Fix Neuro2
-
Upload
andi-prajanita-alisyahbana -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of Fix Neuro2
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 1/18
1
PATOMEKANISME NYERI NEUROPATI DAN
PENANGANANNYA
1. PENDAHULUAN
a. EPIDEMIOLOGI
Nyeri neuropati bisa didefinisikan sebagai nyeri abnormal baik yang terjadi
akibat lesi pada sistem saraf perifer maupun sentral. Prevalensi nyeri
neuropati adalah sekitar 1,5% dari seluruh populasi di Amerika Serikat.
Banyak penyakit-penyakit umum yang dapat menyebabkan nyeri neuropati,
seperti trigeminal neuralgia, diabetic neuropathy, spinal cord injury, kanker,
stroke dan degenerative neurological disease.1
b. DEFINISI
Nyeri adalah sensasi yang tak menyenangkan yang terlokalisasi pada bagian
tubuh tertentu. Nyeri tersebut biasanya digambarkan sebagai proses
penetrasi atau desktruksi jaringan (contohnya ditusuk, rasa terbakar,
terpelintir, dirobek, tertekan) dan juga bisa rekasi tubuh ataupun emosiona
(contohnya, rasa takut, mual, jijik).2
Nyeri dapat diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan sumbernya, yaitu:
1. Nyeri neuropati
Nyeri neuropati adalah nyeri yang dikarenakan oleh kerusakan atau
disfungsi daripada saraf, spinal cord atau otak.
2. Nyeri nosiseptif
Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang timbul akibat rangsangan pada
nosiseptor oleh adanya kerusakan jaringan.
3. Nyeri psikogenik
Nyeri psikogenik adalah nyeri yang sumbernya tidak terdeksi oleh
karena pengaruh faktor psikologi3
Nyeri neuropatik yang didefinisikan sebagai nyeri akibat lesi jaringan saraf
baik perifer maupun sentral bisa diakibatkan oleh beberapa penyebab seperti
amputasi, toksis (akibat khemoterapi) metabolik (diabetik neuropati) atau
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 2/18
2
juga infeksi misalnya herpes zoster pada neuralgia pasca herpes dan lain-
lain. Nyeri pada neuropatik bisa muncul spontan (tanpa stimulus) maupun
dengan stimulus atau juga kombinasi.4
c. ETIOLOGI
Nyeri neuropatik dapat terjadi akibat lesi di susunan saraf pusat (nyeri
sentral) atau kerusakan saraf perifer (nyeri perifer). Nyeri neuropatik berasal
dari saraf perifer di sepanjang perjalanannya atau dari SSP karena gangguan
fungsi, tanpa melibatkan eksitasi reseptor nyeri spesifik (nosiseptor).
Gangguan ini dapat disebabkan oleh kompresi, transeksi, infiltrasi, iskemik,
dan gangguan metabolik pada badan sel neuron.5
Nyeri sentral neuropatik adalah nyeri neuropati yang timbul dari lesi atau
penyakit yang menyerang sistem somatosensory sentral seperti spinal cord
dan otak. Nyeri sentral neuropatik juga dapat ditemukan pada pasien post-
strok, multiple sklerosis, spinal cord injury, dan penyakit Parkinson.
6
Nyeri neuropatik perifer terjadi akibat kerusakan saraf perifer. Kerusakan
yang berasal dari perifer menyebabkan tidak saja pelepasan muatan spontan
serat saraf perifer yang terkena tetapi juga lepasnya muatan spontan sel-sel
ganglion akar dorsal saraf yang rusak. Contoh-contoh sindrom yang
mungkin dijumpai adalah neuralgia pascaherpes, neuropati diabetes,
neuralgia trigeminus, kausalgi, phantom-limb pain, kompresi akibat tumor,
dan post operasi.6
Penyebab Tersering Nyeri Neuropatik 5
Nyeri Neuropatik Sentral Nyeri Neuropatik Perifer
Mielopati kompresif dengan
stenosis spinalis
Mielopati HIV
Multiple sclerosis
Poliradikuloneuropati demielinasi
inflamasi akut dan kronik
Polineuropati alkoholik
Polineuropati oleh karena kemoterapi
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 3/18
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 4/18
4
HIV, juga dapat menyebabkan low back pain, radicular pain, dan mielopati.
Nyeri neuropatik adalah hal yang paling sering dan penting dalam
morbiditas pasien kanker. Nyeri pada pasien kanker dapat timbul dari
kompresi tumor pada jaringan saraf atau kerusakan sistem saraf karena
radiasi atau kemoterapi.6
2. PATOMEKANISME
Mekanisme patofisiologi yang telah ada, sebagian besar didapat dari hasil
eksperimen terhadap hewan percobaan. Terdapat beberapa teori untuk hal
tersebut.7
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 5/18
5
Sensitisasi Perifer
Sensitisasi dan aktivitas ektopik pada primary afferent nociceptor.
