Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

21
LAPORAN PRATIKUM AGENT PENYAKIT ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FLORA NORMALDi susun oleh : Nama : Aulia Rakhman NIM : N 201 12 018 Kelompok : 1 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO 2013

Transcript of Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

Page 1: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

LAPORAN PRATIKUM AGENT PENYAKIT

“ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FLORA

NORMAL”

Di susun oleh :

Nama : Aulia Rakhman

NIM : N 201 12 018

Kelompok : 1

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2013

Page 2: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di tubuh manusia terdapat mikroorganisme yang menguntungkan dan

merugikan. Meskipun seseorang mandi lima kali sehari dan rajin merawat kulit

di salon kecantikan, dijamin tak ada kulit yang seratus persen bebas dari

mikroorganisme atau lebih dikenal dengan sebutan kuman. Tidak hanya dikulit,

mikroba terdapat diseluruh bagian tubuh manusia baik diluar tubuh maupun

dalam tubuh seperti mulut, telinga, hidung maupun usus.

Mikro floranormal merupakan sekumpulan mikroorganisme yang hidup

pada kulit dan selaput lendir (mukosa) pada manusia normal dan sehat. Mikro

flora normal pada kulit ini dapat dibagi menjadi :

1. Flora Tetap (Resident Flora)

2. Flora sementara (Transient Flora)

Mikroorganisme tersebar luas di dalam lingkungan baik di tanah, air,

maupun udara. Keberadaan mikroorganisme baru dapat kita rasakan melewati

makanan yang kita konsumsi dan sebagai akibatnya produk pangan jarang

sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai mikroorganisme. Bahan

pangan merupakan sumber gizi bagi manusia, juga sebagai sumber makanan

bagi perkembangan mikroorganisme. Pertumbuhan atau perkembangan

mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan kehidupan

manusia.

Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik

ditanah, air maupun udara. Untuk itu perlunya isolasi maupun pemurnian

untuk mendapatkan mikroorganisme tersebut. Populasi yang besar dan

kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubuh manusia termasuk

dimulut, saluran pencernaan dan kulit. Isolasi adalah cara untuk memisahkan

atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya. Berdasarkan uraian

Page 3: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

diatas maka yang melatarbelakangi praktek ini adalah untuk mengetahui dan

menguasai isolasi dan identifikasi flora normal.

2.2 Tujuan

Adapun tujuan sehingga dilaksanakan percobaan ini adalah untuk

mengetahui bagaimana cara mengisolasi dan mengidentifikasi flora normal pada

mukosa mulut, kulit kepala, lipatan kulit, vagina, selangkangan, permukaan

kulit pada medium NA.

2.3 Manfaat

Adapun manfaat sehingga dilaksanakan percobaan ini yang

dihubungkan dengan kesehatan yaitu untuk mengetahui mikroorganisme yang

menghuni tubuh manusia agar dapat memelihara dan mempertahankan kondisi

baik dalam tubuh agar jangan sampai terjadi keadaan yang tidak baik.

Page 4: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan

mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat

dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan

membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya (Nur, I. dan Asnani, 2007).

Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar

dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita

seperti mulut, saluran pencernaan dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang

cukup besar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu- ribu

mikroorganisme. Udara, tanah, dan air yang merupakan komponen alam sebagai

tempat tinggal kita juga dihuni oleh beragam mikroorganisme. Jenis

mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi

dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beraneka ragam dan masih dalam

bentuk campuran. Oleh karena itu, di dalam penelaahan terhadap suatu

mikroorganisme, selain ditumbuhkan juga perlu dilakukan isolasi. Isolasi mikroba

berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakan campuran menjadi satu biakan

murni (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk) Penelitian yang

layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik

untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal

dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda- beda yang dikenal

dengan istilah biakan murni, dengan kata lain terdiri dari beberapa jenis

mikroorganisme atau belum murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel

yang semuanya berasal dari satu sel induk (Hans, 1996)

Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari

suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah

Page 5: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip

pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan

anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat

diamati (Afrianto, 2004).

Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain

digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural

morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu

spesies (Dwidjoseputro, 2005).

Menurut Hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk

memperoleh biakan murni yaitu :

1. Metode cawan gores

Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan

waktu. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan

menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.

