Food - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/47037/5/BAB IV.pdf · saat penerimaan barang . 30 No Job...
Embed Size (px)
Transcript of Food - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/47037/5/BAB IV.pdf · saat penerimaan barang . 30 No Job...
-
26
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Tinjauan Perusahaan
CV. Kajeye Food merupakan salah satu dari banyak Industri Kecil
Menengah (IKM) yang bergerak pada bidang agroindustri, tepatnya yang
memproduksi jajanan khas malang yaitu keripik. CV. Kajeye Food memiliki
nomor izin usaha (SIUP) 517 / 253 / 35.73.407 / 2010. Sejak didirikannya CV.
Kajeye Food mempunyai dua merk yaitu SoKressh (keripik buah dan sayuran),
Kenyil (manisan buah). SoKressh memiliki beberapa varian buah yaitu, nangka,
apel, pisang, melon, salak, semangka, rambutan, nanas, belimbing, mangga,
jambu merah, papaya, dan labu. Keripik SoKressh juga memiliki varian sayur
contohnya ada dari jamur, wortel, kentang, pepino, ubi ungu, brokoli, kacang
panjang, bawang merah dan lainnya. Selain itu, produk manisan buah Kenyil
memiliki varian antara lain nanas, nangka, apel dan sirsak. Kapasitas produksi
kripik buah CV. Kajeye Food mencapai 100 kg/ hari. Tenaga yang bekerja disini
ada sekitar 30 orang pekerja tetap, dengan jam kerja 8 jam/ hari mulai hari senin
hingga sabtu. Target pasar CV. Kajeye Food adalah pasar modern, pasar
tradisional, toko oleh oleh dan grosir tidak haya daerah malang akan tetapi dari
luar pulau contohnya Lampung, Kalimantan dan Bali.
4.1.1 Visi Perusahaan
Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar perusahaan serta
menciptakan berbagai kreasi dan inovasi produk kripik buah dan sayur segar
yang menggugah selera masyarakat.
4.1.2 Misi Perusahaan
1. Melakukan perluasan pasar luar negeri dan pembaharuan packing yang
eksklusif serta kerjasama dengan UKM sebagai pemasok kripik sesuai
kriteria perusahaan dan mengembangkan produk lain.
-
27
2. Menjadi perusahaan yang terkemuka sebagai produsen kripik buah –
buahan, sayuran dan produsen bidang pangan lainnya, serta bisa
melebarkan sayap menjadi perusahaan manufactur dibidang teknologi
modern dengan memberikan nilai kepuasan terbaik bagi pelanggan
melalui harga yang wajar, purna jual produk dan pelayanan
berkualitas.
4.1.3 Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Sruktur Organisasi CV. Kajeye Food
Berdasarkan struktur organisasi di atas, secara umum masing – masing
bagian memiliki tugasnya untuk menunjang proses bisnis yang ada
diperusahaan. Berikut adalah tugas dari bagian – bagian yang ada di CV.
Kajeye Food :
-
28
Tabel 4.1 Job Deskripsi CV. Kajeye Food
No Job Deskripsi
1. Direktur Utama
a. Merencanakan serta mengembangkan sumber-
sumber pendapatan dan pembelanjaan kekayaan
CV. KAJEYE FOOD
b. Melakukan koordinasi, perencanaan,
pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
tugas yang dilaksanakan oleh setiap koordinator
bidang CV. KAJEYE FOOD.
c. Menjadi Top Management bagi implementasi
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di
CV.KAJEYE FOOD
2. Kepala Pabrik
a. Memutuskan dan menentukan peraturan serta
kebijakan tertinggi di CV. KAJEYE FOOD.
b. Melakukan koordinasi, perencanaan,
pemantauan dan evaluasi terhadap
pengembangan karir.
c. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas
dan melaporkannya kepada Direktur Utama.
3. Kepala Bidang
Personalia
a. Menjadi kepala bidang bagi implementasi
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di CV.
KAJEYE FOOD.
b. Melakukan koordinasi, perencanaan,
pemantauan dan evaluasi terhadap Personalia.
c. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas
dan melaporkannya kepada Kepala Pabrik.
4. Kepala Bidang
Quality control
a. Menjadi kepala bidang bagi implementasi
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di CV.
KAJEYE FOOD.
b. Melakukan koordinasi, perencanaan,
pemantauan dan evaluasi terhadap Quality
control.
c. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas
dan melaporkannya kepada Kepala Pabrik.
-
29
No Job Deskripsi
5. Kepala Bidang
Produksi
a. Menjadi kepala bidang bagi implementasi
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di CV.
KAJEYE FOOD.
b. Mengawasi semua kegiatan proses produksi
yang berlangsung di lantai pabrik seperti
pemotongan, pengupasan, penggorengan, dan
proses lainnya .
c. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap
bawahannya serta menentukan pembagian tugas
bagi setiap bawahannya.
6. Kepala Bidang
Teknik
a. Menjadi kepala bidang bagi implementasi
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di CV.
KAJEYE FOOD.
b. Mengawasi semua kegiatan proses produksi
yang berlangsung di lantai pabrik seperti
pemotongan, pengupasan, penggorengan, dan
proses lainnya .
c. Mendelegasikan dan mengkoordinir tugas -
tugas di bagian perawatan mesin dan listrik
7. Kepala Bidang
Pemasaran
a. Menjadi kepala bidang bagi implementasi
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di CV.
KAJEYE FOOD.
b. Bertugas untuk melakukan analisis pasar,
meneliti persaingan dan kemungkinan
perubahan permintaan serta mengatur distribusi
produksi.
c. Menentukan kebijaksanaan dan strategi
pemasaran CV.KAJEYE FOOD yang mencakup
jenis produk yang akan dipasarkan, harga
pendistribusian dan promosi.
d. Bertanggung jawab atas pengadaan bahan baku
8. Admin Umum/
Kasir
a. Melayani segala pembayaran yang dilakukan di
CV. KAJEYE FOOD.
b. Melakukan pencatatan atas semua transaksi .
c. Melakukan pengecekan atas jumlah barang pada
saat penerimaan barang .
-
30
No Job Deskripsi
9. Umum
Kebersihan
a. Menjaga kebersihan di CV. KAJEYE FOOD
b. Melakukan pengecekan kebersihan atas barang
atau tempat produksi secara teratur
10. Analis
a. Bertanggung jawab atas statistik naik turunnya
produksi atau pemasaran
b. Bertugas untuk melakukan analisis pasar,
meneliti persaingan dan kemungkinan
perubahan permintaan serta mengatur distribusi
produksi
11. Admin Produksi
a. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas
dan melaporkannya kepada Kepala Produksi.
b. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap
bawahannya serta menentukan pembagian tugas
bagi setiap bawahannya.
12. Kepala Shift a. Mengatur jalannya jam kerja secara rutin
b. Bertanggung jawab atas waktu untuk para
karyawan
13. Operator Produksi
a. Melaksanakan proses produksi dan prosedur
kualitas sesuai dengan ketentuan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008,
mengoperasikan mesin dan mengontrol proses
produksi.
b. Mengatur dan mengontrol bahan baku proses
produksi sehingga menjadi bahan jadi dengan
ketentuan target.
14 Mekanik / Teknisi
a. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas
dan melaporkannya kepada Kepala Teknik.
b. Mengerjakan dan memperbaiki mesin sesuai
ketentuan ISO 9001:2008
15. Sales
a. Memaksimalkan potensial keuntungan,
menganalisa semua sumber bisnis dan
mengembangkannya dengan potensi keuntungan
sebesar mungkin.
b. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas
dan melaporkannya kepada Kepala Pemasaran.
c. Bertugas mengatur masalah pemasaran di dunia
online
-
31
4.2 Pengumpulan Data
Data yang digunakan peneliti ada 2 jenis yaitu data primer dan sekunder.
