Food - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/47037/5/BAB IV.pdf · saat penerimaan barang . 30 No Job...

of 41 /41
26 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Perusahaan CV. Kajeye Food merupakan salah satu dari banyak Industri Kecil Menengah (IKM) yang bergerak pada bidang agroindustri, tepatnya yang memproduksi jajanan khas malang yaitu keripik. CV. Kajeye Food memiliki nomor izin usaha (SIUP) 517 / 253 / 35.73.407 / 2010. Sejak didirikannya CV. Kajeye Food mempunyai dua merk yaitu SoKressh (keripik buah dan sayuran), Kenyil (manisan buah). SoKressh memiliki beberapa varian buah yaitu, nangka, apel, pisang, melon, salak, semangka, rambutan, nanas, belimbing, mangga, jambu merah, papaya, dan labu. Keripik SoKressh juga memiliki varian sayur contohnya ada dari jamur, wortel, kentang, pepino, ubi ungu, brokoli, kacang panjang, bawang merah dan lainnya. Selain itu, produk manisan buah Kenyil memiliki varian antara lain nanas, nangka, apel dan sirsak. Kapasitas produksi kripik buah CV. Kajeye Food mencapai 100 kg/ hari. Tenaga yang bekerja disini ada sekitar 30 orang pekerja tetap, dengan jam kerja 8 jam/ hari mulai hari senin hingga sabtu. Target pasar CV. Kajeye Food adalah pasar modern, pasar tradisional, toko oleh oleh dan grosir tidak haya daerah malang akan tetapi dari luar pulau contohnya Lampung, Kalimantan dan Bali. 4.1.1 Visi Perusahaan Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar perusahaan serta menciptakan berbagai kreasi dan inovasi produk kripik buah dan sayur segar yang menggugah selera masyarakat. 4.1.2 Misi Perusahaan 1. Melakukan perluasan pasar luar negeri dan pembaharuan packing yang eksklusif serta kerjasama dengan UKM sebagai pemasok kripik sesuai kriteria perusahaan dan mengembangkan produk lain.

Embed Size (px)

Transcript of Food - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/47037/5/BAB IV.pdf · saat penerimaan barang . 30 No Job...

  • 26

    BAB IV

    PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    4.1 Tinjauan Perusahaan

    CV. Kajeye Food merupakan salah satu dari banyak Industri Kecil

    Menengah (IKM) yang bergerak pada bidang agroindustri, tepatnya yang

    memproduksi jajanan khas malang yaitu keripik. CV. Kajeye Food memiliki

    nomor izin usaha (SIUP) 517 / 253 / 35.73.407 / 2010. Sejak didirikannya CV.

    Kajeye Food mempunyai dua merk yaitu SoKressh (keripik buah dan sayuran),

    Kenyil (manisan buah). SoKressh memiliki beberapa varian buah yaitu, nangka,

    apel, pisang, melon, salak, semangka, rambutan, nanas, belimbing, mangga,

    jambu merah, papaya, dan labu. Keripik SoKressh juga memiliki varian sayur

    contohnya ada dari jamur, wortel, kentang, pepino, ubi ungu, brokoli, kacang

    panjang, bawang merah dan lainnya. Selain itu, produk manisan buah Kenyil

    memiliki varian antara lain nanas, nangka, apel dan sirsak. Kapasitas produksi

    kripik buah CV. Kajeye Food mencapai 100 kg/ hari. Tenaga yang bekerja disini

    ada sekitar 30 orang pekerja tetap, dengan jam kerja 8 jam/ hari mulai hari senin

    hingga sabtu. Target pasar CV. Kajeye Food adalah pasar modern, pasar

    tradisional, toko oleh oleh dan grosir tidak haya daerah malang akan tetapi dari

    luar pulau contohnya Lampung, Kalimantan dan Bali.

    4.1.1 Visi Perusahaan

    Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar perusahaan serta

    menciptakan berbagai kreasi dan inovasi produk kripik buah dan sayur segar

    yang menggugah selera masyarakat.

    4.1.2 Misi Perusahaan

    1. Melakukan perluasan pasar luar negeri dan pembaharuan packing yang

    eksklusif serta kerjasama dengan UKM sebagai pemasok kripik sesuai

    kriteria perusahaan dan mengembangkan produk lain.

  • 27

    2. Menjadi perusahaan yang terkemuka sebagai produsen kripik buah –

    buahan, sayuran dan produsen bidang pangan lainnya, serta bisa

    melebarkan sayap menjadi perusahaan manufactur dibidang teknologi

    modern dengan memberikan nilai kepuasan terbaik bagi pelanggan

    melalui harga yang wajar, purna jual produk dan pelayanan

    berkualitas.

    4.1.3 Struktur Organisasi

    Gambar 4.1 Sruktur Organisasi CV. Kajeye Food

    Berdasarkan struktur organisasi di atas, secara umum masing – masing

    bagian memiliki tugasnya untuk menunjang proses bisnis yang ada

    diperusahaan. Berikut adalah tugas dari bagian – bagian yang ada di CV.

    Kajeye Food :

  • 28

    Tabel 4.1 Job Deskripsi CV. Kajeye Food

    No Job Deskripsi

    1. Direktur Utama

    a. Merencanakan serta mengembangkan sumber-

    sumber pendapatan dan pembelanjaan kekayaan

    CV. KAJEYE FOOD

    b. Melakukan koordinasi, perencanaan,

    pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan

    tugas yang dilaksanakan oleh setiap koordinator

    bidang CV. KAJEYE FOOD.

    c. Menjadi Top Management bagi implementasi

    Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di

    CV.KAJEYE FOOD

    2. Kepala Pabrik

    a. Memutuskan dan menentukan peraturan serta

    kebijakan tertinggi di CV. KAJEYE FOOD.

    b. Melakukan koordinasi, perencanaan,

    pemantauan dan evaluasi terhadap

    pengembangan karir.

    c. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas

    dan melaporkannya kepada Direktur Utama.

    3. Kepala Bidang

    Personalia

    a. Menjadi kepala bidang bagi implementasi

    Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di CV.

    KAJEYE FOOD.

    b. Melakukan koordinasi, perencanaan,

    pemantauan dan evaluasi terhadap Personalia.

    c. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas

    dan melaporkannya kepada Kepala Pabrik.

    4. Kepala Bidang

    Quality control

    a. Menjadi kepala bidang bagi implementasi

    Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di CV.

    KAJEYE FOOD.

    b. Melakukan koordinasi, perencanaan,

    pemantauan dan evaluasi terhadap Quality

    control.

    c. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas

    dan melaporkannya kepada Kepala Pabrik.

  • 29

    No Job Deskripsi

    5. Kepala Bidang

    Produksi

    a. Menjadi kepala bidang bagi implementasi

    Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di CV.

    KAJEYE FOOD.

    b. Mengawasi semua kegiatan proses produksi

    yang berlangsung di lantai pabrik seperti

    pemotongan, pengupasan, penggorengan, dan

    proses lainnya .

    c. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap

    bawahannya serta menentukan pembagian tugas

    bagi setiap bawahannya.

    6. Kepala Bidang

    Teknik

    a. Menjadi kepala bidang bagi implementasi

    Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di CV.

    KAJEYE FOOD.

    b. Mengawasi semua kegiatan proses produksi

    yang berlangsung di lantai pabrik seperti

    pemotongan, pengupasan, penggorengan, dan

    proses lainnya .

    c. Mendelegasikan dan mengkoordinir tugas -

    tugas di bagian perawatan mesin dan listrik

    7. Kepala Bidang

    Pemasaran

    a. Menjadi kepala bidang bagi implementasi

    Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di CV.

    KAJEYE FOOD.

    b. Bertugas untuk melakukan analisis pasar,

    meneliti persaingan dan kemungkinan

    perubahan permintaan serta mengatur distribusi

    produksi.

    c. Menentukan kebijaksanaan dan strategi

    pemasaran CV.KAJEYE FOOD yang mencakup

    jenis produk yang akan dipasarkan, harga

    pendistribusian dan promosi.

    d. Bertanggung jawab atas pengadaan bahan baku

    8. Admin Umum/

    Kasir

    a. Melayani segala pembayaran yang dilakukan di

    CV. KAJEYE FOOD.

    b. Melakukan pencatatan atas semua transaksi .

    c. Melakukan pengecekan atas jumlah barang pada

    saat penerimaan barang .

  • 30

    No Job Deskripsi

    9. Umum

    Kebersihan

    a. Menjaga kebersihan di CV. KAJEYE FOOD

    b. Melakukan pengecekan kebersihan atas barang

    atau tempat produksi secara teratur

    10. Analis

    a. Bertanggung jawab atas statistik naik turunnya

    produksi atau pemasaran

    b. Bertugas untuk melakukan analisis pasar,

    meneliti persaingan dan kemungkinan

    perubahan permintaan serta mengatur distribusi

    produksi

    11. Admin Produksi

    a. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas

    dan melaporkannya kepada Kepala Produksi.

    b. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap

    bawahannya serta menentukan pembagian tugas

    bagi setiap bawahannya.