2. Metode cawan tuang

Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran

mikroorganisme adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar

yang telah dicairkan dan didinginkan ( ±50 oC ) yang kemudian dicawankan.

Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umunya tidak

diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap

sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung

koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini

memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang

tinggi.

Metode cawan gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan

waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan

yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores

yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya

mikroorganisme seperti yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum

sekali dilakukan oleh para mahasiswa yang baru mulai mempelajari

Page 6: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

mikrobiologi ialah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan

sebaik-baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi

kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak

sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digoreskan (Ratna, 1990).

Menurut Dwidjoseputro (1980), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada

agar-agar lempengan, pada agar-agar miring dan pada tusukan gelatin adalah

sebagai berikut :

1. Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan

tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak teratur,

serupa akar, serum kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar,

timbul melengkung, timbul mencembung, timbul membukit dan timbul

berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang

berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang

keriting.

2. Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi

koloni dan sifat itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa pedang, serupa

duri, serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa batang dan serupa akar.

3. Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan

gelatin. Karena itu, maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda.

Lagipula bentuk koloni yang tidak dapat mengencerkan gelatin. Bila dilihat dari

samping koloni yang tidak mengencerkan gelatin dapat serupa pedang, tasbih,

bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika bakteri mampu mengencerkan gelatin, maka

bentuk koloninya dapat serupa kawah, serupa mangkuk, serupa corong,

pundi-pundi dan berlapis.

Setelah mikroba ditumbuhkan pada media agar tabung maupun cawan dan

estelah inkubasi akan terlihat pertumbuhan bakteri dengan berbagai macam

bentuk, ukuran, sifat, dan berbagai ciri khas yang lain. Ciri-ciri ini akan

mengarahkan ke sifat-sifat mikroba tersebut pada media pertumbuhan, sehingga

pengamatan morfologi ini sangat penting untuk diperhatikan (Ratna,1990).

Page 7: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

Bakteri yang memiliki flagella sering kali membentuk koloni yang menyebar

terutama jika menggunakan lempengan agar basah, untuk mencegah menyebarnya

koloni maka harus digunakan agar benar-benar kering (Djida, N., 2000).

Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu: isolasi pada agar

cawan, isolasi pada medium cair, dan Isolasi sel tunggal.

1. Isolasi pada agar cawan Prinsip isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan

mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari

organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan

tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara

dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan

metode agar cawan tuang Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan

dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap

koloni berasal dari satu sel. Metode agar tuang Berbeda dengan metode gores

kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan

didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu

dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang

terpisah di atas permukaan/di dalam cawan.

2. Isolasi pada medium cair Metode ini dapat dilakukan apabila mikroorganisme

tidak dapet tumbuh pada agar cawan. Metode ini juga perlu dilakukan

pengenceran dengan beberapa kali pengenceran. Semakin tinggi pengenceran

peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar. 3) Isolasi sel tunggal

Metode ini dilakukukan apabila mikroorganisme berukuran besar dan tidak

dapat diisolasi dengan metode agar cawan atau medium cair. Sel

mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali.

Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang

sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis (gandjar,

2006).

Ada beberapa metode yang digunakan dalam percobaan isolasi dan

identifikasi dasar mikroba dan metode yang diunakan antara lain, teknik

pengenceran bertingkat tujuan dari teknik pengenceran bertingkat yaitu

Page 8: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

memeperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang trsusupensi dalam cairan.

Penentuan besar atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung pada prkiraan

jumlah mikroba dan sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan

pengenceran pertama dan selanjutnya sehingga pengenceran berikutnya

mengandung 1/10 sel mikroorganismedan pengenceran sebelumnya. Dan metode

ppour plate atau agar tuang dalam teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>

450C) untuk di tuang bersama susupensi bakteri kedalam ke cawan petri lalu

kemudian di homogenkan dan di biarkan memadat. Hal ini akan menyebabkan sel –

sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel yang ada di dalam

agar sehingga terdapat oksigen dan ada yang tumbuh didalam agar yang tidak

banyak mengandung oksigen (pleczar. 1986)

Media NA (Nutrien Agar) adalah medium umum untuk uji air dan produk

dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang

tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media

sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah

satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari

air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan

sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.

