Flora Normal Tubuh Manusia

18
 Flora Normal Tubuh Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makalah ini disusun guna memenuh i tugas mata kuliah “Mikrobiolo gi Terapan” yang diberikan oleh Ibu Susi Dewiyeti, S.Si., M.Si. Dalam mak alah ini kita akan membahas ten tang “Flora Normal Tubuh Manusia (Mikrobiota )” yang mencaku p pengertian flora normal itu sendiri, asal mula flora normal, penggo longan flora normal, faktor-faktor yang mempe ngaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia, peran flora norma l dan pen yeb aran flor a normal pada tubuh manusia. Seb aga ima na kita keta hui sebe lumnya mikr oorg anis me ada lah orga nisme hidu p yan g berukuran mikro skop is sehingga tida k dap at dilihat dengan mata telanjang. Mikro orga nisme dap at dite mukan di semua temp at yang memung kink an terja diny a kehid upan, di segala lin gku ngan hi dup manusia . Merek a ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan. Dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dap at men gun tun gkan inangnya tetapi dalam kondisi tert entu dapat juga menimbulkan penyakit. Untuk itu lah makalah ini disusun guna membahas mikr oorg anis me alami pen ghu ni tub uh man usia , sehi ngg a kita dap at men geta hui hubungan antara manusia dan flora normal tubuh manusia. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu flora normal tubuh manusia? 2. Alasan pentingnya mengetahui flora normal tubuh manusia? 3. Asal mula flora normal tubuh manusia? 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi flora normal tubuh manusia? 5. Bagaimanakah peran flora normal tubuh manusia? 6. Jelaskan penyebaran flora normal pada tubuh manusia? 1.3 Tujuan Penulisan  Setelah mempelajari bab ini kita sama-sama dapat memahami tentang flora normal tubuh manusia serta hubungannya dengan manusia.

Transcript of Flora Normal Tubuh Manusia

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 1/17

Flora Normal Tubuh Manusia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Mikrobiologi Terapan” yang

diberikan oleh Ibu Susi Dewiyeti, S.Si., M.Si.

Dalam makalah ini kita akan membahas tentang “Flora Normal Tubuh Manusia

(Mikrobiota)” yang mencakup pengertian flora normal itu sendiri, asal mula flora normal,

penggolongan flora normal, faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal

pada tubuh manusia, peran flora normal dan penyebaran flora normal pada tubuh

manusia.

Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup

yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya

kehidupan, di segala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di

lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan. Dan karena beberapa hal

mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal

menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal sementara.

Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu

dapat juga menimbulkan penyakit. Untuk itu lah makalah ini disusun guna membahas

mikroorganisme alami penghuni tubuh manusia, sehingga kita dapat mengetahui

hubungan antara manusia dan flora normal tubuh manusia.

1.2  Rumusan Masalah

1.  Apa itu flora normal tubuh manusia?

2.  Alasan pentingnya mengetahui flora normal tubuh manusia?

3.  Asal mula flora normal tubuh manusia?

4.  Faktor-faktor yang mempengaruhi flora normal tubuh manusia?5.  Bagaimanakah peran flora normal tubuh manusia?

6.  Jelaskan penyebaran flora normal pada tubuh manusia?

1.3  Tujuan Penulisan

 

Setelah mempelajari bab ini kita sama-sama dapat memahami tentang flora normal

tubuh manusia serta hubungannya dengan manusia.

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 2/17

BAB II

FLORA NORMAL TUBUH MANUSIA

(MIKROBIOTA)

A.  Pengertian Flora Normal Tubuh Manusia (Mikrobiota)

Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme. Mikrobe

tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang

secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau mikrobiota. (Michael

J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi, 2008: 545)

Selain itu juga disebutkan bahwa, flora normal adalah kumpulan mikroorganisme

yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora

normal yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa

virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat.

( pemburumikroba.blogspot.com/2010/09/flora-normal)

Mikrobiota normal tubuh manusia yang sehat perlu diketahui karena alasan-alasan

berikut:

1. Diketahuinya hal ini dapat membantu menduga macam infeksi yang mungkin timbul

setelah terjadinya kerusakan jaringan pada situs-situs yang khusus.