Pengambilan data primer dan sekunder dilakukan dengan teknik wawancara
pada responden dan pengisian kuisioner. Responden penelitian ini adalah
kepala bidang pemasaran, karena kepala bagian pemasaran ini juga
menangani tetang pengadaan bahan baku, sehingga memiliki pengetahuan
yang cukup tentang informasi mengenai supplier. Pada teknik wawancara
peneliti berdiskusi mulai dari pengadaan bahan baku, supplier yang
digunakan, permasalahan yang muncul saat pengadaan bahan baku, dan
pengisian kuisioner. Objek penelitian kali ini adalah bahan baku keripik
nangka dikarenakan menurut kepala bidang pemasaran yang paling laris
adalah keripik buah nangka. Hal ini yang membuat evaluasi kinerja sangat
berguna pada supplier buah nangka karena intensitas pengirimannya sering
dan dalam jumlah banyak. Berikut adalah data penjualan selama 6 bulan
terakhir mulai dari Juli – Desember 2018.
Tabel 4.2 Data Penjualan Keripik Buah Bulan Juli – Desember 2018
Jenis Keripik
Bulan (pack)
Total Juli Agustus September Oktober November Desember
Nangka 850 896 900 879 990 1000 5515
Apel 755 850 870 878 880 900 5133
Mangga 720 705 770 860 857 900 4812
Salak 710 740 730 810 880 800 4670
Nanas 600 711 750 725 700 750 4236
Melon 560 500 504 540 544 550 3198
Belimbing 550 540 500 514 512 514 3130
Semangka 455 501 457 449 476 490 2828
Jambu Merah 480 480 490 444 451 500 2845
Rambutan 343 360 366 420 413 411 2313
labu 310 400 304 431 441 422 2308
pepaya 320 340 310 320 312 331 1933
Pisang 530 550 500 500 406 470 2956
Sumber : Bagian Pemasaran
-
32
4.2.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari kepala bagian
pemasaran CV. Kajeye Food. Data primer adalah data yang dikumpulkan
berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti secara
langsung kepada kepala bagian pemasaran.
1. Identitas Supplier
Data primer pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
identitas supplier. Pada CV. Kajeye Food terdapat 4 supplier untuk bahan
baku kripik nangka. Supplier – supplier ini adalah pengepul buah nangka
di daerahnya. Masing- masing supplier memiliki karakteristik yang
berbeda – beda dalam hal pengadaan bahan baku. Berikut adalah nama
nama supplier bahan baku kripik nangka CV. Kajeye Food :
Tabel 4.3 Supplier Kripik Nangka
Supplier Ke - Nama Supplier
Supplier 1 Supplier Semarang
Supplier 2 Supplier Lumajang
Supplier 3 Supplier Pasuruan
Supplier 4 Supplier Dampit Sumber : Bagian Pemasaran
2. Kriteria Evaluasi Supplier
Pada penentuan kriteria supplier yang akan digunakan pada penelitian
ini sudah melalui diskusi dengan kepala bidang pemasaran, dari sumber
literatur, dan penelitian terdahulu. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Garside dan Kristiandy (2013), kriteria yang digunakan untuk pemilihan
supplier buah nangka yang pertama adalah kualitas. Kualitas ini bisa
dilihat dari ketebalan daging,dan tingkat kematangan buah yang memiliki
warna kuning kemerahan. Kriteria kedua yang digunakan adalah biaya,
yaitu biaya pembelian bahan baku yang berupa rupiah per kilogram dan
ongkos kirim yang dikeluarkan saat pengambilan buah, termasuk bahan
bakar, honor supir. Kriteria ketiga yang digunakan adalah pengiriman,
yaitu ketepatan waktu. Adapun kriteria dan sub kriteria yang akan
-
33
digunakan sudah dianggap sesuai dengan kondisi perusahaan oleh peneliti
dan pihak perusahaan. Ada 4 kriteria dan 10 sub kriteria yang telah
disepakati. Berikut adalah kriteria evaluasi supplier yang akan digunakan
pada penelitian ini.
Tabel 4.4 Kriteria Evaluasi Supplier
NO Kriteria Kode Sub Kriteria Kode Keterangan Gambar
1 Kualitas K1
Daging Buah
Tebal K1
Kesesuaian buah
yang dikirim
dengan spesifikasi
yang sudah
ditentukan CV.
Kajeye Food
Bentuk buah
bulat utuh K2
Matang di
pohon K3
2 Harga K2
Biaya Kirim K4 Penawaran harga,
biaya kirim dan
diskon yang
diberikan supplier
kepada CV. Kajeye
Food
Harga Buah K5
Diskon
K6
3 Pengiriman K3
Ketepatan
Pengiriman
K7 Terjadi ketepatan
atau keterlambatan,
ketika pengiriman
buah serta kuantitas
ketepatan buah saat
datang.
- Ketepatan
Kuantitas
K8
4 Pelayanan K4
Ketersediaan
Buah
K9 Pelayanan yang
diberikan supplier
terkait ketersediaan
buah dan responnya
terhadap klaim.
- Respon
terhadap klaim
K10
3. Hasil Penyebaran Kuisioner Tahap 1 (Kriteria)
-
34
Penyebaran kuisioner tahap 1 ini adalah kuisioner berisi tentang
kriteria yang akan digunakan untuk penilaian evaluasi kinerja supplier.
Pada kuisioner ini berisi 4 kriteria yaitu kualitas, biaya, pengiriman dan
pelayanan. Kuisioner tahap 1 ini di isi oleh kepala bagian pemasaran
selaku pihak yang dianggap peneliti paham tentang kinerja supplier,
karena pada CV. Kajeye bagian pemasaranlah yang bertanggung jawab
tentang pengadaan bahan baku. Berikut adalah hasil kuisioner yang telah
di isi oleh kepala pemasaran CV. Kajeye .
Tabel 4.5 Hasil Kuisioner Tingkat Kepentingan antar Kriteria
KRITERIA PENILAIAN KRITERIA
Kualitas(K1) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Biaya(K2)
Kualitas(K1) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengiriman(K3)
Kualitas(K1) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelayanan(K4)
Biaya(K2) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengiriman (K3)
Biaya(K2) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelayanan(K4)
Pengiriman(K3) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelayanan(K4)
4. Hasil Penyebaran Kuisioner Tahap 2 (Sub Kriteria)
Sama halnya dengan kuisioner tahap 1, kuisioner tahap 2 ini juga di isi
oleh kepala bagian pemasaran. Setelah penyebaran kuisioner tahap 1 yang
berisi kriteria, selanjutnya dilakukan pengisian kuisioner tahap 2 yaitu sub
kriteria. Pertama, untuk kriteria kualitas memiliki 3 sub kriteria yaitu
daging buah tebal, bentuk buah bulat utuh dan matang di pohon. Kedua,
kriteria biaya memiliki 3 sub kriteria juga yaitu biaya kirim, harga buah,
dan diskon. Selanjutnya adalah kriteria pengiriman memiliki 2 sub kritria
yaitu ketepatan pengiriman dan ketepatan kuantitas buah. Terakhir yaitu
kriteria pelayanan juga memiliki 2 sub kriteria, sub kriteria ketersediaan
buah dan respon terhadap klaim Berikut ini adalah hasil pengisian
kuisioner tahap 2 .
Tabel 4.6 Hasil Kuisioner Tingkat Kepentingan antar Sub Kriteria Kualitas
-
35
SUB KRITERIA PENILAIAN KRITERIA
Daging buah tebal
(SK1) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bentuk buah
bulat utuh (SK2)
Daging buah tebal
(SK1) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Matang di
Pohon (SK3)
Bentuk buah bulat
utuh (SK2) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Matang di
Pohon (SK3)
Tabel 4.7 Hasil Kuisioner Tingkat Kepentingan antar Sub Kriteria Harga
SUB KRITERIA PENILAIAN KRITERIA
Biaya Kirim
(SK4) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Harga Buah
(SK5)
Biaya Kirim
(SK4) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Diskon (SK6)
Diskon (SK6) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga Buah
(SK5)
Tabel 4.8 Hasil Kuisioner Tingkat Kepentingan antar Sub Kriteria Pengiriman
SUB KRITERIA PENILAIAN KRITERIA
Ketepatan
Pengiriman (SK7) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ketepatan
Kuantitas
Buah(SK8)
Tabel 4.9 Hasil Kuisioner Tingkat Kepentingan antar Sub Kriteria Pelayanan
SUB KRITERIA PENILAIAN KRITERIA
Ketersediaan Buah
(SK9) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Respon terhadap
klaim(SK10)
5. Hasil Penyebaran Kuisioner Tahap 3
Pada kuisioner tahap ke 3 ini di isi juga oleh bagian pemasaran
selaku penanggung jawab terhadap pengadaan bahan baku. Kuisioner
tahap 3 digunakan untuk mengetahui nilai masing masing supplier
berdasarkan sub kriteria menggunakan skala likert. Skala likert yang
digunakan adalah angka 1 sampai 5. Angka 1 memberikan keterangan
sangat buruk, angka 2 memberikan keterangan buruk, angka 3
memberikan keterangan cukup, angka 4 memberikan keterangan bagus,
dan angka 5 memberikan sangat bagus. Berikut adalah hasil pengisian
kuisionernya.