Media PDA (Potatos Dexstose Agar) adalah merupakan media yang umum

digunakan dalam kultuvasi bakter. Media PDA terdapat macam zat nutrisi organik

yang di gunakan dalam media biakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi

yeast dan kapang. Dalam suatu sampel atau produk makanan. Media PDA

mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20%

ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan

khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri (Sandjaja, 1994).

Page 9: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

BAB III

METODOLOGI2

3

3.1 Waktu dan tempat

Adapun waktu dan tempat pada saat melakukan percobaan ini yaitu :

Hari/Tanggal : Sabtu, 06 April 2013.

Waktu : 13.15 WITA – selesai.

Tempat :Laboratorium Terpadu FKIK UNTAD.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :

3.2.1 Alat

1. Bunsen

2. Cawan Petri

3. Inkubator

4. Hand sprayer

4..22 Bahan

1. Spritus

2. Medium NA

3. Cotton buds

4. Alkohol 70%

5. Kertas

6. Korek api

7. Sampel bakteri mukosa mulut, kulit kepala, lipatan kulit, vagina,

selangkangan, permukaan kulit

7.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada saat melakukan percobaan ini adalah:

1. Menyiapkan cawan petri yang terdapat medium NA didalamnya.

Page 10: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

2. Mensterilkan tangan dengan menyemprotkan alcohol 70 % secara

menyeluruh pada telapak sampai permukaan lengan (tindakan aseptis).

3. Mensterilkan cawan petri dengan melidah-apikan cawan petri secara

merata.

4. Mengambil sampel bakteri pada mukosa mulut, kulit kepala, lipatan kulit,

vagina, selangkangan, permukaan kulit dengan menggunakan cotton bud.

5. Menggoreskan sampel bakteri yang berada pada cotton bud ke cawan petri

yang berisi medium NA dengan metode zig-zag.

6. Membungkus agar cawan tersebut dengan menggunakan kertas secara

terbalik dan setelah itu menyimpan ke inkubator selama 24 jam.

7. Mengamati koloni bakteri pada medium NA.

Page 11: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.

2.

3.

4.

4.1. Hasil Pengamatan

Adapun hasil Pengamatan yang diperoleh pada saat melakukan percobaan

ini yaitu :

NO Sampel Ket. Morfologi Gambar Keterangan

1

MukosaMulut

Ukuran : SmallBentuk : CircularElevasi : FlatPermukaan : Halus mengkilapMargins : EntireWarna : Putih

Sedikit bakteri,tidak tumbuhjamur, terdapatsatu bulatanwarna putihdan ukurannyatidak besar.

Page 12: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

2 KutitKepala

Ukuran : PinpointBentuk : CircularElevasi : FlatPermukaan : Halus mengkilapMargins : EntireWarna : Putih

B a n y a kt e r d a p a tbakteri yangb e r w a r n aputih, danterdapat jamurdi sekitarnya.

3 LipatanKulit

Ukuran : Small Bentuk : Circular danFelamentous Elevasi : RaisedPermukaan : Halus mengkilapMargins : Entire dan SerateWarna : Putih

T e r d a p a tbanyak bakteridan sedikitjamur.

4Vagina

Ukuran : Pintpoin dan SmallBentuk : CircularElevasi : RaisedPermukaan : Halus mengkilapMargins : EntireWarna : Putih

Bakteri padacawan petriterlihat sangtbanyak, bakterit e r s e b u tb e r w a r n aputih, dansedikit terdapatjamur.

5 Selang-kangan

Ukuran : Pinpoint dan SmallBentuk : CircularElevasi : RaisedPermukaan : Halus mengkilapMargins : EntireWarna : Putih

Hanya terdapatb a k t e r iberwarna putihdan jumlahnyasangat banyak,dan tidakterdapat jamur

6 Permuka-an Kulit

Ukuran : Pinpoint dan SmallBentuk : CircularElevasi : RaisedPermukaan : Halus mengkilapMargins : EntireWarna : Putih

Banyak sekalit e r d a p a tbakteri dantidak terdapatj a m u r .B a k t e r i n y ab e r b e n t u kkoloni yangb e r j u m l a hsangat banyak.

Page 13: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

4.2 Pembahasan

Flora normal adalah kumpulan organisme yang umum ditemukan pada

orang sehat normal dan hidup rukun berdampingan dalam hubungan yang

seimbang dengan host-nya. Kebanyakan flora normal adalah bakteri.

