar 2.2 anatomi fisiologi lambung

Dinding lambung mempunyai 4 lapisan utama yaitu: serosa, muscular, submukosa dan mukosa. Mukosa memiliki lipatan dalam (lubang lambung) yang mengandung kelenjar lambung. Sel mukosa di bagian atas setiap lubang lambung menghasilkan selaput lendir untuk mencegah lambung mencerna dirinya sendiri. Lebih dalam lagi terdapat sel parietal penghasil asam. Zigomenik (penghasil pepsingen), dan sel penghasil lipase untuk pencernaan. Sel enteroendokrin menghasilkan hormone gastrin (Winston, 2004). b. Fisiologi system pencernaan Saluran gastrointestinal merupakan suatu pipa dengan panjang sekitar 9 meter yang dimulai dari mulut sampai keanus (Mutaqqin, 2011).

1) Rongga mulut

Rongga mulut atau nama lainnya rongga bukal atau rongga oral mempunyai beberapa fungsi: menganalisis maternal makanan sebelum menelan, proses mekanis dari gigih ke lidah dan permukaan platum oleh sekresi saliva dan digesti pada beberapa maternal karbohidrat dan lemak.

2) Lidah

Fungsi utama lidah meliputi: Proses mekanik dengan cara menekan dan melunakkan maternal, melakukan manipulasi maternal makanan di dalam rongga mulut dan melakukan fungsi dalam proses menelan, anlisa sensori terhadap sereptor rasa dan mensekresikan mucus dan enzim.3) Kelenjar saliva

Kelenjar saliva mensekresikan air liur ke rongga mulut oleh kelenjar saliva sublingual dan sub mandibular dibawah lidah, serta kelenjar parotis yang mempunyai fungsi utama lubrikasi atau pelumas untuk memperhasul maternal. Saliva mengandung enzim amylase (ptyalin) yang menguraikan zat tepung menjadi maltose.4) Gigi

Gigi melakukan fungsi proses mekanik dalam menghancurkan makanan.

5) Faring

Faring menjadi jalan untuk menjadi maternal makanan, cairan, dan udara. Faring terdiri atas nasofaring, orofaring, laringofaring. Bolus makanan secara normal melewati orofaring dan laringofaring menuju esophagus.

6) Esophagus

Esophagus adalah saluran berotot dengan panjang 25 cm dan diameter sekitar 2 cm yang berjalan menebus diafragma untuk menyatu dengan lambung. Fungsi utama esophagus adalah membawa bolus makanan dan cairan menuju lambung.

7) Lambung

Lambung merupakan bagian dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, dapat berdilatasi, dan berfungsi mencerna makanan dibantu oleh asam klorida (HCl) dan enzim-enzim seperti pepsin, renin, dan lipase. Lambung memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi pencernaan dan fungsi motorik. Sebagai fungsi pencernaan dan sekresi, yaitu pencernaan protein oleh pepsin dan HCl, sintesis dan pelepasan gastrin yang dipengaruhi oleh protein yang dimakan , sekresi mucus yang membentuk selubung dan melindungi serta sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut, sekresi bikarbonat bersama sekresi sel mucus yang berperan sebagai barier dari asam lumen dan pepsin.fungsi motoric lambung terdiri atas penyimpanan makanan sampai makanan dapat diperoses dalam duodenum, pencampuran makanan dengan asam lambung, hingga membentuk suatu kimus dan pengosongan makanan dari lambung ke dalam usus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorbsi dalam usus halus.Lambung akan mensekresikan asam klorida (HCl) atau asam lambung dan enzim untuk mencerna makanan. Lambung memiliki motalitas khusus untuk gerakan pencampuran makanan yang dicerna dan cairan lambung. Untuk membentuk cairan padat yang dinamakan kimus kemudian dikosongkan kedalam duodenum. Sel-sel lambung setiap hari mensekresikan sekitar 2500 ml cairan lambung yang mengandung berbagai zat, diantaranya adalah HCl dan pepsinogen. HCl membunuh sebagian besar bakteri yang masuk, membantu pencernaan protein, serta merangsang empedu dan cairan pankreas. Asam lambung cukup pekat untuk menyebabkan kerusakan jaringan, tetapi pada orang normal mukosa lambung tidak mengalami iritasi atau tercerna karena sebagian cairan lambung mengandung mucus, yang merupakan factor perlindungan lambung.Sekresi asam lambung dipengaruhi oleh kerja saraf dan hormon. System saraf yang bekerja yaitu saraf pusat dan saraf otonom, yakni saraf simpatis dan parasimpatis. Adapun hormone yang bekrja adalah hormone gastrin, asetikolin, dan histamine. Terdapat tiga pase yang menyebabkan sekresi asam lambung. Pertama, fase sefalik, sekresi asam lambung terjadi meskipun makanan belum masuk lambung, akibat memikirkan atau merasakan makanan. Kedua, fase gastrik, ketika makanan masuk, lambung akan merangsang mekanisme sekresi asam lambung yang berlangsung selama beberapa jam, selama makanan masih berada didalam lambung. Ketiga fase intestinal, proses sekresi asam lambung terjadi ketika makanan mengenai mukosa usus. Proses asam lambung akan tetap berlangsung meskipun dalam kondisi tidur. Kebiasaan makan dengan teratur sangat penting bagi sekresi asam lambung karena kondisi tersebut memudahkan lambung mengenali waktu makan sehingga produksi asam lambung terkontrol.