    12. Kepala Shift a. Mengatur jalannya jam kerja secara rutin

    b. Bertanggung jawab atas waktu untuk para

    karyawan

    13. Operator Produksi

    a. Melaksanakan proses produksi dan prosedur

    kualitas sesuai dengan ketentuan Sistem

    Manajemen Mutu ISO 9001:2008,

    mengoperasikan mesin dan mengontrol proses

    produksi.

    b. Mengatur dan mengontrol bahan baku proses

    produksi sehingga menjadi bahan jadi dengan

    ketentuan target.

    14 Mekanik / Teknisi

    a. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas

    dan melaporkannya kepada Kepala Teknik.

    b. Mengerjakan dan memperbaiki mesin sesuai

    ketentuan ISO 9001:2008

    15. Sales

    a. Memaksimalkan potensial keuntungan,

    menganalisa semua sumber bisnis dan

    mengembangkannya dengan potensi keuntungan

    sebesar mungkin.

    b. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas

    dan melaporkannya kepada Kepala Pemasaran.

    c. Bertugas mengatur masalah pemasaran di dunia

    online

  • 31

    4.2 Pengumpulan Data

    Data yang digunakan peneliti ada 2 jenis yaitu data primer dan sekunder.

    Pengambilan data primer dan sekunder dilakukan dengan teknik wawancara

    pada responden dan pengisian kuisioner. Responden penelitian ini adalah

    kepala bidang pemasaran, karena kepala bagian pemasaran ini juga

    menangani tetang pengadaan bahan baku, sehingga memiliki pengetahuan

    yang cukup tentang informasi mengenai supplier. Pada teknik wawancara

    peneliti berdiskusi mulai dari pengadaan bahan baku, supplier yang

    digunakan, permasalahan yang muncul saat pengadaan bahan baku, dan

    pengisian kuisioner. Objek penelitian kali ini adalah bahan baku keripik

    nangka dikarenakan menurut kepala bidang pemasaran yang paling laris

    adalah keripik buah nangka. Hal ini yang membuat evaluasi kinerja sangat

    berguna pada supplier buah nangka karena intensitas pengirimannya sering

    dan dalam jumlah banyak. Berikut adalah data penjualan selama 6 bulan

    terakhir mulai dari Juli – Desember 2018.

    Tabel 4.2 Data Penjualan Keripik Buah Bulan Juli – Desember 2018

    Jenis Keripik

    Bulan (pack)

    Total Juli Agustus September Oktober November Desember

    Nangka 850 896 900 879 990 1000 5515

    Apel 755 850 870 878 880 900 5133

    Mangga 720 705 770 860 857 900 4812

    Salak 710 740 730 810 880 800 4670

    Nanas 600 711 750 725 700 750 4236

    Melon 560 500 504 540 544 550 3198

    Belimbing 550 540 500 514 512 514 3130

    Semangka 455 501 457 449 476 490 2828

    Jambu Merah 480 480 490 444 451 500 2845

    Rambutan 343 360 366 420 413 411 2313

    labu 310 400 304 431 441 422 2308

    pepaya 320 340 310 320 312 331 1933

    Pisang 530 550 500 500 406 470 2956

    Sumber : Bagian Pemasaran

  • 32

    4.2.1 Data Primer

    Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari kepala bagian

    pemasaran CV. Kajeye Food. Data primer adalah data yang dikumpulkan

    berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti secara

    langsung kepada kepala bagian pemasaran.

    1. Identitas Supplier

    Data primer pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    identitas supplier. Pada CV. Kajeye Food terdapat 4 supplier untuk bahan

    baku kripik nangka. Supplier – supplier ini adalah pengepul buah nangka

    di daerahnya. Masing- masing supplier memiliki karakteristik yang

    berbeda – beda dalam hal pengadaan bahan baku. Berikut adalah nama

    nama supplier bahan baku kripik nangka CV. Kajeye Food :

    Tabel 4.3 Supplier Kripik Nangka

    Supplier Ke - Nama Supplier

    Supplier 1 Supplier Semarang

    Supplier 2 Supplier Lumajang

    Supplier 3 Supplier Pasuruan

    Supplier 4 Supplier Dampit Sumber : Bagian Pemasaran

    2. Kriteria Evaluasi Supplier

    Pada penentuan kriteria supplier yang akan digunakan pada penelitian

    ini sudah melalui diskusi dengan kepala bidang pemasaran, dari sumber

    literatur, dan penelitian terdahulu. Pada penelitian yang dilakukan oleh

    Garside dan Kristiandy (2013), kriteria yang digunakan untuk pemilihan

    supplier buah nangka yang pertama adalah kualitas. Kualitas ini bisa

    dilihat dari ketebalan daging,dan tingkat kematangan buah yang memiliki

    warna kuning kemerahan. Kriteria kedua yang digunakan adalah biaya,

    yaitu biaya pembelian bahan baku yang berupa rupiah per kilogram dan

    ongkos kirim yang dikeluarkan saat pengambilan buah, termasuk bahan

    bakar, honor supir. Kriteria ketiga yang digunakan adalah pengiriman,

    yaitu ketepatan waktu. Adapun kriteria dan sub kriteria yang akan

  • 33

    digunakan sudah dianggap sesuai dengan kondisi perusahaan oleh peneliti

    dan pihak perusahaan. Ada 4 kriteria dan 10 sub kriteria yang telah

    disepakati. Berikut adalah kriteria evaluasi supplier yang akan digunakan

    pada penelitian ini.

    Tabel 4.4 Kriteria Evaluasi Supplier

    NO Kriteria Kode Sub Kriteria Kode Keterangan Gambar

    1 Kualitas K1

    Daging Buah

    Tebal K1

    Kesesuaian buah

    yang dikirim

    dengan spesifikasi

    yang sudah

    ditentukan CV.

    Kajeye Food

    Bentuk buah

    bulat utuh K2

    Matang di

    pohon K3

    2 Harga K2

    Biaya Kirim K4 Penawaran harga,

    biaya kirim dan

    diskon yang

    diberikan supplier

    kepada CV. Kajeye

    Food

    Harga Buah K5

    Diskon

    K6

    3 Pengiriman K3

    Ketepatan

    Pengiriman

    K7 Terjadi ketepatan

    atau keterlambatan,

    ketika pengiriman

    buah serta kuantitas

    ketepatan buah saat

    datang.

    - Ketepatan

    Kuantitas

    K8

    4 Pelayanan K4

    Ketersediaan

    Buah

    K9 Pelayanan yang

    diberikan supplier

    terkait ketersediaan

    buah dan responnya

    terhadap klaim.

    - Respon

    terhadap klaim

    K10

    3. Hasil Penyebaran Kuisioner Tahap 1 (Kriteria)

  • 34

    Penyebaran kuisioner tahap 1 ini adalah kuisioner berisi tentang

    kriteria yang akan digunakan untuk penilaian evaluasi kinerja supplier.

    Pada kuisioner ini berisi 4 kriteria yaitu kualitas, biaya, pengiriman dan

    pelayanan. Kuisioner tahap 1 ini di isi oleh kepala bagian pemasaran

    selaku pihak yang dianggap peneliti paham tentang kinerja supplier,

    karena pada CV. Kajeye bagian pemasaranlah yang bertanggung jawab

    tentang pengadaan bahan baku. Berikut adalah hasil kuisioner yang telah

    di isi oleh kepala pemasaran CV. Kajeye .

    Tabel 4.5 Hasil Kuisioner Tingkat Kepentingan antar Kriteria

    KRITERIA PENILAIAN KRITERIA

    Kualitas(K1) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Biaya(K2)

    Kualitas(K1) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengiriman(K3)

    Kualitas(K1) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelayanan(K4)

    Biaya(K2) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengiriman (K3)

    Biaya(K2) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelayanan(K4)

    Pengiriman(K3) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelayanan(K4)

    4. Hasil Penyebaran Kuisioner Tahap 2 (Sub Kriteria)

    Sama halnya dengan kuisioner tahap 1, kuisioner tahap 2 ini juga di isi

    oleh kepala bagian pemasaran. Setelah penyebaran kuisioner tahap 1 yang

    berisi kriteria, selanjutnya dilakukan pengisian kuisioner tahap 2 yaitu sub

    kriteria. Pertama, untuk kriteria kualitas memiliki 3 sub kriteria yaitu

    daging buah tebal, bentuk buah bulat utuh dan matang di pohon. Kedua,

    kriteria biaya memiliki 3 sub kriteria juga yaitu biaya kirim, harga buah,

    dan diskon. Selanjutnya adalah kriteria pengiriman memiliki 2 sub kritria

    yaitu ketepatan pengiriman dan ketepatan kuantitas buah. Terakhir yaitu

    kriteria pelayanan juga memiliki 2 sub kriteria, sub kriteria ketersediaan

    buah dan respon terhadap klaim Berikut ini adalah hasil pengisian

    kuisioner tahap 2 .

    Tabel 4.6 Hasil Kuisioner Tingkat Kepentingan antar Sub Kriteria Kualitas

  • 35

    SUB KRITERIA PENILAIAN KRITERIA

    Daging buah tebal

    (SK1) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    Bentuk buah

    bulat utuh (SK2)

    Daging buah tebal

    (SK1) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    Matang di

    Pohon (SK3)

    Bentuk buah bulat

    utuh (SK2) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    Matang di

    Pohon (SK3)

    Tabel 4.7 Hasil Kuisioner Tingkat Kepentingan antar Sub Kriteria Harga

    SUB KRITERIA PENILAIAN KRITERIA

    Biaya Kirim

    (SK4) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    Harga Buah

    (SK5)

    Biaya Kirim

    (SK4) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Diskon (SK6)

    Diskon (SK6) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga Buah

    (SK5)

    Tabel 4.8 Hasil Kuisioner Tingkat Kepentingan antar Sub Kriteria Pengiriman

    SUB KRITERIA PENILAIAN KRITERIA

    Ketepatan

    Pengiriman (SK7) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    Ketepatan

    Kuantitas

    Buah(SK8)

    Tabel 4.9 Hasil Kuisioner Tingkat Kepentingan antar Sub Kriteria Pelayanan

    SUB KRITERIA PENILAIAN KRITERIA

    Ketersediaan Buah

    (SK9) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    Respon terhadap

    klaim(SK10)

    5. Hasil Penyebaran Kuisioner Tahap 3

    Pada kuisioner tahap ke 3 ini di isi juga oleh bagian pemasaran

    selaku penanggung jawab terhadap pengadaan bahan baku. Kuisioner

    tahap 3 digunakan untuk mengetahui nilai masing masing supplier

    berdasarkan sub kriteria menggunakan skala likert. Skala likert yang

    digunakan adalah angka 1 sampai 5. Angka 1 memberikan keterangan

    sangat buruk, angka 2 memberikan keterangan buruk, angka 3

    memberikan keterangan cukup, angka 4 memberikan keterangan bagus,

    dan angka 5 memberikan sangat bagus. Berikut adalah hasil pengisian

    kuisionernya.

  • 36

    Tabel 4.10 Penilaian Kerja Berdasarkan Sub Kriteria

    Sub Kriteria

    Penilaian

    Supplier

    Semarang

    Supplier

    Lumajang

    Supplier

    Pasuruan

    Supplier

    Dampit

    Daging buah tebal (SK1) 3 3 3 3

    Bentuk buah bulat utuh (SK2) 4 4 5 5

    Matang di pohon (SK3) 5 4 3 3

    Biaya Kirim (SK4) 3 3 4 4

    Harga Buah (SK5) 5 4 4 4

    Diskon (SK6) 3 3 3 3

    Ketepatan Pengiriman (SK7) 3 4 4 4

    Ketepatan Kuantitas (SK8) 3 3 5 3

    Ketersediaan Buah (SK9) 4 3 4 3

    Respon terhadap klaim (SK10) 4 3 5 3

    4.2.2 Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dalam bentuk

    jadi dan telah diolah oleh perusahaan. Data sekunder yang digunakan pada

    penelitian ini adalah data kinerja masing – masing supplier periode

    November 2018 – Maret 2019.

    1. Data Kinerja Supplier

    Bentuk kinerja supplier yaitu terkait kualitas, harga,pengiriman dan

    pelayanan. Pelanggaran tersebut adalah termasuk dalam kriteria evaluasi

    kinerja supplier. Berikut adalah data – data supplier antara lain :

    a. Kualitas

    Kualitas merupakan salah satu faktor penting dalam kriteria

    evaluasi kinerja supplier menurut CV. Kajeye. Kualitas buah angka

    yang baik pastinya akan menghasilkan keripik nangka dengan

    kualitas yang bagus.

  • 37

    Pada kriteria kualitas terdapat 3 sub kriteria yaitu daging buah

    tebal, bentuk buah bulat utuh serta matang dipohon, ketiganya

    termasuk kriteria buah kualita bagus. Menurut kepala bagian

    pemasaran selaku yang bertanggung jawab terhadap supplier buah,

    CV. Kajeye Food hanya menerima buah yang sesuai dengan kualitas

    yang ditetapkan sesuai kriteria di atas. Jika buah datang dan tidak

    sesuai dengan kualitas yang ditetapkan, contohnya buah busuk,

    terlalu matang, daging buah tidak tebal dan bentuk buah tidak bulat

    utuh akan langsung dikembalikan kepada supplier. Meskipun

    supplier akan menurunkan harganya, tetap tidak akan diterima oleh

    perusahaan karena kualitas selalu diutamakan oleh CV. Kajeye

    Food.

    Buah nangka dengan kualitas bagus biasanya dipesan pada saat

    masa panen raya yaitu bulan November sampai pertengahan Maret.

    Selain bulan itu perusahaan tidak memesan nangka lagi sampai

    musim panen raya selanjutnya. Cara pengecekan kualitas buah

    nangka juga dilakukan dengan cara melubangi satu per satu buah

    nangka untuk mengetahui tingkat kematangan, daging buah tebal

    atau tidak, buah busuk atau tidak. Data dibawah ini adalah

    ketidaksesuaian kualitas selama 5 bulan terakhir.

    Tabel 4.11 Data Ketidaksesuaian Kualitas Bulan November 2018 – Maret 2018

    Supplier Pengiriman Per

    Minggu

    Bulan

    Nov Des Jan Feb

    Mar

    Supplier 1

    (8 ton)/minggu

    1 5% 5% 4.4% 4.5% 4%

    2 4% 5% 4.5% 4.2% 4.2%

    3 4.5% 4.9% 4.3% 4% 4.1%

    4 5% 5% 4% 4% 4%

  • 38

    Supplier Pengiriman Per

    Minggu

    Bulan

    Nov Des Jan Feb

    Mar

    Supplier 2

    (1,5 ton)/minggu

    1 10% 10% 9% 9.7% 10.1%

    2 11.2% 11.1% 10% 10.1% 10.2%

    3 10.9% 10% 10% 10.1% 10%

    4 11.1% 10.3% 9.8% 9.8% 10.1%

    Supplier 3

    (1,5 ton)/minggu

    1 11% 11% 10.2% 10.2% 10.2%

    2 10.9% 10% 11% 11% 11%

    3 11.5% 10% 10.3% 11% 10%

    4 10.2% 11% 10% 10.3% 10%

    Supplier 4

    (1,5 ton)/minggu

    1 11% 11% 10% 11% 10%

    2 11% 10% 10% 10% 11%

    3 10.5% 10.5% 10% 10% 10.2%

    4 10.5% 10.4% 10.1% 10% 10.1%

    Sumber : Bagian Pemasaran

    Pada tabel 4.11 diatas menunjukkan data ketidaksesuaian

    kualitas buah masing – masing supplier dengan kriteria kualitas pada

    bulan November 2018 – Maret 2019. Pemesanan buah nangka pada

    supplier semarang dilakukan 2 kali per minggu, sedangkan pada

    supplier lainnya dilakukan 3 kali per minggu. Supplier Semarang

    perminggunya bisa memasok sebanyak 8 ton, sedangkan supplier

    lainnya hanya mampu memasok 1.5 ton per minggu. Artinya dalam 1

    minggu buah nangka yang datang bisa mecapai 21.5 ton dan per

    bulannya bisa sampai 86 ton Pada saat pengiriman tidak seluruhnya

    buah dalam kondisi yang sesuai spesifikasi.

  • 39

    Sesuai data yang diatas yang di dapatkan peneliti sering ada

    buah yang datang tidak sesuai seperti spesifikasi yang di tetapkan

    pabrik contohnya buah nangka terlalu matang, bentuk buah tidak

    bulat utuh atau daging buah tidak tebal. Data di atas ada

    hubungannya dengan tabel 4.18 yaitu ketepatan kuantitas. Contohnya

    pada bulan November pengiriman minggu ke 1 supplier 1 ada 5%

    buah nangka yang tidak sesuai dengan kualitas yang sudah di

    tetapkan.

    b. Biaya Periode Bulan November 2018 – Maret 2019

    Selain kualitas, biaya juga masuk dalam kriteria penting dalam

    evaluasi kinerja supplier. Biaya yng nantinya dikeluarka akan

    sangat berpengaruh pada biaya produksi dan hargga jual produk.