Beberapa virus, jamur dan protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat

.Diperkirakan bahwa manusia dihuni sekitar 10 pangkat 14 bakteri, terutama

di usus besar. Dalam keadaan tertentu (stress, immunocompromised atau bayi

yang baru lahir) dapat menyebabkan penyakit. Flora normal diperoleh dengan

cepat selama dan segera setelah lahir, dan perubahan terus-menerus selama

pertumbuhan terkait umur, gizi dan lingkungan individu. Organisme flora

normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh yang kontak dengan

Page 14: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

lingkungan (kulit, hidung dan mulut, usus dan saluran urogenital).

Organ-organ dan jaringan biasanya steril.

Percobaan ini, dengan mengambil sampel bakteri dari mukosa mulut,

kulit kepala, lipatan kulit, vagina, selangkangan, permukaan kulit. Alat yang

digunakan dalam percobaan ini yaitu Bunsen, cawan Petri, incubator, kertas.

Bahan yang digunakan yaitu spritus, medium NA, cotton buds, dan Alkohol

70%, sampel bakteri mukosa mulut, kulit kepala, lipatan kulit, vagina,

selangkangan, permukaan kulit.

Pada percobaan yang telah dilakukan, untuk mengisolasi dan

mengidentifikasi flora normal, dengan menyiapkan cawan petri yang terdapat

medium NA didalamnya. Cawan petri berfungsi untuk wadah perkembiakan

bakteri dan Medium Nutrient Agar (NA) merupakan medium yang berbentuk

padat, merupakan perpaduan antara bahan kimia dan bahan alamiah. NA dibuat

dari campuran ekstrak daging, pepton dan agar. Digunakan medium NA karena

mengandung karbohidrat yang baik untuk perkembangbiakkan bakteri atau

mikroorganisme. Mensterilkan tangan dengan menyemprotkan alcohol 70 %

secara menyeluruh pada telapak sampai permukaan lengan. Alcohol berfungsi

untuk membasmi kuman-kuman pada tangan yang bisa terkontaminasi dengan

mikroorganisme lain. Kemudian mensterilkan cawan petri dengan

melidah-apikan cawan petri secara merata pada bunsen. Melidahapikan cawan

petri berfungsi agar cawan petri terhindar dari bakteri lainnya dan tidak

terkontamiasi dengan bakteri lain. Kemudian mengambil sampel bakteri pada

mukosa mulut, kulit kepala, lipatan kulit, vagina, selangkangan, permukaan

kulit dengan menggunakan cotton bud. Selanjutnya, kami menggoreskan

sampel bakteri yang berada pada cotton bud ke cawan petri yang berisi medium

NA dengan metode zig-zag. Metode zig-zag maksudnya agar sampel yang

dioleskan ke medium NA akan terlihat bentuk biakan murni. Lalu,

membungkus cawan petri tersebut dengan menggunakan kertas secara terbalik

dan setelah itu menyimpan ke inkubator selama 24 jam. Incubator berfungsi

menginkubasi dan menyimpan sampel pada suhu tertentu agar

Page 15: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

perkembangbiakkan bakteri dapat berlangsung secara optimal, Mengamati

koloni bakteri yang terbentuk.

Medium yang digunakan dalam percobaan ini adalah medium NA,

dikarenakan pada percobaan ini, hanya mengamati bakteri pada flora normal,

tidak mengamati jamur/fungi pada medium PDA.

Berdasarkan pengamatan yang diperoleh, hasil yang di dapatkan adalah

pada sampel yang terdapat di mukosa mulut dalam cawan petri berisi medium

NA, morfologi bakteri berukuran Small, berbentuk circular, berelevasi Flat,

permukaannya halus mengkilap, marginsnya Entire, dan berwarna putih.

Terdapat satu bulatan putih yang tidak terlalu kecil. Berdasarkan literatur, flora

Flora normal yang menetap di mulut : Streptococcus, Neisseria, Actynomyces,

Lactobacillus. Streptococcus salivarius adalah spesies bakteri dominan flora

mulut manusia, dan telah spesies yang paling sering diidentifikasi menyebabkan

kasus meningitis bakteri yang terjadi setelah prosedur injeksi tulang belakang

karena kontaminasi dari situs prosedur dengan air liur .