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 6/18
6
Sensasi nyeri normalnya diawali oleh aktivitas pada saraf afferent
unmyelinated (C-) dan thinly myelinated (Aδ-). Nosiseptor ini biasanya tidak
akan tereksitasi tanpa adanya stimulasi dari luar. Akan tetapi, ketika terjadi
lesi pada saraf perifer, neurons ini bisa menjadi sensitive yang abnormal dan
mengembangkan aktivitas neurologi spontan yang patologis.7
Aktivitas ektopik spontan yang terjadi pada sel saraf yang rusak juga
menunjukkan adanya peningkatan ekspresi m-RNA untuk voltage-gated
sodium channels. Kelompok sodium channel ini pada situs ektopik ini
bertanggung jawab atas rendahnya ambang batas dari aksi potensial danhiperaktivitas. Rendahnya ambang batas dari potensial aksi ini dapat
menyebabkan sensitivitas terhadap rangsangan sehingga ketika ada
rangsangan yang normalnya belum menyebabkan nyeri, bisa langsung
menyebabkan nyeri yang berlebihan.7
Lesi pada sel saraf akan menyebabkan regenerasi sel saraf dan tumbuhnya
neuroma pada bagian proksimal sel saraf. Eksitasi abnormal dan discharge
abnormal bisa muncul pada neuroma ini. Hal ini dapat menyebabkan nyeriabnormal yang spontan pada pasien neuropati.
1,7
Inflamasi pada nyeri neuropati
Setelah terjadi lesi pada sel saraf, makrofag yang telah aktif akan masuk dari
endoneural blood vessel kedalam saraf dan DRG dan mengeluarkan sitokin.
Mediator inflamasi ini akan menginduksi aktivitas ektopik pada sel saraf yang
terluka dan juga sel saraf normal didekatnya. Pada pasien yang dengan
inflammatory neuropathies akan mengalami nyeri yang sangat dalam.7
Sentral sensitisasi
Sensititasi pada spinal cord
Sebagai konsekuensi terhadap hiperaktivitas nosiseptor perifer, perubahan
sekunder yang dramatis terjadi pada cornu dorsal dari medulla spinalis. Lesi
pada saraf perifer akan meningkatkan kemampuan eksitasi pada multiresepsi
pada neuron medulla spinalis (wide-dinamic-range neuron). Hipereksitasi ini
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 7/18
7
bermanifestasi oleh karena meningkatnya aktivitas sel saraf sebagai respon
terhadap stimulasi noxious, ekspansi lapangan neuronal receptive dan
penyebaran hipereksitasi spinal ke segmen yang lain.7
Pada keadaan normal, neuron pada cornu dorsal akan menerima inhibisi kuat
yaitu GABA (gamma-aminobutyric acid). Pada hewan percobaan, partial
nerve injury akan menginisasi apoptosis dari GABA pada bagian superficial
neuron pada cornu dorsal. Hal ini menambah rangsangan nyeri yang akan
diterima oleh pasien neuropati.7
Perubahan pada otak
Berdasarkan percobaan pada hewan, neuron yang tersensitisasi juga
ditemukan pada thalamus dan korteks somatosensory. Berdasarkan
pemeriksaan dengan magneto-encephalography (MEG), positron emission
tomography (PET) dan fMRI menunjukkan adanya perubahan mendasar pada
somatosensory cortical dan kemampuan eksitasi pada pasien dengan phantom
limb pain, CRPS dan central pain syndrome.7
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 8/18
8
8
Pada gambar A. jalur aferen primer dan koneksinya di tanduk dorsal sumsum
tulang belakang. Terlihat bahwa serabut C nosiseptif (merah) berakhir pada
neuron proyeksi spinotalamikus di lamina atas (neuron kuning). Non-
nociceptive serabut A ber-myelin ke lamina lebih dalam. Neuron proyeksi
berikutnya adalah tipe WDR yang menerima masukan langsung dari terminal
sinaptik nociceptive dan juga masukan dari multisynaptic serabut A ber-
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 9/18
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 10/18
10
Activated-mikroglia lebih meningkatkan rangsangan pada neuron WDR
dengan melepaskan sitokin dan faktor pertumbuhan (misalnya, tumor necrosis
fator α, tulang-derived factor saraf) dan meningkatkan konsentrasi glutamat.
Diadaptasi dari Baron, 1 dengan izin dari Grup Nature Publishing. WDR
jangkauan dinamis yang lebar =. TRPV1 = reseptor transien potensial V1.
CCL2 = kemokin (C-C motif) ligan 2. NE = norepinefrin. KA = kainite.8
Berikut ini adalah hipotesis kerja hiperalgesia neuropatik dan allodynia.
Model ini menggambarkan mekanisme kemungkinan nyeri neuropatik setelah
cedera saraf siatik parsial pada tikus dimana LPA terlibat dalam penyebabnyeri neuropatik.
9
Sejumlah studi farmakologi menunjukkan bahwa asam lysophosphatidic
(LPA) dapat menyebabkan nyeri neuropatik dan demielinasi menyusul cedera
saraf siatik parsial. LPA adalah salah satu dari metabolit lipid beberapa dirilis
setelah cedera jaringan, serta dari berbagai sel-sel kanker. Reseptor LPA
mengaktifkan jalur sinyal ganda dan beberapa G-protein. Stimulasi langsungujung nociceptor perifer oleh LPA, melalui LPA 1 reseptor, juga menunjukkan
peran dalam proses nociceptive. Dari catatan khusus, reseptor-dimediasi LPA
sinyal melalui Gα 12/13 akan mengaktifkan GTPase RhoA kecil. Dalam
keadaan aktif, Rho translokasi ke membran plasma dan dengan demikian relay
sinyal ekstraselular ke efektor hilir beberapa, termasuk Rho-kinase atau
ROCK, yang dapat dihambat oleh senyawa turunan piridin, Y-27632.