    Jika harga bahan baku tinggi maka biaya produksi dan harga jual

    produk juga akan tinggi begitupun sebaliknya.. Berikut adalah data

    – data harganya.

    Tabel 4.12 Biaya Kirim dan Harga Buah Nangka

    Supplier Biaya Kirim

    (Sekali Kirim)

    Harga (Kg)

    Supplier 1 Rp 1.400.000 Rp 2.100

    Supplier 2 Rp 514.000 Rp 2.400

    Supplier 3 Rp 300.000 Rp 2.400

    Supplier 4 Rp 300.000 Rp 2.400 Sumber : Bagian Pemasaran

    Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa biaya kirim yang harus

    ditanggung oleh pabrik dari tiap supplier yang mempunyai perbedaan

    lokasi. Harga di atas adalah per satu kali kirim dari masing masing

    supplier. Biaya yang paling mahal adalah supplier 1 yaitu yang berasal

    dari Semarang, lalu supplier 2 dari Lumajang, supplier 3 dari Pasuruan

    dan supplier 4 dari Dampit. Harga yang di berikan oleh supplier sering

    mengalami fluktuasi tergantung harga pasaran dan panen raya. Sehingga

    wajar jika terjadi selisih tipis antar supplier seperti tabel diatas. Harga di

    atas dalam satuan kg jadi misalnya pada supplier 1 harga yg diberikan

    oleh untuk per 1 kg nangka adalah Rp 2.100.

  • 40

    Tabel 4.13 Diskon Buah Nangka

    Supplier Diskon

    Supplier 1 5%

    Supplier 2 5%

    Supplier 3 10%

    Supplier 4 10%

    Data diatas adalah diskon maksimal yang biasa di berikan oleh

    supplier kepada perusahaan. Diskon ini diberikan biasanya

    dikarenakan kualitas dari buah yang sampai di pabrik ada yang tidak

    sesuai, jadi supplier biasanya daripada harus membawa kembali

    buahnya, lebih memilih mendiskonnya

    c. Pengiriman Buah Periode Bulan November 2018 – Maret 2019

    Pada kriteria pengiriman terdapat dua data yang termasuk dalam

    sub kriteria yaitu keterlambatan atau ketepatan pengiriman yang

    dilakukan supplier dan ketepatan kuantitas buah nangka yang

    dikirim. Data ini didapatkan dari historical yang ada di perusahaan

    selama 5 bulan terakhir. Berikut adalah data pengiriman yang

    didapatkan oleh peneliti :

    Tabel 4.14 Data Keterlambatan Supplier

    Supplier

    Bulan

    Nov Des Jan Feb Mar

    Supplier 1 0 hari 2 hari 0 hari 1 hari 0 hari

    Supplier 2 1 hari 0 hari 1 hari 0 hari 1 hari

    Supplier 3 1 hari 0 hari 1 hari 0 hari 0 hari

    Supplier 4 1 hari 0 hari 2 hari 0 hari 0 hari

    Sumber : Bagian Pemasaran

    Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa setiap supplier pernah

    mengalami keterlambatan pengiriman dengan frekuensi tertentu.

    Leadtime untuk supplier Semarang adalah 3-4 hari dikarenakan

  • 41

    jaraknya juga jauh, sedangkan leadtime untuk supplier Lumajang,

    Pasuruan dan Dampit hanya 1-2 hari setelah pemesanan.

    Keterlambatan biasanya terjadi maksimal 2 hari. Hal ini dapat

    merugikan perusahaan dengan berbagai macam hal, contohnya

    kekosongan bahan baku atau kualitas buah akan menuru ketika

    sudah sampai di CV. Kajeye. Oleh karena itu, kriteria pengiriman

    ini juga merupakan hal yang penting bagi perusahaan.

    Tabel 4.15 Data Ketepatan Kuantitas

    Supplier Pengiriman Per

    Minggu

    Bulan

    Nov Des Jan Feb

    Mar

    Supplier 1

    (8 ton)/minggu

    1 95% 95% 95.6% 95.5% 96%

    2 96% 95% 96.5% 95.8% 95.8%

    3 95.5% 95.1% 95.7% 96% 95.9%

    4 95% 95% 96% 96% 96%

    Supplier 2

    (1,5 ton)/minggu

    1 90% 90% 91% 90.3% 89.9%

    2 88.8% 88.9% 90% 89.9% 89.8%

    3 98.1% 90% 90% 89.9% 90%

    4 88.9% 89.7% 90.2% 90.2% 89.9%

    Supplier 3

    (1,5 ton)/minggu

    1 89% 89% 89.8% 89.8% 89.8%

    2 89.1% 90% 89% 89% 89%

    3 88.5% 90% 89.7% 89% 90%

    4 88.9% 89% 90% 89.7% 90%

  • 42

    Supplier Pengiriman Per

    Minggu

    Bulan

    Nov Des Jan Feb

    Mar

    Supplier 4

    (1,5 ton)/minggu

    1 89% 89% 90% 89% 90%

    2 89% 90% 90% 90% 89%

    3 89.5% 89.5% 90% 90% 89.8%

    4 89.5% 89.4% 89.9% 90% 89.9%

    Sumber : Bagian Pemasaran

    Tabel 4.15 menjelaskan tentang ketepatan kuantitas yang

    seharusnya bisa dipenuhi masing – masing supplier setiap kali

    pengiriman Data ini sebenarnya ada kaitannya dengan data ketidak

    sesuaian kualitas pada tabel 4.11. Contoh dari data di atas pada

    bulan November supplier 1 mampu memenuhi sesuai kualitas yang

    di tentukan sebanyak 95% sedangkan dapat diketahui pada tabel

    4.11 buah yang tidak sesuai kualitas sebanyak 5%.

    Tabel 4.16 Data Ketersediaan Buah

    86

    88

    90

    92

    94

    96

    98

    100

    102

    0 5 10 15 20 25

    Prese

    nta

    se

    Pengiriman Minggu ke -

    Ketersediaan Buah Nangka

    Standar

    Supplier 1

    Supplier 2

    Supplier 3

    Supplier 4

  • 43

    Tabel 4.16 menjelaskan presentase ketersediaan buah yang

    bisa dipenuhi oleh tiap supplier dari total yang seharusnya bisa

    dipenuhi. Beberapa faktor yang membuat supplier tidak bisa

    memenuhi permintaan adalah banyaknya permintaan buah nangka

    dari pabrik lainnya, musim hujan yang lebat membuat buah banyak

    yang busuk sehingga yang dipanen tidak sebanyak biasanya.

    4.3 Pengolahan Data

    Tahap pengolahan data ini berisi tentang langkah – langkah perhitungan

    menggunakan metode yang dipakai oleh peneliti yaitu AHP (Analytical

    Hierarchy Process) dan TOPSIS (Technique for Order Preference by

    Similarity to Ideal Solution).

    4.3.1 Pengolahan Data Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

    4.3.1.1 Menyusun Hirarki Evaluasi Supplier dengan Metode AHP

    Penyusunan struktur hirarki dibuat berdasarkan hasil wawancara

    tentang kriteria yang akan digunakan perusahaan dalam evaluasi kinerja

    supplier. Berikut adalah struktur hirarki evaluasi supplier :

    Gambar 4.2 Struktur Hirarki Evaluasi Supplier

  • 44

    Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihan bahwa ada 4 kriteria supplier

    yang sudah disepakati yaitu kualitas, biaya, pengiriman, dan pelayanan.

    Selain itu, di dalam kriteria terdapat sub kriteria yaitu kriteria kualitas

    dengan sub kriteria daging buah tebal, bentuk buah bulat utuh dan matang

    dipohon, kriteria harga dengan sub kriteria biaya kirim, harga buah, dan

    diskon, kriteria pengiriman dengan kriteria ketepatan pengiriman dan

    ketepatan kuantitas buah, yang terakhir adalah kriteria pelayanan dengan

    sub kriteria ketersediaan buah dan respon terhadap klaim.

    4.3.1.2 Matriks Perbandingan Berpasangan (Kriteria)

    Pada tahap ini, akan dilakukan pengolahan data yang sudah di dapat

    melalui pengumpulan kuisioner tahap 1 dan tahap 2. Tahap pertama adalah

    mengolah data dengan metode AHP dengan menggunakan matriks

    perbandingan berpasangan.

    Tabel 4.17 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria

    KRITERIA K1 K2 K3 K4

    K1 1 1 6 5

    K2 1 1 5 5

    K3 0.166 0.2 1 0.25

    K4 0.2 0.2 4 1

    Jumlah 2.366 2.4 15 11.25

    Contoh perhitungan : ∑ = 1 + 1 + 0,166 + 0,2 = 2,366

    Setelah menjumlahkan seluruh kolom pada matriks perbandingan

    berpasangan, langkah selanjutnya adalah menormalisasi matriks. Tahap

    ini dilakukan dengan cara membagi nilai dari setiap elemen di dalam

    matriks dengan nilai total dari setiap kolom matriks.

    Tabel 4.18 Normalisasi Matriks Kriteria

    Kriteria K1 K2 K3 K4

    K1 0.423 0.417 0.375 0.444

    K2 0.423 0.417 0.313 0.444

    K3 0.070 0.083 0.063 0.022

    K4 0.085 0.083 0.250 0.089

  • 45

    Contoh perhitungan normalisasi matriks :

    K1 = 𝑎11

    ∑𝑛SK1

    = 1

    2,366 = 0,423

    Setelah dilakukan normalisasi matriks perbandingan, langkah

    selanjutnya adalah pembobotan kriteria, dengan cara menjumlahkan

    nilai dari setiap baris kemudian hasil penjumlahannya di rata rata

    dengan cara dibagi dengan jumlah elemen kriteria.

    Tabel 4.19 Pembobotan Kriteria

    Kriteria K1 K2 K3 K4 Jumlah Bobot

    K1 0.423 0.417 0.375 0.444 1.659 0.415

    K2 0.423 0.417 0.313 0.444 1.596 0.399

    K3 0.070 0.083 0.063 0.022 0.238 0.060

    K4 0.085 0.083 0.250 0.089 0.507 0.127

    Contoh perhitungan jumlah baris :

    ∑ K1 = 0,423 + 0,417 + 0,375 + 0,444 = 1,659

    Contoh perhitungan bobot :

    Bobot = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠

    𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛

    = 1,659

    4

    = 0,415

    4.3.1.3 Perhitungan Eigen Vector (Kriteria)

    Setelah mendapatkan bobot prioritas, langkah selanjutnya adalah

    menghitung eigen vector. Akan tetapi sebelum dilakukan perhitungan

    eigen vector harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk

    mendapatkan hasil vector bobot dengan cara mengalikan matriks

    berpasangan dengan bobot kriteria sebagai berikut :

  • 46

    [

    1 1 6 51 1 5 5

    0.166 0.200 1 0.250.2 0.2 4 1

    ] X [

    0.4150.3990.0600.127

    ] = [

    1.8051.7450.2400.528

    ]

    Contoh perhitungan :

    ∑ kualitas = (1*0,415) + (1*0,399) + (6*0,060) + (5*0,127)

    = 1,805

    Tabel 4.20 Hasil Bobot Vektor Matriks Kriteria

    Kriteria K1 K2 K3 K4 Jumlah

    K1 0.415 0.399 0.358 0.633 1.805

    K2 0.415 0.399 0.298 0.633 1.745

    K3 0.069 0.080 0.060 0.032 0.240

    K4 0.083 0.080 0.238 0.127 0.528

    Setelah diketahui hasil dari vector bobot, maka bisa diteruskan ke

    tahap selanjutnya yaitu menghitung eigen value. Berikut adalah hasil

    perhitungan eigen vector menggunakan persamaan 5.

    Tabel 4.21 Perhitungan Eigen Vector Kriteria

    KRITERIA Jumlah Bobot Hasil

    K1 1.805 0.415 4.353

    K2 1.745 0.399 4.374

    K3 0.240 0.060 4.029

    K4 0.528 0.127 4.167

    TOTAL 16.922

    Eigen Vector (λ max) = ∑𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙

    𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛

    = 16,922

    4

    = 4,231

  • 47

    4.3.1.4 Perhitungan Consistensy Index dan Consistency Rasio (Kriteria)

    Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai CI dari persamaan 6.

    Perhitungannya menggunakan inputan dari nilai eigen vector yang

    sebelumnya sudah dihitung. Berikut adalah cara perhitungannya.

    CI = 𝜆 max − 𝑛

    𝑛−1 CR =

    𝐶𝐼

    𝑅𝐼

    = 4,231−4

    4−1 = 0, 076 =

    0,076

    0,89 = 0,085

    Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai CI adalah 0,076

    kemudian dilanjutkan untuk mencari CR. Sebelum menghitung nilai CR

    harus diketahui dulu nilai Random Index (RI) pada tabel di bab 2 untuk

    jumlah elemen 4 yaitu 0,89. Jadi setelah di hitung nilai CR adalah 0,085

    yang artinya < 0,1, atau bisa dikatakan ketidak konsistenan pendapat

    masih dalam batas wajar.

    4.3.1.5 Pengolahan Data Software Expert Choice (Kriteria)

    Pada tahap ini dilakukan juga perhitungan menggunakan software

    expert choice guna membandingkan apakah hasil perhitungan AHP

    secara manual sama dengan hasil perhitungan ketika menggunakan

    software. Hasil perhitungan kuisioner tahap 1 yaitu kriteria

    menggunakan software expert choice bisa dilihat dibawah ini.

    Gambar 4.3 Hasil Expert Choice Pembobotan Kriteria

    Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pembobotan

    menggunakan software expert choice ini mempunyai nilai inconsistensi

    sebesar 0,08 yang artinya < 0,1 berarti bisa dikatakan konsisten.

  • 48

    4.3.1.6 Matriks Perbandingan Berpasangan (Sub Kriteria Kualitas)

    Setelah dilakukan perhitungan pada kuisioner tahap 1 yaitu kriteria,

    selanjutnya akan dilakukan perhitungan kuisioner tahap 2 yaitu sub

    kriterianya. Perhitungan manual sub kriteria dari kualitas dapat dilihat

    dibawah ini.

    Tabel 4.22 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria Kualitas

    Kriteria SK1 SK2 SK3

    SK1 1 0.2 0.16

    SK2 5 1 1

    SK3 6 1 1

    Jumlah 12 2.2 2.16

    Contoh perhitungan : ∑ = 1 + 5 + 6 = 12

    Setelah menjumlahkan seluruh kolom pada matriks perbandingan

    berpasangan, langkah selanjutnya adalah menormalisasi matriks. Tahap

    ini dilakukan dengan cara membagi nilai dari setiap elemen di dalam

    matriks dengan nilai total dari setiap kolom matriks.

    Tabel 4.23 Normalisasi Matriks Sub Kriteria Kualitas

    Kriteria SK1 SK2 SK3

    SK1 0.083 0.090 0.076

    SK2 0.416 0.454 0.461

    SK3 0.500 0.454 0.461

    Contoh perhitungan normalisasi matriks :

    SK 1 = 𝑎11

    ∑𝑛SK1

    =1

    12 = 0,083

    Setelah dilakukan normalisasi matriks perbandingan, langkah

    selanjutnya adalah pembobotan kriteria, dengan cara menjumlahkan

    nilai dari setiap baris kemudian hasil penjumlahannya di rata rata

    dengan cara dibagi dengan jumlah elemen kriteria.

  • 49

    Tabel 4.24 Pembobotan Sub Kriteria Kualitas

    Kriteria SK1 SK2 SK3 Jumlah Bobot

    SK1 0.083 0.090 0.076 0,251 0,083

    SK2 0.416 0.454 0.461 1,332 0,444

    SK3 0.500 0.454 0.461 1,416 0,472

    Contoh perhitungan jumlah baris :

    ∑ SK1 = 0,083 + 0,090 + 0,076 = 0,251

    Contoh perhitungan bobot :

    Bobot = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠

    𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛

    = 0.251

    3 = 0,083

    4.3.1.7 Perhitungan Eigen Vector (Sub Kriteria Kualitas)

    Setelah mendapatkan bobot prioritas, langkah selanjutnya adalah

    menghitung eigen vector. Akan tetapi sebelum dilakukan perhitungan

    eigen vector harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk

    mendapatkan hasil vector bobot dengan cara mengalikan matriks

    berpasangan dengan bobot kriteria sebagai berikut :

    [1 0.2 0.165 1 16 1 1

    ] X [0.0830.4440.472

    ] = [0.2511.3341.418

    ]

    Contoh perhitungan :

    ∑ kualitas = (1*0,083) + (0,2*0,444) + (0,16*0,472)

    = 0,251

    Tabel 4.25 Hasil Bobot Vektor Matriks Sub Kriteria Kualitas

    Kriteria SK1 SK2 SK3 Jumlah

    SK1 0.083 0.088 0.078 0.251

    SK2 0.418 0.444 0.472 1.334

    SK3 0.502 0.444 0.472 1.418

  • 50

    Setelah diketahui hasil dari vector bobot, maka bisa diteruskan ke

    tahap selanjutnya yaitu menghitung eigen vector. Berikut adalah hasil

    perhitungan eigen vector menggunakan persamaan 5.

