!Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

24
10/26/2015 1 Metodologi Penelitian Hakkun Elmunsyah [email protected] 081215954429 Malang, 26 Oktober 2015 Pengertian Penelitian eksperimental adalah penelitian di mana peneliti memanipulasi satu variabel bebas atau lebih, mengendalikan variabel di luar variabel bebas, dan melakukan observasi (pengukuran) terhadap satu atau lebih variabel terikat untuk menemukan variasi yang muncul seiring dengan manipulasi variabel bebas tersebut. Dalam penelitian non-eksperimental peneliti tidak dapat memanipulasi variabel karena sifat-sifat tertentu dari variabel-variabel yang digunakan tidak memungkinkan adanya manipulasi. Penelitian non-eksperimental sering disebut penelitian ex post facto.

Transcript of !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

Page 1: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

1

Metodologi Penelitian

Hakkun Elmunsyah

[email protected]

081215954429

Malang, 26 Oktober 2015

Pengertian

Penelitian eksperimental adalah penelitian di mana peneliti memanipulasi satu variabel bebas atau lebih, mengendalikan variabel di luar variabel bebas, dan melakukan observasi (pengukuran)terhadap satu atau lebih variabel terikat untuk menemukan variasi yang muncul seiring dengan manipulasi variabel bebas tersebut.

Dalam penelitian non-eksperimental peneliti tidak dapat memanipulasi variabel karena sifat-sifat tertentu dari variabel-variabel yang digunakan tidak memungkinkan adanya manipulasi.

Penelitian non-eksperimental sering disebut penelitian ex post facto.

Page 2: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

2

Rumusan masalah: manakah yang lebih baik, metode diskusi atau metode ceramah pada

prestasi belajar Pemrograman WEB?

Variabel terikat: prestasi belajar

Variabel bebas: metode pembelajaran

Variabel luaran: (1) kemauan belajar, (2) kemampuan awal, (3) gaya berpikir, (4) aktivitas belajar, (5) gizi siswa, (6) lama tidur, (7) fasilitas belajar di rumah, (8) jarak rumah ke sekolah, (9) keikutsertaan dalam bimbingan belajar, (10) waktu mengajar, (11) kemampuan guru mengajar, (12) IQ, (13) tingkat pendidikan orang tua,(14) lingkungan sekolah,(15) dst

Variabel luaran yang dapat dikontrol, misalnya:(1) waktu mengajar: semua dilakukan pagi hari (by design)(2) IQ siswa, dilakukan dengan pemadanan IQ (by design)(3) keikutsertaan dalam bimbingan belajar, dengan melarang semua siswa ikut bimbingan belajar (by design)(4) kemampuan awal, dikontrol secara statistik, menggunakan anakova (by statistics)

Variabel lainnya dianggap berefek sama.

Ciri Penelitian Eksperimental

1. pengendalian,

2. manipulasi, dan

3. pengamatan

Page 3: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

3

Prosedur Meningkatkan Kesamaan

1. penempatan secara acak (random),

2. pemsepadanan (matching), dan

3. pemilihan kelompok-kelompok yang homogen (cluster)

Manipulasi

Manipulasi suatu variabel menunjuk pada tindakan yang sengaja dilakukan oleh peneliti.

Dalam penelitian pendidikan dan perilaku lainnya, pemanipulasian variabel mempunyai bentuk khas di mana peneliti memberikan seperangkat kondisi yang berbeda-beda dan yang telah ditentukan sebelumnya kepada subjek.

Page 4: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

4

Manipulasi

Seperangkat kondisi yang berbeda-beda itu disebut variabel bebas yang merupakan variabel eksperimental atau variabel perlakuan.

Kondisi yang berbeda-beda itu dirancang untuk mewakili dua atau lebih nilai suatu variabel bebas, yang dapat berupa perbedaan tingkatan atau perbedaan jenis.

Peneliti dapat memanipulasi satu variabelbebas saja atau sejumlah variabel bebas sekaligus.

Pengamatan

Dalam penelitian eksperimental, kita tertarik pada pengaruh pemanipulasian variabel bebas terhadap variabel jawaban (response variable).

Pengamatan dilakukan terhadap ciri-ciri tingkah laku subjek yang diteliti.

Nilai pengamatan yang bersifat kuantitatif (atau yang dapat dikuantitatifkan) ini disebut variabel terikat.

Dalam penelitian eksperimental, variabel terikatsering berupa hasil dari sesuatu, misalnya hasil belajar.

Prinsip: semakin besar variasi variabel terikat semakin baik.

Page 5: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

5

Penggolongan

Disebut penelitian eksperimental sungguhan (true experimental research) apabila peneliti dapat mengendalikan semua variabel luaran dengan ketat

Disebut penelitian eksperimental semu (quasi experimental research) apabila peneliti tidak memungkinkan mengendalikan semua variabel luaran yang relevan.

Penggolongan

Ada juga pakar penelitian yang mengatakan bahwa penelitian bidang kependidikan termasuk kepada penelitian eksperimental semu, karena penelitian kependidikan sering menggunakan intact group, misalnya kelas, sebagai kelompok eksperimen dan kelompok pembanding.

Dalam hal penggunaan intact group, tidak dilakukan randomisasi sama sekali untuk menentukan subjek yang masuk kepada kelompok eksperimental dan kelompok pembanding.

Page 6: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

6

Langkah-langkah

1. Identifikasikan dan rumuskan masalah penelitian.

2. Lakukan telaah pustaka yang berkaitan dengan variabel penelitian.

3. Rumuskan hipotesis berdasarkan penelaahan kepustakaan.

Langkah-langkah

4. Definisikan secara operasional variabel-variabel penelitian.

5. Susunlah rencana eksperimen.

6. Laksanakan eksperimen.

7. Kumpulkan data dan aturlah dalam cara yang mempermudah analisis selanjutnya dan tempatkan dalam rancangan yang memungkinkan memperhitungkan efek yang diperkirakan ada.

Page 7: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

7

Langkah-langkah

8. Lakukan uji statistik yang relevan. Biasanya adalah uji komparasi, misalnya uji t, analisis variansi, atau analisis kovariansi.

9. Buatlah interpretasi mengenai uji yang telah dilakukan, berikan diskusi(pembahasan) seperlunya, dan tuliskan laporan hasil penelitiannya.

Rencana Eksperimen

Identifikasikan macam-macam variabel yang relevan

Identifikasikan variabel-variabel non-eksperimental yang mungkin mencemarkan eksperimen, dan tentukan bagaimana caranya mengendalikan variabel-variabel tersebut

Page 8: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

8

Rencana Eksperimen

Tentukan rancangan eksperimennya

Tentukan sampel yang representatif bagi populasi tertentu, tentukan siapa-siapa yang masuk kelompok pembanding dan siapa-siapa yang masuk kelompok eksperimen

Tetapkan perlakuan yang diperlukan

Rencana Eksperimen

Pilihlah atau susunlah alat untuk mengukur hasil eksperimen dan validasikan alat tersebut

Rencanakan prosedur pengumpulan data dan jika mungkin lakukan suatu pilot atau trial run test untuk menyempurnakan alat pengukur atau rancangan eksperimen

Page 9: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

9

Rancangan Faktorial(untuk dua atau lebih variabel bebas)

Terdapat dua jenis rancangan faktorial(factorial design).

Pada rancangan jenis pertama, semua variabel bebas merupakan variabel eksperimental. Peneliti tertarik pada beberapa variabel bebas dan ingin menilai pengaruh variabel-variabel bebas itu baik secara terpisah maupun secara bersama-sama.

Rancangan Faktorial

Pada rancangan kedua, salah satu dari dua (atau lebih) variabel bebas merupakan variabel eksperimental. Kecuali itu, peneliti dapat juga mempertimbangkan variabel-variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat, yang bukan variabel eksperimental. Pada umumnya variabel lain itu adalah variabel atributif, yaitu variabel yang pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi, misalnya jenis kelamin, kecerdasan, ras, status sosial ekonomi, dan sebagainya.

Memasukkan variabel atributif ke dalam disain faktorial bukan saja meningkatkan ketepatan eksperimen, melainkan juga akan meningkatkan kemampuan generalisasi hasil eksperimen tersebut.

Page 10: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

10

Pemilihan variabel atribut

Jika membandingkan dua metode, variabel atributif harus dipilih demikian rupa sehingga akan diperoleh informasi mengenai pada keadaan seperti apa metode yang pertama lebih efektif daripada metode kedua, dan pada keadaan seperti apa metode kedua lebih efektif daripada metode pertama

Pada konteks anava, yang diharapkan adalah adanya interaksi antara variabel metode pembelajaran dengan variabel atribut.

Rancangan Faktorial

Rancangan faktorial yang paling sederhana adalah rancangan 2 X 2, di mana masing-masing variabel bebas mempunyai dua tingkatan.

Analisis statistik yang digunakan pada rancangan faktorial pada umumnya adalah analisis variansi atau analisis kovariansi.

Semakin kompleks rancangannya, semakin kompleks pula perhitungan-perhitungan yang harus dilakukan.

Page 11: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

11

Contoh

Rancangan faktorial 2 X 3

Efek Utama

Peneliti dapat melihat efek utama (main effect) yaitu efek utama pada baris atau kolom dengan tidak memperhatikan sel-selnya.

Pada contoh di muka, peneliti dapat melihat efek utama pada baris, yaitu apakah metode pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar (dalam arti apakah terdapat beda rerata antara kelas yang diberi pelajaran dengan metode A dan rerata kelas yang diberi pelajaran dengan metode B, dan kemudian menentukan metode mana yang lebih baik).

Pada contoh di muka, peneliti juga dapat melihat efek utama pada kolom, yaitu apakah terdapat perbedaan rerata antara siswa yang mempunyai IQ tinggi, sedang, dan rendah, dan kemudian menentukan kelompok mana yang memperoleh prestasi lebih baik.

Page 12: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

12

Interaksi

Bila metode pembelajaran yang berbeda memberikan efek yang berbeda pada masing-masing tingkatan tingkat kecerdasan (dalam arti tidak konsisten), maka dikatakan terdapat interaksi.

Hal yang sama terjadi apabila pada masing-masing metode pembelajaran, perbedaan rerata pada masing-masing tingkatan IQ tidak konsisten.

Interaksi

Interaksi ada, misalnya, apabila terjadi halberikut. Untuk siswa yang kecerdasannya tinggi, metode A lebih efektif, namun untuk siswa yang kecerdasannya normal, metode B yang lebih efektif,sedangkan untuk siswa yang kecerdasannya rendah, kedua metode sama efektifnya.

Hipotesis penelitian yang mengatakan terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan IQ, tidak jelas dan tidak mempunyai arah, sebab ada berbagai kasus interaksi sehingga tidak jelas interaksi mana yang dihipotesiskan.

Harus dihindari hipotesis penelitian yang berbunyi: “terdapat interaksi antara variabel A dan variabel B ”

Page 13: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

13

Efek Sederhana

Efek sederhana (simple effect) adalah efek baris tertentu dengan memperhatikan tingkatan (variasi) pada kolom, atau efek kolom tertentu dengan memperhatikan tingkatan (variasi) pada baris.

Efek Sederhana

Pada contoh di atas, peneliti dapat melihat efek metode kalau ditinjau dari tingkat kecerdasan. Yang berarti peneliti melihat: apakah terdapat efek metode pada siswa-siswa yang

mempunyai IQ tinggi (dalam arti apakah rerata siswa yang mempunyai IQ tinggi berbeda jika dikenai metode yang berbeda; kalau ya, mana yang lebih baik);

apakah terdapat efek metode pada siswa-siswa yang mempunyai IQ sedang (dalam arti apakah rerata siswa yang mempunyai IQ sedang berbeda jika dikenai metode yang berbeda; kalau ya, mana yang lebih baik);

apakah terdapat efek metode pada siswa-siswa yang mempunyai IQ rendah (dalam arti apakah rerata siswa yang mempunyai IQ rendah berbeda jika dikenai metode yang berbeda; kalau ya, mana yang lebih baik);

Page 14: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

14

Pertanyaan yang mungkin pada

rancangan faktorial 2 x 2

Jika rancangan penelitiannya adalah faktorial 2 x 2, seperti pada diagram di atas, ada berapa pertanyaan penelitian yang dapat dikaji?

Pertanyaan yang mungkin pada

rancangan faktorial 2 x 2

1. Manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, metode A atau metode B?

Page 15: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

15

Pertanyaan yang mungkin pada

rancangan faktorial 2 x 2

2. Manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, ukuran kelas Kecil atau ukuran kelas Besar?

Pertanyaan yang mungkin pada

rancangan faktorial 2 x 2

3. Pada Kelas Kecil, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, metode A atau metode B?

Page 16: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

16

Pertanyaan yang mungkin pada

rancangan faktorial 2 x 2

4. Pada Kelas Besar, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, metode A atau metode B?

Pertanyaan yang mungkin pada

rancangan faktorial 2 x 2

5. Pada Metode A, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, ukuran Kelas Kecil atau ukuran Kelas Besar?

Page 17: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

17

Pertanyaan yang mungkin pada

rancangan faktorial 2 x 2

6. Pada Metode B, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, ukuran Kelas Kecil atau ukuran Kelas Besar?

Hipotesis mengenai tidak terdapat interaksi vs terdapat interaksi

Sebaiknya dihindari hipotesis penelitian, misalnya: tidak terdapat interaksi antara ukuran kelas dan metode

Sebaiknya dihindari hipotesis penelitian, misalnya: terdapat interaksi antara ukuran kelas dan metode

Sebab terdapat berbagai kasus tidak terdapat interaksi dan terdapat berbagai kasus terdapat

interaksi antara ukuran kelas dan metode

Page 18: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

18

Berikut cara menghubungkan hasil penelitian eksperimen terhadap hipotesis yang telah dibuat, berdasarkan Rancangan Faktorial 2 x 2

Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

dan masih banyak lain kasus

Page 19: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

19

Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Baik untuk kelas kecil maupun kelas besar, metode A sama efektifnya dengan metode B.

2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas kecil sama efektifnya dengan ukuran kelas besar.

Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Baik untuk kelas kecil mapun kelas besar, metode A sama efektifnya dengan metode B.

2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas kecil lebih baik daripada ukuran kelas besar.

Page 20: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

20

Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Baik untuk kelas kecil maupun kelas besar, metode A sama efektifnya dengan metode B.

2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas besar lebih efektif daripada ukuran kelas kecil.

Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Baik untuk ukuran kelas kecil maupun kelas kecil, metode B lebih efektif daripada metode A.

2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas kecil sama efektifnya dengan ukuran kelas besar.

Page 21: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

21

Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

dan masih banyak lain kasus

Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Untuk kelas kecil, metode B lebih baik daripada metode A; sedangkan untuk kelas besar, metode A sama efektifnya dengan metode B.

2. Untuk metode A, kelas kecil sama efektifnya dengan kelas besar; sedangkan untuk metode B, kelas kecil lebih efektif daripada kelas besar.

Page 22: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

22

Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Untuk kelas kecil, metode A lebih baik daripada metode B; sedangkan untuk kelas besar, metode A sama efektifnya dengan metode B.

2. Untuk metode A, kelas kecil lebih efektif daripada kelas besar; sedangkan untuk metode B, kelas kecil sama efektifnya dengan kelas besar.

Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Untuk kelas kecil, metode A lebih efektif daripada metode B; sedangkan untuk kelas besar, metode B lebih efektif daripada metode A.

2. Untuk metode A, kelas kecil lebih efektif daripada kelas besar; sedangkan untuk metode B, kelas besar lebih efektif daripada kelas kecil.

Page 23: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

23

Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Untuk kelas kecil, metode B lebih efektif daripada metode A; sedangkan untuk kelas besar, metode A lebih efektif daripada metode B.

2. Untuk metode A, kelas besar lebih efektif daripada kelas kecil; sedangkan untuk metode B, kelas kecil lebih efektif daripada kelas besar.

Tugas kelompok untuk didiskusikan hasilnya minggu depan

Buat kelompok terdiri maksimal 4 mhs

Buat judul, tujuan (dengan menggunakan Rancangan Faktorial) dan rumusan masalah penelitian eksperimen

Dengan mengasumsikan telah melakukan penelitian, buat HIPOTESIS penelitian dengan menggunakan Rancangan Faktorial (tanda titik 2 di sel factorial, menandakan data lebih besar dibanding 1 titik)

Page 24: !Fix Penelitian_eksperimen 26Okt 2015

10/26/2015

24

Malang, 26 Oktober 2015