Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

25
WORKING PAPER FORECASTING PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA Ina Nurmalia Kurniati Desember, 2015 WP/10/2015

Transcript of Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

Page 1: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

WORKING PAPER

FORECASTING PERTUMBUHAN

DANA PIHAK KETIGA

Ina Nurmalia Kurniati

Desember, 2015

WP/10/2015

Page 2: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

1

FORECASTING PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA

Ina Nurmalia Kurniati1

Abstrak

Kajian ini mendiskusikan alternatif metode peramalan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebagai pelengkap forecast yang dihasilkan BAMBIโ€“Banking Model of Bank Indonesia dengan menggunakan beberapa metode: holt winter additive exponential smoothing, ARIMA, regresi multivariat, dan forecast atas ekspektasi dunia perbankan yang terkandung pada survei

kualitatif. Penilaian tersebut dilanjutkan dengan tiga jenis kombinasi forecasting guna meningkatkan akurasi dan daya prediksi model. Hasil

analisis menunjukkan bahwa model yang ditawarkan dapat menggambarkan perilaku pertumbuhan DPK. Ekspektasi pelaku pasar pada survei kualitatif di Survei Perbankan Indonesia juga terbukti memiliki daya forecast pertumbuhan DPK. Berdasarkan kombinasi forecast yang dilakukan, rata-rata tertimbang dari kombinasi forecast dengan pendekatan regresi

menghasilkan hasil yang paling baik. Tidak hanya saat dibandingkan dengan forecast individual, tetapi juga metode kombinasi forecast lainnya. Pertumbuhan DPK pada Q4-2015 yang diperkirakan sebesar 11,19% dengan probabilitas sebesar 95% akan berada pada interval kepercayaan (8,19%, 14,18%), sedangkan untuk Q4-2016 diprediksi sebesar 14,97% dengan

probabilitas sebesar 95% akan berada pada interval (11,98%, 17,7%).

Key word : forecasting and prediction methods, banking, forecasting

and simulation

JEL Classification : C53, G21, E47

1 Peneliti Ekonomi pada Tim Pengembangan Model, Spesialis Riset Makroprudensial,

Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP), Bank Indonesia. Pendapat dalam paper ini

merupakan pendapat penulis dan bukan merupakan pendapat resmi DKMP atau Bank Indonesia. Email: [email protected].

Kesimpulan, pendapat, dan pandangan yang disampaikan oleh penulis dalam paper ini merupakan kesimpulan, pendapat, dan pandangan penulis dan

bukan merupakan kesimpulan, pendapat, dan pandangan resmi Bank Indonesia.

Page 3: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

2

I. PENDAHULUAN

Sebagai salah satu otoritas yang berperan dalam stabilitas sistem keuangan,

Bank Indonesia perlu memiliki peramalan yang baik atas variabel-variabel utama

perbankan, salah satunya peramalan dana pihak ketiga perbankan. Selama ini,

Bank Indonesia telah memiliki BAMBI (Banking Model of Bank Indonesia) yang

digunakan sebagai alat proyeksi variabel-variabel pada sektor perbankan. Model itu

bersifat simultan, komprehensif, serta dapat mengakomodasi konsistensi antara

proyeksi perbankan dan proyeksi makroekonomi yang dihasilkan oleh model Short

Term Forecast for Indonesian Economy (SOFIE)2. BAMBI menghasilkan proyeksi

jangka pendek (1โ€“2 tahun ke depan) atas beberapa variabel utama pada sektor

perbankan, seperti suku bunga dana pihak ketiga (DPK), suku bunga kredit,

pertumbuhan DPK, pertumbuhan kredit serta rasio non-performing loan (NPL).

Meskipun begitu, adanya model besar seperti BAMBI tidak serta merta mengecilkan

model sederhana.

Kajian singkat ini mendiskusikan beberapa metode peramalan sederhana

dengan menggunakan model univariat dan multivariate serta mencoba menggali

ekspektasi dunia perbankan yang terkandung pada survei kualitatif pada Survei

Perbankan Indonesia. Analisis tersebut dilanjutkan dengan tiga jenis kombinasi

forecasts. Secara umum analisis yang dilakukan memberikan tiga kontribusi positif

pada literatur.

Analisis ini merupakan kajian pertama yang membandingkan beberapa

metode peramalan yang menggunakan data Indonesia. Literatur-literatur yang ada

umumnya berkonsentrasi pada model multivariat untuk mengidentifikasi

determinan dana pihak ketiga. Sebagai contoh, Haron dan Wan Azmi (2006)

mengidentifikasikan bahwa tingkat laba perbankan, suku bunga deposito, suku

bunga dasar penjaminan, KL composite index, indeks harga konsumen, money

supply, dan PDB merupakan determinan dari deposit di Malaysia. Kontribusi

lainnya adalah analisis menggunakan ekspektasi perbankan pada pertanyaan

kualitatif pada Survei Perbankan Indonesia. Hipotesis yang digunakan adalah

ekspektasi dari pelaku perbankan memiliki korelasi yang cukup tinggi dengan

pertumbuhan DPK aktual. Jika terbukti, analisis akan dilanjutkan dengan

2 SOFIE dikembangkan dan dikelola oleh Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia.

Page 4: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

3

peramalan menggunakan data survei tersebut. Kontribusi ketiga merupakan

analisis combined forecasts guna meningkatkan daya prediksi dan menurunkan

risiko model. Timmerman (2006) menyarankan agar melakukan kombinasi

peramalan guna mendiversifikasi keburukan dari tiap-tiap metode dan agar

menghindari kesulitan memilih metode forecast terbaik.

Analisis ini tersusun atas 5 bagian. Setelah bagian pendahuluan, bagian 2

menjabarkan studi literatur. Bagian 3 menyajikan data dan metodologi yang

digunakan. Selanjutnya hasil dan analisis dijabarkan pada bagian 4. Pada bagian 4

ini juga dijabarkan evaluasi model serta kombinasi peramalan yang dilakukan.