    Tabel 4.26 Perhitungan Eigen Vector Sub Kriteria Kualitas

    KRITERIA Jumlah Bobot Hasil

    SK1 0.251 0,083 3,000

    SK2 1.334 0,444 3,004

    SK3 1.418 0,472 3,005

    TOTAL 9,011

    Eigen Vectore (λ max) = ∑𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙

    𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛

    = 9.011

    3 = 3,003

    4.3.1.8 Perhitungan Consistensy Index dan Consistency Rasio (Sub Kriteria

    Kualitas)

    Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai CI dari persamaan 6.

    Perhitungannya menggunakan inputan dari nilai eigen vector yang

    sebelumnya sudah dihitung. Berikut adalah cara perhitungannya.

    CI = 𝜆 max − 𝑛

    𝑛−1 CR =

    𝐶𝐼

    𝑅𝐼

    =3,003−3

    3−1= 0,001 =

    0,001

    0,52 = 0,003

    Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai CI adalah 0,001

    kemudian dilanjutkan untuk mencari CR. Sebelum menghitung nilai CR

    harus diketahui dulu nilai Random Index (RI) pada tabel di bab 2 untuk

    jumlah elemen 3 yaitu 0,52. Jadi setelah di hitung nilai CR adalah 0,003

    yang artinya < 0,1, atau bisa dikatakan ketidak konsistenan pendapat

    masih dalam batas wajar.

  • 51

    4.3.1.9 Pengolahan Data Software Expert Choice (Sub Kriteria Kualitas)

    Pada tahap ini dilakukan perhitungan menggunakan software

    expert choice guna membandingkan apakah hasil perhitungan AHP

    secara manual sama dengan hasil perhitungan ketika menggunakan

    software. Hasil perhitungan kuisioner sub kriteria kualitas

    menggunakan software expert choice bisa dilihat dibawah ini.

    Gambar 4.4 Hasil Expert Choice Pembobotan Sub Kriteria Kualitas

    Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pembobotan

    menggunakan software expert choice ini mempunyai nilai inconsistensi

    sebesar 0,00352 yang artinya < 0,1 berarti bisa dikatakan konsisten.

    4.3.1.10 Matriks Perbandingan Berpasangan (Sub Kriteria Harga)

    Setelah perhitungan sub kriteri kualitas, maka selanjutnya adalah

    perhitungan sub kriteria dari harga. Berikut adalah perhitungan manual

    sub kriteria harga.

    Tabel 4.27 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria Harga

    Kriteria SK4 SK5 SK6

    SK4 1 0.2 0.3

    SK5 5 1 1

    SK6 3 1 1

    Jumlah 9 2.2 2.3

    Contoh perhitungan : ∑ = 1 + 5 + 3 = 9

  • 52

    Setelah menjumlahkan seluruh kolom pada matriks perbandingan

    berpasangan, langkah selanjutnya adalah menormalisasi matriks. Tahap

    ini dilakukan dengan cara membagi nilai dari setiap elemen di dalam

    matriks dengan nilai total dari setiap kolom matriks.

    Tabel 4.28 Normalisasi Matriks Sub Kriteria Harga

    Kriteria SK4 SK5 SK6

    SK4 0.111 0.090 0.142

    SK5 0.555 0.454 0.428

    SK5 0.333 0.454 0.428

    Contoh perhitungan normalisasi matriks :

    SK 4 = a11

    ∑nSK4

    =1

    9

    = 0.111

    Setelah dilakukan normalisasi matriks perbandingan, langkah

    selanjutnya adalah pembobotan kriteria, dengan cara menjumlahkan

    nilai dari setiap baris kemudian hasil penjumlahannya di rata rata

    dengan cara dibagi dengan jumlah elemen kriteria.

    Tabel 4.29 Pembobotan Sub Kriteria Harga

    Kriteria SK4 SK5 SK6 Jumlah Bobot

    SK4 0.111 0.090 0.142 0,344 0,114

    SK5 0.555 0.454 0.428 1,438 0,479

    SK6 0.333 0.454 0.428 1,216 0,405

    Contoh perhitungan jumlah baris :

    ∑ SK4 = 0,111 + 0,090 + 0,142 = 0,344

    Contoh perhitungan bobot :

    Bobot = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠

    𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛

    = 0.344

    3 = 0,114

  • 53

    4.3.1.11 Perhitungan Eigen Vector (Sub Kriteria Harga)

    Setelah mendapatkan bobot prioritas, langkah selanjutnya adalah

    menghitung eigen vector. Akan tetapi sebelum dilakukan perhitungan

    eigen vector harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk

    mendapatkan hasil vector bobot dengan cara mengalikan matriks

    berpasangan dengan bobot kriteria sebagai berikut :

    [1 0.2 0.35 1 13 1 1

    ] X [0.1140.4790.405

    ] = [0.3441.4381.216

    ]

    Contoh perhitungan :

    ∑ harga = (1*0,114) + (0,2*0,479) + (0,3*0,405)

    = 0,346

    Tabel 4.30 Hasil Bobot Vektor Matriks Sub Kriteria Harga

    Kriteria SK4 SK5 SK6 Jumlah

    SK4 0.114 0.095 0.135 0,346

    SK5 0.574 0.479 0.405 1,459

    SK6 0.344 0.479 0.405 1,229

    Setelah diketahui hasil dari vector bobot, maka bisa diteruskan ke

    tahap selanjutnya yaitu menghitung eigen vector. Menghitung Berikut

    adalah hasil perhitungan eigen vector menggunakan persamaan 5.

    Tabel 4.31 Perhitungan Eigen Vector Sub Kriteria Harga

    KRITERIA Jumlah Bobot Hasil

    SK1 0,346 0,114 3,010

    SK2 1,459 0,479 3,044

    SK3 1,229 0,405 3,033

    TOTAL 9,087

    Eigen Vector (λ max) = ∑𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙

    𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛

    = 9.087

    3 = 3,029

  • 54

    4.3.1.12 Perhitungan Consistensy Index dan Consistency Rasio (Sub Kriteria

    Harga)

    Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai CI dari persamaan 6.

    Perhitungannya menggunakan inputan dari nilai eigen vector yang

    sebelumnya sudah dihitung. Berikut adalah cara perhitungannya.

    CI = 𝜆 max − 𝑛

    𝑛−1 CR =

    𝐶𝐼

    𝑅𝐼

    =3,087−3

    3−1= 0,014 =

    0,014

    0,52 = 0,028

    Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai CI adalah

    0,014 kemudian dilanjutkan untuk mencari CR. Sebelum menghitung

    nilai CR harus diketahui dulu nilai Random Index (RI) pada tabel di bab

    2 untuk jumlah elemen 3 yaitu 0,52. Jadi setelah di hitung nilai CR

    adalah 0,028 yang artinya < 0,1, atau bisa dikatakan ketidak

    konsistenan pendapat masih dalam batas wajar (konsisten/valid).

    4.3.1.13 Pengolahan Data Software Expert Choice (Sub Kriteria Harga)

    Pada tahap ini dilakukan perhitungan menggunakan software

    expert choice guna membandingkan apakah hasil perhitungan AHP

    secara manual sama dengan hasil perhitungan ketika menggunakan

    software. Hasil perhitungan kuisioner sub kriteria kualitas

    menggunakan software expert choice bisa dilihat dibawah ini

    Gambar 4.5 Hasil Expert Choice Pembobotan Sub Kriteria Harga

  • 55

    Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pembobotan

    menggunakan software expert choice ini mempunyai nilai inconsistensi

    sebesar 0,03 yang artinya < 0,1 berarti bisa dikatakan konsisten.

    4.3.1.14 Membuat Matriks Perbandingan Berpasangan (Sub Kriteria

    Pengiriman)

    Setelah perhitungan sub kriteria harga, maka selanjutnya adalah

    perhitungan sub kriteria dari pengiriman. Berikut adalah perhitungan

    manual sub kriteria pengiriman.

    Tabel 4.32 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria Pengiriman

    Kriteria SK7 SK8

    SK7 1 0.2

    SK8 5 1

    Jumlah 6 1.2

    Contoh perhitungan : ∑ = 1 + 5 = 6

    Setelah menjumlahkan seluruh kolom pada matriks perbandingan

    berpasangan, langkah selanjutnya adalah menormalisasi matriks. Tahap

    ini dilakukan dengan cara membagi nilai dari setiap elemen di dalam

    matriks dengan nilai total dari setiap kolom matriks.