8) Pankreas Merupakan organ tipis yang terletak di dalam retroperitoneum di bagian atas abdomen dan berada tepat dibawah lambung. Fungsi pankreas mempermudah menyimpan makanan dengan mengeluarkan insulin setelah makan dan menyediakan mekanisme bagi mobilisasi makanan dengan mengeluarkan glucagon selama masa puasa.

9) Hati

Hati terletak di kuadran kanan atas abdomen. Hati bertanggung jawab terhadap regulasi metabolisme, regulasi hematologis, dan produksi asam empedu.

10) Usus halus

Fungsi usus halus meliputi transportasi dan pencernaan makanan, serta absorpsi cairan, elektrolit, dan unsur makanan.

11) Kolon dan rectum

Kolon yang panjangnya 90-150 cm berjalan dari ileum ke rectum. Bagian pertama kolon yaitu sekum dan terdiri dari kolon asenden, transversum, pdan kolon desenden. Secara fisiologis kolon menyerap air, vitamin, natrium, dan klorida, serta mengeluarkan kalium, bikarbonat, mucus dan menyimpan feses serta mengeluarkannya.3. Etiologi

Gastritis banyak disebabkan oleh factor lingkungan yang menimbulkan rangsangan terus menerus atau berulang dalam waktu yang lama sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung. Faktor penyebab gastritis menurut Sukarmi (2012) antara lain:a. Penggunaan obat anti imflamasi nonsteroid

Seperti aspirin, asam mefenamat dalam jumlah besar. Obat ini dapat memicu kenaikan asam lambung yang berlebihan sehingga mengiritasi mukosa lambung yang karena terjadinya difusi balik ion hydrogen ke epitel lambung. Selain itu jenis obat ini juga dapat menyebabkan kerusakan langsung pada epitel mukosa karena dapat bersifat iritatif dan sifatnya yang asam dapat menambah derajat keasaman lambung.

b. Konsumsi alcohol berlebihan

Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar pada mukosa lambung. Rusaknya sawar memudahkan terjadinya iritasi pada mukosa lambung.

c. Banyak merokok

Asam nikoitinat pada rokok dapat meningkatkan adhesi thrombus yang berkontribusi pada penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah kelambung mengalami penurunan, penurunan ini dapat berdampak pada penurunan produksi mucus yang salah satu fungsinya untuk melindungi lambung dari iritasi. Selain itu CO yang dihasilkan oleh rokok lebih mudah diikat oleh hb daripada oksigen sehingga menurunkan perfusi jaringan pada lambung. Kejadian gastritis pada pada perokok juga dapat dipicu oleh pengaruh asam nikotinat yang menurunkan rangsangan pada pusat makanan, perokok menjadi tahan lapar sehingga asam lambung dapat langsung mencerna mukosa lambung bukan makanan karena tidak ada makanan yang masuk.d. Pemberian obat kemoterapi

Obat kemoterapi mempunyai sifat dasar merusak sel yang pertumbuhannya abnormal, perusakan ini ternyata dapat juga mengenai sel inang padah tubuh manusia. Pemberian kemoterapi juga mengakibatkan kerusakan langsung pada epitel mukosa lambung.

e. Pola makan

Terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi sensitive bila asam lambung meningkat. Kebiasaan makan tidak teratur ini akan membuat lambung sulit beradaptasi. Jika hal ini berlangsung lama, produksi asam lambung akan berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding mukosa pada lambung dan dapat berlanjut menjadi tukak peptic. Hal tersebut dapat menyebabkan rasa perih dan mual. Produksi asam lambung diantaranya dipengaruhi oleh pengaturan sefalik, yaitu pengaturan oleh otak. Adanya makanan dalam mulut secara reflek akan merangsang sekresi asam lambung. Pada manusia, melihat dan memikirkan makanan dapat merangsang sekresi asam lambung.f. Infeksi sistemik

Infeksi sistemik toksik yang dihasilakan oleh mikroba akan merangsang peningkatan laju metabolik yang berdapat pada peningkatan aktivitas lambung dalam mencerna makanan. Peningkatan HCl lambung dalam kondisi seperti ini dapat memicu perlukaan pada lambung.

g. Stress

Stress merupakan reaksi fisik, mental, dan kimia dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan seseorang. Defenisi lain menyebutkan bahwa stress merupakan ketidakmampuan mengatasi ancaman yang digadapi mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut.h. Helicobacter pylori

Helicobacter pylori adalah kuman gram negative, basil yang berbentuk kurva dan batang. Hgelikobakter pylori adalah suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada manusia.

4. Manifestasi KlinisGambaran klinis yang bisa ditimbulkan oleh gastritis berupa sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, dan muntah merupakan keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena kemudian disesuaikan pula dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya jika dilakukan anamnesis lebiha dalam, ditemukan tidak adanya riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu (Suyono, 2001).