-
36
Tabel 4.10 Penilaian Kerja Berdasarkan Sub Kriteria
Sub Kriteria
Penilaian
Supplier
Semarang
Supplier
Lumajang
Supplier
Pasuruan
Supplier
Dampit
Daging buah tebal (SK1) 3 3 3 3
Bentuk buah bulat utuh (SK2) 4 4 5 5
Matang di pohon (SK3) 5 4 3 3
Biaya Kirim (SK4) 3 3 4 4
Harga Buah (SK5) 5 4 4 4
Diskon (SK6) 3 3 3 3
Ketepatan Pengiriman (SK7) 3 4 4 4
Ketepatan Kuantitas (SK8) 3 3 5 3
Ketersediaan Buah (SK9) 4 3 4 3
Respon terhadap klaim (SK10) 4 3 5 3
4.2.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dalam bentuk
jadi dan telah diolah oleh perusahaan. Data sekunder yang digunakan pada
penelitian ini adalah data kinerja masing – masing supplier periode
November 2018 – Maret 2019.
1. Data Kinerja Supplier
Bentuk kinerja supplier yaitu terkait kualitas, harga,pengiriman dan
pelayanan. Pelanggaran tersebut adalah termasuk dalam kriteria evaluasi
kinerja supplier. Berikut adalah data – data supplier antara lain :
a. Kualitas
Kualitas merupakan salah satu faktor penting dalam kriteria
evaluasi kinerja supplier menurut CV. Kajeye. Kualitas buah angka
yang baik pastinya akan menghasilkan keripik nangka dengan
kualitas yang bagus.
-
37
Pada kriteria kualitas terdapat 3 sub kriteria yaitu daging buah
tebal, bentuk buah bulat utuh serta matang dipohon, ketiganya
termasuk kriteria buah kualita bagus. Menurut kepala bagian
pemasaran selaku yang bertanggung jawab terhadap supplier buah,
CV. Kajeye Food hanya menerima buah yang sesuai dengan kualitas
yang ditetapkan sesuai kriteria di atas. Jika buah datang dan tidak
sesuai dengan kualitas yang ditetapkan, contohnya buah busuk,
terlalu matang, daging buah tidak tebal dan bentuk buah tidak bulat
utuh akan langsung dikembalikan kepada supplier. Meskipun
supplier akan menurunkan harganya, tetap tidak akan diterima oleh
perusahaan karena kualitas selalu diutamakan oleh CV. Kajeye
Food.
Buah nangka dengan kualitas bagus biasanya dipesan pada saat
masa panen raya yaitu bulan November sampai pertengahan Maret.
Selain bulan itu perusahaan tidak memesan nangka lagi sampai
musim panen raya selanjutnya. Cara pengecekan kualitas buah
nangka juga dilakukan dengan cara melubangi satu per satu buah
nangka untuk mengetahui tingkat kematangan, daging buah tebal
atau tidak, buah busuk atau tidak. Data dibawah ini adalah
ketidaksesuaian kualitas selama 5 bulan terakhir.
Tabel 4.11 Data Ketidaksesuaian Kualitas Bulan November 2018 – Maret 2018
Supplier Pengiriman Per
Minggu
Bulan
Nov Des Jan Feb
Mar
Supplier 1
(8 ton)/minggu
1 5% 5% 4.4% 4.5% 4%
2 4% 5% 4.5% 4.2% 4.2%
3 4.5% 4.9% 4.3% 4% 4.1%
4 5% 5% 4% 4% 4%
-
38
Supplier Pengiriman Per
Minggu
Bulan
Nov Des Jan Feb
Mar
Supplier 2
(1,5 ton)/minggu
1 10% 10% 9% 9.7% 10.1%
2 11.2% 11.1% 10% 10.1% 10.2%
3 10.9% 10% 10% 10.1% 10%
4 11.1% 10.3% 9.8% 9.8% 10.1%
Supplier 3
(1,5 ton)/minggu
1 11% 11% 10.2% 10.2% 10.2%
2 10.9% 10% 11% 11% 11%
3 11.5% 10% 10.3% 11% 10%
4 10.2% 11% 10% 10.3% 10%
Supplier 4
(1,5 ton)/minggu
1 11% 11% 10% 11% 10%
2 11% 10% 10% 10% 11%
3 10.5% 10.5% 10% 10% 10.2%
4 10.5% 10.4% 10.1% 10% 10.1%
Sumber : Bagian Pemasaran
Pada tabel 4.11 diatas menunjukkan data ketidaksesuaian
kualitas buah masing – masing supplier dengan kriteria kualitas pada
bulan November 2018 – Maret 2019. Pemesanan buah nangka pada
supplier semarang dilakukan 2 kali per minggu, sedangkan pada
supplier lainnya dilakukan 3 kali per minggu. Supplier Semarang
perminggunya bisa memasok sebanyak 8 ton, sedangkan supplier
lainnya hanya mampu memasok 1.5 ton per minggu. Artinya dalam 1
minggu buah nangka yang datang bisa mecapai 21.5 ton dan per
bulannya bisa sampai 86 ton Pada saat pengiriman tidak seluruhnya
buah dalam kondisi yang sesuai spesifikasi.
-
39
Sesuai data yang diatas yang di dapatkan peneliti sering ada
buah yang datang tidak sesuai seperti spesifikasi yang di tetapkan
pabrik contohnya buah nangka terlalu matang, bentuk buah tidak
bulat utuh atau daging buah tidak tebal. Data di atas ada
hubungannya dengan tabel 4.18 yaitu ketepatan kuantitas. Contohnya
pada bulan November pengiriman minggu ke 1 supplier 1 ada 5%
buah nangka yang tidak sesuai dengan kualitas yang sudah di
tetapkan.
b. Biaya Periode Bulan November 2018 – Maret 2019
Selain kualitas, biaya juga masuk dalam kriteria penting dalam
evaluasi kinerja supplier. Biaya yng nantinya dikeluarka akan
sangat berpengaruh pada biaya produksi dan hargga jual produk.
Jika harga bahan baku tinggi maka biaya produksi dan harga jual
produk juga akan tinggi begitupun sebaliknya.. Berikut adalah data
– data harganya.
Tabel 4.12 Biaya Kirim dan Harga Buah Nangka
Supplier Biaya Kirim
(Sekali Kirim)
Harga (Kg)
Supplier 1 Rp 1.400.000 Rp 2.100
Supplier 2 Rp 514.000 Rp 2.400
Supplier 3 Rp 300.000 Rp 2.400
Supplier 4 Rp 300.000 Rp 2.400 Sumber : Bagian Pemasaran
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa biaya kirim yang harus
ditanggung oleh pabrik dari tiap supplier yang mempunyai perbedaan
lokasi. Harga di atas adalah per satu kali kirim dari masing masing
supplier. Biaya yang paling mahal adalah supplier 1 yaitu yang berasal
dari Semarang, lalu supplier 2 dari Lumajang, supplier 3 dari Pasuruan
dan supplier 4 dari Dampit. Harga yang di berikan oleh supplier sering
mengalami fluktuasi tergantung harga pasaran dan panen raya. Sehingga
wajar jika terjadi selisih tipis antar supplier seperti tabel diatas. Harga di
atas dalam satuan kg jadi misalnya pada supplier 1 harga yg diberikan
oleh untuk per 1 kg nangka adalah Rp 2.100.
