Flowchart Surveilans Campak

5
1 FLOW CHART SURVEILANS CAMPAK PUSKESMAS BATUA PENGOLAHAN DATA PENGUMPULAN DATA KOMPILASI DATA ANALISIS DATA PELAPORAN FEED BACK Data Primer Register Kunjungan Pasien Poliklinik, Rawat Inap, Pustu, Puskesmas keliling, dan CBS (Community Based Information) Register pasien diurut menurut Kelurahan, Bulan, Kejadian, Jumlah Kasus per Golongan Umur Pelaksana : Petugas Surveilans Data pasien kemudian dimasukkan ke dalam Format Pelaporan Penyakit Campak, kemudian diolah dengan Program Microsoft Excel dan diterjemahkan ke dalam bentuk Tabel dan atau Grafik Identifikasi : a. Kelompok Umur yang tertinggi b. Kelurahan yang paling banyak penderitanya c. Bulan mana saja terjadi peningkatan kasus DISEMINASI DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR (Laporan & Presentasi) 1 x sebulan MASYARAKAT (Poster, Stiker, Leaflet) PUSKESMAS BATUA (Evaluasi : pengobatan, ketersediaan obat, penyuluhan/sosialisasi 5 W + 1 H Who : petugas surveilans ? Where : Puskesmas Batua (dalam gedung) When : setiap minggu (pengumpulan laporan tiap tanggal 28) What : Data penderita Penyakit Campak Why : sebagai pelaporan, melihat trend penyakit How : Register pasien dikumpulkan, dicatat, diolah lalu dianalisis sesuai dengan data yang dibutuhkan dan ingin ditampilkan

description

Flowchart Surveilans Campak

Transcript of Flowchart Surveilans Campak

Page 1: Flowchart Surveilans Campak

1

FLOW CHART SURVEILANS CAMPAK

PUSKESMAS BATUA

PENGOLAHAN DATA

PENGUMPULAN DATA KOMPILASI DATA

ANALISIS DATA

PELAPORAN

FEED BACK

Data Primer

Register Kunjungan

Pasien Poliklinik,

Rawat Inap, Pustu,

Puskesmas keliling,

dan CBS (Community

Based Information)

Register pasien diurut menurut Kelurahan, Bulan, Kejadian, Jumlah Kasus per Golongan Umur Pelaksana : Petugas Surveilans

Data pasien kemudian dimasukkan ke dalam Format Pelaporan Penyakit Campak, kemudian diolah dengan Program Microsoft Excel dan diterjemahkan ke dalam bentuk Tabel dan atau Grafik

Identifikasi : a. Kelompok Umur yang

tertinggi b. Kelurahan yang paling

banyak penderitanya c. Bulan mana saja terjadi

peningkatan kasus

DISEMINASI

DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR (Laporan & Presentasi) 1 x sebulan

MASYARAKAT

(Poster, Stiker, Leaflet)

Masyarakat

PUSKESMAS BATUA

(Evaluasi : pengobatan,

ketersediaan obat,

penyuluhan/sosialisasi

5 W + 1 H

Who : petugas surveilans ?

Where : Puskesmas Batua (dalam

gedung)

When : setiap minggu

(pengumpulan laporan tiap tanggal

28)

What : Data penderita Penyakit

Campak

Why : sebagai pelaporan, melihat

trend penyakit

How : Register pasien dikumpulkan,

dicatat, diolah lalu dianalisis sesuai

dengan data yang dibutuhkan dan

ingin ditampilkan

Page 2: Flowchart Surveilans Campak

2

KEGIATAN SURVEILANS CAMPAK PUSKESMAS BATUA

Rencana strategi penanggulangan penyakit campak tahun 2007-2010 mengarahkan

pelaksanaan kegiatan Surveilans Campak berbasis individu (Case Based Surveillance).

Mengingat insidens kasus campak masih cukup tinggi, pada saat ini kegiatan surveilans

campak di Indonesia masih berdasarkan aggregate data. Untuk melaksanakan

surveilans berbasis kasus individu diperlukan kajian data yang lebih mendalam yang

meliputi kajian terhadap cakupan imunisasi campak, besar insiden kasus campak dan

kesiapan laboratorium.

Untuk kegiatan Surveilans Campak di Puskesmas Batua Kota Makassar itu sendiri,

merupakan Surveilans Pasif dan menerapkan pelaksanaan kegiatan Surveilans

Campak Berbasis Masyarakat ( Community Based Surveillance). Adapun tahap-tahap

pelaksanaan Surveilans Campak di Tingkat Puskesmas yaitu :

1. Pengumpulan Data

Sumber data surveilans rutin di Puskesmas batua adalah :

Puskesmas, poliklinik, Rawat Inap, Puskesmas Pembantu, Puskesmas

Keliling

Praktek dokter, bidan, perawat

Masyarakat/Posyandu

a. Sumber Data dari Puskesmas, poliklinik, Rawat Inap, Puskesmas

Pembantu, Puskesmas Keliling

Semua kasus campak yang datang ke Puskesmas poliklinik, Rawat Inap,

Puskesmas Pembantu, maupun Puskesmas Keliling ditanyakan pada

keluarga penderita apakah ada kasus yang sama di sekitar tempat tinggal

atau teman sekolah penderita. Apabila keluarga penderita menyatakan ada

kasus lain, maka petugas kesehatan harus melakukan pengecekan ke

lapangan untuk mencari kasus tambahan lainnya. Jika jumlah kasus

memenuhi kriteria KLB, maka dilakukan penyelidikan Epidemiologi KLB

Campak.