5. Patofisiologi (WOC)

Mukosa lambung mengalami pengikisan akibat konsumsi alcohol, obat-obatan antiimflamasi nonsteroid, infeksi helicobacter pylori. Pengikisan ini dapat menimbulkan reaksi pada peradangan. Imflamasi pada lambung juga dapat dipicu oleh peningkatan asam lambung. Ion H+ yang merupakan susunan utama asam lambung diproduksi oleh sel parietal lambung dengan bantuan enzim. Peningkatan sekresi lambung dapat dipicu oleh peningkatan rangsangan syaraf, misalnya dalam koindisi cemas, stress, marah melalui parasimpatis akan terjadi peningkatan histamine, gastrin yang dapat meningkatkan sekresi lambung. Peningkatan ion H yang tidak diikuti peningkatan sekresi penawarnya seperti prostaglandin, mucus akan menjadikan lapisan mukosa lambung tergerus terjadi reaksi imflamasi. Peningkatan sekresi mukosa lambung dapat memicu rangsangan serabut aferen nervus vagus menuju medulla oblongata melalui komoreseptor yang banyak mengandung serotonin sehingga lambung teraktivitasi oleh rasa mual dan muntah.Mual dan muntah mengakibatkan berkurangnya asupan nutrisi. Sedangkan muntah selain mengakibatkan penurunan asupan nutrisi juga mengakibatkan volume cairan tubuh dan cairan dalam darah (hipovolemia). Kekurangan cairan merangsang saraf pusat muntah untuk meningkatkan sekresi antideuretik hormone sehingga terjadi resistensi cairan (Sukarmin, 2012).6. Komplikasi

Menurut mutaqqin (2011) komplikasi yang disebabkan oleh gastritis yaitu:a. Pendarahan saluran pencernaan bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis, kadang pendarahan yang cukup banyak sehingga dapat menyebabkan kematian

b. Ulkus jika prosesnya hebat

c. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah yang hebat7. Pemeriksaan diagnosticUji diagnostic yang paling umum untuk gastritis adalah:

a. Endoscopi

Test ini dimaksudkan untuk melihat adanya kelainan pada lambung yang mungkin tidak dapat dilihat dengan sinar X. tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang flesibel (endoskop) melalui mulut dan masuk kedalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimatirasakan (anastesi), sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini.

b. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada klien dengan gastritis, diantaranya adalah pemeriksaan hematologi rutin yaitu hemoglobin, leukosit, trombosit, hematocrit. Pada penderita gastritis dijumpai angka leukosit >10.000 uL

8. Penatalaksanaan Medis

Gastritis akan mereda apabila agen-agen penyebabnya dapat dihilangkan (Mutaqqin, 2011). Intervensi medis yang dilakukan apabila keluhan tetap tidak hilang dengan menghindari agen penyebab adalah dengan terafi farmakologis, meliputi terapi farmakologis, meliputi terafi cairan dan terapi obat yaitu:a. Terapi cairan, hal ini diberikan pada fase akut untuk dehidrasi pasca muntah yang berlebihan.

b. Terapi obat

1) Prinsif pemberian terafi sebagai berikut

2) Tidak ada obat sfesifik untuk menyembuhkan kecuali pada infeksi helicobater pylori.

3) Pemberian terapi sesuai dengan factor penyebab yang diketahui.

4) Pemberian obat farmakologis disesuaikan sesuai dengan kondisi dan toleransi pasien. Obat-obat farmakologis antara lain:

a) Antasida. Digunakan untuk profilaksis secara umum. Dapat menetralkan asam lambung.

b) Penghambat H2. Agen ini mempunyai mekanisme sebagai penghambat reseptor histamine. Histamine mempunyai peran penting dalam sekresi asam lambung dengan menekan pengeluaran asam lambung secara efektif.

c) Penghambat pompa proton. Agen ini dapat menghambat pompa proton yang berlokasi didalam sekretori membrane apical dari sel-sel sekresi asam lambung. Jenis obat agen ini diantaranya omeperazole.

d) Antibiotika. Agen ini digunakan pada gastritis dengan infeksi bakteri seperti H.pylori.B. Konsep Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan sistematis berkesinambungan yang meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan individu atau kelompok, baik yang actual maupun konseptual kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan, mengurangi atau mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan tindakan atau menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan keperawatan serta mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang dikerjakan (Rohman, 2012).a. Pengkajian

Merupakan tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan yang merupakan salah satu komponen asuhan keperawatan yang merupakan yang dilakukan perawat dalam menggali permasalahan dari pasien meliputi usaha pengumpulan data tentang kasus kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akuat, singkat, dan berkesinambungan (Mutaqqin, 2011).

Untuk klien dengan gastritis pada pengkajian didapat data-data sebagai berikut:

1) Data biografi

Meliputi identitas pasien, keluarga terdekat atau penanggung jawab seperti: nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, status perkawinan, alamat, tanggal dirawat, tanggal pengkajian, dan nomor iregister.

2) Data riwayat kesehatan terdiri dari a)Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat kesehatan klien sekarang kaji apakah pasien lemah, letih, lesu, mual, muntah, tidak nafsu makan dan nyeri epigastrium.

b)Riwayat kesehatan masa lalu

Mengkaji riwayat masuk rumah sakit dan penyakit berat yang pernah diderita, penggunaan obat-obatan dan adanya alergi. Kebiasaan pola makan sering mengkonsumsi makanan yang dapat meniritasi mukosa lambung seperti cabe dan merica, atau klien mengkonsumsi obat-obatan seperti aspirin dan disamping itu juga klien pernah mengkonsumsi alcohol atau rokok. Kemudian adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung.

c)Riwayat kesehatan keluarga

Kaji apakah ada keluarga yang menderita gastritis, penyakit keturunan dan penyakit menular.