-
40
Tabel 4.13 Diskon Buah Nangka
Supplier Diskon
Supplier 1 5%
Supplier 2 5%
Supplier 3 10%
Supplier 4 10%
Data diatas adalah diskon maksimal yang biasa di berikan oleh
supplier kepada perusahaan. Diskon ini diberikan biasanya
dikarenakan kualitas dari buah yang sampai di pabrik ada yang tidak
sesuai, jadi supplier biasanya daripada harus membawa kembali
buahnya, lebih memilih mendiskonnya
c. Pengiriman Buah Periode Bulan November 2018 – Maret 2019
Pada kriteria pengiriman terdapat dua data yang termasuk dalam
sub kriteria yaitu keterlambatan atau ketepatan pengiriman yang
dilakukan supplier dan ketepatan kuantitas buah nangka yang
dikirim. Data ini didapatkan dari historical yang ada di perusahaan
selama 5 bulan terakhir. Berikut adalah data pengiriman yang
didapatkan oleh peneliti :
Tabel 4.14 Data Keterlambatan Supplier
Supplier
Bulan
Nov Des Jan Feb Mar
Supplier 1 0 hari 2 hari 0 hari 1 hari 0 hari
Supplier 2 1 hari 0 hari 1 hari 0 hari 1 hari
Supplier 3 1 hari 0 hari 1 hari 0 hari 0 hari
Supplier 4 1 hari 0 hari 2 hari 0 hari 0 hari
Sumber : Bagian Pemasaran
Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa setiap supplier pernah
mengalami keterlambatan pengiriman dengan frekuensi tertentu.
Leadtime untuk supplier Semarang adalah 3-4 hari dikarenakan
-
41
jaraknya juga jauh, sedangkan leadtime untuk supplier Lumajang,
Pasuruan dan Dampit hanya 1-2 hari setelah pemesanan.
Keterlambatan biasanya terjadi maksimal 2 hari. Hal ini dapat
merugikan perusahaan dengan berbagai macam hal, contohnya
kekosongan bahan baku atau kualitas buah akan menuru ketika
sudah sampai di CV. Kajeye. Oleh karena itu, kriteria pengiriman
ini juga merupakan hal yang penting bagi perusahaan.
Tabel 4.15 Data Ketepatan Kuantitas
Supplier Pengiriman Per
Minggu
Bulan
Nov Des Jan Feb
Mar
Supplier 1
(8 ton)/minggu
1 95% 95% 95.6% 95.5% 96%
2 96% 95% 96.5% 95.8% 95.8%
3 95.5% 95.1% 95.7% 96% 95.9%
4 95% 95% 96% 96% 96%
Supplier 2
(1,5 ton)/minggu
1 90% 90% 91% 90.3% 89.9%
2 88.8% 88.9% 90% 89.9% 89.8%
3 98.1% 90% 90% 89.9% 90%
4 88.9% 89.7% 90.2% 90.2% 89.9%
Supplier 3
(1,5 ton)/minggu
1 89% 89% 89.8% 89.8% 89.8%
2 89.1% 90% 89% 89% 89%
3 88.5% 90% 89.7% 89% 90%
4 88.9% 89% 90% 89.7% 90%
-
42
Supplier Pengiriman Per
Minggu
Bulan
Nov Des Jan Feb
Mar
Supplier 4
(1,5 ton)/minggu
1 89% 89% 90% 89% 90%
2 89% 90% 90% 90% 89%
3 89.5% 89.5% 90% 90% 89.8%
4 89.5% 89.4% 89.9% 90% 89.9%
Sumber : Bagian Pemasaran
Tabel 4.15 menjelaskan tentang ketepatan kuantitas yang
seharusnya bisa dipenuhi masing – masing supplier setiap kali
pengiriman Data ini sebenarnya ada kaitannya dengan data ketidak
sesuaian kualitas pada tabel 4.11. Contoh dari data di atas pada
bulan November supplier 1 mampu memenuhi sesuai kualitas yang
di tentukan sebanyak 95% sedangkan dapat diketahui pada tabel
4.11 buah yang tidak sesuai kualitas sebanyak 5%.
Tabel 4.16 Data Ketersediaan Buah
86
88
90
92
94
96
98
100
102
0 5 10 15 20 25
Prese
nta
se
Pengiriman Minggu ke -
Ketersediaan Buah Nangka
Standar
Supplier 1
Supplier 2
Supplier 3
Supplier 4
-
43
Tabel 4.16 menjelaskan presentase ketersediaan buah yang
bisa dipenuhi oleh tiap supplier dari total yang seharusnya bisa
dipenuhi. Beberapa faktor yang membuat supplier tidak bisa
memenuhi permintaan adalah banyaknya permintaan buah nangka
dari pabrik lainnya, musim hujan yang lebat membuat buah banyak
yang busuk sehingga yang dipanen tidak sebanyak biasanya.
4.3 Pengolahan Data
Tahap pengolahan data ini berisi tentang langkah – langkah perhitungan
menggunakan metode yang dipakai oleh peneliti yaitu AHP (Analytical
Hierarchy Process) dan TOPSIS (Technique for Order Preference by
Similarity to Ideal Solution).
4.3.1 Pengolahan Data Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
4.3.1.1 Menyusun Hirarki Evaluasi Supplier dengan Metode AHP
Penyusunan struktur hirarki dibuat berdasarkan hasil wawancara
tentang kriteria yang akan digunakan perusahaan dalam evaluasi kinerja
supplier. Berikut adalah struktur hirarki evaluasi supplier :
Gambar 4.2 Struktur Hirarki Evaluasi Supplier
-
44
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihan bahwa ada 4 kriteria supplier
yang sudah disepakati yaitu kualitas, biaya, pengiriman, dan pelayanan.
Selain itu, di dalam kriteria terdapat sub kriteria yaitu kriteria kualitas
dengan sub kriteria daging buah tebal, bentuk buah bulat utuh dan matang
dipohon, kriteria harga dengan sub kriteria biaya kirim, harga buah, dan
diskon, kriteria pengiriman dengan kriteria ketepatan pengiriman dan
ketepatan kuantitas buah, yang terakhir adalah kriteria pelayanan dengan
sub kriteria ketersediaan buah dan respon terhadap klaim.
4.3.1.2 Matriks Perbandingan Berpasangan (Kriteria)
Pada tahap ini, akan dilakukan pengolahan data yang sudah di dapat
melalui pengumpulan kuisioner tahap 1 dan tahap 2. Tahap pertama adalah
mengolah data dengan metode AHP dengan menggunakan matriks
perbandingan berpasangan.
Tabel 4.17 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria
KRITERIA K1 K2 K3 K4
K1 1 1 6 5
K2 1 1 5 5
K3 0.166 0.2 1 0.25
K4 0.2 0.2 4 1
Jumlah 2.366 2.4 15 11.25
Contoh perhitungan : ∑ = 1 + 1 + 0,166 + 0,2 = 2,366
Setelah menjumlahkan seluruh kolom pada matriks perbandingan
berpasangan, langkah selanjutnya adalah menormalisasi matriks. Tahap
ini dilakukan dengan cara membagi nilai dari setiap elemen di dalam
matriks dengan nilai total dari setiap kolom matriks.
Tabel 4.18 Normalisasi Matriks Kriteria
Kriteria K1 K2 K3 K4
K1 0.423 0.417 0.375 0.444
K2 0.423 0.417 0.313 0.444
K3 0.070 0.083 0.063 0.022
K4 0.085 0.083 0.250 0.089
-
45
Contoh perhitungan normalisasi matriks :
K1 = 𝑎11
∑𝑛SK1
= 1
2,366 = 0,423
Setelah dilakukan normalisasi matriks perbandingan, langkah
selanjutnya adalah pembobotan kriteria, dengan cara menjumlahkan
nilai dari setiap baris kemudian hasil penjumlahannya di rata rata
dengan cara dibagi dengan jumlah elemen kriteria.