Pada sampel yang terdapat di kulit kepala dalam cawan petri berisi

medium NA yaitu berukuran Pinpoint, berbentuk circular, berelevasi Flat,

permukaannya halus mengkilap, marginsnya Entire, dan berwarna putih.

Terdapat bakteri yang berkoloni banyak dan sedikit jamur sekitarnya. Flora

normal pada kulit kepala Streptococcus, Diphtheroid (Corynebacteria), dalam

folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Bau keringat adalah

hasil dari aktivitas bakteri flora bercampur dengan sekresi keringat dari kelenjar

apokrin (asalnya tidak berbau).

Pada sampel yang terdapat di lipatan kulit dalam cawan petri berisi

medium NA yaitu morfologi bakteri berukuran Small, berbentuk circular dan

Felamentous, berelevasi Raised, permukaannya halus mengkilap, marginsnya

Entire dan Serate, dan berwarna putih. Terdapat bulatan-bulatan putih yang

tersebar dan ada sedikit jamur di sekitarnya.

Pada sampel yang terdapat di vagina dalam cawan petri berisi medium

NA yaitu morfologi bakteri berukuran Pinpoint dan Small, berbentuk circular,

Page 16: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

berelevasi Raised, permukaannya halus mengkilap, marginsnya Entire, dan

berwarna putih. Terdapat sangat banyak bakteri bulatan-bulatan putih yang

berkoloni dan ada jamur di sekitar cawan petri. Flora normal atau penghuni

utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri

ini mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan di dalam proses

tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding vagina

disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil

balig ataupun setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan

glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4,4 sampai 4,6.

Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai di

dalam vagina dan mencakup Enterococcus, Candida albicans, dan sejumlah

besar bakteri anaerobik.

Pada sampel yang terdapat di selangkangan dalam cawan petri berisi

medium NA yaitu morfologi bakteri berukuran Pinpoint dan Small, berbentuk

circular, berelevasi Raised, permukaannya halus mengkilap, marginsnya Entire,

dan berwarna putih. Ada bulatan-bulatan putih yang banyak tetapi tidak ada

jamur di sekitarnya. Flora normal yang terdapat pada selangkangan yaitu

Staphylococcus, dan Candida. Mikroorganisme ini dapat menimbulkan rasa

gatal pada kulit. Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang

seakan-akan bersisik (lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada

permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah spesies

Staphylococcus (kebanyakan S. epidermidis dan S. aureus) dan sianobakteri

aerobik atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri

anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes, penyebab jerawat.

Pada sampel yang terdapat di permukaan kulit dalam cawan petri berisi

medium NA yaitu morfologi bakteri berukuran Pinpoint dan Small, berbentuk

circular, berelevasi Raised, permukaannya halus mengkilap, marginsnya Entire,

dan berwarna putih. Terdapat banyak bakteri yang berkoloni seperti

bulatan-bulatan putih tetapi tidak ada jamur.

Page 17: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

Dari hasil percobaan yang di lakukan, pada sampel di mukosa mulut,

selangkangan dan permukaan kulit terdapat bakteri berwarna putih, dan tidak

tumbuh jamur. Sedangkan pada sampel kulit kepala, lipatan kulit dan vagina,

banyak terdapat bakteri yang berwarna putih, tetapi terdapat jamur di

sekitarnya. Terdapatnya jamur dikarenakan tidak terjaganya kesterilan pada

saat penanaman bakteri di medium NA, sehingga medium NA terkontaminasi

dengan mikroorganisme lain. Kemungkinan terkontaminasi dari udara, tidak

sterilnya tangan, atau tidak sterilnya cawan petri pada saat penanaman bakteri.

Faktor-faktor terjadinya denaturasi pada protein, dalam hal ini NA yaitu

:

1. Temperatur. Suhu panas dapat membuat protein mengalami denaturasi.

suhu yang tinggi dapat meningkatkan energy kinetic sehingga molekul

penyusun protein bergerak sangat cepat. Hal inilah yang menyebabkan

sisi hidrofobik dari gugus samping molekul polipeptida akan terbuka dan

juga dapat memutuskan ikatan hydrogen. Factor selanjutnya adalah

pendinginan. Seperti yang tertulis pada jurnal karya Soliman, T.N yang

bejudul Denaturation and Viscosity of Whey Proteins Solutions as

Affected by Frozen Storage disebutkan bahwa protein (WPC) yang

disimpan dalam penyimpanan beku atau storage freezing dapat

meningkatkan derajat denaturasi dan viskositas dari protein, namun

kandungan yang ada pada bahan amatan tidak berubah. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa suhu rendah juga mempengaruhi kecepatan atau

terjadinya denaturasi.

