Forensik Opi
-
Upload
reza-ariandes-sahputra -
Category
Documents
-
view
20 -
download
3
Transcript of Forensik Opi
Pembusukan
Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri.
Autolisis adalah perlunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaan steril. Autolisis
timbul akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pasca mati dan hanya dapat dicegah
dengan pembekuan jaringan. (1)
Penyebab pembusukan adalah : (2)
Kerja bakteri komensalis yang biasanya hidup dalam usus dan bakteri yang berasal dari
luar seperti Clostridium Welchii, streptokokus, stafilokokus, diphteroid, proteus, dan lain-
lain. Akibat pembusukan ini terjadi gas-gas pembusukan antaranya gas belerang
hydrogen (H2S) yang menimbulkan bau telur busuk, phosphorated hydrogen, CO2, CO,
dan lain-lain.
Binatang-binatang seperti larva lalat, semut, anjing, tikus, belalang, ikan, udang, dan lain-
lain, dapat turut menghancurkan tubuh mayat.
Pembusukan dimulai di usus, manifestasinya terlihat diperut kanan bawah daerah caecum, yang
isinya lebih cair, penuh dengan bakteri, dekat dinding perut. Terlihat berwarna kehijauan
kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan penyebaran ke jaringan
tetangga (continuitatum). Dalam 2 hari akan terlihat tanda-tanda pembusukan berupa : (2)
Garis-garis pembusukan diseluruh aliran darah.
Warna hitam kehijauan disepanjang aliran darah disebabkan cairan dan butir darah yang
emngalami proses pembusukan.
Darah keluar dari pembuluh darah memasuki jaringan di sekitar pembuluh darah.
Menghasilkan gas pembusukan, menyebabkan perut gembung, kantong pelir gembung
(membesar), prolap uterus, prolap anus, dan akhirnya seluruh tubuh gembung (kulit, otot,
organ).
Kulit mudah terkelupas dan mudah dilepaskan dengan sedikit tekanan saja.
Mayat menjadi besar karena gas pembusukan memasuki jaringan, apalagi perut yang
banyak mengandung kuman pembusukan menjadi sangat besar, mulut terbuka karena
bibir atas dan bawah menjadi bengkak.
Gas pembusukan juga terjadi didalam sendi-sendi sehingga jika tekanan cukup tinggi
dapat membuat persendian menjadi bengkok, sendi utama adalah lutut, siku dan pangkal
paha sehingga terjadi posisi seperti petinju (pungilistik) atau sikap koitus.
Dalam 3-5 hari pembusukan tampak perut mengecil kembali oleh karena gas pembusukan akan
keluar melalui jaringan yang rusak karena proses pembusukan. Proses pembusukan akan keluar
melalui jaringan yang rusak karena proses pembusukan. Proses pembusukan ini berlangsung
terus hingga jaringan lunak menjadi hancur. Karena proses pembusukan dapat terjadi dalam
berbagai media, maka dapat diperkirakan perbandingan proses pembusukan adalah, media air :
udara terbuka : tanah = 1 : 2 : 8. (2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembusukan : (2)
Temperatur
Temperatur optimum dimana bakteri mudah berkembang adalah 26-38oC. Di
daerah tropis maka abdomen akan gembung dalam 24-48 jam.
Udara
Udara yang lembab lebih cepat terjadinya pembusukan.
Ruangan dan pakaian
Mayat yang terletak dialam terbuka membusuk lebih cepat. Baju yang ketat perut
dibawah korset, ikat pinggang, kaus atau sepatu yang dipakai memperlambat
pembusukan didaerah tersebut.
Umur
Orang tua dan anak lebih lambat membusuk sebab lebih sedikit mengandung H2O.
Apalagi pada bayi yang baru lahir, akrena kuman di usus dan lain tempat masih
sedikit.
Keadaan tubuh
Bagian tubuh yang terluka biasanya lebih cepat membusuk. Oleh
karena masuknya bakteri melalui luka.
Jika anggota tubuh di potong terutama waktu darah masih segar, maka
bagian yang dipotong (kaki atau tangan) memperlambat pembusukan
oleh karena hilangnya darah pada bagian tersebut.
Penyakit
Kematian oleh karena infeksi (septicaemia, peritonitis, dll)
mempercepat pembusukan.
Anemia dan penyakit kronis memperlambat pembusukan oleh karena
hancurnya sebagian bakteri-bakteri.
Adiposere
Adiposere merupakan substansi yang mirip seperti lilin yang lunak, licin dan warnanya
bervariasi mulai dari putih keruh sampai coklat tua. Adiposere mengandung asam lemak bebas,
yang dibentuk melalui proses hidrolisa dan hidrogenasi setelah kematian disebut
saponifikasi.adanya enzim bakteri dan air sangat penting untuk berlangsungnya proses tersebut.
Dengan demikian, maka adiposere biasanya terbentuk pada mayat yang terbenam dalam air atau
rawa-rawa.(2)
Adiposere akan membuat gambaran permukaan luar tubuh dapat bertahan hingga bertahun-
tahun, sehingga identifikasi mayat dan perkiraan sebab kematian masih dimungkinkan. Faktor-
faktor yang dapat mempermudah terbentuknya adiposera adalah kelembapan dan lemak tubuh
yang cukup, sedangkan yang menghambat adalah air mengalir yang membuang elektrolit. Udara
yang dingin menghambat pembentukan, sedangkan suhu yang hangat akan mempercepat. Invasi
bakteri endogen kedalam jaringan pasca matii juga akan mempermudah cepat pembentukannya. (1)
Lama pembentukan adiposere ini juga bervariasi, mulai dari 1 minggu sampai 10 minggu. Waktu
terkecil pembentukan adiposera daerah tropis 1-3 minggu. Untuk perubahan seluruhnya pada
orang dewasa diperlukan 3-6 bulan. Bahkan sampai 12 bulan, tergantung tempat, kelembapan,
suhu sekitarnya (daerah dingin lebih lama). Warna keputihan dan bau tengik seperti bau minyak
kelapa. Bahan ini terbakar dengan nyala api yang kuning, terapung di dalam air, larut dalam
alkohol dan eter, seluruh tubuh atau sebagian dapat dirubah menjadi adipoesera tapi perubahan
yang nyata pada tubuh yang banyak mengandung lemak, pada wanita terutama di dada, pipi,
gluteus, paha dan bagian tubuh yang berlemak.(2) Adiposera dapat terbentuk disebarang lemak
tubuh, bahkan di dalam hati, tetapi lemak superfisial yang pertama kali terkena. (1) Pada saat ini
adiposera menjadi jelas secara makroskopik sebagai bahan berwarna putih kelabu yang
menggantikan atau menginfiltrasi bagian-bagian lunak tubuh. Pada stadium awal
pembentukannya sebelum mikroskopik jelas, adiposera paling baik dideteksi dengan analisis
asam palmitat.
Mummifikasi
Mummifikasi adalah proses penguapan cairan dan dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga
terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan. Jaringan
berubah menjadi keras dan kering, berwarna gelap, berkeriput dan tida membusuk karena kuman
tidak dapat berkembang biak pada lingkungan yang kering. Mummifikasi terjadi bila suhu
hangat, kelembapan rendah, aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi dan waktu yang lama
(12-14 minggu). Mummifikasi jarag dijumpai pada cuaca yang normal. (1)
Tanda-tanda mummifikasi : (2)
Mayat jadi mengecil.
Kering, mengkerut, atau melisut.
Warna coklat kehitaman.
Kulit melekat erat dengan tulangnya
Tidak berbau.
Keadaan anatominya masih utuh.
Penulangan
Keadaan hancurnya jaringan mayat akibat pembusukan sehingga mayat hanya tinggal tulang.
Setelah proses pembusukan, mayat akan tinggal tulang dan sisa-sisa ligamen yang terlekat
padanya. Biasanya penulangan mulai terjadi sekitar 4 minggu. Pada waktu ini, tulang masih
menunjukkan sisa-sisa ligamen yang terlekat padanya disamping bau tulang yang masih busuk.
Setelah 3 bulan, tulang kelihatan berwarna kuning keputihan, serta tidak lagi mempunyai bau
busuk pada mayat.