    Tabel 4.33 Normalisasi Matriks Sub Kriteria Pengiriman

    Kriteria SK7 SK8

    SK7 0.167 0.167

    SK8 0.833 0.833

    Contoh perhitungan normalisasi matriks :

    SK 7 = 𝑎11

    ∑𝑛𝑆𝐾7

    = 1

    6 = 0,167

    Setelah dilakukan normalisasi matriks perbandingan, langkah

    selanjutnya adalah pembobotan kriteria, dengan cara menjumlahkan

  • 56

    nilai dari setiap baris kemudian hasil penjumlahannya di rata rata

    dengan cara dibagi dengan jumlah elemen kriteria.

    Tabel 4.34 Pembobotan Sub Kriteria Pengiriman

    Kriteria SK7 SK8 Jumlah Bobot

    SK7 0.167 0.167 0.333 0.167

    SK8 0.833 0.833 1.667 0.833

    Contoh perhitungan jumlah baris :

    ∑ SK7 = 0,167 + 0,167 + 0,333 = 0,333

    Contoh perhitungan bobot :

    Bobot = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠

    𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛

    = 0,333

    2 = 0,167

    4.3.1.15 Perhitungan Eigen Vector (Sub Kriteria Pengiriman)

    Setelah mendapatkan bobot prioritas, langkah selanjutnya adalah

    menghitung eigen vector. Akan tetapi sebelum dilakukan perhitungan

    eigen vector harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk

    mendapatkan hasil vector bobot dengan cara mengalikan matriks

    berpasangan dengan bobot kriteria sebagai berikut :

    [1 0.25 1

    ] X [0.1670.833

    ] = [0.3331.667

    ]

    Contoh perhitungan :

    ∑ pengiriman = (1*0,167) + (0,2*0,833)

    = 0,333

    Tabel 4.35 Hasil Bobot Vektor Matriks Sub Kriteria Pengiriman

    Kriteria SK7 SK8 Jumlah

    SK7 0.167 0.167 0.333

    SK8 0.833 0.833 1.667

  • 57

    Setelah diketahui hasil dari vector bobot, maka bisa diteruskan ke

    tahap selanjutnya yaitu menghitung eigen vector. Menghitung Berikut

    adalah hasil perhitungan eigen vector menggunakan persamaan 5.

    Tabel 4.36 Perhitungan Eigen Vector Sub Kriteria Pengiriman

    KRITERIA Jumlah Bobot Hasil

    SK7 0.333 0.167 2

    SK8 1.667 0.833 2

    TOTAL 4

    Eigen Vector (λ max) = ∑𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙

    𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛

    = 4

    2 = 2

    4.3.1.16 Perhitungan Consistensy Index dan Consistency Rasio (Sub Kriteria

    Pengiriman)

    Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai CI dari persamaan 6.

    Perhitungannya menggunakan inputan dari nilai eigen vector yang

    sebelumnya sudah dihitung. Berikut adalah cara perhitungannya.

    CI = 𝜆 max − 𝑛

    𝑛−1 CR =

    𝐶𝐼

    𝑅𝐼

    = 2−2

    2−1 = 0 =

    0

    0 = 0

    Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai CI adalah 0

    kemudian dilanjutkan untuk mencari CR. Sebelum menghitung nilai CR

    harus diketahui dulu nilai Random Index (RI) pada tabel di bab 2 untuk

    jumlah elemen 2 yaitu 0. Jadi setelah di hitung nilai CR adalah 0 yang

    artinya < 0,1, atau bisa dikatakan ketidak konsistenan pendapat masih

    dalam batas wajar.

    4.3.1.17 Pengolahan Data Software Expert Choice (Sub Kriteria Pengiriman)

    Pada tahap ini dilakukan perhitungan menggunakan software

    expert choice guna membandingkan apakah hasil perhitungan AHP

    secara manual sama dengan hasil perhitungan ketika menggunakan

  • 58

    software. Hasil perhitungan kuisioner sub kriteria kualitas

    menggunakan software expert choice bisa dilihat dibawah ini.

    Gambar 4.6 Hasil Expert Choice Pembobotan Sub Kriteria Pengiriman

    Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pembobotan

    menggunakan software expert choice ini mempunyai nilai inconsistensi

    sebesar 0 yang artinya < 0,1 berarti bisa dikatakan konsisten.

    4.3.1.18 Membuat Matriks Perbandingan Berpasangan (Sub Kriteria

    Pelayanan)

    Setelah perhitungan sub kriteria pengiriman, maka selanjutnya

    adalah perhitungan sub kriteria dari pelayanan. Berikut adalah

    perhitungan manual sub kriteria pelayanan.

    Tabel 4.37 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria Pelayanan

    Kriteria SK9 SK10

    SK9 1 3

    SK10 0.333 1

    Jumlah 1.333 4

    Contoh perhitungan : ∑ = 1 + 0.333 = 1.333

    Setelah menjumlahkan seluruh kolom pada matriks perbandingan

    berpasangan, langkah selanjutnya adalah menormalisasi matriks. Tahap

    ini dilakukan dengan cara membagi nilai dari setiap elemen di dalam

    matriks dengan nilai total dari setiap kolom matriks.

    Tabel 4.38 Normalisasi Matriks Sub Kriteria Pelayanan

    Kriteria SK9 SK10

    SK9 0.750 0.750

    SK10 0.250 0.250

  • 59

    Contoh perhitungan normalisasi matriks :

    SK 9 = 𝑎11

    ∑𝑛𝑆𝐾9

    = 1

    1.333 = 0,750

    Setelah dilakukan normalisasi matriks perbandingan, langkah

    selanjutnya adalah pembobotan kriteria, dengan cara menjumlahkan nilai

    dari setiap baris kemudian hasil penjumlahannya di rata rata dengan cara

    dibagi dengan jumlah elemen kriteria

    Tabel 4.39 Pembobotan Sub Kriteria Pelayanan

    Kriteria SK9 SK10 Jumlah Bobot

    SK9 0.750 0.750 1.500 0.750

    SK10 0.250 0.250 0.500 0.250

    Contoh perhitungan jumlah baris :

    ∑ SK9 = 0,750 + 0,750 = 1.500

    Contoh perhitungan bobot :

    Bobot = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠

    𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛

    = 1.500

    2 = 0,750

    4.3.1.19 Perhitungan Eigen Vector (Sub Kriteria Pelayanan)

    Setelah mendapatkan bobot prioritas, langkah selanjutnya adalah

    menghitung eigen vector. Akan tetapi sebelum dilakukan perhitungan

    eigen vector harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk

    mendapatkan hasil vector bobot dengan cara mengalikan matriks

    berpasangan dengan bobot kriteria sebagai berikut :

    [1 3

    0.333 1] X [

    0.7500.250

    ] = [1.5000.500

    ]

  • 60

    Contoh perhitungan :

    ∑ kualitas = (1*0,750) + (3*0,250)

    = 1.500

    Tabel 4.40 Hasil Bobot Vektor Matriks Sub Kriteria Pelayanan

    Kriteria SK9 SK10 Jumlah

    SK9 0.750 0.750 1.500

    SK10 0.250 0.250 0.500

    Setelah diketahui hasil dari vector bobot, maka bisa diteruskan ke

    tahap selanjutnya yaitu menghitung eigen vector. Menghitung Berikut

    adalah hasil perhitungan eigen vector menggunakan persamaan 5.

    Tabel 4.41 Perhitungan Eigen Vector Sub Kriteria Pelayanan

    KRITERIA Jumlah Bobot Hasil

    SK9 1.500 0.750 2

    SK10 0.500 0.250 2

    TOTAL 4

    Eigen Vector (λ max) = ∑𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙

    𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛

    = 4

    2 = 2

    4.3.1.20 Perhitungan Consistensy Index dan Consistency Rasio (Sub Kriteria

    Pelayanan)

    Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai CI dari persamaan 6.

    Perhitungannya menggunakan inputan dari nilai eigen vector yang

    sebelumnya sudah dihitung. Berikut adalah cara perhitungannya.

    CI = 𝜆 max − 𝑛

    𝑛−1 CR =

    𝐶𝐼

    𝑅𝐼

    = 2−2

    2−1 = 0 =

    0

    0 = 0

    Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai CI adalah 0

    kemudian dilanjutkan untuk mencari CR. Sebelum menghitung nilai CR

    harus diketahui dulu nilai Random Index (RI) pada tabel di bab 2 untuk

  • 61

    jumlah elemen 2 yaitu 0. Jadi setelah di hitung nilai CR adalah 0 yang

    artinya < 0,1, atau bisa dikatakan ketidak konsistenan pendapat masih

    dalam batas wajar.

    4.3.1.21 Pengolahan Data Mengunakan Software Expert Choice (Sub

    Kriteria Pelayanan)

    Pada tahap ini dilakukan perhitungan menggunakan software

    expert choice guna membandingkan apakah hasil perhitungan AHP

    secara manual sama dengan hasil perhitungan ketika menggunakan

    software. Hasil perhitungan kuisioner sub kriteria kualitas

    menggunakan software expert choice bisa dilihat dibawah ini.