2. Hal ini memberikan petunjuk mengenai kemungkinan sumber dan pentingnya

mikroorganisme yang teramati pada beberapa infeksi klinis. Sebagai contoh,

Escherichia coli  tidak berbahaya di dalam usus tetapi bila memasuki kandung kemih

dapat menyebabkan sistitis, suatu peradangan pada selaput lendir organ ini.

3. Hal ini dapat membuat kita menaruh perhatian lebih besar terhadap infeksi yang

disebabkan oleh mikroorganisme yang merupakan mikrobiota normal atau asli pada

inang manusia. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi,

2008: 545)

B.  Asal Mula Mikrobiota Manusia

Bila seekor hewan dilahirkan dengan pembedahan perut (caesarian operations), dan

dijaga supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikrobe, kemudian dipelihara di suatu

lingkungan bebas kuman serta diberi makan hanya makanan yang sudah disterilkan,

maka hewan tersebut tidak membentuk mikrobiota (Gambar 1). Ini merupakan bukti

bahwa sampai waktu dilahirkan, janin tidak mengandung mikroorganisme. (Michael J.

Pelczar, Jr. dan E.C.S. Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi, 2008: 546)

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 3/17

Gambar 1. Diagram skematik suatu unit isolator bebas kuman. Bagian dalamnya dapat

disterilkan sebelum pelaksanaan percobaan dan dipertahankan pada keadaan tersebut.

(Sumber: Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2)

Pada keadaan alamiah, janin manusia mula-mula memperoleh mikroorganisme

ketika lewat sepanjang saluran lahir. Jasad-jasad renik itu diperolehnya melalui kontak

permukaan, penelanan atau penghisapan. Mikrobe-mikrobe ini segera disertai oleh

mikrobe-mikrobe lain dari banyak sumber yang langsung berada di sekeliling bayi yang

baru lahir tersebut. Mikroorganisme yang menemukan lingkungan yang sesuai, pada

permukaan luar atau dalam tubuh, dengan cepat berbiak dan menetap. Jadi di dalam

waktu beberapa jam setelah lahir, bayi memperoleh flora mikrobe yang akan menjadi

mikrobiota yang asli. Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi lingkungan yang

khusus, dihuni berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai contoh, di rongga

mulut berkembang populasi mikrobe alamiah yang berbeda dengan yang ada di usus.

Dalam waktu singkat, bergantung kepada faktor-faktor seperti berapa seringnya

dibersihkan, nutrisinya, penerapan prinsip-prinsip kesehatan, serta kondisi hidup, maka

anak tersebut akan mempunyai mikrobiota normal yang macamnya sama seperti yang

ada pada orang dewasa. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar 

Mikrobiologi, 2008: 547)

Walaupun seorang individu mempunyai mikrobiota yang “normal”, seringkali terjadi

bahwa selama hidupnya terdapat fluktuasi pada mikrobiota ini disebabkan oleh keadaan

kesehatan umum, nutrisi, kegiatan hormon, usia, dan banyak faktor lain. (Michael J.

Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi, 2008: 547)

C.  Penggolongan Flora Normal Tubuh Manusia

Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat

digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :

1.  Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous)

yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh

tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik

  jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 4/17

normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora normal

yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari

sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin

atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih

bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya.

Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale, Candida albicans.

(massofa.wordpress.com, 2008)

2.  Mikroorganisme sementara (transient flora)

yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan

selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu.

Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh

pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara

biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora

normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.

(massofa.wordpress.com, 2008)

D.  Peran Flora Normal Tubuh Manusia

Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat

komensal. Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor-faktor 

biologis seperti suhu, kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat-zat

penghambat. Keberadaan flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan

karena hewan yang dibebaskan (steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang

hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting dalam

mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota flora tetap di

saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan.

Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi

oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Mekanisme

gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada reseptor atau tempat

pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan, penghambatan oleh

produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin

(bacteriocins). Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang cenderung

akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain pada tubuh.

Beberapa bakteri bersifat oportunis dan bisa menjadi patogen. (Jawetz, Melnick, dan

Adelberg’s, Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 277-279)

Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora adalah

penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh normal.

(pemburumikroba.blogspot.com/2010/09/flora-normal)

Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu.

Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan

yang diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan

masuk le dalam aliran darah atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi patogen.

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 5/17

(Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s, Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology),

2005: 279)

Streptococcus viridans, bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas atas, bila

masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat sampai ke katup

 jantung yang abnormal dan mengakibatkan subacute bacterial endocarditis. Bacteroides

yang normal terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis mengikuti suatu trauma.

(Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI, Mikrobiologi Kedokteran, 1994: 30)

Spesies Bacteroides merupakan flora tetap yang paling sering dijumpai di usus besar 

dan tidak membahayakan pada tempat tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga

peritoneum atau jaringan panggul bersama dengan bakteri lain akibat trauma, mereka

menyebabkan supurasi dan bakterimia. Terdapat banyak contoh tetapi yang penting

adalah flora normal tidak berbahaya dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada

tempat yang seharusnya atau tidak ada kelainan yang menyertainya. Mereka dapat

menimbulkan penyakit jika berada pada lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan

  jika terdapat faktor-faktor predisposisi. (Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s, Mikrobiologi 

Kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 279)

E.  Penyebaran dan Terjadinya Mikrobiota Manusia.

Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak

langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital,

mata, dan telinga. Organ-organ dan jaringan biasanya steril.

1.  Kulit

Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-benda,

tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai untuk

pertumbuhannya. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi,

2008: 548)

Kulit manusia terlihat lebih mudah pecah atau rusak bila dibandingkan dengan kulit

hewan, seperti badak, gajah, dan kura-kura. Namun kulit manusia memiliki sifat sebagai

pertahanan (barier) yang sangat efektif terhadap infeksi. Dalam kenyataanya, tidak ada

bakteri yang dapat menembus kulit utuh yang “telanjang” tanpa pelindung.

(www.scrib.com/melanie87)

Kulit bersifat sedikit asam dengan pH 5 % dan memiliki temperatur kurang dari 37°C.

Lapisan sel-sel yang mati akan membuat permukaan kulit secara konstan berganti

sehingga bakteri yang berada dibawah permukaan kulit tersebut akan juga dengan

konstan terbuang dengan sel mati. Lubang-lubang alami yang terdapat di kulit, seperti

pori-pori, folikel rambut, atau kelenjar keringat memberikan suatu lingkungan yang

mendukung pertumbuhan bakteri. Namun lubang-lubang tersebut secara alami

dilindungi oleh lisozim (enzim yang dapat merusak peptidoglikan bakteri yang

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 6/17

merupakan unsur utama pembentuk dinding sel bakteri gram positif) dan lipida toksik.

(www.scrib.com/melanie87)

Pelindung lain terhadap kolonialisasi kulit oleh bakteri patogen adalah mikroflora normal

kulit. Mikroflora tersebut merupakan suatu kumpulan dari bakteri nonpatogen yang

normal berkolonisasi pada setiap area kulit yang mampu mendukung pertumbuhan

bakteri. Bakteri patogen yang akan menginfeksi kulit harus mampu bersaing dengan

mikroflora normal yang ada untuk mendapatkan tempat kolonisasi serta nutrien untuk

tumbuh dan berkembang. Mikroflora normal kulit terutama terdiri dari bakteri gram

positif. Tetapi bakteri gram negatif seperti Escherichia coli yang habitatnya ada di dalam

usus manusia, juga bisa terdapat pada kulit manusia karena adanya kontaminasi

kotoran manusia. (www.scrib.com/melanie87)

Walaupun ada pertahanan tersebut di atas, beberapa bakteri patogen dapat

berkolonisasi sementara pada kulit dan dapat mengambil manfaat dari luka yang ada

pada permukaan kulit untuk memperoleh jalan masuk ke jaringan yang ada di bawah

kulit. Di bawah kulit, mereka akan menghadapi sejumlah sel yang telah terspesifikasi

yang disebut dengan skin-associated lymphoid tissue (SALT). Fungsi SALT adalah

mencegah bakteri patogen tidak sampai ke area yang lebih jauh di bawah kulit dan

mencegah mereka tidak sampai ke aliran darah. Relatif sedikit yang diketahui tentang