Tabel 4.19 Pembobotan Kriteria
Kriteria K1 K2 K3 K4 Jumlah Bobot
K1 0.423 0.417 0.375 0.444 1.659 0.415
K2 0.423 0.417 0.313 0.444 1.596 0.399
K3 0.070 0.083 0.063 0.022 0.238 0.060
K4 0.085 0.083 0.250 0.089 0.507 0.127
Contoh perhitungan jumlah baris :
∑ K1 = 0,423 + 0,417 + 0,375 + 0,444 = 1,659
Contoh perhitungan bobot :
Bobot = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛
= 1,659
4
= 0,415
4.3.1.3 Perhitungan Eigen Vector (Kriteria)
Setelah mendapatkan bobot prioritas, langkah selanjutnya adalah
menghitung eigen vector. Akan tetapi sebelum dilakukan perhitungan
eigen vector harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk
mendapatkan hasil vector bobot dengan cara mengalikan matriks
berpasangan dengan bobot kriteria sebagai berikut :
-
46
[
1 1 6 51 1 5 5
0.166 0.200 1 0.250.2 0.2 4 1
] X [
0.4150.3990.0600.127
] = [
1.8051.7450.2400.528
]
Contoh perhitungan :
∑ kualitas = (1*0,415) + (1*0,399) + (6*0,060) + (5*0,127)
= 1,805
Tabel 4.20 Hasil Bobot Vektor Matriks Kriteria
Kriteria K1 K2 K3 K4 Jumlah
K1 0.415 0.399 0.358 0.633 1.805
K2 0.415 0.399 0.298 0.633 1.745
K3 0.069 0.080 0.060 0.032 0.240
K4 0.083 0.080 0.238 0.127 0.528
Setelah diketahui hasil dari vector bobot, maka bisa diteruskan ke
tahap selanjutnya yaitu menghitung eigen value. Berikut adalah hasil
perhitungan eigen vector menggunakan persamaan 5.
Tabel 4.21 Perhitungan Eigen Vector Kriteria
KRITERIA Jumlah Bobot Hasil
K1 1.805 0.415 4.353
K2 1.745 0.399 4.374
K3 0.240 0.060 4.029
K4 0.528 0.127 4.167
TOTAL 16.922
Eigen Vector (λ max) = ∑𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛
= 16,922
4
= 4,231
-
47
4.3.1.4 Perhitungan Consistensy Index dan Consistency Rasio (Kriteria)
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai CI dari persamaan 6.
Perhitungannya menggunakan inputan dari nilai eigen vector yang
sebelumnya sudah dihitung. Berikut adalah cara perhitungannya.
CI = 𝜆 max − 𝑛
𝑛−1 CR =
𝐶𝐼
𝑅𝐼
= 4,231−4
4−1 = 0, 076 =
0,076
0,89 = 0,085
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai CI adalah 0,076
kemudian dilanjutkan untuk mencari CR. Sebelum menghitung nilai CR
harus diketahui dulu nilai Random Index (RI) pada tabel di bab 2 untuk
jumlah elemen 4 yaitu 0,89. Jadi setelah di hitung nilai CR adalah 0,085
yang artinya < 0,1, atau bisa dikatakan ketidak konsistenan pendapat
masih dalam batas wajar.
4.3.1.5 Pengolahan Data Software Expert Choice (Kriteria)
Pada tahap ini dilakukan juga perhitungan menggunakan software
expert choice guna membandingkan apakah hasil perhitungan AHP
secara manual sama dengan hasil perhitungan ketika menggunakan
software. Hasil perhitungan kuisioner tahap 1 yaitu kriteria
menggunakan software expert choice bisa dilihat dibawah ini.
Gambar 4.3 Hasil Expert Choice Pembobotan Kriteria
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pembobotan
menggunakan software expert choice ini mempunyai nilai inconsistensi
sebesar 0,08 yang artinya < 0,1 berarti bisa dikatakan konsisten.
-
48
4.3.1.6 Matriks Perbandingan Berpasangan (Sub Kriteria Kualitas)
Setelah dilakukan perhitungan pada kuisioner tahap 1 yaitu kriteria,
selanjutnya akan dilakukan perhitungan kuisioner tahap 2 yaitu sub
kriterianya. Perhitungan manual sub kriteria dari kualitas dapat dilihat
dibawah ini.
Tabel 4.22 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria Kualitas
Kriteria SK1 SK2 SK3
SK1 1 0.2 0.16
SK2 5 1 1
SK3 6 1 1
Jumlah 12 2.2 2.16
Contoh perhitungan : ∑ = 1 + 5 + 6 = 12
Setelah menjumlahkan seluruh kolom pada matriks perbandingan
berpasangan, langkah selanjutnya adalah menormalisasi matriks. Tahap
ini dilakukan dengan cara membagi nilai dari setiap elemen di dalam
matriks dengan nilai total dari setiap kolom matriks.
Tabel 4.23 Normalisasi Matriks Sub Kriteria Kualitas
Kriteria SK1 SK2 SK3
SK1 0.083 0.090 0.076
SK2 0.416 0.454 0.461
SK3 0.500 0.454 0.461
Contoh perhitungan normalisasi matriks :
SK 1 = 𝑎11
∑𝑛SK1
=1
12 = 0,083
Setelah dilakukan normalisasi matriks perbandingan, langkah
selanjutnya adalah pembobotan kriteria, dengan cara menjumlahkan
nilai dari setiap baris kemudian hasil penjumlahannya di rata rata
dengan cara dibagi dengan jumlah elemen kriteria.
-
49
Tabel 4.24 Pembobotan Sub Kriteria Kualitas
Kriteria SK1 SK2 SK3 Jumlah Bobot
SK1 0.083 0.090 0.076 0,251 0,083
SK2 0.416 0.454 0.461 1,332 0,444
SK3 0.500 0.454 0.461 1,416 0,472
Contoh perhitungan jumlah baris :
∑ SK1 = 0,083 + 0,090 + 0,076 = 0,251
Contoh perhitungan bobot :
Bobot = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛
= 0.251
3 = 0,083
4.3.1.7 Perhitungan Eigen Vector (Sub Kriteria Kualitas)
Setelah mendapatkan bobot prioritas, langkah selanjutnya adalah
menghitung eigen vector. Akan tetapi sebelum dilakukan perhitungan
eigen vector harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk
mendapatkan hasil vector bobot dengan cara mengalikan matriks
berpasangan dengan bobot kriteria sebagai berikut :
[1 0.2 0.165 1 16 1 1
] X [0.0830.4440.472
] = [0.2511.3341.418
]
Contoh perhitungan :
∑ kualitas = (1*0,083) + (0,2*0,444) + (0,16*0,472)
= 0,251
Tabel 4.25 Hasil Bobot Vektor Matriks Sub Kriteria Kualitas
Kriteria SK1 SK2 SK3 Jumlah
SK1 0.083 0.088 0.078 0.251
SK2 0.418 0.444 0.472 1.334
SK3 0.502 0.444 0.472 1.418
-
50
Setelah diketahui hasil dari vector bobot, maka bisa diteruskan ke
tahap selanjutnya yaitu menghitung eigen vector. Berikut adalah hasil
perhitungan eigen vector menggunakan persamaan 5.
Tabel 4.26 Perhitungan Eigen Vector Sub Kriteria Kualitas
KRITERIA Jumlah Bobot Hasil
SK1 0.251 0,083 3,000
SK2 1.334 0,444 3,004
SK3 1.418 0,472 3,005
TOTAL 9,011
Eigen Vectore (λ max) = ∑𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛
= 9.011
3 = 3,003
4.3.1.8 Perhitungan Consistensy Index dan Consistency Rasio (Sub Kriteria
Kualitas)
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai CI dari persamaan 6.
Perhitungannya menggunakan inputan dari nilai eigen vector yang
sebelumnya sudah dihitung. Berikut adalah cara perhitungannya.