Terakhir bagian 5 berisi simpulan dan saran (rekomendasi) untuk penelitian

selanjutnya.

Page 5: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

4

II. STUDI LITERATUR

Dalam khasanah literatur kombinasi forecast umum digunakan dalam

peramalan inflasi dan produk domestik bruto. Sepengetahuan penulis belum ada

kombinasi forecast yang dilakukan untuk variabel perbankan, termasuk DPK.

Dalam metode forecasting itu terdapat tiga kelompok besar, yaitu (1) forecast

menggunakan data univariat yang berasal dari data pada masa lalu; (2) forecast

berdasarkan variabel lain yang mengandung nilai ekspektasi dari variabel tersebut,

misalnya survei; dan (3) forecast berdasarkan variabel determinan lainnya.

Pada grup yang pertama metode yang umum digunakan adalah metode

exponential smoothing, regresi linear seperti ARIMA dan SARIMA, serta model

univariat non-linear atau time-varying. Ang et al. (2007), Canova (2007), dan Stock

dan Watson (2008) menggunakan metode dalam grup ini sebagai benchmark dengan

forecast multivariat dan/atau kombinasi forecast.

Salah satu yang lazim digunakan pada grup kedua adalah survei. Ang et al.

(2007) mengemukakann bahwa forecast dari ekspektasi para agen ekonomi yang ada

dalam tiga survei kuantitatif berbeda di Amerika Serikat (Livingston Survey, survey

of professional forecaster, dan Michigan Survey) menghasilkan daya prediksi yang

lebih baik jika dibandingkan dengan penggunaan metode forecast lain. Tidak hanya

survei kuantitatif yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan forecast, survei

kualitatif juga terbukti memiliki daya prediksi. Scheufele (2011) melakukan

perbandingan beberapa metode untuk menguantifikasi data survei kualitatif dan

menemukan bahwa forecast yang dihasilkan dari data survei kualitatif tidak kalah

jika dibandingkan dengan metode forecast popular lainnya untuk data inflasi

Jerman.

Pada grup yang ketiga, model determinan pertumbuhan DPK yang akan

dijadikan acuan adalah persamaan dalam model yang dikembangkan dan

digunakan oleh Bank Indonesia, yakni Indonesia Banking Outlook Model (IBOMo)

Quarterly yang menyatakan bahwa pertumbuhan DPK dipengaruhi secara positif

oleh pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan suku bunga. Sistem IBOMo

diestimasi menggunakan two stage least squares, tetapi untuk kajian ini, karena

fokus analisis hanya pada satu persamaan, hubungan antarvariabel diestimasi

menggunakan ordinary least squares (OLS). Hubungan yang sama antara

pertumbuhan DPK, pertumbuhan PDB, dan suku bunga juga digunakan oleh

Page 6: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

5

โ€œmodel triwulananโ€ (diestimasi dengan OLS) dan โ€œmodel tahunanโ€ (diestimasi

dengan weighted least squares) yang dikembangkan oleh DKMP.

(a)

(b)

(c)

Sumber: Surjaningsih et al. (2013)

Gambar 1. Hubungan Antarvariabel pada (a) IBOMo; (b) Model Triwulanan; dan (c) Model Tahunan

Beberapa model forecast sering kali memiliki akurasi dan daya prediksi yang

hampir serupa yang mengakibatkan pembuat forecast kesulitan memutuskan mana

satu model yang terbaik. Oleh karena itu, guna meningkatkan daya prediksi dan

mengurangi risiko dari berbagai model, para pembuat forecast melakukan

kombinasi forecast dari beberapa metode.

Stock dan Watson (2003) mengemukakan bahwa kombinasi forecast lebih

baik daripada individual forecast. Mereka juga mengemukakan bahwa kombinasi

BI Rate GDP Ex.Rate

DepRate

Credit Rate

DPK Growth

Credit Growth

NPL

AlatLikuid

BI Rate GDP Ex.Rate

DPK

Kredit

NPL

KI

KK

KMK

BI Rate

GDP

Ex.Rate

DepRate

Credit Rate

DPK Growth

Credit Growth

NPL

Inflasi

Page 7: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

6

forecast yang sederhana, seperti median, dapat mengurangi permasalahan

instabilitas model forecast yang mereka susun. Senada dengan itu, asesmen

kombinasi forecast menggunakan rata-rata tertimbang yang dilakukan oleh Brave

dan Fisher (2004) mengonfirmasikan bahwa kombinasi forecast secara konsisten

lebih baik daripada model yang hanya berdasarkan data pada masa lampau.

Page 8: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

7

III. DATA DAN METODOLOGI

Pada kajian ini beberapa pendekatan dilakukan untuk peramalan dengan

berdasarkan data time series yang mencakup exponential smoothing, autoregressive

integrated moving average, multiple regression serta forecast yang berdasarkan data

survei. Seluruh pendekatan tersebut kemudian disusun ke dalam kombinasi

forecast untuk meningkatkan daya prediksi model. Pendekatan yang dilakukan

diilustrasikan pada skema berikut.

Gambar 2. Metodologi Forecasting

3.1 Data

Data DPK yang digunakan pada kajian ini merupakan penjumlahan

tabungan, giro, dan deposito, baik dalam rupiah maupun valuta asing perbankan di

Indonesia. Pertumbuhan DPK yang digunakan merupakan pertumbuhan tahunan

yang dihitung dari data triwulanan dengan menggunakan formula sebagai berikut.