sel-sel yang menyusun SALT. Salah satu tipe selnya adalah sel yang memaparkan

antigen yang terspesialisasi yang membantu tipe sel yang lain, specialized skin- seeking

lymphocyte, untuk memproduksi antibodi. Sel-sel limfosit tersebut juga memproduksi

sitokin, protein yang merangsang sel-sel dari sistem imun dan memiliki sejumlah efek

lain. Komponen SALT yang lain adalah keratinosit yang banyak terdapat pada lapisan

epidemis dan bertanggung jawab untuk memelihara lingkungan mikrokulit yang bersifat

asam. Keratinosit memproduksi sitokin dan juga mampu untuk ingesti dan membunuh

bakteri.. (www.scrib.com/melanie87)

Pentingnya pertahanan kulit ini diilustrasikan paling baik dengan pengaruh luka bakar 

yang parah, yang akan mengeliminasi semua bentuk pertahanan kulit termasuk SALT.

Seseorang yang mengalami luka bakar tingkat dua dan tiga yang ekstensif dan orang

yang bertahan hidup dari trauma inisial yang berhubungan dengan luka bakar masih

belum terbebas dari bahaya. Banyak korban luka bakar mati karena infeksi bakterial

yang terjadi sebelum kulit terbakar mengalami penyembuhan. Hilangnya pertahanan

kulit dan tereksposnya lapisan jaringan di bawah kulit yang basah dan kaya nutrien

merupakan hal yang ideal untuk kolonisasi bakteri pada area yang terbakar. Penyebab

yang paling umum pada infeksi kulit yang terbakar adalah Pseudomonas aeruginosa

dan Staphylococcus aureus, dua spesies bakteri yang terdapat di mana-mana pada

lingkungan rumah sakit. Kedua spesies juga dikenal resisten terhadap antibiotik.

Antibiotik paling efektif bila aksi antibakterial mereka didukung dengan aktivitas

pembunuhan oleh sistem imun. Efek kombinasi dari kerusakan SALT dan resistensi

alami bakteri telah membuat infeksi luka bakar sulit untuk ditangani dengan efektif.

Infeksi tersebut merupakan suatu penyebab utama kematian di antara penderita luka

bakar. Bahkan, bila tidak bersifat fatal, infeksi bakterial pada jaringan yang terbakar 

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 7/17

meningkatkan jumlah kerusakan jaringan dan mencegah penyembuhan area kulit yang

terbakar. (www.scrib.com/melanie87)

 

Pada umumnya beberapa bakteri yang ada pada kulit tidak mampu bertahan hidup lama

karena kulit mengeluarkan substansi bakterisida. Sebagai contoh, kelenjar keringat

mengekskresikan lisozim, suatu enzim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri.

Kelenjar lemak mengekskresikan lipid yang kompleks, yang mungkin diuraikan sebagian

oleh beberapa bakteri; asam-asam lemak yang dihasilkannya sangat beracun bagi

bakteri-bakteri lain. (www.scrib.com/melanie87)

Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik (lapisan

luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini

adalah spesies Staphylococcus (kebanyakan S. epidermidis dan S. aureus) dan

sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-

bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes, penyebab jerawat.

Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh pencucian. Timbulnya organisme ini diperlihatkan

pada Tabel 1 ; Gambar 6 Melukiskan morfologi dan sifat-sifat mikroorganisme yang

predominan di dalam mikrobiota. Letak bakteri-bakteri ini pada atau di dalam kulit

diperlihatkan pada Gambar 2. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar 

Mirobiologi, 2008: 549)

Gambar 2. Letak-letak bakteri dalam kulit. (sumber: (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S

Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 548)

Staphylococcus epidermidis yang bersifat nonpatogen pada kulit namun dapat

menimbulkan penyakit saat mencapai tempat-tempat tertentu seperti katup jantung

buatan dan  sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit

dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus.

Secara keseluruhan ada sekitar 103-104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak

pada stratum (lapisan) korneum. (Wikipedia.org)

Dibawah ini adalah gambar bakteri Staphylococcus epidermidis (sumber: Wikipedia.org)

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 8/17

Gambar 3. Staphylococcus epidermidis dilihat dengan mikroskop elektron.