CI = 𝜆 max − 𝑛
𝑛−1 CR =
𝐶𝐼
𝑅𝐼
=3,003−3
3−1= 0,001 =
0,001
0,52 = 0,003
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai CI adalah 0,001
kemudian dilanjutkan untuk mencari CR. Sebelum menghitung nilai CR
harus diketahui dulu nilai Random Index (RI) pada tabel di bab 2 untuk
jumlah elemen 3 yaitu 0,52. Jadi setelah di hitung nilai CR adalah 0,003
yang artinya < 0,1, atau bisa dikatakan ketidak konsistenan pendapat
masih dalam batas wajar.
-
51
4.3.1.9 Pengolahan Data Software Expert Choice (Sub Kriteria Kualitas)
Pada tahap ini dilakukan perhitungan menggunakan software
expert choice guna membandingkan apakah hasil perhitungan AHP
secara manual sama dengan hasil perhitungan ketika menggunakan
software. Hasil perhitungan kuisioner sub kriteria kualitas
menggunakan software expert choice bisa dilihat dibawah ini.
Gambar 4.4 Hasil Expert Choice Pembobotan Sub Kriteria Kualitas
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pembobotan
menggunakan software expert choice ini mempunyai nilai inconsistensi
sebesar 0,00352 yang artinya < 0,1 berarti bisa dikatakan konsisten.
4.3.1.10 Matriks Perbandingan Berpasangan (Sub Kriteria Harga)
Setelah perhitungan sub kriteri kualitas, maka selanjutnya adalah
perhitungan sub kriteria dari harga. Berikut adalah perhitungan manual
sub kriteria harga.
Tabel 4.27 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria Harga
Kriteria SK4 SK5 SK6
SK4 1 0.2 0.3
SK5 5 1 1
SK6 3 1 1
Jumlah 9 2.2 2.3
Contoh perhitungan : ∑ = 1 + 5 + 3 = 9
-
52
Setelah menjumlahkan seluruh kolom pada matriks perbandingan
berpasangan, langkah selanjutnya adalah menormalisasi matriks. Tahap
ini dilakukan dengan cara membagi nilai dari setiap elemen di dalam
matriks dengan nilai total dari setiap kolom matriks.
Tabel 4.28 Normalisasi Matriks Sub Kriteria Harga
Kriteria SK4 SK5 SK6
SK4 0.111 0.090 0.142
SK5 0.555 0.454 0.428
SK5 0.333 0.454 0.428
Contoh perhitungan normalisasi matriks :
SK 4 = a11
∑nSK4
=1
9
= 0.111
Setelah dilakukan normalisasi matriks perbandingan, langkah
selanjutnya adalah pembobotan kriteria, dengan cara menjumlahkan
nilai dari setiap baris kemudian hasil penjumlahannya di rata rata
dengan cara dibagi dengan jumlah elemen kriteria.
Tabel 4.29 Pembobotan Sub Kriteria Harga
Kriteria SK4 SK5 SK6 Jumlah Bobot
SK4 0.111 0.090 0.142 0,344 0,114
SK5 0.555 0.454 0.428 1,438 0,479
SK6 0.333 0.454 0.428 1,216 0,405
Contoh perhitungan jumlah baris :
∑ SK4 = 0,111 + 0,090 + 0,142 = 0,344
Contoh perhitungan bobot :
Bobot = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛
= 0.344
3 = 0,114
-
53
4.3.1.11 Perhitungan Eigen Vector (Sub Kriteria Harga)
Setelah mendapatkan bobot prioritas, langkah selanjutnya adalah
menghitung eigen vector. Akan tetapi sebelum dilakukan perhitungan
eigen vector harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk
mendapatkan hasil vector bobot dengan cara mengalikan matriks
berpasangan dengan bobot kriteria sebagai berikut :
[1 0.2 0.35 1 13 1 1
] X [0.1140.4790.405
] = [0.3441.4381.216
]
Contoh perhitungan :
∑ harga = (1*0,114) + (0,2*0,479) + (0,3*0,405)
= 0,346
Tabel 4.30 Hasil Bobot Vektor Matriks Sub Kriteria Harga
Kriteria SK4 SK5 SK6 Jumlah
SK4 0.114 0.095 0.135 0,346
SK5 0.574 0.479 0.405 1,459
SK6 0.344 0.479 0.405 1,229
Setelah diketahui hasil dari vector bobot, maka bisa diteruskan ke
tahap selanjutnya yaitu menghitung eigen vector. Menghitung Berikut
adalah hasil perhitungan eigen vector menggunakan persamaan 5.
Tabel 4.31 Perhitungan Eigen Vector Sub Kriteria Harga
KRITERIA Jumlah Bobot Hasil
SK1 0,346 0,114 3,010
SK2 1,459 0,479 3,044
SK3 1,229 0,405 3,033
TOTAL 9,087
Eigen Vector (λ max) = ∑𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛
= 9.087
3 = 3,029
-
54
4.3.1.12 Perhitungan Consistensy Index dan Consistency Rasio (Sub Kriteria
Harga)
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai CI dari persamaan 6.
Perhitungannya menggunakan inputan dari nilai eigen vector yang
sebelumnya sudah dihitung. Berikut adalah cara perhitungannya.
CI = 𝜆 max − 𝑛
𝑛−1 CR =
𝐶𝐼
𝑅𝐼
=3,087−3
3−1= 0,014 =
0,014
0,52 = 0,028
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai CI adalah
0,014 kemudian dilanjutkan untuk mencari CR. Sebelum menghitung
nilai CR harus diketahui dulu nilai Random Index (RI) pada tabel di bab
2 untuk jumlah elemen 3 yaitu 0,52. Jadi setelah di hitung nilai CR
adalah 0,028 yang artinya < 0,1, atau bisa dikatakan ketidak
konsistenan pendapat masih dalam batas wajar (konsisten/valid).
4.3.1.13 Pengolahan Data Software Expert Choice (Sub Kriteria Harga)
Pada tahap ini dilakukan perhitungan menggunakan software
expert choice guna membandingkan apakah hasil perhitungan AHP
secara manual sama dengan hasil perhitungan ketika menggunakan
software. Hasil perhitungan kuisioner sub kriteria kualitas
menggunakan software expert choice bisa dilihat dibawah ini
Gambar 4.5 Hasil Expert Choice Pembobotan Sub Kriteria Harga
-
55
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pembobotan
menggunakan software expert choice ini mempunyai nilai inconsistensi
sebesar 0,03 yang artinya < 0,1 berarti bisa dikatakan konsisten.
4.3.1.14 Membuat Matriks Perbandingan Berpasangan (Sub Kriteria
Pengiriman)
Setelah perhitungan sub kriteria harga, maka selanjutnya adalah
perhitungan sub kriteria dari pengiriman. Berikut adalah perhitungan
manual sub kriteria pengiriman.
Tabel 4.32 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria Pengiriman
Kriteria SK7 SK8
SK7 1 0.2
SK8 5 1
Jumlah 6 1.2
Contoh perhitungan : ∑ = 1 + 5 = 6
Setelah menjumlahkan seluruh kolom pada matriks perbandingan
berpasangan, langkah selanjutnya adalah menormalisasi matriks. Tahap
ini dilakukan dengan cara membagi nilai dari setiap elemen di dalam
matriks dengan nilai total dari setiap kolom matriks.
Tabel 4.33 Normalisasi Matriks Sub Kriteria Pengiriman
Kriteria SK7 SK8
SK7 0.167 0.167
SK8 0.833 0.833
Contoh perhitungan normalisasi matriks :
SK 7 = 𝑎11
∑𝑛𝑆𝐾7
= 1
6 = 0,167
Setelah dilakukan normalisasi matriks perbandingan, langkah
selanjutnya adalah pembobotan kriteria, dengan cara menjumlahkan
-
56
nilai dari setiap baris kemudian hasil penjumlahannya di rata rata
dengan cara dibagi dengan jumlah elemen kriteria.