Penghambatan jalur Rho juga dapat dilakukan dengan selektif ADP-
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 11/18
11
ribosylation dari RhoA, menggunakan botulinum exoenzyme C3 Clostridium
(BoTN/C3). Keterlibatan Rho-ROCK sistem mekanisme nyeri neuropatik
awalnya ditunjukkan olehnya suntikan BoTN/C3 sebelum cedera saraf perifer
pada tikus, yang diblokir pengembangan hiperalgesia. LPA dan reseptor LPA
ekspresi reseptor gen mengaktifkan Rho dalam saraf perifer, yang
menunjukkan bahwa patofisiologi reseptor LPA mungkin mengaktifkan Rho
di nyeri neuropatik cedera saraf perifer. Sebuah studi yang menarik
digambarkan bahwa LPA menghambat filopodia dari kerucut pertumbuhan.
LPA dapat terlibat dalam C-serat retraksi, yang merupakan pendukung
hipotesis perubahan fungsional disebabkan oleh nyeri neuropatik. Bersama-
sama, temuan ini menyajikan LPA sebagai molekul sinyal yang menarik
dalam pengembangan nyeri neuropatik.9
Perbedaan antara nyeri neuropatik dan nyeri nosiseptif.10
nyeri neuropatik nyeri nosiseptif
Maladaptif Adaptif (coping)
Spontan, biasanya sulit untuk
mengidentifiasi penyebabnya
Penyebabnya biasanya jaringan yang
rusak (mudah teridentifikasi)
Seringkali kronis Self-limiting
Perubahan structural dan fungsional
pada jalur nyeriJalur yang utuh
GEJALA KLINIK
Pasien yang menderita nyeri neuropati memiliki kelainan sindrom sensori
yang menunjukkan beragam kombinasi. Untuk bedside sensory examination
termasuk didalamnya pemeriksaan touch, pinprick, pressure, dingin, panas,
vibrasi, dan temporal summations. Gejala klinik dari neuropati sangat beragam
dan dapat diihat seperti table dibawah.7
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 12/18
12
7
Penyakit-penyakit tertentu memiliki gejala yang khas atau tersendiri untuk
jenis nyeri neuropatinya, diabetic neurpathy, neuropathy post stroke, dll.8
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 13/18
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 14/18
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 15/18
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 16/18
16
Pada orang dewasa yang menderita PHN, terapi gabapentin dimulai dengan
dosis tunggal 300 mg pada hari pertama, 600 mg pada hari kedua (dibagi
dalam dua dosis), dan 900 mg pada hari yang ketiga(dibagi dalam 3 dosis).
Dosis ini dapat dititrasi sesuai kebutuhan untuk mengurangi nyeri sampai
dosis maksimum 1800 hingga 3600 mg(dibagi dalam 3 dosis). Pada penderita
gangguan fungsi ginjal dan usia lanjut dosisnya dikurangi.11
Pregabalin
Pregabalin diindikasikan pada penanganan nyeri neuropatik untuk DPN dan
juga PHN. Mekanisme kerja dari pregabalin sejauh ini belum dimengerti,
namun diyakini sama dengan gabapentin. Pregabalin mengikat reseptor α2δ
subunits dari voltage activated calsium channels, memblok ca2+
masuk pada
ujung saraf dan mengurangi pelepasan neurotransmitter. Pada penderita DPN
yang nyeri, dosis maksimum yang direkomendasikan dari pregabalin adalah
100 mg tiga kali sehari (300mg/hari). Pada pasien dengan creatinin
clearance ≥ 60 ml/min, dosis seharusnya mulai pada 50 mg tiga kali sehari
(150mg/hari) dan dapat ditingkatkan hingga 300mg/hari dalam 1 mingguberdasarkan keampuhan dan daya toleransi dari penderita. Dosis pregabalin
sebaiknya diatur pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Pada penderita
PHN, dosis yang direkomendasikan dari pregabalin adalah 75 hingga 150 mg
2 kali sehari atau 50 hingga 100 mg 3 kali sehari (150-300 mg/hari). Pada
pasien dengan creatinin clearance ≥ 60 ml/min, dosis mulai pada 75 mg 2 kali
sehari, atau 50 mg 3 kali sehari (150 mg/hari) dan dapat ditingkatkan hingga
300 mg/hari dalam 1 minggu berdasarkan keampuhan dan daya toleransi
penderita, jika nyerinya tidak berkurang pada dosis 300 mg/hari, pregabalin
dapat ditingkatkan hingga 600 mg/hari.11
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 17/18
7/30/2019 Fix Neuro2
http://slidepdf.com/reader/full/fix-neuro2 18/18