2. Goncangan atau tekanan. Pada jurnal karya F. Fernandez-Martin yang

berjudulkan Protein Denaturation and Structural Damage During

High-Pressure-Shift Freezing of Porcine and Bovine Muscle menyatakan

bahwa daging babi yang diberi tekanan yang tinggi akan mengalami

kerusakan sel dan denaturasi pada proteinnya.

3. pH atau tingkat keasaman lingkungan. Dengan adanya keadaan yang

asam atau keadaan yang basa, dapat menimbulkan rusaknya atau

Page 18: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

terputusnya jembatan garam yang ada pada protein. Putusnya jembatan

garam pada protein disebabkan oleh asam dan basa yang akan

terdisosiasi menjadi produk bermuatan ionic. Denaturasi berlangsung

ketika terjadi reaksi subsititusi antara ion positif dan negatif di dalam

garam dengan ion positif dan negatif yang berasal dari asam atau basa

yang ditambahkan. Hal tersebutlah yang membuat denaturasi pada

protein terjadi.

4. Gelombang ultrasonik dapat merusak lingkar aromatik yang ada dalam

molekul protein, yang berakibat hilangnya interaksi hidrofobik yang

terjadi karena dua lingkar aromatik yang berdekatan. Radiasi sinar

ultraviolet dan panas memberikan energi kinetik pada protein dan

menyebabkan atom-atom tervibrasi cukup cepat sehingga merusak

ikatan hydrogen.

5. Penambahan senyawa-senyawa kimia. Contohnya adalah alkohol,

alcohol akan memecah Ikatan hidrogen terjadi antara gugus amida dalam

struktur sekunder protein. Ikatan hidrogen antar rantai samping terjadi

dalam struktur tersier protein dengan kombinasi berbagai asam amino

penyusunnya sehingga terjadilah denaturasi protein.

BAB V

PENUTUP5

6

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:

Page 19: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

1. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan

mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya, untuk memperoleh biakan

murni. Biakan murni yaitu mikroba yang sudah tidak bercampur lagi

dengan mikroba lainnya.

2. Medium yang digunakan untuk adalah medium NA untuk biakkan bakteri.

Karena medium NA mengandung bahan yang dibutuhkan bakteri sebagai

perkembangbiakakannya.

3. Pada sampel yang di lakukan penelitian, terdapat hasil yang berbeda-beda

dari sampel yang di uji.

3.2 Saran

Adapun saran yang diberikan oleh penulis adalah sebaiknya dalam

melakukan percobaan, di perlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan, serta

ada baiknya alat dan bahan yang akan digunakan lebih dilengkapi, sehingga

menunjang proses kerja pada saat melakukan praktek.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala(Suplemen pikiran rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB : Bandung.

Djida, N., 2000, Metode Instrumental dalam Mikrobiologi Umum, UNHASPress : Makassar.

Dwidjoseputro, 1980, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan : Jakarta.

Gandjar, MulMulyani. 2006. Mikrobiologi Tanah. RinekaCipta : Jakarta

Page 20: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

Hadioetomo, R. S., 1993, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Gramedia :Jakarta.

Nur Indriyani, Asnani, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik, FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan, Unhalu : Kendari.

Plezar, michael. 1986. Dasar – DasarMikrobiologi. Jakata :Udan D

Sandjaja B. 1994. IsolasidanIdentifikasiMikroba.Jakarta :widiyamedika

Schagel, Hans G. 1996. MikrobiologiUmum. Jogja :gajahmada

Ratna, Sri, 1990, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Jakarta : Gramedia.

LEMBAR ASISTENSI

Nama : Aulia Rakhman

NIM : N 201 12 018

Kelompok : 1 (Satu)

Kelas : B

Page 21: Isolasi Dan Identifikasi Flora Normal

Asisten: Muh.Syahrir. S.Si

No

.

Hari/tanggal Koreksi paraf