๐‘”๐ท๐‘ƒ๐พ๐‘ก =๐ท๐‘ƒ๐พ๐‘กโˆ’๐ท๐‘ƒ๐พ๐‘กโˆ’4

๐ท๐‘ƒ๐พ๐‘กโˆ’4 (1)

Keterangan:

๐‘”๐ท๐‘ƒ๐พ๐‘ก merupakan pertumbuhan DPK pada saat triwulan ๐‘ก

๐ท๐‘ƒ๐พ๐‘ก merupakan nominal dana pihak ketiga pada saat triwulan ๐‘ก.

Kajian ini berupaya memanfaatkan informasi perkiraan sumber dana pihak

ketiga yang ada pada Survei Perbankan Indonesia yang dilakukan oleh Bank

Univariate

Forecasting

Multivariate

Forecasting

Survey

Model Free: Exponential

Smoothing

ARIMA

Multiple Regression

Survey Perbankan

Indonesia

Combined

Forecast

Page 9: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

8

Indonesia. Dari populasi seluruh bank umum yang beroperasi di wilayah Indonesia,

responden yang tercakup dalam Survei Perbankan Indonesia sudah mewakili 80%

(ยฑ40 bank umum) dengan metode stratified purposive sampling. Responden tersebut

ditanya mengenai ekspektasi dana pihak ketiga apakah akan naik, turun, atau tetap

pada kuartal berikutnya. Jawaban survei itu kemudian dibangun menjadi indeks

net balance (indeks net tertimbang) yang merupakan selisih dari persentase yang

menjawab DPK naik dan persentase yang menjawab turun serta mengabaikan

jawaban yang netral atau tetap. Metode indeks net tertimbang dapat dituliskan

sebagai berikut.

๐ผ๐‘›๐‘‘๐‘’๐‘˜๐‘  ๐‘๐‘’๐‘ก ๐‘‡๐‘’๐‘Ÿ๐‘ก๐‘–๐‘š๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘” = (% ๐‘ฆ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘š๐‘’๐‘›๐‘—๐‘Ž๐‘ค๐‘Ž๐‘ naik โˆ’ % ๐‘ฆ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘š๐‘’๐‘›๐‘—๐‘Ž๐‘ค๐‘Ž๐‘ ๐‘ก๐‘ข๐‘Ÿ๐‘ข๐‘›) (2)

Plot atas ekspektasi pertumbuhan DPK dengan aktual pertumbuhan DPK dapat

dilihat pada Grafik 1 dan deskripsi dari data yang digunakan pada kajian ini dapat

dilihat pada Tabel 1.

Sumber: Bank Indonesia, diolah sesuai dengan kebutuhan

Grafik 1. Survei Perbankanโ€“Ekspektasi Pertumbuhan DPK

Page 10: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

9

Tabel 1. Data

Data Periode dan Frekuensi Sumber

Dana pihak ketiga Kuartalan (2001 Q3โ€“2015 Q3)

Bank Indonesia

Survei perbankan:

Ekspektasi pertumbuhan

DPK

Kuartalan (2001 Q3โ€“2015 Q3)

Bank Indonesia

PDB Kuartalan (2001 Q3โ€“2015

Q3)

BPS

Suku bunga deposito Kuartalan (2001 Q3โ€“2015

Q3)

Bank

Indonesia

Inflasi Kuartalan (2001 Q3โ€“2015

Q3)

BPS

3.2 Metode Peramalan

3.2.1 Holt-Winters Additive Exponential Smoothing (HWA)

Exponential smoothing merupakan salah satu prosedur peramalan dengan

memberikan bobot yang lebih besar pada data yang lebih baru. Metode Holt-Winters

Additive Exponential Smoothing (selanjutnya disebut HWA) dipilih karena

memperhitungkan tren dan pola musiman dari data. Mengikuti Bowerman et al.

(2005: Chapter 8), persamaan untuk level, tren, dan faktor musiman dari sebuah

data time series dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut.

โ„“๐‘ก = ๐›ผ(๐œ‹๐‘ก โˆ’ ๐‘ ๐‘›๐‘กโˆ’๐ฟ) + (1 โˆ’ ๐›ผ)(โ„“๐‘กโˆ’1 + ๐‘๐‘กโˆ’1), 0 < ๐›ผ < 1 (3)

๐‘๐‘ก = ๐›พ(โ„“๐‘ก โˆ’ โ„“๐‘กโˆ’1) + (1 โˆ’ ๐›พ)๐‘๐‘กโˆ’1, 0 < ๐›พ < 1 (4)

๐‘ ๐‘›๐‘ก = ๐›ฟ(๐‘ฆ๐‘ก โˆ’ โ„“๐‘ก) + (1 โˆ’ ๐›ฟ)๐‘ ๐‘›๐‘กโˆ’๐ฟ, 0 < ๐›ฟ < 1 (5)

Keterangan:

โ„“๐‘ก, ๐‘๐‘ก, ๐‘ ๐‘›๐‘กโˆ’๐ฟ merupakan hasil estimasi dari level, tren, dan faktor musiman pada saat t

L merupakan jumlah musim dalam setahun.

Penentuan nilai awal metode HWA dapat dilakukan dengan meregresi

setengah populasi dari data. Intercept yang diperoleh dari garis regresi merupakan

nilai awal โ„“0, sedang slope-nya menjadi nilai awal ๐‘0. Nilai optimal dari parameter

smoothing ๐›ผ, ๐›พ, dan ๐›ฟ didapat dari estimasi yang meminimalkan nilai sum squared

of error (SSE).

Page 11: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

10

Point forecast dan interval prediksi 95% dari metode HWA dapat

diformulasikan sebagai berikut.

๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ๐‘ก+โ„Ž = โ„“๐‘ก + ๐œ๐‘๐‘ก + ๐‘ ๐‘›๐‘ก+โ„Žโˆ’๐ฟ (6)

๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ๐‘ก+โ„Ž|๐‘ก ยฑ ๐‘ง(0.025)๐‘ โˆš๐‘โ„Ž ; di mana ๐‘โ„Ž = {

1,

1 + ฮฃ๐‘—=1โ„Žโˆ’1๐›ผ2(1 + ๐‘—๐›พ)2

1 + ฮฃ๐‘—=1๐œโˆ’1[๐›ผ(1 + ๐‘—๐›พ) + ๐‘‘๐‘—.๐ฟ(1 โˆ’ ๐›ผ)๐›ฟ]

2

โ„Ž = 1 2 โ‰ค โ„Ž โ‰ค ๐ฟ

๐ฟ โ‰ค โ„Ž

(7)

Keterangan:

s merupakan standard error saat t

๐‘‘๐‘—.๐ฟ bernilai 1 jika j merupakan kelipatan bilangan bulat dari L dan 0 jika tidak.

3.2.2 Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)

Jika diasumsikan bahwa data saat ini bergantung secara linier terhadap data

pada masa lalu dan terhadap jumlah tertimbang dari error masa lalu, salah satu

metode yang dapat dipertimbangkan adalah autoregressive integrated moving

average (ARIMA) atau dikenal sebagai model box-jenkins. Spesifikasi dari model

ARIMA (p, d, q) adalah sebagai berikut.

๐“(๐ฟ)(1 โˆ’ ๐ฟ)๐‘‘๐‘‹๐‘ก = ๐œ‡ + ๐œฝ(๐ฟ)ํœ€๐‘ก (8)

Keterangan:

๐“(๐ฟ) = 1 โˆ’ ๐œ™1๐ฟ โˆ’ โ‹ฏ โˆ’ ๐œ™๐‘๐ฟ๐‘ merupakan AR term

๐œฝ(๐ฟ) = 1 + ๐œƒ1๐ฟ + โ‹ฏ + ๐œƒ๐‘ž๐ฟ๐‘ž merupakan MA term

๐œ‡ merupakan konstanta

ํœ€๐‘ก merupakan white noise (lemah) dengan variansi ๐œŽ๐œ€2

๐‘‘ merupakan derajat penurunan.

Model ARIMA (p, d, q) dalam persamaan (8) dapat ditulis kembali sebagai.

๐‘ฅ๐‘ก = ๐œ‡ + ๐œ™1๐‘ฅ๐‘กโˆ’1 + โ‹ฏ + ๐œ™๐‘๐‘ฅ๐‘กโˆ’๐‘ + ๐œƒ1ํœ€๐‘กโˆ’1 + โ‹ฏ + ๐œƒ๐‘žํœ€๐‘กโˆ’๐‘ž + ํœ€๐‘ก , (9)

dan one-step-ahead point forecast-nya adalah sebagai berikut.

๐‘ฅ๐‘ก+1 = ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ + ๐œ™1ฬ‚๐‘ฅ๐‘ก + โ‹ฏ + ๐œ™๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ๐‘ฅ๐‘ก+1โˆ’๐‘ + ๐œƒ1ฬ‚ํœ€๐‘ก + โ‹ฏ + ๐œƒ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝํœ€๐‘ก+1โˆ’๐‘ž , (10)

Hasil dari persamaan (8) dapat diiterasikan untuk melakukan forecast dinamis

untuk waktu ๐‘ก + 2, ๐‘ก + 3, โ€ฆ, ๐‘ก + โ„Ž sehingga point forecast periode ke-h dengan ARIMA

dapat ditulis sebagai berikut.

Page 12: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

11

๐‘ฅ๐‘ก+โ„Ž = ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ + ๐œ™1ฬ‚๐‘ฅ๐‘ก+โ„Žโˆ’1 + โ‹ฏ + ๐œ™๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ๐‘ฅ๐‘ก+โ„Žโˆ’๐‘ + ๐œƒ1ฬ‚ํœ€๐‘ก+โ„Žโˆ’1 + โ‹ฏ + ๐œƒ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝํœ€๐‘ก+โ„Žโˆ’๐‘ž , (11)

Di dalam paper ini model ARIMA (p, d, q) dibangun dengan mengikuti

prosedur yang diuraikan oleh Bowerman et al. (2005: Chapter 9โ€“11).

Gambar 3. Prosedur ARIMA

Di dalam proses identifikasi, plot dari data asli digunakan untuk

mengidentifikasi adanya tren, komponen musiman, outlier, dan nilai awal p, d, q.

Kemudian model ARIMA diestimasi dengan menggunakan maximum likelihood

estimator (MLE). Panjang lag optimal untuk AR dan MA dipilih berdasarkan schawrtz

criterion (BIC). Setelah model diestimasi, uji diagnostik dilakukan untuk mengetahui

kesesuaian model dengan menganalisis apakah residual telah white noise. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan melihat autocorrelation function (ACF) dan partial

autocorrelation function (PACF) dari residual dan hasil ljung-box-pierce q statistics

(portmanteau test). Jika model dianggap telah memadai, dapat dilanjutkan proses

forecasting.

3.2.3 Forecast dengan Data Survei

Untuk mengestimasi ๐ธ๐‘ก(๐‘ฅ๐‘ก+โ„Ž) = ๐‘ฅ๐‘ก+โ„Ž|๐‘ก dari proyeksi dana pihak ketiga pada

survei perbankan, data survei kualitatif perlu diubah menjadi data kuantitatif.

Penelitian ini mengikuti Scheufele (2011) yang menganalisis data ekspektasi inflasi

kualitatif Jerman berdasarkan survei para ahli ekonomi. Scheufele melakukan unit

root test dan granger causality test yang dilanjutkan dengan estimasi parameter ๐›ฟ

dengan persamaan sebagai berikut.