(sumber: Wikipedia.org)

Faktor-faktor yang berperan menghilangkan flora sementara pada kulit adalah pH

rendah, asam lemak pada sekresi sebasea dan adanya lisozim. Berkeringat yang

berlebihan atau pencucian dan mandi tidak menghilangkan atau mengubah secara

signifikan flora tetap. Jumlah mikroorganisme permukaan mungkin berkurang dengan

menggosok secara kuat setiap hari dengan sabun yang mengandung heksakloforen

atau desinfektan lain, namun flora secara cepat muncul kembali dari kelenjar sebasea

dan keringat, meskipun tidak ada hubungan secara total terhadap kulit bagian lain

maupun lingkungan. Penggunaan tutup rapat pada kulit cenderung menyebabkan

populasi mikrobiota secara keseluruhan sangat meningkat dan dapat menimbulkan

perubahan kualitatif flora kulit. (Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s, Mikrobiologi 

Kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 279)

Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi sinergistik

(gangrene, fasciitis nekrotik = necrotizing fasciitis), selulitis dari kulit dan jaringan lunak.

Bakteri-bakteri tersebut merupakan bagian dari flora normal. Sering sulit menentukan

suatu organisme yang spesifik bertanggung jawab terhadap lesi progresif, karena

terdapat banyak organisme yang berperan. (Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s,

Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 279-280)

2.  Hidung dan Nasofaring (“nasopharynx”)

Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus (S. epidermidis, S. aureus)

dan streptokokus. (Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s, Mikrobiologi Kedokteran (Medical 

Microbiology), 2005: 280)

Didalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis

(suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif).

(Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 549)

(Lihat Tabel 1, Gambar 5, dan Gambar 6)

Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan over 

growth: bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus,

Pseudomonas atau jamur.  (Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI, Mikrobiologi 

Kedokteran, 1994: 31)

3.  Mulut

Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan juga

partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi

pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak

bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu. (Michael J. Pelczar, Jr. dan

E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 549)

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 9/17

Diperolehnya mikrobiota mulut.  Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya

merupakan suatu inkubator yang steril, hangat, dan lembap yang mengandung sebagai

substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan

senyawa-senyawa anorganik. Jadi, air liur merupakan medium yang kaya serta

kompleks yang dapat dipergunakan sebagai sumber nutrien bagi mikrobe pada berbagai

situs di dalam mulut. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi,

2008: 549-550)

Beberapa jam sesudah lahir, terdapat peningkatan jumlah mikroorganisme sedemikian

sehingga di dalam waktu beberapa hari spesies bakteri yang khas bagi rongga mulut

menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus Streptococcus,

Neisseria, Veillonella, Actinomyces, dan Lactobacillus. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S

Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 551)

Jumlah dan macam spesies ada hubungannya dengan nutrisi bayi serta hubungan

antara bayi tersebut dengan ibunya, pengasuhnya, dan benda-benda seperti handuk

serta botol-botol susunya. Spesies satu-satunya yang selalu diperoleh dari rongga

mulut, bahkan sedini hari kedua setelah air, ialah Streptococcus salivarius. Bakteri ini

mempunyai afinitas terhadap jaringan epithelial dan karena itu terdapat dalam jumlah

besar pada permukaan lidah. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar 

Mirobiologi, 2008: 552)

Sampai munculnya gigi, kebanyakan mikroorganisme di dalam mulut adalah aerob atau

anaerob fakultatif. Ketika gigi pertama muncul, anaerob obligat seperti Bacteroides dan

bakteri fusiform (Fusiobacterium sp.), menjadi lebih jelas karena jaringan di sekitar gigi

menyediakan lingkungan anaerobik. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-

Dasar Mirobiologi, 2008: 552)

Gigi itu sendiri merupakan tempat bagi menempelnya mikrobe. Ada dua spesies bakteri

yang dijumpai berasosiasi dengan permukaan gigi: Streptococcus sanguis dan S.

mutans. Yang disebutkan terakhir ini diduga merupakan unsur etiologis (penyebab)

utama kerusakan gigi, atau pembusuk gigi. Tertahannya kedua spesies ini pada

permukaan gigi merupakan akibat sifat adhesif baik dari glikoprotein liur maupun

polisakaride bakteri. Sifat menempel ini sangat penting bagi kolonialisasi bakteri di

dalam mulut. Glikoprotein liur mampu menyatukan bakteri-bakteri tertentu dan mengikat

mereka pada permukaan gigi. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar 

Mirobiologi, 2008: 552)

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 10/17

Perhatikan gambar berikut.