    Gambar 4.7 Hasil Expert Choice Pembobotan Sub Kriteria Pelayanan

    Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pembobotan

    menggunakan software expert choice ini mempunyai nilai inconsistensi

    sebesar 0 yang artinya < 0,1 berarti bisa dikatakan konsisten.

    4.3.1.22 Perhitungan Bobot Global

    Setelah semua langkah perhitungan AHP dilakukan untuk kriteria

    dan sub kriteria, langkah selanjutnya adalah menghitung bobot global.

    Hal ini dilakukan untuk menjadikan satu output an bobot yang nanti

    akan digunakan untuk input pada metode TOPSIS. Caranya adalah

    dengan cara mengalikan bobot kriteria dengan sub kriterianya. Berikut

    adalah hasil perhitungan dan contoh perhitungannya.

  • 62

    Tabel 4.42 Perhitungan Bobot Global

    NO Kriteria Bobot Sub Kriteria Bobot Sub

    Kriteria

    Bobot

    Global

    1 Kualitas 0.415

    Daging Buah Tebal 0.114 0.047

    Bentuk Buah Bulat Utuh 0.479 0.198

    Matang di pohon 0.405 0.168

    2 Harga 0.399

    Biaya Kirim 0.083 0.033

    Harga Buah 0.444 0.177

    Diskon 0.472 0.188

    3 Pengiriman 0.060

    Ketepatan Pengiriman 0.167 0.010

    Ketepatan Kuantitas 0.833 0.049

    4 Pelayanan 0.127

    Ketersediaan Buah 0.750 0.095

    Respon terhadap klaim 0.250 0.031

    Contoh Perhitungan :

    Bobot Global = Bobot Kriteria x Bobot Sub Kriteria

    = 0.415 x 0.114

    = 0.047

    4.3.2 Pengolahan Data Metode TOPSIS (Technique for Order Preference by

    Similarity to Ideal Solution)

    Metode selanjutnya yang digunakan adalah metode TOPSIS. Setelah

    mendapatkan kriteria serta bobotnya melalui metode AHP, data tersebut

    selanjutnya akan di olah menggunakan metode TOPSIS untuk memperoleh

    perankingan yang terjauh dari solusi ideal negative dan terdekat dari solusi

    ideal positif. Langkah pertama yang dilakukan pada metode ini adalah

    melakukan pengukuran kinerja atau rating terhadap supplier dengan

    menggunakan kuisioner tahap 3 yang telah di isi oleh bagian pemasaran.

    4.3.2.1 Perhitungan Kuisioner Tahap 3

    Pada penyebaran kuisioner tahap 3 ini berisi tentang penilaian kinerja

    masing – masing supplier menggunakan skala likert mulai 1 sampai 5 oleh

    bagian pemasaran. Tabel 4.10 yang ada pada pengumpulan data selanjutnya

  • 63

    akan di normalisasi terlebih dahulu untuk langkah pertama .Cara

    menormalisasi matriks tersebut adalah dengan menggunakan persamaan 7.

    Berikut adalah normalisasi data dari kuisioner tahap 3.

    Tabel 4.43 Normalisasi Penilaian Kinerja Supplier

    Sub Kriteria

    Penilaian

    Supplier

    Semarang

    Supplier

    Lumajang

    Supplier

    Pasuruan

    Supplier

    Dampit

    (SK1) 0.651 0.521 0.391 0.391

    (SK2) 0.651 0.521 0.391 0.391

    (SK3) 0.651 0.521 0.391 0.391

    (SK4) 0.651 0.369 0.492 0.492

    (SK5) 0.585 0.468 0.468 0.468

    (SK6) 0.424 0.424 0.566 0.566

    (SK7) 0.566 0.424 0.566 0.424

    (SK8) 0.651 0.521 0.391 0.391

    (SK9) 0.610 0.457 0.457 0.457

    (SK10) 0.566 0.424 0.566 0.424

    Contoh Perhitungan :

    𝑟11= 5

    √52+42+32+32

    = 5

    √59 = 0.65

    4.3.2.2 Rating Terbobot Ternormalisasi

    Pada pembuatan matriks ternormalisasi terbobot ini menggunakan

    persamaan 8, yaitu dengan mengalikan nilai matriks ternormalisasi dengan

    bobot yang diperoleh dari metode AHP. Berikut adalah hasil perhitungan

    matriks ternormalisasi terbobot.

  • 64

    Tabel 4.44 Rating Terbobot Ternormalisai

    Sub Kriteria

    Supplier

    Semarang

    Supplier

    Lumajang

    Supplier

    Pasuruan

    Supplier

    Dampit

    SK1 0.031 0.025 0.018 0.018

    SK2 0.129 0.104 0.078 0.078

    SK3 0.109 0.088 0.066 0.066

    SK4 0.022 0.012 0.016 0.016

    SK5 0.104 0.083 0.083 0.083

    SK6 0.080 0.080 0.107 0.107

    SK7 0.006 0.004 0.006 0.004

    SK8 0.033 0.026 0.020 0.020

    SK9 0.058 0.044 0.044 0.044

    SK10 0.018 0.013 0.018 0.013

    Contoh perhitungan :

    𝑣𝑖𝑗= 𝑤𝑗 ∗ 𝑅𝑖𝑗

    = 0.047*0.65

    = 0.031

    4.3.2.3 Nilai Solusi Ideal Negatif dan Positif

    Menentukan nilai solusi ideal negative dan positif di dapat

    berdasarkan nilai ranting terbobot ternormalisasi pada tabel 4.44 dan

    menggunakan rumus persamaan 9 dan 10. Penentuan solusi ideal negative

    dan posistif ini dilakukan dengan cara melihat terlebi dahulu jika sub

    kriteria tersebut sebagai keuntungan maka mengambil nilai tertinggi yang

    ada di setiap barisnya dan nilai terendah yang ada di setiap barisnya. Jika

    sub kriteria tersebut termasuk biaya maka akan dilakukan sebaliknya.

  • 65

    Tabel 4.45 Solusi Ideal Positif dan Solusi Ideal Negatif

    Sub

    Kriteria

    A

    𝐴+ 𝐴−

    SK1 0.031 0.018

    SK2 0.129 0.078

    SK3 0.109 0.066

    SK4 0.013 0.020

    SK5 0.083 0.104

    SK6 0.08 0.107

    SK7 0.006 0.004

    SK8 0.033 0.020

    SK9 0.058 0.044

    SK10 0.018 0.013

    4.3.2.4 Menghitung Nilai Separasi

    Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai separasi atau jarak

    alternative dari solusi ideal. Perhitungan ini menggunakan persamaan 11

    dan 12. Berikut adalah hasil perhitungan nilai separasi.

    Tabel 4.46 Nilai Separasi (Jarak Terdekat dari Solusi Ideal)

    No 𝑆+ 𝑆− 1 0.027 0.075

    2 0.052 0.035

    3 0.075 0.027

    4 0.075 0.027

    Contoh perhitungan :

    𝑺−+ = √

    (0.031-0.031)2+(0.129-0.129)2+(0.109-0.109)2+(0.022-0.022)2+ (0.104-0.104)2

    +(0.0107-0.080)2+(0.006-0.006)2+(0.033-0.033)2+(0.058-0.058)2+(0.018-0.018)2

    = 0.027

  • 66

    4.3.2.5 Menghitung Nilai Nilai Kedekatan Relatif

    Langkah terakhir dalam metode TOPSIS adalah mengitung nilai nilai

    kedekatan relatifnya. Nantinya supplier yang memiliki nilai tertinggi akan

    menjadi supplier yang mempunyai kinerja terbaik di antara yang lain. Cara

    perhitungannya adalah dengan menggunakan persamaan 13. Berikut

    adalah hasil perhitungannya.

    Tabel 4.47 Nilai Kedekatan Relatif

    Supplier Nilai Kedekatan

    Relatif

    Supplier Semarang 0.73842

    Supplier Pasuruan 0.40439

    Supplier Lumajang 0.26814

    Supplier Dampit 0.26482

    Contoh perhitungan :

    𝐶𝑖+ =

    𝑆𝑖−

    𝑆𝑖−+𝑆𝑖+

    𝐶𝑖+ =

    0.075

    0.075 +0.027

    = 0.73842

    Setelah dilakukan perhitungan nilai kedekatan relative maka, peneliti

    bisa menentukan supplier terbaik. Hasil perhitungan diatas supplier yang

    nilainya paling tinggi adalah supplier Semarang dengan 0.73842, kemudian

    supplier Pasuruan dengan 0.40439, supplier Lumajang dengan nilai

    0.26814, serta yang terakhir adalah supplier Dampit dengan nilai 0.26482.