๐ธ๐‘ก(๐‘ฅ๐‘ก+โ„Ž) = โˆ’๐›ฟ๐‘ก |๐‘Ž+๐‘

๐‘Žโˆ’๐‘| (12)

Tulisan ini mengikuti Batchelor (1982) dalam mengestimasi parameter ๐›ฟ dengan

meregresikan perubahan inflasi terhadap unscaled estimates |๐‘Ž+๐‘

๐‘Žโˆ’๐‘|, yaitu parameter

๐›ฟ๐‘ก konstan terhadap waktu.

Identifikasi Estimasi Uji Diagnostik

IdentifikasiLolos

Gagal

Page 13: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

12

3.2.4 Multiple Regression

Model yang digunakan sebagai panduan untuk melakukan forecast

pertumbuhan DPK berdasarkan determinannya merunut Indonesia Banking Outlook

Model (IBOMo) Quarterly yang menyatakan bahwa pertumbuhan DPK dipengaruhi

secara positif oleh pertumbuhan produk domestik bruto dan suku bunga deposito.

๐‘”๐ท๐‘ƒ๐พ๐‘ก = ๐›ฝ0 + ๐›ฝ1๐‘”๐‘ƒ๐ท๐ต๐‘กโˆ’1 + ๐›ฝ2๐‘Ÿ๐‘ก + ํœ€๐‘ก (13)

Keterangan:

๐‘”๐‘ƒ๐ท๐ต๐‘ก merupakan pertumbuhan PDB pada waktu ๐‘ก

๐‘Ÿ๐‘ก merupakan suku bunga deposito satu bulan pada waktu ๐‘ก.

Untuk memperhitungkan dampak inflasi, pertumbuhan PDB dan deposito yang

digunakan adalah deposito dalam bentuk riil.

3.3 Evaluasi Model

Memiliki forecast yang tepat waktu, akurat, dan dapat diandalkan merupakan

hal yang utama bagi pembuat kebijakan. Akurasi dari model dapat dilihat dari model

yang dapat meminimalkan ekspektasi dari loss function tertentu. Misal ๐‘ฅ๐‘ก+โ„Ž|๐‘ก

menyatakan h-periode ke depan forecast dari ๐‘ฅ๐‘ก+โ„Ž sehingga evaluasi akurasi forecast

dapat dihitung dengan beberapa pengukuran akurasi model, yakni RMSE, MAE, dan

MAPE seperti berikut.

๐‘…๐‘€๐‘†๐ธ = (1

๐‘โˆ‘ (๐œ‹๐‘ก+โ„Ž โˆ’ ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ๐‘ก+โ„Ž|๐‘ก)

2๐‘ก+๐‘โ„Ž=๐‘ก+1 )

1/2 (14)

Root mean square error (RMSE) secara implisit memberikan bobot lebih besar pada

simpangan paling besar dari forecast. Metode ini digunakan untuk model yang biaya

kesalahannya adalah kuadrat dari error tersebut.

๐‘€๐ด๐ธ =1

๐‘โˆ‘ |๐œ‹๐‘ก+โ„Ž โˆ’ ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ๐‘ก+โ„Ž|๐‘ก|๐‘ก+๐‘

โ„Ž=๐‘ก+1 (15)

Mean absolute deviation atau mean absolute error (MAE) digunakan untuk model

yang biaya kesalahannya proporsional dengan nilai absolut dari error-nya.

๐‘€๐ด๐‘ƒ๐ธ =1

๐‘โˆ‘

|๐œ‹๐‘ก+โ„Žโˆ’๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ๐‘ก+โ„Ž|๐‘ก|

๐œ‹๐‘ก+โ„Ž

๐‘ก+๐‘โ„Ž=๐‘ก+1 (16)

Page 14: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

13

Mean absolute percentage error (MAPE) digunakan untuk model yang biaya

kesalahannya lebih terkait dengan persentase error-nya dibandingkan dengan nilai

dari error.

Model dengan RMSE, MAE, atau MAPE terkecil merupakan model terbaik.

3.4 Combination of Forecasts

Menurut Watson (2004), untuk setiap unbiased forecast ๐‘“๐‘– dengan varians ๐œŽ๐‘–2

yang ๐‘– = 1, . . , ๐‘› dan misalnya setiap forecast tidak berkorelasi, kombinasi forecast

dapat disusun menjadi:

๐‘“๐‘ = โˆ‘ ๐‘ค๐‘–๐‘“๐‘–๐‘›๐‘–=1 (17)

dengan ๐‘ค๐‘– adalah bobot non-negative dan

โˆ‘ ๐‘ค๐‘–๐‘›๐‘–=1 = 1. (18)

Mean combination forecast merupakan kasus seluruh bobot bernilai sama,

๐‘ค1 = ๐‘ค2 = โ‹ฏ = ๐‘ค๐‘› (19)

Bobot optimal untuk forecasts yang tidak berkorelasi dapat dihitung dengan formula

sebagai berikut:

๐‘ค๐‘š =๐œŽ๐‘š

โˆ’2

โˆ‘ ๐œŽ๐‘–โˆ’2๐‘›

๐‘–=1

(20)

Bobot dari forecast keโ€“m adalah proporsional dengan inverse varians-nya. Menurut

Granger dan Ramanathan (1984), bobot optimal dapat dihitung dengan

meregresikan nilai aktual dengan hasil-hasil forecast dengan menggunakan

beberapa kendala: tanpa intercept, koefisien harus bernilai non-negative, dan

jumlahan koefisien adalah satu

๐‘“๐‘ = ๐›ฝ1๐‘“1,๐‘ก + ๐›ฝ2๐‘“2,๐‘ก + โ‹ฏ + ๐›ฝ๐‘›๐‘“๐‘›,๐‘ก + ํœ€๐‘ก. (21)

dengan ๐›ฝ๐‘– โ‰ฅ 0, dan โˆ‘ ๐›ฝ๐‘–๐‘›๐‘–=1 = 1. Bobot optimal ๐‘ค๐‘– adalah ๐›ฝ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ untuk setiap ๐‘– = 1, . . , ๐‘›.