Gambar 4. Bakteri yang melekat pada permukaan gigi sebagaimana nampak pada

mikrograf elektron payar. Terlihat kokus menyelubungi beberapa bakteri filamentus,

sehingga memberikan penampilan “tongkol jagung”. (sumber: (Michael J. Pelczar, Jr.

dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 556)

Baik S. sanguins maupun S. mutans menghasilkan polisakaride ekstraselular yang

disebut dekstrans yang bekerja seperti perekat, mengikat sel-sel bakteri menjadi satu

dan juga melekatkan mereka pada permukaan gigi. Tertahannya bakteri dapat juga

terjadi karena terperangkapnya secara mekanis di dalam celah-celah gusi, atau di dalam

lubang dan retakan gigi. Agregasi bakteri semacam itu serta bahan organik pada

permukaan gigi disebut plak (“plague”). (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-

Dasar Mirobiologi, 2008: 552)

Plak adalah sebuah film/lapisan sel bakteri, yang berlabuh di sebuah matriks

polisakarida disekresi oleh mikroorganisme. Apabila gigi tidak dibersihkan

secara teratur, plak dapat terbentuk dengan cepat dan aktivitas bakteri tertentu,

terutama Streptococcus mutans, dapat menyebabkan kerusakan gigi (rongga).

Prevalensi karies berhubungan dengan diet.

( pemburumikroba.blogspot.com/2010/09/flora-normal)

Karies merupakan suatu kerusakan gigi yang dimulai dari permukaan dan berkembang

ke arah dalam. Pertama, permukaan email gigi yang seluruhnya non seluler, mengalami

demineralisasi. Ini merupakan akibat dari produk fermentasi bakteri yang bersifat asam.

Kemudian terjadi dekomposisi dentin dan semen yang melibatkan digesti matriks protein

oleh bakteri. (Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s, Mikrobiologi Kedokteran (Medical 

Microbiology), 2005: 280)

Langkah pertama yang penting pada karies adalah pembentukan plak pada permukaan

email yang keras dan halus. Plak ini terutama terdiri atas endapan-endapan gelatin dan

glukan yang mempunyai berat molekul tinggi, tempat bakteri penghasil asam melekat

pada email. Langkah kedua yang penting dalam pembentukan karies adalah

pembentukan asam (pH < 5) dari karbohidrat dalam jumlah besar oleh streptokokus dan

laktobasil dalam plak. Konsentrasi asam yang tinggi mengakibatkan

demineralisasi.email tempat melekat dan menimbulkan karies. (Jawetz, Melnick, dan

Adelberg’s, Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 280)

Terjadinya karies juga tergantung pada faktor-faktor genetik, hormonal, gizi, dan faktor 

lainnya. Pengendali karies gigi meliputi pembuangan plak, pembatasan makanan yang

mengandung sukrosa, gizi yang baik mengandung cukup protein dan pengurangan

pembentukan asam dalam mulut dengan cara membatasi keberadaan karbohidrat dan

pembersihan mulut yang sering. Pemakaian flourida pada gigi atau peningkatan jumlah

fluor pada air mengakibatkan peningkatan resistensi email terhadap asam.

Pengendalian penyakit periodontal memerlukan pembuangan karang gigi dan

kebersihan mulut. (Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s, Mikrobiologi Kedokteran (Medical 

Microbiology), 2005: 281)

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 11/17

‘Periodontal pockets’  dalam gingival terutama merupakan sumber utama organism,

termasuk anaerobic, yang jarang ada di tempat lain. Meskipun organisme ini dapat

berperan pada penyakit periodontal dan destruksi jaringan, perhatian yang lebih, perlu

dipikirkan bila ditemukan kolonialisasi di tempat lain, misalnya timbulnya endokarditis

infektif atau bakterimia pada penderita dengan granulopeni. Contohnya spesies

Capnocytophaga dan Rothia dentocariosa. Capnocytophaga berbentuk fusiform, gram

negatif, anaerob yang mudah bergerak spesies Rothia bersifat pleomorfik aerob dan

berbentuk batang Gram positif. Keduanya mungkin berperan dalam kompleks flora

mikrobia dari penyakit periodontal dengan destruksi tulang dominan. (Jawetz, Melnick,

dan Adelberg’s, Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 281)