Page 3: Flowchart Surveilans Campak

3

b. Sumber data dari dokter Praktek, bidan, perawat

Semua kasus tersangka campak yang datang ke pelayanan kesehatan

swasta maupun ke dokter, bidan maupun perawat praktek swasta diminta

agar pelayanan kesehatan tersebut mencatat sesuai formulir C1 dan

melaporkan ke puskesmas di wilayah kerjanya setiap bulan. Laporan dapat

juga dilakukan secara aktif yaitu petugas puskesmas mengambil secara aktif

setiap minggu atau minimal setiap bulan, terutama di daerah perkotaan.

c. Sumber data dari Masyarakat/Posyandu

Penderita campak pada umumnya jarang mencari pengobatan ke pelayanan

kesehatan, sehingga tidak tercatat dalam system pelaporan yang sudah ada.

Oleh sebab itu, perlu peran aktif petugas surveilans di Puskesmas Batua

untuk mendorong masyarakat untuk melaporkan ke Petugas kesehatan

terdekat apabila menemukan adanya kasus campak di daerahnya

(Community Based Information). Kasus campak yang tidak datang ke

pelayanan kesehatan ini dapat dilaporkan melalui kader puskesmas. Kasus

campak yang dilaporkan oleh kader harus dikonfirmasi oleh petugas

Puskesmas sebelum dicatat ke dalam form C1.

Setiap kasus campak yang datang ke Puskesmas dilakukan pencarian

informasi kasus tambahan di sekitar tempat tinggal penderita. Apabila

ditemukan kasus tambahan dicatat dalam C1, tetapi jika jumlah kasus

memenuhi kriteria sebagai KLB, maka dilakukan penyelidikan epidemiologi

KLB.

2. Pencatatan, Analisis dan Pelaporan

1. Petugas Surveilans di Puskesmas Batua Kota Makassar harus memastikan

bahwa setiap kasus campak yang ditemukan (baik itu dari register kunjungan

pasien maupun dari laporan masyarakat), baik yang bersal dari dalam

maupun luar wilayah kerja, telah dicatat dalam form C1 dan dilaporkan ke

Dinas Kesehatan Kota Makassar setiap bulan sebagai lampiran STP.

2. Untuk Kompilasi, Pengolahan dan Analisis Data, petugas Surveilans di

Puskesmas Batua mencatat berdasarkan register kunjungan pasien, data

pasien dirunut menurut nama, jumlah kasus per golongan umur, Jenis

Page 4: Flowchart Surveilans Campak

4

Kelamin, Kejadian (menurut Bulan terjadinya), alamat untuk kemudian

diidentifikasi trend kasus menurut kelompok umur, jenis kelamin, bulan apa

saja dan daerah mana yang paling tinggi kasusnya. Kemudian data tersebut

dimasukkan dalam format pelaporan lalu diolah dengan menggunakan

program Microsoft Excel dan diterjemahkan ke dalam bentuk tabel maupun

grafik. Dari grafik yang ada, kemudian dapat diketahui kelompok umur berapa

yang paling tinggi kasusnya, kelurahan mana yang banyak penderitanya dan

pada bulan apa saja terjadi peningkatan kasus. Dari wawancara terhadap

petugas Surveilans, pada tahun 2006 Kasus Campak tinggi dan biasanya

terjadi peningkatan kasus Campak di bulan Februari-Maret dan ada

kecenderungan kejadian Campak turun di bulan Agustus. Hal ini disebabkan

karena pengaruh Musim, dimana menjelang musim panas terjadi perubahan

cuaca yang berdampak menurunnya daya tahan tubuh, sehingga pada bulan-

bulan tersebut rentan terkena penyakit.

3. Di Puskesmas Batua, data surveilans setiap minggu direkap dalam W2/PWS

KLB. Tetapi menurut petugas surveilans yang diwawancarai, terkadang data

surveilans baru direkap mendekati bulan pelaporan (setiap tanggal 28

biasanya baru direkap) kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota

Makassar sebagai alat Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB.

3. Diseminasi

1. Kegiatan surveilans Campak Puskesmas Batua Kota Makassar kemudian

dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Makassar setiap bulan. Lalu diadakan

pertemuan para petugas Surveilans Campak masing-masing Puskesmas

untuk mempresentasikan hasil kegiatannya. Presentasi ini untuk

membandingkan Puskesmas mana yang wilayah kerjanya berisiko tinggi atau

tidak dibandingkan dengan wilayah lain.

2. Sedangkan pelaporan ke Masyarakat lebih berupa sosialisasi atau

penyuluhan, baik menggunakan poster, leaflet maupun stiker.

Page 5: Flowchart Surveilans Campak

5

4. Feed Back (Umpan Balik)

Adapun feedbacknya ke Puskesmas batua lebih kepada masuknya pelaporan ke

Dinas Kesehatan Kota Makassar atau tidak. Kemudian dilakukan evaluasi

terhadap layanan kesehatan, evaluasi pengobatan, dan ketersediaan obat.

a. Sasaran : Kepala Puskesmas dan seluruh pengelola program, petugas Pustu.

b. Frekuensi : setiap bulan

c. Caranya : pertemuan MINILOK bulanan Puskesmas

d. Isi :

1. PWS Imunisasi

2. Mapping populasi rentan

3. Spot map kasus campak

4. Grafik Kecenderungan kasus campak

5. Laporan KLB

6. Permasalahan imunisasi dan surveilans secara umum (logistic,

ketenagaan, dll).

: