craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum...

22
KOMPILASI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI “FLORA NORMAL DAN STERILISASI” Disusun Oleh : VAGUS; FK UNEJ 2017

Transcript of craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum...

Page 1: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

KOMPILASI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

“FLORA NORMAL DAN STERILISASI”

Disusun Oleh :

VAGUS; FK UNEJ 2017

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018

Page 2: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

FLORA NORMAL

Manusia normal memiliki sistem imun yang adekuat, sehingga jaringan di dalam

tubuh seperti otak, darah dan otot normalnya tidak terdapat mikroorganisme. Pada jaringan

tubuh yang ada di permukaan seperti kulit dan mukosa yang selalu kontak dengan lingkungan

maka selalu ada banyak mikroorganisme yang menempel dan membentuk koloni. Populasi

mikroorganisme yang mendiami kulit dan mukosa manusia yang normal dan sehat inilah

yang dinamakan sebagai mikroorganisme flora normal (normal flora microbes).

Populasi flora normal yang terdapat di kulit dan mukosa dapat dibagi lagi menjadi dua

kelompok, yaitu:

1. Flora menetap (residents flora).

Terdiri atas bakteri yang menetap dan jenisnya relatif sama pada lokasi

anatomi tertentu dan pada umur tertentu. Apabila terganggu maka mikroorganisme itu

akan segera tumbuh kembali seperti semula.

2. Flora sementara (trancients flora).

Terdiri atas bakteri yang mendiami kulit dan mukosa hanya beberapa jam, hari

atau minggu saja akibat kotak dengan lingkungan sekitar, tidak menetap permanen di

lokasi tubuh tersebut (Brooks, 2004).

Flora normal yang menghuni kulit, mukosa orofaring, gastrointestinal dan

urogenitalia, tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, bahkan bermanfaat bagi manusia.

Meskipun demikian pada keadaan tertentu misalnya sistem imun yang lemah maka flora

normal dapat menimbulkan penyakit pada manusia, seperti menimbulkan caries gigi, abses

ataupun infeksi lainnya.

Page 3: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

LANGKAH KERJA

Praktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat:

1) Siapkan media Nutrient agar dalam petri dish. 2) Bagilah dasar bagian luar dari petri dish yang akan ditanami menjadi 4 bagian: A, B,

C dan D. Tandai dengan spidol non permanent dan kertas label. 3) Buka lidi kapas steril baru, kemudian usapkan (swab) pada kulit tangan. Selanjutnya

tanam hasil usapan tersebut pada media Nutrien agar di bagian A. 4) Buka lidi kapas steril baru, kemudian usapkan (swab) pada kulit wajah. Selanjutnya

tanam hasil usapan tersebut pada media Nutrien agar di bagian B.5) Buka lidi kapas steril baru, kemudian usapkan (swab) pada mukosa hidung.

Selanjutnya tanam hasil usapan tersebut pada media Nutrien agar di bagian C. 6) Buka lidi kapas steril baru, kemudian usapkan (swab) pada mukosa mulut.

Selanjutnya tanam hasil usapan tersebut pada media Nutrien agar di bagian D. 7) Inkubasi media yang sudah ditanami pada 37°C, selama 24 jam. Amati pertm. bakteri

Page 4: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

HASIL PRAKTIKUM KLP 1

KOLONI FLORA NORMAL KONTAMINASI JAMUR

Pembahasan Hasil KLP 1 :

Pada praktikum yang dilakukan, tujuan praktikum adalah untuk mengetahui keberadaan flora normal di permukaan tubuh dan mukosa manusia normal. Oleh karena itu, pada media agar tidak dapat diidentifikasi jenis biakan bakterinya. Yang bias kita ketahui hanya ada atau tidaknya pertumbuhan koloni bakteri.

Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat, diketahui bahwa pertumbuhan koloni terjadi di semua tempat pada media agar (daerah A, B, C, dan D). koloni bakteri paling banyak tumbuh pada bagian B (kulit wajah) dan paling sedikit tumbuh pada bagian A (kulit tangan). Pada bagian C (mukosa hidung) sangat sedikit sekali dan pada bagian D (mukosa mulut) jumlah koloni yang tumbuh hampir sama banyak dengan bagian B (kulit wajah).

Page 5: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

HASIL PRAKTIKUM KLP 2

Page 6: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

PEMBAHASAN KLP 2

Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat, diketahui bahwa pertumbuhan koloni terjadi di semua tempat pada media agar (daerah A, B, C, dan D). koloni bakteri paling banyak tumbuh pada bagian C (mukosa hidung) dan D (mukosa mulut), sedangkan paling sedikit tumbuh pada bagian A (kulit tangan). Pada bagian B (kulit wajah), koloni yang tumbuh juga cukup banyak, tetapi masih lebih sedikit dan lebih jarang daripada bagian C dan D.

Page 7: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

STERILISASI

Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobiologi, sterilisasi sangat diutamakan baik alat - alat yang dipakai maupun medianya. Bila penanaman spesimen dalam media, petri, ose maupun media yang digunakan tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan apakah kuman yang berhasil diisolasi tersebut berasal dari penderita atau merupakan hasil kontaminasi dari alat-alat atau media yang digunakan.

Suatu alat atau bahan dikatakan steril bila alat/bahan tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari jasad renik disebut sterilisasi. Ada beberapa cara sterilisasi, untuk pemilihannya tergantung dari bahan/alat yang akan disterilkan. Secara garis besar sterilisasi dapat dibagi sebagai berikut :

a. Pemanasanb. Filtrasic. penyinaran dengan sinar gelombang pendek (radiasi)d. kimia (khemis)

A. Sterilisasi dengan Pemanasan1. Dengan pemanasan kering

Pembakaran Alat yang digunakan adalah lampu spiritus/bunsen. Pembakaran dapat dilakukan dengan cara :- Memijarkan

Pembakaran dengan cara ini hanya cocok untuk alat-alat logam (ose, pinset, dll), yang dibiarkan sampai memijar. Dengan cara ini seluruh mikroorganisme, termasuk spora, dapat dibasmi.

- Menyalakan Dapat diartikan suatu pelintasan alat gelas (ujung pinset, bibir tabung,

mulut erlenmeyer, dll) melalui nyala api. Cara ini merupakan hal darurat dan tidak memberikan jaminan bahwa mikroorganisme yang melekat pada alat dengan pasti terbunuh.

Cara mensterilkan ose :Ose disterilkan dengan cara dibakar pada nyala api lampu spiritus atau

lampu gas. Pada waktu memanaskan ose, dimulai dari pangkal kawat dan setelah terlihat merah berpijar secara pelan-pelan pemansan dilanjutkan ke ujung ose. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terloncatnya kuman akibat pemanasan langsung dan terlalu cepat pada mata ose. Nyala api pada sterilisator mempunyai perbedaan dalam derajat panas.

ABCD (diarsir) : merupakan ruang oksidasiABCD : merupakan ruang reduksi AB : dasar apia : ruang oksidasi atas

Page 8: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

b : ruang oksidasi bawahc : ruang reduksi atasd : ruang reduksi bawahe : bagian yang paling tidak panas

Tempat yang paling panas adalah ruang oksidasi bawah yang letaknya kira-kira sepertiga bawah dari tingginya nyala api. Yang perlu diperhatikan :

jangan memegang mata ose dengan tangan sebelum ose disterilkan jangan meletakkan ose di atas meja, tetapi letakkan pada tempat yang

disediakan setelah disterilkan.

Dengan udara panas (hot air oven) Cara ini menggunakan udara yang dipanaskan dan kering, serta berlangsung

dalam sterilisator udara panas (oven). Pemanasan dengan udara panas dugunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dari gelas.

misalnya : petri, tabung gelas, botol pipet dll, juga untuk bahan-bahan minyak dan powder misalnya talk. Bahan dari karet, kain, kapas dan kasa tidak dapat ditserilkan dengan cara ini. Setelah dicuci alat-alat yang akan disterilkan dikeringkan dan dibungkus dengan kertas tahan panas, kemudian dimasukkan dalam oven dan dipanaskan pada temperatur antara 150 -170ºC, selama kurang lebih 90 –120 menit.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa di antara bahan yang disterilisasi harus terdapat jarak yang cukup, untuk menjamin agar pergerakan udara tidak terhambat.

2. Dengan pemanasan basah Dengan merebus

Digunakan untuk mensterilkan alat-alat seperti gunting, pinset, skalpel, jarum, spuit injeksi dan sebagainya dengan cara direbus dalam suasana mendidih selama 30-60 menit.

Dengan uap air panas Digunakan terutama untuk mensterilkan media-media yang akan

mengalami kerusakan bila dikerjakan dengan sterilisasi uap air panas dengan tekanan (autoklav) ataupun untuk alat - alat tertentu. Cara ini dijalankan dengan pemanasan 100ºC selama 1 jam. Perlu diingat bahwa dengan cara ini spora belum dimatikan, dan ada beberapa media yang tidak tahan pada panas tersebut (misalnya media Loewenstein, Urea Broth). Media tersebut disterilkan dengan cara sterilisasi bertingkat ataupun filtrasi. Alat yang digunakan adalah sterilisator, autoklav, dimana tekanan dalam autoklav dijaga tetap 1 atmosfer (klep pengatur tekanan dalam keadaan terbuka).

Page 9: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

Dengan uap air bertekanan (Autoklav)Dengan cara pengatur tekanan dalam autoklav, maka dapat dicapai panas

yang diinginkan. Cara ini dipakai untuk sterilisasi media yang tahan terhadap pemanasan tinggi. Sterilisasi biasanya dijalankan dengan menggunakan panas 120ºC selama 10 –70 menit tergantung kebutuhan.

Hal yang perlu diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi dengan menggunakan autoklav :

harus ditunggu selama bekerja hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoklav (perubahann temperatur

dan tekanan secara mendadak dapat menyebabkan cairan yang disterilkan meletus dan gelas-gelas dapat pecah).

Pada sterilisasi dengan pemanasan kering, bakteri akan mengalami proses oksidasi putih telur, sedang dengan sterilisasi panas basah, akan mengakibatkan terjadinya koagulasi putih telur bakteri. Dalam keadaan lembab jauh lebih cepat menerima panas daripada keadaan kering sehingga sterilisasi basah lebih cepat dibanding oksidasi).

PasteurisasiDigunakan untuk mensterilkan susu dan minuman beralkohol. Panas yang

digunakan 61,7ºC selama 30 menit.

B. Sterilisasi dengan FiltrasiSterilisasi dengan cara ini dilakukan dengan mengalirkan cairan atau gas pada

saringan berpori kecil sehingga dapat menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu.Kegunaan:

- untuk sterilisasi media yang tidak tahan terhadap pemanasan, misalnya Urea Broth ataupun untuk sterilisasi vaksin, serum, enzim, vitamin.

- Meminimalkan kuman udara masuk untuk ruangan kerja secara aseptis Virus seperti mikroorganisme tanpa dinding sel (mikroplasma) umumnya tidak dapat ditahan oleh filter.

C. Sterilisasi dengan Penyinaran (radiasi)Sterilisasi dengan cara ini diperlukan jika sterilisasi panas maupun dinding

tidak dapat dilakukan. Beberapa macam radiasi mengakibatkan letal terhadap sel-sel jasad renik dan mikroorganisme lain. Jenis radiasi termasuk bagian dari spkterum elektromagnetik, misalnya: sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar x dan juga sinar katoda elektro kecepatan tinggi.

Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang 15-390 nm. Lampu sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 260 –270 nm, dimana sinar dengan panjang gelombang sekitar 265 nm mempunyai daya bakterisid yang tinggi. Lampu ultraviolet digunakan untuk mensterilkan ruangan, misalnya di kamar bedah, ruang pengisian

Page 10: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

obat dalam ampul dan flakon di industri farmasi, juga bisa digunakan diperusahaan makanan untuk mencegah pencemaran permukaan.

Sinar x mempunyai daya penetrasi lebih besar dibanding dengan sinar ultraviolet.

Sinar gamma mempunyai daya penetrasi lebih besar dibandingkan dengan sinar x dan digunakan untuk mensterilkan material yang tebal, misalnya bungkusan alat - alat kedokteran atau paket makanan.

Sinar katoda biasa dipakai menghapus hama pada suhu kamar terhadap barang - barang yang telah dibungkus.

D. Cara Kimia (Khemis)Merupakan cara sterilisasi dengan bahan kimia. Beberapa istilah yang perlu

difahami:- Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel- Sel vegetatif dan jasad renik. Biasanya digunakan untuk obyek yang tidak hidup,

karena akan merusak jaringan. Prosesnya disebut desinfeksi.- Antiseptik adalah suatu bahan atau zat yang dapat mencegah, melawan maupun

membunuh pertumbuhan dan kegiatan jasat renik. Biasanya digunakan untuk tubuh. Prosesnya disebut antiseptis.

- Biosidal adalah suatu zat yang aksinya dipakai unhtuk membunuh mikroorganisme, misal : bakterisid, virosid, sporosid.

- Biostatik adalah zat yang aksinya untuk mencegah/menghambat pertumbuhan organisme, misal : bakteriostatik, fungistatik.

Ada beberapa zat yang bersifat anti mikroba.a) Fenol dan derivatnya

Zat kimia ini bekerja dengan cara mempresipitasikan protein secara aktif atau merusak selaput sel dengan penurunan tegangan permukaan. Fenol cepat bekerja sebagai desinfektan maupun antiseptik tergantung konsentrasinya. Daya antimikroba fenol akan berkurang pada suasana alkali, suhu rendah, dan adanya sabun.

b) AlkoholAlkohol beraksi dengan mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi

dan melarutkan lemak sehingga membran sel rusak dan enzim-enzim akan diinaktifkan oleh alkohol. Etil alkohol (etanol) 50 - 70% mempunyai sifat bakterisid untuk bentuk vegetatif. Metanol daya bakterisidnya kurang dibandingkan etanol, dan beracun terhadap mata.

c) Halogen beserta gugusannyaHalogen beserta gugusannya ini mematikan mikroorganisme dengan

cara mengoksidasi protein sehingga merusak membran dan menginaktifkan enzim-enzim. Misalnya :

Page 11: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

- Yodium dipakai untuk mendesinfeksi kulit sebelum dilakukan pembedahan

- Hipoklorit digunakan untuk sanitasi alat-alat rumah tangga. Yang umum dipakai adalah kalsium dipoklorit dan sodium hipoklorit.

d) Logam berat dan gugusannyaLogam berat dapat memprestasikan enzim-enzim atau protein esensial

lain dalam sel sehingga dapat berfungsi sebagai anti mikroba. Contoh :- Merkurokrom, merthiolat sebagai antiseptik.- Perak nitrat sebagai tetes mata guna mencegah penyakit mata pada

bayi (Neonatol gonococcal ophthalmitic).

e) DeterjenDengan gugus hipofilik dan hidrofilik, deterjen akan merusak

membran sitoplasma.

f) Aldehid Aldehid mendesinfeksi dengan cara mendenaturasi protein. Contoh :

formalin (formaldehid)

g) Gas sterilisatorDigunakan untuk bahan/alat yang tidak dapat disterilkan dengan panas

tinggi atau dengan zat kimia cair. Pada proses ini material disterilkan dengan gas pada suhu kamar. Gas yang dipakai adalah ethilen oksida.Kebaikannya : ethilen oksida mempunyai daya sterilisasi yang besar dan daya penetrasinya besarKejelekannya: ethilen oksida bersifat toksis dan mudah meledak

METODE

A. ALAT DAN BAHAN1. Petri dish2. Media Nutien agar padat datar3. Api spiritus4. Bahan pembersih (sabun mandi)5. Bahan desinfektan (alcohol 70% dan povidone iodine)6. Spidol 7. Kertas label

B. CARA KERJA1. Siapkan media Nutrient agar dalam petri dish.2. Bagilah dasar bagian luar dari petri dish yang akan ditanami menjadi 4 bagian: A, B C

dan D dan ditandai dengan spidol non permanent dan kertas label.3. Tempelkan jari telunjuk tangan yang belum dicuci pada media Nutrien agar di bagian

A, secara hati-hati jangan sampai merusak media.