3) Pola kebiasaan sehari-haria) Nutrisi

Kebiasaan makan klien tidak teratur, klien sering makan-makanan yang merangsang seperti cabe, merica, pasien serng mengkonsumsi minuman yang beralkohol atau merokok.b)Istirahat dan tidur

Biasanya gangguan tidur terdapat pada pasien yang mengalami nyeri berat yaitu skala diatas 7 (0-10).c) Personal hygine

Berisi tentang prilaku kebersihan klien terhadap tubuhnya seperti mandi, sikat gigi, cuci rambutd. Gaya hidup klien

Klien seorang perokok, pecandu alcohol, sering mengkonsumsi obat-obatan, dan lain-lain.4) Pemeriksaan fisik

Keadaan umum: kemungkinan lemah akibat penurunan oksigen ke jaringan, cairan tubuh dan nutrisi. Tingkat kesadaran mungkin masih komposmentis sampai apatis kalau disertai penurunan perfusi dan elektrolit (kalium, natrium, dan kalsium).

Kondisi fisik

a) Mata

Diinspeksi kemungkinan kelihatan cekung (akibat penurunan cairan tubuh ). Dilihat apakah ada tanda-tanda klien mengalami anemia.b) Mulut

Kemungkinan mukosa mulut kering (penurunan cairan intrasel mukosa), bibir pecah-pecah, mukosa bibir kering.

c) Pernafasan

Mengukur respiratory rate untuk melihat kecepatan pernapasan , mungkin irama cepat akibat pembesaran gaster yang menghambat pengembangan par. Dengarkan suara paru-paru vesikuler atau wheezing, bronchy.d) Kardiovaskuler

Kemungkinan terjadi peningkatan denyut jantung, nadi nadi terabah lemah (takikardia akibat hipovolemia dan penurunan oksigen tubuh), penyempitan pembuluh perifer, capillary refill> menit (penumpukan Co2 pada vaskuler). Pada gastritis erosive dengan pendarahan kalau gastritis non erosive mungkin dijumpai penurunan kekuatan nadi akibat penurunan metaboli.

e) Persyarfan

Sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu dan nyeri epigastrium.

f) Pencernaan

Pada pasien gastritis biasanya terdapat anoreksia, mual muntah, luka duodenal, nyeri ulu hati.5) Data psikologi

Data psikologi yang dapat dikumpulkan pada penderita gastritis antara lain presepsi klien dan keluarga terhadap penyakit gastritis.

6) Data sosial ekonomi

Penyakita gastritis dapat diderita oleh semua tingkat ekonomi, adanya kecemasan dan kekhawatiran.7) Pemeriksaan penunjang

Uji diagnostic yang paling umum untuk gastritis adalah:

a) Endoskopi

Test ini dimaksudkan untuk melihat adanya kelainan pada lambung yang mungkin tidak dapat dilihat dengan sinar X.b) Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada klien dengan gastritis, diantaranya adalah pemeriksaan hematologi rutin yaitu hemoglobin, leukosit, trombosit, hematocrit.8) Analisa data

Tabel 2.1 analisa dataNoData SenjangInterpretasi dataMasalah

1DS: Biasanya nyeri pada epigastrium

DO: berhati-hati pada abdomen, postur tubuh kaku, tampak meringis, perubahan tanda-tanda vital

Factor penyebab (bakteri, makanan, obat-obatan)

Masuk kedalam saluran pencernaan

Melekat pada epitel lambung

Iritasi mukosa lambung

Imflamsi mukosa lambungNyeri

2DS: Biasanya klien mengeluhkan tidak nafsu makan

DO: Keadaan lemah, muntah, porsi makan tidak dihabiskanMakananMasuk kedalam saluran pencernaan

Kelenjar gastrin mengsekresikan HCL berlebih

Rangsangan ke pusat muntah (Medulla) distensi yang berlebihan

Refluks isi duodenum ke lambung)

Mual

AnoreksiaResiko ketidak seimbangan nutrisi

3.DS: Tidak nyaman pada lambung, sehinggahtimbul muntahDO: Warnah muntah putih kekuningan , keadaan umum lemah, mukosa bibir kering turgor kulit burukRangsangan ke pusat muntah

Distensi abdomen

Refluks isi duodenum ke lambung

Mual

Dorongan isi lambung ke mulut

muntahResiko ketidak seimbangan cairan dan elektrolit

b. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atyau perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjadi status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Rohman, 2012).

Doenges (2000) mengatakan bahwa diagnose keperawatan adalah masalah kesehatan actual, dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalaman dia mampu dan mempunyai kewenangan memberikan tindakan tindakan keperawatan.

Adapun diagnose keperawatan pada klien dengan gastritis, yaitu :

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan tampak meringis

2. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan keluarnya cairan ditandai dengan muntah berlebihan

3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi yang tak adekuat ditandai dengan tidak nafsu makan

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diet dan proses penyakit ditandai dengan kurangnya informasi

5. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan bedrest total

c. Perencanaan

Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan sejauh mana perawat mampu menetapkan cara menyelasaikan masalah dengan efektif dan efisien (Rohman, 2012).