Tabel 4.34 Pembobotan Sub Kriteria Pengiriman
Kriteria SK7 SK8 Jumlah Bobot
SK7 0.167 0.167 0.333 0.167
SK8 0.833 0.833 1.667 0.833
Contoh perhitungan jumlah baris :
∑ SK7 = 0,167 + 0,167 + 0,333 = 0,333
Contoh perhitungan bobot :
Bobot = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛
= 0,333
2 = 0,167
4.3.1.15 Perhitungan Eigen Vector (Sub Kriteria Pengiriman)
Setelah mendapatkan bobot prioritas, langkah selanjutnya adalah
menghitung eigen vector. Akan tetapi sebelum dilakukan perhitungan
eigen vector harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk
mendapatkan hasil vector bobot dengan cara mengalikan matriks
berpasangan dengan bobot kriteria sebagai berikut :
[1 0.25 1
] X [0.1670.833
] = [0.3331.667
]
Contoh perhitungan :
∑ pengiriman = (1*0,167) + (0,2*0,833)
= 0,333
Tabel 4.35 Hasil Bobot Vektor Matriks Sub Kriteria Pengiriman
Kriteria SK7 SK8 Jumlah
SK7 0.167 0.167 0.333
SK8 0.833 0.833 1.667
-
57
Setelah diketahui hasil dari vector bobot, maka bisa diteruskan ke
tahap selanjutnya yaitu menghitung eigen vector. Menghitung Berikut
adalah hasil perhitungan eigen vector menggunakan persamaan 5.
Tabel 4.36 Perhitungan Eigen Vector Sub Kriteria Pengiriman
KRITERIA Jumlah Bobot Hasil
SK7 0.333 0.167 2
SK8 1.667 0.833 2
TOTAL 4
Eigen Vector (λ max) = ∑𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛
= 4
2 = 2
4.3.1.16 Perhitungan Consistensy Index dan Consistency Rasio (Sub Kriteria
Pengiriman)
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai CI dari persamaan 6.
Perhitungannya menggunakan inputan dari nilai eigen vector yang
sebelumnya sudah dihitung. Berikut adalah cara perhitungannya.
CI = 𝜆 max − 𝑛
𝑛−1 CR =
𝐶𝐼
𝑅𝐼
= 2−2
2−1 = 0 =
0
0 = 0
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai CI adalah 0
kemudian dilanjutkan untuk mencari CR. Sebelum menghitung nilai CR
harus diketahui dulu nilai Random Index (RI) pada tabel di bab 2 untuk
jumlah elemen 2 yaitu 0. Jadi setelah di hitung nilai CR adalah 0 yang
artinya < 0,1, atau bisa dikatakan ketidak konsistenan pendapat masih
dalam batas wajar.
4.3.1.17 Pengolahan Data Software Expert Choice (Sub Kriteria Pengiriman)
Pada tahap ini dilakukan perhitungan menggunakan software
expert choice guna membandingkan apakah hasil perhitungan AHP
secara manual sama dengan hasil perhitungan ketika menggunakan
-
58
software. Hasil perhitungan kuisioner sub kriteria kualitas
menggunakan software expert choice bisa dilihat dibawah ini.
Gambar 4.6 Hasil Expert Choice Pembobotan Sub Kriteria Pengiriman
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pembobotan
menggunakan software expert choice ini mempunyai nilai inconsistensi
sebesar 0 yang artinya < 0,1 berarti bisa dikatakan konsisten.
4.3.1.18 Membuat Matriks Perbandingan Berpasangan (Sub Kriteria
Pelayanan)
Setelah perhitungan sub kriteria pengiriman, maka selanjutnya
adalah perhitungan sub kriteria dari pelayanan. Berikut adalah
perhitungan manual sub kriteria pelayanan.
Tabel 4.37 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria Pelayanan
Kriteria SK9 SK10
SK9 1 3
SK10 0.333 1
Jumlah 1.333 4
Contoh perhitungan : ∑ = 1 + 0.333 = 1.333
Setelah menjumlahkan seluruh kolom pada matriks perbandingan
berpasangan, langkah selanjutnya adalah menormalisasi matriks. Tahap
ini dilakukan dengan cara membagi nilai dari setiap elemen di dalam
matriks dengan nilai total dari setiap kolom matriks.
Tabel 4.38 Normalisasi Matriks Sub Kriteria Pelayanan
Kriteria SK9 SK10
SK9 0.750 0.750
SK10 0.250 0.250
-
59
Contoh perhitungan normalisasi matriks :
SK 9 = 𝑎11
∑𝑛𝑆𝐾9
= 1
1.333 = 0,750
Setelah dilakukan normalisasi matriks perbandingan, langkah
selanjutnya adalah pembobotan kriteria, dengan cara menjumlahkan nilai
dari setiap baris kemudian hasil penjumlahannya di rata rata dengan cara
dibagi dengan jumlah elemen kriteria
Tabel 4.39 Pembobotan Sub Kriteria Pelayanan
Kriteria SK9 SK10 Jumlah Bobot
SK9 0.750 0.750 1.500 0.750
SK10 0.250 0.250 0.500 0.250
Contoh perhitungan jumlah baris :
∑ SK9 = 0,750 + 0,750 = 1.500
Contoh perhitungan bobot :
Bobot = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛
= 1.500
2 = 0,750
4.3.1.19 Perhitungan Eigen Vector (Sub Kriteria Pelayanan)
Setelah mendapatkan bobot prioritas, langkah selanjutnya adalah
menghitung eigen vector. Akan tetapi sebelum dilakukan perhitungan
eigen vector harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk
mendapatkan hasil vector bobot dengan cara mengalikan matriks
berpasangan dengan bobot kriteria sebagai berikut :
[1 3
0.333 1] X [
0.7500.250
] = [1.5000.500
]
-
60
Contoh perhitungan :
∑ kualitas = (1*0,750) + (3*0,250)
= 1.500
Tabel 4.40 Hasil Bobot Vektor Matriks Sub Kriteria Pelayanan
Kriteria SK9 SK10 Jumlah
SK9 0.750 0.750 1.500
SK10 0.250 0.250 0.500
Setelah diketahui hasil dari vector bobot, maka bisa diteruskan ke
tahap selanjutnya yaitu menghitung eigen vector. Menghitung Berikut
adalah hasil perhitungan eigen vector menggunakan persamaan 5.
Tabel 4.41 Perhitungan Eigen Vector Sub Kriteria Pelayanan
KRITERIA Jumlah Bobot Hasil
SK9 1.500 0.750 2
SK10 0.500 0.250 2
TOTAL 4
Eigen Vector (λ max) = ∑𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛
= 4
2 = 2
4.3.1.20 Perhitungan Consistensy Index dan Consistency Rasio (Sub Kriteria
Pelayanan)
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai CI dari persamaan 6.
Perhitungannya menggunakan inputan dari nilai eigen vector yang
sebelumnya sudah dihitung. Berikut adalah cara perhitungannya.
CI = 𝜆 max − 𝑛
𝑛−1 CR =
𝐶𝐼
𝑅𝐼
= 2−2
2−1 = 0 =
0
0 = 0
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai CI adalah 0
kemudian dilanjutkan untuk mencari CR. Sebelum menghitung nilai CR
harus diketahui dulu nilai Random Index (RI) pada tabel di bab 2 untuk
-
61
jumlah elemen 2 yaitu 0. Jadi setelah di hitung nilai CR adalah 0 yang
artinya < 0,1, atau bisa dikatakan ketidak konsistenan pendapat masih
dalam batas wajar.
4.3.1.21 Pengolahan Data Mengunakan Software Expert Choice (Sub
Kriteria Pelayanan)
Pada tahap ini dilakukan perhitungan menggunakan software
expert choice guna membandingkan apakah hasil perhitungan AHP
secara manual sama dengan hasil perhitungan ketika menggunakan
software. Hasil perhitungan kuisioner sub kriteria kualitas
menggunakan software expert choice bisa dilihat dibawah ini.
Gambar 4.7 Hasil Expert Choice Pembobotan Sub Kriteria Pelayanan
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pembobotan
menggunakan software expert choice ini mempunyai nilai inconsistensi
sebesar 0 yang artinya < 0,1 berarti bisa dikatakan konsisten.