Page 15: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

14

IV. ANALISIS

4.1 Analisis Peramalan

4.1.1 Holt Winter Additive Exponential Smoothing (HWA)

Nilai intercept dan slope dari regresi data pertumbuhan DPK terhadap waktu

pada separuh sampel pertama digunakan sebagai nilai awal dari ๐‘™0 dan ๐‘0 pada

pendekatan HWA. Perincian dari regresi tersebut dapat dilihat pada lampiran.

Prediksi yang diperoleh dengan HWA dapat dilihat pada Grafik 2 berikut.

Sumber: Estimasi Peneliti

Grafik 2. Holt Winter Additive Exponential Smoothing

Nilai optimal dari parameter penghalus yang diperoleh adalah ฮฑ=0,81, ฮณ=0,00,

dan ฮด=0,00 yang mengindikasikan tingginya komponen level dengan nilai trend dan

seasonal yang relatif tetap. Terlihat dari Grafik 2 bahwa model HWA dapat

memprediksi perilaku dinamis dari pertumbuhan DPK dan juga besar

perubahannya. Peramalan out of sample menunjukkan bahwa metode ini cukup

dapat memprediksi gerakan pertumbuhan DPK. Secara keseluruhan metode ini

memberikan SSE sebesar 288.811.

Page 16: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

15

4.1.2 ARIMA (1,0,0)

Salah satu persyaratan penggunaan model ARIMA adalah stasioneritas data.

Analisis grafik atas data pertumbuhan DPK menunjukkan kemungkinan data

stasioner. Uji formal ADF mengonfirmasi hal tersebut dengan menolak hipotesis

bahwa pertumbuhan DPK memiliki unit root3. Parameter p, d, dan q kemudian

ditentukan melalui analisis grafik ACF dan PACF. Dari beberapa calon model ARIMA

dipilih berdasarkan angka SIC4.

Model ARIMA (1,0,0) terpilih sebagai model terbaik dan parameter dari model

ini diestimasi. Seperti yang dapat dilihat dalam Table 2, seluruh parameter terbukti

signifikan. Uji atas residual dilakukan untuk memastikan bahwa error yang

terbentuk adalah random dan berdistribusi normal. Uji dilakukan melalui analisis

grafik ACF dan PACF atas residual dan tes Ljung Box Q. Grafik ACF dan PACF atas

residual yang ditampilkan pada Grafik 3 menunjukkan bahwa residual bersifat

white noise. Uji formal Ljung Box Q mengindikasikan bahwa model cukup baik

dalam merepresentasikan data, selanjutnya prediksi atas growth DPK dapat

dilakukan.

Tabel 2. Model Pertumbuhan DPK dengan ARIMA(1,0,0)

Variabel Koefisien Std. Error

C 15.516*** 0.8942

AR(1) 0.6112*** 0.1473

SigmaSQ 4.5347*** 1.0884

Portmanteau Q Statistics = 29.28

Prob > chi2(24) = 0.21

Note: Statistical significance in ***1%, **5%, and *10%.

3 Uji Unit Root dapat dilihat pada lampiran. 4 Perbandingan dan pemilihan model ARIMA selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Page 17: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

16

Grafik 3. PACF dan ACF dari Residual ARIMA(1,0,0)

Berdasarkan Grafik 4 terlihat bahwa in sample forecast atas model ARIMA

mampu menggambarkan perilaku data asli.

Sumber: Perhitungan Peneliti

Grafik 4. ARIMA (1,0,0)

4.1.3 Forecast dengan Data Survei Perbankan

Analisis korelasi pada pertumbuhan DPK aktual dengan ekspektasi

pertumbuhan DPK survei perbankan dinilai cukup besar, yakni 49,35% sehingga

analisis peramalan dapat dilanjutkan. Untuk mengonversi hasil survei kualitatif dari

survei perbankan menjadi forecast pertumbuhan DPK dilakukan regresi linear dari

pertumbuhan DPK pada indeks net tertimbang proyeksi pertumbuhan DPK pada

-0.4

0-0

.20

0.0

00.2

00.4

0

Auto

corr

ela

tions o

f era

r1

0 5 10 15 20 25Lag

Bartlett's formula for MA(q) 95% confidence bands

-0.4

0-0

.20

0.0

00.2

00.4

0

Part

ial auto

corr

ela

tions o

f era

r1

0 5 10 15 20 25Lag

95% Confidence bands [se = 1/sqrt(n)]

Page 18: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

17

survei perbankan5. Hasil peramalan dapat dilihat pada Grafik 5 berikut. Terlihat

bahwa survei perbankan kurang dapat menangkap besaran dari data asli, tetapi

tetap memiliki daya forecast ke depan.

Sumber: Estimasi Peneliti

Grafik 5. Survei Perbankan-Proyeksi Pertumbuhan DPK

4.1.4 Multiple Regression

Model regresi yang diperoleh berdasarkan hubungan antarvariabel dari

IBOMo dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan model tersebut variabel

pertumbuhan DPK terbukti dipengaruhi secara positif oleh pertumbuhan PDB riil

kuartal sebelumnya dan suku bunga deposito.

Tabel 3. Model Pertumbuhan DPK dengan multiple regression

Variabel Koefisien Std.Error t-stat

C 1.202 3.359 0.358

GGDPRL(-1) 2.356*** 0.585 4.025

REALRDEP1 0.377* 0.222 1.696

R2 0.382

Prob (F stat) 0.001

Note: Statistical significance in ***1%, **5%, and *10%.

5 Hasil regresi dapat dilihat pada Lampiran.

Page 19: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

18

Forecast dari model persamaan di atas dapat dilihat pada Grafik 6 berikut ini.