Menurut Rohman (2012) kegiatan dalam tahan perencanaan yaitu:

1. Menentukan prioritas masalah keperawatan

2. Menetapkan tujuan dan kriteria hasil

3. Merumuskan tindakan rencana keperawatan

4. Menetapkan rasional rencana tindakan

Berdasarkan diagnose keperawatan yang timbul pada klien dengan gastritis, maka rencana keperawatan yang dapat dirimuskan antara lain.

d. Intervensi keperawatan

Tabel 2.2 intervensi keperawatan

NODiagnosa KeperawatanTujuan dan kriteria hasilIntervensiRasional

1.Nyeri berhubunagan dengan iritasi mukosa lambungTujuan: stelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil:

1. Nyeri hilang atau dapat teradaftasi

2. Klien tidak gelisah lagi

3. Klien tidak meringis lagi

4. Tanda-tanda vital kembali normal1. Observasi skala nyeri

2. Atur posisi pasien senyaman mungkin

3. Anjurkan klien untuk relaksasi bila nyeri dengan cara tarik napas dalam

4. Anjurkan klien untuk tekhnik distraksi dengan mendengarkan music atau membaca Koran

5. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang

1. Dengan mengoservasi skala nyeri maka kita dapat mengetahui skala nyeri yang dialami klien sehingga kita dapat menetukan tindakan keperawatan

Selanjutnya.

2. Dengan mengatur posisi yang nyaman mendukung reaksi untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami klien

3. Dengan relaksasi otot menjadi rileks sehingga mengurangi ketegangan dan nyeri berkurang yang dilakukan berulang kurang lebih 4-5 kali.

4. Dengan tekhnik distraksi, pikiran klien tidak hanya berfokus pada nyeri tapi dialihkan pada hal-hal lain sehingga konsentrasi pada nyeri berkurang

5. Dengan lingkungan yang nyaman dan tenang diharapkan klien dapat beristirahat yang cukup, membantu mengurangi stressor nyeri

2.Resiko ketidak seimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output berlebihSetelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan volume cairan kembali normal dengan kriteria hasil:

1. Mual muntah berhenti

2. Klien tidak mengeluh pusing

3. Mukosa bibir lembab, turgor kulit baik

4. TTV dalam batas normal

5. Mual muntah berhenti1. Kaji intake dan output cairan

2. Ukur TTV

3. Anjurkan klien banyak minum 8-10 gelas per hari

4. Berikan cairan melalui parenteral sesuai indikasi1. Untuk mengetahui ada tidaknya keseimbangan cairan antara intake dan output cairan.

2. Hipotensi dapat terjadi pada kondisi hipovolemia

3. Diharapkan dapat mengganti cairan yang hilang atau keluar melalui muntah

4. Diharapkan tidak terjadi dehidrasi

3.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya nutrisiSetelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil:

1. Klien dapat mempertahankan status asupan nutrisi yang adekuat

2. Mual muntah berkurang atau berhenti

3. Klien menghabiskan porsi makan yang disajikan 1. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering

2. Hindari makanan yang keras dan merangsang peningkatan asam lambung seperti asam, pedas, kopi, alcohol, dan rokok

3. Timbang berat badan klien

4. Berikan diet lambung TKTP

5. Berikan obat antiemetic sesuai indikasi1. Diharapkan lambung akan terisi sehingga tidak merangsang peningkatan asam lambung

2. Untuk menghindari kerja lambung yang berat dan meminimalkan iritasi lambung

3. Untuk mengetahui perkembangan berat badan klien

4. Kalori diperlukan tubuh sehingga sumber energy dan protein

5. Diharapkan muntah berkurang

4.Kurang pengetahuan berhubungan dengan pelaksanaan diet dan proses penyakitSetelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan perubahan psikologi cemas berkurang dengan kriteria hasil:

1. Klien mampu mengulang informasi penting yang diberikan

2. Pasien terlihat termotivasi terhadap informasi yang dijelaskan 1. Kaji pengetahuan klien terhadap penyakitnya

2. Berikan penyuluhan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit yang diderita klien

3. Berikan pertanyaan kepada klien tentang pendidikan kesehatan yang jelas 1. Mengetahui informasi yang dimiliki klien

2. Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai penyakitnya

3. Sebagai evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan

5.Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan gangguan aktivitas klien terpenuhi, dengan kriteria hasil:

1. Klien dapat melakukan aktivitas ringan

2. Tingkat ketergantungan klien pada perawat berkurang 1. Observasi ketidakmampuan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