Page 12: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

4. Cucilah jari telunjuk tangan menggunakan sabun mandi. Tunggu sampai kering. Kemudian tempelkan jari telunjuk tangan tersebut pada media Nutrien agar di bagian B, secara hati-hati jangan sampai merusak media.

5. Cucilah jari telunjuk tangan menggunakan alkohol 70%. Tunggu sampai kering. Kemudian tempelkan jari telunjuk tangan tersebut pada media Nutrien agar di bagian C, secara hati-hati jangan sampai merusak media.

6. Cucilah jari telunjuk tangan menggunakan Povidone iodine. Tunggu sampai kering. Kemudian tempelkan jari telunjuk tangan tersebut pada media Nutrien agar di bagian D, secara hati-hati jangan sampai merusak media.

7. Kemudian inkubasi media yang sudah ditanami pada 37°C, selama 24 jam.8. Setelah 24 jam amati adanya perbedaan pertumbuhan kolon

Page 13: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

HASIL PRAKTIKUM

Page 14: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

PEMBAHASAN :

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa koloni bakteri paling banyak berada di bagian A, dimana tangan praktikan yang ditempelkan belum mengalami perlakuan desinfektan sama sekali. Sementara dibagian B, jumlah koloni yang tampak, terlihat berkurang. Hal ini dikarenakan tangan praktikan sudah mendapat perlakuan desinfektan yaitu cuci tangan dengan sabun.

Pada bagian C, koloni yang terbentuk hanya sedikit. Tampak hanya ada 2 bulatan koloni bakteri. Yang terakhir, pada bagian D, tampak tidak ada sama sekali koloni yang terbentuk dikarenakan tangan praktikan sudah diberi Povidone iodine.

Hasil ini sesuai dengan teori, dimana menurut teori jumlah koloni bakteri yang terbentuk, dari bagian A, B, C, dan D seharusnya semakin berkurang. Karena keefektifan desinfektan povidone iodine lebih baik dibanding alkohol dan alkohol lebih baik dibanding sabun.

Page 15: craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/Praktikum... · Web viewPraktikum keberadaan bakteri flora normal di kulit dan mukosa manusia yang sehat: Siapkan media

TAMBAHAN !!!!!

1. Materi yang perlu dipelajari untuk ujian praktikum :- Petunjuk praktikum- PPT Mikrobiologi- Penjelasan tambahan yang disampaikan oleh dr. Dini

2. Pada petunjuk praktikum, sub materi CARA MENSTERILKAN OSE, DIABAIKAN SAJA. TIDAK USAH DIPELAJARI

3. Cara Menghitung Koloni Bakterio Perhatikan pada media agar. Koloni bakteri adalah bagian berbentuk bulat/abstrak

yang letaknya dipermukaan agar, tempat kita menggoreskan specimeno Jika ditemukan bagian yang bentuknya bulat/abstrak di luar tempat kita

menggoreskan specimen, warnanya putih/kuning pucat, dan terletak di dasar media agar bukan di permukaan, maka bagian tersebut bukan koloni bakteri. Jangan ikut dihitung

o Koloni bakteri per bagian/ per bulatan dihitung satu koloni. Jika terdapat bulatan yang cukup besar, selama bulatan itu tidak terpisah, tetap dihitung satu koloni.

4. Identifikasi jenis flora normalo Jika ada pertanyaan jenis flora normal yang terdapat pada bagian tubuh tertentu,

Cross check dari tabel pada petunjuk praktikum dan slide kuliah dr. Dini. Jawaban cukup dengan menyebutkan jenis flora normal yang mendominasi pada bagian tubuh tersebut. Tidak usah disebutkan semua

o Misal : flora normal yang terdapat pada mukosa mulut adalah Streptococcus salivarius

SELAMAT BELAJAR, SEMOGA BERMANFAAT