Sumber: Estimasi Peneliti

Grafik 6. Forecast Pertumbuhan DPK โ€“ Multiple Regression

4.2 Evaluasi Model

Bagian sebelumnya menyajikan beberapa model peramalan atas

pertumbuhan DPK. Pada bagian ini disajikan performance test dari tiap-tiap model

guna mengevaluasi akurasi dan reabilitas atas tiap-tiap model. Uji dilakukan untuk

in-sample dan out-of-sample. Grafik 7 berikut menampilkan rekap dari tiap-tiap

model forecast yang disajikan pada bagian sebelumnya.

Sumber: Estimasi Peneliti

Grafik 7. Out-of-Sample Forecast Pertumbuhan DPK

Page 20: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

19

Secara umum model peramalan yang dianalisis mampu menangkap perilaku

pertumbuhan DPK. Uji formal atas akurasi peramalan dilakukan dengan

menggunakan RMSE, MAE, dan MAPE untuk periode out-of-sample. Hasil uji

tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Table 4. Akurasi Out-of-Sample Forecast Pertumbuhan DPK

RMSE MAE MAPE

Model free: holt winters exponential smoothing

1,355 1,230 0,092

ARIMA(1,0,0) 2,338 2,273 0,175

Survey forecast: survei perbankan 2,612 2,330 0,189

Multiple regression 1,258 0,957 0,068

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa forecast pertumbuhan DPK dengan

multiple regression menghasilkan RMSE, MAE, dan MAPE yang paling kecil jika

dibandingkan dengan metode forecast lainnya.

4.3 Combination of Forecasts

Untuk meningkatkan performa dari peramalan atas model yang sudah ada,

kajian ini juga memanfaatkan tiga metode kombinasi forecast, yakni mean, median,

dan regresi linear. Pendekatan kombinasi forecast menghasilan nilai prediksi yang

lebih akurat karena kombinasi forecast mendiversifikasi risiko atas misspesifikasi

metode forecast individual yang dilakukan.

Pada kombinasi forecast dengan pendekatan mean, bobot 1/4 diberikan pada

masing-masing pendekatan. Pada kombinasi forecast dengan pendekatan regresi,

kajian ini mengikuti prosedur Granger dan Ramanathan (1984) yang meregresi data

asli dengan nilai-nilai dari forecast individual tanpa menggunakan intercept.

Koefisien yang diperoleh juga harus dipastikan bernilai non-negative dan jumlahan

koefisien dari tiap-tiap metode adalah 1. Hal itu dilakukan dengan mengaplikasikan

prosedur general to specific dengan menggugurkan peramalan yang menghasilkan

tanda negatif hingga seluruh koefisien hasil estimasi bernilai positif. Hasil RMSE

metode ini menunjukkan angka yang lebih kecil daripada peramalan tiap-tiap

individu di bagian sebelumnya.

Page 21: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

20

Berdasarkan prosedur kombinasi forecast regresi, peramalan yang dipilih

adalah multiple regression dan HWA dengan bobot masing-masing sebesar 0,35 dan

0,65, sedangkan ARIMA(1,0,0) dan survei masing-masing memiliki bobot 0. Uji

akurasi pada kombinasi forecast ditunjukkan pada Tabel 5 berikut yang

mengindikasikan bahwa secara umum kombinasi forecast lebih baik daripada

individual forecast.

Sumber: Estimasi Penulis

Grafik 8. Out of Sample Forecast Pertumbuhan DPK

Tabel 5. Uji Akurasi Kombinasi Forecast pada Periode Out-of-Sample

RMSE MAE MAPE

Mean 1.626 1.625 0.125

Median 1.767 1.752 0.134

Regression 1.150 0.971 0.070

4.4 Forecast

Berdasarkan estimasi out-of sample, secara umum, pertumbuhan DPK

menunjukkan tren penurunan pada akhir tahun 2015 dan peningkatan mulai dari

kuartal 1 tahun 2016. Peramalan keseluruhan ditampilkan pada tabel berikut.

Page 22: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

21

Tabel 6. Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (%)

HWA ARIMA(1,0,0) SPI Multireg Mean Median Regresi

2015Q1 14,58 13,54 15,92 13,73s 14,44 14,15 14,28

2015Q2 14,69 14,31 15,90 12,49 14,35 14,50 13,92

2015Q3 11,14 14,78 15,11 12,49 13,38 13,63 11,61

2015Q4 10,39 15,06 15,45 12,67 13,39 13,86 11,19

2016Q1 9,61 15,24 NA 12,55 13,11 13,80 10,64

2016Q2 11,38 15,35 NA 12,47 13,06 12,47 11,76

2016Q3 14,22 15,41 NA 13,01 14,21 14,22 13,80

2016Q4 16,12 15,45 NA 12,85 14,81 15,45 14,97

2017Q1 13,86 15,48 NA 12,77 14,04 13,86 13,48

2017Q2 13,27 15,49 NA 12,69 13,82 13,27 13,06

2017Q3 16,59 15,50 NA 13,23 15,11 15,50 15,41

2017Q4 15,79 15,51 NA 13,07 14,79 15,51 14,84

Berdasarkan asesmen yang telah dilakukan, pertumbuhan dana pihak ketiga

pada Q4-2015 adalah 11,19% dengan probabilitas sebesar 95% akan berada pada

interval kepercayaan (8,19%, 14,18%), sedangkan untuk Q4-2016 diprediksi sebesar

14,97% dengan probabilitas sebesar 95% akan berada pada interval (11,98%,

17,97%).