4.  Orofaring (“oropharinx”)

Orofaring (bagian belakang mulut) juga dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus

aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid. Tetapi kelompok bakteri terpenting yang

merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus α-hemolitik, yang juga dinamakan

Streptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan

memperlihatkan adanya Branchamella catarrhalis, spesies Haemophilus, serta gular-

galur pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia). 

(Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 554-555)

(Lihat Tabel 1, Gambar 5, dan Gambar 6)

Bagian terdalam saluran pernapasan (ranting tenggorok atau bronkiole yang lebih halus

serta alveoli atau gelembung paru-paru) tidak mengandung mikroorganisme. Hal ini

disebabkan karena saluran pernapasan berlapiskan silia, yaitu embel-embel seperti

rambut, yang menyapu mikroorganisme dan bahan-bahan lain dari bagian sebelah

dalam saluran ke bagian sebelah atas untuk dibuang. Rambut bersama dengan lendir di

dalam lubang hidung itulah yang pertama-tama membantu melindungi saluran

pernapasan dengan cara menyaring bakteri dari udara yang dihirup. (Michael J. Pelczar,

Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 555)

5.  Perut

Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di dalam

sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi segera

menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun

menurun. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 556)

6.  Usus Kecil

Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri. Di

antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam

 jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari

dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies enterokokus,

laktobasilus, dan difteroid. Khamir  Candida albicans dapat juga dijumpai pada bagian

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 12/17

usus kecil ini. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008:

556)

Pada bagian usus kecil yang jauh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai

pada usus besar. Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam jumlah

besar. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 555)

7.  Usus Besar 

Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe

yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen

tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S

Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 556)

Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B.

melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh

spesies-spesies Clostridium (termasuk Cl. Perfringens yang mempunyai kaitan dengan

kelemayuh, suatu infeksi jaringan disertai gelembung gas dan keluar nanah) serta

spesies-spesies Lactobacillus. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar 

Mirobiologi, 2008: 557)

Sangatlah menarik perhatian bahwa mikrobiota usus seorang bayi yang disusui oleh

ibunya hampir seluruhnya terdiri dari laktobasilus. Dengan diberikan susu botol, jumlah

laktobasilus menurun dan akhirnya, dengan diberikannya makanan padat serta nutrisi

tipe dewasa, maka mikrobiota gram negatif menjadi predominan. (Michael J. Pelczar, Jr.

dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 557)

Spesies-spesies anaerobik fakultatif yang dijumpai di dalam usus tergolong dalam genus

Escherichia, Proteus, Klebsiella, dan Enterobacter . Peptostreptokokus (streptokokus

anaerobik) juga umum. Khamir Candida albicans juga dijumpai. (Michael J. Pelczar, Jr.

dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 552)

Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu

dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen.

8.  Saluran Kemih Kelamin

Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan kandung

kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai pada uretra

(saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun wanita.

Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya disebabkan efek

antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya epitelium terbilas

oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama

vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah

glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan di dalam proses tesebut menghasilkan

asam. Penumpukan glikogen pada dinding vagina disebakan oleh kegiatan indung telur;

hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil balig ataupun setelah menopause (mati haid).

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 13/17

Sebagai akibat perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 

4.4 sampai 4,6. Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini

dijumpai di dalam vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans, dan sejumlah

besar bakteri anaerobik. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar 

Mirobiologi, 2008: 557-558)

Sistem urinari dan genital secara anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang

menginfeksi satu sistem akan mempengaruhi sistem yang lain khususnya pada laki-laki.

Saluran urine bagian atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran

uretra mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes,

Mycobacterium, Neisseria dan enterik. Sebagian besar mikroorganisme yang ditemukan

pada urin merupakan kontaminasi dari flora normal yang terdapat pada kulit.

Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai penyakit saluran

urine kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml.