4.3.1.22 Perhitungan Bobot Global
Setelah semua langkah perhitungan AHP dilakukan untuk kriteria
dan sub kriteria, langkah selanjutnya adalah menghitung bobot global.
Hal ini dilakukan untuk menjadikan satu output an bobot yang nanti
akan digunakan untuk input pada metode TOPSIS. Caranya adalah
dengan cara mengalikan bobot kriteria dengan sub kriterianya. Berikut
adalah hasil perhitungan dan contoh perhitungannya.
-
62
Tabel 4.42 Perhitungan Bobot Global
NO Kriteria Bobot Sub Kriteria Bobot Sub
Kriteria
Bobot
Global
1 Kualitas 0.415
Daging Buah Tebal 0.114 0.047
Bentuk Buah Bulat Utuh 0.479 0.198
Matang di pohon 0.405 0.168
2 Harga 0.399
Biaya Kirim 0.083 0.033
Harga Buah 0.444 0.177
Diskon 0.472 0.188
3 Pengiriman 0.060
Ketepatan Pengiriman 0.167 0.010
Ketepatan Kuantitas 0.833 0.049
4 Pelayanan 0.127
Ketersediaan Buah 0.750 0.095
Respon terhadap klaim 0.250 0.031
Contoh Perhitungan :
Bobot Global = Bobot Kriteria x Bobot Sub Kriteria
= 0.415 x 0.114
= 0.047
4.3.2 Pengolahan Data Metode TOPSIS (Technique for Order Preference by
Similarity to Ideal Solution)
Metode selanjutnya yang digunakan adalah metode TOPSIS. Setelah
mendapatkan kriteria serta bobotnya melalui metode AHP, data tersebut
selanjutnya akan di olah menggunakan metode TOPSIS untuk memperoleh
perankingan yang terjauh dari solusi ideal negative dan terdekat dari solusi
ideal positif. Langkah pertama yang dilakukan pada metode ini adalah
melakukan pengukuran kinerja atau rating terhadap supplier dengan
menggunakan kuisioner tahap 3 yang telah di isi oleh bagian pemasaran.
4.3.2.1 Perhitungan Kuisioner Tahap 3
Pada penyebaran kuisioner tahap 3 ini berisi tentang penilaian kinerja
masing – masing supplier menggunakan skala likert mulai 1 sampai 5 oleh
bagian pemasaran. Tabel 4.10 yang ada pada pengumpulan data selanjutnya
-
63
akan di normalisasi terlebih dahulu untuk langkah pertama .Cara
menormalisasi matriks tersebut adalah dengan menggunakan persamaan 7.
Berikut adalah normalisasi data dari kuisioner tahap 3.
Tabel 4.43 Normalisasi Penilaian Kinerja Supplier
Sub Kriteria
Penilaian
Supplier
Semarang
Supplier
Lumajang
Supplier
Pasuruan
Supplier
Dampit
(SK1) 0.651 0.521 0.391 0.391
(SK2) 0.651 0.521 0.391 0.391
(SK3) 0.651 0.521 0.391 0.391
(SK4) 0.651 0.369 0.492 0.492
(SK5) 0.585 0.468 0.468 0.468
(SK6) 0.424 0.424 0.566 0.566
(SK7) 0.566 0.424 0.566 0.424
(SK8) 0.651 0.521 0.391 0.391
(SK9) 0.610 0.457 0.457 0.457
(SK10) 0.566 0.424 0.566 0.424
Contoh Perhitungan :
𝑟11= 5
√52+42+32+32
= 5
√59 = 0.65
4.3.2.2 Rating Terbobot Ternormalisasi
Pada pembuatan matriks ternormalisasi terbobot ini menggunakan
persamaan 8, yaitu dengan mengalikan nilai matriks ternormalisasi dengan
bobot yang diperoleh dari metode AHP. Berikut adalah hasil perhitungan
matriks ternormalisasi terbobot.
-
64
Tabel 4.44 Rating Terbobot Ternormalisai
Sub Kriteria
Supplier
Semarang
Supplier
Lumajang
Supplier
Pasuruan
Supplier
Dampit
SK1 0.031 0.025 0.018 0.018
SK2 0.129 0.104 0.078 0.078
SK3 0.109 0.088 0.066 0.066
SK4 0.022 0.012 0.016 0.016
SK5 0.104 0.083 0.083 0.083
SK6 0.080 0.080 0.107 0.107
SK7 0.006 0.004 0.006 0.004
SK8 0.033 0.026 0.020 0.020
SK9 0.058 0.044 0.044 0.044
SK10 0.018 0.013 0.018 0.013
Contoh perhitungan :
𝑣𝑖𝑗= 𝑤𝑗 ∗ 𝑅𝑖𝑗
= 0.047*0.65
= 0.031
4.3.2.3 Nilai Solusi Ideal Negatif dan Positif
Menentukan nilai solusi ideal negative dan positif di dapat
berdasarkan nilai ranting terbobot ternormalisasi pada tabel 4.44 dan
menggunakan rumus persamaan 9 dan 10. Penentuan solusi ideal negative
dan posistif ini dilakukan dengan cara melihat terlebi dahulu jika sub
kriteria tersebut sebagai keuntungan maka mengambil nilai tertinggi yang
ada di setiap barisnya dan nilai terendah yang ada di setiap barisnya. Jika
sub kriteria tersebut termasuk biaya maka akan dilakukan sebaliknya.
-
65
Tabel 4.45 Solusi Ideal Positif dan Solusi Ideal Negatif
Sub
Kriteria
A
𝐴+ 𝐴−
SK1 0.031 0.018
SK2 0.129 0.078
SK3 0.109 0.066
SK4 0.013 0.020
SK5 0.083 0.104
SK6 0.08 0.107
SK7 0.006 0.004
SK8 0.033 0.020
SK9 0.058 0.044
SK10 0.018 0.013
4.3.2.4 Menghitung Nilai Separasi
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai separasi atau jarak
alternative dari solusi ideal. Perhitungan ini menggunakan persamaan 11
dan 12. Berikut adalah hasil perhitungan nilai separasi.
Tabel 4.46 Nilai Separasi (Jarak Terdekat dari Solusi Ideal)
No 𝑆+ 𝑆− 1 0.027 0.075
2 0.052 0.035
3 0.075 0.027
4 0.075 0.027
Contoh perhitungan :
𝑺−+ = √
(0.031-0.031)2+(0.129-0.129)2+(0.109-0.109)2+(0.022-0.022)2+ (0.104-0.104)2
+(0.0107-0.080)2+(0.006-0.006)2+(0.033-0.033)2+(0.058-0.058)2+(0.018-0.018)2
= 0.027
-
66
4.3.2.5 Menghitung Nilai Nilai Kedekatan Relatif
Langkah terakhir dalam metode TOPSIS adalah mengitung nilai nilai
kedekatan relatifnya. Nantinya supplier yang memiliki nilai tertinggi akan
menjadi supplier yang mempunyai kinerja terbaik di antara yang lain. Cara
perhitungannya adalah dengan menggunakan persamaan 13. Berikut
adalah hasil perhitungannya.
Tabel 4.47 Nilai Kedekatan Relatif
Supplier Nilai Kedekatan
Relatif
Supplier Semarang 0.73842
Supplier Pasuruan 0.40439
Supplier Lumajang 0.26814
Supplier Dampit 0.26482
Contoh perhitungan :
𝐶𝑖+ =
𝑆𝑖−
𝑆𝑖−+𝑆𝑖+
𝐶𝑖+ =
0.075
0.075 +0.027
= 0.73842
Setelah dilakukan perhitungan nilai kedekatan relative maka, peneliti
bisa menentukan supplier terbaik. Hasil perhitungan diatas supplier yang
nilainya paling tinggi adalah supplier Semarang dengan 0.73842, kemudian
supplier Pasuruan dengan 0.40439, supplier Lumajang dengan nilai
0.26814, serta yang terakhir adalah supplier Dampit dengan nilai 0.26482.