Tabel 7. Forecast Pertumbuhan DPK

Point Forecast

Batas

Bawah

Batas

Atas

2015 Q4 11,19% 8,19% 14,18%

2016 Q4 14,97% 11,98% 14,97%

Page 23: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

22

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kajian ini mendiskusikan metode peramalan pertumbuhan dana pihak ketiga

di Indonesia menggunakan beberapa metode, baik univariat, multivariat, maupun

survei kualitatif. Model univariat terbukti mampu meramal perilaku pertumbuhan

dana pihak ketiga. Ekspektasi pertumbuhan dana pihak ketiga pada survei

kualitatif juga cukup mampu memprediksi pertumbuhan dana pihak ketiga untuk

satu kuartal ke depan. Pada model individual, metode multiple regression

menghasilkan nilai RMSE, MAE, dan MAPE terkecil jika dibandingkan dengan

metode lainnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi forecast

meningkatkan daya prediksi tiap-tiap metodologi dan metode kombinasi forecast

berdasarkan pendekatan regresi lebih akurat daripada pendekatan kombinasi yang

lain.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan, pertumbuhan dana pihak ketiga pada

Desember 2015 akan berada pada 11,19% dengan probabilitas sebesar 95% akan

berada pada interval kepercayaan (8,19%, 14,18%), sedangkan untuk Q4-2016

diprediksi sebesar 14,97% dengan probabilitas sebesar 95% akan berada pada

interval (11,98%, 17,97%).

5.2 Saran

Kajian ini meramal pertumbuhan dana pihak ketiga menggunakan data

univariat, model multivariat, dan survei kualitatif. Penelitian selanjutnya dapat

dilakukan dengan menambahkan variabel ekonomi lain yang merupakan leading

indicator dari pertumbuhan DPK. Asesmen dapat dilakukan dengan menggunakan

metode ARMA-X atau VAR untuk analisis multivariat, atau MSVAR untuk

mengakomodasi nonlinearitas.

Terkait utilisasi data survei perbankan, jika data mentah dari survei tersebut

tersedia, estimasi dari peramalan pertumbuhan DPK dapat dilakukan dengan

merujuk Pesaran (1984) dengan menggunakan regresi pada data pertumbuhan DPK

dengan fraksi jawaban responden yang menjawab naik dan fraksi yang menjawab

turun.

Page 24: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

23

DAFTAR PUSTAKA

Ang, A., G. Bekaert, and M. Wei (2007), โ€œDo Macro Variables, Asset Markets, or Surveys Forecast Inflation Better?โ€ Journal of Monetary Economics 54, 1163โ€“1212.

Armstrong, J.Scott (2001). โ€œCombining Forecastsโ€. University of Pennsylvania.17 June 2001.

Bowerman, Oโ€™Connell and Koehler (2005) Forecasting, Time Series, and Regression 4th ed.

Granger, C. W. J. and Ramanathan, R. (1984). โ€œImproved methods of Forecastingโ€. Journal of Forecasting, 3: 197-204.

Hamilton, J.D. (1989). โ€œA new approach to the economic analysis of non-stationary time series and the business cycleโ€, Econometrica, 57, 357โ€“384.

Haron, Sudin and Wan Azmi, Wan Nursofiza (2006). โ€œDeposit Determinants of Commercial Banks in Malaysiaโ€. Working Paper. Kuala Lumpur Business School.

Hollanders, D. (2011) โ€œFive Methodological fallacies in applied econometrics,โ€ Real-world economics Review (57): 115โ€“126.

Inoue, A., Kilian, L., (2005). โ€œHow useful is bagging in forecasting economic time series? A case study of U.S. CPI inflationโ€. Working paper, University of Michigan.

Kershoff, George, Laubscher, Pieter and Andrie Schoombee (1999). โ€œMeasuring inflation expectationsโ€“the international experienceโ€. Stellenbosch. December 1999

Koop, G. (2009) Analysis of Economic Data 3rd ed. Wiley: West Sussex.

Pesaran, M.H. (1984). Expectations formation and macroeconometric modelling, in P. Malgrange & P.A. Muet, eds, โ€˜Contemporary Macroeconomic Modellingโ€™, Oxford: Basil Blackwell.

Ramakrishnan, U., & Vamvakidis, A. (2002). "Forecasting Inflation in Indonesia". In

Forecasting Inflation in Indonesia. USA: International Monetary Fund. doi: http://dx.doi.org/10.5089/9781451853483.001

Scheufele, Rolf (2011), โ€œAre Qualitative Inflation Expectations Useful to Predict Inflation?โ€, OECD Journal: Journal of Business Cycle Measurement and Analysis, Vol. 2011/1.

Stock, J.H., and M.W. Watson (2002). โ€œForecasting Using Principal Components from a Large Number of Predictors,โ€ Journal of the American Statistical Association 97:1167โ€“1179.

Stockton, David J. and James E. Glassman (1987). โ€œAn Evaluation of the Forecast Performance of Alternative Models of Inflation,โ€ The Review of Economics and Statistics 69, 108--117.

Surjaningsih, Ndari and Chawwa, Tevy (2013). โ€œPenyusunan Model Proyeksi Perbankan Triwulanan: Banking Model of Bank Indonesia (BAMBI)โ€, Laporan Hasil Penelitian Bank Indonesia.

Page 25: Forecast Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

24

Surjaningsih et al. (2013). โ€œReview Model Proyeksi Perbankan Bank Indonesiaโ€, Catatan Riset Bank Indonesia.

Timmermann, Alan (2006). โ€œForecast Combinations,โ€ in Handbook of Economic Forecasting, in Graham Elliott, Clive W.J. Granger and Allan Timmermann (eds.). Elsevier.

Watson, Mark W. (2003). โ€œMacroeconomic Forecasting Using Many Predictors.โ€ In Dewatripont, M., L. Hansen, and S. Turnovski (eds), Advances in Econometrics: Theory and Applications, Eighth World Congress of the Econometric Society, Vol. III, 87-115.