(www.scrib.com/melanie87)

9.  Mata (Konjungtiva) dan Telinga

Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium xerosis), S.

epidermidis dan streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang

menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva

dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim.

(Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s, Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology), 2005:

283)

Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai

Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa,

Staphylococcus aureus dan kadang-kadang Mycobacteria saprofit. Telinga bagian

tengah dan dalam biasanya steril. (Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI, Mikrobiologi 

Kedokteran, 1994: 31)

10.  Bakteri di Darah dan jaringan

Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-kadang karena

manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora komensal

dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal mikroorganisme

tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal seperti itu dapat terjadi

pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih. Pada keadaan abnormal

seperti adanya katup jantung abnormal, atau protesa lain, bakteremia di atas dapat

mengarah pada pembentukan koloni dan infeksi. (Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI,

Mikrobiologi Kedokteran, 1994: 32)

Uraian penyebaran bakteri di atas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 14/17

Tabel 1. Spesies mikrobe predominan yang dijumpai di berbagai daerah anatomi

manusia

Sumber: Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 551

  Gambar 5. Penyebaran mikrobiota normal tubuh manusia. (Sumber: Michael J.

Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 555)

Dan di bawah ini dapat kita lihat sifat-sifat organisme yang telah disebutkan di atas.

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 15/17

Gambar 6. Morfologi serta ciri-ciri utama spesies mikrobe predominan yang merupakan

mikrobiota normal tubuh manusia. (Sumber: Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,

Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 554)

BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan tentang flora normal tubuh manusia di atas ditarik beberapa

kesimpulan, yaitu:

1.  Flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh

manusia normal dan sehat.

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 16/17

2.  Pada keadaan alamiah, janin manusia mula-mula memperoleh mikroorganisme ketika

lewat sepanjang saluran lahir. Jasad-jasad renik itu diperolehnya melalui kontak

permukaan, penelanan atau penghisapan.

3.  Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat

digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu : Mikroorganisme tetap/normal (resident

flora/indigenous) dan Mikroorganisme sementara (transient flora)

4.  Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan

penyerapan berbagai zat makanan. Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan

kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat

gangguan bakteri. Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh

flora adalah penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh normal. Beberapa

bakteri bersifat oportunis dan bisa menjadi patogen.

5.  Kebanyakan bakteri di kulit adalah spesies Staphylococcus (kebanyakan S. epidermidis

dan S. aureus) dan sianobakteri aerobik, atau difteroid.

6.  Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus (S. epidermidis, S. aureus)

dan streptokokus.

7.  Ada dua spesies bakteri yang dijumpai berasosiasi dengan permukaan gigi:

Streptococcus sanguis dan S. mutans.

8.  Kelompok bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus

α-hemolitik, yang juga dinamakan Streptokokus viridians.

9.  Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di dalam

sekresi lambung.

10.  Di dalam jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua

belas jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies

enterokokus, laktobasilus, dan difteroid. Khamir  Candida albicans dapat juga dijumpai

pada bagian usus kecil ini.

11.  Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe yang

terbanyak.

12.  Penghuni utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam.

13.  Saluran uretra mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes,

Mycobacterium, Neisseria dan enterik.

14.  Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium xerosis), S.

epidermidis dan streptokukus non hemolitik.

15.  Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai

Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa,

Staphylococcus aureus dan kadang-kadang Mycobacteria saprofit. Telinga bagian

tengah dan dalam biasanya steril.

16.  Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-kadang karena

manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora komensal

dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah.

17.  Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor-faktor biologis seperti

suhu, kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat-zat penghambat.

DAFTAR PUSTAKA

5/12/2018 Flora Normal Tubuh Manusia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/flora-normal-tubuh-manusia-55a4d3785b868 17/17

Jawetz, Melnick and Adelberg’s, 2005. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology). Jakarta:

Salemba Medika.

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. 1994. Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta:

Bina Rupa Aksara.

Michael J. Pelczar and E.C.S Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UI-Press

 pemburumikroba.blogspot.com/2010/09/flora-normal 

www.scrib.com/melanie87

massofa.wordpress.com/2008 

Wikipedia.org 

Sumber Gambar 

1.  Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2

2.  Wikipedia.org 

Tanggal 1 Oktober 2011 jam: 13 46