2. Bantu klien dalam aktivitas

3. Beri dukungan untuk melakukan aktivitas ringan 1. Untuk mengetahui sejauh mana klien melakukan aktivitas

2. Diharapkan klien berangsur-angsur dapat mandiri dalam beraktivitas

3. Dengan aktivitas ringan otot-otot menjadi rileks dan dapat menurangi ketegangan otot.

BAB III

TINJAUAN KASUS

No RM

: 084011Ruangan

: Seruni

Tanggal masuk

: 02-Oktober-2014

Tanggal pengkajian

: 03-Oktober 2014Diagnose medis

: Gastritis

A. Pengkajian

1. Identitas klien

Nama

: Tn. K

Umur

: 37 tahun

Jenis kelamin: Laki-laki

Pendidikan

: SMA

Agama

: Islam

Alamat

: Sekayun

2. Identitas penanggung jawab

Nama

: Ny. M

Umur

: 34 tahun

Jenis kelmin : perempuan

Pendidikan

: SMA

Agama

: Islam

Alamat

: Sekayun

Hubungan

: Istri

3. Keluhan utama

Klien mengatakan nyeri epigastrium

a. Riwayat kesehatan sekarang

Klien dibawa keluarga ke IGD RS Bhayangkar Jitra Bengkulu pada tanggal 2 Oktober 2014 pada pukul 15.00 Wib dengan keluhan mual, muntah 3x sehari, nyeri pada epigastrium (skala 7), tidak nafsu makan, kepala terasa pusing dan suhu 36,6OC.Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 3 Oktober 2014 jam 11.00 Wib, klien mengatakan masih merasa mual apabila makan makanan yang disajikan, muntah sudah 3x (lebih kurang 100-200 cc) warna muntah putih kekuning-kuningan, nyeri ulu hati (Skala nyeri 3), ekspresi wajah meringis menahan nyeri dan terlihat klien memegang abdomen, tidak ada nafsu makan, porsi makan dihabiskan 2-3 sendok, kepala terasa pusing dank lien tampak lemah. Suhu 36oC, nadi 69x/menit, pernafasan 23x/menit dan tekanan darah 100/70mmHg.

b. Riwayat kesehatan dahulu

Klien sudah menderita gastritis kurang lebih 1 tahun, klien tidak begitu memperdulikan penyakitnya. Sebelum dirawat inap, klien sudah dua kali berobat jalan di poli klinik penyakit dalam. Namun karena sakitnya bertambah parah akhirnya klien di rawat inap di rumah sakit. Klien mengatakn sering sakit kepala dan sering mengkonsumsi obat sakit kepala yaitu aspirin. Klien juga mengatakan pola makannya tidak teratur dan sering terlambat makan. Dia bekerja sebagai penjahit pulang bekerja yaitu sekitar jam 16.00 Wib.c. Riwayat kesehatan keluargaDidalam keluarga tidak ada yang memiliki gejala penyakit yang sama dengan klien. Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti malaria dan hepatitis.4. Aktifitas sehari-hari

Tabel 3.1 aktivitas sehari-hari

NoKebiasaan sehari-hariDi RumahDi rumah sakit

1Nutrisi

1. Makan

a. Pola makan

b. Frekuensi

c. Jenis makanan

d. Porsi

2. Minuman

a. Pola minum

b. Frekuensi

c. Jenis minumanSiang (12.00 Wib) dan

Malam (19.00 Wib)

2x sehari

Nasi, lauk dan sayur

1 porsi

5-8 gelas/ hari1000-2000 ml/ hari

Air putih dan thePagi, sing dan

Malam

3x sehari

Bubur

2 hingga 3 sendok tiap 1 porsi3-4 gelas/ hari700-1000 ml/ hari

Air putih

2Eliminasi 1. BAB

a. Frekuensi

b. Konsistensi

c. Warna

2. BAK

a. Frekuensi

b. Bau

c. Warna 1-2x/ hari

Lembek

Kuning

2-4x / sehari

Amoniak

Kuning 1x/ hari

Agak keras

Kuning

4-6x/ hari

Amoniak

Kuning

3Istirahat dan tidura. Frekuensi

b. Keluhan 6-8 jam

Tidak ada6-8 jam

Tidak ada

4Personal hygine1. Mandi

a. Frekuensi

2. Sikat gigi

a. Frekuensi

b. Menggunakan odol

3. Cuci rambut

a. Frekuensi

b. Pakai sampo2x sehari

2x sehari

Ya

1-2 x sehari

Ya 1 x sehari

2x sehari

Ya

Tidak

Tidak

5. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum

: klien tampak lemah

Kesadaran

: compos mentis

Berat badan

: 58 kg (sebelum sakit), 56 kg (saat sakit)

Tanda-tanda vital

Tekanan darah

: 100/ 70 mmHg

Nadi

: 69 x/ menit

Suhu

: 36, 1o C

Pernafasan

: 23 x/ menit

Pemeriksaan head to toe

a. Kepala

Inspeksi

Bentuk kepala simetris, tidak ada luka bekas operasi, distribusi rambut merata, rambut berwarna hitam, dan keadaan rambut bersih.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

b. Mata

Inspeksi

Bentuk mata agak cekung, konjungtiva anemis, sclera anikterik, pupil isokor, reflek cahaya positif, tidak ada odem dan fungsi penglihatan baik.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan disekitar mata.

c. Hidung

InspeksiBentuk simetris, klien mampu membedakan bau-bauan, tidak ada benjolan dan tidak ada peradangan atau polip

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

d. Telinga

Inspeksi

Bentuk telinga simetris, klien mampu mendengar, dan tidak cairan seperti serum atau eksudat.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan atau peradangan disekitar telinga

e. Mulut

Inspeksi

Bentuk bibir simetris, lidah bersih, mukosa bibir kering, tidak ada karies, tidak ada peradangan tonsil dan tidak ada stomatitis.

f. Leher

Inspeksi

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kesulitan dalam menelan, tidak ada bekas luka dan jaringan parut di sekitar leher.

Palpasi

Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran vena jugolaris, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan tidak ada nyeri tekan.

g. Dada

Inspeksi

Bentuk dada simetris, tidak ada benjolan, tidak ada bekas luka, klien bernafas menggunakan otot-otot pernafasan dad, pergerakan rongga dada seimbang atau sama.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

Auskultasi

Bunyi nafas vesikuler, bunyi jantung 1 dan regular (normal lup dup)

Perkusi

Dada khususnya ada setiap intercosta normal (resonan)

h. Abdomen

InspeksiBentuk abdomen simetris

Auskultasi

Bising usus positif 10x /menit (normal 5-35x/menit) (Mutaqqin, 2011).Palpasi

Pada daerah epigastrium terasa nyeri, skala nyeri 3 tergolong nyeri ringan, tidak ada pembesaran hepar dan tidak ada pembesaran limpa, nyeri tekan (+).Perkusi

Suara timpani dan tidak ada tanda asites.

i. Genetalia dan rectum

Tidak diperiksa. Klien mengatakan tidak ada kelainan atau keluhan yang berhubungan dengan alat genetalia dan rectum. Tidak ada penyakit kulit dan kelamin.

j. Kulit

inspeksi

Kebersihan kulit cukup, integritas kulit baik dan turgor kulit baik.

Palpasi Tidak terdapat oedem.k. Ekstrimitas

Pada ekstrimitas atas tidak ada masalah, tidak ada luka bekas operasi dan tidak ada luka atau patah tulang, reflek otot bisep dan trisep positif, pada tangan kiri terpasang infuse RL 20 tetes/ menit. Pada ekstrimitas bawah juga tidak ada masalah, tidak ada varies dan oedema, reflek patella positif dan reflek Babinski positif .

6. Data psikologi

Klien mengatakan bahwa dia ingin cepat sembuh dan pulang kerumah karena mau berkumpul sama keluarganya di rumah.7. Data sosial ekonomi

Sehari-hari klien bekerja sebagai tukang jahit dengan penghasilan perbulannya kurang lebih 1.000.000, klien mengatakan isteri bekerja sebai tukang jahit juga. Klien mempunyai 2 orang anak, anak pertama perempuan berusia 16 tahun baru kelas 3 SMP. Dan anaknya yang kedua berusia 11 tahun duduk di kelas 4 SD. Pola hidup klien sederhana hubungan klien dengan keluarga tampak harmonis.

8. Data spiritual

Klien sekeluarga menganut agama islam. Selama dirawat dirumah sakit klien belum pernah solat karena fisiknya masih sangat lemah. Klien selalu berdoa agar selalu diberikan kesehatan.9. Data penunjang

Data penunjang laboratorium tanggal 3 Oktober 2014

Tabel 3.2 hasil laboratorium

Pemeriksaan HasilSatuanNilai normal

Hematologi

Hematocrit 39%40-51

Hemoglobin 13, 7Gr/ dl12,0-16,0

Leukosit 10, 2/ul4,0-10,0

Trombosit 283.000150.000-400.000

Kimia klinik

Ureum serum18,0Mg/dl20-10

Kreatinin serum0,7Mg/dl0,5-1,2

Glukosa sewaktu

Glukosa sewaktu100Mg/dl70-120

10. Penatalaksanaan medis

Table 3.3 obat-obatan

NoTanggalJamTerapiKet

13 Oktober 201409.00 WIB

11.00 WIB

15.00 WIB

21.00 WIB

23.00 WIBSukralfat

Ranitidine, cefotaxim

Sukralfat

Sukralfat

Ranitidine, cefotaxim, omeprazoleOral

IV

Oral

Oral

IV

24 Oktober 09.00 WIB11.00 WIB

15.00 WIB

21.00 WIB

23.00 WIBSukralfat

Ranitidine, cefotaxim

Sukralfat

Sukralfat

Ranitidine, cefotaxim, omeprazoleOral IV

Oral

Oral

IV

35 Oktober 201409.00 WIB

11.00 WIB

15.00 WIB

21.00 WIB

23.00 WIBSukralfat

Ranitidine, cefotaxim

Sukralfat

Sukralfat

Ranitidine, cefotaxim, omeprazoleOral

IV

Oral

Oral

IV

46 Oktober11.00 WIBCefotaximIV

Indikasi obat1. Obat omeprazole

Indikasi: untuk pengobatan jangka pendek tukak lambung dan refluk esophagitisDampak : apabila mengalami alergi terhadap omeprazole maka akan muncul gatal-gatal, sesak nafas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan. Dampak penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan pusing, kebingungan, denyut jantung yang tidak menentu, merasa gelisah, otot kram, batuk dan kejang.2. Sukralfat

Pengobatan jangka pendek (sampai 8 minggu) pada duodenal ulcerDampak: Dapat menyebabkan sembelit, mual, pusing, dan mulut kering. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan hipofosfatemia.3. Ranitidine

Indikasi pada tukak lambung refluks esophagitis, hipersekresi patologis gastro intestinal.Dampak: Berupa diare, nyeri otot, pusing, dan timbul ruam kulit, konstipasi, penurunan jumlah sel darah putih, dan hipersensitivitas.4. Cefotaxim

Untuk membunuh kuman, bakteri.Dampak : Jika diberikan secara berlebihan maka akan mengakibatkan peningkatan jenyut jangtung yang tidak teratur serta. Pada pasien hipersensitivitas maka akan terjadi hipersensitivitas silang, dan dapat menyebabkan neutropenia, dapat mempengaruhi hasil tes urin sehingga menimbulkan hasil palsu. 11. Analisa data

Nama

: Tn. K

NO Reg

: 084011

Ruangan : Seruni

Umur

: 37 tahun

Table 3.4 analisa data

NoData focusInterpretasi dataMasalah

1.DS :

Klien mengatakan nyeri epigastrium

DO :

Skala nyeri 3, nyeri sedang (skala angka 0-10)

Ekspresi wajah klien meringis Klien tampak memegang abdomen Nyeri tekan (+)

Tanda-tanda vital

TD : 100/70 mmHg

Nadi : 69x/ menit

RR : 23x/ menit

Suhu : 36, 1oC Leukosit: 10, 2

Faktor penyebab (helicobakter pylori), masuk ke dalam saluran pencernaan

Melekat pada epitel lambung

Iritasi mukosa lambung

Inflamasi mukosa lambungPencetus makanan dan obat-obatanNyeriNyeri

2DS: Klien mengatakan tidak nafsu makan, perutnya terasa mual dan badan terasa lemas

DO :

Keadaan klien lemah

Tidak ada nafsu makan

Porsi makan dihabiskan 2 sendok

BB 58 kg sebelum sakit

56 kg setelah sakit Hb 13,7 gr/dlHelikobakter pyloriKelenjar gastrin mengekskresikan HCL berlebihRangsangan ke pusat muntah (Medulla) distensi yang berlebihan

Refluks isi duodenum ke lambung

MualKetidakseimbangan nutrisi

3DS: Klien mengatakan muntah apabila makan

DO:

Klien muntah 3x sehari Warna muntah putih kekuningan

Keadaan umum lemah

Mukosa bibir kering Tanda-tanda vital

TD : 100/70 mmHg

Nadi : 69x / menit

RR : 23x/ menit

Suhu : 36,1 o CRangasangan ke pusat muntahDistensi abdomen

Refluk isi duodenum ke lambung

Mual

Dorongan isi lambung kemulut

MuntahResiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

B. Diagnosa keperawatan1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan klien tampak meringis2. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi yang tak adekuat ditandai dengan klien tidak nafsu makan, porsi makan dihabiskan 2 sendok dan penurunan berat badan

3. Resiko ketidak seimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan keluarnya cairan ditandai dengan muntah

C. Intervensi keperawatanNama

: Tn. K

Ruangan: Seruni

Umur

: 37 tahun

No Reg

: 084011

Tabel 3.5 intervensi keperawatanNoTanggalDiagnoseTujuan dan kriteria hasilIntervensiRasional

13-10-2014Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan klien tampak meringis Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari diharapkan nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil:1. Nyeri hilang atau dapat teradaftasi

2. Klien tidak gelisa lagi

3. Klien tidak meringis lagi

4. Tanda-tanda vital kembali normal1. Observasi skala nyeri2. Atur posisi pasien senyaman mungkin

3. Anjurkan pasien untuk relaksasi dengan cara nafas dalam

4. Ajurkan klien dengan teknik distraksi dengan mendengarkan music atau membaca Koran5. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang 1. Dengan mengobservasi skala nyeri maka kita dapat mengetahui berapa skala nyeri yang dialami klien sehingga kita dapat menentukan tindakan keperawatan selanjutnya2. Dengan mengatur posisi yang nyaman, mendukung reaksi untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami klien

3. Dengan relaksasi otot menjadi rilek sehingga mengurangi ketegangan dan nyeri berkurang yang dilakukan berulang ulang 4-5 kali

4. Dengan teknik distraksi, pikiran klien tidak hanya berfokus pada nyeri tetapi dialihkan pada hal lain sehingga konsentrasi pada nyeri berkurang

5. Dengan lingkungan yang nyaman dan tenang diharapkan klien dapat beristirahat dengan cukup, membantu mengurangi stressor nyeri

23-10-2014Ketidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi yang tak adekuat ditandai dengan klien tidak nafsuSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari diharapkan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil.1. Klien dapat mempertahankan status asupan nutrisi yang adekuat

2. Mual, muntah berkurang atau berhenti

3. Klien menghabiskan porsi makan yang disajikan

4. Berat badan normal1. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering2. Anjurkan klien menghindari makanan yang keras dan merangsang peningkatan asam lambung seperti asam, pedas, kopi, alcohol dan rokok3. Timbang berat badan klien setiap hari

4. Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemenuhan nutrisi.5. Sajikan makanan dalam keadaan hangat6. Berikan obat antiemetic sesuai indikasi 1. Diharapkan lambung akan terisi sehingga tidak merangsang peningkatan asam lambung2. Untuk menghindari kerja lambung yang berat dan meminimalkan iritasi lambung

3. Untuk mengetahui perkembangan berat badan klien

4. Kalori diperlukan tubuh sehingga sumber energy dan protein terpenuhi

5. Dapat mengurangi rasa mual

6. Diharapkan muntah berkurang

34-10-14Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan keluarnya cairan ditandai dengan muntahSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari diharapkan terjadi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan kriteria hasil1. Mual muntah berhenti

2. Klien tidak mengeluh pusing

3. Mukosa bibir lembab, turgor kulit baik (